bab ii tinjauan pustaka a. konsep anak...

25
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolah Awal masa kanak-kanak, selain mendapat sebutan masa yang menyulitkan, masa bermain, disebut pula masa aesthetis, yaitu masa berkembangnya rasa keindahan. Hal ini karena masa prasekolah, panca indera anak sedang dalam keadaan peka, sehingga perlu dilatih dengan berbagai permainan yang menarik, yang indah, karena anak senang dengan permainan yang indah. Para pendidik, memberi sebutan usia prasekolah, karena belum mempunyai kewajiban mengikuti sekolah formal. Anak prasekolah mempunyai sifat pembangkang, senang menentang, sulit diatur, maka orang Jawa menyebut kondisi itu sebagai kemratu-ratu, yang artinya sifatnya seperti ratu yang senang memerintah. Orang psikolog menyebutnya tempertantrum, yang artinya luapan kemarahan. Pada masa anak prasekolah, emosi anak sangat kuat, ditandai dengan tantrum (luapan kemarahan), ketakutan yang hebat, iri hati. Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai lima tahun (Whaley’s & Wong, 2000). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai potensi berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan dikembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Usia prasekolah diantara usia 3 (tiga)

Upload: phungdan

Post on 22-May-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anak Prasekolah

Awal masa kanak-kanak, selain mendapat sebutan masa yang

menyulitkan, masa bermain, disebut pula masa aesthetis, yaitu masa

berkembangnya rasa keindahan. Hal ini karena masa prasekolah, panca indera

anak sedang dalam keadaan peka, sehingga perlu dilatih dengan berbagai

permainan yang menarik, yang indah, karena anak senang dengan permainan

yang indah. Para pendidik, memberi sebutan usia prasekolah, karena belum

mempunyai kewajiban mengikuti sekolah formal.

Anak prasekolah mempunyai sifat pembangkang, senang menentang,

sulit diatur, maka orang Jawa menyebut kondisi itu sebagai kemratu-ratu,

yang artinya sifatnya seperti ratu yang senang memerintah. Orang psikolog

menyebutnya tempertantrum, yang artinya luapan kemarahan. Pada masa anak

prasekolah, emosi anak sangat kuat, ditandai dengan tantrum (luapan

kemarahan), ketakutan yang hebat, iri hati.

Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai lima

tahun (Whaley’s & Wong, 2000). Anak prasekolah adalah pribadi yang

mempunyai potensi berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu dirangsang

dan dikembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal.

Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan

mengakibatkan timbulnya masalah. Usia prasekolah diantara usia 3 (tiga)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

8

sampai 5 (lima) tahun bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah

perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang

diperlukan untuk anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan

untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Snowman dalam Patmonodewo (1995) menemukan ciri-ciri anak

prasekolah atau TK, diantaranya:

1. Ciri-ciri fisik

Anak prasekolah mempergunakan ketrampilan gerak dasar (berlari,

berjalan, memanjat, melompat, dan sebagainya) sebagai bagian dari

permainan mereka. Mereka masih sangat aktif, tetapi lebih bertujuan dan

tidak terlalu mementingkan untuk bisa beraktivitas sendiri.

2. Ciri sosial

Pada umumnya anak dalam tahapan ini memiliki satu atau dua

sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya

cenderung kecil dan tidak terlalu teroganisir secara baik, tetapi mereka

mampu berkomunikasi lebih baik dengan anak lain. Anak lebih menikmati

permainan situasi kehidupan nyata, dan dapat bermain bersama dengan

saling memberi serta menerima arahan. Perasaan empati dan simpati

terhadap teman juga berkembang, mampu berbagi dan bergiliran dengan

inisiatif mereka sendiri, anak menjadi lebih sosialis.

3. Ciri emosional

Anak terdorong mengekspresikan emosinya dengan bebas dan

terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan dan iri hati pada anak

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

9

prasekolah sering terjadi. Mereka seringkali memperebutkan perhatian

guru dan berebutan makanan atau mainannya.

4. Ciri kognitif

Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian

besar dari mereka senang berbicara dan sebagian lagi menjadi pendengar

yang baik. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,

kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Anak mampu menangani

secara lebih efektif dengan ide-idenya melalui bahasa, dan mulai mampu

mendeskripsikan konsep-konsep yang lebih abstrak. Mereka

menyesuaikan dan mengubah konsep secara konstan. Contoh, konsep

mereka mengenai waktu menjadi semakin luas. Mereka bisa memahami

hari, minggu, bahkan bulan.

Masa prasekolah merupakan periode kritis untuk efektivitas upaya –

upaya pencegahan dan penanganan tumbuh kembang anak. Berbagai jenis

perkembangan anak dengan berbagai derajatnya sering kali dapat terlihat pada

anak prasekolah. Oleh karena itu, orang tua perlu deteksi dini terhadap

gangguan pada anak untuk dapat segera memberikan rujukan kepada tenaga

professional seperti dokter tumbuh kembang anak, psikologi, ataupun perawat

untuk menangani masalah anak.

Masalah perilaku pada anak pra sekolah banyak terjadi karena tugas-

tugas perkembangan pada suatu periode tertentu tidak terpenuhi sehingga

menimbulkan masalah anak. Mittman dalam Nakita (1981; 2008)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

10

mengemukakan beberapa masalah umum yang terjadi pada anak pada usia

prasekolah:

1. Tidak patuh

Ada 3 bentuk ketidakpatuhan: melakukan instruksi tapi terpaksa,

tidak mau melakukan instruksi, atau sengaja melakukan yang bertolak

belakang dengan instruksi.

Penyebab perilaku tidak patuh antara lain : pola pengasuhan yang

serba membolehkan atau terlalu disiplin, pola pengasuhan yang tidak

konsisten, orang tua yang mengalami stres, ataupun anak terlalu pandai.

2. Tempertantrum

Tempertantrum merupakan kemarahan yang meledak-ledak yang

berupa hilangnya kontrol diri berbentuk menjerit-jerit, memaki, merusak

barang, dan berguling-guling di lantai. Anak yang lebih kecil biasanya

muntah atau mengompol, ada juga yang menyerang orang lain dengan

menyepak dan memukul.

Tempertantrum sering terjadi pada anak usia prasekolah terutama

2-4 tahun ketika anak pertama kali berusaha menunjukkan negativisme

dan kemandiriannya. Setelah lebih besar (5-12 tahun) anak sudah bisa

mengutarakan pikirannya secara verbal sehingga tempertantrum akan

berkurang.

Penyebab tantrum karena reaksi instingtif saat frustrasi, diserang

atau keinginan tidak terpenuhi, meniru, ketidakmampuan mengutarakan isi

hati secara komunikatif.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

11

3. Agresif: verbal atau fisik

Perilaku agresif adalah perilaku yang dapat menimbulkan luka

pada diri sendiri atau orang lain. Agresi bisa berupa agresi fisik seperti

memukul, menyepak, melempar, mendorong, meludahi, dan lain-lain.

Agresi psikis seperti memanggil nama dengan tidak hormat, mengejek,

memerintah, memberi label, bertengkar, dan mengancam.

Anak yang agresif cenderung impulsif, mudah marah, tidak

matang, sukar menerima kritik dan mudah frustrasi. Penyebabnya antara

lain karena frustrasi datam kehidupan sehari-hari atau karena pengaruh

daya khayal anak. Anak yang sering menonton film-film agresif cenderung

lebih agresif daripada anak lain pada umumnya.

4. Menarik diri

Anak yang menarik diri tidak mau terlihat dalam kontak sosial

dengan teman-temannya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh masalah lain

seperti kesulitan bersekolah, gangguan kepribadian, dan masalah-masalah

emosional. Namun bisa juga terjadi anak-anak yang terlalu pandai atau

terlalu kreatif seringkali mengalami masalah ini. Cara berpikir yang

berbeda membuat teman-teman seusianya tidak dapat menerima mereka

sehingga ia terkucilkan.

Anak-anak menarik diri disebabkan oleh rasa takut terhadap orang

lain, kurangnya keterampilan sosial seperti antri, berbagi,

menyumbangkan ide, atau orang tua yang tidak suka pada teman

sebayanya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

12

5. Impulsif

Anak yang impulsif bertindak secara spontan secara mendadak,

memaksa, dan tidak sengaja. Ia tidak memikirkan akibat dari tindakannya.

Anak usia prasekolah masih wajar jika menunjukkan beberapa perilaku

impulsif mengingat kematangan kognitif dan emosinya masih belum

berkembang sepenuhnya. Namun untuk kasus-kasus yang ekstrim,

impulsivitas dapat disebabkan oleh penyebab organik, kecemasan (karena

cemas tidak dapat berpikir rasional), dan pengaruh budaya atau

pengasuhan.

6. Terlalu aktif

Anak yang terlalu aktif biasanya masih bisa mengikuti kegiatan

belajar, namun pada saat tertentu ia menjadi sangat aktif dan jika ditelusuri

penyebabnya bisa dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal

seperti kondisi emosi, kejenuhan belajar, dan kebutuhan akan perhatian

anak. Sedangkan faktor eksternal karena manajemen kelas yang kurang

baik, pelajaran kurang menantang, ataupun karena karakteristik guru.

7. Kurang mampu berkonsentrasi

Beberapa anak kurang mampu berkonsentrasi. Anak yang kurang

mampu berkonsentrasi bisa karena mengalami Gangguan Pemusatan

Perhatian (attention deficit disorder), tetapi juga ada kemungkinan

disebabkan oleh faktor emosional ataupun terlalu banyak minat.

Penyebab kurangnya perhatian antara lain karena gangguan

perkembangan syaraf, temperamen, gangguan perseptual (penglihatan atau

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

13

pendengaran), tidak dapat membedakan antara figur dan latar belakang

(misalnya tidak dapat membedakan mana suara yang bising atau mana

suara guru), tidak dapat memahami keurutan seringkali bingung dan

menjadi tampak seperti tidak memperhatikan. Kecemasan dan rasa tidak

aman, kurangnya kernatangan emosi juga dapat menjadi penyebab

kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian.

8. Suka melamun

Melamun merupakan kegiatan yang wajar pada anak-anak.

Melamun menjadi masalah ketika dilakukan pada saat yang tidak tepat.

Jika anak melamun sampai tidak dapat memperhatikan instruksi guru dan

melaksanakan tugasnya maka melamun menjadi masalah.

Kegiatan melamun berlebihan dapat terjadi ketika realita

kehidupan anak tidak memuaskan sehingga lebih memilih berkhayal

daripada memikirkan kenyataannya.

9. Egois

Anak yang egois hanya peduli dengan dirinya sendiri, hanya

berfokus pada kesejahteraan dirinya sendiri tanpa peduli orang lain. Anak

usia prasekolah umumnya masih egosentris karena dunianya masih

terpusat pada dirinya sendiri, karena merasa dirinya dan dunia sekitarnya

adalah satu.

Penyebab perilaku egois dapat dikarenakan berbagai ketakutan,

seperti takut dekat dengan orang lain, takut ditolak, dan takut perubahan.

Anak yang banyak merasakan ketakutan seringkali memandang berbagai

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

14

perubahan dalam hidupnya sebagai sesuatu yang mengancam dirinya. Ia

memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya dan memahami sudut

pandang orang lain dianggap sebagai suatu perubahan yang menakutkan.

10. Terlalu tergantung

Perilaku ketergantungan meliputi mencari perhatian, kasih sayang

ataun bantuan dari orang lain secara berlebihan. Ciri-ciri terlalu tergantung

antara lain: sering merengek, menangis, sering menyela pembicaraan

orang tua, menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu padahal

sebenarnya ia bisa melakukannya, tidak punya inisiatif, lebih menunggu

bantuan orang dewasa, memerlukan kedekatan fisik, suka mencari

perhatian atau mengharapkan orang tua sering mengawasinya, berbicara

dengannya, melihat apa yang telah dibuatnya. Setelah usia 4 tahun jika

anak masih menangis ketika ditinggal ibunya berarti bahwa ia

menunjukkan perilaku ketergantungan.

Penyebab perilaku ketergantungan adalah adanya penguatan dari

orangtua, rasa bersalah orang tua, pola pengasuhan yang permisif, mencari

perhatian orang tua, perasaan egois, dan perasaan ditolak.

B. Perilaku Tempertantrum

1. Pengertian Tempertantrum

Definisi tantrum menurut Kamus Perkembangan Anak adalah

luapan kemarahan atau kekesalan, dan bisa terjadi pada semua orang.

Namun, saat orang membicarakan tantrum, mereka biasanya

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

15

membicarakan mengenai satu hal spesifik, yaitu luapan kemarahan yang

dilakukan anak kecil. Tempertantrum (untuk selanjutnya disebut tantrum)

sering kali muncul pada anak prasekolah. Tingkah laku ini biasanya

mencapai titik terburuk sekitar usia 18 bulan hingga tiga tahun, dan

kadang masih banyak dijumpai pada anak usia lima sampai enam tahun

(Purnamasari, 2005).

Tantrum adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan masa

kanak-kanak jika dibandingkan dengan rasa takut. Alasannya adalah

karena rangsangan yang menimbulkan rasa marah lebih banyak. Pada anak

usia dini anak-anak mengetahui bahwa kemarahan merupakan cara yang

efekif untuk memenuhi keinginan mereka.

Frekuensi dan intensitas kemarahan yang dialami setiap anak

berbeda-beda. Sebagian anak dapat melawan rangsangan yang

menimbulkan marah secara lebih baik dibandingkan dengan anak lainya.

Kemampuan melawan rangsangan marah pada anak bervariasi, yang

tergantung pada kebutuhan, kondisi fisik dan emosi anak serta usia anak

(Hurlock, 1997).

Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi

berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak dengan ciri-

ciri sebagai berikut: (Ferdinand, 2008)

1. Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.

2. Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.

3. Lambat beradaptasi terhadap perubahan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

16

4. Moodnya (suasana hati) lebih sering negatif.

5. Mudah terprovokasi, mudah merasa marah.

6. Sulit dialihkan perhatiannya.

Ledakan kemarahan (tempertantrum) secara normal menurun

dengan bertambahnya usia, seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Ledakan Kemarahan (temper tantrum)

(J. Macfarlane, L. Allen, and M.P., Honzik : A development study of behavior problems of normal children between twenty-one months

and fourteen years dalam Hurlock, 1997)

Reaksi tantrum secara garis besar dapat dibagi menjadi dua

golongan besar: impulsif dan ditekan (Hurlock, 1997).

a. Reaksi impulsif

Reaksi impulsif biasanya disebut agresi. Reaksi ini dapat berupa reaksi

fisik atau kata-kata, dan dapat ringan atau kuat. Ledakan kemarahan

yang kuat (tempertantrum) adalah khas pada anak kecil. Anak tidak

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

17

ragu-ragu melukai orang lain dengan cara apapun. Ekspresi marah

yang impulsif lebih umum dibandingkan dengan reaksi yang ditahan.

Reaksi impulsif muncul lebih awal dan lebih tidak dapat diterima

secara sosial. Sebagian besar reaksi marah yang impulsive bersifat

menghukum ke luar (extrapunitive), artinya bahwa reaksi itu

ditunjukkan kepada orang lain. Sebagian reaksi marah bersifat

menghukum ke dalam (intrapunitive), artinya bahwa anak – anak

mengarahkan reaksi mereka kepada diri sendiri.

b. Reaksi yang ditekan

Reaksi yang ditekan selalu berada di bawah pengendalian atau ditekan.

Anak-anak mungkin meninjau diri sendiri, yang karenanya mereka

berusaha untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka mungkin

menjadi masa bodoh, memperlihatkan ketidakacuhan, atau kurang

keberanian. Perilaku semacam ini disebut impunitive atau

membebaskan dari hukuman. Anak mungkin menganggap bahwa

perlawanan adalah sia-sia, bahwa lebih baik mereka merasa frustasi

atau menyembunyikan kemarahan daripada mengekspresikan

kemarahan. Reaksi marah ditunjukkan dengan cara bersikap menderita,

cemberut, mengasihi diri sendiri, atau mengancam.

2. Manifestasi Tantrum

Tantrum termanifestasi dalam berbagai perilaku. Berikut adalah beberapa

contoh perilaku tantrum menurut tingkatan usia (Ferdinand, 2008) :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

18

a. Di bawah usia 3 tahun

Pada anak usia 3 tahun tantrum termanifestasi dalam perilaku

menangis, menggigit, memukul, menendang, menjerit, dan melempar

barang.

b. Usia 3-4 tahun

Pada anak usia 3-4 tahun tantrum termanifestasi dalam perilaku seperti

perilaku anak usia 3 tahun ditambah, menghentak-hentakkan kaki,

berteriak-teriak, dan merengek.

c. Usia 5 tahun ke atas

Pada anak usia 5 tahun keatas tantrum termanifestasi dalam perilaku

seperti kategori anak usia dibawah 3 tahun, 3-4 tahun ditambah

memaki, menyumpah, memukul kakak, adik atau teman, mengkritik

diri sendiri, memecahkan barang dengan sengaja, dan mengancam.

3. Jenis – Jenis Tantrum Pada Anak

Menurut Stanley Turecki, M.D dalam Naila (2009) seorang psikiatris

anak dan keluarga yang juga diplomat dari The American Board of

Psychiatry and Neurology, membagi tantrum menjadi dua jenis, yaitu:

a. Manipulatif tantrum

Manipulatif tantrum yaitu tantrum akibat kemauan anak tidak dituruti.

Misalnya anak minta dibelikan permen di supermarket tetapi tidak

dituruti orang tua. Anak menjadi tantrum karena tidak dituruti

keinginannya. Orang tua merasa malu karena perilaku anak tersebut,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

19

dan terpaksa membelikan permen. Anak akan salah persepsi dan

menganggap bahwa jika dia tantrum, keinginan anak akan terpenuhi.

b. Temperamental tantrum

Temperamental tantrum yaitu tantrum karena temperamen anak tidak

dipahami. Misalnya anak yang tantrum karena disuruh mandi saat anak

masih asyik bermain boneka. Anak tidak bisa dipaksa melakukan

kegiatan yang tidak diinginkanya. Akan tetapi orang tua tidak mengerti

kondisi anak, dan tetap memaksa anak. Akhirnya anak akan tantrum

agar orang tua bisa memahami anak.

Begitu pentingnya orang tua memahami temperamen anak. Hal ini

karena kesehatan anak bukan hanya fisik, tetapi juga psikis. Jika

temperamen anak tidak dipahami orangtuanya, anak bisa mengalami

stress hingga depresi yang sepertinya sakit secara fisik, tetapi jika

diperiksakan dokter tidak menemukan apapun diagnosa apapun. Itu

sebabnya, para dokter anak yang memahami temperamen anak, bisa

memberikan saran dan nasehat bagi para orang tua anak tersebut.

4. Faktor – Faktor Tantrum

Ada berbagai faktor penyebab yang mempengaruhi anak sehingga anak tak

mampu mengendalikan emosinya dan menjadi tantrum. Diantaranya

adalah faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor orang tua dan faktor

lingkungan (Lyness, 2009).

a. Faktor Fisiologis

Penyebab fisiologis dapat muncul ketika anak merasa lelah karena

bermain, mengantuk, lapar atau ketika anak sedang sakit. Pada saat ini

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

20

anak menjadi kesal karena kebutuhannya tidak terpenuhi sedangkan

anak belum mampu mengungkapkannya secara lisan kepada orang tua.

Emosi anak memuncak ketika orang tua tidak mampu memahami apa

yang dibutuhkannya. Akhirnya anak menjadi marah, dan menangis.

b. Faktor Psikologis

Penyebab psikologis dapat terjadi karena anak mengalami kegagalan

dalam melakukan sesuatu dan menjadi emosi akibat kegagalan

tersebut. Keadaan ini dapat semakin parah jika orang tua atau keluarga

anak selalu membandingkan kemampuan anak dengan orang lain.

Demikian juga orang tua yang memiliki tuntutan tinggi terhadap anak

akan memicu kejengkelan dan menjadi kemarahan yang tidak

terkendali.

c. Faktor Orang Tua

Cara orang tua mengasuh anak juga berperan untuk menyebabkan

tantrum. Anak yang dimanjakan dan selalu mendapatkan yang

diinginkan, bisa tantrum ketika permintaannya ditolak. Bagi anak yang

terlalu dilindungi dan didominasi oleh orang tuanya, anak bisa menjadi

bereaksi menentang dominasi orang tua dengan perilaku tantrum.

Orang tua yang mengasuh secara tidak konsisten juga bisa

menyebabkan anak tantrum.

d. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga turut berperan dalam menciptakan tantrum

pada anak. Lingkungan keluarga maupun lingkungan luar rumah sama

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

21

besar pengaruhnya. Tantrum yang paling sering terjadi adalah ketika

anak melihat orang tuanya mengungkapkan kemarahannya secara

negatif, maka akan terekam pada anak dan membayangi pikiran anak.

Lingkungan luar rumah juga mempengaruhi anak tantrum. Anak yang

terbiasa melihat tetangga marah-marah, maka akan mempengaruhi

perkembangan emosi anak pula.

5. Mencegah Terjadinya Tantrum

Temper tantrum dapat dicegah dengan cara sederhana dan

bijaksana. Misalnya dengan memberi kesempatan pada anak untuk

bermain dan mengekspresikan keinginannya secara wajar. Jika belum

mampu mengungkapkan secara lisan usahakan agar anak mampu

mengungkapkan dengan isyarat. Orang tua harus memahami apa yang

menjadi kebutuhan anak, jangan terlalu mengekang namun berikan

kepercayaan bahwa anak mampu bermain dan bergaul dengan baik.

Kemampuan anak dalam mengungkapkan keinginan baik dengan

isyarat maupun lisan bisa dilatih sedikit demi sedikit. Dan ketika anak

sudah terlatih dalam hal ini, maka tempertantrum tidak akan terjadi. Begitu

juga saat anak sudah bisa diajak berkomunikasi, berikan pengertian dan

penjelasan kepada anak dari hati ke hati. Berbicara dengan ucapan yang

lembut dan tegas akan membuat anak tenang dan tidak merasa seperti

dimarahi. Anak yang sudah terbiasa berkomunikasi dengan baik biasanya

mudah mengerti dan memahami.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

22

Namun bila suatu anak kita mengalami tempertantrum di tempat

umum, hal yang mesti dilakukan adalah menjaga emosi. Mungkin kita

akan merasa malu dilihat oleh banyak orang, tetapi bertindak gegabah dan

memarahi anak dengan emosi tidak terkendali akan membuat kita lebih

malu lagi.

Untuk menjadi orang tua yang baik salah satu cara diantaranya

adalah menghindari kekerasan dengan anak. Orang tua yang sering marah

dihadapan anak akan terekam dalam pikiran anak. Keadaan yang demikian

dapat berpengaruh pada perkembangan emosi anak (Meadow, 2002).

6. Menangani Anak yang Sedang Mengalami Tantrum

Dalam buku Tantrums Secret to Calming the Storm (La Forge:

1996) banyak ahli perkembangan anak menilai bahwa tantrum adalah

suatu perilaku yang masih tergolong normal yang merupakan bagian dari

proses perkembangan, suatu periode dalam perkembangan fisik, kognitif

dan emosi anak. Sebagai bagian dari proses perkembangan, episode

tantrum pasti berakhir (Ferdinand, 2008).

Beberapa hal positif yang bisa dilihat dari perilaku Tantrum adalah

bahwa dengan tantrum anak ingin menunjukkan independensinya,

mengekpresikan individualitasnya, mengemukakan pendapatnya,

mengeluarkan rasa marah dan frustrasi dan membuat orang dewasa

mengerti kalau mereka bingung, lelah atau sakit.

Namun demikian bukan berarti bahwa tantrum sebaiknya harus

dipuji dan disemangati (encourage). Jika orangtua membiarkan tantrum

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

23

berkuasa (dengan memperbolehkan anak mendapatkan yang

diinginkannya setelah ia tantrum) atau bereaksi dengan hukuman-hukuman

yang keras dan paksaan-paksaan, maka berarti orang tua sudah

menyemangati dan memberi contoh pada anak untuk bertindak kasar dan

agresif. Sebaiknya orang tua memberikan pendekatan positif pada anak,

misalnya dengan memberikan pujian, dan penghargaan yang lebih banyak

dibandingkan hukuman (Meadow, 2009).

Menurut Aliza (2005), jika tantrum tidak bisa dicegah dan tetap

terjadi, maka beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua

adalah :

a. Memastikan segalanya aman

Jika tantrum terjadi di muka umum, pindahkan anak ke tempat yang

aman untuk melampiaskan emosi. Selama tantrum (di rumah maupun

di luar rumah), jauhkan anak dari benda-benda, baik benda-benda yang

membahayakan dirinya. Jika selama tantrum anak menyakiti teman

maupun orangtuanya sendiri, jauhkan anak dari teman tersebut dan

jauhkan diri orang tua dari anak.

b. Orangtua harus tetap tenang, berusaha menjaga emosinya sendiri agar

tetap tenang. Jaga emosi jangan sampai memukul dan berteriak-teriak

marah pada anak.

c. Tidak mengacuhkan tantrum anak

Selama tantrum berlangsung, sebaiknya tidak membujuk-bujuk, tidak

berargumen, tidak memberikan nasihat-nasihat moral agar anak

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

24

menghentikan tantrumnya, karena anak tidak akan menanggapi /

mendengarkan. Usaha menghentikan tantrum seperti itu, anak akan

semakin lama tantrumnya dan meningkat intensitasnya. Cara yang

terbaik adalah membiarkannya. Tantrum justru lebih cepat berakhir

jika orang tua tidak berusaha menghentikannnya dengan rayuan atau

paksaan.

d. Jika perilaku tantrum dari menit ke menit bertambah buruk dan tidak

berakhir, selama anak tidak memukul-mukul, peluk anak dengan rasa

cinta

7. Menangani Anak Pasca Tantrum

Saat tantrum anak sudah berhenti, seberapa pun parahnya ledakan

emosi yang telah terjadi tersebut, janganlah diikuti dengan hukuman,

nasihat-nasihat, teguran, maupun sindiran. Anak jangan diberikan hadiah

apapun, dan anak tetap tidak boleh mendapatkan apa yang diinginkan (jika

tantrum terjadi karena menginginkan sesuatu). Orang tua tetap tidak

memberikan apa yang diinginkan anak, orang tua akan terlihat konsisten

dan anak akan belajar bahwa ia tidak bisa memanipulasi orangtuanya.

Berikanlah rasa cinta dan rasa aman kepada anak. Ajak anak,

membaca buku atau bermain sepeda bersama. Tunjukkan kepada anak,

sekalipun ia telah berbuat salah, sebagai orang tua tetap mengasihinya.

Setelah tantrum berakhir, orang tua perlu mengevaluasi mengapa

sampai terjadi tantrum. Apakah benar-benar anak yang berbuat salah atau

orang tua yang salah merespon perbuatan/keinginan anak. Evaluasi juga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

25

anak tantrum apakah karena anak merasa lelah, frustrasi, lapar, atau sakit.

Berpikir ulang ini perlu, agar orang tua bisa mencegah tantrum berikutnya

(Hames, 2005).

Jika anak yang dianggap salah, orang tua perlu berpikir untuk

mengajarkan kepada anak nilai-nilai atau cara-cara baru agar anak tidak

mengulangi kesalahannya. Kalau memang ingin memberi nasihat, jangan

dilakukan setelah tantrum berakhir, tapi lakukan ketika keadaan sedang

tenang dan nyaman bagi orang tua dan anak. Waktu yang tenang dan

nyaman adalah ketika tantrum belum dimulai, bahkan ketika tidak ada

tanda-tanda akan terjadi tantrum. Saat orang tua dan anak sedang gembira,

tidak merasa frustrasi, lelah dan lapar merupakan saat yang ideal.

C. Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh

Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan

orang tua yang diterapkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan

anak adalah bagian penting dan mendasar, menyiapkan anak untuk

menjadi masyarakat yang baik. Terlihat bahwa pengasuhan anak menunjuk

kepada pendidikan umum yang ditetapkan. Pengasuhan terhadap anak

berupa suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak. Interaksi

tersebut mencakup perawatan seperti dari mencukupi kebutuhan makan,

mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun mensosialisasi yaitu

mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

26

Mengasuh anak dapat menjadi sesuatu yang menantang, tetapi

membutuhkan waktu dan energi ekstra, dan strategi-strategi baru untuk

mengasuh anak yang sulit dikendalikan secara efektif. Belajar cara-cara

baru mengasuh anak mungkin sulit dilakukan, tetapi orang tua harus

berusaha mencurahkan usaha untuk mengurusi anak (Drew, 2006).

2. Tipe Pola Asuh

Pola asuh orang tua mempengaruhi seberapa baik anak membangun nilai-

nilai dan sikap-sikap anak yang bisa dikendalikan. Baimruind, pakar

perkembangan anak telah mengelompokkan pola asuh kedalam empat tipe:

bisa diandalkan, otoriter, permisif, dan campuran (Drew, 2006).

a. Pola Asuh Bisa Diandalkan

Orang tua yang bisa diandalkan menyeimbangkan kasih sayang

dan dukungan emosional dengan struktur dan bimbingan dalam

membesarkan anak-anak mereka. Orang tua tipe ini memperlihatkan

cinta dan kehangatan kepada anak. Mereka harus mendengarkan secara

aktif dan penuh perhatian, serta menyediakan waktu bertemu yang

positif secara rutin dengan anak. Orang tua tipe bisa diandalkan

membiarkan anak untuk menentukan keputusan sendiri dan

mendorong anak untuk membangun kepribadian.

Orang tua yang bisa diandalkan menyadari bahwa beberapa

sikap yang sulit dikendalikan pada anak pasti diimbangi dengan sikap

positif. Seseorang anak keras kepala yang sering membantah juga

dapat menjadi anak yang gigih, fokus, dan selalu menuntaskan tugas

mereka. Intinya, pola asuh yang bisa diandalkan melibatkan ras hormat

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

27

kepada anak sebagai individu unik yang bisa diterima dan dicintai

bahkan ketika anak bersikap tidak normal.

Anak-anak dari orang tua yang bisa diandalkan cenderung

memiliki kebanggaan diri yang sehat, hubungan positif dengan

sebayanya, percaya diri, dan sukses. Anak-anak ini juga memiliki

masalah emosional yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak

yang dibesarkan dengan tipe pola asuh lain. Anak mampu mengatasi

stres dengan baik, berjuang mencapai tujuan, dan mengendalikan diri

terhadap amarah.

b. Pola Asuh Otoriter

Orang tua otoriter menekankan batasan dan larangan di atas

respon positif. Orang tua sangat menghargai anak yang patuh terhadap

perintah orang tua dan tidak melawan. Orang tua tipe ini cenderung

untuk menentukan peraturan tanpa berdiskusi dengan anak terlebih

dahulu. Mereka tidak mempertimbangkan harapan-harapan dan

kehendak hati anak. Hukuman sebagai penegak kedisiplinan dan

amarah diterapkan pada tipe orang tua otoriter.

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak dari orang tua

otoriter bisa menjadi pemalu, penuh ketakutan, menarik diri, dan

berisiko terkena depresi. Anak bisa menjadi sulit membuat keputusan

untuk diri anak karena sudah biasa diperintah apa yang harus

dikerjakan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

28

c. Pola Asuh Permisif

Orang tua tipe permisif tidak memberikan struktur dan batasan

yang tepat bagi anak. Orang tua tipe ini cenderung mempercayai

bahwa ekspresi bebas dari keinginan hati dan harapan sangatlah

penting bagi perkembangan psikologis. Orang tua menyembunyikan

ketidaksabaran, kemarahan, atau kejengkelan pada anak. Ketika orang

tua menentukan peraturan, batasanya cederung tidak jelas dan

diterpkan secara tidak konsisten,

Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua tipe permisif

biasanya menjadi anak yang manja. Anak cenderung menuntut, kurang

percaya diri, dan kurang bisa mengendalikan diri. Anak senang bila

keinginan dipenuhi, tetapi mudah marah ketika keinginannya tidak

dipenuhi.

d. Pola asuh campuran

Pola asuh campuran orang tua tidak konsisten dalam mengasuh

anak. Orang tua terombang-ambing antara tipe bisa diandalkan,

otoriter, atau permisif. Orang tua mungkin menghadapi sikap anak dari

waktu ke waktu dengan cara berbeda. Contohnya, orang tua bisa

memukul anaknya ketika anak menolak perintah orang tua, pada

kesempatan lain orang tua mengabaikan anak bila anak melanggar

perintah orang tua.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

29

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh

Adapun faktor yang mempengaruhi pola asuh anak adalah

(Edward, 2006):

a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalamannya

sangat berpengaruh dalam mengasuh anak.

b. Lingkungan

Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak

mustahil jika lingkungan juga ikut mewarnai pola-pola pengasuhan

yang diberikan orang tua terhadap anak.

c. Budaya

Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oelh

masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat

disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut

dianggapnya berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang

tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan

baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam

mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam

memberikan pola asuh terhadap anaknya.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

30

D. Kerangka Teori

Skema 2.2 Kerangka Teori (Sumber : Lyness, 2009 & Ferdinand, 2008)

E. Kerangka Konsep

Skema 2.3 Kerangka Konsep

Faktor fisiologis: 1. Lelah 2. Mengantuk 3. Lapar 4. Sakit

Faktor psikologis 1. Kegagalan anak 2. Tuntutan orang tua

Faktor orang tua: 1. Pola asuh orang tua

Faktor lingkungan: 1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan luar

rumah

Perilaku Tantrum

Variabel Independen Variabel Dependen

Pola Asuh Orang Tua Perilaku Tantrum

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Anak Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-nikkenjaya... · Penyebab perilaku tidak ... Anak-anak menarik diri disebabkan

31

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

Variabel independen pada penelitian ini adalah pola asuh. Pola asuh

merupakan sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel

terikat), yaitu tempertantrum. Dapat dikatakan bahwa pola asuh adalah

variabel yang mempengaruhi variabel tantrum.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitisn ini adalah tempertantrum, variabel

tersebut dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel pola asuh

(Nursalam, 2003).

G. Hipotesis

Hipotesa penelitian ini adalah Ada hubungan antara pola asuh orang tua

dengan perilaku tempertantrum pada anak prasekolah.