bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/bab ii.pdftalking stick....

24
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu pada penelitian ini menjadi salah satu acuan penulis dalam meneliti dan juga memperkaya teori yang relevan dengan masalah yang diteliti. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan judul pengaruh penerapan metode talking stick terhadap motivasi belajar siswa di MTsN 3 Kota Bima adalah sebagai berikut: Dalam penelitian skripsi Ginanjar Jiwangga Murti yang dilakukan pada tahun 2014 berjudul Keefektifan Penggunaan Metode Talking Stick dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Usaha Pelajaran Wisata SMK Negeri 4 Yogyakarta ”, berdasarkan hasil anlisis didapatkan bahwa penggunaan metode talking stick dalam pembelajaran keterampilan berbahasa Jerman lebih efektif dari pada penggunaan metode konvensional dengan nilai mean pre test dan post test kelas eksperimen sebesar 7,670, sedangkan pre test dan post test kelas kontrol sebesar 7,359. 1 Penelitian yang dilakukan Abdul Musowir pada tahun 2018 untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi berjudul Pengaruh Metode Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI pada Siswa SMP N 3 Satu Atap 1 Ginanjar Jiwangga Murti, Keefektifan Penggunaan Metode Talking Stick dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Usaha Pelajaran Wisata SMK Negeri 4 Yogyakarta tahun pelajaran 2014) (Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), 62

Upload: others

Post on 26-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pada penelitian ini menjadi salah satu acuan penulis

dalam meneliti dan juga memperkaya teori yang relevan dengan masalah yang

diteliti. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

judul pengaruh penerapan metode talking stick terhadap motivasi belajar siswa di

MTsN 3 Kota Bima adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian skripsi Ginanjar Jiwangga Murti yang dilakukan pada

tahun 2014 berjudul “Keefektifan Penggunaan Metode Talking Stick dalam

Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI

Usaha Pelajaran Wisata SMK Negeri 4 Yogyakarta”, berdasarkan hasil anlisis

didapatkan bahwa penggunaan metode talking stick dalam pembelajaran

keterampilan berbahasa Jerman lebih efektif dari pada penggunaan metode

konvensional dengan nilai mean pre test dan post test kelas eksperimen sebesar

7,670, sedangkan pre test dan post test kelas kontrol sebesar 7,359.1

Penelitian yang dilakukan Abdul Musowir pada tahun 2018 untuk

menyelesaikan tugas akhir skripsi berjudul “Pengaruh Metode Talking Stick

Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI pada Siswa SMP N 3 Satu Atap

1 Ginanjar Jiwangga Murti, “Keefektifan Penggunaan Metode Talking Stick dalam

Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Usaha Pelajaran

Wisata SMK Negeri 4 Yogyakarta tahun pelajaran 2014) (Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), 62

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

11

Kaliangkrik Magelang”, dari hasil penelitiannya yaitu penggunaan metode

pembelajaran Talking Stick berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa dengan

kategori cukup ini dapat dilihat dari mean kelas sebesar 54.91 Dari hasil pengolahan

data dengan menggunakan analisis Korelasi product moment diperoleh nilai rxy

hitung sebesar 0.881 dengan tingkat probabilitas 0.000 yang berarti ada

pengaruh.dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh. Bahsannya Ho ditolak dan

Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat pengaruh antara metode talking stick

terhadap hasil belajar siswa di SMP N 3 Satu Atap Kaliangkrik.2

Pada penelitian yang dilakukan oleh Iis Sholihat dalam skripsi yang

berjudul “Pengaruh Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPA”. Terdapat 2 kelas yang dijadikan objek

penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa setelah penerapan metode talking stick dengan bantuan media nyata

peningkatan minat belajar siswa dapat dilihat dari skor tertinggi kelas Eksperimen

yang menggunakan metode Talking Stick adalah 88 dan terendah 44 dengan skor

ratarata sebesar 69,1. Sedangkan kelas yang tidak menggunakan metode talking

stick mendapatkan skor tertinggi 62 dan skor terendah 31 dengan skor rata-rata

sebesar 17,95. Dapat disimpulkan bahwa penerapana metode talking stick sangatlah

berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar siswa pada pelajaran biologi dan

dapat dipahami dengan menggunakan metode talking stick sangatlah efisien karena

2 Musowir, “Pengaruh Metode Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI

pada Siswa SMP N 3 Satu Atap Kaliangkrik Magelang, 2018” ( Skripsi Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Magelang 2018), 10

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

12

diperoleh hasil belajar yang meningkat dibandingkan dengan metode pembelajaran

konvensional.3

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riska Dewi dalam skripsinya yang

berjudul “Pengaruh Model Talking Stick dalam Pembelajaran Biologi Materi

Sistem Pencernaan pada Manusia Terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Afektif

Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Sungkai Utara”. Dari hasil penelitian

skripsi ini diperoleh bahwa metode pembelajaran talking stick berpengaruh

terhadap hasil belajar kognitif dan afektif dalam pembelajaran Biologi khusus pada

materi sistem pencernaan manusia, ini dapat dilihat dari hasil pretes pada kelas

eksperimen sebesar 32,7 sedangkan postes sebesar 63,7. Sedangkan untuk kelas

kontrol nilai pretes 42,7 dan postes 53,7. Berdasarkan hasil uji t didapatkan nilai

signifikansi sebesar 0,034 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari

hasil pembelajaran IPA dengan menggunakan metode talking stick lebih besar

dibandingkan dengan metode konvensial.4

3Iis Sholihat, “Pengaruh Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Terhadap Mata Pelajaran IPA Magelang 2019” (Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2019), 76 4Riska Dewi, “Pengaruh Model Talking Stick dalam Pembelajaran Biologi Materi Sistem

Pencernaan pada Manusia Terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Afektif Peserta Didik Kelas VIII

SMP Negeri 5 Sungkai Utara” (Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas IslamNegeri

Raden Intan Lampung 2018), 9

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

13

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Perbedaan dengan

Penelitian Ini

Persamaan

dengan Penelitian

Ini

1 Ginanjar

Jiwangga

Murti

(2014)

Keefektifan

Penggunaan

Metode

Talking Stick

dalam

Pembelajaran

Keterampilan

Berbicara

Bahasa Jerman

Peserta Didik

Kelas XI

Usaha

Pelajaran

Wisata SMK

Negeri 4

Yogyakarta

- Penelitian yang

dilakukan oleh

Ginanjar Jiwangga

Murti menekankan

pada keterampilan

berbicara, sedangkan

pada penelitian ini

yang diteliti adalah

motivasi belajar

- Tempat penelitian

yang berbeda

- Teori yang

digunakan Ginanjar

Jiwangga Murti

hakikat keterampilan

berbicara sedangkan

pada penelitian ini

terori yang

digunakan adalah

teori motivasi

belajar.

- Subjek penelitian

Ginanjar Jiwangga

Murti merupakan

siswa SMK

Menggunakan

metode belajar

yang sama yaitu

metode talking

stick

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

14

sedangkan pada

penelitian ini

menggunakan siswa

MTS

2 Abdul

Musowir

(2018)

Pengaruh

Metode

Talking Stick

Terhadap Hasil

Belajar Mata

Pelajaran PAI

pada Siswa

SMP N 3 Satu

Atap

Kaliangkrik

Magelang

- Penelitian yang

dilakukan oleh

Abdul Musowir

menekankan pada

hasil belajar

sedangkan pada

penelitian ini ingin

mengetahui

pengaruh terhadap

motivasi belajar

- Rumus menghitung

data yang digunakan

oleh Abdul Musowir

analisis Korelasi

product momen

- Menggunakan

mata

pelajaran

yang sama

yaitu PAI

- Jenjang

subjek

penelitian

sama yaitu

MTS/SMP

3 Iis

Sholihat

(2019)

Pengaruh

Metode

Talking Stick

Untuk

Meningkatkan

Minat Belajar

Siswa

Terhadap Mata

Pelajaran IPA

- Bidang mata

pelajaran yang

digunakan oleh Iis

Sholohat yaitu IPA,

sedangkan dalam

penelitian ini

menggunakan mata

pelajaran SKI

- Variabel dalam

penelitian Iis

Sholihat adalah

- Sama-sama

menggunakan

metode

belajar

talking stick.

- Penelitian Iis

Sholihat dan

penelitian

menggunakan

jenis

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

15

minat belajar

sedangkan pada

penelitian ini yaitu

motivasi belajar

siswa.

- Pada penelitian Iis

Sholohat

menggunakan kelas

kontrol dan

eksperimen,

sedangkan pada

penelitian hanya

menggunakan kelas

eksperimen.

penelitian

kuantitatif.

4 Riska

Dewi

(2018)

Pengaruh

Model Talking

Stick dalam

Pembelajaran

Biologi Materi

Sistem

Pencernaan

pada Manusia

Terhadap Hasil

Belajar

Kognitif dan

Afektif Peserta

Didik Kelas

VIII SMP

Negeri 5

Sungkai Utara

- Variabel dalam

penelitian Riska

Dewi adalah hasil

belajar kognitif dan

afektif, sedangkan

pada penelitian ini

yaitu motivasi

belajar siswa.

- Mata pelajaran

dalam penelitian

Riska Dewi adalah

biologi, sedangkan

dalam penelitian ini

SKI

- Pada penelitian

Riska Dewi

menggunakan kelas

- Jenjang

subjek

penelitian

sama yaitu

MTS/SMP

- Sama-sama

meneliti

tentang

pengaruh

metode

talking stick

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

16

eksperimen dan

kelas kontrol,

sedangkan dalam

penelitian ini hanya

menggunakan kelas

eksperimen.

- Metode pengumpuan

data pada penelitian

Riska Dewi

menggunakan postes

dan pretes,

sedangkan dalam

penelitian ini

menggunakan

observasi dan

angket.

B. Kerangka Teoritis

Kegiatan belajar mengajar merupakan proses menerima informasi dari guru

ke murid. Untuk memudahkan dalam proses belajar mengajar, guru harus

mengerahkan semua kemampaun serta meningkatkan kualitasnya dalam mengajar

agar siswa dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan. Dengan demikian

diperlukan metode yang efektif dalam proses belajar mengajar, agar tujuan utama

pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

1. Pengertian Metode Talking Stick

Pembelajaran dengan model belajar talking stick dapat mendorong

peserta didik untuk berani dalam mengemukakan pendapat. Pembelajaran

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

17

talking stick adalah pembelajaran yang dipergunakana guru dalam mencapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan.5

Metode talking stick merupakan metode yang digunakan oleh para

penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang untuk berbicara atau

menyampaikan pendapat dalam suatu forum pertemuan antar suku. Menurut

Carol Locust dalam Miftahul Huda tongkat berbicara ini telah digunakan

selama berabad-abad oleh suku-suku Indian, tongkat ini berfungsi sebagai

alat menyimak secara adil. Karena tongkat akan bergilir keseluruh anggota,

tongkat berbicara ini sering digunakan dalam kalangan dewan untuk

memutuskan siapa yang memliki hak untuk berbicara pada saat rapat

dimulai dan berdiskusi serta membahas masalah, tongkat akan dipegang

oleh pimpinan dan diberikan kepada salah satu anggo untuk berbicara.6

Model pembelajaran talking stick ini merupakan model yang

menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana metode

talking stick ini mengajak siswa untuk belajar sambil bermain sehingga

proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan materi dapat

tersalurkan dengan optimal.7

Metode talking stick merupakan salah satu pembelajaran kooperatif,

dimana metode taking stick yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa

5 Supriyono Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta:2009),

109

6 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:2013), 224 7 Siti rahayu, dkk, “Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Talking Stick untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol 5 No.

1 (2018), 313

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

18

secara langsung dan sekaligus menyenangkan bagi siswa. Dimana tongkat

yang telah disiapkan oleh guru menjadi media atau jatah dan dapat

dikatakan sebagai giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari

guru setelah siswa mempelajari materi. Dengan diterapkannya metode

pembelajaran ini suasana kelas akan menjadi lebih menyenangkan dan lebih

hidup, karena semua siswa akan mendapatkan giliran menjawab pertanyaan

dari guru dan melatih siswa dalam berpikir dan berbicara dalam kelas.8

Terdapat beberapa langkah model pembelajaran tipe talking stick dalam

buku 58 Model Pembelajaran Inovatif adalah:9

Pertama, guru menyiapkan satu tongkat yang panjangnya sekitar 20 cm.

Pemilihan tongkat sesuai dengan kebutuhan guru, jika tidak terdapat tongkat

maka media lain dapat digunakan, seperti spidol atau penghapus papan.

Tujuan pemilihan tongkat ini agar media dapat dipegang sehingga bergilih

ke seluruh siswa dengan mudah. Kedua, guru menyampaikan materi pokok

yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mempelajari materi. Pada tahap ini dipastikan selururuh siswa

memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan, tujuannya agar

pada saat penerapan metode ini dimulai siswa telah paham terhadap materi.

Ketiga, setelah selesai membaca materi atau mempelajarinya siswa menutup

buku, pada sesi ini siswa telah siap menjawab pertanyaan dari guru tanpa

harus membuka buku pelajaran kembali. Keempat, guru mengambil tongkat

8 Ni Made Firma Janayanti, dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Stick Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V SD”. e-Journal PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2, (2017), 4 9 Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, (Medan:2014), 90

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

19

dan memberikan kepada salah satu siswa, pada saat tongkat diberikan

kepada siswa, tongkat harus terus berjalan hingga guru memberikan aba-

aba untuk tongkat berhenti, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan

siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian

seterusnya, hingga seluruh murid mendapat giliran pertanyaan dari guru.

Kelima, memberikan kesimpulan dapat dilakukan oleh siswa yaitu guru

memeberikan kesempatan pada siswa yang belum mendapatkan giliran

menjawab pertanyaan atau kesempatan bagi siswa yang nilainya belum

memuaskan. Keenam, melakukan evaluasi yaitu memastikan siswa agar

benar-benar paham pada materi pelajaran yang telah dipelajari. Ketujuh,

menutup pelajaran, pada bagian ini guru menutup pelajaran seperti mata

metode yang lain.

Sedangkan langkah-langkah penerapan metode talking stick menurut

Agus Suprijono adalah 1) guru menjelaskan materi pokok yang akan

dipelajari 2) peserta didik diberikan kesempatan untuk membaca dan

mempelajari materi pelajaran 3) guru memberikan instruksi untuk menutup

buku pelajaran, ini bertujuan agar siswa menjawab pertanyaan benar-benar

berasal dari pikiran siswa itu sendiri 4) guru mengambil tongkat yang telah

dipersiapkan sebelumnya 5) guru memberikan tongkat kepada salah satu

siswa 6) setiap peserta didik yang menerima tongkat dari guru harus

menjawab pertanyaan dari guru 7) tongkat akan bergilir ke siswa lain begitu

seterusnya, seyogyanya dalam penerapan metode ini diiringi dengan musik

8) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

20

terhadap materi yang telah dipelajari 9) guru memberikan ulasan terhadap

jawaban yaang telah diberikan oleh siswa 10) guru dan siswa merumuskan

kesimulan.10

Menurut Hengky dalam Suriani bahwa terdapat keunggulan metode

talking sttick yaitu pertanyaan terfokus pada materi pelajaran, menguji

kesiapan siswa, memotivasi keberanian dan keterampilan siswa dalam

menjawab pertanyaan dari guru, memupuk rasa tanggung jawab dan

keberanian serta kerja sama siswa, mengajarkan siswa untuk bertanggung

jawab atas jawaban yang diberikan siswa, agar siwa berpikir secara mandiri

terhadap jawaban yang akan diberikan kepada guru dan mengasah

kemampuan serta pengalaman siswa.11

Terdapat beberapa kelebihan dari metode talking stick, diantaranya

sebagai berikut:12

a) Melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat.

b) Memacu siswa untuk lebih mempersiapkan diri untuk belajar.

c) Melatih siswa memahami materi dengan cepat.

d) Siswa belajar menghargai pendapat orang lain.

e) Menguji kesiapan siswa dalam pelajaran.

f) Melatih siswa untuk menerima pendapat dari siswa lain.

10 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM,

(Yogyakarta:2009), 109 11 Suriani Siregar, “Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Hasil Belajar

dan Aktivitas Visual Siswa pada Konsep Sistem Indra”, Jurnal Biotik, Vol. 3 No. 2, (2015), 102 12 Nining Mariyaningsih dan Mistina Hidayaati, Bukan Kelas Biasa: Teori Dan Praktik

Berbagai Model Dan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-Kelas

Inspiratif, (Surakarta:2018), 105

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

21

Sementara itu kekurangan dari metode talking stick ini yaitu:13

a. Guru khawatir akan terjadi kekacauan dikelas, karena disini siswa

berkelompok sehingga akan timbul kekacauan yang terlalu ribut.

b. Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama

dengan orang lain. Siswa yang tekun merasa harus melebihi kerja

yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang

mampu merasa minder ditempatkan dengan siswa yang pandai.

c. Siswa selalu merasa tegang karena takut mendapatkan stick dari

guru.

d. Kesempatan mendapatkan pertanyaan sedikit karena hanya siswa

yang mendapat stick yang mendapat pentanyaan dari guru.

Orientasi tujuan dari metode talking stick yang di gunakan oleh guru

yaitu terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang

diberikan kepada siswa. Metode talking stick juga merupakan metode

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta membuat siswa aktif

dalam kegiatan pembelajaran, dimana metode ini mendorong siswa

untuk berani mengemukakan pendapat.14

Berdasarkan pada pemaparan mengenai metode talking stick diatas,

maka dapat ditarik benang merahnya bahwa metode ini awal mulanya

digunakan oleh penduduk asli Amerika yang dimana bertujuan untuk

13 Nurmawati W, “Penggunaan Model pembelajaran Cooperative Learning Type Talking

Stick untuk Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VI SD Negeri

153,” Indragiri Journal, Vol. 1 no 2 (2017), 53 14 Rahmat, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Konteks Kurikulum 2013,

(Yogyakarta: 2019), 47

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

22

memberikan hak kepada seluruh anggota dalam pertemuan untuk

berbicara dengan media yang digunakan adalah tongkat, yang kemudian

diadaptasi menjadi tongkat berbicara yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yang disebut dengan metode talking stick, dimana setelah

penerapan metode ini diharapkan siswa akan lebih aktif dalam kelas,

berani mengungkapkan pendapat, memotivasi siwa untuk semangat

dalam belajar, menumbuhkan rasa saling menghargai pendapat orang

lain.

2. Pengertian Motivasi Belajar

Belajar merupakan proses yang bersifat internal yang tidak

dapat dilihat dengan nyata. Proses itu terjadi di dalam diri seseorang

yang sedang mengalami proses belajar. Belajar sebagai konsep

mendapatkan pengetahuan dalam prakteknya banyak dianut. Guru

bertindak sebagai yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan

sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau

menerimanya.

Menurut genrenya, pembelajaran terjadi apabila suatu situasi

stimulus bersama dengan isi ingatan memengaruhi siswa sehingga

perbuatannya berubah dari waktu ke waktu. Terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi belajar yaitu sebagai berikut:15

a. Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor

individual. Pada faktor intrinsik sangat sulit tercipta karena

15 Thobroni, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik, (Yogyakarta:2015), 29-30

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

23

motivasi ini datangnya dari dalam diri seseorang, sukar untuk

mengetahui besar motivasi yang menyertai perbuatan siswa.

Faktor ini meliputi:

1) Faktor kematangan atau pertumbuhan, faktor ini berkaitan

dengan pertumbuhan diri organisme itu sendiri seperti ketika

usia seorang tersebut memasuki usia tertentu maka pola pikir

akan berubah seiring dengan pengalaman umur yang

dialami.

2) Faktor kecerdasan atau intelegensi, karena kecerdasan

merupakan faktor yang datang dari dalam diri seseorang dan

kecerdasan ada karena usaha yang dilakukan, seseorang

yang memiliki pengetahuan cenderung akan memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi, sehingga akan berusaha untuk

mencari tahu pertanyaan-pertanyaan yang dia miliki, salah

satu cara untuk mencari jawaban atas rasa ingin tahunya

yaitu dengan belajar.

3) Faktor latihan dan ulangan, karena sering terjadinya latihan

dan ulangan akan menumbuhkan motivasi dalam diri

organisme.

4) Faktor motivasi, merupakan salah satu faktor penting dalam

belajar seseorang, ketika seseorang termotivasi baik itu

motivasi yang datang dari dalam diri maupun motivasi yang

timbul dari stimulus yang diciptakan, yang mana akan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

24

mempermudah seseorang untuk belajar karena adanya

dorongan yang membuat seseorang mau melakukan sesuatu.

5) Faktor pribadi, faktor ini berkaitan dengan sifat bawaan dari

diri ornisme tersebut, jika pribadinya lebih suka bersaing

maka organisme tersebut akan bersaing dengan teman-

temanya karna ingin mendapat penghargaan dari orang lain.

b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut factor ekstrinsik.

Diantara faktor ini yaitu:

1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, keluarga

merupakan faktor pendukung belajar, bentuk dukungan dari

keluarga dapat berupa fasilitas yang diberikan seperti

menyiapkan alat tulis dan sebagainya.

2) Suasana keadaan keluarga yang bermacam- macam, keadaan

keluarga yang bermacam-macam juga dapat mempengaruhi

belajar siswa, ketika salah satu anggota keluarga memiliki

prestasi yang banyak tentu anggota keluarga yang lain ingin

sama seperti saudara yang berprestasi tersebut, sehingga

membuat organisme ini lebih giat belajar.

3) Faktor guru dan cara mengajar, cara mengajar guru disini

sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, ketika

guru memberikanmotivasi kepada siswa dengan cara apapun

itu akan membuat siswa termotivasi baik itu dengan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

25

pemberian motivasi dengan verbal maupun non verbal seperi

penerapan metode belajar yang bervariasi.

4) Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar,

ketika konteksnya dalam kelas maka sekolah harus

memfasilitasi seperti papan tuli, buku paket dan lain-lain.

5) Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia, ketika

lingkungan mendukung untuk motivasi itu muncul maka

terdapat kesempatan untuk mewujudkan tujuan.

6) Faktor motivasi social, faktor sosial juga sangat berpengaruh

terhadap motivasi belajar siswa

Dari berbagai foktor diatas dapat ditarik bahwa terdapat faktor

yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa yaitu motivasi, guru

dan cara mengajar serta faktor-faktor yang digunakan dalam belajar.

Motivasi merupakan sebuah dorongan yang merupakan

perubahan energi pada diri seserang untuk tetap bersemangat serta

mempertahankan sesui dengan arah dan tujuan yang ingin dicapai, baik

itu secara sadar maupun tidak sadar.16

Menurut Oemar Hamalik dalam Amna bahwa munculnya

motivasi baik dari dalam diri maupun dari luar siswa dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu: Pertama, kesadaran siswa atas kebutuhan

yang mendorong tingkah laku, perbuatan serta kesadarannya untuk

16 Achmad, Badaruddin, ). Peningkatan Motivaasi Belajar Siswa Melalui Konseling Klasikal.

Padang: 2015), 20

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

26

menciptakan tujuan belajaranya. Kedua, keterlibatan guru dalam kelas

untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu merangsang siswa

untuk mengarahkan siswa agar memiliki tujuan yang jelas, serta guru

menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk giat belajar

dan mencarai informasi tentang materi belajar. Ketiga, pengaruh

kelompok siswa. Jika kelompok siswa atau mayoritas siswa dalam

kelas giat belajar maka siswa yang tadinya acuh dalam belajar akan

terpengaruh dan termotivasi untuk belajar juga.17

Menurut Hamzah B. Uno dalam Achmad badaruddin ada

beberapa indikator dalam motivasi belajar diantaranya sebagai berikut:

a. Memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil.

b. Memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Memiliki harapan dan cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Terdapat kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Terdapat lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan siswa dapat belajar dengan nyaman.18

Menurut Sardiman bahwa MC. Donald berpendapat motivasi

memiliki tiga elemen penting yaitu:19

17 Amma Emda, “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran”, Jurnal

Lantanida, Vol.5 No. 2 (2017), 179 18 Hamzah B Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis Dibidang Pendidikan,

(Jakarta: 2013), 30 19 Sardiman, Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar, (Jakarta :2014), 74

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

27

a. Motivasi diawali dengan adanya perubahan energi pada diri

seseorang. Perubahan energi di dalam sistem

“neorophysiological” yang ada pada organisme manusia yang

akan terjadi sebagai dampak perkembangan motivasi. Walaupun

motivasi ini timbul dari dalam diri manusia namun

penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Tanda adanya motivasi, ketika munculnya rasa atau feeling

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-

persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi dapan mempengaruhi

tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan terjadi atau dirangsang karena adanya tujuan,

dapat ditarik bahwa motivasi ada karena adanya respon dari

tujuan. Timbulnya motivasi itu datang dari dalam diri seseorang,

munculnya motivasi ini karena adanya unsur rangsangan atau

dorongan dalam hal ini yaitu tujuan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, peran motivasi baik dari

dalam diri siswa maupun dari luar siswa sangat dibutuhkan. Dengan

adanya motivasi pada siswa, dapat mengembangkan, memelihara dan

mengarahkan kekuatan dalam melakukan kegiatan belajar.

Terdapat beberapa bentuk atau cara dalam menumbuhkan

motivasi dalam kegiatan belajar, seperti menurut Sanjaya bahwa ada

beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk

meningkatkan motivasi belajar yaitu: 1) menjelaskan tujuan yang ingin

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

28

di capai, 2) membangkitkan motivasi, 3) ciptakan suasana yang

menyenagkan, 4) menggunakan metode yang bervariasi dan menarik,

5) memberi pujian yang wajar, 6) ciptakan persaingan dan kerja sama.20

Kedudukan motivasi dalam belajar sangatlah penting dalam

mencapai tujuan pembelajaran, munculnya motivasi dalam diri siswa

bukan hanya semata-mata berasal dari diri siswa namun juga harus

melibatkan guru untuk memotivasi siwa, guru harus pandai dalam

mencipakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga memotivasi

siswa untuk belajar. Motivasi muncul karna ada keinginan untuk belajar.

Jika motivasi yang datangnya dari dalam diri siswa telah ada selanjutnya

tugas guru untuk membangun motivasi secara ekstrinsik siswa agar

tujuan pembelajaran dapat tercapaikan secara maksimal.

3. Pengertian Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab Syajarah yang berarti

“pohon” sedangkan dalam bahasa Prancis disebut histore, dalam bahasa

Jerman geschicte, dalam bahasa Inggris disebut history, sedangkan

dalam bahasa Yunani disebut istoria yang berarti pengetahuan gejala-

gejala alam, terlebih tentang manusia secara kronologis. Maka dari tiu

sejarah dalam ilmu pengetahuan hanya membahas tentang aktivitas

manusia yang berkaitan dengan kejadian-kejadian tertentu yang

tersusun secara kronologis.

20 Wina, Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. ( Jakarta:

2009), 174

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

29

Dikatakan sebagai sejarah apabila kejadian itu telah terjadi dan

tidak dapat diulang, kejadian yang akan datang tidak dapat dikatakan

sebagai sejarah, karena belum dilalui atau dialami oleh manusia.

Penjelasan sejarah yang dapat ditarik dari paparan sejarah diatas

yaitu ketika sejarah berasal dari bahasa Arab yang berarti pohon maka

dapat di bayangkan bahwa pohon memiliki tubuh menjulang keatas,

semakin bertumbuh keatas suatu pohon maka akan memiliki cabang

yang banyak dan memili satu akar yang kokoh, bisa dibayangkan bahwa

akar dari pohon adalah kejadian asal-muasal dari sebuah kisah atau

sejarah yang unik.

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan semangat dalam suatu

masyarakat. Sedangkan kebudayaan menurut Koentjoroningrat dalam

Riffriyanti bahwa terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu:21

a. Wujud ideal, dimana kebudayaan sebagai suatu

kompleksitas ide-ide, norma, gagasan, nilai dan peraturan

dalam suatu kawasan atau wilayah tertentu yang harus

dipatuhi.

b. Bentuk perilaku, yang merupakan wujud dari kebudayaan

sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari

manusia dalam bermasyarakat.

21 Eni Riffriyanti, “Variasi Metode Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di

MTs Miftahul Ulum Weding Bonang Demak”, Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam, Vol.

2 No. 2 (2019), 3

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

30

c. Wujud benda, benda-denda maksudnya disini adalah wujud

kebudayaan sebagai hasil karya peninggalan dari suatu

sejarah.

Sejarah kebudayaan Islam dilahirkan oleh umat Islam sekalipun

tidak menggunakan istilah budaya umat Islam. Karena Islam bukanlah

budaya melainkan wahyu yang diturunkan dari Allah SWT, sedangkan

budaya Islam adalah hasil karya orang Islam.

Pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib termuat dalam kurikulum, sejalan dengan itu maka kementerian

agama RI mengeluarkan putusan meteri Agama no 6 Tahun 2010

mengenai pengelolaan pendidikan agama di sekolah. Dalam pasal 3

bahwasannya sekolah berkewajiban menyediakan pelajaran untuk

siswanya dan diajarkan oleh guru yang seagama dengan siswa. Pada

dasarnya pendidikan adalah usaha sadar untuk merubah seseorang

melalui kegiatan belajar mengajar, hal ini sesuai dengan Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasiona no. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1

dimana pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan

negara.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

31

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sekarang

menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang merupakan

mata pelajaran Nasional (Kurikulum 2013 revisi 2017) merupakan

pendidikan yang secara mendasar menumbuh kembangkan akhlak

peserta didik melalui pembiasaan dan pengamalan ajaran Islam secara

menyeluruh (kaffah). Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti menjadi salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada

jenjang SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan SMK/MAK, baik yang

bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler.

Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

berlandaskan pada aqidah Islam yang berisi tentang ke-Esaan Allah

SWT yang menjadi sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi umat

manusia dan alam semeste. Tidak hanya itu, sumber lain dalam

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah akhlah dimana

merupakan manifestasi dari aqidah yang bersumber dari Allah SWT

dimana dalam akhlak ini merupakan pengembangan dari nilai-nilai

karakter bangsa Indonesia. Tujuan dari Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti yaitu:22

d. Menjadikan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah SWT serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

(hubungan manusia dengan Allah SWT).

22 Syarifuddin K, Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,

(Yogyakarta:2018), 15

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

32

e. Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensi diri yang

berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan (hubungan

manusia dengan diri sendiri)

f. Menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan antara umat

beragama serta menumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi

pekerti luhur (hubungan manusia dengan sesama)

g. Penyesuaian mental keIslaman terhadap lingkungan fisik dan sosial

(hubungan manusia dengan lingkungan alam).

C. Kerangka Berpikir

Motivasi belajar merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar siswa, baik yang datang dari dalam individu maupun dari luar

individu. Salah satu cara meningkatkan motivasi siswa dari luar yaitu, faktor guru

dan cara mengajarnya. Pada penelitian ini cara atau metode yang dapat guru

terapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu metode talking stick.

Dimana pada penerapan metode talking stick ini menuntut siswa untuk berperan

aktif dalam pembelajaran.

Keterangan:

X = Variabel Bebas (Metode Talking Stick)

Y = Variabel Terikat (Motivasi Belajar)

Y X

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/71177/45/BAB II.pdftalking stick. ini merupakan model yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses belajar, dimana

33

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan pada waktu diungkapkan sebelum belum

diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan

empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan,

atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan “pernyataan tentang

harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel dalam

persoalan.23

Hipotesis penelitian: terdapat pengaruh antara penerapan metode talking stick

terhadap motivasi belajar siswa.

Ha: terdapat hubungan antara penerapan metode talking stick terhadap motivasi

belajar siswa.

Ho: tidak terdapat hubungan antara penerapan metode talking stick terhadap

motivasi belajar siswa.

Melihat pada bidang ilmu yaitu metode pembelajaran dengan judul penelitian

“Pengaruh Penerapan Metode Talking Stick Terhadap Motivasi Belajar Siswa di

MTsN 3 Kota Bima” maka hipotesis yang diambil yaitu terdapat hubungan antara

pengaruh penerapan metode talking stick terhadap motivasi belajar Sejarah

Kebudayaan Islam.

23 Gulo, W, Metodologi Penelitian. (Jakarta:2002), 53