bab ii tinjauan pustaka 2.1 analisis laporan keuangan

19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui perubahan- perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya (Munawir, 2007:36). Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode analisis horizontal dikenal juga dengan analisis dinamis. Analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari

pada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk

menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan

yang bersangkutan.

Metode analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan

antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui perubahan-

perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan

dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan

dengan alat-alat pembanding lainnya (Munawir, 2007:36).

Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan

keuangan, yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal

adalah analisis dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk

beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode analisis

horizontal dikenal juga dengan analisis dinamis. Analisis vertikal yaitu apabila

laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode saja, yaitu dengan

memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan

keuangan tersebut, sehingga hanya dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil

operasi pada saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

14

analisis statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu

saja tanpa mengetahui perkembangannya (Munawir, 2007:36).

Dalam bukunya, Munawir (2007) menyebutkan bahwa teknik analisis

laporan keuangan yang biasa digunakan dalam menganalisis laporan keuangan

adalah sebagai berikut:

1. Analisa perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik

analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua

periode atau lebih, dengan menunjukkan:

a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.

b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.

c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.

d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio.

e. Prosentase dari total.

Analisis dengan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi.

2. Trend dan tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang

dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu

metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada

keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap, naik maupun

turun.

3. Laporan dengan prosentase perkomponen atau common size statement,

adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada

masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

15

struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi

dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis

untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau

untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode

tertentu.

5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis),

adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah

uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang

kas selama periode tertentu.

6. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu

atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu

analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu

perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor

suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.

8. Analisis break-even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat

penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan

tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh

keuntungan. Dengan analisis break-even ini juga diketahui berbagai

tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

16

2.2 Analisis Rasio Keuangan

Pada suatu perusahaan melihat laporan keuangan saja belum cukup

menginformasikan mengenai kondisi serta kinerja keuangan perusahaan. Dengan

menggunakan analisis rasio dimungkinkan unutk dapat menentukan tingkat

likuiditas, solvabilitas, keekefektifan operasi serta derajat keuntungan perusahaan

(profitability) (Munawir, 2007: 65).

2.2.1 Definisi Rasio Keuangan

Berikut adalah definisi dari rasio keuangan menurut para ahli:

1. Menurut Horne dan Wachowicz (1997), “Rasio keuangan adalah

indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh

dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”.

2. Menurut Harahap (1999), “Rasio keuangan adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan

dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan

signifikan (berarti)”.

2.2.2 Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah:

1. Memberikan gambaran kinerja keuangan perusahaan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

2. Untuk memeriksa tingkat kesehatan suatu perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

17

3. Mengoreksi kelemahan-kelemahan yang ada dalam kebijakan

keuangan perusahaan.

4. Mengoreksi penyimpangan yang terjadi sehingga dapat diperbaiki.

2.2.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Beberapa pendapat dalam pengelompokan rasio-rasio keuangan adalah

sebagai berikut:

1. Menurut Harahap (2008), rasio keuangan dikelompokkan kedalam

tujuh jenis rasio:

a. Rasio likuiditas

b. Rasio solvabilitas

c. Rasio profitabilitas

d. Rasio leverage

e. Rasio aktivitas

f. Rasio pertumbuhan

g. Rasio penilaian pasar

h. Rasio produktivitas

2. Menurut Riyanto (2001), rasio keuangan dikelompokkan kedalam

dua bentuk penggolongan, yaitu:

a. Penggolongan berdasarkan sumber data keuangan, antara lain:

1) Rasio-rasio neraca (balance sheets ratios)

2) Rasio-rasio laba rugi (income statements ratios)

3) Rasio-rasio antar laporan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

18

b. Penggolongan berdasarkan tujuan analisis rasio, antara lain:

1) Rasio likuiditas

2) Rasio laverage

3) Rasio aktivitas

4) Rasio profitabilitas

3. Menurut Horne dan Wachowicz (2005), rasio keuangan dapat dibagi

kedalam lima sub divisi, yaitu: rasio likuiditas, ukuran risiko (utang)

keuangan, rasio pencakupan, aktivitas dan laba.

Dari beberapa klasifikasi rasio keuangan di atas, rasio-rasio yang paling

umum digunakan adalah: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan

rasio profitabilitas.

2.3 Likuiditas (Liquidity)

2.3.1 Pengertian Likuiditas

Masalah likuiditas merupakan masalah yang berhubungan dengan

kemampuan suatu perusahaan dalam membayar semua kewajibannya yang

jatuh tempo. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Syamsuddin (2002:41)

bahwa “Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan

perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek

pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.”

Bambang (2001:25) mengemukakan bahwa “likuiditas adalah

berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan dalam

memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi.” Dengan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

19

kata lain bahwa likuiditas tidak hanya berhubungan dengan keadaan

keseluruhan keuangan perusahaan tetapi juga berkaitan dengan

kemampuan perusahaan mengkonversi aktiva lancar menjadi uang tunai.

Aktiva likuid dalam manajemen keuangan terdiri atas komponen aktiva

lancar, kas, dan surat berharga. Aktiva likuid adalah aktiva-aktiva yang

dapat segera dikonversikan segera menjadi uang tunai. Kas merupakan

aktiva yang paling likuid, aktiva lain mungkin relatif likuid atau tidak

likuid tergantung seberapa cepat aktiva ini dikonversikan ke dalam kas,

misalnya surat-surat berharga (efek-efek).

Piutang dipandang kurang likuid dibandingkan kas dan surat-surat

berharga karena piutang mempunyai risiko dan struktur maturitas yang

berbeda-beda dimana untuk mengkonversi piutang ke dalam kas

dibutuhkan pembeli yang tentu hanya mau membeli dengan harga yang

lebih rendah daripada nilai piutang ataupun menunggu hingga piutang

tersebut jatuh tempo. Sedangkan persediaan barang dipandang tidak lebih

likuid dibandingkan dengan piutang karena persediaan barang cenderung

untuk diperdagangkan pada pasar tertentu dan apabila perusahaan

mengalami kesulitan keuangan dan akan menjual barangnya maka

diperlukan pembeli yang tepat serta tawar-menawar yang cukup lama.

2.3.2 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Irham Fahmi, 2011:59).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

20

1. Rasio lancar (current ratio)

Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan

untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek

karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor

jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang

tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang (Agnes

Sawir, 2005:8). Current ratio dirumuskan sebagai berikut:

Current ratio yang rendah biasanya menunjukkan terjadi

masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang

mempunyai current ratio yang tinggi juga kurang baik, karena

menunjukkan banyaknya dana yang mengendap atau menganggur

yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan

(Agnes Sawir, 2005:8).

2. Rasio kas (cash ratio)

Cash ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar utang

lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas (Agnes Sawir,

2005:10). Cash ratio dirumuskan sebagai berikut:

3. Rasio cepat (quick ratio/acid test ratio)

Quick ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memper-hitungkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

21

persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama

untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang

segera dapat direalisir sebagai uang kas. Rasio ini lebih tajam dari

pada current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat

likuid (mudah dicairkan atau diuangkan) degan utang lancar. Quick

ratio dirumuskan sebagai berikut:

( )

Jika current ratio tinggi tapi quick ratio-nya rendah

menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan

(Munawir,2007:74).

2.4 Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability)

2.4.1 Pengertian Rentabilitas/Profitabilitas

Salah satu hal yang paling penting dari dilakukannya kegiatan

operasional suatu perusahaan adalah terciptanya keuntungan agar

perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.

Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas perusahaan menunjukkan

perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan

laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan laba. Menurut Riyanto (2001:35) bahwa

”rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.” Dengan kata

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

22

lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu.

Harahap (2008) memberikan pengertiannya tentang rentabilitas yakni:

“Profitabilitas adalah hasil akhir dari berbagai keputusan dan kebijakan yang

dilakukan perusahaan.” Dengan demikian profitabilitas memberikan jawaban

akhir tentang efektif tidaknya perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai

tingkat laba yang tinggi tidak secara otomatis dapat menyebabkan tingkat

rentabilitas menjadi tinggi yang berarti adanya efisiensi dalam perusahaan.

Hal ini bias saja disebabkan karena mungkin saja laba yang tinggi tersebut

dihasilkan oleh penggunaan dana yang relatif besar juga.

Rentabilitas sering pula digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan

modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan

modal yang digunakan dalam operasi. Oleh karena itu, bagi manajemen atau

pihak-pihak lain, rentabilitas yang lebih tinggi lebih penting daripada

keuntungan yang besar. Tingkat rentabilitas yang tinggi juga memudahkan

suatu perusahaan untuk mendapatkan modal/pinjaman dari luar perusahaan

karena rentabilitas dapat digunakan sebagai jaminan para kreditur untuk

piutang-piutangnya sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat lebih

terjamin.

Cara menilai rentabilitas suatu perusahaan dapat berbeda-beda. Hal ini

disebabkan karena tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang

diperbandingkan. Laba maupun modal yang dipergunakan perusahaan

dapat terjadi dan berasal dari hasil pendapatan operasi dan hasil

pendapatan nonopersai perusahaan, pendapatan sesudah pajak atau

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

23

pendapatan sebelum pajak. Sedangkan modal dapat berasal dari

penggunaan modal sendiri atau modal sendiri ditambah dengan modal dari

luar perusahaan. Dengan demikian, hal yang terpenting adalah rentabilitas

mana yang akan digunakan sebagai pengukur efisiensi penggunaan modal

dalam perusahaan yang bersangkutan.

2.4.2 Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur bagaimana tingkat

kemampulabaan perusahaan.

1. Rasio marjin laba kotor (gross profit margin)

Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau

biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan

untuk berproduksi secara efisien. Dalam mengevaluasi dapat

dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan

tersebut sensitif terhadap pesaingnya (Agnes Sawir, 2005:18).

Gross profit margin dirumuskan sebagai berikut:

2. Rasio marjin laba bersih (net profit margin)

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap

penjualan (Agnes Sawir, 2005:18). Net profit margin dirumuskan

sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

24

3. Rasio pengembalian atas investasi (return on investment)

Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan bersih. Rasio ini membandingkan antara laba bersih

yang dicapai dengan jumlah total aktiva (Munawir, 2007:89).

Retun on investment dirumuskan sebagai berikut:

4. Rasio pengembalian atas ekuitas (retun on equity)

Rasio ini memperlihatkan sejauhmana perusahaan mengelola

modalnya sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat

keuantungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal

sendiri atau pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga

menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut

juga rentabilitas usaha (Agnes Sawir,2005:20). Return on equity

dirumuskan sebagai berikut:

2.5 Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan

Dalam bukunya, Warsidi dan Bambang (2000) menyatakan bahwa:

“Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu mengambarkan trend pola perubahan tersebut untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

25

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005), menyatakan bahwa: “To

evaluate fianancial condition and performance of a firm, the financial analyst

needs certain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio, index, relating

two pieces of financial data of to each other”. Jadi untuk menilai kondisi dan

keuangan perusahaan dapat digunakan rasio yang merupakan perbandingan

angka-angka yang terdapat pada pos-pos laporan keuangan.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa rasio keuangan dan kinerja

perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Dengan melihat rasio keuangan dari

suatu perusahaan maka akan diketahui pula bagaimana posisi keuangan dan

kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Rasio keuangan mempresentasikan

keadaan suatu perusahaan disetiap periodenya.

2.6 Tinjauan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir (output) dari proses akuntansi.

Laporan keuangan inilah yang menjadi menjadi bahan informasi bagi para

pemakainya baik pihak internal maupun eksternal perusahaan, sebagai salah satu

bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi,

laporan keuangan juga berfungsi sebagai pertanggungjawaban (accountability)

dari kinerja manajerial perusahaan, sekaligus menggambarkan indikator

kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Berikut adalah pengertian laporan keuangan yang dikemukakan oleh para

ahli:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

26

1. Menurut Irham Fahmi (2011), “Laporan keuangan merupakan suatu

informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana

selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan

tentang kinerja suatu perusahaan.”

2. Menurut Weston (1989), “Laporan keuangan (biasanya dalam bentuk

neraca dan perhitungan rugi laba) berisi informasi tentang prestasi

perusahaan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk

penetapan kebijakan dimasa yang akan datang.”

3. Menurut Munawir (2007), “Laporan keuangan merupakan alat yang

sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi

keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan.”

2.7 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Penyataan Standar Akuntansi Keuangan

(2004) adalah:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermafaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

27

3. Menunjukan kinerja yang telah dilakukan manajemen (stewardship),

atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

Menurut Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004), laporan keuangan

sangat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik internal maupun eksternal

perusahaan. Pemakai laporan keuangan tersebut meliputi:

1. Investor/ pemegang saham

Investor atau penanam modal mempunyai risiko terhadap modal yang

baru atau akan ditanamkannya pada suatu perusahaan, begitu pula

penasihat mereka yang berkepentingan dengan risiko dan hasil

pengembangan dari investasi yang dilakukan. Dengan demikian, investor

membutuhkan informasi untuk membantu dalam menentukan

investasinya, apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi

tersebut. Pemegang saham juga membutuhkan informasi yang

membantu mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

membayar deviden.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka

membutuhkan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas

perusahaan serta informasi yang memungkinkan mereka dapat menilai

kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun

dan kesempatan kerja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

28

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik pada informasi keuangan yang

memungkinkan mereka memutuskan apakah pinjaman serta bunganya

dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya berkepentingan dengan informasi

yang memungkinkan mereka dalam pengambilan keputusan, apakah

jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha

berkepentingan pada perusahaan dalam jangka waktu yang relatif

singkat dari pemberi pinjaman, kecuali sebagai pelanggan utama,

mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai

kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam

perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu

berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan

informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan

pajak dan berbagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional

dan statistik lainnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

29

7. Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran

perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Oleh

karena itu, laporan keuangan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan

informasi setiap pemakainya.

2.8 Kajian Empiris/Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini:

Tabel 2.1

Kajian Empiris/Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Alat Analisis Variabel Kesimpulan

Prima

Budiawan

(2009)

Analisis Kinerja

Keuangan

Perusahaan Ditinjau

dari Rentabilitas,

Likuiditas dan

Solvabilitas

- Rasio Keuangan

(rentabilitas,

likuiditas,

solvanbilitas)

- NPM

- CR

- DER

- Rasio

Operasi

- Produk-tivitas tenaga kerja

Hasil dari penelitian ini menya-

takan bahwa tingkat kinerja keu-

angan perusahaan secara kese-

luruhan menurut Surat Kepu-

tusan Menteri Keuangan RI

No.826/KMK.013/1992 menun-

jukkan bahwa kinerja keuangan

PTPN X Surakarta dari tahun

2006 sampai tahun 2008 meng-

alami penurunan secara terus-

menerus, yaitu pada tahun 2006

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

30

dengan kondisi sehat, tahun

2007 dengan kondisi kurang

Sehat dan tahun 2008 dengan

kondisi tidak sehat, yang

mencerminkan kondisi kese-

hatan perusahaan dalam keadaan

yang kurang baik.

Sennahati

(2008)

Analisis Likuiditas

dan Profitabilitas

pada PT. Graha

Sarana Duta di

Makassar

- Rasio Keuangan

(Likuiditas,

Rentabilitas/

Profitabilitas)

- CR

- QR

- CsR

- NPM

- TATO

- ROI

- ROE

Berdasarkan hasil analisis rasio

likuiditas perusahaan selama tiga

tahun yaitu dari tahun 2005

sampai dengan tahun 2007,

maka dapat disimpulkan bahwa

rasio likuiditas perusahaan

dengan indikator current ratio

selama tiga tahun terakhir ber-

fluktuasi.

Dari hasil analisis rasio pro-

fitabilitas perusahaan selama ti-

ga tahun (2005-2007) maka da-

pat disimpulkan rasio profita-

bilitas perusahaan menurun.

Johan

Iskandar

Dinata

(2009)

Analisis Likuiditas

dan Rentabilitas

Sebagai Alat Ukur

Untuk Menilai

- Rasio Keuangan

(Likuiditas,

Rentabilitas)

- CR

- QR

Dari hasil analisis data yang

dilakukan oleh peneliti di

Koperasi Subur, maka diper oleh

hasil sebagai berikut: Pada Rasio

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan

31

Tingkat Kinerja

Keuangan KP-RI

Bahagia Kabupaten

Nganjuk.

- CsR

- NWC

- ROI

- ROE

likuiditas, ber-dasarkan analisis

Current Ratio, Quick Ratio, dan

Net working Capital Ratio tahun

2006-2008, koperasi dalam

keadaan likuid karena koperasi

mampu membayar kewajiban

atau hutangnya. Tetapi pada

Cash Ratio koperasi masih

belum mampu membayar

hutangnya,

Sedangkan pada Rasio Renta-

bilitas, berdasarkan analisis

rentabilitas ekonomi dan ren-

tabilitas modal sendiri tahun

2006–2008 koperasi masih

belum mampu memberikan

profit yang tinggi.

Sumber: fekonismuh.file.wordpress.com, repository.usu.ac.id, dan etd.eprints.ums.ac.id.