bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Sebelum penelitian ini, telah terdapat beberapa penelitian mengenai ukuran
perusahaan, likuiditas, kebijakan dividen, profitabilitas dan nilai perusahaan.
Berikut ini terdapat beberapa penelitian tentang hal-hal tersebut yang menjadi
refrensi peneliti, antara lain:
1. Cristy Israel dan Ivonne S. Saerang (2018)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian
yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel yaitu
pengaruh struktur modal, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 yang berjumlah 40
perusahaan. Dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan
sampel berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu maka didapat 10 perusahaan yang
memiliki data dan laporan keuangan yang lengkap dan tidak memiliki laba negatif
selama periode penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitan pada model regresi dapat disimpulkan bahwa: (1)
Struktur Modal berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, (2)
13
![Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/2.jpg)
14
Kepemilikan Institusional berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan, (3) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Perbedaan penelitian Cristy Israel dan Ivonne S. Saerang (2018) dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah:
a. Peneliti menggunakan variabel bebas ukuran perusahaan, likuiditas dan
kebijikan dividen serta profitabilitas sebagai mediasi sedangkan menurut
Cristy Israel dan Ivonne S. Saerang (2018) menggunakan variabel struktur
modal, kepemilikan institusional.
b. Populasi peneliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2014-2018, sedangkan menurut Cristy Israel dan Ivonne S.
Saerang (2018) populasinya yaitu perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI periode 2012-2016.
Persamaan penelitian Cristy Israel dan Ivonne S. Saerang (2018) dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah:
a. Tehnik analisis peneliti yang digunakan Cristy Israel dan Ivonne S.
Saerang (2018) dan yang akan dilakukan sama-sama menggunakan
Regresi Linear Berganda.
b. penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Cristy Israel dan Ivonne
S. Saerang (2018) memiliki variabel Dependen yang sama yaitu nilai
perusahaan.
c. penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Cristy Israel dan Ivonne
S. Saerang (2018) menggunakan tehnik analisis purposive sampling.
![Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/3.jpg)
15
2. Margi Cahyaning Fitri & Agus Supriyanto (2017)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh debt to equity ratio,
firm size, inventory turnover, cash turnover, working capital turnover, dan
current ratio terhadap profitabilitas perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI periode 2010-2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data keuangan perusahaan yang
terdaftar di BEI dalam periode 2010-2013. Teknik pengambilan sampel adalah
dengan purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah 35 perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2013. Analisis yang digunakan
adalah metode analisis kuantitatif, meliputi analisis statistik deskriptif, uji regresi
berganda, dan analisis kebaikan model. Teknik sampling yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Ferdinand, 2006). Adapun
kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Merupakan jenis perusahaan pertambangan.
2. Perusahaan pertambangan yang terdaftar selama periode pengamatan
(2010-2013).
3. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap dalam periode pengamatan.
Berdasarkan hasil pengujian cash turnover berpengaruh positif terhadap
profitabilitas, sedangkan debt to equity ratio dan working capital turnover
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Firm size, inventory turnover dan
![Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/4.jpg)
16
current ratio tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Berdasarkan dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa model regresi dapat
dipergunakan untuk memprediksi profitabilitas.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikatnya. Persamaan regresi linier berganda (Ghozali,
2011)
Persamaan penelitian Margin Cahyaning Fitri & Agus Supriyanto (2017) dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah:
a. Penelitian yang akan digunakan dengan penelitian Margin cahyaning Fitri
&Agus Supriyanto (2017) menggunakan metode purposive sampling.
b. Teknik analisis yang digunakan oleh Margin Cahyaning Fitri & Agus
Supriyanto (2017) dan peneliti sama yaitu menggunakan regresi linear
berganda.
Perbedaan penelitian Margin Cahyaning Fitri & Agus Supriyanto (2017) dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah:
a. Peneliti menggunakan variabel bebas ukuran perusahaan likuiditas dan
kebijakan dividen serta profitabilitas sebagai mediasisedangkan Margin
Cahyaning Fitri & Agus Supriyanto (2017) menambahkan variabel Debt To
Equity Ratio, Cash Turnover,Inventory Turnover, dan Current Ratio.
b. Variabel terikat dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah nilai
perusahaan sedangkan penelitian Margin Cahyaning Fitri & Agus Supriyanto
(2017) adalah Return On Asset (Tingkat Profitabilitas)
![Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/5.jpg)
17
c. Populasi peneliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2014-2018, sedangkan menurut Margin Cahyaning Fitri & Agus Supriyanto
(2017) populasinya yaitu perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI
periode 2010-2013.
3. Slamet Joko Priyadi dan Hartono (2017)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas dan
solvabilitas terhadap nilai perusahaan.
Populasi adalah keseluruhan objek atau semua elemen-elemen yang diteliti
dan memiliki nilai baik hasil menghitung atau mengukur, kualitatif atau kuantitatif
mengenai karakteristik tertentu yang menjadi pusat perhatian peneliti. Sampel
dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (Ferdinand, 2006). Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling, sehingga dihasilkan 20 Perusahaan Industri Dasar
dan Kimia untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini Total Penjualan sebagai
variabel intervening.
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Analisis
Keuangan, 2) Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas,
Heterokedastisitas, dan Multikolinearitas, 3) Analisis Regresi Berganda dan 4)
Analisis Jalur (Path Analysis) untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak
langsung yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen melalui
variabel intervening.
![Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/6.jpg)
18
Hasil analisis data disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
dan solvabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Persamaan penelitian Slamet Joko Priyadi dan Hartono (2017) dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah:
a. Penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Slamet Joko Priyadi dan
Hartono (2017) menggunakan metode purposive sampling.
b. Penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Slamet Joko Priyadi dan
Hartono (2017) dalam melakukan uji mediasi sama-sama menggunakan
path analysis.
c. Teknik analisis yang digunakan oleh Slamet Joko Priyadi dan Hartono
(2017) dan peneliti sama yaitu menggunakan regresi linear berganda.
Perbedaan penelitian Slamet Joko Priyadi dan Hartono (2017) dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah:
a. Peneliti menggunakan variabel ukuran perusahaan likuidtias dan kebijakan
dividen serta profitabilitas sebagai mediasi sedangkan Slamet Joko Priyadi
dan Hartono (2017) menambahkan variabel profitabilitas likuiditas dan
solvabilitas terhadap nilai perusahaan.
b. Populasi peneliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2014-2018, sedangkan menurut Slamet Joko Priyadi dan Hartono
(2017) populasinya yaitu perusahaan industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
![Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/7.jpg)
19
4. Adi Chandra dan Restu Agusti (2018)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan dan
struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel
mediasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti dan real
estatedi Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009-2013 yang termuat
dalam ICMD periode Tahun 2009-2013. Penarikan sampel yang dilakukan adalah
dengan menggunakan desain sampel non probabilitas dengan metode purposive
sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut : (1) Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar secara
terus-menerus di Bursa Efek Indonesia selama periode Tahun 2009-2013,
(2)Perusahaan properti dan real estate yang memiliki laporan keuangan lengkap
selama periode Tahun 2009-2013.Berdasarkan sampling dapat diketahui bahwa
jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 23 perusahaan properti dan real
estate. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
literatur, penelitian terdahulu dan sumber-sumber terkait lainnya. Data yang
diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section.
Sumber data penelitian diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM),
Indonesian Capital Market Directory (ICMD), website resmi Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id) serta sumber data pendukung lainnya.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan, struktur modal berpengaruh positif
![Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/8.jpg)
20
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas sebagai mediasi
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Persamaan penelitian Adi Chandra dan Restu Agusti (2018) dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah:
a. Teknik analisis yang digunakan oleh Adi Chandra dan Restu Agusti
(2018) dan peneliti sama yaitu menggunakan regresi linear berganda.
b. Penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Adi Chandra dan Restu
Agusti (2018) menggunakan metode purposive sampling.
Perbedaan penelitian Adi Chandra dan Restu Agusti (2018) dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah:
a. Peneliti menggunakan variabel bebas ukuran perusahaan likuiditas dan
kebijakan dividen serta profitabilitas sebagai mediasi sedangkan Adi
Chandra dan Restu Agusti (2018) menambahkan variabel struktur modal.
b. Populasi peneliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2014-2018, sedangkan menurut Adi Chandra dan Restu Agusti
(2018) populasinya yaitu perusahaan properti dan real estate yang
terdaftar di BEI periode 2009 – 2013.
5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas ukuran perusahaan
dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Populasi adalah 16 perusahaan pada perusahaan Logam dan Sejenisnya yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu dari tahun 2013-2017. Sampel pada
![Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/9.jpg)
21
penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga
diperoleh sebanyak lima perusahaan yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.
Teknik analisis yang dipakai untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
adalah menggunakan analisis regresi berganda.Analisis regresi berganda
digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel independen
dan variabel dependen.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Persamaan penelitian Selin Lomoly dan sri Murni (2018) dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah:
a. Teknik analisis yang digunakan oleh Selin Lomoly dan sri Murni (2018)
dan peneliti sama yaitu menggunakan regresi linear berganda.
b. Penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Selin Lomoly dan sri
Murni (2018) menggunakan metode purposive sampling.
c. Penelitian yang dilakukan dengan penelitian Selin Lomoly dan sri Murni
(2018) sama-sama menggunakan variabel terikat yaitu terhadap nilai
perusahaan
Perbedaan penelitian Selin Lomoly dan sri Murni (2018) dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah:
a. Peneliti menggunakan variabel bebas ukuran perusahaan likuiditas dan
kebijakan dividenserta profitabilitas sebagai mediasi sedangkan Selin
![Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/10.jpg)
22
Lomoly dan sri Murni (2018) menambahkan variabel profitabilitas sebagai
variabel bebas dan dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
b. Populasi peneliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2014-2018, sedangkan menurut Selin Lomoly dan sri Murni
(2018) populasinya yaitu perusahaan logam yang terdaftar di BEI periode
2013–2017.
6. Ida Suryaningsih dan Rita Andini (2018)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajemen
ukuran dewan komisaris dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam sektor
industri perdagangan barang & konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016.
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah tahun 2012-2016
dengan 50 observaasi. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan
kriteria:
1. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahun 2012–2016 beturut-turut
setiap tahun.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.
3. Mempunyai data keuangan lengkap sesuai data variabel yang diperlukan
dalam penelitian.
4. Perusahaan mengungkapkan laporan nilai perusahaan dalam laporan
tahunan setiap tahun 2012-2016.
![Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/11.jpg)
23
Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek
penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek
yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis.Metode ini
dinyatakan dalam bentuk uraian dari masing-masing varibel yang dilakukan
sebelum uji hipotesis.Model regresi yang baik adalah yang memenuhi seluruh uji
asumsi klasik, yaitu data terdistribusi normal, tidak terjadi multikolonieritas,
bebas dari autokelorasi dan homoskedastisitas.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan manajemen ukuran
dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan
dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Persamaan penelitian Ida Suryaningsih dan Rita Andini (2018) dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah:
a. Teknik analisis yang digunakan oleh Ida Suryaningsih dan Rita Andini
(2018) dan peneliti sama yaitu menggunakan regresi linear berganda.
b. Penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Ida Suryaningsih dan
Rita Andini (2018) menggunakan metode purposive sampling.
Perbedaan penelitian penelitian Ida Suryaningsih dan Rita Andini (2018) dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah:
a. Peneliti menggunakan variabel bebas ukuran perusahaan likuiditas dan
kebijakan dividenserta profitabilitas sebagai mediasi sedangkan Ida
Suryaningsih dan Rita Andini (2018) menambahkan variabel kepemilikan
manajemen dan ukuran dewan komisaris terhadap nilai perusahaan.
![Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/12.jpg)
24
b. Populasi peneliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2014-2018, sedangkan menurut Ida Suryaningsih dan Rita Andini
(2018) populasinya yaitu perusahaan industri perdagangan barang dan jasa
yang terdaftar di BEI periode 2012-2016.
![Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/13.jpg)
Tabel 2.1 Mapping Penelitian Terdahulu
Cristy Israel dan
Margi Cahyaning Fitri &
Slamet Joko
Selin Lomoly dan sri Ida Suryaningsih dan Intan Shifa’ Aulia Keterangan Ivonne S. Saerang Priyadi dan
Agus Supriyanto (2017) Murni (2018) Rita Andini (2018) (2018) (2108)
Hartono (2017)
Variabel
Nilai Perusahaan Return On Asset
Nilai
Nilai Perusahaan Nilai perusahaan Nilai perusahaan Dependen Perusahaan
Struktur modal,
debt to equity ratio, firm Kepemilikan Ukuran perusahaan
size, inventory turnover, Profitabilitas Likuiditas ukuran Variabel kepemilikan
manajemen ukuran likuiditas, kebijakan
cash turnover, working likuiditas dan perusahaan dan Independen institusional dan dewan komisaris dan dividend an
capital turnover, dan solvabilitas profitabilitas ukuran perusahaan kebijakan dividen profitabilitas
current ratio
Populasi Perusahaan yang Perusahaan manufaktur Perusahaan Perusahaan yang Perusahaan yang Perusahaan
terdaftar di BEI
di BEI industri di BEI terdaftar di BEI terdaftar di BEI manufaktur di BEI
Perusahaan Perusahaan
Sektor industry Perusahaan
Sampel Sector pertambang industry dasar Perusahaan Logam Manufaktur PT HM Pertambangan perdagangan barang
dan kimia
Sampoerna Tbk
Tehnik Analisis Regrensi Berganda Regrensi Berganda Regrensi
Regrensi Berganda Regresi berganda Regrensi Berganda Berganda
Periode 2012 – 2016 2010-2013 2015 – 2016 2013-2017 2015-2016 2019
Kepemilikan Profitabilitas Likuiditas,
Ukuran perusahaan
manajerial sstruktur
likuiditas dan
likuiditas tidak profitabilitas dan Kebijakan dividen
modal dan ukuran Firm Size berpengaruh solvabilitas berpengaruh dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
Hasil Penelitian perusahaan
positif signifikan berpengaruh kebijakan dividen berpengaruh terhadap dividen
berpengaruh positif tehadap Return On asset signifikan berpengaruh signifikan terhadap payout ratio
terhadap nilai
terhadap nilai signifikan terhadap nilai perusahaan
perusahaan
perusahaan
nilai perusahaan
2
5
![Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/14.jpg)
26
2.2 Landasan Teori
Dalam landasan teori ini akan dijelaskan bermacam-macam teori yang
diharapkan sebagai pegangan dasar peneliti untuk mengadakan analisis dan
evaluasi dalam pemecahan masalah.
2.2.1 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang
sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan meningkat. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya
tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan
di masa depan. Meningkatnya nilai perusahaan juga adalah sebuah prestasi yang
sesuai dengan keinginan para pemilik saham, karena dengan meningkatnya nilai
kesejahteraan para pemilik saham juga akan meningkat.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika
harga sahamnya meningkat bisa dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik,
karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham, 2010).
Menurut Horne dan Wachowicz (2009) terdapat tiga keputusan manajemen
keuangan, yaitu:
a. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang menyangkut alokasi modal
dan sumber daya perusahaan untuk pembelian suatu aset. Keputusan ini
![Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/15.jpg)
27
merupakan keputusan yang penting, karena sebagai penentuan aset yang
akan dimiliki perusahaan, berapa jumbalah yang dibutuhkan.
b. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan ini sering juga disebut sebagai kebijakan struktur
modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk
mempertimbangkan dan menganalisis sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan guna menjalani kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
c. Keputusan Manajemen Aktiva
Keputusan ini meyangkut aset yang telah dimiliki tersebut dikelola dengan
efisien. Pengelolaan aset yang efisien akan meningkatkan kemampuan laba
perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan serta sumber
pendanaan dari internal.
Terdapat lima jenis nilai perusahaan berdasarkan metode perhitungan yang
digunakan, yaitu (Christiawan dan Josua Tarigan, 2017):
a. Nilai Nominal
Nilai nominal merupakan nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca
tahunan dan juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.
b. Nilai Pasar
Nilai pasar (kurs) adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di
pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual
di pasar saham.
![Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/16.jpg)
28
c. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik merupakan konsep paling abstrak, karena mengacu kepada
perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai
intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai
perusahaan sebagai entitas bisnis yang dimiliki kemampuan menghasilkan
keuntungan di kemudian hari.
d. Nilai Buku
Nilai buku merupakan nilai perusahaan yang dihitung dengan dasr konsep
akutansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antar total
aset dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.
e. Nilai Likuidasi
Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat dihitung
dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan
neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.
Berikut ini beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur nilai
perusahaan:
1. Price to book value
Rasio ini menunjukan mengenai perbandingan antara harga pasar saham
dengan nilai buku ekuitas sebagaimana yang ada di laporan keuangan
(Agus Supriyanto, 2017). Rumus yang digunakan untuk menghitung PBV
adalah sebagai berikut:
.......………………………………………… (1)
![Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/17.jpg)
29
2. Price Earning Ratio
Price earning ratio (PER) mengukur bagaimana investor dapat menilai
prospek pertumbuhan dimasa yang akan datang. Semakin tinggi rasio PER
menunjukan bahwa investor akan mempunyai harapan yang baik tentang
perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Rumus yang
digunakan untung menghitung PER sebagai berukut:
…………..………………………… (2)
3. Tobin’s Q
Tobin’s Q digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan mengenai nilai
perusahaan yang menunjukan suatu performa manajemen dalam
mengelola keuangan aktiva perusahaan (rahmawati et al 2015). Rumus
yang digunakan untuk mengukur Tobin’s Q adalah sebagai berikut:
…...............................…….…....………………..(3)
2.2.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya
suatu perusahaan, antara lain total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan total
aktiva. Pada umumnya perusahaan besar yang memiliki total aktiva yang besar
mampu menghasilkan laba yang besar. Menurut Brigham dan Houston
(2009:117), mengemukakan bahwa ukuran perusahaan merupakan rata-rata
penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, dalam
hal ini penjualan lebih besar dari pada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan
diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil
![Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/18.jpg)
30
dari pada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan mengalami
kerugian.
Ukuran Perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
memperoleh tambahan modal eksternal untuk membiayai aktivitas operasional
perusahaan. Ukuran perusahaan manggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan
(Sartono, 2010:249).
Perusahaan yang lebih besar akan semakin mudah untuk mendapatkan
dana eksternal berupa hutang dalam jumlah yang besar sehingga akan membantu
kegiatan operasional perusahaan dan menyebabkan produktifitas perusahaan
meningkat sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat pula. Yoon dan
Jang (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang
dominan terhadap profitabilitas perusahaan restoran di US. Hasil serupa juga
ditemukan oleh Serraquesiro (2009), Velnampy dan Nimalathasan (2010),
Nurmadi (2013) dan Babalola (2013), sedangkan Sari dan Budiasih (2014)
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap
profitabilitas.
Berikut ini terdapat teori menurut Jogiyanto (2000: 392), mengenai nilai
perusahaan yaitu:
Kategori ukuran perusahaan menurut Badan Standarisasi Nasional dibagi
menjadi 3 jenis:
![Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/19.jpg)
31
1. Perusahaan Besar
Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih
besar dari Rp. 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki
penjualan lebih dari Rp. 50 Milyar / tahun.
2. Perusahaan Menengah
Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
Rp. 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan
lebih besar dari Rp.1 Milyar dan kurang dari Rp. 50 Milyar
3. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp.200 Juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil
penjualan minimal Rp. 1 Milyar / tahun
Indikator ukuran dalam perusahaan
Perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan besar atau kecil didasari
oleh indikator yang mempengaruhinya. Adapun indikator dalam ukuran
perusahaan Menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty (2005), adalah total aktiva,
nilai pasar saham, total pendapatan dan lain-lain. Ukuran perusahaan dapat di ukur
menggunakan tolak ukur aset yang disederhanakan kedalam logaritma natural
sehingga ukuran perusahaan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
……………………………………..…………….....…. (4)
![Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/20.jpg)
32
2.2.3 Likuiditas
Likuiditas menggambarkan pada kemampuan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek (Munawir, 2010). Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek pada saat
jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Syamsudin dan
Ristanti, 2015). Tingkat likuiditas perusahaan dapat dihitung melalui current ratio
dengan cara aktiva lancar dibagi hutang lancar. Rasio ini menunjukan sejauh
mana aktiva lancar mampu menutupi kewajiban jangka pendek (Slamet Joko
Priyadi, 2016). Semakin tinggi likuiditas perusahaan juga menunjukan semakin
banyak dana tersedia bagi perusahaan untuk membayar dividen, dan membiayai
operasional perusahaan sehingga persepsi investor terhadap kinerja perusahaan
akan meningkat pula. Perusahaan akan diragukan, apabila perusahaan tidak lagi
berkemampuan cukup untuk membayar kewajiban jangka pendek pada tanggal
jatuh tempo. Hasil penelitian pendahulu menurut Amalia Nur Chasanah (2015)
bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Likuiditas merupakan salah satu faktor penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya
dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Menurut Riyanto (2008),
semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar pula kemampuannya
membayar dividen. Menurut Suharli (2004) menjelaskan bahwa likuiditas
diartikan sebagai kemampuan perusahaan melunasi seluruh kewajiban jangka
pendeknya dan mendanai kegiatan operasional perusahaan. Faktor ini penting
![Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/21.jpg)
33
untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan mengenai kebijakan
dividen perusahaan. Posisi kas menunjukan kondisi likuidtias perusahaan
mengenai seberapa besar dana internal berupa kas yang tersedia dalam
perusahaan. Posisi kas dihitung dengan membandingkan kas dengan total aset
yang dimiliki perusahaan (Almilia dan Kristijadi, 2003).
Kondisi likuiditas perusahaan juga memiliki pengaruh yang besar terhadap
investasi perusahaan dan kebijakan lainnya, termasuk kebijakan pemenuhan dana
dan kebijakan dividen. Keputusan investasi akan menentukan tingkat
pertumbuhan dan kebutuhan dana perusahaan. Perusahaan akan membutuhkan
dana yang cukup besar ketika sedang mengalami pertumbuhan, sehingga tingkat
likuiditasnya yang diukur dengan posisi kas akan menurun karena telah
dialokasikan untuk kegiatan investasi perusahaan. Hal ini akan berdampak pada
menurunnya tingkat deviden perusahaan karena keputusan manajemen untuk
menahan laba dalam memenuhi kebutuhan investasi yang mengutamakan dana
internal. Rumus yang digunakan untuk mengukur current ratio adalah sebagai
berikut:
………………………………..…………(5)
2.2.4 Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh
perusahaan baik dalam bentuk kas maupun saham yang dibagikan kepada para
pemegang saham suatu perusahaan. Salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur kebijakan dividen yaitu dividend payout ratio. Dividend payout ratio
adalah rasio antara dividen yang dibayarkan sebuah perusahaan dalam satu tahun
![Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/22.jpg)
34
buku dengan pendapatan bersih perusahaan. Jumlah yang tidak dibayarkan dalam
dividen kepada pemegang saham dipegang oleh perusahaan untuk
mengembangkan perusahaan. Jumlah yang disimpan oleh perusahaan disebut
saldo laba ditahan. Rasio ini digunakan oleh beberapa orang ketika
mempertimbangkan apakah seseorang sebagai investor akan berinvestasi pada
perusahaan pencetak laba yang membayar dividen, atau berinvestasi pada
perusahaan pencetak laba yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
Menurut Awat (2007:124), dividen adalah bagian dari laba bersih yang
dibagikan kepada para pemegang saham. Selain dibagi kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen, laba bersih itu ditahan di dalam perusahaan untuk membiayai
operasi perusahaan dan disebut sebagai laba ditahan (Retained Earnings). Di lain
pihak, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan harus menetapkan
kebijakan dividen yang dapat memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Jika
perusahaan tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan, maka
kelebihan dana sebaiknya didistribusikan pada pemegang sahamnya. Seorang
investor akan mempertahankan kepemilikan atas saham suatu perusahaan. Apabila
mereka mengantisipasi bahwa saham tersebut mampu memberikan kembalian
(return) yang lebih baik dibanding saham perusahaan lain. Kebijakan dividen ini
merupakan hal yang penting, karena dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dimasa yang akan datang. Kebijakan dividen sering dianggap sebagai sinyal bagi
investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena
kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap
![Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/23.jpg)
35
harga saham perusahaan. Selain itu keputusan investasi para investor atau
pemegang saham juga dipengaruhi oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio
(DPR).
Dividend Payout Ratio dapat berpengaruh terhadap kondisi keuangan
suatu perusahaan. Semakin besar Dividen Payout Ratio maka semakin baik
kondisi keuangan suatu perusahaan, begitu pula sebaliknya semakin kecil Dividen
Payout Ratio maka semakin buruk kondisi keuangan suatu perusahaan. Kebijakan
dividen suatu perusahaan melibatkan dua kepentingan pihak yang saling
bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham yang mengharapkan
dividen dengan kepentingan perusahaan terhadap laba ditahan. Salah satu strategi
perusahaan dalam menarik minat investor adalah dengan menetapkan kebijakan
dividen yang optimal. Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen
yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal dapat
dilakukan dengan menentukan besarnya persentase laba yang dibagikan kepada
para pemegang saham dalam bentuk cash dividend (dividen tunai), stabilitas
dividen, dividen saham (stock dividend), dan pemecahan saham (stock split), serta
penarikan kembali saham beredar yang semuanya ditunjukan untuk meningkatkan
kemakmuran para pemegang saham. Kebijakan dividen perusahaan terlihat dalam
Dividend Payout Ratio.
Tingkat Dividend Payout Ratio yang dibagikan kepada para pemegang
saham juga dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi investor untuk berinvestasi.
Sebelum berinvestasi, para investor akan menilai seberapa baik buruknya suatu
![Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/24.jpg)
36
perusahaan berdasarkan kinerja keuangan perusahaan. Kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan adalah kunci keberhasilan perusahaan untuk
dapat dikatakan mempunyai kinerja keuangan perusahaan yang baik. Untuk dapat
mengetahui kinerja keuangan perusahaan, investor akan melakukan analisis
terhadap laporan keuangan perusahaan. Salah satu cara yang digunakan investor
adalah dengan melakukan analisis rasio-rasio yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan.
Teori Kebijakan Dividen
Berikut ini terdapat beberapa teori dari Modul Manajemen Keuangan
mengenai Kebijakan Dividen antara lain:
a. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton H. Miller dan Franco Modigliani yang
sering disebut teori “M dan M”. Menurut Ridwan dan Inge (2003:386)
teori MM menyatakan bahwa dalam dunia yang sempurna nilai perusahaan
ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba dan risiko dari investasi.
Dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai dari sebuah perusahaan
tergantung hanya pada laba yang diperoleh, tidak tergantung pada
bagaimana laba tersebut akan dibagikan dalam bentuk dividen atau laba
ditahan (Brigham dan Houston 2006:70)
b. Bird-in-the-Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Litner, yang
mengatakan bahwa besar kecilnya harga saham atau nilai saham perusahaan
dapat di pengaruhi oleh besar kecilnya dividen yang dibagikan.
![Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/25.jpg)
37
Jika, dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga pasar
saham perusahaan tersebut semakin tinggi dan demikian sebaliknya. Hal
ini terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian
yang dihadapi investor. Disisi lain Dividend Payout ratio, yang tinggi
maka biaya modal sendiri (kas) akan turun, karena investor kurang pasti
terhadap perolehan capital gain akibat laba ditahan yang direinvestasi
dibanding dengan penerimaan dividen, karena peningkatan harga saham
akibat pertumbuhan perusahaan masih belum pasti.
c. Tax Preferance Theory
Teori ini mengemukakan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh
negatif terhadap harga pasar saham perusahaan, yang artinya semakin
besar dividen yang dibagikan maka akan semakin rendah harga pasar
saham perusahaan yang bersangkutan. Hal ini terjadi apabila ada
perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan dividen dan capital
gain. Jika tarif pajak dividen lebih besar daripada pajak capital gain, maka
investor cenderung lebih suka jika laba perusahaan tersebut tetap ditahan
untuk mendanai investasi yang akan dilakukan perusahaan. Sehingga,
diharapkan terjadi peningkatan capital gain dimasa yang akan datang
karena tarif pajaknya yang lebih rendah. Apabila banyak investor yang
memiliki pandangan demikian, maka investor akan cenderung memilih
saham-saham dengan dividen kecil dan tujuan untuk menghindari pajak.
![Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/26.jpg)
38
d. Signaling Hypothesis Theory
Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, seiringnya diikuti
dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada
umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap
sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital
gain. Sedangkan menurut MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen
yang tinggi diatas kenaikan normal biasanya merupakan suatu “sinyal”
kepada para pemegang saham bahwa manajemen perusahaan memiliki
prospek yang baik dimasa yang akan datang begitupun Sebaliknya, apabila
perusahaan mengalami penurunan atau dividen dibawah kenaikan normal
diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mengalami masa
sulit mengenai dividen di masa yang akan datang.
Berikut ini beberapa metode yang digunakan untuk mengukur kebijakan
dividen:
1. Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio dugunakan untuk mengukur laba bersih setelah
pajak yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Semakin
besar rasio maka dapat dikatakan bahwa semakin sedikit bagian laba yang
ditahan untuk tambahan dana operasional periode selanjutnya. Rumus
yang diguanakan sebagai berikut:
.…….(6)
![Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/27.jpg)
39
2. Dividend Yield
Dividend Yield digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat
keuntungan yang mampu dihasilkan dari investasi pada saham. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin besar dividen yang dihasilkan dengan
investasi tertenetu. Rumus yang digunakan untuk mengukur dividend
yield sebagai berikut:
………………..….(7)
Faktor–Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
Dalam menentukan kebijakan dividen, perusahaan perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Suad Husnan dan Enny
Pudjiastuti (2012:302-305) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan
dividen antara lain:
a. Dana yang Diperoleh Perusahaan
Dalam praktik yang ada pembagian dividen berkaitan dengan laba yang
diperoleh perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham. Dana yang
diperoleh dari hasil operasi selama satu periode adalah sebesar laba setelah
pajak ditambah dengan penyusutan. Hal ini menunjukkan bahwa dana
yang dapat dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan dana yang
diperoleh dari hasil operasi perusahaan. Dana yang diperoleh tidak
seluruhnya digunakan oleh perusahaan untuk dibagikan sebagai dividen.
Alasannya adalah karena perusahaan dapat menggunakan dana tersebut
untuk mengganti aktiva tetap di masa yang akan datang agar kemampuan
untuk menghasilkan laba tidak menurun. Oleh sebab itu, dalam praktiknya
![Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/28.jpg)
40
dipergunakan laba bersih setelah pajak sebagai ukuran jumlah maksimum
dana yang dapat dibagikan sebagai dividen.
b. Kesempatan Investasi yang Menguntungkan
Apabila terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan dilihat oleh
perusahaan, maka perusahaan akan lebih memilih untuk mengambil
kesempatan investasi tersebut dan mengurangi pembayaran dividen.
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen
diungkapkan oleh Ridwan dan Inge (2003:388-389), yaitu sebagai berikut:
a. Posisi Likuiditas
Laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan biasanya di investasikan
dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha, dan
seringkali tidak di simpan dalam bentuk uang tunai. Namun, menurut
Brigham dan Houston (2006:95) dividen tunai hanya dapat dibayarkan
dengan kas. Sehingga, kekurangan kas yang dimiliki oleh perusahaan
dapat membatasi pembayaran dividen kepada pemegang saham. Oleh
karena itu, perusahaan yang memiliki keuntungan yang luar biasa harus
menjaga posisi likuiditasnya agar perusahaan dapat memutuskan untuk
membayar dividen dalam bentuk tunai.
b. Pengembangan Aktiva
Pengembangan aktiva dalam perusahaan terkait dengan pertumbuhan
perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar
kebutuhan dana untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan.
![Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/29.jpg)
41
apabila kebutuhan dana perusahaan semakin banyak, semakin banyak laba
yang harus ditahan dan tidak dibayarkan dalam bentuk dividen.
2.2.5 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahan untuk menghasilkan laba.
Salah satu rasio yang bisa digunakan untuk mengukur profitabilitas Adalah
Return On Assets. Analisis ROA sudah merupakan teknik analisis yang lazim
digunakan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. Menurut Prastowo dan Julianty (2008:91) Return On Asset adalah
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk memperoleh laba.
Maka dapat di artikan bahwa ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya.
Berikut ini beberapa metode yang digunakan untuk mengukur profitabilitas:
1. Return On Assets
ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total asset.
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik,
karena return semakin besar (Limpa phayom dan Ngamwutikul, 2004).
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan
rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset.
![Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/30.jpg)
42
Rumus yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah sebagai
berikut:
…………………………………..(8)
2. Return On Equity
Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa semakin
efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen
perusahaan. Rasio ini menggambarkan berapa persen diperoleh laba bersih
bila diukur dengan modal sendiri. Rasio ROE juga digunakan untuk
mengukur besarnya tingkat pendapatan (income) atau laba bersih setelah
pajak yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham
biasa maupun saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di
dalam perusahaan. Rumus yang dapat digunanakan untuk mengukur return
on equity sebagai berikut:
…………………………………....(9)
3. Net Profit Margin
Net profit margin (NPM) mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan.
Rasio NPM menunjukan seberapa efisiensi seluruh bagian yaitu produksi,
personalia, pemasaran, dan keuangan yang ada dalam perusahaan. Rumus
![Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/31.jpg)
43
yang akan digunakan untuk mengukur Net profit margin adalah sebagai
berikut:
…...............……………..(10)
2.2.6 Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (1999), Signal adalah tindakan yang
diambil oleh manajemen perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi
yang lebih lengkap mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa
yang akan datang. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah
pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat
mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan
pengumuman. Pada signaling theory, manajemen berharap dapat memberikan
sinyal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang saham dalam memberikan
informasi.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba. Profitabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat
pengembalian yang akan diterima oleh para pemegang saham nantinya.
Perusahaan yang memiliki earning yang tinggi akan memberikan sinyal positif
bagi investor maupun calon investor serta nilai perusahaan juga akan semakin
meningkat.
Teori sinyal ini menjelaskan bagaimana suatu perusahaan memberikan
dorongan untuk memberikan sebuah informasi kepada para pengguna laporan
keuangan dengan adanya dorongan perusahaan untuk memberikan informasi
![Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/32.jpg)
44
karena terdapat informasi antara perusahaan dan dari pihak luar (investor). Selain
itu, perusahaan yang memiliki profitabilitas dan pertumbuhan yang meningkat
dan dapat menunjukan sinyal atau menunjukan bahwa perusahaan memiliki
prospek yang bagus di masa yang akan datang.
2.2.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan
dilihat dari besarnya total asset. Perusahaan yang mampu meningkatkan laba
perusahaannya, maka akan mempunyai peluang untuk melakukan ekspansi.
Ekspansi merupakan suatu tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar
perusahaan dalam rangka meningkatkan laba sehingga perusahaan akan
memperoeh dana yang lebih besar dan meningkatakan kemakmuran bagi para
pemegang saham, karena ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang
dapat menunjukan suatu kondisi atau karakterisitik suatu organisasi atau
perusahaan dimana terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk
menentukan ukuran (besar/kecil) suatu perusahaan, seperti banyaknya jumlah
karyawan yang digunakan dalam perusahaan untuk melakukan aktivitas
operasional perusahaan, jumlah total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat
dijadikan jaminan untuk perusahaan tersebut, dengan baiknya perusahaan tersebut
juga menarik para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar mempunyai pengaruh
terhadap peningkatkan nilai perusahaan (Hansen dan Juniarti, 2014), karena
perusahaan yang memiliki total aset yang besar menunjukan bahwa perusahaan
tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas
![Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/33.jpg)
45
perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik sehingga
perusahaan tersebut akan diminati oleh para investor karena perusahaan tersebut
memiliki manajemen yang baik. Perusahaan yang berukuran lebih besar akan
relatif stabil dan mampu menghasilkan profit. Sunarto dan Budi (2014)
menunjukkan secara signifikan terdapat pengaruh positif antara ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan, artinya peningkatan ukuran perusahaan
akan mempermudah perusahaan memperoleh pendanaan yang kemudian dapat
dimanfaatkan oleh pihak menajemen untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
Berbeda dengan Wiyono (2012) yang membuktikan nilai perusahaan
dipengaruhi secara negatif oleh ukuran perusahaan. Dengan demikian dapat
memperkuat peneliti mengapa ingin menguji variabel yang terkait.
2.2.8 Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya sebagai
alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Semakin tinggi likuiditas perusahaan, semakin banyak dana tersedia bagi
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, sehingga persepsi
investor terhadap kinerja perusahaan akan meningkat pula. Tingkat likuiditas
yang tinggi akan menunjukan bahwa perusahaan tersebut berada dalam kondisi
yang baik sehingga menambah permintaan investor untuk berinvestasi di
perusahaan tersebut, dan tentunya akan menaikkan pula harga saham.
Likuiditas dapat digunakan sebagai alat perencanaan ke depan terutama
yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang, serta dapat digunakan untuk
![Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/34.jpg)
46
melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan dari masing-masing komponen yang
ada di aktiva lancar dan hutang lancar. Perusahaan akan diragukan, apabila
perusahaan tidak lagi berkemampuan cukup untuk membayar kewajiban jangka
pendek pada tanggal jatuh tempo. Hal ini penting untuk diperhatikan, karena
kegagalan dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan
perusahaan. (Fahmi, 2014:121).
2.2.9 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Kebijakan dividen juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
nilai perusahaan. Perusahaan membagikan dividen apabila perusahaan memiliki
kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (laba setelah pajak-
penyusutan). Dividen menjadi salah satu alasan bagi seorang investor dalam
menanamkan modalnya di perusahaan dalam investasinya, karena dividen
merupakan pengembalian atas investasi yang ditanamkan investor pada
perusahaan tersebut. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya adalah
untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, semakin tinggi dividen yang
diterima, maka investor akan berpandangan bahwa manajemen perusahaan
memiliki kinerja yang baik dan perusahaan memiliki prospek yang bagus di masa
yang akan datang. Hal tersebut akan mendorong para investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. Banyaknya investor yang berinvestasi
diperusahaan tersebut dapat mendorong meningkatnya harga saham, dengan
meningkatnya harga saham maka akan meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri.
Pembagian dividen akan membuat pemegang saham mempunyai tambahan return
![Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/35.jpg)
47
selain dari capital gain. Kebijakan dividen di ukur dengan Dividend Payout Ratio
(DPR).
Kebijakan dividen akan berpengaruh negatif apabila laba yang diperoleh
perusahaan semakin besar dan digunakan untuk membagikan dividen ke para
pemegang saham, maka kemungkinan besar akan mengurangi laba ditahan
sebagai tambahan dana untuk operasional di periode selanjutnya, sehingga laba di
periode selanjutnya dapat menurun dan akan berdampak pada nilai perusahaan.
2.2.10 Profitabilitas Sebagai Mediasi Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan
Perusahaan yang memiliki laba akan meningkatkan nilai perusahaan.
Perusahaan yang berukuran besar memiliki nilai perusaaan yang baik apabila
perusahaan tersebut meliliki profitabilitas yan baik dan hal ini akan
mengakibatkan nilai perusahaan yang tinggi pula. Semakin besar ukuran
perusahaan maka profitabilitas akan mendapatkan keuntungan, sehingga
profitabilitas tinggi akan mencerminkan bahwa nilai perusahaan akan meningkat
pula dan investor akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
![Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/36.jpg)
48
2.3 Kerangka Pemikiran
Berikut merupakan kerangka besar dari penelitian mengenai Nilai Perusahaan:
Profitabilitas
H5
H2 (+)
Ukuran
Perusahaan
Likuiditas
Nilai Perusahaan
H3 (+)
Kebijakan
H4 (+ / -)
Dividen
H1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
![Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.perbanas.ac.id/4998/7/BAB II.pdf · terdaftar di BEI periode 2009 – 2013. 5. Selin Lomoly dan sri Murni (2018) Penelitian](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022041507/5e25b89ec9ba924dc0094fa2/html5/thumbnails/37.jpg)
49
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan kerangka yang telah dibentuk di atas, berikut
adalah hipotesis yang dapat diajukan:
H1 : ukuran perusahaan, likuiditas, kebijakan dividen, dan profitablitas secara
simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H2 : ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
H3 : likuiditas secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
H4 : kebijakan dividen secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H5 : profitabilitas memediasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap
Nilai perusahaan