bab ii tinjauan pustaka a. diabetes mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/tia dwi sartika bab ii.pdf2....

15
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Pengertian Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, dan proein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Yuliana elin, 2009). 2. Klasifikasi Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, membagi DM menjadi 2 tipe, yaitu : a. Diabetes Mellitus tipe I (DM yang Tergantung Insulin). Pada DM tipe I umumnya terjadi pada umur yang lebih muda mulai dari anak-anak. Hal ini disebabkan oleh adanya proses autoimun yang merusak sel beta(β) pankreas, sehingga produksi insulin hilang atau sangat sedikit. Akibatnya pasien menjadi tergantung dengan pemberian insulin dari luar untuk mempertahankan hidupnya. Kalau tidak mendapat insulin dari luar, akan terjadi komplikasi DM akut yang segera dapat menyebabkan kematian (ketoasidosis diabetik). b. Diabetes Mellitus tipe II (DM Tidak Tergantung Insulin). PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: others

Post on 24-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Pengertian

Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat,

lemak, dan proein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau

mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Yuliana elin, 2009).

2. Klasifikasi

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, membagi DM

menjadi 2 tipe, yaitu :

a. Diabetes Mellitus tipe I (DM yang Tergantung Insulin).

Pada DM tipe I umumnya terjadi pada umur yang lebih muda mulai dari

anak-anak. Hal ini disebabkan oleh adanya proses autoimun yang merusak

sel beta(β) pankreas, sehingga produksi insulin hilang atau sangat sedikit.

Akibatnya pasien menjadi tergantung dengan pemberian insulin dari luar

untuk mempertahankan hidupnya. Kalau tidak mendapat insulin dari luar,

akan terjadi komplikasi DM akut yang segera dapat menyebabkan kematian

(ketoasidosis diabetik).

b. Diabetes Mellitus tipe II (DM Tidak Tergantung Insulin).

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

8

DM tipe II umumnya terjadi lebih perlahan dan sering bahkan tidak

diketahui adanya sampai bertahun-tahun. Kebanyakan onset DM tipe II

terjadi diatas usia 30 tahun antara umur 50-60 tahun dan muncul secara

perlahan-lahan. Walaupun demikian tidak berarti bahwa DM tipe II ini

tidak berbahaya. Meskipun tidak ada keluhan, kalau tetap dibiarkan kadar

glukosanya tinggi, tentu akan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi

menahun DM yang dapat mengenai berbagai organ tubuh dan menyebabkan

kematian. Banyak penyandang DM tipe II datang terlambat dan sudah

mengidap komplikasi DM saat pertama kali didiagnosis sebagai penyandang

DM (Waspadji, 2005).

3. Penyebab Diabetes Melitus

a. Faktor genetik atau keturunan

DM cenderung diturunkan, bukan ditularkan.Anggota keluarga DM atau

diabetisi memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkan penyakit ini

dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. DM

merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau jenis

kelamin.Biasanya pria menjadi penderita, sedangkan wanita sebagai pihak

yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

b. Nutrisi

Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) juga merupakan faktor resiko

pertama yang diketahui menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

9

atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan

seseorang terjangkit DM.

4. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

Menurut Waspadji (2005), DM mempunyai gambaran klinis yang

sangat bervariasi dari yang tidak bergejala sama sekali dan baru diketahui pada

saat pemeriksaan general check up sampai yang mempunyai gejala spesifik

DM. Gejala spesifik DM adalah banyak kencing (poliuria), haus dan banyak

minum (polidipsia), banyak makan (polifagia), dan badan lemah serta berat

badan turun. Penderita dapat datang pertama kali dengan keluhan dan gejala

akibat komplikasi DM seperti gatal, pandangan kabur, kesemutan, keputihan,

atau luka yang sukar sembuh.Selain itu penderita datang karena komplikasi

akut kesadaran menurun sampai tidak sadar penuh atau koma pada ketoasidosis

diabetik.

5. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Berdasarkan Konsensus Perkeni (2011) penatalaksanaan DM meliputi :

a. Edukasi

Untuk mendapatkan manfaat pengobatan yang maksimal, sangat diperlukan

pengertian dan memahami seluk beluk tentang DM. Prinsip yang perlu

diperhatikan pada proses edukasi diabetes adalah :

1) Memberikan dukungan dan nasehat yang positif serta hindari terjadinya

kecemasan.

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

10

2) Memberikan informasi secara bertahap, dimulai dengan hal-hal yang

sederhana.

3) Melakukan pendekatan untuk mengatasi masalah dengan melakukan

simulasi.

4) Diskusikan program pengobatan secara terbuka. Memberikan penjelasan

sederhana dan lengkap tentang program pengobatan yang diperlukan

pasien.

5) Lakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat

diterima.

6) Memberikan motivasi dengan memberikan penghargaan.

7) Melibatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi.

8) Memperhatikan kondisi jasmani dan psikologi serta tingkatkan

pendidikan pasien dan keluarganya.

9) Mengunakan alat bantu audio visual.

b. Terapi Gizi

Terapi Nutrisi Medis merupakan bagian dari penatalaksanaan DM

secara total. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh

anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan lain serta pasien dan

keluarganya). Berdasarkan Konsensus Perkeni tahun 2011, ditetapkan

bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dalam komposisi yang

seimbang dalam hal persentase karbohidrat, protein, dan sayuran sesuai

dengan kecukupan gizi yang baik.

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

11

c. Latihan Fisik

Pada waktu melakukan latihan fisik (exercise), ambilan (uptake)

glukosa oleh otot yang sedang bekerja dapat mencapai kenaikan sampai 15-

20 kali lipat, karena peningkatan laju metabolik pada otot yang aktif

(Yunir& Soebardi, 2006). Latihan jasmani sehari-hari dilakukan secara

teratur, 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit dapat memperbaiki

profil lemak, menurunkan berat badan, dan menjaga kebugaran. Latihan

jasmani selain untuk kebugaran, juga untuk menurunkan berat badan akan

meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga akan menurunkan glukosa

darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat

aerobik seperti jalan kaki, senam, sepeda santai, jogging dan

berenang.Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status

kesegaran jasmani. Hal yang sangat penting adalah menghindari kebiasaan

hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.(Konsensus Pengelolaan

dan Pencegahan DM Type II di Indonesia tahun 2011, PARKENI).

d. Terapi Farmakologi

Terapi farmakologi diberikan bersama dengan pengaturan makan dan

latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologi terdiri dari obat oral

dan bentuk suntikan.

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

12

B. Gula Darah

1. Pengertian

Gula darah (GD) adalah glukosa yang terdapat dalam darah (Kamus

Kedokteran Dorland 2010).Kadar gula darah adalah tingkat gula di dalam

darah, konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat

di dalam tubuh (Herikson&Bech-Nielsen, 2009).Kadar Gula Darah sewaktu

sudah normal sekitar <150mg/dL (Waspadji, 2006).

2. Faktor yang mempengaruhi kadar gula darah

Menurut Fox & Kilvert (2010) factor yang mempengaruhi gula darah pada

diabetes mellitus adalah kurang berolahraga, jumlah makanan yang dikonsumsi

bertambah, meningkatnya stress dan faktor emosi, cemas. Pengetahuan diit

diabetes mellitus, pertambahan berat badan dan usia.

3. Cara pengukuran gula darah

Cara pengukuran glukosa darah yaitu pengambilan setetes darah dari ujung jari

tangan, darah tersebut diberikan pada strip pereaksi khusus dan kemudian

darah tersebut dibiarkan pada strip selama periode waktu tertentu, biasanya

antara 40-60 detik. Bantal pereaksi pada strip akan berubah warnanya dan

kemudian dapat dicocokan dengan peta warna pada kemasan produk atau

disisipkan ke dalam alat pengukur yang memperlihatkan angka digital kadar

glukosa darah sewaktu maupun puasa. Pemeriksaan kadar gula darah dengan

menggunakan strip yang dilakukan pada glucometer lebih baik dibandingkan

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

13

tanpa glucometer karena informasi yang diberikan lebih obyektif kuantitatif

(Soegondo, 2009).

4. Nilai kadar gula darah sewaktu dan puasa

Menurut Perkeni (2015) kadar gula darah sewaktu dan puasa sebagai patokan

dan diagnosis DM (mg/dL) yaitu :

Kriteria Baik Sedang Buruk

Gula Darah Puasa

(mg/dL)

80-109 110-139 >140

Gula Darah 2 Jam

(mg/dL)

110-159 160-199 >200

C. Senam Diabetes

Senam diabetes mellitus adalah senam dengan gerakan ritmis yang dilakukan 3

kali dalam seminggu selama 1 bulan dengan durasi latihan 30-60 menit dengan

intensitas 60-80% nadi maksimum. Gaya hidup tidak sehat seperti kegemukan,

kurang aktifitas fisik dan konsumsi makanan rendah serat akan menyebabkan

peningkatan faktor resiko penyakit DM, terutama DM tipe II.

Penderita yang telah mengalami komplikasi kronik DM, akan terganggu

kualitas hidupnya. Pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan

mengubah pola hidup yang lebih sehat dengan melakukan perencanaan makan,

latihan fisik secara teratur, terkontrol dan berkesinambungan serta mengkonsumsi

obat diabetik oral yang sesuai dengan anjuran dokter (Waspadji, 2006). Insulin

dan GLUT 04 adalah hormone yang berfungsi untuk memasukkan glukosa ke

dalam sel. Di dalam sel, glukosa akan mengalami metabolisme dan selanjutnya

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

14

dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktivitas tubuh sehari-hari. Bila

terdapat gangguan pada produksi insulin ataupun gangguan pada reseptor insulin

diberbagai jaringan tubuh serta GLUT maka glukosa tidak dapat masuk kedalam

sel, sehingga terjadilah hipoglikemia di dalam sel. Sebaliknya glukosa akan

menumpuk didalam darah dan kadar gula darah penderita DM lebih tinggi

(hiperglikemia).

Latihan jasmani membantu meningkatkan sensitivitas reseptor insulin,

sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel, untuk memenuhi kebutuhan sumber

energi bagi tubuh pasien.Olahraga selama 30-40 menit, dapat meningkatkan

pemasukan glukosa kedalam sel sebesar 7-20 kali lipat, dibandingkan tanpa

latihan fisik.Penambahan pemasukan glukosa kedalam sel bergantung pada

intensitas latihan yang dilakukan. Sebagai hasil akhir latihan fisik yang teratur

adalah kontrol kadar gula darah lebih baik dan mencegah komplikasi DM yang

tidak diinginkan. Latihan fisik yang tepat bagi penderita DM harus

memperhatikan frekuensi, intensitas, durasi dan jenis olahraga :

1. Frekuensi Latihan

Frekuensi latihan adalah frekuensi latihan setiap minggu.Latihan fisik yang

dilakukan 3 kali dalam seminggu memberikan efek yang cukup baik, dan

latihan fisik yang dilakukan 4 kali seminggu memberikan efek yang lebih

baik.Latihan yang dianjurkan adalah 3-5 kali seminggu (Ilyas, 2006).

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

15

2. Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan fisik.Untuk

mengetahui apakah intensitas latihan yang dilakukan sudah cukup, secara

sederhana dapat diukur dengan menghitung detak nadi pada saat melakukan

latihan fisik.Intensitas latihan fisik dapat ditentukan berdasarkan penentuan

DNM (Denyut Nadi Maksimal) terlebih dahulu.DNM adalah 220-umur

pasien.Dalam setiap kali melakukan latihan fisik harus mencapai 72-87 %

DNM.Selanjutnya ditetapkan intensitas latihan pasien melalui prosentase

terhadap DNM. Misalnya DNM 75 % artinya 0,75 x (220-50) = 128 kali/menit

dan ini yang disebut sebagai Denyut Nadi Sasaran (DNS). Selama melakukan

latihan fisik, denyut nadi pasien DM yang berusia 50 tahun, mencapai namun

tidak lebih dari 128 kali/menit.Penentuan prosentase ini didasarkan pada

tingkat kesehatan dan kebugaran penderita DM (Asdie, 2004).

3. Lama Latihan

Durasi yang dianjurkan adalah 30-60 menit setiap kali berolahraga.Sebaiknya

penderita DM melakukan latihan fisik tidak lebih dari 60 menit, karena dapat

menimbulkan hipoglikemia. Prinsip yang lain yang perlu diperhatikan adalah

setiap latihan fisik terdiri atas 3 tahapan berturut-turut, pemanasan (5-10menit),

latihan inti (20-40 menit) dan pendinginan (5-10 menit). Jenis olahraga yang

dianjurkan untuk penderita DM adalah aerobic low impact dan ritmic.Senam

Diabetes adalah senam aerobic low impactdan ritmic, gerakannya

menyenangkan dan tidak membosankan, serta dapat diikuti oleh semua

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

16

kelompok umur sehingga menarik antusiasme kelompok dalam klub-klub

diabetes.

4. Manfaat Senam Diabetes

a. Menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah kegemukan. Pada keadaan

istirahat, metabolisme otot hanya sedikit membutuhkan glukosa sebagai

sumber energi. Tapi pada saat latihan fisik, glukosa dan lemak merupakan

sumber energi utama. Setelah berolah raga 10 menit, dibutuhkan glukosa 15

kalinya dibanding pada saat istirahat.

b. Menekan terjadinya komplikasi (gangguan lipid darah atau pengendapan

lemak di dalam pembuluh darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi

darah atau penggumpalan darah).

5. Indikasi dan Kontra Indikasi Senam Diabetes

a. Indikasi: Senam diabetes dapat diberikan pada seluruh penderita DM tipe I

maupun tipe II.

b. Kontra Indikasi

1) Penderita mengalami perubahan fungsi fisiologi seperti dispnoe atau

nyeri dada.

2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

6. Gerakan Senam Diabetes

Gerakan senam menurut Widianti dan Proverawati tahun 2010, yaitu :

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

17

a. Pemanasan I

Berdiri di tempat.Angkat kedua tangan ke atas selurus bahu.Kedua tangan

bertautan. Lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.

b. Pemanasan II

Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu.

Kemudian, gerakkan kedua jari tangan seperti hendak meremas.Lalu, buka

lebar.Lakukan secara bergantian, namun tangan diangkat ke kanan-kiri

tubuh hingga lurus bahu.

c. Inti I

Posisi berdiri tegap. Kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki di

tempat.Tangan kanan diangkat ke kanan tubuh selurus bahu.Sedangkan

tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada.Lakukan secara

bergantian.

d. Inti 2

Posisi berdiri tegap.Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis membentuk

sudut 90 derajat.Kaki kiri tetap di tempat.Tangan kanan diangkat ke kanan

tubuh selurus bahu.Sedangkan tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan

mendekati dada.Lakukan secara bergantian.

e. Pendinginan 1

Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus ke depan

selurus bahu. Tangan kanan ditekuk ke dalam.Lakukan secara bergantian.

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

18

f. Pendinginan 2

Posisi kaki bentuk huruf V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas

dengan membentuk huruf V.

D. PROLANIS (Program Lansia Sehat)

1. Pengertian

Kelompok merupakan bentuk kehidupan bersama, yang dilandasi oleh

kriteria tertentu seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan,

pekerjaan, dan kepentingan-kepentingan tertentu dalam bidang kesehatan atau

keperawatan karena adanya kebutuhan yang sama untuk mencapai sesuatu

tujuan yang diinginkan (Soerjono Soekanto 2009). Kelompok khusus adalah

sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental

maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,

bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena

ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan

keperawatan terhadap dirinya sendiri.

Prolanis merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan

proaktif yang dilaksanakan secara terintegratif yang melibatkan peserta,

fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan

bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai

kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif

dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014).

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

19

2. Tujuan Prolanis

Mendorong peserta penyandang penyakit kronis untuk mencapai kualitas

hidup yang optimal dengan indikatir 75% peserta pendaftar yang berkunjung

ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik

terhadap penyakit DM tipe II dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait

sehingga mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).

3. Sasaran Prolanis

Sasaran dari prolanis sendiri merupakan seluruh peserta BPJS penyandang

penyakit kronis (Diabetes Mellitus tipe II dan Hipertensi).Dengan penanggung

jawab program ini adalah Kantor Cabang BPJS Kesehatan bagi Manajemen

Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2014).

4. Bentuk Pelaksanaan/ Aktifitas Prolanis

Aktifitas Prolanis dilaksanakan dengan mencakup 5 metode, yaitu :

a. Konsultasi Medis

Dilakukan dengan cara konsultasi medis antara peserta Prolanis dengan

tim medis, jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan

Faskes Pengelola.

b. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis

Edukasi klub Resiko Tinggi (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulhkan penyakit

dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status

kesehatan bagi peserta prolanis.

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

20

Sasaran dari metode ini yaitu, terbentuknya kelompok peserta (Klub)

Prolanis minimal satu Faskes Pengelola satu Klub.Pengelompokan

diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan edukasi.

c. Reminder melalui SMS Gateway

Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan

kunjungan rutin kepada Faskes Pengelola melalui peringatan jadwal

konsultasi ke Faskes Pengelola tersebut.

Sasaran dari hal ini adalah tersampaikannya reminder jadwal konsultasi

peserta masing-masing Faskes Pengelola.

d. Home Visit

Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan kerumah peserta Prolanis

untuk memberikan informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi

peserta Prolanis dan keluarga.

Sasaran :

Peserta Prolanis dengan kriteria :

1) Peserta baru terdaftar

2) Peserta tidak hadir terapi di Dokter praktek perorangan / Klinik /

Puskesmas selama 3 bulan bertutut-turut

3) Peserta dengan GDP/GDPP dibawah standar 3 bulan berturut-turut

4) Peserta dengan tekanan darah tidak terkontrol 3 bulan berturut-turut

5) Peserta pasca opname.

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitusrepository.ump.ac.id/8314/3/TIA DWI SARTIKA BAB II.pdf2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan

21

e. Peserta status kesehatan (Skrining kesehatan)

Mengontrol riwayat pemeriksaan kesehatan untuk mencegah agar tidak

terjadi komplikasi atau penyakit berlanjut (BPJS Kesehatan, 2014).

PENERAPAN SENAM DIABETES..., Tia Dwi Sartika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018