bab ii tinjauan pustaka a enterobius...

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis merupakan penyakit dari Enterobiasis vermicularis (Oxyuris vermicularis,Linnaeus,1785), atau biasa disebut juga pinworm atau cacing kremi. Cacing ini merupakan salah satu Nematoda usus, dan merupakan parasit umum bagi manusia (manusia adalah satu-satunya hospes bagi cacing ini) terutama anak- anak. 1. Klasifikasi Kingdom : Metazoa Philum : Nemathelmintes Kelas : Nematoda Sub kelas : Plasmidia, Ordo : Rhabditia Famili : Oxyuroidea Genus : Enterobius Spesies : Enterobius vermicularis (Linaeus1999 dan Leach,1993) 5

Upload: trinhcong

Post on 15-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Enterobius Vermicularis

Enterobiasis merupakan penyakit dari Enterobiasis vermicularis (Oxyuris

vermicularis,Linnaeus,1785), atau biasa disebut juga pinworm atau cacing kremi.

Cacing ini merupakan salah satu Nematoda usus, dan merupakan parasit umum

bagi manusia (manusia adalah satu-satunya hospes bagi cacing ini) terutama anak-

anak.

1. Klasifikasi

Kingdom : Metazoa

Philum : Nemathelmintes

Kelas : Nematoda

Sub kelas : Plasmidia,

Ordo : Rhabditia

Famili : Oxyuroidea

Genus : Enterobius

Spesies : Enterobius vermicularis

(Linaeus1999 dan Leach,1993)

5

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

2. Morfologi

a. Cacing dewasa

Cacing betina berukuran 8-13 mm x 0,3-0,5 mm, dengan pelebaran

kutikulum seperti sayap pada ujung anterior yang disebut alae. Bulbus

oesofagus jelas sekali, dan ekor runcing. Pada cacing betina gravid, uterus

melebar dan penuh telur (Gandahusada et al., 2006).

6

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

Gambar: E. vermicularis Betina

Cacing jantan lebih kecil sekitar 2-5 mm dan juga bersayap, tapi

ekornya berbentuk seperti tanda tanya, spikulum jarang di temukan (Purnomo et

al.,2003).

Gambar: E. Vermicularis Jantan

b.Telur E.vermicularis

Telur E. vermicularis oval, tetapi asimetris (membulat pada satu sisi

dan mendatar pada sisi yang lain), dinding telur terdiri atas hialin, tidak

berwarna dan transparan, serta rerata panjangnya x diameternya 47,83 x 29,64

mm (Brown, 1979).

Telur cacing ini berukuran 50 µm – 60 µm x 30 µm, berbentuk lonjong

dan lebih datar pada satu sisinya (asimetris). Dinding telur bening dan agak

7

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

tebal, didalamnya berisi massa bergranula berbentuk oval yang teratur, kecil,

atau berisi embrio cacing, suatu larva kecil yang melingkar (Gandahusada et al.,

2006).

Gambar: Telur E.vermicularis

3. Siklus Hidup

Manusia merupakan satu-satunya hospes bagi E. vermicularis. Manusia

terinfeksi bila menelan telur infektif. Telur akan menetas di dalam usus dan

berkembang menjadi dewasa dalam caecum, termasuk appendix (DB Jelliffe,

1994).

Gambar: Potongan melintang E. vermicularis dewasa di usus halus

Sumber : www.bchealthguide.org (2003)

8

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

Cacing betina memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk menjadi matur

dan mulai memproduksi telur (Garcia dan Bruckner, 1999). Cacing betina yang

gravid mengandung sekitar 11.000-15.000 butir telur, berimigrasi ke perianal

pada malam hari untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya.

Telur-telur jarang di keluarkan di usus sehingga jarang di temukan di tinja.

Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah di keluarkan pada

suhu badan. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari

(Gandahusada et al., 2006). Kadang-kadang cacing betina berimigrasi ke vagina

dan menyebabkan vaginitis (Lynne dan David, 1999).

Gambar: Cacing betina yang bermigrasi ke perianal untuk meletakkan telurnya Sumber : www. whisperingpinesmedicalclinic.com (2003)

Populasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di caecum. Cacing

jantan mati setelah populasi, dan cacing betina mati setelah bertelur. Daur hidup

cacing mulai dari tertelannya telur infektif sampai menjadi cacing dewasa

gravid yang bermigrasi ke perianal dan memerlukan waktu kira-kira 2 minggu

sampai 2 bulan (Gandahusada et al., 2006).

9

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

Gambar: Siklus hidup E. vermicularis

4. Epidemiologi

Cacing ini sebagian besar menginfeksi anak-anak, meski tak sedikit

orang dewasa terinfeksi cacing tersebut. Meskipun penyakit ini banyak di

temukan pada golongan ekonomi lemah, pasien rumah sakit jiwa, anak panti

asuhan, tak jarang mereka dari golongan ekonomi yang lebih mapan juga

terinfeksi (Brown,1979).

1. Epidemiologi E. vermicularis

a. Insiden tinggi di negara-negara barat terutama USA 35-41 %.

10

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

b. Merupakan penyakit keluarga.

c. Tidak merata dilapisan masyarakat.

d. Yang sering diserang yaitu anak-anak umur 5-14 tahun.

e. Pada daerah tropis insidensedikit oleh karena cukupnya sinar matahari,

udara panas, kebiasaan ke WC (yaitu sehabis defekasi dicuci dengan air

tidak dengan kertas toilet). Akibat hal-hal tersebut diatas maka

pertumbuhan telur terhambat, sehingga dapat dikatakan penyakit ini

tidak berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat tapi

lebih dipengaruhi oleh iklim dan kebiasaan.

f. Udara yang dingin, lembab dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi

yang baik bagi pertumbuhan telur (Soejoto dan Soebari, 1999)

5. Penularan Penyakit

Binatang piaraan seperti anjing dan kucing bukan host bagi

E.vermicularis, tapi bulunya dapat mengandung cacing kremi. Sehingga para

pecinta binatang yang tidak cuci tangan mudah untuk terinfeksi. Telur cacing

yang tertelan dapat tumbuh menjadi cacing dewasa dalam usus manusia dan

berkembang biak dengan mengeluarkan banyak telur; seekor cacing betina

bertelur sampai puluhan ribu per hari (Harold, 1999).

Intensitas penularan penyakit tinggi pada anak-anak yang belum

mengenal higiene pribadi yang baik. Tempat-tempat kumuh, rumah di huni

banyak orang, rumah sakit, panti asuhan merupakan tempat yang efektif bagi

penularan Enterobiasis. Hygine yang buruk, seperti jarangnya penggantian

11

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

seprei, tidur secara berkelompok, dan tukar menukar baju, serta frekuensi

penggantian celana dalam dan baju yang jarang juga mempercepat penularan

penyakit ini (Brown, 1979).

6. Patologi dan Gejala Klinis

Enterobiasis sering tidak menimbulkan gejala (asimptomatis). Gejala

klinis yang menonjol berupa pruritus ani, di sebabkan oleh iritasi di sekitar anus

akibat migrasi cacing betina ke perianal untuk meletakkan telur-telurnya. Gatal-

gatal di daerah anus terjadi saat malam hari, karena migrasi cacing betina terjadi

di waktu malam (DB Jelliffe,2000).

Cacing betina gravid, sering mengembara dan bersarang di vagina serta

tuba fallopi. Sementara sampai di tuba fallopi menyebabkan salphyngitis.

Kondisi ini sangat berbahaya, terutama pada wanita usia subur, sebab dapat

menyebabkan kemandulan, akibat buntunya saluran tuba. Cacing juga sering

ditemukan di appendix. Hal ini bisa menyebabkan apendisitis, meskipun jarang

di temukan (Purnomo et al, 2003)

7. Diagnosis

Diagnosis di lakukan berdasarkan riwayat pasien dengan gejala klinis

positif. Diagnosis pasti dengan di temukannya telur dan cacing dewasa. Selain

itu, diagnosa dapat di lakukan dengan pemeriksaan tinja dan anal swab dengan

metode Scotch adhesive tape swab (Faust et al., 1999).

Pada pemeriksaan tinja dapat di temukan adanya cacing dewasa.

Cacing jantan dewasa setelah kopulasi mati dan keluar bersama tinja. Sementara

12

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

dengan metode “Scotch adhesive tape swab”, dapat menemukan telur yang di

letakkan di daerah perianal (Faust et al., 1999).

Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva

dari telur yang menetas di daerah parianal bermigrasi kembali keusus besar. Bila

telur matang yang tertelan, telur menetas di duodenum dan larva rabditiform

berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum.

Waktu yang di perlukan untuk daur hidupnya,mulai dari tertelannya

telur matang sampai menjadi cacing dewasa grafid yang bermigrasi kedaerah

perianal,berlangsung kira – kira 2 minggu sampai 2 bulan.mungkin hanya

berlangsung kira-kira 1 bulan karena telur-telur cacing dapat di temukan

kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan (Gandahusada et

al, 2006).

B Pemeriksaan Laboratorium

Infeksi cacing sering diduga pada anak yang menunjukkan rasa gatal di

sekitar anus pada waktu malam hari. Namun tidak di kemungkinkan pada orang

dewasa juga di temukan telur cacing. Adapun cara memeriksa adanya

E,vermicularis adalah sebagai berikut:

a) Cacing dewasa Cacing dewasa di temukan di dalam feses di cuci dalam larutan NaCl

agak panas, kemudian di kocok-kocok terus, sehingga lemas. Selanjutnya di

13

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

periksa dalam keadaan segar atau di matikan dengan larutan fixasi untuk

mengawetkan gunakan alcohol 70% agak panas.

Cacing kremi (E,vermicularis) dewasa berukuran kecil, berwarna

putih. Cacing betina jauh lebih besar dari pada jantan. Ukuran cacing betina

sampai 13 mm, sedangkan ukuran jantan sampai sepanjang 5 mm. Didaerah

anterior sekitar leher,kutikulum cacing melebar.Pelebaran yang khas pada

cacing ini disebut sayap leher (cervical alae).Usofagus cacing ini juga khas

bentuknya oleh karena mempunyai bulbus esophagus ganda (double-bulp-

oesophagus). Tidak terdapat rongga mulut pada cacing ini, akan tetapi di

jumpai adanya tiga buah bibir.

Ekor cacing betina lurus dan runcing sedangkan yang jantan

mempunyai ekor yang melingkar. Di daerah ujung posterior ini di jumpai

karena sesudah mengadakan kopulasi dengan betinanya ia segera mati

(Soedarto,1995)

b) Telur cacing

Telur cacing E.vermicularis jarang di temukan dalam feses, hanya 5%

yang positif pada orang –orang yang menderita infeksi ini (Soejoto dan

Soebari,1996)

Telur cacing E.vermicularis lebih muda di temukan dengan teknik

pemeriksaan yang khusus,yaitu dengan metode Mengaplikasi “Graham Scotch

Tape”(Ganda husada,S.2006).

14

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

Pada metode ini bahan yang di periksa berupa perianal swab oleh

karena cacing betina yang banyak mengandung telur pada waktu malam hari

melakukan migrasi kedalam perianal. Sehingga dengan pemerksaan perianal

swab lebih muda di temukan telur cacing tersebut (Brown,H.W,1979).

C Hidup sehat

1) Pengertian hidup sehat

Sehat adalah keadaan sempurna dari jasmani rohani social serta bebas

dari cacat dan kelemahan. Kesehatan juga biasa di artikan suatu proses yang

dinamis. Dengan ini manusia menyesuaikan dirinya dengan lingkungan hidup,

dengan demikian manusia yang sehat adalah manusia yang dapat

menyesuaikan sepenuhnya badan dan jiwanya dengan lingkungan.

2) Faktor yang mempengaruhi kesehatan

Menurut Hendrik L. Blum faktor yang mempengaruhi kesehatan

manusia di golongkan menjadi 4 yaitu : faktor keturunan, factor lingkungan,

faktor perilaku, dan faktor pelayanan kesehatan .

D Hygiene sanitasi perorangan dan lingkungan

Infeksi E. vermicularis dapat terjadi melalui 3 jalan yaitu: penularan

dari tangan ke mulut (autoinfeksi), melalui pernafasan dengan menghirup udara

yang tercemar telur cacing yang infektif dan penularan secara retrofeksi yaitu

penularan yang terjadi pada penderita sendiri (soedarto, 2002)

15

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

Ada kaitannya dengan kebiasaan hidup dibandingkan orang dewasa,

anak-anak lebih mudah terkena penyakit Enterobius. Adapun factor- factor

kebiasaan hidup yang dapat menyebabkan enterobiasis yaitu tangan tidak di cuci

bersih setelah buang air dan sebelum makan, kebiasaan anak tidak menggunakan

sendok,kuku jari yang panjang, jarang mengganti celana dalam, dll (Brown,

HW.2003)

Beberapa penyakit pada anak –anak terjadi karena berbagai kebiasaan

buruk seperti cacingan terutama anak berumur antara 4-14 tahun. Untuk sebagian

besar anak, sekolah merupakan tempat pertama yang berhubungan dengan orang

– orang diluar keluarganya. Perubahan ini yang berarti menjelajah keluar,

memungkinkan terjadinya bahaya kecelakaan, infeksi, dan ketegangan fisik

maupun emosional secara umum.

E Terapi dan Pencegahan

Pengobatan enterobiasis efektif jika semua penghuni rumah juga di

obati, infeksi ini dapat menyerang semua orang yang berhubungan dengan

penderita. Obat-obatan yang di gunakan antara lain piperazin, pirvinium,

tiabendazol dan stilbazium iodida (Gandahusada et al., 2006).

Pengobatan enterobiasis adalah sebagai berikut :

1. Piperazin sulfat diberikan dengan dosis 2 x 1 g/hari selama 8 hari,

2. Pirvinium pamoat, di berikan dengan dosis 5 mg/kg berat badan (maksimum

0,25 g ) dan di ulangi 2 minggu kemudian,

16

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularisdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-muamalahg0... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Enterobius Vermicularis Enterobiasis

3. Piranthel pamoat, di berikan dengan dosis 11mg/kg berat badan single dose,

dan maksimum 1 gram,

4. Stilbazium Iodida, dengan dosis tunggal 10-15 mg/kg berat badan. Warna

tinja akan menjadi merah karena obat ini (Noer, 2007).

Pencegahan dengan menjaga kebersihan, cuci tangan sebelum makan,

ganti sprei teratur, ganti celana dalam setiap hari, membersihkan debu-debu

kotoran di rumah, potong kuku secara rutin, hindari mandi cuci kakus (MCK) di

sungai. Kalau perlu toilet dibersihkan dengan menggunakan desinfektan (Noer,

1999). Selain itu, peningkatan kesehatan perorangan dan kelompok digabung

dengan terapi kelompok dapat membantu pencegahan (Garcia dan Bruckner,

1999)

F Kerangka konsep

Adapun kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel bebas Variabel terikat

E.vermicuris Pola hidup sehat Infeksi E.vermicuris

17