bab ii tinjauan pustaka a. hakikat anak lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/bab ii_ivona melina dwi...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak Lahir Hidup Lahir hidup (Live birth) menurut WHO dan David Lucas, 1995 : 35 adalah peristiwa keluarnya atau terpisahnya suatu hasil konsepsi dari rahim ibunya, tanpa memperdulikan lama kehamilan, dan setelah itu bayi bernapas atau menunjukan tanda-tanda kehidupan yang lain seperti detak jantung, denyut nadi tali pusat dipotong atau masih melekat dengan plasenta oleh karena itu suatu kematian harus didahului suatu kelahiran hidup.Anak lahir hidup adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh seorang wanita baik yang masih hidup sampai saat ini maupun sudah meninggal (BKKBN dalam Hotimah, 2004 : 4). Menurut kamus istilah Demografi anak yang dilahirkan hidup yang dipunyai oleh seorang wanita baik yang berasal dari perkawinannya saat ini maupun masa lalu, baik yang sekarang masih hidup maupun yang sudah meninggal, dan baik yang tinggal bersama atau yang tinggal bersama ibunya. ( Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, dalam Hotimah, 2004 : 4).Dalam demografi kelahiran hidup disebut dengan fertilitas. Tinggi rendahnya fertilitas penduduk dipengaruhi oleh faktor demografi dan faktor non demografi. 5 Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Upload: others

Post on 01-Jun-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Anak Lahir Hidup

1. Pengertian Anak Lahir Hidup

Lahir hidup (Live birth) menurut WHO dan David Lucas, 1995 : 35 adalah

peristiwa keluarnya atau terpisahnya suatu hasil konsepsi dari rahim ibunya, tanpa

memperdulikan lama kehamilan, dan setelah itu bayi bernapas atau menunjukan

tanda-tanda kehidupan yang lain seperti detak jantung, denyut nadi tali pusat

dipotong atau masih melekat dengan plasenta oleh karena itu suatu kematian

harus didahului suatu kelahiran hidup.Anak lahir hidup adalah banyaknya anak

yang dilahirkan oleh seorang wanita baik yang masih hidup sampai saat ini

maupun sudah meninggal (BKKBN dalam Hotimah, 2004 : 4).

Menurut kamus istilah Demografi anak yang dilahirkan hidup yang

dipunyai oleh seorang wanita baik yang berasal dari perkawinannya saat ini

maupun masa lalu, baik yang sekarang masih hidup maupun yang sudah

meninggal, dan baik yang tinggal bersama atau yang tinggal bersama ibunya.

( Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, dalam Hotimah, 2004 :

4).Dalam demografi kelahiran hidup disebut dengan fertilitas. Tinggi rendahnya

fertilitas penduduk dipengaruhi oleh faktor demografi dan faktor non demografi.

5

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

6

Faktor demografi yang mempengaruhi fertilitas diantaranya :

a. Struktur umur

Struktur umur penduduk dapat pula disebut komposisi umur penduduk,

biasanya dibagi kedalam kelompok umur, dan antara kelompok umur yang satu

dengan kelompok umur lainnya berjenjang. Struktur umur penduduk dipengaruhi

oleh tiga variabel demografi, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga

variabel ini sering berpengaruh satu dengan yang lain. Suatu negara dikatakan

berstruktur umur muda, apabila kelompok umur penduduk yang berumur di

bawah 15 tahun jumlahnya besar (lebih dari 15%), sedangkan besarnya kelompok

penduduk yang berumur 65 tahun dan lebih kurang dari 3%. Pada umumnya

struktur umur muda terdapat dinegara – negara berkembang, misalnya Birma,

India, dan Indonesia. Sebaliknya suatu negara dikatakan berstruktur umur tua

apabila kelompok penduduknya berumur 15 tahun kebawah jumlahnya kecil

(kurang dari 35% dari seluruh penduduk), dan persentase penduduk diatas 65

tahun sekitar 15%.

b. Umur Perkawinan Pertama

Sejalan dengan pemikiran bahwa semakin muda seseorang melakukan

perkawinan makin panjang masa reproduksinya, maka dapat diharapkan makin

muda seseorang melangsungkan perkawinannya makin banyak pula anak yang

akan dilahirkan, jadi hubungan antara umur perkawinan dengan kelahiran negatif.

Hipotesa ini mendapat dukungan peneliti dan penemuan atas studi – studinya.

Selain faktor demografi kelahiran juga dipengaruhi oleh faktor non demografi

yaitu :

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

7

a. Pendidikan

Menurut Holsinger dan Kasarda (David Lucas, 1995 ; 69) meskipun

kenaikan tingkat pendidikn menghasilkan tingkat kelahiran yang lebih rendah,

tetapi hubungan antara kedua variabel ini belum benar – benar terbukti.

Pendidikan jelas mempengaruhi usia kawin karena pelajar dan mahasiswa pada

umumnya berstatus bujangan. Lagi pula jika pendidikan meningkat, maka

pemakaian alat kontrasepsi juga meningkat. Di Indonesia menurut Hull and Hull

(David Lukas, 1995 : 69) dikemukakan bahwa wanita yang tidak berpendidikan

dan berpendidikan tingkat menengah mempunyai rata – rata anak lebih sedikit

daripada yang berpendidikan sekolah dasar.

c. Status Ekonomi

Wrong (David Lucas, 1995 : 68) percaya pada norma yang menunjukan

penduduk dari golongan status ekonomi lebih rendah mempunyai fertilitas lebih

tinggi, hamper dapat dikatakan suatu hokum ekonomi. Hal ini berarti bahwa

tingkat sosial ekonomi mempengaruhi kelahiran dimana penduduk yang

ekonominya rendah maka mempunyai anak lebih banyak jika dibandingkan

dengan yang status ekonominya tinggi maka mempunyai anak lebih sedikit.

Menurut Davis dan Blake (David Lucas, 1995 : 56) agar dapat mempunyai

anak lahir hidup, seorang wanita harus melalui 3 tahap sebagai berikut :

a. Harus mengadakan hubungan seks

b. Harus hamil

c. Harus berhasil menyelesaikan masa kehamilan (gestasi) dan kemudian

melahirkan anak (partus).

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

8

Ketiga tahap tersebut di jabarkan dalam sebelas variabel antara yang

digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu :

a. Variabel-variabel hubungan seks

b. Variabel-variabel hubungan konsepsi

c. Variabel-variabel gestasi (Masri Singarimbun, 1982 : 9 )

Davis dan Blake (David Lucas, 1995 : 57) mencoba untuk menunjukan

bagaimana faktor-faktor lain, melalui variabel-variabel ini dapat mempengaruhi

fertilitas. Setiap variabel antara dapat mempunyai pengaruh negatif maupun

pengaruh positif terhadap fertilitas.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan seks (Variabel

hubungan seks).

a. Meliputi diawal dan akhirnya hubungan seks (ikatan seksual) dalam usia

reproduksi.

1) Usia memulai hubungan seks

2) Selibat permanen yaitu proporsi wanita yang tidak pernah mengadakan

hubungan seks

3) Persiapan pada masa reproduksi

4) Bila ikatan putus karena perceraian, perpisahan atau ditinggal pergi

5) Bila ikatan putus karena suami meninggal dunia

b. Meliputi kemungkinan hubungan seks selama dalam ikatan seksual

1) Abtinensi dengan sengaja

2) Abtinensi karena terpaksa (karena impoten, sakit, perpisahan yang tak

terelakan tetapi sifatnya sementara)

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

9

3) Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk periode abtinensi)

1. Faktor-faktor yang mempunyai kemungkinan konsepsi (variabel konsepsi)

a. Kesuburan dan kemandulan biologis (sterilisasi, subinsisi, dan perawatan

medis)

b. Digunakan tidaknya kontrasepsi

c. Kesuburan dan kemandulan yang disengaja (sterilisasi, subinsisi, dan

perawatan medis)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gestasi dan kelahiran dengan selamat

(variabel gestasi)

a. Mortalitas janin yang tidak disengaja

b. Mortalitas janin yang disengaja

Seorang perempuan harus mempunyai kesiapan perempuan apabila ia hamil

atau mempunyai anak, kesiapan tersebut meliputi :

1. Kesiapan fisik

Secara umum, seorang perempuan yang disebut siap secara fisik jika ia telah

menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun, ketika

tubuhnya berhenti tumbuh. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman

kesiapan fisik.

2. Kesiapan mental

Yang dimaksud dengan kesiapan mental adalah saat dimana seorang

perempuan dan pasanganya merasa telah ingin mempunyai anak dan merasa telah

siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anaknya.

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

10

3. Kesiapan sosial ekonomi

Secara ideal jika seorang bayi dilahirkan maka ia akan membutuhkan tidak

hanya kasih sayang orang tuanya, tetapi juga sarana yang membuatnya bisa

tumbuh dan berkembang. Bayi membutuhkan tempat tinggal yang tetap. Karena

itu remaja dikatakan siap jika ia bisa memenuhi kebutuhan dasar seperti pakaian,

makan-minum, tempat tinggal dan kebutuhan pendidikan bagi anaknya (BKKBN,

2003).

B. Hakekat Perkawinan

1. Pengertian Perkawinan

Perkawinan yang dalam istilaah agama disebut “ Nikah” ialah melakukan

suatu aqad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan

seorang wanita untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak,

dengan dasar sukarela dan keridhoan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu

kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman

dengan cara-cara yang diridoi oleh Allah.(Soemiyati, 1999 : 8)

Perkawinan menurut hukum islam adalah “suatu akad atau perikatan untuk

menghalalkan hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam rangka

mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga, yang diliputi rasa ketentraman serta

kasih sayang dengan cara yang diridoi Allah” (Azhar Basyir, 1990).

Perkawinan menurut undang undang No. 1 tahun 1974 perkawinan adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

11

Esa (Soemiyati,1999 : 138) dari pernyataan pasal 1 Undang-undang Nomor 1

Tahun 1947 dapat disimpulkan bahwa perkawinan itu mengandung beberapa

unsur yaitu :

a. Ikatan lahir batin

b. Adanya seorang pria dan seorang wanita

c. Membentuk keluarga yang bahagia dan kekal

d. Tidak terbatas waktunya

e. Berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa

2. Tujuan perkawinan dapat diperinci Menurut soemiyati, 1999 : 8, sebagai

berikut :

a. Menghalalkan hubungan kelamin untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat

kemanusiaan.

b. Mewujudkan satu keluarga dengan dasar cinta kasih.

c. Memperoleh keturunan yang sah.

Usia perkawinan adalah gambaran secara umum kapan sebaiknya seseorang

melaksanakan perkawinan ialah apabila dianggap dewasa. Dewasa dalam

pengertian rohani dan jasmani, hidupnya tidak tergantung lagi pada orang

tua/keluarga, siap memikul tanggung jawab material dan spiritual keluarga

terhadap keluarga yang akan dibinanya (BKKBN dalam Hotimah, 2004 : 10).

Dalam pasal 7 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 ayat (1) menyatakan

bahwa “perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19

tahun dan pihak wanita sudah mencapai 16 tahun”. Ketentuan batas umur ini,

seperti yang disebutkan dalam kompilasi pasal 15 ayat (1) didasarkan pada

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

12

pertimbangan kemaslahan keluarga dan rumah tangga perkawinan. Ini sejalan

dengan prinsip yang diletakkan UU perkawinan, bahwa calon suami istri harus

telah masak jiwa raganya agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik

tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang baik dan sehat

untuk itu harus dicegah adanya perkawinan antara calon suami istri yang masih

dibawah umur.

Di samping itu perkawinan mempunyai hubungan dengan masalah

kependudukan. Ternyata bahwa batas umur yang rendah bagi seorang wanita

untuk kawin, mengakibatkan laju kelahiran lebih tinggi. Berhubungan dengan itu,

maka undang-undang ini menunjukkan batas umur kawin baik bagi pria maupun

wanita(Ahmad Rofiq, 1998)

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1992 : 3)

menyatakan bahwa meskipun dalam undang-undang sudah diperkenankan

menikah, namun sesungguhnya usia tersebut belum cukup matang untuk

berkeluarga, usia di bawah umur 20 tahun terutama bagi wanita tergolong masa

reproduksi muda sehingga fisik belum benar-benar siap untuk hamil dan

melahirkan oleh karena itu saat terbaik untuk melangsungkan perkawinan bagi

wanita adalah 20 tahun ke atas sedangkan bagi pria 25 tahun ke atas.

3. Penggolongkan umur wanita kawin pertama kedalam empat kategori menurut

(Bogue, dalam Sigid Sriwanto, 1998), yaitu :

a. Perkawinan anak – anak yaitu umur wanita kawin pertama yang umurnya

kurang dari 18 tahun.

b. Perkawinan muda yaitu umur wanita kawin pertama dengan umur wanita 18-

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

13

19 tahun.

c. Perkawinan dewasa yaitu umur wanita kawin pertama dengan umur 20-21

tahun.

d. Perkawinan tua yaitu umur wanita kawin pertama yang berumur lebih dari 22

tahun.

Undang – undang perkawinan bab II pasal 7 ayat (1) dengan jelas dinyatakan

tentang umur sebagai salah satu syarat yang perlu dipenuhi bila seseorang akan

melakukan perkawinan. Namun sampai sejauh mana kaitan umur mempunyai

peranan dalam keluarga yang terbentuk sebagai akibat dari perkawinan itulah

kiranya yang perlu mendapatkan sorotan.

4. Peranan Umur dalam perkawinan ialah :

1. Hubungan Umur Dengan Faktor Fisiologis Dalam Perkawinan

Batas umur yang tercantum dalam undang – undang perkawinan tersebut bila

dikaji lebih lanjut, lebih menitik beratkan pada pertimbangan segi kesehatan. Hal

itu akan lebih jelas dapat dibaca pada penjelasan dari undang – undang tersebut.

Bahwa “ Untuk menjaga kesehatan suami – istri dan keturunan, perlu ditetapkan

batas – batas umur untuk perkawinan “. Dengan kalimat itu Nampak bahwa yang

menonjol dalam batas dalam perkawinan lebih atas dasar pertimbangan kesehatan,

daripada mempertimbangkan baik segi psikologis, maupun segi sosialnya.

Namun umur dalam hubungannya dengan perkawinan tidaklah cukup

dikaitkan dengan segi fisiologis semata – semata, tetapi juga perlu dikaitkan

dengan segi psikologis dan segi sosial, karena dalam perkawinan hal – hal

tersebut tidak dapat ditinggalkan, tetapi ikut berperan. Dalam undang – undang

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

14

perkawinan dengan tegas dinyatakan bahwa dalam perkawinan pria harus sudah

berumur 19 tahun, sedangkan wanita sudah harus berumur 16 tahun, kurang dari

itu harus ada dispensasi.

Umur diatas bila dilihat dari segi fisiologis. Seseorang umumnya sudah

masak, ini berarti bahwa pada umur tersebut pasangan itu telah dapat

membuahkan keturunan, karena dari segi biologis – fisiologis alat – alat untuk

memproduksi keturunan telah dapat menjalankan fungsinya. Tanda bahwa alat

untuk memproduksi keturunan telah berfungsi, pada wanita ditandai dengan

menarche atau haid yang pertama kali, sedangkan pada anak pria ditandai dengan

datangnya polutio yaitu keluarnya air mani pada waktu tidur yang sering disebut

dengan”Mimpi Indah”. Bila pada anak wanita telah haid dan pada anak pria telah

mengalami polutio, maka secara fisiologis mereka telah masak, dan bila mereka

melakukan hubungan seksual, kemungkinan untuk mengandung atau hamil dapat

terjadi.

Dengan demikian bila anak wanita umur 16 tahun dan pria umur 19 tahun

kawin, maka pasangan tersebut telah dapat menghasilkan keturunan, kalau tidak

ada faktor – faktor yang menghambatnya. Dengan demikian sekali lagi dapat

ditekankan bahwa batasan umur tersebut lebih menitik beratkan pada segi

fisiologis.

2. Hubungan Umur Dengan Keadaan Psikologis Dalam Perkawinan

Dilihat dari segi psikologis perkembangan, dengan makin bertambah umur

seseorang, diharpkan akan semakin masak lagi psikologisnya. Anak akan

mempunyai keadaan psikologis yang berbeda dengan remaja, demikian pula

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

15

remaja akan mempunyai keadaan psikologis yang berbeda dengan orang dewasa,

dan juga berbeda dengan keadaan orang yang lanjut usia.

Dilihat dari segi psikologis sebenarnya pada anak umur 16 tahun, belumlah

dikatakan bahwa anak tersebut telah dewasa secara psikologis. Demikian pula

pada anak pria umur 19 tahun, belum dapat dikatakan bahwa mereka telah masak

secara psikologis. Pada umur 16 tahun maupun umur 19 tahun pada umumnya

masih digolongkan pada umur remaja atau adolesensi. Perlu dikemukakan bahwa

umur bukan lah suatu patokan yang mutlak, tetapi sebagai ancer – ancer.

Walaupun demikian dengan ancer – ancer tersebut tidaklah berarti adanya

penyimpangan yang jauh. Pada umumya para ahli tidak jauh berbeda pendapatnya

mengenai permulaan masa dewasa yang ada pada individu, yaitu pada sekitar

umur 21, yang sering disebut sebagai masa dewasa awal.

Dengan bertambahnya umur dari seseorang, diharapkan keadaan psikologisnya

juga akan makin bertambah matang. Perkawinan pada umur yang masih muda

akan banyak mengundang masalah yang tidak diharapkan, karena segi

psikologinya belum matang. Tidak jarang pasangan yang mengalami keruntuhan

dalam rumah tangganya karena perkawinan yang masih terlalu muda.

3. Hubungan Umur Dalam Kematangan Sosial, Khususnya Sosial – Ekonomi

Dalam Perkawinan

Dalam perkawinan yang perlu diperhatikan tidak hanya dalam psikologis saja,

tetapi dari segi sosial juga, khususnya sosial ekonomi. Kematangan sosial

ekonomi pada umumnya berkaitan erat dengan umur seseorang, kemungkinan

untuk kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

16

umumnya dengan bertambahnya umur akan semakin kuat dorongan untuk

mencari dorongan untuk mencari nafkah sebagai penopang. Karena itu dalam hal

perkawinan masalah kematangan ekonomi perlu juga mendapatkan pemikiran,

sekalipun dalam batas yang minimal.

Seseorang yang telah berani membentuk keluarga melalui perkawinan, segala

tanggung jawab dalam hal menghidupi keluarga itu terletak pada pasangan

tersebut bukan pada orang lain, termasuk pada orang tua. Karena itulah pada

perkawinan masalah kematangan sosial ekonomi perlu dipertimbangkan secara

matang, karena ini akan berperanan sebagai penyangga dalam kehidupan keluarga

yang bersangkutan (Bimo Walgito dalam Yulianti, 2001 : 26-29)

Menurut Algiers Rachiem (1988 : 19) dijelaskan bahwa usia perkawinan yang

mengalami banyak masalah pada usia di bawah 20 tahun. Berdasarkan pada

kenyataan pengawasan kesehatan, ternyata bahwa perkawinan pada usia muda

banyak menumbuhkan masalah.

5. Masalah-masalah perkawinan pada usia dini antara lain :

a. Kematian ibu yang melahirkan

kematian karena melahirkan banyak dialami oleh ibu muda di bawah umur 20

tahun. Penyabab utama karena kondisi fisik ibu yang belum / kurang mampu

untuk melahirkan.

b. Kematian bayi

Bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang berusia muda, banyak yang

mengalami nasib yang tidak menguntungkan, ada yang lahir sebelum waktunya

(prematur), dan ada pula yang sebagian langsung meninggal.

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

17

c. Hambatan pada kehamilan dan persalinan

Selain kematian ibu dan bayi, ibu yang kawin pada usia muda dapat pula

mengalami pendarahan, kurang darah, persalinan yang lama dan sulit, bahkan

menderita kanker pada mulut rahim di kemudian hari.

d. Persoalan ekonomi

Pasangan-pasangan yang menikah pada usia muda pada umumnya belum

cukup pengetahuan dan keterampilan, sehingga sukar mendapatkan pekerjaan

dengan penghasilan yang rendah dapat meretakkan keutuhan dan keharmonisan

rumah tangga.

e. Persoalan kedewasaan.

Kedewasaan seseorang sangat berhubungan erat dengan usianya usia yang

masih muda (12-19) tahun memperlihatkan keadaan jiwa yang selalu berubah.

Kepribadian pada usia ini belum mantap, karena itu sebaiknya perkawinan yang

dilakukan pada usia antara 12-19 tahun.

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

18

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Nama

Peneliti Judul

Tujuan

Penelitan

Metode

Penelitian Hasil penelitian

Wahyuni

Jati

Rakhmawati

Pengaruh Usia

Perkawinan

Terhadap

Kesejahteraan

Keluarga di

Desa

Kembangan

Kecamatan

Bukateja

Kabupaten

Purbalingga

Untuk

mengetahui

apakah usia

perkawinan

berpengaruh

terhadap

kesejahteraan

keluarga di

Desa Kembang

Kecamatan

Bukateja

Kabupaten

Purbalingga

Dalam

penelitian ini

menggunakan

metode

penelitian

survey, dengan

teknik

pengambilan

sampel

purposive

sampling.

Sampel diambil

sebanyak 10%

Terdapat pengaruh

yang nyata antara

usia perkawinan

terhadap

kesejahteraan

keluarga di Desa

Kembang

Kecamatan

Bukateja

Kabupaten

Purbalingga,

artinya semakin

muda usia

perkawinan maka

tingkat

kesejahteraannya

rendah,

diantaranya

mengenai

kebutuhan pangan,

sandang dan

papan.sebaliknya

semakin dewasa

usia perkawinan

semakin tinggi

tingkat

kesejahteraannya.

Herlina

Dwi astuti

Pengaruh

Pendidikan

Formal

Terhadap Usia

Perkawinan

(Studi Kasus

Kecamatan

Tangerang

Selatan)

Untuk

mengetahui

apakah

pendidikan

salah satu

faktor penting

yang menjadi

penyebab

terjadinya

pernikahan dini

di kecamatan

Tangerang

Selatan

Dalam

penelitian ini

menggunakan

metode

penelitian

survey, dengan

teknik

pengambilan

sampel

purposive

sampling.

Sampel diambil

sebanyak 10%

Hasil

menunjukkan

bahwa hubungan

antara usia

pernikahan

pertama dengan

pendidikan di

perkotaan itu

rendah. Terjadinya

pernikahan dengan

usia remaja

mayoritas

dilatarbelakangi

oleh Merried By

accidend (MBA),

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

19

perjodohan atau

kesiapan untuk

menikah atau

memang sudah

bulat. Hal ini

sesuai dengan

temuan

sebelumnya yang

menyatakan

dengan pernikahan

usia pertama

remaja itu hanya

beberapa persen

dipengaruhi oleh

pendidikan, dan

teori Goode yang

menyebutkan

bahwa perempuan

diperkotaan

cenderung untuk

menikah di usia

matang

dibandingkan

dengan di

pedesaan karena

alasan pekerjaan

dan pendidikan.

Ivona

Melina

Dwi Siska

Pengaruh Usia

Perkawina

Terhadap

jumlah Anak

Lahir Hidup

Di Desa

Silado

Kecamatan

Sumbang

Kabupaten

Banyumas

Untuk

mengetahui

apakah usia

kawin

berpengaruh

terhadap

jumlah anak

lahir hidup,

yang dimiliki

oleh seorang

wanita pernah

menikah, baik

anak masih

hidup atau

sudah

meninggal

Dalam

penelitian ini

menggunakan

metode

penelitian

survey,

dengan teknik

pengambilan

sampel pur

sampling.

Sampel

diambil

sebanyak

10%.

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

20

D. Kerangka Pikir

Pengetahuan

tentang

Perkawinan

Jumlah

Anak Lahir

Hidup

Pendidikan responden

Usia menikah

Alasan menikah muda

Jarak waktu

mempunyai anak

pertama

Kendala dalam

melahirkan

Jumlah anak yang

dilahirkan

Usia saat melahirkan

Jarak melahirkan

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir …repository.ump.ac.id/6793/3/BAB II_IVONA MELINA DWI SISKA...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Lahir Hidup 1. Pengertian Anak

21

E. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah disebutkan di atas, maka dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut :

“Terdapat pengaruh positif antara pengetahuan tentang perkawinan terhadap

jumlah anak lahir hidup„.

Pengaruh Pengetahuan Tentang..., Ivona Melina Dwi Siska, FKIP UMP, 2013