bab ii tinjauan pustaka a. 1. - umprepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › wiwik dwiyani bab...

21
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Tingkat kecemasan Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik nyata maupun hanya dibayangkan. Kecemasan yaitu reaksi umum terhadap penyakit karena penyakit dirasakan sebagai suatu ancaman: ancaman umum terhadap kehidupan, kesehatan dan kebutuhan tubuh: pemajamaan dan rasa malu, ketidaknyamanan akibat nyeri dan keletihan (Potter&Perry, Smeltzer&Bare, 2010). Kecemasan atau dalam bahasa inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa latin yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik (Pratiwi, 2010). Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif yang mana keadaannya dipengaruhi alam bawah sadar dan belum diketahui pasti penyebabnya. Kecemasan, merupakan suatu kata yang dipergunakan oleh Freud untuk menggambarkan suatu efek negatif dan keterangsangan. Cemas mengandung arti pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam rangka untuk memacu individu agar mengatasi masalah yang sedang dihadapi sebaik-baiknya (Herri, 2011). Menurut Stuart (2013) kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: others

Post on 03-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tingkat kecemasan

Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya,

baik nyata maupun hanya dibayangkan. Kecemasan yaitu reaksi umum

terhadap penyakit karena penyakit dirasakan sebagai suatu ancaman:

ancaman umum terhadap kehidupan, kesehatan dan kebutuhan tubuh:

pemajamaan dan rasa malu, ketidaknyamanan akibat nyeri dan keletihan

(Potter&Perry, Smeltzer&Bare, 2010).

Kecemasan atau dalam bahasa inggrisnya “anxiety” berasal dari bahasa

latin yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti

mencekik (Pratiwi, 2010). Kecemasan adalah respon emosional terhadap

penilaian individu yang subjektif yang mana keadaannya dipengaruhi alam

bawah sadar dan belum diketahui pasti penyebabnya. Kecemasan,

merupakan suatu kata yang dipergunakan oleh Freud untuk menggambarkan

suatu efek negatif dan keterangsangan. Cemas mengandung arti pengalaman

psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami setiap orang dalam rangka

untuk memacu individu agar mengatasi masalah yang sedang dihadapi

sebaik-baiknya (Herri, 2011).

Menurut Stuart (2013) kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas

dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya,

keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

16

Kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara

interpersonal. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan

hidup, tetapi tingkat ansietas berat tidak sejalan dengan kehidupan. Dapat

dilihat dalam suatu rentang:

Respon adaptif respon maladaftip

Antisipasi Ringan Sedang Berat Berat sekali

Gambar 1.1. Rentang respon ansietas

1) Teori kecemasan

Stuart (2007) menyatakan ada beberapa teori yang telah dikembangkan untuk

menjelaskan faktor-faktor yang mempengarhui kecemasan, yaitu :

1. Faktor predisposisi

a. Teori Psikoanalitik

Menurut Suliswati (2005) kecemasan timbul akibat reaksi psikologis

individu terhadap ketidakmampuan mencapai orgasme dalam hubungan

seksual, kecemasan dapat timbul secara otomatis akibat dari stimulus

internal dan eksternal yang berlebihan.

b. Teori interpersonal

Suliswati (2005) mengemukankan bahwa kecemasan timbul akibat

ketidakmampuan untuk berhubungan interpersonal dan sebagai akibat

penolakan, kecemasan bisa dirasakan bila individu mempunyai

kepekaan terhadap lingkungan.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

17

c. Teori perilaku

Perilaku merupakan hasil belajar dari pengalaman yang pernah dialami,

konflik menimbulkan kecemasan yang dapat meningkatkan persepsi

terhadap konflik dengan timbulnya perasaan ketidakberdayaan.

d. Teori Keluarga

Studi pada keluarga dan epidemiologi memperhatikan bahwa

kecemasan selalu ada pada tiap-tiap keluarga dalam berbagai bentuk

dan sifatnya heterogen.

e. Teori biologik

Otak memiliki reseptor khusus terhadap benzodiazepin, reseptor

tersebut berfungsi membantu regulasi kecemasan. Regulasi tersebut

berhubungan dengan aktivitas neurotransmiter Gamma Amino Butyric

Acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron dibagian otak yang

bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

2) Faktor presipitasi

1. Faktor eksternal : Ancaman integritas diri meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik

dan pembedahan). Ancaman sistem diri ancaman terhadap identitas diri,

harga diri, hubungan interpersonal, kehilangan, dan perubahan status.

2. Faktor internal : Potensial stressor keadaan yang menyebabkan perubahan

dalam kehidupan sehingga individu dituntut untuk beradaptasi. Pendidikan

tingkat pendidikan individu berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka individu semakin mudah berpikir

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

18

rasional dalam menangkap informasi. Respon koping mekanisme koping

digunakan seseorang saat mengalami kecemasan. Ketidakmampuan

mengatasi kecemasan secara konstruktif merupakan penyebab terjadinya

perilaku patologis. Status sosial ekonomi yang rendah pada seseorang akan

menyebabkan individu mudah mengalami kecemasan. Keadaan fisik

individu yang mengalami gangguan fisik akan mudah mengalami

kelelahan fisik. Kelelahan fisik yang dialami akan mempermudah individu

mengalami kecemasan. Tipe kepribadian individu dengan tipe kepribadian

A lebih mudah mengalami gangguan akibat kecemasan dari pada orang

dengan tipe kepribadian B. Dukungan sosial merupakan sumber koping

individu, dukungan sosial dari kehadiran orang lain membantu seseorang

mengurangi kecemasan sedangkan lingkungan mempengaruhi area berfikir

individu. Usia, usia muda lebih mudah cemas dibandingkan individu

dengan usia yang lebih tua. Jenis kelamin berkaitan dengan kecemasan

pada pria dan wanita, Trismiati (2011) mengatakan bahwa perempuan

lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan laki-laki, laki-

laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif.

Lingkungan dan situasi seseorang yang berada di lingkungan asing

lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan di lingkungan yang

sudah dikenalnya, dengan lingkungan dan situasi yang baru akan

berdampak hospitalisasi. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu

keadaan yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di rumah

sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

19

tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu

psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi

dengan lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang

dialami klien selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu

psikologi klien, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial klien

dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit termasuk pada

perawat. Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya

berupa cemas, rasa kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan

oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka akan

mempengaruhi perkembangan psikososial.

3) Respon individu terhadap kecemasan

Menurut Stuart & Sundeen (2008) respon fisiologis kecemasan yaitu:

a. Respon fisiologis terhadap cemas

Tabel 1.1 Respon fisiologis terhadap kecemasan

Sistem tubuh Respons

Kardiovaskular Palpitasi, jantung “berdebar”, tekanan darah

meningkat, rasa ingin pingsan, pingsan, tekanan

darah menurun, denyut nadi menurun.

Pernapasan Napas cepat, sesak napas, tekanan pada dada,

napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan,

sensasi tercekik, terengah-engah.

Neuromuskular Refleks meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-

kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah,

mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum,

tungkai melemah, gerakan yang janggal.

Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa

tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen,

mual, nyeri ulu hati, diare.

Saluran perkemihan Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih.

Kulit Wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak

tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit,

wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

20

b. Respon perilaku, kognitif, dan afektif terhadap kecemasan

Tabel 1.2 Respons perilaku, kognitif dan afektif terhadap kecemasan.

Sistem tubuh Respons

Perilaku Gelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut,

bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mengalami

cedera, menarik diri dari hubungan interpersonal,

inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghindar,

hiperventilasi, sangat waspada.

Kognitif Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah

dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan

berpikir, lapang persepsi menurun, kreativitas

menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat

waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas, takut

kehilangan kendali, takut pada gambaran visual, takut

cedera atau kematian, kilas balik, mimpi buruk.

Afektif Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup,

ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran,

kecemasan, mati rasa, rasa bersalah, malu.

4) Reaksi terhadap kecemasan

Menurut Hawari (2006), reaksi terhadap kecemasan dapat dibagi menjadi:

a) Reaksi adaptif

Bila kecemasan terjadi dan individu mampu menahan dan mengelola

kecemasan tersebut, maka akan menghasilkan reaksi positif. Tidak semua

kecemasan bersifat merusak, kecemasan bisa menjadi tantangan

motivator yang kuat dalam menghadapi masalah, penyelesaian konflik

dan menghasilkan tingkat fungsi yang lebih tinggi.

b) Reaksi maladaptif

Pola koping maladaptif terhadap kecemasan dapat muncul melalui

bermacam-macam bentuk termasuk tingkah laku agresif, merusak diri

dan isolasi diri, pemborosan uang, menggunakan obat terlarang,

pelanggaran, mabuk dan tingkah laku seksual yang berlebihan.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

21

5) Tanda dan gejala kecemasan

Adanya gejala-gejala fisik maupun psikologis yang menyertai kecemasan

dapat dijelaskan sebagai berikut: gejala fisik meliputi telapak tangan basah,

tekanan darah meninggi, badan gemetar, denyut jantung meningkat dan

keluarnya keringat dingin. Gejala fisik yang menyertai kecemasan adalah

palpitasi, keringat dingin, telapak tangan basah, denyut jantung meningkat,

serta keluarnya keringat dingin (Asmadi, 2008). Gejala klinis kecemasan :

a. Khwatir, takut akan pikirannya sendiri dan mudah tersinggung

b. Tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.

c. Gangguan pola tidur dan mimpi yang menyeramkan

d. Takut sendiri atau takut banyak orang.

e. Gangguan konsentrasi atau daya ingat.

f. Keluhan somatic, terapi rasa sakit pada tulang dan otot pendengaran

bordering, berdebar-debar sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan

perkemihan dan sakit kepala (Hawari, 2008).

6) Tingkat kecemasan

Menurut Novitasari (2012) ada empat tingkat kecemasan yaitu:

a) Kecemasan ringan, berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa

kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan idividu

akan berhati-hati dan waspada.

b) Kecemasan sedang, pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan

menurun atau individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu akan

mengesampingkan hal lain.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

22

c) Kecemasan berat, pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit

individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan menghasilkan hal-

hal yang lain. Individu tidak berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak

pengarahan atau tuntutan.

d) Panik, tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terpengaruh,

ketakutan dan terror. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan

menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan

untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan

kehilangan pemikiran rasional.

7) Faktor pencetus

Faktor pencetus seseorang menjadi cemas menurut Asmadi (2008) dapat

berasal dari diri sendiri (faktor internal) yang tidak memiliki keyakinan akan

kemampuan diri, maupun diluar dirinya (faktor eksternal) yaitu dari

lingkungan seperti ketidaknyamanan akan kemampuan diri, threat (ancaman),

conflik (pertentangan), fear (ketakutan), unfuled need (kebutuhan yang tidak

terpenuhi). Namun demikian pencetus kecemasan dapat dikelompokan dua

kategori yaitu:

1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau

gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan

terhadap kebutuhan dasarnya.

2. Ancaman terhadap system diri yaitu adanya sesuatu yang dapat

mengancam terhadap identitas diri, harga diri, kehilangan status/peran diri

dan hubungan interpersonal.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

23

8) Cara ukur kecemasan

Instrument penelitian menggunakan skala Hospital Anxiety and

Depression Scale (HADS) adalah instrumen yang digunakan untuk melakukan

pengukuran tingkat kecemasan dan depresi. Instrument dalam penelitian ini

berupa jenis kuesioner yaitu kuesioner HADS-A (Hospital Anxiety and

Depression Subscale-Anxiety) digunakan hanya untuk mengukur tingkat

kecemasan dikembangkan oleh Zigmond and Snaith (1983) dan dimodifikasi

oleh Tobing (2012). Alat ukur yang telah dirancang untuk digunakan dalam

setting rumah sakit dan hanya terdiri dari 7 item pernyataan yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan. Semua pernyataan terdiri dari pernyataan positif

(pavorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) untuk meghindari adanya

bias. Pengelolan nilai skor merupakan penjumlahan seluruh hasil jawaban

adalah tidak ada gejala (skor 0-7), ringan (skor 8-10), sedang (skor 11-15) dan

berat (skor 16-21).

9) Kecemasan pada pasien diabetes mellitus

Menurut Novitasari (2012) menyatakan bahwa pola fikir individu setiap

orang berbeda-beda untuk mencapai tujuan dalam kesembuhannya. Biasanya

pada tahap-tahap awal mengalami kecemasan bahkan depresi adalah mereka

yang tidak mampu mengolah fikiran baiknya, energi positif yang dimiliki

terbuang begitu saja karena vonis dokter kemudian digantikan dengan

perasaan-perasaan buruk tentang penyakitnya.

Penderita diabetes mellitus memiliki tingkat kecemasan yang berkaitan

dengan penyakit dan pengobatan yang harus dijalani sejak masuk dan dirawat

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

24

di rumah sakit sehingga akan berdampak hospitaslisasi yang mengakibatkan

kecemasan. Kecemasan dapat terjadi berkaitan dengan penatalaksanaan terapi

yang harus dijalani seperti diet atau pengaturan makan, pemeriksaan kadar gula

darah, konsumsi obat dan juga olahraga. Selain itu, risiko komplikasi penyakit

yang dapat dialami penderita juga menyebabkan terjadinya kecemasan.

Kecemasan dapat menyebabkan semakin memburuknya kondisi kesehatan atau

penyakit yang diderita oleh seseorang. Penderita diabetes melitus jika

mengalami kecemasan yang tinggi akan mempengaruhi proses kesembuhan

dan menghambat kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2. Dukungan Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan

darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu

dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu

budaya (Friedman, 2010). Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan

penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari

orang lain (orangtua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan subjek

dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau materi

yang dapat menjadikan individu merasa disayangi, diperhatikan dan dicintai

(Ali, 2009).

Menurut Friedman (2010) Dukungan keluarga yang diberikan yaitu

dukungan penilaian keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan

balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, keluarga memberikan

support, penghargaan, perhatian. Dukungan instrumental yaitu keluarga

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

25

merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya

kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat,

terhindarnya penderita dan kelelahan merupakan bagian integral dari

keseluruhan dukungan yang berpusat pada suatu pendekatan lingkungan sosial.

Dukungan informasional yaitu keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan

jasmani maupun rohani. Dukungan emosional juga diberikan keluarga meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian, mendengarkan dan dengarkan.

Sumber dukungan keluarga ada 2 yaitu diantaranya ada dukungan keluarga

internal, seperti dukungan dari suami dan istri serta dukungan dari saudara

kandung sedangkan dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti (dalam

jaringan kerja sosial keluarga), merupakan jaringan sosial keluarga secara

sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga itu sendiri.

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga (Purnawan, 2008) :

1. Faktor internal : Tahap perkembangan dukungan dapat ditentukan oleh

faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan dukungan, dengan

demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan

respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda. Pendidikan atau

tingkat pengetahuan keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan

terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan dan

pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Faktor emosi dapat

mempengaruhi keyakinan terhadap adanya dukungan dan cara

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

26

melaksanakannya, seseorang yang respon stress dalam setiap perubahan

hidupnya cenderung berespon terhadap berbagai sakit. Spiritual aspek

spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan.

2. Faktor eksternal : Praktek dikeluarga cara bagaimana keluaraga

memberikan dukungan biasanya mempengaruhi penderita dalam

melaksanakan kesehatannya. Faktor sosio ekonomi, faktor sosial dan

psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit yang

mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap

penyakitnya. Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan

kebiasaan individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara

pelaksanaan kesehatan pribadi.

2) Pengukuran dukungan keluarga

Menurut Neff dalam Hensaring (2009) Dukungan keluarga merupakan

indikator yang paling kuat memberikan dampak positif terhadap perawatan

diri pada pasien diabetes mellitus. Dukungan keluarga terdiri atas orang tua

ke anak, anak ke orang tua, saudara ke saudara, antar pasangan, cucu ke

kakek/nenek. Pemberian dukungan keluarga perlu di evaluasi dan diadaptasi

untuk memastikan keberhasilan dari rencana asuhan keperawatan pada

pasien. Pengukuran dukungan keluarga dilakukan dengan menggunakan

kuesioner dukungan keluarga yang terdiri dari 15 item pernyataan dengan

alternatif jawaban : iya=0 atau tidak=1. Kemudian dikategorikan ke kurang

(skor 0-5), cukup (skor 6-10) dan baik (skor 11-15).

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

27

3) Dukungan keluarga terhadap pasien diabetes mellitus

Menurut Niven (2012) pada pasien diabetes mellitus ada beberapa

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pencegahan kaki diabetik adalah

dukungan keluarga. Dukungan keluarga dalam bentuk dukungan emosional

dari anggota keluarga yang lain, waktu dan uang merupakan faktor-faktor

penting dalam kepatuhan terhadap program-program medis. Keluarga dapat

membantu mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh penyakit yang

dialami, mereka dapat menghilangkan godaan ketidak taatan dan mereka

seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan

yang dalam hal ini mencegah kaki diabetik. Berdasarkan hasil analisis,

diketahui bahwa dukungan keluarga memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap tingkat kecemasan penderita diabetes mellitus tipe 2.

Menurut Novitasari (2012) pasien diabetes mellitus biasanya

mengalami permasalahan psikologis seperti mengalami depresi, stress, dan

kecemasan. Maka cara yang baik dengan menjalani aktivitas yang dapat

mengembalikan gairah hidup diawali dengan adanya dukungan dari

keluarga, dukungan keluarga sebagai alternatife agar pasien merasa senang

sehingga menurunkan tingkat kecemasan pasien, meningkatkan

kebersamaan diantara anggota keluarga hingga dapat meringankan beban

psikologis dan kecemasan yang dirasakan pasien.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

28

3. Diabetes mellitus

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, diabetes

mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

kedua-duanya. Diabetes melitus yaitu penyakit menahun yang akan diderita

seumur hidup dalam pengelolaan penyakit tersebut, selain dokter, perawat, ahli

gizi, tenaga kesehatan lain, peran pasien dan keluarga menjadi sangat penting.

A. Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi diabetes mellitus dibedakan menjadi menjadi 2 yaitu :

1. Diabetes mellitus tipe 1, insulin dependent diabetes mellitus (IDDM).

Diabetes jenis ini akibat kerusakan sel beta pankreas. Dahulu diabetes

mellitus tipe 1 disebut juga diabetes onset-anak (atau onset-remaja) dan

diabetes rentan-ketosis (karena sering menimbulkan ketosis). Onset

diabetes mellitus tipe 1 biasanya sebelum usia 25-30 tahun (tetapi tidak

selalu demikian karena orang dewasa dan lansia yang kurus juga dapat

mengalami diabetes mellitus jenis ini). Sekresi insulin mengalami

defisiensi (jumlahnya sangat rendah atau tidak ada sama sekali), pasien

biasanya akan mudah terjerumus ke dalam situasi ketoasidosis diabetik

(Arisman, 2011).

2. Diabetes mellitus tipe 2 (Non - insulin Dependent Diabetes Mellitus -

NIDDM) kelainan yang terjadi pada diabetes tipe 2 yaitu sekresi insulin

yang abnormal dan timbulnya resistensi organ tubuh terhadap aktivitas

insulin untuk mengendalikan kadar glukosa.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

29

B. Diagnosis diabetes mellitus

Kriteria diagnostik diabetes mellitus menurut (Perkin, 2006) atau yang

dianjurkan ADA (American Diabetes Association):

1) Kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl

2) Kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dl

3) Kadar gula darah plasma ≥ 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban

glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral.

C. Tanda-tanda dan gejala-gejala diabetes

Tanda dan gejala pada pasien diabetes menurut Novitasari (2012) :

Tabel 1.3. Tanda dan gejala diabetes mellitus

Tergantung insulin tipe 1 Tidak Tergantung insulin tipe 1

a. Biasanya terjadi dengan

tiba-tiba

b. Dahaga atau haus yang

sangat

c. Sering buang air kecil

d. Lapar yang sangat

e. Menurunnya berat badan

f. Mudah marah

g. Kurang tenaga

h. Lemah dan lesu

i. Semut mengerubungi air

kencing

a. Biasa terjadi secara diam-diam dan

pelan-pelan.

b. Sebagian atau seluruhnya tanda-tanda

dan gejala-gejala seperti pada diabetes

tipe 1.

c. Gatal-gatal terutama pada daerah

kemaulan

d. Luka atau goresan lambat sembuh

e. Sering lambat sembuh infeksi tak jelas

penyebabnya pada kulit, gusi dan

kandung kencing.

f. Rasa nyeri, pegal dan rasa ditusuk-tusuk

pada tungkai dan kaki.

g. Penglihatan kabur

h. Mual dan muntah

D. Etiologi

Penyebab penyakit diabetes mellitus itu dibagi menjadi dua yaitu :

1. Diabetes Mellitus Tipe I

Diabetes mellitus tipe I yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta

pada pankreas. Kombinasi dari faktor genetik, imunologi dan mungkin

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

30

pula pada lingkungan (misalnya seperti infeksi, virus) diperkirakan

turut menimbulkan destruksi sel beta.

2. Diabetes Mellitus Tipe II (NIDDM)

Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin pada diabetes mellitus tipe II masih belum diketahui.

Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya

resistensi insulin (Smeltzer & Bare, 2011). Diabetes Tipe II disebabkan

oleh kombinasi faktor genetik yang berhubungan dengan gangguan

sekresi insulin dan resistensi insulin dan faktor-faktor seperti:

a. Usia (resistensi cendrung meningkat diusia 65 tahun)

b. Obesitas, makan berlebihan, kurang olahraga, stress, penuaan.

c. Riwayat keluarga dengan diabetes

E. Faktor risiko diabetes mellitus

1) Faktor risiko yang dapat diubah

a. Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam

aktivitas sehari-hari seperti makanan cepat saji, olahraga tidak

teratur dan minuman bersoda (ADA, 2009).

b. Diet yang tidak sehat perilaku diet yang tidak sehat yaitu kurang

olahraga, menekan nafsu makan, sering mengkonsumsi makanan

siap saji (Abdurrahman, 2014).

c. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya

penyakit diabetes mellitus, obesitas dapat membuat sel tidak sensitif

terhadap insulin (Fathmi, 2012).

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

31

d. Tekanan darah tinggi merupakan peningkatan kecepatan denyut

jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari

tepi dan peningkatan volume aliran darah (Jafar, 2010).

2) Faktor risiko yang tidak dapat diubah

a. Usia, semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko

terkena diabetes tipe 2. diabetes mellitus tipe 2 terjadi pada orang

dewasa setengah baya, paling sering setelah usia 45 tahun

(American Heart Association (AHA), 2012).

b. Riwayat keluarga diabetes melitus seorang anak dapat diwarisi gen

penyebab diabetes mellitus orang tua. Biasanya, seseorang yang

menderita diabetes mellitus mempunyai anggota keluarga yang juga

terkena penyakit tersebut (Ehsa, 2010).

c. Ras atau latar belakang etnis terjadi pada hispanik, kulit hitam,

penduduk asli Amerika, dan Asia (ADA, 2009).

F. Patofisiologi Diabetes Mellitus

1) Patofisiologi diabetes mellitus tipe 1

Sistem imunitas menyerang dan menghancurkan sel yang memproduksi

insulin beta pankreas (ADA, 2014). Kondisi tersebut merupakan

penyakit autoimun yang ditandai dengan ditemukannya anti insulin

atau antibodi sel antiislet dalam darah (WHO, 2014). National Institute

of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) tahun 2014

menyatakan bahwa autoimun menyebabkan infiltrasi limfositik dan

kehancuran islet pankreas. Kehancuran memakan waktu tetapi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

32

timbulnya penyakit ini cepat dan dapat terjadi selama beberapa hari

sampai minggu. Insulin yang dibutuhkan tubuh tidak dapat terpenuhi

karena adanya kekurangan sel beta pankreas yang berfungsi

memproduksi insulin, diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin, dan

tidak akan merespon insulin yang menggunakan obat oral.

2) Patofisiologi diabetes tipe 2

Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak mutlak,

berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan yang ditandai dengan kurangnya sel beta

atau defisiensi insulin resistensi insulin perifer (ADA, 2014). Resistensi

insulin perifer berarti terjadi kerusakan pada reseptor-reseptor insulin

sehingga menyebabkan insulin menjadi kurang efektif mengantar

pesan-pesan biokimia menuju sel-sel (CDA, 2013). Dalam kebanyakan

kasus diabetes tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk merangsang

pelepasan insulin yang memadai, maka pemberian obat melalui

suntikan dapat menjadi alternatif.

G. Komplikasi diabetes mellitus

Komplikasi yang dialami penderita diabetes mellitus bervariasi diantaranya

komplikasi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Komplikasi fisik yang

timbul berupa kerusakan mata, kerusakan ginjal, penyakit jantung, tekanan

darah tinggi, stroke bahkan sampai menyebabkan gangren. Komplikasi

psikologis yang muncul yaitu dapat berupa kecemasan (Barnes, 2009).

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

33

B. Kerangka Teori

Keterangan :

: Yang diteliti

: Yang tidak diteliti

1.1. Kerangka Teori

Sumber: Novitasari (2012), Stuart & Sundeen (2008),

Friedman (2010).

Komplikasi

Diabetes Mellitus:

1. Fisik

2. Psikologis

3. Sosial

4. Ekonomi

Faktor Internal :

(Hospitalisasi)

Diabetes Mellitus tipe 1 :

Insulin dependent diabetes

mellitus (IDDM). Diabetes

jenis ini akibat kerusakan sel

beta pankreas.

Diabetes Mellitus tipe 2:

(Non - insulin Dependent

Diabetes Mellitus - NIDDM) terjadi akibat sekresi insulin

yang abnormal dan timbulnya

resistensi organ tubuh terhadap

aktivitas insulin.

Diabetes Mellitus

Respon Psikologis:

Kecemasan

Faktor Ekstrenal :

Dukungan Keluarga

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

34

C. Kerangka Konsep

Gambar 1.3. Kerangka Konsep

Dibetes Mellitus Respon Kecemasan Tingkat

Kecemasan

1. Ringan

2. Sedang

3. Berat

4. Panik

Dukungan

Keluarga

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. - UMPrepository.ump.ac.id › 8345 › 3 › Wiwik Dwiyani BAB II.pdf · Kecemasan adalah reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, ... darah,

35

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesi adalah jawaban sementara dari masalah penelitian (Notoatmodjo,

2010). Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep penelitian, maka

rumusan masalah hipotesis dalam penelitian adalah :

1. Ha (Hipotesis Altrernatif) adalah hipotesis yang menyatakan terdapat

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Ha :Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan pasien diabetes mellitus.

2. Ho (Hipotesis Nol) merupakan hipotesis yang menyatakan tidak

adanya hubungan antar variabel.

Ho :Tidak terdapat hubungan dukungan keluarga dengan

tingkat kecemasan pasien diabetes mellitu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN..., Wiwik Dwiyani, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018