bab ii tinjauan pustaka a. kajian teori 1.repository.ump.ac.id/9237/3/bab ii.pdf · pancasila yang...

25
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Pengakuan Secara terminologis, ”pengakuan” berarti proses, cara, perbuatan mengaku atau mengakui, sedangkan kata “mengakui” berarti menyatakan berhak. Pengakuan dalam konteks ilmu hukum internasional, misalnya terhadap keberadaan suatu negara/pemerintahan biasanya mengarah pada istilah pengakuan de facto dan de jure. Pengakuan yang secara nyata terhadap entitas tertentu untuk menjalankan kekuasaan efektif pada suatu wilayah disebut dengan pengakuan de facto. Pengakuan tersebut bersifat sementara, karena pengakuan ini ditunjukkan kepada kenyataan- kenyataan mengenai kedudukan pemerintahan yang baru. Apabila kemudian dipertahankan terus dan makin bertambah maju, maka pengakuan de facto akan berubah dengan sendirinya menjadi pengakuan de jureyang bersifat tetap dan diikuti dengan tindakan- tindakan hukum lainnya. 1 Moh. Kusnadi dan Bintan R Saragih menjelaskan pengakuan secara hukum (de jure) adalah pengakuan suatu negara terhadap negara lain yang diikuti dengan tindakan-tindakan hukum tertentu, misalnya pembukaan hubungan diplomatik dan pembuatan perjanjian antara 1 http://e-journal.uajy.ac.id/6153/3/MIH201583.pdf diakses pada 31 Juli 2019 Pukul : 22.51 WIB Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

Upload: others

Post on 01-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang Pengakuan

Secara terminologis, ”pengakuan” berarti proses, cara,

perbuatan mengaku atau mengakui, sedangkan kata “mengakui” berarti

menyatakan berhak. Pengakuan dalam konteks ilmu hukum

internasional, misalnya terhadap keberadaan suatu

negara/pemerintahan biasanya mengarah pada istilah pengakuan de

facto dan de jure. Pengakuan yang secara nyata terhadap entitas

tertentu untuk menjalankan kekuasaan efektif pada suatu wilayah

disebut dengan pengakuan de facto. Pengakuan tersebut bersifat

sementara, karena pengakuan ini ditunjukkan kepada kenyataan-

kenyataan mengenai kedudukan pemerintahan yang baru. Apabila

kemudian dipertahankan terus dan makin bertambah maju, maka

pengakuan de facto akan berubah dengan sendirinya menjadi

pengakuan de jureyang bersifat tetap dan diikuti dengan tindakan-

tindakan hukum lainnya.1

Moh. Kusnadi dan Bintan R Saragih menjelaskan pengakuan

secara hukum (de jure) adalah pengakuan suatu negara terhadap negara

lain yang diikuti dengan tindakan-tindakan hukum tertentu, misalnya

pembukaan hubungan diplomatik dan pembuatan perjanjian antara

1 http://e-journal.uajy.ac.id/6153/3/MIH201583.pdf diakses pada 31 Juli 2019 Pukul : 22.51 WIB

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

9

kedua negara. Hans Kelsen dalam Otje Salman Soemadiningrat

menguraikan terminologi “pengakuan” dalam kaitannya dengan

keberadaan suatu negara yaitu; terdapat dua tindakan dalam suatu

pengakuan yakni tindakan politik dan tindakan hukum.2

Berdasarkan rujukan diatas, dalam pengertiannya mengenai

pengakuan hari lahir Pancasila, mengarah kepada pengertian hari lahir

Pancasila yang didasarkan pada suatu tindakan politik dan hari lahir

Pancasila yang didasarkan pada suatu tindakan hukum. Tinjauan ini

dapat menjadi dasar untuk menemukan jawaban atas perdebadan hari

lahir Pancasila.

2. Tinjauan tentang Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata analisis

didefinisikan sebagai berikut :Penguraian suatu pokok atas berbagai

bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar

bagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti

keseluruhan3. Sedangkan menurut Harahap pengertian analisis adalah

sebagai berikut: Analisis adalah memecahkan atau menguraikan

sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil4.

Definisi analisis tersebut memberi gambaran tentang kegiatan

membedah unsur-unsur dari sesuatu yang diteliti, dalam hal ini berarti

membedah unsur-unsur pandangan pakar kenegaraan mengenai hari

2 http://e-journal.uajy.ac.id/6153/3/MIH201583.pdf ,loc. cit

3 Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002). Departemen Pendidikan Nasional Edisi ke-3. Balai

Pustaka, Jakarta. Gramedia. Hal 43 4 Harahap, Sofyan Syarif. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada hlm.189

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

10

lahir pancasila, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah

hubungan di antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan memperoleh

pengertian dan pemahaman yang baik dan mendalam atas sesuatu,

dalam hal ini adalah hari lahir pancasila.

3. Tinjauan tentang Sejarah

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat

diartikan sebagai silsilah, asal-usul (keturunan), atau kejadian yang

terjadi pada masa lampau. Sedangkan para ahli mengemukakan

definisi sejarah antara lain sebagai berikut: a.Sejarah menurut Widja

adalah suatu studi yang telah dialami manusia diwaktu lampau dan

telah meninggalkan jejak diwaktu sekarang, di mana tekanan perhatian

diletakkan, terutama dalam pada aspek peristiwa sendiri. Dalam hal ini

terutama pada hal yang bersifat khusus dan segi-segi urutan

perkembangannya yang disusun dalam cerita sejarah.5

Sejarah menurut Sartono Kartodirdjo adalah gambaran tentang

masa lalu manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun

secara ilmiah dan lengkap. Meliputi urutan fakta masa tersebut dengan

tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman

tentang apa yang telah berlalu.6

Sejarah menurut Sidi Gazalba adalah gambaran masa lalu

tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun

5 Widja, I Gde. 1989. Dasar- dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah.

Jakarta: P2LPTK hlm.9 6 Kartodirdjo, Sartono. (1982), Pemikiran Dan Perkembangan Historiografi Indonesia Suatu

Alternatif. Jakarta: Gramedia hlm.12

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

11

secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan

tafsiran dan penjelasan, yang memberi pengertian tentang apa yang

telah berlalu.7

Dari beberapa pengertian sejarah di atas maka dapat

disimpulkan bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian-

kejadian atau peristiwa pada masa lalu manusia serta merekontruksi

apa yang terjadi pada masa lalu. Dengan adanya pembelajaran sejarah

Pancasila pada siswa maka dapat membantu siswa dalam memahami

perilaku manusia pada masa lalu beserta nilai-nilai yang terkandung,

masa sekarang dan masa yang akan datang.

Memahami pandangan – pandangan pakar kenegaraan

mengenai hari lahir Pancasila adalah salah satu wujud menambah

wawasan kebangsaan terkait ideologi Pancasila di masa lampau dan

sejalan dengan pernyataan Bung Karno terkait jangan sekali – kali

melupakan sejarah (Jasmerah).

4. Tinjaun tentang Pancasila

a. Secara etimologis, istilah Pancasila berasal dari kata Sansekerta

dari India (bahasa kasta Brahmana) dan bahasa rakyat biasa

adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam

bahasa Sangsekerta “Pancasila” memiliki dua macam arti yaitu:8

7Sidi Gazalba.1981. Pengantar Ilmu Sejarah.Jakarta. Bharata

8 Noor Ms Bakry,2010, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm.14

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

12

1) Panca artinya lima dan syila (vokal i pendek) artinya batu

sendi, azas atau dasar, jadi jika dirangkai menjadi dasar yang

memiliki lima unsur

2) Panca artinya lima dan syiila (vokal i panjang) artinya

peraturan tingkah laku,yang penting atau yang senonoh, jadi

jika dirangkai menjadi lima aturan tingkah laku yang penting

b. Secara historis ada beberapa alur yang meriwayatkan singkat

Pancasila baik dari segi istilah maupun proses perumusan sampai

menjadi dasar negara yang sah, berikut ini adalah prosesnya9:

Pada mulanya istilah “Pancasila” berasal dari ajaran moral

dalam agama Budha yang berarti “lima aturan” berupa “lima

pantangan”10

yaitu: 1. Larangan membunuh; 2. Larangan mencuri;

3. Larangan berzina; 4. Larangan berdusta; 5. Larangan minum –

minuman keras.

Sejak terbitnya buku “Negarakartagama” yang ditulis oleh

Empu Prapanca tahun 1365 serta dalam buku “Sutasoma” dari

Empu Tantular, masyarakat nusantara di bawah kerajaan Majapahit

sudah mengenal istilah Pancasila. Suhadi menjelaskan bahwa,

Menurut empu prapanca istilah “ Pancasila itu diartikan sebagai “

lima pantangan”. Sedangkan menurut empu tantular istilah

“Pancasila” diartikan sebagai “lima batu sendi” atau “ pelaksanaan

kesusilaan yang lima” yaitu: (a) larangan melakukan tindak

9 Hamid Darmadi,2010, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan,Bandung: Alfabeta, hlm. 240

10 Suhadi, 2002,Dinamika Pancasila, Yogyakarta:Yayasan Humaniora, hlm.1

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

13

kekerasan, (b) larangan mencuri, (c) larangan berhati dengki, (d)

larnagan berdusta, (e) larangan meminum – minuman keras.

Pada masa perumusan dasar negara, istilah Pancasila

kembali muncul dengan rangkaian peristiwa sebagai berikut:

1. Perumusan dari sidang BPUPKI pertama Dr Radjiman

Widyoningrat mengajukan permasalahan rumusan dasar negara

Indonesia yang diisi tiga pembicara yaitu Mr Mochamad

Yamin, Dr Soepomo dan Ir Soekarno.

2. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno berpidato secara lisan

mengenai rumusan dasar negara Indonesia yang diberi nama

Pancasila.

3. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memploklamirkan

kemerdekaan

4. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Undang-Undang Dasar 1945

disahkan dan pada alinea IV terdapat rumusan lima prinsip

dasar negara. 11

c. Secara terminologis, istilah “Pancasila” dipakai untuk memberi

nama dasar filsafat negara Republik Indonesia. Prosesnya adalah

sebagai berikut :

1) Tahapan pengusulan

11

Hamid Darmadi, 2010,op. cit. hlm. 240

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

14

Dilakukan oleh Ir. Soekarno dalam sidang paripurna

BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, tertuang dalam pidato

“Lahirnya Pancasila”

2) Tahap perumusan

Dilakukan oleh panitia sembilan dari BPUPKI pada

tanggal 22 Juni 1945, tertuang dalam Piagam Jakarta.

3) Tahap penetapan

Dilakukan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945,

tertuang dalam Pembukaan UUD NRI NRI 1945.

4) tahap peresmian, dilakukan oleh MPRS pada tanggal 5 Juli

1966, tertuang di dalam Ketetapan MPRS No.

XX/MPRS?1966.12

Pancasila dalam pembukaan UUD NRI NRI 1945 alinea IV

berisi dasar negara. Secara yuridis dan dalam Bahasa Indonesia

disebutkan sebagai berikut13

:

(a) Ketuhanan Yang Maha Esa.

(b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

(c) Persatuan Indonesia.

(d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

(e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

12

Suhadi, 2002,op. cit. hlm.2 13

Noor Ms Bakry,op. cit. hlm. 18

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

15

5. Tinjauan Tentang Proses Perumusan Dasar Negara

1 Maret 1945, bertepatan dengan tiga tahun dimulainya

“Pembangunan Jawa Baru” (pendaratan Tentara Jepang di Jawa)

Pemerintah Jepang mengunmumkan bahwa akan segera dibentuk

Dokuritsu Zyumbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia.14

29 April 1945, oleh Seikoo Sikikan dibentuklah Dokuritsu

Zyumbi Tyoosakai atau Badan Penyelidikan Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia, yang beranggotakan 63 orang, yang terdiri

dari Ketua/ Kaicoo (Dr. KRT, Radjiman Wedyodiningrat, Ketua

Muda/ Fuku Kaicoo Ichibangase (orang Jepang), dan seorang ketua

muda dari bangsa Indonesia RP Soeroso.15

Berikut tabel anggota

BPUPKI :

Tabel 2.1: Nama- Nama Anggota BPUPKI

14

Taniredja, 2011, Paradigma Baru Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa,

Bandung:Alfabeta, hlm 32 15

Ibid, hlm 33

No Nama No Nama

1 Soekarno 31 Boentaran Martoatmodjo

2 Mohammad Yamin 32 Liem Koen Hian

3 R. Kusumah Atmadja 33 J. Laoteharhary

4 R. Abdulrahim Pratalykrama 34 R. hindro Martono

5 R. Aris 35 R. Soekardjo Pandji Wirjopranoto

6 Ki Hajar Deweantara 36 H. Ah. Sanoesi

7 Ki Bagoes Hadikoesoemo 37 A.M. Dasaat

8 B.P.H.Bintoro 38 Eng Hoa

9 Abdul Kahar Moezakkir 39 M.P. Soerachman Tjokroaqdisoerjo

10 B.P.H Poeroebojo 40 R.A.A. Soemitro Kolopaking P.

11 R.A.A. Wranatakoesoema 41 K.R.M.T.H. Woerjaningrat

12 R. Asharsoetedja Moenandar 42 Ahmad Soebardjo

13 Oeij Tiang Tjoei 43 R. Djenal Asikin Widjojokoesoemo

14 Mohammad Hatta 44 Abikoesno Tjokrosoejoso

15 Oei Tjong Hauw 45 Parada Harahap

16 H. Agoes Salim 46 R.M. Santono

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

16

Pada hari Senin, tanggal 28 Bulan 5 Tahun Syoo-Wa 20

(1945)16

dilakukan upacara pembukaan BPUPKI. yang dihadiri oleh

P.Y.M. Saikoo Sikikan dengan susunan acara sebagai berikut:

Tabel 2.2 : Susunan Acara Pembukaan BPUPKI Jam Acara Tempat Keterangan

11.00 Upacara pengibaran

bendera koki dan bendera

kebangsaan

Depan Gedung

Tyuuoo Sangi-In

Semua Iin-Iin dan

Tokubetu Iindan pegawai–

pegawai kantor tata usaha

harus hadir

15.00 Kedatangan Iin-Iin dan

lain- lainnya yang

bersangkutan

Di gedung Tyuuoo

Sangi-In

15.20 Penyambutan P.Y.M

(Paduka Yang Mulia-red.)

Saikoo Sikikan oleh para

hadirin

Serambi depan Pegawai-pegawai Gunsei-

kanbu dan Zimukyoku

serta para Iin dan lain-

lainnya hendaklah ada di

serambi depan untuk

menyambut P.Y.M. Saikoo

Sikikan

15.30 Kedatangan P.Y.M.

Saikoo Sikikan (Upacara

pembukaan)

15.35 (Upacara pembukaan)

1. P.Y.M Saikoo

Sikikan dan

Gunseikan masuk ke

ruang gedung

2. Upacara Kokumin

Girei

3. Nasihat P.Y.M.

Saikoo Sikikan

Para hadirin memberi

hormat kepada belian

Sumpah ini akan diucapkan

oleh Kaityoo

16

Aning F, 2017, Lahirnya Pancasila , Kumpulan Pidato BPUPKI, Yogyakarta: Media

Pressindo

17 M. Soetardjo Kartoharikoesoemo 47 K.H.M. Mansjoer

18 R.M.Margono

Djojohadikoesoemo

48 K.R.M.A. Sosrodiningrat

19 K.H. Abdoel Halim 49 R. Soewandi

20 K.H. Masjkoer 50 K.H.A. Wahid Hasjim

21 R. Soedirman 51 P.F. Dahler

22 P.A.H. Djajadiningrat 52 Soekiman

23 Soepomo 53 K.R.M.T. Wongsonagoro

24 R. Roeseno 54 R. Otto Iskandar Dinata

25 R. Singgih 55 A. Baswedan

26 Ny. Maria Ulfah Santoso 56 Abdul Kadir

27 R.M.T.A. Soerjo 57 Samsi

28 R. Roeslan Wongsokoesoemo 58 A.A. Maramis

29 R.Soesanto Tirtoprodjo 59 R. Samsoedin

30 Ny. R.S.S Soenarjo

Mangoenpoespito

60 R. Sastromoeljono

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

17

4. Nasihat P.Y.M.

Gunseikan

5. Sumpah Iin

6. Ucapan selamat

7. Pidato Kaityoo

8. P.Y.M Saikoo

meninggalkan

ruangan

9. Membikin potret

peringatan

10. P.Y.M. Saikoo

Sikikan berangkat

diiringkan keluar

Oleh seorang anggota

Tyuuoo Sangi-In

Seperti peraturan

menyambut beliau

*waktu Jepang yang digunakan pada masa itu berbeda 1

Jam dengan WIB

Pada tanggal 28 Mei 1945 (bertepatan kelahiran Kaisar Jepang

Tenno Haika) oleh Letnan Jenderal Kumakici, Panglima Tentara Keenam

Belas Jepang di Jawa. Tugas pokok BPUPKI adalah menyelenggarakan

pemeriksaan dasar tentang hal-hal penting, rancangan-rancangan dan

penyelidikan yang berhubungan dengan usaha mendirikan negara

Indonesia yang baru.17

a. Sidang BPUPKI 1 (29 Mei- 1 Juni 1945)

Sehari setelah dilantik, Badan penyelidik Usaha Persiapan

kemerdekaan Indonesia / Dokuritsu Zyunbi Tyosakai segera

mengadakan sidang, yang dikenal dengan Sidang BPUPKI pertama.

Sidang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945.

Dalam sidang ini secara berturut-turut tampil beberapa tokoh, yang

menyampaikan usulan yang berupa gagasan dasar Indonesia

merdeka.18

17

Taniredja,2011,op.cit, hlm 34 18

Loc. cit

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

18

Berdasarkan keterangan Mohammad Hatta, diperoleh informasi

bahwa pada sidang perdana 29 Mei 1945, Radjiman Wediodiningrat

selaku ketua BPUPKI bertanya landasan filsafati dasar negara

Indonesia merdeka kepada seluruh peserta sidang. Pertanyaan dari

Radjiman Wediodiningrat tersebut ditanggapi oleh sebagian anggota

BPUPKI. Ada tiga tokoh yang dikenal mencoba menjawab pertanyaan

itu, mereka adalah Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.19

Ada banyak yang berpendapat dalam persidangan, namun

hanya tiga orang yang kita tahu selama ini dan tercantum jelas dalam

buku- buku sejarah serta Pendidikan Pancasila dan Kewearganegaraan,

dalam hal ini Mohammad hatta menjelaskan alasannya:

Dekat pada akhir bulan Mei 1945 Dr. Radjiman, ketua Panitia

Penyelidik Usaha- Usaha Kemerdekaan Indonesia, membuka sidang

Panitia itu dengan mengemukakan pertanyaan kepada rapat: “Negara

Indonesia Merdeka yang akan kita bangun itu, apa dasarnya?.

Kebanyakan anggota tidak mau menjawab pertanyaan itu, karena takut

pertanyaan itu akan menimbulkan persoalan filosofi yang akan

berpanjang-panjang”20

1) Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

a. Peri Kebangsaan

b. Peri Kemanusiaan

c. Peri Ketuhanan

d. Peri Kerakyatan

(1). Permusyawaratan, (2). Perwakilan, (3).kebijaksanaan)

19

http://journal.unpar.ac.id/index.php/veritas/article/view/2524 ,19 Juli 2019, pukul : 19.13 WIB 20

Loc. cit

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

19

e. Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial)21

2) Soepomo (31 Mei 1945)

a) Persatuan (persatuan hidup)

b) Kekeluargaan

c) Keseimbangan lahir batin

d) Musyawarah

e) Semangat gotong royong (keadilan sosial)22

3) Soekarno (1 Juni 1945)

a) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)

b) Internasionalisme (Peri Kemanusiaan)

c) Mufakat (demokrasi)

d) Kesejahteran Sosial

e) Ketuhanan Yang Maha Esa (Ketuhanan Yang

Berkebudayaan)23

b. Sidang Panitia Sembilan 22 Juni 1945

Ir. Soekarno mengadakan Sidang Panitia Kecil yang dihadiri

oleh 38 anggota Cuo Sangi In yang merangkap menjadi anggota

BPUPKI dan anggota BPUPK yang bertempat tinggal di Jakarta.24

Empat tokoh yang mewakili golongan kebangsaan adalah Bung Hatta,

Mohammad Yamin, Ahmad Soebardjo dan A.A. Maramis. Empat

tokoh dari golongan Islam adalah H. Agus Salim, Abikusno

21

Taniredja,2011,op. cit. hlm. 34 22

Ibid. hlm.35 23

Ibid. hlm.36 24

A.B Kusuma, 2009, Lahirnya Undang- Undang Dasar 1945, Jakarta : BP FH UI hlm, 171

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

20

Tjokrosujoso (yang keduanya merupakan tokoh politis muslim), dan

K.H. Wachid Hasjim (tokoh N.U.). kedelapan tokoh tersebut diketuai

oleh Bung Karno25

Pada tanggal 22 Juni 1945 setelah bekerja keras, panitia

sembuilan berhasil merumuskan sebuah naskah yang oleh Mohammad

Yamin di beri nama Piagam Jakarta atau jakarta charter yang

didalamnya terdapat rumusan Pancasila.

1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk pemeluknya.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradap.

3) Persatuan Indonesia.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia26

c. Sidang BPUPKI 2 (10-17 Juli 1945)

Dalam sidang lanjutan BPUPKI tanggal 10-17 Juli 1945, hari

pertama sebelum sidang BPUPKI dimulai, oleh ketua diumumkan

adanya penambahan 6 anggota baru BPUPKI, yaitu: (1) Abdul Fatah,

(2) Hasan, (3) Asikin Natanagara, (4) Soerja Hamidjojo, (5) Besar, dan

(6) Abdul Gaffar. Dengan ditambah anggota BPUPKI seluruhnya

berjumlah 69 orang.27

25

Taniredja, 2011,op. cit. hlm. 36 26

Tanieredja, 2014, Indonesia Negara Paripurna,Purwokerto: UMP Press. Hlm.51 27

Taniredja, 2011,op.cit 37

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

21

Bung Karno sebagai Ketua Panitia Kecil, pada Sidang BPUPKI

hari pertama 10 Juli 1945, melaporkan berbagai usul yang telah

dirumuskan dalam Rancangan Preambul Hukum Dasar (Piagam

Jakarta) yang telah ditandatangani oleh sembilan orang anggota Panitia

Kecil

Sampai dengan hari kedua (11 Juni 1945) Ketua Sidang

BPUPKI masih memberikan kesempatan para anggota untuk

memberikan masukan dan usul-usul yang berhubungan dengan hukum

dan UUD NRI, sehingga tidak kurang dari 35 orang yang berbicara

memberikan usul dan masukan. Pada pukul 16.40 Ketua Sidang

membentuk tiga buah Panitia Khusu, yaitu:

1) Panitia Perancang Undang- Undang Dasar yang diketuai Bung

Karno, beranggotakan 19 orang.

2) Panitia Pembela Tanah Air, beranggotakan 23 orang, diketuai oleh

Abikusno Tjokro Sujono

3) Panitia Soal Keuangan dan Ekonomi, beranggotakan 23 organ,

diketuai oleh Bung Hatta.

Petang hari itu juga Panitia Perancang Undang – Undang Dasar

mengadakan sidang. Setelah membahas beberapa masalah yang akan

dimasukan ke dalam Undang- Undang Dasar, rapat mengambil dua

keputusan penting, yaitu:

1) Menyetujui Rancangan Preambul yang sudah ditandatangani pada

22 Juni 1945, yaitu Piagam Jakarta

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

22

2) Membentuk Panitia Kecil Perancang UUD NRI, yang berkewajiban

merumuskan rancangan isi batang tubuh UUD NRI. Panitia kecil ini

diketuai oleh Mr. Soepomo, yang beranggotakan tujuh orang, yaitu:

(1) A.A. Maramis; (2) KRT Wongsonegoro; (3) H. Agus Salim; (4)

R. Pandji Singgi; (5) Dr. Sukiman; (6) Ahmad Soebardjo.28

Berdasarkan dua keputusan tersebut berarti Panitia Perancang

Undang- Undang Dasar telah menyetujui Piagam Jakarta sebagai

Pembukaan UUD NRI yang akan dipergunakan nanti.29

Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI bersidang lagi. Pada sidang

ini Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar melaporkan hasil

kerjanya, berupa rancangan Undang-Undang Dasar yaitu yang terdiri

dari tiga bahan, yaitu:

1) Rancangan Pernyataan Indonesia Merdeka atau Declaration of

Independence.

2) Rancangan Pembukaan Undang- Undang Dasar, yaitu isinya hampir

sama dengan alinea keempat Piagam Jakarta yang membuat dasar

negara sebagaimana yang termuat dalam Piagam Jakarta.

3) Rancangan Batang Tubuh Undang –Undang Dasar, yaitu terdiri dari

42 pasal.

Pada sidang tanggal 15 dan 16 Juli 1945, membahas tentang

Rancangan Batang Tubuh Undang- Undang Dasar, yang disusun oleh

Panitia Kecil Perancang Undang- Undang Dasar. Setelah adanya

28

Taniredja, 2011,Ibid. hlm.38 29

loc. cit

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

23

beberapa perubahan, pada tanggal 16 Juli 1945 sidang BPUPKI dapat

menerima Rancangan Batang Tubuh Undang- Undang Dasar.

Dalam sidangnya pada tanggal 17 Juli 1945, BPUPKI dapat

menerima hasil kerja Panitia Pembela Tanah Air dan juga menerima

hasil kerja Panitia soal Keuangan dan Ekonomi.30

d. Sidang PPKI

Tabel 2.3 Susunan Pengurus PPKI

Ketua Ir. Soekarno

Wakil

Ketua

Drs. Moh. Hatta

Anggota:

1 Prof. Dr. Mr. Soepomo

2 Radjiman Widyodiningrat

3 RP. Soeroso

4 Soetardjo Tjokro Kartohadikoesoemo

5 KH. A. Wachid Hasyim

6 Ki Bagus Hadikusumo

7 Oto Iskandardinata

8 Abdoel Kadir

9 Soejohamidjoyo

10 Poeroebojo

11 Yap Jwan Bing

12 Mr. J. Latuharhary

13 Dr. Amir

14 Abd. Abbas

15 Moeh. Hassan

16 Hamidhan

17 Ratulangie

18 Andipangeran

19 I Gusti Ketut Pudja

Anggota Tambahan :

1 Wiranatakoesoema

2 Ki Hadjar Dewantara

3 Mr. Kasman Singodimedjo

4 Sajuti

5 Koesoema Soemantri

6 Mr. A. Soebardjo

30

Taniredja, 2011,Ibid. hlm38-39

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

24

Berlanjut pada sidang PPKI 18 Agustus 1945, PPKI akan

mengadakan sidang yang rencananya akan dimulai pukul 09.30. Bung

hatta meminta kepada Bung Karno sebagai Ketua PPKI agar sidang

diundur, karena Bung Hatta akan mengadakan pendekatan

(lobby)dengan kelompok Islam, karena sore hari tanggal 17 Agustus

1945 Bung Hatta telah kedatangan seorang opsir Jepang yang mengaku

utusan dari Kaigun (Angkatan Laut Jepang) yang menguasai daerah

Indonesia Timur yang didampingi oleh Sigetada Nisyijima (pembantu

Laksamana Maeda), yang memberitahukan bahwa wakil- wakil

protestan dan Khatolik keberatan dengan kalimat “ Ketuhanan dengan

kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi pemeluk – pemeluknya”.

Dan mengecam akan berdiri diluar Negara Republik Indonesia. Karna

itu, pada tanggal 18 Agustus 1945 sebelum sidang PPKI 1945

dilaksanakan Bung Hatta meminta agar sidang diundur. Dengan

mengumpulkan tokoh umat Islam.31

Bung Hatta meminta kepada Ki Bagoes Hadikoesoemo agar

berkenaan merelakan “tujuh kata” (dengan kewajiban menjalankan

syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) di belakang Ketuhanan

dihapus dan diganti dengan “ Yang Maha Esa”. Dalam waktu yang

sangat singkat, kurang dari 15 Menit mereka memperoleh kesepakatan,

demi menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan bangsa dan

31

Taniredja,2011,loc. cit

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

25

negara.32

Kemudian sidang PPKI memutuskan salah satunya lima sila

Pancasila yang kita kenal sekarang. 18 Agustus adalah final perumusan

Pancasila sebagai dasar negara sejak pengusulan nama Pancasila pada

tanggal 1 Juni 1945.

6. Tinjauan Tentang Hari Lahir Pancasila

Seiring merebaknya tulisan pidato Soekarno yang dinamai

dengan judul Lahirnya Pancasila dan diberi kata pengantar oleh

Radjiman Wedyodiningrat pada tahun 1947, sejak saat itu secara

konsensus masyarakat mengetahui bahwa hari lahir Pancasila bermula

ketika Pidato 1 Juni 1945 Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik

Usaha- Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Selama

rentan waktu rumusan final sampai sebelum terbitnya buku Lahirnya

Pancasila sebenarnya tidak ada lagi pembahasan mengenai Pancasila,

begitulah kesaksian dari A.G. Pringgodigdo.

Pada awal Mei 1964, Aidit membuat pernyataan mengejutkan yang

mempertanyakan Pancasila sebagai dasar negara. Dalam pidato

berjudul “Berani,Berani, Sekali lagi Berani,” Aidit mengatakan “

Pancasila mungkin untuk sementera dapat mencapai tujuannya sebagai

faktor penunjang dalam menempa kesatuan dan kekuatan Nasakom.

Akan tetapi begitu Nasakom menjadi realistis, maka Pancasila dengan

sendirinya tak akan ada lagi.”33

Ini adalah perdebatan awal yang memunculkan adanya

peringatan hari lahir Pancasila setelah 19 tahun merdeka yang pada

akhirnya Presiden Soekarno melakukan peringatan pada 1 Juni 1964.

Dengan harapan Pancasila akan terus dikenal dan selalu diamalkan

32

Taniredja,2011,loc. cit 33

https://historia.id/modern/articles/peringatan-hari-lahir-pancasila-yang-pertama-DBKmB pada

22 Februari 2019

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

26

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga Pancasila tidak

akan terganti oleh Ideologi lain seperti apa yang dikatakan D.N Aidit

yang membuat geram Pemerintahan.

Memasuki periode ORBA, perdebatan kembali muncul melalui

tulisan pendapat dari Prof. Dr. Nugroho Notosusanto. Lontara

pendapat itu berbentuk buku (“Naskah Proklamasi yang Otentik dan

Rumusan Pancasila yang Otentik”) dikeluarkan oleh PN. Balai Pustaka

pada terbitannya 1978. Sedang prakata dari Letjen Daryatno Kepala

Staf Kekaryaan Hankam bertanggal 17 Agustus 1971.34

Kemudian pada bulan Juli 1981 tulisan Prof. Dr. Nugroho itu

berjudul “Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara”. Yang

dipublikasinya dengan cara dimuat dihampir seluruh koran di Jakarta.

Pada pokoknya dia mengambil kesimpulan bahwa Bung Karno

bukanlah penggali satu – satunya dan hari lahir Pancasila Dasar Negara

pada tanggal 18 Agustus 1945. 35

Hal ini pada akhirnya memicu pro dan kontra, polemik dan

tanggapan dari berbagai tingkat masyarakat sekaligus membuka

pikiran kita bahwa ada kekeliruan sebelumnya. Terlepas dari

kepentingan politik dari kedua kubu, tugas saya sebagai penulis skipsi

adalah untuk mengobjektifikasikan fakta sejarah dari dominasi

kekuasaan dengan menganalisa dari pandangan para pakar kenegaraan

di tiap masanya.

34

Any Anjar, 1982, Siapa Penggali Pancasila???, Solo: Mayasari, hlm. 34. 35

Loc.cit

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

27

Bertolak pangkal dari ingin mengamankan Pancasila dari

penafsiran yang tidak bertanggung jawab (Sehingga pernah

diselewengkan oleh PKI), maka Prof. Dr. Nugroho merasa perlu untuk

membuat batasan dulu mengenai apa yang dimaksud dengan Pancasila.

Maka Nugroho menegaskan yang dibicarakan adalah “Pancasila Dasar

Negara”.36

Buku Prof. Mr. Muhamad Yamin yang berjudul “Naskah

Persiapan Undang – Undang Dasar 1945” yang diyakini oleh Nugroho

mengenai kredibilitasnya.37

Buku ini yang menjadi bahan acuan utama

dari pandangan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto terkait Pancasila Dasar

Negara. Ditambah keterangan Mr. A.G. Pringgodigdo yang

menyatakan bahwa isi buku Yamin itu otentik.

Masyarakat yang semula berkeyakinan hari lahir Pancasila

adalah ketika Soekarno berpidato pada 1 Juni 1945 mulai

mempertanyakan. Ada pro dan kontra, bahkan ada juga yang kemudian

menyimpulkan harusnya adalah 22 Juni 1945 ketika isi sudah disetujui

secara kolektif oleh panitia sembilan.

Beberapa saksi –saksi sejarah yang kemudian memberikan

pandangannya mengenai hari lahir Pancasila, seperti Mohammad

Hatta, A.G Pringgodigdo, Roeslan Abdulgani, Notonagoro dan lain

sebagainya. Begitu juga dengan pengamat –pengamat dewasa ini

36

Any Anjar, 1982,loc.cit, hlm. 34 37

loc.cit

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

28

seperti Yudi Latif, Yusril Ihza Mahendra , Refly Harun dan lainnya,

beliau saling memberikan tanggapannya mengenai hari lahir Pancasila.

Di era reformasi, PDIP selalu mengadakan upacara pada setiap

1 Juni. Spanduk- spanduk juga dipasang. Judulnya jelas: “Pancasila 1

Juni”, dalam satu tarikan napas. Mereka berjuang agar 1 Juni 1945

ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Saat menjadi ketua MPR,

Taufiq Kiemas berkirim surat secara resmi ke Presiden SBY. Ia

meminta pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Namun permintaan itu tidak dipenuhi SBY. Banyak pihak

berkeberatan.38

Namun PDIP terus berjuang. Karena itu, pada 2010, dengan

kewenangan yang dimiliki Kiemas, MPR mengadakan Peringatan

Pidato Bung Karno 1 Juni, judul acara itu merupakan kompromi. Acara

itu dihadiri Presiden. Baru ditahun 2016 melalui Kepres No. 24 Tahun

2016, Presiden Joko Widodo menetapkan sebagai hari lahir

Pancasila.39

Penetapan dilatar belakangi atas permohonan pemerintah

Blitar dan keluarga almarhum Presiden Soekarno yang

dipertimbangkan oleh Presiden Joko Widodo40

7. Tinjauan Tentang Pakar Kenegaraan

38

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/o94x4u318 diakses pada tanggal

21/05/2019 pukul 05.00 WIB 39

loc. cit. 40 https://nasional.kompas.com/read/2015/06/01/23521141/Jokowi.Pertimbangkan.Penetapan. Hari.Lahir.Pancasila.Jadi.Hari.Besar.Nasional

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

29

Definisi Pakar Menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah

ahli, spesialis.41

.Sedangkan definisi kenegaraan dalam kamus besar

Bahasa Indonesia adalah seluk-beluk negara atau yang berkenaan

dengan negara42

. Bisa kita simpulkan bahwa Pakar Kenegaraan adalah

orang yang ahli/ spesialis mengenai seluk beluk negara/ yang

berkenaan dengan negara. Dalam hal ini yang berkenaan dengan

negara adalah Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia. Khususnya

terkait pemahamannya mengenai Hari Lahir Pancasila.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Arinanto (1997)

Arinanto dalam tesisnya tahun 1997 berjudul “Proses

Perumusan Pancasila Dasar Negara: Studi Tentang Kedudukan

Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Tentang Polemik Mengenai

Hari Lahir Dan Penggali Pancasila Dalam Perspektif Sejarah Hukum

Tata Negara”, menjelaskan terkait hari lahir Pancasila adalah 1 Juni

1945. Namun dalam pembahasannya lebih condong pada pembahasan

terkait penggali Pancasila, sehingga pembahasan rinci terkait hari lahir

Pancasila mana yang sepatutnya diyakini dengan analisis mendalam

tidak ditemukan dalam tesis.

Penulis menyayangkan tesis yang berisi duaratus-an halaman yang

bisa ditemui di perpustakaan nasional tidak menjelaskan terkait hari lahir

Pancasila yang lebih mendalam, isi lebih merujuk pada saiapa penggali

41

Bambang, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Vitory Inti Cipta, Hlm.353 42

https://kbbi.web.id/negara diakses pada 17 Mei 2019 pukul: 00.46 WIB

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

30

Pancasila dengan menyajikan perdebatan antara Prof. Nugroho

Notosusanto dengan Panitia Lima dan beberapa pakar lainnya.

2. Ida Bagus Brata, Ida Bagus Nyoman Wartha(2017)

Dalam Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1,

Januari 2017 yang berjudul Lahirnya pancasila Sebagai Pemersatu

Bangsa Indonesia, Ida bagus menjelaskan prosesi perumusan

Pancasila dari awal sampai akhir, namun tidak menyebutkan kapan

harusnya Pancasila lahir diantara 1 Juni 1945, 22 Juni 1945 atau 18

Agustus 1845. Ida bagus juga belum mengetahui mengenai misteri

“kawan ahli bahasa” yang di maksud oleh Soekarno sebagai pemberi

saran nama Pancasila.43

3. A.B. Kusuma dan R.E. Elson

Dalam Jurnal tulisanya yang berjudul A Note On The Sources

For The 1945 Constitutional Debates In Indonesia, menjelaskan

mengenai autentisitas sumber yang digunakan oleh Nugroho

Notosusanto, namun dalam jurnalnya menitik beratkan penjelasan

kepada perdebatan antara Soekarno dengan Yamin. tetapi seperti

dikutip A.B Kusuma dalam Koransulindo menjelaskan bahwa arsip

primer soal hari lahirnya Pancasila, belum semuanya dibuka.44

43

http://jurnal.unmas.ac.id/index.php/JSP/article/viewFile/800/745 di akses pada 23 Juli 2019

pukul 21;43 WIB. 44

https://koransulindo.com/ab-kusuma-masih-ada-arsip-primer-yang-ditutupi/ diakses pada 24 Juli

pukul 1:40 WIB

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

31

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pada Penelitian Induktif (Inductive reserch) kerangka pemikiran

berdasarkan dugaan sementara, yaitu adanya kaitan – kaitan tertentu dalam

variabel masalah, tetapi tidak dapat didedukasi dari teori. Jadi, hipotesis

tidak diturunkan terlebih dahulu, tetapi hipotesis dihasilkan dari data yang

disebut benang merah, yaitu pencerminan alat runtut pikir peneliti.45

Berumula dari permintaan Radjiman Wedyodiningrat mengenai

dasar negara Indonesia, kemudian ada 3 pendapat yang menjadi rujukan

hingga saat ini yaitu pendapat Muhammad Yamin, Soepomo dan

Soekarno. Berbeda dengan dua tokoh yang berpendapat terlebih dahulu,

Soekarno mencoba menamai dasar yang di usulkan dengan nama

Pancasila melalui saran seorang teman ahli bahasanya.

Pembahasan belum selesai sampai disitu, kemudian panitia

sembilan merumuskan secara kolektif melalui usulan – usulan sidang

sebelumnya dan mencapai kesepakatan pada tanggal 22 Juni 1945. Namun

45

Sadeli,2015, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Purwokerto : RAMAH Comp & Grafis

HARI LAHIR PANCASILA

18 Agustus 1945

Pandangan Pakar Kenegaraan

22 Juni 1945 1 Juni 1945

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019

32

sila pertama mendapat pertentangan dan kemudian diganti dengan

Ketuhanan Yang Maha Esa dan mencapai rumusan final sebagai dasar

negara pada tanggal 18 Agustus 1945.

A.G pringgodigdo selaku wakil sekretaris BPUPKI

mendokumentasikan hasil – hasil sidang untuk diserahkan kepada Jepang

dan sisanya disimpan. Dokumen hasil stenograf pada tanggal 1 Juni 1945

dijadikan buku dan diberi nama Lahirnya Pancasinya pada tahun 1947.

Kemudian dokumen juga dipinjam oleh Muhammad Yamin untuk menulis

buku Naskah Perumusan UUD NRI 1945 pada tahun 1959.

Pada 1 Juni 1964 dijadikan konsensus kenegaraan sebagai hari

lahir Pancasila seiring merebaknya pemahaman masyarakat luas melalui

buku Lahirnya Pancasila 1947 dan alasan politis atas gesekan

pemerintahan Soekarno dengan D.N Aidit.

Pada tahun 1978 di masa Orde Baru, Nugroho Notosusanto

menerbitkan buku Naskah Proklamasi yang Otentik dan Rumusan

Pancasila yang Otentik yang diberi prakata pada tahun 1971. Buku

memberikan penyataan salah satunya adalah hari lahir Pancasila

seharusnya 18 Agustus 1945.

Pro dan kontra kemudian muncul dari berbagai lapisan, para saksi

hidup tak ketinggalan memberikan pendapatnya, begitu pula dengan pakar

kenegaraan lainnya, terlebih mereka yang berlatang belakang hukum tata

negara memberikan pandangan mengenai seharusnya Pancasila lahir.

Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019