bab ii tinjauan pustaka a. pengelolaan hama terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/bab ii.pdf · lebih...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/1.jpg)
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengelolaan Hama Terpadu
1. Pengertian
(Pengelolaan Hama Terpadu) (PHT) merupakan suatu cara
pendekatan berdasarkan pertimbangan ekonomi, ekologi dan sosial
dalam rangka pengelolaan agro ekosistem secara keseluruhan. Dalam
berbudidaya kita tidak pernah terlepas dari masalah Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu Hama. Permasalahan tersebut
menjadi sebuah dilema bagi petani sampai akhirnya kebanyakan
petani memilih pestisida kimia untuk memberantas OPT tersebut
tanpa memperhatikan akibat yang akan di alaminya seperti Resistensi
(kekebalan hama), Resurjensi (ledakan hama), matinya musuh alami
seperti burung, belalang dan ular (Untung, 1993).
2. Sejarah dan Perkembangan PHT
Upaya peningkatan produksi padi secara nasional sudah
dimulai sejak 1969 melalui Program Bimas Gotong Royong, dengan
menerapkan teknologi panca usaha secara parsial berupa varietas
unggul IR5 dan IR8, pemupukan, dan penyemprotan hama dari udara.
Inovasi ini berhasil meningkatkan produksi beras menjadi 12,25 juta
![Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/2.jpg)
12
ton pada tahun 1969 dari 11,67 juta ton pada tahun 1968. Pada tahun
1970 diterapkan panca usaha lengkap dengan menambah komponen
teknologi pengairan sehingga produksi padi terus meningkat dengan
makin meluasnya areal pertanaman padi ajaib IR5 dan IR8 (Satari,
1983). Penerapan konsep PHT secara seksama dimulai pada tahun
1976 dan sejak tahun 1989 dikembangkan program PHT. Program
tersebut telah membawa Indonesia diakui oleh dunia internasional
berhasil mengembangkan PHT. Dukungan politik bagi pengembangan
PHT secara luas dapat dilihat dari Instruksi Presiden No.3 tahun 1986
yang melarang 57 formulasi pestisida pada tanaman padi (Untung,
2000). Keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan PHT tentu
tidak terlepas dari peran aktif berbagai pihak, termasuk petani sendiri.
Dalam periode 1989-1999 melalui program Sekolah Lapang PHT
(SLPHT) Departemen Pertanian berhasil melatih lebih dari satu juta
petani, khususnya untuk tanaman padi dan tanaman pangan lainnya.
Hal ini tentu penting artinya dalam meningkatkan kesejahteraan petani
melalui PHT dalam praktek pertanian yang baik.
B. Pestisida Nabati
1. Pengertian
Indonesia secara geografis terleak di garis equator, sehingga
memiliki iklim tropis dengan OPT (organisme pengganggu
tanaman) menjadi masalah utama dalam kegiatan bertani.
![Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/3.jpg)
13
Penggunaan agro kimia, khususnya pestisida sintetis di Indonesia
sangat intensif, bahkan sudah berlebih dan tidak sesuai rekomendasi.
Pestisida masih merupakan jaminan keberhasilan bertani bagi
sebagian besar petani di Indonesia. Petani sudah sangat tergantung
kepada pestisida, namun disisi lain residu pestisida pada komoditas
pertanian dan lingkungan cukup tinggi, sehingga membahayakan
konsumen dan mencemari lingkungan. Salah satu teknik
pengendalian OPT yang ramah lingkungan adalah dengan
penggunaan pestisida yang berasal dari tumbuhan yang lazim
disebut pestisida nabati. Pestisida nabati adalah pestisida yang berasal
dari tumbuhan, sedangkan arti pestisida itu sendiri adalah bahan yang
dapat digunakan untuk mengendalikan populasi OPT. Pestisida nabati
bersifat mudah terdegradasi di alam (bio-degredable), sehingga
residunya pada tanaman dan lingkungan tidak signifikan. Indonesia
dikenal dengan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman
hayati (mega-biodiversity) terbesar ke dua di dunia setelah Brazil,
termasuk memiliki sejumlah tanaman yang dapat digunakan sebagai
bahan dasar pestisida, baik yang dapat langsung digunakan atau
dengan ekstraksi sederhana dengan air, ekstraksi dengan pelarut
organik lainnya ataupun dengan cara penyulingan, tergantung
kepada tujuan dari formula yang akan dibuat (Hendayana, 2010)
![Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/4.jpg)
14
2. Kelebihan Pestisida Nabati
1. Teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah, sehingga
memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga.
2. Pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi
lingkungan maupun terhadap makhluk hidup, sehingga relatif
aman untuk digunakan.
3. Tidak beresiko menimbulkan keracunan pada tanaman,
sehingga, tanaman yang diaplikasikan pestisida nabati jauh
lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya.
4. Tidak menimbulkan resistensi (kekebalan) pada hama, dalam
artian pestisida nabati aman bagi keseimbangan ekosistem.
5. Hasil pertanian yang dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari
residu pestisida kimiawi.
3. Kekurangan Pestisida Nabati
1. Daya kerja pestisida nabati lebih lambat, tidak bisa terlihat
dalam jangka waktu yang cepat.
2. Pada umumnya tidak membunuh langsung hama sasaran, akan
tetapi hanya bersifat mengusir dan menyebabkan hama menjadi
tidak mendekati tanaman budidaya.
3. Mudah rusak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
4. Daya simpan relatif pendek, artinya pestisida nabati harus
segera digunakan setelah proses produksi. Hal ini menjadi
![Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/5.jpg)
15
hambatan tersendiri bagi petani untuk mendapatkan pestisida
nabati instan ataupun untuk memproduksi pestisida nabati
untuk tujuan komersil.
5. Perlu dilakukan penyemprotan yang berulang-ulang.
(Hendayana, 2010)
4. Prinsip Kerja Pestisida Nabati
Prinsip kerja pestisida nabati (Hendayana, 2010) :
a. Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
b. Menghambat pergantian kulit.
c. Mengganggu komunikasi serangga.
d. Menyebabkan serangga menolak makan.
e. Menghambat reproduksi serangga betina.
f. Mengurangi nafsu makan.
g. Mengusir serangga.
h. Menghambat perkembangan patogen penyakit.
5. Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai Pestida Nabati
1. Mimba (Azadirachta indica)
Daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif
azadirachtin sebagai senyawa utama meliantriol, salanin dan
nimbin. Senyawa ini tidak untuk membunuh secara cepat, tetapi
berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi,
![Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/6.jpg)
16
prosesganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi
seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan
kitin. Selain itu, daun dan biji mimba juga berperan sebagai
pemandul. Biji mimba mengandung beberapa komponen aktif
antara lain azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, gedunin,
nimbinen dan deacetyl nimbinen. Dari beberapa komponen aktif
tersebut ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai
pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen dan meliantriol.
Efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200
spesies) antara lain belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll.
Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari
perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan pada
akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga
di dalam tanah. Di samping itu dapat juga untuk mengendalikan
jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur
gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain
penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat
daun, bercak daun dan mencegah bakteri pada embun tepung
(Marianah, 2013).
2. Tembakau (Nicotiana tabacum)
Kandungan aktif : nikotin dengan kadar tertentu. Spesies
Nicotianatabacum dan N. rustica memiliki kandungan nikotin
![Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/7.jpg)
17
antara 6%-18%,dan kandungan tertinggi terdapat didaun.
Pemanfaatan : sebagai insektisida nabati, digunakan sebagai racun
perut dan pernapasan. Hama yang dikendalikannya terutama
serangga berukuran kecil dan bertubuh lunak, seperti ulat perusak
daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida) (Ngasih,
2014).
3. Babadotan (Ageratum conyzoides)
Kandungan kimia yang terkandung adalah saponin,
flavonoid, polivenol, kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak
atsiri. Ekstrak daun babadotan berfungsi sebagai penolak
(repellent) dan penghambat perkembangan serangga hama
(Setiawati, Murtiningsih, Gunaeni dan Rubiati, 2008)
4. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Kandungan aktif : minyak asiri dan komponennya, seperti
eugenol dan eugenol asetat. Selain dalam bentuk ekstrak, tepung
cengkih juga menghambat pertumbuhan patogen tanaman. Bagian
tanaman yang bisa dimanfaatkan adalah daun, bunga, dan tangkai
bunga. Pemanfaatan : Sebagai fungisida nabati, mengendalikan
jamur patogen Phytophtora capsici, P. palmivora, Selerotium sp.,
serta Rigidoporus lignosus. Konsentrasi minimal tepung daun atau
tangkai bunga untuk menghambat ketiga jamur tersebut adalah
![Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/8.jpg)
18
0,4%, sedangkan tepung bunga 0,2%. Populasi P.capsici dalam
tanah menurun dan populasi jamur tanah meningkat dengan
pemberian minimal 1% tepung bunga. Pemakaian minyak dan
eugenol untuk maksud yang sama adalah 200 ppm dan 300 ppm.
Minyak cengkeh juga menekan pertumbuhan Pseudomonas
solanacearum pada keluarga terung-terungan. Pemberian tepung
daun cengkeh sebanyak 5% ke dalam tanah menekan 69%
serangan Fusarium oxysporum jamur penyebab penyakit busuk
batang pada vanili (Ngasih, 2014).
5. Daun Pepaya (Carica papaya)
Kandungan bahan aktif : daun pepaya mengandung zat aktif
enzim papain, alkaloid, dan glikosid. Papain adalah enzim
hidrolase sistein protease yang ada pada getah tanaman papaya,
baik di daun, batang maupun buahnya. Getah pepaya mengandung
sedikitnya tiga jenis enzim yaitu papain (10%), khimopapain
(45%), dan lisozim (20%).Ekstrak daun papaya efektif untuk
mengendalikan hama ulat, hama penghisap, aphid, rayap, hama
kecil, dan ulat bulu (Marianah, 2013).
6. Mindi (Melia Azedarach L.)
![Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/9.jpg)
19
Kandungan bahan aktif mindi mirip seperti mimba, yaitu:
azadirachtin, triol, dan salanin. Tanaman mindi banyak
dimanfaatkan untuk pestisida nabati. Bagian tanaman mindi yang
dapat digunakan untuk pengendalian hama adalah daunnya,
biji/buahnya, dan kulitnya. Mindi dapat digunakan untuk pestisida
nabati, untuk mengusir atau penolak hama, menghambat hama
untuk bertelur, insektisida, dan menghambat perkembangan
cendawan Mindi juga mengandung racun kontak dan racun perut
bagi serangga sasaran. Hama sasaran yang bisa dikendalikan yaitu
Aphis citri, ulat grayak Spodoptera sp., Spodoptera eridania, ulat
jarak Spodoptera littoralis, belalang Locusta migratoria, Ulat
kuncung tembakau Helicoverpa virescens, Wereng punggung putih
Sogatella furcifera dan hama gudang Ephestia cautella,
Rhizopertha domonica. Mindi tidak mempunyai efek racun pada
laba-laba, sedikit meracuni kepik predator wereng coklat
Cyrtorhinus lividipennis, tetapi mampu meracuni manusia dan
binatang menyusui lainnya (Marianah, 2013).
6. Jarak (Ricinus communis)
Kandungan kimia biji jarak mengandung 40-50% minyak
jarak (oleum ricini, kastrooli) yang mengandung bermacam-macam
trigiliserida, asam palmitat, asam risinoleat, asam isorisinoleat,
asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearate, alkaloida
![Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/10.jpg)
20
risinin, risin, dan lipase. Daun jarak mengandung saponin,
senyawa-senyawa flavonoida, astragalin, reiniutrin, risinin dan
vitamin C. Akar jarak memiliki kandungan kimia metiltrans-2-
dekena-4,6, 8-trinoat dan 1- tridekena-3,5,7,9,11-pentin-beta-
sitosterol. Pemanfaatan : ekstrak biji jarak dapat mengendalikan
hama secara umum (Setiawati dkk, 2008).
7. Daun Sirsak (Annona muricata)
Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin, bulatacin dan squamosin dan beberapa kandungan kimia
yaitu alkaloida, flavonoida, saponin, tanin, glikosida, gikosida
atrakuinon, dan steroid/ triterpenoid. Pemanfaatan dapat digunakan
untuk mengendalikan hama belalang karena memiliki senyawa-
senyawa yang bersifat racun perut bagi hama belalang (Khoiriyah,
Handayani, A'yun, Sulistiyowati dan Hasanah, 2012).
![Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/11.jpg)
21
C. Daun Majapahit
1. Klasifikasi
Crescentia cujete adalah suatu jenis temu-temuan
dengan taksonomi sebagai berikut: (Steenis, 1974)
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Familia : Bignoniaceae
Genus : Crescentia
Spesies : Crescentia cujete
2. Morfologi Tanaman
a. Batang
Maja merupakan tanaman perdu, dengan kulit buah berwarna
hijau. Pohon maja dapat tumbuh 20 meter dengan tajuk yang tumbuh
menjulang ke atas dan kayunya sangat keras. Batang berkayu
(lignosus), berbentuk silindris, batang tua kadang melintir satu sama
lain, berwarna coklat kotor, permukaan kasar (Rismayani, 2013).
![Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/12.jpg)
22
Gambar 1. Pohon majapahit
b. Daun dan bunga
Daunnya mejemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung
membulat, pangkal meruncing, panjang 10-15 cm, lebar 5-7 cm,
bertangkai pendek bewarna hijau dan pertulangan daunnya menyirip.
Bunga simetris tunggal di cabang dan ranting, kelopak mula-mula
menutup (kelopak air) kemudian terbelah bentuk upih. Mahkota
bentuk bibir, tabung mahkota membengkok bentuk lonceng. Panjang
putik 2 cm, kepala putik berbentuk corong, bewarna putih sedangkan
benang sari ada 4 buah. Perbungaannya berbentuk tandan keluar dari
ketiak daun, bergerombol dan kelopak bunga berbentuk segi tiga,
berwarna kehijau hijauan hingga putih (Sunarto, 1992).
c. Buah dan Biji
Buah buni, bulat seperti bola voli, berdiameter 13-30 cm, hijau
kekuningan, kulit buah licin, mengayu tebal dan sering digunakan
sebagai wadah tempat air. Biji banyak, pipih, tertanam dalam daging
buah yang lembek.
![Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/13.jpg)
23
3. Ekologi dan Penyebaran
Tanaman Crescentia cujete tumbuh di daerah Asia yang beriklim tropis
dari India sampai Indonesia. Tanaman majapahit dapat tumbuh di dataran
rendah hingga ketinggian 1300 m di atas permukaan laut (Raharjoet al.,
2004).
4. Kandungan Kimia
Penelitian tentang uji fitokimia kandungan buah majapahit
oleh (Ejelonu, et al., 2011) dan (Ogbuagu, 2008), memperoleh hasil
bahwa buah majapahit mengandung senyawa flavonoid, tanin.
Berdasarkan hasil uji fitokimia yang telah dilakukan, ekstrak daun
majapahit mengandung senyawa, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid,
dan alkaloid.
Menurut panelitian (Linda, 2013) tentang uji toksisitas ulat
grayak dari hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa di daun majapahit
(Crescentia cujete) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa
alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, dan saponin. Senyawa terpenoid
tersebut bisa bersifat sebagai antifeedant atau penolak makan yang
mempunyai bau menyengat sehingga larva menurun nafsu makannya
dan kekurangan nutrisi sehingga menyebabkan mortalitas pada larva.
Kandungan lain dari daun majapahit adalah saponin, cara kerja
saponin adalah memasuki tubuh larva melalui kulit dengan proses
adhesi dan menimbulkan efek sistemik. Penetrasi senyawa tersebut ke
dalam tubuh serangga melalui epikutikula serangga, senyawa tersebut
![Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/14.jpg)
24
masuk ke dalam jaringan di bawah integumen menuju daerah sasaran.
Masuknya saponin mengakibatkan rusaknya lilin pada lapisan
kutikula sehingga menyebabkan kematian karena larva mengalami
banyak kehilangan air. Selain masuk melalui kutikula, saponin masuk
melalui makanan yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses
biologi tubuh dan metabolisme zat nutrisi dengan cara menghambat
produktivitas kerja enzim kimotripsin yang mengakibatkan
terganggunya sistem pencernaannya, terhambat perkembangannya dan
akhirnya mati jika tingkat penghambatan pencernaan relatif tinggi.
Saponin juga dapat menurunkan aktivitas enzim protease dalam
saluran pencernaan serta mengganggu penyerapan makanan.
Cara kerja alkaloid adalah mendegradasi membran sel untuk
masuk ke dalam dan merusak sel dan juga dapat mengganggu sistem
kerja syaraf larva dengan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase.
Terjadinya perubahan warna pada tubuh larva menjadi lebih
transparan dan gerakan tubuh larva yang melambat bila dirangsang
sentuhan serta selalu membengkokkan badan disebabkan oleh
senyawa alkaloid.
Flavonoid merupakan senyawa fenol yang dapat
menyebabkan cacat bakar dan amat beracun. Larva yang mati karena
insektisida, tubuhnya cenderung rusak, menyusut. Tannin mempunyai
bau khas yang sepet dan pahit sehingga berfungsi sebgai penolak
makan (antifeedant) (Linda, 2013).
![Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/15.jpg)
25
5. Penggunaan
Daun majapahit dapat digunakan sebagai obat tradisional
antara lain: penurun gula darah, kudis, borok, diare, luka, pestisida
pada hama (Linda,2013).
D. Tanaman Sawi
1. Klasiikasi
Sawi (Brassica juncea L.) masih satu famili dengan
kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni
famili Cruciferae (brassicaceae) oleh karena itu sifat morfologi
tanamannya hampir sama, terutama pada sistem perakaran,
struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya. Sawi
termasuk ke dalam kelompok tanaman sayuran daun yang
mengandung zat-zat gizi lengkap yang memenuhi syarat untuk
kebutuhan gizi masyarakat. Klasifikasi tanaman sawi menurut
(Cahyono, 2003):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Ordo : Papavorales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L.
![Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/16.jpg)
26
2. Morfologi Tanaman
Sistem perakaran sawi memiliki akar tunggang (radix
primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang
(silindris) menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50
cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat
makanan daridalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang
tanaman (Heru dan Yovita, 2003).
Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop.
Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserat (roset) hingga
sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004). Sawi umumnya mudah
berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran tinggi maupun di
dataran rendah.
Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga
(inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang
banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun
kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah,
empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua
(Rukmana, 2002).
![Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/17.jpg)
27
3. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
Sawi pada umumnya banyak ditanam didataran rendah.
Tanaman ini selaintahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah
berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim
tropis Indonesia (Haryanto dan Tina, 2002).
1. Keadaan iklim
Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam
menentukan lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban
udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari.
a. Suhu udara
Menurut Cahyono (2003), pertumbuhan sawi yang baik
membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC. Keadaan
suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian
tempat dari permukaan laut (dpl). Daerah yang memiliki suhu
berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000-
1200 m di atas permukaan laut, semakin tinggi letak suatu daerah
dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah, sementara itu
pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara. Misalnya proses
perkecambahan, pertunasan, pertumbuhan dan lain sebagainya. Suhu
yang melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dapat
tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan suhu udara yang sangat
![Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/18.jpg)
28
mempengaruhi pertumbuhan sawi. Jika suhu tidak sesuai maka
pertumbuhannya tidak akan berjalan dengan baik, karena
terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan
terhentinya produksi pati (karbohidrat) dan respirasi meningkat.
Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam menentukan
lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban udara, curah
hujan, dan penyinaran cahaya matahari lebih besar. Jika suhu sesuai
dengan daerah yang dikehendaki, maka tanaman sawi dapat
melakukan fotosintesis dengan baik untuk pembentukan karbohidrat
dalam jumlah yang besar, sehingga sumber energi lebih tersedia
untuk proses pernapasan (respirasi), pertumbuhan tanaman
(pembesaran dan pembentukan sel-sel baru, pembentukan daun), dan
produksi (kualitas daun baik).
b. Kelembaban udara
Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi
yang optimal menurut Cahyono (2003), berkisar antara 80% sampai
dengan 90%. Kelembaban yang tinggi dan lebih dari 90%
berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman
tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun tidak
bagus, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka
kualitas biji yang dihasilkan jelek. Kelembaban udara juga
![Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/19.jpg)
29
berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman
yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman.
c. Curah hujan
Tanaman sawi dapat ditanam sepanjang tahun (sepanjang
musim). Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung
kelangsungan hidup tanaman karena ketersediaan air tanah
mencukupi. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman
sawi adalah 1000-1500 mm/tahun. Daerah yang memiliki curah
hujan sekitar 1000-1500 mm/tahun yakni daerah dengan ketinggian
1000-1500 m dpl. (Cahyono, 2003). Lebih lanjut dinyatakan bahwa
sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang
tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah
penyiraman secara teratur.
d. Penyinaran cahaya matahari
Tanaman dapat melakukan fotosintesis serta memerlukan
energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan energi yang
diperlukan untuk tanaman dalam melakukan fotosintesis. Energi
kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanaman untuk
pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 cal / cm2- 400 cal
/cm2 setiap hari (Cahyono, 2003). Lebih lanjut dinyatakan bahwa
tanaman sawi untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari yang
![Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/20.jpg)
30
cukup memerlukan panjang penyinaran matahari (fotoperiodisitas)
12-16 jam setiap hari.
2. Keadaan tanah
Sawi pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah.
Tanaman ini selaintahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah
berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim
tropis Indonesia (Haryanto dan Tina, 2002). Dengan kata lain
tanaman ini cukup adaptif dengan keadaan iklim di Indonesia.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa karena Indonesia mempunyai
kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga tanaman
ini baik dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang
cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 200
meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter
dpl. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa
panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari
dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada
kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
![Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/21.jpg)
31
4. Aspek produksi
Menurut Haryanto dan Tina (2002), kegiatan budidaya sawi
meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Pengolahan tanah
Kegiatan membersihkan lahan dari segala vegetasi atau
tanaman yang tidak diinginkan seperti sisa-sisa perakaran, tunggul,
dan batu-batu (apabila untuk pembukaan lahan baru). Menyiapkan
lahan yang bersih permukaannya dan layak sebagai tempat
tumbuhnya tanaman sawi sehingga memudahkan penyiapan dan
pengolahan tanah selanjutnya. Kegiatan pengolahan tanah secara
umum sebelum menanam sayuran adalah pengemburan tanah serta
pembuatan bedengan. Pada tahap pengemburan tanah, untuk jenis
semua tanaman akan mempunyai perlakuan yang relatif hampir
sama, tetapi dalam hal pembuatan bedengan mempunyai perlakuan
yang berbeda – beda. Pengemburan tanah dapat menciptakan kondisi
yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik.
Tahap-tahap pengemburan meliputi pencangkulan untuk
memperbaiki stuktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian
pupuk organik atau pupuk kimia sebagai pupuk dasar untuk
memperbaiki stuktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah
kesuburan lahan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan
dari bebatuan, rerumputan, semak atau bahkan pepohonan yang
![Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/22.jpg)
32
tumbuh. Lahan harus bersih dantidak boleh terus ternaungi. Lokasi
yang teduh dan ternaungi tidak baik untuk pertumbuhan sawi karena
jenis sayuran ini merupakan jenis tanaman sayur yang menyukai
cahaya, untuk lahan yang akan ditanami sawi pengemburan biasanya
dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20-40 cm.
Pengolahan tanah ini dilakukan secara sempurna hingga tidak ada
lagi gumpalan-gumpalan tanah yang akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan akar tanaman. Tanah yang digunakan
sebagai tempat atau lahan untuk penanaman sawi harus gembur
karena tanah yang bergumpal atau keras akan menghambat
pertumbuhan sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman
tumbuh kerdil tidak seperti yang diinginkan. Pada saat melakukan
pengemburan tanah sebaiknya dilakukan juga pemberian pupuk
organik sebagai pupuk dasar. Tanaman sawi membutuhkan pupuk
kandang sebanyak 10 ton/ha (Haryanto dan Tina, 2002). Pemberian
pupuk kandang pada saat pengemburan bertujuan agar pupuk
kandang dapat lebih cepat bercampur merata denga tanah sehingga
unsur hara dan stuktur tanah dapat dengan mudah tergantikan, untuk
daerah yang mempunyai derajat keasaman yang terlalu rendah (tanah
bersifat terlalu asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengampuran
bertujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah sehingga tanah
tidak terlalu asam, semakin bersifat asam, maka tanah itu
memerlukan kapur yang lebih banyak. Setelah lahan digemburkan,
![Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/23.jpg)
33
kemudian tanah diratakan dan membuat bedengan. Bedengan ini
berfungsi untuk memberikan perlakuan pada tanaman agar tumbuh
lebih teratur dan baik. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dari
arah timur ke barat agar tanaman dapat menerima cahaya matahari
yang perlu untuk pertumbuhan tanaman.
2. Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan
tanah untuk penanaman, hal ini bertujuan untuk mengefisiensikan
waktu yang digunakan. Ukuran bedegan yang akan digunakan untuk
pembibitan tidak perlu terlalu lebar dan luas, karena pembibitan tidak
memerlukan jarak tanam yang jauh dan besar. Dua minggu sebelum
penaburan benih dilakukan bedengan pembibitan terlebih dahulu
ditaburi dengan 2 kg pupuk kandang, 20 g urea, 10 g TSP dan 7,5 g
KCL. Cara melakukan pembibitan di awali dengan benih ditaburkan
pada permukaan bedengan pembibtan, selanjutnya benih ditutupi
dengan tanah yang halus setebal 1-2 cm. Melakukan perawatan
dengan penyiraman menggunakan sprayer atau gembor. Benih yang
baik akan tumbuh 3-5 hari setelah penaburan benih. Setelah berdaun
3-5 helai (kira-kira berumur 3-4 minggu setelah benih ditaburkan)
bibit dapat dipindahkan ke bedengan penanaman.
![Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/24.jpg)
34
3. Penanaman
Bedengan penanaman sawi dibuat dengan ukuran 120 cm dan
panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedengan
penanaman ini dibuat sekiar 20-30 cm dengan jarak antar bedengan
30 cm. Jarak antar bedengan ini bertujuan sebagai parit drainase dan
tempat lalu lalang pekerja. Satu minggu sebelum penanaman sawi
dilakukan, bedengan penanaman ditaburi serta diaduk dengan pupuk
kandang, TSP, dan KCL yang dosisnya berturut-turut 10 ton, 100 kg,
dan75 kg per ha lahan. Jarak tanam antar tanaman adalah 20 x 20 cm
sampai dengan 30 x 30 cm.
Memilih bibit yang pertumbuhannya baik, ciri-ciri bibit yang
baik adalah batang tubuh tegak, daun hijau segar mengkilap dan
tidak terserang hama atau penyakit. Memindahkan bibit dengan hati-
hati dari bedengan pembibitan. Pemindahan bibit dapat
menggunakan alat bantu seperti cetok atau sendok tanaman untuk
memindahkan tanaman agar sebagian tanah yang membalut
perakaran bibit dapat terikut pada saat pencabutan. Langkah
selanjutnya adalah penggalian lubang tanam di bedengan penanaman.
Penggalian dilakukan dengan tangan atau tugal pada titik yang sesuai
dengan jarak tanam. Ukuran lubang tidak perlu terlalu besar, cukup
4-8 x 6-10cm, namun yang terpenting bibit dapat tumbuh dengan
baik dan tidak gampang tercabut. Bibit dimasukkan ke lubang tanam
![Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/25.jpg)
35
dengan hati-hati. Selanjutnya lubang dirapikan dan tanahnya sedikit
dipadatkan pada pangkal batang.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahapan kerja yang terpenting dalam
pembudidayaan tanaman. Hasil yang optimal hanya akan dicapai
apabila pemeliharaan tanaman dilakukan secara baik. Tindakan
pemeliharaan ini meliputi penyiraman, panjarangan, penyulaman,
penyiangan dan pengemburan, pemupukan tambahan, serta
pengendalian hama dan penyakit.
a. Penyiraman
Air adalah faktor pembatas tumbuh tanaman, tanpa air yang
cukup sawi tumbuh kerdil layu dan bahkan dapat mati. Sejak
tanaman disemai hingga tumbuh besar air selalu dibutuhkan oleh
tanaman sawi. Pada musim hujan, air hujan yang turun biasanya
mampu mencukupi kebutuhan air yang diperlukan sawi. Bahkan saat
hujan turun deras, air dapat berlimpah sehingga harus disalurkan dari
areal pertanaman karena dapat mengganggu pernapasan akar dan
pertumbuhan tanaman. Parit yang juga merupakan jarak antar
bedengan harus dijaga agar tidak mampat sehingga mampu
menyalurkan kelebihan air tersebut. Di musim kemarau atau saat
hujun turun tidak menentu, siraman tanaman menjadi sangat penting.
![Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/26.jpg)
36
Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan gembor, pipa
penyemprot, sprinkler, atau dengan sistem leb. Sistem leb ialah
memasukkan air ke areal melalui parit drainase selama beberapa
waktu (2-8 jam), tergantung kebutuhan dan situasi kekeringan.
Namun, penyiraman dengan gembor hingga air cukup membasahi
tanah pada pagi dan sore hari umunya sudah memadai.
b. Penjarangan
Penanaman sawi yang tanpa melalui tahap pembibitan pada
umumnya tumbuh tidak teratur. Jika hal ini dibiarkan dan tidak
dilakukan penjarangan makaakan menyebabkan adanya persaingan
dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Penjarangan ini bertujuan
untuk mendapatkan kualitas dan hasil sawi yang baik. Penjarangan
dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut
tanaman yang tumbuh berdekatan atau terlalu rapat. Sisakan tanaman
yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur, untuk
penanaman bibit dengan jarak tanam yang sudah ditentukan misalnya
20 x 20 cm atau 40 x 40cm.
c. Penyulaman
Penyulaman merupakan kegiatan penggantian tanaman yang
mati. Tanaman sulaman biasanya diambil dari bibit tanaman yang
masih tersisa di bedengan pembibitan, hal ini bertujuan agar umur
![Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/27.jpg)
37
dan tingkat pertumbuhan tanaman yang sudah tumbuh dengan baik di
bedengan penanaman dengan tanaman sulaman tidak berbeda jauh.
Cara penyulaman cukup sederhana dan muda, tanaman yang mati
dibuang dengan cara dicabut kemudian lubang penanaman dibuat
pada bekas tempat penanaman sebelumnya, selanjutnya tanaman
sulaman ditanam sebagai penggantinya.
d. Penyiangan, penggemburan dan pengguludan
Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa
pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma
pada bedengan penanaman. Setelah tanaman berumur 2 minggu di
bedengan penanaman biasanya gulma sudah mulai banyak.
Penyiangan ini dilakukan agar pengambilan unsur hara dari dalam
tanah dapat berlangsung sempurna tanpa diganggu oleh tumbuhan-
tumbuhan liar yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa penyiangan
harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka
pada tanaman intinya. Penggemburan dan pengguludan dilakukan
apabila tekstur tanah berubah menjadi keras dan padat.
Penggemburan dan pengguludan biasanya dilakukan bersamaan
dengan penyiangan. Penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati
karena seringkali dapat merusak tanaman. Pengguludan di bedengan
untuk tanaman sawi tidak terlalu dibutuhkan karena pengguludan
yang dilakukan pada bedengan bertujuan untuk tetap memfungsikan
![Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/28.jpg)
38
parit drainase sebagai sarana pelancar kelebihan air. Pengguludan
dilakukan dengan cara menaikan tanah yang jatuh kebagian parit
pengairan kebedengan semula.
e. Pemupukan tambahan
Pupuk tambahan diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam
yaitu urea dengan dosis 50 kg per ha. Pupuk TSP dan KCl tidak
terlalu dibutuhkan untuk pemupukan tambahan ini hal ini
dikarenakan sawi merupakan sayuran daun yang lebih membutuhkan
pupuk untuk membantu pertumbuhan daun, sehingga pupuk urea
yang lebih penting dan lebih dibutuhkan sebagai pupuk tambahan.
Pemberian urea sebagai pupuk tambahan dilakukan dengan cara
penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali atau
dapat juga dengan melarutkan pupuk urea tersebut dengan air, lalu
disiramkan pada bedengan penanaman dengan perbandingan 25 g
pupuk urea dilarutkan dalam 25 liter air untuk 5 meter bedengan.
5. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)
Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran &
Biofarmaka (2008), pengendalian OPT dilakukan agar tidak terjadi
kerusakan pada bagian tananaman, sehingga masih menguntungkan
secara ekonomis dan untuk menghindari kerugian ekonomi berupa
kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk
![Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/29.jpg)
39
serta menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup
danaman konsumsi. Pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT, harus
diawali dengan pengenalan jenis hama dan penyakit yang ada pada
tanaman sawi, sehingga pada saat pelaksanaan pengendalian OPT
dapat dilakukan dengan tepat.
E. Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)
1. Klasifikasi ulat grayak
Klasifikasi hama ulat grayak menurut Kalshoven (1981)
adalah sebagai berikut :
Kingdom :Animalia
Class :Insecta
Ordo :Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies :Spodoptera litura
2. Siklus Hidup dan Ciri-ciri Ulat Grayak (Spodoptera
litura)
Telur berbentuk bulat dengan bagian datar melekat pada daun
(kadang tersusun 2 lapis), warna coklat kekuning kuningan, berkelompok
(masing – masing berisi 25 – 500 butir) tertutup bulu seperti beludru (
![Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/30.jpg)
40
Tenrirawe dan Talanca, 2008). Stadia telur berlangsung selama 3 hari
(Rahayu dkk, 2009).
Gambar 2. Telur Spodoptera litura
( Sumber Cardona et al., 2007)
Telur menetas menjadi larva selama 3 hari. Lama stadia larva 17 -
26 hari, yang terdiri dari larva instar 1 antara 5 - 6 hari, instar 2 antara 3 - 5
hari, instar 3 antara 3 - 6 hari, instar 4 antara 2 - 4 hari, dan instar 5 antara
3 - 5 hari (Cardona et al. , 2007) Lama stadia larva 17 - 26 hari, yang
terdiri dari larva instar 1 antara 5 - 6 hari, instar 2 antara 3 - 5 hari, instar 3
antara 3 - 6 hari, instar 4 antara 2 - 4 hari, dan instar 5 antara 3 - 5 hari
(Cardona et al.,2007).
Instar pertama tubuh larva berwarna hijau kuning, panjang 2,00
sampai 2,74 mm dan tubuh berbulu - bulu halus, kepala berwarna hitam
dengan lebar 0,2 - 0,3 mm. Instar kedua, tubuh berwarna hijau dengan
panjang 3,75 - 10,00 mm, bulu - bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas
abdomen pertama terdapat garis hitam meningkat pada bagian dorsal
![Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/31.jpg)
41
terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung abdomen, pada
toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua - dua. Larva instar
ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 – 15,0 mm dengan lebar kepala 0,5 –
0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig - zag
berwarna putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh. Instar keempat, kelima
dan keenam agak sulit dibedakan. Panjang tubuh instar ke empat 13 - 20
mm, instar kelima 25 - 35 mm dan instar ke enam 35 - 50 mm. Mulai
instar keempat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau
kekuningan atau hijau keunguan (Pracaya, 2005).
Ulat yang keluar dari telur berkelompok di permukaan daun.
Setelah beberapa hari, ulat mulai hidup berpencar. Panjang tubuh ulat
yang telah tumbuh penuh 50 mm (Balitbang, 2006).
![Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/32.jpg)
42
Gambar 3. Larva Spodoptera litura
( Sumber Dokumentasi pribadi)
Setelah cukup dewasa, yaitu kurang lebih berumur 2 minggu, ulat
mulai berkepompong. Masa pupa berlangsung di dalam tanah dan
dibungkus dengan tanah (Kalsoven, 1981). Pupa berada di dalam tanah
atau pasir, pupa berbentuk oval memanjang dan berwarna cokelat
mengkilat. Tubuh pupa memiliki panjang dan lebar antara 22,29 + 0,7
mm dan 7,51 + 0,36 mm. Lama stadia pupa 9-14 hari (Cardona et al.,
2007) . Setelah 9 - 10 hari kepompong akan berubah menjadi ngengat
dewasa (Balitbang, 2006).
Gambar 4. Pupa Spodoptera litura
(Sumber Dokumentasi Pribadi)
![Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/33.jpg)
43
3. Gejala Serangan
Ulat grayak aktif makan pada malam hari, meninggalkan
epidermis atas dan tulang daun sehingga daun yang terserang dari jauh
terlihat berwarna putih (Balitbang, 2006). Larva yang masih kecil
merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. Dengan
meninggalkan sisa – sisa bagian atas epidermis daun, transparan dan
tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan
bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau (Tenrirawe dan
Talanca, 2008). Selain pada daun, ulat dewasa makan polong muda
dan tulang daun muda, sedangkan pada daun yang tua, tulang-
tulangnya akan tersisa. Selain menyerang sawi, ulat grayak juga
menyerang jagung, kentang, tembakau, kacang hijau, bayam dan
kubis (Balitbang, 2006).
![Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/34.jpg)
44
F. Kerangka Berpikir
Penggunaan pestisida merupakan salah satu cara
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering
dikenal dengan sebutan hama. Petani masih sering menggunakan
pestisida sintetik untuk mengendalikan hama pada tanaman, hal ini
bertentangan dengan program Pemerintah yaitu dengan
mengedepankan pertanian organik.
Penggunaan pestisida sintetik menunjukkan hasil yang sangat
efektif dan efisien, tetapi penggunaan pestisida kimia atau sintetik ini
dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan permasalahan
baik dalam aspek lingkungan seperti mengakibatkan resistensi hama,
meninggalkan residu di dalam tanah, air, udara serta berdampak pada
kesehatan manusia yang mengkonsumsi bahan makanan yang
terkena pestisida tersebut.
Masalah – masalah tersebut dibutuhkan cara pengendalian
hama yang dapat menandingi keampuhan dari pestisida kimia dan
berwawasan lingkungan, sehingga tidak menimbulkan permasalahn
di lingkungan dan membahayakan manusia. Ekstrak daun Majapahit
(Crescentia cujete) dengan kandungan senyawa saponin, alkaloid,
terpenoid, tannin dan flavonoid memiliki cara sebagai pestisida
nabati, anti makan (antifeedant) dan penolak (repellent)
![Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/35.jpg)
45
G.
Pestisida Sintetis:
- Hama menjadi resisten
- Meningkatkan residu
berbahaya pada lingkungan
(air, tanah, udara)
- Membahayakan kesehatan
manusia
Diperlukan pengendalian hama
yang tidak mengakibatkan
hama resisten, tidak
meninggalkan residu berbahaya
bagi lingkungan dan aman
dikonsumsi bagi manusia
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) mengurangi penggunaan pestisida
sintetis dan mengintroduksi penggunaan pestisida nabati
Pestisida nabati dengan menggunakan ekstrak daun majapahit
(Crescentia cujete) mengandung senyawa saponin, alkaloid, tannin,
terpenoid dan flavonoid. (Linda,2013)
Terpenoid Tanin Saponin
Alkaloid Flavonoid
Sawi (Brassica juncea) Ulat grayak (Spodoptera litura)
- Perubahan morfologi
tanaman dan tingkat
kerusakan
- Berat basah tanaman
- Mortalitas hama
- Pemendekan fase larva
instar III menjadi pupa
![Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022042708/5af9a70a7f8b9a44658e0622/html5/thumbnails/36.jpg)
46
H. Hipotesis Penelitian
1. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka akan berpengaruh
terhadap mortalitas hama, pemendekan hidup larva instar III
menjadi pupa, morfologi tanaman, tingkat kerusakan dan berat
basah tanaman sawi.
2. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka tingkat mortalitas akan
semakin tinggi.
3. Ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete) berpengaruh terhadap
pemendekan hidup hama Spodoptera litura instar III menjadi pupa.
4. Semakin tinggi dosis ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete)
yang diberikan maka akan berpengaruh terhadap morfologi
tanaman sawi dan tingkat kerusakan akan semakin sedikit.
5. Semakin tinggi dosis ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete)
yang diberikan maka akan berpengaruh terhadap berat basah sawi
yaitu akan semakin berat.