bab ii tinjauan pustaka a. motivasi...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti semua penggerak,
alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi
adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang
melakukan sesuatu sebagai respon (Stevenson, 2001). Motivasi
menunjuk pada proses gerakan termasuk situasi yang mendorong
seseorang berbuat sesuatu yang timbul dari dalam individu (Sarwono,
2000).
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang menyangkut
aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap seseorang setelah
memperoleh informasi yang disengaja ( Uno, 2007). Belajar adalah
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan
pengalaman, belajar merupakan suatu proses dan bukan merupakan hasil
yang hendak dicapai semata ( Hamalik, 2007)
Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah semua hal verbal, fisik atau
psikologis yang menunjuk pada proses gerakan dan dorongan dalam diri
9
manusia untuk melakukan proses perubahan tingkah laku yang
menyangkut aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Semua kegiatan selain membutuhkan adanya kecakapan-kecakapan
pribadi, juga membutuhkan adanya motivasi yang cukup pada pribadi
untuk melaksanakan kegiatan dengan berhasil. Suatu motivasi murni
adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku
dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan
2. Teori Motivasi Belajar
Menurut (Stoner & Freeman (1995) dalam S.Suarli dan Yanyan
Bahtiar (2008), teori motivasi terdiri dari:
a. Teori Kebutuhan
Dikemukakan oleh Maslow, teori ini memfokuskan pada yang
dibutuhkan orang untuk hidup berkecukupan. Seseorang mempunyai
motivasi apabila belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan
kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan bukan menjadi
motivator. Misalnya, peserta didik terus giat belajar karena belum
puas dengan nilai yang diperoleh.
b. Teori Keadilan
Dikemukakan oleh Adams, teori ini didasarkan pada asumsi bahwa
faktor utama dalam motivasi adalah evaluasi individu atau keadilan
dari penghargaan yang diterima. Individu akan termotivasi jika hal
yang mereka dapatkan seimbang dengan usaha yang mereka
10
kerjakan. Misalnya, peserta didik akan termotivasi belajar jika usaha
belajarnya seimbang dengan hasil belajar yang diperoleh.
c. Teori Harapan
Dikemukakan oleh Vroom, teori ini menyatakan cara memilih dan
bertindak dari berbagai alternatif tingkah laku, berdasarkan
harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tiap tingkah
laku. Misalnya peserta didik memilih belajar di keperawatan
berdasarkan pertimbangan keuntungan tertentu yang diperoleh.
d. Teori Penguatan
Skinner mengemukakan suatu teori proses motivasi yang disebut
operant conditioning. Pembelajaran timbul sebagai akibat dari
perilaku yang juga disebut modifikasi perilaku. Perilaku merupakan
operant, yang dapat dikendalikan dan diubah melalui penghargaan
dan hukuman. Perilaku positif yang diinginkan harus dihargai atau
diperkuat, karena penguatan akan memberikan motivasi. Misalnya,
peserta didik yang mendapatkan prestasi yang bagus dari hasil
belajar yang optimal diberi penguatan agar selalu mempertahankan
perilakunya.
e. Penetapan Sasaran
Dikemukakan oleh Locke, menurut teori ini setiap orang menetapkan
tujuan dan kemudian bekerja untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
Orientasi terhadap tujuan menentukan perilaku seseorang. Misalnya,
peserta didik yang mempunyai tujuan yang jelas dalam belajar akan
11
mendapatkan hasil yang optimal karena termotivasi untuk mencapai
tujuan belajar tersebut.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Suciati & Prasetya (2001) dalam Nursalam & Efendi,
Ferry (2008) beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1). Cita-Cita dan Aspirasi
Cita-cita merupakan faktor pendorong yang dapat menambah
semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar.
Sedangkan aspirasi merupakan harapan atau keinginan seseorang
akan suatu keberhasilkan atau prestasi tertentu. Aspirasi
mengarahkan aktivitas peserta didik untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu. Cita-cita dan aspirasi akan memperkuat motivasi
belajar intrinsik maupun ekstrinsik, karena terwujudnya cita-cita
akan mewujudkan aktualisasi diri. Cita-cita yang bersumber dari
diri sendiri akan membuat seseorang berupaya lebih banyak yang
dapat diindikasikan dengan:
a). sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
b). kreativitas yang tinggi,
c). berkeinginan untuk memperbaiki kegagalan yang pernah dialami,
d). berusaha agar teman dan guru memiliki kemampuan bekerja
sama,
12
e). berusaha menguasai seluruh mata pelajaran,
f). beranggapan bahwa semua mata pelajaran penting
2). Kemampuan Peserta Didik
Kemampuan peserta didik akan mempengaruhi motivasi belajar.
Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang berkaitan
dengan intelektual atau inteligensi. Kemampuan psikomotor juga
akan memperkuat motivasi
3). Kondisi Peserta Didik
Kondisi yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah
kondisi secara fisiologis dan psikologis. Kondisi secara fisiologis
yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
a). Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, mengantuk sehingga seseorang untuk dapat
belajar dengan baik harus mengusahakan badannya tetap terjamin
dengan cara istirahat, tidur, makan seimbang, olahraga secara
teratur, rekreasi dan ibadah yang teratur.
b). Panca Indra
Panca indra yang berfungsi dengan baik terutama penglihatan
dan pendengaran akan berpengaruh terhadap motivasi belajar
seseorang.
13
Keadaan Psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi
belajar yaitu:
a). Bakat
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki individu yang apabila
diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan
menjadi suatu kecakapan yang nyata. Bahan pelajaran yang
dipelajari peserta didik apabila sesuai dengan bakatnya, maka
hasil belajarnya lebih baik karena peserta didik akan senang
belajar dan pasti selanjutnya lebih giat lagi dalam belajarnya.
b). Inteligensi
Pada umumnya inteligensi diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Sehingga inteligensi
bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga
organ-organ tubuh lainnya. Berkaitan dengan inteligensi tentunya
otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ lain,
karena fungsi otak sebagai organ pengendali tertinggi dari
seluruh aktivitas manusia. Inteligensi merupakan faktor
psikologis yang penting dalam proses belajar, karena ikut
menentukan motivasi belajar.
c). Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003).
14
Sikap peserta didik dalam belajar dapat dipengaruhi oleh
perasaan senang atau tidak senang pada penampilan dosen, atau
lingkungan sekitarnya yang berakibat pada motivasi belajar
peserta didik. Mengantisipasi munculya sikap yang negatif
dalam belajar seperti malas, sukar untuk diberi masukan maupun
saran, dosen berusaha profesional dan memberikan yang terbaik,
meyakinkan bahwa bidang studi yang dipelajarinya bermanfaat
bagi diri mereka.
d). Persepsi
Persepsi tentang manfaat belajar dan cita-cita juga
mempengaruhi kemauan belajar seseorang.
e). Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bidang
yang digelutinya tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta
didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya. Minat dipengaruhi oleh pengetahuan,
persepsi dan pengalaman.
1)). Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang.
15
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
( Notoatmodjo, 2003).
2)). Persepsi
Persepsi adalah proses diterimanya rangsang melalui panca
indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu
mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang
hal yang diamati, baik dari luar maupun dari dalam diri
individu ( Sunaryo, 2004)
3)). Pengalaman
Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami seseorang.
Middle book ( 1974) yang dikutip oleh Saifudin Azwar,
mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama
sekali dengan suatu obyek tersebut. Menjadi dasar
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan emosi, penghayatan pengalaman
akan lebih lama membekas ( Saifudin Azwar, 2003)
f). Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaraan
Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, ingatan, kemauan, dan
pengalaman hidup yang turut mempengaruhi motivasi dalam belajar
baik secara langsung maupun tidak langsung
16
b. Faktor Eksternal
1). Kondisi Lingkungan Belajar
Kondisi lingkungan belajar dapat berupa lingkungan sosial dan
lingkungan non sosial.
a). Lingkungan Sosial
1)). Lingkungan Sosial Sekolah
Lingkungan sosial sekolah seperti dosen, administrasi dan
teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar.
Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi
motivasi untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku
yang simpatik dan dapat menjadi teladan juga dapat
menjadi pendorong peserta didik untuk belajar.
2)). Lingkungan Sosial Masyarakat
Lingkungan sosial masyarakat berpengaruh terhadap
motivasi belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaanya peserta didik dalam masyarakat yang
meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media
massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
3)). Lingkungan Sosial Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis, suasana
rumah yang tenang, dukungan dan pengertian dari orang
tua, kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam keluarga akan
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
17
b). Lingkungan Non Sosial
1)). Lingkungan Alamiah
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang sejuk,
tidak panas, suasana yang tenang akan mempengaruhi
motivasi belajar
2)). Faktor Instrumental
Sarana belajar seperti gedung sekolah, alat-alat belajar
mempengaruhi kemauan peserta didik untuk belajar
c). Upaya Pengajar dalam Pembelajaran
Pengajar atau dosen merupakan salah satu stimulus yang
sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi peserta didik
untuk belajar.
4. Unsur-Unsur Motivasi
Menurut Purwanto ( 1998 ), unsur-unsur motivasi yaitu:
a. Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya
memerlukan rangsangan baik dari dalam maupun dari luar
b. Motivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi
c. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif
pencapaian tujuan
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dari dalam diri
manusia
18
5. Jenis-Jenis Motivasi
Menurut Purwanto ( 1998 ), jenis-jenis motivasi terdiri dari:
1. Motivasi Intrinsik
Berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang
dapat memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas.
2. Motivasi Ekstrinsik
Berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau
lingkungan. Perilaku yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik
penuh dengan kekhawatiran, kesangsian apabila tidak tercapai
kebutuhan.
5. Cara Memotivasi Belajar
Menurut Sunaryo (2004) ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk
memotivasi seseorang yaitu:
a. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by forcing) yaitu cara
memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman agar yang
dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan. Misalnya
seorang komandan mengancam akan memberi hukuman kepada anak
buah apabila tidak disiplin. Hal ini lazim di kemiliteran dan tidak
lazim di dalam masyarakat demokratis.
b. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement) yaitu cara
memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan
sesuatu sesuai harapan yang memberi motivasi. Misalnya mahasiswa
19
berprestasi akan diberikan hadiah oleh pendidikan berupa bebas
membayar SPP selama dua semester
c. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification) yaitu
cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehingga individu
berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam
dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu. Misalnya seorang
mahasiswa belajar giat karena termotivasi bahwa bila belajar dengan
baik hingga berprestasi yang akan memetik hasilnya adalah diri
sendiri.
B. Minat
1. Pengertian Minat
Beberapa definisi tentang minat yaitu:
a. Minat adalah perhatian kesukaan, atau kecenderungan hati kepada
sesuatu atau suatu keinginan. Jadi pengertian yang umum adalah
usaha kecil menuju pelaksanaan sesuatu keinginan ( Purwadarminta,
1996)
b. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat ( Slameto, 2003)
20
c. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam aktivitas ( Djaali, 2007)
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa minat
adalah kecenderungan atau kemauan seseorang terhadap sesuatu yang
menarik perhatiannya sehingga menimbulkan perasaan suka dan senang
terhadap sesuatu, contohnya adalah minat pada profesi keperawatan.
Minat bersifat subyektif sehingga minat antar siswa berbeda-beda.
Siswa yang mempunyai minat terhadap profesi keperawatan akan
memunculkan motivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh
agar prestasi yang diperoleh optimal.
2. Proses Minat
Menurut Purwanto (1998) proses minat terdiri dari:
a. Motif (alasan, dasar, pendorong)
b. Perjuangan motif. Beberapa motif yang ada sebelum mengambil
keputusan pada batin yang bersifat luhur dan rendah serta harus
dipilih
c. Keputusan. Berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan
meninggalkan kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin
seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang
sama.
d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil
21
Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai
gerak-gerik. Manusia memberi corak dan menentukan, sesudah
memilih dan mengambil keputusan. Perbuatan minat memilih dan
mengambil keputusan disebut kata hati. Keputusan kata hati
merupakan perbuatan kemampuan untuk mengambil keputusan
dengan ciri-ciri: mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya
irasional, berlaku perseorangan dan pada suatu situasi serta
timbulnya dari lubuk hati
3. Aspek-Aspek Minat
Menurut Sutjipto ( 2002 ) aspek minat yang ada merupakan dasar
bagi seseorang untuk mempunyai minat yang benar, mantap dan
keinginan untuk mewujudkannya. Aspek –aspek minat terdiri atas:
a. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan pada sesuatu atau objek.
b. Kesenangan
Kesenangan adalah bagian dari komponen emosional (afektif) yang
menyertai motivasi. Komponen emosional ini yang mengakibatkan
rasa senang sehingga seseorang cenderung mengulang kembali
perilakunya atau mengulang perilaku tertentu
c. Keyakinan
Keyakian yang kuat sangat penting untuk memperoleh imbalan yang
memuaskan, dengan demikian siswa termotivasi untuk menimbulkan
22
eksitasi (perangsang) pada system saraf, baik yang disebabkan oleh
diri individu maupun dari luar individu. Minat siswa akan timbul
apabila dalam diri individu terdapat komitmen. Komitmen adalah
kecendurungan melibatkan diri dalam kegiatan dengan keyakinan
bahwa kegiatan yang dikerjakan penting dan berarti.
C. Profesi Keperawatan
1. Pengertian Profesi Keperawatan
Menurut Wilensky (1964), dalam Ali (2001), profesi berasal dari
profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan
ilmu (body of knowledge) sebagai dasar untuk pengembangan teori yang
sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik
dengan fokus utama pada pelayanan. Menurut Schein E.H (1962), dalam
Ali (2001), profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma tertentu dan berasal dari perannya yang
khusus di masyarakat.
Keperawatan menurut Florence Nightingale (1895), dalam Ali
(2001), adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling
baik untuk beraktivitas dan Roger (1970), dalam Ali (2001),
mendeskripsikan keperawatan sebagai pengetahuan yang ditujukan untuk
mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, perawatan, dan rehabilitasi penderita sakit serta
penyandang cacat. Menurut Lokakarya Keperawatan (1983), dalam Ali
23
(2001), keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
menyeluruh ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Berdasarkan pengertian minat, profesi dan keperawatan di atas
dapat disimpulkan bahwa minat pada profesi keperawatan adalah rasa
tertarik pada pekerjaan perawat yang dapat diekspresikan dengan
pernyataan yang menunjukkan lebih suka pada profesi keperawatan dan
dimanifestasikan melalui partisipasi yang berhubungan dengan
keperawatan.
2. Ciri-Ciri Profesi
Menurut Wilensky (1964), dikutip oleh Ali (2001), profesi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuannya, dan aplikasinya
b. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana,
terus-menerus, dan bertahap
c. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal
melalui perundang-undangan
d. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik)
24
serta pengawasan terhadap pelaksanan peraturan-peraturan tersebut
dilakukan sendiri oleh warga profesi
3. Kriteria Profesi
Menurut Ali (2001), kriteria profesi adalah:
a. Memberi pelayanan untuk kesejahteraan manusia
b. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan khusus dan dikembangkan
secara terus menerus
c. Mempunyai ketelitian, kemampuan intelektual dan rasa tanggung
jawab
d. Lulus dari pendidikan tinggi
e. Mandiri dalam penampilan, aktivitas, dan fungsi
f. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik
g. Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu pelayanan
4. Keperawatan Sebagai Profesi
Menurut Prof. Ma'arifin Husin (1996 ), dalam Ali (2001), ciri-ciri
profesi keperawatan sebagai berikut:
a. Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan
kaidah ilmu dan ketrampilan serta kode etik keperawatan
b. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi sehingga
diharapkan mampu untuk:
1) Bersikap profesional
2) Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan profesional
3) Memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional
25
4) Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
c. Mengelola ruang lingkup keperawatan sesuai dengan kaidah suatu
profesi dalam bidang kesehatan, yaitu:
1) Sistem pelayanan/asuhan keperawatan
2) Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut
3) Perumusan standar keperawatan ( asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi), dan
4) Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara
terencana dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. Profesi Keperawatan di Indonesia
Melihat definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah disebutkan di
atas maka dapat dianalisis bahwa keperawatan di Indonesia saat ini telah:
a. Memiliki badan ilmu dan telah diakui oleh pemerintah Indonesia
melalui UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
b. Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi
c. Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik
keperawatan, standar pendidikan keperawatan, dan standar asuhan
keperawatan
d. Mempunyai legislasi keperawatan ( sedang diproses menjadi undang-
undang)
e. Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI)
26
f. Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan
pendekatan proses keperawatan
g. Melaksanakan riset keperawatan
27
D. Kerangka Teori
Motif
Faktor-Faktor Internal
Pengungkapan Motif Cita-Cita dan Aspirasi
Kemampuan Peserta Didik
Keputusan Kondisi Peserta Didik
Unsur-unsur Dinamis dalam Pembelajaran
Bertindak
Pengetahuan Minat Motivasi Perubahan Perilaku
Belajar
Persepsi Faktor-Faktor Eksternal
Pengalaman Kondisi Lingkungan Belajar
Upaya pengajar dalam Pembelajaran
Gambar 1. Kerangka Teori
Sumber Suciati & Prasetya (2001) dalam Nursalam & Efendi, Ferry (2008)
28
E. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Minat pada profesi keperawatan Motivasi Belajar
Gambar 2. Kerangka Konsep
F. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah minat pada profesi
keperawatan
b. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi belajar
G. Hipotesis
Ada hubungan antara minat pada profesi keperawatan dengan motivasi belajar
mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS