bab ii tinjauan pustaka a. konsep...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Konsep Diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep Diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain (Potter, P, Anne Griffin,P., 2005). Individu dengan Konsep Diri positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep Diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan sosial yang mal adaptif. 2. Komponen-komponen Konsep Diri terdiri atas : Citra Tubuh, Ideal Diri, Harga Diri, Penampilan Peran dan Identitas Personal (Stuart dan Sundeen, 1998) : a. Citra Tubuh

Upload: duonghuong

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Diri

1. Pengertian

Konsep Diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan

kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan

mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart dan Sundeen,

1998). Konsep Diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran

yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun

sadar. Konsep Diri memberikan kita kerangka acuan yang

mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita

dengan orang lain (Potter, P, Anne Griffin,P., 2005). Individu dengan

Konsep Diri positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari

kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan

lingkungan. Konsep Diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan

sosial yang mal adaptif.

2. Komponen-komponen Konsep Diri terdiri atas : Citra Tubuh, Ideal

Diri, Harga Diri, Penampilan Peran dan Identitas Personal (Stuart dan

Sundeen, 1998) :

a. Citra Tubuh

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan

tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lampau

dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi penampilan,

dan potensi, yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan

persepsi dan pengalaman baru.

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia

berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal

tertentu. Ideal diri sering disebut juga sebagai cita-cita, keinginan

dan harapan tentang diri sendiri.

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang,

sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan

yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun

melakukan kesalahan, kekalahan, tetap merasa sebagai seseorang

yang penting dan berharga.

d. Penampilan Peran

Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh

lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

kelompok sosial. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana

seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah

peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.

e. Identitas Personal

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari

penilaian dan observasi diri sendiri. Identitas diri ditandai dengan

kemampuan memandang diri sendiri berbeda dengan orang lain,

mempunyai percaya diri yang dapat mengontrol diri dan

mempunyai persepsi tentang peran serta Citra Diri.

3. Rentang Respons Konsep Diri

Konsep Diri terdiri atas lima komponen yaitu perubahan dalam Citra

Tubuh, Ideal Diri, Harga Diri, Penampilan Peran dan Identitas

Personal. Rentang individu terdapat Konsep Diri berfluktuasi

sepanjang rentang respons Konsep Diri yaitu adaptif sampai

maladaptif.

Rentang Respons Konsep Diri

Respon adaptif respon maladaptif

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Aktualisasi Konsep Diri Harga diri Kerancuan depersonalisasi

Diri Positif rendah identitas

Bagan 1.1. Rentang Respon Konsep Diri

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri adalah (Tarwoto &

Wartonah, 2003) :

a. Tingkat perkembangan dan kematangan

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa

pertumbuhan seseorang manusia dari kecil hingga dewasa.

Pengalaman, pola asuh serta perlakuan orang tua serta

lingkunganya turut memberikan pengaruh terhadap pembentukan

Konsep diri. Sikap atau respon dari orang tua dan lingkunganya

akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa

dirinya.

b. Budaya

Pada usia anak-anak nilai akan diadopsi dari orang tua, kelompok

dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan

membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.

c. Sumber eksternal dan internal

Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh

terhadap Konsep Diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal

misalnya adanya dukungan dari masyarakat, dan ekonomi yang

kuat.

d. Pengalaman sukses dan gagal

Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan

Konsep Diri, demikian pula sebaliknya.

e. Stresor

Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru,

ujian dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan

menimbulkan Depresi, menarik diri, dan kecemasan.

f. Usia, dan trauma

Usia tua akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap dirinya.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih

mudah percaya dari orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan

kematangan jiwanya. Makin tua umur seseorang rnakin konstruktif

dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi.

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan akan merubah

perilaku seseorang dalam menghadapi lingkungan disekitarnya,

seseorang akan cenderung tertutup dan koping terhadap masalah

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

tidak efektif dikarenakan kurangnya komunikasi dengan orang

lain.

g. Pendidikan

Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan, klien

dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasinya dan

menggunakan koping yang efektif serta konstruktif daripada

seseorang dengan pendidikan rendah. Pendidikan adalah salah satu

usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan luar sekolah serta berlangsung seumur hidup.

h. Pekerjaan

Seseorang yang mempunyai pekerjaan yang penting dan

memerlukan aktifitas, maka akan merasa sangat terganggu apabila

kehilangan kegiatan pekerjaan, hal ini penyebab timbulnya

kecemasan dan akan mempengaruhi perannya di masyarakat.

i. Status perkawinan

Seseorang yang telah menikah akan lebih mempunyai rasa percaya

diri dan ketenangan dalam melakukan kegiatan, karena mereka

pernah mengalami menjadi bagian dari keluarga, maupun sebagai

anggota masyarakat, sehingga diharapkan dapat memahami

keberadaannya.

5. Faktor Resiko Gangguan Konsep Diri

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Faktor resiko yang menyebabkan gangguan Konsep Diri (Tarwoto&

Wartonah, 2003) :

a. Gangguan Identitas Diri : perubahan perkembangan, trauma, jenis

kelamin dan budaya

b. Gangguan Citra Tubuh (body image) : hilangnya bagian tubuh,

perubahan perkembangan dan kecacatan.

c. Gangguan Harga Diri : hubungan interpersonal yang tidak

harmonis, kegagalan perkembangan, kegagalan mencapai tujuan

hidup dan kegagalan dalam mengikuti aturan moral.

d. Gangguan Peran : kehilangan peran, peran ganda dan

ketidakmampuan dalam mengikuti aturan moral.

e. Gangguan Ideal Diri : kehilangan harapan, keinginan dan cita-cita.

B. Depresi

1. Pengertian

Depresi adalah suatu perasaan sedih yang mendalam, yang bisa terjadi

setelah kehilangan seseorang atau peristiwa menyedihkan lainnya,

tetapi tidak sebanding dengan peristiwa tersebut dan terus menerus

dirasakan melebihi waktu yang normal. Depresi adalah suatu

pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada harapan lagi

(Hadi, P., 2004). Episode depresi biasanya berlangsung selama 6-9

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

bulan, tetapi pada 15-20 % penderita bisa berlangsung sampai 2 tahun

atau lebih.

2. Penyebab Depresi

Macam-macam penyebab terjadinya depresi (Hadi, P., 2004) :

a. Kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi.

b. Reaksi terhadap stress 85 % depresi ditimbulkan oleh stress dalam

hidup.

c. Terlalu lelah atau capai, karena pengurasan tenaga baik secara fisik

maupun emosi.

d. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau penyakit

fisik, seperti infeksi dan gangguan keseimbangan metabolik juga

sering disertai dengan depresi.

3. Tanda dan Gejala

Pada umumnya penderita Depresi dapat dikenali melalui beberapa

gejala, misalnya (PPDGJ III, 1996) :

a. Secara fisik : gerakan menjadi lamban, gangguan tidur, nafsu

makan menurun, gairah seksual menurun bahkan bisa hilang sama

sekali, pusing, mulut kering, jantung berdebar cepat biasanya

menyertai penderita ini.

b. Kehilangan prespektif dalam hidupnya. Pandangan terhadap hidup,

pekerjaan dan keluarga menjadi kabur.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

c. Perasaan berubah-ubah dan sulit dikendalikan. Berbagai perasaan

seperti putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah,

apatis dan marah, sering muncul tidak menentu dan menciptakan

suasana hampa dan mati

d. Beberapa gejala psikologis seperti kehilangan harga diri,

menjauhkan diri dari orang lain karena takut ditolak dan ingin

melarikan diri dari masalah atau hidupnya sendiri.

e. Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran-

pikiran dilusi yang bisa merugikan. Misalnya “seseorang akan

meracuni saya”

4. Tingkat Depresi

Pedoman diagnosa episode Depresi adalah sebagai berikut (PPDGJ

III, 1996) :

a. Kelompok 1. Selama paling kurang 2 minggu dan hampir setiap

hari mengalami suasana perasaan (mood) yang depresif,

kehilangan minat, kegembiraan dan berkurangnya energi yang

menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya

aktivitas.

b. Kelompok 2. Keadaan tersebut diatas paling sedikit dua minggu

dan hampir setiap hari dialami akan disertai gejala-gejala sebagai

berikut : konsentrasi dan perhatian berkurang, gagasan tentang

perasaan bersalah dan tak berguna (bahkan pada episode tipe

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

ringan sekalipun), pandangan masa depan yang suram dan

pesimistik, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau

bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang. Periode

berlangsungnya gejala lebih pendek dari dua minggu dapat

dibenarkan jika gejala tersebut luar biasa beratnya dan berlangsung

cepat.

c. Kelompok 3. Gejala-gejala tersebut diatas menyebabkan hambatan

psikososial, cacat fungsi pekerjaan, hubungan sosial dan kegiatan

sehari-hari.

Tingkat depresi dapat dibedakan atas (PPDGJ, III, 1996) :

1). Tingkat depresi ringan: harus ada dua gejala dari kelompok 1,

disertai minimal dua gejala dari kelompok 2 (sedikit kesulitan

dalam melanjutkan pekerjaan, hubungan soaial dan kegiatan

sehari-hari).

2). Tingkat depresi sedang: harus ada dua gejala dari kelompok 1,

disertai minimal dua dari kelompok 2 dan hambatan psikososial

sedang dari kelompok 3.

3). Tingkat depresi berat: harus ada tiga gejala dari kelompok 1,

minimal empat gejala dari kelompok 2 dan hambatan psikososial

berat dari kelompok 3 (tidak dapat melanjutkan kegiatan).

5. Pengukuran tingkat depresi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Pengukuran tingkat depresi menggunakan Instrumen Beck Depresi

Inventory (BDI) yang dirancang oleh Beck (1960), merupakan skala

pengukuran depresi yang dapat digunakan sebagai instrument

penyaringan di komunitas dan klinik. lnstrumen ini terdiri dari 21 item

yang memuat tentang kesedihan pesimisme, perasaan gagal, perasaan

tidak puas, perasaan bersalah atau berdosa, perasaan dihukum, rasa

benci pada diri sendiri, mudah tersinggung, menarik diri dari

lingkungan sosial, tidak mampu mengambil keputusan, peyimpangan

Citra tubuh, kelambanan dalam bekerja, menangis, gangguan tidur,

kelelahan, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kecemasan

fisik dan penurunan libido.

C. Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetus Mellitus

Diabetus Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)

kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal

yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,

syaraf dan pembuluh darah (Smeltzer C.S, 2002).

2. Klasifikasi etiologis Diabetus Mellitus

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Klasifikasi etiologis Diabetus Mellitus yang diajukan oleh PERKENI

(1998), yang sesuai anjuran klasifikasi Diabetus Mellitus American

Diabetes Association (ADA, 1997) adalah: (Mansjoer, A.et all, 2000)

a. Diabetes tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau

IDDM)

b. Diabetes tipe 2 (Non Dependent Diabetes Mellitus atau NIDDM)

c. Diabetes tipe lain

d. Diabetes Mellitus Gestasional

3. Tanda dan Gejala

a. Poliuria

b. Polifagia

c. Polidipsi

d. Lemas

e. Kesemutan

f. Berat badan turun

g. Gatal

h. Mata kabur

i. Impotensi pada pria

j. Pruritus vulva pada wanita

4. Etiologi Diabetus Mellitus (Mansjoer, A.et all, 2000):

Sebab timbulnya Diabetus Mellitus hingga saat ini belum diketahui

dengan jelas, tetapi dari berbagai penelitian dapat dikemukakan bahwa

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

etiologi Diabetus Mellitus terdiri dari beberapa faktor yang kompleks

yaitu:

a. Faktor lingkungan (obat, kimia, virus)

b. Faktor genetik (keturunan)

c. Faktor pencetus: kelebihan makan, kekurangan makan dan

kegemukan.

5. Pemeriksaan penunjang

a. Glukosa darah sewaktu

b. Kadar glukosa darah puasa

c. Tes toleransi glukosa

6. Kriteria Diagnostik

Menurut WHO kriteria diagnostik untuk diabetes mellitus, pada

sedikitnya 2 kali pemeriksaan di dapatkan :

a. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)

c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam Post prandial (pp) > 200

mg/dl.

Kadar Glukosa Bukan DM Belum pasti DM DM

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Kadar glukosa darah

sewaktu

- Plasma vena

- Darah kapiler

< 100

< 80

100 - 200

80 - 200

> 200

> 200

Kadar glukosa darah

puasa

- Plasma vena

- Darah kapiler

< 110

< 90

110 - 120

90 - 110

> 126

> 110

Tabel 1.

Patokan penyaring diagnosa Diabetus Mellitus

7. Permasalahan Psikologi pada DM

Penyakit Diabetus Mellitus dapat menimbulkan permasalahan bagi diri

seseorang baik permasalahan fisik maupun psikologis. Permasalahan

pada penderita diabetes tersebut dikategorikan menjadi dua. Pertama

masalah yang muncul akibat penyakit Diabetus Mellitus misalnya

masalah yang menyangkut fisik dan perubahan metabolisme. Kedua

masalah yang menyangkut pengendalian atau perawatan diabetes.

Perawatan terhadap penyakit yang dialami kadangkala menimbulkan

kesulitan atau gangguan dalam fungsi tubuh sehingga individu merasa

tidak nyaman dan menganggap bahwa perawatan yang dilakukan sama

buruknya dengan penyakit yang diderita (Sukmaningrum, E., 2005).

Pada kasus Diabetus Mellitus konsekuensi fisik dari gangguan kronis

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

menempatkan suatu batasan/larangan terhadap kehidupan individu. Hal

ini bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah tetap normal dan

mencegah terjadinya konsekuensi yang tidak diinginkan. Pengendalian

Diabetus Mellitus dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan

kompleks sehingga cenderung mengganggu aktivitas sehari-hari

termasuk mengubah gaya hidup penderita (Sukmaningrum, E., 2005).

Kecemasan dapat terjadi pada penderita Diabetus Mellitus

karena penyakit ini merupakan penyakit menahun yang tidak bisa

disembuhkan, mempunyai banyak komplikasi dan pengobatannya

dilakukan seumur hidup serta harus melakukan diet yang ketat.

Individu yang tidak dapat menerima kenyataan akan penurunan

kemampuan dirinya akibat Diabetus Mellitus yang dideritanya, tidak

menutup kemungkinan munculnya gangguan psikologis yang akhirnya

akan membawa dampak yang buruk bagi penyakit Diabetesnya. Pada

saat mereka menghadapi kenyataan bahwa penyakit tersebut tidak

dapat disembuhkan mereka sulit untuk menikmati kehidupan karena

harus mengendalikan penyakit diabetes yang dideritanya. Hal ini

berlanjut terhadap bagaimana individu memandang masa depannya.

Sikap pesimis terhadap masa depan dan kurangnva keyakinan diri

dapat menampakkan rasa tidak puas terhadap kondisi yang

dihadapinya.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Selain permasalahan psikologis di atas DM juga dapat menimbulkan

beberapa dampak bagi penderitanya yaitu (Price&Wilson, 1995) :

a. Dampak ekonomi.

Pengendalian Diabetus Mellitus tersebut dilakukan dalam jangka

waktu yang lama dan kompleks serta membutuhkan biaya yang

besar, sehingga berdampak pada masalah ekonomi keluarga.

Dampak ekonomi pada diabetes jelas terlihat akibat biaya

pengobatan dan hilangnya pendapatan.

b. Dampak fisik.

Pada penderita Diabetus Mellitus yang lanjut akan menimbulkan

berbagai dampak secara fisik yaitu adanya komplikasi, misalnya

kelemahan fisik, berat badan rendah, kesemutan, gatal, mata kabur,

stroke dan gangren. Hal tersebut dapat menimbulkan perubahan

dan penampilan fisik penderita.

c. Dampak sosial

Penderita Diabetus Mellitus yang tidak dapat menerima keadaan

sakitnya akan mempunyai pandangan yang negatif misalnya pasien

merasa putus asa, tidak berguna dapat menyebabkan pasien merasa

depresi. Hal tersebut dapat menyebabkan interaksi sosial dan

hubungan interpersonal terganggu.

8. Penyakit kronis dan depresi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Penyakit kronis merupakan penyakit yang telah lama diderita dan

biasanya tidak mendapatkan pengobatan yang lengkap. Penyakit

kronis dapat dikontrol dengan diet, olahraga dan menjaga kesehatan.

Contoh penyakit kronis adalah Diabetus Mellitus, penyakit jantung,

artritis, penyakit ginjal, lupus dan multiple sclerosis. Seseorang

dengan diagnosa penyakit kronis harus mengatur pola hidup untuk

memspertahankan kondisi yang stabil. Penyakit ini mungkin dapat

mempengaruhi mobilitas dan tingkat kemandirian seseorang serta

mengalami perubahan dalam hidupnya yaitu cara melihat dirinya

sendiri dan ataupun untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk

alasan tertentu, keputusasaan dan rasa sedih adalah hal yang normal.

Penyakit kronis ini dapat meyebabkan terjadinya depresi (Grayson,

2006).

Depresi merupakan salah satu keadaan yang biasa terjadi

pada seseorang yang menderita penyakit kronis dengan komplikasi.

Diperkirakan antara 1-3 individu dengan kondisi kesehatan yang

serius menunjukkan gejala depresi. Depresi dan penyakit kronis

mungkin dapat terjadi secara bersamaan karena adanya perubahan

fisik yang dihubungkan dengan penyakit yang merupakan penyebab

dari depresi dan individu akan menunjukkan reaksi psikologis

(Grayson, 2006). Beberapa kondisi kronis dapat menjadi penyebab

terjadinya depresi, tetapi resiko terjadi depresi akan meningkat seiring

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

dengan semakin beratnya penyakit. Resiko terjadinya depresi secara

umum antara 10-25 % pada wanita dan 5-11 % pada laki-laki.

Bagaimanapun juga orang dengan penyakit kronis mempunyai resiko

tinggi terjadi depresi yaitu antara 25-33 % (Grayson, 2006). Kelelahan

dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan tenaga sesuai

kondisi, Depresi juga cenderung membuat seseorang menarik diri dari

lingkungannya (Grayson, 2006).

9. Hubungan antara Konsep diri dan Depresi

Menurut stuart dan sundeen (1998), Konsep diri yang negatif dan

harga diri yang rendah (teori organisasi kepribadian) merupakan faktor

predisposisi terjadinya Depresi. Hal ini berarti bahwa semakin buruk

konsep diri seseorang maka akan semakin tinggi tingkat depresi

seseorang, begitu juga sebaliknya semakin baik Konsep diri seseorang

maka tingkat Depresinya akan semakin rendah.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

D. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri :

- tingkat perkembangan dan kematangan

- sumber eksternal dan internal - pengalaman sukses dan gagal - stressor - usia, keadaan sakit dan trauma - pendidikan - pekerjaan - status perkawinan

Konsep Diri : - Citra tubuh - Ideal diri - Peran diri - Harga diri - Identitas diri

Faktor yang mempengaruhi Depresi : - Kehilangan - Reaksi terhadap stress - Terlalu lelah atau capai - Perubahan fisiologik karena

obat-obatan atau penyakit fisik - Konsep diri

Depresi : - Ringan - Sedang - Berat

Diabetus Mellitus : - Obat-obatan - Diet - Insulin - Komplikasi

(gangrene, jantung, stroke)

Diagram 1.1

Kerangka teori hubungan antara Konsep Diri dengan Tingkat Depresi

pada penderita Diabetes Mellitus (Hadi, P., 2004)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

E. Kerangka Konsep

Variable Independent variable Dependen

Konsep Diri penderita Diabetus Mellitus

Tingkat Depresi penderita Diabetus Mellitus

Diagram 1.2

Kerangka Konsep Penelitian.

F. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel Independen dan variabel

Dependen

1. Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Konsep Diri pada

penderita Diabetus Mellitus

2. Variabel Dependen

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dotowidaya... · Pikiran dilusi, pada depresi yang sangat parah muncul pikiran- ... kelelahan,

Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah tingkat depresi

penderita Diabetus Mellitus

G. Hipotesis

Ada hubungan antara Konsep Diri dengan Tingkat Depresi pada penderita

Diabetus Mellitus di RSUD Tugurejo Semarang.