bab ii tinjauan pustaka 2.1 kajian pustaka 2.pdf · 9 bab ii tinjauan pustaka 2.1 kajian pustaka...

14
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini masih sedikit kajiannya. Terbukti dari Penelitian terdahulu seperti Penelitian Rachmad Hidayat, Adam Idris, dan Masjaya (2014) dalam eJournal Administrative Reform, Volume 2 Nomor 2: 1238-1250 berjudul Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau. Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Displin Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau serta mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan peraturan pemerintah tersebut. Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hamdin Husin (2009) dalam Penelitian yang berjudul Implementasi Kebijakan Tunjangan Kinerja Daerah Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Lingkup Sekretariat Kabupaten Banggai berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 39 Ayat 2. Temuan atas penelitian ini menegaskan bahwa Implementasi kebijakan Tunjangan Kinerja Daerah terhadap Motivasi kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Banggai

Upload: voquynh

Post on 06-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan

Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi

Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang

Denpasar) ini masih sedikit kajiannya. Terbukti dari Penelitian terdahulu

seperti Penelitian Rachmad Hidayat, Adam Idris, dan Masjaya (2014) dalam

eJournal Administrative Reform, Volume 2 Nomor 2: 1238-1250 berjudul

Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Displin Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Berau. Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Displin Pegawai Negeri Sipil

(PNS) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau serta mengetahui

faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan peraturan

pemerintah tersebut.

Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hamdin Husin

(2009) dalam Penelitian yang berjudul Implementasi Kebijakan Tunjangan

Kinerja Daerah Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Lingkup

Sekretariat Kabupaten Banggai berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 39 Ayat 2. Temuan atas penelitian ini

menegaskan bahwa Implementasi kebijakan Tunjangan Kinerja Daerah

terhadap Motivasi kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Banggai

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

10

belum optimal meskipun sudah diberikan stimulus berupa tunjangan kinerja

Daerah.

Dari kajian pustaka diatas, maka penelitian tentang Implementasi

Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi

Kasus: Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di

PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini masih sedikit kajiannya, namun

konsep dari beberapa penelitian terdahulu yang juga menganalisis tentang

implementasi kebijakan peraturan ini dapat menjadi model acuan untuk

mengkaji penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan

Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus: Tinjauan Implementasi

Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang

Denpasar) ini lebih mendalam, agar nantinya peneliti mampu untuk melihat

hasil dari implementasi kebijakan peraturan dari sudut pandang berbeda-beda.

Selain itu, belum adanya penelitian yang menitikberatkan pada

permasalahan mengenai kesejahteraan Pegawai Negeri terutama yang dikelola

oleh Lembaga Negara yaitu PT. TASPEN (Persero) sebagai Badan Usaha

Milik Negara yang ditunjuk langsung oleh pemerintah untuk mengelola

kesejahteraan PNS khususnya pensiun menjadi hal yang penting untuk diteliti.

Mengingat PT. TASPEN (Persero) tengah dihadapkan pada ragam regulasi

tentang Manajemen Kepegawaian Sipil yang tercantum di dalam Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 1999. Dimana hal tersebut mengarah kepada salah

satu kerangka besar reformasi birokrasi, yaitu salah satunya adalah tentang

penataan pensiun termasuk pemberian kesejahteraan bagi Pegawai Negeri

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

11

Sipil. Hasil penelitian ini tentu akan menjadi bahan perbaikan dari kebijakan-

kebijakan pemerintah terkait dengan pemberian kesejahteraan PNS kedepan

termasuk pada pola pelayanan manajemen pensiun di PT. TASPEN (Persero),

dimana perbaikan tersebut sangat mempengaruhi keberlanjutan dari Peraturan

Direksi sebagai pedoman pelayanan pelaksanaan Program Tabungan Hari Tua,

Program Dana Pensiun dan Manajemen Data Peserta ini dan dari sanalah

nantinya kita dapat mengetahui sejauh manakah keberhasilan implementasi

dalam pencapaian Peraturan Direksi ini dan juga mengetahui faktor

penghambat dalam pelaksanaan Peraturan Direksi tersebut.

1.2 Kerangka Konseptual

2.2.1 Kerangka Konsep

2.2.1.1 Kebijakan Publik (Public Policy)

Kebijakan publik merupakan suatu keputusan yang dibuat oleh

Pemerintah yang berwenang untuk kepentingan rakyat yang menyangkut

mengenai pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan

masyarakat, kriminalitas, perkotaan, dan lain-lain.

2.2.1.2 Peraturan Pelayanan

Peraturan Pelayanan adalah merupakan keputusan yang harus ditaati

dan dilaksanakan oleh individu maupun kelompok orang dalam suatu

Badan/Lembaga Pemerintahan, guna untuk kebutuhan masyarakat secara luas.

Peraturan Pelayanan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Peraturan Direksi

Nomor: PD-12/DIR/2012 sebagai Pedoman Pelayanan Pelaksanaan Program

Tabungan Hari Tua, Program Dana Pensiun dan Manajemen Data Peserta yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

12

diterbitkan oleh PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar guna meningkatkan

pelayanan kepada peserta yaitu Pegawai Negeri Sipil.

Penelitian ini juga secara khusus ingin melihat bagaimana

pelaksanaan implementasi tentang Peraturan Pelayanan yang ada di PT.

TASPEN (Persero) Cabang Denpasar terkait dengan tugas pokok dan

fungsinya dalam memberikan rekomendasi kedepan mengenai keberhasilan

maupun kegagalan dari Peraturan Pelayanan tersebut. Kegagalan dan

keberhasilan dalam konteks yang ditinjau adalah program yang dijalankan oleh

PT. TASPEN (Persero) yang sejalan dengan Undang-Undang Aparatur Sipil

Negara (UU ASN) yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2014 tentang Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang tercantum dalam

Pasal 21, yang menyatakan bahwa PNS memiliki hak untuk memperoleh

Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua serta pada pasal 91 tentang syarat yang

harus dipenuhi oleh PNS, seperti usia pensiun dengan masa kerja yang telah

ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun

Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai dan syarat serta ketentuan lainnya

yang mengatur.

2.2.1.3 Manajemen Kepensiunan

Pensiun adalah kompensasi yang diberikan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Secara juridis,

pengaturan tentang kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil telah dimuat dalam

Undang-Undang Kepegawaian, yakni Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

13

Pokok Kepegawaian, pada Pasal 1 disebutkan bahwa: “Manajemen PNS adalah

keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan derajat

profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian,

yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan,

promosi, penggajian, kesejahteraan berupa tabungan hari tua dan pensiun, serta

pemberhentian.” Jadi manajemen kepensiunan ini masuk dalam ruang lingkup

manajemen PNS, karena dalam melakukan manajemen PNS dibidang

kepegawaian, haruslah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan masalah

kesejahteraan PNS, baik PNS yang masih aktif dengan meningkatkan

kesejahteraannya maupun bagi PNS yang telah memasuki masa usia pensiun

(purna bakti) dengan memberikan tunjangan hari tua yang lebih layak.

Secara spesifik, mengenai pemberian pensiun kepada PNS, terdapat

proses dan prosedur yang harus dipenuhi sebagai syarat menerima hak pensiun,

yaitu pegawai bersangkutan harus mengisi Data Perorangan Calon Penerima

Pensiun (DPCP) serta melampirkan kelengkapan pensiun lainnya.

Selain itu, adapun syarat maupun ketentuan lain yang harus dipenuhi

oleh peserta pensiun adalah telah mencapai usia pensiun minimal 50 tahun dan

masa kerja minimal 20 tahun serta dinyatakan tidak dapat menjalankan

pekerjaannya dikarenakan atau tidak oleh jabatannya menurut Peraturan

tentang Pengujian Kesehatan Pegawai Negeri.

Dasar pensiun yang digunakan adalah dari gaji pokok terakhir yang

dikaitkan dengan masa kerja. Pendanaan terkait pensiun didapat dari iuran

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

14

wajib pegawai (IWP) setiap bulannya dan dana sumbangan dari Pemerintah

yang dibebankan pada dana APBN.

Maka dari itu, secara garis besar penelitian mengenai Tinjauan

terhadap implementasi Peraturan Direksi Nomor: PD-12/DIR/2012 ini, dengan

menitiberatkan pada manajemen PT. TASPEN (Persero) dalam mengelola dana

pensiun dan memberikan pelayanan kepada peserta pensiun sangat berkaitan

erat dengan ragam regulasi tentang Manajemen Kepegawaian Sipil. Dimana

hal ini mengarah kepada kerangka besar reformasi birokrasi, yaitu salah

satunya adalah tentang penataan pensiun termasuk pemberian kesejahteraan

bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

2.2.1.4 New Public Service

Menurut Denhardt and Denhardt (2003), ada delapan prinsip

pelayanan yang harus dimiliki oleh Pemerintah agar dapat memberikan

pelayanan yang bermutu bagi masyarakat yaitu sebagai berikut:

1. Convenience adalah pelayanan dapat dijangkau oleh masyarakat dengan

mudah.

2. Security adalah pelayanan dapat memberi rasa aman kepada masyarakat.

3. Reliability adalah pelayanan dapat disediakan secara benar dan tepat waktu

kepada masyarakat.

4. Personal Attention adalah pelayanan dapat diinformasikan oleh aparat

dengan tepat kepada warga dan aparat dapat bekerjasama dengan warga

untuk membantu memenuhi kebutuhannya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

15

5. Problem-Solving Approach adalah Pemerintah menyediakan informasi

bagi warga untuk mengatasi masalahnya.

6. Fairness adalah Pemerintah dapat memberikan pelayanan yang adil bagi

masyarakat.

7. Fiscal Responsibility adalah Pemerintah menggunakan uang publik secara

bertanggungjawab.

8. Citizen Influence adalah peran serta masyarakat mempengaruhi pelayanan

yang diberikan oleh Pemerintah.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Siklus Kebijakan Publik

Menurut William Dunn dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Analisis Kebijakan Publik (1994), membagi siklus pembuatan kebijakan

dalam lima tahap, yaitu: penyusunan agenda kebijakan, formulasi kebijakan,

adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, penilaian kebijakan. Untuk lebih

jelasnya, siklus dalam proses pembuatan kebijakan:

Gambar 2.1 Siklus Pembuatan Kebijakan Menurut William Dunn

Sumber: Pengantar Analisis Kebijakan Publik; William N. Dunn (1994)

Siklus Pembuatan Kebijakan Menurut William Dunn

Penyusunan Agenda Kebijakan

Formulasi Kebijakan

Adopsi Kebijakan

Implementasi Kebijakan

Penilaian atau Evaluasi Kebijakan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

16

2.3.2 Implementasi Kebijakan

Menurut Pendapat Edward III, dalam bukunya yang berjudul

Implementing Public Policy, menyatakan bahwa terdapat 4 variabel yang

mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dari implementasi kebijakan yaitu

komunikasi, sumber daya (teknologi, keahlian, dana, prasarana). Disposisi

atau sikap pelaksana merupakan komitmen pelaksana terhadap program.

Struktur birokrasi didasarkan pada Standard Operating Procedure (SOP) yang

mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan kebijakan.

2.3.2.1 Model Implementasi Kebijakan

Menurut Merilee S. Grindle (1980), terdapat 13 komponen variabel

sumberdaya implementasi yang akan menunjang keberhasilan dari suatu

implementasi kebijakan, yaitu (1) Isi pesan kebijakan, (2) Ketersediaan dana,

(3) Adanya sanksi, (4) Tingkat kesukaran kebijakan, (5) Kredibilitas pesan

kebijakan, (6) Kejelasan pesan kebijakan, (7) Konsistensi Kebijakan, (8)

Frekuensi pengulangan kebijakan, (9) Penerimaan pesan, (10) Bentuk

kebijakan, (11) Efficacy of the policy, (12) Partisipasi masyarakat, (13) Tipe

kebijakan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

17

2.4 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Pelayanan belum optimal

Regulasi tentang Manajemen Kepagawaian Sipil

Reformasi Birokrasi termasuk Penataan Pensiun dan Pemberian

Kesejahteraan bagi PNS

Komitmen Kerja dari PT.TASPEN (Persero) dalam mengelola manfaat

dan pelayanan terhadap Program Dana Pensiun dan Program Tabungan

Hari Tua

Kebijakan mengenai Peraturan Direksi Nomor: PD-12/DIR/2012

tentang Pedoman Pelayanan Pelaksanaan Program Tabungan Hari Tua,

Program Dana Pensiun, dan Manajemen Data Peserta

Pensiun Pegawai Negeri Sipil serta Tunjangan Keluarga

Pegawai

Negeri

TNI/POLRI

OI

PNS

Permasalahan

Bagaimana Implementasi Peraturan Direksi Nomor : PD-12/DIR/2012 yang diterbitkan

oleh PT.TASPEN (Persero) Cabang Denpasar terkait dengan upaya reformasi birokrasi

pasca kerja (pensiun) serta untuk mengetahui bentuk faktor penghambat dan pendukung

dari ImplementasiPeraturan Direksi PT.TASPEN (Persero) Nomor : PD-12/DIR/2012.

Rumusan Masalah

Untuk mengetahui dampak Implementasi Peraturan Direksi PT.TASPEN (Persero) Nomor

: PD-12/DIR/2012 terhadap pelayanan yang diberikan kepada PNS terkait dengan upaya

reformasi birokrasi pasca kerja (pensiun) serta mengetahui bentuk-bentuk hambatan dan

tantangan.

Tujuan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

18

Tinjauan

Tinjauan Implementasi Kebijakan

Peraturan Direksi Nomor : PD-

12/DIR/2012

Kesimpulan dan Rekomendasi

Implementasi Kebijakan

Pelaksanaan Program Dana

Pensiun, Program Tabungan

Hari Tua, dan Manajemen Data

Peserta

Deskriptif Kualitatif

Pelayanan yang diberikan

kepada PNS

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai suatu hal

menurut pandangan manusia yang diteliti. Dimana penelitian ini berhubungan

dengan ide persepsi, pendapat yang tidak bisa dihitung dengan menggunakan

angka.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama

Denpasar karena PT. TASPEN (Persero) memiliki tugas untuk mengelola

Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT) kepada Pegawai Negeri

Sipil. Mengenai waktu penelitian dimulai pada akhir bulan September hingga

Februari.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian tentang Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen

Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus: Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi

Nomor PD-12/DIR/2012 di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar) ini

menggunakan jenis data sebagai berikut:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari Informan. Untuk

penelitian ini, data diperoleh dari hasil wawancara yang terkait langsung

dengan pelaksanaan pelayanan di PT. TASPEN (Persero) Cabang Utama

Denpasar.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

20

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Untuk

data jenis ini diperoleh melalui media perantara seperti bukti, catatan,

dokumen-dokumen resmi Instansi Pemerintah yang bersifat rahasia

ataupun dipublikasikan.

c. Data online, yaitu data yang diperoleh dari internet dengan tujuan untuk

memberikan informasi tambahan kepada peneliti kedepannya.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah unit analisis berupa benda, yaitu

kebijakan-kebijakan yang ada dalam Peraturan Direksi Nomor PD-12/DIR/2012

di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar. Peneliti memilih penelitian ini

karena kebijakan tersebut menjadi landasan hukum sekaligus pedoman pelaksana

dari PT. TASPEN (Persero) dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Jaminan

Sosial berupa Pensiun dan Tabungan Hari Tua kepada Pegawai Negeri Sipil.

Maka dari itu, perlu dilakukan peninjauan terhadap implementasi kebijakan

peraturan pelayanan ini, agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

maupun kegagalan dari kebijakan tersebut dalam mencapai tujuannya.

3.5 Teknik Penentuan Informan

Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu Teknik

Purposive, dimana informannya telah ditentukan serta Teknik Snowball yaitu

teknik pengambilan sampel dengan arahan dari narasumber dan tidak menutup

kemungkinan akan berkembang lagi sesuai arahannya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

21

Tabel 3.1 Informan Penelitian

3.6 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, adalah mengamati langsung lokasi penelitian sekaligus

memperoleh data terkait keakuratan dari penelitian tersebut. Dimana

penelitian ini ingin meneliti mengenai pelaksanaan pelayanan di PT.

TASPEN (Persero) Cabang Utama Denpasar.

b. Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan bertanya langsung

kepada informan.

c. Studi dokumentasi, adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.

d. Uji Validitas Data, adalah menggunakan teknik triangulasi yang bertugas

untuk memeriksa keabsahan data dan menguji pemahaman dari peneliti.

Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber,

teknik triangulasi metode, teknik triangulasi teori.

No NARASUMBER KETERANGAN

1 Kepala Cabang PT. TASPEN

(Persero) Cabang Denpasar

Sebagai penyelenggara operasional dan perencaan serta

pengendalian kegiatan kantor cabang hingga pencapaian

kinerja.

2 Kepala Bidang Administrasi

Keuangan dan Verifikasi SPJP PT.

TASPEN (Persero) Cabang Denpasar

Sebagai perencana dan pengendalian fungsi administrasi

keuangan, pengadministrasian dan monitoring penerimaan

iuran, penyelenggara kegiatan rekonsiliasi keuangan, serta

verifikasi kelengkapan dan pengendalian bukti-bukti

dokumen transaksi keuangan.

3 Pelaksana Bidang Kepesertaan PT.

TASPEN (Persero) Cabang Denpasar

Sebagai perencana dan koordinasi pelaksanaan kegiatan

data peserta serta pengadministrasian, pemeliharaan, dan

mutasi data peserta.

4 Pelaksana Bidang Layanan dan

Manfaat PT. TASPEN (Persero)

Cabang Denpasar

Sebagai perencana dan koordinasi pelaksanaan kegiatan

layanan dan manfaat, pengelolaan kegiatan layanan dan

manfaat, serta perhitungan manfaat klim.

5 Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

bertempat di PT. TASPEN (Persero)

Cabang Denpasar

Sebagai pengguna layanan penssiun dan tabungan hari tua

di PT. TASPEN (Persero) Cabang Denpasar.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.pdf · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan

22

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis model interaktif menurut Milles

dan Huberman (1992) yang terdiri atas 3 bagian yaitu reduksi data, sajian data,

dan kesimpulan yang akan dijelaskan melalui bagan:

Gambar 3.1Teknik Analisis Data

(Sumber: Miles dan A. Michael Huberman, 1992: 15-17)

3.8 Teknik Penyajian Data

Teknik penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik penyajian data dalam bentuk teks, yaitu berupa kalimat.

Pengumpulan data Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan