bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 teori ......29 bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan...

52
29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar pada dasarnya mementingkan keuntungan pelaku ekonomi dari pasar tersebut. Sehingga sangat sulit menemukan ekonomi yang mensejahterakan jika dilihat dari mekanisme pasar yang ada, namun kesejahteraan merupakan salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Tingkat kepuasan dan kesejahteraan adalah dua pengertian yang saling berkaitan. Tingkat kepuasan merujuk pada individu atau kelompok, sedangkan tingkat kesejahteraan mengacu pada komunitas atau masyarakat luas. Tingkat kesejahteraan meliputi pangan, pendidikan, kesehatan, kadang juga dikaitkan dengan kesempatan kerja, perlindungan hari tua, keterbebasan dari kemiskinan dan sebagainya. Kesejahteraan merupakan representasi yang bersifat kompleks karena multidimensi, mempunyai keterkaitan antar dimensi dan ada dimensi yang direpresentasikan. Perumusan tentang batasan antara substansi kesejahteraan dan representasi kesejahteraan ditentukan oleh perkembangan praktik kebijakan yang dipengaruhi oleh ideologi dan kinerja negara yang tidak lepas dari pengaruh dinamika pada tingkat global.

Upload: others

Post on 16-Mar-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Kesejahteraan

Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar pada dasarnya

mementingkan keuntungan pelaku ekonomi dari pasar tersebut. Sehingga sangat

sulit menemukan ekonomi yang mensejahterakan jika dilihat dari mekanisme

pasar yang ada, namun kesejahteraan merupakan salah satu aspek yang cukup

penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi,

kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan

sosial dalam masyarakat.

Tingkat kepuasan dan kesejahteraan adalah dua pengertian yang saling

berkaitan. Tingkat kepuasan merujuk pada individu atau kelompok, sedangkan

tingkat kesejahteraan mengacu pada komunitas atau masyarakat luas. Tingkat

kesejahteraan meliputi pangan, pendidikan, kesehatan, kadang juga dikaitkan

dengan kesempatan kerja, perlindungan hari tua, keterbebasan dari kemiskinan

dan sebagainya. Kesejahteraan merupakan representasi yang bersifat kompleks

karena multidimensi, mempunyai keterkaitan antar dimensi dan ada dimensi yang

direpresentasikan. Perumusan tentang batasan antara substansi kesejahteraan dan

representasi kesejahteraan ditentukan oleh perkembangan praktik kebijakan yang

dipengaruhi oleh ideologi dan kinerja negara yang tidak lepas dari pengaruh

dinamika pada tingkat global.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

30

A. Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi

Teori kesejahteraan secara umum dapat diklasifikasi menjadi tiga macam,

yakni classical utilitarian, neoclassical welfare theory dan new contractarian

approach (Albert dan Hahnel, 2005). Pendekatan classical utilitarian

menekankan bahwa kesenangan atau kepuasan seseorang dapat diukur dan

bertambah. Prinsip bagi individu adalah meningkatkan sebanyak mungkin tingkat

kesejahteraannya, sedangkan bagi masyarakat peningkatan kesejahteraan

kelompoknya merupakan prinsip yang dipegang dalam kehidupannya. Pendekatan

neoclassical welfare theory menjelaskan bahwa fungsi kesejahteraan merupakan

fungsi dari semua kepuasan individu. Perkembangan lainnya dalam teori

kesejahteraan sosial adalah munculnya new contractarian approach yang

mengangkat adanya kebebasan maksimum dalam hidup individu atau seseorang.

Hal yang paling ditekankan dalam pendekatan new contractarian approach ini

adalah individu akan memaksimalkan kebebasannya untuk mengejar konsep

mereka tentang barang dan jasa tanpa adanya campur tangan.

B. Indikator Kesejahteraan

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitasnya memiliki banyak

indikator keberhasilan yang dapat diukur. Indikator kesejahteraan suatu daerah

diukur melalui tingkat kemiskinan, angka buta huruf, angka melek huruf, emisi

gas CO2, perusakan alam dan lingkungan, polusi air dan tingkat produk domestik

bruto (PDB) (Thomas, 2005). Kesejahteraan suatu wilayah juga ditentukan dari

ketersediaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia (H), sumber daya

fisik (K) dan sumber daya lain (R). Ketiga sumber daya tersebut berinteraksi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

31

dalam proses pembangunan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi dan

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Pendapatan orang kaya (golongan menengah ke atas) akan digunakan

untuk dibelanjakan pada barang mewah, emas, perhiasan, rumah yang mahal.

Golongan menengah ke bawah yang memiliki karakteristik miskin, kesehatan,

gizi dan pendidikan yang rendah, peningkatan pendapatan dapat meningkatkan

dan memperbaiki kesejahteraan mereka (Todaro, 2003).

C. Fungsi Kesejahteraan

Teori kesejahteraan ini dispesifikan dan disederhanakan menjadi fungsi

produksi kesejahteraan W (walfare) dengan persamaan berikut:

W = W (Y, I, P) .............................................................................. (2.1)

Keterangan:

Y = pendapatan perkapita

I = ketimpangan

P = Kemiskinan absolut

Berkaitan dengan fungsi persamaan di atas, diasumsikan bahwa

kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan per kapita, namun

berhubungan negatif dengan kemiskinan absolut dan tingkat ketimpangan. Teori

ekonomi kesejahteraan mempelajari berbagai kondisi di mana cara penyelesaian

dari model equilibrium umum dapat dikatakan optimal. Hal ini memerlukan,

antara lain alokasi optimal faktor produksi di antara konsumen (Salvatore, 1997).

Berdasarkan pada beberapa pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa

tingkat kesejahteraan seseorang dapat terkait dengan tingkat kepuasan (utility) dan

kesenangan (pleasure) yang dapat diraih dalam kehidupannya guna mencapai

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

32

tingkat kesejahteraan yang diinginkannya. Maka dibutuhkan suatu prilaku yang

dapat memaksimalkan tingkat kepuasan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia.

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian

sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.

Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan,

kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti

lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan

partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa (www.menkokesra.go.id diakses tanggal 05 Januari 2016).

Terdapat berbagai perkembangan pengukuran tingkat kesejahteraan dari

sisi fisik, seperti Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia),

Physical Quality Life Index (Indeks Mutu Hidup), Basic Needs (Kebutuhan

Dasar), dan GNP/Kapita (Pendapatan Perkapita). Ukuran kesejahteraan ekonomi

inipun bisa dilihat dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi (skala usaha). Dari

sisi konsumsi maka kesejahteraan bisa diukur dengan cara menghitung seberapa

besar pengeluaran yang dilakukan seseorang atau sebuah keluarga untuk

kebutuhan sandang, pangan, papan, serta kebutuhan lainnya dalam waktu atau

periode tertentu.

Ukuran tingkat kesejahteraan manusia selalu mengalami perubahan. Pada

1950-an, sejahtera diukur dari aspek fisik, seperti gizi, tinggi dan berat badan,

harapan hidup, serta income. Pada 1980-an, ada perubahan di mana sejahtera

diukur dari income, tenaga kerja, dan hak-hak sipil. Pada 1990-an, Mahbub Ul-

Haq, sarjana keturunan Pakistan, merumuskan ukuran kesejahteraan dengan yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

33

disebut Human Development Index (HDI). Dengan HDI, kesejahteraan tidak lagi

ditekankan pada aspek kualitas ekonomi-material saja, tetapi juga pada aspek

kualitas sosial suatu masyarakat.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak

indikator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005),

menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di

representasikan dari tingkat hidup masyarakat yang ditandai oleh terentaskannya

kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang

lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu

merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan

menengah ke bawah.

Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan

Sosial, disebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan

mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan

bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya

secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya,

masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial

sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat.

Konsep kesejahteraan menurut Nasikun (1996), dapat dirumuskan sebagai

padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat

indikator, yaitu (1) rasa aman; (2) kesejahteraan; (3) kebebasan; dan (4) jati diri.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

34

Biro Pusat Statistik Indonesia (BPS,2000), menerangkan bahwa guna melihat

tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang

dapat dijadikan ukuruan, antara lain (1) tingkat pendapatan keluarga; (2)

komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk

pangan dengan non-pangan; (3) tingkat pendidikan keluarga; (4) tingkat kesehatan

keluarga; dan (5) kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah

tangga.

Menurut Kolle dalam Bintarto (1989), kesejahteraan dapat diukur dari

beberapa aspek kehidupan, antara lain (1) dengan melihat kualitas hidup dari segi

materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan dan sebagaianya; (2) dengan melihat

kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dan

sebagainya; (3) dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas

pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya; dan (4) dengan melihat kualitas

hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan

sebagainya.

Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-

pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu

dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan

relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan

kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara

selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat. Definisi-definisi di atas

mengandung pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

35

yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu di bidang

fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, dan spiritual.

Pemahaman mengenai realitas tingkat kesejahteraan, pada dasarnya

terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tingkat

kesejahteraan, antara lain (1) sosial ekonomi rumah tangga atau masyarakat, (2)

struktur kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah

tangga atau masyarakat, (3) potensi regional (sumberdaya alam, lingkungan dan

insfrastruktur) yang mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi, dan

(4) kondisi kelembagaan yang membentuk jaringan kerja produksi dan pemasaran

pada skala lokal, regional dan global (Taslim, 2004).

Selama 20 tahun terakhir, kajian tentang kesejahteraan masyarakat telah

berkembang, tidak saja sebatas ukuran nominal, tetapi diperluas ke bidang kajian

non ekonomi, sehingga konsep pengukuran kesejahteraan telah dipolakan sebagai

the quality of life (Wesgate, 1996; Kamya, 2000). The quality of life dinyatakan

memiliki dimensi religious well-being (Tsung, 2002). Spiritual well-being

dinyatakan memiliki komponen yang berkaitan dengan dimensi kesehatan

masyarakat, kondisi fisik dan sosial, serta faktor intelektualitas (Ellison dan

Smith, 1991; Chandler et al., 1992; Kamya, 2000).

Definisi dari spiritual well-being juga diuraikan sebagai prilaku yang serba

religius, memahami dengan baik tujuan dan hakekat hidup, menyelaraskan diri

untuk mencapai kebahagiaan dan pandangan bahwa hidup adalah kompleksitas

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

36

dari banyak tujuan (Adams et al., 2000). Gambar 2.1 menyajikan kerangka

hubungan kesejahteraan dengan komponen ekonomi dan non ekonomi.

Kesejahteraan

(life of satisfaction)

Pendapatan

Nominal

Spiritual

Well-being

Sense of

Material well-being

Community well-being

Emotional well-being

Healthy and safety

Gambar 2.1

Pengukuran Life of Satisfaction

Sumber: Kamya (2000), Tsung (2002), dan Kim et al. (2013)

Tsung et al. (2002) menyatakan bahwa dimensi existential well-being

adalah berkaitan dengan life satisfaction dan tingkat kesehatan mental dan

psikologis. Dengan demikian, berbeda dengan konsep pengukuran kesejahteraan

secara nominal, maka pendekatan kesejahteraan sebagaimana dikembangkan

sejumlah peneliti Ellison dan Smith (1991), Chandler et al. (1992), Wesgate

(1996), Kamya (2000), Tsung et al. (2002), pada garis besarnya memberikan

panduan pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat secara lebih holistik

dengan memasukkan komponen non ekonomi sebagai pola pengukuran

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

37

kesejahteraan, karena manusia pada dasarnya adalah makluk yang dinamis dan

kompleks (Adams, 2000; Tsung, 2002).

2.1.2 Kebijakan Pemerintah

Pembangunan merupakan proses mewujudkan masyarakat makmur

sejahtera secara adil dan merata. Kesejahteraan ditandai dengan kemakmuran,

yaitu meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh meningkatnya pendapatan.

Pendapatan meningkat sebagai hasil produksi yang semakin meningkat pula.

Proses ini akan terlaksana jika asumsi-asumsi pembangunan yang ada dapat

terpenuhi (Wrihatnolo dan Dwidjowinoto, 2007). Asumsi-asumsi tersebut di

antaranya, kesempatan kerja atau partisipasi termanfaatkan secara penuh (full

employment), setiap orang memiliki kemampuan sama (equal productivity), dan

masing-masing pelaku bertindak rasional (efficient). Pada kenyataannya, asumsi-

asumsi tersebut sulit untuk dipenuhi sehingga pembangunan memerlukan

intervensi pemerintah dengan kebijakan-kebijakan yang akan mendorong

terciptanya kondisi yang lebih baik.

Pemerintah merupakan suatu gejala yang berlangsung dalam kehidupan

bermasyarakat yaitu hubungan antara manusia dengan setiap kelompok termasuk

dalam keluarga. Masyarakat sebagai suatu gabungan dari sistem sosial, akan

senantiasa tersangkut dengan unsur-unsur pemenuhan kebutuhan dasar manusia

seperti keselamatan, istirahat, pakaian dan makanan. Dalam memenuhi kebutuhan

dasar itu, manusia perlu bekerja sama dan berkelompok dengan orang lain; dan

bagi kebutuhan sekunder maka diperlukan bahasa untuk berkomunikasi menurut

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

38

makna yang disepakati bersama, dan institusi sosial yang berlaku sebagai kontrol

dalam aktivitas dan mengembangkan masyarakat.

Kebutuhan sekunder tersebut adalah kebutuhan untuk bekerjasama,

menyelesaikan konflik, dan interaksi antar sesama warga masyarakat. Dengan

timbulnya kebutuhan dasar dan sekunder tersebut maka terbentuk pula institusi

sosial yang dapat memberi pedoman melakukan kontrol dan mempersatukan

(integrasi) anggota masyarakat (Malinowski dalam Garna, 1996). Untuk

membentuk institusi-institusi tersebut, masyarakat membuat kesepakatan atau

perjanjian di antara mereka, yang menurut Rosseau (terjemahan Sumardjo, 1986),

adalah konflik kontrak sosial (social contract). Adanya kontrak sosial tersebut

selanjutnya melahirkan kekuasan dan institusi pemerintahan.

Lahirnya pemerintahan pada awalnya adalah untuk menjaga suatu sistem

ketertiban di dalam masyasrakat, sehingga masyarakat tersebut bisa menjalankan

kehidupan secara wajar. Seiring dengan perkembangan masyarakat modern yang

ditandai dengan meningkatnya kebutuhan, peran pemerintah kemudian berubah

menjadi melayani masyarakat. Pemerintah modern, dengan kata lain pada

hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan

untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan

kondisi yang memungkinkan setiap anggota mengembangkan kemampuan dan

kreatifitasnya demi mencapai kemajuan bersama (Al Rasyid, 2000).

Osborne dan Gaebler (Al Rasyid, 2000) bahkan menyatakan bahwa

pemerintah yang demokratis lahir untuk melayani warganya dan karena itulah

tugas pemerintah adalah mencari cara untuk menyenangkan warganya. Lahirnya

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

39

pemerintahan memberikan pemahaman bahwa kehadiran suatu pemerintahan

merupakan manifestasi dari kehendak masyarakat yang bertujuan untuk berbuat

baik bagi kepentingan masyarakat, bahkan Van Poelje (dalam Hamdi, 1999)

menegaskan bahwa, pemerintahan dapat dipandang sebagai suatu ilmu yaitu yang

mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam mengarahkan dan memimpin

pelayanan umum.

Definisi ini menggambarkan bahwa pemerintahan sebagai suatu ilmu

mencakup 2 (dua) unsur utama, yaitu pertama, masalah bagaimana sebaiknya

pelayanan umum dikelola, jadi termasuk seluruh permasalahan pelayanan umum,

dilihat dan dimengerti dari sudut kemanusiaan; kedua, masalah bagaimana

sebaiknya memimpin pelayanan umum, jadi tidak hanya mencakup masalah

pendekatan yaitu bagaimana sebaiknya mendekati masyarakat oleh para pengurus,

dengan pendekatan terbaik, masalah hubungan antara birokrasi dengan

masyarakat, masalah keterbukaan juga keterbukaan yang aktif dalam hubungan

masyarakat, permasalahan psikologi sosial dan sebagainya. Uraian tersebut

menjelaskan juga bahwa suatu pemerintahan karena adanya suatu komitmen

bersama yang terjadi antara pemerintah dengan rakyatnya sebagai pihak yang

diperintah dalam suatu posisi dan peran, yang mana komitmen tersebut hanya

dapat dipegang apabila rakyat dapat merasa bahwa pemerintah itu memang

diperlukan untuk melindungi, memberdayakan dan mensejahterakan rakyat.

Ndraha (2000) mengatakan bahwa pemerintah memegang pertanggung-

jawaban atas kepentingan rakyat. Lebih lanjut Ndraha juga mengatakan bahwa

pemerintah adalah semua beban yang memproduksi, mendistribusikan, atau

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

40

menjual alat pemenuhan kebutuhan masyarakat berbentuk jasa publik dan

layanan sipil.

Sejalan dengan itu, Kaufman (dalam Thoha, 1995) menyebutkan bahwa

tugas pemerintahan adalah untuk melayani dan mengatur masyarakat. Kemudian

dijelaskan lebih lanjut bahwa tugas pelayanan lebih menekankan upaya

mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik dan memberikan

kepuasan kepada publik, sedangkan tugas mengatur lebih menekankan kekuasaan

power yang melekat pada posisi jabatan birokrasi.

Pendapat lain dikemukakan oleh Al Rasyid (2000) yang menyebutkan

secara umum tugas-tugas pokok pemerintahan mencakup: Pertama, menjamin

keamanan negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar

tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan

yang sah melalui cara-cara kekerasan. Kedua, memelihara ketertiban dengan

mencegah terjadinya gontok-gontokan di antara warga masyarakat, menjamin agar

perubahan apapun yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara

damai. Ketiga, menjamin diterapkannya perlakuan yang adil kepada setiap warga

masyarakat tanpa membedakan status apapun yang melatarbelakangi keberadaan

mereka. Keempat, melakukan pekerjaan umum dan memberikan pelayanan dalam

bidang-bidang yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintahan,

atau yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh pemerintah. Kelima, melakukan

upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial: membantu orang miskin

dan memelihara orang cacat, jompo dan anak terlantar: menampung serta

menyalurkan para gelandangan ke sektor kegiatan yang produktif, dan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

41

semacamnya. Keenam, menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan

masyarakat luas, seperti mengendalikan laju inflasi, mendorong penciptaan

lapangan kerja baru, memajukan perdagangan domestik dan antar bangsa, serta

kebijakan lain yang secara langsung menjamin peningkatan ketahanan ekonomi

negara dan masyarakat. Ketujuh, menerapkan kebijakan untuk memelihara

sumber daya alam dan lingkungan hidup, seperti air, tanah dan hutan.

Lebih lanjut di bagian lain Al Rasyid (2000) menyatakan bahwa tugas-

tugas pokok tersebut dapat diringkas menjadi 3 (tiga) fungsi hakiki, yaitu

pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan

(development). Pelayanan akan membuahkan keadilan dalam masyarakat,

pemberdayaan akan mendorong kemandirian masyarakat, dan pembangunan akan

menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Oleh Ndraha (2000) fungsi

pemerintahan tersebut kemudian diringkas menjadi 2 (dua) macam fungsi, yaitu:

Pertama, pemerintah mempunyai fungsi primer atau fungsi pelayanan (service),

sebagai provider jasa publik yang baik diprivatisasikan dan layanan civil termasuk

layanan birokrasi. Kedua, pemerintah mempunyai fungsi sekunder atau fungsi

pemberdayaan (empowerment), sebagai penyelenggara pembangunan dan

melakukan program pemberdayaan. Dengan begitu luas dan kompleksnya tugas

dan fungsi pemerintahan, menyebabkan pemerintah harus memikul tanggung

jawab yang sangat besar. Untuk mengemban tugas yang berat itu, selain

diperlukan sumber daya, dukungan lingkungan, dibutuhkan institusi yang kuat

yang didukung oleh aparat yang memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai dan

norma yang berlaku di dalam masyarakat dan pemerintahan. Langkah ini perlu

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

42

dilakukan oleh pemerintah, mengingat dimasa mendatang perubahan-perubahan

yang terjadi di dalam masyarakat akan semakin menambah pengetahuan

masyarakat untuk mencermati segala aktivitas pemerintahan dalam hubungannya

dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat.

Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang tidak melibatkan peran

pemeritah dalam sistem perekonomiannya. Tidak juga di negara yang menganut

sistem kapitalis yang menghendaki peran swasta lebih dominan dalam mengelola

perekonomiannya. Karena tidak ada satupun negara kapitalis di dunia ini yang

menganut sistem kapitalis murni. Menurut Adam Smith, ahli ekonomi kapitalis,

mengemukakan teorinya bahwa dalam perekonomian segala sesuatunya akan

berjalan sendiri-sendiri menyesuaikan diri menuju kepada keseimbangan menurut

mekanisme pasar. Tarik-menarik kekuatan dalam sistem perekonomian itu seperti

dikendalikan oleh “the invisible hand”, sehingga dengan demikian tidak

memerlukan begitu banyak campur tangan pemerintah. Maka menurut Adam

Smith peranan pemerintah hanya meliputi tiga fungsi saja, yaitu memelihara

keamanan dan pertahanan dalam negeri, menyelenggarakan peradilan,

menyediakan barang-barang yang tidak bisa disediakan oleh swasta. Masa

sekarang ini, banyaknya perkembangan dan kemajuan akibat semakin majunya

teknologi dan banyaknya penemu-penemu baru serta semakin terbukanya

perekonomian antar negara, menyebabkan begitu banyak kepentingan yang saling

terkait dan berbenturan. Hal ini menyebabkan peran pemerintah semakin

dibutuhkan dalam mengatur jalannya sistem perekonomian, karena tidak

sepenuhnya semua bidang perekonomian itu dapat ditangani oleh swasta. Sistem

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

43

perekonomian modern, peranan pemerintah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu

peranan alokasi, peranan distribusi, dan peranan stabilisasi.

Peranan alokasi oleh pemerintah ini sangat dibutuhkan terutama dalam hal

penyediaan barang-barang yang tidak dapat disediakan oleh swasta yaitu barang-

barang umum atau disebut juga barang publik. Karena dalam sistem

perekonomian suatu negara, tidak semua barang dapat disediakan oleh swasta dan

dapat diperoleh melalui sistem pasar. Dalam hal seperti ini maka pemerintah harus

bisa menyediakan apa yang disebut barang publik tadi. Tidak dapat tersedianya

barang-barang publik tersebut melalui sistem pasar disebut dengan kegagalan

pasar. Hal ini dikarenakan manfaat dari barang tersebut tidak dapat dinikmati

hanya oleh yang memiliki sendiri, tapi dapat dimiliki/dinikmati pula oleh yang

lain, dengan kata lain, barang tersebut tidak mempunyai sifat pengecualian seperti

halnya barang swasta. Contohnya: seperti udara bersih, jalan umum, jembatan,

dan lain-lain. Kegiatan dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi maupun

barang-barang dan atau jasa-jasa untuk memuaskan/memenuhi kebutuhan

masyarakat. Jadi kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu

maupun kebutuhan masyarakat yang secara efektif tidak dapat dipuaskan oleh

mekanisme pasar. Contohnya dalam kegiatan pendidikan, pertahanan dan

keamanan, serta keadilan.

Peranan distribusi ini merupakan peranan pemerintah sebagai distribusi

pendapatan dan kekayaan. Tidak mudah bagi pemerintah dalam menjalankan

peranan ini, karena distribusi ini berkaitan erat dengan masalah keadilan.

Sedangkan masalah keadilan ini sudah terlalu kompleks, sebab keadilan ini

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

44

merupakan satu masalah yang bisa ditinjau dari berbagai presepsi, bahkan

masalah keadilan ini juga tergantung dari pandangan masyarakat terhadap

keadilan itu sendiri, karena keadilan itu merupakan masalah yang relatif dan

dinamis. Kegiatan dalam mengadakan redistribusi pendapatan atau mentransfer

penghasilan ini memberikan koreksi terhadap distribusi penghasilan yang ada

dalam masyarakat. Pemerintah dapat merubah distribusi pendapatan masyarakat

baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya dengan

pajak progresif, yaitu membebankan pajak yang relatif lebih besar bagi orang

kaya dan relatif lebih kecil bagi orang miskin, disertai subsidi bagi golongan

miskin. Secara tidak langsung, bisa melalui kebijaksanaan pengeluaran

pemerintah, misalnya pembangunan perumahan tipe rumah sederhana (RS) dan

tipe rumah sangat sederhana (RSS) yang lebih banyak porsinya dibanding rumah

mewah, untuk golongan pendapatan tertentu, subsidi untuk pupuk petani, dan lain

sebagainya.

Peranan Stabilisasi, kegiatan menstabilisasikan perekonomian yaitu

dengan menggabungkan kebijakan-kebijakan moneter dan kebijakan-kebijakan

lain seperti kebijakan fiskal dan perdagangan untuk meningkatkan atau

mengurangi besarnya permintaan agregat sehingga dapat mempertahankan full

employment dan menghindari inflasi maupun deflasi. Peranan stabilisasi

pemerintah dibutuhkan jika terjadi gangguan dalam menstabilkan perekonomian,

seperti: terjadi deflasi, inflasi, penurunan permintaan/penawaran suatu barang,

yang nantinya masalah-masalah tersebut akan mengakibatkan timbulnya masalah

yang lain secara berturut-turut, seperti pengangguran, stagflasi, dan lain-lain.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

45

Permasalahannya sekarang ialah bagaimana menyelaraskan seluruh kebijakan

yang akan diterapkan jika terjadi suatu masalah, tanpa bertentangan dengan

kebijakan yang lain dan tanpa menimbulkan masalah baru. Baik itu kebijakan

dalam rangka peranan pemerintah sebagai alat untuk mengalokasikan sumber-

sumber ekonomi agar efisien, distribusi pendapatan agar merata dan adil, serta

stabilitas ekonomi. Demikian juga halnya kebijakan di bidang-bidang lain. Oleh

karenanya dituntut kebijakan yang betul-betul seimbang dari pemerintah demi

kesejahteraan masyarakat. Secara khusus dalam perekonomian pemerintah

memiliki peran, sebagai berikut.

1. Pemerintah sebagai pelaku ekonomi yaitu harus sebagai penyedia fasilitas

a. Pemerintah melalui Bank Indonesia memberikan bantuan dana kepada

Bank Bank yang sedang mengalami kesulitan dana.

b. Memberikan bantuan modal kepada koperasi, usaha kecil, usaha menegah

yang sedang berkembang.

c. Membantu memasarkan hasil produksi perusahaan gula dan beras melalui

perum bulog.

d. Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum (PU) menyediakan

prasarana berupa jalan dan jembatan untuk membantu proses

pendistribusian produk badan usaha.

e. Pemerintah mengimpor kedelai dari Brasil untuk menjamin ketersedian

bahan baku perusahaan kecap dan produsen tempe.

2. Pemerintah sebagai pengatur ekonomi bertugas mengatur badan usaha agar

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perwujudan peran sebagai pengatur

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

46

ekonomi dapat dilihat melalui beberapa peraturan dan kebijakan pemerintah,

sebagai berikut.

a. Pemerintah melalui UU No. 5 Tahun 1999 mengatur larangan praktik

monopoli dan persaingan tidak sehat. Pada UU ini pemerintah mengatur

persaingan usaha yang sehat menjamin adanya kepastian kesempatan

berusaha yang sama baik bagi pelaku usaha besar, menengah, dan kecil.

b. Melalui UU No. 25 Tahun 1992 pemerintah mengatur kegiatan Koperasi,

dalam UU ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan koperasi mulai

dari tata cara pendirian, operasionalisasi Koperasi, dan tata cara

pembubaran Koperasi.

c. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 1997

mengatur tentang waralaba. PP ini menmgatur segala sesuatu yang

berkaitan dengan tata cara penyelenggaraan waralaba.

d. Pemerintah mengatur pemanfaatan tenaga nuklir PP No. 64 Tahun 2000,

pada PP ini diatur tentang segala sesuatu berkaitan dengan pemanfaatan

tenaga nuklir, mulai dari perizinan, tata cara pemanfaatan, pengolahan

limbah, kewajiban dan penanggung jawab pemegang izin.

A. Kebijakan Pemerintah dan Daya Saing Dunia Usaha

Peran pemerintah dalam pembangunan telah menjadi obyek pembahasan

yang menarik sejak lama. Di negara manapun selalu ada campur tangan atau

intervensi pemerintah dalam perekonomian. Tidak ada pemerintah yang dalam

percaturan ekonomi negerinya berperan semata-mata sebagai wasit atau polisi,

yang hanya berfungsi membuat undang-undang dan peraturan, untuk kemudian

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

47

menjadi perelai jika timbul masalah atau penyelamat bila terjadi kepanikan.

Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian jelas beralasan dan mustahil

dicegah. Tidak ada suatu perekonomianpun, bebas dari intervensi pemerintahnya.

Demikian pula halnya dengan pengembangan daya saing dunia usaha

memerlukan kelembagaan dalam rangka menciptakan framework conditions yang

memungkinkan aset produktif berkembang untuk mendapatkan pangsa pasar yang

semakin bersaing. Dalam kerangka perspektif pengembangan daya saing usaha,

kebijakan pemerintah memegang peranan yang menentukan sebagai fasilitator

dalam pembinaan kelembagaan bersifat formal maupun non formal (North, 1990).

Peran kebijakan pemerintah sebagaimana disajikan pada Gambar 2.2 mencakup

lima pola kebijakan pengembangan antara lain, Pola kebijakan pemerintah

diteorikan sebagai lembaga yang berperan dalam memperkuat posisi daya saing

dunia usaha melalui sejumlah langkah kebijakan, antara lain (1) memfasilitasi

pengembangan sumber daya produktif, (2) bantuan sarana pengembangan

teknologi yang lebih menghemat biaya produksi, (3) bantuan fasilitas

pemberdayaan organisasi bisnis yang mampu membangun kinerja efektif dan

efisien, (4) bantuan pola pemasaran dan kerja sama pengembangan pasar, (5) daya

saing produk dan pengembangan kelembagaan bisnis berkelanjutan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

48

Kebijakan

Pemerintah

Kinerja

Dunia Usaha

Sumber Daya

Perusahaan

(resources)

Kreativitas

Dan teknologi

perusahaan

Pemberdayaan

Organisasi

usaha

Pemasaran

Dan

Kemitraan

Daya saing

Produk dan

Kelembagaan

Gambar 2.2

Institutions, Institutional Change and Economic Performance

Sumber : North (1990)

B. Kebijakan Pemerintah dan Industri Kecil.

Salah satu dari tujuan utama pembangunan adalah mewujudkan

kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Friendmann (dalam Effendi,

2000) menjelaskan bahwa strategi yang dapat dikembangkan untuk mendukung

tercapainya sasaran pembangunan yang berorientasi pada kerakyatan adalah

meningkatkan dan memperluas kegiatan usaha-usaha berbasis komunitas

(community enterprises). Kegiatan usaha-usaha masyarakat tersebut telah eksis

dalam masyarakat dan memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selama krisis ekonomi melanda Indonesia,

kegiatan industri kecil tersebut mampu bertahan dan menjadi sumber penghasilan

andalan masyarakat.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

49

Keberadaan kegiatan atau usaha industri kecil dapat menjadi sumber

penghasilan andalan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari peranan industri kecil

dalam perekonomian nasional yang cukup diperhitungkan, dimana sektor industri

kecil menurut Thoha (2000) dapat menjadi sabuk pengaman (savety belt) bagi

masalah-masalah sosial ekonomi seperti penyediaan peluang kerja, penampung

terakhir tenaga-tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan

sebagainya. Senada dengan itu, menurut Rustani (1996) masih ada beberapa

kekuatan atau keunggulan yang dimiliki oleh industri kecil, yaitu: 1) Penyedia

lapangan kerja, 2) Penyedia barang-barang murah untuk dikonsumsi rakyat, 3)

Efisiensi dan fleksibelitasnya terbukti menjadi kekuatan yang mampu

membuatnya tetap bertahan hidup, dan 4) Industri kecil sebagai sumber penghasil

wirausahawan baru.

Melihat besarnya peranan industri kecil dalam pembangunan ekonomi

Indonesia, untuk itu menurut Soetrisno (1997) mengemukakan bahwa pemerintah

seharusnya berhenti melihat sektor industri kecil sebagai buffer sector yaitu sektor

ekonomi yang berfungsi sebagai penangkal krisis saja dan seharusnya sektor

industri kecil diberlakukan sebagai sektor yang mandiri seperti sektor pertanian,

sehingga dengan demikian sektor ini harus memperoleh perhatian yang sama

dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Dalam hal ini industri kecil telah

menunjukkan kinerja yang mengesankan, selama ini praktis mereka tidak

memperoleh perlindungan sebagaimana dinikmati industri besar dalam berbagai

bentuk proteksi. Dengan demikian peranan industri kecil sebagai penyerap tenaga

kerja yang terbesar, semakin menunjukkan bahwa memang industri

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

50

kecil/pengusaha yang relatif lemah perlu memperoleh perhatian yang lebih besar

dalam rangka pembinaannya.

Peranan usaha/industri kecil yang terus meningkat sudah selayaknya

sektor ini memperoleh pembinaan dan masih banyak yang perlu dilakukan untuk

memajukan sektor industri kecil, seperti diantaranya adalah pemihakkan yang

sungguh-sungguh dari pemerintah untuk sektor ini masih sangat diperlukan dan

ditingkatkan. Dengan keberpihakan pemerintah kepada ekonomi masyarakat

dalam pembangunan nasional dapat diwujudkan pembangunan yang

memprioritaskan, mengembangkan dan memberdayakan ekonomi lemah (skala

kecil dan menengah).

2.1.3 Social Infrastructure dan Entrepreneurs

Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan

dipandang sebagai lokomotif pembangunan nasional dan daerah. Peran

infrastruktur dalam pembangunan dapat dilihat dari kontribusinya terhadap

pertumbuhan ekonomi yang implikasinya terhadap peningkatan kualitas hidup

masyarakat. Secara makro ketersediaan pelayanan infrastruktur mempengaruhi

marginal productivity of private capital dan secara mikro pengaruh pelayanan

infrastruktur adalah mengurangi biaya produksi. Pengaruh infrastruktur terhadap

peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, adalah peningkatan nilai

konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan

kerja, serta peningkatan kemakmuran.

Konsep teori yang dikembangkan Flora dan Flora (1993), tentang

enterpreneural social infrastructure adalah kerangka teori yang dibangun dalam

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

51

rangka memfasilitasi kelembagaan untuk memperkuat keberadaan entrepreneurs

menjadi semakin berkembang. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa

entrepreneurs social infrastructure adalah penguatan jaringan komunitas dalam

rangka memperkokoh kreativitas dan inovasi khususnya pada masyarakat

pedesaan di Amerika Serikat yang menjadi lokasi penelitian Flora dan Flora

(1993).

Penguatan kelembagaan dalam rangka menumbuhkembangkan iklim

kreativitas dan inovasi yang telah terbentuk pada masyarakat pedesaan,

seyogyanya dipandu dengan membangun kerangka sistem yang memungkinkan

terpeliharanya kreativitas entrepreneurs secara berkelanjutan. Flora dan Flora

(1993), menguraikan 3 (tiga) komponen yaitu symbolic diversity, mobilization of

resources, dan network quality. Gambar 2.3 menyajikan entrepreneurs social

infrastructure.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

52

Entrepreneurs

Social Infrastructure

(collective action)

Simbolic

DiversityNetwork

Quality

Mobilization of

Resources

a. Mengindari konflik

b. Depolitisasi peran individu

c. Fokus pada proses

a. Individual local invesment

b. Collective local invesment

a. Diverse and exclusive

b. Linkage and boundries

Gambar 2.3

Enterpreneur Social Infrastructure

Sumber : Flora dan Flora (1993), Flora et al. (1997)

Symbolic diversity adalah proses dari collective action pada aktivitas

komunitas pedesaan yang cenderung memiliki kedekatan satu sama lain antar

pribadi satu dengan pribadi lain secara informal. Symbolic diversity

menggambarkan pola hubungan antar pribadi yang lebih berorientasi kepada

proses tindakan aksi dalam rangka memperkuat kedekatan personal satu sama

lainnya, menghindari konflik dan cenderung memiliki kesamaan dalam

pandangan politik tertentu, sehingga komunitas lebih mendahulukan adanya

kesamaan persepsi dan menghindarkan konflik. Kedekatan kekerabatan dalam

komunitas (high acquaintance) dicirikan oleh kesamaan geografik, kekerabatan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

53

sebagai komunitas yang telah tinggal bersama secara turun-temurun, perikatan

mana tidak akan terbangun secara sama dengan penduduk pendatang.

Dimensi kedua dari entrepreneurs social infrastructure, adalah

mobilization of resources sebagai ketahanan sumberdaya lokal dalam menghadapi

berbagai tantangan bisnis dan persaingan pasar. Surplus sumberdaya lokal adalah

kunci dalam pengembangan inovasi dan kreativitas dalam berproduksi, sehingga

mobilitas sumberdaya semaksimal mungkin dikelola untuk mempertahankan

sumberdaya lokal tersedia secara berkelanjutan. Penguasaan atas sumberdaya

produksi secara terkonsentrasi pada sekelompok kecil individu tidak akan

mendorong atau akan memperlemah upaya membangun collective action yang

diperlukan dalam rangka penguatan kreativitas dan inovasi. Ketika terjadi krisis

ekonomi, ketahanan masyarakat akan menjadi kuat dan memiliki ketahanan

apabila sumberdaya dikelola secara bersama. Dengan demikian, mobilitas

sumberdaya dalam konteks social infrastructure adalah adanya kesamaan cara

pandang anggota komunitas untuk berinvestasi secara kolektif, dengan mengelola

sumberdaya sedemikian rupa untuk kepentingan bersama (individual local

investment menjadi collective local investment).

Dimensi ketiga dari entrepreneurs social infrastructure adalah network

quality, yang menjadikan pondasi penguatan langkah inovasi dan kreativitas

komunitas melalui pengembangan jejaring informasi, pengetahuan dan strategi

bisnis yang berdaya guna untuk dipraktekkan dan dimanfaatkan secara bersama.

Penguatan network antar individu dalam kerangka hubungan antar individu dalam

kelompok (diverse dan exclusive) serta pengembangan jaringan pasar dengan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

54

kualitas keterpaduan langkah dan kebijakan, akan memungkinkan penguatan

network menjadi pondasi penguatan daya saing produksi mencapai jaringan pasar

yang diinginkan.

Sejalan dengan konsep di atas, adanya nilai-nilai luhur yang terpelihara

dalam kehidupan masyarakat pada aktivitas komunitas pedesaan yang cenderung

memiliki kedekatan satu sama lain antar pribadi satu dengan pribadi lain secara

informal dengan menjaga ketahanan sumber daya lokal dalam menghadapi

berbagai tantangan bisnis dan persaingan pasar sehingga ketahanan masyarakat

akan menjadi kuat dan memiliki ketahanan apabila sumberdaya dikelola secara

bersama dengan berbasiskan pengembangan jejaring informasi, pengetahuan dan

strategi bisnis yang berdaya guna untuk dipraktekkan dan dimanfaatkan secara

bersama dapat dikatakan sebagai kearifan lokal (local wisdom).

Sesuai definisinya, kearifan lokal dapat dikatakan sebagai kebijaksanaan

atau nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kekayaan-kekayaan budaya lokal

berupa tradisi, dan semboyan hidup. Pengertian kearifan lokal secara terminologi

terdiri dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti

setempat dan wisdom berarti kebijaksanaan. Dengan kata lain, maka local wisdom

dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan

setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang

tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Kearifan lokal merupakan suatu yang berkaitan secara spesifik dengan

budaya tertentu dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu. Kearifan

lokal merupakan cara-cara dan praktik-praktik yang dikembangkan oleh

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

55

sekelompok masyarakat yang berasal dari pemahaman mendalam mereka akan

lingkungan setempat yang terbentuk dari tinggal di tempat tersebut secara turun-

temurun. Pengetahuan semacam ini mempunyai beberapa karakteristik penting

yang membedakannya dari jenis-jenis pengetahuan yang lain. Kearifan lokal

berasal dari dalam masyarakat sendiri, disebarluaskan secara non-formal, dimiliki

secara kolektif oleh masyarakat bersangkutan, dikembangkan selama beberapa

generasi dan mudah diadaptasi, dan tertanam di dalam cara hidup masyarakat

sebagai sarana untuk bertahan hidup. Kearifan lokal dapat menjadi kekuatan

ketika pengetahuan dan praktik-praktiknya digunakan secara selaras dengan usaha

pembangunan masyarakat. Dengan demikian, pengaruhnya tidak hanya terbatas

pada proses pembangunan itu sendiri, tetapi juga pada keberlanjutan proses dalam

jangka panjang. Begitu pula dalam hal membangkitkan kreativitas dan inovasi,

local wisdom dapat menjadi penggerak bahkan dapat mengembangkan munculnya

entrepreneur baru yang semakin kuat dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Kata entrepreneur (bahasa Inggris) diterjemahkan sebagai wirausahawan

(entrepreneur), adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan

dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi

baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru,

memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Kata entrepreneurship

yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan, akhir-akhir ini

diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa

Perancis, yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan.

Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata wira: utama, gagah berani, luhur; swa:

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

56

sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. Berdasarkan asal kata tersebut,

wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-orang yang dapat berdiri sendiri.

Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak

bekerja pada sektor pemerintah, yaitu para pedagang, pengusaha, dan orang-orang

yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang

yang mempunyai usaha sendiri.

Yaghoobi, Salarzehi, Aramesh, dan Akbari (2010) menyatakan bahwa

wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang

mandiri. Jong dan Wennekers (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan dapat

didefinisikan sebagai pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan

memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan

pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi

besar dan mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan. Kata kunci

dari kewirausahaan, adalah pengambilan resiko, menjalankan usaha sendiri,

memanfaatkan peluang-peluang, menciptakan usaha baru, pendekatan yang

inovatif, mandiri (seperti tidak bergantung pada bantuan pemerintah). Secara

umum posisi wirausahawan adalah menempatkan dirinya terhadap risiko atas

guncangan-guncangan dari perusahaan yang dibangunnya (venture).

Wirausahawan memiliki risiko atas finansialnya sendiri atau finansial orang lain

yang dipercayakan kepadanya dalam memulai suatu, dan juga berisiko atas

keteledoran dan kegagalan usahanya.

Wirausahawan lebih memiliki keahlian intuisi dalam mempertimbangkan

suatu kemungkinan atau kelayakan dan perasaan dalam mengajukan sesuatu

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

57

kepada orang lain. Wirausaha merupakan pengambilan resiko untuk menjalankan

sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru

atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang

menjadi besar dan mandiri tidak bergantung kepada pemerintah atau pihak-pihak

lain dalam menghadapi segala tantangan persaingan. Inti dari kewirausahaan

adalah pengambilan resiko, menjalankan sendiri, memanfaatkan peluang-peluang,

menciptakan baru, pendekatan yang inovatif, dan mandiri.

Baldacchino (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari

peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak

inovatif untuk menciptakan peluang. Kreativitas adalah kemampuan untuk

mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan

menemukan peluang. Intinya kreativitas adalah memikirkan sesuatu yang baru

dan berbeda. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan

kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang. Intinya

inovasi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.

Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu

kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan untuk ber-

inovasi terhadap usahanya.

Drucker (1985) mengartikan kewirausahaan sebagai semangat,

kemampuan, sikap, perilaku individu dalam menangani usaha atau kegiatan yang

mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi,

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

58

dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Ada lima esensi pokok kewirausahaan, yaitu (1) kemampuan kuat untuk berkarya

dengan semangat kemandirian (terutama dalam bidang ekonomi); (2) kemampuan

untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara sistematis, termasuk

keberanian mengambil resiko; (3) kemampuan berfikir dan bertindak secara

kreatif dan inovatif; (4) kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif;

serta (5) kemampuan berkarya dalam kebersamaan berdasarkan etika bisnis

yang sehat.

Sikap-sikap yang umum ditemui, yaitu (1) keinginan untuk preferensi

tanggung jawab atas risiko yang lebih besar, wirausahawan tidak mengambil

risiko secara liar melainkan memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan

diambil; (2) keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil. Biasanya

memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil; (3)

keinginan untuk hasil segera; (4) tingkat tinggi energi, lebih energik daripada rata-

rata orang; (5) orientasi terhadap masa depan. Berorientasi pada masa depan,

wirausahawan kurang peduli dengan apa yang telah mereka lakukan kemarin

dibandingkan dengan apa yang akan mereka lakukan besok; (6) keahlian dalam

pengorganisasian, tahu bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang

tepat; (7) secara efektif menciptakan sinergi antara orang dan pekerjaan, sehingga

memungkinkan wirausahawan untuk mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan;

dan (8) nilai prestasi atas uang.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

59

2.1.4 Konsep Teori x-Efficiency

Menurut Leibenstein (1977), dengan teori Model x-Efficiency,

mengasumsikan bahwa fungsi produksi neo-klasik adalah semu dan tidak

mencapai tingkat efisiensi yang sebenarnya, karena fakta menunjukkan bahwa

manusia sebagai penggerak faktor produksi tidak memiliki respon yang sama

dalam menanggapi setiap pressure yang terjadi sebagai akibat dari dinamika

pasar. Intertial cost yang dihadapi oleh setiap masyarakat adalah sangat berbeda,

karena akan tergantung kepada kondisi demografik dan lingkungan faktor

ekonomi (Chang, 2007). Jika masyarakat memiliki respon yang tinggi dalam

menghadapi setiap perkembangan dinamika pasar, maka pressure akan

menghasilkan effort yang menciptakan low cost production dan peningkatan

produktivitas dan daya saing.

Leibenstein (1977) mendefinisikan work effort dengan empat variabel.

Teori ini menyatakan bahwa setiap individu memiliki empat kombinasi pilihan

untuk mendapatkan satu dari empat pilihan yang paling optimal. Pilihan satu dari

empat kemungkinan disebut effort point, pada tingkat pilihan terbawah karakter

tingkat kepuasan pilihan masih positif, tetapi berproses mencapai puncak

kemudian bergerak menurun (lihat Gambar 2.4). Gerakan kurve yang menurun

tersebut menggambarkan marginal utility dari effort akan menjadi negatif, dan

total utility mulai berjalan menurun.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

60

A B

UTILITAS

EFFORT

Gambar 2.4

Fungsi Utilitas Pekerja Individual

Sumber : Leibenstein (1977)

Bentuk fungsi effort utility individual menggambarkan potensi

competitiveness yang menjadi pendukung pertumbuhan sebuah perusahaan atau

sistem produksi tertentu. Pada level effort yang lebih tinggi di mana seorang

individual berhasil mencapai tingkat optimalnya, yang menggambarkan semakin

produktifnya individu yang bersangkutan. Bergeraknya utility bergantung kepada

work effort seorang individual yang sangat peka pada tersedianya tantangan

insentif atau faktor lain yang membangkitkan work effort yang bersangkutan.

Maka, Leibenstein sampai kepada kesimpulan bahwa negative incentive dapat

disebabkan oleh internal dan external pressure. Internal pressure bersumber dari

kendali manajemen organisasi, kelompok dalam masyarakat, serta culture

organisasi tertentu. External pressure bersumber dari lingkungan masyarakat,

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

61

sistem kompetisi, persaingan pasar pada produksi barang dan jasa, mendapatkan

pekerjaan baru dan seterusnya. Keterbatasan sumberdaya yang tersedia, juga

menjadi alasan sejumlah pihak berjuang untuk mendapatkan sumberdaya yang

diinginkan (Porter, 1990).

Pengaruh pembentukan effort juga dapat bersumber dari faktor internal

dan eksternal seperti status sosial dan reputasi dapat menjadi pendorong

kompetisi. Kelompok keluarga tertentu, organisasi perusahaan, organisasi tim

olahraga, dapat menjadikan seseorang mendapatkan kepuasan berdasarkan effort

secara individual. Marginal utility yang berbasis kepada insentif keuangan akan

menjadi semakin menurun bersamaan dengan peningkatan kesejahteraan individu

yang bersangkutan. Ini sejalan dengan teori backward bending supply curve

sebagai fungsi dari upah. Teori effort Libenstein juga konsisten dengan Maslow

hierarchy of needed yang menyatakan bahwa terdapat kebutuhan aktualisasi diri

yang semakin menguat apabila kebutuhan material telah dipandang terpenuhi.

Dengan demikian, kecenderungan rangsangan insentif keuangan semakin

menurun apabila individu yang bersangkutan semakin sejahtera.

Apabila internal dan external pressure melemah, maka akan menurunkan

work effort. Jadi, untuk membangkitkan inovasi, sangatlah banyak tantangan yang

akan memperlemah upaya tersebut. Porter menyatakan terdapat tiga faktor yang

bisa memperlemah effort mencapai sumberdaya berdaya bersaing, (1) pressure

yang bersumber dari disadvantages sources; (2) pesaing yang sangat gigih dan

kuat; (3) demanding consumer. Ketiganya dapat menjadi penentu effort yang

memperlemah inovasi jika tidak berfungsi merangsang seseorang untuk bergerak.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

62

Effort Pressure

Biaya perUnit

Tingkat Responsibilitas

E2 E1P1 P2

E

E

R

R

U

U

12

3 4

C1

C2

Gambar 2.5

Pressure dan Effort x-Efficiency

Sumber: Leibenstein (1977)

Gambar 2.5 pada Quadrant 1 dan 2 menggambarkan internal dan eksternal

pressure yang membangkitkan effort. Seseorang tidaklah seluruhnya memiliki

sifat pasif dari pressure yang ada. Meski demikian, ada kendala untuk

membangkitkan effort atas pressure yang terjadi. Jika pressure terjadi dari titik P1

ke P2, maka akan terjadi peningkatan respon individual dari E1 ke E2. Maka

meningkatnya work effort tersebut akan menurunkan cost per output dari C2 ke C1

sehingga akan meningkatkan produktivitas dan output ke tingkat lebih tinggi.

Sistem keseimbangan akhirnya tercapai pada Quadrant 4, pada titik R tertinggi.

Teori Effort Leibenstein, menyatakan bahwa setiap individu memiliki

pilihan inertial cost, kapan mereka menanggapi respon atas pressure yang terjadi.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

63

Sistem keseimbangan akan bertahan tanpa perubahan sepanjang waktu, jika tidak

terdapat effort yang kuat untuk mendorong bangkitnya produktivitas. Leibenstein

menyebutkan sebagai Inertial cost, yaitu lambannya effort bergerak sebagai akibat

dari pressure. Jika intertial cost sangat tinggi (respon individual terhadap pressure

sangatlah lamban), maka pressure tidaklah merubah reaction point, maka

individual effort tidaklah berubah dalam jangka waktu panjang. Permasalahan

budaya kerja, orientasi kerja dan tingkat kemakmuran tertentu pada masyarakat

dapat menjadi kendala bagi berkembang tumbuhnya inertial cost yang

menghambat produktivitas untuk berkembang, meski pressure telah semakin

menguat.

Dengan demikian, tantangan untuk mencapai x-Efficiency adalah

pengembangan individual yang responsif terhadap pressure pada tingkat di mana

kesejahteraan ideal dianggap belum tercapai. Kondisi ekonomi yang serba

dianggap cukup dapat menjadi kendala bagi terobosan inovasi baru yang

menggeser sistem keseimbangan quadrant 4. Masyarakat yang telah merasa

tercukupi pada skala ekonomi subsistem misalnya, kurang memiliki respon dalam

membangun effort, sehingga pressure belum dapat membentuk keseimbangan

jangka panjang x-Efficiency.

Merujuk pada kajian pustaka maka hubungan antar variable penelitian

dapat dijelaskan bahwa salah satu tujuan utama pembangunan adalah

mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata. Kesejahteraan

merupakan salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina

terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi. Ellison dan Smith (1991), Chandler et al.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

64

(1992), Wesgate (1996), Kamya (2000), Tsung et al. (2002), pada garis besarnya

memberikan panduan pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat secara lebih

holistik dengan memasukkan komponen non ekonomi sebagai pola pengukuran

kesejahteraan, karena manusia pada dasarnya adalah makluk yang dinamis dan

kompleks (Adams, 2000; Tsung, 2002).

Menurut Kolle dalam Bintarto (1989), kesejahteraan dapat diukur dari

beberapa aspek kehidupan, antara lain (1) dengan melihat kualitas hidup dari segi

materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan dan sebagaianya; (2) dengan melihat

kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dan

sebagainya; (3) dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas

pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya; dan (4) dengan melihat kualitas

hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan

sebagainya. Undang-Undang No. 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Sosial,

disebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya

Pembangunan merupakan proses mewujudkan masyarakat makmur

sejahtera secara adil dan merata. Kesejahteraan ditandai dengan kemakmuran,

yaitu meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh meningkatnya pendapatan.

Pendapatan meningkat sebagai hasil produksi yang semakin meningkat pula.

Friendmann (dalam Effendi, 2000) menjelaskan bahwa strategi yang dapat

dikembangkan untuk mendukung tercapainya sasaran pembangunan yang

berorientasi pada kerakyatan adalah meningkatkan dan memperluas kegiatan

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

65

usaha-usaha berbasis komunitas (community enterprises). Dimana selama ini

kegiatan usaha-usaha masyarakat tersebut telah eksis dalam masyarakat dan

memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan adanya kehadiran

pemerintah yang dapat berperan untuk mencapai kesejahteraan. Pemerintah

tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat,

menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota mengembangkan

kemampuan dan kreatifitasnya demi mencapai kemajuan bersama (Al Rasyid,

2000). Osborne dan Gaebler (Al Rasyid, 2000) bahkan menyatakan bahwa

pemerintah yang demokratis lahir untuk melayani warganya dan karena itulah

tugas pemerintah adalah mencari cara untuk menyenangkan warganya. Ndraha

(2000) menyatakan fungsi pemerintahan ada 2 (dua) macam fungsi, yaitu:

Pertama, pemerintah mempunyai fungsi primer atau fungsi pelayanan (service),

sebagai provider jasa publik yang baik diprivatisasikan dan layanan civil termasuk

layanan birokrasi. Kedua, pemerintah mempunyai fungsi sekunder atau fungsi

pemberdayaan (empowerment), sebagai penyelenggara pembangunan dan

melakukan program pemberdayaan. Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang

tidak melibatkan peran pemeritah dalam sistem perekonomiannya. Tidak juga di

negara yang menganut sistem kapitalis yang menghendaki peran swasta lebih

dominan dalam mengelola perekonomiannya. Karena tidak ada satupun negara

kapitalis di dunia ini yang menganut sistem kapitalis murni.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

66

Demikian pula halnya dengan pengembangan daya saing dunia usaha

memerlukan kelembagaan dalam rangka menciptakan framework conditions yang

memungkinkan aset produktif berkembang untuk mendapatkan pangsa pasar yang

semakin bersaing. Dalam kerangka perspektif pengembangan daya saing usaha,

kebijakan pemerintah memegang peranan yang menentukan sebagai fasilitator

dalam pembinaan kelembagaan bersifat formal maupun non formal (North, 1990).

Hasil penelitian Flora dan Flora (1993) menunjukkan bahwa entrepreneurs

social infrastructure adalah penguatan jaringan komunitas dalam rangka

memperkokoh kreativitas dan inovasi khususnya pada masyarakat pedesaan.

Penguatan kelembagaan dalam rangka menumbuhkembangkan iklim kreativitas

dan inovasi yang telah terbentuk pada masyarakat pedesaan, seyogyanya dipandu

dengan membangun kerangka sistem yang memungkinkan terpeliharanya

kreativitas entrepreneurs secara berkelanjutan. Seorang entrepreneur harus

memiliki jiwa kewirausahaan sebagaimana yang dinyatakan oleh Drucker (1985)

mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan, sikap, perilaku

individu dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya

mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Namun jiwa kewirausahaan

ternyata belum cukup sehingga perlu memiliki sumberdaya bersaing yang

diwujudkan dengan respon yang tinggi dalam menghadapi setiap perkembangan

dinamika pasar, maka pressure akan menghasilkan effort yang menciptakan low

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

67

cost production dan peningkatan produktivitas dan daya saing, Leibenstein

(1977).

Peran pemerintah yang diwujudkan melalui penerapan kebijakan ditunjang

dengan terciptanya sistem sosial pengrajin (entrepreneurs social infrastructure)

yang terkondisikan dengan baik, juga dibarengi dengan pengrajin itu sendiri

memiliki jiwa kewirausahaan dan sumberdaya bersaing yang tinggi maka

kesejahteraan pengrajin secara ekonomi dan non ekonomi akan terpelihara secara

berkelanjutan.

2.2 Kajian Empiris dan Penelitian Sebelumnya

2.2.1 Chang (2007), Entrepreneurship and Economic Development and

Growth in America: An Investigation at The Country Level

Studi Chang terfokus pada faktor demografik dan faktor ekonomi

masyarakat sebagai pembentuk kreativitas dan inovasi yang mendorong

terwujudnya entrepreneurs sebagai pemicu pembangunan ekonomi dan

pertumbuhan ekonomi. Sejumlah variabel demografik yang menjadi fokus

penelitian Chang, berkaitan dengan (1) faktor demografik seperti diversity, skilled

labor, population growth yaitu perubahan secara alami dari population pada

daerah bersangkutan, migration dan foreign yang mendorong kreativitas dan

inovasi; (2) faktor ekonomi seperti infrastructure, income, un-employment, dan

poverty.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

68

Diversity

Skilled Labor

Pop Growth

Migration

Foreigners

Infrastructure

Income

Unemployment

Poverty

Dinamika

Kreativitas

H1c

H1d

H1e

H1f

H1g

H2c

H2d

H2e

H2f

Economic

development

Economic

Growth

H4a

H4b

Komponen

Demographik

Faktor

Ekonomi

Gambar 2.6

Entrepreneurship and Economic Development and Growth in America

Sumber: Chang (2007)

Kreativitas dan inovasi yang terbentuk dari faktor demografik dan faktor

ekonomi membentuk kreativitas dan inovasi serta berperan positif dalam mendorong

proses pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Kreativitas dan inovasi

dalam produksi dan teknologi di mediasi oleh potensi sumberdaya entrepreneurs

yang telah tersedia dengan proses pembangunan ekonomi yang menyediakan pangsa

pasar atas produksi barang dan jasa masyarakat

Keberadaan entrepreneurs menjadi semakin berkembang sebagai akibat dari

proses pembanguan itu sendiri yang membangun dinamika permintaan pasar

produksi, sehingga kreativitas para entrepreneurs menjadi berkembang karena

dukungan indikator dari demographic composition dan faktor ekonomi,

pembangunan ekonomi dan perluasan produksi serta kesempatan kerja yang

tercermin pada pertumbuhan ekonomi. Studi Chang memberikan kontribusi pada

ilmu pengetahuan tentang entrepreneurship bahwa secara empiric telah dibuktikan

faktor demografik dan faktor ekonomi menjadi penentu dan pemicu munculnya

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

69

kreativitas dalam berinovasi yang menghasilkan nilai tambah bagi kawasan ekonomi

bersangkutan.

2.2.2 Meutia (2013), Entrepreneurial Social Competence and Entrepreneurial

Orientation to Build SME’s Business Network and Business

Performance

Penelitian Meutia (2013), melakukan kajian studi tentang entrepreneurial

social competence sebagai faktor yang mendorong peningkatan kinerja usaha,

serta pada saat bersamaan entrepreneurial social competence juga berperan dan

berpengaruh terhadap kinerja usaha melalui business network. Pada sisi lain,

entrepreneurial orientation juga merupakan persepsi yang memperkuat busniness

network, serta pada gilirannya berpengaruh kepada kinerja usaha (lihat

Gambar 2.7)

Entrepreneurial

Social

Competence

Entrepreneur

Orientation

Business

Network

Business

Performance

SME’s

Gambar 2.7

Entrepreneurial Social Competence dan Business Performance

Sumber: Meutia (2013)

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

70

Penelitian ini menemukan bahwa, entrepreneurial social competence

berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha (business performance). Penelitian

ini dilakukan pada industri kecil (SME’S) di wilayah Jawa Barat, dengan

mengambil sampel sebanyak 193, penelitian ini tidak berhasil membuktikan

adanya pengaruh mediasi dari entrepreneur orientation ke business performance

melalui business nettwork, tetapi lebih membuktikan bahwa entrepreneur

orientation berpengaruh signifikan terhadap business performance. Meskipun

demikian, entrepreneurial social competence berhasil dibuktikan karena

berpengaruh secara signifikan baik melalui hubungan langsung dengan business

performance maupun secara tidak langsung dari pengaruh entrepreneurial social

competence terhadap business performance melalui business network.

2.2.3 Kajian Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Infrastruktur

Sosial.

Pemerintah modern, pada hakekatnya adalah pelayanan kepada

masyarakat. Pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi

untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi mencapai

kemajuan bersama (Al Rasyid, 2000).

Osborne dan Gaebler (Al Rasyid, 2000) bahkan menyatakan bahwa

pemerintah yang demokratis lahir untuk melayani warganya dan karena itulah

tugas pemerintah adalah mencari cara untuk menyenangkan warganya. Dengan

demikian lahirnya pemerintahan memberikan pemahaman bahwa kehadiran suatu

pemerintahan merupakan manifestasi dari kehendak masyarakat yang bertujuan

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

71

untuk berbuat baik bagi kepentingan masyarakat, bahkan Van Poelje (dalam

Hamdi, 1999) menegaskan bahwa, pemerintahan dapat dipandang sebagai suatu

ilmu yaitu yang mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam mengarahkan dan

memimpin pelayanan umum. Bagian lain Al Rasyid (2000) menyatakan bahwa

tugas-tugas pokok pemerintah dapat diringkas menjadi 3 (tiga) fungsi hakiki

yaitu: pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan

(development).

Kebijakan pemerintah dewasa ini dapat difungsikan melalui kerja sama

pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Keterpaduan ketiganya dikenal dalam

kerangka kebijakan Corporate Social Responsibility, dimana pemerintah

mengajak serta dunia usaha untuk membangun kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan pemerintah diarahkan untuk lebih terfokus kepada konsep yang

berorientasi pada business in the community, yaitu konsep kebijakan yang

merujuk kepada bagaimana pemerintah bersama dunia usaha membangun kerja

sama dan kolaborasi dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Corporate Social

Responsibility merupakan corporate network public private partnership yang

diprogram dalam rangka menyelesaikan persoalan sosial kemasyarakatan yang

terdampak atas perkembangan sektor industri (Nidasio, 2004). Kebijakan

pemerintah berdampak kepada sosial kemasyarakatan (Flora dan Flora, 1993;

Thompson, 2008). Kebijakan pemerintah berdampak nyata memberikan

kontribusi pada basis kekuatan usaha dan pembentukan kesejahteraan masyarakat

(Wolff, 2002).

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

72

2.2.4 Kajian Pengaruh Kebijakan Pemerintah dan Infrastruktur Sosial

Terhadap Kewirausahaan.

Peran pemerintah dalam rangka pemberdayaan usaha kecil, melakukan

fasilitasi pengembangan inovasi untuk mendorong kemajuan usaha kecil. Cook et

al. (2003), menyatakan kebijakan pemerintah menjadi penentu dalam agenda

pengembangan usaha kecil yang berdampak kepada usaha bersangkutan,dan para

konsumen pengguna produk serta pihak lainnya (Herrera dan Nieto, 2008).

Kebijakan pemerintah memfasilitasi pengembangan inovasi untuk

mendorong kemajuan usaha kecil, sehingga merupakan komponen penggerak

entrepreneur (Guan dan Chen, 2012). Menurut Cook et al. (2003), kebijakan

pemerintah berdampak kepada pengusaha untuk mengembangkan product

innovation. Miller (1983); Freiling dan Schelhowe (2014), menyimpulkan adanya

risk-taking dalam pengembangkan inovasi, sehingga memerlukan dukungan

fasilitas pendanaan pemerintah dan pendampingan (Cook et al., 2003). Kebijakan

pemerintah menjadi penggerak inovasi usaha (Herrera dan Nieto, 2008)

Kondisi sosial kemasyarakatan adalah sumber yang menentukan

keberlanjutan entrepreneurship. Infrastruktur sosial adalah sistem sosial

kemasyarakatan yang digagas oleh Flora dan Flora (1993), Thompson (2008),

yang berdampak kepada keberlangsungan inovasi dan kreativitas usaha kecil

(Miller, 1983; Freiling dan Schelhowe, 2014). Social infrastructure yang mampu

melahirkan dan mengembangkan secara berkelanjutan entrepreneurs digagas oleh

Van de Ven dan Garud (1989). Lebih terfokus kepada pembentukan organisasi

formal yang dapat membedakan dengan jelas pilar organisasi dalam rangka

pengembangan entrepreneurs berkelanjutan (Defourny dan Nyssens, 2008).

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

73

2.2.5 Kajian Pengaruh Kebijakan Pemerintah,Infrastruktur Sosial, dan

Kewirausahaan Terhadap Sumber Daya Bersaing

Pemerintah memfasilitasi pengembangan inovasi untuk mendorong

kemajuan usaha kecil mencakup kebutuhan inovasi, bantuan pemerintah dalam

rangka pengembangan skill karyawan, serta upaya untuk membangun

produktivitas karyawan yang semakin berdaya saing (Guan dan Chen, 2012).

Kebijakan pemerintah berdampak nyata memberikan kontribusi pada

pemberdayaan sumber daya dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya

melalui pendampingan dan pemberdayaan (Wolff, 2002). Kebijakan pemerintah

berdampak kepada sumber daya saing (Hayes, 2007) yang memberikan

pandangan pengembangan kompetensi sumber daya bersaing (Khan, 2014).

Entrepreneurship merupakan komponen yang berdampak kepada

peningkatan kualitas sumber daya bersaing (Chang, 2007). Keberadaan

entrepreneur (Piere dan Sable, 1984; Carlsson, 1992; Wennekers dan Thurik,

1999), menjadi penentu bagi keberhasilan pengembangan sumber daya bersaing

(Hayes, 2007) yang menyimpulkan perlunya penguatan daya saing berbasis

entrepreneurial.

2.2.6 Kajian Pengaruh Kebijakan Pemerintah,Infrastruktur Sosial,

Kewirausahaan, dan Sumber Daya Bersaing Terhadap Kesejahteraan

Pengrajin.

Infrastruktur sosial merupakan sistem sosial kemasyarakatan sebagaimana

digagas oleh Flora dan Flora (1993), Thompson (2008), serta Ridley et al. (2011)

berfungsi menjadi pondasi bagi penguatan nilai-nilai sosial dan spiritual well-

being yang dinyatakan memiliki dampak terhadap kesejahteraan masyarakat

dimana tingkat kesejahteraan dinyataan sebagai The quality of life yang

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

74

dinyatakan memiliki dimensi religious well-being (Tsung, 2002), serta memiliki

komponen yang berkaitan dengan dimensi kesehatan masyarakat, kondisi fisik

dan sosial, serta faktor intelektualitas (Ellison dan Smith, 1991; Chandler et al.,

1992; Kamya, 2000).

Entrepreneur merupakan kompoonen yang menggerakkan kesejahteraan

masyarakat. Entrepreneur digagas oleh Miller (1983), sikap risk-taking, proactive

serta sikap inovatif dan kreatif dalam pengembangan produksi. Lumpkin dan Dess

(1996), menyimpulkan bahwa keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh orentasi

dalam pengelolaan usaha yang dapat membangun nilai usaha untuk semakin

dikenal oleh publik. Freiling dan Schelhowe (2014), mengembangkan konsep

pengukuran entrepreneurship yang bersumber dari Miller (1983), dengan

perluasan menjadi empat komponen yaitu inovasi, arbitrage, coordination dan

resiko usaha. Komponen entrepreneurs tersebut memiliki dampak atas

kesejahteraan sebagaimana digambarkan oleh The quality of life dinyatakan

memiliki dimensi religious well-being (Tsung, 2002), serta memiliki komponen

yang berkaitan dengan dimensi kesehatan masyarakat, kondisi fisik dan sosial,

serta faktor intelektualitas (Ellison dan Smith, 1991; Chandler et al., 1992;

Kamya, 2000).

Hayes (2007) menguraikan delapan dimensi yang menentukan kualitas

sumber daya bersaing, dimana perubahan pasar global memerlukan dukungan

sumber daya perajin yang tanggap dan responsif terhadap persaingan usaha,

mencakup komponen kemampuan pengusaha dalam mengelola kerja sama. Chang

(2007) dan Hayes (2007) yang menggali pustaka untuk menyajikan kompetensi

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

75

sumber daya bersaing. Khan (2014), menyajikan sejumlah kendala yang dapat

menghambat terwujudnya sumber daya bersaing dalam rangka mendapatkan

perluasan pasar dan pengembangan potensi produksi. Penggabungan komponen

penentu sumber daya bersaing berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan

pengusaha perajin (Tsung, 2002).

2.2.7 Kajian Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Kewirausahaan

Melalui Infrastruktur Sosial

Kewirausahaan adalah sikap perilaku pengusaha yang tidak dapat

dilepaskan dari kondisi sosial kemasyarakatan. Apabila kondisi sistem sosial

dapat memberikan dukungan bagi keberlangsungan wirausahawan untuk

berkembang, maka sistem sosial dapat menjadi penggerak kinerja usaha untuk

mencapai daya saing. Bahwa sebagaimana dinyatakan Flora dan Flora (1993)

penataan sistem sosial menjadi sangat strategis untuk dikondisikan, sehingga

kehadiran kebijakan pemerintah (North, 1990) menjadi relevan untuk dihadirkan

dalam rangka penguatan sistem sosial kemasyarakatan untuk melahirkan lebih

banyak wirausahawan baru.

2.2.8 Kajian Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Sumber Daya

Bersaing Melalui Infrastruktur Sosial dan Kewirausahaan

Sebagaimana telah dinyatakan Zott (2003), bahwa kewirausahaan

merupakan faktor yang membentuk sumber daya bersaing, meningkatkan

kapasitas menjadi lebih bersaing untuk membangun kinerja produksi, sehingga

kualitas sumber daya akan dapat ditingkatkan melalui pemberdayaan

kewirausahaan agar semakin responsive dan penuh kesiapan dalam mengelola

resiko usaha dan pengembangan produk dalam rangka pengembangan kinerja

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

76

usaha berdaya saing. Man, Lau dan Snape (2002) mempertegas posisi

wirausahawan sebagai prilaku yang dibutuhkan dalam mempermantap sumber

daya bersaing dalam membangun kinerja usaha. Dengan demikian, maka

kebijakan pemerintah sangat relevan dan penting untuk dihadirkan dalam

penguatan kewirausahaan yang akhirnya berdampak kepada penguatan sumber

daya saing untuk membangun kinerja usaha.

2.2.9 Kajian Empiris Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap

Kesejahteraan Pengrajin Melalui Infrastruktur Sosial,

Kewirausahaan, dan Sumber Daya Bersaing

Social infrastructure sebagai mediasi yang memperkuat kebijakan

pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan direkomendasikan oleh Crocker et

al. (1998), yang menggambarkan peran pemerintah lokal sebagai regulator, dan

fasilitator, serta pemberdayaan melalui partnership dalam membangun public

capital. Kebijakan pemerintah menjadi bagian penting dalam menggerakkan

public capital dan social infrastructure untuk memperkuat komunitas lokal

membangun kesejahteraan mereka (Kretzman dan McKnight, 1993).

Peran entrepreneur sebagai mediasi dalam rangka menggerakkan

pertumbuhan usaha dan kesejahteraan disampaikan oleh Piere dan Sable (1984)

serta Wennekers dan Thurik (1999). Dalam hal mana kebijakan pemerintah

melaksanakan fungsinya melakukan regulasi dan pemberdayaan dalam rangka

penguatan infrastruktur sosial, termasuk ketersediaan asset dan terpeliharanya

sumber daya alam (North, 1990; Kretzman dan McKnight, 1993; Wollf, 2002).

Sumber daya bersaing tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kreativitas dan

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

77

inovasi yang diperlukan dalam membangun kinerja usaha. Zirger dan Maidique

(1990) mengkaitkan kualitas sumber daya bersaing sebagai kreativitas dalam

menggali gagasan-gagasan baru dalam membangun inovasi produk untuk

mendapatkan perluasan segmentasi pasar. Sumber daya bersaing yang memiliki

kualitas untuk menggerakkan kreativitas mencakup sejumlah komponen aktivitas

baik berkaitan dengan kreativitas pengembangan produksi maupun dalam rangka

pengembangan kinerja pengelolaan usaha Hult et al. (2004). Peneliti lainnya,

Roehrich (2004) menjelaskan kreativitas sebagai kapabilitas sumber daya untuk

mengembangkan produk baru sesuai dengan arah perkembangan persaingan pasar.

Lin dan Chen (2007) menyatakan keterkaitan kreativitas dalam rangka

pengembangan desain produk, proses, tata kelola administrasi, market strategy,

serta kemampuan sumber daya dalam membangun adaptasi teknologi baru yang

relevan dengan kebutuhan pasar. Dengan demikian, sebagaimana dinyatakan oleh

North (1990) bahwa kebijakan pemerintah menjadi sangat strategis dalam rangka

membangun kualitas bersaing pada komponen pengusaha kecil dan menengah.

2.2.10 Kajian Empiris Pengaruh Infrastruktur Sosial Terhadap Sumber

Daya Bersaing Melalui Kewirausahaan

Seorang wirausahawan sukses dengan cara memikirkan dan mengerjakan

hal-hal baru atau hal-hal lama dengan cara-cara baru. Memiliki ide yang hebat

tidaklah mencukupi, mengubah ide menjadi produk, jasa, atau usaha bisnis yang

berwujud merupakan tahapan berikutnya yang esensial (Zimmerer, Scarborough,

dan Wilson, 2008). Inovasi terdapat dalam dua bentuk yaitu melakukan dengan

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

78

lebih baik atau melakukan yang berbeda. Melakukan dengan lebih baik atau

steady state di mana inovasi terjadi tetapi dilakukan dengan lebih baik.

Melakukan yang berbeda di mana aturan mainnya telah bergeser baik dikarenakan

pasar utama teknologi atau pergeseran politik dan di mana terdapat ketidakpastian

yang tinggi. Sumber daya bersaing tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan

kreativitas dan inovasi yang diperlukan dalam membangun kinerja usaha.

Zirger dan Maidique (1990), mengkaitkan kualitas sumber daya bersaing

sebagai kreativitas dalam menggali gagasan-gagasan baru dalam membangun

inovasi produk untuk mendapatkan perluasan segmentasi pasar. Sumber daya

bersaing yang memiliki kualitas untuk menggerakkan kreativitas mencakup

sejumlah komponen aktivitas baik berkaitan dengan kreativitas pengembangan

produksi maupun dalam rangka pengembangan kinerja pengelolaan usaha Hult et

al. (2004).

2.2.11 Kajian Empiris Pengaruh Infrastruktur Sosial Terhadap

Kesejahteraan Pengrajin Melalui Kewirausahaan dan Sumber Daya

Bersaing

Infrastuktur sosial merupakan sistem sosial yang memberikan ruang bagi

berkembangnya kewirausahaan sebagaimana dikembangkan oleh Flora dan Flora

(1997), serta Emory dan Flora (2006). Kondisi sosial yang menunjang penguatan

sumber daya kewirausahaan khususnya pada skala usaha kecil dan menengah

merupakan hal yang sangat strategis. Sirivanh dan Sukkabot (2010) menyatakan

bahwa kewirausahaan menjadi penentu dalam pengembangan daya saing usaha

kecil dan menengah, sehingga peran kewirausahaan menjadi sangat strategis

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

79

dalam pengembangan kesejahteraan usaha kecil dan menengah (SME). Gürbüz

dan Aykol (2009) membuktikan bahwa penguatan kewirausahaan menjadi kunci

penentu dalam menggerakkan usaha mendapatkan perluasan segmen pasar.

2.2.12 Kajian Empiris Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Kesejahteraan

Pengrajin Melalui Sumber Daya Bersaing

Sumber daya bersaing (Hayes, 2007) menjadi penentu dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Khan (2014) menyimpulkan sumber daya

bersaing dapat diperkuat melalui peran entrepreneurial sebagai basis sumber daya

yang responsive dan tanggap terhadap pengembangan inovasi dan kreativitas

dalam membangun produk bernilai tambah (Guan dan Chen, 2012; Cook et al.,

2003), berdampak kepada pengusaha untuk mengembangkan product innovation

(Miller, 1983).

Jong dan Wennekers (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan

sikap atau keamampuan yang dimiliki oleh seorang entrepreneur yang berani

mengambil risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan

peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang

inovatif sehingga usaha yang dikelolanya berkembang menjadi besar dan mandiri

dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan. Kata kuncinya adalah

pengambilan resiko, menjalankan usaha sendiri, memanfaatkan peluang-peluang,

menciptakan usaha baru, pendekatan yang inovatif, mandiri (seperti tidak

bergantung pada bantuan pemerintah). Keberhasilan menerapkan sikap dan

kemampuan tersebut dapat memberikan peningkatan pendapatan seorang

entrepreneur sebagai hasil dari kinerja usahanya.

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ......29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kesejahteraan Kegiatan ekonomi yang tidak terlepas dari pasar

80

Baldacchino (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari

peluang menuju sukses dengan cara memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda

dan melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Seorang wirausahawan harus

memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu kreativitas. Kreativitas inilah

yang akan membawa wirausahawan untuk ber-inovasi terhadap usahanya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Drucker (1985) bahwa dengan

semangat, kemampuan, sikap, perilaku yang dimiliki oleh seorang entrepreneur

dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

atau memperoleh keuntungan yang lebih besar sehingga pendapatan semakin

meningkat sebagai cermin dari peningkatan kesejahteraannya.