bab ii tinjauan pustaka a. 1. definisi personal hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/bab...

38
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Personal Hygiene 1. Definisi Personal Hygiene Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang di lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya di lihat dari penampilan yang bersih dan rapih serta upaya yang di lakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapihan tubuhnya setiap hari (Lyndon saputra,2013) Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata personal yang artinya perorangan, dan hygiene berarti sehat. Dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan baik fisik maupun psikisnya (Is’roin dan Andarmoyo,2012) Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk (Haswita,2017) 2. Jenis Personal Hygiene Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk (2015) terdapat beberapa jenis Personal Hygiene , yaitu: a. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Personal hygiene dapat dibagi menjadi 4 (empat) :

Upload: others

Post on 21-Jun-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Personal Hygiene

1. Definisi Personal Hygiene

Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri

yang di lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri

sendiri baik secara fisik maupun mental. Tingkat kebersihan diri

seseorang umumnya di lihat dari penampilan yang bersih dan rapih

serta upaya yang di lakukan seseorang untuk menjaga kebersihan

dan kerapihan tubuhnya setiap hari (Lyndon saputra,2013)

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata

personal yang artinya perorangan, dan hygiene berarti sehat. Dapat

diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah

suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan baik fisik maupun psikisnya (Is’roin

dan Andarmoyo,2012)

Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri

yang di lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri

sendiri baik secara fisik maupun mental. Kebersihan diri merupakan

langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang

bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit,

terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang

buruk (Haswita,2017)

2. Jenis Personal Hygiene

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk (2015) terdapat beberapa

jenis Personal Hygiene , yaitu:

a. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan

Personal hygiene dapat dibagi menjadi 4 (empat) :

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

7

1) Perawatan dini hari

Merupakan perawatan dari yang dilakukan pada

waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti

persiapan dalam pengambilan bahan pemeriksaan

(urine/feses) dan mempersiapkan pasien melakukan

sarapan.

2) Perawatan pagi hari

Perawatan yang digunakan setelah melakukan

sarapan pagi, perawat melakukan pertolongan dalam

pemenuhan kebutuhan eliminasi (mandi,bab, dan bak)

sampai merapihkan tempat tidur pasien.

3) Perawatan siang hari

Setelah makan siang melakukan pearwatan diri

antara lain, mencuci piring, membersihkan tangan dan

mulut. Setelah itu, Perawatan diri yang dilakukan setelah

melakukan berbagai tindakan pengobatan serta

membersihkan tempat tidur pasien.

4) Perawatan menjelang tidur

Perawatan yang dilakukan saat menjelang tidur

agar pasien dapat beristirahat dengan nyaman seperti,

mencuci tangan, membersihkan wajah dan menyikat

gigi.

b. Berdasarkan Tempat

1) Personal Hygiene pada kulit

Kulit merupakan salah satu bagian penting dari

tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman,

sehingga diperlukan perawatan yang baik dan

bermanfaat sebagai:

a) Mengatur keseimbangan tubuh dan membantu

produksi keringat serta penguapan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

8

b) Sebagai indra peraba yang membantu tubuh

menerima rangsangan.

c) Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit

yang mencegah pengeluaran cairan tubuh secara

berlebihan.

d) Menghasilkan minyak untuk menjaga kelembapan

kulit.

e) Menghasilkan dan menyerap vitamin D sebagai

penghubung atau pemberian vitamin D dari sinar

ultraviolet matahari.

Faktor yang mempengaruhi perubahan dan

kebutuhan pada kulit:

(1) Umur

Perubahan kulit dapat ditentukan oleh

umur seseorang. Seperti pada bayi yang

kondisi kulitnya masih sensitif sangat rawan

terhadap masuknya kuman. Sebalikan pada

orang dewasa kondisi kulit sudah memiliki

kematangan sehingga fungsinya sebagai

pelindung sudah baik

(2) Jaringan kulit

Perubahan kulit dapat di pengaruhi

oleh struktur jaringan kulit. Apabila jaringan

kulit rusak maka terjadi perubahan pada

struktir kulit.

(3) Kondisi atau keadaan lingkungan

Keadaan lingkungan dapat

mempengaruhi keadaan kulit secara utuh

adalah keadaan panas, adanya nyeri akibat

sentuhan atau tekanan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

9

2) Personal hygiene pada kuku dan kaki

Perawatan kaki dan kuku sering kali memerlukan

perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau kaki, dan

cedera jaringan lunak. Akan tetapi sering kali orang tidak

sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri

atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku

penting dalam mempertahankan personal hygiene karena

berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui

kuku.perawatan dapat di gabungkan saat mandi atau

pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan

kuku penting dalam mempertahankan perawatan diri

agar klien memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang

lembut, kelien merasa nyaman dan bersih, klien akan

memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan

kuku dengan benar.

Gangguan pada kuku:

a) Ingrown nail: kuku tangan yang tidak tumbuh dan

dirasakan sakit pada daerah tersebut.

b) Paronychia: radang di sekitar jaringan kuku.

c) Ram’s horn nail: gangguan kuku yang ditandai

dengan pertumbuhan kuku yang lambat disertai

dengan kerusakan dasar kuku yang berlebihan.

d) Tinea pedis: terdapat garutan kekuningan pada

lempengan kuku yang pada akhirnya menyebabkan

seluruh kuku menjadi tebal, berubah warna dan

rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur

epidermophyon, trichopyton, microporium dan C.

Albicans dikaki.

e) Bau tidak sedap: reaksi mikro organisme yang

menyebabkan bau tidak sedap

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

10

3) Personal hygiene pada rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang

memiliki fungsi sebagai proteksi dan pengantar suhu.

Inikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat dilihat

dari rambut. Perawatan ini bermanfaat mencegah infeksi

daerah kepala. Tujuan membersihkan kepala agar

menghilangkan debu dan kotoran yng melekat di rambut

dan kulit kepala.

Fungsi rambut:

a) Sebagai proteksi dan pengantar suhu (melindungi

dari panas)

b) Keindahan atau mempercantik penampilan.

Gangguan pada rambut:

(1) Ketombe yaitu pelepasan kulit kepala yang

disertai rasa gatal

(2) Kutu (Pediculotis Cepitis) yaitu kutu ini

menghisap darah dan menyebabkan rasa

gatal.

(3) Sebor heic dermatitis yaitu merupakan

radang pada kulit kepala yang ditumbuhi

rambut.

(4) Alopeia (kehilangan rambut) dapat

disebabkan oleh penggunaan alat pelurus

atau pengeriting rambut, pengikat rambut

yang terlalu kuat dan pemakaian produk

perawatan rambut yang tidak cocok.

4) Personal hygiene gigi dan mulut

Gigi dan mulut merupakan bagian pertama dari

sistem pencernaan dan merupakan bagian sistem

tambahan dari sistem pernafasan. Dalam rongga mulut

terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

11

proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, adapula

saliva yang penting utuk membersihkan mulut secara

mekanis mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan

penuh dengan bakteri, karenanya harus selalu

dibersihkan adapun salah satu tujuan perawatan gigi dan

mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang

ditularkan melalui mulut.

Gangguan pada gigi dan mulut:

a) Halitosis

Yaitu bau nafas yang tidak sedap, biasanya

dikarenakan oleh kuman atau hal lain.

b) Periodonatala Disease

Yaitu gigi yang mengalami pendarahan dan

membengkak.

c) Glositis

Adalah radang yang terjadi pada lidah.

d) Kilosis

Kilosis adalah bibir yang pecah-pecah, hal ini

dapat terjadi karena Hipersalivasi, nafsu mulut dan

defisiensi riboflavin.

5) Personal hygiene pada genetalia

Perawatan diri pada genetalia adalah untuk

mencegah infeksi, mencegah kerusakan kulit,

meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan

kebersihan diri (potter dan perry, 2000 dalam buku

mubarak, 2015). Perawatan genetalia perempuan pada

eksterna yang terdiri atas mons veneris, labia mayora,

labia minora, klitoris, uretra, vagina, perineum dan anus.

Sedangkan pada laki-laki pada daerah ujung penis untuk

mencegah penumpukan sisa urine.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

12

Tujuan :

a) Mencegah dan mengontrol infeksi.

b) Mempertahankan kebersihan genetalia.

c) Meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan

personal hygiene.

d) Mencegah kerusakan kulit.

3. Tujuan Perawatan Personal Hygiene

Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan

diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan

individu sehingga dapat mencegah tinbulnya penyakit pada diri

sendiri maupun orang lain, sementara secara khusus tujuan

perawatan personal hygiene adalah :

a. Menghilangkan bau badan yang berlebihan.

b. Memelihara integritas permukaan kulit

c. Menghilangkan keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri.

d. Menciptakan keindahan.

e. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk(2015) Sikap seseorang

melakukan personal hygiene dipengaruhi sejumlah faktor antara lain:

a. Citra tubuh (body image)

Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara

hygiene. Jika seseorang klien rapih sekali maka perawat

mempertimbangkan kerapihan ketika merencanakan

keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat

keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan hygiene,

klien yang tampak berantakan atau tidak perduli dengan

hygiene atau pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

13

kemampuan klien berpartisipasi dalam hygiene harian (Potter

dan Perry, 2009 dalam buku Natalia Erlina Yuni, 2015)

b. Praktik Sosial

Kelompok sosial wadah seseorang klien berhubungan

dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi selama masa

kanak-kanak. Selama masa kanak-kanak mendapatkan praktik

hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah

orang dirumah, ketersediaan air panas dan air mengalir hanya

merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan

kebersihan (Wahit Iqbal Mubarak dkk,2015)

c. Status Sosial Ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis

dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus

menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan

yang penting seperti deodorant , shampo, pasta gigi, dan

kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan

produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang

dipraktikkan kelompok sosial klien.

d. Pengetahuan dan Motivasi Kesehatan

Pengetahuan tentang pentingnya kesehatan dan

implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene.

Meskipun demikian, pengetahuan sendiri tidaklah cukup. Klien

juga harus termotivasi untuk memelihara kesehatan diri.

Seringkali pembelajaran tentang penyakit mampu mendorong

klien untuk meningkatkan hygiene.

e. Kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi

mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar

kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri

yang berbeda pula. Diasia kebersihan dipandang penting bagi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

14

kesehatan dinegara-negara eropa, hal ini biasa untuk mandi

secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

f. Kebiasaan atau pilihan pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan

tentang kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan

pearawatan rambut. Klien memiliki produk yang berbeda

(misalnya sabun, shampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut

pilihan dan kebutuhan pribadi (Haswita dkk,2017)

g. Kondisi Fisik Seseorang

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat

diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya

(misalnya kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi

seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk

melakukan hygiene pribadi. Seorang klien yang menggunakan

gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan

bantuan untuk mandi yang lengkap (Haswita dkk,2017)

5. Dampak pada Masalah Personal Hygiene

Menurut laily is’roin dkk (2012) terdapat beberapa dampak

pada masalah personal hygiene, yaitu:

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang

karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan

baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan

integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi

pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

b. Gangguan psikososial

Maslah sosial yang berhubungan dengan personal

hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan

dicintai dan mencintai, aktualisasi diri menurun, dan gangguan

dalam interaksi sosial.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

15

6. Penata Laksana Personal Hygiene

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk,2015 terdapat beberapa

macam penata laksana personal hygiene, yaitu:

a. Personal hygiene pada kulit

Cara merawat kulit sebagai berikut:

1) Mandi minimal dua kali sehari/ setelah beraktifitas

2) Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif

3) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah

4) Menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit,

misalnya sela-sela jari, ketiak dan belakang telinga.

5) Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari

wajah, tangan, badan, hingga kaki.

b. Personal hygiene pada kuku dan kaki

Cara merawat kuku:

1) Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau

memotong dalam bentuk oval(bujur) atau mengikuti

bentuk jari.

2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa

melukai selaput kulit dan kulit di sekitar kuku.

3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan

benda tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah

kuku.

4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.

5) Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku di potong segera

setelah mandi atau di rendam dengan air hangat terlebih

dahulu.

6) Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian

kuku.

c. Personal hygiene pada rambut

Cara merawat rambut:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

16

1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan)

dengan memakai sampo yang cocok.

2) Pangkas rambut agar terlihat rapih.

3) Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan

rambut keriting dan olesi rambut dengan minyak.

4) Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bisa

melukai kulit kepala.

5) Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk

merangsang pertumbuhan rambut.

6) Pada jenis rambut ikal dan kriting, sisir rambut mulai

dari bagian ujung hingga ke pangkal dengan pelan dan

hati-hati.

d. Personal hygiene pada mata

Cara merawat mata:

1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam

kesudut bagian luar

2) Saat mengusap mata gunakanlah kain yang paling bersih

dan lembut

3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran

4) Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai

5) Bila mata sakit cepat periksakan kedokter

e. Personal hygiene pada hidung

Cara merawat hidung:

1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda

kecil

2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung

3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung,

hembuskan secara perlahan dengan membiarkan lubang

hidung terbuka.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

17

4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan

menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa

hidung.

f. Personal hygiene pada gigi dan mulut

Cara merawat hidung dan mulut :

1) Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam

2) Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras.

3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan

gigi patah.

4) Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum

tidur.

5) Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya

6) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan

kecil.

7) Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.

g. Personal hygiene pada telinga

Cara merawat telinga :

1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan

secara perlahan dengan menggunakan penyedot telinga

2) Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan

dengan hati-hati agar tidak terkena air yang berlebihan

3) Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran

telingan dan bukan langsung kegendang telinga.

4) Jangan menggunakan alat yang tajam untuk

membersihkan telinga karena dapat merusak gendang

telinga.

h. Personal hygiene pada genetalia

Cara merawat genetalia:

1) Wanita: perawatan perineum dan area genetalia eksterna

di lakukan pada saat mandi 2x sehari

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

18

2) Pria: perawatan di lakukan 2x sehari pada saat mandi.

Pada pria terutama yang belum di sirkumsisi karena

adanya kulup pada penis yang menyebabkan urine

mudah terkumpul di sekitar gland penis yang lama

kelamaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai

penyakit seperti kanker penis.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Personal Hygiene

1. Pengkajian

Menurut Wahit Iqbal Mubarak,Lilis Indrawati, Joko Susanto(2015)

Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan

keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan yang bertujuan

untuk pengumpulan data atau informasi, analisis data dan penentuan

permasalahan atau diagnosis keperawatan. Manfaat pengkajian

keperawatan adalah membantu mengidentifikasi status kesehatan,

pola pertahanan klien, kekuatan serta merumuskan diagnosa

keperawatan yang terdiri dari tiga tahap yaitu pengumpulan,

pengelompokan dan pengorganisasian serta menganalisa dan

merumuskan diagnosa keperawatan.

a. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari sarana

dan prasarana yang dimiliki serta faktor yang mempengaruhi

personal hygiene individu baik faktor pendukung maupun

faktor pencetus.

b. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik kaji personal hygiene individu, mulai

dari ektremitas atas sampai bawah.

1) Rambut: Amati kondisi rambut (warna, tekstur,

kuantitas) apakah tampak kusam? Apakah ditemukan

kerontokan?

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

19

2) Kepala: Amati dengan saksama kebersihan kulit kepala.

Perhatikan adanya ketombe, kebotakan atau tanda-tanda

kemerahan.

3) Mata: Amati adanya tanda-tanda ikterius, konjungtiva

pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan atau gatal-

gatal pada mata.

4) Hidung: Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya

sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang

tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi atau perubahan

pada daya penciuman.

5) Mulut: Amati kondisi mukosa mulut dan kaji

kelembapannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda

radang gusi atau sariawan, kekeringan, atau pecah-pecah.

6) Gigi: Amati kondisi kebersihan gigi. Perhatikan adanya

tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak

lengkap, atau gigi palsu.

7) Telinga: Amati kondisi dan kebersihan telinga.

Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga,

lesi, infeksi atau perubahan daya pendengaran.

8) Kulit: Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan)

dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna

kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.

9) Kuku tangan dan kaki: amati bentuk dan kebersihan

kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.

10) Genetalia: Amati kondisi dan kebersihan genetalia

berikut area perineum. Perhatikan pola pertumbuhan

rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum

dan testisnya.

11) personal hygiene secara umum: Amati kondisi dan

kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya

kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

20

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat

tugas dan jelas berdasarkan pada hasil pengumpulan data dan

evaluasai data yang di lakukan dengan sistematis, praktis,etis, dan

profesional oleh tenaga keperawatan yang mampu untuk itu.

Diagnosa keperawatan menggambarkan respons klien terhadap

masalah kesehatan atau penyakit.

Menurut buku SDKI,2017. Diagnosa yang muncul pada kasus

personal hygiene yang berkaitan dengan kondisi klinis demensia

adalah:

Defisit perawatan diri

a. Definisi: tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas

perawatan diri.

b. Penyebab atau etiologi

1) Gangguan muskuloskeletal

2) Gangguan neuromuskuler

3) Kelemahan

4) Gangguan psikologis atau psikotik

5) Penurunan motivasi atau minat

c. Gejala dan tanda mayor

Subjektif: klien menolak melakukan perawatan diri.

Objektif: klien tidak mampu mandi atau mengenakan pakaian,

makan,ketoilet, berhias secara mandiri dan minat melakukan

perawatan diri kurang.

d. Gejala dan tanda minor

Gejala tanda minor baik subjektif maupun objektif tidak

tersedia.

Menurut doengoes,2012. Diagnosa yang muncul berkaitan

dengan kondisi klinis demensia adalah salah satunya:

a. Kurang perawatan diri(defisit perawatan diri)

Dapat di hubungkan dengan:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

21

1) Penurunan kognitif: keterbiasaan fisik

2) Frustasi atas kehilangan kemandiriannya: depresi

Kemungkinan di buktikan oleh:

Penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari,

seperti tidak mampu untuk makan, tidak mampu untuk

membersihkan bagian-bagian tubuh tertentu, mengatur suhu air,

gangguan kemampuan untuk memakai atau meninggalkan

pakaian.kesulitan dalam melakukan defekasi.

Hasil yang diharapkan atau kriteria evaluasi pasien akan:

Mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan

tingkat kemampuan diri sendiri. Mampu mengidentifikasi dan

menggunakan sumber-sumber pribadi atau komunitas yang dapat

memberikan bantuan.

Menurut Judith M,2016. Diagnosa keperawatan umum untuk

klien dengan masalah perawatan personal hygiene adalah defisit

perawatan diri lebih lanjut, diagnosa tersebut terbagi menjadi empat

yaitu:

a. Defisit perawatan diri : makan

b. Defisit perawatan diri: mandi atau hygiene

c. Defisit perawatan diri: berpakaian atau berhias

d. Defisit perawatan diri: eliminasi

3. Rencana keperawatan

Rencana keperawatan adalah pencatatan tentang kegiatan

perencanaan keperawatan (langkah pemecah serta urutan

prioritasnya, perumusan tujuan, perencanaan tindakan dan penilaian)

yang dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan yang ingin dicapai,

rencana tindakan pemecahan masalah kelien dan rencana

penilaiannya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

22

(Menurut Judith M, 2016) Intervensi keperawatan pada klien

gangguan pemenuhan personal hygiene pada lansia dengan masalah

keperawatan sebagai berikut:

a. Defisit perawatan diri : mandi

1) Tujuan atau kriteria hasil

Menunjukkan perawatan diri: mandi yang dibuktikan

oleh indikator ekstrim, berat, sedang, ringan, atau tidak

ada gangguan:

a) Mengambil perlengkapan mandi

b) Mandi dibak (sower)

c) Membersihkan area perinel

2) Intervensi keperawatan

a) Kaji dan akomodasi perubahan fisik atau koognitif

yang dapat menyebabkan defisit perawatan diri.

b) Kaji kemampuan untuk melakukan AKS secara

mandiri menggunakan skala yang berterima.

c) Gunakan pembersih tanpa detergen, bukan sabun,

gunakan air hangat pada kuku.

d) Lakukan mandi penuh sekali atau dua kali

seminggu, sisanya mandi parsial untuk mencegah

mandi kering.

e) Mandikan dan keringkan perlahan untuk

melindungi kulit rapuh.

f) Tingkatkan kemandirian seoptimal mungkin,

sesuai kemampuan klien.

b. Defisit Perawatan Diri: Berpakaian

1) Tujuan atau kriteria hasil

Manunjukkan perawatan diri: berpakaian yang

dibuktikan oleh indikator:

a) Mengenakan pakaian dibagian atas atau bawah

tubuh.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

23

b) Memasang kaos kaki dan sepatu.

c) Mengikat sepatu.

2) Intervensi keperawatan

a) Kaji kemampuan untuk melakukan AKS secara

mandiri, menggunakan skala yang berlaku.

b) Kaji dan akomodasi perubahan fisik atau koognitif

yang dapat menyebabkan defisit perawatan diri.

c) Dorong berjalan dan latihan pembangun kekuatan.

d) Tingkatkan kemandirian sesuai kemampuan klien.

e) Akomodasi defisit koognitif dengan cara berikut :

Gunakan isyarat non-verbal misal beri pasien satu

atribut pakaian pada satu waktu, dalam berurutan

pemakaian yang diperlukan

c. Defisit Keperawatan Diri: Makan

1) Tujuan atau kriteria hasil

Menunjukkan keperawatan diri: makan yang dibuktikan

oleh indikator :

a) Meletakkan makanan kepiring.

b) Mengarahkan makanan kemulut dengan jari

(wadah atau piring)

c) Mengunyah makanan.

d) Menelan cairan.

e) Menghabiskan makanan.

2) Intervensi keperawatan

a) Atur agar klien makan bersama individu lain:

biarkan klien mengambil makanannya sendiri dari

piring saji.

b) Kaji kondisi pemasangan gigi palsu.

c) Hindari meminta klien untuk makan buru-buru.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

24

d. Defisit keperawatan diri: Eliminasi

1) Tujuan atau kriteria hasil

Menunjukkan perawatan diri eliminasi dibuktikan oleh

indikator:

a) Memposisikan diri ditoilet atau kursi buang air

menggosokkan kandung kemih atau defekasi.

b) Bangun dari toilet atau kursi buang air.

c) Mengganti pakaian setelah eliminasi.

2) Intervensi keperawatan

a) Akomodasi difisit koognitif misalnya pertahankan

arahan verbal yang singkat dan sederhana.

b) Beri cukup waktu untuk eliminasi guna

menghindari keletihan dan frustasi.

c) Rekomendasikan dan bantu melakukan latihan

membangun kekuatan.

d) Bantu klien ambulasi selama beberapa menit saat

mencapai toilet.

e) Beri pijakan kaki pada kursi buang air atau kloset

jika perlu untuk mengelevasi lutut diatas pinggul.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah proses pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan pada tahapan rencana.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

25

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut buku nursing outcomes classification(NOC, 2014)

pengukuran outcomes kesehatan meliputi:

a. Perawatan diri: Kebersihan

Definisi : tindakan seseorang untuk mempertahankan

kebersihan diri dan menjaga penampilan secara mandiri tanpa

alat bantu.

Tabel 2.1 Tabel skala outcome perawatan diri: kebersihan

(Sue Moorhead, 2016) Skala Outcome

Keseluruhan

Sangat

Terganggu

(1)

Banyak

Terganggu

(2)

Cukup

Terganggu

(3)

Sedikit

Terganggu

(4)

Tidak

Terganggu

(5)

Mencuci Tangan 1 2 3 4 5

Membersihkan

Area Prineum

1 2 3 4 5

Menggunakan

Pembalut

1 2 3 4 5

Membersihkan

Telinga

1 2 3 4 5

Menjaga Hidung

Untuk

Kebersihan

Bernafas dan

Bersih

1 2 3 4 5

Mempertahankan

Kebersihan

Mulut

1 2 3 4 5

Mengeramas

Rambut

1 2 3 4 5

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

26

b. Perawatan diri: mandi

Definisi: tindakan seseorang untuk membersihkan

badannya secara mandiri atau tanpa alat bantu.

Tabel 2.2 tabel skala outcome perawatan diri: mandi

(sue moorhead, 2016) Skala outcome

keseluruhan

Sangat

terganggu

(1)

Banyak

terganggu

(2)

Cukup

terganggu

(3)

Sedikit

terganggu

(4)

Tidak

terganggu

(5)

Masuk dan

keluar kamar

mandi

1 2 3 4 5

Mengambil

alat mandi

1 2 3 4 5

Mendapat air

mandi

1 2 3 4 5

Menyalakan

keran

1 2 3 4 5

Mengatur air 1 2 3 4 5

Mengatur

aliran air

1 2 3 4 5

Mandi di bank

cuci

1 2 3 4 5

Mandi di bank

mandi

1 2 3 4 5

Mandi dengan

bersiram

1 2 3 4 5

Mencuci

wajah

1 2 3 4 5

Mencuci

badan bagian

atas

1 2 3 4 5

Mencuci

badan bagian

bawah

1 2 3 4 5

Membersihkan

area perineum

1 2 3 4 5

Mengeringkan

badan

1 2 3 4 5

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

27

c. Perawatan diri: makan

Definisi: tindakan seseorang untuk makan secara mandiri

atau tanpa alat bantu.

Tabel 2.3 tabel skala outcome perawatan diri: makan

(Sue Moorhead,2016) Skala

outcome

keseluruhan

Sangat

terganggu

(1)

banyak

terganggu

(2)

Cukup

terganggu

(3)

Sedikit

terganggu

(4)

Tidak

terganggu

(5)

Menyiapkan

makanan yang

akan di santap

1 2 3 4 5

Membuka

tutup

makanan

1 2 3 4 5

Memotong

makanan

1 2 3 4 5

Menggunakan

alat makanan

1 2 3 4 5

Menaruh

makan pada

alat makan

1 2 3 4 5

Mengambil

cangkir atau

gelas

1 2 3 4 5

Memasukkan

makanan ke

mulut dengan

sendok

1 2 3 4 5

Memasukkan

makanan ke

mulut dengan

peralatan

(makan)

1 2 3 4 5

Minum

dengan gelas

atau cangkir

1 2 3 4 5

Menaruh

makan di

mulut

1 2 3 4 5

Memanipulasi

makanan di

mulut

1 2 3 4 5

Mengunyah

makanan

1 2 3 4 5

Menelan

makanan

1 2 3 4 5

Menelan

minuman

1 2 3 4 5

Menghabiskan

makanan

1 2 3 4 5

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

28

Dengan mengukur outcome sebelum intervensi, perawat

menetapkan nilai dasar pada skala outcome yang di pilih dan

kemudian dapat menentukan peningkat outcomenya setelah

intervensi diberikan. Hal ini memungkinkan perawat untuk

dapat mengikuti perubahan status pasien atau pemeliharaan

status outcome dari waktu ke waktu dan di seluruh tatanan (sue

moorhead,2016)

d. Perawatan diri: rambut

Definisi: tindakan seseorang untuk merawat rambut

sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.

Tabel 2.4 tabel skala outcome perawatan diri: rambut

(Sue Moorhead, 2016) Skala outcome

keseluruhan

Sangat

terganggu

(1)

Banyak

terganggu

(2)

cukup

terganggu

(3)

Sedikit

terganggu

(4)

tidak

terganggu

(5)

Menyisir rambut 1 2 3 4 5

Mencukur

rambut

1 2 3 4 5

Menggunakan

rias wajah

1 2 3 4 5

Memperhatikan

kuku jari tangan

1 2 3 4 5

Memperhatikan

kuku kaki

1 2 3 4 5

Menggunakan

kaca rias

1 2 3 4 5

Memasukkan

makanan ke

mulut dengan

jari

1 2 3 4 5

Mempertahankan

penampilan yang

rapih

1 2 3 4 5

Mempertahankan

kebersihan tubuh

1 2 3 4 5

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

29

e. Perawatan diri: mulut

Definisi: tindakan seseorang untuk merawat mulut dan

giginya sendiri secara mandiri tanpa alat bantu.

Tabel 2.5 tabel skala outcome perawatan diri: mulut

(Sue Moorhead, 2016) Skala outcome

keseluruhan

Sangat

terganggu

(1)

banyak

terganggu

(2)

cukup

terganggu

(3)

Sedikit

terganggu

(4)

Tidak

terganggu

(5)

Menyikat gigi 1 2 3 4 5

Membersihkan

sela-sela gigi

dengan

benang gigi

yang halus

1 2 3 4 5

Menggunakan

cairan kumur

1 2 3 4 5

Membersihkan

mulut,gusi dan

lidah

1 2 3 4 5

Membersihkan

gigi palsu atau

alat gigi

1 2 3 4 5

Menggunakan

flour

1 2 3 4 5

Mendapatkan

perawatan gigi

secara reguler

1 2 3 4 5

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

30

C. Konsep Demensia

1. Definisi demensia

Demensia adalah sindrom klinis yang meliputi hilangnya

fungsi intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga

menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Demensia merupakan

keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya

pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari

hari (Dede Nasrullah, 2016)

Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami

penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir serta penurunan

kemampuan tersebut menimbulkan ganggua terhadap fungsi

kehidupan sehari-hari. Kumpulan gejala yang di tandai dengan

penurunan kognitif perubahan mood dan tingkah laku sehingga

mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari penderita (Reny Yuli

Aspiani, 2014)

2. Etiologi

Menurut Dede Nasrullah,2016 penyebab dari demensia adalah:

a. Degenerasi neuronnal atau ganggua multifokal.

b. Penyakit vaskuler atau keadaan lanjut usia pada orang tua.

c. Faktor usia

Penyebab demensia yang reversibel sangat penting diketahui

karena pengobatan yang baik pada penderita dapat kembali

menjalankan kehidupan sehari-hari yang normal. Untuk

meningkatkan berbagai keadaan tersebut telah di buat suatu

jembatan “jembatan keledai” sebagai berikut:

1) Drugs (obat): obat sedative, obat pemenang minor atau mayor,

obat anti konvulsan, obat anti hipertensi, obat anti aritmia.

2) Emotional (gangguan emosi, misal depresi)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

31

3) Metabolic dan endokrin seperti: diabetes militus, hipoglikemia,

angguan ginjal, gangguan hepar, gangguan tiroid, gangguan

elektrolit.

4) Eye dan Ear (disfungsi mata dan teling).

5) Nutritional: kekurangan vit B6(pellagra), kekurangan vit

B1(sindrom wernicke), kekurangan vit B12(anemia

pernisiosa), kekurangan asam folat.

6) Tumor dan Trauma

7) Infeksi seperti: Ensefalitis oleh virus contoh: herpes simplek.

8) Bakteri contoh: pneumococcus, TBC, parasit, fungus, abses

otak, neurosifilis

9) Arterosklerosis (komplikasi penyakit aterosklerosis misal:

infark miokard, gagal jantung, dan alkohol).

Keadaan yang secara potensial reversible atau yang bisa di

hentikan seperti:

a) Intoksikasi (obat termasuk alkohol)

b) Infeksi susunan saraf pusat

c) Gangguan metabolik

d) Gangguan vaskuler (demensia multi-infark)

e) Lesi desak ruang

f) Hematoma subdural akut atau kronis

g) Metastase neoplasma

h) Hidrosefalus yang bertekanan normal

i) Depresi (pseudo-demensia depresif)

Penyebab dari demensia Non-Reversible:

1) Penyakit degeneratif, seperti: penyakit Alzhemer, penyakit pick,

penyakit huntingon, kelumpuhan supranuklear progresif,

penyakit parkinson.

2) Penyakit vaskuler, seperti: penyakit sorebrovaskuler oklusif

(dimensia multi-infark), penyakit binswanger, embolisme

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

32

serebral, arteritis, anoksia sekunder akibat henti jantung, gagal

jantung akibat intoksikasi karbon monoksida.

3) Demensia traumatic, seperti: perlakuan kranio-serebral,

dimensia pugilistika.

4) Infeksi, seperti: sindrom defisiensi imun depatan (AIDS), infeksi

opportunistic, demensia pasca ensefalitis.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

33

3. Patofisiologi

Beberapa ahli memisahkan demensia yang terjadi sebelum usia

65 tahun (demensia prasenilis) dan yang terjadi pada usia 65

tahun(demensia senilis). Perbedaan ini dari asumsi penyebab yang

berbeda. Degenerasi neuronal yang jarang pada orang muda dan

penyakit vasikuler atau keadaan usia lanjut usia pada orang tua.

Meskipun ekspresi penyakit dapat berbeda pada usia yang berbeda,

kelainan utama pada pasien demensia dari semua usia adalah sama

dan perbedaan berdasarkan kenyataan.

Sebagai besar penyakit yang menyebabkan dimensia adalah

degenerasi neuronal yang luas atau gangguan multi vokal. Gejala

awal tergantung dimana proses demensia mulai terjadi, tetapi lokasi

dan jumlah neuron yang hilang diperlukan untuk menimbulkan

demensia sulit ditetapkan. Pada penyakit Alzheimer yang merupakan

penyebab demensia paling sering, demensia akibat hilangnya

jaringan kortikal terutama pada lobus temporalis, parientalis dan

frontalis,.

Hal ini sebagai kasus bertambahnya jarak antara garis dan

pembersihan vertikel. Tanda holistik adalah adanya beberapa

kekacauan neurofibrinalis dan plak senilis. Plak dan kekacauan

ditemukan dalam otak orang tua yang normal tetapi meningkat

jumlah penyakit Alzheimer, terutama jawab terhadap gangguan

ingatan yang mungkin sebagian diperantarai oleh berkurangnya

aktivitas kolinergik. Aktivitas neurotransmitter termasuk

norepinefrin, serotonin, dopamin, glutamat, somatostatin juga

menurun. Perubahan-perubahan ini disertai dengan berkurangnya

aliran darah serebral dan menurunnya metabolisme oksigen dan

glukosa

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

34

PATWAY

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

35

4. Karakteristik demensia

Menurut John,(1994) dalam buku Reny Yuli Aspiani,(2014)

bahwa lansia yang mengalami demensia juga akan mengalami

keadaan yang sama seperti orang depresi yaitu akan mengalami

defisit aktivitas kehidupan sehari-hari(AKS), gejala yang sering

menyertai demensia adalah:

a. Gejala awal:

1) Kinerja mental menurun

2) Mudah lupa

3) Gagal dalam tugas

b. Gejala lanjut

1) Gangguan kognitif

2) Ganguan afektif

3) Gangguan perilaku

c. Gejala umum

1) Mudah lupa

2) Aktivitas sehari-hari terganggu

3) Cepat marah

4) Kurang konsentrasi

5. Klasifikasi demensia

Menurut Reny Yuli Aspiani,2014 klasifikasi demensia di bagi

berbagai macam, yaitu:

a. Demensia senilis

Kekurangan peredaran darah ke otak serta pengurangan

metabolisme dan O2 yang menyertainya merupakan penyebab

kelainan anatomis di otak. Pada banayk orang terdapat

kelainan aterosklerosis seperti yang terdapat pada demensia

senilis, tetapi tidak di temukan gejala demensia. Otak mengecil

terdapat suatu otrofi umum, terutama pada daerah frontal.

Yang penting ialah jumlah sel berkurang. Kadang-kadang ada

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

36

kelainan otak yang jelas tetapi orang itu tidak psikotik,

sebaliknya pada orang yang sudah jelas demensia kadang-

kadang ada sedikit kelainan pada otak jadi tidak selalu ada

korelasi antara besarnya kelainan histologi dan beratnya

gangguan intelegensi.

1) Gejala:

a) Biasanya sudah umur 60 tahun baru timbul gejala

yang jelas untuk membuat diagnose demensia

senilis. Penyakit jasmani atau gangguan emosi

yang hebat dapat mempercepat kemunduran

mental.

b) Gangguan ingatan jangka pendek, lupa tentang hal-

hal yang berupa terjadi merupakan gejala dini juga

kekurangan ide-ide dan gaya pemikiran abstrak.

Yang menjadi egosentrik dan egoistic, lekas

tersinggung dan marah-marah. Kadang-kadang

timbul aktivitas seksual yang berlebih atau yang

tidak pantas, sesuatu tanda kontrol berkurang atau

usaha untuk konpensasi psikologis.

c) Ia mungkin jadi korban penjahat karena ia mudah

di ajak, contohnya dalam hal penipuan dan seks.

d) Ingatan jangka pendek makin lama makin keras

terganggu, maka makin lama makin banyak ia

lupa, sehingga penderita hidup dalam alam pikiran

sewaktu ia masih muda atau masih kecil.

e) Gejala jasmani: kulit menjadi tipis, keriput, dan

atrofis, BB, atrofi pada otot, jalannya menjadi tidak

stabil, suara kasar, tremor pada tangan dan kepala

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

37

f) Gejala psikologis: sering hanya terdapat tanda

kemunduran mental umum (demensia simplek)

tetapi tidak jarang juga terjadi kebingungan dan

dilirium atau depresi atau serta agitasi. Adanya

yang terjadi paranoid pada presbiofrenia terutama

dapat gangguan ingatan serta konvabulasi dan

dapat di anggap sebagai salah satu jenis demensia

senilis dan beberapa gejala yang menonjol dan

sedikit lebih cepat.

2) Prognosa

Tidak baik, jalannya progresif Demensia makin

lama makin berat sehingga akhirnya penderita hidup

secara vegetatif saja walaupun demikian penderita dapat

hidup selama 10 tahun atau lebih setelah gejala-gejala

menjadi nyata.

3) Diagnosa

Perlu di bedakan dari Arterosklerosa otak tapi

kedua hal ini tidak jarang terjadi bersama-sama. Pada

Melankolia Involusi tidak dapat tanda-tanda demensia.

Kadang-kadang sindroma otak organis sebab

uremia,anemia, payah jantung atau penyakit paru-paru

dapat serupa dengan psikosa senilis.

4) Pengobatan

Pertahankan perasaan aman dan harga diri,

perhatikanlah dan coba memuaskan kebutuhan rasa kasih

sayang,rasa masuk hitungan, tercapainya sesuatu dan

rasa penuh dibenarkan serta di hargai.

Kamarnya jangan gelap gulita dan taruhlah barang-

barang yang sudah ia kenal sejak dulu untuk

mempermudah orientasinya.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

38

b. Demensia Presenilis

Seperti namanya maka gangguan ini gejala utamanya

ialah seperti sebelum masa senile akan di bicarakan 2 macam

demensia presenilis yaitu:

1) Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer ini biasanya timbul antara usia

50-60 tahun, yang di sebabkan oleh adanya degenerasi

kortek yang difus pada otak di lapisan luar, terutama di

daerah frontal dan temporal. Atrofi otak ini dapat di lihat

pada Pneumoensefalogam, sistem Ventrikel membesar

serta banyak hawa di ruang Subarachnoid.

Penyakit ini di mulai pelan sekali, tidak ada ciri

yang khas pada gangguan intelegensi atau pada kelainan

perilaku. Terdapat disorientasi, gangguan ingatan, emosi

yang lebih, kekeliruan dalam berhitung, dan pembicaraan

sehari-hari dapat terjadi afasi, perseverasi mengulang-

ulang perkataan, pembicaraan logoklonia pengulangan

tiap suku kata akhir secara tidak teratur, dan bila sudah

berat maka penderita tidak dapat dimengerti lagi, Ada

yang jadi gelisah dan hiperaktif. Terkadang sepintas

timbul aproksia (kehilangan kecakapan yang di peroleh

sebelumnya untuk melakukan pekerjaan atau gerakan

yang memerlukan keterampilan), Hemiplegia atau pra

plegia, parase pada muka dan spasme pada ektremitas

juga sering terjadi sehingga pada stadium akhir timbul

kontraktur. Pada pase ini sudah sangat dement dan tidak

diadakan kotak dengannya lagi. Bisanya penyakit ini

berlangsung selama 5-10 tahun.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

39

2) Penyakit Pick

Secara patologis penyakit ini adalah Atrofi dan

Gliosis di daerah-daerah asosiatif, daerah motorik,

sensorik, dan daerah proyeksi secara relative dan banyak

berubah. Yang terganggu adalah daerah krotek yang

secara filogenetik lebih mudah dan yang penting buat

fungsi asosiasi yang lebih tinggi. Sebab itu yang

terganggu adalah pembicaraan dan proses berfikir.

Penyakit ini mungkin Herediter di perkirakan

terdapat faktor menjadi pencetus dari sel-sel ganglion

yang tertentu yaitu: genetik paling muda. Lobus Frontalis

menjadi demikian atrofis sehingga kadang keliatan

seperti di tekan oleh suatu lingkaran. Biasanya terjadi

pada umur 45-60 tahun, yang termuda pernah di

beritakan umur 31 tahun.

Penyakit pick terdapat dua kali lebih banyak pada

kaum wanita dari pada kaum pria. Gejala: ingatan

berkurang, kesukaran dalam pemikiran dan konsentrasi,

kurang sepontanitas, emosi menjadi tumpul. Penderita

menjadi acuh tak acuh, kadang-kadang tidak dapat

menyesuaikan diri serta menyelesaikan masalah dalam

situasi yang baru. Dalam waktu 1 tahun sudah terjadi

Demensia yang jelas. Ada yang efor, ada yang jadi susah

dan curiga. Sering terdapat gejala fokal seperti afasia,

aproksia, aleksia, tetapi gejala ini sering diselubungi oleh

Demensia umum. Ciri Afasia yang penting pada penyakit

ini ialah terjadinya secara pelan-pelan (tidak mendadak

seperti pada gangguan pembuluh darah otak), terdapat

Logorrhea yang spontan (tidak ada pada afasia sebab

gangguan pembuluh darah). Tidak jarang ada Echolalia

dan Reaksi Stereotip.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

40

Pada fase lanjut Demensia menjadi hebat,terdapat

inkontinensia kemampuan buat bicara hilang dan

Demensia yang berat. Biasanya penderita meninggal

dalam waktu 4-6 tahun karena suatu penyakit infeksi

tambahan. Sampai sekarang tidak ada pengobatan

terdapat kasus Demensia presenilis. Dapat di rencanakan

bantuan yang simptomik dalam lingkungan yang

memadai. Biar gelisah dapat di pertimbangkan

pemberian obat psikotropik.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

41

6. Pemeriksaan Demensia

Pemeriksaan penting yang harus di lakukan untuk penderita

mulai dari pengkajian latar individu, pemeriksaan fisik, pengkajian

status mental dan sebagai penunjang juga di perlukan di

laboratorium.

1. Pemeriksaan fungsi kognitif dan fungsi mental

Tabel 2.6 tabel pemeriksaan fungsi kognitif dan mental

(Ns. Reny Yuli Aspiani, 2014) Nilai maksimum Score Pertanyaan

Orientasi

5 (tahun) (musim) (tanggal) (hari) (bulan apa sekarang)

5 Dimana kita: (negara bagian)(wilayah)(kota)(rumah

sakit)(lantai)

Registrasi

3 Nama 3 objek: 1 detik untuk mengatakan masing-masing.

Kemudian tanyakan klien ketiga objek setelah anda

mengatakannya. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar.

Kemudian ulangi sampai ia mempelajari ketiganya. Jumlahkan

percobaan dan catat.

Perhatian dan

kalkusi

5 Seri 7s. 1 poin untuk setiap kebenaran berhenti setelah 5

jawaban. Bergantian eja “kata” ke belakang.

Meminta

3 Minta untuk mengulang ketiga objek diatas. Beri 1 poin untuk

setiap kebenaran.

Bahasa

9 Nama pensil dan melihat(2poin) mengulangi hal berikut: “tak

ada jika dan atau tetapi” (1poin)

Nilai Total: 30

Keterangan:

Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya

kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut. Kriteria

demensia:

a. Ringan: 21-30

b. Sedang: 11-20

c. Berat: ≤10

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

42

2. Pemeriksaan portable untuk status mental (PPMS=MMSE=Mini

mental state examination)

Tabel 2.7 tabel pemeriksaan mini mental state examination

(Ns. Reny Yuli Aspiani, 2014) Daftar pertanyaan

1. Tanggal berapakah hari ini?

(bulan,tahun)

2. Hari apakah ini?

3. Apakah nama tempat ini?

4. Berapa nomer telpon bapak/ibu? (bila

tidak ada telpon, dijalan apakah rumah

bapak/ibu?

5. Berapa umur bapak/ibu?

6. Kapan bapak/ibu lahir?

(tanggal,bulan,tahun)

7. Siapakah nama gubernur kita?

(walikota/lurah,camat)

8. Siapakah nama gadis ibu anda?

9. Hitung mundur 3-3, mulai dari 20

1. 0-2 kesalahan = baik

2. 3-4 kesalahan =gangguan intelektual

ringan

3. 5-7 kesalahan gangguan intelektual

sedang

4. 8-10 kesalahan = gangguan intelektual

berat

5. Bila penderita tak pernah sekolah, nilai

kesalahan di perbolehkan +1 dari nilai

di atas.

6. Bila penderita sekolah lebih dari SMA,

kesalahan yang di perbolehan -1 dari

nilai atas.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Definisi Personal Hygienerepository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB II.pdf · 2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit

43

7. Penatalaksana

Penatalaksana awal meliputi pengobatan setiap penyebab

Demensia yang Revesibel atau keadaan bingung yang saling

tumpang tindih. Sekitar 10% pasien dengan Demensia menderita

Peseudodemensia yang disebabkan oleh penyakit Psikiatrik yang

dapat diobati dan 10% yang menderita penyebab penunjang yang

dapat dimodifikasi seperti Alkoholisme atau Hypertensi.

Pasien Demensia ringan dapat melanjutkan aktifitas dirumah

yang relatif normal tetapi jarang ditempat kerja. Ketika gangguan

menjadi lebih dalam pasien membutuhkan banyak bantuan dengan

aktivitas kehidupan sehari-hari. Beberapa pasien yang terganggu

agak berat dapat hidup sendiri jika mereka dapat dukungn dari

masyarakat termasuk kunjungan setiap hari dari keluarga atau teman.

Kunjungan teratur oleh perawat masyarakat pemberian makanan dan

bantuan dari tetangga. Beberapa individu Demensia ringan menjadi

terganggu orientasinya yang bingung jika di pindahkan ke

lingkungan yang tidak bisa seperti Rumah Sakit (Dede

Nasrullah,2016)