bab ii tinjauan pustaka a. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/bab ii.pdf · 2019-11-26 · b....

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar 1. Kebutuhan Nutrisi Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat vital. Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh itu sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia (Sutanto dan Fitriana, 2017). 2. Macam Macam Nutrisi a. Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan kelebihan glukosa akan di simpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Kebutuhan karbohidrat untuk lansia yaitu : 1) Kebutuhan energi pada usia lanjut menurun sehubungan dengan penurunan metabolisme basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan kegiatan fisik cenderung menurun. 2) Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40- 49 tahun dan 10% pada usia 50- 59 tahun serta 60 69 tahun. 3) Menurut Nasrullah (2016), kecukupan nutrisi yang dianjurkan untuk usia lanjut (≥ 60 tahun) adalah pada laki- laki 2200 kalori dan wanita 1850 kalori. a) Kebutuhan kalori untuk wanita di atas 50 tahun, tidak aktif secara fisik, membutuhkan 1.600 kalori per hari, sedikit aktif, membutuhkan 1.800 kalori per hari, sedangkan aktif, membutuhkan 2.000 sampai 2.200 kalori per hari.

Upload: others

Post on 19-Apr-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar

1. Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar

manusia yang sangat vital. Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala

aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari

dalam tubuh itu sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati

ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal

dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia (Sutanto

dan Fitriana, 2017).

2. Macam – Macam Nutrisi

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat

akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh

dan kelebihan glukosa akan di simpan di hati dan jaringan otot dalam

bentuk glikogen (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Kebutuhan karbohidrat untuk lansia yaitu :

1) Kebutuhan energi pada usia lanjut menurun sehubungan dengan

penurunan metabolisme basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan

kegiatan fisik cenderung menurun.

2) Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40- 49 tahun

dan 10% pada usia 50- 59 tahun serta 60 – 69 tahun.

3) Menurut Nasrullah (2016), kecukupan nutrisi yang dianjurkan untuk

usia lanjut (≥ 60 tahun) adalah pada laki- laki 2200 kalori dan wanita

1850 kalori.

a) Kebutuhan kalori untuk wanita di atas 50 tahun, tidak aktif secara

fisik, membutuhkan 1.600 kalori per hari, sedikit aktif,

membutuhkan 1.800 kalori per hari, sedangkan aktif,

membutuhkan 2.000 sampai 2.200 kalori per hari.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

b) Kebutuhan kalori untuk pria di atas 50 tahun, tidak aktif secara

fisik, membutuhkan 2.000 kalori per hari, Sedikit aktif,

membutuhkan 2.200 sampai 2.400 kalori per hari, sedangkan

aktif, membutuhkan 2.400 sampai 2.800 kalori per hari.

4) Kekurangan energi mengakibatkan berat badan rendah, sedangkan

berat badan yang rendah dapat mengakibatkan fungsi umum

menurun seperti menurunnya daya tahan dan kesanggupan kerja.

5) Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lansia adalah 50%

dari hidrat arang yang merupakan hidrat arang komplek (sayuran,

kacang- kacangan, dan biji-bijian) (Nasrullah, 2016).

b. Protein

Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam

penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan

antibodi (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Kebutuhan protein untuk lansia yaitu :

1) Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel –sel jaringan

yang rusak serta mengatur fungsi fisiologis tubuh.

2) Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein

hewani dan nabati dengan perbandingan 1 : 3.

3) Jumlah protein yang di perlukan untuk laki – laki usia lanjut (≥60

tahun) adalah 55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per hari.

4) Hindari konsumsi protein yang berlebih karena akan memberatkan

fungsi ginjal dan hati

5) Protein diperlukan lebih pada usia lanjut yang menderita penyakit

infeksi serta mengalami stress berat.

6) Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan lansia,

yaitu 8- 10% dari seluruh total kalori (Nasrullah, 2016).

c. Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang mengasilkan

jumlah kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein (Tarwoto

dan Wartonah, 2010).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

Kebutuhan lemak untuk lansia yaitu :

1) Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang

2) Konsumsi lemak yang berlebihan tidak dianjurkan pada usia lanjut

karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh khususnya

kadar kolesterol darah.

3) Kebutuhan lemak usia lanjut lebih sedikit.

4) Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan

energi.

5) Pada usia lanjut dianjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak

jenuh (berasal dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak untuk

usia lanjut karena mengingat :

a) Berkurangnya aktivitas tubuh.

b) Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak

sempurna akan membebani lambung dan usus.

c) Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengkonsumsi asam

lemak jenuh yang tinggi.

6) Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30% dari total

kalori (Nasrullah, 2016).

d. Vitamin

Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh

dalam jumlah kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin

sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai

katalisator.

Untuk usia lanjut dianjurkan untuk mengingatkan konsumsi

makanan kaya vitamin A,B,E untuk mencegah penyakit degeneratif

(sebagai antioksidan). Selain itu, mengonsumsi makanan yang makanan

yang banyak mengandung vitamin B12, asam folat, dan B1 juga

dianjurkan, untuk menanggulangi risiko penyakit jantung (Tarwoto dan

Wartonah, 2010).

Kebutuhan vitamin untuk usia lanjut perorang per hari adalah :

1) Vitamin A wanita 500 RE dan laki- laki 600 RE

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

2) Vitamin B1 1,0 µg.

3) Vitamin B6 wanita 1,6 µg dan laki- laki 2,0 µg

4) Vitamin B12 1,0 µg

5) Asam folat wanita 150 µg dan laki- laki 170 µg

6) Vitamin C60 µg

7) Vitamin D5 µg

8) Vitamin E wanita 8 µg dan laki-laki 10 µg (Nasrullah, 2016).

e. Mineral

Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena

peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin

tidak menghasilkam energi, tetapi merupakan elemen kimia yang

berperan dalam mempertahankan proses tubuh.

Pada usia lanjut dianjurkan mengonsumsi makanan kaya Fe, Zn,

selenium dan kalsium untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang

terutama pada wanita (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Kebutuhan mineral untuk lansia per hari adalah :

1) Kalsium wanita 500 µg dan laki-laki 600 µg.

2) Zat besi wanita 14 µg dan laki-laki 13 µg.

3) Natrium (NaCl) 2,8-7,8 g.

4) Seng (Zn) 15 µg.

5) Selenium wanita 55 µg dan laki-laki 70 µg (Nasrullah, 2016).

f. Air

Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam

kehidupan sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh

kita melalui minum, sedangkan cairan digestif yang diproduksi oleh

berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter, sehingga sekitar 10-

11 liter cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian, dari 10-11 liter

cairan yang masuk, hanya 50-200 ml yang dikeluarkan melalui feses,

selebihnya direabsorpsi. Absorpsi air terjadi pada usus halus dan usus

besar (kolon) dan terjadi melalui proses difusi (Tarwoto dan Wartonah,

2010).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

Kebutuhan air untuk lansia yaitu :

Minum air 6-8 gelas per hari, banyak minum dan kurangi

makanan yang terlalu asin, dan pembatasan minum kopi dan teh

(Sunaryo, 2016).

3. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

a. Kalori pada lanjut usia dapat dimodifikasi tergantung keadaan lanjut

usia, misalnya gemuk/kurus atau disertai penyakit demam.

b. Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan.

c. Lemak, tidak dianjurkan karena menyebabkan hambatan pencernaan

dan terjadi penyakit, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan.

d. Vitamin dan mineral kebutuhannya sama dengan usia muda.

e. Air, 6-8 gelas per hari.

4. Keseimbangan Energi

Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi fisiologi

organ tubuh agar fungsi-fungsi tubuh berjalan normal, maka energi yang

digunakan harus seimbang dengan energi yang masuk. Dinamika

keseimbangan energi yaitu :

Energi yang masuk adalah total pengeluaran energi (kebutuhan energi)

sehingga keseimbangan energi sama dengan energi yang masuk dikurangi

pengeluaran energi (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

5. Masalah Kebutuhan Nutrisi

Secara umum, gangguan nutrisi terdiri atas kekurangan dan

kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung

korener, kanker dan anoreksia nervosa (Hidayat, 2009).

a. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang

dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat

badan akibat tidak kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan

metabolisme.

Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang kebutuhan, hal

tersebut menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

kondisi ini disertai kekurangan protein, kerusakan sel terjadi yang tidak

dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap

penyakit menurun, atau mudah terkena infeksi pada organ tubuh yang

vital.

b. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami

seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat

asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.

Pada lanjut usia karena penggunaan kalori berkurangnya aktivitas

fisik. Kebiasaan makan tersebut sulit untuk di ubah walaupun klien

telah menyadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan

salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung,

diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah

tinggi.

6. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Lansia

a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi

atau ompong

b. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap

cita rasa manis, asin, asam, dan pahit

c. Esophagus atau kerongkongan mengalami pelebaran.

d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

e. Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan

konstipasi.

f. Penyerapan makanan di usus menurun.

Indera penciuman dan penglihatan juga terganggu, sehingga

mengakibatkan pemilihan makanan yang berbau tajam atau minat

terhadap makanan menurun. Perubahan emosi karena depresi dan

kesepian juga membuat nafsu makan menurun. Masalah gigi sering

dialami lansia, seperti gigi tanggal, gigi berlubang, dan gigi palsu yang

tidak nyaman. Selain itu, lansia umumnya mempunyai paling sedikit

satu masalah kesehatan, seperti artritis, penyakit kardiovaskular, dan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

diabetes. Ditambah pula menurunnya kapasitas mental yang berkaitan

dengan otak. Gangguan kesehatan pada lansia itu berkaitan dengan apa

yang dimakan. Mereka membutuhkan pengaturan menu yang tepat,

contohnya makanan rendah lemak dan garam (Azizah, 2011).

7. Status Nutrisi

Status nutrisi menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2010), karakteristik

status nutrisi ditentukan melalui adanya indeks massa tubuh (body mass

index-BMI) dan berat badan tubuh ideal (ideal body weight- IBW).

a. Body mass index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi

badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai

panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan

obesitas.

Rumus BMI diperhitungkan :

BB(kg)/ TB(M) atau BB (pon) x 704,5/ TB (inchi)²

b. Ideal body weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh

yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam

sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi atau ditambah 10% dari jumlah

tersebut.

Rumus IBW diperhitungkan :

(TB – 100) + 10%

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

Gambar 2.1 pola pemenuhan kebutuhan makanan untuk lanjut usia

dengan berat badan rendah.

Makanan lanjut usia dengan

berat badan rendah

Makanan biasa

Ditambah (+)

Waktu TKTP I TKTP II

Pagi 1 gelas susu

1 butir telur

1 potong daging

1 gelas susu

1 potong daging

1 potong daging

1 gelas susu

1 butir telur

1 butir telur

Syarat menu untuk lanjut usia dengan berat badan lebih

(kegemukan) :

1. Jika berat badan berlebih (kegemukan), konsumsi energi harus

dikurangi sampai mencapai berat badan normal

2. Diet rendah kalori untuk lanjut usia harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

a) Kalori dikurangi 500 sampai dengan 100 kalori dari kebutuhan

normalnya.

b) Pengurangan kalori sebaiknya dilakukan dari pengurangan

karbohidrat dan lemak

c) Protein diberikan dalam jumlah normal, dapat juga di atas

kebutuhan normal, yaitu 1-1,5 gram per kg berat badan.

d) Serat diberikan cukup tinggi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

e) Vitamin dan mineral diberikan dalam jumlah seperti biasa

f) Diet rendah kalori terdiri atas :

1. Rendah kalori I (1200 kalori)

2. Rendah kalori II (1500 kalori)

3. Rendah kalori III (1700 kalori)

Yang sering digunakan adalah diet rendah kalori 1500 atau

1700 kalori (Nugroho, 2008).

B. Tinjauan Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status

nutrisi, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D (Mubarak,

2008).

A: Pengukuran antropometrik

B: data biomedis

C: tanda – tanda klinis status nutrisi

D: Diet

a. Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :

1) Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap

status kesehatan.

2) Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan

keperawatan terkait nutrisi.

3) Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan

kemungkinan untuk memodifikasi asuhan tersebut.

4) Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko

menyebabkan obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi.

5) Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien.

b. Pemeriksaan biokimia

Nilai yang umum digunakan pemeriksaan ini adalah kadar total

limfosit albumin serum, zat besi, transferrin serum, kreatinin,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

hemoglobin, hematocrit, keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit

(Barkaukas,1995 dalam Mubarak, 2008).

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian

kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Prinsip

pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai kekaki.

Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap tanda – tanda atau gejala

klinis defisiensi nutrisi.

Tabel. 2.1 Temuan Fisik Pada Pengkajian Head to Toe

Sistem Temuan pemeriksaan fisik

Integument

1. Lemak subkutan menyusut

2. Kulit kering dan tipis, rentan terhadap

trauma dan iritasi, serta lambat sembuh

Mata Arcus senilis, penurunan visus

Telinga Pendengaran berkurang yang selanjutnya dapat

berakibat gangguan bicara

Kardiopulmunar Curah jantung berkurang serta elastisitas jantung dan

pembuluh darah berkurang. Walaupun tidak ada

kelainan paru namun dapat terdengar ronki basal.

Muskuloskeletal Massa tulang berkurang, lebih jelas pada wanita.

Gastrointestinal Mobilitas dan absorbsi saluran cerna berkurang, daya

pengecap serta produksi saliva menurun.

Neurological Rasa raba juga berkurang, langkah menyempit pada

wanita, dan pada pria agak melebar

Sumber: (Muhith Abdul, 2016)

d. Pengukuran antropometri

Metode pengukuran ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi

tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas:

1) Tinggi badan

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, TB tumbuh

seiring dengan pertambahan umur. Tinggi badan merupakan

parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan

sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan

menghubungkan BB terhadap TB (qua stick) faktor umur dapat di

kesampingkan.

Pengukuran tinggi badan dapat menggunakan alat pengukur

tinggi badan microtoise dengan kepekaan 0.1 cm dengan

menggunakan satuan sentimeter atau inci. Pengukuran dilakukan pada

posisi berdiri lurus dan tanpa menggunakan alas kaki.

Cara pengukuran TB untuk lansia :

Tinggi lutut (TL) untuk menentukan tinggi badan (TB) lanjut usia

Pria = (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19

Wanita = (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

Pengukuran tinggi badan dengan panjang depan

Pria = 118,24 + (0,28 x panjang depa) – (0,07 x umur) cm

Wanita = 63,18 + (0,63 x panjang depa) – (0,17 x umur) cm

2) Berat badan

Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering

digunakan. Pengukuran berat badan juga dapat memberikan gambaran

status gizi seseorang dengan mengetahui indeks massa tubuh.

Pengukuran berat badan ini menggunakan timbangan injak seca.

3) Tebal lipatan kulit

Pengukuran ketebalan lipatan kulit merupakan cara menentukan

presentasi lemak pada tubuh. Lemak tubuh merupakan penyusun

komposisi tubuh yang merupakan salah satu indikator yang bisa

digunakan untuk memantau keadaan nutrisi melalui kadar lemak

dalam tubuh. Pengukuran lipatan kulit mencerminkan lemak pada

jaringan subkutan, massa otot dan status kalori. Pengukuran ini dapat

juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan

normal atau obesitas.

4) Lingkar lengan atas

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

Lingkar lengan atas merupakan pengkajiam umum yang

digunakan untuk menilai status nutrisi. Pengukuran LILA dilakukan

dengan menggunakan sentimeter kain (tape around). Pengukuran

dilakukan pada titik tengan lengan yang tidak dominan. Nilai normal

lingkar lengan atas pada lansia adalah 21 hingga 22 cm.

Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan

mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh (Nasrullah,

2016).

5) Hasil pemeriksaan penunjang

Normal kadar kolesterol dibawah 100 mg/dl dan ada peningkatan

atau penurunan kadar kolesterol.

6) Riwayat diet

Pengkajian riwayat diet dilakukan dengan mengkaji jumlah dan

jenis makanan yang dikonsumsi pasien selama 24 jam yang meliputi

karbohidrat, protein, lemak, sayur, buah – buahan, air, dan mineral.

Pengkajian asupan dan pola makan meliputi pengkajian dan informasi

mengenai makanan yang dikonsumsi, persiapan makanan, dan

kebiasaan makan (Moore 1997 dalam Mubarak, 2008).

Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan

kelompok makanan harian (daily food groups) dan table komposisi

makanan (food composition table). Pola makan dan kebiasaan makan

dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi,

dan aspek psikologi (Mubarak, 2008).

2. Diagnosa Keperawatan

a. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),

diagnosa keperawatan yang muncul pada masalah nutrisi adalah (PPNI,

2017):

1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan muntah

2) Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori

dan protein

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

3. Rencana Intervensi Keperawatan

Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa

merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

a. Intervensi keperawatan sebagai berikut :

1) Ketidakseimbangan nutrisi dengan kebutuhan tubuh berhubungan

dengan asupan nutrisi tidak adekuat akibat mual dan muntah

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat

Kriteria hasil

a) Meningkatkan masukan oral

b) Meningkatkan peningkatan BB

Intervensi

1) Manajemn nutrisi

a) Identifikasi status nutrisi

b) Identifikasi makanan yang disukai

c) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient

d) Monitor asupan makanan

e) Monitor berat badan

2) Buat tujuan BB ideal dan kebutuhan nutrisi harian yang adekuat

R/ Nutrisi yang adekuat menghindari adanya malnutrisi

3) Timbang setiap hari

R/ Deteksi dini perubahan nutrisi yang adekuat

4) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

R/ Dengan pemahaman yang benar akan memotivasi klien untuk

masukan nutrisinya

5) Ajarkan individu menggunakan penyedap rasa (seperti bumbu)

R/ Aroma yang enak akan membangkitkan selera makan

6) Berikan dorongan individu untuk makan bersama orang lain

R/ Dengan makan bersama-sama secara psikologis meningkatkan

selera makan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

7) Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum dan

sesudah mengunyah makan

R/ Dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan

8) Anjurkan makan dengan porsi yang kecil tapi sering

R/ Mengurangi perasaan tegang pada lambung

9) Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan

untuk:

a) makan makanan kering saat bangun tidur

b) hindari makanan yang terlalu manis dan berminyak

c) minum sedikit-sedikit melalui sedotan

d) makan dalam porsi kecil rendah lemak dan makan sering

R/ meningkatkan asupan makanan.

2) Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori

dan protein

Tujuan : klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari

tanda- tanda infeksi

Kriteria hasil

a) Tanda-tanda peradangan tidak ditemukan (panas, bengkak, nyeri,

merah, gangguan fungsi)

Intervensi

1) Kaji tanda-tanda radang umum secara teratur

R/ Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radang

2) Tingkatkan kemampuan asupan nutrisi TKTP

R/Meningkatkan kadar protein dalam tubuh sehingga

meningkatkan kemampuan kekebalan dalam tubuh

3) Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat

menyebabkan imunosupresi

R/ Menurunkan risiko terjadinya infeksi.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh

perawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan implementasi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

adalah intervensi yang dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan

validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal,

intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efesien dan situasi yang

tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi

keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum

dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam (Hidayat dan Uliyah, 2012) :

a) Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan

dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila kurang dari

kebutuhan

b) Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditentukan dengan tidak adanya tanda

kekurangan atau berlebihan berat badan

c) Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukan dengan

adanya proses pencernaan makan yang adekuat.

C. Tinjauan Konsep Penyakit Hipertensi pada Lansia

1. Definisi Lansia

Lansia atau menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

kehidupan manusia. Menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya

dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti sesorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga

tahap ini berbeda baik secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia

tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik, yang

ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai

ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk,

gerakan lambat dan figure tubuh yang tidak proporsional (Nasrullah, 2016).

2. Batasan – Batasan Lanjut Usia

Menurut WHO, lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age), adalah kelompok usia (45-59 tahun).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

b. Lanjut usia (eldery) antara (60-74 tahun).

c. Lanjut usia (old) antara (75 dan 90 tahun).

d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

3. Definisi Penyakit Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan

angka kesakitan (Morbiditas) dan angka kematian (Mortalitas) (Aspiani,

2014).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah sistolik diatas 90

mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 90 mmHg (Aspiani, 2014).

Hipertensi adalah kondisi tekanan darah seseorang yang berada diatas

batas-batas tekanan darah normal. Hipertensi disebut juga pembunuh gelap

atau slinet killer. Hipertensi dengan cara tiba-tiba dapat mematikan

seseorang tanpa diketahui gejalanya terlebih dahulu. Hipertensi berarti

tekanan darah dalam pembuluh- pembuluh darah sangat tinggi (Susilo dan

Wulandari, 2011)

4. Manajemen Nutrisi Pada Diet Hipertensi

Manajemen non-farmakologi yang sangat penting diterapkan oleh

individu yang memiliki hipertensi adalah diet. Diet adalah salah satu cara

untuk mengatasi hipertensi tanpa efek samping yang serius karena metode

pola makan. Prinsip yang dilakukan untuk diet hipertensi adalah makanan

beraneka ragam, jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi

penderita, jumlah garam dibatasi sesuai dengan dengan kesehatan

penderita dan jenis makanan dalam daftar diet. Tujuan dari diet hipertensi

adalah mengurangi asupan garam, memperbanyak serat, menghentikan

kebiasaan buruk, memperbanyak asupan kalium. Selain itu diet hipertensi

bertujuan untuk penderita hipertensi menghindari makanan yang dapat

meningkatkan kadar kolesterola dan tekanan darah sehingga tidak

mengalami stroke dan infark jantung (Vitahealth, 2004).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

5. Etiologi Hipertensi

Hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat

mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama

sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang sangat berlainan

(Susilo dan Wulandari, 2011).

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.

Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan tekanan perifer.

a. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi :

1) Genetik : respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau

transport Na.

2) Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi yang

mengakibatkan tekanan darah meningkat.

3) Stress karena lingkungan

b. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadi

perubahan –perubahan pada :

1) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

2) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena

kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

3) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Aspiani, 2014).

6.Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi meningkatnya tekanan darah di dalam pembuluh darah bisa

terjadi melalui beberapa cara, sebagai berikut :

a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

pada setiap detiknya.

b. Pembuluh darah besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku

sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa

darah melakui pembuluh darah tersebut.

c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya

tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam

tubuh (Susilo dan Wulandari, 2011).

Hipertensi (Aspiani, 2014), dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

1) Hipertensi esensial/ hipertensi primer

Ada beberapa faktor :

a) Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya adalah penderita hipertensi.

b) Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah : umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis

kelamin (laki- laki lebih tinggi dari perempuan), ras (ras kulit

hitam lebih banyak dari kulit putih).

c) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya

hipertensi adalah : konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30

gr), kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok, minum

alkohol, minum obat- obatan (ephedrine, prednison, epineprin).

2) Hipertensi sekunder

Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui :

a) Penyakit ginjal : glomerulonephritis, nekrosis tubular akut, tumor.

b) Penyakit vascular : hyperplasia, thrombosis, aneurisma, emboli

kolestrol dan vaskulitis.

c) Kelainan endokrin : diabetes mellitus, hipertiroidisme,

hipotiroidisme.

d) Penyakit saraf : stroke, encephalitis, syndrome gulian barre.

e) Obat – obatan : kontrasepsi oral, kortikosteroid.

7. Pathofisiologis

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

vasomotor ini bermula jarak saraf sympatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia

sympati di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui sistem

saraf sympatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetikolin, yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannya norefinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstiktor.

Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norefinefrin, meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan

renin.

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah

menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosterone oleh korteks adenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi (Aspiani, 2014).

8. Kriteria Hipertensi

Tabel 2.2 Kriteria Penyakit Hipertensi menurut WHO

No Kriteria Tekanan Darah

Sistolik Diastolik

1. Normal < 130 < 85

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

2. Perbatasan 130-139 85-89

3.

Hipertensi

Derajat 1 : ringan (mild)

Derajat 2 : sedang (moderate)

Derajat 3 : berat (several)

Derajat 4 : sangat berat (very

severe)

140-159

160-179

180-209

>210

90-99

100-109

110-119

>120

Sumber: (Dalaimartha dan Wijaya, 2004 dalam Aspiani, 2014)

9. Manifestasi Klinis

Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi

sebagai berikut :

a. Sakit kepala

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat

e. Telinga berdenging

Menurut Crowin, 2000 dalam Aspiani, 2014, menyebutkan bahwa

sebgaian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi

bertahun- tahun berupa :

1) Nyeri kepala saat terjaga, kadang- kadang disertai mual dan muntah,

akibat peningkatan tekanan darah intrakranial.

2) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi

3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf

pusat

4) Nokturi karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

5) Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan

kapiler.

Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu

pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara

tiba- tiba, tengkuk terasa pegal (Novianti, 2006 dalam Aspiani, 2014).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan

gejala yang khusus. Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala

terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi

padahal sesungguhnya bukan hipertensi.

Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari

hidung (mimisan), migren atau sakit kepala sebelah, wajah

kemerahan, mata berkunang – kunang, sakit tengkuk, dan kelelahan

(Susilo dan Wulandari, 2011).

10. Pemeriksaan Penunjang

1) Laboratorium

1) Albuminuria pada hipertensi karena parenkim ginjal.

2) Kreatinin serum BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim

ginjal dengan gagal ginjal akut.

3) Darah perifer lengkap.

4) Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa).

2) EKG

1) Hipertropi ventrikel kiri.

2) Ischemi/infark miocard.

3) Peninggian gelombang p.

4) Gangguan konduksi.

3) Roentgen Foto

1) Bentuk dan besar jantung noothing dari iga pada kwartasio dari

aorta.

2) Pembendungan, lebarnya paru.

3) Hipertropi parenkim ginjal.

4) Hipertropi vaskular ginjal.

11. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologi

1) Pengaturan diet

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

Beberapa diet yang dianjurkan :

a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan

darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam

dapat mengurangi stimulasi sistem renin angiotensin sehingga

sangat berpontensi sebagai anti hipertensi. Jumlah intake sodium

yang dianjurkan 50- 100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam

per hari.

b) Diet kaya buah dan sayur

Diet buah-buahan, yaitu papaya, pisang, jeruk, apel dan

semangka, dan untuk diet sayur, yaitu, bayam, kangkung, wortel,

brokoli, labu kuning, labu siam dan tomat.

c) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung

korener (Aspiani, 2014).

2) Penurunan berat badan

Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah,

kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume

sekuncup juga berkurang.

3) Olahraga

Olahraga teratur seperti senam hipertensi bermanfaat untuk

menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.

Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu

minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah.

Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi

terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.

4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alkohol, penting

untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok

diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat

meningkatkan kerja jantung (Aspiani, 2014).

b. Penatalaksanaan Medis

1) Terapi oksigen

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/349/3/Bab II.pdf · 2019-11-26 · b. Protein Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa

2) Pemantauan hemodinamik

3) Pemantauan jantung

4) Obat – obatan :

a) Diuretik : lasix, aldactone, dyrenium, diuretic bekerja melalui

berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan

mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya.

b) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos

jantung atau arteri.

c) Penghambat enzim mengubah angiotensin 2 atau inhibitor ACE

berfungsi untuk menurunkan angiotensin 2 dengan menghambat

enzim yang di perlukan untuk mengubah angiotensin 1 menjadi

angiotensin 2. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung

dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan

menurunkan sekresi aldosterone, yang akhirnya meningkatkan

pengeluaran natrium pada urin kemudian menurunkan volume

plasma dan curah jantung (Aspiani, 2014)

12. Discharge planning

Menurut Amin dan Hardhi (2015) terdapat discharge planning adalah

sebagai berikut :

a. Pertahankan gaya hidup sehat

b. Belajar untuk rilek dan mengendalikan stress

c. Penjelasan mengenai hipertensi

d. Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaan secara

rutin

e. Diet garam serta pengendalian berat badan

f. Periksa tekanan darah secara teratur.