bab ii tinjauan pustaka a. pengelolaan hama terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/bab ii.pdf · lebih...

36
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1. Pengertian (Pengelolaan Hama Terpadu) (PHT) merupakan suatu cara pendekatan berdasarkan pertimbangan ekonomi, ekologi dan sosial dalam rangka pengelolaan agro ekosistem secara keseluruhan. Dalam berbudidaya kita tidak pernah terlepas dari masalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu Hama. Permasalahan tersebut menjadi sebuah dilema bagi petani sampai akhirnya kebanyakan petani memilih pestisida kimia untuk memberantas OPT tersebut tanpa memperhatikan akibat yang akan di alaminya seperti Resistensi (kekebalan hama), Resurjensi (ledakan hama), matinya musuh alami seperti burung, belalang dan ular (Untung, 1993). 2. Sejarah dan Perkembangan PHT Upaya peningkatan produksi padi secara nasional sudah dimulai sejak 1969 melalui Program Bimas Gotong Royong, dengan menerapkan teknologi panca usaha secara parsial berupa varietas unggul IR5 dan IR8, pemupukan, dan penyemprotan hama dari udara. Inovasi ini berhasil meningkatkan produksi beras menjadi 12,25 juta

Upload: dinhhanh

Post on 14-May-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengelolaan Hama Terpadu

1. Pengertian

(Pengelolaan Hama Terpadu) (PHT) merupakan suatu cara

pendekatan berdasarkan pertimbangan ekonomi, ekologi dan sosial

dalam rangka pengelolaan agro ekosistem secara keseluruhan. Dalam

berbudidaya kita tidak pernah terlepas dari masalah Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu Hama. Permasalahan tersebut

menjadi sebuah dilema bagi petani sampai akhirnya kebanyakan

petani memilih pestisida kimia untuk memberantas OPT tersebut

tanpa memperhatikan akibat yang akan di alaminya seperti Resistensi

(kekebalan hama), Resurjensi (ledakan hama), matinya musuh alami

seperti burung, belalang dan ular (Untung, 1993).

2. Sejarah dan Perkembangan PHT

Upaya peningkatan produksi padi secara nasional sudah

dimulai sejak 1969 melalui Program Bimas Gotong Royong, dengan

menerapkan teknologi panca usaha secara parsial berupa varietas

unggul IR5 dan IR8, pemupukan, dan penyemprotan hama dari udara.

Inovasi ini berhasil meningkatkan produksi beras menjadi 12,25 juta

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

12

ton pada tahun 1969 dari 11,67 juta ton pada tahun 1968. Pada tahun

1970 diterapkan panca usaha lengkap dengan menambah komponen

teknologi pengairan sehingga produksi padi terus meningkat dengan

makin meluasnya areal pertanaman padi ajaib IR5 dan IR8 (Satari,

1983). Penerapan konsep PHT secara seksama dimulai pada tahun

1976 dan sejak tahun 1989 dikembangkan program PHT. Program

tersebut telah membawa Indonesia diakui oleh dunia internasional

berhasil mengembangkan PHT. Dukungan politik bagi pengembangan

PHT secara luas dapat dilihat dari Instruksi Presiden No.3 tahun 1986

yang melarang 57 formulasi pestisida pada tanaman padi (Untung,

2000). Keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan PHT tentu

tidak terlepas dari peran aktif berbagai pihak, termasuk petani sendiri.

Dalam periode 1989-1999 melalui program Sekolah Lapang PHT

(SLPHT) Departemen Pertanian berhasil melatih lebih dari satu juta

petani, khususnya untuk tanaman padi dan tanaman pangan lainnya.

Hal ini tentu penting artinya dalam meningkatkan kesejahteraan petani

melalui PHT dalam praktek pertanian yang baik.

B. Pestisida Nabati

1. Pengertian

Indonesia secara geografis terleak di garis equator, sehingga

memiliki iklim tropis dengan OPT (organisme pengganggu

tanaman) menjadi masalah utama dalam kegiatan bertani.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

13

Penggunaan agro kimia, khususnya pestisida sintetis di Indonesia

sangat intensif, bahkan sudah berlebih dan tidak sesuai rekomendasi.

Pestisida masih merupakan jaminan keberhasilan bertani bagi

sebagian besar petani di Indonesia. Petani sudah sangat tergantung

kepada pestisida, namun disisi lain residu pestisida pada komoditas

pertanian dan lingkungan cukup tinggi, sehingga membahayakan

konsumen dan mencemari lingkungan. Salah satu teknik

pengendalian OPT yang ramah lingkungan adalah dengan

penggunaan pestisida yang berasal dari tumbuhan yang lazim

disebut pestisida nabati. Pestisida nabati adalah pestisida yang berasal

dari tumbuhan, sedangkan arti pestisida itu sendiri adalah bahan yang

dapat digunakan untuk mengendalikan populasi OPT. Pestisida nabati

bersifat mudah terdegradasi di alam (bio-degredable), sehingga

residunya pada tanaman dan lingkungan tidak signifikan. Indonesia

dikenal dengan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman

hayati (mega-biodiversity) terbesar ke dua di dunia setelah Brazil,

termasuk memiliki sejumlah tanaman yang dapat digunakan sebagai

bahan dasar pestisida, baik yang dapat langsung digunakan atau

dengan ekstraksi sederhana dengan air, ekstraksi dengan pelarut

organik lainnya ataupun dengan cara penyulingan, tergantung

kepada tujuan dari formula yang akan dibuat (Hendayana, 2010)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

14

2. Kelebihan Pestisida Nabati

1. Teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah, sehingga

memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga.

2. Pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi

lingkungan maupun terhadap makhluk hidup, sehingga relatif

aman untuk digunakan.

3. Tidak beresiko menimbulkan keracunan pada tanaman,

sehingga, tanaman yang diaplikasikan pestisida nabati jauh

lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya.

4. Tidak menimbulkan resistensi (kekebalan) pada hama, dalam

artian pestisida nabati aman bagi keseimbangan ekosistem.

5. Hasil pertanian yang dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari

residu pestisida kimiawi.

3. Kekurangan Pestisida Nabati

1. Daya kerja pestisida nabati lebih lambat, tidak bisa terlihat

dalam jangka waktu yang cepat.

2. Pada umumnya tidak membunuh langsung hama sasaran, akan

tetapi hanya bersifat mengusir dan menyebabkan hama menjadi

tidak mendekati tanaman budidaya.

3. Mudah rusak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.

4. Daya simpan relatif pendek, artinya pestisida nabati harus

segera digunakan setelah proses produksi. Hal ini menjadi

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

15

hambatan tersendiri bagi petani untuk mendapatkan pestisida

nabati instan ataupun untuk memproduksi pestisida nabati

untuk tujuan komersil.

5. Perlu dilakukan penyemprotan yang berulang-ulang.

(Hendayana, 2010)

4. Prinsip Kerja Pestisida Nabati

Prinsip kerja pestisida nabati (Hendayana, 2010) :

a. Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.

b. Menghambat pergantian kulit.

c. Mengganggu komunikasi serangga.

d. Menyebabkan serangga menolak makan.

e. Menghambat reproduksi serangga betina.

f. Mengurangi nafsu makan.

g. Mengusir serangga.

h. Menghambat perkembangan patogen penyakit.

5. Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai Pestida Nabati

1. Mimba (Azadirachta indica)

Daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif

azadirachtin sebagai senyawa utama meliantriol, salanin dan

nimbin. Senyawa ini tidak untuk membunuh secara cepat, tetapi

berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

16

prosesganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi

seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan

kitin. Selain itu, daun dan biji mimba juga berperan sebagai

pemandul. Biji mimba mengandung beberapa komponen aktif

antara lain azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, gedunin,

nimbinen dan deacetyl nimbinen. Dari beberapa komponen aktif

tersebut ada empat senyawa yang diketahui berfungsi sebagai

pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen dan meliantriol.

Efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200

spesies) antara lain belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll.

Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari

perkembangan serangga, disemprotkan pada daun, disiramkan pada

akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga

di dalam tanah. Di samping itu dapat juga untuk mengendalikan

jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur

gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain

penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat

daun, bercak daun dan mencegah bakteri pada embun tepung

(Marianah, 2013).

2. Tembakau (Nicotiana tabacum)

Kandungan aktif : nikotin dengan kadar tertentu. Spesies

Nicotianatabacum dan N. rustica memiliki kandungan nikotin

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

17

antara 6%-18%,dan kandungan tertinggi terdapat didaun.

Pemanfaatan : sebagai insektisida nabati, digunakan sebagai racun

perut dan pernapasan. Hama yang dikendalikannya terutama

serangga berukuran kecil dan bertubuh lunak, seperti ulat perusak

daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida) (Ngasih,

2014).

3. Babadotan (Ageratum conyzoides)

Kandungan kimia yang terkandung adalah saponin,

flavonoid, polivenol, kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak

atsiri. Ekstrak daun babadotan berfungsi sebagai penolak

(repellent) dan penghambat perkembangan serangga hama

(Setiawati, Murtiningsih, Gunaeni dan Rubiati, 2008)

4. Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Kandungan aktif : minyak asiri dan komponennya, seperti

eugenol dan eugenol asetat. Selain dalam bentuk ekstrak, tepung

cengkih juga menghambat pertumbuhan patogen tanaman. Bagian

tanaman yang bisa dimanfaatkan adalah daun, bunga, dan tangkai

bunga. Pemanfaatan : Sebagai fungisida nabati, mengendalikan

jamur patogen Phytophtora capsici, P. palmivora, Selerotium sp.,

serta Rigidoporus lignosus. Konsentrasi minimal tepung daun atau

tangkai bunga untuk menghambat ketiga jamur tersebut adalah

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

18

0,4%, sedangkan tepung bunga 0,2%. Populasi P.capsici dalam

tanah menurun dan populasi jamur tanah meningkat dengan

pemberian minimal 1% tepung bunga. Pemakaian minyak dan

eugenol untuk maksud yang sama adalah 200 ppm dan 300 ppm.

Minyak cengkeh juga menekan pertumbuhan Pseudomonas

solanacearum pada keluarga terung-terungan. Pemberian tepung

daun cengkeh sebanyak 5% ke dalam tanah menekan 69%

serangan Fusarium oxysporum jamur penyebab penyakit busuk

batang pada vanili (Ngasih, 2014).

5. Daun Pepaya (Carica papaya)

Kandungan bahan aktif : daun pepaya mengandung zat aktif

enzim papain, alkaloid, dan glikosid. Papain adalah enzim

hidrolase sistein protease yang ada pada getah tanaman papaya,

baik di daun, batang maupun buahnya. Getah pepaya mengandung

sedikitnya tiga jenis enzim yaitu papain (10%), khimopapain

(45%), dan lisozim (20%).Ekstrak daun papaya efektif untuk

mengendalikan hama ulat, hama penghisap, aphid, rayap, hama

kecil, dan ulat bulu (Marianah, 2013).

6. Mindi (Melia Azedarach L.)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

19

Kandungan bahan aktif mindi mirip seperti mimba, yaitu:

azadirachtin, triol, dan salanin. Tanaman mindi banyak

dimanfaatkan untuk pestisida nabati. Bagian tanaman mindi yang

dapat digunakan untuk pengendalian hama adalah daunnya,

biji/buahnya, dan kulitnya. Mindi dapat digunakan untuk pestisida

nabati, untuk mengusir atau penolak hama, menghambat hama

untuk bertelur, insektisida, dan menghambat perkembangan

cendawan Mindi juga mengandung racun kontak dan racun perut

bagi serangga sasaran. Hama sasaran yang bisa dikendalikan yaitu

Aphis citri, ulat grayak Spodoptera sp., Spodoptera eridania, ulat

jarak Spodoptera littoralis, belalang Locusta migratoria, Ulat

kuncung tembakau Helicoverpa virescens, Wereng punggung putih

Sogatella furcifera dan hama gudang Ephestia cautella,

Rhizopertha domonica. Mindi tidak mempunyai efek racun pada

laba-laba, sedikit meracuni kepik predator wereng coklat

Cyrtorhinus lividipennis, tetapi mampu meracuni manusia dan

binatang menyusui lainnya (Marianah, 2013).

6. Jarak (Ricinus communis)

Kandungan kimia biji jarak mengandung 40-50% minyak

jarak (oleum ricini, kastrooli) yang mengandung bermacam-macam

trigiliserida, asam palmitat, asam risinoleat, asam isorisinoleat,

asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearate, alkaloida

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

20

risinin, risin, dan lipase. Daun jarak mengandung saponin,

senyawa-senyawa flavonoida, astragalin, reiniutrin, risinin dan

vitamin C. Akar jarak memiliki kandungan kimia metiltrans-2-

dekena-4,6, 8-trinoat dan 1- tridekena-3,5,7,9,11-pentin-beta-

sitosterol. Pemanfaatan : ekstrak biji jarak dapat mengendalikan

hama secara umum (Setiawati dkk, 2008).

7. Daun Sirsak (Annona muricata)

Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain

asimisin, bulatacin dan squamosin dan beberapa kandungan kimia

yaitu alkaloida, flavonoida, saponin, tanin, glikosida, gikosida

atrakuinon, dan steroid/ triterpenoid. Pemanfaatan dapat digunakan

untuk mengendalikan hama belalang karena memiliki senyawa-

senyawa yang bersifat racun perut bagi hama belalang (Khoiriyah,

Handayani, A'yun, Sulistiyowati dan Hasanah, 2012).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

21

C. Daun Majapahit

1. Klasifikasi

Crescentia cujete adalah suatu jenis temu-temuan

dengan taksonomi sebagai berikut: (Steenis, 1974)

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Scrophulariales

Familia : Bignoniaceae

Genus : Crescentia

Spesies : Crescentia cujete

2. Morfologi Tanaman

a. Batang

Maja merupakan tanaman perdu, dengan kulit buah berwarna

hijau. Pohon maja dapat tumbuh 20 meter dengan tajuk yang tumbuh

menjulang ke atas dan kayunya sangat keras. Batang berkayu

(lignosus), berbentuk silindris, batang tua kadang melintir satu sama

lain, berwarna coklat kotor, permukaan kasar (Rismayani, 2013).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

22

Gambar 1. Pohon majapahit

b. Daun dan bunga

Daunnya mejemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung

membulat, pangkal meruncing, panjang 10-15 cm, lebar 5-7 cm,

bertangkai pendek bewarna hijau dan pertulangan daunnya menyirip.

Bunga simetris tunggal di cabang dan ranting, kelopak mula-mula

menutup (kelopak air) kemudian terbelah bentuk upih. Mahkota

bentuk bibir, tabung mahkota membengkok bentuk lonceng. Panjang

putik 2 cm, kepala putik berbentuk corong, bewarna putih sedangkan

benang sari ada 4 buah. Perbungaannya berbentuk tandan keluar dari

ketiak daun, bergerombol dan kelopak bunga berbentuk segi tiga,

berwarna kehijau hijauan hingga putih (Sunarto, 1992).

c. Buah dan Biji

Buah buni, bulat seperti bola voli, berdiameter 13-30 cm, hijau

kekuningan, kulit buah licin, mengayu tebal dan sering digunakan

sebagai wadah tempat air. Biji banyak, pipih, tertanam dalam daging

buah yang lembek.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

23

3. Ekologi dan Penyebaran

Tanaman Crescentia cujete tumbuh di daerah Asia yang beriklim tropis

dari India sampai Indonesia. Tanaman majapahit dapat tumbuh di dataran

rendah hingga ketinggian 1300 m di atas permukaan laut (Raharjoet al.,

2004).

4. Kandungan Kimia

Penelitian tentang uji fitokimia kandungan buah majapahit

oleh (Ejelonu, et al., 2011) dan (Ogbuagu, 2008), memperoleh hasil

bahwa buah majapahit mengandung senyawa flavonoid, tanin.

Berdasarkan hasil uji fitokimia yang telah dilakukan, ekstrak daun

majapahit mengandung senyawa, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid,

dan alkaloid.

Menurut panelitian (Linda, 2013) tentang uji toksisitas ulat

grayak dari hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa di daun majapahit

(Crescentia cujete) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa

alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, dan saponin. Senyawa terpenoid

tersebut bisa bersifat sebagai antifeedant atau penolak makan yang

mempunyai bau menyengat sehingga larva menurun nafsu makannya

dan kekurangan nutrisi sehingga menyebabkan mortalitas pada larva.

Kandungan lain dari daun majapahit adalah saponin, cara kerja

saponin adalah memasuki tubuh larva melalui kulit dengan proses

adhesi dan menimbulkan efek sistemik. Penetrasi senyawa tersebut ke

dalam tubuh serangga melalui epikutikula serangga, senyawa tersebut

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

24

masuk ke dalam jaringan di bawah integumen menuju daerah sasaran.

Masuknya saponin mengakibatkan rusaknya lilin pada lapisan

kutikula sehingga menyebabkan kematian karena larva mengalami

banyak kehilangan air. Selain masuk melalui kutikula, saponin masuk

melalui makanan yang dapat memberikan pengaruh terhadap proses

biologi tubuh dan metabolisme zat nutrisi dengan cara menghambat

produktivitas kerja enzim kimotripsin yang mengakibatkan

terganggunya sistem pencernaannya, terhambat perkembangannya dan

akhirnya mati jika tingkat penghambatan pencernaan relatif tinggi.

Saponin juga dapat menurunkan aktivitas enzim protease dalam

saluran pencernaan serta mengganggu penyerapan makanan.

Cara kerja alkaloid adalah mendegradasi membran sel untuk

masuk ke dalam dan merusak sel dan juga dapat mengganggu sistem

kerja syaraf larva dengan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase.

Terjadinya perubahan warna pada tubuh larva menjadi lebih

transparan dan gerakan tubuh larva yang melambat bila dirangsang

sentuhan serta selalu membengkokkan badan disebabkan oleh

senyawa alkaloid.

Flavonoid merupakan senyawa fenol yang dapat

menyebabkan cacat bakar dan amat beracun. Larva yang mati karena

insektisida, tubuhnya cenderung rusak, menyusut. Tannin mempunyai

bau khas yang sepet dan pahit sehingga berfungsi sebgai penolak

makan (antifeedant) (Linda, 2013).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

25

5. Penggunaan

Daun majapahit dapat digunakan sebagai obat tradisional

antara lain: penurun gula darah, kudis, borok, diare, luka, pestisida

pada hama (Linda,2013).

D. Tanaman Sawi

1. Klasiikasi

Sawi (Brassica juncea L.) masih satu famili dengan

kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni

famili Cruciferae (brassicaceae) oleh karena itu sifat morfologi

tanamannya hampir sama, terutama pada sistem perakaran,

struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya. Sawi

termasuk ke dalam kelompok tanaman sayuran daun yang

mengandung zat-zat gizi lengkap yang memenuhi syarat untuk

kebutuhan gizi masyarakat. Klasifikasi tanaman sawi menurut

(Cahyono, 2003):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Angiospermae

Ordo : Papavorales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

26

2. Morfologi Tanaman

Sistem perakaran sawi memiliki akar tunggang (radix

primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang

(silindris) menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50

cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat

makanan daridalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang

tanaman (Heru dan Yovita, 2003).

Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop.

Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserat (roset) hingga

sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004). Sawi umumnya mudah

berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran tinggi maupun di

dataran rendah.

Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga

(inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang

banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun

kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah,

empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua

(Rukmana, 2002).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

27

3. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi

Sawi pada umumnya banyak ditanam didataran rendah.

Tanaman ini selaintahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah

berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim

tropis Indonesia (Haryanto dan Tina, 2002).

1. Keadaan iklim

Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam

menentukan lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban

udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari.

a. Suhu udara

Menurut Cahyono (2003), pertumbuhan sawi yang baik

membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC. Keadaan

suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian

tempat dari permukaan laut (dpl). Daerah yang memiliki suhu

berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000-

1200 m di atas permukaan laut, semakin tinggi letak suatu daerah

dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah, sementara itu

pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara. Misalnya proses

perkecambahan, pertunasan, pertumbuhan dan lain sebagainya. Suhu

yang melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dapat

tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan suhu udara yang sangat

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

28

mempengaruhi pertumbuhan sawi. Jika suhu tidak sesuai maka

pertumbuhannya tidak akan berjalan dengan baik, karena

terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan

terhentinya produksi pati (karbohidrat) dan respirasi meningkat.

Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam menentukan

lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban udara, curah

hujan, dan penyinaran cahaya matahari lebih besar. Jika suhu sesuai

dengan daerah yang dikehendaki, maka tanaman sawi dapat

melakukan fotosintesis dengan baik untuk pembentukan karbohidrat

dalam jumlah yang besar, sehingga sumber energi lebih tersedia

untuk proses pernapasan (respirasi), pertumbuhan tanaman

(pembesaran dan pembentukan sel-sel baru, pembentukan daun), dan

produksi (kualitas daun baik).

b. Kelembaban udara

Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi

yang optimal menurut Cahyono (2003), berkisar antara 80% sampai

dengan 90%. Kelembaban yang tinggi dan lebih dari 90%

berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman

tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun tidak

bagus, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka

kualitas biji yang dihasilkan jelek. Kelembaban udara juga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

29

berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman

yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman.

c. Curah hujan

Tanaman sawi dapat ditanam sepanjang tahun (sepanjang

musim). Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung

kelangsungan hidup tanaman karena ketersediaan air tanah

mencukupi. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman

sawi adalah 1000-1500 mm/tahun. Daerah yang memiliki curah

hujan sekitar 1000-1500 mm/tahun yakni daerah dengan ketinggian

1000-1500 m dpl. (Cahyono, 2003). Lebih lanjut dinyatakan bahwa

sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang

tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah

penyiraman secara teratur.

d. Penyinaran cahaya matahari

Tanaman dapat melakukan fotosintesis serta memerlukan

energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan energi yang

diperlukan untuk tanaman dalam melakukan fotosintesis. Energi

kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanaman untuk

pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 cal / cm2- 400 cal

/cm2 setiap hari (Cahyono, 2003). Lebih lanjut dinyatakan bahwa

tanaman sawi untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

30

cukup memerlukan panjang penyinaran matahari (fotoperiodisitas)

12-16 jam setiap hari.

2. Keadaan tanah

Sawi pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah.

Tanaman ini selaintahan terhadap suhu panas (tinggi) juga mudah

berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim

tropis Indonesia (Haryanto dan Tina, 2002). Dengan kata lain

tanaman ini cukup adaptif dengan keadaan iklim di Indonesia.

Lebih lanjut dinyatakan bahwa karena Indonesia mempunyai

kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga tanaman

ini baik dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang

cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 200

meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada

daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter

dpl. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa

panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari

dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada

kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

31

4. Aspek produksi

Menurut Haryanto dan Tina (2002), kegiatan budidaya sawi

meliputi tahapan sebagai berikut :

1. Pengolahan tanah

Kegiatan membersihkan lahan dari segala vegetasi atau

tanaman yang tidak diinginkan seperti sisa-sisa perakaran, tunggul,

dan batu-batu (apabila untuk pembukaan lahan baru). Menyiapkan

lahan yang bersih permukaannya dan layak sebagai tempat

tumbuhnya tanaman sawi sehingga memudahkan penyiapan dan

pengolahan tanah selanjutnya. Kegiatan pengolahan tanah secara

umum sebelum menanam sayuran adalah pengemburan tanah serta

pembuatan bedengan. Pada tahap pengemburan tanah, untuk jenis

semua tanaman akan mempunyai perlakuan yang relatif hampir

sama, tetapi dalam hal pembuatan bedengan mempunyai perlakuan

yang berbeda – beda. Pengemburan tanah dapat menciptakan kondisi

yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik.

Tahap-tahap pengemburan meliputi pencangkulan untuk

memperbaiki stuktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian

pupuk organik atau pupuk kimia sebagai pupuk dasar untuk

memperbaiki stuktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah

kesuburan lahan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan

dari bebatuan, rerumputan, semak atau bahkan pepohonan yang

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

32

tumbuh. Lahan harus bersih dantidak boleh terus ternaungi. Lokasi

yang teduh dan ternaungi tidak baik untuk pertumbuhan sawi karena

jenis sayuran ini merupakan jenis tanaman sayur yang menyukai

cahaya, untuk lahan yang akan ditanami sawi pengemburan biasanya

dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20-40 cm.

Pengolahan tanah ini dilakukan secara sempurna hingga tidak ada

lagi gumpalan-gumpalan tanah yang akan menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan akar tanaman. Tanah yang digunakan

sebagai tempat atau lahan untuk penanaman sawi harus gembur

karena tanah yang bergumpal atau keras akan menghambat

pertumbuhan sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman

tumbuh kerdil tidak seperti yang diinginkan. Pada saat melakukan

pengemburan tanah sebaiknya dilakukan juga pemberian pupuk

organik sebagai pupuk dasar. Tanaman sawi membutuhkan pupuk

kandang sebanyak 10 ton/ha (Haryanto dan Tina, 2002). Pemberian

pupuk kandang pada saat pengemburan bertujuan agar pupuk

kandang dapat lebih cepat bercampur merata denga tanah sehingga

unsur hara dan stuktur tanah dapat dengan mudah tergantikan, untuk

daerah yang mempunyai derajat keasaman yang terlalu rendah (tanah

bersifat terlalu asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengampuran

bertujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah sehingga tanah

tidak terlalu asam, semakin bersifat asam, maka tanah itu

memerlukan kapur yang lebih banyak. Setelah lahan digemburkan,

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

33

kemudian tanah diratakan dan membuat bedengan. Bedengan ini

berfungsi untuk memberikan perlakuan pada tanaman agar tumbuh

lebih teratur dan baik. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dari

arah timur ke barat agar tanaman dapat menerima cahaya matahari

yang perlu untuk pertumbuhan tanaman.

2. Pembibitan

Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan

tanah untuk penanaman, hal ini bertujuan untuk mengefisiensikan

waktu yang digunakan. Ukuran bedegan yang akan digunakan untuk

pembibitan tidak perlu terlalu lebar dan luas, karena pembibitan tidak

memerlukan jarak tanam yang jauh dan besar. Dua minggu sebelum

penaburan benih dilakukan bedengan pembibitan terlebih dahulu

ditaburi dengan 2 kg pupuk kandang, 20 g urea, 10 g TSP dan 7,5 g

KCL. Cara melakukan pembibitan di awali dengan benih ditaburkan

pada permukaan bedengan pembibtan, selanjutnya benih ditutupi

dengan tanah yang halus setebal 1-2 cm. Melakukan perawatan

dengan penyiraman menggunakan sprayer atau gembor. Benih yang

baik akan tumbuh 3-5 hari setelah penaburan benih. Setelah berdaun

3-5 helai (kira-kira berumur 3-4 minggu setelah benih ditaburkan)

bibit dapat dipindahkan ke bedengan penanaman.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

34

3. Penanaman

Bedengan penanaman sawi dibuat dengan ukuran 120 cm dan

panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedengan

penanaman ini dibuat sekiar 20-30 cm dengan jarak antar bedengan

30 cm. Jarak antar bedengan ini bertujuan sebagai parit drainase dan

tempat lalu lalang pekerja. Satu minggu sebelum penanaman sawi

dilakukan, bedengan penanaman ditaburi serta diaduk dengan pupuk

kandang, TSP, dan KCL yang dosisnya berturut-turut 10 ton, 100 kg,

dan75 kg per ha lahan. Jarak tanam antar tanaman adalah 20 x 20 cm

sampai dengan 30 x 30 cm.

Memilih bibit yang pertumbuhannya baik, ciri-ciri bibit yang

baik adalah batang tubuh tegak, daun hijau segar mengkilap dan

tidak terserang hama atau penyakit. Memindahkan bibit dengan hati-

hati dari bedengan pembibitan. Pemindahan bibit dapat

menggunakan alat bantu seperti cetok atau sendok tanaman untuk

memindahkan tanaman agar sebagian tanah yang membalut

perakaran bibit dapat terikut pada saat pencabutan. Langkah

selanjutnya adalah penggalian lubang tanam di bedengan penanaman.

Penggalian dilakukan dengan tangan atau tugal pada titik yang sesuai

dengan jarak tanam. Ukuran lubang tidak perlu terlalu besar, cukup

4-8 x 6-10cm, namun yang terpenting bibit dapat tumbuh dengan

baik dan tidak gampang tercabut. Bibit dimasukkan ke lubang tanam

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

35

dengan hati-hati. Selanjutnya lubang dirapikan dan tanahnya sedikit

dipadatkan pada pangkal batang.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah tahapan kerja yang terpenting dalam

pembudidayaan tanaman. Hasil yang optimal hanya akan dicapai

apabila pemeliharaan tanaman dilakukan secara baik. Tindakan

pemeliharaan ini meliputi penyiraman, panjarangan, penyulaman,

penyiangan dan pengemburan, pemupukan tambahan, serta

pengendalian hama dan penyakit.

a. Penyiraman

Air adalah faktor pembatas tumbuh tanaman, tanpa air yang

cukup sawi tumbuh kerdil layu dan bahkan dapat mati. Sejak

tanaman disemai hingga tumbuh besar air selalu dibutuhkan oleh

tanaman sawi. Pada musim hujan, air hujan yang turun biasanya

mampu mencukupi kebutuhan air yang diperlukan sawi. Bahkan saat

hujan turun deras, air dapat berlimpah sehingga harus disalurkan dari

areal pertanaman karena dapat mengganggu pernapasan akar dan

pertumbuhan tanaman. Parit yang juga merupakan jarak antar

bedengan harus dijaga agar tidak mampat sehingga mampu

menyalurkan kelebihan air tersebut. Di musim kemarau atau saat

hujun turun tidak menentu, siraman tanaman menjadi sangat penting.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

36

Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan gembor, pipa

penyemprot, sprinkler, atau dengan sistem leb. Sistem leb ialah

memasukkan air ke areal melalui parit drainase selama beberapa

waktu (2-8 jam), tergantung kebutuhan dan situasi kekeringan.

Namun, penyiraman dengan gembor hingga air cukup membasahi

tanah pada pagi dan sore hari umunya sudah memadai.

b. Penjarangan

Penanaman sawi yang tanpa melalui tahap pembibitan pada

umumnya tumbuh tidak teratur. Jika hal ini dibiarkan dan tidak

dilakukan penjarangan makaakan menyebabkan adanya persaingan

dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Penjarangan ini bertujuan

untuk mendapatkan kualitas dan hasil sawi yang baik. Penjarangan

dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut

tanaman yang tumbuh berdekatan atau terlalu rapat. Sisakan tanaman

yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur, untuk

penanaman bibit dengan jarak tanam yang sudah ditentukan misalnya

20 x 20 cm atau 40 x 40cm.

c. Penyulaman

Penyulaman merupakan kegiatan penggantian tanaman yang

mati. Tanaman sulaman biasanya diambil dari bibit tanaman yang

masih tersisa di bedengan pembibitan, hal ini bertujuan agar umur

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

37

dan tingkat pertumbuhan tanaman yang sudah tumbuh dengan baik di

bedengan penanaman dengan tanaman sulaman tidak berbeda jauh.

Cara penyulaman cukup sederhana dan muda, tanaman yang mati

dibuang dengan cara dicabut kemudian lubang penanaman dibuat

pada bekas tempat penanaman sebelumnya, selanjutnya tanaman

sulaman ditanam sebagai penggantinya.

d. Penyiangan, penggemburan dan pengguludan

Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa

pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma

pada bedengan penanaman. Setelah tanaman berumur 2 minggu di

bedengan penanaman biasanya gulma sudah mulai banyak.

Penyiangan ini dilakukan agar pengambilan unsur hara dari dalam

tanah dapat berlangsung sempurna tanpa diganggu oleh tumbuhan-

tumbuhan liar yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa penyiangan

harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan luka

pada tanaman intinya. Penggemburan dan pengguludan dilakukan

apabila tekstur tanah berubah menjadi keras dan padat.

Penggemburan dan pengguludan biasanya dilakukan bersamaan

dengan penyiangan. Penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati

karena seringkali dapat merusak tanaman. Pengguludan di bedengan

untuk tanaman sawi tidak terlalu dibutuhkan karena pengguludan

yang dilakukan pada bedengan bertujuan untuk tetap memfungsikan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

38

parit drainase sebagai sarana pelancar kelebihan air. Pengguludan

dilakukan dengan cara menaikan tanah yang jatuh kebagian parit

pengairan kebedengan semula.

e. Pemupukan tambahan

Pupuk tambahan diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam

yaitu urea dengan dosis 50 kg per ha. Pupuk TSP dan KCl tidak

terlalu dibutuhkan untuk pemupukan tambahan ini hal ini

dikarenakan sawi merupakan sayuran daun yang lebih membutuhkan

pupuk untuk membantu pertumbuhan daun, sehingga pupuk urea

yang lebih penting dan lebih dibutuhkan sebagai pupuk tambahan.

Pemberian urea sebagai pupuk tambahan dilakukan dengan cara

penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali atau

dapat juga dengan melarutkan pupuk urea tersebut dengan air, lalu

disiramkan pada bedengan penanaman dengan perbandingan 25 g

pupuk urea dilarutkan dalam 25 liter air untuk 5 meter bedengan.

5. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan)

Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran &

Biofarmaka (2008), pengendalian OPT dilakukan agar tidak terjadi

kerusakan pada bagian tananaman, sehingga masih menguntungkan

secara ekonomis dan untuk menghindari kerugian ekonomi berupa

kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

39

serta menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup

danaman konsumsi. Pelaksanaan kegiatan pengendalian OPT, harus

diawali dengan pengenalan jenis hama dan penyakit yang ada pada

tanaman sawi, sehingga pada saat pelaksanaan pengendalian OPT

dapat dilakukan dengan tepat.

E. Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)

1. Klasifikasi ulat grayak

Klasifikasi hama ulat grayak menurut Kalshoven (1981)

adalah sebagai berikut :

Kingdom :Animalia

Class :Insecta

Ordo :Lepidoptera

Famili : Noctuidae

Genus : Spodoptera

Spesies :Spodoptera litura

2. Siklus Hidup dan Ciri-ciri Ulat Grayak (Spodoptera

litura)

Telur berbentuk bulat dengan bagian datar melekat pada daun

(kadang tersusun 2 lapis), warna coklat kekuning kuningan, berkelompok

(masing – masing berisi 25 – 500 butir) tertutup bulu seperti beludru (

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

40

Tenrirawe dan Talanca, 2008). Stadia telur berlangsung selama 3 hari

(Rahayu dkk, 2009).

Gambar 2. Telur Spodoptera litura

( Sumber Cardona et al., 2007)

Telur menetas menjadi larva selama 3 hari. Lama stadia larva 17 -

26 hari, yang terdiri dari larva instar 1 antara 5 - 6 hari, instar 2 antara 3 - 5

hari, instar 3 antara 3 - 6 hari, instar 4 antara 2 - 4 hari, dan instar 5 antara

3 - 5 hari (Cardona et al. , 2007) Lama stadia larva 17 - 26 hari, yang

terdiri dari larva instar 1 antara 5 - 6 hari, instar 2 antara 3 - 5 hari, instar 3

antara 3 - 6 hari, instar 4 antara 2 - 4 hari, dan instar 5 antara 3 - 5 hari

(Cardona et al.,2007).

Instar pertama tubuh larva berwarna hijau kuning, panjang 2,00

sampai 2,74 mm dan tubuh berbulu - bulu halus, kepala berwarna hitam

dengan lebar 0,2 - 0,3 mm. Instar kedua, tubuh berwarna hijau dengan

panjang 3,75 - 10,00 mm, bulu - bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas

abdomen pertama terdapat garis hitam meningkat pada bagian dorsal

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

41

terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga ujung abdomen, pada

toraks terdapat empat buah titik yang berbaris dua - dua. Larva instar

ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 – 15,0 mm dengan lebar kepala 0,5 –

0,6 mm. Pada bagian kiri dan kanan abdomen terdapat garis zig - zag

berwarna putih dan bulatan hitam sepanjang tubuh. Instar keempat, kelima

dan keenam agak sulit dibedakan. Panjang tubuh instar ke empat 13 - 20

mm, instar kelima 25 - 35 mm dan instar ke enam 35 - 50 mm. Mulai

instar keempat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau

kekuningan atau hijau keunguan (Pracaya, 2005).

Ulat yang keluar dari telur berkelompok di permukaan daun.

Setelah beberapa hari, ulat mulai hidup berpencar. Panjang tubuh ulat

yang telah tumbuh penuh 50 mm (Balitbang, 2006).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

42

Gambar 3. Larva Spodoptera litura

( Sumber Dokumentasi pribadi)

Setelah cukup dewasa, yaitu kurang lebih berumur 2 minggu, ulat

mulai berkepompong. Masa pupa berlangsung di dalam tanah dan

dibungkus dengan tanah (Kalsoven, 1981). Pupa berada di dalam tanah

atau pasir, pupa berbentuk oval memanjang dan berwarna cokelat

mengkilat. Tubuh pupa memiliki panjang dan lebar antara 22,29 + 0,7

mm dan 7,51 + 0,36 mm. Lama stadia pupa 9-14 hari (Cardona et al.,

2007) . Setelah 9 - 10 hari kepompong akan berubah menjadi ngengat

dewasa (Balitbang, 2006).

Gambar 4. Pupa Spodoptera litura

(Sumber Dokumentasi Pribadi)

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

43

3. Gejala Serangan

Ulat grayak aktif makan pada malam hari, meninggalkan

epidermis atas dan tulang daun sehingga daun yang terserang dari jauh

terlihat berwarna putih (Balitbang, 2006). Larva yang masih kecil

merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. Dengan

meninggalkan sisa – sisa bagian atas epidermis daun, transparan dan

tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan

bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau (Tenrirawe dan

Talanca, 2008). Selain pada daun, ulat dewasa makan polong muda

dan tulang daun muda, sedangkan pada daun yang tua, tulang-

tulangnya akan tersisa. Selain menyerang sawi, ulat grayak juga

menyerang jagung, kentang, tembakau, kacang hijau, bayam dan

kubis (Balitbang, 2006).

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

44

F. Kerangka Berpikir

Penggunaan pestisida merupakan salah satu cara

pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering

dikenal dengan sebutan hama. Petani masih sering menggunakan

pestisida sintetik untuk mengendalikan hama pada tanaman, hal ini

bertentangan dengan program Pemerintah yaitu dengan

mengedepankan pertanian organik.

Penggunaan pestisida sintetik menunjukkan hasil yang sangat

efektif dan efisien, tetapi penggunaan pestisida kimia atau sintetik ini

dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan permasalahan

baik dalam aspek lingkungan seperti mengakibatkan resistensi hama,

meninggalkan residu di dalam tanah, air, udara serta berdampak pada

kesehatan manusia yang mengkonsumsi bahan makanan yang

terkena pestisida tersebut.

Masalah – masalah tersebut dibutuhkan cara pengendalian

hama yang dapat menandingi keampuhan dari pestisida kimia dan

berwawasan lingkungan, sehingga tidak menimbulkan permasalahn

di lingkungan dan membahayakan manusia. Ekstrak daun Majapahit

(Crescentia cujete) dengan kandungan senyawa saponin, alkaloid,

terpenoid, tannin dan flavonoid memiliki cara sebagai pestisida

nabati, anti makan (antifeedant) dan penolak (repellent)

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

45

G.

Pestisida Sintetis:

- Hama menjadi resisten

- Meningkatkan residu

berbahaya pada lingkungan

(air, tanah, udara)

- Membahayakan kesehatan

manusia

Diperlukan pengendalian hama

yang tidak mengakibatkan

hama resisten, tidak

meninggalkan residu berbahaya

bagi lingkungan dan aman

dikonsumsi bagi manusia

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) mengurangi penggunaan pestisida

sintetis dan mengintroduksi penggunaan pestisida nabati

Pestisida nabati dengan menggunakan ekstrak daun majapahit

(Crescentia cujete) mengandung senyawa saponin, alkaloid, tannin,

terpenoid dan flavonoid. (Linda,2013)

Terpenoid Tanin Saponin

Alkaloid Flavonoid

Sawi (Brassica juncea) Ulat grayak (Spodoptera litura)

- Perubahan morfologi

tanaman dan tingkat

kerusakan

- Berat basah tanaman

- Mortalitas hama

- Pemendekan fase larva

instar III menjadi pupa

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Hama Terpadu 1.eprints.uny.ac.id/51443/3/BAB II.pdf · lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. ... daun pepaya mengandung

46

H. Hipotesis Penelitian

1. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka akan berpengaruh

terhadap mortalitas hama, pemendekan hidup larva instar III

menjadi pupa, morfologi tanaman, tingkat kerusakan dan berat

basah tanaman sawi.

2. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka tingkat mortalitas akan

semakin tinggi.

3. Ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete) berpengaruh terhadap

pemendekan hidup hama Spodoptera litura instar III menjadi pupa.

4. Semakin tinggi dosis ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete)

yang diberikan maka akan berpengaruh terhadap morfologi

tanaman sawi dan tingkat kerusakan akan semakin sedikit.

5. Semakin tinggi dosis ekstrak daun majapahit (Crescentia cujete)

yang diberikan maka akan berpengaruh terhadap berat basah sawi

yaitu akan semakin berat.