bab ii tinjauan pustaka a. kedelai (glysine max (l)...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEDELAI (Glysine max (L) Merrill)
Tanaman kedelai telah lama diusahakan di Indonesia sejak tahun 1970.
sebagai bahan makanan kedelai banyak mengandung protein, lemak dan
vitamin, sehingga tidak mengherankan bila kedelai mendapat julukan : gold
from the soil (emas yang muncul dari tanah) ataupun cow from China artinya
sapi dari Cina (Ditjen Pertanian Tanaman Pangan, 1991).
Berdasar warna kulitnya, kedelai dapat dibedakan atas kedelai putih,
kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau. Kedelai yang ditanam di
Indonesia adalah kedelai kuning atau putih, hitam dan hijau. Perbedaan
warna tersebut akan berpengaruh dalam penggunaan kedelai sebagai bahan
pangan, misalnya untuk kecap digunakan kedelai hitam, putih atau kuning
sedangkan susu kedelai dibuat dari kedelai kuning atau putih. (Suliantari dan
Winniati, 1990)
Varietas kedelai banyak ragamnya, antara lain varietas Lokon, Willis,
Galunggung, Guntur, Muria, Orba dan lain-lain. Jenis yang paling banyak
beredar di pasaran adalah jenis Lokon dan Willis. Lokon biasanya berukuran
agak besar sedangkan Willis lebih kecil (Soeprapto, 1989).
1. Komposisi zat gizi kedelai
Kacang kacangan merupakan sumber protein dan lemak nabati
penting. Selain itu dikenal sebagai bahan pangan yang kaya akan zat gizi,
telah diketahui bahwa kacang-kacangan (kedelai, kecipir dan lain-lain)
juga mengandung komponen yang dapat merugikan kesehatan.
Komponen tersebut dikenal dengan istilah zat anti gizi antara lain adalah
tripsin inhibitor, hemaglutinin, asam fitat dan lainnya. (Marliyati, 1992)
Kedelai termasuk salah satu sumber protein yang harganya relatif
murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani. Dari segi gizi
kedelai utuh mengandung protein 35 – 38 % bahkan dalam varietas
unggul kandungan protein dapat mencapai 40 – 44 % (Koswara, 1995)
Komposisi zat gizi kedelai kering dan basah berbeda, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
TABEL 1
KOMPOSISI ZAT GIZI KEDELAI TIAP 100 GR
Zat Gizi Kedelai Basah Kedelai Kering
Energi (kkal) 286,0 331,0
Protein (g) 30,2 34,9
Lemak (g) 15,6 18,9
Karbohidrat (g) 30,1 34,8
Kalium (g) 196,0 227,0
Fosfor (g) 506,0 585,0
Besi (mg) 6,9 8,0
Vit. A (SI) 95,0 110,0
Vit. B (mmg) 0,93 1,07
Air (g) 20,0 7,5
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )
Bila dilihat dari komposisi kacang kacangan secara umum, maka
sekitar 25% dari kalori (energi) yang terdapat dalam kacang-kacangan
adalah protein. Kacang-kacangan biasanya kekurangan metionin, yaitu
salah satu asam amino esensial yang diperlukan untuk membuat suatu
protein lengkap (Winarno, 1993).
Nilai protein kedelai jika difermentasi dan dimasak akan memiliki
mutu yang lebih baik dari jenis kacang-kacangan lain. Disamping itu,
protein kedelai merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung
semua asam amino esensial (yang jumlahnya 8 buah atau 10 buah bila
dimasukkan sistein dan tirosin) yang sangat diperlukan oleh tubuh. Asam
amino tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh, jadi harus dikonsumsi
dari luar. Namun, perlu juga diakui bahwa kedelai memang memiliki
sedikit kekurangan, yaitu mengandung sedikit asam amino metionin
(Winarno, 1993)
Protein kedelai sebagian besar 85-95 % terdiri dari globulin.
Dibandingkan dengan kacang-kacang lain, susunan asam amino pada
kedelai lebih lengkap dan seimbang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
TABEL 2 KANDUNGAN ASAM AMINO ESENSIAL KEDELAI PER 100 GR
Asam Amino Essensial Kandungan/100 g
Isoleusin (mg) 47,3
Leusin (mg) 77,4
Lisin (mg) 56,9
Metionin (mg) 11,0
Sistin (mg) 8,6
Fenilalanin (mg) 49,4
Tirosin (mg) 32,3
Treonin (mg) 41,3
Triptophan (mg) 11,5
Valin (mg) 47,6
Sumber : Widya Karya Pangan dan gizi ( 2000 )
Protein kedelai juga memiliki kandungan lisin (asam amino
esensial) dalam jumlah besar sehingga dapat menutupi kekurangan lisin
yang biasanya terdapat pada beras dan jagung (Winarno, 1993)
2. Enzim Lipoksigenase
Perlu diketahui bahwa kedelai juga mempunyai kekurangan yaitu
hanya mengandung sedikit asam amino metionin, selain itu kedelai juga
mempunyai bau langu yang disebabkan oleh adanya aktivitas enzim
lipoksigenase yang secara alami terdapat didalam kacang-kacangan
(Muchtadi, 1992)
Lipoksigenase banyak ditemukan pada bermacam-macam kacang-
kacangan, radis, kentang, tetapi aktivitas tertinggi ditemukan dalam
kacang kedelai. Karena enzim ini dapat aktif pada suhu rendah, seringkali
menjadi masalah pada kacang-kacangan yang dibekukan tanpa melalui
proses blanching terlebih dahulu (Muchtadi, 1992)
B. SUSU KEDELAI
Susu kedelai adalah salah satu olahan kedelai yang dihasilkan dengan
cara mengekstrak kedelai, kemudian diencerkan sampai mempunyai
kenampakan yang mirip susu sapi. Menurut Koswara (1988), kelebihan susu
kedelai adalah sebagai berikut :
1. Sumber Protein yang baik
Dilihat dari kandungan gizinya, susu kedelai dapat digunakan
sebagai makanan bayi sebagai sumber protein yang baik. Mutu protein
susu kedelai jika diberikan sebagai makanan tunggal adalah 80 % dari
protein susu sapi. Dengan demikian bagi balita yang kekurangan gizi,
dengan minum susu kedelai 2 gelas setiap hari dapat memenuhi 30%
kebutuhan protein.
2. Harganya murah
Susu kedelai dapat diproduksi dengan biaya 1/3 – 1/2 biaya
produksi susu sapi. Dengan demikian harga jual susu kedelai dapat jauh
lebih murah dibandingkan susu sapi.
3. Pembuatannya sederhana
Susu kedelai dapat dibuat dengan tehnologi sederhana dan dalam
waktu singkat sehingga dapat dikerjakan oleh industri rumah tangga,
industri kecil sampai dengan industri besar.
4. Bebas kolesterol dan rendah kadar lemak
Susu kedelai hanya terdiri dari protein nabati, tidak mengandung
kolesterol, kadar lemaknya hanya sekitar 1/3 dari kadar lemak susu sapi,
dan terdiri dari asam-asam linoleat yang dapat mencegah proses
penyumbatan pembuluh darah. Nilai kalori kedelai lebih rendah 12%
dibanding dengan susu sapi.
5. Bebas laktosa
Dengan demikian susu kedelai dapat dipakai sebagai pengganti
susu ibu atau susu sapi baik oleh anak-anak maupun dewasa yang tidak
tahan terhadap laktosa (Laktosa intolerance). Selain itu susu kedelai
dapat pula dipakai sebagai pengganti kebutuhan protein hewani.
Komposisi susu kedelai dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 3.
TABEL 3
KOMPOSISI SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DALAM 100 GR
Komposisi Susu kedelai Susu sapi
Kalori (kkal) 41,00 61,00
Protein (g) 3,50 3,20
Lemak (g) 2,50 3,50
Karbohidrat (g) 5,00 4,30
Kalium (g) 50,00 143,00
Fosfor (mg) 45,00 60,00
Besi (mg) 0,70 1,70
Vit. A (SI) 200,00 130,00
Vit. B (mg) 0,08 0,03
Vit. C (mg) 2,00 1,00
Air (%) 87,00 88,33
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes ( 1996 )
Persyaratan mutu untuk susu kedelai di luar negeri memang belum
ada, tetapi di Indonesia telah ditentukan standart mutu susu kedelai. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 4.
TABEL 4
STANDART MUTU SUSU KEDELAI
Kandungan Zat Gizi Jumlah
Kadar Mineral (%) 3
Kadar Protein (%) 2
Kadar Lemak (%) 1
Kandungan Padatan (%) 11,5
Kandungan Mikroba (per gram) 200
Bakteri E. Coli Tidak boleh ada
Sumber : SNI, 1995
Berbagai metode telah dikembangkan untuk memproduksi susu
kedelai. Secara garis besar cara pembuatannya sebagai berikut :
1. Pembersihan
Kedelai dibersihkan dari bahan-bahan asing terutama batu dan
kerikil yang dapat merusak mesin penggiling, kemudian dicuci
sampai bersih.
2. Perendaman
Perendaman dimaksudkan untuk melunakkan bahan supaya
mudah dalam penggilingannya dan mengurangi bau langu. Lama
perendaman biasanya 6 – 8 jam, atau berat biji setelah direndam
menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan berat biji semula.
3. Pencucian
Setelah perndaman selesai, air rendaman dibuang dan dibilas
sambil dikupas berulang-ulang.
4. Perebusan
Tujuan perebusan adalah untuk melunakkan biji kedelai dan
menonaktifkan enzim lipoksigenase dalam mengkatalisasi reaksi
ethyl venil keton (yang menyebabkan bau langu) dengan oksigen di
udara, sehingga oksidasi ethyl venil keton dapat dicegah dan
demikian akan mengurangi bau langu susu kedelai yang dihasilkan.
Lama perebusan sekitar 30 menit pada suhu 70°C.
5. Penggilingan
Penggilingan dimaksudkan untuk memperoleh bubur kedelai.
Kedelai yang sudah direbus dimasukkan penggilingan, dengan
ditambahkan air panas hingga mencapai perbandingan volume 1 : 3.
6. Perebusan Bubur
Tujuan perebusan adalah untuk menonaktifkan zat anti nutrisi
kedelai (tripsin inhibitor), sekaligus meningkatkan nilai cerna. Pada
perebusan ini akan mengeluarkan busa, maka agar busa tidak tumpah
bubur perlu diaduk-aduk. Perebusan berlangsung sekitar 25-30 menit.
7. Penyaringan
Bubur kedelai yang sudah direbus disaring untuk mendapatkan
filtrat kedelai (bakal susu). Bila perlu ampas saringan diperas lagi
dengan menambah sedikit air. Penyaringan dapat dilakukan berulang
kali hingga diperoleh filtrat kedelai secara optimal.
8. Pemasakan
Filtrat kedelai ditambah dengan gula garam dengan essence lalu
dimasak. Suhu pemasakan ± 90°C (tidak sampai mendidih), dan tetap
dipertahankan pada suhu tersebut. (Santoso, 1995)
C. MENGATASI CITA RASA YANG TIDAK DISUKAI PADA KEDELAI
Citarasa yang timbul dan tidak disukai dalam pengolahan susu kedelai
adalah timbulnya bau langu. Aktivitas enzim lipoksigenase yang secara alami
terdapat dalam kacang – kacangan menyebabkan timbulnya bau langu pada
susu kedelai. Perlakuan perendaman dalam air, pelepasan kulit, pemanasan,
pemberian gula, esence atau penambahan natrium bikarbonat dapat
mengurangi bau langu tersebut.
Untuk memperoleh susu kedelai yang baik dan layak dikonsumsi
manusia, diperlukan persyaratan, bebas dari rasa langu, bebas antitripsin dan
stabilitas koloid yang mantap.
1. Bebas Langu
a. Merendam kedelai selama 9-12 jam pada saat sebelum perebusan
b. Menggunakan air panas (T= 80-100 °C) pada saat penggilingan
kedelai.
c. Merendam kedelai dalam air panas (T=80°C) selama 10-15 menit
sebelum kedelai digiling.
2. Bebas anti tripsin
Kedelai direndam dalam air / NaHCO3 0,5% selama semalam yang
diikuti blanching menggunakan air mendidih selama 30 detik.
3. Stabilitas koloid yang mantap
a. Meningkatkan zat pengemulsi
Adanya lecitin sebagai pengemulsi alami.
b. Pengaturan suhu pengolahan dan penyimpanan
Penggilingan dengan air panas (90-100°C) menghasilkan koloid yang
lebih baik dibandingkan dengan air dingin.
c. Homogenisasi
Untuk mendapatkan globula lemak yang seragam.
d. Pengaturan kadar protein
Kadar protein > 7% = susu kedelai lebih kental dan terbentuk
gumpalan jika dipanaskan.
Kadar protein < 7% = rasio penambahan air : kedelai kering = 10 : 1
akan diperoleh 3 - 4 %.
D. KERANGKA KONSEP
Independent Variabel Produk Dependent Variabel
Variabel Pengendali
- Jenis kedelai - Lama Pemasakan - Jumlah air perendaman - Suhu Pengolahan - Jumlah Penambahan Air
Perendaman 4, 8,12,16 jam
(penggantian air 4 jam sekali)
Susu kedelai
Protein
Rendemen
Cita rasa
E. HIPOTESA
Ada pengaruh lama perendaman kedelai terhadap kadar protein, rendemen,
cita rasa susu kedelai