bab ii tinjauan pustaka 2.1 tinjauan mesin pengupas nanaseprints.umm.ac.id/39018/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Mesin Pengupas Nanas
Nanas adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki
kandungan air 90% dan kaya akan Kalium, Kalsium, lodium, Sulfur, dan Khlor. Selain
itu juga kaya Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta Enzim Bromelin. Mesin
pengupas nanas yaitu suatu alat yang dapat membantu masyarakat atau industri dalam
kegiatan pengupasan agar lebih mudah dalam proses pengerjaannya, sehingga kerja dari
produsen akan lebih efisien, mudah dan mendapat hasil yang maksimal. (
Dzulqornaini,Achmad Heru Adiwibowo, Priyo. 2015, Rancang Bangun Mesin Pengupas
Kulit Nanas Semi Otomatis )
Dari perkembangan zaman di era yang sudah maju ini banyak mesin pengupas
nanas yang berbeda beda terutama pada bentuk desain, berikut ini beberapa jenis mesin
pengupas nanas :
2.1.1 Alat pengupas kulit nanas manual
Alat ini digunakan untuk mengupas buah nanas secara manual yaitu dengan
bantu tenaga manusia.
7
Gambar 2.1 alat pengupas manual
Cara kerjanya yaitu pegang bagian tuas atau pegangan alat tersebut kemudian
ujung alat atau bagian yang tajam taruh di atas nanas lalu dorong alat sambil
diputar sampai bagian bawah nanas dan angkat alat tersebut sehingga daging
nanas ikut terbawa ke atas, alat ini lebih simpel serta memiliki dimensi yang
sangat kecil sehingga mudah di bawa kemana saja namun alat ini memiliki
beberapa hal yang dapat mengurangi ke efisiensian dalam proses pengupasan
selain waktu pengupasan juga banyak daging buah nanas yang terbuang serta
hasil yang tidak maksimal.
2.1.2 Mesin pengupas nanas semi otomatis
Mesin ini dirancang mengupas kulit buah nanas dengan tenaga penggerak yaitu
tenaga listrik namun masih mengunakan bantuan tenaga manusia dalam proses
pengupasannya.
Gambar 2.2 mesin pengupas nanas semi otomatis
8
Keterangan gambar:
1. Rangka 10. Stang 19. Meja stainless 2. Motor 11. Sliding 20. Pemegang pisau 3. Pulley pada motor 12. Pisau hati nanas 4. V-belt 13. Pisau kulit nanas 5. Pulley pada poros 14. Tempat nanas 6. Poros 15. Tuas pengungkit 7. Pelatuk 16. Pegas 8. Bantalan 17. Tuas kiri 9. Rangka 18. Meja kayu
Mesin pengupas kulit nanas semi otomatis ini akan berkerja ketika motor
dialiri listrik sehingga motor ini akan memutar pulley yang ada pada ujung
poros motor tersebut. Putaran pulley tersebut akan diteruskan oleh sabuk V
(V-Belt) sehingga memutar pulley yang terpasang. Kemudian putaran poros
ditahan oleh pelatuk’an sehingga Pulley dan V-belt akan terus berputar
apabila pelatuk’an tersebut tidak digerakkan oleh tuas manual yang diinjak
oleh kaki. Kemudian lengan menggrakkan sliding yang terpasang pisau
pengupas dan pisau pengupas mampu mengupas kulit.
2.2 Mesin Pengupas Nanas Kapasitas 180 Kg/Jam
Mesin pengupas nanas ini sama dengan mesin pengupas lainnya yaitu bertujuan
untuk memudahkan masyarakat dan industri dalam proses pengelolahan buah nanas,
namun mesin pengupas nanas yang di rancang ini memiliki beberapa hal yang berbeda
dengan mesin pengupas yang lainnya.
Mesin pengupas yang kami rancang ini mengunakan penggerak tenaga listrik dan
semua dijalankan dengan otomatis serta kelebihan lainnya mesin ini lebih efisien waktu
dan dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
9
Dalam perancangannya komponen komponen yang ada di dalam mesin ini harus
memenuhi beberapa elemen yang mana dalam pemilihan elemen-elemen untuk
perancangan dan pembuatan mesin pengupas nanas ini juga harus memperhatikan
kekuatan bahan, dan ketahanan dari berbagai komponen tersebut. Elemen mesin yang di
butuhkan di antaranya adalah poros, motor penggerak, pulley, gear box, dan pisau
pengupas.
2.2.1 Poros dan pasak
Poros adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin, poros
berfungsi sebagai penerus daya. ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan
pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita)
Gambar 2.3 poros
Dalam perancangan sebuah poros ada beberapa hal yang harus di perhatikan
dari segi kekuatan poros, kekakuan poros, putaran kritis, korosi, dan bahan
poros .
( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta
:pradnya paramita). ada beberapa hal yang dapat menentukan sebuah poros
yaitu dengan menghitung beban puntirnya dan beban lenturnya :
10
a) Poros dengan beban puntir
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, berbagai
macam faktor kemanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan,
sehiingga koreksi pertama dapat diambil kecil, jika faktor koreksi
adalah fc maka daya perencana Pd (kW) sebagai patokan adalah:
(2.1)
Jika momen puntir ( disebut juga sebagai momen rencana ) adalah
T(kg.mm) maka
(2.2)
Sehingga
(2.3)
Bila momen rencana T (kg.mm) di bebankan pada suatu diameter poros
ds (mm)s maka tegangan geser 𝜏 (kg.mm2) yang terjadi adalah
(2.4)
Maka selanjutnya menghitung kekuatan tariknya 𝜏𝑎 untuk
menghitungnya dapat menggunakan
(2.5)
Dari persamaan (2.4) diperoleh untuk menghitung diameter poros
ds (mm) sebagai
(2.6)
Pd = fcP(kW)
Pd = (
𝑇
1000)(
2𝜋𝑛1
60)
102
T = 9,74 × 105 ( Pd/n1 )
Type equation here.
𝜏=𝑇
(𝜋𝑑𝑠3 16)⁄
=5,1 𝑇
𝑑𝑠3
Type equation here.
𝜏𝑎 = 𝜎𝐵/(𝑆𝑓1 × 𝑆𝑓2)
Type equation here.
𝑑𝑠 = [
5,1
𝜏𝑎𝐾𝑡𝐶𝑏𝑇]1/3
Type equation here.
11
( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin.
Jakarta :pradnya paramita)
Pasak adalah suatu elemen mesin yang di pakai untuk menetapkan
bagian bagian mesin seperti roda gigi, sprocket, puli, dan kopling. ( :
sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin.
Jakarta :pradnya paramita)
Gambar 2.4 macam macam pasak
Dalam perencanaan pasak ada hal hal penting yang harus di
perhatikan Sebagai contoh ambilah suatu poros yang dibebani dengan
puntiran murni atau gabungan antara puntiran dan lenturan, dimana
diameter poros dan pasak alurnya akan ditentukan. ( sularso, 1987.
Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :pradnya
paramita)
Jika momen rencana dari poros adalah T (kg mm), dan diameter
poros 𝑑𝑠 (mm), maka gaya tangensial F (kg) pada permukaan poros adalah.
(2.7) F=
𝑇
(𝑑2 2)⁄
Type equation here.
12
jika gaya geser bekerja pada penampang mendatar b x l (mm2) oleh gaya F
(kg) dengan demikian tegangan geser yang ditimbulkan adalah
(2.8)
Tegangan geser yang di izinkan 𝜏𝑘𝑎 (kg/mm2), panjang pasak l1 (mm) yang
di perlukan dapat di peroleh.
(2.9)
Gaya keliling F (kg) yang sama seperti tersebut diatas dikenakan pada luas
permukaan samping pasak. kedalaman alur pasak pada poros dinyatakan
dengan 𝑡1, dan kedalaman alur pasak pada naf dengan 𝑡3. Abaikan
pengurangan luas permukaan oleh pembulatan sudut pasak. Dalam hal ini
tekanan permukaan p (kg/𝑚𝑚2) adalah
(2.10)
Dari harga tekanan permukaan yang diijinkan Pa (kg), panjang pasak
yang diperlukan dapat dihitung dari :
(2.11)
( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin.
Jakarta :pradnya paramita )
𝑝 =𝐹
𝑙 × (𝑡1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡2)
Type equation here.
𝜏𝑘 =𝐹
𝑏𝑙
𝜏𝑘 ≧𝐹
𝑏. 𝑙1
𝑝 ≧𝐹
𝑙 × (𝑡1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡2)
Type equation here.
13
2.2.2 Motor
Motor Listrik adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai tenaga penggerak.
Penggunaan motor elektrik disesuaikan dengan kebutuhan daya mesin.
Gambar 2.5 motor listrik
Jika n1 (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T (kg.mm) adalah torai
pada poros motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang diperlukan untuk
menggerakkan system adalah
(2.12)
(2.13)
2.2.3 Bantalan atau Bearing
Bantalan adalah elemen yang menumpu poros berbeban.Sehingga putaran
atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang
𝑃 =(
𝑇1000
)(2𝜋𝑛1
60)
120
Type equation here.
𝑃 =𝑇
9,74 𝑥 105𝑛1
Type equation here.
14
umur. ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin.
Jakarta :pradnya paramita)
Gambar 2.6 bantalan
Bantalan diatas adalah bantalan gelinding dan bantalan memiliki umur nominal,
Jika n (rpm) adalah putaran poros, C (kg) menyatakan beban nominal
dinamisspesifik dan P (kg) beban akivalen dinamis. Maka factor kecepatan (fn)
untuk bantalan bola adalah
Bantalan bola (2.14)
Bantalan rol (2.15)
Factor umur adalah
Untuk kedua bantalan (2.16)
Umur nominal Lh adalah
Untuk bantalan bola (2.17)
Untuk bantalan rol (2.18)
𝑓𝑛 = (33,3
𝑛) 1/3
Type equation here.
𝑓𝑛 = (33,3
𝑛) 3/10
Type equation here.
𝑓ℎ = 𝑓𝑛(𝐶
𝑃)
Type equation here.
𝐿ℎ = 500 𝑓ℎ3
Type equation here.
𝐿ℎ = 500 𝑓ℎ10 3⁄
Type equation here.
15
( : sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta
:pradnya paramita )
2.2.4 Sabuk atau V belt
Sabuk-V terbuat dari karet yang mempunyai penampang trapezium,
Tenonan tetoron atau semacam dipergunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar sabuk ini berfungsi sebagai penerus gerakan dari
poros atau pun transmisi. ( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan
elemen mesin. Jakarta :pradnya paramita )
Gambar 2.7 tipe sabuk
Untuk menghitung Daya rencana (Pd) dapat dihitung seperti terdapat dalam
(2.19)
Keterangan :
P = daya (kW)
Pd = daya rencana (kW)
Untuk menghitung Momen rencana (T1) dapat dihitung
(2.20)
T1 = 9,74 x 105 x (𝑃𝑑
𝑛1)(kg.mm)
Pd = fc x P (kW)
16
T2 = 9,74 x 105 x (𝑃𝑑
𝑛2)(kg.mm)
v = 𝑑𝑝𝑛1
60𝑥1000
L = 2C + 𝜋
2 ( Dp + dp ) +
1
4𝐶 (Dp - dp)
2
Untuk menghitung Momen rencana (T2) dapat dihitung.
(2.21)
Keterangan :
Pd = daya rencana (kW)
n1 = putaran poros penggerak (rpm)
n2 = putaran poros yang digerakan (rpm)
Untuk menghitung diameter lingkaran jarak bagi puli (dp, Dp) dapat dihitung
(2.22)
Maka Dp = dp x i
Keterangan
dp = diameter jarak bagi puli kecil (mm)
Dp = diameter jarak bagi puli besar (mm)
i = perbandingan putaran
Untuk menghitung kecepatan sabuk dapat dihitung
2.23)
Keterangan:
V = kecepatan puli (m/s)
dp = diameter puli kecil (mm)
n1 = putaran puli kecil (rpm)
Untuk menghitung panjang keliling (L) dapat dihitung
(2.24)
𝑛1
𝑛2 = ἰ =
𝐷𝑝
𝑑𝑝 =
1
𝑢 ; u =
1
𝑖
17
Untuk menghitung jarak sumbu poros (C) dapat dihitung
(2.25)
Maka b = 2L – 3,14(Dp + dp)
Untuk menghitung sudut kontak (𝜃) dapat dihitung
(2.26)
Faktor koreksi (k𝜃) = 0,99o
( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta
:pradnya paramita )
2.2.5 Pisau pengupas
Mengupas adalah proses awal dalam mengolah makanan. Supaya proses ini
berjalan lancar, kita membutuhkan pisau pengupas yang tepat . didalam mesin
pengupas nanas ini terdapat elemen yang juga dibutuhkan pada proses
pengupasan yaitu pisau pengupas, pisau pengupas ini berfungsi untuk
mengupas buah yaitu memisahkan bagian kulit buah dengan bagian dagingnya.
Gambar 2.7 pisau pengupas
𝜃 = 180 – 57 (𝐷𝑝− 𝑑𝑝 )
2
𝑐
C = 𝑏+ √𝑏2− 8(𝐷𝑝−𝑑𝑝)
8 (𝑚𝑚)
18
Karena buah nanas yang memiliki daging yang tidak terlalu keras dan mudah
sekali pecah jika mengalami benturan dan gesekan yang keras maka pisau
pengupas ini membentuk huruf V agar pengupasannya bertahap dan menjaga
buah nanas tetap berputar sehingga menghindari resiko buah nanas tersebut
pecah. Untuk menentukan kekuatan pisau atau gaya yang di hasilkan yaitu bisa
mencari gayanya dengan cara
F = m x a (2.27)
F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan ( m / s)
( sularso, 1987. Dasar perancangan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta
:pradnya paramita )
2.2.6 Rangka dan Chasing
Rangka adalah bagian utama dalam perancangan sebuah mesin, rangka suatu
mesin harus memiliki kekuatan dan harus kokoh agar bisa menahan getaran
getaran atau goncangan goncangan akibat pergerakan semua komponen.
Sedangkan chasing adalah bagian pelindung komponen komponen mesin, Selain
itu Casing sering terbuat dari baja yang memiliki ketebalan yang tipis atau sering
disebut dengan pelat baja.
19
Gambar 2.8 rangka mesin
Untuk menentukan kekuatan rangka maka
F1 F2
A B
C D
𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 = 𝑀/𝐸 (2.28)
Dimana 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛 = tegangan ijin suatu bahan (N/mm2)
M = momen lentur (N/mm)
E = modulus elastisitas (mm)
20
2.3 Konsep Desain Mesin Pengupas Nanas
2.3.1 Desain Mesin Pengupas Nanas
Gambar 2.7 Desain Mesin Pengupas Nanas
Mesin pengupas nanas ini akan berkerja ketika motor dialiri listrik
sehingga motor ini akan memutar pulley yang ada pada ujung poros motor
tersebut. Putaran pulley tersebut akan diteruskan oleh sabuk V (V-Belt)
sehingga memutar pulley yang terpasang. Kemudian dan akan menggerakan
rel yang akan membawa nanas masuk kedalam mesin menuju pisau pengupas
nanas dan setelah melalui pisau pengupas maka rel akan membawanya nanas
menuju keluar kembali .
21
2.3.2 Proses Pengupasannya
buah nanas
Gambar 2.8 proses pengupasan
Proses pengupasannya yaitu nanas di tempatkan antara rel atas dan rel bawah
sehingga nanas terjepit dan tidak akan goyang karena nanas tertancap pada gear
pemutar nanas yang menempel pada rel Saat rel bergerak menuju pisau pengupas
bagian gear pemutar nanas akan ikut berputar karena gear pemutar nanas akan
melewati lintasan gear yang membuat gear pemutar nanas dan buah nanas pun ikut
berputar.
Saat rel sudah sampai di pisau pengupas dan nanas dalam keadaan berputar
maka inilah terjadinya proses pengupasan dimana terjadi gesekan antara buah
nanas yang berputar dengan pisau pengupas yang mengakibatkan kulit buah nanas
terkelupas.
22
2.3.3 Menentukan Kapasitas
Untuk mengetahui jumlah kapasitasnya kami melakukan eksperimen teknik
pengupasan mesin pengupas nanas .eksperimen pengupasan nanas ini
menggunakan putaran dan waktu .
Hasil eksperimen kami dalam pengupasan nanas yaitu untuk menentukan
berat rata rata nanas kami melakukan pendataan sebagai berikut:
no Buah nanas Berat (kg)
1 Nanas A 1 kg
2 Nanas B 1,2 kg
3 Nanas C 1,5 kg
4 Nanas D 1,3 kg
Dari data diatas dapat di hitung berat rata ratanya dengan rumus
nilai rata rata =jumlah nilai
banyaknya data
= (1+1,2+1,5+1,3)
4
= 1,25 kg
berat buah nanas rata rata 1,25 kg
untuk pengupasan 1 buah nanas membutuhkan 3 kali putaran dalam waktu
25 detik dengan kedalaman kupasnya sekitar 0,5 cm, Jadi untuk menentukan
kapasitasnya dalam waktu satu jam yaitu
23
1 buah nanas dikupas dalam waktu 25 s
1 jam sama dengan 3600 s
menentukan kapasitasnya 3600/25 = 144 s
menentukan berat 144 s .1,25 kg =180 kg/jam
jadi kapasitas mesin pengupas nanasnya adalah 180 kg/jam