bab ii tinjauan pustaka 2.1. hakikat belajar siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/suryani...

18
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas baru. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar itu dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar. Sudjana (1989) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Perubahan tersebut sebagai proses dari pemahaman, sikap, dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. James O. Whitaker dalam Djamarah (2002) merumuskan bahwa belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Guru harus memberikan latihan atau Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

6  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Belajar Siswa

2.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006), belajar

adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi

lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas

baru. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar itu

dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia

akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai

akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah

stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan

oleh orang yang belajar.

Sudjana (1989) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Perubahan

tersebut sebagai proses dari pemahaman, sikap, dan tingkah laku,

ketrampilan, kecakapan, kemampuan daya reaksi, daya penerimaan, dan

aspek-aspek lain yang ada pada individu.

James O. Whitaker dalam Djamarah (2002) merumuskan bahwa

belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman. Guru harus memberikan latihan atau

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

7  

kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar

terjadi perubahan tingkah laku.

Cronbach dalam Djamarah (2002) berpendapat bahwa learning is

shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai

suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman. Pemberian aktifitas yang beragam dalam pembelajaran

akan memperkaya pengalaman belajar siswa.

Menurut Slameto (1991), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam konteks pembelajaran,

siswa dan guru harus sama-sama berusaha untuk menciptakan kegiatan

yang melibatkan fisik dan mental, serta dapat memberikan pengalaman

bermakna.

2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua

kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling

berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 895) bahwa kata

prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari dari kegiatan/pekerjaan yang

telah dilakukan, dikerjakan. Para ahli memberikan interpretasi yang

berbeda tentang prestasi belajar, sesuai dari sudut pandang mana mereka

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

8  

menyorotinya. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi

belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan.

Menurut Djamarah (1994), prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun

kelompok.Prestasi itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh

seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh

atau dengan perjuangan yang gigih. Dalam kenyataannya untuk

mendapatkan prestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi

harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan yang harus

dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan

optimisme presatasi itu dapat tercapai.

. Poerwadarminta (1996) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil

yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya), sedangkan

menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar (1998) berpendapat bahwa prestasi

adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati

yang memperolehnya dengan jalan keuletan. Sementara Harahap (2001)

mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan

bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang

terdapat dalam kurikulum.

Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

9  

yang menyenangkan hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja,

baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.

Ngalim Purwanto (1998) merumuskanbeberapa hal terkait dengan

prestasi belajar sebagai berikut :

• Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti,

mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

• Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

• Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka

dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru.

2.1.3 Pengertian Aktifitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Menurut Sardiman (2001), yang dimaksud aktifitas belajar adalah

aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

mengajar kedua aktifitas itu harus saling menunjang agar diperoleh hasil

yang maksimal. Sehubungan dengan hal ini Piaget dalam Nasution (1995)

menambahkan bahwa seseorang berpikir sepanjang dia berbuat. Agar anak

berpikir sendiri dia harus diberikan kesempatan untuk berbuat sendiri.

Kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah banyak yang merupakan

suatu aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Aktifitas yang dilakukan di

lingkungan sekolah atau dilingkungan pendidikan merupakan aktifitas

belajar. Terdapat dua macam aktifitas yaitu aktifitas jasmani dan aktifitas

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

10  

rohani. Menurut Tabrani, dkk (1989:25) aktifitas jasmani adalah kegiatan

yang nampak bila siswa sibuk bekerja, seperti melakukan percobaan-

percobaan. Aktifitas rohani adalah kegiatan yang nampak bilamana siswa

mengamati dengan teliti, mengingat, memecahkan persoalan dan

mengambil kesimpulan.

Dalam proses belajar mengajar yang paling utama adalah aktifitas

belajar siswa. Dimana aktifitas belajar siswa tersebut memerlukan adanya

interaksi timbal balik sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan

baik. Dengan adanya aktivitas maka siswa dapat memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta

mengembangkan ketrampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat

(Hamalik, 2006).

Aktivitas adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap

bagian sekolah (Ali, 2004) kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan anak

selaku siswa dalam sekolah. Terjadinya aktivitas siswa-siswa dikarenakan

adanya proses belajar mengajar, aspirasi atau perangsang belajar.

Menurut Sukidin (2002), dalam suatu aktifitas akan terjadi suatu

bentukpartisipasi/kegiatan mengambil bagian untuk mencapai

kemanfaatan secara optimal seperti mengajukan pertanyaan, mengajukan

pendapat, mengajukan sanggahan dan mengerjakan soal atau tugas.

Menurut Sardiman, (2001) aktivitas adalah berbuat untuk

melakukan sesuatu atau melakukan kegiatan. Kegiatan yang dimaksud

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

11  

adalah kegiatan anak selaku siswa dalam sekolah secara khusus adalah

aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.

2.2 Hakekat Pembelajaran Kooperatif

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan

siswa dikelompok-kelompokkan dalam tim kecil untuk menyelesaikan

tugas dan memecahkan masalah secara bersama-sama untuk mencapai

tujuan kelompok yang saling menguntungkan. Tiap kelompok terdiri atas

5 orang dengan tingkat kemampuan yang beragam dan tiap anggota

bertanggung jawab atas keberhasilan belajarnya baik secara individu

maupun kelompok. Harmianto (2011)

Menurut Harmianto, dkk (2011) unsure-unsur dasar pembelajaran

kooperatif sebagai berikut :

1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup;

2) siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya;

3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama;

4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di

antara anggota kelompoknya;

5) siswa akan diberi evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga

diberikan untuk semua anggota kelompok;

6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajaranya;

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

12  

7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif.

Menurut Stahl (1994) dalam Harmianto, dkk (2011 : 59) ciri-ciri

model pembelajaran kooperatif adalah :

1) belajarbersama dengan teman;

2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman;

3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok;

4) belajar dari teman sendiri antar kelompok;

5) belajar dalam kelompok kecil;

6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat;

7) keputusan tergantung pada siswa;

8) siswaaktif.

2.2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh

Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada

adanya aktivitas atau interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan

saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai

prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 51).

Menurut Slavin (2009 : 143) dalam Harmianto, dkk (2011 : 64)

berpendapat bahwa STAD adalah salah satu metode pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

13  

untukpermulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan

kooperatif.

Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model STAD adalah sebagai

berikut :

a. siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan lima orang yang

beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya.

b. guru memberikan pelajaran.

c. siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota

kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.

d. semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut.

Mereka tidak dapat membantu satu sama lain.

e. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata

mereka sendiri yang sebelumnya.

f. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi

peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu

melampaui nilai mereka sebelumnya.

g. Nilai-nilai itu dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok.

h. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan

sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya (Sharan, 2009 : 5 dalam

Harmianto, 2011 : 64).

2.2.3 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran STAD

Terdapat 5 tahapan yang harus dilalui dalam proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu :

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

14  

1) Presentasi Kelas

Pembelajaran dimulai dengan menyampaikan indicator yang harus

dicapai pada pembelajaran hari ini dan memberi motivasi rasa ingin

tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan ini

dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan tujuan

mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari

agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki.

Pada tahapiniperlu ditekankan : (1) mengembangkan materi

pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam

kelompok, (2) menekankan bahwa belajar adalah memahami

makna,dan bukan hafalan, (3) memberikan umpan balik sesering

mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, (4) memberikan

penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah, dan (5)

beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami

permasalahan yang ada,

2) Kegiatan Kelompok

Tim yang terdiri dari empat atau lima orang siswa mewakili

seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin,

ras dan etnis. Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas yang akan

dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas. Guru

sebagai fasilitator dan motivator. Hasilkerja kelompok dikumpulkan.

3) Tes Individual

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

15  

Tes individual diadakan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga, kira-

kira 10 menit, untk mengetahui yang telah dipelajari secara individu,

selama mereka bekerja dalam kelompok. Siswa tidak boleh saling

membantu dalam mengerjakan kuis.

4) Penghitungan Skor

Tahap penghitungan skor kemajuan individu dihitung berdasarkan

skor awal. Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh

prestasi terbaik.

5) Pemberian Penghargaan Kelompok.

Tim akan mendapatkan penghargaan sertifikat atau bentuk

penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria

tertentu. (Slavin, 2008 : 143, dalam Harminto, 2011 : 66).

2.2.4 Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD

Menurut Slavin (1995) dalam Harmianto (2011 : 103), pada proses

pembelajaran ada tujun langkah-langkah model pembelajaran STAD :

1) Membentuk kelompok yang berangotakan lima orang secara heterogen

2) Guru menyajikan pelajaran

3) Guru member tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota

kelompok. Anggota kelompok yang sudah faham menjelaskan kepada

anggota lainnya sampai anggota lainnya faham

4) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

5) Guru melaksanakan evaluasi

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

16  

6) Kesimpulan

Langkah penutup dari model pembelajaran STAD adalah membuat

kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

7) Memberi penghargaan kelompok

Pemberian peghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-

rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik (good team),

kelompok hebat (great team), dan kelompok super (super team).

Pedoman pemberian skor perkembangan menurut Slavin (2005),

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Table 2.1 Skor Perkembangan Siswa

Skor Tes Skor Perkembangan

a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal b. 10 hingga 1 pon di bawah skor awal c. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal d. Lebih dari 10 pon di atas skor awal e. Nilai sempurna (terlepas dari skor awal)

5 10 20 30 40

Kriteria penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif

disajikan pada tabel 2.2.

Nilai Kelompok Kriteria Penghargaan 15 ≤ N < 20 Kelompk baik (good team) 20 ≤ N < 25 Kelompok hebat (great team) N ≥ 25 Kelompok super (super team)

2.3 Materi Biologi Tentang Dunia Hewan

Dunia hewan menurut Ari Sulistyorini (2009) dikelompokkan menjadi

5 perbedaan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, berdasarkan tipe

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

17  

simetri tubuh, berdasarkan jumlah lapisan lembaga, berdasarkan tipe rongga

tubuh, dan berdasarkan cara pengaturan suhu tubuh.

A. Filum Porifera

Pada sekujur tubuh porifera atau hewan spons terdapat pori-pori, hal

tersebut menjadi sebab utama penamaannya.

Ciri-ciri Filum Porifera

Menurut Ari Sulistyorini (2009), ciri-ciri filum porifera adalah :

1. Tubuh tidak bisa bergerak aktif dan melekat di dasar perairan.

2. Kerangka tubuh tersusun dari zat kapur, silikat, atau sponging.

3. Memiliki daya regenerasi yang tinggi.

4. Belum memiliki organ, jaringan saraf, ataupun mulut.

5. Makanan diperoleh dengan mengalirkan air melalui ostium kedalam

spongesoel. Sisa pencernaan juga dikeluarkan melalui ostium.

6. Reproduksi secara seksual ataupun aseksual.

Klasifikasi Filum Porifera

Porifera menurut Ari Sulistyorini (2009) porifera dapat dikelompokkan

berdasarkan tipe saluran air ataupun jenis zat penyusun rangka tubuh.

a. Tipe Saluran Air

Porifera memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon, sikon, dan

leukon.

b. Jenis Zat Penyusun Rangka Tubuh

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

18  

Berdasarkan jenis zat penyusun rangka tubuhnya, porifera dapat

dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Calcarea, Hexactinelida, dan

Demospongiae.

Peranan Porifera

Karena rangka tubuhnya, porifera dapat dimanfaatkan sebagai alat

pembersih (penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok (tempat

duduk) kendaraan bermotor. Spons menghasilkan senyawa bioaktif yang

berpotensi sebagai bahan obat-obatan. Spons Petrosia contegnatta

menghasilkan senyawa untuk obat antikanker, sedangkan obat antiasma

diambil dari Cymbacela.

B. Filum Coelenterata

Filum Coelenterata disebut juga hewan berongga atau hewan

karang. Pada umumnya, hewan tersebut hidup dilaut.

Ciri-ciri Filum Coelenterata

Menurut Ari Sulistyorini (2009), ciri-ciri Coelenterata adalah sebagai

berikut :

1. Merupakan hewan triploblastik.

2. Pada umumnya bertipe simetri radial.

3. Sistem saraf jala atau sistem saraf difus.

4. Reproduksi secara seksual dan aseksual (tunas)

5. Pencernaan makanan secara intraseluler dan ekstraseluler di dalam

rongga gastrovaskuler (usus).

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

19  

6. Bentuk tubuh ada dua macam,yaitu polip dan medusa.

Klasifikasi Filum Coelenterata

Filum Coelenterata terbagi kedalam tiga kelas, yaitu Hydrozoa,

Schyphozoa, dan Anthozoa.

Peranan Filum Coelenterata

a. Melindungi pantai terhadap abrasi pantai.

b. Sebagai tempat perkembangbiakan dan perlindungan ikan.

c. Dapat dibuat menjadi perhiasan.

d. Sebagai daya tarik wisata bahari.

e. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan landasan pesawat

terbang.

C. Filum Platyhelminthes

Filum Platyhelmintes merupakan filum cacing yang tingkatanya

paling rendah.

Ciri-cirri filum Platyhelminthes :

1. Tubuhnya pipih dan tidak bersegmen.

2. Umumnya golongan cacing pipih hidup disungai,danau,laut,atau

parasit didalam tubuh manusia

3. Cacing golongan ini sangat sensitive terhadap cahaya.

Klasifikasi filum Platyhelminthes

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

20  

Menurut Ari Sulistyorini (2009) Pathyhelmintes dapat dibedakan

menjadi 3 kelas,yaitu Tubbellaria (cacing bulu getar),Trematoda (cacing

hisap),Monogenea dan Cestoda (cacing pita).

Peranan filum Plathyhelminthes

Sebagian besar cacing pipih merupakan parasit penyebab

berbagai penyakit pada manusia,hewan dan tumbuhan.misalnya cacing

darah Schistotoma yang menyebabkan penyakit skistomiasis pada

manusia.

D. Filum Nemahelminthes/Nematode

Filum nemathelmintes atau nematode berarti cacing gilig.

Ciri-ciri filum Nemathelminthes

Menurut Ari Sulistyorini (2009), Nemathelmintes mempunyai ciri-ciri :

1. Tubuh berbentuk bulat panjang seperti benang dengan ujung ujung

yang meruncing.

2. Memiliki rongga tubuh semu,sehingga disebut sebagai hewan

pseudoselomata.

3. Memiliki ukuran tubuh yang mikroskopis.

4. Permukaan tubuh Nemahelminthes dilapisi kutikula untuk

melindungi diri enzim pencernaan yang berasal dari inangnya.

5. Mulut terdapat pada ujung anterior

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

21  

Klasifikasi Filum Nemathelminthes

Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas,yaitu Nematoda dan

Nematophora

Peranan filum Nemathelmintes

Sebagian besar cacing gilig hidup babas,sedangkn yang bersifat

parasit telah menyebabkan berbagai penyakit yang diderita oleh

manusia,hewan,dan tumbuhan.Infeksi oleh jenis cacing gilig sangat

dipengaruhi oleh keadaan sanitasi.

E. Filum Annelida

Menurut Ari Sulistyowati (2009), filum Annelida disebut juga

cacing bersegmen.

Ciri cirri filum Annelida

1. Merupakan hewan triploblastik selomata.

2. Tubuh simetri bilateral

3. Tubuh bersegmen tipe metameri

4. Permukaan tubuhnya tertutup kutikula.

5. Sistem pencernaan makanan sempurna

6. Sistem akstraksi terdiri atas nefridium

Klasifikasi Filum Annelida

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

22  

Annelida dibagi menjadi 3 kelas yaitu ; Polychaeta (Cacing

berambut banyak),Oligochaeta (cacing berambut sedikit) dan Hirudinae.

Peranan filum Annelida

Beberapa jenis Annelida mengandung protein yang tinggi. Oleh karena

itu,beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai bahan

makanan,misalnya cacing wawo dan palolo.

2.4 Kerangka Berfikir

Berpegang dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa proses belajar

mengajar sangat dipengaruhi oleh aktifitas siswa. Siswa yang memiliki

aktifitas tinggi akan berprestasi lebih baik dibandingkan anak dengan aktifitas

rendah.

Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar yang baik adalah

terciptanya suasana aktif dari pelaku kegiatan tersebut,yang mencerminkan

sikap perilaku dan hasil kegiatan yang meningkat baik. Penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD akan menjadi solusi yang tepat bagi guru

agar tercipta kegiatan belajar mengajar yang berkualias dan prestasi siswa

yang meningkat.

2.5 Hipotesis

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Belajar Siswa 2.1 ...repository.ump.ac.id/1282/3/Suryani Umamah_BAB II.pdf7) siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual

23  

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. H0 : pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh terhadap

aktivitas dan prestasi belajar materi biologi siswa kelas X SMA

Muhammadiyah Gombong tahun pelajaran 2013/2014.

2. H1 : pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap aktivitas

dan prestasi belajar materi biologi siswa kelas X SMA Muhammadiyah

Gombong tahun pelajaran 2013/2014.

Pengaruh Model Pembelajaran ..., Suryani Umamah, FKIP UMP, 2014