bab ii tinjauan pustaka a. low back pain 1. pengertian low …repository.ump.ac.id/8259/3/shela eka...

26
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Low Back Pain 1. Pengertian Low Back Pain Low Back Pain merupakan penyebab utama kecacatan yang mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Keluhan nyeri punggung bawah dapat terjadi pada setiap orang, baik jenis kelamin, usia, ras, status pendidikan, dan profesi (Maher dkk, 2002 dalam Himawan, 2009). Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya disekitar daerah tersebut. Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal dari luar punggung bawah misalnya penyakit atau kelainan pada pinggang, hernia inguinalis, penyakit atau kelainan pada testis atau ovarium (Suma’mur P.K, 2009). Menurut Tjokorda G.B, Mahadewa dan Sri Maliawan (2009), bahwa nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbosakral dan Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: others

Post on 17-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Low Back Pain

1. Pengertian Low Back Pain

Low Back Pain merupakan penyebab utama kecacatan yang

mempengaruhi pekerjaan dan kesejahteraan umum. Keluhan nyeri

punggung bawah dapat terjadi pada setiap orang, baik jenis kelamin,

usia, ras, status pendidikan, dan profesi (Maher dkk, 2002 dalam

Himawan, 2009). Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang

dirasakan pada punggung bawah yang sumbernya adalah tulang

belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, atau struktur

lainnya disekitar daerah tersebut. Nyeri punggung bawah dapat

disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal dari luar

punggung bawah misalnya penyakit atau kelainan pada pinggang,

hernia inguinalis, penyakit atau kelainan pada testis atau ovarium

(Suma’mur P.K, 2009).

Menurut Tjokorda G.B, Mahadewa dan Sri Maliawan (2009),

bahwa nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan di

daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri

radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah

dan lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbosakral dan

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

12

sering disertai dengan perjalanan nyeri ke arah tungkai dan kaki. Nyeri

yang barasal dari daerah punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain

atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah

punggung bawah. Nyeri punggung bawah atau sering disebut juga low

back pain merupakan masalah kesehatan di hampir semua negara.

Hampir bisa dipastikan 50-80% orang berusia 20 tahun ke atas pernah

mengalami nyeri punggung bawah. Bahkan umumnya, perempuan usia

60 tahun ke atas lebih sering merasakan sakit pinggang (Idyan, 2007).

NPB dapat didefinisikan sebagai gangguan muskuloskeletal pada

daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan

aktivitas tubuh yang kurang baik (Putranto dkk, 2014). Sedangkan

menurut Noor (2012) NPB adalah sindroma klinik yang ditandai

dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak dan tidak

nyaman di daerah punggung bagian bawah (Halimah, 2011). NPB

sering menjadi kronis, menetap atau kadang berulang kali dengan

memerlukan biaya yang tinggi dalam penanganannya sehingga tidak

boleh dipandang sebelah mata (Sakinah dkk, 2013).

2. Etiologi Low Back Pain

Etiologi nyeri punggung bawah menurut John W.Engstrom dalam

Johannes (2010) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

kongenital/ perkembangan, trauma minor (tegang atau keseleo,

tertarik), fraktur, herniasi diskus intervertebral, degeneratif, artritis,

metastase neoplasma/tumor, infeksi/inflamasi, metabolik, dan lainnya

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

13

yaitu psikiatri, diseksi arteri vertebral, postural. Postural dalam hal ini

adalah contohnya sikap duduk, dimana sikap duduk yang tidak baik

seperti membungkuk ke depan, tidak tegap, kepala menunduk, dada

kempis, dinding perut menonjol dan cekung kedepan pada kurvatura

lumbal yang berlebihan (hiperlordotic). Semua posisi diatas akan

menyebabkan pusat gaya berat jatuh kedepan. Sebagai kompensasinya,

punggung tertarik kebelakang, menyebabkan hiperlordotic pada daerah

lumbal. Jika keadaan ini berlangsung lama maka akan menyebabkan

tulang punggung beserta jaringan tendon dan otot dipaksa untuk

menjaga tubuh bagian atas secara berlebihan, sehingga terjadi

kelelahan pada otot punggung, terutama otot-otot daerah lumbal

(Rahardian, 2013).

3. Klasifikasi Low Back Pain

Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya low

back pain terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Acute low back pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang

menyerang secara tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar,

antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat

hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena

luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri

dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat

merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

14

Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah

lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini

penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat

dan pemakaian analgesik.

b. Chronic low back pain

Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang

lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau

kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang

berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back

pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses

degenerasi discus intervertebralis dan tumor.

Nyeri punggung bawah yang dibedakan dari kelainan kongenital

menurut (Rahajeng Tanjung, 2009), yaitu :

a. Nyeri punggung bawah visirogenik

Nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh adanya

proses patologik di ginjal atau visera di daerah pelvis serta tumor

retroperitoneal. Nyeri viserogenik tidak bertambah berat dengan

aktivitas tubuh dan sebaliknya tidak berkurang dengan istirahat.

Pada penderita nyeri punggung bawah viserogenik yang

mengalami nyeri hebat akan selalu mengeliat dalam upaya untuk

meredakan rasa nyerinya.

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

15

b. Nyeri punggung bawah vaskulogenik

Pada nyeri ini aneurisma atau penyakit vascular perifer

dapat menimbulkan nyeri punggung atau menyerupai iskialgia.

Aneurisma abdominal dapat menimbulkan nyeri punggung bawah

dibagian dalam dan tidak ada hubungannya dengan aktivitas fisik.

c. Nyeri punggung bawah spondilogenik

Suatu nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik

di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang (osteogenik),

diskus inveterbralis (diskogenik) dan miofasial (miogenik) dan

proses patologik di artikulasio sakroiliaka.

d. Nyeri punggung bawah psikogenik

Nyeri jenis ini tidak jarang ditemui, tetapi biasanya

ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan yang lengkap, dan

hasilnya tidak memberikan jawaban yang pasti. Nyeri punggung

bawah pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau

kecemasan dan depresi atau campuran antar kecemasan dan

depresi.

e. Nyeri punggung bawah neurogenik

Nyeri punggung bawah neurogenik misalnya pada iritasi

arachnoid dengan sebab apapun dan tumor-tumor pada spinal

durmater dapat menyebabkan nyeri belakang.

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

16

4. Faktor Risiko Low Back Pain

Adapun faktor risiko terjadinya low back pain dapat dibedakan

menjadi tiga faktor, antara lain yakni :

a. Faktor individu

1) Usia

Dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang

dan hal tersebut mulai terjadi pada saat seseorang berusia 30

tahun dengan berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan

menjadi jaringan parut dan pengurangan cairan. Sehingga akan

menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang

(Pratiwi et al., 2009). Prevalensi meningkat terus menerus dan

mencapai puncaknya antara usia 35 hingga 55 tahun. Semakin

bertambahnya usia seseorang, risiko untuk menderita low back

pain akan semakin meningkat karena terjadinya kelainan pada

diskus intervertebralis pada usia tua (WHO, 2013).

2) Indeks massa tubuh (IMT)

Berdasarkan hasil penelitian Purnamasari (2010) seseorang

yang overweight lebih berisiko 5 kali menderita low back pain

dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal.

Semakin berat badan bertambah, tulang belakang akan tertekan

dalam menerima beban sehingga menyebabkan mudahnya

terjadi kerusakan pada struktur tulang belakang. Salah satu

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

17

daerah pada tulang belakang yang paling berisiko akibat efek

dari obesitas adalah verterbrae lumbal (Purnamasari, 2010).

3) Jenis kelamin

Secara fisiologis kemampuan otot wanita lebih rendah daripada

pria. Pada wanita keluhan ini sering terjadi misalnya pada saat

mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga

dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat

penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan

terjadinya nyeri pinggang (Andini, 2015).

4) Merokok

Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot

pinggang adalah karena nikotin pada rokok dapat menyebabkan

berkurangnya aliran darah ke jaringan. Selain itu, merokok juga

dapat menyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada

tulang sehingga menyebabkan nyeri akibat terjadinya keretakan

atau kerusakan pada tulang (Kantana, 2010).

5) Masa kerja

Semakin lama masa bekerja atau semakin lama seseorang

terpajan faktor risiko maka semakin besar pula risiko untuk

mengalami low back pain dikarenakan nyeri punggung

merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama

untuk berkembang dan menimbulkan manifestasi klinis

(Umami et al., 2013).

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

18

6) Kebiasaan olahraga

Aerobic fitness meningkatkan kemampuan kontraksi otot. 80%

kasus nyeri tulang punggung disebabkan karena buruknya

tingkat kelenturan (tonus) otot atau kurang berolahraga. Otot

yang lemah terutama pada daerah perut tidak mampu

menyokong punggung secara maksimal. Tingkat keluhan otot

juga dipengaruhi oleh tingkat kesegaran jasmani.

b. Faktor pekerjaan

1) Beban kerja

Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh individu atau kelompok, selama periode

waktu tertentu dalam keadaan normal. Pekerjaan atau gerakan

yang menggunakan tenaga besar akan memberikan beban

mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligamen, dan sendi.

Beban yang berat akan menyebabkan iritasi, inflamasi,

kelelahan otot, kerusakan otot, tendon, dan jaringan lainnya

(Harrianto, 2007).

2) Durasi (lama kerja)

Durasi terdiri dari durasi singkat jika < 1 jam per hari, durasi

sedang yaitu 1-2 jam per hari, dan durasi lama yaitu > 2 jam

per hari. Selama berkontraksi otot memerlukan oksigen, jika

gerakan berulang-ulang dari otot menjadi terlalu cepat sehingga

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

19

oksigen belum mencapai jaringan maka akan terjadi kelelahan

otot (Straker, 2000).

3) Posisi kerja

Bekerja dengan posisi janggal dapat meningkatkan jumlah

energi yang dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal adalah

posisi tubuh yang tidak sesuai pada saat melakukan pekerjaan

sehingga dapat menyebabkan kondisi dimana transfer tenaga

dari otot ke jaringan rangka tidak efisien sehingga mudah

menimbulkan kelelahan. Yang termasuk dalam posisi janggal

yakni pengulangan atau waktu lama dalam posisi menggapai,

berputar, memiringkan badan, berlutut, jongkok, memegang

dalam posisi statis, dan menjepit dengan tangan. Posisi ini

melibatkan beberapa area tubuh seperti bahu, punggung, dan

lutut karena daerah inilah yang paling sering mengalami cedera

(Andini, 2015).

4) Repetisi

Repetisi merupakan pengulangan gerakan kerja dengan pola

yang sama. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan

akibat beban terus menerus tanpa memperoleh kesempatan

untuk relaksasi (Fauci et al., 2008).

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

20

c. Faktor lingkungan fisik

1) Getaran

Faktor risiko lingkungan fisik terhadap low back pain antara

lain getaran. Getaran dapat menyebabkan kontraksi otot

meningkat yang menyebabkan peredaran darah tidak lancar,

penimbunan asam laktat meningkat, dan akhirnya timbul rasa

nyeri. Getaran berpotensi menimbulkan keluhan low back pain

ketika seseoang menghabiskan waktu lebih banyak di

kendaraan atau lingkungan kerja yang memiliki hazard getaran

(Andini, 2015).

2) Tekanan

Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak.

Sebagai contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka

jaringan otot tangan yang lunak akan menerima tekanan

langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini sering terjadi

dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.

5. Manifestasi Klinis Low Back Pain

Adapun tanda dan gejala dari low back pain menurut Ratini (2015)

antara lain yakni :

a. Nyeri sepanjang tulang belakang, dari pangkal leher sampai tulang

ekor

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

21

b. Nyeri tajam terlokalisasi di leher, punggung atas atau punggung

bawah terutama setelah mengangkat benda berat atau terlibat dalam

aktivitas berat lainnya

c. Sakit kronis di bagian punggung tengah atau punggung bawah,

terutama setelah duduk atau berdiri dalam waktu yang lama

d. Nyeri punggung menjalar sampai ke pantat, dibagian belakang

paha, ke betis dan kaki

e. Ketidakmampuan untuk berdiri tegak tanpa rasa sakit atau kejang

otot di punggung bawah

6. Patofisiologi Low Back Pain

Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang

merangsang oleh berbagai stimulus local (mekanisme, termal, kimiawi.

Stimulus ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator

inflamasi yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri

merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan

sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk

proteksi adalah spasma otot, yang selanjutnya akan menimbulkan

iskemia. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan

dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi atau nyeri neuropatik

yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf. Iritasi neuropatik pada

serabut saraf dapat menyebabkan dua kemungkinan. Pertama,

penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya

nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

22

Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan

peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan

kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi

perubahan biomolekuler dimana terjadi akumulasi saluram ion Na dan

ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hot

spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal

(Rahajeng Tanjung, 2009).

7. Epidemiologi Low Back Pain

Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah mengeluhkan

low back pain sedangkan di Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih

banyak lagi dan 90% kasus nyeri pinggang bawah bukan disebabkan

oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam

bekerja (Putranto, 2014). Studi yang telah dilakukan, kejadian tertinggi

low back pain pada dekade ketiga dan prevalensi meningkat pada usia

60-65 tahun dan kemudian secara bertahap menurun. Faktor risiko

umum lainnya yang dilaporkan adalah status pendidikan yang rendah,

stres, kecemasan, depresi, ketidakpuasan kerja, rendahnya tingkat

dukungan sosial di tempat kerja dan seluruh getaran tubuh. Low back

pain memiliki dampak yang sangat besar pada individu, keluarga,

masyarakat, pemerintah, dan bisnis di seluruh dunia (Chou et al.,

2007).

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

23

8. Pengobatan Low Back Pain

Penanganan nyeri punggung dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti merubah gaya hidup, terapi non obat, dan penyembuhan

menggunakan obat (Eleanor Bull dkk, 2007).

a. Merubah gaya hidup

1) Sedapat mungkin tetap bergerak aktif.

2) Menurunkan berat badan (bila kelebihan berat badan).

3) Belajar bagaimana membungkuk dan mengangkat benda

dengan tepat.

4) Memperbaiki postur tubuh (atau menyesuaikan posisi duduk di

mobil, di meja kerja, di meja makan, di depan TV, atau posis

tidur).

b. Terapi non obat

Fisioterapi, Osteopati dan chiropraktic merupakan bentuk

terapi yang melakukan manipulasi terhadap bagian tulang

punggung untuk meredakan nyeri punggung.

c. Penggunaan obat

1) Analgesia

Penghilang nyeri atau analgesik merupakan obat yang bekerja

dengan cara mengganggu proses transmisi nyeri.

2) Nonsteroidal OTC

Obat anti peradangan yang digunakan untuk meringankan nyeri

dan mengurangi peradangan.

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

24

3) Methocarbamol

Merupakan obat relaksan otot yang berfungsi meredakan

kejang otot.

B. Ergonomi

1. Pengertian Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergon (kerja) dan

Nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang

aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara

anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, dan desain/perancangan.

Ergonomi berhubungan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,

keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, dirumah

ataupun ditempat rekreasi (Tarwaka, 2010).

Pada dasarnya ergonomi dapat menciptakan lingkungan kerja yang

dapat :

a. Mengurangi angka cedera dan kesakitan dalam pekerjaannya

b. Menurunkan biaya kecelakaan kerja

c. Menurunkan kunjungan berobat

d. Mengurangi ketidakhadiran pekerja

e. Meningkatkan produktivitas, kualitas dan keselamatan kerja

f. Meningkatkan tingkat kenyamanan pekerja dalam bekerja

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

25

2. Faktor Risiko Ergonomi

Menurut University of Caucasian Lost Among Asians-Labor

Occupational Safety and Health, ada beberapa faktor risiko yang

berhubungan dengan ergonomi :

a. Pengulangan berkelanjutan

Pengulangan berkelanjutan adalah suatu kegiatan yang

dilakukan secara berulang-ulang. Aktivitas berulang-ulang yang

dilakukan akan menjadikan otot menerima tekanan akibat beban

kerja secara terus-menerus tanpa memperoleh relaksasi. Pekerjaan

yang sama dilakukan setiap harinya, sebagai contoh perawat ruang

bedah sudah pasti akan melakukan kegiatan operasi yang sama

dengan kasus yang sama tapi berbeda penderitanya disetiap

harinya. Melakukan tindakan seperti RJP adalah kegiatan berulang

yang dilakukan oleh perawat.

b. Pengaturan kerja yang buruk

Pengaturan kerja yang buruk adalah suatu setting atau

pengaturan kerja yang dilakukan secara kurang baik sehingga

menimbulkan kerugian atau masalah kesehatan. Sebagai contoh

misalkan beban kerja yang sudah terjadwal porsinya tetapi

seseorang lembur atau memaksakan diri, waktu kerja yang begitu

padat sehingga jeda istirahat kurang. Penelitian yang dilakukan

oleh Sakinah dkk (2012) mengenai kesehatan dan keselamatan

kerja di kabupaten Sidrap bahwa para pekerja batu yang bekerja

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

26

melampaui proporsi jam kerja yang diberikan yaitu > 8 jam, hal ini

menimbulkan keluhan LBP lebih tinggi dibandingkan proporsi

kerja normal. Seseorang yang merasa bosan dan mengalami

kejenuhan sehingga menimbulkan stress akibat pekerjaan yang

dilakukan memicu timbulnya nyeri punggung bawah. Suatu

perusahaan di Makassar terdapat 43% pekerja yang memiliki

masalah dengan nyeri punggung bawah akibat stress kerja,

penelitian ini dilakukan menggunakan uji case control oleh Basuki

pada tahun 2009.

c. Gaya berlebih

Gaya berlebih adalah usaha mengekspor tenaga dalam

tubuh untuk menjangkau atau menggerakan suatu benda.

Peregangan otot yang berlebihan terjadi pada saat pekerja

melakukan aktivitasnya dengan mengerahkan tenaga yang besar

seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik menahan beban

yang berat. Peregangan otot ini terjadi karena pengerahan tenaga

yang diperlukan melampaui kegiatan optimum otot. Apabila

aktivitas tersebut sering dilakukan maka akan mempunyai risiko

besar terjadinya cedera otot skeletal. Pemindahan pasien atau

penggerakan suatu objek memiliki risiko 93% untuk terserang LBP

pada perawat rumah sakit di Sibu Malaysia (Wong, 2010).

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

27

d. Posisi tidak bergerak

Posisi tidak bergerak adalah posisi statis dengan tubuh

sedikit sampai tidak melakukan pergerakan. Perawat ruang bedah

dimana sedang melakukan tindakan pembedahan akan berdiri

cukup lama hal ini dapat kontraksi otot dan cepat lelah.

e. Postur janggal

Postur janggal adalah keadaan tubuh yang tidak sesuai

dengan mekanisme posisi sehat dan dapat beresiko menimbulkan

musculoskeletal disorders. Postur janggal lawan dari posisi netral.

Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka

semakin tinggi pula risiko kejadian keluhan otot skeletal.

C. Perawat Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Keperawatan perioperatif adalah pelayanan keperawatan baik pre

operatif (sebelum pembedahan), intraoperatif (saat pembedahan) dan post

operatif (setelah pembedahan) yang dilakukan perawat ruang operasi.

Dalam setiap melakukan pembedahan idealnya tim bedah terdiri dari

dokter pembedah (operator), dokter anestesi, perawat kamar bedah;

sirkuler, instrumen (scrub), RNFA (Register Nurse First Assistance) dan

perawat anestesi (Upik, 2011). Definisi dan tugas dari perawat bedah

secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Perawat Instrumen

Perawat instrumen yaitu seorang tenaga perawat profesional yang

diberi wewenang dan ditugaskan dalam mengelola paket alat

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

28

pembedahan selama tindakan pembedahan berlangsung (Upik, 2011).

Secara spesifik peran dan tanggung jawab sebagai perawat instrumen

adalah sebagai berikut :

a. Perawat instrumen harus selalu mengawasi teknik aseptik dan

memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai kebutuhan dan

menerimanya kembali

b. Perawat instrumen harus secara terus menerus mengawasi prosedur

untuk mengantisipasi segala kejadian

c. Melakukan manajemen sirkulasi dan suplai alat instrumen operasi,

mengatur alat-alat yang akan dan telah digunakan, pada kondisi ini

perawat instrumen harus benar-benar mengetahui dan mengenal

alat-alat yang akan dan telah digunakan beserta nama ilmiah dan

nama biasanya, dan mengetahui penggunaan instrumen pada

prosedur spesifik

d. Perawat instrumen harus bertanggung jawab untuk

mengkomunikasikan kepada tim bedah mengenai setiap

pelanggaran teknik aseptik atau kontaminasi yang terjadi selama

pembedahan

e. Menghitung kasa, jarum, instrumen dan perhitungan dilakukan

sebelum pembedahan dimulai dan sebelum ahli bedah menutup

luka operasi

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

29

2. Perawat Sirkuler

Perawat sirkuler adalah tenaga profesional perawat yang diberi

wewenang dan tanggung jawab membantu kelancaran tindakan

pembedahan (Upik, 2011). Secara umum, peran dan tanggung jawab

perawat sirkuler adalah sebagai berikut :

a. Menjemput pasien dari bagian penerimaan, mengidentifikasi pasien

dan memeriksa formulir persetujuan

b. Mempersiapkan tempat operasi sesuai prosedur dan jenis

pembedahan yang akan dilaksanakan, tim bedah harus diberitahu

jika terdapat kelainan kulit yang mungkin dapat menjadi

kontraindikasi pembedahan

c. Memeriksa kebersihan dan kerapian kamar operasi sebelum

pembedahan, perawat sirkuler juga harus memperhatikan bahwa

peralatan telah siap dan dapat digunakan, semua peralatan harus

dicoba sebelum prosedur pembedahan, apabila prosedur ini tidak

dilaksanakan maka dapat mengakibatkan penundaan atau kesulitan

dalam pembedahan

d. Membantu memindahkan pasien ke meja operasi, mengatur posisi

pasien, mengatur lampu operasi, memasang semua elektroda,

monitor, atau alat-alat lain yang mungkin diperlukan

e. Membantu tim bedah mengenakan busana (baju dan sarung tangan

steril)

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

30

f. Berperan sebagai tangan kanan perawat instrumen untuk

mengambil, membawa, menyesuaikan segala sesuatu yang

diperlukan oleh perawat instrumen, selain itu juga untuk

mengontrol keperluan spons, instrumen dan jarum

g. Mengeluarkan semua benda yang sudah dipakai dari ruang operasi

pada akhir prosedur, memastikan bahwa semua tumpahan

dibersihkan dan mempersiapkan ruang operasi untuk prosedur

berikutnya

3. Register Nurse First Assistance (RNFA)

Register Nurse First Assistance (RNFA) atau perawat asisten

pertama teregister adalah perawat ruang operasi yang terdaftar dalam

perawat perioperatif yang mempunyai fungsi dan peran diperluas yakni

asisten pertama (praktik utama arah ahli bedah). Bekerja sama dengan

ahli bedah, perawat dan tim lain untuk mencapai kegiatan operasi

pasien yang optimal. Kegiatan yang dilakukan misalnya penanganan

jaringan, memberikan pemajanan pada daerah operasi, penggunaan

instruman, jahitan bedah dan pemberian hemostatis (Association of

Perioperative Registered Nurses, 2013).

Peran RNFA diakui dalam lingkup praktik keperawatan dengan

tindakan praktik perawat diseluruh 50 negara. Peran sebagai RNFA ini

sudah berlangsung dengan baik di negara-negara Amerika Utara dan

Eropa. Perawat teregistrasi adalah pekerjaan terbaik di Amerika

Serikat pada tahun 2012, perawat melaksanakan hampir 90% dari

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

31

semua layanan perawatan kesehatan, rata-rata perawat merawat

sebanyak 8 pasien perhari. Ada 2,72 juta RN di Amerika Serikat.

Jumlahnya lebih banyak dari tentara Amerika yang hanya 1,45 juta dan

karyawan walmart yang 1,4 juta (Association of Perioperative

Registered Nurses, 2013).

4. Perawat Anestesi

Perawat anestesi adalah perawat dengan pendidikan perawat

khusus anestesi. Peran utama sebagai perawat anestesi pada tahap

praoperatif adalah memastikan identitas pasien yang akan dibius dan

melakukan medikasi praanestesi. Kemudian pada tahap intraoperatif

bertanggung jawab terhadap manajemen pasien, instrumen dan obat

bius membantu dokter anestesi dalam proses pembiusan sampai pasien

sadar penuh setelah operasi.

Pada pelaksanaannya saat ini, perawat anestesi berperan pada

hampir seluruh pembiusan umum. Perawat anestesi dapat melakukan

tindakan prainduksi, pembiusan umum dan sampai pasien sadar penuh

diruang pemulihan (Upik, 2011). Peran dan tanggung jawab perawat

anestesi secara spesifik antara lain :

a. Melakukan pendekatan holistik dan menjelaskan perihal tindakan

prainduksi

b. Manajemen sirkulasi dan suplai alat serta obat anestesi

c. Memeriksa semua peralatan anestesi (mesin anestesi, monitor dan

lainnya) sebelum memulai proses operasi

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

32

d. Mempersiapkan jalur intravena dan arteri, menyiapkan pasokan

obat anestesi, spuit dan jarum yang akan digunakan dan secara

umum bertugas sebagai tangan kanan ahli anestesi, terutama

selama induksi dan ektubasi

e. Membantu perawat sirkulasi memindahkan pasien serta

menempatkan tim bedah setelah pasien ditutup duk dan sesudah

operasi berjalan

f. Berada disisi pasien selama pembedahan, mengobservasi dan

mencatat status tanda-tanda vital, obat-obatan, oksigenasi, cairan,

transfusi darah, status sirkulasi dan merespon tanda komplikasi

dari operator bedah

g. Memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan ahli anestesi untuk

melakukan suatu prosedur (misalnya anestesi lokal, umum, atau

regional).

D. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas

menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan

sementara serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang

dengan gawat darurat medis. IGD memiliki peran sebagai gerbang utama

masuknya penderita gawat darurat (Ali, 2014). Pelayanan pasien gawat

darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat,

tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Pelayanan ini

bersifat penting (emergency) sehingga diwajibkan untuk melayani pasien

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

33

24 jam sehari secara terus menerus. Menurut Depkes RI (2006), petugas

tim kesehatan di Instalasi Gawat Darurat di rumah sakit terdiri dari dokter

ahli, dokter umum, atau perawat yang telah mendapat pelatihan

penanganan kegawatdaruratan yang dibantu oleh perwakilan unit-unit lain

yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat.

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

34

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : (Pratiwi et al., 2009), (WHO, 2013), (Purnamasari, 2010), (Andini,

2015), (Kantana, 2010), (Umami et al., 2013), (Harrianto, 2007), (Straker, 2000),

(Fauci et al., 2008)

Faktor Individu :

1. Usia

2. Indeks Masa Tubuh

(IMT)

3. Jenis Kelamin

4. Kebiasaan Merokok

5. Massa Kerja

6. Kebiasaan Olahraga

Faktor Pekerjaan :

1. Beban Kerja

2. Durasi (Lama Kerja)

3. Posisi Kerja

4. Repetisi

Low Back Pain

Faktor Lingkungan :

1. Getaran

2. Tekanan

Faktor Ergonomi :

1. Pengulangan berkelanjutan

2. Pengaturan kerja yang

buruk

3. Gaya berlebih

4. Posisi tidak bergerak

5. Postur janggal

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

35

F. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. Hipotesa Penelitian

Hipotesa merupakan jawaban sementara penelitian yang akan

dilakukan dan kebenarannya akan dibuktikan melalui penelitian. Hipotesa

dibedakan menjadi 2, yaitu hipotesa nol dan hipotesa alternatif. Hipotesa

nol adalah hipotesa yang dibuat untuk menyatakan suatu kesamaan atau

ada tidaknya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau

a. Faktor Individu :

1. Usia

2. Indeks Masa Tubuh

(IMT)

3. Jenis Kelamin

4. Massa Kerja

5. Kebiasaan Olahraga

b. Faktor Pekerjaan :

1. Beban Kerja

c. Faktor Ergonomi :

1. Pengulangan berkelanjutan

2. Pengaturan kerja yang

buruk

Keluhan Low

Back Pain

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

36

lebih mengenai hal yang dipermasalahkan, biasanya ditulis dengan Ho.

Hipotesa alternatif adalah suatu hipotesa yang dibuat sebagai hipotesa lain

(alternatif) apabila hipotesa nol ditolak (ada perbedaan), biasanya ditulis

dengan Ha (Notoatmodjo, 2010). Hipotesa pada penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah :

Ho : Ada hubungan antara faktor pekerjaan (beban kerja), faktor

individu (usia, IMT, jenis kelamin, massa kerja, kebiasaan

olahraga), faktor risiko ergonomi (pengulangan kerja, pengaturan

kerja) dengan keluhan low back pain.

Ha : Tidak ada hubungan antara faktor pekerjaan (beban kerja), faktor

individu (usia, IMT, jenis kelamin, massa kerja, kebiasaan

olahraga), faktor risiko ergonomi (pengulangan kerja, pengaturan

kerja) dengan keluhan low back pain.

Faktor-Faktor yang..., Shela Eka Pangestu, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018