bab ii tinjauan pustaka a. pengertianrepository.ump.ac.id/2398/3/mochamad iqbal p, bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Gastroenteritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Mattaqin &
Kumala, 2011). Gastroenteristis akut yang ditandai dengan diare dan pada
beberapa kasus muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Betz &
Linda, 2009). Gastroenteristis akut merupakan perwujudan infeksi
campylobacter yang paling lazim, biasanya disebabkan oleh C.jejuni , C.coli
dan C.laridis, masa inkubasi adalah 1-7 hari, diare terjadi dari cairan tinja
encer atau tinja berdarah dan mengandung lendir (Berhman, Kliegman, &
Arvin, 2000).
Gastroenteristis akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi
dan anak yang sebelumnya sehat (Noerasid, Suratmaadja & Asnil 1998,
dalam Sodikin, 2011).
Dari beberapa pengertian diatas jadi dapat disimpulkan bahwa
gastroenteristis akut adalah suatu peradangan pada mukosa lambung yang
ditandai dengan muntah-muntah yang berakibat dengan kehilangan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan
biasanya terjadi pada bayi atau anak.
8
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
B. Etiologi
Hampir sekitar 70%-90% penyebab dari diare sudah dapat dipastikan.
Secara garis besar penyebab diare dikelompokkan menjadi penyebab
langsung atau faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempercepat
terjadinya diare. Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan,
diare sekresi (secretory diarrhoea) dan diare osmotis (osmotic diarrhea).
Diare sekresi dapat disebabkan oleh faktor-faktor antara lain (Sodikin, 2011) :
1. Infeksi virus, kuman-kuman pathogen, atau penyebab lainnya (seperti
keadaan gizi/gizi buruk, hygiene atau sanitasi yang buruk, kepadatan
penduduk, sosial budaya, dan sosial ekonomi).
2. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan
kimia, makanan (seperti keracunan makanan, makanan yang pedas atau
terlalu asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa
dingin atau alergi, dan sebagainya.
3. Defisiensi imun terutama SigA (Secretory Immunoglobulin A) yang
mengakibatkan berlipatgandanya bakteri atau flora usus dan jamur
(terutama Candida).
Diare osmotik (osmotic diarrhea) disebabkan oleh malabsorpsi makanan,
kekurangan kalori protein (KKP), bayi berat badan lahir rendah (BBLR),
dan bayi baru lahir.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
C. Anatomi Fisiologi
Menurut Sodikin (2012), sistem pencernaan terdiri atas sebuah saluran
panjang yang dimulai dari mulut sampai anus (rectum). Struktur dinding
saluran cerna berbeda antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi
secara umum tersusun atas empat lapisan, yaitu : lapisan mukosa, lapisan
submukosa, tunika muskularis, dan lapisan serosa (adventisia).
1. Mulut
Mulut merupakan bagia pertama saluran cerna. Bagian atas mulut
dibatasi oleh palatum, sedangkan pada bagian bawah dibatasi oleh
mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut
dibatasi oleh pipi. Sementara itu, bagian depan mulut dibatasi oleh bibir
dan bagian belakang oleh lubang yang menuju faring.
Pada mulut terdapat tiga pasang kelenjar liur, yaitu kelenjar
parotis, submandibular, dan sublingual. Kelenjar liur dipersarafi oleh
serabut parasimpatis dan simpatis. Kelenjar liur bertanggung jawab,
terutama dalam proses mekanis, membantu dalam proses bicara,
mastikasi, dan menelan, serta mempunyai aksi antiseptik. Kelenjar liur
menyekresi saliva melalui duktus ke dalam mulut. Saliva mengandung air,
musin (berfungsi dalam pelumasan dan perlindungan permukaan) dan
ptialin (-amilase yang merupakan enzim mencerna karbohidrat). Enzim
ptyalin terbentuk setelah tiga bulan, sehingga makanan berupa tepung
hanya boleh diberikan setelah usia tiga bulan. pH saliva dibawah 7 pada
tingkat sekresi yang rendah. pH naik seiring pembentukkan saliva. Sekresi
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
saliva dirangsang oleh rasa atau pikiran tantang makanan. Sekresi saliva
menurun saat demam, sakit, dan pada pasien yang mengalami penyakit
kelenjar liur.
2. Lidah
Lidah tersusun atas otot yang dilapisi, pada bagian atas dan
samping oleh membrane mukosa. Lidah menempati rongga mulut dan
melekat secara langsung pada epiglotis dalam faring. Lidah diinervasi
oleh berbagai saraf. Bagian sensorik diinervasi oleh nevrus lingualis,
yang merupakan cabang saraf kranial V (trigeminal). Nevrus ini
menginervasi dua pertiga anterior lidah untuk pengecapan. Saraf kranial
VII (fasialis) meninervasi dua pertiga anterior untuk rasa kecap. Saraf
kranial IX (glosofaringeal) meginervasi sepertiga posterior untuk raba
dan rasa kecap. Sementara itu, inervasi motorik dilakukan oleh saraf
kranial XII (hipoglosus).
3. Gigi
Pertumbuhan gigi merupakan proses fisiologis dan dapat
menyebabkan salvias yang berlebihan serta rasa tidak nyaman (nyeri).
Manusia mempunyai dua set gigi yang tumbuh sepanjang masa
kehidupan mereka. Set pertama adalah gigi primer (gigi susu atau
desisua) yang bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun
pertama serta kedua kehidupan. Gigi susu berjumlah 5 buah pada setiap
setengah rahang (jumlah seluruhnya 20), muncul (erupsi) pada sekitar 6
bulan sampai 2 tahun.gigi susu berangsur tanggal pada usia 6 sampai 12-
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
13 tahun, kemudian diganti secara bertahap oleh gigi tetap (gigi
permanen) pada orang dewasa.
Set kedua atau set gigi permanen berjumlah 8 buah pada setiap
setengah rahang (jumlahnya seluruhnya 32) dan mulai tumbuh pada usia
sekitar 6 tahun. Pada usia 25 tahun ditemukan semua gigi permanen,
dengan kemungkinan pengecualian dari gigi molar ketiga atau gigi
sulung.
Bagian fungsional gigi yang utama meliputi enamel, dentin,
sementum, dan pulpa. Enamel mengelilingi mahkota, dan jika utuh
menahan aksi bakteri. Dentin merupakan struktur tulang yang kuat.
Sementum melapisi leher dan akar gigi serta mengelilingi lapisan dentin.
Bagian dalam gigi adalah ruang pulpa yang mengandung saraf dan
pembuluh darah.
4. Esophagus
Meruapakan saluran otot yang membentang dari kartilago krikoid
sampai kardia lambung. Esophagus dimulai di leher sebagai sambungan
faring, berjalan ke bawah leher dan toraks, kemudian melalui crus sinistra
diagfragma memasuki lambung. Secara anatomis bagian depan esophagus
berbatasan dengan trachea dan kelenjar tiroid, jantung, dan diafragma.
Dibagian belakang esophagus berbatasan dengan kolumne vertebra,
sementara dietiap sisi berbatasan dengan paru-paru dan pleura. Bagian
tersempit esophagus bersatu dengan faring. Area ini mudah mengalami
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
cidera akibat instrument, seperti bougi, yang dimasukkan ke dalam
esophagus.
Dinding esophagus terdiri dari empat lapisan, yaitu mukosa,
submukosa, muscular, dan serosa. Lapisan mukosa merupakan lapisan
paling dalam. Lapisan submukosa tebal dan mengandung sel sekretori
yang mensekresi mukus. Lapisan muscular terdiri atas serat otot
longitudinal dan sirkular. Lapisan serosa, yang merupakan lapisan terluar,
terdiri atas fibrosa.
5. Lambung
Lambung terletak dikuardan kiri atas abdomen , lebar, dan
merupakan bagian saluran cerna yang dilatasi. Bentuk lambung
bervariasi, bergantung pada jumlah makanan di dalamnya, gelombang
peristaltik, tekanan dari organ lain, pernafasan, dan postur tubuh.
Lambung biasanya berbentuk J.
Fungsi utama lambung adalah menyimpan makanan untuk
pencernaan didalam lambung, deudenum, dan saluran cerna bawah,
mencampur makanan dengan sekresi lambung hingga membentuk
campuran setengah cair (kimus) dan meneruskan kimus ke deudenum.
6. Usus Halus
Usus halus terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum.
Panjang usus halus saat lahir 300-350 cm, meningkat sekitar 50% selama
tahun pertama kehidupan. Saat dewasa panjang usus halus mencapai ± 6
meter.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Dinding usus halus terbagi menjadi empat lapisan yaitu mukosa,
submukosa, muscular, dan serosa. Lapisan tersusun atas vili usus dan
lipatan sirkular. Lipatan sirkular meningkatkan area permukaan absorpsi
usus.
Duodenum merupakan bagian terpendek usus, sekitar 7,5-10 cm,
dengan diameter 1-1,5 cm. Jejenum terletak diantara duodenum dan
ileum. Panjang jejunum 2,4 m. panjang ileum sekitar sekitar 3,6 m. Ileum
masuk sisi pada lubang ileosekal, celah oval yang dikontrol oleh sfinker
otot.
7. Usus Besar
Usus besar berfungsi mengeluarkan fraksi zat yang tidak diserap,
seperti zat besi, kalium, fosfat yang ditelan, serta mensekresi mukus,
yang mempermudah perjalanan feses. Usus besar berjalan dari katup
ileosekal ke anus. Panjang usus besar bervariasi, sekitar ± 180 cm. Usus
besar dibagi menjadi bagian sekum, kolon asenden, kolon transvesum,
kolon desensen, dan kolon sigmoid. Sekum adalah kantong besar yang
terletak pada fosa iliaka kanan. Sekum berlanjut ke atas sebagai kolon
asenden. Dibawah lubang ileosekal, apendiks membuka ke dalam sekum.
Di dalam usus besar terjadi variasi ritmis yang tidak mendorong isi
maju, tetapi mencampurnya dan dengan demikian membantu absorpsi
air. Setelah setiap kali makan, terbentuk reflex gastrokolik yang
merupakan peristalsis kuat, singkat, yang mendorong isi maju. Beberapa
bukti menunjukkan bahwa reflex ini terjadi akibat kerja gastrin terhadap
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
kolon dan tidak diperantai secara ilmiah. Oleh karena itu, defeksi setelah
makan sering terjadi pada anak-anak.
8. Hati
Hati merupakan kelenjar paling besar dalam tubuh dengan berat
±1300-1550 g. hati merah cokelat, sangat vascular, dan lunak. Hati
terletak pada kuadran atas kanan abdomen dan dilindungi oleh tulang
rawan kosta. Bagian tepi bawah mencapai garis tulang rawan kosta. Tepi
hati yang sehat tidak teraba. Hati dipertahankan posisinya oleh tekanan
organ laindi dalam abdomen dan ligamentum peritoneum.
Fungsi hati banyak dan bervariasi diantaranya ; memodifikasi dan
mengubah zat kimia menjadi materi yang tidak berbahaya guan
mencegah penumpukkan efek racun pada tubuh, mensintesis glikogen
jika kadar glukosa menurun, mensekresi empedu, merupakan sumber
satunya plasma yang menurun pada pasien dengan gangguan hati,
membentuk dan merusak eritrosit, dan hati merupakan organ terpenting
bagi metabolisme tubuh, hati juga berfungsi dalam menyimpang dan
pelepasan karbohidrat serta pembuatan protein plasma dan
pembentukkan urea.
9. Pankreas
Merupakan organ panjang pada bagian belakang abdomen atas,
memiliki struktur yang terdiri atas kaput (didalam lengkungan
duodenum), leher pankreas, dan kauda (yang mencapai limpa). Pancreas
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
merupakan organ ganda yang terdiri atas dua tipe jaringan, yaitu
jarinagan sekresi interna dan eksterna.
10. Peritoneum
Merupakan membrane serosa yang tipis, licin, dan lembab, yang
melapisi rongga peritoneum dan melapisi banyak organ perut seperti
kavum abdomen dan pelvis.
Fisiologis saluran pencernaan terdiri atas rangkaian proses memakan atau
ingesti makanan, serta sekresi getah pencernaan ke dalam sistem pencernaan.
D. Patofisiologi
Secara patofisiologi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
kerusakan mukosa lambung, meliputi : (1) kerusakan mukosa barrier, yang
menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat; (2) perfusi mukosa lambung
yang terganggu; dan (3) jumlah asam lambung yang tinggi (Wehbi, 2009
dalam Muttaqin dan Kumala 2011). Faktor- faktor tersebut biasanya tidak
berdiri sendiri, contohnya, stress fisik akan menyebabkan perfusi mukosa
lambung terganggu sehingga timbuk daerah-daerah infark kecil; selain itu
sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada pasien strees fisik
biasanya tidak terganggu (Muttaqin & Kumala, 2009).
Gastroenteristis Akut akibat infeksi H.pylori biasanya bersifat
asimtomatik. Bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan lapisan
mukus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan melindungi
dari asam lambung. Penetrasi atau daya tembus bakteri ke lapisan mukosa
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
yang menyebabkan terjadinya kontak dengan sel-sel epithelial lambung dan
terjadi adhesi (pelengketan) sehingga menghasilkan respons peradangan
melalui pengaktifan enzim untuk mengaktifkan IL-8. Hal tersebut
menyebabkan fungsi barier lambung terganggu dan terjadilah gastroenteristis
akut (Santacroce, 2008 dalam Muttaqin & Kumala, 2009).
Widagdo (2011) menjelaskan bahwa virus tersebar dengan cara fekal-oral
bersama makanan dan minuman, dari beberapa ditularkan secara airborne
yaitu norovirus, Virus penyebab diare secara selektif menginfeksi dan
merusak sel-sel di ujung jonjot yang rata disertai adanya sebukan sel radang
mononuclear pada lamina propania sedang pada mukosa lambung tidak
terdapat perubahan walaupun penyakit dikenal sebagai gastroenteristis.
Gambaran patologi tidak berkorelasi dengan gejala klinik, dan terlihat
perbaikan proses sebelum gejala klinik hilang. Kerusakan akibat virus
tersebut mengakibatkan adanya adanya absorpsi air dan garam berkurang dan
terjadi perubahan keseimbangan rasio sekresi dan absorpsi dari cairan usus,
serta aktivitas disakaridase menjadi berkurang dan terjadilah malabsorpsi
karbohidrat terutama laktosa. Faktor penyebab gastroenteristis virus lebih
banyak mengenai bayi dibandingkan dengan anak besar adalah fungsi usus
berkurang, imunitas spesifik kurang, serta menurunnya mekanisme
pertahanan spesifik seperti asam lambung dan mukus. Enteritis virus juga
meningkatkan permiabilitas terhadap makromolekul di dalam usus dan ini
diperkirakan sebagai penyebab meningkatnya resiko terjadinya alergi
makanan.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Menurut Mansjoer (2000), patofisiologi diare dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman
pathogen dan apatogen, hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia
atau makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi,
dan defisiensi imun terutama IgA secretorik.
2. Diare osmotik, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan,
kekurangan kalori protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah
dan bayi baru lahir.
Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan
asam-basa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernafasan kuusmaul,
hipoglikemia, gangguan gizi, gangguan sirkulasi.
Menurut Hidayat (2008), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh
berbagai kemungkinan faktor diantaranya:
a. Faktor infeksi
Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan
merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus.
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit.
Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan system
transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
b. Faktor malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan
tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah diare.
c. Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik.
Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian
menyebabkan diare.
d. Faktor psikologis
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan pristaltik usus yang akhirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan
diare.
E. Gambaran klinis
Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah,
suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah atau
lendir, dan warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu. Akibat seringnya defekasi, anus, dan area semakin lecet karena sifat
feses makin lama makin menjadi asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam
laktat yang dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsopsi oleh
usus (Sodikin, 2011).
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Berdasarkan kehilangan berat badan, dehidrasi terbagi menjadi empat
kategori yaitu tidak ada dehidrasi (bila terjadi penurunan berat badan 2,5%),
dehidrasi ringan (bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%), dehidrasi
sedang (bila terjadi penurunan berat badan 5-10%), dan dehidrasi berat (bila
terjadi penurunan berat badan 10%), sedangkan menurut skor Maurice King
dapat dijelaskan dalam tabel 1.1 sebagai berikut.
Tabel 1.1 Skor Maurice King (Sodikin, 2011)
Bagian yang diperiksa
Nilai untuk Gejala yang Ditemukan 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, apatis, ngantuk
Mengigau, koma, atau syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang Mata Normal Sedikit kurang Sangat kurang Ubun-ubun besar Normal Sedikit kurang Sangat kurang Mulut Normal Kering Kering dan sianosis Denyut nadi/menit Kuat < 120 x/menit Sedang (120-140)
x/menit Lemah > 140 x/menit
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan derajat dehidrasi
dengan menggunakan Skor Maurce King,
1. Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut “dijepit” antara ibu jari dan
telunjuk selama 30-60 detik, kemudian dilepas kembali. Apabila kulit
kembali normal dalam waktu 1 detik (turgor agak kurang/dehidrasi
ringan), 1-2 detik (turgor kurang/dehidrasi sedang), dan 2 detik (turgor
sangat kurang/dehidrasi berat).
2. Berdasarkan skor yang terdapat pada seorang penderita maka dapat
ditentukan derajat dehidrasinya, bila mendapat nilai 0-2 (dehidrasi
ringan), 3-6 (dehidrasi sedang), dan 7-12 (dehidrasi berat). Nilai atau
gejala tersebut adalah nilai atau gejala yang terlihat pada dehidrasi
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
isotonic dan hipotonik, yang keadaan dehidrasinya paling banyak
masing-masing77,8% atau 9,5%.
3. Pada anak dengan ubun-ubun besar sudah menutup, nilai untuk ubun-
ubun besar diganti dengan banyaknya atau frekuensi buang air kecil.
Tabel 1.2 Gejala Klinis (Sodikin, 2011)
Gejala Klinis Gejala Klinis Ringan Sedang Berat
Keadaan umum Kesadaran Baik/compos
mentis Gelisah Apatis-koma
Rasa haus + ++ +++ Sirkulasi Nadi (x/menit) Normal (120) Cepat Cepat sekali Respirasi Pernafasan Biasa Agak cepat Kusmaull (cepat
& dalam) Kulit Ubun-ubun besar Agak cekung Cekung Cekung sekali Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali Turgor dan tonus Biasa Agak Kurang Kurang sekali Diuresis Normal Oliguria Anuri Selaput Lendir Normal Agak kering Kering/asidosis
Menurut tonisitas darah, dehidrasi dapat dibagi atas tiga macam, yaitu
dehidrasi isotonic ( bila kadar Na dalam plasma antara 131-150 mEq/L),
dehidrasi hipotonik (bila kadar Na plasma < 131 mEq/L), dan dehidrasi
hipertonik (bila kadar Na plasma > 150 mEq/L).
Tabel 1.3 Gejala-gejala Dehidrasi
Gejala Hipotonik Isotonik Hipertonik Rasa haus - + + Berat badan Menurun sekali Menurun Menurun Turgor kulit Menurun sekali Menurun Tidak jelas Kulit/selaput Lendir Basah Kering Kering sekali Gejala SSP Apatis Koma Irritable, kejang-
kejang, hiperfleksi Sirkulasi Jelek sekali Jelek Relative masih baik Nadi Sangat lemah Cepat & lemah Cepat dan keras Tekanan darah Sangat rendah Rendah Rendah Banyaknya kasus 20-30 % 70% 10-20 %
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
F. Nutrisi pada Bayi dan Anak
1. Kebutuhan Nutrisi pada Bayi dan Anak
Nutrisi didefiniskan sebagai makanan yang berguna bagi kesehatan
komposisi makanan terdiri dari beberapa nutrient yang mempunyai efek
metabolik yang spesifik dalam tubuh manusia. Nutrien dapat merupakan
zat esensial maupun non-esensial. Nutrien yang termasuk nutrien esensial
adalah vitamin, mineral, beberapa asam amino, asam lemak dan
karbohidrat. Secara garis besar, nutrisi terdiri atas makronutrien
(karbohidrat, protein, dan lemak), mikronutrien (vitamin dan mineral) dan
air. Makronutrien merupakan zat utama yang terdapat dalam diet dan
berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh yang digunakan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan aktifitas (IDAI, 2011).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak,
mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya penyakit
akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energy dan protein,
anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A,
defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat
proses tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008).
Dalam proses pemenuhan tersebut akan dipengaruhi beberapa faktor di
antara usia, status nutrisi itu sendiri dan keadaan penyakit yang diderita anak
sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam pemenuhan nutrisi
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
pada bayi dan anak (Pudjiadi, 2001 dalam Hidayat 2008). Ada beberapa
komponen gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi dan anak yang jumlahnya
sangat berbeda untuk setiap umur, secara umum zat gizi dibagi menjadi dua
golongan makro dan golongan mikro : untuk golongan makro terdiri dari
kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein, dan
lemak, H2O (air) sedangkan kelompok mikro terdiri dari vitamin dan mineral
(Berhman, RE dkk, 1996 dalam Hidayat, 2008).
a) Karbohidrat
Merupakan sumber energy yang tersedia dengan mudah tersedia di
setiap makan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup
sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka
dapat menyebabkan terjadinya kelaparan dan berat badan menurun
demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal
dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan berat badan (obesitas).
b) Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkatan vitamin
A, D, E, K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri dari
lemak alamiah sekitar 98% di antaranya trigliserida, dan gliserol
sedangkan 2%-nya adalah asam lemak bebas di antaranya
monogliserida, digliserida, kolesterol dan fosfolipid termasuk lesitin,
sefalin, sfingomielin dan serebrosid. Lemak merupakan sumber
energy, sebagai pelindung organ tubuh, membantu rasa kenyang,
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
kekurangan lemak dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya
perubahan kulit, apabila jumlah lemak yang banyak pada anak akan
menyebabkan hiperlipidemia, hiperkolesterol, atau menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain.
Tabel 1.4 Kebutuhan Energi Per Hari
Umur Barat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Energi (Kkal)
0-6 bulan 5,5 60 560 7-12 bulan 8,5 71 800 1-3 tahun 12 89 1220 4-6 tahun 18 108 1720 7-9 tahun 23,5 120 1860
Pria 10-12 tahun 30 135 1950 13-15 tahun 40 152 2200 16-19 tahun 53 160 2360
Perempuan 10-12 tahun 32 139 1750 13-15 tahun 42 153 1900 16-19 tahun 46 154 1850
(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)
c) Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel, selain itu tersedia protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai
larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein terdiri dari 24 asam
amino, jumlah protein dalam tubuh harus cukup apabila jumlahnya
berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian
juga apabila jumlanya kurang maka menyebabkan kelemahan dan
lainnya.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Tabel 1.5 Kebutuhan Protein Per Hari
Umur Barat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Protein (gr)
0-6 bulan 5,5 60 12 7-12 bulan 8,5 71 15 1-3 tahun 12 89 23 4-6 tahun 18 108 32 7-9 tahun 23,5 120 36
Pria 10-12 tahun 30 135 45 13-15 tahun 40 152 57 16-19 tahun 53 160 62
Perempuan 10-12 tahun 32 139 49 13-15 tahun 42 153 47 16-19 tahun 46 154 47
(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)
d) Air
Merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting, mengingat
kebutuhan air pada bayi relative tinggi 75-80% dari berat badn
dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi
tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selular, sebagai
medium untuk ion, transport nutrient dan produk buangan dan
pengaruran suhu tubuh. Sumber air dapat diperoleh dari air dan semua
makanan.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Tabel 1.6 Kebutuhan Cairan Bayi dan Anak
Umur Rata-rata Barat Badan
Jumlah Air dalam 24 jam
(ml)
Jumlah Air Per kilogram Berat Badan/24 jam
(ml) 3 hari 3,0 250-300 80-100
10 hari 3,2 400-500 125-150 3 bulan 5,4 750-850 140-160 6 bulan 7,3 950-1100 130-155 9 bulan 8,6 1100-1250 125-145 1 tahun 9,5 1150-1300 120-135 2 tahun 11,8 1350-1500 115-125 4 tahun 16,2 1600-1800 100-100 6 tahun 20,0 1800-2000 90-100 10 tahun 28,7 2000-2500 70-80 14 tahun 45,0 2200-2700 50-60 18 tahun 54,0 2200-2700 40-50
(Sumber : Berhman, RE dkk, 1996)
e) Vitamin
Merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta mempertahankan organism, vitamin yang
dibutuhkan adalah vitamin A (retinol), B kompleks (thiamin), B2
(riboflavin), B12 (sianokobalamin), Vit C (asam ascorbat), vitamin D,
vitamin E, dan vitamin K, yang masing-masing mempunyai fungsi dan
kelemahan.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Tabel 1.7 Kebutuhan Vitamin Per Hari
Umur Barat Badan
(kg)
Tinggi Badan (cm)
Vit A
(Re)
Thiamin (mg)
Riboflavin (mg)
Niasin (mg) B12
Vit C
(mg) 0-6
bulan 5,5 60 350 0,3 0,3 2,5 0,1 25
7-12 bulan 8,5 71 350 0,4 0,4 3,8 0,1 25
1-3 tahun 12 89 350 0,5 0,6 5,4 0,5 25
4-6 tahun 18 108 360 0,7 0,9 7,6 0,7 25
7-9 tahun 23,5 120 407 0,7 0,9 8,1 0,9 25
Pria 10-12 tahun 30 135 450 0,8 1,0 8,6 1,0 30
13-15 tahun 40 152 600 0,9 1,1 9,7 1,0 40
16-19 tahun 53 160 600 1,0 1,2 10,0 1,0 40
Perempuan 10-12 tahun 32 139 500 0,7 0,9 7,7 1,0 30
13-15 tahun 42 153 500 0,8 1,0 8,4 1,0 30
16-19 tahun 46 154 500 0,8 0,9 8,1 1,0 30
(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)
f) Mineral
Merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok makro,
yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, flourin,
jodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur,dan
seng.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Tabel 1.8 Kebutuhan Mineral Per Hari
Umur Barat Badan
(kg)
Tinggi Badan (cm)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Seng (mg) Iodium
0-6 bulan 5,5 60 600 200 3 3 50
7-12 bulan 8,5 71 400 250 5 5 70
1-3 tahun 12 89 500 250 8 10 70
4-6 tahun 18 108 500 350 9 10 100
7-9 tahun 23,5 120 500 400 10 10 120
Pria 10-12 tahun 30 135 700 500 14 15 150
13-15 tahun 40 152 700 500 17 15 150
16-19 tahun 53 160 600 500 23 15 150
Perempuan 10-12 tahun 32 139 700 450 14 15 150
13-15 tahun 42 153 700 450 19 15 150
16-19 tahun 46 154 600 450 25 15 150
(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)
2. Dampak Nutrisi pada Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang merupakan proses penumbuhan (dimensi fisik)
dan pengembangan (dimensi fungsi) potensi genetik menjadi potensi
dewasa. Hal ini dipengaruhi oleh tiga faktor, ketiga faktor ini lazimnya
mempunyai dampak buruk yang dapat menghambat proses tumbuh
kembang. Misalnya dalam kecukupan gizi mempengaruhi prevalensi
penyakit, tingkat rasa aman dan stabilitas emosi mempengaruhi nafsu dan
kapasitas makan, dan penyakit tertentu dapat mengubah pola makan.
Ketiga faktor penentu tersebut menurut IDAI (2011) adalah :
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
a. Kecukupan dan keselarasan pasokan mutrien, sebagai bahan baku
dan bahan bakar
b. Stimulasi dan interaksi fisik dan psikososial sebagai pemicu dan
pemacu spectrum dan arah tumbuh kembang.
c. Penyakit yang dapat mengganggu dan merusak struktur dan fungsi,
baik secara temporer maupun permanen.
Jika intensitasnya mencapai kriteria tertentu, maka anak tersebut
dinamakan gagal tumbuh. Gagal tumbuh merupakan kegagalan untuk
tumbuh dimana sebenarnya anak tersebut lahir dengan cukup bulan akan
tetapi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya mengalami kegagalan
pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan sosial
atau motorik. Faktor yang mempengaruhi gagal tumbuh adalah gangguan
psikososial, ciri gagal tumbuh yang lain adalah secara organic tidak
ditemukan adanya kelainan dan secara anamnesa anak ditelantarkan dalam
perawatannya (Hidayat, 2008).
G. Komplikasi
Menurut Suriyadi dan Yuliani (2005), akibat diare dan kehilangan
cairan serta elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi
sebagai berikut dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik,
hipertonik), hipokalemia, hipokalsemia, cardiac dysrhythmias akibat
hipokalemi dan hipokalsemi, hiponatremia, syok hipovolemik, dan
asidosis.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
H. Penatalaksanaan Medis
Menurut Mansjoer (2000), penalaksaan untuk gastroenteristis pada anak
adalah sebagai berikut :
1. Diare cair membutuhhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan
dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai
diarenya berhenti (terapi rumatan).
Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang
telah hilang melalui diare atau muntah (previous water losses =PWL) ;
ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urine,
dan pernafasan (normal water losses=NWL) ; dan ditambah dengan
banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung (concomitant water losses=CWL). Jumlah ini tergantung
pada derajat dehidrasi, berat badan anak, dan golongan umur.
2. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menghindarkan efek buruk pada status gizi.
3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada
manfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare
dengan panas, kecuali pada disentri, suspek kolera dengan dehidrasi berat,
dan diare persisten.
4. Obat-obatan antidiare meliputi anti motilitas (misal loperamid,
difenoksilat, kodein, opium), adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit).
Antimuntah termasuk prometazim, klorpromazin. Tidak satupun obat-
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
obat ini terbukti mempunyai efek yang nyata untuk diare akut dan
beberapa malahan mempunyai efek yang membahayakan. Obat-obat ini
tidak boleh diberikan pada anak < 5 tahun.
I. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada anak dengan gatroenteristis akut menurut IDAI
(2011) :
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak
diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya
penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare
akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Pemeriksaan
laboratorium yang diperlukan pada diare akut :
a. Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, kultur
dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
b. Urine : urine lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap
antibiotika.
c. Tinja :
1) Pemeriksaan makroskopik : tinja perlu dilakukan pada semua
penderita diare meskipun pemeriksaan laboratorium tidak
dilakukan. Tinja yang watery dan tanpa mukus atau darah
biasanya disebabkan oleh enterotoksin virus, protozoa, atau
disebabkan oleh infeksi diluar saluran gastrointestinal. Tinja yang
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
mengandung darah atau mukus bisa disebabkan infeksi bakteri
yang menghasilkan sitotoksin, bakteri enteroinvasif yang
menyebabkan peradangan mukosa atau parasit usus.
2) Pemeriksaan mikroskopik : untuk mencari adanya lekosit dapat
memberikan informasi tentang penyebab diare, letak anatomis
serta adanya proses peradangan mukosa. Lekosit dalam tinja
diproduksi sebagai respon terhadap bakteri yang menyerang
mukosa kolon.
J. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Wawancara
Anamnesa yang perlu diketahui pada pasien gastroenteritis sebagai
berikut :
1) Umur
Pada pasien muda dan anak- anak biasanya infeksi, intoleransi
laktase, sindrom kolon iritatif.
2) Frekuensi Diare
biasanya frekuensi diare oleh infeksi bakteri biasanya dari hari ke
hari makin sering, berbeda dengan diare akibat minum laksan atau
akibat salah makan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3) Lamanya Diare
diare akut biasanya berlangsung cepat, diare kronik berlansung
lama
4) Nyeri Abdomen
nyeri abdomen disertai diare terjadi pada infeksi bakterial pada
usus, sedangkan nyeri sesudah diare yang tidak pernah puas pada
infeksi maupun sindrom mauoun usus iritabel
Data Subyektif
1. Keluhan utama : BAB cair , lemas, gwelisah, mual muntah,
anoreksia, badan panas.
2. Frekuensi BAB cair dalam sehari lebih dari 3x
3. Adanya riwayat reaksi alergi terhadap suatu zat, makanan/inuman,
atau lingkungan.
4. Pengobatan diare telah dilakukan dan efektifitasnya
5. Kebiasaan dan pola makan anak seperti makan makanan terbuka,
suka makan makanan pedas.
Data Obyektif
1. Mata cekung
2. Ubun – ubun besar dan cekung
3. Turgor kulit kurang dan kering
4. Lidah, bibir dan mukosa kering
5. Konsistensi feses cair
6. Peningkatann suhu tubuh
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
7. Penurunan BB
8. Pasien tampak lemah dan lemas
b. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : composmentis, pada dehidrasi berat dapat terjadi apatis,
somnolen, kadang sopokomateus.
Keadaan umum : sedamg atau lemah
Vital sign : pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hupovolemik
dengan :
1) Tekanan Darah menurun ( misal 90/40 mmHg )
2) Nadi sepat sekali (tachikardi )
3) Suhu terjadi peningkatan karena dehidrasi dan dapat juga karena
adanya infeksi dalam usus
4) Respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dam berat karena
adanya kompensasi asam basa.
Pemerisaan Fisik
a) Kepala dan Muka
Kepala : inspeksi ada tidaknya ubun – ubun yang besar dan
agak cekung
Rambut : terjadi rontok atau merah karena malnutrisi
Mata : mata pada umumnya agak cekung
Mulut : mukosa kering, bibir pecah – pecah , lidah kering,
bibir sianosis.
Pipi : pada tulang pipi biasanya menonjol
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Wajah : tampak lebih pucat
b) Leher
Umumnya tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
c) Jantung
Menimbulkan aritmia jantung
d) Abdomen
Inspeksi : inspeksi umumnya kadang simetris, cembung terlihat
pembesaran pada perut kanan bawah.
Perkusi : tympani ( kembung).
Palpasi : umumnya ada nyeri tekan bagian perut bawah yaitu
bagian usus dan dapat terjadi kejang perut.
Auskultasi : bising usus >30x / menit
e) Anus
Anus terjadi iritasi, kemerahan pada daerah sekitarnya
f) Kulit
Kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali setelah 1 –
2 detik.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat.
2. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan
elektrolit pada tubuh.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3. Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.
6. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Pathways
Gambar 1. 1 Pathways gastroenteristis akut adopsi dari Teori (Carpenito, 2000; Muttaqin & Kumala, 2011; NANDA, 2012)
Masuk dan berkembang dalam usus
Faktor Malabsorpsi Faktor Makanan
Tekanan osmotic
Faktor Infeksi
Toksin tidak dapat diserap
Hipersekresi air dan elektrolit
Elektrolit ke rongga usus
hiperperistaltik
Menurunnya kemampuan usus menyerap makanan
Kurang informasi tentang penyakit
Diare
Nyeri akut Proses Hospitalisasi
Gangguan Integritas
kulit
Kulit kurang elastik, mukosa kering
Kehilangan cairan dan elektrolit berlebih
Iritasi Usus Cemas
Frekuensi BAB
Distensi Abdomen
Mual, muntah
Nutrisi/intake tidak adekuat
Defisit Volume Cairan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
BB menurun
Kurang Pengetahuan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3. Intervensi Keperawatan
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proses keperawatan diharapkan nutrisi pasien terpenuhi.
NOC : Nutritional status food and fluid intake
Kriterian Hasil :
1. Adanya peningkatan BB sesuai tujuan (BB dan TB ideal).
2. BB ideal sesuai dengan tinggi badan.
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi (pasien mengerti
jadwal makanan dan jenis makanan).
4. Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi (tanda-tanda malnutrisi dan
jenis makanan bibir pecah-pecah kulit, rambut rontok, BB
menurun dan rambut kemerahan).
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan menelan (pasien
mau makan, porsi makan habis).
6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti (BB normal)
Keterangan skala:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : Nutrition management
Intervensi :
1. Kolaborasi dengan gahli gizi untuk menentukan nurisi yang
dibutuhkan pasien.
2. Berikan makanan yang terpilih udah dikonsultasikan dengan ahli gizi.
3. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kolaborasi.
4. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
NIC : Nutrition monitoring
Intervensi :
1. BB pasien dalam batas normal.
2. Monitor adanya penurunan BB pasien.
3. Monitor interaksi anak/orang tua selama makan.
4. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.
5. Monitor turgor kulit.
6. Monitor makanan kesukaan.
7. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jangan konjungtiva.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2) Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
dan elektrolit pada tubuh.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses
keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.
NOC : Fluid balance
Kriteria Hasil
a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia
Umur O (ml)
1 – thn
3 – 5 thn
5 – 8 thn
8 – 14 thn
14 – 18 thn
500 – 600
600 – 700
700 – 1000
800 – 1400
1500
- Bj urine normal 20 – 40 mg/dl
- HT normal
- Pada laki-laki : 40 – 48%
- Wanita : 37 – 43%
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
1. Tekanan darah
1 thn 95/65 mmHg
6 thn 05/65 mmHg
10 – 13 thn 110/65 mmHg
14 – 17 thn 120/75 mmHg
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2. Nadi
Umur Bangun tidur
1 – 2 thn 80 – 150 70 – 120
2 thn – 10 thn 70 – 110 60 – 90
10 thn – 18 thn 55 – 90 50 – 90
3. Suhu tubuh
1 thn 37,7oC
2 – 5 thn 37,2oC
6 – 18 thn 37oC
c. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik. Membran
mukosa lembato, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
Keterangan skala :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : Fluid manajement
1. Timbang pokok/pembalut jika diperlukan
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
3. Monitor status hidrasi (kelemahan membran mukosa, nadi adekuat)
4. Monitor vital sign
5. Monitor cairan/makanan dan hitung intake kalon harian
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
6. Kolaborasikan pemberian cairan IV.
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proseskeperawatan diharapkan integritas kulit kembali
normal.
NOC : Tissue integrty: skind and mucous membranes.
Kriteria Hasil :
1. Integritas kulit yang baik, bisa dipertahankan/kulit elastis, tidak.
2. Tidak ada luka (lesi pada kulit pada kemerahan, kulit tidak kering).
3. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembahan kulit
dan perawat alami (pemberian baby oil/lotioon, tidak diberikan bedak)
Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : Pressure management
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Intervensi :
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang normal.
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
3. Monitor kulit akan adanya kemerahan.
4. Oleskan lotion/minyak/baby oil pada daerah yang tertekan.
5. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
4) Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama
proses keperawatan diharapkan kecemasan pada klien berkurang.
NOC : Anxiety control, koping meningkat.
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat melaporkan dapat tidur nyenyak, merasa rileks.
2. Klien mampu mempertahankan ADL meskipun ada kecemasan.
3. Klien mampu menfokuskan/mempertahankan perhatian saat
berinteraksi.
4. Klien mampu menggunakan koping yang konstruktif.
5. Klien menunjukkan ketrampilan interaksi sosial yang efektif.
6. Klien mampu mengungkapkan perasaan negative secara tepat.
Keterangan skala:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : pengurangan kecemasan, peningkatan koping.
Intervensi :
1. Indentifikasi tingkat dan faktor penyebab kecemasan.
2. Bina hubungan saling percaya.
3. Bantu dan damping klien untuk mengungkapakan perasaan dan
masalah yang dialami.
4. Ajarkan dan dorong klien dan keluarga untuk menggunakan teknik
relaksasi.
5. Ajarkan koping kontruktif pada klien dan keluarga tentang cara
mengalihkan cemas.
6. Berikan penguatan yang positif saat klien mampu melakukan
aktivitas sehari-hari.
7. Kolaborasi dengan tim medis untuk berikan informasi factual
menyangkut diagnosis, prognosis, pengobatan, perawatan,
prognosis penyakit, dan program terapi.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan/selama proses
keperawatan diharapkan pengetahuan pasien betambah.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
NOC : Knowledge: disease proces
Kriteria Hasil :
1. Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis, program pengobatan.
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar.
3. Pasien dan keluarga ampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
Keterangan skala:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : Teaching: disease process
Intervensi :
1. Jelaskan patofisiologi, dan penyakit.
2. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit
dengan cari yang benar.
3. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat.
4. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang
tepat.
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang baik dan tepat.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
6) Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan rasa nyeri berkurang
NOC : Nyeri terkontrol
Kriteria Hasil :
1. melaporkan adanya nyeri, frekuensi nyeri, kulitas nyeri, penyebab
nyeri, luasnya nyeri.
2. Perubahan nadi
3. Perubahan ukuran pupil
4. Kehilangan selera makan
5. Keringat berlebih
Keterangan skala:
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
NIC : Pain management
Intervensi :
1. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi,
karakteristik dan durasi frekuensi, kualitas/ beratnya nyeri.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2. Observasi, isyarat-isyarat non verbal dari ketidak-nyamanan,
khususnya dalam ketidakmampuan, khususnya dalam
ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif.
3. Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan
nyeri.
4. Evaluasi tentang keefektifan dan tindakan mengontrol nyeri yang
telah digunakan.
5. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan.
6. Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup.
7. Ajarkan teknik non farmakologi
8. Berikan analgetik untuk menghilangkan nyeri.
9. Kolaborasi dengan tim medis lain jika ada keluhan lain dan
tindakan nyeri tidak berhasil.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MOCHAMAD IQBAL PRIHANTOSA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013