bab ii tinjauan pustaka 2.1 manajemen aset 2.1.1...

34
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset Manajemen aset merupakan suatu ilmu yang dibutuhkan bagi setiap entitas/instansi/organisasi. Dengan penerapan manajemen aset maka setiap entitas bisa memanfaatkan aset yang mereka miliki dengan optimal/sesuai dengan tupoksinya. Untuk mengoptimalkan aset tersebut maka alangkah lebih baik dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari manajemen, aset, dan manajemen aset. 2.1.1 Pengertian Manajemen Aset Menurut Hariyono (2007), Pengelolaan Aset adalah kegiatan mengelola suatu barang yang dimiliki mulai dari perencanaan, pengadaan, operasi dan pemeliharaan serta penghapusan. Berdasarkan pada Departemen of Threasury and Finance (2004), bahwa pengertian Manajemen Aset adalah proses pengelolaan suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan dalam kegiatan operasional Perusahaan. Pemerintah South Australia dalam Hariyono (2007) mendefinisikan manajemen aset sebagai “…a process to manage demand and guide acquisition, use and disposal of assets to make the most of their service delivery potential, and manage risks and costs over their entire life”, yang artinya proses untuk mengelola permintaan dan akuisisi panduan, penggunaan dan penjualan aset untuk memanfaatkan potensi layanan, dan mengelola risiko dan biaya seumur hidup aset. Sedangkan definisi lain dari manajemen aset menurut Danylo dan Lemer dalam Hariyono, (2007) adalah “…a methodology to efficiently and equitably allocate resources amongst valid and competing goals and objectives .”, yang artinya sebuah metodologi efisien dan mengalokasikan sumber daya secara adil untuk mencapai tujuan dan sasaran. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen Aset adalah kegiatan pengelolaan suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat yang bisa digunakan untuk mendukung dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

Upload: hanga

Post on 29-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Aset

Manajemen aset merupakan suatu ilmu yang dibutuhkan bagi setiap

entitas/instansi/organisasi. Dengan penerapan manajemen aset maka setiap entitas

bisa memanfaatkan aset yang mereka miliki dengan optimal/sesuai dengan

tupoksinya. Untuk mengoptimalkan aset tersebut maka alangkah lebih baik

dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari manajemen, aset, dan manajemen aset.

2.1.1 Pengertian Manajemen Aset

Menurut Hariyono (2007), Pengelolaan Aset adalah kegiatan mengelola

suatu barang yang dimiliki mulai dari perencanaan, pengadaan, operasi dan

pemeliharaan serta penghapusan. Berdasarkan pada Departemen of Threasury and

Finance (2004), bahwa pengertian Manajemen Aset adalah proses pengelolaan

suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan

dalam kegiatan operasional Perusahaan.

Pemerintah South Australia dalam Hariyono (2007) mendefinisikan

manajemen aset sebagai “…a process to manage demand and guide acquisition,

use and disposal of assets to make the most of their service delivery potential, and

manage risks and costs over their entire life”, yang artinya proses untuk

mengelola permintaan dan akuisisi panduan, penggunaan dan penjualan aset untuk

memanfaatkan potensi layanan, dan mengelola risiko dan biaya seumur hidup

aset. Sedangkan definisi lain dari manajemen aset menurut Danylo dan Lemer

dalam Hariyono, (2007) adalah “…a methodology to efficiently and equitably

allocate resources amongst valid and competing goals and objectives.”, yang

artinya sebuah metodologi efisien dan mengalokasikan sumber daya secara adil

untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen Aset

adalah kegiatan pengelolaan suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat yang

bisa digunakan untuk mendukung dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

9

sebelumnya. Dalam melakukan pengelolaan aset tiap proses atau fungsi yang ada

harus dilakukan pengawasan selama oleh suatu organisasi atau

Kementrian/Lembaga. Pengawasan pengelolaan aset yang dimiliki selama umur

ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses

pencapaian tujuan individu atau organisasi yang memiliki aset tersebut.

2.1.2 Tujuan Manajemen Aset

Berdasarkan Hariyono (2007), tujuan utama manajemen aset adalah

membantu suatu entitas dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara

efektif dan efisien. Hal ini mencakup panduan pengadaan, penggunaan, dan

penghapusan aset, serta mengatur risiko dan biaya yang terkait selama siklus

hidup aset. Menurut Hariyono juga, agar efektif dalam prinsip dan teknik

manajemen aset sebagai aktivitas komprehensif, perlu dikaitakan dengan beberapa

faktor sebagai berikut:

1. Kebutuhan dari para pengguna aset,

2. Kebijakan dan peraturan perundangan,

3. Kerangka manajemen dan perencanaan organisasi,

4. Kelayakan teknis dan kelangsungan komersial,

5. Pengaruh eksternal/pasar (seperti komersial, teknologi, lingkungan, dan

industri), serta

6. Persaingan permintaan dari para stakeholder dan kebutuhan

merasionalisasikan operasi untuk memperbaiki pemberian pelayanan atau

untuk meningkatkan keefektifan biaya.

Menurut Sutrisno (2004), tujuan umum manajemen aset adalah

mengarahkan sistem pengelolaan aset sehingga pemanfaatannya efektif dan

efisien. Efektif berkaitan dengan sasaran yang tercapai, sedangkan efisien

berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan. Sedangkan tujuan khusus dari

manajemen aset ini yaitu meningkatkan kualitas aset, meningkatkan penggunaan

dan pemanfaatan aset, meningkatkan kualitas layanan aset dan meningkatkan

cakupan layanan aset.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

10

Menurut Siregar (2004), ada 3 tujuan utama dari manajemen aset yaitu

efisiensi pemanfaatan dan pemilikan, terjaga nilai ekonomis dan objektivitas

dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan, penggunaan serta alih

penguasaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:

1. Efisiensi pemanfaatan dan pemilikan

Pengelolaan yang baik, membuat pemanfaatan aset optimal ataupun

maksimal. Aset yang dikelola dapat digunakan sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi (TUPOKSI) dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan.

2. Terjaga nilai ekonomis dan potensi yang dimiliki

Nilai ekonomis suatu aset akan terjaga, apabila aset dikelola dengan baik.

Potensi yang dimiliki oleh aset akan memberikan keuntungan baik dari segi

pendapatan maupun dari pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan, penggunaan

serta alih penguasaan.

Pengelolaan aset yang baik, dapat membuat pengawasan akan lebih terarah.

Sehingga peruntukkan, penggunaan dan alih penguasaan aset akan tepat

sesuai dengan rencana. Selain itu pengawasan bertujuan membantu

pencapaian tujuan dari aset tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, secara umum

tujuan dari pengelolaan aset ini adalah membantu suatu entitas (organisasi) dalam

memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan efisien. Hal ini

mencakup perencanaan, panduan pengadaan, penggunaan, penghapusan aset dan

pengaturan risiko serta biaya yang terkait selama siklus hidup aset.

2.1.3 Tahapan Kerja Manajemen Aset

Menurut Siregar (2004), suatu manajemen aset terdiri dari lima tahapan

kerja yang satu sama lainnya saling berkaitan. Tahapan kerja manajemen aset

meliputi: inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimasi aset dan

pengembangan SIMA (sistem informasi manajemen aset). Kelima tahapan kerja

ini saling berhubungan dan terintegrasi, sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

11

1. Inventarisasi Aset

Inventarisasi aset terdiri atas dua aspek yaitu inventarisasi fisik dan

yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah,

jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status

penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan dan lain-

lain. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/labeling,

pengelompokkan dan pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan

manajemen aset.

2. Legal Audit

Legal audit merupakan suatu lingkup kerja manajemen aset yang berupa

inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau

pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal yang

terkait dengan penguasaan ataupun pengalihan aset. Permasalahan legal yang

sering ditemui antara lain status hak penguasaan lemah, aset dikuasai pihak

lain, pemindahtanganan aset yang tidak terminator, dan lain-lain.

3. Penilaian Aset

Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas

aset yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian yang

independen. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk

mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga bagi

aset yang ingin dijual.

4. Optimasi Aset

Optimasi aset merupakan proses kerja dalam manjemen aset yang bertujuan

untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan

ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam tahap ini aset-aset yang dimiliki

pemerintah diidentifikasi dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi

dan tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan

berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi

pengembangan ekonomi nasional, baik jangka pendek, menengah maupun

jangka panjang. Tentunya kriteria untuk menentukan hal tersebut harus

terukur dan transparan. Sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

12

dicari penyebabnya. Apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi

yang rendah ataupun faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah

rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program untuk

mengoptimalkan aset yang dikuasai.

5. Pengawasan dan Pengendalian

Lingkup pengawasan dan pengendalian aset adalah pengawasan dan

pemanfaatan seluruh aset yang ada pada suatu perusahaan atau daerah. Satu

sarana yang efektif untuk meningkatkan aspek ini adalah pengembangan

SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset). Melalui SIMA transparansi kerja

dalam pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan

pengawasan dan pengendalian yang lemah.

Sumber: Siregar (2004)

Gambar 2.1

Tahapan Kerja Manajemen Aset

2.2 Optimasi Aset

Optimasi aset merupakan proses kerja dalam penggunaan dan pemanfaatan

aset. Aset yang belum optimal dan tidak dapat dioptimalkan harus dicari faktor

penyebabnya, apakah faktor dari aspek legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah

4. Optimalisasi Aset

3. Penilaian Aset

2. Legal Audit

1. Inventarisasi Aset

Sistem Informasi

Manajemen Aset

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

13

ataupun faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi berupa

sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.

2.2.1 Pengertian Optimasi Aset

Optimasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang

bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal

dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut (Sutrisno, 2004). Sedangkan menurut

Mitchell (2007: 25) “Asset optimization is business oriented; profit centered and

directed to attaining greatest lifetime effectiveness and value from physical

production assets”. Pengertian tersebut dapat diartikan sebagai pendekatan bisnis

yang terarah dan bertumpu pada profit untuk mencapai tingkat efektifitas dan nilai

tertinggi selama siklus produktif aset. Dalam tahap ini aset-aset yang dimiliki

negara diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan potensi dari aset tersebut.

Sedangkan menurut Nugent (2010), optimizing the utilization of assets in terms of

service benefit and financial returns. Selain itu, menurut Hariyono (2007), aset

dikatakan produktif apabila digunakan sesuai dengan jam kerja dan fungsi dari

aset tersebut. Bagi aset yang belum digunakan secara produktif, dapat dilakukan

optimasi dengan menambah jam kerja atau dengan memberi fungsi tambahan.

Optimasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang bertujuan

untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume, legal dan

ekonomi yang dimiliki aset tersebut (Siregar, 2004). Berdasarkan pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa optimasi adalah pengoptimalan pemanfaatan

potensi dari sebuah aset yang dimana dapat menghasilkan manfaat yang lebih atau

juga mendatangkan pendapatan.

Aset yang memiliki potensi yang dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-

sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi

nasional, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Tentunya

kriteria untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan. Sedangkan

aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari penyebabnya mengapa aset

tersebut menjadi idle capacity. Sebagaimana disebutkan oleh Siregar (2004),

bahwa untuk mengoptimalkan suatu aset harus dibuat sebuah formulasi strategi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

14

untuk meminimalisir atau menghilangkan ancaman dari faktor lingkungan, dan

untuk aset yang tidak dapat dioptimalkan harus dicari penyebabnya.

Menurut Siregar (2004), bahwa optimasi pengelolaan aset itu harus

memaksimalkan ketersediaan aset (maximize asset availability), memaksimalkan

penggunaan aset (maximize asset utilization) dan meminimalkan biaya

kepemilikan (minimize cost of ownership). Hal tersebut bisa dilakukan dengan

meminimalisir atau mungkin menghilangkan hambatan atau ancaman atas

pengelolaan aset-aset tersebut. Sehingga optimalisasi dari suatu aset yang

berstatus idle capacity bisa dilakukan.

2.2.2 Tujuan Optimasi Aset

Siregar (2004), menyebutkan bahwa tujuan optimasi aset secara umum

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan inventarisasi semua aset meliputi bentuk, ukuran,

fisik, legal, sekaligus mengetahui nilai pasar atas masing-masing aset

tersebut yang mencerminkan manfaat ekonomisnya.

2. Mengoptimalkan pemanfaatan aset, apakah aset tersebut telah sesuai dengan

peruntukkannya atau tidak.

3. Terciptanya suatu sitem informasi dan administrasi sehingga tercapainya

efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan aset.

Optimasi aset bertujuan untuk mengidentifikasi aset, sehingga akan

diketahui aset yang perlu di optimalkan dan bagaimana cara mengoptimalkan aset

tersebut. Hasil akhir optimalisasi aset ini adalah rekomendasi yang berupa

sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.

2.2.3 Prosedur Optimasi Aset

Menurut Djumara (2007), dalam mencapai tujuan optimasi aset, ada

beberapa langkah yang harus dilakukan diantaranya sebagai berikut:

1. Identifikasi aset. Inventarisasi fisik dan legal

Melakukan pendataan terhadap semua aset yang dimiliki yang mencakup

ukuran, fisik, legal status dan kondisi aset. Melakukan identifikasi atas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

15

kelengkapan dokumen-dokumen legalnya dan analisis yuridis atas aset

bermasalah yang pada akhirnya dapat memberikan legal opinion.

2. Penilaian aset tetap

Melakukan kegiatan penilaian untuk mengetahui nilai pasar (market value)

atas objek properti dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan

metode penilaian yang lazim digunakan dalam pekerjaan penilaian. yaitu:

a. Pendekatan data pasar (market data approach) dengan metode

perbandingan langsung (direct comparison)

b. Pendekatan biaya (cost approach) dengan metode biaya pengganti

baru yang disusutkan (depreciated replacement cost)

c. Pendekatan pendapatan (income approach) dengan metode arus kas

terdiskonto (discounted cash flow)

d. Pendekatan pengembangan tanah (land development approach)

dengan land residual method.

3. Analisis optimasi pemanfaatan fixed assets

Analisis optimasi pemanfaatan adalah untuk mengidentifikasi dan memilah

aset yang masuk dalam aset operasional atau aset non operasional. Untuk

aset operasional kemudian dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk

mengetahui apakah aset operasional tersebut sudah optimal pemanfaatannya

atau belum. Apabila belum optimal dilakukan studi optimasi. Studi optimasi

ini dilakukan berdasar tolak ukur kebutuhan akan aset tersebut dikaitkan

dengan kegiatan usahanya. Untuk aset non operasional. analisis dilakukan

terhadap kondisi aset saat ini. untuk mengetahui apakah pemanfaatan aset

ini sudah optimal atau belum dilihat dari penggunaan tanah dalam bangunan

dan fungsional bangunannya dari aspek ekonomis. Analisis ini akan

mencakup regulasi, peruntukkan dan pengembangan kawasan sekitar.

4. Sistem informasi manajemen aset (SIMA)

Objek pengembangan sistem informasi manajemen aset (SIMA), sebagai

alat untuk optimasi dan efisiensi pengelolaan aset. Sedangkan SIMA adalah

suatu konsep yang memadukan beberapa disiplin keahlian. Dengan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

16

memadukan berbagai disiplin keahlian akan dapat menunjang pemanfaatan

terbaik dari aset yang dimiliki.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 5 tahapan atau

langkah-langkah yang harus dilewati dalam melakukan optimasi aset. Langkah-

langkah tersebut yaitu identifikasi aset, inventarisasi fisik dan legal, penilaian aset

tetap, analisis optimasi pemanfaatan fixed asset dan sistem informasi manajemen

aset (SIMA).

2.2.4 Kriteria Tingkat Optimasi Aset

Aset dapat dikatakan optimal apabila dapat menghasilkan manfaat yang lebih atau

juga mendatangkan pendapatan. Adapun kriteria untuk melihat tingkat optimasi

aset sebagai berikut.

1. Profitabilitas

Profit (laba) adalah kelebihan penerimaan atas biaya dalam suatu periode

tertentu (Case & Fair, 2007 : 274). Adapun pendekatan untuk mengetahui

tingkat profitabilitas sebagai berikut.

a. RONA (Return on Net Assets)

Return on Net Asset (RONA) atau dalam Bahasa Indonesia

adalah Tingkat pengembalian atas aktiva bersih, merupakan

perbandingan laba bersih dengan aktiva bersih. Ini adalah metrik

kinerja keuangan perusahaan yang memperhitungkan laba rekening

perusahaan berkaitan dengan aktiva tetap dan modal kerja bersih.

RONA membantu para investor untuk menentukan persentase

pendapatan bersih perusahaan atas aset. Rasio ini menceritakan

bagaimana secara efektif dan efisien perusahaan menggunakan aset

untuk menghasilkan laba. Ini adalah rasio penting karena dalam

banyak perusahaan aset tetap merupakan komponen terbesar dari

investasi. RONA yang lebih tinggi berarti bahwa perusahaan

menggunakan aktiva dan modal kerja secara efisien dan efektif.

Sebuah RONA meningkat merupakan indikator peningkatan

profitabilitas dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

17

RONA dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan

dengan jumlah aset tetap dan modal kerja bersih. Hal ini dapat

dinyatakan dalam rumus berikut.

Sumber: www.readyratios.com (2011)

Gambar 2.2

Rumus RONA

Angka untuk laba bersih dapat ditemukan dalam laporan laba

rugi. Laba bersih juga dikenal sebagai laba setelah pajak. Angka untuk

aktiva tetap dapat ditemukan dalam neraca. Aktiva tetap termasuk

aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar. Modal

kerja bersih didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban

lancar.

2. Efektivitas aset

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang

mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan hal

tersebut maka untuk mencari tingkat efektivitas dapat digunakan rumus

sebagai berikut:

Sumber: Danfar, 2009

Gambar 2.3

Rumus Efektivitas

Berdasarkan rumus efektivitas, maka dapat disimpulkan jika output aktual

berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama dengan 1 (satu),

maka akan tercapai efektifitas. Sedangkan jika output aktual berbanding

Efektivitas = Ouput Aktual/Output Target >=1

RONA = Laba Bersih / (Aktiva Tetap + Modal Kerja Bersih)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

18

output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu), maka efektifitas tidak

tercapai

3. Nilai aset

Nilai aset merupakan manfaat ekonomis dari suatu aset selama kurun

waktu siklus hidup aset tersebut. Semua aset tetap kecuali tanah

mengalami penyusutan dengan berkurangnya kemampuan untuk

memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Berkurangnya

kemampuan berarti berkurangnya nilai aset yang bersangkutan. Hal-hal

yang menyebabkan penyusutan antara lain:

1) Faktor teknis:

a. Rusak

b. Bencana alam

c. Aus

2) Faktor ekonomis

a. Harga Perolehan

Harga suatu aktiva yang meliputi harga pembelian ditambah biaya-

biaya yang diperlukan untuk memperoleh aktiva tersebut.

b. Nilai Sisa

Nilai sisa merupakan taksiran nilai aktiva tetap setelah masa

taksiran umur ekonomis selesai.

c. Umur Ekonomis

Umur ekonomis merupakan masa pemakaian dari aktiva tetap yang

masih mendatangkan manfaat ekonomis.

4. Produktivitas aset

Menurut Hariyono (2007), aset dikatakan produktif apabila digunakan

sesuai dengan jam kerja dan fungsi dari aset tersebut. Menurut Suprihanto

(1992) mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas

adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseiuruhan

sumber daya yang dipergunakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

19

2.3 Konsep Dasar Sistem

Menurut Jogiyanto (2005: 1), terdapat dua kelompok dalam mendefinisikan

sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada

komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada

prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan

pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya

mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu

memiliki komponen-komponen (component), batas sistem (boundary), lingkungan

luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran

(output), pengolah (process) dan sasaran (objective) atau tujuan (goal) (Jogiyanto,

2005: 3).

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-

komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem

atau bagian dari sistem. Menurut Kadir (2003), subsistem merupakan

sistem-sistem yang terdapat dalam sebuah sistem. Subsistem bisa

dijelaskan sebagai sebuah sistem dalam sistem yang lebih besar. Suatu

sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut

dengan suprasistem. Berkaitan dengan sistem dan subsistem, istilah

supersistem kadang kala dijumpai. Jika suatu sistem menjadi bagian dari

sistem lain yang lebih besar, maka sistem yang lebih besar tersebut

merupakan supersistem. Sebagai contoh, perusahaan dapat disebut dengan

suprasistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka

perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila

perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah

subsistemnya. Kalau sistem akuntansi dipandang sebagai suatu sistem,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

20

maka perusahaan adalah supersistem dan industri adalah super dari

supersistem.

2. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem

ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas

suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem

yang mempengaruhi operasi sistem, lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan dan dapat bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan

subsistem yang lainnya. Dengan adanya penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang

lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan

(input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.

5. Masukan Sistem

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat

berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal

(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses

untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi

keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan

masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem.

7. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

21

masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran

berupa barang jadi.

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan

sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan

berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.4 Konsep Dasar Informasi

Informasi didefinisikan sebagai “data yang diolah menjadi bentuk yang

lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya” (Jogiyanto, 2005: 8).

Berdasarkan definisi tersebut, data adalah sumber dari informasi.

Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan

kesatuan nyata dan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item.

Kejadian yang dimaksud adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu.

Sedangkan kesatuan nyata adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda

dan orang yang betul ada dan terjadi.

2.4.1 Data

Menurut Kadir (2003), definisi data diklasifikasikan kedalam dua jenis,

yaitu data secara konseptual dan data yang terformat. Data secara konseptual

adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan transaksi yang tidak

mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakainya.

Misalnya deretan angka seperti berikut : 6.30 27 6.32 28. Data yang terformat

adalah data dengan suatu format tertentu. Contohnya adalah data yang

menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang.

Secara tradisional, data disusun dalam suatu hierarki yang terdiri dari

character, field, record, file, database.

1. Characters merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter

numerik, huruf ataupun karakter-karakter khusus (special characters) yang

membentuk suatu item data/field;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

22

2. Field adalah suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari

data, misalnya nama dan alamat. Kumpulan dari field membentuk suatu

record

a. Field name : harus diberi nama untuk membedakan field yang satu

dengan lainnya;

b. Field relpresentation : tipe field (karakter, teks, tanggal, angka), lebar

field (ruang maksimum yang dapat diisi dengan karakter-karakter

data);

3. Record adalah kumpulan dari field. Record menggambarkan suatu unit

data individu yang tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file;

4. File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data

yang sejenis;

5. Database merupakan kumpulan dari file atau tabel.

2.5 Sistem Informasi

Menurut Husein dan Amin (2006) Sistem Informasi adalah seperangkat

komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses,

menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan

keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood

(1993 dalam Kadir, 2003), ”sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras

dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam

bentuk informasi yang berguna”. Alter (dalam Kadir, 2003), berpendapat bahwa

sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan

teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah

organisasi. Berdasarkan ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi adalah sekumpulan komponen-komponen, perangkat lunak dan

perangkat keras yang dirancang untuk mentransformasikan data menjadi

informasi sebagai pendukung pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan

organisasi.

Tiga aktivitas yang terjadi pada sistem informasi adalah input, processing,

output. Dapat dilihat pada gambar 2.4.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

23

Sumber: Husein (2006)

Gambar 2.4

Tiga Aktifitas pada Sistem Informasi

Input adalah sekumpulan data mentah dalam organisasi maupun luar

organisasi untuk diproses dalam suatu sistem informasi. Proccessing adalah

konversi/pemindahan, manipulasi dan analisis input mentah menjadi bentuk yang

lebih berarti bagi manusia. Output adalah distribusi informasi yang sudah diproses

ke anggota organisasi di mana output tersebut akan digunakan. Informasi dalam

hal ini juga membutuhkan umpan balik (feedback) yakni output yang

dikembalikan ke anggota organisasi yang berkepentingan untuk membantu

mengevaluasi atau memperbaiki input.

2.5.1 Komponen Sistem Informasi

Jhon Burch dan Gary Grudnitski (dalam Jogiyanto, 2005), mengemukakan

bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan

istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input blok), blok

model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology

block), blok basis data (database block) dan blok kendali (control block). Sebagai

suatu sistem, keenam blok tersebut saling berinteraksi hingga membentuk

kesatuan untuk mencapai sasaran.

LINGKUNGAN

PELANGGAN PEMASOK ORGANISASI

SISTEM INFORMASI

INPUT OUTPUT PROCESSING

Klasifikasi

Menata

Menghitung

Umpan Balik

(feedback)

STAKEHOLDERS PESAING

PEM

ERIN

TA

H

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

24

Sumber: Jogiyanto (2005)

Gambar 2.5

Blok Sistem Informasi yang Berinteraksi

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data

dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi

yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen serta semua pemakai system

4. Blok Teknologi

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran

dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi

terdiri dari tiga bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware),

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

25

perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat

berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat

beroperasi.

5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data

perlu disimpan didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi

lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian

rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data

yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanan. Basis data

diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket

yang disebut dengan DBMS (Database Management System).

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan

bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila

terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.6 Sistem Informasi Manajemen

Dalam sistem informasi manajemen mengandung beberapa gabungan ilmu,

yaitu ilmu manajemen, sistem dan informasi. Ketiga ilmu tersebut saling

mendukung dalam satu kesatuan dalam membentuk sistem informasi manajemen.

Pada umumnya, sistem informasi manajemen yang tergambar adalah suatu sistem

yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan

oleh suatu organisasi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai sistem informasi

akan dijelaskan mengenai konsep-konsep yang terdapat didalamnya.

2.6.1 Pengertian dan Karakteristik Sistem Informasi Manajemen

Istilah umum yang diketahui oleh orang mengenai sistem informasi

manajemen adalah sebuah sistem yang terpadu untuk menyajikan informasi untuk

mendukung fungsi operasi organisasi, manajemen dan proses pengambilan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

26

keputusan di dalam organisasi. Sistem informasi ini menggunakan perangkat

keras dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan

basis data (database). Adapun definisi mengenai sistem informasi manajemen

menurut Soetedjo (dalam Sutabri, 2003), “SIM adalah suatu metode untuk

menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi manajemen tentang lingkungan

luar organisasi dan kegiatan operasi di dalam organisasi, dengan tujuan untuk

menunjang proses pengambilan keputusan serta memperbaiki proses perencanaan

dan pengawasan”.

Adapun karakteristik SIM menurut Sutabri (2003), adalah sebagai berikut :

1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan

tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan pula

sebagai alat untuk perencanaan bagi staf yang sudah senior;

2. SIM didesain untuk memberikan laporan operational sehari-hari sehingga

dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih

baik;

3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara

keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh

organisasi tersebut;

4. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah.

Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada decision support

system;

5. SIM biasanya berorientasi pada data-data yang sudah terjadi atau data-data

yang sedang terjadi, bukan data-data yang akan terjadi seperti forecasting;

6. SIM juga berorientasi pada data-data di dalam organisasi dibanding data-

data dari luar organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh

SIM adalah informasi yang sudah diketahui formatnya secara relatif stabil;

7. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang

dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memliki

kemampuan agar manajer dapat membuat laporannya sendiri, tetapi

sebenarnya data-data yang dibutuhkan manajer tersebut sudah ada dan

sudah dipersiapkan lebih dulu;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

27

8. Sebagaimana problematika yang telah disebutkan di atas, SIM

membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil

memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang. Sebuah

literatur menyebutkan bahwa analisis dan desain SIM biasanya

membutuhkan waktu antara satu sampai dua tahun.

2.6.2 Komponen Fisik Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi terdiri dari beberapa komponen fisik. Komponen ini

disediakan untuk melengkapi sistem pengoperasiannya. Adapun komponen dari

sistem informasi manajemen akan ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Komponen Fisik SIM

Komponen Sistem Catatan

Perangkat keras Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain sebagainya), peralatan penyiapan data dan terminal masukan/keluaran

Perangkat lunak Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama : 1. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem

pengoprasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoprasian sistem komputer

2. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan

3. Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi.

Database File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti hard disk, magnetic tipe dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain di atas kertas, mikro film dan lain sebagainya.

Prosedur Prosedur merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada tiga jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu : 1. Instruksi untuk pemakai 2. Instruksi untuk penyiapan masukan 3. Instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat

komputer Personil Operator komputer, analis sistem, programer, personil

data entry dan manajer sistem informasi/EDP. Sumber: Sutabri (2003)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

28

2.7 Sistem Informasi Manajemen Aset

Sistem informasi manajemen aset merupakan suatu aplikasi yang digunakan

untuk mengelola aset yang ditujukan untuk dapat menjawab permasalah-

permasalah aset, seperti berikut (Taramitra, 2008) :

1. Aset berjumlah banyak dan tersebar secara geografis;

2. Aset memiliki penanganan (treatment) yang spesifik;

3. Aset memiliki “nilai” tertentu dikaitkan dengan posisi geografis;

4. Aset memiliki masalah-masalah legal yang berbeda-beda;

5. Pemanfaatan aset masih belum optimal, sehingga kinerja aset rendah;

6. Proses pencatatan aset tidak sistematis dan terintegrasi;

7. Manajemen data masih manual;

8. Perencanaan pemanfaatan aset di masa yang akan datang belum optimal.

Dengan adanya sistem informasi manajemen aset (SIMA) diharapkan

dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Tertib aministrasi, seluruh data tercatat dengan baik, proses pengelolaan

data cepat;

2. Kemudahan untuk pengambilan keputusan atas aset, seperti penataan

kawasan;

3. Kemudahan dalam analisis aset, terutama melalui pendekatan ruang,

sehingga dapat ditentukan kebijakan terbaik;

4. Manajemen pemeliharaan aset;

5. Pengelolaan data dan informasi yang lebih efektif dan efisien dimana

sistem pelaporan dapat dilakukan setiap saat bergantung kebutuhan.

Konsep dasar dari SIMA adalah bahwa setiap jenis aset dianggap memiliki

data atribut baik secara deskriptif yang menunjukan identitas maupun dokumen

legal yang menunjukan kepemilikan atau hak dan kewajiban terhadap aset

tersebut. Selain itu, aset memiliki nilai, baik nilai perolehan maupun nilai pasar

serta nilai penyusutannya.

Seluruh tahapan menajemen aset dimonitor dengan menggunakan sebuah

sistem yang disebut dengan SIMA. Dengan adanya sistem, seluruh aktifitas aset di

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

29

perusahaan dapat terpantau secara berkelanjutan. Bahkan, identitas dari aset

tersebut akan diupdate setelah pendataan selesai.

Hasil dari inventaris kemudian diproses dalam database yang kemudian

diproses lebih lanjut didalam SIMA. Adapun, konsep dasar dari SIMA dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Sumber: Taramitra (2008)

Gambar 2.6

Konsep Dasar SIMA

Menurut Taramitra (2008) SIMA merupakan sebuah aliran data untuk

pengelolaam aset yang ditujukan untuk perusahaan swasta ataupun pemerintah,

yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari aset tersebut.

SIMA dapat memudahkan dalam pengelompokan tanggung jawab dan hak

terhadap aset tersebut, baik berupa tanggung jawab, pemeliharaan, dan jatuh

tempo suatu kewajiban.

Setiap aset memiliki data atribut baik secara deskriptif yang menunjukkan

identitas maupun dokumen legal yang menunjukkan kepemilikan/hak dan

kewajiban terhadap aset tersebut. Selain itu, aset pun memiliki nilai-nilai kondisi

fisik. Nilai dari suatu aset biasanya diperoleh dari nilai pasar, penyusutan, maupun

nilai perolehan. Sedangkan, kondisi fisik aset berupa “baik” atau “rusak”.

Seluruh data dari aset tersebut diproses dalam database untuk dilanjutkan

pada sebuah SIMA, yang ditujukan untuk menghasilkan informasi dari aset

Inventarisasi

Barang / Aset

Appraisal / Penilaian

Manajemen

Aset

Legal Appraisal /

Penilaian Aspek Hukum

Data Atribut

Barang/Aset

Database

Legal

Opinion

Fisik

SIMA

Nilai

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

30

tersebut. Informasi yang diperoleh dari SIMA, akan mempengaruhi keputusan

pihak manajemen dalam menyusun strategi selanjutnya. Misalnya: SIMA

menghasilkan informasi bahwa terdapat aset yang belum digunakan, maka

selanjutnya pihak manajemen akan menetapkan strategi apakah aset tersebut akan

disewakan atau dijual (hal ini merupakan salah satu strategi optimasi aset).

Menurut Siregar (2004) objek pengembangan SIMA adalah semua aset yang

terdiri dari tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan peralatan, serta aset lainnya.

Pengembangan SIMA adalah sebagai alat untuk optimalisasi dan efisiensi

pengelolaan asset BUMN/BUMD. Sedangkan SIMA adalah suatu konsep

pengelolaan asset yang memadukan beberapa disiplin keahlian anatara lain:

1) Penyusunan system dan prosedur logistik (aset)

2) Penyusunan aplikasi komputer bidang logistik

3) Pendataan (iventarisasi) aset

4) Penilaian aset

5) Konsultasi properti

6) Manajemen properti

Dengan memadukan berbagai disiplin keahlian dalam menunjang

pemanfaatan terbaik dari asset yang dimiliki, penerapan SIMA akan sangat akan

sangat menunjang kepentingan BUMN/BUMD, antara lain :

1. Tertib aministrasi aset

2. Mengetahui pemanfaaatan tertinggi dan terbaik aset

3. Mempermudah pengendalian aset

4. Mengetahui nilai aset

5. Mendukung pengembangan strategi.

Lingkup studi dari pengembangan SIMA dilaksanakan dengan langkah-

langkah berikut:

1) Persiapan

i. User Requirement analysis

ii. Identifikasi dan inventarisasi asset

iii. Pengembangan model konseptual

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

31

2) Pengembangan Sistem

i. Evaluasi system yang berjalan

ii. Desain system baru

iii. Implementasi system baru

iv. Konversi system

v. Pelatihan dan pemeliharaan sistem

Secara umum konsep SIMA yang akan dilakukan terdiri dari modul-modul

yang menunjang fungsi pengelolaan logistic (asset) yang terdiri dari:

1) Modul perencanaan dan penetuan kebutuhan

2) Modul penganggaran

3) Modul pengadaan

4) Modul penyimpanan dan penyaluran

5) Modul pemeliharaan

6) Model penyusutan dan penghapusan

7) Modul pengendalian

Secara diagramatis restrukturisasi fixed asset BUMN dapat dilihat pada

gambar 2.7.

FIXED

ASSETS

BUMN/

BUMD

A

C

B

1

2

Recomendatio

NO NO

NO

YES YES

YES

(Non Operating Assets)

(Operating Assets)

Tanah Bangunan Mesin &

Peralatan Kendaraan Fixture,

Furniture &

INVENTARISATIO

N & PHYSICAL

IDENTIFICATION

LEGAL AUDIT/

LEGAL OPINION

VALUATION

OPTIMIZATION

of FIXED

ASSETS

ASSET

MANAGEMENT

INFORMATION

SYSTEM

PROBLEM Legal Opnion

Value of Asset

OPERATING OPTIMAL

OPTIMI-ZATION

ABLE TO BE

Disposal Plan

Strategy

To be Developed (KSO, BOT, JV)

Highest and Best Use (HBU) Study

Sumber: Siregar (2004) Gambar 2.7

Restrukturisasi Aset Tetap BUMN/BUMD Menuju SIMA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

32

2.8 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer merupakan suatu

tugas kompleks yang sangat membutuhkan banyak sumber daya didalamnya.

Menurut Jogiyanto (2005), “daur atau siklus hidup dari pengembangan sistem

merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama

dan langkah-langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses pengembangannya”.

Proses pengembangan sistem informasi melalui beberapa tahapan, dimulai dari

sistem direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan

hingga dipelihara.

Pada siklus hidup sistem (system life cycle), pengembangan sistem dibagi

menjadi beberapa tahapan kerja dan setiap tahapan kerja mempunyai karakteristik

tersendiri. Tahapan utama dari siklus hidup pengembangan sistem terdiri dri

tahapan perencanaan sistem (system planning), analisis sistem (system analysis),

desain sistem (system design), seleksi sistem (system selection), implementasi

sistem (system implementation) dan perawatan sistem (system maintenance).

Adapun diagram dari siklus hidup pengembangan sistem akan disajikan dalam

Gambar 2.8.

Sumber: Nugroho (2008)

Gambar 2.8

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

33

2.9 Konsep Sistem Basis Data

Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang

saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi

(Kadir, 2003: 254). Basis data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada

sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas/data. Dalam mengelola basis

data diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut dengan DBMS. DBMS adalah

adalah perangkat lunak yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara,

mengontrol dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien.

2.9.1 Komponen Lingkungan Basis Data

Komponen-komponen yang terdapat dalam lingkungan basis data terdiri dari

(Kadir, 2003) :

1. Perangkat keras

Perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan DBMS beserta

aplikasi-aplikasinya. Perangkat keras berupa komputer dan periferal

pendukungnya.

2. Perangkat lunak

Komponen perangkat lunak mencakup DBMS itu sendiri, program

aplikasi, serta perangkat lunak pendukung untuk komputer dan jaringan.

3. Data

Bagi pemakai, komponen terpenting dalam DBMS adalah data, karena dari

data inilah pemakai dapat memperoleh informasi yang sesuai dengan

kebutuhan masing-masing.

4. Prosedur

Prosedur adalah petunjuk tertulis yang berisi cara merancang hingga

menggunakan basis data. Dalam hal ini, prosedur yang dimaksud terdiri

dari :

a. Cara masuk ke DBMS (login);

b. Cara memakai fasilitas-fasilitas tertentu dalam DBMS maupun cara

menggunakan aplikasi;

c. Cara mengaktifkan dan menghentikan DBMS;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

34

d. Cara membuat cadangan basis data dan cara mengembalikan cadangan

ke DBMS.

5. Orang

Komponen orang dibagi menjadi tiga kelompok, diantaranya :

a. Pemakai akhir (end user)

Pemakai akhir dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu :

1) Pemakai aplikasi

Adalah orang yang mengoperasikan program aplikasi yang dibuat

oleh pemrogram aplikasi. Pemakai seperti ini tidak berhubungan

secara langsung dengan DBMS. Pemakai aplikasi ini disebut

native user.

2) Pemakai interaktif

Adalah pemakai yang berinteraksi secara langsung dengan

DBMS, dapat memberikan perintah-perintah DBMS untuk

mengakses basis data ataupun melalui perangkat-perangkat

seperti pembangkit query dan pembangkit laporan. Pemakai

seperti ini dapat menyediakan sendiri kebutuhan terhadap

informasi.

b. Pemrogram aplikasi

Pemrogram aplikasi adalah orang yang membuat program aplikasi

yang melibatkan basis data. Program aplikasi ini membuat program

aplikasi berdasarkan kebutuhan pemakai.

c. Administrator basis data

Administrator basis data adalah orang yang bertanggung jawab

terhadap manajemen basis data. Secara detail, tugas administrator

basis data adalah sebagai berikut :

1) Mendefinisikan basis data;

2) Mendefinisikan struktur dan metode akses penyimpan;

3) Menentukan keamanan basis data;

4) Melakukan pemeliharaan basis data secara rutin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

35

2.9.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Haryanto (2008: 12), Entity Relationship Diagram (ERD)

merupakan hasil akhir dari proses analisis terhadap sistem yang ditinjau yang

dilakukan oleh seorang analis sistem. Entity relationship diagram menunjukkan

hubungan antara entitas yang satu dengan yang lain hingga seluruh data tergabung

di dalam satu kesatuan yang terintegrasi. Entitas adalah individu, benda, objek

yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain.

Sekumpulan entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama disebut

himpunan entitas. Bentuk relasi entitas terdapat beberapa macam, yaitu (Nugroho:

2008) :

1. One to One

One to one merupakan satu record dalam sebuah entitas hanya

berhubungan dengan satu record di entitas lain. Contohnya :

PERUSAHAAN HUTANG KODEPRSH NAMAPRSH ALAMAT KOTA TELEPON EMAIL

KODEPRSH JLHHUTANG TANGGAL

Sumber: Nugroho (2008)

Gambar 2.9

Relasi One to One

Sebuah record di entitas perusahaan hanya akan mempunyai hubungan

dengan sebuah record di entitas hutang. Kodenya adalah 1:1, artinya suatu

rekaman di entitas yang satu bisa berhubungan dengan satu record di

entitas yang lain.

2. One to Many

One to many merupakan satu record di sebuah entitas berhubungan dengan

banyak rekaman di entitas lain. Contohnya:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

36

NOTA NOTARINCI NONOTA KODEPRSH TANGGAL JUMLAH DISKON DIBAYAR CATATAN

NONOTA KODEBARANG CACAH HARGASATUAN

Sumber: Nugroho (2008)

Gambar 2.10

Relasi One to Many

Sebuah record di entitas nota akan berhubungan dengan banyak record di

entitas lain. Kodenya adalah 1:N, artinya suatu rekaman di entitas yang

satu bisa berhubungan dengan N (banyak) record di entitas yang lain.

3. Many to Many

Banyak record di sebuah entitas berhubungan dengan banyak rekaman di

entitas lain. Contohnya:

PEGAWAI BAGIAN NOPEGAWAI KOPEGAWAI NAMA ALAMAT TGLLAHIR CATATAN

KODEBAGIAN NAMABAGIAN KODEPEGAWAI KEPALA

Sumber: Nugroho (2008)

Gambar 2.11

Relasi Many to Many

Contoh diatas menjelaskan satu record di entitas pegawai dapat muncul di

banyak rekaman pada entitas bagian, yaitu jika seorang pegawai

menduduki jabatan di beberapa bagian. Demikian pula sebuah rekaman di

entitas bagian dapat muncul di banyak rekaman di entitas pegawai.

2.9.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data flow diagram menggambarakan atau membuat model sistem yang

seakan-akan mencermikan penekanan pada data, namun sebenarnya DFD lebih

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

37

menekankan pada segi proses (Sutabri, 2003). Pengertian secara umum dari data

flow diagram adalah suatu network yang menggambarkan suatu sistem

automat/komputerisasi, manualisasi atau gabungan dari keduanya, yang

penggambarannya disusun dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang saling

berhubungan sesuai dengan aturan mainnya. Keuntungan dari DFD adalah

memungkinkan untuk menggambarkan sistem dari level yang paling tinggi

kemudian menguraikannya menjadi level yang lebih rendah (dekomposisi),

sedangkan kekurangan dari DFD adalah tidak menunjukkan proses pengulangan

(looping), proses keputusan dan proses perhitungan.

1. Simbol Data Flow Diagram

Simbol yang digunakan dalam membuat data flow diagram ada empat

buah, yaitu:

EXTERNAL ENTITY Simbol ini digunakan untuk menggambarkan asal atau tujuan data.

PROSES Simbol ini digunakan untuk proses pengolahan atau transformasi data.

DATA FLOW Simbol ini digunakan untuk menggambarkan aliran data yang berjalan.

DATA STORE Simbol ini digunakan untuk menggambarkan data flow yang sudah disimpan atau diarsipkan.

Sumber: Sutabri (2003)

Gambar 2.12

Simbol Data Flow Diagram

2. Bentuk Data Flow Diagram

Terdapat dua bentuk data flow diagram, yaitu physical data flow diagram

dan logical data flow diagram (Jogiyanto, 2005). Physical data flow

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

38

diagram lebih menekankan pada proses-proses sistem diterapkan termasuk

proses-proses manual. Logical data flow diagram lebih menekankan pada

logika dari kebutuhan sistem, yaitu proses apa saja secara logika yang

dibutuhkan oleh sistem.

3. Teknik Membuat Data Flow Diagram

Cara yang lazim digunakan dalam membuat data flow diagram adalah

sebagai berikut (Sutabri, 2003) :

a. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih tinggi, kemudian

diuraikan atau dijelaskan sampai yang lebih detail atau tingkatan yang

lebih rendah, yang dikenal dengan istilah “Analisis Atas Bawah atau

Top Down Anaysis”.

b. Jabarkan proses yang terjadi di dalam data flow diagram sedetail

mungkin sampai tidak dapat diuraikan lagi.

c. Peliharalah konsistensi proses yang terjadi di dalam DFD, mulai dari

diagram yang tingkatannya lebih tinggi sampai dengan diagram yang

tingkatannya lebih rendah.

d. Berikan label yang bermakna untuk setiap simbol yang digunakan

seperti :

1) Nama yang jelas untuk EXTERNAL ENTITY;

2) Nama yang jelas untuk PROSES;

3) Nama yang jelas untuk DATA FLOW;

4) Nama yang jelas untuk DATA STORE.

4. Tahapan Data Flow Diagram

Langkah-langkah di dalam membuat data flow diagram dibagi menjadi

tiga tahap untuk tingkat konstruksi DFD, yaitu sebagai berikut :

a. Diagram Konteks

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data

yang akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut digunakan

untuk menggambarkan sistem secara umum/global.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

39

b. Diagram Nol

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada di

dalam diagram konteks, yang penjabarannya lebih terperinci.

c. Diagram Detail

Diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih

mendetail lagi dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.

2.9.4 Kamus Data

Kamus data yang digunakan dalam analisis struktur dan desain sistem

informasi merupakan suatu katalog yang menjelaskan lebih detail tentang data

flow diagram yang mencakup proses, data flow dan data store (Sutabri, 2003).

Kamus data dapat digunakan pada metodologi berorientasi data dengan

menjelaskan lebih detail lagi hubungan entitas, seperti atribut-atribut suatu entitas.

Pada metodologi objek, kamus data dapat menjelaskan lebih detail atribut maupun

metode atau service suatu objek. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang

ada pada data flow diagram. Kamus data dan komponen-komponen lainnya yang

dikumpulkan pada saat analisis sistem sangat dibutuhkan dalam perancangan

sistem. Selain dapat digunakan untuk menjelaskan suatu model sistem, kamus

data juga berfungsi untuk menghindari penggunaan kata-kata yang sama, karena

kamus data disusun menurut abjad

2.9.5 Keunggulan Database Management System

Dibandingkan dengan sistem pemrosesan file yang didukung oleh sistem

operasi konvensional, penggunaan basis data memiliki keunggulan seperti berikut

(Kadir, 2003) :

1. Mengendalikan atau menduplikasi data;

2. Menjaga konsistensi dan integritas data;

3. Memudahkan pemerolehan informasi yang lebih banyak dari data yang

sama disebabkan data dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan

menjadi satu;

4. Meningkatkan keamanan data dari orang yang tidak berwenang;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

40

5. Memaksakan penerapan standar;

6. Dapat menghemat biaya karena data dapat dipakai oleh banyak

departemen;

7. Mengulangi komflik kebutuhan antar pemakai karena basis data di bawah

kontrol administrator basis data;

8. Meningkatkan tingkat respond dan kemudahan akses bagi pemakai akhir;

9. Meningkatkan produktivitas pemrogram;

10. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data;

11. Meningkatkan konkurensi (pemakai data oleh sejumlah data) tanpa

menimbulkan masalah kehilangan informasi atau integritas;

12. Meningkatkan layanan backup dan recovery

2.10 Penelitian Pendahulu

Dalam penelitian ini akan disampaikan beberapa penelitian terlebih dahulu

yang dapat digunakan sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan penelitian

sekarang. Berikut ini adalah tabel 2.2 yang akan menjelaskan mengenai penelitian

terdahulu yang akan dibandingkan dengan penelitian saat ini.

Tabel 2.2

Penelitian Pendahulu

Judul Pengarang Dimensi Persamaan Perbedaan

1. Sistem Informasi Manajemen Aset Berbasis Web Di Lingkungan PDAM Surabaya

Ieta Ariyanti Perancangan Menggunakan Diagram Konteks

Tidak merancang DFD, ERD, dan Kamus data.

Sumber : Hasil Olah Data, 2012

2.11 Landasan Normatif

Landasan normatif adalah peraturan-peraturan yang mengatur mengenai

penggunaan dan pemanfaatan aset milik Negara. Landasan normatif yang

digunakan dalam peneitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Peraturan Menteri Keuangan No. 96 Tahun 2007 Tentang Tata Cara

Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan

Pemnidahtanganan Barang Milik Negara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset 2.1.1 ...digilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl...ekonomis, bertujuan untuk tetap menjaga aset agar dapat membantu proses pencapaian

41

2. Salinan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-

06/MBU/2011 Tentang Pedoman Pendayagunaan Aktiva Tetap Badan

Usaha Milik Negara.