bab ii tinjauan pustaka a. pembinaanrepository.ump.ac.id/3184/3/bab ii_sharaya shabrina...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembinaan 1. Pengertian Pembinaan Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” yang diartikan membangun, mengusahakan supaya lebih baik. Secara luasnya pembinaan yaitu proses pembuatan, cara membina, pembaharuan, usaha dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. (Tim Redaksi KBBI, 2007 : 152) Pembinaan merupakan tugas yang terus menerus di dalam pengambilan keputusan yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan intruksi-intruksi, dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah suatu proses untuk membimbing dan mengarahkan tingkah laku seseorang kearah yang lebih baik agar dapat tercapai tujuan yang diarapakan. Http://peran guru PAI dalam pengembangan nuansa religius di sekolah hary pria.pdf (diakses pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 19.30) 2. Fungsi Pembinaan Agar pembinaan berhasil maka dibutuhkan orang yang membina tersebut haruslah orang yang bertanggungjawab dan dapat dijadikan 7 Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

Upload: vuduong

Post on 09-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan “pe” dan

akhiran “an” yang diartikan membangun, mengusahakan supaya lebih

baik. Secara luasnya pembinaan yaitu proses pembuatan, cara membina,

pembaharuan, usaha dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif

untuk memperoleh hasil yang lebih baik. (Tim Redaksi KBBI, 2007 : 152)

Pembinaan merupakan tugas yang terus menerus di dalam

pengambilan keputusan yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan

intruksi-intruksi, dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu organisasi

atau lembaga.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pembinaan adalah suatu proses untuk membimbing dan mengarahkan

tingkah laku seseorang kearah yang lebih baik agar dapat tercapai tujuan

yang diarapakan.

Http://peran guru PAI dalam pengembangan nuansa religius di sekolah

hary pria.pdf (diakses pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 19.30)

2. Fungsi Pembinaan

Agar pembinaan berhasil maka dibutuhkan orang yang membina

tersebut haruslah orang yang bertanggungjawab dan dapat dijadikan

7

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

8

tauladan dengan baik. Jika tidak maka pembinaan cenderung tidak akan

berhasil. Karena pembinaan itu memilik beberapa fungsi yang harus bisa

terlaksana.

Fungsi pembinaan diarahkan untuk :

a. Memupuk kesetiaan dan ketaatan

b. Meningkatkan adanya rasa pengabdian rasa tanggung jawab,

kesungguhan dan kegairahan bekerja dalam melaksanakan tugasnya

c. Meningkatkan gairah dan produktivitas kerja secara optimal

d. Mewujudkan suatu layanan organisasi dan pegawai yang bersih dan

berwibawa

e. Memperbesar kemampuan dan kehidupan pegawai melalui proses

pendidikan dan latihan yang sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan organisasi

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Implementasi pembinaan berfungsi untuk meningkatkan ketaatan

seseorang terhadap sesuatu, baik dalam urusan pekerjaan, ibadah, maupun

kaitannya dengan kehidupan lainnya.

Http://peran guru PAI dalam pengembangan nuansa religius di sekolah

hary pria.pdf (diakses pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 19.30)

B. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Pembinaan anak dalam beribadah dianggap sebagai penyempurnaan

dari pembinaan aqidah. Karena nilai ibadah yang didapat oleh anak akan

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

9

menambah keyakinan akan kebenaran ajaran agamanya. Semakin tinggi

nilai ibadah yang dimiliki, semakin tinggi pula keimanannya.

Secara bahasa kata “ibadah” adalah bentuk dasar (mashdar) dari fi‟il

(kata kerja) yang berarti : taat , tunduk, hina, dan pengabdian. (Jamaluddin,

2003: 1)

Ibadah dalam pengertian yang umum adalah menjalani kehidupan

untuk memperoleh keridhoan Allah, dengan mentaati syari‟at-Nya.

Dengan demikiam keridhoan Allah merupakan ibadah dalam arti umum

(Basyir, 2001: 13)

Allah berfirman dalam Al Qur‟an Surat Adz Dzariyat ayat 56

menyebutkan bahwa jin dan manusia diciptakan Allah agar beribadah

kepada-Nya.

وما خلقت الن واإلنس إال لي عبدون

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk

beribadah”

Jadi, ibadah bukan hanya berupa shalat, zakat, puasa, dan haji akan

tetapi mempunyai pengertian yang luas lagi dari sekedar shalat dan

sebagainya.

Sedangkan menurut Ibn Taymiyah di dalam Jamaluddin (2003 : 1)

mengartikan ibadah sebagai puncak ketaatan dan ketundukan yang

didalamnya terdapat unsur cinta (al hubb).

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

10

Sementara menurut Ibn Faris di dalam Jamaluddin (2003: 1)

mengatakan bahwa ibadah mempuyai pengertian yang bertolak belakang.

Menurut Ghazali , dkk (2010: 11) menyatakan bahwa ibadah adalah

segala perbuatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti shalat,

shiyam, zakat, haji, dan jihad.

Menurut Zuhdi (1988: 4) ibadah yaitu aturan agama yang mengatur

hubungan manusia dengan Tuhan. Ibadah dalam pengertian yang khusus

yaitu “Lima Rukun Islam” yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Dan

dalam pengertian yang luas atau umum yaitu segala perbuatan yang

dilakukan seseorang dengan niat mencari keridaan Allah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 415) didefinisikan

bahwa ibadah adalah suatu perbuatan untuk menyatakan takwa kepada

Allah SWT yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan

menjauhi larangan-Nya.

Menurut Basyir (2001: 11) menyatakan bahwa kata ibadah dari segi

bahasa berarti taat, merendah diri, dan menghambakan diri.

Berdasarkan uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Ibadah

adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada sang pencipta yang timbul dari

dalam hati dan direalisasikan melalui perbuatan-perbuatan yang telah

ditentukan oleh agamanya. Sedangkan Implementasi Pembinaan Ibadah

adalah suatu usaha untuk mendidik seseorang kaitannya dengan ibadah.

2. Pembagian Ibadah

Menurut Jamauddin (2013: 2) Di tinjau dari segi ruang lingkupnya,

ibadah dibagi menjadi dua bagian :

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

11

a. Ibadah khashshah (ibadah khusus), yaitu ibadah yang ketentuannya

telah ditetapkan oleh nash, seperti thaharah, shalat, zakat, dan

semacamnya.

b. Ibadah „ammah (ibadah umum), yaitu semua perbuatan baik yang

dilakukan dengan niat karena Allah SWT semata, misalnya

berdakwah, melakukan amar ma‟ruf nahi munkar di berbagai biadang,

menuntut ilmu, bekerja, rekreasi dan lain-lain yang semuanya itu

diniatkan semata-mata karena Allah SWT dan ingin mendekatkan diri

kepada-Nya.

Menurut Basyir, 2001: 15) ibadah ada dua macam, yaitu ibadah

umum ialah ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan. Yang kedua

adalah ibadah khusus ialah ibadah yang macam, cara melaksanakannya

ditetapkan dalam syara‟. Ibadah khusus ini bersifat tetap dan mutlak,

manusia tinggal melaksanakan sesuai dengan peraturan dan tuntunan yang

ada, tidak boleh mengubah, menambah, atau mengurangi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibadah

khashshah atau ibadah khusus ialah ibadah yang tata cara dan perinciannya

telah ditetapakn oleh Allah SWT. Sedangkan ibadah „ammah ialah segala

ibadah yang diizinkan oleh Allah.

3. Prinsip-Prinsip Ibadah

Menurut Jamaluddin (2013: 7) Untuk memberikan pedoman ibadah

yang bersifat final, Islam memberikan prinsip-prinsip ibadah-ibadah

sebagai berikut :

a. Prinsip utama dalam ibadah adalah hanya menyembah kepada Allah

semata sebagai wujud hanya mengesakan Allah SWT.

b. Ibadah tanpa perantara. Allah SWT berada sangat dekat dengan

hamba-hamba-Nya dan Maha Mengetahui segala apa yang dilakukan

oleh hamba-Nya, maka dalam berdoa sudah seharusnya langsung

dimohonkan kepada Allah dan tidak melalui perantara siapapun dan

apapun juga selain yang dituntunkan oleh Allah SWT.

c. Ibadah harus dilakukan secara ikhlas yakni dengan niat yang murni

semata hanya untuk mengharap keridhaan Allah SWT.

d. Ibadah harus sesuai dengan tuntunan. Nabi saw telah mngajarkan

tentang tata cara shalat secara lengkap melalui hadis-hadisnya yang

maqbul, dari sejak niat yang tidak dilafalkan, bacaan dan gerakan

shalat, jumlah raka‟at, waktu shalat dan lain-lain.

e. Seimbang antara unsur jasmani dengan rohani.

f. Mudah dan meringankan

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

12

Syari‟at yang diciptakan Allah SWT mesti sudah sesuai dengan porsi

kemanuasiaan manusia. Hal ini karena Allah sebagai pencipta alam

semesta termasuk manusia, tentunya paling tahutentang ciptaan-Nya

dan paling tahu tentang apa yang terbaik bagi ciptaan-nya itu.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ibadah tidak

hanya disekedarkan dilaksanakan, akan tetapi ibadah itu juga memiliki

prinsip-prinsip tersendiri agar yang menjalankannya tidak sembarangan.

C. Pembinaan Ibadah

Basyir (2001: 45) Ibadah ada yang bersifat umum dan ada pula yang

bersifat khusus. Yang bersifat umum mencakup seluruh aspek kehidupan dan

yang khusus mengenai ibadah tertentu. Di antara ibadah yang menjadi sendi

agama Islam yaitu dua syahadat, shalat,zakat, puasa, dan haji. Untuk

membahas nilai ibadah dalam kehidupan, akan dicukupkan yang menyangkut

shalat, zakat, puasa, dan haji.

1. Pembinaan Ibadah Shalat

Menurut Sabiq (2008: 93) shalat adalah sebuah ibadah yang terdiri

dari perkataan dan perbuatan khusus, dimulai dengan takbiratul ihram dan

dikahiri dengan salam.

Shalat adalah rukun Islam yang kedua setelah syahadat, maka shalat

hukumnya adalah wajib „ain. Artinya, setiap individu muslim

berkewajiban melakukan shalat lima waktu. (Sadili, 2011, 79)

Mansur (2011: 321) aspek pendidikan ibadah khususnya pendidikan

shalat disebutkan dalam firman Allah yang artinya :

الة وأمر بالمعروف وانو عن المنكر واصب على ما يا ب ن أقم الص

أصابك إن ذلك من عزم األمور

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

13

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia untuk mengerjakan

yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan munkar dan bersabarlah

terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya hal yang demikian itu

termasuk diwajibkan oleh Allah”. (QS.Luqman : 17).

Ayat tersebut menjelaskan pendidikan shalat tidak terbatas tentang

kaifiyah dimana menjalankan shalat lebih bersifat fiqhiyah melainkan

termasuk menanamkan nilai-nilai di balik shalat. Dengan demikian mereka

harus mampu tampil sebagai pelopor amar ma‟ruf nahimukar serta jiwanya

teruji sebagai orang yang sabar. (Mansur, 2011: 321)

Menurut Basyir (2001: 57) Shalat akan dapat berfungsi baik dari segi

rohaniah maupun jasmaniah, sebagaimana tersebut diatas, apabila

dilaksanakan sesuai dengan tuntunan yang diberikan Nabi. Shalat

dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, terus menerus dilakukan,

dipenuhi syarat rukunnya, serta dilakukan dengan hai yang khusyuk,

pikiran yang terpusatkan, bacaan yang berjiwa, dan gerak anggota badan

yang mencerminkan ketenangan, tetapi tidak berbau kemalas-malasan.

Pembinaan shalat meliputi :

1) Perintah melaksanakan shalat

2) Mengajarkan tata cara ibadah shalat

3) Perintah shalat dan sanksi bagi yang meninggalkannya

4) Membiarkan anak menghadiri shalat jum‟at

5) Pelaksanaan ibadah shalat malam

Sedangkan Fungsi shalat dapat ditinjau dari dua aspkek, yaitu aspek

rohani dan jasmani. Dari aspek rohani, shalat berfungsi untuk

mengingatkan manusia kepada Tuhannya Yang Maha Tinggi, yang telah

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

14

menciptakan manusia dan alam semesta. Dalam Al Qur‟an Surat Toha ayat

14 dijelaskan bahwa,

الة لذكري إنن أنا اللو ال إلو إال أنا فاعبدن وأقم الص

“Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku maka

beribadahlah pada-Ku, dan tegakkanlah shalat agar engkau selalu ingat

kepada-Ku”.

Selalu ingat kepada Allah akan mendatangkan ketenangan hidup.

QS. Ar Ra‟d ayat 28

لذين آمنوا وتطمئن ق لوب هم بذكر اللو أال بذكر اللو تطمئن القلوب

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah

hati menjadi tentram”.

Dengan hati yang selalu ingat kepada Allah, akan lahirlah kekuatan

rohaniah pada manusia, yang amat besar artinya dalam menghadapi

masalah hidup (Basyir, 2001: 55). Sedangkan dari aspek jasmani, shalat

berfungsi untuk menimbulkan sifat suka kepada kebersihan, kerapian, dan

kerajinan serta ketangkasan (Basyir, 2001: 55).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan

ibadah shalat wajib dilakukan kepada anak karena shalat merupakan

ibadah wajib yang diperintahkan Allah untuk dilaksanakan lima kali dalam

sehari. Dengan dibina secara bertahap maka perlahan-lahan seorang akan

gemar melakukan ibadah.

2. Pembinaan Ibadah Zakat

1) Pengertian Zakat

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

15

Zakat telah dijelaskan didalam QS. At Taubah ayat 103

yang berbunyi :

يهم با وصل عليهم رىم وت زك إن صالتك خذ من أموالم صدقة تطه

يع عليم سكن لم واللو س

”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah

untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi

Maha Mengetahui”

Berdasarkan ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahawa

zakat adalah usaha pensucian diri dari pemiliknya yang cintanya

berlebihan kepada harta dan kemungkinan memiliki harta yang

kotor yang disebabkan bercampurnya harta yang bersih dengan

harta yang menjadi hak orang lain.

2) Macam-Macam Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Ada dua macam

zakat yang tercantum didalam Al Qur‟an dan Sunnah Nabi,

diantaranya :

a) Zakat Fitrah

Zakat firtah yaitu zakat diri atau zakat jiwa, zakat fitrah

diberikan berdasarkan jenis makanan pokok sehari-hari. Bila

nasi sebagai makanan pokok, zakatnya juga jenis beras.

Apabila makanan pokoknya gandum maka zakatnya pun

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

16

dengan gandum, demikian seterunsya. Pada zaman sekarang

umat Islam boleh mengeluarkan zakat dengan uang, yaitu

seharga 2.5 kg atau 3.1 liter beras. Zakat fitrah dikeluarkan

pada akhir pelaksanaan puasa ramadhan menjelang 1 syawwal

tetapi sekarang boleh dikeluarkan awal atau pertengahan bulan

ramadhan melalui amil (Baaz, 2000: 250)

b) Zakat Mal

Zakat mal atau zakat harta benda. Mal (harta) menurut

bahasa ialah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh

manusia untuk menyimpan dan memilikinya. Menurut istilah

syara‟ (hukum Islam) adalah segala syang dpaat dipunyai dan

dapat digunakan menurut kebiasaan. (Ilyas, 2012: 30)

3) Golongan yang menerima Zakat

Golongan yang berhak menerima zakat telah dijelaskan

dalam QS. At Taubah ayat 60 yang berbunyi :

ها وال ا الصدقات للفقراء والمساكني والعاملني علي مؤلفة ق لوب هم وف إنبيل فريضة من اللو واللو عليم الرقاب والغارمني وف سبيل اللو وابن الس

حكيم “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para

muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,

orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang

yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang

diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana”.

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

17

Menurut Jasa‟iri (2009: 496) orang yang wajib menerima

zakat yaitu :

a) Fakir

Fakir adalah mereka yang tidak memeiliki harta untuk

mencukupi kebutuhannya serta kebutuhan keluarganya seperti

makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Golongan ini

merupakan golongan yang paling bawah dalam kategori harta

benda atau kepemilikannya dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari untuk diri sendiri dan keluarganya.

b) Miskin

Miskin adalah orang yang lebih ringan tingkatannya

dibandingkan dengan fakir. Kategori miskin adlah orang yang

lebih ringan dalam kebutuhan adakalanya dapat terpenuhi

adakalanya tidak dapat terpenuhi akan kebutuhan sehari-hari.

c) Amil

Amil adalah mereka yang mengumpulkan dan

membagkikan zakat. Dan mencatatnya dalam buku, lalu ia

diberi upah atas pekerjaanya meskipun mereka orang kaya.

d) Muallaf

Muallaf adalah orang laki-laki yang baru masuk islam

dan keislamannya masih lemah namun memiliki pengaruh

terhadap kaumnya. Maka ia diberi zakat untik menyatukan

hatinya dan menggabungkannya dalam Islam.

e) Hamba Sahaya

Hamba sahaya adalah budak yang ingin memederkakan

dirinya dan berhak diberi harta zakat untuk memerdekakan

dirinya dari perbudakan.

f) Fisabilillah

Fisabilillah adalah mereka yang berjuang dijalan Allah

(dakwah, perang dan lain sebagainya).

g) Ghorimin

Ghorimin adalah mereka yang terjerat hutang bukan

karena untuk maksiat dan tidak dapat melunasinya, amak

orang tersebut dapat diberi harta zakat.

h) Ibnu Sabil

Ibnu Sabil adalah mereka yang kehabisan bekal dalam

perjalanan, dan wajib diberi zakat sesuai kebutuhannya selama

diperjalanan.

Salah satu bentuk pembinaan ibadah lain yaitu

mengeluarkan zakat fitrah yang merupakan bentuk kewajiban

setiap muslim. Anak akan mengenal arti tolong menolong yang

merupakan kewajiban setiap manusia.

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

18

Zuhayly (2008: 82) Zakat menurut syara‟ berarti hak yang

wajib (dikeluarkan dari) harta). Zakat wajib dikeluarkan oleh

umat muslim (Zuhdi, 1992, 37) Zakat merupakan rukun Islam

ketiga sesudah syahadat dan shalat. ibadah ini dinamakan “zakat”

karena sesuai dengan namanya, dapat membersihkan harta benda

pemiliknya dengan jalan mengeluarkan sebagian harta bendanya,

yang memang menjadi hak fakir miskin dan sebagainya.

Ayyub (2008: 504) Zakat itu memiliki banyak hikmah dan

pengaruh-pengaruh positif yang jelas, baik bagi harta yang

dizakati, bagi orang yang mengeluarkannya dan bagi masyarakat

islam. Bagi harta yang dikeluarkan zakatnya, bisa menjadikannya

bersih, berkembang penuh dengan berkah, terjaga dari beragai

bencana dan dilindungi oleh Allah SWT dari kerusakan

,keterlantaran, dan kesia-siaan. Sedangkan bagi orang yang

mengeluarkannya , Allah akan mengampuni dosanya,

mengangkat derajatanya, memeprbanyak kebajikan-kebajikannya,

dan menyembuhkannya dari sifat kikir, rakus, egois, dan kapitalis.

Zuhayly (2000: 126) zakat diwajibkan terhadap kelima jenis

harta berikut, yaitu nuqud (emas, perak, dan uang), barang

tambang dan barang temuan, harta perdagangan, tanaman dan

buah-buahan, dan binatang ternak (unta, sapi dan kambing).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa zakat

termasuk juga kedalam ibadah khusus yang wajib dikeluarkan

oleh orang yang beragama Islam untuk diberikan kepada fakir

miskin. Melalui pembinaan ibadah zakat , siswa dapat sadar akan

kewajibannya berbagi rezeki , dan peduli terhadap sesama

manusia yang kurang mampu dan tertarik untuk berpartisipasi

dalam pengelolaan zakat.

3. Pembinaan Ibadah Puasa

Puasa yang dalam bahasa arab disebut shiyam atau shaum

secara bahasa berarti menahan diri (berpantang) dari suatu

perbuatan. (Syarifuddin, 2003: 43).

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

19

Puasa itu memiliki keutamaan yang banyak, pahala yang besar,

dan pengaruh positif yang beragam, baik bagi individu maaupun

bagi masyarakat. Ini mencakup puasa sunnah seperti puasa asyura‟.

Puasa tiga hari setiap bulan, puasa arafah, puasa senin kamis dan

lainnya. (Ayyub, 2008: 604).

Hikmah dari ibadah puasa menurut Faridl (2007: 150)

diantaranya adalah :

1) Pertama, ibadah puasa merupakan wujud rasa syukur kepada

Allah karena ia merupakan ibadah yang diwajibkan. Ibadah

adalah sebuah nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya

agar mereka dapat selalu berinteraksi secara aktif kepada

Tuhannya.

2) Kedua, puasa adalah alat untuk mengakses ketaatan dan

amanah seorang muslim. Sebab puasa ialah ibadah yang

khusus dimana yang mengetahuinya hanya orang yang

berpuasa dan Allah semata.

3) Ketiga , ibadah puasa dapat melepaskan diri manusia dari

nafsu kebinatangan. Sebab, binatang pekerjaannya hanyalah

makan dan minum saja untuk mempertahankan hidupnya. Jika

manusia berpuasa, berarti telah membersihkan jiwanya dari

sifat kebinatangan dan mendekati sifat malaikat.

4) Keempat, sesunggunya para dokter menyatakan bahwa

manusia akan mampu makan dengan rakus dan tanpa batas.

Karena hal itu akan menjadikan penyakit dan berbahaya pada

pencernaan.

5) Kelima, puasa dapat melemahkan nafsu syahwat. Jika

seseoramg tidak mampu menikah dan takut terjerumus ke

lembah zina, maka disarankan berpuasa.

6) Keenam, jika manusia dalam keadaan puasa ia akan merasakan

panasnya lapar, sehingga membuahkan rasa kasih saying

kepada fakir msikin yang tidak mendapati pangan yang bisa

menutupi lapar dan dahaganya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa puasa

merupakan ibadah khusus seperti shalat dan zakat. Bedanya puasa

ini ialah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan

yang bisa membatalkan puasa, mulai dai terbit fajar hingga

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

20

terbenamnya matahari. Pembinaan ibadah puasa ini perlu dilakukan

juga untuk membiasakan pada siswa untuk lebih bersyukur atas

segala nikmat yang Allah SWT berikan.

4. Pembinaan Ibadah Haji

Ibadah haji tidak diwajibkan sepenuhnya pada anak, melainkan

sebagai saran untuk melatih diri agar terbiasa dalam melaksanakan

ibadah yang memerlukan ketahanan fisik yang kuat. Dengan

dilaksanakan rangkaian ibadah haji sejak anak masih kecil,

diharapkan pada saat dewasa ia akan terbiasa dan tidak lagi

menganggap bahwa haji adalah ibadah yang berat.

Jika telah sempurna syarat-syarat haji, wajib bagi seorang

muslim untuk segera menunaikan ibadah haji dan umrah. Syarat itu

adalah ia islam, merdeka, baligh, berkemampuan dalam bekal dan

berpergian, perjalanan aman dari musuh yang menghalangi , dna

memungkinkan mengadakan perjalanan kesana yakni adanya waktu

luang untuk menunaikanhaji, sehat badan untuk melakukan

perjalanan. (Jailani, 2008: 305).

Menurut Jailani (2008: 321) kewajiban haji ada lima :

bermalam di muzdalifah sesudah separuh malam, mabit di mina,

melempar jumrah, cukur, thawaf wada‟. Jika salah satunya

dtinggalkan harus membayar dam (denda) berupa seekor kambing.

Sedangkan sunnah haji menurut Jailani (2008: 321) ada lima

belas :

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

21

1) Mandi untuk ihram, masuk makkah, ukuf di „arafah, mabit di

muzdaifah, melempar jumrah di mina, thawaf ziarah dan

thawaf wada‟

2) Thawaf qudum

3) Bergegas

4) Idhthiba‟ (memasukkan pakaian ihram dari bawah ketiak

kanan dan menyelubungi yang kiri ketika thawaf dan sa‟i)

5) Menyentuh dua rukun

6) Mencium hajar aswad

7) Mendaki shafa dan marwah

8) Mabit di mina

9) Wukuf di masy‟aril haram

10) Berdiri dihadapan jamarat

11) Khutbah

12) Berdzikir

13) Berupaya keras melakukan sa‟I ditempatnya

14) Berjalan ditempatnya

15) Melalukan dua raka‟at setelah thawaf

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibadah haji

adalah termasuk juga kedalam ibadah khusus yang wajib dilaksanakan

oleh orang yang beragama Islam ketika sudah mampu memenuhi syarat-

syaratnya. Pembinaan ini menjadi penting bagi siswa/anak karena

diharapkan siswa dapat memahami bahwa tidak ada satupun ibadah Allah

C. PenelitianTerdahulu

Selama penulis melakukan penelitian tidak hanya menjadikan buku

sebagai sumber rujukan, akan tetapi mengambil juga dari skripsi-skripsi

terdahulu. Beberapa skripsi yang dijadikan rujukan yaitu :

1. Skripsi Irma Muspidawati (0706010017, UMP)

Judul skripsi Peran Guru Dalam Menanamkan Kesadaran

Beribadah Shalat Fardhu Pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Al Irsyad

Al Islamiyyah 02 Purwokerto Tahun Pelajaran 2010/2011.

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

22

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru dalam

menanamkan kesadaran beribadah shalat fardhu pada siswa kelas II

Sekolah Dasar Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto, mengetahui

faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi

keberhasilan dalam menumbukan dan meningkatkan kesadaran

beribadah shalat fardhu pada siswa.

Jenis penelitian ini adalah deksriptif kualitatif, sedangkan metode

yang digunakan adalah metode observasu, wawancara dan dokumentasi.

Setelah data terkumpul dianalisis dengan metode induktif dan deduktif.

Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan Kesiswaan,

Penanggung Jawab Biah Islamiyyah dan empat orang Wali Kelas II.

Adapun waktu penelitian, dilaksanakan di semester genap tahun

pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian adalah empat orang wali kelas II

Sekolah Dasar Al Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto, sedangkan objek

penelitian adalah peran guru dan aktivitas guru dalam menanamkan

kesadaran beribadah shalat fardhu pada siswa kelas II Sekolah Dasar Al

Irsyad Al Islamiyyah 02 Purwokerto.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru dalam

menanamkan kesadaran beribadah shalat fardhu pada siswa adalah

sebagai berikut: (1) Sebagai pengajar (2) Sebagai pembimbing (3)

Sebagai motivator dalam bentuk taushiyyah, reward dan punishment

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016

23

yang sesuai dengan karakter siswa (4) Sebagai pribadi dan memberikan

teladan bagi siswa (5) Sebagai penghubung, dan (6) Sebagai ilmuwan.

2. Skripsi Ahmad Najib Syuhada (98261051, IAIN Purwokerto)

Judul skripsi Perhatian Guru Agama Terhadap Pengamalan Ibadah

Shalat Siswa SMP Muhammadiyah Sokaraja.

Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui lebih dalam bentuk-

bentuk perhatian guru agama terhadap pengamalan ibadah shalat siswa

SMP Muhammadiyah Sokaraja. Subjek penelitiannya adalah

keseluruhan dari jumlah guru agama di SMP Muhammadiyah Sokaraja.

Selain guru, penulis juga melibatkan Kepala Sekolah, guru bimbingan

dan konseling SMP Muhammadiyah Sokaraja.

Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah metode

Observasi, Interview, dan Dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisi

data menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa “Perhatian Guru Agama Pendidikan Agama Islam

(PAI) terhadap pengamalan ibadah shalat siswa SMP Muhammadiyah

Sokaraja antara lain :

a. Pemberian pemahaman secara intensif tentang shalat kepada anak

didik, baik tata caranya maupun manfaat-manfaatnya

b. Pemberian tauladan secara rutin tentang shalat kepada anak didik

c. Pelatihan shalat (jama‟ah) kepada anak didik

d. Komunikasi timbal balik antara guru (wali kelas) dengan orang tua

tentang kegiatan dan perilaku anak didik di ingkungan masyarakat.

Implementasi Pembinaan Ibadah…, Sharaya Shabrina Halawati, Fakultas Agama Islam UMP, 2016