bab ii. tinjauan pustaka a. ternak...

15
3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansia Ruminansia berasal dari kata latin “Ruminate” yang berarti menunyah berulang-ulang. Proses ini disebut proses ruminansia yaitu suatu proses pencernaan pakan yang dimulai dari pakan dimasukkan kedalam rongga mulut dan masuk kedalam rumen setelah menjadi bolus bolus dimuntahkan kembali (regurgitasi), dikunyah kembali (remastikasi), penelan kembali (redeglutasi) dan dilanjutkan proses fermentasi di rumen dan ke saluran berikutnya (Prawirokusumo, 1994).Ruminansia adalah hewan pemakan hijauan atau herbivora yang memiliki lambung dengan beberapa ruangan yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Ruminansia juga memamah pakan yang telah dicerna atau disebut memamah biak (Hakim, 2009). Jenis ternak ruminasia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba memiliki sistem pencernaan yang khas dan sempurna. Alat pencernaan pada lambung yang terbagi atas empat bagian, terdiri dari rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Lambung tenak ruminansia mampu mencerna bahan pakan yang kandungan serat kasarnya tinggi. Kelompok ternak yang memiliki alat pencernaan seperti ini pakan pokoknya adalah hijauan sedangkan kebutuhan pakan penguat sebagai bahan tambahan saja (Kanisius, 1990). Rumen mengandung populasi mikrobia terdiri atas bakteri, protozoa dan jamur yang mampu memfermentasikan makanan yang ditelan. Keuntugan fermentasi rumen ialah kemampuan mikrobia rumen mensintesis asam amino dan pencernaan protein mikrobia. Lebih kurang 60 70 %, pakan ruminasia terdiri atas serat kasar, karbohidrat, lignin, selulosa dan hemi selulosa (Tillma et al., 1991). Kegiatan mikroorganisme di dalam rumen menyebabkan ternak ruminansia mampu mencerna sejumlah besar hijuan dan pakan lainnya. Bahkan, hijauan merupakan ransum pokok ternak ruminansia. Kandungan protein ransum ternak ruminansia tidak perlu selengkap dan setinggi protein ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-

Upload: ngodien

Post on 05-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ternak Ruminansia

Ruminansia berasal dari kata latin “Ruminate” yang berarti menunyah

berulang-ulang. Proses ini disebut proses ruminansia yaitu suatu proses

pencernaan pakan yang dimulai dari pakan dimasukkan kedalam rongga

mulut dan masuk kedalam rumen setelah menjadi bolus – bolus dimuntahkan

kembali (regurgitasi), dikunyah kembali (remastikasi), penelan kembali

(redeglutasi) dan dilanjutkan proses fermentasi di rumen dan ke saluran

berikutnya (Prawirokusumo, 1994).Ruminansia adalah hewan pemakan

hijauan atau herbivora yang memiliki lambung dengan beberapa ruangan

yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Ruminansia juga memamah

pakan yang telah dicerna atau disebut memamah biak (Hakim, 2009).

Jenis ternak ruminasia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba

memiliki sistem pencernaan yang khas dan sempurna. Alat pencernaan pada

lambung yang terbagi atas empat bagian, terdiri dari rumen, retikulum,

omasum dan abomasum. Lambung tenak ruminansia mampu mencerna bahan

pakan yang kandungan serat kasarnya tinggi. Kelompok ternak yang memiliki

alat pencernaan seperti ini pakan pokoknya adalah hijauan sedangkan

kebutuhan pakan penguat sebagai bahan tambahan saja (Kanisius, 1990).

Rumen mengandung populasi mikrobia terdiri atas bakteri, protozoa

dan jamur yang mampu memfermentasikan makanan yang ditelan. Keuntugan

fermentasi rumen ialah kemampuan mikrobia rumen mensintesis asam amino

dan pencernaan protein mikrobia. Lebih kurang 60 – 70 %, pakan ruminasia

terdiri atas serat kasar, karbohidrat, lignin, selulosa dan hemi selulosa (Tillma

et al., 1991).

Kegiatan mikroorganisme di dalam rumen menyebabkan ternak

ruminansia mampu mencerna sejumlah besar hijuan dan pakan lainnya.

Bahkan, hijauan merupakan ransum pokok ternak ruminansia. Kandungan

protein ransum ternak ruminansia tidak perlu selengkap dan setinggi protein

ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-

Page 2: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

4

senyawa non-protein nitrogen didalam rumen yang dapat diubah menjadi

protein mikrobia (Siregar, 1994).

B. Pakan Ternak Ruminansia

Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan

digunakan oleh hewan. Bahan pakan ternak terdiri dari tanaman, hasil

tanaman dan terkadang dari ternakserta hewan yang hidup di laut (Tillman et

al., 1991). Menurut Abubakar (2007) pakan mempunyai peranan yang sangat

penting didalam kehidupan ternak. Pakan adalah bahan yang dimakan dan

dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrisi

yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, pengemukan, reproduksi

serta lataksi. Bahan pakan harus mengandung zat–zatmakanan seperti protein,

lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin – vitamin serta air yangdibutuhkan

ternak.

Blakely dan Bade (1994) mengatakan bahwa bahan pakan dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu konsentrat dan bahan berserat. Konsentrat

berupa bijian dan butiran serta bahan berserat yaitu jerami dan rumput yang

merupakan komponen penyusun ransum. Pakanmerupakan faktor terbesar

yang mempengaruhi produktifitas ternak. Kondis pakan baik kualitas maupun

kuantitasnya yang tidak mencukupi kebutuhan akan menyebabkan

produktivitas ternak menjadi rendah yag ditujukan oleh laju pertumbuhan

yang lambat serta bobot badan yag rendah (Martawidjaya et al., 1999).

Pakan ternak merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam

suatu usaha peternakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang pakan dan

pemberiaanya perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum yang diberikan

kepada ternak harus diformulasikan dengan baik dan semua bahan pakan

yang dipergunakan dalam menyusun ransum harus mendukung produksi yang

optimal dan efisien sehingga usaha yang dilakukan dapat menjadi lebih

ekonomis. Hal – hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak adalah

kebutuhan nutisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan

bagaimana beberapa bahan dapat dikombinasikan untuk mencukupi

kebutuhan ternak (Tiana, 2002).

Page 3: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

5

Ternak ruminansia mempunyai keterbatasan dalam mengkonsumsi

pakan hijaan yang tumbuh di daerah tropis karena kandungan gizinya relatif

rendah, sehinggga sapi yang digemukkan dengan hanya memberikan pakan

hijauna saja tidak mungkin mencapai pertambahan bobot badan maksimal

(Siregar, 2003).Limbah tanaman pangan memiliki potensi yang cukup besar

untuk dapat digunakan sebagai makanan ternak. Karakteristik limbah

tanaman pangan secara umum dengan kualitas nutrisi yang rendah sehingga

memiliki keterbatasan dalam penggunannya sebagai pakan ternak (Shanahan

et al., 2004).

Kebutuhan nutrien pakan sapi potong untuk tujuan pembibitan,

penggemukan dapat dilihat tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Sapi Potong

Nama

Tujuan produksi

Pembibitan Penggemukan

Kadar air 12 12

Bahan kering 88 88

protein kasar 10,4 12,7

Lemak kasar 2,6 3

Serat kasar 19,61 18,4

Kadar abu 6,8 8,7

Sumber: Wahyono dan Hardiyanto (2004)

Pada dasarnya sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk

hijauan dan konsentrat yang terpenting adalah pakan memenuhi kebuthan

protein, karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral. (Sarwono, 2002).

Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan yang dapat berupa

rumput alam atau lapangan, rumput unggul, leguminosa, limbah pertanian

serta tanaman hijau lainnya.

Page 4: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

6

B.1 Sumber Energi

Pakan sumber energi adalah bahan pakan yang memiliki

kandungan protein kasar < 20% dan serat kasar < 18%. Petter

(2002) menyatakan bahwa dedak mempunyai produk yang

beraneka, karena dapat berbentuk bekatul, dedak halus, kurang

halus, sedang, kasar dan kasar sekali. Dari hasil pemeriksaan

labolatorium terhadap dedak halus yang berasal dari bahan kering

udara diketahui bahwa komposisinya 11,7% air, 8,9% protein,

13,1% abu mineral, 5,65 lemak, 16,1% serat kasar dan 44,6%

bahan tepung.

Karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi utama.

Zat karbohidrat ini bisa berupa gula, pati atau serat kasar. Makanan

berbutir dan ubi – ubian banyak mengandung gula dan pati.

Hijauan merupakan sumber karbohidrat, apalagi makanan penguat

seperti jagung dan sorghum (Sugeng, 2000).

Bahan pakan sumber energi mengandung karbohidrat relatif

lebih tinggi dibandingkan zat – zat makanan lainnya. Kandungan

protein sekitar 10% (Suprijatna, 2005). Bahan pakan sumber energi

bukan dihasilkan dari proses metabolis zat makanan organik yang

terdiri karbohidrat, lemak dan protein (Wahyu, 1997).

Bahan pakan yang termasuk sumber energi diantarannya

limbah roti, dedak kasar, dedak halus dan onggok. Dedak

merupakan hasil penyosohan pertama, proses penyosohan

merupakanproses penghilangan dedak dan bekatul dari bagian

endoseperma beras. Dedak lebih cocok dijadikan bahan pakan

ternak (Widowati, 2001).

Onggok merupakan limbah dari pabrik tapioka (singkong)

yang kering padat dan keras, biasanya berukuran satu jepal atau

pecahan lebih kecil tergantung hasil pemeresan saat menyadap

tapioka dari singkong. Onggok mengandung serat kasar dan

karohidrat. Pengolahan ubi kayu menjadi tapioka menghasilkan

Page 5: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

7

limbah cair dan limbah padat dalam bentuk onggok (Sumanti et al.,

2003).

B.2 Sumber Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis

oleh jaringan ubuh dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin

ini digunakan sebagai koenzim atau regulatormetabolisme. Vitamin

digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak

dan vtamin larut dalam air. VitaminA, D, E, K adalah vitamin yang

larut dalam air adalah tiamin, ibofialin, asam nukletat, folasin,

biotin dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C tidak dapat

disintesis oleh tubuh jadi sagat diperlukan dalam ransum (Novikah,

2010).

Menurut pendapat Murtidjo (1991) Bahan pakan yang

termasuk dalam sumber protein adalah semua makanan yang

mengandung cukup banyak vitamin. Bahan pakan yang

mengandung sumber vitamin adalah jagung kuning, jagun kuning

memiliki kualitas yang cukup baik dibandingkan jagung putih

karena jagung kuning mengndung karoen, provitamin A yang

tinggi. Rasyaf (1994) menambahkan bahwa vitamin

dibutuhkantubuh dalam jumlahyagkecil tetapi merupakan regulator

metabolisme.

B.3 Sumber Mineral

Bahan pakan sumber mineral umumnya terdapat pada pakan

berbutir dan hasil ikutanya serta hijauan. Pakan berbutir kaya akan

unsur P, sedangkan hijaun kaya Ca, tetapi unsur P nya kurang,

kecuali hijauan jenis leguminosa. Tepung tulang kaya akan Ca dan

P, sedangkan kapur merupakan sumber Ca yang paling bagus selain

itu hargannya murah dan mudah didapatkan ( Parrakasi, 1999).

Salah satu batu kapur yang disebut batu bintang (watu

lintang) adalah salah satu sumber mineral Ca yang baik yang sering

Page 6: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

8

digunakan di dalam ransum ternak. Batu kapur yang baik hampir

murni tersusun dari kalsium karbonat (CaLO3) yang mengandung

36% vsampai 38% Ca (Kamal, 1998).

Bentonit terdiri atas mineral tanah liat yang disebut

montmorillonite (alumunium silikat yang dihidrasi). Bentonit

biasanya digunakan sebagai pengikat yang meningkatkan daya

tahan paan berbentuk pelet. Pemberian bentonit dicampur pada

pellet 20-25 kg per 1000 kg. Bentonit memiliki kadar Ca 0,19%.

(Ali, 2012).

B.4 Sumber Protein

Bahan pakan yang termasuk dalam bahan pakan sumber

protein diantarannya bungkil klenteng, bungkil kopra dan bungkil

sawit. Bungkil klenteng atau bungkil biji kapuk merupakan salah

satu hasil ikut yang penting karena dua pertiga bagian berat buah

kapuk terletak pada biji kapuk, dari biji kapuk akan dihasilkan

minyak sebanyak 22 – 25% yang berwarna kekuning – kuningan.

Sisa dari pengambilan minyak berupa bungkil biji kapuk yang

dapat digunakan sebagai bahan pakan.

Tepung bulu adalah tepung bulu ayam yang telah mengalami

proses hidrolis dengan jalan pengukusan pada suhu dan tekanan

yang tinggi. Tepung bulu mengandung protein yang cukup tinggi

yaitu sebesar 75 – 80% dengan nilai lecernaan protein diatas 75%

bila proses pembuatannya baik (Kamal, 1998).

Bungkil kedelai merupakan bahan makanan yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan makanan ternak, meskipun bungkil

kedelai tersebut sudah diambil minyaknya tetapi masih menyimpan

protein nabati sebesar kurang lebih 40%.Bungkil Kedelai cukup

tinggi terutama untuk protein kasarnya, sehingga kurang baik jika

diberikan terlalu banyak (Rasyaf, 1991). Kedelai mentah

mengandung beberapa penghambat tripsin, penghambat tripsin ini

(anti tripsin) tidak tahan panas sehingga bungkil kedelai yang

Page 7: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

9

mengalami proses pemanasan terlebih dahulu tidak menjadi

masalah dalam penyusunan ransum. Kualitas bungkil kedelai

ditentukan oleh pengolahan. Pemanasan yang terlalu lama dapat

merusak kadar lisin (Wahyu, 1997).

Bungkil kelapa merupakan sumber lemak baik untuk unggas

serta mengandung protein. Bungkil kelapa selain mudah di dapat

harganya juga murah. Pemberian bungkil kelapa untuk kompossi

ransum maksimal sebesar 10 – 15%. Bungkil kelapa selain sebagai

sumber asam lemak juga sebagai sumber Ca dan P meskipun

kandungannya sedikit (Hardjosworo, 2000).

B.5 Additive

Bahan pakan yang termasuk dalam golongan additive

misalnya adalah tetes tebu. Mollases merupakan hasil sampingan

pengolahan tebu menjadi gula. Bentuk fisiknya berupa cairan agak

kental dan berwarna hitam. Kandungan karbohidrat, protein dan

mineral yng cukup tiggi,sehingga bisa dijadikan pakan ternak

walaupun sifatnya sebagai pakan pendukung. Kelebihan molases

terletak pada aroma dan rasanya, sehingga bila dicampur pada

pakan ternak bisa memperbaiki aroma dan rasa ransum

(Widayatidan Widalestari, 1996).

Additive adalah susunan bahan atau kombinasi bahan tertentu

yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak yang sengaja

ditambahkan ke dalam ransum pakan ternak untuk menaikkan nilai

gizi pakan guna memenuhi kebutuhan khusus pada ternak.

Penambahan bahan biasanya hanya dalam jumlah yang sedikit.

Maksu dari pertambahan adalah untuk meransang pertumbuhan

atau merangsang produksi. (Murtidjo, 1993).

Menurut Lesson (2001) feed aditive dapat berupa flavoring

agent, antibiotik, enzim, antioksidan, hormon, probiotik dan anti

oksidan. Fungsi feed aditive adalah untuk menambah vitamin –

vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan

Page 8: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

10

mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan

pengaruh stress, merangsang pertumbuhan badan (pertumbuhan

daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan

produksi daging maupun telur. Selain itu feed aditive juga memiliki

tujuan untuk meningkatkan kualitas simpan produk dan penerimaan

konsumen.

C. Konsentrat

Konsentrat merupakan campuran bahan pakan ternak yang mutu dan

gizinya baik serta mudah dicerna oleh ternak dengan kandungan protein yang

tinggi dan kandungan serat kasar yang rendah. Konsentrat ditambah dalam

pakan ternak untuk meningkatkan gizi (Astuti dan Hardjosubroto, 1993).

Konsentrat adalah bahan pakan yang mengandung nutrisi yang sangat

tinggi, dengan kandungan serat rendah. Konsentrat adalah bahan makanan

yang konsentrasi gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif lebih

rendah dan mudah dicerna. Konsentrat atau makanan penguat adalah bahan

pakan yang tinggi kadar zat – zat makanan seperti protein atau karbonhidrat

dan rendah kadar serat kasar (Priyono, 2008).

Konsentrat berfungsi untuk memberi tambahan energi dan protein yang

diperlukan untuk pertumbuhan produksi, yang tidak dapat dipenuhi oleh

hijauan (Blakleydan Bade, 1994). Pakan konsentrat adalah bahan – bahan

makanan yang dicampur sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bahan

makanan yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan gizi dari bahan

lainnya (hijauan). Pakan konsentrat mempunyai kandungan serat kasar rendah

dan mudah dicerna. Pemberian pakan konsentrat per ekor per hari kurang

lebih 1% dari bobot badan. Contoh bahan pakan konsentrat adalah dedak,

bekatul, bungkil kelapa, tetes, jagug dan berbagai ubi (Hillman, 2010).

Darmono (1999) menyatakan konsentrat adalah bahan pakan yang

mengandung serat kasar kurang dari 18% berasal dari biji – bijian, hasil

produk ikutan pertanian atau umbi –umbian. Kualitas konsentrat yang akan

diberikan kepada ternak yang bersangkutan sangat tergantung pada kualitas

hijauan yang diberikan.Pakan konsentrat merupakan bahan pakan yang terdiri

Page 9: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

11

dari biji – bijian, umbi – umbian dan limbah industri pertanian yang

mempunyai kandungan nutrien yang relatif tinggi dan kandungan serat kasar

yang lebih rendah dibandingkan hijauan, sehingga lebih mudah dicerna oleh

ternak (Sudono, 1983).

Fungsi utama konsentrat adalah memberi tambahan energi dan protein

yang diperlukan untuk pertumbuhan produksi, yangtidak dapat dipenuhi oleh

hijauan (Blakley dan Bade, 1994). Formulasi pakan harus disesuaikan dengan

kebutuhan nutrien ternak, jika tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrien

ternak akan mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas, jika formulasi

pakan tidak diperhitungkan baik akan menambah biaya (cost) produksi pakan,

sehingga perlu memperhatikan kebutuhan nutrien yang dibutuhkan ternak

tersebut untuk pertumbuhan dan produktifitas ternak itu sendiri (Dwiyanto,

2005).

D. Industri Pengolahan Pakan Konsentrat

Pakan ternak diproduksi oleh pabrik pakan ternak yang merupakan

suatu unit usaha pengolahan bahan baku menjadi pakan, misalnya pabrik

pakan untuk ternak unggas, sedangkan kumpulan beberapa pabrik pakan yang

dikelola oleh satu manajemen yang sama merupakan industri pakan ternak

(Retnani, 2011).

Wiliamson dan Payne (1993) menyatakan bahwa salah satu tujuan yang

penting dari industri peternakan adalah pengubahan pakan ternak dengan

memanfaatkan bahan pangan yang sudah tidak dapat dimakan atau melebihi

kebutuhan. Bahan pakan yang digunakan tidak bersaing dengan kebutuhan

konsumsi manusia.

Produksi pakan konsentratdi Indonesia meningkat menjadi 8,8 juta ton

pada tahun 2009 dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8, 2 juta ton

(Indonesian Commercial Newsletter, 2009 dalamdestiana, 2010). 89% dari

jumlah tersebut didominasi oleh pakan ayam, terutama ayam pedaging dan

petelur. Urutan keduaadalah pakan ikan dan udang sekitar 6%, sedangkan

pakan ternak ruminansia kurang dari 1%. Menurut Kartasudjana, salah satu

faktor produksi yang dapat dilakukan dalam ukuran waktu yang relatif lebih

Page 10: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

12

cepat adalah pemberian ransum yang tepat. Hal penting yang harus kita

ketahui antara lain kebutuhan gizi ternak, kandungan nutrisi dan anti nutrisi,

sifat dan peran bahan pakan, sampling bahan untuk analisi dan analisi yang

digunakan, toleransi pemakaian, kontinuitas, harga bahan baku, dasar dan

teknik perhitungan formula, cara penimbangan, teknik pembuatan ransum dan

konsentrat, alat – alat yang digunakan dalam pencampuran, operasional alat,

prossesing, kontrol kualitas pergudangan, dan pendistribusian.

Bahan baku pakan ternak yang akan diterima oleh pabrik pakan di pintu

masuk pabrik harus melalui beberapa tahap pemeriksaan sebelum sampai

kedalam gudang pabrik untuk disimpan dalam gudang atausilo, maupun

diproses langsung sebagai pakan ternak. Bagian receiving (penerimaan)

bersama quality control mempertanggung jawabkan dan mengatur barang-

barang yang masuk serta memeriksa barang – barang yang diterima,

dibandingkan dengan surat – surat pengantar dari penjual yang disesuaikan

dengan purcesing order (Retnani, 2011).

E. Evaluasi Bahan Pakan

Kontrol kualitas dalam produksi pakan sangat penting dalam

keberhasilan dan keuntungan suatu usaha peternakan. Tidak ada faktot lain,

baik lagsung maupun tidak langsung dalam kaitannya dengan performa

ternak, bahwa pengujian kualitas pakan memerlukan perhatian dan

pelaksanaan yang serius. Setiap bahan bakupakan mempunyai kandungan

nutrien dan deskrepsi tertentu. Sifat – sifat tersebut akan berubah karena

adanya pengaruh tertentu, misalnya perlakuan dan penambahan bahan lain,

bahkan karena penyimpanan. Secara umum, bahan baku pakan dinyatakan

baik secara fisik apabila memenuhi beberapa kriteria, antara lain (kadar air

<12% sampai14%), bebas kutu atau insekta lain, tidak pecah atau rusak, bau

atau rasa sesuai, penampilan luartetap tidak berubah, dan tidak terdapat atau

sedikit dijumpai bahan pemalsu. Beberapa bahan pemalsu yang paling sering

dijumpai adalah dedak padi halus, ekskreta ayam dan urea (bahan pemalsu

yang mengandung nutrien) dan serbuk gergaji, tepung arang, pasir halus, dan

Page 11: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

13

batu batagiling (bahan pemalsu yang tidak mengandung nutrien) (Agus,

2007).

Qualitiy control merupakan ujung tombak dari keberhasilan selama

proses produksi berlangsung, mulai dari pengadaan bahan baku sampai pakan

yang dihasilkan. Program pengawasan terhadap empat aspek yaitu

pengawasan kualitas bahan baku (ingredient quality), kualitas produk akhir

(finished feedquality), kandungan zat anti nutrisi atau racun, kontrol terhadap

proses produksi (process control)(Khalil dan Suryahadi, 1997).

Kontrol kualitas bahan baku bertujuan untuk memeberikan informasi

yang tepat tentang kandungan zat makanan dan antikualitas yang terkandung

didalamnya atauracun dari bahan baku, sehingga nilai nutrisi yang diinginkan

dari ransum sebagai produk akhir akan didapat dengan baik dan tepat (Agus,

1999).

Bahan pakan tertentu mengandung zat antikualitas dalam jumlah cukup

tinggi sehingga dapat menghambat metabolisme ternak. Oleh sebab itu,

dilakukannya kontrol kualitas bahan baku merupakan suatu cara untuk

mencegah digunakan bahan baku yang memiliki kandungan nutrienyang

rendah dan zat anti kualitas yang tinggi dalam suatu proses produksi

(Kurniawati, 2005).

Sifat fisik merupakan hal penting dalam industri pakan atau usaha

ternak. Efisiensi proses penanganan, pengolahan dan penyimpanan dalam

usaha industri pakan tidak hanya membutuhkan informasi tentang komposisi

kimia bahan dan nutrisi saja. Tetapi juga meliputi sifat fisik sehingga

kerugian selama pengolahan pakan dapat dihindari, contohnya seperti efisien

dalam penggudangan, pengemasan dalam suatu badan usaha, khususnya

usaha dalam bidang pakan (Yuliastanti, 2001).

Sifat fisik pakan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk

diketahui. Keefisienan suatu proses penanganan, pengolahan dan

penyimpanan dalam industri pakan tidak hanya membutuhkan informasi

tentang koposisi kimia dan nilai nutrisi saja, tetapi juga menyangkut sifat

Page 12: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

14

fisik, sehingga ketinggian akibat kesalahan penanganan bahan pakan (Jaelani,

2007).

Analisis proksimat merupakan dasar analisis kimia dari pakan, jaringan

tubuh, feses atupun ekskretel yang diantaranya berguna untuk menentukan

estimasi nilai kecernaan dan manfaat pakan, juga untuk menentukan kadar

standar. Analisis proksimat yaitu metode analisis yang menggolongkan

komponen yang ada pada makanan. Analisis ini didasarkan atas komposisi

susunan kimia dan keguaanya (Tillman et al., 1993).

Sistem analisis proksimat dapat untuk mengetahui enam macam fraksi

yaitu air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan ekstrak tanpa

nitrogen. Khusus ntuk ekstrak tanpa nitrogen nilainnya dapat dicari hanya

berdasarkan hitungan 100% - jumlah dari kelima fraksi yang lain. Analisa

proksimat merupakan dasar analisis kimia yang dikerjakan setiap hari dari

pakan, jaringan tubuh atau ekskreta yang diantarannya berguna untuk

menentukan estimasi nilai kecernaan dan manfaat pakan, guna untuk

menentukan pakan untuk semua jenis ternak (Kamal, 1998).

F. Saluran pemasaran pakan konsentrat

Fungsi pemasaran tidak perlu diselenggarakan dalam suatu urutan yang

tetap dan kaku, tetapi harus dilaksanakan semuanya. Fungsi pemasaran

berlangsung secara singkat dengan hanya melibatkan produsen dan konsumen

akhir, ada pula yang begitu rumit, melibatkan banyak pelaku yang berbeda

antara beratus – ratus manusia dan perlu beberpa bulan untuk

menyelesaikannya. Fugsi pemasaran merupakan proses yang teratur dan

berubah sepanjang waktu manakala situasi berubah (Hanafie, 2010).

Keputasan – keputusan saluran pemasaran merupakan keputusan yang

sangat kompleks dan penuh tantangan dan harus dihadapi oleh perusahaan.

Setiap sistem saluran menciptakan tingkatan penjualan dan biaya yang

berbeda. Setelah saluran pemasaran tertentu dipilih, perusahaan biasannya

harus setia menganutnya selama peride terentu. Saluran yang telah dipilih

dengan jelas akan mengambil dan dipengaruhi oleh unsur – unsur lain dalam

bauran pemasaran (Suyanto, 2004).

Page 13: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

15

Fungi saluran pemasaran meneliti informasi, promosi, negosiasi,

pemesanan, pembiayaan, pengambilan resiko,dan pemilik fisik. Informasi

terdiri dari pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran memalui

pelanggan, pesaing dan pelaku lain serta kekuatan dalam lingkungan

pemasaran yang potensial dan yang ada saat ini. Promosi yaitu meliputi

pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif mengenai penawaran

yang dirancang untuk menarik pelanggan. Negosiasi merupakan usaha untuk

mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer

kepemilikan dapat dilakukan. Pemasaran merupakan komunikasi dari anggota

saluran pemasaran dengan produsen mengenai niat untuk membeli.

Pembiayaan merupakan perolehan dan alokasi dana yang dibutuhkan untuk

membiayai persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda.

Pengambilan resiko merupakan asumsi resio yang berhubungan dengan

pelaksanaan fungsi saluan pemasaran tersebut. Pemikiran fisik merupakan

kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah

sampai ke pelanggar akhir (Suyanto, 2001).

Pasar adalah sekelompok orang atau situasi yang telah ada dan yang

potensial tempat suatu produk dapat memenuhi satu atau beberapa kebutuhan.

Pemasaran adalah suatu proses berangkai. Proses ini mulai dengan

mengidentifikasi kebutuhan dalam rangka menentukan orang/situasi yang

akan menjadi pasar potensial. Pasar yang diidentifikasi dengan cara yang

bersifat tetap dan stabil. Penggunaan pasar tetap memungkinkan penentuan

pasar persaingan dan pengamatan atas indikator – indikator kerja dari suatu

pasar adalah ukuran, variasi, pangsa pasar. Pendefisian pasar merupakan basis

dari strategis segmentasi, targeting dan positioning dan selanjutnya menjadi

basis pendefisian pembaruan pemasaran. Bahkan, segementasi hanya

dimungkinkan apabila sebuahkonteks yang bernama pasar telah didefinisikan.

Segmentasi terus menerus menciptakan pasar yang hyper-fragmented yang

mengurangi peluang kesuksesan produk – produk baru (Kotler dan Amstrong,

2002).

Page 14: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

16

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,

memberiharga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa

untuk menciptaan pertukaran yang memenuhi kebutuhan individu dan

organisasi. Manajemen suatu pemasaran membutuhkan suatu riset pemasaran.

Riset pemasaran aalah suatu fungsi yang menghubungkan konsumen,

pelanggan publk dengan pemasaran melalui informasi – informasi dengan

luar untuk mengidentifikasi peluang dan masalah pemasaran, menghasilkan

dan mengevaluasi upaya pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai

suatu poses. Riset pemasaran menspesifikasi informasi yang dibutuhkan

untuk menghadapi isu - isu ini dan mendesainmetode pengumpulan data,

menganalisiss hasilnya dan mengomunikasikan hasil temuan dan

implikasinya (Mc. Daniel, 2001).

G. Analisis kelayakan usaha

Analisis ekonomi adalah analisis yang dilakukan dengan melihat suatu

poyek dari sudut perekonomian secara keseluruhan dengan memperhatikan

keuntungan yang diperoleh dari semua sumber yang diakai dalam proyek

untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. Analisis finansial

melihat dari sudu badan atau orang yangmenanamkan modal dalam proyek

atau yang berkepentingan langsung dalam proyek (Kadariah, 1976).

Suatu usaha dapat dinilai layak apabila memberikan keuntungan

finansial, sedangkan dikatakan tidak layak apabila usaha tersebut tidak

memberikan keuntungan finansial. Metodecash flow analysis merupakan

salah sau cara untuk melihat kelayakan finansialyang dilakukan setelah

menemukan komponen – komponennya dan memperoleh nilainya.

Komponen – komponen tersebut dikelomokkan dalam dua bagian yaitu

penerimaan atau manfaat (benefit) dan pengeluaranatau biaya. Nilai – nilai

manfaat dan biaya tersebut dijadikan nilai sekarang ( present Value) yatu

dengan mengalikan dengan faktor diskonto (discount factor) atau faktor

majemuk (componend factor) yang beraku (Gittinger, 1986).

Break Even Point (BEP) adalah titik (dalam kurva) yang mewakili

keadaan yang tidak menghasilkan laba dan juga tidak rugi. Suatu perusahaan

Page 15: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Ruminansiaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3413033_bab1.pdf · ternak non ruminasia seperti unggas dan babi karena terdapat senyawa-4 senyawa

17

disebut berada pada titik impas jika total penerimaan perusahaan sama denga

total pengeluarannya. Likuiditas adalah kesanggupan potensi atau

kesanggupan efektif seseorang atau suatu perusahaan untuk memenuhi

(membereskan kewajiban-kewajibannya). Kesanggupan ini diukur dari

perbandingan antara jumlah kekayaan yang tersedia untuk membayar hutang-

hutang dan jumlah hutang yang harus dibayar (Wirasasmita, 2002).

Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan selama periode tertentu. Rentabilitas adalah perbandingan antara

keuntungan yang diperoleh dengan modal atau aktiva yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan tersebut. Ada 2 macam rentabilitas, yaitu

rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri (Firdaus, 2009).

Payback period adalah ukuran kelayakan investasi berdasarkan waktu

(berapa lama) modal yang sudah ditanamkan dalam suatu proyek dapat

kembali. Kriteria payback period adalah makin cepat modal kembali maka

makin baik/makin layak proyek tersebut dilaksanakan. Pendeknya waktu

yang diperlukan untuk pengembalian biaya investasi, rencana investasi

tersebut semakin menguntungkan atau dengan kata lain semakin kecil waktu

payback period, proyek tersebut semakin baik. Perhitungan kelayakan

pengembalian investasi ini didasarkan pada present value atau discounted dari

perkiraan dana yang masuk (cashflows), selama umur proyek. Returnon

investment (ROI) atau tingkat pengembalian investasi rata-rata adalah ukuran

kelayakan investasi berdasarkan rata-rata rasio laba bersih (EAT) dengan

investasi neto selama umur proyek investasi (Noor, 2008).