bab ii tinjauan pustaka a. kajian teori 1.repository.ump.ac.id/9237/3/bab ii.pdf · pancasila yang...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan tentang Pengakuan
Secara terminologis, ”pengakuan” berarti proses, cara,
perbuatan mengaku atau mengakui, sedangkan kata “mengakui” berarti
menyatakan berhak. Pengakuan dalam konteks ilmu hukum
internasional, misalnya terhadap keberadaan suatu
negara/pemerintahan biasanya mengarah pada istilah pengakuan de
facto dan de jure. Pengakuan yang secara nyata terhadap entitas
tertentu untuk menjalankan kekuasaan efektif pada suatu wilayah
disebut dengan pengakuan de facto. Pengakuan tersebut bersifat
sementara, karena pengakuan ini ditunjukkan kepada kenyataan-
kenyataan mengenai kedudukan pemerintahan yang baru. Apabila
kemudian dipertahankan terus dan makin bertambah maju, maka
pengakuan de facto akan berubah dengan sendirinya menjadi
pengakuan de jureyang bersifat tetap dan diikuti dengan tindakan-
tindakan hukum lainnya.1
Moh. Kusnadi dan Bintan R Saragih menjelaskan pengakuan
secara hukum (de jure) adalah pengakuan suatu negara terhadap negara
lain yang diikuti dengan tindakan-tindakan hukum tertentu, misalnya
pembukaan hubungan diplomatik dan pembuatan perjanjian antara
1 http://e-journal.uajy.ac.id/6153/3/MIH201583.pdf diakses pada 31 Juli 2019 Pukul : 22.51 WIB
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
9
kedua negara. Hans Kelsen dalam Otje Salman Soemadiningrat
menguraikan terminologi “pengakuan” dalam kaitannya dengan
keberadaan suatu negara yaitu; terdapat dua tindakan dalam suatu
pengakuan yakni tindakan politik dan tindakan hukum.2
Berdasarkan rujukan diatas, dalam pengertiannya mengenai
pengakuan hari lahir Pancasila, mengarah kepada pengertian hari lahir
Pancasila yang didasarkan pada suatu tindakan politik dan hari lahir
Pancasila yang didasarkan pada suatu tindakan hukum. Tinjauan ini
dapat menjadi dasar untuk menemukan jawaban atas perdebadan hari
lahir Pancasila.
2. Tinjauan tentang Analisis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata analisis
didefinisikan sebagai berikut :Penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar
bagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti
keseluruhan3. Sedangkan menurut Harahap pengertian analisis adalah
sebagai berikut: Analisis adalah memecahkan atau menguraikan
sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil4.
Definisi analisis tersebut memberi gambaran tentang kegiatan
membedah unsur-unsur dari sesuatu yang diteliti, dalam hal ini berarti
membedah unsur-unsur pandangan pakar kenegaraan mengenai hari
2 http://e-journal.uajy.ac.id/6153/3/MIH201583.pdf ,loc. cit
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002). Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Balai
Pustaka, Jakarta. Gramedia. Hal 43 4 Harahap, Sofyan Syarif. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada hlm.189
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
10
lahir pancasila, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah
hubungan di antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan mendalam atas sesuatu,
dalam hal ini adalah hari lahir pancasila.
3. Tinjauan tentang Sejarah
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat
diartikan sebagai silsilah, asal-usul (keturunan), atau kejadian yang
terjadi pada masa lampau. Sedangkan para ahli mengemukakan
definisi sejarah antara lain sebagai berikut: a.Sejarah menurut Widja
adalah suatu studi yang telah dialami manusia diwaktu lampau dan
telah meninggalkan jejak diwaktu sekarang, di mana tekanan perhatian
diletakkan, terutama dalam pada aspek peristiwa sendiri. Dalam hal ini
terutama pada hal yang bersifat khusus dan segi-segi urutan
perkembangannya yang disusun dalam cerita sejarah.5
Sejarah menurut Sartono Kartodirdjo adalah gambaran tentang
masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun
secara ilmiah dan lengkap. Meliputi urutan fakta masa tersebut dengan
tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman
tentang apa yang telah berlalu.6
Sejarah menurut Sidi Gazalba adalah gambaran masa lalu
tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun
5 Widja, I Gde. 1989. Dasar- dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah.
Jakarta: P2LPTK hlm.9 6 Kartodirdjo, Sartono. (1982), Pemikiran Dan Perkembangan Historiografi Indonesia Suatu
Alternatif. Jakarta: Gramedia hlm.12
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
11
secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan
tafsiran dan penjelasan, yang memberi pengertian tentang apa yang
telah berlalu.7
Dari beberapa pengertian sejarah di atas maka dapat
disimpulkan bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian-
kejadian atau peristiwa pada masa lalu manusia serta merekontruksi
apa yang terjadi pada masa lalu. Dengan adanya pembelajaran sejarah
Pancasila pada siswa maka dapat membantu siswa dalam memahami
perilaku manusia pada masa lalu beserta nilai-nilai yang terkandung,
masa sekarang dan masa yang akan datang.
Memahami pandangan – pandangan pakar kenegaraan
mengenai hari lahir Pancasila adalah salah satu wujud menambah
wawasan kebangsaan terkait ideologi Pancasila di masa lampau dan
sejalan dengan pernyataan Bung Karno terkait jangan sekali – kali
melupakan sejarah (Jasmerah).
4. Tinjaun tentang Pancasila
a. Secara etimologis, istilah Pancasila berasal dari kata Sansekerta
dari India (bahasa kasta Brahmana) dan bahasa rakyat biasa
adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam
bahasa Sangsekerta “Pancasila” memiliki dua macam arti yaitu:8
7Sidi Gazalba.1981. Pengantar Ilmu Sejarah.Jakarta. Bharata
8 Noor Ms Bakry,2010, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm.14
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
12
1) Panca artinya lima dan syila (vokal i pendek) artinya batu
sendi, azas atau dasar, jadi jika dirangkai menjadi dasar yang
memiliki lima unsur
2) Panca artinya lima dan syiila (vokal i panjang) artinya
peraturan tingkah laku,yang penting atau yang senonoh, jadi
jika dirangkai menjadi lima aturan tingkah laku yang penting
b. Secara historis ada beberapa alur yang meriwayatkan singkat
Pancasila baik dari segi istilah maupun proses perumusan sampai
menjadi dasar negara yang sah, berikut ini adalah prosesnya9:
Pada mulanya istilah “Pancasila” berasal dari ajaran moral
dalam agama Budha yang berarti “lima aturan” berupa “lima
pantangan”10
yaitu: 1. Larangan membunuh; 2. Larangan mencuri;
3. Larangan berzina; 4. Larangan berdusta; 5. Larangan minum –
minuman keras.
Sejak terbitnya buku “Negarakartagama” yang ditulis oleh
Empu Prapanca tahun 1365 serta dalam buku “Sutasoma” dari
Empu Tantular, masyarakat nusantara di bawah kerajaan Majapahit
sudah mengenal istilah Pancasila. Suhadi menjelaskan bahwa,
Menurut empu prapanca istilah “ Pancasila itu diartikan sebagai “
lima pantangan”. Sedangkan menurut empu tantular istilah
“Pancasila” diartikan sebagai “lima batu sendi” atau “ pelaksanaan
kesusilaan yang lima” yaitu: (a) larangan melakukan tindak
9 Hamid Darmadi,2010, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan,Bandung: Alfabeta, hlm. 240
10 Suhadi, 2002,Dinamika Pancasila, Yogyakarta:Yayasan Humaniora, hlm.1
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
13
kekerasan, (b) larangan mencuri, (c) larangan berhati dengki, (d)
larnagan berdusta, (e) larangan meminum – minuman keras.
Pada masa perumusan dasar negara, istilah Pancasila
kembali muncul dengan rangkaian peristiwa sebagai berikut:
1. Perumusan dari sidang BPUPKI pertama Dr Radjiman
Widyoningrat mengajukan permasalahan rumusan dasar negara
Indonesia yang diisi tiga pembicara yaitu Mr Mochamad
Yamin, Dr Soepomo dan Ir Soekarno.
2. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno berpidato secara lisan
mengenai rumusan dasar negara Indonesia yang diberi nama
Pancasila.
3. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memploklamirkan
kemerdekaan
4. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Undang-Undang Dasar 1945
disahkan dan pada alinea IV terdapat rumusan lima prinsip
dasar negara. 11
c. Secara terminologis, istilah “Pancasila” dipakai untuk memberi
nama dasar filsafat negara Republik Indonesia. Prosesnya adalah
sebagai berikut :
1) Tahapan pengusulan
11
Hamid Darmadi, 2010,op. cit. hlm. 240
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
14
Dilakukan oleh Ir. Soekarno dalam sidang paripurna
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, tertuang dalam pidato
“Lahirnya Pancasila”
2) Tahap perumusan
Dilakukan oleh panitia sembilan dari BPUPKI pada
tanggal 22 Juni 1945, tertuang dalam Piagam Jakarta.
3) Tahap penetapan
Dilakukan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945,
tertuang dalam Pembukaan UUD NRI NRI 1945.
4) tahap peresmian, dilakukan oleh MPRS pada tanggal 5 Juli
1966, tertuang di dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS?1966.12
Pancasila dalam pembukaan UUD NRI NRI 1945 alinea IV
berisi dasar negara. Secara yuridis dan dalam Bahasa Indonesia
disebutkan sebagai berikut13
:
(a) Ketuhanan Yang Maha Esa.
(b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
(c) Persatuan Indonesia.
(d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
(e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
12
Suhadi, 2002,op. cit. hlm.2 13
Noor Ms Bakry,op. cit. hlm. 18
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
15
5. Tinjauan Tentang Proses Perumusan Dasar Negara
1 Maret 1945, bertepatan dengan tiga tahun dimulainya
“Pembangunan Jawa Baru” (pendaratan Tentara Jepang di Jawa)
Pemerintah Jepang mengunmumkan bahwa akan segera dibentuk
Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.14
29 April 1945, oleh Seikoo Sikikan dibentuklah Dokuritsu
Zyumbi Tyoosakai atau Badan Penyelidikan Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, yang beranggotakan 63 orang, yang terdiri
dari Ketua/ Kaicoo (Dr. KRT, Radjiman Wedyodiningrat, Ketua
Muda/ Fuku Kaicoo Ichibangase (orang Jepang), dan seorang ketua
muda dari bangsa Indonesia RP Soeroso.15
Berikut tabel anggota
BPUPKI :
Tabel 2.1: Nama- Nama Anggota BPUPKI
14
Taniredja, 2011, Paradigma Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa,
Bandung:Alfabeta, hlm 32 15
Ibid, hlm 33
No Nama No Nama
1 Soekarno 31 Boentaran Martoatmodjo
2 Mohammad Yamin 32 Liem Koen Hian
3 R. Kusumah Atmadja 33 J. Laoteharhary
4 R. Abdulrahim Pratalykrama 34 R. hindro Martono
5 R. Aris 35 R. Soekardjo Pandji Wirjopranoto
6 Ki Hajar Deweantara 36 H. Ah. Sanoesi
7 Ki Bagoes Hadikoesoemo 37 A.M. Dasaat
8 B.P.H.Bintoro 38 Eng Hoa
9 Abdul Kahar Moezakkir 39 M.P. Soerachman Tjokroaqdisoerjo
10 B.P.H Poeroebojo 40 R.A.A. Soemitro Kolopaking P.
11 R.A.A. Wranatakoesoema 41 K.R.M.T.H. Woerjaningrat
12 R. Asharsoetedja Moenandar 42 Ahmad Soebardjo
13 Oeij Tiang Tjoei 43 R. Djenal Asikin Widjojokoesoemo
14 Mohammad Hatta 44 Abikoesno Tjokrosoejoso
15 Oei Tjong Hauw 45 Parada Harahap
16 H. Agoes Salim 46 R.M. Santono
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
16
Pada hari Senin, tanggal 28 Bulan 5 Tahun Syoo-Wa 20
(1945)16
dilakukan upacara pembukaan BPUPKI. yang dihadiri oleh
P.Y.M. Saikoo Sikikan dengan susunan acara sebagai berikut:
Tabel 2.2 : Susunan Acara Pembukaan BPUPKI Jam Acara Tempat Keterangan
11.00 Upacara pengibaran
bendera koki dan bendera
kebangsaan
Depan Gedung
Tyuuoo Sangi-In
Semua Iin-Iin dan
Tokubetu Iindan pegawai–
pegawai kantor tata usaha
harus hadir
15.00 Kedatangan Iin-Iin dan
lain- lainnya yang
bersangkutan
Di gedung Tyuuoo
Sangi-In
15.20 Penyambutan P.Y.M
(Paduka Yang Mulia-red.)
Saikoo Sikikan oleh para
hadirin
Serambi depan Pegawai-pegawai Gunsei-
kanbu dan Zimukyoku
serta para Iin dan lain-
lainnya hendaklah ada di
serambi depan untuk
menyambut P.Y.M. Saikoo
Sikikan
15.30 Kedatangan P.Y.M.
Saikoo Sikikan (Upacara
pembukaan)
15.35 (Upacara pembukaan)
1. P.Y.M Saikoo
Sikikan dan
Gunseikan masuk ke
ruang gedung
2. Upacara Kokumin
Girei
3. Nasihat P.Y.M.
Saikoo Sikikan
Para hadirin memberi
hormat kepada belian
Sumpah ini akan diucapkan
oleh Kaityoo
16
Aning F, 2017, Lahirnya Pancasila , Kumpulan Pidato BPUPKI, Yogyakarta: Media
Pressindo
17 M. Soetardjo Kartoharikoesoemo 47 K.H.M. Mansjoer
18 R.M.Margono
Djojohadikoesoemo
48 K.R.M.A. Sosrodiningrat
19 K.H. Abdoel Halim 49 R. Soewandi
20 K.H. Masjkoer 50 K.H.A. Wahid Hasjim
21 R. Soedirman 51 P.F. Dahler
22 P.A.H. Djajadiningrat 52 Soekiman
23 Soepomo 53 K.R.M.T. Wongsonagoro
24 R. Roeseno 54 R. Otto Iskandar Dinata
25 R. Singgih 55 A. Baswedan
26 Ny. Maria Ulfah Santoso 56 Abdul Kadir
27 R.M.T.A. Soerjo 57 Samsi
28 R. Roeslan Wongsokoesoemo 58 A.A. Maramis
29 R.Soesanto Tirtoprodjo 59 R. Samsoedin
30 Ny. R.S.S Soenarjo
Mangoenpoespito
60 R. Sastromoeljono
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
17
4. Nasihat P.Y.M.
Gunseikan
5. Sumpah Iin
6. Ucapan selamat
7. Pidato Kaityoo
8. P.Y.M Saikoo
meninggalkan
ruangan
9. Membikin potret
peringatan
10. P.Y.M. Saikoo
Sikikan berangkat
diiringkan keluar
Oleh seorang anggota
Tyuuoo Sangi-In
Seperti peraturan
menyambut beliau
*waktu Jepang yang digunakan pada masa itu berbeda 1
Jam dengan WIB
Pada tanggal 28 Mei 1945 (bertepatan kelahiran Kaisar Jepang
Tenno Haika) oleh Letnan Jenderal Kumakici, Panglima Tentara Keenam
Belas Jepang di Jawa. Tugas pokok BPUPKI adalah menyelenggarakan
pemeriksaan dasar tentang hal-hal penting, rancangan-rancangan dan
penyelidikan yang berhubungan dengan usaha mendirikan negara
Indonesia yang baru.17
a. Sidang BPUPKI 1 (29 Mei- 1 Juni 1945)
Sehari setelah dilantik, Badan penyelidik Usaha Persiapan
kemerdekaan Indonesia / Dokuritsu Zyunbi Tyosakai segera
mengadakan sidang, yang dikenal dengan Sidang BPUPKI pertama.
Sidang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945.
Dalam sidang ini secara berturut-turut tampil beberapa tokoh, yang
menyampaikan usulan yang berupa gagasan dasar Indonesia
merdeka.18
17
Taniredja,2011,op.cit, hlm 34 18
Loc. cit
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
18
Berdasarkan keterangan Mohammad Hatta, diperoleh informasi
bahwa pada sidang perdana 29 Mei 1945, Radjiman Wediodiningrat
selaku ketua BPUPKI bertanya landasan filsafati dasar negara
Indonesia merdeka kepada seluruh peserta sidang. Pertanyaan dari
Radjiman Wediodiningrat tersebut ditanggapi oleh sebagian anggota
BPUPKI. Ada tiga tokoh yang dikenal mencoba menjawab pertanyaan
itu, mereka adalah Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.19
Ada banyak yang berpendapat dalam persidangan, namun
hanya tiga orang yang kita tahu selama ini dan tercantum jelas dalam
buku- buku sejarah serta Pendidikan Pancasila dan Kewearganegaraan,
dalam hal ini Mohammad hatta menjelaskan alasannya:
Dekat pada akhir bulan Mei 1945 Dr. Radjiman, ketua Panitia
Penyelidik Usaha- Usaha Kemerdekaan Indonesia, membuka sidang
Panitia itu dengan mengemukakan pertanyaan kepada rapat: “Negara
Indonesia Merdeka yang akan kita bangun itu, apa dasarnya?.
Kebanyakan anggota tidak mau menjawab pertanyaan itu, karena takut
pertanyaan itu akan menimbulkan persoalan filosofi yang akan
berpanjang-panjang”20
1) Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
a. Peri Kebangsaan
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ketuhanan
d. Peri Kerakyatan
(1). Permusyawaratan, (2). Perwakilan, (3).kebijaksanaan)
19
http://journal.unpar.ac.id/index.php/veritas/article/view/2524 ,19 Juli 2019, pukul : 19.13 WIB 20
Loc. cit
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
19
e. Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial)21
2) Soepomo (31 Mei 1945)
a) Persatuan (persatuan hidup)
b) Kekeluargaan
c) Keseimbangan lahir batin
d) Musyawarah
e) Semangat gotong royong (keadilan sosial)22
3) Soekarno (1 Juni 1945)
a) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
b) Internasionalisme (Peri Kemanusiaan)
c) Mufakat (demokrasi)
d) Kesejahteran Sosial
e) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang
Berkebudayaan)23
b. Sidang Panitia Sembilan 22 Juni 1945
Ir. Soekarno mengadakan Sidang Panitia Kecil yang dihadiri
oleh 38 anggota Cuo Sangi In yang merangkap menjadi anggota
BPUPKI dan anggota BPUPK yang bertempat tinggal di Jakarta.24
Empat tokoh yang mewakili golongan kebangsaan adalah Bung Hatta,
Mohammad Yamin, Ahmad Soebardjo dan A.A. Maramis. Empat
tokoh dari golongan Islam adalah H. Agus Salim, Abikusno
21
Taniredja,2011,op. cit. hlm. 34 22
Ibid. hlm.35 23
Ibid. hlm.36 24
A.B Kusuma, 2009, Lahirnya Undang- Undang Dasar 1945, Jakarta : BP FH UI hlm, 171
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
20
Tjokrosujoso (yang keduanya merupakan tokoh politis muslim), dan
K.H. Wachid Hasjim (tokoh N.U.). kedelapan tokoh tersebut diketuai
oleh Bung Karno25
Pada tanggal 22 Juni 1945 setelah bekerja keras, panitia
sembuilan berhasil merumuskan sebuah naskah yang oleh Mohammad
Yamin di beri nama Piagam Jakarta atau jakarta charter yang
didalamnya terdapat rumusan Pancasila.
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradap.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia26
c. Sidang BPUPKI 2 (10-17 Juli 1945)
Dalam sidang lanjutan BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945, hari
pertama sebelum sidang BPUPKI dimulai, oleh ketua diumumkan
adanya penambahan 6 anggota baru BPUPKI, yaitu: (1) Abdul Fatah,
(2) Hasan, (3) Asikin Natanagara, (4) Soerja Hamidjojo, (5) Besar, dan
(6) Abdul Gaffar. Dengan ditambah anggota BPUPKI seluruhnya
berjumlah 69 orang.27
25
Taniredja, 2011,op. cit. hlm. 36 26
Tanieredja, 2014, Indonesia Negara Paripurna,Purwokerto: UMP Press. Hlm.51 27
Taniredja, 2011,op.cit 37
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
21
Bung Karno sebagai Ketua Panitia Kecil, pada Sidang BPUPKI
hari pertama 10 Juli 1945, melaporkan berbagai usul yang telah
dirumuskan dalam Rancangan Preambul Hukum Dasar (Piagam
Jakarta) yang telah ditandatangani oleh sembilan orang anggota Panitia
Kecil
Sampai dengan hari kedua (11 Juni 1945) Ketua Sidang
BPUPKI masih memberikan kesempatan para anggota untuk
memberikan masukan dan usul-usul yang berhubungan dengan hukum
dan UUD NRI, sehingga tidak kurang dari 35 orang yang berbicara
memberikan usul dan masukan. Pada pukul 16.40 Ketua Sidang
membentuk tiga buah Panitia Khusu, yaitu:
1) Panitia Perancang Undang- Undang Dasar yang diketuai Bung
Karno, beranggotakan 19 orang.
2) Panitia Pembela Tanah Air, beranggotakan 23 orang, diketuai oleh
Abikusno Tjokro Sujono
3) Panitia Soal Keuangan dan Ekonomi, beranggotakan 23 organ,
diketuai oleh Bung Hatta.
Petang hari itu juga Panitia Perancang Undang – Undang Dasar
mengadakan sidang. Setelah membahas beberapa masalah yang akan
dimasukan ke dalam Undang- Undang Dasar, rapat mengambil dua
keputusan penting, yaitu:
1) Menyetujui Rancangan Preambul yang sudah ditandatangani pada
22 Juni 1945, yaitu Piagam Jakarta
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
22
2) Membentuk Panitia Kecil Perancang UUD NRI, yang berkewajiban
merumuskan rancangan isi batang tubuh UUD NRI. Panitia kecil ini
diketuai oleh Mr. Soepomo, yang beranggotakan tujuh orang, yaitu:
(1) A.A. Maramis; (2) KRT Wongsonegoro; (3) H. Agus Salim; (4)
R. Pandji Singgi; (5) Dr. Sukiman; (6) Ahmad Soebardjo.28
Berdasarkan dua keputusan tersebut berarti Panitia Perancang
Undang- Undang Dasar telah menyetujui Piagam Jakarta sebagai
Pembukaan UUD NRI yang akan dipergunakan nanti.29
Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI bersidang lagi. Pada sidang
ini Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar melaporkan hasil
kerjanya, berupa rancangan Undang-Undang Dasar yaitu yang terdiri
dari tiga bahan, yaitu:
1) Rancangan Pernyataan Indonesia Merdeka atau Declaration of
Independence.
2) Rancangan Pembukaan Undang- Undang Dasar, yaitu isinya hampir
sama dengan alinea keempat Piagam Jakarta yang membuat dasar
negara sebagaimana yang termuat dalam Piagam Jakarta.
3) Rancangan Batang Tubuh Undang –Undang Dasar, yaitu terdiri dari
42 pasal.
Pada sidang tanggal 15 dan 16 Juli 1945, membahas tentang
Rancangan Batang Tubuh Undang- Undang Dasar, yang disusun oleh
Panitia Kecil Perancang Undang- Undang Dasar. Setelah adanya
28
Taniredja, 2011,Ibid. hlm.38 29
loc. cit
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
23
beberapa perubahan, pada tanggal 16 Juli 1945 sidang BPUPKI dapat
menerima Rancangan Batang Tubuh Undang- Undang Dasar.
Dalam sidangnya pada tanggal 17 Juli 1945, BPUPKI dapat
menerima hasil kerja Panitia Pembela Tanah Air dan juga menerima
hasil kerja Panitia soal Keuangan dan Ekonomi.30
d. Sidang PPKI
Tabel 2.3 Susunan Pengurus PPKI
Ketua Ir. Soekarno
Wakil
Ketua
Drs. Moh. Hatta
Anggota:
1 Prof. Dr. Mr. Soepomo
2 Radjiman Widyodiningrat
3 RP. Soeroso
4 Soetardjo Tjokro Kartohadikoesoemo
5 KH. A. Wachid Hasyim
6 Ki Bagus Hadikusumo
7 Oto Iskandardinata
8 Abdoel Kadir
9 Soejohamidjoyo
10 Poeroebojo
11 Yap Jwan Bing
12 Mr. J. Latuharhary
13 Dr. Amir
14 Abd. Abbas
15 Moeh. Hassan
16 Hamidhan
17 Ratulangie
18 Andipangeran
19 I Gusti Ketut Pudja
Anggota Tambahan :
1 Wiranatakoesoema
2 Ki Hadjar Dewantara
3 Mr. Kasman Singodimedjo
4 Sajuti
5 Koesoema Soemantri
6 Mr. A. Soebardjo
30
Taniredja, 2011,Ibid. hlm38-39
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
24
Berlanjut pada sidang PPKI 18 Agustus 1945, PPKI akan
mengadakan sidang yang rencananya akan dimulai pukul 09.30. Bung
hatta meminta kepada Bung Karno sebagai Ketua PPKI agar sidang
diundur, karena Bung Hatta akan mengadakan pendekatan
(lobby)dengan kelompok Islam, karena sore hari tanggal 17 Agustus
1945 Bung Hatta telah kedatangan seorang opsir Jepang yang mengaku
utusan dari Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yang menguasai daerah
Indonesia Timur yang didampingi oleh Sigetada Nisyijima (pembantu
Laksamana Maeda), yang memberitahukan bahwa wakil- wakil
protestan dan Khatolik keberatan dengan kalimat “ Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi pemeluk – pemeluknya”.
Dan mengecam akan berdiri diluar Negara Republik Indonesia. Karna
itu, pada tanggal 18 Agustus 1945 sebelum sidang PPKI 1945
dilaksanakan Bung Hatta meminta agar sidang diundur. Dengan
mengumpulkan tokoh umat Islam.31
Bung Hatta meminta kepada Ki Bagoes Hadikoesoemo agar
berkenaan merelakan “tujuh kata” (dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) di belakang Ketuhanan
dihapus dan diganti dengan “ Yang Maha Esa”. Dalam waktu yang
sangat singkat, kurang dari 15 Menit mereka memperoleh kesepakatan,
demi menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan bangsa dan
31
Taniredja,2011,loc. cit
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
25
negara.32
Kemudian sidang PPKI memutuskan salah satunya lima sila
Pancasila yang kita kenal sekarang. 18 Agustus adalah final perumusan
Pancasila sebagai dasar negara sejak pengusulan nama Pancasila pada
tanggal 1 Juni 1945.
6. Tinjauan Tentang Hari Lahir Pancasila
Seiring merebaknya tulisan pidato Soekarno yang dinamai
dengan judul Lahirnya Pancasila dan diberi kata pengantar oleh
Radjiman Wedyodiningrat pada tahun 1947, sejak saat itu secara
konsensus masyarakat mengetahui bahwa hari lahir Pancasila bermula
ketika Pidato 1 Juni 1945 Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik
Usaha- Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Selama
rentan waktu rumusan final sampai sebelum terbitnya buku Lahirnya
Pancasila sebenarnya tidak ada lagi pembahasan mengenai Pancasila,
begitulah kesaksian dari A.G. Pringgodigdo.
Pada awal Mei 1964, Aidit membuat pernyataan mengejutkan yang
mempertanyakan Pancasila sebagai dasar negara. Dalam pidato
berjudul “Berani,Berani, Sekali lagi Berani,” Aidit mengatakan “
Pancasila mungkin untuk sementera dapat mencapai tujuannya sebagai
faktor penunjang dalam menempa kesatuan dan kekuatan Nasakom.
Akan tetapi begitu Nasakom menjadi realistis, maka Pancasila dengan
sendirinya tak akan ada lagi.”33
Ini adalah perdebatan awal yang memunculkan adanya
peringatan hari lahir Pancasila setelah 19 tahun merdeka yang pada
akhirnya Presiden Soekarno melakukan peringatan pada 1 Juni 1964.
Dengan harapan Pancasila akan terus dikenal dan selalu diamalkan
32
Taniredja,2011,loc. cit 33
https://historia.id/modern/articles/peringatan-hari-lahir-pancasila-yang-pertama-DBKmB pada
22 Februari 2019
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
26
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga Pancasila tidak
akan terganti oleh Ideologi lain seperti apa yang dikatakan D.N Aidit
yang membuat geram Pemerintahan.
Memasuki periode ORBA, perdebatan kembali muncul melalui
tulisan pendapat dari Prof. Dr. Nugroho Notosusanto. Lontara
pendapat itu berbentuk buku (“Naskah Proklamasi yang Otentik dan
Rumusan Pancasila yang Otentik”) dikeluarkan oleh PN. Balai Pustaka
pada terbitannya 1978. Sedang prakata dari Letjen Daryatno Kepala
Staf Kekaryaan Hankam bertanggal 17 Agustus 1971.34
Kemudian pada bulan Juli 1981 tulisan Prof. Dr. Nugroho itu
berjudul “Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara”. Yang
dipublikasinya dengan cara dimuat dihampir seluruh koran di Jakarta.
Pada pokoknya dia mengambil kesimpulan bahwa Bung Karno
bukanlah penggali satu – satunya dan hari lahir Pancasila Dasar Negara
pada tanggal 18 Agustus 1945. 35
Hal ini pada akhirnya memicu pro dan kontra, polemik dan
tanggapan dari berbagai tingkat masyarakat sekaligus membuka
pikiran kita bahwa ada kekeliruan sebelumnya. Terlepas dari
kepentingan politik dari kedua kubu, tugas saya sebagai penulis skipsi
adalah untuk mengobjektifikasikan fakta sejarah dari dominasi
kekuasaan dengan menganalisa dari pandangan para pakar kenegaraan
di tiap masanya.
34
Any Anjar, 1982, Siapa Penggali Pancasila???, Solo: Mayasari, hlm. 34. 35
Loc.cit
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
27
Bertolak pangkal dari ingin mengamankan Pancasila dari
penafsiran yang tidak bertanggung jawab (Sehingga pernah
diselewengkan oleh PKI), maka Prof. Dr. Nugroho merasa perlu untuk
membuat batasan dulu mengenai apa yang dimaksud dengan Pancasila.
Maka Nugroho menegaskan yang dibicarakan adalah “Pancasila Dasar
Negara”.36
Buku Prof. Mr. Muhamad Yamin yang berjudul “Naskah
Persiapan Undang – Undang Dasar 1945” yang diyakini oleh Nugroho
mengenai kredibilitasnya.37
Buku ini yang menjadi bahan acuan utama
dari pandangan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto terkait Pancasila Dasar
Negara. Ditambah keterangan Mr. A.G. Pringgodigdo yang
menyatakan bahwa isi buku Yamin itu otentik.
Masyarakat yang semula berkeyakinan hari lahir Pancasila
adalah ketika Soekarno berpidato pada 1 Juni 1945 mulai
mempertanyakan. Ada pro dan kontra, bahkan ada juga yang kemudian
menyimpulkan harusnya adalah 22 Juni 1945 ketika isi sudah disetujui
secara kolektif oleh panitia sembilan.
Beberapa saksi –saksi sejarah yang kemudian memberikan
pandangannya mengenai hari lahir Pancasila, seperti Mohammad
Hatta, A.G Pringgodigdo, Roeslan Abdulgani, Notonagoro dan lain
sebagainya. Begitu juga dengan pengamat –pengamat dewasa ini
36
Any Anjar, 1982,loc.cit, hlm. 34 37
loc.cit
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
28
seperti Yudi Latif, Yusril Ihza Mahendra , Refly Harun dan lainnya,
beliau saling memberikan tanggapannya mengenai hari lahir Pancasila.
Di era reformasi, PDIP selalu mengadakan upacara pada setiap
1 Juni. Spanduk- spanduk juga dipasang. Judulnya jelas: “Pancasila 1
Juni”, dalam satu tarikan napas. Mereka berjuang agar 1 Juni 1945
ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Saat menjadi ketua MPR,
Taufiq Kiemas berkirim surat secara resmi ke Presiden SBY. Ia
meminta pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.
Namun permintaan itu tidak dipenuhi SBY. Banyak pihak
berkeberatan.38
Namun PDIP terus berjuang. Karena itu, pada 2010, dengan
kewenangan yang dimiliki Kiemas, MPR mengadakan Peringatan
Pidato Bung Karno 1 Juni, judul acara itu merupakan kompromi. Acara
itu dihadiri Presiden. Baru ditahun 2016 melalui Kepres No. 24 Tahun
2016, Presiden Joko Widodo menetapkan sebagai hari lahir
Pancasila.39
Penetapan dilatar belakangi atas permohonan pemerintah
Blitar dan keluarga almarhum Presiden Soekarno yang
dipertimbangkan oleh Presiden Joko Widodo40
7. Tinjauan Tentang Pakar Kenegaraan
38
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/o94x4u318 diakses pada tanggal
21/05/2019 pukul 05.00 WIB 39
loc. cit. 40 https://nasional.kompas.com/read/2015/06/01/23521141/Jokowi.Pertimbangkan.Penetapan. Hari.Lahir.Pancasila.Jadi.Hari.Besar.Nasional
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
29
Definisi Pakar Menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah
ahli, spesialis.41
.Sedangkan definisi kenegaraan dalam kamus besar
Bahasa Indonesia adalah seluk-beluk negara atau yang berkenaan
dengan negara42
. Bisa kita simpulkan bahwa Pakar Kenegaraan adalah
orang yang ahli/ spesialis mengenai seluk beluk negara/ yang
berkenaan dengan negara. Dalam hal ini yang berkenaan dengan
negara adalah Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia. Khususnya
terkait pemahamannya mengenai Hari Lahir Pancasila.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Arinanto (1997)
Arinanto dalam tesisnya tahun 1997 berjudul “Proses
Perumusan Pancasila Dasar Negara: Studi Tentang Kedudukan
Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Tentang Polemik Mengenai
Hari Lahir Dan Penggali Pancasila Dalam Perspektif Sejarah Hukum
Tata Negara”, menjelaskan terkait hari lahir Pancasila adalah 1 Juni
1945. Namun dalam pembahasannya lebih condong pada pembahasan
terkait penggali Pancasila, sehingga pembahasan rinci terkait hari lahir
Pancasila mana yang sepatutnya diyakini dengan analisis mendalam
tidak ditemukan dalam tesis.
Penulis menyayangkan tesis yang berisi duaratus-an halaman yang
bisa ditemui di perpustakaan nasional tidak menjelaskan terkait hari lahir
Pancasila yang lebih mendalam, isi lebih merujuk pada saiapa penggali
41
Bambang, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Vitory Inti Cipta, Hlm.353 42
https://kbbi.web.id/negara diakses pada 17 Mei 2019 pukul: 00.46 WIB
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
30
Pancasila dengan menyajikan perdebatan antara Prof. Nugroho
Notosusanto dengan Panitia Lima dan beberapa pakar lainnya.
2. Ida Bagus Brata, Ida Bagus Nyoman Wartha(2017)
Dalam Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1,
Januari 2017 yang berjudul Lahirnya pancasila Sebagai Pemersatu
Bangsa Indonesia, Ida bagus menjelaskan prosesi perumusan
Pancasila dari awal sampai akhir, namun tidak menyebutkan kapan
harusnya Pancasila lahir diantara 1 Juni 1945, 22 Juni 1945 atau 18
Agustus 1845. Ida bagus juga belum mengetahui mengenai misteri
“kawan ahli bahasa” yang di maksud oleh Soekarno sebagai pemberi
saran nama Pancasila.43
3. A.B. Kusuma dan R.E. Elson
Dalam Jurnal tulisanya yang berjudul A Note On The Sources
For The 1945 Constitutional Debates In Indonesia, menjelaskan
mengenai autentisitas sumber yang digunakan oleh Nugroho
Notosusanto, namun dalam jurnalnya menitik beratkan penjelasan
kepada perdebatan antara Soekarno dengan Yamin. tetapi seperti
dikutip A.B Kusuma dalam Koransulindo menjelaskan bahwa arsip
primer soal hari lahirnya Pancasila, belum semuanya dibuka.44
43
http://jurnal.unmas.ac.id/index.php/JSP/article/viewFile/800/745 di akses pada 23 Juli 2019
pukul 21;43 WIB. 44
https://koransulindo.com/ab-kusuma-masih-ada-arsip-primer-yang-ditutupi/ diakses pada 24 Juli
pukul 1:40 WIB
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
31
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pada Penelitian Induktif (Inductive reserch) kerangka pemikiran
berdasarkan dugaan sementara, yaitu adanya kaitan – kaitan tertentu dalam
variabel masalah, tetapi tidak dapat didedukasi dari teori. Jadi, hipotesis
tidak diturunkan terlebih dahulu, tetapi hipotesis dihasilkan dari data yang
disebut benang merah, yaitu pencerminan alat runtut pikir peneliti.45
Berumula dari permintaan Radjiman Wedyodiningrat mengenai
dasar negara Indonesia, kemudian ada 3 pendapat yang menjadi rujukan
hingga saat ini yaitu pendapat Muhammad Yamin, Soepomo dan
Soekarno. Berbeda dengan dua tokoh yang berpendapat terlebih dahulu,
Soekarno mencoba menamai dasar yang di usulkan dengan nama
Pancasila melalui saran seorang teman ahli bahasanya.
Pembahasan belum selesai sampai disitu, kemudian panitia
sembilan merumuskan secara kolektif melalui usulan – usulan sidang
sebelumnya dan mencapai kesepakatan pada tanggal 22 Juni 1945. Namun
45
Sadeli,2015, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Purwokerto : RAMAH Comp & Grafis
HARI LAHIR PANCASILA
18 Agustus 1945
Pandangan Pakar Kenegaraan
22 Juni 1945 1 Juni 1945
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019
32
sila pertama mendapat pertentangan dan kemudian diganti dengan
Ketuhanan Yang Maha Esa dan mencapai rumusan final sebagai dasar
negara pada tanggal 18 Agustus 1945.
A.G pringgodigdo selaku wakil sekretaris BPUPKI
mendokumentasikan hasil – hasil sidang untuk diserahkan kepada Jepang
dan sisanya disimpan. Dokumen hasil stenograf pada tanggal 1 Juni 1945
dijadikan buku dan diberi nama Lahirnya Pancasinya pada tahun 1947.
Kemudian dokumen juga dipinjam oleh Muhammad Yamin untuk menulis
buku Naskah Perumusan UUD NRI 1945 pada tahun 1959.
Pada 1 Juni 1964 dijadikan konsensus kenegaraan sebagai hari
lahir Pancasila seiring merebaknya pemahaman masyarakat luas melalui
buku Lahirnya Pancasila 1947 dan alasan politis atas gesekan
pemerintahan Soekarno dengan D.N Aidit.
Pada tahun 1978 di masa Orde Baru, Nugroho Notosusanto
menerbitkan buku Naskah Proklamasi yang Otentik dan Rumusan
Pancasila yang Otentik yang diberi prakata pada tahun 1971. Buku
memberikan penyataan salah satunya adalah hari lahir Pancasila
seharusnya 18 Agustus 1945.
Pro dan kontra kemudian muncul dari berbagai lapisan, para saksi
hidup tak ketinggalan memberikan pendapatnya, begitu pula dengan pakar
kenegaraan lainnya, terlebih mereka yang berlatang belakang hukum tata
negara memberikan pandangan mengenai seharusnya Pancasila lahir.
Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019