bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/bab...

41
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasi Pada dasarnya investasi memiliki hubungan dengan aktivitas konsumsi. Dimana penundaan aktivitas konsumsi pada saat ini dapat diartikan sebagai investasi untuk aktivitas konsumsi di masa mendatang. Pengertian investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto (2003:45) adalah menempatkan atau menanamkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilai di masa mendatang. Investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan dapat meningkatkan nilainya di masa mendatang. Jogiyanto (2010:7-11) mengklasifikasikan aktivitas investasi keuangan menjadi dua tipe: a. Investasi Langsung Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktivitas keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan. Aktiva yang dapat diperjual-belikan di pasar uangberupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan tingkat cair yang tinggi.

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Investasi

Pada dasarnya investasi memiliki hubungan dengan aktivitas

konsumsi. Dimana penundaan aktivitas konsumsi pada saat ini dapat

diartikan sebagai investasi untuk aktivitas konsumsi di masa mendatang.

Pengertian investasi menurut Iwan P. Pontjowinoto (2003:45) adalah

menempatkan atau menanamkan asset, baik berupa harta maupun dana, pada

sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan

meningkatkan nilai di masa mendatang. Investasi keuangan adalah

menanamkan dana pada suatu surat berharga yang diharapkan dapat

meningkatkan nilainya di masa mendatang.

Jogiyanto (2010:7-11) mengklasifikasikan aktivitas investasi

keuangan menjadi dua tipe:

a. Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktivitas

keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang, pasar modal,

atau pasar turunan. Aktiva yang dapat diperjual-belikan di pasar

uangberupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya

pendek dengan tingkat cair yang tinggi.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

14

Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat

deposito yang dapat dinegosiasi. Aktiva keuangan yang dapat

diperjual-belikan di pasar modal memiliki sifat investasi jangka

panjang berupa surat-surat berharga pendapatan tetap dan saham-

saham. Opsi dan futures contract merupakan surat berharga yang

diperdagangkan di pasar turunan. Investasi langsung tidak hanya

dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-

belikan, namun dapat juga dilakukan dengan membeli aktiva keuangan

yang tidak dapat diperjual-belikan berupa tabungan, giro dan sertifikat

deposito.

b. Investasi Tidak Langsung

Investasi tidak langsung dapat dilakukan dengan membeli

surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi

menyediakan jasa keuangan dengan menjual sahamnya ke publik dan

menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam

portofolionya. Investasi melalui perusahaan investasi menawarkan

keuntungan tersendiri bagi investor. Hanya dengan modal yang relatif

kecil, investor dapat menikmati keuntungan karena pembentukan

portofolio investasinya. Selain itu, dengan membeli saham perusahaan

investasi, seorang investor tidak membutuhkan pengetahuan dan

pengalaman investasi yang tinggi. Dengan pembelian tersebut investor

dapat membentuk portofolio investasi yang optimal.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

15

Tujuan dari aktivitas investasi adalah untuk memperoleh

penghasilan dalam jangka waktu tertentu, menambah modal yang

digunakan dalam aktivitas investasi. Namun semua itu dilakukan

dengan tingkat risiko yang dapat ditolerir. Jika semakin besar manfaat

dari investasi itu, maka semakin besar pula tingkat risiko yang

menyertainya dan sebaliknya.

Dari dua kemungkinan di atas terdapat pilihan bagi investor

individu maupun investor institusional. Secara sederhana dapat

diartikan investasi merupakan aktivitas menempatkan dana pada satu

atau lebih dari satu asset selama periode tertentu dengan harapan

mendapatkan penghasilan atau peningkatan nilai dari dana yang

diinvestasikan. Pembelian saham juga dapat diartikan sebagai

investasi, karena saham dapat memberikan penghasilan atau tingkat

pengembalian (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend

yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga

beli saham (capital gain).

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalah bagian

dari proses pelaporan keuangan. Kondisi keuangan suatu perusahaan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

16

akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan, yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan

keuangan lainnya.

Menurut Weygandt, et al. (2008:58), FASB menyimpulkan

bahwa tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan

informasi yang:

1. Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan

kredit.

2. Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan.

3. Mengidentifikasi sumber daya ekonomi (asset), klaim atas

sumber daya tersebut (kewajiban) serta perubahan pada sumber

daya lain tersebut.

Para pemakai laporan akan menggunakan informasi tersebut

untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan

yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil. Seandainya nilai

uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan

keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila dilaporkan

tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan lainnya

yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur

secara objektif.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

17

b. Komponen Laporan Keuangan

Menganalisis suatu laporan keuangan, penganalisa harus

mempunyai pengertian yang mendalam tentang laporan keuangan itu

sendiri dan bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip yang terkandung

dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Neraca

Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut

juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini

menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat

tertentu. Neraca adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber

ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban-kewajiban

atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam

perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu. Neraca

harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan

gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan.

Menurut Riyanto (2010:19), aset dapat dibagi atas dua

kelompok besar, yaitu aset lancar adalah aset yang habis dalam

satu kali perputaran dalam proses produksi dan proses berputarnya

adalah dalam waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu

tahun). Dan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak atau

secara berangsurangsur habis turut serta dalam proses produksi.

Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap selain

aset itu dimiliki perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

18

yang bersifat permanen (aset tersebut mempunyai umum kegunaan

jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode

kegiatan perusahaan).

Menurut Munawir (2010:18), hutang adalah semua kewajiban-

kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi,

dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan

yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban-kewajiban

perusahaan dapat dibebankan ke dalam kewajiban lancar

(kewajiban jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang.

Menurut Riyanto (2010:240), modal sendiri merupakan ekuitas

yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam

perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Ekuitas dari

sumber ini merupakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan

atau dapat pula bersumber dari pendapatan atau laba yang ditahan.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan

selama jangka waktu tertentu. Tujuan utama dari laporan laba rugi

adalah melaporkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk

memperoleh laba.

Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan

suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi

yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

19

Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan laba-

rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang

umumnya diterapkan adalah sebagai berikut:

a. Bagian yang pertama menunjukan penghasilan yang

diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang

dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga

pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh laba

kotor.

b. Bagian kedua menunjukan beban-beban operasional yang

terdiri dari beban penjualan dan beban umum/administrasi.

c. Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh di

luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan beban-

beban yang terjadi di luar usaha pokok.

d. Bagian keempat menunjukan laba atau rugi yang insidentil

sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak

pendapatan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas atau laporan perubahan posisi keuangan

menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada

suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan adalah

operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

20

untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam

mengetahui kewajiban-kewajibannya.

3. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari

data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk

mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu

perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta

kecenderungan terdapat dalam suatu laporan keuuangan, sehingga

analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan

juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-

rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-

rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan

diambil.

b. Keunggulan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

1. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan.

Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan,

analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat

membantu dalam menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan

prospeknya dimasa mendatang. Dengan analisis keuangan ini dapat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

21

diketahui kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh seorang

businness enterprise. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi

apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi

kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional,

efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi

yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat tercapai.

Dengan menganalisis prestasi keuangan, seorang analis

keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat

merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan

secara konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham. Disamping itu analisis semacam ini juga dapat

dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai apakah

cukup layak untuk memberikan tambahan dana atau kredit baru,

calon investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan dimasa

yang akan datang.

2. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan.

Menurut Teuku Mirza dan Imbuh S (1999), ada beberapa

kelemahan dari rasio keuangan :

a. Adanya distorsi karena laba yang dimasukkan tidak

memasukkan unsur biaya modal ekuitas.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

22

b. Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki

sejumlah divisi dari industri yang berlainan akan sulit

dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan data

suatu industri.

c. Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan

data historis dalam akuntansi.

d. Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus

didukung oleh catatan atas laporan keuangan. Informasi ini

harus dicermati karena mungkin memuat potensi masalah

yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu

perusahaan.

e. Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa.

Misalkan, quick ratio yang tinggi apakah bagus karena

kuatnya likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek karena

perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak

produktif.

f. Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan

distorsi dalam membandingkan rasio.

g. Adanya praktek window dressing tentunya membuat

laporan keuangan terlihat bagus.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

23

4. Rasio Keuangan

Menganalisis laporan keuangan berarti mengevaluasi tiga

karakteristik dari perusahaan, yaitu likuiditas, aktivitas, solvabilitas,

profitabilitas yang menjadi faktor penting yang harus diperhatikan oleh

penganalisa.

a. Likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat

ditagih. Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi tiga:

1) Current Ratio (CR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan

hutang lancar.

2) Quick Ratio (QR) yaitu perbandingan antara aktiva lancar

dikurangi persediaan terhadap hutang lancar.

3) Working Capital to Total Asset (WCTA) yaitu perbandingan

antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah

aktiva.

b. Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas dapat

diproksikan dengan:

1) Net Profit Margin (NPM) yaitu perbandingan antara laba bersih

setelah pajak (NIAT) terhadap total penjualannya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

24

2) Gross Profit Margin (GPM) yaitu perbandingan antara laba kotor

terhadap penjualan bersih.

3) Return on Asset (ROA) yaitu perbandingan antara laba setelah

pajak dengan jumlah aktiva.

4) Return on Equity (ROE) yaitu perbandingan antara laba setelah

pajak terhadap modal sendiri.

c. Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik

kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio

solvabilitas ini dapat diproksikan dengan:

1) Debt Ratio (DR) yaitu perbandingan antara total hutang dengan

total asset.

2) Debt to Equity Ratio (DER) yaitu perbandingan antara jumlah

hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.

3) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) yaitu perbandingan

antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

4) Times Interest Earned (TIE) yaitu perbandingan antara

pendapatan sebelum pajak (earning before tax, selanjutnya

disebut EBIT) terhadap bunga hutang jangka panjang.

5) Current Liability to Inventory (CLI) yaitu perbandingan antara

hutang lancar terhadap persediaan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

25

6) Operating Income to Total Liability (OITL) yaitu perbandingan

antara laba operasi sebelum bunga dan pajak (hasil pengurangan

dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya

operasi) terhadap total hutang.

d. Aktivitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk mengukur

seberapa efektif hasil guna perusahaan menggunakan sumber

dayanya. Rasio aktivitas dapat diproksikan dengan:

1) Total Asset Turnover (TAT) yaitu perbandingan antara penjualan

bersih dengan jumlah aktiva.

2) Inventory Turnover (IT) yaitu perbandingan antara harga pokok

penjualan dengan persediaan rata-rata.

3) Average Collection Period (ACP) yaitu perbandingan antara

piutang rata-rata dikalikan 360 dibanding dengan penjualan

kredit.

4) Working Capital Turnover (WCT) yaitu perbandingan antara

penjualan bersih terhadap modal kerja.

5. Saham

a. Pengertian Saham

Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya

disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder).

Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

26

pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai

pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham

(DPS) (Samsul 2006:45).

Husnan (2005: 303) menyatakan bahwa saham merupakan secarik

kertas yang menujukkan hak pemodal, yaitu hak yang memiliki kertas

tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan

organisasi yang menerbitkan saham tersebut dan berbagai kondisi yang

memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Jadi, saham

merupakan tanda bukti kepemilikan perusahaan dan hak pemodal atas

perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

b. Jenis Saham

Ada beberapa sudut pandang yang membedakan jenis-jenis saham.

Nor Hadi (2013: 68-70) membagi jenis saham sebagai berikut:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim

a. Saham biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan

pemiliknya paling akhir terhadap klaim. Pemegang saham

biasa akan mendapatkan keuntungan apabila perusahaan

memperoleh laba. Pemegang saham biasa mendapatkan

prioritas paling akhir dalam pembagian keuantungan

(dividen) dan penjualan aset perusahaan apabila terjadi

likuidasi.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

27

b. Saham preferen (preferred stock)

Saham preferen merupakan gabungan (hybrid)

antara obligasi dan saham biasa. Artinya disamping

memiliki karakteristik seperti obligasi, juga memiliki

karakteristik seperti saham biasa. Karakteristik obligasi

misalnya, saham preferen memberikan hasil yang tetap

seperti bunga obligasi. Saham preferen biasanya

memberikan pilihan tertentu atas pembagian dividen. Ada

pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan

dividen yang besarnya tetap setiap tahun, adapula yang

menghendaki untuk didahulukan dalam pembagian dividen

dan lain sebagainya. Memiliki karakteristik seperti saham

biasa, sebab tidak selamanya saham preferen bias

memberikan penghasilan seperti yang dikehendaki

pemegangnya.

2. Ditinjau dari cara peralihan

a. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham

tersebut tidak tertulis nama pemilik. Saham ini sangat

mudah dipindahtangankan (dialihkan) kepemilikan (seperti

uang) sehingga memiliki likuiditas yang lebih tinggi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

28

b. Saham atas nama (registered stock) merupakan saham

yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dan

peralihannya melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan

a. Saham unggulan atau biasa disebut blue chip stock,

merupakan saham biasa dari perusahaan yang memiliki

reputasi yang tinggi, sebagai leader dari industri sejenis,

memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam

pembayaran dividen.

b. Saham pendapatan (income stock), saham dari emiten yang

memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari

rata-rata dividen yang dibayar tahun sebelumnya. Emiten

ini biasanya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi

dan dengan teratur memberikan dividen tunai.

c. Saham pertumbuhan (growth stock) merupakan saham dari

emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang

tinggi dan menjadi leader di industri sejenis. Saham jenis

ini biasanya memiliki price earning (PER) yang tinggi.

Selain itu, terdapat juga growth stock (lesser known) yaitu

saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader di

industri namun memiliki ciri growth stock. Umumnya

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

29

saham ini berasal dari daerah dan kurang terkenal

dikalangan emiten.

d. Saham spekulatif (speculative stock) saham dari emiten

yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan

dari tahun ke tahun. Namun emiten saham ini memiliki

potensi penghasilan pendapatan di masa datang, meskipun

penghasilan tersebut belum dapat dipastikan.

e. Saham siklikal (counter cyclical stock) saham yang tidak

terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi

bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi harga saham

ini tetap tinggi.

f. Saham bertahan (devensive / counter cyclical stock) saham

yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro

maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi

ekonomi harga saham ini bertahan tinggi dan mampu

memberikan dividen tinggi, sebagai akibat kemampuan

emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada

kondisi resesi sekalipun.

c. Keuntungan dan Risiko Kepemilikan Saham

Pada dasarnya semua bentuk investasi mengandung peluang

keuntungan dan potensi kerugian atau risiko disisi lain. Seperti

tabungan dan deposito di bank memiliki risiko yang kecil karena

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

30

tersimpan aman di bank, tetapi kelemahannya adalah mempunyai

peluang keuntungan yang kecil dibanding dengan investasi saham.

Investasi di property misalkan rumah atau tanah, semakin lama

harganya akan semakin tinggi, namun memiliki likuiditas yang kecil.

Sedangkan jika berinvestasi emas, kita akan bergantung pada

fluktuaktif harga emas. Begitu juga dengan investasi saham,

mempunyai potensi keuntungan dan risiko sesuai dengan prinsip

investasi yaitu high risk high return, low risk low return. Semakin

tinggi potensi keuntungan yang akan terjadi, maka semakin tinggi pula

risiko kerugian yang mungkin terjadi, demikian pula sebaliknya.

Khusus untuk investasi saham, peluang keuntungan yang mungkin

akan terjadi antara lain:

1. Dividen

Menurut Nor Hadi (2013:76) dividen merupakan

keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham yang

bersumber dari kemampuan emiten untuk mencetak laba bersih

dari operasinya. Laba bersih yang dimaksud adalah pendapatan

bersih setelah pajak (income after tax). Pembagian dividen

berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen

yang dibagikan emiten kepada pemegang saham dapat berupa

dividen tunai (cash dividend) yang berarti setiap pemegang

saham diberikan dividen berupa uang tunai. Dividen juga dapat

dibagikan dalam bentuk dividen saham (stock dividend) yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

31

berarti setiap pemegang saham diberikan saham baru dengan

proporsi tertentu.

2. Keuntungan Modal (capital gain)

Menurut Nor Hadi (2013:72) capital gain merupakan

keuntungan yang diperoleh investor dari selisih harga jual

dengan harga beli (harga jual lebih tinggi daripada harga beli).

Kerugian investasi dalam bentuk saham yaitu apabila investor

menjual saham pada harga yang lebih rendah dari pada harga saat

membeli saham yang dinamakan capital loss. Menurut Nor Hadi

(2013:72), capital loss merupakan kerugian yang dialami oleh

para investor dari selisih harga beli dengan harga jual (harga beli

lebih tinggi dari pada harga jual). Dan apabila emiten mengalami

kerugian, maka para pemegang saham tidak akan menerima

dividen di akhir periode tersebut. Selain itu, terdapat risiko

terbesar dalam investasi saham yaitu risiko likuidasi, dimana

emiten dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau dibubarkan.

Dalam hal ini para pemegang saham mendapat prioritas

pengembalian paling akhir setelah semua kewajiban emiten

terpenuhi. Jika terdapat sisa setelah memenuhi kewajiban, maka

sisa tersebut akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham

secara proporsional.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

32

6. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan

yang sama, yaitu mencari keuntungan atas investasi tersebut. Salah satu

keuntungan investasi saham yaitu mendapatkan capital gain yang

berasal dari selisih harga saat membeli saham dengan harga saat

menjual saham, dimana harga saham saat dijual lebih tinggi dibanding

harga saham saat dibeli. Harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan

penawaran terhadap saham itu sendiri di pasar, sehingga harga saham

memiliki keterkaitan dengan pasar suatu saham. Semakin banyak

investor yang yang ingin membeli saham suatu perusahaan

(permintaan), sedangkan sedikit investor yang ingin menjual saham

tersebut (penawaran) maka harga saham tersebut akan semakin tinggi.

Sebaliknya juga, jika semakin tinggi investor ingin menjual saham

tersebut (penawaran), sedangkan semakin sedikit investor yang ingin

membeli saham (permintaan) maka akan berdampak pada turunnya

harga saham.

Pada umumnya kinerja sebuah perusahaan akan berpengaruh pada

harga saham perusahaan tersebut. Semakin baik kinerja suatu

perusahaan maka semakin tinggi laba usaha yang akan diperoleh dan

pemegang saham turut menikmati keuntungan dari penghasilan

perusahaan, sehingga banyak investor yang ingin memiliki saham

perusahaan tersebut dan harga saham akan naik.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

33

Menurut Tandelilin (2007:19), harga saham merupakan harga yang

terjadi di pasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena

harga tersebut menentukan besarnya nilai perusahaan. Harga saham

merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pengelolaan

perusahaan. Sehingga semakin tinggi harga saham yang ada di pasar

atas suatu perusahaan tertentu, maka dapat diartikan perusahaan

tersebut dapat mengelola aktiva dengan baik.

b. Macam-macam Harga Saham

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:117)

mengelompokan harga saham di pasar modal menjadi 7 (tujuh) macam

yaitu:

1. Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari

sebelumnya di pasar saham.

2. Opening price adalah harga saham pertama kali di saat

pembukaan sesi I perdagangan.

3. Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah

terjadi dalam periode perdagangan hari tersebut.

4. Lowest price adalah harga terendah suatu saham yang pernah

terjadi sepanjang periode perdagangan hari tersebut.

5. Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.

Change price adalah harga yang menunjukan selisih antara

opening price dan last price.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

34

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham selalu mengalami fluktuaktif, pergerakan baik kenaikan

maupun penurunan harga saham. Harga saham di pasar modal dipengaruhi

oleh permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut. Semakin banyak

orang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung

mengalami kenaikan. Demikian sebaliknya, apabila semakin banyak orang

yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham perusahaan

tersebut akan cenderung mengalami penurunan.

Menurut Arifin (2007:15), faktor-faktor yang menjadi pemicu

fluktuasinya harga saham adalah:

1. Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan

kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka

semakin baik pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham. Untuk

mengetahui kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk, kita bisa

melakukan pendekatan analisis rasio keuangan.

2. Hukum permintaan dan penawaran

Faktor hukum permintaan dan penawaran berada pada urutan

kedua setelah faktor fundamental, karena begitu investor tahu kondisi

fundamental perusahaan, tentunya mereka akan melakukan transaksi

baik menjual atau membeli saham perusahaan tersebut. Transaksi

inilah yang akan mempengaruhi fluktuaktif harga saham.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

35

3. Tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI)

Suku bunga ini penting untuk diperhitungkan, karena pada

umumnya investor saham selalu mengharapkan hasil investasi yang

lebih besar. Perubahan suku bungaakan mempengaruhi kondisi

fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang

terdaftar di bursa mempunyai pinjaman bank.

4. Valuta asing

Dalam perekonomian global dewasa ini, hampir tidak ada satu pun

negara yang dapat menghindari perekonomian negaranya dari

pengaruh pergerakan valuta asing, khususnya terhadap US dollar.

Ketika dolar naik para investor akan berbondong-bondong menjual

sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis

harga saham akan menurun.

5. Dana asing di bursa

Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada

kecenderungan transaksi sahamsedikit banyak bergantung pada

investor asing tersebut.

6. Indeks harga saham gabungan (IHSG)

Sebenarnya indeks harga saham gabungan lebih mencerminkan

kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi, dan menjadi

ukuran kenaikan atau penurunan harga saham.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

36

Menurut Fahmi (2012:87) menyebutkan bahwa terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham yaitu sebagai

berikut:

1. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

2. Keputusan perusahaan untuk memperluas usaha seperti membuka

kantor cabang, kantor cabang pembantu baik yang di buka di dalam

negeri maupun yang di luar negeri.

3. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

4. Adanya pihak komisaris atau direksi yang terlibat dalam tindak

pidana dan kasusnya sudah masuk pengadilan.

5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap

waktunya.

6. Risiko sistematis, yaitu risiko yang terjadi secara menyeluruh dan

telah ikut menyebabkan perusahaan terlibat.

7. Efek psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal

jual beli saham.

Menurut Brigham dan Houston (2010:33) menyebutkan bahwa

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham

di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat mempengaruhi

oleh faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan

yaitu:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

37

a. Faktor internal

1. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk

baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.

2. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan

dengan ekuitas dan hutang.

3. Pengumuman badan direksi manajemen seperti perubahan dan

pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.

4. Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger

investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian

dan diakuisisi, laporan investasi dan lainnya.

5. Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik

pengembangan riset dan penutupan usah lainnya.

6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti

negosiasi baru, kotrak baru, pemogokan dan lainnya.

7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba

sebelum akhir tahun viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning

per share (EPS), dividen per shere (DPS), Price Earning Ratio, Net

profit margin, return on assets (ROA) dan lain-lain.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

38

b. Faktor eksternal

1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga

tabungan dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai

regulasi dan regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau

terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan

insider trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan

atau penundaan trading.

4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga

merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya

pergerakan harga saham di Bursa Efek suatu negara.

5. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

7. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan

membandingan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara

individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos

tetentu (Lako, 2006:242). Dalam penelitian ini menggunakan 3 rasio

keuangan yang diharapkan dapat mewakili kategori yang telah di

kelompokan pada pembahasan sebelumnya. Ketiga rasio keuangan

tersebut adalah:

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

39

a. Current Ratio (CR)

Menurut Sutrisno (2009:216), Current Ratio adalah rasio

keuangan yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki

perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar disini

meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan aktiva lancar

lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang,

hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang

segera harus dibayar.

Rasio lancar menunjukkan apakah tuntutan dari kreditur jangka

pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi aktiva

lancar dalam periode yang sama dengan jatuh temponya utang.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi

masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang memiliki

rasio lancar terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan

banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi

kemampulabaan perusahaan (Mamduh dan Abdul Halim, 2014:202).

Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan

kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi

kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat

pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan

(margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

40

dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar

dengan total utang lancar (Kasmir, 2014:132).

Pengukuran rasio likuiditas pada penelitian ini dapat dilakukan

dengan menilai rasio lancar (Current Ratio).

Current Ratio : Aktiva Lancar

Hutang Lancar

b. Return On Assets (ROA)

Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang

berasal dari aktivitas investasi. Atau dengan kata lain, ROA adalah

indikator suatu unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah asset

yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan

secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik

pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

ROA dapat membantu perusahaan yang telah menjalankan

praktik akuntansi dengan baik untuk dapat mengukur efisiensi

penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal

yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan sehingga dapat

diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah

satu langkah dalam perencanaan strategi. Laba merupakan tujuan

utama yang ingin dicapai dalam sebuah usaha, termasuk juga bagi

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

41

usaha perbankan. Alasan dari pencapaian laba perbankan tersebut

dapat berupa kecukupan dalam memenuhi kewajiban terhadap

pemegang saham, penilaian atas kinerja pimpinan dan meningkatkan

daya tarik investor untuk menanamkan modalnya. Laba yang tinggi

membuat bank mendapat kepercayaan dari masyarakat yang

memungkinkan bank untuk menghimpun modal yang lebih banyak

sehingga bank memperoleh kesempatan meminjamkan dengan lebih

luas.

Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset

dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan

meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan

daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin

diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan

semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari

perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat

sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%.

Pengukuran rasio profitabilitas pada penelitian ini dapat

dilakukan dengan menilai pengembalian aktiva (Return On Assets).

Return On Assets: Laba Setelah Pajak

Total Asset

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

42

c. Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2010:157), Debt to Equity Ratio merupakan

rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini

berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam

dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk

mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan

utang.

Semakin besar hutang, semakin besar risiko yang ditanggung

perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan yang tetap mengambil hutang

sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada

dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya,

perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya, yang

kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan

kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi

pertumbuhan yang lebih besar. Sebaliknya Biaya hutang lebih besar

daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam

neracanya, justru akan menurunkan profitabilitas perusahaan.

Kinerja perusahaan tentunya juga berpengaruh pada daya tarik

saham yang ditawarkan di Pasar Modal. Semakin baik kinerja

perusahaan, maka daya tarik saham perusahaan tersebut semakin

tinggi, karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan

keuntungan. Jika permintaan investor terhadap saham perusahaan

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

43

cukup besar, maka dapat berpengaruh terhadap peningkatan harga

saham.

Pengukuran rasio solvabilitas pada penelitian ini dapat dilakukan

dengan menilai rasio total hutang dengan total modal sendiri (Debt to

Equity Ratio).

Debt to Equity Ratio: Total Hutang

Total Modal Sendiri

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

44

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO Nama Peneliti

dan Tahun

Sampel dan

Tahun Penelitian

Variabel dan Metode

Analisa

Hasil penelitian

1 Adika Rusli dan

Tarsan Dasar

(2014)

Perusahaan

BUMN

Perbankan yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

tahun 2009-2013

Variabel independen:

ROA dan ROE

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis :

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa ROA berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap harga saham dan

ROE tidak berpengaruh

positif terhadap harga

saham.

2 Hilmi

Abdullah,

Soedjatmiko

dan Antung

Hartati (2016)

Perusahaan

Tambang yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

tahun 2011-2013

Variabel independen:

EPS, DER, PER,

ROA dan ROE

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis:

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa secara parsial DER

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga

saham sedangkan EPS,

PER, ROA, dan ROE tidak

berpengaruh terhadap harga

saham.

Secara simultan EPS, DER,

PER, ROA dan ROE

memiliki pengaruh terhadap

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

45

harga saham

3 Rido Raiza

Fahlevi, Set

Asmapane dan

Bramantika

Oktavianti

(2018)

Perusahaan

perbankan yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

pada tahun 2012-

2016

Variabel independen:

CAR, LDR dan

ROA

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis:

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa Secara parsial CAR

dan ROA berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap harga saham

sedangkan LDR memiliki

pengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga

saham.

4 Robert Lambey

(2013)

Perusahaan

perbankan yang

terdaftar di BEI

periode 2008-

2011

Variabel independen:

CR, ROA, TATO

dan DER

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis :

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa variabel ROA

berpengaruh positif dan

signifikan sedangkan TATO

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga

saham.

CR dan DER tidak memiliki

pengaruh secara signifikan

terhadap harga saham.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

46

5 Yuniep Mujati

dan Meida

Dzulqodah

(2016)

Perusahaan sektor

makanan dan

minuman yang

terdaftar di BEI

tahun 2010-2014

Variabel independen:

EPS, PER dan DER

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis :

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa terdapat pengaruh

negatif dan signifikan EPS

terhadap harga saham.

Sedangkan PER dan DER

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga

saham.

6 Nurlela (2017) Perusahaan

Subsektor

Farmasi Di Bursa

Efek Indonesia

Periode 2011 –

2015

Variabel independen:

CR, DAR dan ROA

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis :

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa secara simultan

variabel CR, DAR dan

ROA berpengaruh

signifikan terhadap harga

saham.

Secara parsial bahwa

variabel CR tidak

berpengaruh signifikan

terhadap harga saham. .

Sedangkan variabel DAR

dan ROA berpengaruh

signifikan terhadap harga

saham.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

47

7 Hartanto dan

Diansyah

(2018)

Bank Umum

Swasta Nasional

Yang Terdaftar

Di Bursa Efek

Indonesia Periode

Tahun 2013 –

2016.

Variabel independen:

CAR, ROA, LDR,

BOPO dan NPL

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis :

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa CAR dan LDR

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga

saham.

ROA berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

harga saham.

BOPO berpengaruh negatif

dan tidak signifikan

terhadap harga saham.

Dan NPL berpengaruh

positif dan tidak signifikan

terhadap harga saham.

8 Khairudin dan

Wandita (2017)

Perusahaan

pertambangan

yang terdaftar di

BEI

periode 2011-

2015

Variabel independen:

ROE, EPS, DER

dan PBV

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis:

Analisis regresi

berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa ROE, EPS dan PBV

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga

saham. Sedangkan DER

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga

saham.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

48

9 Puspita (2016) Perusahaan Sub-

Sektor Lembaga

Pembiayaan yang

terdaftar di BEI

Variabel independen:

PER, ROE dan DER

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis :

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa ketiga rasio yaitu

PER, ROE dan DER

berpengaruh terhadap harga

saham pada perusahaan sub-

sektor lembaga pembiayaan

di Bursa Efek Indonesia

(BEI) baik secara parsial

maupun simultan.

10 Yunita Istianti

(2017)

Perusahaan

Makanan dan

Minuman Yang

Terdaftar Pada

BEI Periode

Tahun 2012 -

2016.

Variabel independen:

CR, ROA dan DER

Variabel dependen:

Harga Saham

Alat Analisis :

Analisis Regresi

Linear Berganda

Hasil penelitian menunjukan

bahwa secara parsial CR

dan DER tidak berpengaruh

terhadap harga saham.

Sedangkan ROA

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga

saham.

Secara simultan CR, ROA

dan DER berpengaruh

terhadap harga saham.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

49

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham

Menurut Sawir (2005) current ratio yang rendah biasanya

menunjukkan adanya masalah dalam likuiditas perusahaan. Current ratio

yang rendah akan menurunkan harga saham perusahaan yang

bersangkutan, karena investor akan memilih saham perusahaan yang

memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Dengan likuiditas yang tinggi

tentunya akan menggambarkan bahwa perusahaan mampu dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dengan banyaknya investor yang

tertarik dan berinvestasi tentunya akan meningkatkan demand atau

penawaran saham, dengan begitu maka akan berpengaruh pada harga

saham yang akan meningkat. Maka dengan meningkatnya nilai current

ratio tentunya hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap harga saham.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Nurlela (2017) yang meneliti tentang pengaruh Current

Ratio terhadap Harga Saham dan hasil penelitiannya membuktikan bahwa

secara parsial variabel Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Harga Saham.

H1 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Harga Saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2013-2017.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

50

2. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Harga Saham

ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Dari sudut

pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek

perusahaan dimasa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana

pertumbuhan profitabilitas perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2006), semakin tinggi rasio ini

maka semakin baik keadaan suatu perusahaan dan menunjukkan bahwa

perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk

menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian, semakin tinggi

ROA kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan

meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya

tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor,

karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan

berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal

juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain, ROA akan berpengaruh

positif terhadap harga saham.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Adika Rusli dan Tarsan Dasar (2014) yang meneliti tentang

pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Harga Saham dan hasil

penelitiannya membuktikan bahwa secara parsial variabel Return on Asset

(ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

51

H2 : Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Harga Saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2013-2017.

3. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur kemampuan modal

sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang dengan

membandingkan total hutang perusahaan dengan modal sendiri. Debt to

equity ratio yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja

perusahaan karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga

akan semakin besar. Maka apabila debt to equity ratio (DER) perusahaan

tinggi, ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena jika

perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan

laba tersebut untuk membayar utangnya dibandingkan dengan membagi

dividend (Fara Dharmastuti, 2004). Oleh karena itu, DER berpengaruh

negatif terhadap perubahan harga saham.

Menurut Walsh (2004:123), bahwa keputusan untuk menambah

hutang untuk modal tidak hanya berpengaruh negatif, tetapi juga dapat

berpengaruh positif karena perusahaan harus berupaya menyeimbangkan

manfaat dengan biaya yang ditimbulkan akibat hutang. Dengan

menambahkan hutang ke dalam perusahaan secara umum dapat

meningkatkan profitabilitas, yang kemudian menaikkan harga sahamnya,

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

52

sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan

membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Puspita (2016), Khairudin dan Wandita (2017) yang meneliti

tentang pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham dan hasil

penelitiannya membuktikan bahwa secara parsial variabel Debt to Equity Ratio

(DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham.

H3 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Harga Saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

4. Pengaruh Current Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Yunita Istianti (2017) yang meneliti tentang pengaruh

Current Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga

Saham dan hasil penelitiannya membuktikan bahwa secara simultan

variabel Current Ratio, Return On Assets dan Debt to Equity Ratio

berpengaruh terhadap Harga Saham.

H4 : Secara simultan Current Ratio (CR), Return on Asset (ROA) dan

Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham

perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2017.

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/4337/3/BAB II.pdf · Contoh aktiva ini dapat berupa Treasurebill (T-bill) dan sertifikat deposito

53

D. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Current Ratio (CR)

Return On Asset (ROA)

Debt to Equity Ratio (DER)

Harga Saham

Keterangan :

: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

---------------- : Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

secara bersama-sama