bab ii tinjauan pustaka 2.1. landasan teori 2.1.1. laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/bab ii_ari...

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2011). Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak- pihak di luar perusahaan yang menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter yang disajikan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik, serta catatan atas laporan keuangan (Kieso, 2002). Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan memberikan informasi tentang keadaan keuangan perusahaan yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dan dapat menggambarkan kinerja perusahaan. Adapun tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Upload: vuphuc

Post on 18-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang

menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh

informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan

perusahaan tersebut (Fahmi, 2011). Laporan keuangan merupakan

sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-

pihak di luar perusahaan yang menampilkan sejarah perusahaan yang

dikuantifikasi dalam nilai moneter yang disajikan dalam bentuk neraca,

laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik, serta

catatan atas laporan keuangan (Kieso, 2002). Berdasarkan pengertian

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan memberikan

informasi tentang keadaan keuangan perusahaan yang berasal dari

kegiatan operasi perusahaan dan dapat menggambarkan kinerja

perusahaan.

Adapun tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan

Indonesia (2009) adalah memberikan informasi tentang posisi

keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat

keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka. Menurut Fahmi (2011), laporan

keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak yang

membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka

dalam satuan moneter. Informasi-informasi yang diberikan oleh laporan

keuangan inilah yang dapat dijadikan acuan oleh manajemen

perusahaan dalam pengambilan keputusan dalam meningkatkan

keuntungan.

2.1.2. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008) yaitu

menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang

lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang

mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data

kuantitatif, maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui

kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses

menghasilkan keputusan yang tepat. Menurut Fahmi (2011), dengan

mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan,

evaluasi dan analisis trend, akan mampu memprediksi apa yang akan

mungkin terjadi dimasa mendatang. Oleh karena itu, kegiatan

menganalisis laporan keuangan menjadi penting dilakukan untuk

memprediksi dan merencanakan kegiatan operasi perusahaan sehingga

semua kegiatan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien.

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

Terdapat beberapa metode dalam menganalisis laporan keuangan.

Metode dalam menganalisis laporan keuangan dapat memberikan data

yang lebih dimengerti sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam

pengambilan keputusan. Metode Analisis Laporan Keuangan menurut

Weygant (2008) dalam Ramadhani (2011) terdiri dari :

1. Analisis horizontal, adalah mengevaluasi serangkaian data laporan

keuangan selama periode waktu tertentu.

2. Analisis vertikal, adalah mengevaluasi data laporan keuangan dengan

menyatakan setiap pos dalam laporan keuangan sebagai persentase

dari jumlah yang menjadi dasar.

3. Analisis rasio, menyatakan hubungan di antara pos-pos tertentu dari

data laporan keuangan.

Berdasarkan metode diatas, dengan menganalisis laporan keuangan,

dapat diperoleh informasi-informasi tentang keadaan keuangan

perusahaan lebih dalam dan mudah di dipahami sehingga perusahaan

dapat menggunakan informasi-informasi tersebut sebagai acuan dalam

mengambil keputusan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

2.1.3. Likuiditas

Munawir (2002), mengemukakan definisi likuiditas adalah

menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Likuiditas

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

menurut Harahap (2007) dalam Annisa (2008) menyatakan bahwa

likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan

kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas menurut Wild (2005), adalah

mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi

kas jangka pendek.

Likuiditas suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio likuiditas.

Rasio likuiditas adalah rasio perbandingan antara aktiva lancar dan

hutang lancar yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya (Santoso dkk, 2008).

Terdapat beberapa cara dalam menghitung dan menganalisis rasio

likuiditas yaitu :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio adalah ukuran yang umum digunakan atas

solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi

kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Adapun formulasi dari current

ratio (CR) adalah sebagai berikut (Fahmi, 2011) :

Current Ratio=Current Asset

Current Liabilitas

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang

lebih teliti dari pada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid.

Adapun formula rasio cepat adalah (Fahmi, 2011) :

Quick Ratio=Current Asset-Inventoriest

Current Liabilitas

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas adalah perbandingan antara jumlah kas (termasuk

yang tersimpan di Bank) dan surat berharga yang segera dapat

diuangkan dengan jumlah hutang lancar. Adapun formula rasio kas

adalah (Fahmi, 2011):

Cash Ratio=Cash+Commercial Paper+CFO

Current Liabilitas

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas

merupakan rumus untuk mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas bagi

perusahaan idealnya adalah 200% dan apabila likuiditas kurang dari

200% maka perusahaan dianggap kurang baik.

2.1.4. Arus Kas Operasi

Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas,

sedangkan kas meliputi uang tunai (cash on hand) dan rekening giro dan

setara kas (cash eqivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,

berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam

jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan

(Baridwan, 2004). Dalam laporan arus kas, kas di bagi menjadi tiga

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas

pendanan. Arus kas yang sering digunakan dalam menganalisis likuiditas

suatu perusahaan adalah arus kas dari aktivitas operasi.

Arus kas operasi menurut PSAK No 2 2009 adalah aktivitas

penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing

activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi

dan aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama

diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh

karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan

peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Menurut Wild (2005) dalam Annisa (2008), arus kas dari operasi

meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi

likuiditas jangka pendek maupun solvabilitas jangka panjang.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa arus

kas operasi merupakan selisih antara total kas masuk dari aktivitas utama

perusahaan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

aktivitas operasi atau aktivitas utama.

2.1.5. Perputaran Piutang

Salah satu cara dalam meningkatkan volume penjualan adalah

dengan penjualan kredit. Penjualan kredit juga dapat mempertahankan

pelanggan lama dan menarik pelanggan baru. Penjualan kredit dalam

suatu perusahaan akan timbul piutang usaha atau piutang dagang.

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

Menurut Kieso (2002), piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa

kepada pelanggan atau pihak – pihak lainnya. Semakin banyak penjualan

kredit, maka semakin besar pula investasi dalam piutang dan akibatnya

resiko atau biaya yang akan dikeluarkan akan semakin besar pula

(Santoso dkk, 2008). Jika pengembalian piutang dari para pelanggan

terlalu lama, maka akan mengganggu keadaan keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, tingkat perputaran piutang menjadi hal yang penting

untuk diperhatikan oleh manajemen dalam menjaga tingkat likuiditas

suatu perusahaan.

Perputaran piutang menurut Kasmir (2011), merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu

periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar

dalam satu periode. Santoso dkk (2008), menyatakan bahwa perputaran

piutang merupakan rasio perbandingan antara penjualan kredit dengan

piutang rata-rata dengan tujuan untuk mengetahui kecepatan penerimaan

piutang dalam suatu periode serta pengukurannya menggunakan satuan

ukur beberapa kali. Menurut Hartanto (1999) dalam Rizal (2009),

menyatakan bahwa pada dasarnya tingkat rata-rata perputaran piutang

harus dihitung berdasarkan hasil penjualan kredit, tetapi karena di dalam

laporan keuangan yang dipublikasikan biasanya tidak dinyatakan secara

terpisah antara penjualan tunai dengan kredit, maka pihak ekstern pada

umumnya menggunakan data hasil penjualan secara total dengan asumsi

bahwa penjualan kredit tunai relatif lebih kecil dan kurang berarti.

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

Hadiwidjaya (1996) dalam Santoso dkk (2008), menyatakan bahwa

perputaran piutang dikatakan tinggi apabila > 6 kali perputaran dalam

satu tahun dan dikatakan perputaran rendah apabila < 6 kali dalam satu

tahun. Berdasarkan uraian diatas maka perputaran piutang dapat diukur

dengan rumus sebagai berikut :

Perputaran Piutang=Total Penjualan Bersih

Rata-Rata Piutang

Dengan perputaran piutang yang tinggi, maka kondisi modal perusahaan

akan meningkat dan perusahaan dapat dikatakan likuid.

2.1.6. Pengumpulan Piutang

Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan berkaitan erat dengan

seberapa lama mereka mengumpulkan piutangnya. Semakin lama suatu

perusahaan dalam mengumpulkan piutang, maka kondisi keuangan suatu

perusahaan akan sangat terpengaruhi, karena piutang usaha atau piutang

dagang sulit untuk dijadikan kas. Menurut Husnan (1998) dalam Santoso

dkk (2008), pengumpulan piutang merupakan rata-rata hari yang

diperlukan untuk merubah piutang menjadi kas, sedangkan menurut

Santoso dkk (2008), pengumpulan piutang adalah jangka waktu rata-rata

pengumpulan piutang dengan maksud untuk mengetahui efesiensi dana

yang tertanam dalam piutang tersebut dan pengukurannya menggunakan

satuan ukur dalam hari. Menurut Syamsudin (2009), rumus yang dapat

digunakan dalam mengukur pengumpulan piutang adalah :

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

Pengumpulan Piutang=360 hari

Perputaran Piutang

Dalam pengumpulan piutang yang periode pengumpulannya

terlalu tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut dalam

pengendalian piutangnya terlalu bebas yang dapat mengakibatkan

penurunan keuntungan karena investasi dalam piutang akan semakin

besar dan resiko investasipun akan semakin besar. Jika periode

pengumpulannya pendek, berarti waktu pengembalian piutang dari

pelanggan akan semakin ketat dan kemungkinan akan mendapatkan

keuntungan. Hal ini menunjukan bahwa pengumpulan piutang sangat

penting dalam menjaga likuditas, karena semakin cepat piutang kembali

maka semakin cepat pula piutang tersebut dijadikan kas. Hadiwidjaya

(1996) dalam Santoso dkk (2008) menyatakan bahwa jumlah hari

pengumpulan piutang cepat apabila < 60 hari, sehingga menunjukan

modal yang tertanam dalam piutang relatif rendah dan jumlah hari

pengumpulan piutang lambat apabila > 60 hari, sehingga menunjukan

modal yang tertanam dalam piutang relatif tinggi.

2.1.7. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan menurut Kasmir (2011), merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang di tanam dalam

persediaan ini berputar dalam satu periode. Menurut Horngren, et al

(1997) dalam Sianturi (2009), perputaran persediaan adalah rasio antara

harga pokok penjualan terhadap persediaan rata-rata menunjukkan

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual. Menurut Warren (2005),

Perputaran persediaan mengukur hubungan antara volume barang dagang

yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode

berjalan. Besarnya hasil perhitungan persediaan menunjukkan tingkat

kecepatan persediaan menjadi kas atas piutang dagang. Oleh karena itu,

penjualan sangat mempengaruhi besarnya perputaran persediaan.

Menurut Syamsudin (2008), rasio ini dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Perputaran Persediaan=Harga Pokok Penjualan

Rata-rata Persediaan

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

perputaran persediaan dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur

perusahaan dalam mengukur efesiensi perusahaan dalam mengelola dan

menjual persediaan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka

semakin tinggi pula tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola

persediaannya yang berarti juga tingkat resiko kerugiaan maupun biaya-

biaya yang terkandung dalam persediaan akan semakin rendah.

2.2. Kerangka Pemikiran

Suatu perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk

menganalisis keadaan keuangan perusahaan, sehingga perusahaan dapat

merencanakan strategi dalam mencapai tujuannya. Menurut Fahmi (2011),

dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan,

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

evaluasi dan analisis trend, akan mampu memprediksi apa yang akan

mungkin terjadi dimasa mendatang. Data-data yang diperoleh dari

menganalisis laporan keuangan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai

dasar dalam membuat rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang

dan dapat menunjukan kelebihan dan kekurangan suatu perusahaan. Salah

satu yang dapat dijadikan kekuatan agar perusahaan dapat bersaing dengan

perusahaan lain adalah tingkat likuiditas.

Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas

atau kemampuan untuk memperoleh kas (Annisa, 2008). Jika tingkat

likuiditas yang rendah suatu perusahaan dikatakan kurang baik dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tetapi jika tingkat likuiditas suatu

perusahaan tinggi maka semakin tidak efektif karena akan semakin banyak

dana yang menganggur. Oleh karena itu, menjaga likuiditas perusahaan

sangat penting dilakukan. Unsur –unsur yang dapat dijadikan sebagai alat

ukur likuiditas adalah aktiva tetap seperti arus kas, piutang dan persediaan.

Kas merupakan aktiva yang paling likuid. Jika suatu perusahaan

mempunyai ketersediaan kas yang cukup, maka perusahaan tidak akan

kesulitan membayar kewajiban jangka pendeknya dan perusahaan tersebut

dapat dikatakan likuid. Penelitian yang dilakukan oleh Annisa (2008),

menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap likuiditas.

Muktiadji dkk (2008) , menyatakan bahwa dari hasil analisa ternyata kas

memegang peranan penting dan bukan ditentukan oleh piutang dan

persediaan.

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

Penjualan kredit merupakan salah satu cara dalam meningkatkan

pendapatan yang mengakibatkan adanya piutang usaha. Jika terjadi

keterlambatan dalam pembayaran piutang maka akan sangat mempengaruhi

likuiditas, sehingga perputaran piutang menjadi penting dalam menjaga

likuiditas. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin tinggi

tingkat likuiditas suatu perusahaan. Tingkat perputaran piutang suatu

perusahaan berkaitan erat dengan seberapa lama mereka mengumpulkan

piutangnya. Jika terjadi keterlambatan dalam mengumpulkan piutang akan

mengganggu efektifitas dan efesiensi perputaran piutang (Santoso dkk, 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Santoso dkk (2008), menyatakan bahwa

secara parsial perputaran piutang mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap likuiditas perusahaan dan secara parsial pengumpulan piutang juga

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas, sedangkan secara

simultan perputaran piutang dan pengumpulan piutang mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Dongoran (2009),

menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara perputaran piutang

terhadap likuiditas sedangkan pengaruh perputaran kas dengan likuiditas

dinyatakan mempunyai hubungan yang lemah dan jika di uji secara bersama-

sama pengaruh perputaran piutang dan perputaran kas memiliki pengaruh

yang kuat terhadap likuiditas.

Aktiva lancar lain yang dapat digunakan dalam mengukur likuiditas

adalah perputaran persediaan. Perputaran persediaan menurut Kasmir (2011),

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang di

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

tanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode. Jika perputaran

persediaan tinggi maka perusahaan perusahaan tersebut mempunyai tingkat

penjualan yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan peningkatan pendapatan

yang dapat menambah likuiditas. Sianturi (2009) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan dan

positif terhadap likuiditas suatu perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh

perputaran persediaan terhadap likuiditas juga dilakukan oleh Ramadhan

(2011) yang menyatakan secara simultan perputaran piutang usaha dan

perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap likuiditas, sedangkan

yang berpengaruh signifikan adalah perputaran persediaan sedangkan

perputaran piutang tidak berpengaruh secara signifikan.

Berdasarkan urutan teoritis dan penelitian terdahulu dapat di

gambarkan hubungan pengaruh antara arus kas operasi, perputaran piutang,

pengumpulan piutang, perputaran persediaan terhadap likuiditas pada bagan

konseptual di bawah ini :

H2

H3

H1

H4

H5

Gambar 2.1

Model Penelitian

Arus Kas Operasi (X1)

Perputaran Piutang (X2)

PengumpulanPiutang (X3)

Perputaran Persediaan (X4)

LIKUIDITAS

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan ...repository.ump.ac.id/3122/3/BAB II_ARI WARYATI_AKUNTANSI'13.pdf · Menurut Fahmi (2011), laporan keuangan bertujuan untuk

Keterangan :

= Pengaruh parsial

= Pengaruh Silmutan

2.3. Perumusan hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang di gambarkan pada Gambar 2.1

dan penjelasan dari masing-masing faktor yang dapat mempengaruhi

likuiditas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1= Arus kas operasi, perputaran piutang, pengumpulan piutang dan

perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada

perusahaan food and baverage yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011.

H2= Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada

perusahaan food and beverge yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011

H3= Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada

perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011

H4= Pengumpulan piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada

perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011

H5= Perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas pada

perusahaan food and baverage yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011

Pengaruh Arus Kas…, Ari Waryati, Fakultas Ekonomi UMP, 2013