bab ii tinjauan pustaka
DESCRIPTION
krisminTRANSCRIPT
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGILABORATORIUM GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kristalografi
Kata "Kristalografi" berasal dari kata bahasa Yunani crystallon yang
berarti tetesan dingin atau beku, dengan makna meluas kepada semua padatan
transparan pada derajat tertentu, dan graphein yang berarti menulis (Anonim,
2013).
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri
dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar,
struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu
kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar
yang membatasinya. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa
disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi
permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk
kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti
kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian (Hidayatullah, 2012).
2.1.1. Kristal
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar
secara tiga dimensi.
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami
proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal
tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya terpasang pada kisi
atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal
terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin.
Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan
polikristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan
tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi
Muhammad ArifH1C113013
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGILABORATORIUM GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin
dikenal sebagai kristalisasi.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan
kristalin, dalam keadaan tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk
non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi karena pendinginan yang
terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi
kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau
seperti gelas. Terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan
amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses
pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (latent heat of
fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan
gelas sebagai cairan, bukan padatan
Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan
semua jenis ikatan kimia. Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan
polikristalin, logam amorf atau kristal tunggal harus diproduksi secara
sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat
pemadatan garam, baik dari lelehan cairan maupun kondensasi larutan.
Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya adalah intan,
silika dan grafit. Material polimer umumnya akan membentuk bagian-
bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya biasanya
mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga
dapat berperan dalam struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah
yang menyatukan lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit.
Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat
kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek besar
pada sifat-sifat material tersebut.
Meskipun istilah kristal memiliki makna yang sudah
ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan
sehari-hari, kristal merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk
geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal
tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung
pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan
Muhammad ArifH1C113013
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGILABORATORIUM GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju,
intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.
Bentuk kristal dibedakan berdasarkan sifat-sifat simetrinya
(bidang simetri dan sumbu simetri) dibagi menjadi tujuh sistem, yaitu :
Isometrik, tetragonal, hexagonal, trigonal, ortorombik, monoklin dan
triklin.
Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokkan menjadi 32
kelas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur
simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari
lima kelas, sistem tetragonal mempunyai tujuh kelas, sistem ortorombik
memiliki tiga kelas, hexagonal tujuh kelas dan trigonal lima kelas.
Selanjutnya monoklin mempunyai tiga kelas dan triklin dua kelas
(Hidayatullah, 2012).
2.1.2. Unsur-Unsur Simetri Kristal
Unsur simetri kristal digunakan untuk memperlihatkan atau
mencari hubungan terhadap bidang polyhedrals penyusun kristal pada
permukaan bidang kristal. Unsur simetri biasa didapat apabila kita
menampakan kristal-kristal dalam dua demensi atau tiga dimensi.
Unsur-unsur simetri meliputi:
a. Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat
membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian
yang satu merupakan pencerminan dari yang lain. Beberapa bidang
simetri antara lain:
1) Bidang Cermin (Mirror plane)
Bidang cermin merupakan bidang khayal sebagai
perefleksian yang membelah tubuh kristal menjadi dua bagian
yang sama bentuk dan ukurannya pada arah yang berlawan.
Bidang cermin biasanya dituliskan dengan notasi M atau P.
2) Glide plane
Muhammad ArifH1C113013
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGILABORATORIUM GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Glide plane merupakan bidang simetri yang
menghasilkan kenampakan simetris kombinasi antara cermin
atau translasi atau pergeseran.
3) Bidang Simetri Utama
Bidang simetri utama merupakan bidang yang dibuat
melalui dua sumbu simetri utama kristal simetrinya.
4) Bidang Simetri Diagonal
Bidang simetri diagonal merupakan suatu bidang
simetri yang dibuat hanya melalui suatu sumbu simetri utama
kristal. Bidang ini biasanya disebut dengan bidang diagonal saja
dengan suatu notasi.
b. Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis khayal, dimana kristal dapat
berotasi yang disebut juga sebagai sumbu lipat dan yang dapat
menunjukan paling banyak dari kenampakan kristal atau merupakan
garis khayal pada kristal yang apabila diputar sebanyak satu kali
pemutaran penuh (3600) melalui garis khayal ini sebagai poros
pemutarannya akan menghasilkan kenampakan yang sama.
Beberapa jenis sumbu simetri antara lain :
1) Sumbu utama yang mempengaruhi dalam penentuan sistem
kristal yaitu sumbu a, sumbu b, sumbu c, seperti yang telah
dibahas dalam subbab sebelumnya.
2) Sumbu miring yang tidak mempengaruhi dalam penentuan
sistem kristal. Sumbu ini dibagi 2, yaitu :
a) Sumbu Diagonal
Sumbu diagonal merupakan sumbu yang
menghubungkan sudut-sudut kristal yang biasanya terletak
di antara sumbu a atau sumbu b dengan sumbu c.
b) Sumbu Oblique
Muhammad ArifH1C113013
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGILABORATORIUM GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumbu oblique adalah sumbu miring selain sumbu
diagonal yang biasanya letaknya selain sumbu di antara
sumbu a atau sumbu b dengan sumbu c.
3) Sudut Antara Sumbu Utama Besar sudut sangat menentukan
dalam penentuan sistem kristal, dimana sudut-sudut tersebut
antara lain :
(1) Sudut antara sumbu b dan sumbu c
(2) Sudut antara sumbu a dan sumbu c
(3) Sudut antara sumbu a dan sumbu b
4) Sumbu rotasi
Sumbu rotasi merupakan sumbu simetri yang apabila
diputar akan menunjukan kenampakan yang sama (berulang)
pada sisi depan tidak terlihat kenampakan kombinasi inversi atau
pembalikan, pada sisi belakang kristal tersebut. Notasi penulisan
dan simbol gambar dibedakan sesuai dengan nilai subunya yang
berdasarkan atas jumlah munculnya kenampakan ulang
sepanjang satu periode putaran penuh.
5) Sumbu Rotasi Inversi
Sumbu rotasi inversi merupakan sumbu simetri yang
dapat menunjukan kenampakan kombinasi antara kenampakan
ulang pada sisi depan kristal dengan kenampakan inversi atau
pembalikan pada sisi yang lainnya. Jumlah kenampakan antara
kenampakan ulang dengan kenampakan inversinya merupakan
nilai sumbu tersebut.
6) Sumbu sekrup (screw axis)
Sumbu sekrup (screw axis) merupakan sumbu simetri
sebagai bentuk kombinasi antara pemutaran dan pergeseran atau
translasi dimana selain pemutaran selai menunjukan
kenampakan ulang disertai juga dengan pergeseran dan
umumnya digunakan untuk mengidentifikasi space group.
c. Pusat simetri
Muhammad ArifH1C113013
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGILABORATORIUM GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita
dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal
menembus pusat Kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada
permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat
kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal
mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut
mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang
berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang
yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang
pasangannya (Anonim, 2012).
Muhammad ArifH1C113013