bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian perpustakaan 2.pdf · sebuah gedung yang menyimpan koleksi...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sebuah gedung yang didalamnya terdapat
banyak koleksi, baik berupa koleksi tercetak (buku) maupun koleksi non tercetak
(koleksi digital).
Menurut Sulistyo Basuki (1991:3), menyatakan bahwa Perpustakaan
merupakan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan data-
data dan terbitan-terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan
tertentu yang digunakan pembaca sebagai sumber informasi.
Menurut P. Sumardji (1995), menyatakan bahwa perpustakaan adalah
sebuah gedung yang menyimpan koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis,
tercetak, ataupun grafis lainnya seperti: film, slide, rekaman, dan lain-lain.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa
perpustakaan merupakan sebuah gedung yang berfungsi sebagai sumber informasi
atau tempat menyimpan data atau dokumen, baik berupa buku maupun non buku.
2.1.1 Peranan Perpustakaan Secara Umum
Menurut Qalyubi, dkk (2007), peran perpustakaan dalam meningkatkan
minat baca adalah:
1. Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar.
8
2. Sebagai sarana pembantu peserta didik, dalam memperluas pengetahuan pada
setiap bidang studi.
3. Untuk mengembangkan minat baca dan budaya membaca yang menuju
kebiasaan belajar mandiri.
4. Untuk membantu anak dalam mengembangkan bakat, minat, dan kegemaran.
5. Untuk memperluas kesempatan belajar bagi peserta didik.
6. Untuk membiasakan anak dalam mencari informasi di perpustakaan.
Menurut Jawel Gardiner ( dalam Supriyadi 1986 : 78 ) peran
perpustakaan adalah :
1. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi
pengetahuan.
2. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta
pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
3. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara
sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah
lainnya.
4. Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari,
memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Berdasarkan peran perpustakaan di atas, penulis dpat menyimpulkan
bahwa, perpustakaan memiliki peran penting dalam kehidupan, karena
perpustakan menyediakan berbagai macam informasi yang kita butuhkan.
9
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Secara Umum
Menurut Sulistyo Basuki (1991:27), Pada umumnya perpustakaan
memiliki fungsi yaitu:
1. Sebagai sarana simpan karya manusia;
Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya
karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya.
2. Fungsi informasi;
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak,
terekam maupun koleksi lainnya.
3. Fungsi rekreasi;
Perpustakaan berfungsi sebagai tempat rekreasi karena perpustakaan
menyediakan buku-buku yang tidak menjemukan seperti buku cerita.
4. Fungsi pendidikan;
Perpustakan menyediakan berbagai informasi yang dapat dgunakan sebagai
bahan penunjang pendidikan dalam kegiatan proses belajar mengajar.
5. Fungsi kultural;
Perpustakan sebagai tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi
budaya masyarakat.
6. Fungsi penelitian;
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang dapat menunjang
kegiatan penelitian.
10
2.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang terdapat di
lingkungan universitas, dimana perpustakaan perguruan tinggi sangat membantu
mahasiswa maupun dosen dalam proses belajar mengajar. Adapun pengertian
perpustakaan perguruan tinggi menurut beberapa para ahli diantaranya sebagai
berikut :
Menurut Sulistyo Basuki (1991: 51) Mengemukakan bahwa Perpustakaan
perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan
bawahannya, maupun lembaga yang berfaliasi dengan perguruan tinggi, dengan
tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni Tri Dharma
Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat).
Menurut Fahmi (2009:1) Mengemukakan Perpustakaan perguruan tinggi
merupakan “sebuah sarana penunjang yang didirikan untuk mendukung kegiatan
sivitas akademik, di mana perguruan tinggi itu berada”.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa,
perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah sarana penunjang yang
didirikan untuk mendukung kegiatan sivitas akademika dimana perguruan tinggi
itu berada, baik dalam Universitas, Fakultas, maupun perpustakaan lembaga
penelitian dalam lingkungan perguruan tinggi.
2.2.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan utama perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebagai sarana
penunjang untuk mencapai tujuannya yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
11
Menurut Sulistyo Basuki (1993 : 52) Tujuan dari perpustakaan perguruan
tinggi adalah:
1. Memenuhi keperluan informasi staf pengajar dan mahasiswa.
2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis.
3. Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan.
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan
perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.
Menurut Noerhayati (1987: 2) Tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi
adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan
program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi
aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan
informasi, dan penyebarluasan informasi.
Berdasarkan pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada
dasarnya tujuan perpustakaan perguruan tinggi sangat mendukung, memperlancar
serta mempertinggi kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar baik bagi mahasiswa maupun bagi para dosen.
2.2.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Fungsi perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sebagai sarana penunjang
kegiatan belajar mengajar bagi mahasiswa maupun staf pengajar perguruan tinggi
tersebut.
12
Adapun fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (2004: 3) adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Edukasi, Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas
akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan
pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar
dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi, Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah
diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset, Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan
sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan
pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung
penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya
penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan
masyarakat dalam berbagai bidang.
4. Fungsi Rekreasi, Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang
bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya
inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi, Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan
publikasi karya yang dihasilkan oleh warga erguruan tingginya yakni sivitas
akademika dan staf non-akademik.
6. Fungsi Deposit, Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan
pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
13
7. Fungsi Interpretasi, Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan
memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya
untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Sesuai dengan fungsi-fungsi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
perpustakaan perguruan tinggi dengan fungsinya dapat mendukung program
pendidikan, pengajaran, serta penelitian dengan menyediakan informasi yang
dibutuhkan dan melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi dalam melaksanakan
tujuannya, perpustakaan perguruan tinggi juga manjalankan fungsinya yaitu
fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi,
fungsi deposit, dan fungsi interpretasi.
2.3 PENGERTIAN MEMBACA DAN MINAT BACA
2.3.1 Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dimana kegiatan
tersebut berupa proses penerjemahan simbol atau huruf kedalam kata atau kalimat
yang memiliki makna bagi seseorang.
Adapun pengertian membaca dari beberapa para ahli, diantaranya sebagai berikut:
Menurut Nilyadi kahar (1994) : “Membaca” dalam arti yang luas
merupakan kegiatan fungsional yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi
manusia sebagai mahluk sosial yang berbudaya.
Menurut Kholid A. H dan Lilis S (1997:140), Membaca adalah
mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang-lambang bahan tulis yang
dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frase, kalimat, dan
seterusnya.
14
Menurut Subarti Akhidiah, dkk (1991:22), Membaca merupakan suatu
kesatuan kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkanya
dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud
jawaban.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya yang
kompleks menjadi maksimal dengan cara mengenali huruf dan kata-kata,
menghubungkannya dengan bunyi kemudin menarik kesimpulan mengenai
maksud jawaban tersebut.
2.3.2 Pembinaan Kebiasaan Membaca
Pembinaan kebiasaan membaca dapat dilakukan melalui jalur sebagai
berikut : Diklat Prajabatan Gologan III, Provinsi Bali, (dalam Bahan Ajar Tugas
Baca, 2007).
1. Jalur diri pribadi masing-masing (kesadaran yang tumbuh dari diri sendiri)
Kebiasaan membaca yang tumbuh dari kesadaran diri sendiri yang menyadari
bahwa betapa pentingnya membaca bagi kehidupan.
2. Jalur lingkungan / rumah
Kebiasaan membaca yang tumbuh dengan adanya arahan yang dilakukan oleh
orang tua terhadap seorang anak agar terbiasa untuk membaca.
3. Jalur lingkungan masyarakat
Kebiasaan membaca yang tumbuh dari lingkungan masyarakat atau pergaulan.
15
4. Jalur lembaga pendidikan
Kebiasaan membaca yang tumbuh dari lingkungan sekolah yang mengarahkan
kita agar terbiasa membaca.
5. Jalur instansional (perkotaan)
Kebiasaan membaca yang tumbuh dari kota tempat tinggal.
6. Jalur instansi Pembina ( Perpustakan Nasional, Badan Perpustakan Provinsi).
Kebiasaan membaca yang tumbuh dari adanya perpustakan-perpustakaan,
seperti perpustakaan daerah, perpustakaan Nasional dan perpustakaan lainnya
yang menyediakan koleksi yang beragam sesuai dengan kebutuhan pengguna
perpustakaan.
Menurut Nurhadi, Imam. (1988) Pembinaan minat baca di perpustakaan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Menyediakan perpustakaan yang memiliki gedung, koleksi, maupun perabotan
yang memadai.
2. Koleksi yang terus berkembang dan bervariasi.
3. Tenaga pengelola perpustakaan yang professional.
4. Tersedianya dana yang mencukupi.
5. Pelayanan perpustakaan yang prima berorientasi pada kepuasan pengguna
perpustakaan.
6. Mengadakan promosi perpustakaan dan pameran buku.
7. Menjalin kerjasama antar perpustakaan untuk meningkatkan pelayanan.
16
Berdasarkan pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
pembinaan kebiasaan membaca dapat dilakukan dimana saja baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, bahkan dpat dilakukan melalui perpustakaan.
2.3.3 Tujuan Membaca
Tujuan membaca secara umum adalah memahami ide, kemampuan dalam
menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas,
narasi, prosa ataupun puisi. ( Depdiknas, 2004 : 15 ).
Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu :
1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak
langsung.
2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata
sendiri.
3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-
gagasan utama.
Sedangkan menurut Nurhadi, Imam. (1987) Tujuan umum dari membaca
adalah :
1. Mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah.
2. Mendapat hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan orang lain dalam
lingkungan pergaulannya.
3. Memperkuat nilai pribadi atau keyakinan.
4. Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang.
5. Menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.
17
Berdasarkan kedua pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
tujuan membaca adalah untuk memperoleh informasi dan dapat memahami
kemampuan dalam menangkap makna dari sebuah bacaan untuk mengatasi
sebuah masalah.
2.4 Pengertian Minat Baca
Minat baca merupakan suatu keinginan yang timbul dari diri sendiri yang
mendorong seseorang untuk membaca bahan-bahan bacaan.
Ada beberapa pengertian Minat Baca menurut para ahli diantaranya
adalah:
Menurut sinambela (dalam Sandjaja, 2005), minat baca merupakan sikap
positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap kegiatan membaca dan
tertarik untuk membaca buku-buku bacaan.
Menurut ginting (2005), minat baca merupakan bentuk-bentuk perilaku
yang terarah, guna melakukan kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan
yang kuat.
Menurut liliawati (dalam Sandjaja, 2005), minat baca merupakan suatu
perhatian yang kuat dan mendalam yang disertai dengan perasaan senang terhadap
kegiatan membaca.
Berdasarkan ketiga pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa minat baca merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan penuh
kesadaran diri sendiri dan cendrung menetap dalam rangka membangun pola
komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan
18
dan memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk
mengembangkan intelektualitas dan pembelajran sepanjang hayat.
2.4.1 Upaya-Upaya Membina Minat Baca
Pembinaan minat baca merupakan suatu kegiatan membina atau
membimbing untuk dapat membiasakan diri untuk membaca.
Menurut Shaleh (2009:44) upaya untuk meningkatkan gemar membaca
atau minat baca harus terus dilakukan, khususnya harus dimulai dari anak-anak.
Misalnya di lingkungan sekolah promosi membaca hendaknya dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai di
tingkat perguruaan tinggi mahasiswa.
Menurut E. Koswara (1998 : 2) Upaya pembinaan minat baca merupakan
suatu kegiatan yang harus di kembangkan sejak dini dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan baik pendidikan dasar,
menengah, maupun perguruan tinggi.
Untuk mengembangkan minat baca seseorang terdapat hal-hal yang harus
dilakukan antara lain:
1. Dimulai dari sejak dini
2. Dilakukan dengan terus menerus
3. Disediakan bahan bacaan yang memadai
4. Dilakukan secara bertahap
5. Dilibatkan pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab.
19
Dari pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya
pembinaan minat baca sangat penting dilakukan dan harus dimulai dari usia anak-
anak agar kita terbiasa memperoleh informasi melalui membaca.
2.5 Faktor-Faktor Pendukung Minat Baca
Adapun faktor pendukung yang harus dimiliki suatu perpustakaan untuk
mendukung minat baca adalah (sulistyo Basuki, 1991)
1. Harus adanya gedung perpustakaan.
2. Adanya koleksi bahan pustaka.
3. Petugas perpustakaan/pustakawan.
4. Fasilitas perpustakaan.
Menurut Baderi (2006) Adapun faktor pendukung minat baca diantaranya
adalah:
1. Dorongan dari diri sendiri
2. Lingkungan keluarga
3. Lingkungan masyarakat
4. Lingkungan sekolah
Berdasarkan pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
untuk mendukung minat baca masyarakat suatu perpustakaan harus memiliki
gedung, koleksi, pegawai perpustakaan, dan fasilitas perpustakaan, dan tentu juga
di butuhkan adanya kesadaran dari diri sendiri dan dorongan dari berbagai
lingkungan.
20
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Baca
Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca yaitu ada dua,
diantaranya:
2.6.1 Faktor Umum
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri,
seperti kebiasaan, ekspresi diri, dan lain-lain.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri sendiri
atau faktor lingkungan, baik lingukungan keluarga, tetangga, maupun lingkungan
masyarakat.
2.6.2 Faktor Khusus
1. Faktor Sosiologi
Faktor sosiologi merupakan faktor suasana lingkungan yang kondusif akan
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan akan mendorong timbulnya
minat baca.
2. Faktor Psikologi
Faktor psikologi merupakan kebutuhan dan kepentingan yang berbeda
antara satu dengan yang lain.
21
2.7 Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca
Menurut Qalyubi, dkk (2007), peran perpustakaan dalam meningkatkan
minat baca adalah:
1. Sebagai sumber kegiatan belajar mengajar.
2. Sebagai sarana pembantu peserta didik, dalam memperluas pengetahuan pada
setiap bidang studi.
3. Untuk mengembangkan minat baca dan budaya membaca yang menuju
kebiasaan belajar mandiri.
4. Untuk membantu anak dalam mengembangkan bakat, minat, dan kegemaran.
5. Untuk memperluas kesempatan belajar bagi peserta didik.
6. Untuk membiasakan anak dalam mencari informasi di perpustakaan.
Menurut Darmono (2007:220), menyatakan bahwa aktivitas membaca
tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang
memadai dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Adapun peran yang
harus dijalankan oleh perpustakan dalam usaha menumbuhkan minat baca, seperti
yang dilakukan oleh Darmono yaitu:
1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan.
2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran yang dikaitkan dengan tugas-
tugas di perpustakaan.
3. Memberikan pengarahan terhadap pengguna yang paling banyak meminjam
buku di perpustakaan dalam kurun waktu tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan
memegang peran penting dalam meningkatkan minat baca, karena melalui