bab ii tinjauan pustaka a. preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/puji wijayanti bab ii.pdf · 6)...

31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsia 1. Pengertian preeklamsia Preeklamsia adalah kondisi khusus masa kehamilan di mana terjadi hipertensi dan proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu pada ibu yang tadinya mempunyai TD normal. Preeklamsia merupakan penyebab morbiditas serta mortalitas ibu dan perinatal yang signifikan. Preeklamsia terjadi pada 3- 7% dari semua kehamilan (American Academy of Pediatrics [AAP] & ACOG, 2007). Preeklamsia merupakan penyakit vasospastik sistemik dan biasanya dikategorikan sebagai ringan dan berat untuk penatalaksanaannya (ACOG, 2002; Working Group, 2002 dalam Lowdermilk, 2013) . Preeklamsia didefinisikan sebagai timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Preeklamsia merupakan gangguan multisistem pada kehamilan yang dikarakteristikkan disfungsi endothelial, peningkatan tekanan darah karena vasokontriksi, proteinuria akibat kegagalan glomerolus, dan udema akibat peningkatan permeabilitas vascular. (Fauziyah, 2012). Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Upload: others

Post on 01-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Preeklamsia

1. Pengertian preeklamsia

Preeklamsia adalah kondisi khusus masa kehamilan di mana terjadi

hipertensi dan proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu pada ibu yang

tadinya mempunyai TD normal. Preeklamsia merupakan penyebab morbiditas

serta mortalitas ibu dan perinatal yang signifikan. Preeklamsia terjadi pada 3-

7% dari semua kehamilan (American Academy of Pediatrics [AAP] & ACOG,

2007). Preeklamsia merupakan penyakit vasospastik sistemik dan biasanya

dikategorikan sebagai ringan dan berat untuk penatalaksanaannya (ACOG,

2002; Working Group, 2002 dalam Lowdermilk, 2013) .

Preeklamsia didefinisikan sebagai timbulnya hipertensi disertai dengan

proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah

persalinan. Preeklamsia merupakan gangguan multisistem pada kehamilan

yang dikarakteristikkan disfungsi endothelial, peningkatan tekanan darah

karena vasokontriksi, proteinuria akibat kegagalan glomerolus, dan udema

akibat peningkatan permeabilitas vascular. (Fauziyah, 2012).

Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi

dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

pada molahidatidosa (Wiknjosastro, 2002: 282). Preeklamsia adalah keadaan

dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema, atau kedua-duanya yang

terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20 atau kadang-kadang timbul

lebih awal bila terdapat perubahan hidatidifornis yang luas pada vili dan

korialis (Mitayani, 2011).

2. Etiologi

Preeklamsia adalah kondisi yang terjadi hanya pada kehamilan manusia;

tanda dan gejala akan terjadi hanya selama kehamilan dan akan menghilang

dengan cepat setelah melahirkan plasenta dan janin. Penyebab preeklamsia

tidak diketahui. Meskipun preeklamsia secara umum adalah penyakit

primigravida, penyebabnya mungkin tidak sama pada semua wanita.

Contohnya patogenesis pada ibu nulipara yang sehat dan mengalami PER

menjelang cukup bulan atau persalinan dapat berbeda dengan ibu dengan

penyakit diabetes atau hipertensi, kehamilan multipel , atau mereka yang

mengalami preeklamsia pada awal kehamilan (Sibai, 2007 dalam Lowdermilk,

2013).

Banyak teori yang menjelaskan penyebab preeklamsia. Teori yang masih

berkembang saat ini meliputi invasi tropoblas, kelainan congenital, kerusakan

endotel vascular, maladaptasi kardiovaskular, serta defisiensi atau kelebihan

gizi. Faktor imunologi dan predisposisi genetik juga dapat memainkan peran

penting (Sibai, 2007 dalam Lowdermilk, 2013).

Faktor-faktor etiologi yang berperan dalam perkembangan preeklamsia

masih belum diketahui dengan pasti. Sindrom preeklamsia ditandai dengan

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

adanya vasokontriksi, hemokonsentrasi, serta kemungkinan perubahan

iskemik dalam plasenta, ginjal, hati, dan otak. Kondisi-kondisi ini biasanya

tampak pada wanita yang menderita preeklamsia berat (Sabarudin, 2015).

3. Klasifikasi

Preeklamsia dibagi dalam dua golongan, yaitu ringan dan berat

(Mitayani, 2011). Preeklamsia dikatakan ringan apabila ditemukan tanda-

tanda di bawah ini.

a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 15

mmHg atau lebih, dan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.

b. Edema umum, kaki, jari, tangan, dan wajah atau kenaikan BB 1 kg atau

lebih pr minggu.

c. Proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau lebih per liter, kualitatif 1+ atau 2+

pada urine keteter/mid stream.

Sedangkan preeklamsia dikatakan berat apabila ditemukan satu atau

lebih tanda-tanda di bawah ini.

a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 5 gram atau lebih per liter.

c. Oliguria jumlah urine kurang dari 500cc per 24 jam.

d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.

e. Ada edema paru dan sianosis.

4. Patofisiologi

Preeklamsia dapat memberat dari ringan menjadi berat, sampai eklamsia.

Pemikiraan saat ini adalah perubahan patologi yang terjadi pada ibu dengan

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

preeklamsia disebabkan oleh gangguan perfusi plasenta dan disfungsi sel

endotel (Gilbert, 2007; Peters, 2008). Perubahan patologi terjadi jauh sebelum

diagnosis klinis preeklamsia dibuat (Robert & Fumai, 2009). Normalnya

dalam kehamilan arteri spiralis dalam rahim akan melebar dari pembuluh

darah muscular berdinding tebal, menjadi pembuluh darah yang tipis dengan

diameter yang jauh lebih besar. Perubahan ini meningkatkan kapasitas

pembuluh darah, sehingga mereka bisa menerima peningkatan volume darah

pada kehamilan. Oleh karena perubahan pembuluh darah ini tidak terjadi atau

tidak sepenuhnya terjadi pada ibu dengan preeklamsia, terjadi penurunan

perfusi plasenta dan hipoksia (Peters). Iskemia plasenta diperkirakan

menyebabkan disfungsi sel endotel dengan merangsang pelepasan substansi

yang toksik terhadap sel endotel. Kelainan ini menyebabkan vasopasme

menyeluruh yang menyebabkan perfusi jaringan yang buruk pada semua

organ, meningkatkan resistansi perifer dan TD, serta meningkatkan

permeabilitas sel endotel, menyebabkan kebocoran cairan dan protein

intravascular serta akhirnya menyebabkan volume plasma berkurang. Faktor

patogenik utama bukan kenaikan TD, melainkan perfusi yang buruk karena

vasopasme dan berkurangnya volume plasma (Gilbert, Peters; Robert & Funai

dalam Lowdermilk, 2013).

Vasospasme arteriolar dan menurunnya aliran darah ke retina akan

menyebabkan gangguan penglihatan seperti skotomata (titik buta) dan

pandangan kabur, komplikasi neurologi dihubungkan dengan preeklamsia

adalah edema otak dan perdarahan dan peningkatan iritabilitas SSP, yang

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

mana akan menyebabkan sakit kepala, hiperrefleks, klonus pergelangan kaki

positif, dan kejang (Gilbert, 2007; Longo dll., 2004; Roberts & Funai, 2009).

Preeklamsia akan berkontribusi secara signifikan terhadap hambatan

janin dan insiden abrupsio plasenta (Hull & Resnik, 2009; Peter, 2008).

Gangguan perfusi plasenta akan menyebabkan degenerasi dini pada plasenta.

Tingkat komplikasi janin berhubungan secara langsung dengan keparahan

penyakit (Longo dkk., 2003 dalam Lowdermilk, 2013).

Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi

garam dan air. Pada biopsy ginjal ditemukan spasme yang hebat pada arteriola

glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya

sehingga hanya dapat dilalui satu sel darah merah. Jadi, jika semua arteriola

dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah dengan sendirinya akan

naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi

jaringan dapat tercukupi (Mitayani, 2011).

Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan

penimbunan air yag berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui

sebabnya, ada yang mengatakan disebabkan oleh retensi air dan garam.

Proteinuria mungkin disebabkan oleh spasme arteriola, sehingga terjadi

perubahan pada glomerulus (Mochtar, 1993: 220; Mitayani, 2011).

5. Manifestasi klinis

Dua gejala yang sangat penting pada preeklamsia yaitu hipertensi dan

proteinuria yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Penyebab dari

kedua masalah di atas adalah sebagai berikut.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

a. Tekanan darah

Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal

yang penting pada preeklamsia. Tekanan diastolic merupakan tanda

prognosis yang lebih handal dibandingkan dengan tekanan sistolik.

Tekanan diastolic sebesar 90 mmHg atau lebih yang terjadi terus-menerus

menunjukkan keadaan abnormal.

b. Kenaikan berat badan

Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan

preeklamsia dan bahkan kenaikan berat badan (BB) yang berlebihan

merupakan tanda pertama preeklamsia pada sebagian wanita. Peningkatan

BB normal adalah 0,5 kg per minggu. Bila 1 kg dalam seminggu, maka

kemungkinan terjadinya preeklamsia harus dicurigai. Peningkatan berat

badan terutama disebabkan karena retensi cairan dan selalu dapat

ditemukan sebelum timbul gejala edema yang terlihat jelas seperti kelopak

mata yang bengkak atau jaringan tangan yang membesar.

c. Proteinuria

Pada preeklamsia ringan, proteinuria hanya minimal positif 1,

positif dua, atau tidak sama sekali. Pada kasus berat proteinuria dapat

ditemukan dan dapat mencapai 10 g/dL. Proteinuria hampir selalu timbul

kemudian dibandingkan hipertensi dan kenaikan BB yang berlebihan.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

6. Komplikasi

Bergantung pada derajat preeklamsia yang dialami. Namun, yang

termasuk komplikasi antara lain sebagai berikut (Mitayani, 2011).

a. Pada ibu

1) Eklamsia.

2) Solusio plasenta.

3) Perdarahan subkapsula hepar.

4) Kelainan pembekuan darah (DIC).

5) Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet

count).

6) Ablasio retina.

7) Gagal jantung hingga syok dan kematian.

b. Pada janin

1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus.

2) Premature.

3) Asfiksia neonatorum.

4) Kematian dalam uterus.

5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil

Beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan ibu hamil adalah :

a. Umur

Umur adalah hal yang sangat diperhatikan dalam penyelidikan

epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur dan juga biasanya

semakin bertambah umur seseorang maka pengetahuan akan status

kesehatan ibu hamil akan luas (Notoatmodjo, 2003).

b. Pendidikan

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting

dalam tumbuh kembang anak karena pendidikan yang baik, maka orang

tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara

pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,

pendidikan dan sebagainya. Seseorang yang berpendidikan akan berbeda

tingkah lakunya dengan orang yang hanya berpendidikan dasar.

Rendahnya tingkat pendidikan seseorang atau masyarakat sangat

berpengaruh juga terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh karena

sikap masyarakat terbuka dengan hal-hal atau motivasi baru (Notoatmodjo,

2003).

c. Psikologis

Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana

tidak hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan

psikologis yang memerlukan penyesuaian emosi, pola berpfikir dan

berperilaku yang berlanjut hingga lahir bayi. Untuk alasan ini sehingga

kehamilan harus dipandang sebagai proses panjang yang mempunyai efek

tidak hanya pada ibu tetapi juga keluarganya. Pada asuhan kehamilan tidak

hanya aspek fisik saja tetapi juga aspek psikologis atau jiwa (Kusmiyati,

2008).

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

d. Pengetahuan

pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitf merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya sikap seseorang (Notoatmodjo, 2003).

e. Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa

kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status

kesehatan ibu hamil selama hamil serta guna pertumbuhan dan

perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu hamil dengan faktor

ekonomi, sosial, atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan gizi ibu

hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk juga persiapan fisik untuk

masa persalinan. Kebutuhan ibu hamil secara garis besar adalah asam

folat, energi, protein, zat besi (Fe), kalsium, pemberian supleman vitamin

D terutam pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan dinegara

dengan musim dingin yang panjang dan pemberian yodium pada daerah

yang endemik kretinisme (Kusmiyati, 2008).

f. Aktivitas

Seorang wanita hamil boleh mengerjakan aktivitas sehari-hari asal

hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak.bagi wanita

pekerja ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus. Menurut

analisa profesional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas bagi ibu hamil

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

bukan hanya pekerjaan keluar rumah atau institusi tertentu, tetapi juga

pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga didalam rumah,

termasuk pekerjaan sehari-hari didalam rumah dan juga mengasuh anak.

Sering ada rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil

dengan riwayat melahirkan BBLR, namun hal itu tidak terbukti efektif.

B. Aktivitas Fisik

1. Pengertian

Aktivitas fisik atau disebut aktivitas eksternal ialah suatu rangkaian gerak

tubuh yang menggunakan tenaga atau energi. Jenis aktivitas fisik yang sehari-

hari dilakukan antara lain berjalan, berlari, olahraga, mengangkat dan

memindahkan benda, mengayuh sepeda, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik

menentukan energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja

otot (Almatsier, 2010).

Aktivitas fisik menentukan kondisi kesehatan seseorang. Kelebihan energi

karena rendahnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko kegemukan atau

obesitas. Oleh karena itu, angka kebutuhan energi individu disesuaikan dengan

aktivitas fisik. Aktivitas fisik dan metabolisme basal (AMB) atau Basal

Metabolic Rate (BMR) merupakan komponen utama yang menentukan

kebutuhan energi. AMB dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, BB dan TB

(Almatsier, 2010).

Menurut Kemenkes 2016 dalam Rachma (2017), Ibu hamil yang sehat

dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari dengan memperhatikan kondisi ibu

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

dan keamanan janin yang dikandungnya. Suami membantu istrinya yang

sedang hamil untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Ikuti senam ibu hamil

sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.

2. Manfaat aktivitas fisik dan latihan fisik ringan

Adapun manfaat aktivitas fisik dan latihan fisik ringan menurut Kemenkes

“panduan teknik latihan fisik selama kehamilan dan nifas” 2010 dalam

Rachma (2017) adalah sebagai berikut:

a. Bagi ibu

1) Mempertahankan kemampuan fisik yang menurun selama kehamilan.

2) Memperkuat otot untuk menyangga tubuh dan memperbaiki postur

tubuh.

3) Mengurangi risiko terjadinya tekanan darah tinggi pada kehamilan.

4) Mengurangi risiko terjadinya kencing manis pada kehamilan.

5) Mengurangi keluhan nyeri pinggang.

6) Membantu melancarkan pencernaan.

7) Membantu mengurangi sembelit.

8) Membuat lebih rileks.

9) Mencegah timbulnya stress, depresi, dan kecemasan.

10) Meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot-otot panggul untuk proses

kelahiran.

11) Mengurangi gelambir di perut setelah melahirkan.

12) Mempercepat proses pemulihan setelah persalinan.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

b. Bagi janin

Latihan fisik sejak awal kehamilan akan meningkatkan pertumbuhan ari-

ari dan bayi dilahirkan dengan berat badan normal.

3. Prinsip-prinsip aktivitas fisik

Menurut kemenkes RI “panduan teknik latihan fisik selama kehamilan dan

nifas” 2010, bahwa prinsip-prinsip aktivitas fisik selama kehamilan adalah :

a. Ibu hamil yang sehat diharapkan tetap melakukan aktifitas fisik sehari-hari

dengan memperhatikan keamamnan.

b. Ibu rumah tangga yang sehat dianjurkan tetap melakukan aktivitas fisik

sehari-hari seperti pekerjaan rumah (menyapu, mencuci, menyiram

tanaman, membersihkan perabot rumah tangga, dan lain-lain), sebaliknya

tetap dilakukan setiap hari secara teratur sesuai dengan kemampuan dan

kondisi kehamilam.

c. Ibu yang bekerja sehat dianjurkan tetap aktif bekerja selama masa

kehamilan dengan memperhatikan keamanan agar tidak mengganggu

kesehatan ibu maupun janinnya.

4. Faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik selama kehamilan

Selama kehamilan tidak diharapkan menghentikan aktifitas fisik seperti

mengurus hal-hal rumah tangga, berjalan pagi-sore hari dan lain sebagainya.

Selama kehamilan dibutuhkan untuk membuat rencana program latihan dan

aktivitas fisik lebih terencana dan terprogram. Beberapa penelitian dua hal

yang dibutuhkan oleh wanita selama proses kehamilan yang bertujuan untuk

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

mengurangi dan mengatasi gangguan selama proses kehamilan baik secara

fisik dan psikologis yaitu latihan dan relaksasi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas fisik selama kehamilan

menurut Monika Guzskowska 2014, adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya edukasi

Kurangnya edukasi mengenai kehamilan merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan tingginya resiko gangguan selama kehamilan seperti yang

telah dibahas sebelumnya dengan resiko paling berbahaya adalah kematian

bagi ibu dan janin dan terganggunya kesehatan janin untuk masa yang

akan datang seperti mewariskan diabetes tipe II pada keturunan.

b. Mitos

Mitos yang beredar di masyarakat mengenai larangan-larangan selama

kehamilan untuk membatasi gerak dan aktivitas semakin mempertinggi

resiko dan gangguan selama kehamilam.

c. Obesitas

Yang paling menghawatirkan ialah gangguan-gangguan selama kehamilan

dianggap hal yang biasa terjadi pada semua ibu hamil sehingga saat ini

tidak jarang ditemukan bayi lahir dalam kondisi obesitas dikarenakan

obesitas selama kehamilan menjadi trend gaya hidup sebagai indikasi

kecukupan nutrisi bagi ibu dan janin,

5. Jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh ibu hamil

Dr. Artal, seorang dokter ginekologi mengatakan bahwa latihan aerobik

terdiri dari gerakan ritmis yang berkesinambungan yang dapat menggerakkan

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

otot-otot besar sangat direkomendasikan sebagai latihan atau olahraga pilihan

untuk ibu hamil. Latihan angkat beban ringan dengan repetisi sedang juga

aman dilakukan oleh wanita hamil. Latihan angkat beban ringan ini dapat

membantu mempertahankan fleksibilitas, dan meminimalkan risiko cedera

(Artal R, 2010) dalam Rachma 2017.

Wanita hamil yang berolahraga secara teratur mengalami kenaikan berat

dan lemak tubuh yang lebih sedikit dibandingkan wanita yang kurang aktif.

Berat badan tetap naik dengan normal dan bayi tetap dalam kondisi kesehatan

yang prima. Selain itu, kehamilan dan proses persalinan wanita aktif

cenderung tidak bermasalah. Apabila kehamilam mempengaruhi

keseimbangan tubuh, maka jalan kaki adalah olahraga yang paling tepat bagi

seorang wanita hamil. Pada waktu hamil olahraga dapat menguatkan otot dan

melindungi persendian serta tulang belakang. Dengan berolahraga, tuntutan

masa kehamilan pada tubuh dapat terpenuhi dengan baik (Kusmiati, 2009).

a. Latihan fisik selama masa kehamilan

1) Berjalan, setengah jam per hari untuk merangsang sirkulasi darah dan

meningkatkan kapasitas pernapasan dada.

2) Berenang, khususnya gaya punggung, untuk mengatasi nyeri pinggang

dan ketegangan.

3) Yoga, untuk relaksasi dan meningkatkan kapasitas pernapasan. Namun,

perlu diketahui bahwa posisi dan jenis yoga tertentu tidak dianjurkan

selama kehamilan. Berlatihlah dengan seorang professional yang

berpengalaman dalam melatih ibu hamil.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

4) Fitness ringan, lakukan dibawah pengawasan seorang professional yang

direkomendasikan untuk ibu hamil.

5) Bersepeda dengan kecepatan sedang dan di medan yang datar, sampai

sekitar bulan kelima kehamilan.

Sport A 2010 dalam Rachma (2017), merekomendasikan bahwa

setiap orang harus berolahraga setidaknya 30 menit, dalam beberapa

hari (tidak harus setip hari). Hal ini juga berlaku untuk ibu hamil.

Prinsipnya, setiap aktivitas bisa dilakukan selama kehamilan asal

tidak membahayakan janin, anda sebaiknya menghindari aktivitas yang

beresiko meningkatkan kemungkinan trauma pada perut.

b. Durasi dan intensitas sesi latihan

Bagi wanita yang kurang terbiasa dengan olahraga, 20 sampai 30

menit merupakan waktu yang aman untuk melakukan latihan. Dan untuk

wanita yang terbiasa berolahraga, dan tidak ada komplikasi medis dapat

melakukan olahraga atau latihan seperti biasanya (dengan repetisi yang

sedang). Masa kehamilan bukanlah waktu yang tepat untuk

memaksimalkan latihan .

Menurut Artal, 2010 dalam Rachma (2017), Meskipun beberapa

latihan menunjukkan bahwa 80% orang-orang yang berolahraga tidak

memiliki efek samping yang buruk pada detak jantung mereka, tetapi

berlatih dengan repetisi sedang akan jauh lebih aman bagi wanita hamil.

Mulailah dengan pemanasan dan akhiri dengan pendinginan pada setiap

sesi latihan.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

C. Stress

1. Pengertian

Stress menurut Hans Selye tahun 1950 merupakan suatu respons tubuh

yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban. Berdasarkan

pengertian tersebut di atas, maka seseorang dikatakan stress apabila ia

mengalami beban atau tugas yang berat tetapi tidak dapat mengatasi tugas

yang dibebankan (Uliyah et al, 2016).

2. Pandangan para ahli tentang stress

a. Stress sebagai stimulus, pandangan ini berdasarkan pada hukum Elastisitas

Hooke yang menjelaskan semakin berat beban suatu logam maka

dianalogikan pada mausia apabila semakin besar tekanan yang dialami

maka semakin besar pula stress yang dihadapinya.

b. Stress sebagai respons, terjadinya stress sebagai akibat respons spesifik

berupa fisiologis dan emosional maupun nonspesifik dari lingkungan yang

ada.

c. Stress sebagai transaksional, stress dapat terjadi akibat suatu interaksi

antara orang dengan lingkungan ditinjau dari kemampuan individu dalam

mengatasi masalah. Terbentuknya sebuah koping, dapat terjadi akibat

interaksi dengan lingkungan, yang dapat diukur dari persepsi individu

terhadap masalah, dan kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang

tersedia.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

3. Sumber stressor

Sumber stressor yang dapat mempengaruhi sifat stresor, di antaranya

lingkungan, baik secara fisik, psikososial, maupun spiritual. Lingkungan fisik

dapat berupa fasilitas-fasilitas seperti air minum, makan, atau tempat-tempat

umum sedangkan lingkungan psikososial dapat berupa suara atau sikap

kesehatan atau orang yang ada di sekitarnya, sedangkan lingkungan spiritual

dapat berupa tempat pelayanan keagamaan seperti fasilitas ibadah atau

lainnya.

Sumber stressor yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan

fisiologis dalam tubuh, seperti karena adanya operasi, obat-obatan, atau

lainnya.

Selain sumber stressor tersebut di atas stress yang dialami manusia dapat

berasal dari berbagai sumber lain seperti dari diri sendiri, keluarga /

masyarakat, dan lingkungan sekitarnya

a. Sumber stress di dalam diri sendiri, pada umumnya karena konflik yang

terjadi karena adanya perbedaan antara keinginan dan kenyataan, seperti

adanya berbagai permasalahan yang terjadi, tidak sesuai dengan dirinya,

dan tidak mampu mengatasinya.

b. Sumber stress di dalam keluarga, ditandai dengan adanya perselisihan

masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda di

antara keluarga, permasalahan ini akan selalu menimbulkan stress.

c. Sumber stress di dalam masyarakat dan lingkungan, sumber stress ini

dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

lingkungan pekerjaan, hubungan sosial, atau lingkungan fisik karena

masyarakat yang ada di dalamnya kurang mampu berhubungan secara

interpersonal serta kurang adanya pengakuan di masyarakat sehingga tidak

dapat berkembang.

4. Jenis-jenis stress

Stress ditinjau dari penyebabnya dibagi menjadi enam jenis yaitu sebagai

berikut.

a. Stress fisik

Stress yang disebabkan karena keadaan fisik, seperti karena temperatur

yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau

karena tegangan arus listrik.

b. Stress kimiawi

Stress ini disebabkan karena zat kimia, seperti adanya obat-obatan, zat

beracun asam, basa, faktor hormon, atau gas dan prinsipnya karena

pengaruh senyawa kimia.

c. Stress mikrobiologik

Stress ini disebabkan karena kuman, karena adanya virus, bakteri, atau

parasit.

d. Stress fisiologis

Stress yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh di antaranya

gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ, dan lain-lain.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

e. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan

Stress yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkembangan,

seperti pada masa pubertas, perkawinan, dan proses lanjut usia.

f. Stress psikis atau emosional

Stress yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau

ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri, seperti

hubungan interpersonal, sosial budaya, atau faktor keagamaan.

5. Model stress kesehatan

Model stress kesehatan merupakan suatu model stress yang menjelaskan

terjadinya stress yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Model

ini dapat terdiri atas beberapa unsur di antaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, unsur langsung yaitu stress dapat menghasilkan atau

mempengaruhi secara langsung dari perubahan fisiologis dan psikologis,

seperti adanya ketegangan (stress) akan terjadi proses pelepasan hormon

secara langsung yaitu hormon katekolamin dan kortikosteroid yang

menyebabkan kondisi berdebar-debar, denyut nadi cepat, dan lain-lain.

Kedua, unsur kepribadian, bahwa stress dapat dipengaruhi oleh tipe

kepribadian yang memudahkan timbulnya perubahan mekanisme koping.

Ketiga, unsur interaktif, stress dapat menyababkan menurunnya kekebalan

tubuh sehingga tubuh akan menjadi mudah terganggu, baik biologis maupun

psikologis. Proses ini karena adanya interaksi antara faktor dari luar dan faktor

dari dalam untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

Keempat, unsur perilaku sehat, stress dapat secara tidak langsung

mempengaruhi kesakitan. Akan tetapi dapat mengubah perilaku terlebih

dahulu seperti adanya peningkatan konsumsi alkohol, rokok, dan lan-lain.

Kelima, unsur perilaku sakit, sress dapat mempengaruhi secara langsung

terhadap kesakitan tanpa menyebabkan penyakit yang ditujukan adanya

perilaku sakit seperti mencari bantuan pengobatan.

6. Faktor pengaruh respons terhadap stressor

Respons terhadap stressor yang diberikan pada individu akan berbeda, hal

tersebut bergantung pada faktor stressor tersebut, dan koping yang dimiliki

individu. Beberapa ciri stressor yang dapat mempengaruhi respons tubuh

antara lain adalah sebagai berikut.

a. Sifat stressor

Sifat stressor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur, sifat ini

pada setiap individu dapat berbeda bergantung pada pemahaman tentang

arti stressor.

b. Durasi stressor

Lamanya stressor yang dialami klien dapat mempengaruhi respons tubuh.

Apabila stressor yang dialami lebih lama maka respons yang dialaminya

juga akan lebih lama. Keadaan ini dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

c. Jumlah stressor

Semakin banyak stressor yang dialami seseorang maka akan semakin

menimbulkan dampak yang besar bagi fungsi tubuh.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

d. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu seseorang dalam menghadapi stress dapat menjadi

bekal dalam menghadapi stress berikutnya karena individu memiliki

kemampuan adaptasi/koping yang lebih baik.

e. Tipe kepribadian

Tipe kepribadian seseorang dapat mempengaruhi respons terhadap

stressor. Hal ini dapat dlihat pada seseorang yang memiliki tipe

kepribadian A yang lebih rentan terkena stress apabila dibandingkan

dengan orang yang bertipe kepribadian B. Tipe kepribadian A memiliki

ciri ambisius, agresif, kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah

tersinggung, mudah marah, memiliki kewaspadaan yang berlebihan, bicara

cepat, bekerja tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau

memerintah, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan, ketat

terhadap pengaturan waktu, ramah, tidak mudah dipengaruhi, bila berlibur

maka pikirannya akan tertuju pada pekerjaan, dan lain-lain.

f. Tingkat perkembangan

Tingkat perkembangan individu dapat membentuk perkembangan adaptasi

semakin baik terhadap stressor. Stressor yang dialami individu berbeda

pada setiap usia perkembangan.

7. Tahapan stress

Van Amberg (1979) membagi tahapan stress menjadi enam tahap di

antaranya adalah sebagai berikut.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

a. Tahap pertama

Tahap pertama merupakan tahap ringan dari stress yang dengan ditandai

adanya semangat yang besar dalam bekerja, penglihatannya tajam tidak

seperti pada umumnya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan tidak

seperti biasanya, kemudian merasa senang terhadap pekerjaan tetapi

kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.

b. Tahap kedua

Tahap kedua ini memiliki ciri di antaranya adanya perasaan letih sewaktu

bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang,

cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak

nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot

punggung dan tengkuk semakin tegang, serta tidak bisa santai.

c. Tahap ketiga

Tahap ketiga ini memiliki ciri sebagai adanya keluhan gastritis, buang air

besar tidak teratur, ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang,

gangguan pola tidur seperti sukar untuk memulai tidur, terbangun tengah

malam, dan sukar kembali tidur, lemah, serta terasa seperti tidak memiliki

tenaga.

d. Tahap keempat

Pada tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan

yang menyenangkan terasa membosankan, semula tanggap terhadap

situasi namun akhirnya menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons

secara adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari,

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

daya gangguan pola tidur, sering menolak ajakan karena tidak bergairah,

adanya penurunan konsentrasi dan kemampuan mengingat, adanya

perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.

e. Tahap kelima

Tahap ini ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak

mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, terhadap

gangguan pada sistem pencernaan yang semakin berat, dan adanya

peningkatan perasaan ketakutan dan kecemasan.

f. Tahap keenam

Tahap ini merupakan tahap puncak seseorang mengalami panik sampai

muncul perasaan takut mati dengan gejala seperti detakan jantung semakin

keras, susah bernapas, terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, serta

kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.

8. Reaksi tubuh terhadap stress

Stress yang dialami seseorang dapat menimbulkan reaksi pada tubuh, baik

secara fisiologis maupun psikologi. Reaksi-reaksi tersebut di antaranya seperti

berikut.

a. Perubahan warna rambut yang semula hitam lalu lambat laun mengalami

perubahan menjadi kecokelatan dan kusam.

b. Perubahan ketajaman mata yang sering kali menurun karena kekenduran

otot-otot mata sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.

c. Gangguan telinga seperti adanya suara berdenging.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

d. Gangguan daya pikir yang sering kali ditemukan adanya penurunan

konsentrasi serta keluhan sakit kepala dan pusing.

e. Gangguan pada ekspresi wajah yang menjadi tampak tegang, kemudian

pada mulut dan bibir terasa kering.

f. Gangguan pada kulit, reaksi yang dapat dijumpai di antaranya sering

berkeringat dan kadang-kadang panas, dingin, kering, atau gatal

(urtikaria).

g. Gangguan pada sistem pernafasan dapat dijumpai gangguan, seperti terjadi

sesak oleh karena penyempitan pada saluran pernapasan.

h. Gangguan pada sistem kardiovaskular seperti berdebar-debar, pembuluh

darah melebar atau menyempit, terkadang terlihat pucat atau kemerahan

pada muka dan merasa kedinginan atau kesemutan pada daerah pembuluh

darah perifer, seperti pada jari tangan atau kaki.

i. Gangguan pada sistem pencernaan juga dapat mrngalami gangguan seperti

lambung terasa kembung, mula, pedih oleh karena peningkatan asam

lambung.

j. Gagguan pada sistem perkemihan terjadi gangguan seperti adanya

frekuensi buang air kecil yang sering.

k. Gangguan pada sistem musculoskeletal, seperti ketegangan pada otot dan

tulang atau terasa seperti ditusuk-tusuk, khususnya pada persendian dan

terasa kaku.

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

l. Gangguan pada sistem endokrin atau hormonal sering kali dijumpai

adanya peningkatan kadar gula dan terjadi penurunan libido serta

penurunan kegairahan pada seksual.

9. Stress pada siklus kehidupan perempuan

Siklus kehidupan perempuan yang dibahas di sini dapat ditinjau dari segi usia

dan secara fisiologi dimulai dari masa remaja (13-18 tahun), masa reproduksi

(19-45 tahun), serta masa pra-menoupause dan menopause.

a. Masa remaja, masalah stress pada remaja ini terjadi karena peralihan dari

masa anak-anak menuju dewasa, hal ini dikenal sebagai masa pubertas.

Masalah stress yang dialami pada masa pubertas di antaranya adalah

masalah menstruasi, perubahan tanda-tanda seks primer dan sekunder yang

sudah mulai ada, perubahan fisik perempuan, tumbuhnya payudara,

bertambahnya berat dan tinggi badan, serta perubahan emosional.

b. Masa reproduksi, masa ini terjadi pada usia 19-45 tahunan, masalah stress

pada masa reproduksi berkaitan dengan masalah kehamilan, melahirkan

bayi, serta menyusui. Masalah kehamilan dapat menyebabkan stress

karena terjadinya pembesaran rahim, perkembangan payudara, serta

pertumbuhan janin, yang apabila tidak disiapkan secara mental maka akan

menimbulkan stress. Selain itu stress juga dapat terjadi pada masa

melahirkan bayi dan menyusui.

c. Masa klimakterium, merupakan masa peralihan normal yang berlangsung

beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Fase ini terjadi beberapa

tahap, seperti sebelum menopause. Masalah ini sering berkaitan dengan

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

fungsi reproduksi yang mulai menurun, kadar estrogennya yang juga mulai

menurun, sedangkan kadar hormon gonadotropin mulai meningkat.

Keadaan ini kemudian dilanjutkan dengan masalah menopause, yakni

periode berhentinya menstruasi secara alamiah. Pada masa menopause

sering terjadi perubahan psikologis seperti khawatir, perasaan tertekan

karena takut menjadi tua, takut bila tidak menarik lagi, takut bila tidak bisa

memenuhi kebutuhan seksual suami. Pada masa ini perempuan menjadi

lebih sensitive dam emosi. Selain itu juga mengalami masalah fisik seperti,

kulit menjadi kemdur, kering dan keriput, mudah terbakar sinar matahari,

timbul pigmentasi, payudara mulai lembek, vagina menjadi kering, epitel

vagina menipis, dispareunia, dan lain sebagainya. Pada masa

pascamenopause kadar estrogen sudah pada titik rendah, dan juga terjadi

kemunduran alat tubuh seperti tulang akan cenderung terjadi osteoporosis

yang disebabkan oleh pengaruh hormone steroid dan sel trofoblas yang

berkurang.

10. Manajemen stress

Manajemen stress merupakan upaya mengelola stress dengan baik untuk

mencegah dan mengatasi stress agar tidak sampai ketahap yang paling berat.

Beberapa manajemen stress yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut.

a. Pengaturan diet dan nutrisi. Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara

yang efektif dalam mengurangi atau mengatasi stress, melalui makan dan

minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal makan

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

secara teratur, menu bervariasi, seimbang dan hangat, hindari makanan

dingin dan monoton.

b. Istirahat dan tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam

mengatasi stress karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan

memulihkan keletihan fisik dan akan memulihkan keadaan tubuh, tidur

yang cukup akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki

sel-sel yang rusak.

c. Olahraga atau latihan teratur. Olahraga dan latihan teratur adalah salah

satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun

mental. Olahraga dapat dilakukan dengan cara jalan kaki, lari pagi paling

tidak dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting sudah

berkeringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan

kebugaran.

d. Berhenti merokok. Berhenti merokok adalah bagian dari cara

menanggulangi stress karena dapat meningkatkan status kesehatan dan

mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.

e. Tidak meminum minuman keras. Minuman keras merupakan faktor

pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stress yang tidak meminum

minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin baik, segala

penyakit dapat dihindari karena pengaruh minuman keras banyak

mengandung alkohol.

f. Pengaturan berat badan. Peningkatan berat badan merupakan faktor yang

dapat menyebabkan timbulnya stress karena mudah menurunkan daya

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

tahan tubuh terhadap stress. Keadaan tubuh yang seimbang akan

meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stress.

g. Pengaturan waktu. Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam

mengurangi dan menanggulangi stress. Dengan pengaturan waktu yang

baik segala pekerjaan yang dapat menimulkan kelelahan fisik dapat

dihindari, pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan

waktu seefektif dan seefisien mungkin serta melihat aspek produktivitas

waktu seperti gunakan waktu pada yang menghasilkan sesuatu dan jangan

biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

h. Terapi psikofarmaka. Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam

mengatasi stress yang dialami dengan jalan memutuskan jaringan antara

psiko, neuro, dan imunologi sehingga stressor psikososial yang dialaminya

tidak mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, atau psikomotor yang dapat

mengganggu organ tubuh yang lain. obat-obatan yang biasanya digunakan

adalah anticemas dan antidepresi.

i. Terapi somatik. Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan

akibat stress sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh

yang lain.

j. Psikoterapi. Terapi ini dengan menggunakan teknik psiko yang

disesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi

psikoterapi suportif dan reedukatif. Terapi psikoterapi suportif ini

memberikan motivasi atas dukungan agar pasien mengalami percaya diri

sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan memberikan

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

pendidikan secara berulang, selain itu ada psikoterapi rekonstraktif,

psikoterapi kognitif, dan lain-lain.

k. Terapi psikoreligius. Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama

dalam mengatasi permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi

atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat, fisik, psikis,

social, dan spiritual, dan spiritual sehinga stress yang dialami dapat diatasi.

Manajemen stress yang lain adalah dengan cara meningkatkan strategi

koping yaitu koping yang berfokus pada emosi dan koping yang berfokus

pada masalah. Penggunaan koping yang berfokus pada emosi dengan cara

pengaturan respons emosional dari stress melalui perilaku individu seperti

cara meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan, control diri,

membuat jarak, penilaian secara positif, menerima tanggung jawab, lari

dari kenyataan (menghindar).

Sementara itu, strategi koping berfokus pada masalah dengan

mempelajari cara-cara atau keterampilan yang dapat menyelesaikan

masalah seperti merencanakan problem solving dan meningkatkan

dukungan sosial, teknik lain dalam mengatasi stress adalah relaksasi,

restrukturisasi kognitif, meditasi, terapi multimodel, dan lain-lain (Hawari,

2002).

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Mitayani (2011), Kusmiati (2009), Almatsier (2010), Guszkowska (2013),

uliyah (2016)

Faktor pengaruh respons

terhadap stressor :

1. Sifat stressor

2. Durasi stressor

3. Jumlah stressor

4. Pengalaman masa lalu

5. Tipe kepribadian

6. Tingkat perkembangan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi status

kesehatan ibu hamil : 1. Umur

2. Pendidikan

3. Gizi

4. Pengetahuan

5. Aktivitas

6. Psikologis

Ibu Hamil

Aktivitas

fisik

selama

kehamilan Tingkat Stress

selama

kehamilan

Kejadian Preeklamsi pada

ibu hamil

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Preeklamsiarepository.ump.ac.id/9609/3/Puji Wijayanti BAB II.pdf · 6) Membantu melancarkan pencernaan. 7) Membantu mengurangi sembelit. 8) Membuat lebih

E. Kerangka Konsep

Gambar : 2.2 Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis yaitu pernyataan yang masih lemah yang membutuhkan pembuktian

untuk menegaskan apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak, berdasarkan fakta

dan data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2017).

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu :

Ho : Tidak terdapat hubungan aktivitas fisik dan tingkat stress dengan kejadian

preeklamsi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskermas Purwokerto Selatan.

Ha : Terdapat hubungan aktivitas fisik dan tingkat stress dengan kejadian

preeklamsi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskermas Purwokerto Selatan.

Aktivitas Fisik

Kejadian preeklamsia pada ibu hamil

Tingkat Stress

Hubungan Antara Aktivitas..., PUJI WIJAYANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019