bab ii tinjauan pustaka a. kemandirian 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/3565/3/eka kristiawan...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemandirian
1. Pengertian kemandiran
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh
secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus
belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi
dilingkungan sehingga individu mampu berfikir dan bertindak sendiri
(Mu’tadin, 2002).
Menurut lie dan Prasasti (2004), kemandirian merupakan
kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari sesuai
dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.
Menurut Parker (2005) kemandirian dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dimana seseorang tidak bergantung pada otoritas dan tidak
membutuhkan arahan secara penuh,
2. Kemandirian perilaku hidup bersih dan sehat lansia
Pola hidup sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup
sehat (Suratno & Rismiati, 2001). Fungsi kemandirian pada lansia
mengandung pengertian yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk
tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya,
9 9
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
10
semuanya dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka
memenuhi kebutuhannya (Alimul, 2004).
Menurut Kotler (2002), pola hidup sehat adalah gambaran dari
aktivitas atau kegiatan seseorang yang di dukung oleh keinginan dan
minat, serta bagaimana pikiran seseorang dalam menjalaninya dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan
mampu mempraktekkan PHBS melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),
bina suasana (Sosial Suport) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah Tangga,
PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS
Tempat-tempat Umum (DepKes, 2009).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian PHBS
lansia adalah suatu kegiatan yang telah dapat dilakukan oleh lansia sendiri
tanpa bantuan orang lain dalam berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Pola hidup bersih dan sehat lansia
Pola hidup sangat mempengaruhi penampilan untuk menjadi awet
muda dan panjang umur atau sebaliknya. Mengatur pola makan setelah
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11
berusia 40 tahun keatas, sangatlah penting. Asupan gizi seimbang sangat
diperlukan tubuh jika ingin awet muda dan berusia lanjut dalam keadaan
tetap sehat. Tidak dapat disangkal, banyak kendala yang dihadapi manusia
saat memasuki pertambahan usia dan mulai menua. Terutama bila sejak
muda tidak menerapakan pola hidup sehat atau sudah terserang beragam
penyakit seperti stroke, hipertensi, jantung, dan sebagainya. Bahkan
ketajaman penglihatan manusia sudah berkurang sejak berusia 40 tahun.
Kemampuan tersebut berkurang terutama untuk melihat jarak dekat
sehingga memerlukan kaca mata berlensa cembung. Keadaan ini tidak
dapat dihindari, namun mudah diatasi dengan menggunakan kacamata.
Penyebabnya bisa bermacam-macam namun lebih sering karena ketuaan
itu sendiri dan akibat hipertensi (Hanata, 2010).
4. Lima Pesan Dasar Cara hidup Sehat
Pesan kesehatan yang disampaikan terutama menyangkut pola
hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya yang bisa diterapkan oleh
lansia sesuai usianya. Secara singkat ada 5 (lima) pesan mendasar yang
perlu diupayakan dalam pembinaan hidup sehat bagi usia lanjut (DepKes,
2009):
a) Mencuci Tangan dan Menggosok Gigi dengan Bersih
Memberitahu cara mencuci tangan, sebelum dan setelah melakukan
kegiatan. Menyampaikan teknik menggosok gigi yang baik dan benar,
sebanyak dua kali sehari.
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
12
b) Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi
Menganjurkan agar berhati-hati mengkonsumsi makanan dan
minuman. Menghimbau lansia untuk mengkomsumsi makanan 4 sehat
5 sempurna.
c) Menjaga Kebersihan Lingkungan
Membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia.
d) Melakukan Olahraga Secara Teratur
Melalui pembinaan oleh kader, lansia dapat melaksanakan senam
kesegaran jasmani (SKJ).
e) Mengatur Waktu Istirahat dengan Baik
Membiasakan diri untuk istirahat dan tidur malam secara teratur
5. Tingkatan kemandirian
Lovinger dikutip oleh Yuliana (2009), tingkat kemandirian adalah sebagai
berikut :
a. Tingkat impulsif dan melindungi
Adalah sikap cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati dan
mencari keadaan yang mengamankan diri. Ciri-ciri tingkatan pertama
ini adalah :
1) Peduli kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari
interaksinya dengan orang lain.
2) Mengikuti aturan oportunistik (orang yang suka memanfaatkan
orang lain) dan hedonistik (orang yang suka hidupnya untuk
senang-senang tanpa tujuan yang jelas).
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
13
3) Berpikir tidak logis dan tertegun pada cara berpikir tertentu
4) Cenderung melihat kehidupan sebagai zero sum game
5) Cenderung mmenyalahkan dan mencela orang lain serta
lingkungannya.
b. Tingkat komformistik
Ciri tingkatan kedua ini adalah :
1) Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial
2) Cenderung berpikir stereotif (angggapan) dan klise (tidak nyata)
3) Peduli akan komformitas (orang yang ahti-hati dalam mengambil
keputusan) terhadap aturan eksternal.
4) Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.
5) Menyamarkan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya intropeksi
6) Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal
7) Takut tidak diterima kelompok
8) Tidak sensitif terhadap ke individu
9) Merasa berdosa jika melanggar aturan
c. Tingkat sadar diri
Adalah merasa tahu dan ingat pada keadaan diri sebenarnya. Ciri-ciri
tingkatan ketiga adalah :
1) Mampu berpikir alternatif dan memikirkan cara hidup
2) Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada
3) Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi
4) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
14
5) Penyesuaian terhadap situasi dan peranan
d. Tingkat seksama (conscientious)
Seksama berarti cermat, teliti. Ciri-ciri tingkatan keempat ini adalah :
1) Bertindak atas dasar nilai-nilai internal
2) Mampu melihat dari berbagai pembuatan pilihan dan pelaku
tindakan
3) Mampu melihat keragaman emosi, motif dan perpestik diri sendiri
maupun orang lain.
4) Sadar akan tanggung jawab dan mampu melakukan kritik dan
penilaian diri.
5) Peduli akan hubungan mutualistik (hubungan saling
menguntungkan).
6) Memiliki tujuan jangka panjang
7) Cenderung meilhat peristiwa dalam konteks sosial
8) Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis.
e. Tingkat individualistik
Adalah keadaan atau sifat-sifat khusus sebagai individu dari semua
ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang membedakannya dari orang
lain. Ciri-ciri tingkatan kelima adalah :
1) Peningkatan kesadaran individualistik
2) Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan
ketergantungan.
3) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
15
4) Mengenal eksistensi perbedaan individual
5) Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan
6) Mampu membedakan kehidupan internal dengan eksternal dirinya.
f. Tingkat mandiri
Adalah suatu sikap mampu berdiri sendiri. Ciri-ciri tingkatan keenam
ini adalah :
1) Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.
2) Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri
maupun orang lain
3) Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosisal.
4) Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertetangan.
5) Toleran terhadap ambiguitas (keadaan yang sama atau mirip dalam
seseorang)
6) Peduli terhadap pemenuhan diri.
7) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal.
8) Respon positif terhadap kemandirian orang lain.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lansia
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian lansia adalah
usia, imobilisasi dan mudah jatuh (Luechnotte, 1996).
Menurut Parker dalam Suhartini (2004), faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kemandirian lansia adalah sebagai berikut :
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
16
a. Tanggung jawab
Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu
dan diminta pertanggung jawaban atas hasil kerjanya. Misalnya lansia
diberi tanggung jawab yang dimulai dengan tanggung jawab untuk
mengurus dirinya sendiri. Lansia yang diberi tanggung jawab sesuai
dengan kondisinya akan merasa dipercaya, berkompeten dan dihargai.
b. Mandiri
Percaya diri dan mandiri adalah dua hal yang saling menguatkan.
Semakin lansia dapat mandiri, dia akan semakin mampu mengelola
kemandirian, kemudian mengembangkan kemandirian. Keluarga
harus memberikan kesempatan dan waktu agar lansia bisa memiliki
tugas-tugas yang praktis, mereka harus memahami metode atau cara
bagaimana cara menyelesaikannya dan bagaimana menghadapi
frustasi yang tidak bisa dihindarkan.
c. Pengalaman praktis dan akal sehat yang relevan
Akal yang sehat berkembang melalui pengalaman yang praktis dan
relevan. Seseorang yang memiliki kemandirian akan memahami
diantaranya mampu untuk:
1) Memenuhi kebutuhan makan untuk dirinya sendiri.
2) Membuat keputusan rasional bagaimana membelanjakan uang
sesuai kebutuhan.
3) Menggunakan sarana transportasi umum dan menyebrang jalan
4) Kreasi secara cepat dan tepat dalam berbagai situasi darurat
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
17
d. Otonom
Merupakan kemampuan untuk menentukan arah sendiri (self
determination) yang berarti mampu mengendalikan atau mengetahui
atau mempengaruhi apa yang terjadi pada dirinya.
e. Kemampuan memecahkan masalah
Dengan adanya dukungan dan arahan yang memadai, lansia akan
terdorong untuk mecari jalan keluar bagi persoalan-persoalan yang
mereka alami.
f. Kebutuhan akan kesehatan yang baik
Olah raga dan berbagai aktifitas fisik adalah penting untuk
mengembangkan atau meningkatkan proses koordinasi yang baik dan
kebugaran. Kita semua tahu bahwa latihan dapat memberi keuntungan
dan berpengaruh terhadap kesehatan kita dan kebahagiaan secara
umum. Latihan dapat memberi energi yang baru dan dianggap dapat
meingkatkan sikap dan motivasi kita, maka jika tubuh kita bugar, kita
akan memiliki stamina yang labih baik.
g. Support sosial
Support sosial bagi lansia terdiri dari tiga komponen yaitu :
1) Jaringan-jaringan informal meliputi keluarga dan kawan-kawannya.
2) Sistem pendukung formal meliputi tim keamanan sosial setempat,
program-program medikasi dan kesejahteraan sosial.
3) Dukungan-dukungan semiformal meliputi bantuan-bantuan dan
interaksi sosial yang disediakan oleh organisasi lingkungan sekitar.
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
18
B. Lansia
1. Pengertian
Teori Genetik dan Mutasi menyebutkan bahwa menua terjadi
sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul atau
DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Menua ini
terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan
tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai (Sikhan, 2009).
Menurut (Nugroho 2000) menyebutkan bahwa pengertian usia
lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau lebih.
Keliat (1999) dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia.
2. Perubahan-perubah pada lansia
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan
masalah baik secara fisik, biologis, mental, maupun sosial ekonomi.
Semakin lanjut usia, mereka akan mengalami kemunduran terutama di
bidang kemampuan fisik sehinggga mengakibatkan timbulnya gangguan
dalam hal mencukupi kebutuhan sehari-harinya (ADL) yang berakibat
dapat meningkatkan ketergantungan untuk memerlukan bantuan orang
lain (Nugroho, 2008).
Menurut Hermanti (2014) bahwa memasuki usia tua berarti
memasuki periode dimana organisme mengalami usia kemunduran.
Lansia mengalami perubahan fisiologis fungsi panca indra berupa
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
19
gangguan pendengaran. Perubahan yang terjadi dapat mengakibatkan
keterbatasan lansia dalam melaksanakan Aktivitas Hidup Sehari-hari.
Kemampuan Aktivitas Hidup Sehari-hari lansia dapat diukur dengan
menggunakan indeks Barthel, meliputi pengendalian rangsang BAB,
BAK, membersihkan diri, penggunaan jamban/toilet, makan, transfer,
mobilitas, berpakaian, naik turun tangga dan mandi.
Menurut Nugroho (2000) perubahan-perubahan yang terjadi pada
lansia yaitu sebagai berikut:
a. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh
terjadinya proses degeneratif yang meliputi :
1) Sel terjadi perubahan menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar
ukurannya, serta berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
intraseluler.
2) Sistem persyarafan terjadi perubahan berat otak 10-20, lambat dalam
respon dan waktu untuk bereaksi dan mengecilnya syaraf panca indera
yang menyebabkan berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
menurunnya sensasi perasa dan penciuman sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan misalnya glukoma dan
sebagainya. Menurunnya kemampuan otak dalam menyerap vitamin
B12, yang berperan dalam proses kerja otak. Sehingga dalam
penerimaan stimulus dari luar lambar, daya ingat menurun, degenerasi
sel-sel otak, menurun kognisi dan menurunnya tingkat intelektual. Hal
tersebut akan menyebabkan perilaku bersih dan sehat menjadi kurang
mandiri.
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
20
3) Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran
pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada
usia di atas umur 65 tahun dan pendengaran bertambah menurun pada
lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stress. Hilangnya
kemampuan pendengaran meningkat sesuai dengan proses penuaan dan
hal yang seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat
disembuhkan dan berkaitan dengan efek-efek kolateral seperti
komunikasi yang buruk dengan pemberi perawatan, isolasi, paranoia
dan penyimpangan fungsional.
4) Sistem penglihatan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap
sinar, kornea lebih terbentuk spesies, lensa lebih suram sehingga
menjadi katarak yang menyebabkan gangguan penglihatan,
hilangnya daya akomodasi, meningkatnya ambang pengamatan
sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah
melihat dalam cahaya gelap, menurunnya lapang pandang sehingga
luas pandangnya berkurang luas.
5) Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding aorta
menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume
kehilangan elastisitas pembuluh darah karena kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur
ke duduk, duduk keberdiri bisa mengakibatkan tekanan darah
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
21
menurun menjadi mmHg yang mengakibatkan pusing mendadak,
tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi
dari pembuluh darah perifer.
b. Perubahan mental
Meliputi perubahan dalam memori secara umum. Gejala-gejala memori
cocok dengan keadaan yang disebut pikun tua, akhir-akhir ini lebih
cenderung disebut kerusakan memori berkenaan dengan usia atau
penurunan kognitif berkenaan dengan proses menua. Pelupa merupakan
keluhan yang sering dikemukakan oleh manula, keluhan ini di anggap
lumrah dan biasa oleh lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari
peneliti cross sectional dan logitudional didapat bahwa kebanyakan,
namun tidak semua lansia mengalami gangguan memori, terutama
setelah usia 70 tahun, serta perubahan IQ (intelegentia quotient) tidak
berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal,
berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari factor
waktu.
c. Perubahan-perubahan psikososial
Meliputi pensiun, nilai seseoarang sering di ukur oleh produktivitasnya
dan identitas di kaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seorang
pension (purna tugas) ia akan mengalami kehilangan financial, status,
teman dan pekerjaan. Merasakan sadar akan kematian, semakin lanjut
usia biasanya mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
22
kehidupan akhirat dan lebih mementingkan kematian itu sendiri serta
kematian dirinya, kondisi seperti ini benar khususnya bagi orang yang
kondisi fisik dan mentalnya semakin memburuk, pada waktu
kesehatannya memburuk mereka cenderung untuk berkonsentrasi pada
masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh perasaan seperti itu, hal
ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang lebih muda,
dimana kematian mereka tampaknya masih jauh dan arena itu mereka
kurang memikirkan kematian.
d. Perubahan psikologis
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai
sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, antara
lain penurunan badaniah atau dalam kebingungan untuk
memikirkannya. Dalam hal ini di kenal apa yang di sebut
disengagement theory, yang berarti ada penarikan diri dari masyarakat
dan diri pribadinya satu sama lain. Pemisahan diri hanya dilakukan baru
dilaksanakan hanya pada masa-masa akhir kehidupan lansia saja. Pada
lansia yang realistik dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru.
Karena telah lanjut usia mereka sering dianggap terlalu lamban, dengan
gaya reaksi yang lamban dan kesiapan dan kecepatan bertindak dan
berfikir yang menurun. Daya ingat mereka memang banyak yang
menurun dari lupa sampai pikun dan demensia, biasanya mereka masih
ingat betul peristiwa-peristiwa yang telah lama terjadi, malahan lupa
mengenal hal-hal yang baru terjadi.
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
23
3. Batasan usia lansia
Menurut WHO dalam Efendi (2009) dalam bukunya mmengatakan
organisasi kesehatan dunia batasan-batasan lanjut usia meliputi :
a. Usia pertengahan yaitu kelompok umur 45 sampai dengan umur 59
tahun.
b. Lanjut usia (elderly) yaitu umur antara 60 sampai dengan umur 74
tahun.
c. Lanjut usia tua (old) yaitu umur antara 75 sampai dengan 90 tahun.
d. Usia sangat tua, yaitu umur 90 tahun keatas.
4. Masalah pada lansia
Masalah-masalah pada lansia antara lain, mudah jatuh, mudah
lelah, kekacauan mental akut, nyeri dada, sesak nafas pada waktu
melakukan kerja fisik, berdeba-debar, pembengkakan kaki bagian bawah,
nyeri punggung bawah atau pinggang, nyeri pada sendi pinggul, berat
badan menurun, mengompol, gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran, gangguan tidur, keluhan pusing, keluhan dingin dan
kesemutan, serta mudah gatal. (Bandiyah, 2009).
Penyakit yang menonjol pada lansia yaitu: 1) gangguan pembuluh
darah : dari hipertensi sampai stroke, 2) gangguan metabolik ; DM, 3)
gangguan persendian: artrirtis, sakit punggung, dan terjatuh, 4) gangguan
sosial : kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi lagi
(Nugroho, 2000).
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
24
Secara umum tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranya
dapat dijalankan adalah sebagai berikut: 1) hindari berat badan yang
terlalu berat, 2) kurangi makan dan memilih makanan yang sesuai, 3)
olahraga teratur, 4) menghindari penyakit jantung iskemik: merokok, 5)
menghindari timbulnya kecelakaan, 6) tindakan mengisi kehidupan,7)
mempersiapkan pensiun, 8) melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala ( Setiabudhi & Hardywinoto, 2005).
C. Dukungan Keluarga
1. Pengertian
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan (Friedman, 2003).
Menurut Setiawati (2008) keluarga adalah sebuah kelompok yang
terdiri dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan
kekerabatan yang terdiri dari ayah, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
Sarwono (2003) mengungkapkan dukungan adalah suatu upaya
yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk
memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Dukungan
keluarga juga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non verbal,
saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-
orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang
berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
25
emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal
ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa
lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan
pada dirinya (Smet, 1994).
Sehingga dapat disimpulkan pengertian dukungan keluarga adalah
suatu bentuk dukungan berupa tindakan ataupun sikap yang diberikan
keluarga kepada lansia untuk memotivasi lansia dalam melakukan setiap
kegiatan.
2. Jenis dukungan keluarga
Caplan (1964) dalam Friedman (2003) menjelaskan bahwa keluarga
memiliki beberapa jenis dukungan yaitu:
a. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)
informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat
dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena
informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang
khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,
usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Keluarga juga
merupakan penyebar informasi yang dapat diwujudkan berupa pemberian
dukungan semangat, pengawasan terhadap pola ADL.
b. Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
26
validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,
penghargaan, perhatian. Keluarga memberikan dukungan berupa
penelitian yang tercermin dalam memberikan support, penghargaan dan
perhatian pada lansia untuk dapat mandiri dalam berperilaku hidup bersih
dan sehat.
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan
minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. Dukungan ini
bersifat nyata nyata yang berbentuk material bertujuan untuk
meringankan beban bagi lansia dan mendukung lansia untuk dapat
mandiri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Dukungan
instrumental ini dapat berupa uang, alat-alat dan waktu luang.
d. Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek
dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan. Dukungan ini berupa bentuk bagaimana keluarga
memberikan ungkapan empati, kepedulian, perhatian pada lansia untuk
dapat mandiri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
27
3. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (2003) fungsi keluarga meliputi:
a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain.
b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat berlatih
anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan dan pemeliharan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan keaadan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
28
D. Kerangka Teori
Keterangan:
: Tidak diteliti
: Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Depkes (2005), Suhartini (2004) dan Yuliana (2009)
Pengalaman praktis
dan akal sehat yang
relevan
Tanggung jawab
(Melakukan sesuatu
hal)
Otonom
(tujuan hidup)
Suport sosial
(Dukungan keluarga)
Mandiri
Kemandirian lansia berperilaku
hidup bersih dan sehat
a) Mencuci Tangan dan Menggosok
Gigi dengan Bersih
b) Mengkonsumsi Makanan yang
Bergizi
c) Menjaga Kebersihan Lingkungan
d) Melakukan Olahraga Secara
Teratur
e) Mengatur Waktu Istirahat dengan
Baik
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
29
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: Ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia Di Desa Rakit Kabupaten
Banjarnegara.
Ha: Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) pada lansia Di Desa Rakit Kabupaten
Banjarnegara.
Dukungan
Penghargaan
keluarga
Dukungan
Informasi
keluarga
Dukungan
Instrumental
keluarga
Dukungan
emosional
keluarga
Kemandirian lansia
berperilaku hidup bersih dan
sehat
Hubungan Dukungan Keluarga..., Eka Kristiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014