bab ii tinjauan pustaka 2.1. kulit manusia 2.1.1 ... -...

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1. Anatomi Kulit Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m², rata-rata tebal kulit 1-2 mm, paling tebal (6 mm) ada ditelapak tangan dan kaki paling tipis (0,5 mm) ada di penis. Kulit di bagian atas terdiri dari tiga lapisan pokok yaitu : epidermis, dermis atau korium dan jaringan subkutan atau subkutis (Harahap,M, 1990). Kulit terbagi atas 3 (tiga) lapisan pokok yaitu : a. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu : lapisan basal atau stratum germinativum, lapisan malpighi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum. b. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan diatas jaringan subkutan. c. Jaringan Subkutan (subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis, yang berfungsi untuk penyeka panas, bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energi (Harahap, 1990). Universitas Sumatera Utara

Upload: dinhthien

Post on 03-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit Manusia 2.1.1. Anatomi Kulit

Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh

lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu

15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m², rata-rata tebal kulit 1-2 mm, paling

tebal (6 mm) ada ditelapak tangan dan kaki paling tipis (0,5 mm) ada di penis. Kulit di

bagian atas terdiri dari tiga lapisan pokok yaitu : epidermis, dermis atau korium dan

jaringan subkutan atau subkutis (Harahap,M, 1990).

Kulit terbagi atas 3 (tiga) lapisan pokok yaitu :

a. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu : lapisan basal atau stratum germinativum,

lapisan malpighi atau stratum spinosum, lapisan granular atau stratum granulosum

dan lapisan tanduk atau stratum korneum.

b. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan diatas jaringan

subkutan.

c. Jaringan Subkutan (subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang langsung

dibawah dermis, yang berfungsi untuk penyeka panas, bantalan terhadap trauma dan

tempat penumpukan energi (Harahap, 1990).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2.1.2. Fungsi Kulit

Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan tubuh dengan

lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai berikut (Harahap, 1990)

a. Pelindung

Jaringan tanduk sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari

luar dan keluarnya cairan berlebihan dari dalam tubuh. Melanin yang memberi warna

pada kulit dari akibat buruk sinar ultra violet.

b. Pengatur Suhu

Di waktu suhu dingin peredaran di kulit berkurang guna mempertahankan suhu

badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan

keringat dari kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas.

c. Penyerapan

Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut dalam lemak lebih

mudah masuk ke dalam kulit dan masuk ke peredaran darah, karena dapat bercampur

dengan lemak yang menutupi permukaan kulit masuknya zat-zat tersebut melalui folikel

rambut dan hanya sekali yang melalui muara kelenjar keringat.

d. Indera Perasa

Indera perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam kulit. Fungsi

indera perasa yang utama adalah merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.

e. Fungsi Pergetahan

Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan yaitu sebum dan keringat. Getah sebum

dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum

adalah sejenis lemak yang membuat kulit menjadi lentur.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2.2. Beberapa Jenis Penyakit Kulit

Di Indonesia saat ini penyakit kulit masih cukup tinggi, terutama penyakit kulit

karena infeksi jamur yang superfisial. Sedangkan penyakit kulit karena infeksi jamur

yang dalam, baik sistemik maupun subkutan hanya dijumpai pada beberapa daerah.

Beberapa penyakit kulit karena infeksi jamur yang superfisial diantaranya sebagai

berikut :

2.2.1. Tinea Manus et Pedis

Tinea pedis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita

didaerah kulit telapak tangan dan kaki, punggung kaki, serta daerah interdigital. Penyakit

ini disebabkan oleh jamur yang tumbuh dengan subur dalam keadaan lembab. Penyakit

ini sering terjadi pada orang dewasa yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup dan

pada orang yang sering bekerja ditempat basah, mencuci, disawah dan sebagainya.

Keluhan penderita bervariasi mulai dari tanda keluhan sampai mengeluh sangat gatal dan

nyeri karena terjadinya infeksi sekunder dan peradangan (Harahap, M, 1990).

2.2.2. Tinea Versicolor

Merupakan infeksi jamur superfical pada lapisan tanduk kulit yang disebabkan

oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculate. Infeksi ini bersifat menahun, ringan

dan biasanya tanpa peradangan. Lokasi yang sering mengalami penyakit ini adalah muka,

leher, badan, lengan atas, ketiak, paha dan lipatan paha. Tanda-tanda penyakit ini berupa

bercak-bercak berwarna-warni terutama badan, dibentuk tidak teratur sampai teratur

dengan keluhan gatal-gatal terutama pada waktu berkeringat, dapat menyerang setiap

orang terutama pada mereka-mereka yang hygienenya buruk (Harahap,M, 1990).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2.2.3. Miliaria Rubra

Merupakan suatu keadaan tertutupnya pori-pori keringat sehingga menimbulkan

retensi keringat didalam kulit dimana sumbatan terletak didalam epidermis. Miliaria

rubra banyak terjadi didaerah panas, kelembaban yang tinggi tetapi dapat juga terjadi

pada daerah lain, sekitar 30% orang yang tinggal didaerah tersebut bisa mengalami

Miliaria Rubra.

Penyakit ini terjadi karena ada sumbatan keratin pada saluran keringat. Pada

permulaan musim hujan atau udara lembab. Udara lembab ini mempengaruhi keratin

disekeliling lubang keringat yang mula-mula kering kemudian menjadi lembab dan

membengkak, sehingga lubang kering tertutup. Dapat juga bahan kimia menyebabkan

keratin menjadi basah dan menutupi lubang keringat. Tanda-tanda dari miliaria rubra

ditandai dengan rasa gatal dan kadang rasa panas seperti terbakar, biasanya timbul

bersamaan dengan rangsang yang menimbulkan keringat. (Harahap, 1990).

2.2.4. Tinea Ungurium

Merupakan kelainan kuku disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita. Penyakit ini

biasanya menyertai tinea pedis atau tinea manus. Keluhan penderita berupa kuku menjadi

rusak dan warnanya suram. Tergantung penyebabnya, destruksi kuku dapat mulai dari

distal, lateral ataupun keseluruhan.

2.2.5. Tinea Korporis

Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang kurang mengerti kebersihan dan

banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang

lebih tinggi merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur pada kulit halus tanpa

rambut seperti pada muka, badan, lengan dan gluteal. Seringkali bersama-sama dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

Tinea Kruris, Tinea korporis memiliki bentuk dengan tanda radang lebih nyata, lebih

sering dijumpai pada orang dewasa. Lesi biasanya sangat gatal terutama waktu

berkeringat (Harahap, 1990).

2.3. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak merupakan peradangan yang terjadi pada kulit akibat kontak

dengan bahan toksik (primary iritant) atau oleh bahan allergik (sensitizer) atau oleh

kedua-duanya. Gambaran dermatitis ini, makroskopik berupa : Erythema, vesikulasi,

eksudasi, pembentukan crusta dan desquamasi dalam berbagai kombinasi satu sama lain,

mikroskopik berupa : spongiosis dan parakeratosis.

Menurut Fregert (1988), eczema atau dermatitis merupakan nama yang diberikan

untuk suatu inflamasi khusus pada kulit, dermatitis kontak mengarah kepada inflamasi

semacam itu yang disebabkan oleh zat-zat dari luar (external agents). Istilah eczema dan

dermatitis digunakan untuk keadaan inflamasi kulit lainnya yang bukan terjadi karena

faktor-faktor eksternal melainkan terutama karena faktor-faktor endogen.

Zat kimia dapat menyebabkan peradangan kulit oleh satu dari dua mekanisme

yaitu iritasi (dermatitis kontak yang disebabkan oleh iritan/penyebab iritasi) atau reaksi

alergi (dermatitis kontak yang disebabkan oleh alergen). Pada orang yang peka, reaksi

alergi akan menimbulkan kelainan kulit yang biasanya 6-48 jam hingga beberapa hari

setelah kontak dan kadangkala bisa berlangsung selama 1-2 minggu. Dermatitis kontak

(eczema kontak) bisa dibagi menjadi : dermatitis kontak alergika tipe ”delayed”;

sindroma urtikaria kontak; dermatitis kontak iritan tipe akut; dermatitis iritan tipe

kronik; dermatitis kontak fotoalergika dan reaksi fototoksis.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

Dermatitis kontak sering ditemukan sebanyak 10% atau lebih diantara para

penderita yang dirawat karena penyakit kulit. Kerapkali menyerang kedua belah tangan

sehingga dapat menjadi halangan bagi penderita untuk bekerja dan cenderung untuk

menjadi kronik melalui kontak yang berulang.

Pengaruh dermatitis kontak bertingkat mulai dari yang ringan dengan bengkak

yang parah dan melepuh. Seringkali pada ruam terdapat lepuhan-lepuhan/gelembung-

gelembung kecil yang gatal. Daerah ruam mungkin sangat kecil atau bisa terjadi ruam

melapisi seluruh tubuh.

Jika zat-zat kimia penyebab ruam dihindari, biasanya kemerahan tersebut

menghilang beberapa hari. Lepuhan bisa berair dan menjadi lapisan kerak, tetapi akan

segera mengering. Sisa-sisa sisik, gatal dan cairan kental yang bersifat sementara pada

kulit bisa berakhir selama beberapa hari atau berminggu-minggu.

Menetapkan penyebab dermatitis kontak tidak selalu mudah dikarenakan banyak

sekali kemungkinan yang ada. Selain itu banyak yang tidak tahu atau menyadari seluruh

zat-zat kimia yang bersentuhan dengan kulit mereka. Seringkali lokasi awal ruam

merupakan suatu petunjuk penting (Harahap, 1990).

2.3.1. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan adalah dermatitis kontak yang terjadi oleh karena

berkontak dengan bahan iritan. Sedang iritan adalah substansi yang pada kebanyakan

orang dapat mengakibatkan kerusakan sel bila dioleskan untuk waktu tertentu dengan

konsentrasi tertentu. Bahan iritan dapat membuat kerusakan kulit dengan cara :

menghabiskan lapisan tanduk secara bertahap, denaturasi dari keratin, dan perubahan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

pada kemampuan menahan air (water holding capacity). Macam-macam dermatitis

kontak iritan (Harahap, 1990) :

a. Dermatitis Iritan Kuat

Terjadi setelah satu atau beberapa kali olesan dengan bahan iritan yang kuat (iritan

yang absolut), sehingga menyebabkan kerusakan epidermis yang berakibat peradangan.

b. Dermatitis Iritan Kronik (Kumulatip).

Terjadi karena sering berkontak dengan bahan iritan yang tidak begitu kuat, misalnya

sabun dan/atau deterjen.

2.3.2. Dermatitis Iritan Alergik

Terjadi pada orang-orang yang telah mengalami sensitisasi dengan bahan-bahan

alergen atau suatu peradangan kulit yang terjadi karena proses imunologik yaitu

hipersensitivitas tipe lambat. Syarat-syarat dari alergen pada dermatitis kontak :

1. Asing bagi tubuh

2. Harus dapat berdifusi melalui kulit (epidermis).

3. Harus dapat mengikat diri dengan protein/asam-sama amino kuat sehingga membentuk

kompleks antigen.

2.3.3. Dermatitis Fotokontak

Dermatitis ini dapat membentuk toksis ataupun alergik tergantung pada jenis yang

berkontak. Setelah berkontak dengan zat tersebut dan disinari dengan Sinar Ultra Violet

dengan gelombang panjang (UVA) maka terjadi peradangan dengan manifestasi ekzema.

Misal : kulit berkontak dengan Kumarin (Coumarin) yang terdapat dalam minyak wangi,

lalu disinari dengan UVA, maka akan terjadi reaksi fototoksik.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

Penyebab yang paling sering terjadi dari dermatitis kontak pada berbabagai

tempat di tubuh dapat dilihat pada tabel 2.1. di bawah ini.

Tabel. 2.1. Faktor Penyebab dan Tempat Timbulnya Dermatitis

Lokalisasi Kemungkinan Faktor Penyebab Muka Kosmetik, cat rambut, semprot rambut, cat kuku

Fotokontaktan, bahan-bahan dari udara, kaca mata Telinga Nikel, bahan-bahan topikal, bahan penyebab fotosensitif, cat

rambut. Bibir Pasta gigi, obat kumur-kumur, lipstik Leher Minyak wangi, perhiasan, cat kuku, baju, cat rambut. Ketiak Odorono, anti keringat, obat-obat topikal, minyak wangi, bedak,

baju Daerah belakang Klip BH Buah dada Bahan-bahan logam, bahan-bahan topikal Pinggang Karet, kepala tali pinggang, kancing keans/rak Daerah perianal Bahan-bahan topikal Lengan dan kaki Tumbuh-tumbuhan Pergelangan tangan Jam tangan, perhiasan Badan Baju Kaki Kaos kaki, sepatu, bahan-bahan topikal Tangan Macam-macam kemungkinan

Sumber : Harahap (1990)

2.4. Kelainan Kulit (Dermatosis)

Dermatosis akibat kerja adalah segala kelainan kulit yang timbul pada waktu

bekerja atau disebabkan oleh pekerjaan. Istilah dermatosis lebih tepat dari pada

dermatitis, sebab kelainan kulit akibat kerja tidak usah selalu suatu peradangan,

melainkan juga tumor atau alergi. Persentasi dermatosis akibat kerja dari seluruh

penyakit-penyakit akibat kerja sekitar 50-60%, maka dari itu penyakit tersebut perlu

mendapat perhatian yang cukup (Suma’mur, 1998).

Menurut WHO (1995), penyakit kulit akibat kerja adalah penyakit kulit yang

disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit kulit ini meliputi penyakit

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

kulit (baru) yang timbul karena pekerjaan atau lingkungan kerja dan penyakit kulit (lama)

yang kambuh karena pekerjaan atau lingkungan kerja.

2.4.1. Sebab-Sebab Dermatosis Akibat Kerja

Penyebab-penyebab dermatosis akibat kerja dapat digolong-golongkan sebagai

berikut :

a. Faktor Fisik, yaitu tekanan, kelembaban, panas, suhu dingin, sinar matahari, sinar X

dan sinar-sinar lainnya.

b. Bahan-bahan berasal dari tanaman, yaitu daun-daunan, ranting-ranting, getah, akar-

akaran, umbi-umbian, bunga-bungaan, buah-buahan, sayur-sayuran, debu, kayu dan

lain-lain

c. Makhluk-makhluk hidup, yaitu bakteri-bakteri, virus-virus, jamur-jamur, cacing,

serangga dan kutu

d. Bahan-bahan kimia, yaitu asam-asam dan garam anorganik, persenyawaan-

persenyawaan hidrokarbon, oli, ter, bahan-bahan warna dan lain-lain.

Dari penyebab-penyebab itu bahan kimialah yang terpenting, oleh karena bahan-

bahan itulah terbanyak digunakan dalam industri-industri. Ada 2 (dua) cara bahan-bahan

kimia ini menimbulkan dermatosis, yaitu dengan jalan perangsangan atau iritasi dan

dengan jalan sensitisasi atau pemekaan kulit. Bahan-bahan yang menyebabkan iritasi

disebut perangsang primer, sedangkan penyebab sensitisasi disebut pemeka (sentsitizer).

Perangsang primer mengadakan rangsangan kepada kulit dengan jalan melarutkan lemak

kulit, dengan mengambil air dari lapisan kulit, dengan oksidasi atau reduksi, sehingga

kesetimbangan kulit terganggu dan timbulah dermatosis. Sensitisasi biasanya disebabkan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

oleh bahan-bahan organik dengan struktur molekul lebih sederhana, yang dapat

bergabung dengan putih telur tubuh membentuk antigen.

Perangsang primer yaitu bahan yang akan menimbulkan dermatosis oleh kerjanya

yang langsung kepada kulit yang normal pada tempat terjadinya kontak dengan kulit itu

dalam jumlah dan kekuatan yang cukup untuk waktu yang cukup lama pula. Pemeka kulit

adalah bahan yang tidak menimbulkan perubahan-perubahan khas di kulit, setelah 5 atau

7 hari sejak kontak yang pertama, maupun di tempat lain di kulit kuku.

Menurut Fregert (1988), jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit

sangat banyak antara lain :

1. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi cuaca,

panas, radiasi dan serat-serat mineral. Agen-agen fisik menyebabkan trauma mekanik,

ternal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan langsung merusak kulit

dengan jalan a). mengubah pHnya; b). Bereaksi dengan protein-proteinnya

(denaturasi); c). Mengekstraksi lemak dari lapisan luarnya atau merendahkan daya

tahan kulit.

2. Agen-agen kimia, terbagi menjadi 4 (empat) kategori yaitu :

- Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam logam dan

lain-lain.

- Sentsitizer, berupa logam dan garam-garaman, senyawa-senyawa yang berasal dari

anilin, derivat, nitro aromatik, resin, bahan-bahan kimia karet, obat-obatan,

antibiotik, kosmetik, terpentin, tanam-tanaman dan lain-lain.

- Agen-agen aknegenik berupa naftalen dan bifenil klor, minyak, mineral dan lain-

lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

- Photosentsitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amino benzoat, hidrokarbon

aromatik klor, pewarna akridin dan lain-lain.

3. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk-produknya

Menurut Fregert (1988), zat-zat kimia yang dapat menyebabkan penyakit kulit

antara lain adalah kromium, nikel, cobalt dan mercuri.

a. Kromium, adalah suatu logam putih keras dengan titik lebur 1.890ºC. Senyawa-

senyawa kromium relatif tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi kromium stabil.

Menurut PP No.82 tahun 2001 jumlah maksimum kromium yang diperbolehkan 0,05

mg/L.

b. Nikel, logam nikel bersifat alergen karena larut pada permukaan kulit. Dalam

kenyataannya logam ini merupakan penyebab utama pada dermatitis nikel. Dermatitis

nikel umumnya ditemukan akibat penyepuhan dengan nikel, yaitu penyepuhan nikel

pada permukaan logam lain. Dermatitis nikel mempunyai kecenderungan tertentu

untuk menyebar ke seluruh lengan dan bagian tubuh yang lain.

c. Cobalt, bersifat alergenik seperti nikel, dimana kedua logam tersebut mempunyai

hubungan erat. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat cobalt sebagai kotoran pada

logam nikel. Oksida cobalt yang bersifat alergenik terdapat dalam pigmen yang

digunakan untuk pengecatan gambar serta keramik dan dalam pembuatan email.

Cobalt juga digunakan dalam acrylic yang terolah dingin (cold cured acrylic) dan

plastik polyster tak jenuh tetapi jarang menimbulkan sensitisasi.

d. Mercuri, logam mercuri seperti logam nikel dan cobalt, bersifat alergenik. Mercuri

bisa menimbulkan dermatitis alergika pada industri peralatan atau pembuatan

amalgam untuk bahan penambal gigi (amalgam yang sudah mengeras di dalam mulut

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

tidak menimbulkan sensitisasi). Logam mercuri juga ditemukan dalam cream anti

jerawat. Logam mercuri organik kadang menimbulkan sensitisasi kalau digunakan

sebagai pembetsa dari penyamak atau sebagai pengawet dalam obat-obatan (Fregert,

1988).

2.4.2. Diagnosa Dermatosis

Diagnosa dermatosis harus diikuti dengan cara diagnosa penyakit-penyakit pada

umumnya. Harus jelas kapan, tepatnya dermatosis dimulai, untuk itu perlu adanya data

pemeriksaan sebelum kerja dan pemeriksaan kesehatan berkala. Selanjutnya perlu

pengetahuan tentang lingkungan kerja si penderita, apakah benar terdapat penyebab

penyakit itu berada dalam lingkungan. Bila ada, bagaimana keterangannya tentang cara

penyebab itu menimbulkan penyakit tersebut, apakah secara infeksi, apakah

perangsangan primer ataukah pemekaan. Dalam hal ini dapat dijawab dengan

memperhatikan penyebab-penyebab yang ada dalam lingkungan kerja dan dengan uji

laboratorium, ataupun klinis.

Bahwa diagnosa dermatosis akibat kerja kadang-kadang sulit, ialah membedakan

apakah kelainan kulit ditangan dermatosis akibat kerja ataukah reaksi dermatophytide,

yaitu reaksi allergis terhadap infeksi jamur kronis, yang biasanya tempat infeksi di sela-

sela jari kaki. Untuk itu harus dilakukan uji-uji klinis tertentu.

Demikian pula faktor psychis kadang-kadang menyulitkan, bahwa kelainan kulit

itu adalah dermatosis akibat kerja ataukah suatu kelainan yang latar belakangnya

penyakit psychosomatik. Untuk keperluan ini perlu suatu nasihat keahlian dari seorang

psychiater (Suma’mur, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2.4.3. Pengobatan dan Pencegahan

Menghadapi dermatosis pencegahan paling penting dan jauh lebih berarti dari

pada pengobatan. Satu-satunya pengobatan adalah meniadakan penyakit itu dari

lingkungan kerja si penderita atau memindahkan si penderita dari lingkungannya yang

mengandung bahan-bahan penyakit ke lingkungan kerja lain yang tidak berbahaya bagi

kulitnya.

Yang perlu diperhatikan untuk pencegahan dermatosis yaitu masalah kebersihan

perseorangan dan lingkungan serta pemeliharaannya. Kebersihan perseorangan misalnya

cuci tangan, mandi sebelum pulang kerja, pakaian bersih dan diganti tiap hari, alat-alat

pelindung yang bersih dan lain-lain. Kebersihan lingkungan dan pemeliharaan rumah

tangga meliputi pembuangan air bekas dan sampah, pembersihan debu, proses industri

yang tidak menimbulkan pengotoran udara dan lantai, cara penimbunan dan

penyimpanan barang-barang dan lain-lain (Suma’mur, 1998).

2.5. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan

Hygiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi

lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena

pengaruh lingkungan serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga

terjamin pemeliharaan kesehatan. Kedalam pengertian ini termasuk pula upaya

melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan manusia baik perseorangan

maupun masyarakat sehingga berbagai faktor lingkungan yang tidak menguntungkan

tersebut tidak sampai menimbulkan gangguan kesehatan (Azwar, 1996 ).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum, sehingga terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.

Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan dari waktu ke waktu semakin

berkembang, dengan perkataan lain bahwa teknologi dibidang kesehatan lingkungan

menjadi bervariasi, dari yang sederhana sampai pada yang mutakhir (Notoatmodjo,

1997).

Menurut Kusnoputranto, (1997), sanitasi lingkungan adalah sebagai usaha

pengendalian dari semua faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin

menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik,

kesehatan dan daya tahan hidup manusia.

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada

pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin

yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Jadi lebih mengutamakan usaha

pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan, sehingga munculnya penyakit dapat

dihindari. Dengan kata lain, jika menyebutkan usaha sanitasi termasuk pula menurunkan

jumlah bibit penyakit yang terdapat dalam bahan-bahan pada lingkungan fisik manusia

sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan manusia dapat terpelihara dengan sempurna.

Bila dikaji lebih dalam pengertian higiene dan sanitasi ini mempunyai perbedaan, yaitu

higiene lebih mengarah pada kebersihan individu, sedangkan sanitasi lebih mengarah

pada kebersihan faktor-faktor lingkungannya (Azwar, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2.5.1. Penyediaan Air Bersih

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan

(Slamet, 1996).

Air bersih juga merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan

masyarakat. Berbagai keperluan seperti mandi, mencuci kakus dan wudhu membutuhkan

air yang memenuhi syarat dari segi kualitas dan mencukupi dari segi kuantitas. Untuk itu

penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan dari segi :

a. Kualitas : Tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan (fisik, kimia dan

bakteriologis).

b. Kuantitas : Tersedia air bersih minimal 60 liter/hari.

c.Kontinuitas : Air minum dan air bersih tersedia pada setiap kegiatan yang

membutuhkan secara berkesinambungan.

2.5.2. Peranan Air Dalam Memindahkan Penyakit

Dalam memindahkan penyakit, air berperan melalui 4 (empat) cara yaitu (Kusnoputranto,

2000) :

1. Cara Water Borne Disease

Kuman patogen dapat berada di dalam air minum untuk manusia dan hewan. Bila air yang

mengandung kuman patogen ini terminum maka dapat terjadi penjangkitan penyakit pada yang

bersangkutan. Diantara penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit cholera, typoid, hepatitis

infectiosa, dysentry basiler.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2. Cara Water Washed Disease

Cara penularan penyakit ini berkaitan erat dengan penggunaan air bagi kebersihan alat-alat,

terutama alat dapur, pencucian makanan atau bahan makanan dan kebersihan perorangan. Jadi

penularan penyakit secara water washed ini sangat berkaitan dengan masalah hygiene perorangan

dan sanitasi manusia.

Kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh penularan air melalui water washed dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu (Kusnoputranto, 2000) :

a. Penyakit infeksi saluran pencernaan seperti diare, kolera, typhoid dan dysentri basiler.

Penyakit-penyakit diare merupakan penyakit yang penularannya bersifat fecal-oral. Karena

itu penyakit-penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya jalur yang

melalui air (water borne) dan jalur yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water

washed)

b. Infeksi kulit dan selaput lendir seperti, septis kulit bakterial, infeksi fungus pada kulit dan

conjunctivitis (trachoma) dan sebagainya.. Berjangkitnya penyakit ini sangat erat dengan

kurangnya penyediaan air bersih untuk hygiene perorangan (mandi, cuci). Trachoma adalah

penyakit yang disebabkan oleh Virus trachoma.

c. Penyakit-penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh insekta parasit pada kulit dan selaput lendir

seperti sarcoptes scabieae, thypus endemic, louse borne relapsing fever dan sebagainya.

Kelompok penyakit ini sangat ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk hygiene

perorangan yang ditujukan untuk mencegah investasi insekta parasit pada tubuh dan pakaian.

Scabies dikenal di Indonesia sebagai penyakit kudis. Kulit terasa sangat gatal di malam hari

dan pada kulit didapat versiculae kecil-kecil berisi cairan bening. Kudis ini disebabkan oleh

tungau Sarcoptes scabei yang memasuki kulit, memakan jaringan kulit dan menaruh telur-

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

telurnya di dalam kulit. Telur akan menetas 4-8 hari, dan menjadi dewasa dalam waktu dua

minggu. Karena gatalnya penderita terus menggaruk-garuk kulitnya dan sebagai akibatnya

seringkali terjadi infeksi sekunder. Scabies didapat terutama di daerah kumuh dengan

keadaan sanitasi yang sangat jelek. Reservoir Scabies adalah manusia, penularan terjadi secara

langsung dari orang ke orang maupun lewat peralatan seperti pakaian. (Slamet, 1996).

3. Cara Water Based Disease

Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan penjamu (host) perantara. Pejamu perantara ini

hidup di dalam air. Contoh yang baik bagi kelompok ini adalah penyakit Schistosomiasis. Larva

schistosomiasis hidup didalam keong-keong air. Setelah waktunya, larva ini akan

merubah bentuk menjadi Cercaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada di air

tersebut.Air yang mengandung cercaria infektif ini sangat berbahaya bagi manusia.

Badan-badan air yang potensial untuk menjangkitkan jenis penyakit ini adalah badan-

badan air yang terdapat di alam. Badan-badan air yang terdapat di alam sering

berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia seperti menangkap ikan, mandi,

cuci dan sebagainya.

4. Water Rellated Insecta Vectors

Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung pada air,

misalnya malaria, demam berdarah, fillariasis, yellow fever dan sebagainya. Nyamuk sebagai

vektor penyakit akan berkembang biak dengan mudah, bila di lingkungannya terdapat genangan-

genangan air seperti gentong air, pot dan sebagainya.

Dalam prakteknya upaya hygiene ini antara lain meminum air yang sudah direbus

sampai mendidih dengan suhu 100ºC selama 5 menit, mandi dua kali sehari agar badan

selalu bersih dan segar, mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang makanan,

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

mengambil makanan dengan memakai alat seperti sendok atau penjepit, dan menjaga

kebersihan kuku serta memotongnya apabila panjang (Azwar, 1996).

2.5.3. Hygiene Perorangan

Hygiene perorangan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama

pada masa-masa perkembangan. Dengan kesehatan pribadi yang buruk pada masa

tersebut akan dapat mengganggu perkembangan kualitas sumber daya manusia.

Untuk menjaga kesehatan pribadi atau perorangan tentu saja tidak terlepas dari

kebiasaan-kebiasaan sehat yang dilakukan setiap hari. Menurut Entjang (2000), usaha

kesehatan pribadi (personal hygiene) adalah upaya seseorang untuk memelihara dan

mempertinggi derajat kesehatannya sendiri. Usaha-usaha tersebut antara lain adalah :

1. Memelihara kebersihan

Yang termasuk memelihara kebersihan adalah memelihara kebersihan badan (mandi

sekurang-kurangnya dua kali sehari, menggosok gigi secara teratur dan mencuci

tangan sebelum makan dan sesudah makan) memelihara, kebersihan pakaian (selalu

dicuci dan diseterika), memelihara kebersihan rumah dan lingkungannya (selalu

disapu, membuang sampah, buang air besar dan air limbah pada tempatnya).

2. Makan makanan yang sehat

Makanan harus selalu dijaga kebersihannya, bebas dari bibit penyakit, cukup

kuantitas dan kualitasnya.

3. Cara hidup yang teratur

Makan, tidur, bekerja dan beristirahat secara teratur termasuk rekreasi dan menikmati

hiburan pada waktunya.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

4. Meningkatkan daya tahan tubuh

Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit perlu mendapatkan vaksinasi, olah

raga secara teratur untuk menjaga agar badan selalu bugar.

5. Menghindari terjadinya penyakit

Agar selalu sehat, hindari kontak dengan sumber penularan penyakit baik yang

berasal dari penderita maupun dari sumber lainnya, menghindari pergaulan yang

tidak baik, selalu berpikir dan berbuat baik.

6. Pemeriksaan kesehatan

Untuk menjaga badan agar selalu sehat, perlu dilakukan pemeriksaan secara

periodik, walaupun merasa sehat dan segera memeriksakan diri apabila merasa sakit.

2.5.4. Lingkungan Rumah

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan

sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk

berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga

merupakan pengembangan kehidupan dan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk

menghabiskan sebagian besar waktunya. Rumah sehat dan nyaman merupakan sumber

inspirasi penghuninya untuk berkarya, sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya

(Notoatmodjo, 2002).

Penyehatan Perumahan dan lingkungan yang dilaksanakan sektor kesehatan pada

dasarnya merupakan upaya peningkatan kualitas kesehatan lingkungan. Perumahan dan

lingkungan yang buruk akan menimbulkan masalah kesehatan misalnya penularan

penyakit baik antara keluarga maupun kepada orang lain (Suharmadi, 1985).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2.6. Nelayan

Nelayan di dalam ensiklopedi Indonesia digolongkan sebagai pekerja, yaitu orang

yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung maupun

secara tidak langsung sebagai mata pencahariannya (Rahardjo, 2002).

2.6.1. Pengertian Nelayan

Arti nelayan dalam buku statistik perikanan Indonesia nelayan adalah orang yang

secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air

lainnya/tanaman air. Orang yang hanya melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring,

mengangkut alat-alat/perlengkapan ke dalam perahu/kapal, mengangkut ikan dari

perahu/kapal tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, juru masak yang

bekerja diatas kapal penangkapan ikan dimasukkan sebagai nelayan. Dari pengertian itu

nelayan dipandang tidak lebih sebagai kelompok kerja yang tempat bekerjanya di air,

yaitu sungai, danau atau laut.

Sedangkan nelayan menurut ensiklopedi Indonesia yang secara lengkap bunyi

kutipannya adalah “Orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik

secara langsung (seperti para penebar dan penarik jaring), maupun secara tidak langsung

(seperti juru mudi perahu layar, nakhoda kapal ikan bermotor, ahli mesin kapal, juru

masak kapal penangkap ikan) sebagai mata pencaharian” Inti pengertian batasan ini

menyatakan, bahwa nelayan adalah pekerjaan orang yang kerja utamanya menangkap

ikan. Batasan pengertian yang ada pada Ensiklopedi Indonesia itu, tampaknya diikuti

sama persis didalam statistik perikanan Indonesia dalam angka, 1992 yang dikeluarkan

oleh Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta, 1995, bunyinya adalah

sebagai berikut : ” Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Orang yang hanya mela-

kukan pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat/perlengkapan kedalam

perahu/kapal, mengangkut ikan dari perahu/kapal tidak dimasukkan sebagai nelayan.

Tetapi ahli mesin, juru masak yang bekerja diatas kapal penangkap dimasuk-kan sebagai

nelayan”. Batasan ini tampak sekali hanya ingin memperjelas istilah didalam Ensiklopedi

Indonesia, sehingga nelayan adalah semua orang yang bekerja diatas perahu/kapal yang

kegiatannya dilaut untuk mencari ikan, binatang dan tanaman air (Deptan, 1995).

Menurut Mubyarto, dkk. (1984) yang dikutip oleh Rahardjo (2002), dalam

bukunya yang berjudul “Nelayan dan Kemiskinan” dalam Studi Ekonomi

Antropologinya, memberikan pengertian berbeda tentang “Masyarakat Desa Nelayan”.

Menurutnya, memang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kaya dan kaya

sekali disatu pihak, dan kelompok ekonomi sedang, miskin, miskin sekali dan tukang

dilain pihak. Pemakaian kata “Desa Nelayan” telah mengantarkan kepada pemahaman

bahwa nelayan dilihat sebagai masyarakat yang mempunyai ciri-ciri sendiri dan

bertempat tinggal berada ditepi pantai, sehingga dapat juga disebut sebagai masyarakat

yang berdiam di “Desa Pantai Perkampungan Nelayan” yang menjadikan perikanan

sebagai mata pencahariannya yang terpenting. Keluarga sebagai inti terkecil dalam

masyarakat telah dijadikan sebagai pusat penggalian informasi tentang kehidupan

nelayan. Maka bahasan yang berkenaan dengan ‘Pembangunan Manusia’ nelayan

menjadi tampak penting, agar “Mutu Kehidupan Manusia” nelayan.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2.6.2. Kesehatan Nelayan

Penyakit kulit pada nelayan mungkin akibat pengaruh air laut yang karena

kepekatannya menarik air dari kulit, dalam hal ini air laut merupakan penyebab

dermatitis kulit kronis dengan sifat rangsangan primer. Tapi penyakit kulit mungkin pula

disebabkan oleh jamur-jamur atau binatang-binatang laut. Pekerjaan di tempat basah

merupakan tempat berkembangnya penyakit jamur, misalnya moniliasis. “Swimmers’

itch” mungkin menghinggapi nelayan-nelayan yang hidup di pantai dengan keadaan

sanitasi kurang baik, sebabnya ialah larvae sejenis cacing. Beberapa jenis ikan dapat

menyebabkan kelainan kulit, biasanya nelayan-nelayan mengetahui ikan-ikan yang

mendatangkan gatal (Suma’mur, 1998).

Keselamatan nelayan dalam melakukan pekerjaannya belum cukup mendapat

perhatian. Syarat-syarat perahu nelayan harus diutamakan, agar tercapai keselamatan

sebesar-besarnya. Konstruksi perahu di Indonesia berbeda-beda mengikuti latar belakang

daerah atau kebudayaan setempat. Perahu yang baik adalah stabil, tidak mudah terbalik

oleh pukulan-pukulan ombak atau angin yang besar.

Hygiene air minum dan makanan harus diperhatikan, selain cukup persediaan

menurut lamanya berlayar, penyakit a vitaminosis, vitamin C karena kurangnya buah-

buahan yang segar. Oleh karena nelayan-nelayan hidup di pantai-pantai yang biasanya

hygienenya sangat kurang, perlunya pendidikan kesehatan tentang perlunya minum air

masak, cara-cara hidup hygienis dan lain-lain.

2.6.3. Karakteristik Nelayan

Karakteristik nelayan mempunyai sifat yang berbeda-beda. Hal ini yang perlu

dilihat dalam perbedaan tersebut adalah faktor umur, tingkat pendidikan dan kebiasaan

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

hidup (gaya hidup). Gaya hidup menarik sebagai masalah kesehatan, minimal dianggap

faktor resiko dari berbagai penyakit (Notoatmodjo, 2000). Secara rinci faktor individu

yang berkaitan dengan gangguan kesehatan kulit adalah sebagai berikut :

1. Umur

Umur merupakan salah satu karakteristik yang mempunyai resiko tinggi terhadap

keterpapan penyakit di tempat kerja. Umur juga berkaitan dengan daya tahan

tubuh terhadap agent penyakit maupun pengaruh lingkungan yang kurang baik.

2. Pendidikan

Pendidikan pekerja berperan penting terhadap pengetahuan dan pemahaman

pekerja tentang pencegahan penyakit akibat kerja termasuk penyakit gangguan

kulit, misalnya penggunaan alat pelindung diri, personal hygiene, serta

pemahaman tentang perilaku kerja yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.

Selain itu pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi

pekerjaan, diantaranya cara pencegahan ataupun cara menghindar terjadinya

kecelakaan kerja.

3. Masa kerja

Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang telah terpajan

dengan faktor resiko. Dengan perbedaan masa kerja akan berhubungan dengan

pajanan terhadap pencemar atau bahan yang berisiko terhadap gangguan

kesehatan kulit.

4. Penggunaan alat pelindung diri

Menurut Suma’mur (1998), diantara faktor-faktor penyebab terjadinya

penyakit kerja salah satu diantaranya pelindung diri yang tak aman. Alat

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

pelindung diri diciptakan untuk melindungi nelayan dari bahaya terjadinya

kecelakaan, maupun penyakit akibat kerja. Alat pelindung diri bagi nelayan

misalnya : sarung tangan, sepatu bot, helm pengaman, baju bentuk overall.

Penggunaan alat pelindung diri perorangan merupakan alternatif lain

untuk melindungi pekerja dari bahaya-bahaya kesehatan. Namun perlu

diperhatikan bahwa alat pelindung perorangan harus sesuai dan adekuat untuk

bahaya-bahaya tertentu, resisten terhadap kontaminan-kontaminan udara,

dibersihkan dan dipelihara dengan baik, serta sesuai untuk pekerja yang

memakainya. Untuk alat-alat tertentu seperti alat pelindung pernafasan,

sumbat/tutup telinga, pakaian kerja kedap air dan lain-lain mungkin tidak nyaman

untuk dipakai terutama dicuaca yang panas. Jadi mungkin diperlukan

pengurangan jam kerja paling tidak pada waktu-waktu yang memerlukan

pemakainan alat pelindung tersebut (Personal protective equipment)

(Kusnoputranto, 2000)

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Manusia 2.1.1 ... - …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29765/4/Chapter II.pdf · Kulit Manusia . 2.1.1. ... peredaran darah di kulit meningkat

2.7. Kerangka Konsep

Karakteristik Responden - Umur - Pendidikan - Pendapatan - Masa kerja - Jam kerja - Jumlah Anggota

keluarga - Pengetahuan

Gambaran Kelainan Kulit

Hygiene Perorangan

Kondisi Lingkungan

Universitas Sumatera Utara