bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/56243/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sebagai dasar bahan perbandingan dan sebagai
ilmu wawasan serta acuan dalam pembuatan hipotesis tentang pengaruh
harga, online review dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian
konsumen yang terjadi pada kosmetik kecantikan melalui dunia vlogger
(Beauty Vlogger). Dibawah ini adalah tabel 2.1 berisi tentang beberapa
penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan peneliti. Penelitian
terdahulu yang digunakan sebagai dasar penelitiandijelaskan pada tabel
2.1 dibawah ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Terdahulu Uraian
1. Nama Peneliti dan
Tahun Penelitiannya
Mitha Febriana dan Edy Yulianto (2018)
Judul Penelitian Pengaruh online consumer review oleh
beauty vlogger terhadap keputusan
pembelian studi kasus pada purbasari
matte lipstick
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh daya tarik,
kepercayaan, dan keahlian terhadap
keputusan pembelian konsumen. Baik
pengaruh secara bersama-sama maupun
secara individu dari variabel tersebut dan
yang terakhir untuk mengetahui variabel
mana yang paling dominan dari ketiga
variabel tersebut dengan kata lain paling
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen purbasari matte
lipstik.
10
No. Penelitian Terdahulu Uraian
Metode Penelitian Analisis menggunakan Analisis Linier
Berganda.
Hasil Penelitian Terdapat pengaruh yang significant
terhadap daya tarik, kepercayaan dan
keahlian variabel tersebut secara
bersama-sama. Secara parsial juga
terdapat pengaruh yang significant
terdapat ke tiga variabel tersebut.
Sedangkan untuk yang paling dominan,
variabel daya tarik adalah variabel yang
paling berpengaruh diantara ketiga
variabel tersebut
2. Nama Peneliti dan
Tahun Penelitiannya
Delavira Rahmalia Kansha (2018)
Judul Penelitian Efektivitas penggunaan endorsement
oleh online shop giyomi di media sosial
Tujuan Memberikan gambaran seberapa besar
pengaruh atau bagaimana pengaruh dari
efektivitas penggunaan endorsement
Giyomi Online Shop di media sosial
Instagram sesuai dengan teori tujuan
komunikasi sesuai teori dari Blech.
Metode Penelitian Analisa Kuisioner
Hasil Penelitian Hasilnya 98% responden menyatakan
Endorsment dapat membangun citra
online shop giyomi. 94% reponden
menyatakan Endorsment efektif sebagai
penyebaran Informasi. 92% responden
menyatakan Endorsement dapat
meningkatkan kesadaran untuk membeli
91% responden menyatakan Endorsment
dapat menciptakan merek yang kuat.
82% endorsement dapat meransang
untuk mencoba produk tersebut.
3. Nama Peneliti dan
Tahun Penelitiannya
Hikmawati (2018)
Judul Penelitian Pengaruh atribut kredibilitas dan daya
tarik beauty vlogger sebagai celebrity
endorser terhadap minat beli konsumen
studi kasus the body shop new hair care
fuji green tea.
11
No. Penelitian Terdahulu Uraian
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh variabel dari
kepercayaan dari keahlian atau
kredibilitas dan daya tarik dari beauty
vlogger terhadap keputusan pembelian
konsumen. Untuk mengetahui
pengarunya secara simultan dan mana
yang lebih berpengaruh diantara variabel
tersebut.
Metode Penelitian Analisis data menggunakan Analisis
Regresi linier berganda.
Hasil Penelitian Secara Parsial atribut kredibilitas dan
daya tarik terbukti positif signifikan
terhadap minat beli. Sedangkan secara
ecara simultan atribut kredibilitas dan
daya tarik terbukti positif signifikan
terhadap minat beli. Sedangkan untuk
daya tarik sendiri didalam penelitian ini
mempunyai hasil pengaruh yang lebih
kuat (lebih dominan) dari pada atribut
dari kredibilitas.
4. Nama Peneliti dan
Tahun Penelitiannya
Selfi Stefani (2013)
Judul Penelitian Analisis pengaruh iklan televisi, celebrity
endorser, kualitas produk dan citra merk
terhadap keputusan pembelian pada
produk kosmetik berlebel halal studi
kasus produk wardah.
Tujuan Untuk menganalisa pengaruh dari iklan
televisi, celebrity endorser, kualitas
produk, dan citra merek terhadap
keputusan pembelian kosmetik Wardah
Metode Penelitian Analisis data menggunakan uji regresi
linier berganda
Hasil Penelitian Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
secara parsial dan simultan terbukti
bahwa iklan televisi, celebrity endorser,
kualitas produk, dan citra merek
berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian kosmetik Wardah
12
No. Penelitian Terdahulu Uraian
5. Nama Peneliti dan
Tahun Penelitiannya
Ummu Habibah dan Sumiati (2016)
Judul Penelitian Pengaruh kualitas produk dan harga
terhadap keputusan pembelian produk
kosmetik wardah di kota bangkalan
madura.
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh kualitas
produk dan harga terhadap keputusan
pembelian konsumen secara
simultan,parsial dan dominan.
Metode Penelitian Analisis data menggunakan uji regresi
linier berganda
Hasil Penelitian Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
kedua variabel yaitu kualitas dan harga
berpengaruh signifikan terhadap variabel
keputusan pembelian dan yang memiliki
pengaruh paling dominan terhadap
keputusan pembelian adalah variabel
kualitas produk.
6 Nama Peneliti dan
Tahun Penelitiannya
Fransiska Vania Sudjatmika
Judul Penelitian Pengaruh harga, ulasan produk,
kemudahan, dan keamanan terhadap
keputusan pembelian secara online di
tokopedia.com
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh harga,ulasan
produk, kemudahan dan keamanan
terhadap keputusan pembelian secara
online di Tokopedia.com
Metode Penelitian Analisis data menggunakan uji regresi
linier berganda
Hasil Penelitian Harga, Ulasan produk, kemudahan, dan
keamanan secara simultan berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian
secara online di Tokopedia.com
13
No. Penelitian Terdahulu Uraian
7 Nama Peneliti dan
Tahun Penelitiannya
Munandar dan Chadafi
Judul Penelitian Pengaruh harga, celebrity endorser,
kepercayaan, dan psikologi terhadap
keputusan pembelian online shop di
media sosial instagram
Tujuan Umtuk mengetahui tentang harga,
selebritas pendukung, kepercayaan dan
psikologi baik secara parsial atau
simultan mempengaruhi keputusan
pembelian toko online di Instagram
Metode Penelitian Analisis data menggunakan uji regresi
linier berganda
Hasil Penelitian Secara simultan variabel harga, celebrity
endorser, kepercayaan, dan psikologi
berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian online shop di
media sosial instagram.
Pada penelitian terdahulu terdapat perbedaan dan persamaan yang
ditemukan oleh peneliti. Pada penelitian yang dilakukan oleh Febriana and
Edy (2018) memiliki persamaan sama-sama menggunakan variabel bebas
online reviewer yang dilakukan oleh beauty vlogger. Namun di penelitian
Febriana dan Yulianto mereka tidak menggunakan variabel tentang
celebrity endorser yang dilakukan oleh beauty vlogger itu sendiri. Mereka
hanya menggunakan variabel bebas olnine review saja. Sedangkan di
penelitian ini, peneliti melibatkan variabel celebrity endorser yang
dilakukan oleh beauty vlogger dan juga peneliti melibatkan variabel harga
sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian
14
Focallure. Namun, dipenelitian Mitha dan Edy dengan peneliti sama-sama
menggunakan produk kosmetik.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kansha (2017) terdapat
persamaan sama-sama menggunakan variabel bebas Endorsement namun
dipenelitian Delvira Rahmalia Kansha beliau tidak memfokuskan kepada
Endorsement yang dilakukan Beauty Vlogger. Sedangkan di penelitian ini
peneliti ingin meneliti mengenai Endorsement yang dilakukan Beauty
Vlogger. Namun Studi kasusnya tidak berfokus pada suatu produk
kosmetik melainkan toko online baju atau fashion.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hikmawati (2018) memiliki
persamaan sama-sama menggunakan variabel bebas Celebrity Endorser
yang dilakukan Beauty Vlogger. Namun, Penelitian ini juga melibatkan
variabel bebas Online Review yang dilakukan oleh Beauty
Vlogger.Namun, untuk studi kasusnya sama-sama menggunakan produk
kosmetik.
Pada penelitian yang dilakukan Stefani (2013) persamaan dengan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan Celebrity Endorser sebagai
variabel bebas namun di penelitian ini tidak menggunakan iklan televisi,
kualitas, dan citra merk sebagai variabel yang mempengaruhi keputusan
pembelian. Namun, untuk studi kasusnya sama-sama menggunakan
produk kosmetik.
15
Pada penelitian yang dilakukan Habibah and Sumiarti. (2016)
persamaan dengan peneliti sama-sama menggunakan harga sebagai
variabel bebas dan variabel terikatnya sama-sama menggunakan keputusan
pembelian konsumen namun perbedaannya penelitian ini tidak
menggunakan variabel kualitas produk sebagai variabel bebas.
Pada Penelitian yang dilakukan Sudjatmika (2017) persamaan
dengan peneliti sama-sama menggunakan harga dan ulasan produk sebagai
variabel bebas. Sedangkan untuk variabel terikat dari penelenitian
sudjatmika dengan peneliti sendiri adalah sama-sama menggunakan
keputusan pembelian namun perbedaannya penelitian ini tidak
menggunakan kemudahan dan keamanan sebagai variabel bebas penelitian
ini.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Munandar and Chadafi (2016)
persamaan dengan peneliti sama-sama menggunakan harga dan celebrity
endorser sebagai variabel bebas. Sedangkan untuk variabel terikatnya juga
sama-sama menggunakan keputusan pembelian namun perbedaan dengan
peneliti adalah peneliti tidak menggunakan kepercayaan dan psikologi
sebagai variabel bebas.
16
B. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumen
Konsumen memiliki karakteristik, selera, keinginan, dan
kebutuhan masing-masing tiap individu. Masing-masing individu ini
tentu dapat digolongkan berdasarkan beberapa golongan yang
memiliki hampir kesamaan baik dalam selera, keinginan, maupun
kebutuhan. Dari golongan ini nantinya kita bisa mengamati bagaimana
tiap kelompok tersebut berperilaku dan apa keinginan, selera, dan
kebutuhan mereka dapat kita kelompokkan atau ketahui. Perilaku
konsumen adalah studi yang menjelaskan bagaimana individu,
organisasi atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, memakai,
mengkonsumsi barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan mereka sendiri (Kotler & Keller, 2009).
Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana seseorang yang
memakai, membeli, menggunakan, mengkonsumsi, atau memilih
suatu barang,jasa,ide,atau pengalaman tersebut membuat keputusan-
keputusan pembelian dan bagaimana mereka mengatur pembelian
tersebut. Perusahaan yang mengetahui dan memahami apa yang
diinginkan konsumennya tentu akan memperoleh keuntungan lebih
yakni mendapatkan loyalitas dari konsumennya sendiri (Lamb.,
Joseph, & Carl, 2001).
17
Model perilaku konsumen menurut Henry Assael (1992)
didalam buku (Sutisna, 2002) pada gambar 2.1dibawah ini :
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Sumber : (Sutisna, 2002)
Gambar 2.1 diatas menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembuatan keputusan pembelian konsumen dibagi
menjadi 3 yakni faktor Individual Konsumen itu sendiri, faktor
pengaruh-pengaruh lingkungan dari konsumen itu sendiri dan yang
terakhir adalah faktor penerapan perilaku konsumen pada strategi
pemasar. Ketiga hal inilah menurut henry assael yang mempengaruhi
pembuatan keputusan konsumen dan nantinya akan menimbulkan
tanggapan pasca pembelian dari konsumen itu sendiri baik untuk
pemasar maupun untuk konsumen.
18
a. Individu dari konsumen itu sendiri.
Ketika akan memilih suatu produk konsumen juga tentu akan
memilih merek tertentu. Pemilihan merek ini dipengaruhi oleh
beberapa hal yang ada pada diri konsumen. Persepsi individu
terhadap suatu merek, kondisi demografis, gaya hidup dan
karakteristik kepribadian dari setiap individu akan memunculkan
suatu alternatif keputusan pembelian yang sesuai dengan selera
dan sesuai dengan individu konsumen tersebut.
b. Pengaruh-pengaruh lingkungan.
Pemilihan alternatif keputusan pembelian konsumen akan
dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitari suatu konsumen.
Ketika konsumen memutuskan untuk memilih suatu produk dari
merek mana tentu konsumen akan mempertimbangkan pilihannya.
Konsumen bisa terpengaruh oleh lingkungan mereka entah karena
ingin meniru seseorang dilingkungannya atau karena trend di
lingkungan sekitarnya bisa juga karena referensi dari
lingkungannya atau masukan dari orang lain yang disekitarnya.
c. Penerapan perilaku konsumen pada strategi pemasar.
Dalam hal ini pemasar yang menjadi pengendali untuk memicu
keputusan pembelian konsumen. Pemasar berusaha mempengaruhi
konsumen dengan menggunakan strategi-strategi pemasaran seperti
strategi promosi, strategi harga, strategi pendistribusian, strategi
pelayanan, strategi produk dan lain-lain.
19
2. Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian adalah Pemilihan dari dua alternatif atau
lebih dari pilihan yang ada. Dari beberapa alternatif ini konsumen
akan melakukan pemilihan atau membuat keputusan mana yang akan
dipilih. Dari sebelum membeli (memiliki beberapa alternatif) hingga
melakukan pembelian ( memilih salah satu dari alternatif) (Schiffman.
& Kanuk., 2007).
Kotler and Keller (2009) proses keputusan pembelian konsumen
melalui lima tahapan dijelaskan pada gambar 2.2 dibawah ini :
Gambar 1.2 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Sumber : (Kotler & Keller, 2009)
Gambar 2.2 menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan
konsumen diawali dengan pengenalan masalah terlebih dahulu, setelah
masalah yang dihadapi konsumen sudah jelas misalkan seperti apa
yang dibutuhkan dan diinginkan (didalam proses ini dapat
dimanfaatkan pemasar dalam mencari celah dengan mengumpulkan
informasi dari konsumen untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang memicu ketertarikan konsumen terhadap produk).
20
Kemudian setelah masalah sudah jelas selanjutnya konsumen
akan melakukan pencarian informasi dimana untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan dari konsumen itu sendiri. Mereka mencari
referensi dan menjadikan sebagai alternatif-alternatif apa yang
nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Pencarian informasi dapat terjadi secara ektrnal, internal, maupun
keduanya (Lamb. et al., 2001)
Setelah informasi terkumpul tentu akan ada informasi dari
beberapa sumber yang nantinya akan menjadikan beberapa alternatif-
alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
itu. Selanjutnya konsumen akan memilih salah satu dari alternatif-
alternatif tersebut yang paling pas dengan konsumen maka keputusan
pembelian akan terjadi. Tidak berhenti disitu proses terakhir adalah
proses dimana setelah melakukan pembelian maka akan ada perilaku
pasca pembelian.
Sedangkan untuk indikator dari keputusan pembelian (Leon G
Schiffman & Kanuk, 1997) terdapat 4 indikator. Indikator tersebut
antara lain:
a. Cepat dalam memutuskan pembelian
b. Mantap dalam memutuskan pembelian
c. Tidak mempertimbangkan produk lain
d. Keyakinan atas pembelian
21
3. Harga
Harga suatu barang akan muncul berdasarkan persetujuan antara
penjual dan pembeli. Bahkan dibeberapa bidang atau kegiatan jual beli
terkadang masih bisa dilakukan tawar menawar. Pada zaman dulu
harga menjadi hal utama dalam pemilihan pembeli. Konsumen atau
agen memiliki banyak akses untuk mendapatkan discount harga.
Konsumen dapat menekan pengecer untuk menurunkan harga dan
pengecer dapat menekan produsen untuk menurunkan harga.
Namun, diera sekarang banyak perusahaan yang berhasil
mengubah kecenderungan harga yang rendah dan berhasil mendorong
konsumen untuk membeli produk yang lebih mahal dengan
menggabungkan kampanye pemasaran untuk meningkatkan nilai dan
agar dipandang setara dengan harga yang mahal (Kotler & Keller,
2009)
Dalam psikologi konsumen pakar ekonomi mengasumsikan bahwa
konsumen adalah “penerima harga “ pemasar harus bisa menyadari
bahwasannya konsumen melakaukan pencarian informasi pemasaran
harga secara aktif baik dari brosur atau iklan (komunikasi formal),
teman atau saudara (komunikasi informal), atau sumber online atau
yang lain sebagainya. Maka dari itulah para pemasar juga harus
menyadari bahwa konsumen memiliki batas atas adalah dimana ketika
harga tinggi diatas batas normal itu akan dianggap berlebihan dan
tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan dan batas bawah
22
dalam harga maksudnya adalah asumsi bahwa dimana harga dibawah
harga normal akan menandakan kualitas yang buruk atau kualitas
yang tidak dapat diterima (Kotler & Keller, 2009)
a. Psikologi Konsumen.
Kotler and Keller (2009) terdapat tiga kunci dalam
Psikologi Konsumen dalam penetapan harga :
1. Harga Referensi (harga bandingan dengan produk lain
dengan informasi yang dia dapat) konsumen akan
mempunyai persepsi sendiri mengenai : Harga yang wajar,
Harga umum, Harga terakhir yang dibayarkan, Batas atas
harga, Batas bawah harga, Harga pesaing, Harga masa
depan yang diharapkan, Harga diskon yang biasa.
2. Asumsi Harga Dengan Kualitas
Banyak konsumen yang menggunakan harga
sebagai indikator kualitas. Penetapan harga pencitraan
sangat efektif dalam hal ini dengan kata lain misalkan
seperti harga parfum sebotol untuk opersional bersih
sebenarnya adalah 50 ribu tetapi dijual atau ditawarkan
seharga 500 ribu dikarenakan keunikan dari parfum (bau
atau bentuk botol) untuk menjunjung tinggi citra dan
penghargaan dari parfum agar dinilai oleh si penerima
bahwa hal ini bernilai tinggi untuk mereka. Contoh barang
lain seperti mobil dan handphone semakin mahal mobil
23
dan handphone maka asumsi konsumen spare part yang
digunakan adalah spare part yang terbaik dan mahal yang
nantinya akan mempengaruhi harga dari handphone dan
mobil. Harga bertindak sebagai indikator kualitas. Bagi
pelanggan barang mewah permintaan mungkin akan
meningkat ketika harga meningkat ini dikarenakan mereka
berasumsi hanya orang tertentu saja atau istimewa saja
yang mampu memiliki barang tersebut tidak semua orang
bisa membeli barang tersebut karena hal inilah bagi
pelanggan barang mewah semakin mahal harga maka
semakin tinggi permintaannya.
3. Akhiran Harga
Banyak penjual yakin bahwa harga yang berakhiran
ganjil akan membuat asumsi bahwa barang tersebut lebih
murah karena hanya melihat angka pertamanya saja tidak
melihat angka belakangnya. Misalkan harga 300 tentu
akan berbeda persepsi dengan harga 299 karena harga 299
akan diasumsikan sekitar 200an bukan 300.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga.
Kotler and Armstrong (2008) dalam menetapkan harga suatu
produk dilandasi oleh faktor-faktor berikut :
24
1. Penetapan harga berdasarkan nilai.
Didalam hal ini (value-based pricing) penjual bukan faktor
utama penentu harga melainkan persepsi nilai dari pembeli
yang diutamakan. Harga dihitung bersama-sama dengan
bauran pemasaran lainnya agar sesuai dengan harga yang
diharapkan pembeli atau sesuai dengan nilai dari pembeli.
2. Penetapan Harga berdasarkan biaya.
Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing)
melibatkan penetapan harga sesuai berdasarkan pengorbanan
yang dilakukan oleh perusahaan maksudnya sesuai dengan
perhitungan biaya produksi, distribusi, promosi, resiko dan
lain-lain.
3. Pertimbangan eksternal dan internal lainnya.
Persepsi pelanggan sebagai patokan batas atas harga dan batas
bawah harga namun perusahaan juga harus menyesuaikan
dengan faktor internal dan eksternal perusahaan lainnya.
c. Indikator Harga
Kotler and Armstrong (2008) terdapat 4 hal sebagai indikator
dari harga yaitu :
1. Keterjangkauan harga
Keterjangkauan harga maksudnya adalah daya beli atau suatu
kemampuan sebuah konsumen untuk membeli suatu produk.
25
Konsumen akan membeli suatu produk jika mereka mampu
untuk memenuhi harga yang diberikan perusahaan.
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.
Kesesuaian harga dengan kualitas produk maksudnya adalah
apakah harga dan kualitas yang diberikan perusahaan sesuai
dengan yang diharapkan oleh konsumen atau persepsi
konsumen. Jika barang itu mahal maka barang tersebut akan
diharapkan lebih baik dibandingkan dengan yang lain dan
sebaliknya.
3. Daya saing harga.
Konsumen akan cenderung membandingkan satu barang
dengan barang yang lain mulai dari segi harga dan kelebihan
atau manfaat yang diberikan mana barang yang dirasa lebih
unggul dibandingkan yang lain dan sesuai yang diharapkan
maka barang tersebut akan dipilih oleh konsumen.
4. Kesesuaian harga dengan manfaat.
Kesesuaian harga dengan manfaat produk maksudnya adalah
apakah harga dan manfaat yang diberikan perusahaan sesuai
dengan yang diharapkan oleh konsumen atau persepsi
konsumen. Jika barang itu mahal maka barang tersebut akan
diharapkan lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan
yang lain dan sebaliknya.
26
4. Celebrity Endorser
Celebrity endorser adalah salah satu alat dalam melakukan
periklanan dapat dikatakan bahwa celebrity endorser adalah bagian
dari aktivitas iklan. Iklan merupakan media pembantu dalam
membangun hubungan kepada pelanggan dengan menginformasikan,
meyakinkan bahkan membujuk atau memotivasi konsumen untuk
membeli suatu produk.
Kasali (1992) tujuan dari iklan adalah:
a. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi yang
bertujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang
terlibat untuk saling berkomunikasi.
b. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan
c. Sebagai alat evaluasi
Celebrity endorser merupakan penggunaan narasumber
(source) sebagai figur yang menarik atau populer dalam iklan, hal ini
merupakan salah satu cara kreatif untuk menyampaikan pesan agar
pesan yang disampaikan dapat mencapai perhatian yang lebih tinggi
dan dapat diingat (Kotler & Keller, 2006), Celebrity endorser
menggunakan artis sebagai bintang iklannya atau menggunakan
selebriti yang membawakan peran mengantarkan informasi mengenai
produk menjadi juru bicara agar maksud, manfaat dan kegunaan
produk dapat lebih melekat dibenak dan pikiran konsumen sehingga
konsumen lebih aware dan membeli produk tersebut. Dengan selebriti
27
yang sesuai dengan karakter produk nantinya dapat mewakili segmen
pasar yang dibidik dan lebih dapat masuk dibenak masyarakat dengan
kata lain sifat-sifat produk akan tidak jauh beda bahkan sama dengan
sifat-sifat selebriti yang digunakan tersebut (Shimp, 2003).
L.G. Schiffman, Kanuk, and Das (2006) Peran Celebrity Endorser:
1) Testimonial, dengan kata lain sebagai reviewer atau sebagai bukti
kesaksian tentang kualitas maupun kelebihan produk.
2) Endorsement, dengan kata lain sebagai pemanfaatan popularitas
untuk mengajak pengikutnya untuk sama-sama menggunakan produk
tersebut.
3) Actor, dengan kata lain menjalankan sesuai dengan peran yang
dialurkan atau dikonsepkan.
4) Spoke Person,Juru bicara yang sesuai dengan isi atau pesan karter
dari produk. Berpenampilan yang mendukung karakter produk.
Sedangkan untuk arti periklanan merupakan salah satu aspek
dari komunikasi pemasaran perusahaan. Periklanan adalah semua
bentuk terbayar atas presentasi non pribadi dan promosi ide, barang,
atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler & Keller, 2009). Iklan bisa
menjadi ca ra yang efektif untuk menyampaikan suatu
pesan dari produk atau jasa, baik dengan tujuan membangun prefensi
merek atau memotivasi konsumen.
28
Periklanan adalah bentuk komunikasi secara berbayar yang
menggunakan media massa dan media interaktif untuk menjangkau
audiensi yang luas dalam rangka menghubungkan sponsor yang jelas
dengan pembeli dan memberikan informasi tentang produk.
Periklanan dapat menjangkau audiensi secara luas, memperkenalkan
produk dan brand, menciptakan kesadaran dalam menciptakan suatu
produk dan brand, menciptakan brand image, memberi informasi,
meningkatkan dan memperkuat produk bahkan sampai membujuk
atau mendorong konsumen (Moriarty, Nancy, & William, 2009).
Lima Indikator Celebrity endorser dijelaskan dengan sebutan
TEARS (Truthworthiness, Expertise, Attractiveness, Respect,
Similarity) (Shimp, 2003). Dimana TEARS tersebut terdiri dari:
1) Truthworthiness (dapat dipercaya)
Dapat dipercaya maksudnya adalah konsumen akan melihat siapa
yang menjadi presenter atau melihat siapa yang menyampaikan
informasi (juru bicara) dapat dipercaya atau tidak. Bagaimana
konsumen berfikiran mengenai suatu juru bicara tersebut harus
diperhatikan.
2) Expertise (keahlian)
Keahlian, celebrity endorser tentu harus memiliki keahlian dalam
memakai suatu produk yang dibawakan. Karena semakin ahli suatu
presenter atau juru bicaranya sesuai dengan bidang produknya
maka akan semakin maksimal dalam hasil penggunaanya.
29
3) Phsycal Attractiveness (daya tarik fisik)
Daya tarik tentunya akan menjadi nilai positif bagi juru bicara
iklan. Konsumen akan berusaha untuk berusaha menjadi seperti
konsumen tersebut karena konsumen ingin seperti juru bicara
tersebut.
4) Respect (kualitas dihargai)
Respect yang dimaksud adalah bagaimana seorang juru bicara
memahami apa masalah yang sekiranya dihadapi oleh konsumen
dan berbicara dengan kata yang memahami masalah tersebut dan
jalan keluar dari masalah tersebut adalah produk yang dibawakan.
Dan terlihat masuk akal didukung dengan hasil keahlian yang
dimiliki juru bicara.
5) Similarity (kesamaan denganaa audience yang dituju).
Kesamaan ini maksudnya adalah juru bicara mampu
memposisikam diri seperti apa yang dihadapi konsumen agar
konsumen merasa sama seperti yang mereka rasakan dan merasa
cocok karena permasalahan yang sama.
5. Online Review
Online Review adalah mengulas atau mereview suatu
produk dengan menggunakan media online sebagai sarana
publikasinya agar memudahkan seluruh pengguna internet
yang ingin mencari informasi mengenai produk dapat
mendengarkan, menonton, membaca review yang diberikan
30
secara online. Sedangkan Online Consumer Review adalah
salah satu bentuk dari electronic word of mouth (e-WOM).
Online consumer review sebagai salah satu media untuk
konsumen melihat review atau ulasan dari konsumen lain
terhadap suatu produk, layanan perusahaan dan tentang
bagaimana sebuah perusahaan produsen (Khammash, 2008).
Online Consumer Review digunakan sebagai sarana untuk
konsumen mencari dan mendapatkan informasi yang nantinya
akan mempengaruhi keputusan pembelian (Al Mana & Mirza,
2013). Online consumer review juga memiliki fungsi sebagai
alat bantu pengambilan keputusan, mekanisme untuk feedback
yang diberikan konsumen, dan sistem rekomendasi pada
platform belanja online.
Online consumer review adalah salah satu bentuk dari
electronic word of mouth dan dapat dikatakan sebagai
komunikasi permasaran yang baru dan dapat mempengaruhi
serta memegang peran dalam proses keputusan pembelian
(Sutanto & Aprianingsih, 2016). Informasi yang didapatkan
dari online consumer review dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi produk yang konsumen
butuhkan.
Sedangkan untuk Online Review yang dimaksud peneliti
dalam penelitian ini adalah sebuah review atau ulasan
31
mengenai suatu produk yang tidak dilakukan karena feedback
dari konsumen produk tersebut melainkan sebagai strategi
pemasar dimana yang nantinya akan sama-sama memotivasi
dan mendorong konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian yang dilakukan oleh para ahli sesuai bidang
produknya dan seseorang yang memiliki daya tarik yang sudah
terkenal didalam bidang produk tersebut. Presenter atau juru
bicara online review harus dipilih secara cermat agar tepat
sasaran dan konsumen dapat mempercayai ulasan tersebut.
Online Review juga dapat dilakukan oleh beauty vlogger dan
Celebrity agar content review lebih menarik dan lebih
memotivasi konsumennya. Maka dari itu celebrity review dan
beauty vlogger review juga menjadi bagian dari online review
Beauty Vlogger Review adalah ulasan produk atau review
produk yang dilakukan oleh beauty vlogger yang ahli dalam
bidang kecantikan di dunia blog vidio di internet mulai dari
saran, ulasan, dan tutorial. Beauty vlogger sangat berperan
dalam memberikan jalan keluar dari pemasalahan
penontonnya. Banyak selebriti yang mulai memasuki dunia
vlogger ini sebagai media selebriti untuk lebih mudah
mempengaruhi orang yang menyukainya dengan ulasan yang
dia berikan. Celebrity Review hampir sama dengan celebrity
endorser pembedanya celebrity review mereka mereview tidak
32
mengatasnamakan mereka brand ambassador-nya atau sedang
meng-endorse namun seolah-olah mereka tulus mereview
dengan hal tersebut konsumen akan lebih percaya dan karena
hal tersebutlah yang membuat beauty vlogger review lebih
dipercayai dari pada sarana iklan lainnya.
Untuk Indikator Online review melalui Beauty Vlogger
(Lackermair, Kailer, & Kanmaz, 2013) Indikator online review
ada 4 hal :
1) Awareness (Kesadaran), Pengguna dengan sadar dengan
baik buruknya ulasan atau peringkat ulasan produk dan
menggunakan informasi yang ada untuk proses seleksi
mereka.
2) Frequency (Frekuensi), Maksudnya adalah konsumen
menggunakan peringkat produk sebagai patokan produk
atau mencari informasi bahwa sering terdapat ulasan
yang baik mengenai produk tersebut.
3) Comparison (Perbandingan), Dedikasi mengenai
konsumen mengumpulkan informasi dan
membandingkan dengan produk lain dan mana yang
lebih tepat dipilih sesuai dengan keinginan dari
konsumen tersebut dengan kata lain juga mampu
melihat dalam online review bahwa produk setara
dengan produklain yang unggul atau kualitas yang baik.
33
4) Effect (Pengaruh), seberapa cocok pengaruh online
review keunggulan produk tersebut untuk konsumen itu
sendiri.
6. Beauty Vlogger
Beauty Vlogger adalah individu yang memberikan
pengaruh dalam hal kecantikan yang membagi ulasan mereka
baik itu review atau tutorial dan tips lainnya dalam lingkup
satu produk atau brand dalam sebuah video bukan dalam
posting blog (Duyen, 2016). Dengan melihat sebuah video
seseorang akan merasakan interaksi yang lebih nyata saat
melihat sebuah video (Duyen, 2016). Video Log (Vlog) juga
dapat berfungsi sebagai suatu media yang dapat membuat
beauty vlogger merasa lebih dekat dengan para viewers atau
orang yang menyaksikan video-nya.
Kemunculan beauty vlogger akan memberikan pengaruh
pada industri kecantikan, baik untuk perusahaan penghasil
produk kecantikan, beauty vlogger itu sendiri, maupun untuk
para konsumen dari industri kecantikan. Hadirnya para beauty
vlogger secara tidak langsung membantu perusahaan penghasil
produk kecantikan untuk memasarkan produk mereka. Melalui
ulasan produk yang mereka berikan, mereka sekaligus
memperkenalkan suatu produk pada viewers yang mana
diantara para viewers terdapat calon konsumen yang sedang
34
mencari informasi atau yang belum sama sekali mengenal
produk tersebut.
Vlog sendiri termasuk kedalam electronic word of mouth,
yang sangat populer saat ini dan digunakan sebagai salah satu
media pemasaran produk. Hal ini sejalan dengan pernyataan
bahwa Vlog adalah salah satu bentuk yang populer dari e-
Wom, yang dianggap oleh pengguna online sebagai sumber
yang sangat kredibel diantara sumber- sumber dari media lain
(Hsu, Chuang, & Hsu, 2014). Beauty vlogger juga
mendapatkan manfaat dari kegiatan vlogging yang
dilakukannya yaitu mendapatkan ketenaran dan kerjasama
dengan perusahaan penghasil produk kecantikan. Beauty
vlogger termasuk kedalam konsep online Review baik itu
online consumer review dan celebrity review yang dipahami
sebagai salah satu media untuk konsumen melihat review dari
konsumen lain terhadap suatu produk, layanan perusahaan dan
tentang bagaimana sebuah perusahaan produsen (Khammash,
2008).
Rossiter. and Sthepen (2000) terdapat enam elemen Iklan yang
dapat menimbulkan rangsangan atau emosi:
a. Heard words & Sound effect (voice), ucapan yang terdengar
atau suara yang terdengar dalam iklan karena mengandung
35
arti emosial dan dapat menimbulkan kesan tertentu didalam
pikiran pendengar.
b. Music, Irama atau lagu yang mengiri dalam mendukung
atau memancing emosional sesuai tema iklan.
c. Seen word, kata- kata dalam iklan yang harus mendukung
manfaat produk yang diiklankan, mudah diingat dan jelas
agar agar melekat dalam pikiran audiens.
d. Picture, gambar yang digunakan seperti obyek figur atau
latar belakang yang dipakai.
e. Colour, komposisi dan keserasian warna dari gambar dan
tulisan termasuk kontrol saturasi atau cahaya agar enak
dipandang dan mudah diingat audiens.
f. Movement, Gerakan atau fragmen yang terlihat dalam
tayangan iklan yang dapat memicu dan mendukung emosi
pemirsa, adegan yang digunakan, tujuannya untuk
memperjelas maksud dari iklan.
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan pada BAB II point A dan
B dapat disimpulkan dan disusun suatu kerangka konseptual sesuai
gambar 2.3 dibawah ini yang menggambarkan hubungan harga, online
review dan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian berikut ini
adalah kerangka konseptual dalam penelitian ini :
36
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
H4
H1
H2
H3
Pada kerangka konseptual Gambar 2.3 diatas menunjukkan bahwa
variabel Harga (X1) berpengaruh terhadap variabel Keputusan Pembelian
(Y), begitu juga dengan variabel Online Review (X2) berpengaruh dengan
keputusan pembelian (Y) dan Celebrity Endorser (X3) berpengaruh
terhadap variabel Keputusan Pembelian(Y).
Online Review
(X2)
Keputusan Pembelian
(Y)
Celebrity Endorser
(X3)
Harga
(X1)
37
D. Hipotesis
1. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Habibah and Sumiarti.
(2016) terbukti bahwa harga berpengaruh siknifikan terhadap
Keputusan Pembelian kosmetik wardah di bangkalan Madura.
Maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut :
H1 : Harga (X1) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y)
meskipun produk focallure tergolong produk baru di pasar kosmetik
Indonesia.
2. Pengaruh Online Review terhadap Keputusan Pembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Febriana and Edy (2018)
terbukti bahwa Online Review (X2) berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian Purbasari Matte Lipstik
Maka peneliti menggambil hipotesis sebagai berikut :
H2:: Online Review yang dilakukan beauty vlogger (X1) berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian (Y) meskipun produk focallure
tergolong produk baru di pasar kosmetik Indonesia.
3. Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian.
Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Hikmawati (2018) terbukti
bahwa Celebrity Endorser (X3) berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian The Body Shop New Hair Care Fuji Green Tea.
Maka Peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut :
38
H3 : Celebrity Endorser yang dilakukan beauty vlogger (X3)
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y) meskipun produk
focallure tergolong produk baru di pasar kosmetik Indonesia.
4. Variabel Harga adalah variabel yang paling berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Sudjatmika (2017)
penelitian ini melibatkan variabel online review dan harga, dan
penelitian ini memiliki hasil yang paling berpengaruh terhadap
keputusan pembelian diantara variabel tersebut adalah harga dari pada
online review sendiri begitu juga Munandar and Chadafi (2016)
didalam penelitian ini melibatkan variabel celebrity endorser dan
harga, dan penelitian ini memiliki hasil harga lebih berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Dari dua penelitian tersebut dapat
diambil kesimpulan terbukti bahwa Harga (X1) berpengaruh lebih
dominan terhadap Keputusan Pembelian dibandingkan Online review
(X2) dan celebrity endorser (X3).
Maka Peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut :
H3 : Harga (X1) berpengaruh lebih dominan terhadap Keputusan
Pembelian (Y).