bab ii tinjauan pustaka a. kemandirian 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/eka kristiawan...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian kemandiran Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan sehingga individu mampu berfikir dan bertindak sendiri (Mu’tadin, 2002). Menurut lie dan Prasasti (2004), kemandirian merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya. Menurut Parker (2005) kemandirian dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak bergantung pada otoritas dan tidak membutuhkan arahan secara penuh, 2. Kemandirian perilaku hidup bersih dan sehat lansia Pola hidup sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup sehat (Suratno & Rismiati, 2001). Fungsi kemandirian pada lansia mengandung pengertian yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya, 9 9 Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Upload: donhi

Post on 03-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemandirian

1. Pengertian kemandiran

Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh

secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus

belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi

dilingkungan sehingga individu mampu berfikir dan bertindak sendiri

(Mu’tadin, 2002).

Menurut lie dan Prasasti (2004), kemandirian merupakan

kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sesuai

dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.

Menurut Parker (2005) kemandirian dapat diartikan sebagai suatu

kondisi dimana seseorang tidak bergantung pada otoritas dan tidak

membutuhkan arahan secara penuh,

2. Kemandirian perilaku hidup bersih dan sehat lansia

Pola hidup sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

sehat (Suratno & Rismiati, 2001). Fungsi kemandirian pada lansia

mengandung pengertian yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk

tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya,

9 9

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

10

semuanya dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka

memenuhi kebutuhannya (Alimul, 2004).

Menurut Kotler (2002), pola hidup sehat adalah gambaran dari

aktivitas atau kegiatan seseorang yang di dukung oleh keinginan dan

minat, serta bagaimana pikiran seseorang dalam menjalaninya dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali

dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan

mampu mempraktekkan PHBS melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),

bina suasana (Sosial Suport) dan pemberdayaan masyarakat

(Empowerment). Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah Tangga,

PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS

Tempat-tempat Umum (DepKes, 2009).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian PHBS

lansia adalah suatu kegiatan yang telah dapat dilakukan oleh lansia sendiri

tanpa bantuan orang lain dalam berperilaku hidup bersih dan sehat

3. Pola hidup bersih dan sehat lansia

Pola hidup sangat mempengaruhi penampilan untuk menjadi awet

muda dan panjang umur atau sebaliknya. Mengatur pola makan setelah

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

11

berusia 40 tahun keatas, sangatlah penting. Asupan gizi seimbang sangat

diperlukan tubuh jika ingin awet muda dan berusia lanjut dalam keadaan

tetap sehat. Tidak dapat disangkal, banyak kendala yang dihadapi manusia

saat memasuki pertambahan usia dan mulai menua. Terutama bila sejak

muda tidak menerapakan pola hidup sehat atau sudah terserang beragam

penyakit seperti stroke, hipertensi, jantung, dan sebagainya. Bahkan

ketajaman penglihatan manusia sudah berkurang sejak berusia 40 tahun.

Kemampuan tersebut berkurang terutama untuk melihat jarak dekat

sehingga memerlukan kaca mata berlensa cembung. Keadaan ini tidak

dapat dihindari, namun mudah diatasi dengan menggunakan kacamata.

Penyebabnya bisa bermacam-macam namun lebih sering karena ketuaan

itu sendiri dan akibat hipertensi (Hanata, 2010).

4. Lima Pesan Dasar Cara hidup Sehat

Pesan kesehatan yang disampaikan terutama menyangkut pola

hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya yang bisa diterapkan oleh

lansia sesuai usianya. Secara singkat ada 5 (lima) pesan mendasar yang

perlu diupayakan dalam pembinaan hidup sehat bagi usia lanjut (DepKes,

2009):

a) Mencuci Tangan dan Menggosok Gigi dengan Bersih

Memberitahu cara mencuci tangan, sebelum dan setelah melakukan

kegiatan. Menyampaikan teknik menggosok gigi yang baik dan benar,

sebanyak dua kali sehari.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

12

b) Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi

Menganjurkan agar berhati-hati mengkonsumsi makanan dan

minuman. Menghimbau lansia untuk mengkomsumsi makanan 4 sehat

5 sempurna.

c) Menjaga Kebersihan Lingkungan

Membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia.

d) Melakukan Olahraga Secara Teratur

Melalui pembinaan oleh kader, lansia dapat melaksanakan senam

kesegaran jasmani (SKJ).

e) Mengatur Waktu Istirahat dengan Baik

Membiasakan diri untuk istirahat dan tidur malam secara teratur

5. Tingkatan kemandirian

Lovinger dikutip oleh Yuliana (2009), tingkat kemandirian adalah sebagai

berikut :

a. Tingkat impulsif dan melindungi

Adalah sikap cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati dan

mencari keadaan yang mengamankan diri. Ciri-ciri tingkatan pertama

ini adalah :

1) Peduli kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari

interaksinya dengan orang lain.

2) Mengikuti aturan oportunistik (orang yang suka memanfaatkan

orang lain) dan hedonistik (orang yang suka hidupnya untuk

senang-senang tanpa tujuan yang jelas).

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

13

3) Berpikir tidak logis dan tertegun pada cara berpikir tertentu

4) Cenderung melihat kehidupan sebagai zero sum game

5) Cenderung mmenyalahkan dan mencela orang lain serta

lingkungannya.

b. Tingkat komformistik

Ciri tingkatan kedua ini adalah :

1) Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial

2) Cenderung berpikir stereotif (angggapan) dan klise (tidak nyata)

3) Peduli akan komformitas (orang yang ahti-hati dalam mengambil

keputusan) terhadap aturan eksternal.

4) Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.

5) Menyamarkan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya intropeksi

6) Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal

7) Takut tidak diterima kelompok

8) Tidak sensitif terhadap ke individu

9) Merasa berdosa jika melanggar aturan

c. Tingkat sadar diri

Adalah merasa tahu dan ingat pada keadaan diri sebenarnya. Ciri-ciri

tingkatan ketiga adalah :

1) Mampu berpikir alternatif dan memikirkan cara hidup

2) Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada

3) Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi

4) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

14

5) Penyesuaian terhadap situasi dan peranan

d. Tingkat seksama (conscientious)

Seksama berarti cermat, teliti. Ciri-ciri tingkatan keempat ini adalah :

1) Bertindak atas dasar nilai-nilai internal

2) Mampu melihat dari berbagai pembuatan pilihan dan pelaku

tindakan

3) Mampu melihat keragaman emosi, motif dan perpestik diri sendiri

maupun orang lain.

4) Sadar akan tanggung jawab dan mampu melakukan kritik dan

penilaian diri.

5) Peduli akan hubungan mutualistik (hubungan saling

menguntungkan).

6) Memiliki tujuan jangka panjang

7) Cenderung meilhat peristiwa dalam konteks sosial

8) Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis.

e. Tingkat individualistik

Adalah keadaan atau sifat-sifat khusus sebagai individu dari semua

ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang membedakannya dari orang

lain. Ciri-ciri tingkatan kelima adalah :

1) Peningkatan kesadaran individualistik

2) Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan

ketergantungan.

3) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

15

4) Mengenal eksistensi perbedaan individual

5) Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan

6) Mampu membedakan kehidupan internal dengan eksternal dirinya.

f. Tingkat mandiri

Adalah suatu sikap mampu berdiri sendiri. Ciri-ciri tingkatan keenam

ini adalah :

1) Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.

2) Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri

maupun orang lain

3) Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosisal.

4) Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertetangan.

5) Toleran terhadap ambiguitas (keadaan yang sama atau mirip dalam

seseorang)

6) Peduli terhadap pemenuhan diri.

7) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal.

8) Respon positif terhadap kemandirian orang lain.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lansia

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian lansia adalah

usia, imobilisasi dan mudah jatuh (Luechnotte, 1996).

Menurut Parker dalam Suhartini (2004), faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kemandirian lansia adalah sebagai berikut :

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

16

a. Tanggung jawab

Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu

dan diminta pertanggung jawaban atas hasil kerjanya. Misalnya lansia

diberi tanggung jawab yang dimulai dengan tanggung jawab untuk

mengurus dirinya sendiri. Lansia yang diberi tanggung jawab sesuai

dengan kondisinya akan merasa dipercaya, berkompeten dan dihargai.

b. Mandiri

Percaya diri dan mandiri adalah dua hal yang saling menguatkan.

Semakin lansia dapat mandiri, dia akan semakin mampu mengelola

kemandirian, kemudian mengembangkan kemandirian. Keluarga

harus memberikan kesempatan dan waktu agar lansia bisa memiliki

tugas-tugas yang praktis, mereka harus memahami metode atau cara

bagaimana cara menyelesaikannya dan bagaimana menghadapi

frustasi yang tidak bisa dihindarkan.

c. Pengalaman praktis dan akal sehat yang relevan

Akal yang sehat berkembang melalui pengalaman yang praktis dan

relevan. Seseorang yang memiliki kemandirian akan memahami

diantaranya mampu untuk:

1) Memenuhi kebutuhan makan untuk dirinya sendiri.

2) Membuat keputusan rasional bagaimana membelanjakan uang

sesuai kebutuhan.

3) Menggunakan sarana transportasi umum dan menyebrang jalan

4) Kreasi secara cepat dan tepat dalam berbagai situasi darurat

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

17

d. Otonom

Merupakan kemampuan untuk menentukan arah sendiri (self

determination) yang berarti mampu mengendalikan atau mengetahui

atau mempengaruhi apa yang terjadi pada dirinya.

e. Kemampuan memecahkan masalah

Dengan adanya dukungan dan arahan yang memadai, lansia akan

terdorong untuk mecari jalan keluar bagi persoalan-persoalan yang

mereka alami.

f. Kebutuhan akan kesehatan yang baik

Olah raga dan berbagai aktifitas fisik adalah penting untuk

mengembangkan atau meningkatkan proses koordinasi yang baik dan

kebugaran. Kita semua tahu bahwa latihan dapat memberi keuntungan

dan berpengaruh terhadap kesehatan kita dan kebahagiaan secara

umum. Latihan dapat memberi energi yang baru dan dianggap dapat

meingkatkan sikap dan motivasi kita, maka jika tubuh kita bugar, kita

akan memiliki stamina yang labih baik.

g. Support sosial

Support sosial bagi lansia terdiri dari tiga komponen yaitu :

1) Jaringan-jaringan informal meliputi keluarga dan kawan-kawannya.

2) Sistem pendukung formal meliputi tim keamanan sosial setempat,

program-program medikasi dan kesejahteraan sosial.

3) Dukungan-dukungan semiformal meliputi bantuan-bantuan dan

interaksi sosial yang disediakan oleh organisasi lingkungan sekitar.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

18

B. Lansia

1. Pengertian

Teori Genetik dan Mutasi menyebutkan bahwa menua terjadi

sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul atau

DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Menua ini

terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan

tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres

menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai (Sikhan, 2009).

Menurut (Nugroho 2000) menyebutkan bahwa pengertian usia

lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih.

Keliat (1999) dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada

daur kehidupan manusia.

2. Perubahan-perubah pada lansia

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan

masalah baik secara fisik, biologis, mental, maupun sosial ekonomi.

Semakin lanjut usia, mereka akan mengalami kemunduran terutama di

bidang kemampuan fisik sehinggga mengakibatkan timbulnya gangguan

dalam hal mencukupi kebutuhan sehari-harinya (ADL) yang berakibat

dapat meningkatkan ketergantungan untuk memerlukan bantuan orang

lain (Nugroho, 2008).

Menurut Hermanti (2014) bahwa memasuki usia tua berarti

memasuki periode dimana organisme mengalami usia kemunduran.

Lansia mengalami perubahan fisiologis fungsi panca indra berupa

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

19

gangguan pendengaran. Perubahan yang terjadi dapat mengakibatkan

keterbatasan lansia dalam melaksanakan Aktivitas Hidup Sehari-hari.

Kemampuan Aktivitas Hidup Sehari-hari lansia dapat diukur dengan

menggunakan indeks Barthel, meliputi pengendalian rangsang BAB,

BAK, membersihkan diri, penggunaan jamban/toilet, makan, transfer,

mobilitas, berpakaian, naik turun tangga dan mandi.

Menurut Nugroho (2000) perubahan-perubahan yang terjadi pada

lansia yaitu sebagai berikut:

a. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh

terjadinya proses degeneratif yang meliputi :

1) Sel terjadi perubahan menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar

ukurannya, serta berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya

intraseluler.

2) Sistem persyarafan terjadi perubahan berat otak 10-20, lambat dalam

respon dan waktu untuk bereaksi dan mengecilnya syaraf panca indera

yang menyebabkan berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,

menurunnya sensasi perasa dan penciuman sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan misalnya glukoma dan

sebagainya. Menurunnya kemampuan otak dalam menyerap vitamin

B12, yang berperan dalam proses kerja otak. Sehingga dalam

penerimaan stimulus dari luar lambar, daya ingat menurun, degenerasi

sel-sel otak, menurun kognisi dan menurunnya tingkat intelektual. Hal

tersebut akan menyebabkan perilaku bersih dan sehat menjadi kurang

mandiri.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

20

3) Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran

pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang

tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada

usia di atas umur 65 tahun dan pendengaran bertambah menurun pada

lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stress. Hilangnya

kemampuan pendengaran meningkat sesuai dengan proses penuaan dan

hal yang seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat

disembuhkan dan berkaitan dengan efek-efek kolateral seperti

komunikasi yang buruk dengan pemberi perawatan, isolasi, paranoia

dan penyimpangan fungsional.

4) Sistem penglihatan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap

sinar, kornea lebih terbentuk spesies, lensa lebih suram sehingga

menjadi katarak yang menyebabkan gangguan penglihatan,

hilangnya daya akomodasi, meningkatnya ambang pengamatan

sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah

melihat dalam cahaya gelap, menurunnya lapang pandang sehingga

luas pandangnya berkurang luas.

5) Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding aorta

menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan

jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur

20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume

kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya efektivitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur

ke duduk, duduk keberdiri bisa mengakibatkan tekanan darah

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

21

menurun menjadi mmHg yang mengakibatkan pusing mendadak,

tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi

dari pembuluh darah perifer.

b. Perubahan mental

Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala memori

cocok dengan keadaan yang disebut pikun tua, akhir-akhir ini lebih

cenderung disebut kerusakan memori berkenaan dengan usia atau

penurunan kognitif berkenaan dengan proses menua. Pelupa merupakan

keluhan yang sering dikemukakan oleh manula, keluhan ini di anggap

lumrah dan biasa oleh lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari

peneliti cross sectional dan logitudional didapat bahwa kebanyakan,

namun tidak semua lansia mengalami gangguan memori, terutama

setelah usia 70 tahun, serta perubahan IQ (intelegentia quotient) tidak

berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal,

berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi

perubahan daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari factor

waktu.

c. Perubahan-perubahan psikososial

Meliputi pensiun, nilai seseoarang sering di ukur oleh produktivitasnya

dan identitas di kaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seorang

pension (purna tugas) ia akan mengalami kehilangan financial, status,

teman dan pekerjaan. Merasakan sadar akan kematian, semakin lanjut

usia biasanya mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

22

kehidupan akhirat dan lebih mementingkan kematian itu sendiri serta

kematian dirinya, kondisi seperti ini benar khususnya bagi orang yang

kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk, pada waktu

kesehatannya memburuk mereka cenderung untuk berkonsentrasi pada

masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh perasaan seperti itu, hal

ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang lebih muda,

dimana kematian mereka tampaknya masih jauh dan arena itu mereka

kurang memikirkan kematian.

d. Perubahan psikologis

Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai

sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, antara

lain penurunan badaniah atau dalam kebingungan untuk

memikirkannya. Dalam hal ini di kenal apa yang di sebut

disengagement theory, yang berarti ada penarikan diri dari masyarakat

dan diri pribadinya satu sama lain. Pemisahan diri hanya dilakukan baru

dilaksanakan hanya pada masa-masa akhir kehidupan lansia saja. Pada

lansia yang realistik dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru.

Karena telah lanjut usia mereka sering dianggap terlalu lamban, dengan

gaya reaksi yang lamban dan kesiapan dan kecepatan bertindak dan

berfikir yang menurun. Daya ingat mereka memang banyak yang

menurun dari lupa sampai pikun dan demensia, biasanya mereka masih

ingat betul peristiwa-peristiwa yang telah lama terjadi, malahan lupa

mengenal hal-hal yang baru terjadi.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

23

3. Batasan usia lansia

Menurut WHO dalam Efendi (2009) dalam bukunya mmengatakan

organisasi kesehatan dunia batasan-batasan lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan yaitu kelompok umur 45 sampai dengan umur 59

tahun.

b. Lanjut usia (elderly) yaitu umur antara 60 sampai dengan umur 74

tahun.

c. Lanjut usia tua (old) yaitu umur antara 75 sampai dengan 90 tahun.

d. Usia sangat tua, yaitu umur 90 tahun keatas.

4. Masalah pada lansia

Masalah-masalah pada lansia antara lain, mudah jatuh, mudah

lelah, kekacauan mental akut, nyeri dada, sesak nafas pada waktu

melakukan kerja fisik, berdeba-debar, pembengkakan kaki bagian bawah,

nyeri punggung bawah atau pinggang, nyeri pada sendi pinggul, berat

badan menurun, mengompol, gangguan penglihatan, gangguan

pendengaran, gangguan tidur, keluhan pusing, keluhan dingin dan

kesemutan, serta mudah gatal. (Bandiyah, 2009).

Penyakit yang menonjol pada lansia yaitu: 1) gangguan pembuluh

darah : dari hipertensi sampai stroke, 2) gangguan metabolik ; DM, 3)

gangguan persendian: artrirtis, sakit punggung, dan terjatuh, 4) gangguan

sosial : kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi lagi

(Nugroho, 2000).

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

24

Secara umum tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranya

dapat dijalankan adalah sebagai berikut: 1) hindari berat badan yang

terlalu berat, 2) kurangi makan dan memilih makanan yang sesuai, 3)

olahraga teratur, 4) menghindari penyakit jantung iskemik: merokok, 5)

menghindari timbulnya kecelakaan, 6) tindakan mengisi kehidupan,7)

mempersiapkan pensiun, 8) melakukan pemeriksaan kesehatan secara

berkala ( Setiabudhi & Hardywinoto, 2005).

C. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan (Friedman, 2003).

Menurut Setiawati (2008) keluarga adalah sebuah kelompok yang

terdiri dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan

kekerabatan yang terdiri dari ayah, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.

Sarwono (2003) mengungkapkan dukungan adalah suatu upaya

yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk

memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Dukungan

keluarga juga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-

orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang

berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

25

emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal

ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa

lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan

pada dirinya (Smet, 1994).

Sehingga dapat disimpulkan pengertian dukungan keluarga adalah

suatu bentuk dukungan berupa tindakan ataupun sikap yang diberikan

keluarga kepada lansia untuk memotivasi lansia dalam melakukan setiap

kegiatan.

2. Jenis dukungan keluarga

Caplan (1964) dalam Friedman (2003) menjelaskan bahwa keluarga

memiliki beberapa jenis dukungan yaitu:

a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)

informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,

informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat

dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena

informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang

khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Keluarga juga

merupakan penyebar informasi yang dapat diwujudkan berupa pemberian

dukungan semangat, pengawasan terhadap pola ADL.

b. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

26

validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,

penghargaan, perhatian. Keluarga memberikan dukungan berupa

penelitian yang tercermin dalam memberikan support, penghargaan dan

perhatian pada lansia untuk dapat mandiri dalam berperilaku hidup bersih

dan sehat.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,

diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan

minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. Dukungan ini

bersifat nyata nyata yang berbentuk material bertujuan untuk

meringankan beban bagi lansia dan mendukung lansia untuk dapat

mandiri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Dukungan

instrumental ini dapat berupa uang, alat-alat dan waktu luang.

d. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek

dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam

bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan

didengarkan. Dukungan ini berupa bentuk bagaimana keluarga

memberikan ungkapan empati, kepedulian, perhatian pada lansia untuk

dapat mandiri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

27

3. Fungsi keluarga

Menurut Friedman (2003) fungsi keluarga meliputi:

a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama mengajarkan segala

sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan

orang lain.

b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat berlatih

anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan dan pemeliharan kesehatan adalah fungsi untuk

mempertahankan keaadan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi.

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

28

D. Kerangka Teori

Keterangan:

: Tidak diteliti

: Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Depkes (2005), Suhartini (2004) dan Yuliana (2009)

Pengalaman praktis

dan akal sehat yang

relevan

Tanggung jawab

(Melakukan sesuatu

hal)

Otonom

(tujuan hidup)

Suport sosial

(Dukungan keluarga)

Mandiri

Kemandirian lansia berperilaku

hidup bersih dan sehat

a) Mencuci Tangan dan Menggosok

Gigi dengan Bersih

b) Mengkonsumsi Makanan yang

Bergizi

c) Menjaga Kebersihan Lingkungan

d) Melakukan Olahraga Secara

Teratur

e) Mengatur Waktu Istirahat dengan

Baik

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/Eka Kristiawan BAB II.pdf · rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup

29

E. Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian Perilaku Hidup

Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia Di Desa Rakit Kabupaten

Banjarnegara.

Ha: Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia Di Desa Rakit Kabupaten

Banjarnegara.

Dukungan

Penghargaan

keluarga

Dukungan

Informasi

keluarga

Dukungan

Instrumental

keluarga

Dukungan

emosional

keluarga

Kemandirian lansia

berperilaku hidup bersih dan

sehat

Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014