bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 1. pengertian sistemrepository.ump.ac.id/5751/3/sri...

38
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1. Pengertian Sistem Sistem berasal dari bahasa latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema). Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan, Setyawan (2013). Secara umum dalam arti sempit, sistem dapat diartikan sebagai suatu susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana struktur membicarakan elemen-elemen atau unsur yang membentuk sistem itu sendiri sedangkan proses membicarakan cara kerja/prosedur dari setiap elemen secara berurutan, teratur dan sistematis. Suatu sistem dirancang dan diterapkan untuk melakukan aktivitas yang sifatnya berulang. Sistem terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan erat satu sama yang lainnya dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu, Amri (2010). 8 Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

1. Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa latin (Systema) dan bahasa Yunani

(Sustema). Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau

elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,

materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan

suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika

seringkali bisa dibuat. Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling

terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan

lingkungan, Setyawan (2013).

Secara umum dalam arti sempit, sistem dapat diartikan

sebagai suatu susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi

struktur dan proses, dimana struktur membicarakan elemen-elemen atau

unsur yang membentuk sistem itu sendiri sedangkan proses

membicarakan cara kerja/prosedur dari setiap elemen secara berurutan,

teratur dan sistematis. Suatu sistem dirancang dan diterapkan untuk

melakukan aktivitas yang sifatnya berulang. Sistem terdiri dari beberapa

bagian yang mempunyai hubungan erat satu sama yang lainnya dan

berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu, Amri (2010).

8

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

9

Sistem adalah gabungan berbagai elemen yang berinteraksi dan

secara bersama berfungsi untuk mencapai tujuan. Sistem merupakan

kumpulan elemen-elemen yang menimbulkan hubungan satu dengan

yang lainnya Bondar (1995) dalam Susilatri, dkk (2010). Dari definisi

yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

kesatuan dari beberapa unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai

tujuan tertentu.

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu,

Jogiyanto (2001) dalam Setyawan (2013) yaitu sebagai berikut:

a. Komponen sistem

Sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan

dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap

subsistem memounyai sifat dari sistem yang menjalakan suatu fungsi

tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batas sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem

yang mempengaruhi operasi sistem.

d. Penghubung sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara suatu subsistem

dengan subsistem lainnya.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

10

e. Masukan dan keluaran sistem

Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Sedangkan

keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan.

f. Pengolah sistem

Pengolah sistem mengelola masukan menjadi keluaran

g. Sasaran sistem

Suatu sistem akan dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau

tujuannya.

2. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat

dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat, Bodnar dan

Hopwood (1996: 1) dalam Setyawan (2013). Sedangkan menurut

Jogiyanto (2005) yang dikutip dalam Nurhayanti (2012) informasi adalah

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

bagi yang menerimanya.

Pengertian informasi yang dikemukakan oleh Chushing yang

diterjemahkan oleh Midjan dan Susanto (2003: 7) menyatakan bahwa

informasi diartikan sebagai keluaran (output) dari suatu pengolahan data

(sistem informasi) yang telah terorganisir dan berguna bagi orang yang

menerima. Pengertian informasi menurut Rommey dan Steinbart yang

diterjemahkan oleh Fitrianasari dan Kwary (2004: 11) menyatakan

bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

11

memberikan arti. Sedangkan menurut Laudon yang diterjemahkan oleh

Sungkono dan Eka (2007: 13) mengungkapkan bahwa informasi adalah

data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna

bagi manusia.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi

merupakan hasil dari data yang telah diolah dan diorganisasikan,

sehingga memberikan arti bagi penerima yang dapat mempengaruhi

tindakan dalam pengambilan keputusan yang dikutip dalam Nurhapsari

(2013).

Calliueot dan Lapayre dalam Handayani (2007) menyatakan

bahwa penciptaan suatu informasi yang efektif membutuhkan suatu

pengorganisasian untuk mengembangkan sejumlah sistem-sistem

pendukung. Penarikan staf yang kompeten dan layak adalah suatu

tindakan yang sangat penting. Investasi yang besar dalam perangkat

keras, perangkat lunak dan pendukung sistem yang lain adalah sesuatu

yang penting, namun tanpa manusia bersumber daya yang tidak layak

tidak tepat waktu atau tidak akurat. Sumber informasi adalah data dimana

data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data item.

Kualitas suatu informasi tergantung dari beberapa hal, Mukhtar

(2002: 4) dalam Setyawan (2013) yaitu sebagai berikut:

a. Akurat

Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan

tidak menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

12

informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak

terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi

tersebut.

b. Tepat waktu

Ini berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh

terlambat. Jika pengambilan keputusan terlambat, maka dapat

berakibat fatal untuk organisasi.

c. Relevan

Relevan berarti informasi tersebut harus mempunyai manfaat untuk

pemakainya.

d. Lengkap

Informasi yang disajikan termasuk di dalamnya semua data-data

yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan yang diharapkan

oleh pembuat keputusan.

e. Dapat dimengrti

Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah

dimengerti oleh pembuat keputusan. Nilai dari informasi ditentukan

oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu

informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya.

Formulasi pendapat ini:

Nilai Informasi = Manfaat – Biaya

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

13

3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu pengorganisasian

peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses, menyimpan,

mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi untuk pencapaian

tujuan perusahaan, Setyawan (2013). Menurut James A Hall (2009) yang

dikutip dalam Nurhayanti (2012) sistem informasi adalah serangkaian

prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi

dan didistribusikan ke para pengguna.

Menurut Mukhtar (2002), suatu sistem informasi dapat dibagi

menurut keberadaannya di suatu perusahaan. Ada sistem informasi

informal dan sistem informasi formal. Sistem informasi informal

keberadaannya di suatu organisasi tidak diakui secara resmi dan

informasi yang dihasilkan seringkali mendukung informasi yang

dihasilkan oleh sistem informasi formal. Sedangkan sistem informasi

formal secara eksplisit diakui keberadaannya di perusahaan dan

bertanggung jawab untuk menghasilkan informasi, yang dikutip dalam

Setyawan (2013).

Selain itu sistem informasi juga dibagi berdasarkan proses yang

dijalankan untuk mendapatkan informasi, yaitu sistem informasi manual,

semua proses untuk memproduksi informasi tidak menggunakan mesin

atau komputer, maka sistem informasi otomatis melibatkan mesin atau

komputer dalam memproduksi informasi.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

14

Sistem informasi mempunyai komponen yang terdiri dari blok

maasukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan

blok kendali. Tujuan sistem informasi, Jogiyanto (2001) dalam Setyawan

(2013):

a. Sistem informasi bisa meningkatkan produk dan jasa.

b. Sistem informasi bisa meningkatkan efisiensi.

c. Sistem informasi bisa meningkatkan proses kerja manajemen.

4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Dalam melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi unsur-unsur

yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem, organisasi

atau perusahaan sebagai objek yang membutuhkan sistem dan

pengolahan data transaksi untuk menghasilkan informasi. Unsur-unsur

tersebut merupakan rangkaian yang terpadu dan saling berkaitan dalam

melaksanakan suatu sistem Amri (2010).

Dalam Nugerahmawati (2013) terdapat beberapa definisi sistem

informasi akuntansi yang telah dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai

berikut :

Menurut Bodnar dan Hopwood (2010:1) sistem informasi

akuntansi adalah:

“An accounting information system is a collection of resources,

such as people and equipment, design tranform financial and other data

into information”.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

15

Pernyataan Bodnar dan Hopwood menjelaskan bahwa sistem

informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia

dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data

lainnya ke dalam informasi.

Menurut Romney dan Steinbart (2009: 28) sistem informasi

akuntansi adalah:

“An accounting information system is a system that collect,

records, stores and processes data to prodece information for decision

makers”.

Pernyataan yang dikemukakan oleh Romney dan Steinbart

menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang

mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data sehingga

menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan.

Menurut Wilkinson (2000:7), bahwa sistem informasi adalah:

“Unified structure within an entity such as business firm that

employes phsycal resources and other components to transform

economics data into accounting information with purpose if satisfying

the information needs of variety of users”.

Definisi yang dijelaskan oleh Wilkinson menjelaskan bahwa sistem

informasi akuntansi adalah bersatunya sebuah struktur dalam entitas

seperti bisnis perusahaan yang memperkerjakan sumber daya dan

komponen lainnya untuk merubah data ekonomi ke informasi akuntansi

dengan tujuan memuaskan kebutuhan informasi para pengguna.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

16

Menurut Jogiyanto (2008:227), bahwa sistem informasi akuntansi

adalah sebagai sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis

menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya. Menurut

Azhar Susanto (2008:72) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan

(integrasi) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik

yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara

harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah

keuangan menjadi informasi keuangan. Definisi sistem informasi

akuntansi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut dikutip

dalam Nugerahmawati (2013).

5. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha (2006) dalam

Nurhayanti (2012) mengemukakan kinerja (performance) adalah

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi,

dan visi organisasi yang terutang dalam strategic planning suatu

organisasi. Menurut Wibowo (2007: 67) yang dikutip dalam

Nugerahmawati (2013) kinrja dapat dipandang sebagai berikut:

“Proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses

tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja.

Namun hasil pekerjaan itu juga merupakan kinerja”.

Kinerja mengandung pengertian gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam periode tertentu. Kinerja

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

17

dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Secara umum istilah kinerja juga

digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu

organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar

seperti biaya-biaya masa lalu atau diproyeksikan, dengan dasar efisiensi,

pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.

Tujuan kinerja sistem informasi akuntansi adalah untuk

memberikan gambaran apakah suatu kinerja sistem yang ada sudah

sesuai dengan yang dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan. Selain itu

kinerja bertujuan untuk evaluasi yang menekankan pada perbandingan

untuk pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan pada

periode tertentu, pemeliharaan sistem, serta untuk dokumentasi

keputusan-keputusan bila terjadi peningkatan, yang dikutip dalam

Nugerahmawati (2013).

Untuk menilai kinerja sistem informasi akuntansi dapat dinilai dari

PIECES yaitu kerangka yang dikemukakan oleh Wetherbe (1994) dalam

Susanto (2008: 322) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013). PIECES

dapat digunakan sebagai dasar analisis tingkat kepentingan suatu masalah

atau efektifitas suatu solusi, yang terdiri dari beberapa kerangka kerja,

yaitu sebagai berikut:

a. Peformance

b. Information

c. Economy

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

18

d. Control

e. Efficiency

f. Service

Persoalan kinerja sistem informasi akuntansi tersebut dijelaskan

sebagai berikut :

a. Kinerja (performance)

Kebutuhan untuk meningkatkan kinerja (performance).

b. Informasi (information)

Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas informasi atau data

(information).

c. Ekonomis (economy)

Kebutuhan untuk meningkatkan bidang ekonomi (economy).

d. Control atau pengendalian (control)

Kebutuhan untuk meningkatkan pengendalian (control) dan

keamanan.

e. Efisiensi (efficiency)

Kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi (efficiancy) sumber daya

manusia dan mesin.

f. Pelayanan (service)

Kebutuhan untuk meningkatkan jasa/pelayanan (service) pada

pelanggan, rekanan, pegawai dan pihak-pihak lainnya.

Kehadiran sistem informasi telah memberikan begitu banyak

pengaruh terhadap sebuah organisasi, bukan hanya organisasi secara luas

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

19

namun pengaruh tersebut masuk hingga proses bisnis dan transaksi yang

dilakukan oleh organisasi. Penentu kepuasan dari pengguna adalah mutu

dari sistem dan informasi serta ketergantungan sistem tersebut didasarkan

pada kebutuhan dan harapan pengguna. Apabila harapan dan kebutuhan

dari pengguna sudah dipenuhi mutu informasi dan sistem yang

disediakan bernilai baik pada akhirnya akan mendukung kesuksesan dari

suatu suatu sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem informasi akan

berdampak kepada organisasi, dimana beberapa faktor penentunya adalah

mutu sistem dan mutu informasi, Nugerahmawati (2013).

Menurut Almilia dan Briliantien (2006) dan Komara (2005) dalam

penelitiannya tentang kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur

dari kepuasan dan pemakaian sistem yaitu sebagai berikut :

a. Kepuasan Pemakai Sistem

Kepuasan pemakai sistem informasi Jen (2002) dalam Almilia

dan Briliantien (2006) mengatakan kepuasan pemakai sistem

informasi akuntansi dapat diukur dari kepastian dalam

mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean

(1992) seperti yang dikutip oleh Soegiharto (2001) mengemukakan

ketika sebuah sistem diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi

kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat

menentukan kepuasan pemakai.

Kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik jenis maupun

tingkatnya, bukan manusia memiliki kebutuhan yang baik jenis

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

20

maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang

cenderung tak terbatas. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan

sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat

kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku

pada dirinya.

Menurut Rival (2005) dalam Nugerahmawati (2013) kepuasan

kerja diartikan sebagai berikut:

“Segala sesuatu yang ingin dimilikinya, dicapai dan

dinikmati”.

Prajitno (2006) menyebutkan bahwa kepuasan pemakai seperti

berikut:

“Kepuasan pemakai yaitu seberapa jauh pemakai merasa puas

dan percaya pada sistem informasi yang diselesaikan oleh

perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya, serta

kesesuaian antara yang diharapkan dengan yang diperoleh”.

Kehadiran sistem informasi telah memberikan begitu banyak

pengaruh terhadap sebuah organisasi, bukan hanya organisasi secara

luas namun pengaruh tersebut masuk hingga proses bisnis dan

transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Penentu kepuasan dari

pengguna adalah mutu dari sistem dan informasi serta

ketergantungan sistem tersebut didasarkan pada kebutuhan dan

harapan pengguna. Apabila harapan dan kebutuhan dari pengguna

sudah dipenuhi serta mutu informasi dan sistem yang disediakan

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

21

bernilai baik pada akhirnya akan mendukung kesuksesan dari suatu

sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem informasi akan

berdampak kepada organisasi, dimana beberapa faktor penentunya

adalah mutu sistem dan mutu informasi.

Menurut Istianingsih (2009) dalam Wahyudin (2012) yang

dikutip dalam Nugerahmawati (2013) kepuasan pemakai terdiri dari

komponen sebagai berikut:

1. Content

Content yaitu mengukur kepuasan pemakai sistem dari sisi

apakah sistem menghasilkan informasi yang sesuai dengan

kebutuhan serta ditunjang dengan adanya kelengkapan modul

yang digunakan.

2. Accuracy

Accuracy adalah kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data

ketika sistem mengolahnya menjadi sebuah informasi,

keakuratan itu diukur dari seberapa sering sistem tersebut

menghasilkan output yang salah ketika mengolah data.

3. Format

Format adalah mengukur kepuasan pemakai dari sisi tampilan

sistem. Apakah tampilan itu memudahkan pemakai ketika

menggunakan sistem tersebut serta tampilan keluaran yang

dihasilkan apakah sesuai dengan kebutuhan para pemakai.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

22

4. Ease of use

Ease of use adalah mengukur kepuasan pemakai dari sisi

kemudahan pemakai dalam menggunakan sistem seperti proses

memasukan data dan mudah dalam mengoperasikan.

5. Timeliness

Timeliness adalah mengukur kepuasan pengguna dari sisi

ketepatan waktu sistem dalam menyajikan atau menyediakan

informasi yang dibutuhkan oleh pemakai.

Menurut Veithzal Rival (2005: 477) dalam Nugerahmawati

(2013) konteks kepuasan dapat ditinjau dari tiga sisi yaitu individu

akan merasa puas apabila dia mengalami:

1. Apabila hasil atau imbalan yang didapat atau diperoleh individu

tersebut lebih dari yang diharapkan. Masing-masing individu

memiliki target pribadi. Apabila mereka termotivasi untuk

mendapatkan target tersebut mereka akan bekerja keras.

Pencapaian hasil dari kerja tersebut akan membuat individu

merasa puas.

2. Apabila hasil yang dicapai lebih besar dari standar yang

ditetapkan. Apabila individu memperoleh hasil yang lebih besar

dari standar yang ditetapkan oleh perusahaan, maka individu

tersebut memiliki produktivitas yang tinggi dan layak

mendapatkan penghargaan dan perusahaan.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

23

3. Apabila yang didapatkan oleh karyawan sesuai dengan

persyaratan yang diminta dan ditambah dengan ekstra yang

menyenangkan konsisten untuk setiap saat serta dapat

ditingkatkan setiap waktu.

b. Pemakaian Sistem Informasi

Dalam Almilia dan Briliantien (2006) penelitian yang

dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson

(1984) dalam Jen (2002) menunjukan sistem informasi yang banyak

digunakan menunjukan keberhasilan sebuah sistem informasi

manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan Jahangir et al

(2000) dalam Jen (2002) menunjukan perbedaan penentuan

keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga

pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai

sistem informasi. Penggunaan dari sistem dan produk informasinya

kemudian mempunyai dampak atau pengaruh dipemakai individual

di dalam melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini

secara kolektif akan berakibat pada dampak-dampak organisasional.

Penggunaan sistem informasi menunjukan frekuensi penggunaan dan

kesediaan menggunakan sistem (Choe, 1996) dalam Komara (2005).

Menurut Jogiyanto (2007: 19) yang dikutip dalam

Nugerahmawati (2013) pemakaian sistem informasi adalah

penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima. Banyak

penelitian yang menggunakan proksi penggunaan laporan dari sistem

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

24

informasi sebagai pengukur kesuksesan sistem informasi. Dalam

Jogiyanto (2007: 39) mengungkapkan banyak sekali pengukuran

yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi.

Tidak ada satu pengukuran yang lebih baik dari pengukuran lainnya.

Pemilihan pengukuran harus mempertimbangkan beberapa aspek

misalnya sasaran dari penelitian, kontek organisasi yang

menggunakan, dan tingkat analisisnya apakah pada tingkat

individual, organisasi atau masyarakat. Dalam jogiyanto (2007: 41)

yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) terdapat pengukuran-

pengukuran dari pemakaian sistem yaitu terdiri dari :

1. Banyaknya penggunaan/durasi penggunaan

2. Kerutinan penggunaan

3. Sifat dari penggunaan:

- Digunakan untuk maksud yang diinginkan

- Ketepatan penggunaan

- Tipe informasi

Adapun penjelasan mengenai pengukuran di atas adalah sebagai

berikut :

1. Banyaknya penggunaan/durasi penggunaan

Untuk mengukur banyaknya penggunaan sistem dalam waktu

tertentu atau lama tidaknya menggunakannya sistem yang

disediakan.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

25

2. Kerutinan penggunaan

Untuk mengetahui seberapa sering pemakai menggunakan

sistem informasi yang disediakan.

3. Sifat dari penggunaan

- Digunakan untuk maksud yang diinginkan

Untuk mengetahui apakah sistem yang sedang digunakan

memang benar sesuai dengan yang pemakai harapkan.

- Ketepatan penggunaan

Suatu sistem harus digunakan oleh user yang berwenang

sesuai dengan otoritas yang telah diberikan oleh perusahaan

sehingga user tidak melanggar batasan akses yang

ditetapkan.

- Tipe informasi

Apakah sistem menyediakan informasi yang berkualitas

artinya informasi membantu dalam memecahkan masalah,

terformat, dan akurat.

6. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

Agar tercipta suatu sistem informasi akuntansi yang baik artinya

sistem dapat berjalan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan maka

terdapat beberapa prinsip diantaranya, mengenai costawareness,

maksudnya suatu sistem haruslah sesuai pengguna dan biaya yang

dikeluarkannya; usefull output, yaitu informasinya yang digunakan

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

26

haruslah dapat dimengerti, relevan dan akurat; flexible, suatu sistem

informasi akuntansi haruslah dapat mengakomodasikan keinginan dari

pengguna dan perubahan dari kebutuhan informasi yang diperlukan, yang

dikutip dalam Nugerahmawati (2013).

Menurut komara (2005) banyak faktor yang mempengaruhi kinerja

sistem informasi akuntansi yaitu sebagai berikut:

a. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi

akuntansi

b. Kapabilitas personal sistem informasi

c. Ukuran organisasi

d. Dukungan manajemen puncak

e. Formalisasi pengembangan sistem

f. Pelatihan dan pendidikan pengguna

g. Komite pengendalian sistem informasi

h. Lokasi departemen sistem informasi

Dalam penelitian ini hanya 4 faktor yang akan diteliti oleh penulis,

diantaranya sebagai berikut:

a. Keterlibatan pemakai

b. Kemampuan teknik personal sistem informasi

c. Formalisasi pengembangan sistem informasi

d. Program pelatihan dan pendidikan pemakai

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

27

Adapun penjelasan mengenai ke-5 faktor tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Keterlibatan Pemakai

Keterlibatan pemakai yaitu digunakan untuk menunjukan

intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan

sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan,

sampai tahap implementasi sistem informasi. Keterlibatan pemakai

dapat meningkatkan kualitas sistem dan dapat meningkatkan

dukungan pemakai, Ermawati (2012).

Dalam Nugerahmawati (2013) menurut Susanto (2008: 254)

para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orang-

orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah

dikembangkan seperti operator dan manajer (end user). Para

pemakai akhir sistem informasi biasanya kurang begitu perhatian

dengan biaya yang dikeluarkan serta manfaat yang diperoleh

dibandingkan dengan pemilik sistem informasi. Perhatian utama dari

pemakai akhir sistem informasi tersebut adalah bagaimana agar

sistem informasi dapat membantu menyelesaikan pekerjaannya.

Menurut Soegiharto (2001) dalam Almilia dan Briliantien

(2006) bahwa keterlibatan pemakai secara signifikan berpengaruh

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Ketika sebuah sistem

informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

28

kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan

kinerja sistem informasi.

Beberapa alasan pentingnya keterlibatan user dalam

perencanaan dan pengembangan sistem informasi menurut Susanto

(2008: 369) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) adalah

sebagai berikut:

1. Kebutuhan user

2. Pengetahuan akan kondisi lokal

3. Keengganan untuk berubah

4. User merasa terancam

5. Meningkatkan alam demokrasi

Lebih lengkap Susanto menerangkan pentingnya keterlibatan

pemakai dalam pengembangan sistem informasi sebagai berikut:

1. Kebutuhan pemakai

Pemakai adalah orang dalam perusahaan. Analisis sistem adalah

orang di luar perusahaan. Sistem informasi dikembangkan

bukan untuk pembuat sistem tapi untuk pemakai agar sistem

bisa diterapkan, sistem tersebut harus bisa menyerap kebutuhan

pemakai dan yang tahu kebutuhan pemakai adalah pemakai

sendiri, sehingga keterlibatan pemakai dalam pengembangan

sistem akan meningkatkan tingkat keberhasilan walaupun tidak

memberikan jaminan berhasil.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

29

2. Pengetahuan akan kondisi lokal

Pemahaman terhadap lingkungan di mana sistem informasi

akuntansi akan ditetapkan perlu dimiliki oleh perancangan

sistem informasi, dan untuk memperoleh pengetahuan tersebut

perancang sistem harus meminta bantuan pemakai yang sangat

memahami lingkungan tempatnya bekerja.

3. Keengganan untuk berubah

Seringkali pemakai merasa bahwa sistem informasi disusun

tidak dapat dipergunakan dan tidak sesuai dengan kebutuhan.

Untuk mengurangi keengganan untuk berubah itu dapat

dikurangi bila pemakai terlibat dalam proses perancangan dan

pengembangan sistem informasi.

4. Pemakai merasa terancam

Banyak pemakai menyadari bahwa penerapan sistem informasi

komputer dalam organisasi mungkin saja mengancam

pekerjaannya, atau menjadikan kemampuan yang dimilikinya

tidak lagi relevan dengan kebutuhan organisasi. Keterlibatan

pemakai dalam proses perancangan dan pengembangan sistem

informasi merupakan salah satu cara menghindari kondisi yang

tidak diharapkan dari dampak penerapan sistem informasi

akuntansi dengan komputer.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

30

5. Meningkatkan alam demokrasi

Makna dari demokrasi di sini adalah bahwa pemakai dapat

terlibat secara langsung dalam mengambil keputusan yang akan

berdampak kepada mereka. Penerapan sistem informasi berbasis

komputer tentu akan berdampak kepada para pegawai, oleh

karenanya diperlukan keterlibatan pemakai secara langsung

dalam proses perancangan sistem informasi akuntansi ini.

Teknik pada umumnya berhubungan dengan data dan

prosesnya, tetapi dalam kaitannya dengan pengembangan sistem

informasi, teknik Joint Application Development (JAD) adalah suatu

teknik baru yang berhubungan dengan manusia. JAD adalah suatu

kerja sama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi,

manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan

menjabarkan permintaan pemakai, teknik-teknik yang dibutuhkan

dan unsur rancangan eksternal (input, output, tampilan). Tujuan dari

JAD adalah memberikan kesempatan pada user dan manajemen

untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem

informasi.

Dalam hal ini partisipasi pemakai sistem informasi seperti

yang dikemukakan oleh Susanto (2008: 367) dapat dilihat dari:

1. Hubungan

2. Wawasan

3. Tanggungjawab

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

31

4. Waktu

5. Keinginan User

6. Nilai, kepuasan dan dukungan

7. Biaya

Berikut penjelasan mengenai indikator-indikator yang ada

sebagai berikut:

1. Meningkatkan hubungan antara user, manajemen dan ahli

sistem informasi

2. Memperluas wawasan user dan manajemen dalam bidang

komputer, disisi lain memperluas wawasan bisnis dan

aplikasinya bagi ahli sistem informasi

3. Meringankan beban tanggungjawab user dan manajemen bila

terjadi konflik

4. JAD umumnya juga mempersingkat waktu pengembangan

sistem informasi yang biasanya diperlukan untuk melakukan

berbagai wawancara, melalui satu pola kerja yang lebih

terstruktur

5. Melalui penentuan keinginan user yang lebih tepat dan

penentuan prioritas utama, maka pengguna JAD ini akan lebih

menghemat biaya.

6. JAD seringkali menghasilkan sistem informasi yang lebih

bernilai dan memberikan kepuasan yang lebih baik bagi user

maupun pihan manajemen, sehingga meningkatkan kepercayaan

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

32

dan dukungan user dan manajemen terhadap projek

pengembangan sistem informasi yang dilakukan.

7. Mengurangi biaya pemeliharaan, karena sejak versi pertama

dihasilkan, telah mampu memenuhi kebutuhan organisasi

umumnya.

Tidak semua keterlibatan pemakai ini membawa keberhasilan,

ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya kegagalan

menurut Susanto (2008: 370) yang dikutip dalam Nugerahmawati

(2013) diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak tepatnya pengetahuan yang dimiliki pemakai sehingga

tidak bersedia membuat keputusan atau memberikan

pandangannya, karena pemakai kurang memahami dampak dari

keputusan yang diambil.

2. Kurangnya pengalaman dalam menentukan keputusan karena

kultur lingkungan yang tidak mendukung dan kurangnya

dukungan dari organisasi dalam berpartisipasi untuk mengambil

keputusan.

3. Pengambilan keputusan tersebut terbatas pada tahan-tahapan

yang memungkinkan pemakai atau karyawan terlibat dalam

pengambilan keputusan.

4. Kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan

kurangnya kesempatan untuk belajar. Hal ini muncul karena

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

33

ketakutan akan tingginya biaya yang perlu dikeluarkan untuk

kegiatan tersebut.

b. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi

Kemampuan merujuk ke kepastian individu untuk

mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Itulah

penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan

untuk melakukan fungsi pekerjaan sambil menerapkan atau

menggunakan pengetahuan penting. Kemampuan yang dibuktikan

melalui kegiatan atau perilaku yang diperlukan untuk melakukan

pekerjaan.

Menurut Robbins dan Judge (2008: 57) yang dialih

bahasakan oleh Angelica yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013)

menjelaskan mengenai kemampuan sebagai berikut:

1. Kemampuan intelektual

Kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan

mental. Pekerjaan membebankan tuntutan-tuntutan berbeda

kepada pelaku untuk menggunakan kemampuan intelektual.

Singkat saja makin banyak tuntutan pemrosesan informasi

dalam pekerjaan tertentu, makin banyak kecerdaasan dan

kemampuan verbal umum yang dibutuhkan untuk dapat

menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sukses.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

34

2. Kemampuan fisik

Khususnya bermakna penting bagi keberhasilan menjalankan

pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih

standar. Misalnya pekerjaan yang keberhasilannya menuntut

stamina.

Menurut Robbins (2008: 45) yang telah dialih bahasakan oleh

Angelica yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) kemampuan

pemakai sistem informasi dapat dilihat dari:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat

dari:

- Memiliki pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi

- Memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai

pemakai sistem informasi.

2. Kemampuan (abilities)

Kemampuan senagai pemakai sistem informasi dapat dilihata

dari:

- Kemampuan menjalankan sistem informasi akuntansi yang

ada

- Kemampuan untuk mengekspresikan kebutuhan informasi

- Kemampuan untuk mengekspresikan bagaimana sistem

seharusnya

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

35

- Kemampuan mengerjakan tugas dari pekerjaan yang

menjadi tanggungjawab

- Kemapuan menyelaraskan pekerjaan dengan tugas

3. Keahlian (skills)

Keahlian sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari:

- Keahlian dalam pekerjaan yang menjadi tanggungjawab

- Keahlian dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya

dalam pekerjaan.

Dalam hal melakukan pengembangan sistem informasi

setiap orang tidak semua akan menghasilkan keberhasilan. Ada

beberapa lasan mengapa pengembangan tidak berhasil seperti

kurangnya pengetahuan yang dimiliki pemakai. Selain itu

kemampuan pemakai dalam mengoperasikan sistem informasi yang

baru sangat dibutuhkan, hal ini penting dalam pengoperasian sistem

agar sistem dapat beroperasi secara maksimal, Nugerahmawati

(2013).

c. Formalisaasi Pengembangan Sistem Informasi

Formalisasi pengembangan sistem informasi merupakan suatu

organisasi yang cenderung untuk membentuk pengembangan sistem

informasi karena hal itu dibutuhkan untuk meningkatkan komunikasi

dan koordinasi antara pengembangan sistem dan pengguna atau

antara pengembangan sistem khusus, Ermawati (2012). Setyawan

(2013) menyatakan bahwa formalisasi pengembangan sistem

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

36

informasi berarti pemberitahuan akan tahap-tahap dari proses

pengembangan sistem yang tercatat secara sistematik dan secara

aktif melakukan penyesuaian terhadap catatan.

Menurut Almilia dan Briliantien (2006) faktor-faktor

formalisasi pengembangan sistem informasi antara lain sebagai

berikut:

- Laporan proyek pengembangan

- Dokumentasi pengembangan sistem

- Biaya pengembangan sistem

- Teknik

- Waktu pencatatan pengembangan dan pengenalan sistem baru.

Formalisasi pengembangan sistem informasi sangat tergantung

pada kesuksesan harapan antara sistem analis, pengguna, sponsor

dan customer. Perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi

tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan

perilaku dan organisasional. Kegagalan pengembangan sistem

informasi baru diakibatkan tidak memperhatikan aspek

organisasional. Perubahan perilaku dan organisasional ini dapat

berupa pengembangan sistem, Davis (1998). Oleh karena itu

pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perancanaan dan

implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan

terhadap sistem yang dikembangkan, Nurhayanti (2012).

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

37

d. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

Menurut Gomes (2001: 197) pelatihan adalah setiap usaha

untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang

sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan harus

dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada

waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan para pekerja

secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang

paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan. Hal

ini dikarenakan melalui pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih

terampil dan lebih produktif walaupun manfaat-manfaat tersebut

harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja

sedang dilatih, Handoko (2009).

Pelatihan menurut Garry Dessler (1997: 263) merupakan suatu

proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang,

keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan

pekerjaan mereka. Sedangkan menurut John R. Schermerhorn, Jr

(1999:323) pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang

memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan

keterampilan yang berkaitan pekerjaan, Handoko (2009).

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa program pelatihan dan pendidikan pemakai adalah suatu

proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu yang mengajarkan

kepada karyawan baru maupun karyawan saat ini. Suatu

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

38

keterampilan dasar yang akan digunakan untuk membantu

melaksanakan pekerjaan mereka dan mencapai tujuan dari

perusahaan atau organisasi. Melalui program pelatihan dan

pendidikan, user diajarkan melaksanakan aktivitas atau pekerjaan

tertentu, misalnya cara menggunakan komputer untuk menginput

order masuk suatu barang atau lain sebagainya. Pelatihan terdidri

dari program-program yang dirancang untuk meningkatkan kinerja

pada level individu, kelompok, atau organisasi. Kinerja user yang

meningkat pada gilirannya akan meningkatkan kinerja sistem

informasi akuntansi keseluruhan, Handoko (2009).

Tujuan dari program pelatihan dan pendidikan umumnya

dilakukan untuk kepentingan karyawan, perusahaan, dan konsumen.

Menurut Moekijat (1991: 55) yang dikutip dalam Handoko (2009)

tujuan umum dari pelatihan adalah:

1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.

2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan secara rasional.

3. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja

sama dengan teman-teman pegawai dan pimpinan.

Beberapa tujuan di atas merupakan penerapan program

pelatihan dan pendidikan untuk kepentingan karyawan dan untuk

kepentingan perusahaan. Tujuan dilaksanakannya pelatihan yakni

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

39

untuk memenuhi kebutuhan PSDM, penghematan, mengurangi

tingkat kerusakan dan kecelakaan, serta memperkuat komitmen

karyawan. Sedangkan untuk kepentingan konsumen program

pelatihan lebih diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kepada

konsumen dan agar produk yang dihasilkan lebih baik.

Menurut Hariandja (2002: 168) dalam Handoko (2009) ada

beberapa alasan penting untuk diadakannya pelatihan, yaitu sebagai

berikut:

1. Karyawan yang baru direkrut sering kali belum memahami

secara benar bagaimana melakukan suatu pekerjaan.

2. Perubahan-perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja.

Perubahan disini meliputi perubahan dalam teknologi proses

seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja

baru. Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin beragamnya

tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian, nilai, sikap

yang berbeda memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap

dan perilaku terhadap pekerjaan.

3. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki

produktivitas. Saat ini daya saing perusahaan tidak hanya

dengan mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki, tetapi

juga harus dengan sumber daya manusia yang menjadi elemen

paling penting untuk meningkatkan daya saing. Hal ini

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

40

disebabkan sumber daya manusia merupakan aspek penentu

utama daya saing yang baik.

4. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada, misalnya

standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi

industri dan pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau

keselamatan dan kesehatan kerja.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penulis merujuk pada 4 penelitian terdahulu dalam melakukan

penelitian, yaitu sebagai berikut:

No Nama dan tahun

penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Nugerahmawati

(2013)

1. Partisipasi pemaakai

sistem informasi

2. kemampuan pemakai

sistem informasi

3. ukuran organisasi.

1. Berpengaruh

2. Berpengaruh

3. Tidak berpengaruh

2 Rasmadi (2011) 1. Keterlibatan pemakai

2. kemampuan teknik

personal sistem informasi

3. dukungan manajemen

puncak

4. formalisasi pengembangan

sistem informasi

5. program pelatihan dan

pendidikan.

1. Berpengaruh signifikan

2. berpengaruh positif dan

signifikan

3. tidak berpengaruh

signifikan

4. tidak berpengaruh

signifikan

5. tidak berpengaruh

signifikan.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

41

3 Ermawati

(2012)

1. Keterlibatan pengguna

2. kemampuan teknik

personal sistem informasi

3. ukuran organisasi

4. dukungan manajemen

puncak

5. formalisasi pengembangan

sistem informasi

6. program pelatihan dan

pendidikan

7. keberadaan dewan

pengarah sistem informasi

8. lokasi departemen sistem

informasi.

1. berpengaruh positif

2. tidak berpengaruh

signifikan

3. tidak berpengaruh

signifikan

4. tidak berpengaruh

signifikan

5. berpengaruh positif

6. tidak berpengaruh

7. tidak berpengaruh

8. berpengaruh positif.

4 Sulastrini, dkk

(2014)

1. Partisipasi pemakai

2. kemampuan pemakai

3. ukuran organisasi

4. program pelatihan dan

pendidikan.

1. berpengaruh positif

2. berpengaruh positif

3. berpengaruh positif

4. berpengaruh

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka secara

skematis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

H1 (+)

H2 (+)

H3 (+)

H4 (+)

Keterlibatan Pemakai (X1)

Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi (X2)

Formalisasi pengembangan

sistem informasi (X5)

Program Pelatihan dan

Pendidikan Pemakai (X6)

Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

42

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap masalah yang

diteliti yang masih dikaji kebenarannya dan perlu dibuktikan. Berdasarkan

uraian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Keterlibatan pemakai, kemampuan

teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi

pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai

berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang

dibentuk model kerangka pemikiran di atas maka dapat diajukan hipotesis

sebagai berikut:

Keterlibatan Pemakai

Keterlibatan pengguna merupakan keterlibatan dalam proses

pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok

pengguna target (Olson & Ives, 1981 dalam Choe, 1996). Jen (2002)

berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan

meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara

keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi terhadap

kinerja SIA, yang dikutip dalam penelitian Nurhayanti (2012). Jika

keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem semakin baik, maka

kinerja sistem informasi akan semakin meningkat. Sebaliknya jika

keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem semakin buruk akan

menurunkan kinerja sistem informasi akuntansi.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

43

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugerahmawati (2013)

menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara keterlibatan pemakai terhadap

kinerja sistem informasi akuntansi. Maka hipotesis pertama pada penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif keterlibatan pemakai terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi

Anderson dalam Soegiharto (2001) mengusulkan potensi kontribusi

pengguna haruslah lebih tinggi selama tahap perencanaan dan implementasi

pengembangan sistem. Para pengguna lebih memahami teknologi, tugas dan

keputusan yang terlibat dan lingkungan sosial politik di mana sistem akan

digunakan, semakin besar kemungkinan mereka dapat berkontribusi untuk

pengembangan sistem. Pendidikan rata-rata atau tingkat pengalaman

kelompok pengguna sistem informasi dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan personil sistem informasi Ives et al, dalam Sularso (2003).

Kemampuan teknis personel sistem informasi memiliki pengaruh besar pada

analisis informasi persyaratan dan desain sistem informasi. Sebagai contoh,

analis sitem yang kompeten memiliki efek positif pada penilaian kebutuhan

informasi, Huff dan Munro, 1985; McFarlan dan McKenncy 1983, dalam

Soegiharto (2001). Bruwer 1984 dalam Soegiharto (2001) juga menyarankan

bahwa kinerja sistem informasi terkait dengan kualitas teknis atau kualitas

desain dari sistem, yang merupakan tanggung jawab personil sistem. Jen

(2002) berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

44

informasi akuntansi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi

dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik

personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi

akuntansi yang dikutip dalam Nurhayanti (2012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rasmadi (2011) menyatakan

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan teknik

personal sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Maka

hipotesis kedua pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : Terdapat pengaruh positif kemampuan teknik personal sistem informasi

akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi

Dalam Nurhayanti (2012) kesuksesan pengembangan sistem informasi

sangat tergantung pada kesuksesan harapan antara sistem analis, pengguna,

sponsor dan customer. Perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi

tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku

dan organisasional. Kegagalan pengembangan sistem informasi baru

diakibatkan tidak memperhatikan aspek organisasional. Perubahan perilaku

dan organisasional ini dapat berupa pengembangan sistem Davis (1998). Oleh

karena itu pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan

dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan

terhadap sistem yang dikembangkan. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin

tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan

meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

45

hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan

kinerja sistem informasi akuntansi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ermawati (2012) menyatakan

bahwa terdapat pengaruh positif antara formalisasi pengembangan sistem

informasi terhadap kinerja sistem inforasi akuntansi. Maka hipotesis ke lima

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3 : Terdapat pengaruh positif formalisasi pengembangan sistem informasi

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai

Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan

lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai

diperkenalkan. Sedangkan Brady dalam Soegiharto (2001) menyarankan

bahwa kurangnya pendidikan merupakan alasan utama kurangnya

pemanfaatan sistem informasi. Sebuah penelitian tentang keutamaan dari

sistem informasi yang dikemukakan oleh Forthe dalam Soegiharto (2001)

yaitu “pendidikan pengguna” sangat mempengaruhi kinerja sistem informasi

akuntansi, yang dikutip dalam Nurhayanti (2012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulastrini, dkk (2014) menyatakan

bahwa terdapat pengaruh antara program pelatihan dan pendidikan pemakai

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Maka hipotesis ke-enam pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4 : Terdapat pengaruh positif program pelatihan dan pendidikan pemakai

terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Analisis Faktor-Faktor..., Sri Isnaeni, Fakultas Ekonomi UMP, 2015