bab ii tinjauan pustaka a. betonrepository.ump.ac.id/9194/3/anggoro rheza renaldi_bab ii.pdf ·...

15
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beton Secara umum beton adalah bahan bangunan yang dibuat dari air, semen portland, agregat halus, dan agregat kasar, yang bersifat keras seperti batuan (Tjokrodimuljo, 2009:71). Di samping kualitas bahan penyusunnya, kualitas pelaksanaan pun menjadi penting dalam pembuatan beton. Sedangkan menurut SNI 03-2834-2000, beton adalah campuran semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk masa padat. Beberapa sifat umum beton sebagai salah satu material konstruksi yang harus dipenuhi berdasarkan SNI 03-2834-2000 adalah sebagai berikut: 1. Kelecakan (workability), yaitu sifat beton yang diukur dari tingkat kemudahan atau kesulitan adukan pada beton segar untuk dikerjakan (diaduk, diangkut, dituang, dan juga dipadatkan). Sifat kelecakan beton segar ditandai oleh beberapa karakter, yaitu homogenitas (homogenity), kohesi adukan (cohesiveness), mobilitas (mobility), kelekatan (flowability), dan plastisitas (plasticity). 2. Keawetan (durability), yaitu sifat yang menunjukkan kemampuan beton dalam menahan kondisi eksternal, baik fisik, mekanik maupun kimia yang dapat merusak beton. 3. Kekuatan (strength), yaitu sifat beton dalam menahan beban yang akan diterimanya ketika telah ditempatkan pada struktur. Kekuatan beton harus Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Beton

    Secara umum beton adalah bahan bangunan yang dibuat dari air,

    semen portland, agregat halus, dan agregat kasar, yang bersifat keras seperti

    batuan (Tjokrodimuljo, 2009:71). Di samping kualitas bahan penyusunnya,

    kualitas pelaksanaan pun menjadi penting dalam pembuatan beton.

    Sedangkan menurut SNI 03-2834-2000, beton adalah campuran semen

    portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air

    dengan atau tanpa bahan tambah membentuk masa padat.

    Beberapa sifat umum beton sebagai salah satu material konstruksi

    yang harus dipenuhi berdasarkan SNI 03-2834-2000 adalah sebagai berikut:

    1. Kelecakan (workability), yaitu sifat beton yang diukur dari tingkat

    kemudahan atau kesulitan adukan pada beton segar untuk dikerjakan

    (diaduk, diangkut, dituang, dan juga dipadatkan). Sifat kelecakan beton

    segar ditandai oleh beberapa karakter, yaitu homogenitas (homogenity),

    kohesi adukan (cohesiveness), mobilitas (mobility), kelekatan (flowability),

    dan plastisitas (plasticity).

    2. Keawetan (durability), yaitu sifat yang menunjukkan kemampuan beton

    dalam menahan kondisi eksternal, baik fisik, mekanik maupun kimia yang

    dapat merusak beton.

    3. Kekuatan (strength), yaitu sifat beton dalam menahan beban yang akan

    diterimanya ketika telah ditempatkan pada struktur. Kekuatan beton harus

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 6

    direncanakan sehingga kekuatan nominal beton dapat lebih besar dari

    beban yang akan diberikan pada struktur.

    4. Ekonomis (economics), yaitu sifat beton sebagai material konstruksi harus

    dapat meminimalisir pemborosan biaya konstruksi secara keseluruhan

    Beton yang dibuat harus terjangkau, tetapi tetap memiliki mutu yang baik.

    Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan beton adalah

    sebagai berikut :

    1. PC (Semen Portland)

    Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara

    menghaluskan klinker, yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium

    yang bersifat hidrolis, dan gips sebagai bahan pembantu.

    Menurut SNI 15-2049-2004 tentang semen portland, semen dibagi

    menjadi 5 (lima) jenis sesuai dengan tujuan pemakaiannya, yaitu :

    a. Jenis I semen portland untuk konstruksi umum, yang tidak

    memerlukan persyaratan khusus.

    b. Jenis II semen portland untuk konstruksi yang agak tahan terhadap

    sulfat dan panas hidrasi sedang.

    c. Jenis III semen portland untuk konstruksi dengan syarat kekuatan

    awal yang tinggi.

    d. Jenis IV semen portlad untuk konstruksi dengan syarat panas

    hidrasi yang rendah.

    e. Jenis V semen portland untuk konstruksi dengan syarat sangat

    tahan terhadap sulfat.

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 7

    Syarat kimia dan sifat fisik semen PCC, sebagai berikut :

    Tabel 2. 1 Persyaratan Kimia Semen Portland

    No Uraian Jenis semen Portland

    I II III IV V

    1 SiO2, minimum - 20,0 - - -

    2 Al2O3, maksimum - 6,0 - - -

    3 Fe2O3, maksimum - 6,0 - 6,5 -

    4 MgO, maksimum 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0

    5 SO3, Maksimum

    Jika C3A ≤ 8,0

    Jika C3A > 8,0

    3,0

    3,5

    3,0

    -

    3,5

    4,5

    2,3

    -

    2,3

    -

    6 Hilang pijar,

    maksimum

    5,0 3,0 3,0 2,5 3,0

    7 Bagian tak larut,

    maksimum

    3,0 1,5 1,5 1,5 1,5

    8 C3S, maksimum - - - 35 -

    9 C2S, minimum - - - 40 -

    10 C3A, maksimum 0 8,0 15 7 5

    11 C4AF + 2 C3A atau

    C4AF + C2F,

    maksimum

    - - - - 25

    (Sumber : SNI 15-2049-2004)

    Tabel 2.2. Persyaratan fisik semen PCC

    No Uraian Nilai

    1

    Kehalusan

    Uji permeabilitas udara

    Turbidimeter

    Blaine

    160 (m2/kg)

    280 (m2/kg)

    2 Kekekalan

    Pemuaian dengan autoclave, maksimal

    0,8 %

    3

    Kuat tekan

    Umur 1 hari

    Umur 3 hari

    Umur 7 hari

    Umur 28 hari

    -

    125 kg/cm2

    200 kg/cm2

    280 kg/cm

    2

    4

    Waktu pengikatan (metode alternatif) dengan alat:

    Gilmore

    Awal

    Akhir

    Vicat

    Awal

    Akhir

    60 menit

    600 menit

    45 menit

    375 menit

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 8

    5 Pengikatan semu penetrasi akhir 50 %

    6 Kandungan udara mortar (volume) 12 %

    (Sumber : SNI 15-2049-2004)

    2. Agregat

    Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan

    pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira

    menempati sebanyak 70% volume mortar atau beton. Walaupun namanya

    hanya sebagai bahan pengisi, akan tetapi agregat sangat berpengaruh

    terhadap sifat-sifat beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu

    bagian penting dalam pembuatan mortar/beton (Tjokrodimuljo, 2009).

    Agregat menurut butirannya dibedakan menjadi dua yaitu:

    a. Agregat halus (pasir) ialah agregat yang semua butirannya

    menembus ayakan berlubang 4,8 atau 4,75 mm atau 5,0 mm

    (Mulyono, 2004). Agregat halus yang baik dan memenuhi syarat

    untuk digunakan sebagai campuran dalam pembuatan beton harus

    mempunyai sifat-sifat sebagai berikut ini. (Cahyadi, 2012)

    1) Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai

    hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir

    buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.

    2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras

    dan bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

    pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan.

    3) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%.

    Yang artinya bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 9

    apabila kadar lumpur melampai 5% maka agregat halus harus

    di cuci.

    4) Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organic

    5) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk

    semua mutu beton kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari

    lembaga pemerikasa bahan.

    Agregat halus dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu pasir

    galian, pasir sungai dan pasir laut . Penggolongan agregat halus

    (pasir) menurut gradasinya

    Tabel 2.3.Batas Susunan Butir Agregat Halus

    Ukuran Saringan Ayakan % Lolos saringan /Ayakan

    Pasir

    Kasar

    Pasir

    Sedang

    Pasir

    Agak

    Halus

    Pasir

    Halus

    Mm SNI ASTM Inch Gradasi

    no.1

    Gradasi

    no.2

    Gradasi

    no.3

    Gradasi

    no.4

    9,5 9,6 3/8 in 0,375 100-100 100-100 100-100 100-100

    4,75 4,8 no.4 0,187 90-100 90-100 90-100 95-100

    2,36 2,4 no.8 0,0937 60-95 75-100 85-100 95-100

    1,18 1,2 no.16 0,0469 30-70 55-90 75-100 90-100

    0,6 0,6 no.30 0,0234 15-34 35-59 60-79 80-100

    0,3 0,3 no.50 0,0117 5-20 8-30 12-40 15-50

    0,15 0,15 no.100 0,0059 0-10 0-10 0-10 0-50

    (Sumber: SNI 03 – 2834 – 2000)

    b. Agregat kasar (batu pecah) ialah agregat yang semua butirnya

    tertinggal di atas ayakan 4,80 mm atau atau 4,75 mm atau 5,00 mm

    (Mulyono, 2004).

    Tabel 2.4.Batas Susunan Butir Agregat Kasar

    Ukuran Saringan Ayakan % Lolos Saringan/Ayakan

    Ukuran

    Maks.

    10 mm

    Ukuran

    Maks.

    20 mm

    Ukuran

    Maks.

    40 mm Mm SNI ASTM Inch

    75 78 3 in 3 100 - 100

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 10

    37,5 38 1 ½ in 1,5 100 – 100 95 - 100

    19 19 ¾ in 0,75 100 – 100 95 – 100 35 - 70

    9,5 9,6 3/8 in 0,375 50 – 85 30 – 60 10 - 40

    4,75 4,8 No.4 0,187 0 – 10 0 – 10 0 – 5

    (Sumber: SNI 03 – 2834 – 2000)

    3. Air

    Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun

    harganya paling murah. Dalam pembuatan beton air diperlukan untuk

    bereaksi dengan semen portland dan menjadi bahan pelumas antara butir-butir

    agregat, agar dapat mudah dikerjakan seperti diaduk, dituang dan dipadatkan.

    Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air

    setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan

    menyebabkan proses hidrasi tidak seluruhnya selesai sehingga menyebabkan

    kekuatan beton berkurang. (Prawito, 2010)

    B. Abu Sekam

    Pemanfaatan abu sekam padi adalah solusi strategis untuk mengurangi

    limbah abu sekam yang banyak dihasilkan oleh sektor pertanian di Kota

    Purwokerto. Sekam yang dijadikan bahan bakar di tempat pembuatan bata di

    daerah sokaraja menghasilkan banyak sekali limbah abu sekam yang jika

    tidak ditangani akan mengganggu kesehatan manusia dan juga mengganggu

    lingkungan.

    Abu sekam yang digunakan pada penelitian ini adalah abu sekam yang

    dapat melewati saringan ukuran 100 dan didapat dari tempat pembuatan bata

    di daerah Sokaraja. Penggunaannya dibatasi hingga 10% berat semen.

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 11

    Kombinasi limbah abu sekam yang berbentuk filler menggantikan total 15%

    jumlah semen yang digunakan.

    Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa

    unsur penting sebagai yang tercantum pada tabel berikut:

    Tabel 2.5. Komposisi Kimia Sekam

    Komposisi Kimia Sekam Padi (% berat) Komponen % Berat

    Kadar air 32,40 – 11,35

    Protein kasar 1,70 – 7,26

    Lemak 0,38 – 2,98

    Ekstrak nitrogen bebas 24,70 – 38,79

    Serat 31,37 – 49,92

    Abu 13,16 – 29,04

    Pentosa 16,94 – 21,95

    Sellulosa 34,34 – 43,80

    Lignin 21,40 – 46,97

    Sumber: Haryadi, 2006

    Sedangkan kandungan kimia dari abu hasil pembakaran sekam padi

    adalah seperti yang tercantum pada tabel berikut:

    Tabel 2.6 Kandungan Kimia Sekam

    Komposisi Abu Sekam Padi Komponen % Berat

    SiO2 86,90 – 97,30

    K2O 0,58 – 2,50

    Na2O 0,00 – 1,75

    CaO 0,20 – 1,50

    MgO 0,12 – 1,96

    Fe2O3 0,00 – 0,54

    P2O5 0,20 – 2,84

    SO3 0,10 – 1,13

    Cl 0,00 – 0,42

    Sumber: Haryadi, 2006

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 12

    Tabel 2.7 Kandungan Kimia Abu Sekam Padi

    Bahan

    /Temperatur

    Orgin°

    (%)

    400°

    (%)

    600°

    (%)

    700°

    (%)

    1000°

    (%)

    SiO2 88,01 88,05 88,67 92,15 95,48

    MgO 1,17 1,13 0,84 0,51 0,59

    SO3 1,12 0,83 0,81 0,79 0,09

    CaO 2,56 2,02 1,73 1,60 1,16

    K2O 5,26 6,48 6,41 3,94 1,28

    Na2O 0,79 0,76 1,09 0,99 0,73

    TIO2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    Fe2O3 0,29 0,74 0,46 0,00 0,43

    Sumber : Hwang, 2002

    Dengan komposisi kandungan kimia seperti di atas, sekam dapat

    dimanfaatkan pada industri bahan bangunan, terutama kandungan silika

    (SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen

    portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah

    C. Kaca

    Kaca merupakan material abiotik atau tidak dapat diurai secara

    biologis oleh tanah, kaca pun memiliki dampak negatif jika sisa kaca yang

    telah digunakan tidak mendapatkan penanganan yang benar, sisa kaca

    tersebut disebut limbah kaca. Limbah kaca memiliki potensi untuk kembali

    menjadi sebuah produk karena limbah kaca yang telah menjadi pecahan-

    pecahan tetap memiliki sifat yang sama dengan kaca yang baru yaitu bening,

    tembus cahaya, tahan terhadap reaksi kimia dan juga memiliki titik leleh

    terhadap panas yang tinggi.

    Kaca mobil umumnya terbuat dari batu kwarsa memiliki tingkat

    kekerasan 6,5 skala Mohs masih di atas besi atau platinum yang hanya 4,5

    skala Mohs. (Oktaviano, 2015). Maka dari itu, limbah kaca mobil dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan tambah campuran beton karena kekuatan kaca

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 13

    lebih besar dari pada kekuatan besi, serta sifat kaca yang tidak bisa terurai

    oleh tanah menjadi solusi mengatasi limbah kaca.

    Beberapa keunggulan kaca yang digunakan sebagai pengganti

    sebagian semen pada beton, antara lain :

    1. Sifat kaca yang tidak menyerap air dapat mengisi rongga-rongga pada

    beton secara maksimal hingga beton bersifat kedap air.

    2. Kaca tidak mengandung baan yang berbahaya, sehingga pada saat

    pengerjaan beton aman bagi manusia.

    3. Kaca memiliki ketahanan yang tinggi terhadap abrasi dan karakteristik. Ini

    adalah karakteristik yang jarang ada pada agregat lainnya, adapun

    penggunaan aditif untuk agregat alami agar bisa mencapai kekuatan yang

    sama harganya sangat mahal.

    4. Kaca adalah sebuah bahan yang mempunyai kandungan kimia silica yang

    tinggi. Berikut adalah kandungan kimia yang terdapat dalam kaca.

    Tabel 2.8 komposisi Kimia kaca sebagai pewarna

    Komposisi Kaca Bening Kaca Coklat Kaca Hijau

    Dalam Persen (%)

    SiO2 72,42 72,21 72,38

    Al2O3 1,44 1,37 1,49

    TiO2 0,035 0,041 0,04

    Cr2O3 0,002 0,026 0,13

    Fe2O3 0,07 0,26 0,29

    CaO 11,50 11,57 11,26

    MgO 0,32 0,46 0,54

    Na2O 13,64 13,75 13,52

    K2O 0,35 0,20 0,27

    SO3 0,21 0,10 0,07

    Sumber : Fanisa Eki, 2013

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 14

    Pemanfaatan kaca untuk campuran beton ini menjadi solusi

    pemecahan masalah lingkungan yang diakibatkan oleh limbah kaca.

    Penggunaan limbah kaca dalam campuran beton harus dihaluskan terlebih

    dahulu karena jika penggunaan kaca masih dalam ukuran yang besar dapat

    menurunkan kualitas beton karena sifat permukaan kaca yang kurang

    mengikat.

    D. Penelitian Terdahulu

    Menurut Yulianto, dkk (2015) penelitian untuk mengurangi kebutuhan

    semen mengalami kenaikan yang cukup besar. Berdasarkan hal tersebut, salah

    satunya abu sekam padi dengan hasil yang cukup baik. Hanya saja,

    penambahan abbu sekam padi masih terbatas pada mutu beton diatas 20 Mpa

    sedangkan masyarakat masih menggunakan campuran 1 pc: 2 ps: 3 kr untuk

    membuat beton pada konstruksi sederhana maupun gedung bertingkat dua.

    Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase abu

    sekam padi yang optimal apabila ditambahkan pada beton dengan campuran 1

    pc: 2 ps: 3 kr. Semen tipe 1 (pc), pasir Lumajang dan kerikil Madura

    digunakan sebagai bahan pembuat beton. Sedangkan abu sekam padi diambil

    dari sisa pembakaran sekam padi pada produksi batu bata. Persentase abu

    sekam padi yang digunakan adalah 5%, 10% dan 15% dengan usia beton

    yang diuji kuat tekannya adalah 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari dan 56 hari.

    Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa pasir dan kerikil yang digunakan

    telah memenuhi syarat yang ditentukan dan kandungan silica pada abu sekam

    padi adalah 46,7%. Hasil kuat tekan pada beton dengan abu sekam padi

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 15

    menunjukkan bahwa penambahan 5% abu sekam padi merupakan persentase

    yang optimal untuk meningkatkan kuat tekan beton dengan kuat tekan yang

    terus meningkat dengan bertambahnya usia beton.

    Menurut Suhirkam, dkk (2013) Bahan tambah mineral merupakan

    bahan tambah yang mengandung pozzollan. Pozzollan adalah bahan tambah

    yang mempunyai kandungan utamanya adalah silika dan alumina. Pozzolan

    yang banyak mengandung silica dan alumina salah satunya adalah dari Abu

    sekam padi, karena Abu sekam padi mempunyai kandungan silika yang

    tinggi. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh abu sekam padi sebagai

    pozzolan yang dipakai sebagai pengganti sebagian semen terhadap kekuatan

    beton, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruhnya. Penelitian

    dilakukan di laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

    sriwijaya untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari abu sekam padi

    sebagai pengganti sebagian semen terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton

    pada beton mutu K - 400. Dalam penetilian persentase penggantian

    pemakaian abu sekam padi terhadap semen adalah 2,5 % ; 5% ; 7,5 % dan 10

    % . Dalam penetilian ini benda uji beton mempunyai bentuk kubus berukuran

    ( 15x15x15 ) cm untuk kuat tekan dan untuk kuat tarik beton benda uji

    berbentuk silinder yang mempunyai ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm

    digunakan untuk uji tarik belah . Dari percobaan di laboratorium didapat

    suatu hasil kuat tekan dan kuat tarik belah beton yang menggunakan abu

    sekam padi lebih besar bila dibandingkan dengan beton normal. Lebih besar

    persentase penggunaan abu sekam padi kekuatannya lebih meningkat.

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 16

    Menurut Hidayat (2011) Dalam penelitiannya abu sekam padi

    ditambahkan ke dalam adukan beton normal fc’ K-225 Kg/cm2 dengan

    variasi penambahan abu sekam 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%, persentasi

    berat abu sekam ini diambil berdasarkan berat semen. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui nilai kuat tekan beton yang dicapai dari campuran abu

    sekam padi dalam beton K-225 Kg/cm2. Rancangan adukan beton

    menggunakan standar SK.SNI.T-15-1990-03 yang berlaku di Indonesia.

    Benda uji yang dibuat untuk masing-masing penambahan persentase abu

    sekam adalah sebanyak 3 sampel, dengan ukuran cetakan silinder berdiameter

    15 cm dengan tinggi 30 cm. Hasil dari perhitungan analisis statistik dengan

    uji F, diperoleh nilai F Hitung = 5,41, bila dibandingkan dengan nilai F

    untuk F0.05

    Tabel = 5,19 dan F0.01

    Tabel = 11,39 maka F0.05

    tabel < F Hitung <

    F0,01

    tabel, yang berarti terdapat pengaruh yang nyata akibat penambahan abu

    sekam padi terhadap kuat tekan beton K-225 Kg/cm2

    Menurut Raharja, dkk (2013) Penggantian sebagian semen

    menggunakan abu sekam padi merupakan salah satu upaya menjadikan beton

    lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

    penggunaan abu sekam padi sebagai pengganti sebagian semen ditinjau dari

    kuat tekan dan modulus elastisitas beton kinerja tinggi. Penelitian ini

    menggunakan metode eksperimen dengan total 18 benda uji. Benda uji

    berbentuk silinder beton dengan diameter 7,62 cm (3 inch) dan tinggi 15,24

    cm (6 inch) dan menggunakan variasi komposisi abu sekam padi 0% , 2,5% ,

    5% , 7,5% , 10% dan 15%. Setiap jenis campuran beton dibuat 3 benda uji.

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 17

    Mutu beton yang direncanakan adalah fc’ = 80 MPa. Uji kuat tekan dan

    modulus elastisitas dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian

    menunjukkan bahwa penggunaan abu sekam padi sebagai bahan pengganti

    sebagian semen mengakibatkan peningkatan nilai kuat tekan. Peningkatan

    terbesar terjadi pada variasi 10% abu sekam padi yaitu sebesar 18,15% (dari

    85,55 MPa menjadi 101,07 MPa). Pengaruh abu sekam padi terhadap

    modulus elastisitas berbanding lurus dengan kuat tekannya. Nilai modulus

    elastisitas juga cenderung mengalami peningkatan seiring dengan semakin

    besarnya penggunaan abu sekam padi sebagai bahan pengganti sebagian

    semen, yaitu sebesar 2,45% - 14,11%.

    Menurut Tuan, dkk (2010) abu sekam padi dalam limbah pertanian

    diklasifikasikan sebagai pozzolan aktif karena mengolah jumlah SiO2 amorf

    yang sangat tinggi dan luas permukaan yang besar. kemungkinan

    menggunakan abu sekam padi, untuk menghasilkan beton mutu tinggi

    diselidiki dalam penelitian ini. Hasilnya menunjukkan bahwa kekuatan

    kompulsif beton mutu tinggi dalam menggabungkan abu sekam padi, dengan

    ukuran rata-rata antara 3,6 m dan 9 m, dapat dicapai di atas 150 MPA.

    Poin yang menarik adalah bahwa efek abu sekam padi pada pengembangan

    kekuatan tekan beton mutu tinggi lebih besar daripada silika fume. selain itu,

    sampel yang menggabungkan campuran terner dari semen dengan 10% abu

    sekam padi dan 10% silika fume menunjukkan kekuatan tekan yang lebih

    baik daripada sampel kontrol tanpa abu sekam padi atau silika fume.

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 18

    campuran yang disediakan untuk menjadi kombinasi optimal untuk mencapai

    kuat tekan maksimum.

    Menurut Ikhsan, dkk (2016) Serat beton merupakan inovasi dari beton

    normal ke beton khusus agar lebih kuat menahan gaya tarik. Beton serat

    terdiri dari semen, air, agregat halus, agregat kasar dan bahan serat tambahan.

    Penambahan serat diharapkan dapat mengurangi segragasi dan mencegah

    retaknya beton. Dalam penelitian ini digunakan tambahan pecahan kaca

    dengan variasi 15%, 20%, 25% terhadap berat agregat halus serta

    penambahan serat optik 0,15% dari berat beton. Kekuatan tekan mereka

    diperiksa pada usia 28 hari. Hasilnya diperoleh dengan menambahkan 15%

    fraktur kaca 24,94 MPa dengan modulus elastisitas 23471,8 MPa,

    penambahan 20% diperoleh hasil kuat tekan sebesar 25,48 MPa dengan

    modulus elastisitas 23724,5 MPa, sedangkan dengan menambahkan fraktur

    gelas 25% diperoleh hasil kuat tekan 25,77 MPa dengan modulus elastisitas

    23859,2 Mpa.

    Menurut Fanisa, dkk (2013) untuk memanfaatkan limbah kaca di kota-

    kota besar, sebagian pasir diganti dengan bubuk kaca . Dua desain campuran

    yang berbeda dihitung berdasarkan metode ACI (b / c 0,60 dan 0,65), dengan

    0%, 5%, 10%, 15% dan 20% melewati penggantian bubuk kaca saringan # 8

    diselidiki. Beton yang direndam selama 7, 21 dan 28 hari dengan 2 jenis air

    adalah air biasa dan larutan sulfat 5%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

    dibandingkan dengan beton normal untuk kedua desain campuran,

    kemerosotan beton pengganti pasir kaca 20% adalah yang terkecil dari yang

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019

  • 19

    lain. Kekuatan tekan beton dengan substitusi serbuk kaca lebih tinggi dari

    kekuatan tekan desain, dan terus meningkat dengan penambahan kandungan

    serbuk gelas. Pada 28 hari, kekuatan tekan spesimen dengan berbagai jumlah

    penggantian pasir kaca semua lebih tinggi dari kekuatan desain ketika

    direndam dalam larutan sulfat.

    Menurut Khatib, dkk (2012) Semen Portland (PC) sebagian diganti

    dengan bubuk kaca 0-40%. Pengujian termasuk kuat tekan dan penyerapan.

    Spesimen disembuhkan dalam air pada suhu 20 ° C. Hasil menunjukkan

    bahwa kekuatan maksimum beton terjadi pada sekitar 10% serbuk kaca. Di

    atas 10% bubuk kaca, kekuatan beton berkurang dan lebih rendah dari

    kontrol.

    Pengaruh Kuat Tekan Beton…, Anggoro Rheza Renaldi, Fakultas Teknik dan Sains UMP, 2019