bab ii tinjauan pustaka 2 -...

28
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu proyek antara lain (Soeharto, 1999): 1. memiliki tujuan khusus dan hasil kerja akhir. 2. jumlah biaya, jadwal dan juga mutu telah ditentukan. 3. titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. 4. jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 2.2 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian) secara sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material yang ada untuk mencapai tujuan proyek secara optimal. 2.3 Perencanaan Waktu Proyek Perencanaan adalah suatu proses awal yang sangat diperlukan dalam manajemen suatu proyek yang menentukan dasar tujuan dan sasaran serta menyiapkan segala sumber daya dalam suatu proyek. Perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.

Upload: dinhhanh

Post on 28-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu

proyek antara lain (Soeharto, 1999):

1. memiliki tujuan khusus dan hasil kerja akhir.

2. jumlah biaya, jadwal dan juga mutu telah ditentukan.

3. titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

4. jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

2.2 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian) secara sistematis pada suatu proyek dengan

menggunakan sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material yang

ada untuk mencapai tujuan proyek secara optimal.

2.3 Perencanaan Waktu Proyek

Perencanaan adalah suatu proses awal yang sangat diperlukan dalam

manajemen suatu proyek yang menentukan dasar tujuan dan sasaran serta

menyiapkan segala sumber daya dalam suatu proyek. Perencanaan berfungsi untuk

meletakkan dasar sasaran proyek yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

8

Penjadwalan merupakan suatu perangkat untuk menentukan aktivitas yang

diperlukan dalam menyelesaikan suatu proyek dengan urutan serta waktu tertentu.

Penjadwalan proyek adalah suatu bentuk perencanaan proyek yang dibuat dengan

tujuan agar proyek selesai tepat waktu. Agar proyek dapat diselesaikan tepat waktu

dengan sumber daya yang efisien dan menghasilkan bangunan sesuai yang

diharapkan, maka diperlukan penyusunan jadwal. Adapun metode yang dapat

digunakan untuk menyusun perencanaan jadwal suatu proyek yaitu Bar Chart,

Network Diagram (PERT, CPM, PDM) dan Line of Balance (LOB).

2.3.1 Metode Bar Chart atau Bagan Balok

Bar Chart pertama kali diperkenalkan oleh Henry L. Gantt pada tahun 1917.

Bar Chart sering disebut juga dengan nama Gantt Chart. Metode ini merupakan

metode yang umum digunakan sebagian besar penjadwalan dan pengendalian

konstruksi terutama dalam menyusun jadwal suatu proyek baik pada kontraktor kecil

maupun kontraktor besar dari sektor swasta sampai dengan BUMN.

Pada metode Bar Chart aktivitas digambarkan dengan arah horizontal yang

menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu atau bulan sebagai durasi waktunya

dan arah vertikal menyatakan pekerjaan yang telah direncanakan dari lingkup proyek

serta diukur waktu pelaksanaannya yang digambarkan sebagai batang. Penggambaran

batang pada setiap baris aktivitas menunjukkan waktu mulai dan selesainya aktivitas.

Berikut merupakan tabel proses pengerjaan time schedule dengan metode Bar Chart .

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

9

Gambar 2.1. Bar Chart

(Sumber : Ervianto, 2004)

Metode Bar Chart mempunyai kelebihan yaitu mudah dipahami dan dibuat.

Selain memiliki kelebihan metode Bar Chart juga memiliki kekurangan yaitu metode

bar chart tidak dapat menunjukkan urutan aktivitas dan hubungan ketergantungan

antara satu aktivitas dan aktivitas lainnya secara spesifik sehingga aktivitas-aktivitas

yang menjadi prioritas atau yang lebih diutamakan dari aktivitas lainnya tidak dapat

dilihat (Soeharto, 1999). Lintasan kritis aktivitas proyek juga tidak dapat diketahui.

2.3.2 Project Evaluation Review Technique (PERT)

Project Evaluation Review Technique (PERT) pertama dikembangkan sejak

tahun 1958 oleh Booz, Allen dan Hamilton dalam proyek pengembangan Polaris

Missile System (Ervianto,2004). PERT dapat digunakan sebagai suatu alat

manajemen proyek yang digunakan untuk merangkai penjadwalan dan mengatur

bagian-bagian pekerjaan yang ada dalam suatu proyek serta memperkirakan durasi

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

10

waktu suatu proyek (Soeharto, 1999). Menurut Soeharto (1999) dalam Project

Evaluation Review Technique (PERT) menggunakan tiga waktu estimasi untuk setiap

aktivitas diantaranya yaitu waktu optimis ( ), waktu paling mungkin ( ) dan waktu

pesimis ( ).

Adapun urutan langkah perhitungan metode Project Evaluation Review

Technique (PERT) yaitu diantaranya :

1. merangkai daftar kegiatan proyek dengan durasi dan waktu tertentu;

2. menetapkan urutan waktu aktivitas proyek, aktivitas mana yang harus

terlebih dahulu dan mana yang mengikuti. langkah ini dapat dilaksanakan

bersamaan dengan merangkai jadwal kegiatan proyek;

3. memperkirakan durasi setiap aktivitas pada proyek dengan tiga perkiraan

yaitu :

= kurun waktu optimistik (optimistic duration time), yaitu waktu

tercepat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proyek

tanpa adanya hambatan.

= kurun waktu yang paling mungkin (most likely time), yaitu

waktu yang paling sering terjadi apabila suatu aktivitas dilakukan

berulang-ulang dalam kondisi yang sama.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

11

= kurun waktu pesimistik (pesimistic duration time), yaitu waktu

yang paling lama dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas apabila

terdapat hambatan.

4. menentukan nilai rata-rata durasi aktivitas yang diharapkan ( te ) dengan

terdistribusi beta. Dimana a dan b merupakan batas lebar kurva serta m

merupakan titik puncak kurva yang menyatakan bahwa kemungkinan

terjadinya peristiwa optimistik (a) dan pesimistik (b) adalah sama

sedangkan kurun waktu paling mungkin (m) empat kali lebih besar dengan

rumus sebagai berikut (Soeharto, 1999):

( )

( )

Keterangan :

: durasi kegiatan yang diharapkan

: durasi optimistik

: durasi paling mungkin

: durasi pesimistik

5. menentukan standar deviasi kegiatan ( s ) dan varian ( ( )) dari setiap

aktivitas dengan menggunakan estimasi ( ) dan ( ) (Soeharto,1999).

Standar deviasi aktivitas :

( )

( )

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

12

Varian aktivitas :

( ) (

)

( )

Keterangan :

: standar deviasi aktivitas

( ) = : varian

6. menyusun network diagram;

7. menentukan lintasan kritis yaitu jalur dengan waktu terpanjang yang

dibentuk oleh network diagram;

8. menentukan nilai probabilitas (z) waktu aktivitas proyek selesai

menggunakan pendekatan fungsi distribusi normal

( )

Keterangan

: nilai probabilitas penyelesaian aktivitas proyek

: durasi waktu penyelesaian aktivitas proyek yang telah dijadwalkan

: durasi penyelesaian aktivitas proyek yang diharapkan

: standar deviasi aktivitas

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

13

2.3.3 Critical Path Method (CPM)

Critical Path Method (CPM) merupakan metode untuk perencanan dan

pengendalian suatu proyek yang dikembangkan pada tahun 1957 oleh J.E. Kelly dari

Remington Rand dan M.R. Walker dari perusahaan Du Pont (Soeharto,1999). Dalam

pekerjaan proyek terdapat hubungan ketergantungan antara aktivitas satu dan lainnya

dengan cara digambarkan dalam diagram network, hal ini disebut jaringan kerja

(network planning). Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambar suatu

jaringan kerja diantaranya :

(anak panah/busur) : menyatakan sebuah aktivitas

yang dibutuhkan oleh proyek.

(lingkaran kecil/simpul/node) : menyatakan sebuah peristiwa

- - - - (anak panah terputus-putus) : menyatakan aktivitas semu atau

dummy activity.

(anak panah tebal) : menyatakan aktivitas pada

lintasan kritis.

Aturan-aturan yang digunakan dalam penggunaan simbol-simbol :

1. di antara dua kejadian (event) yang sama hanya boleh digambarkan satu

anak panah.

2. nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau nomor.

3. aktivitas harus mengalir dari pekerjaan bernomor rendah ke tinggi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

14

4. diagram hanya memiliki satu pekerjaan yang paling cepat dimulai dan satu

pekerjaan yang paling cepat selesai.

Adapun urutan langkah perhitungan Critical Path Method (CPM) yaitu

diantaranya :

1. merangkai daftar kegiatan proyek dengan durasi dan waktu tertentu;

2. menetapkan urutan waktu aktivitas proyek, aktivitas mana yang harus

terlebih dahulu dan mana yang mengikuti. langkah ini dapat dilaksanakan

bersamaan dengan merangkai jadwal kegiatan proyek;

3. menyusun network diagram ;

4. menentukan jalur kritis;

a. perhitungan maju

Perhitungan maju digunakan untuk menghitung waktu aktivitas

selanjutnya karena waktu aktivitas paling awal dimulai ialah 0.

( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan :

: waktu paling awal aktivitas diselesaikan(Earliest Finish Time)

: waktu paling awal aktivitas dimulai (Earliest Start Time)

: durasi aktivitas

: node terdahulu

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

15

: node selanjutnya

b. perhitungan mundur

Perhitungan mundur digunakan untuk menghitung durasi waktu

aktivitas paling lama.

( ) ( ) ( ) ( )

Keterangan :

: waktu paling lama untuk memulai aktivitas

: waktu paling lama untuk menyelesaikan aktivitas

: durasi aktivitas

: node terdahulu

: node selanjutnya

c. menetapkan jalur kritis

Jalur kritis merupakan jalur yang memiliki rangkaian aktivitas kritis

yang dimulai dari aktivitas pertama hingga aktivitas terakhir proyek

dengan total jumlah waktu terlama. Syarat jalur kritis :

= sehingga – = 0

= pada aktivitas paling akhir

Float total = 0

d. float total menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu

aktivitas boleh ditunda tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian

proyek secara keseluruhan. Float total dihitung dengan rumus :

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

16

( )

atau

( ) ( ) ( ) ( )

Adapun beberapa manfaat Critical Path Method (CPM) dalam suatu proyek

konstruksi yaitu :

1. dapat memperkirakan durasi dan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan sebuah proyek

2. dapat menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting yang perlu

diperhatikan dalam jadwal penyelesaian proyek agar lebih efisien.

2.3.4 Simulasi Monte Carlo

Simulasi Monte Carlo adalah metode simulasi yang digunakan untuk

menghitung atau memperkirakan nilai atau solusi menggunakan angka acak,

probabilitas dan statistik. Metode ini merupakan alternatif lain dari cara PERT untuk

mendapatkan waktu penyelesaian proyek (Ervianto,2004). Karena algoritma ini

memerlukan pengulangan dan perhitungan yang kompleks, pada umumnya metode

Simulasi Monte Carlo dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer. Langkah

dalam menentukan Simulasi Monte Carlo yaitu :

1. menentukan distribusi probabilitas

2. menentukan distribusi kumulatif

3. menentukan suatu interval dari angka acak untuk masing-masing variabel.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

17

4. membuat bilangan acak

5. membuat barisan simulasi dari beberapa percobaan

Simulasi Monte Carlo dibuat dengan cara menentukan dan menetapkan

hubungan antara bilangan acak dan interval serta menjumlahkan sampel

yang diperoleh. Rumus yang digunakan yaitu :

( )

Keterangan :

: hasil simulasi

: peluang yang disesuaikan dengan banyaknya percobaan

: data ke-i

Dalam menentukan Simulasi Monte Carlo terdapat berbagai jenis formula

dan fungsi pada Microsoft Excel. Formula yang digunakan pada Microsoft Excel yaitu

=BETAINV(probability, alpha, beta, [A], [B])

Keterangan :

Probability : probabilitas yang dikaitkan dengan beta

alpha : parameter distribusi

beta : parameter distribusi

[A] : optional batas bawah pada interval x

[B] : optional batas atas pada interval x

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

18

Distribusi Beta dapat diketahui dari mencari nilai mean dan varian dengan

rumus sebagai berikut :

Mencari nilai mean :

( )

Mencari nilai varian :

( )

( ) ( ) ( )

Keterangan :

: nilai rata-rata

: parameter distribusi

: parameter distribusi

2.3.5 Line of Balance (LOB)

Line of Balance (LOB) merupakan suatu metode penjadwalan proyek yang

digunakan untuk membantu perencanaan proyek yang memiliki aktivitas berulang

(repetitive task) seperti pada proyek perumahan dengan tipe yang sama, konstruksi

jalan raya, pemasangan pipa dan lain sebagainya (Uher, 2003). Line of Balance

(LOB) juga dapat digunakan untuk menunjukan banyaknya pekerjaan yang sudah

selesai dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat melihat dan mengontrol tingkat

produksi. Hal ini ditunjukkan oleh lead times. Lead times merupakan durasi dan

waktu yang harus dilalui oleh suatu pekerjaan hingga seluruh pekerjaan selesai.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

19

Line of Balance (LOB) menggunakan sumbu koordinat yaitu absis dan ordinat.

Absis digunakan untuk menunjukkan waktu kerja sedangkan ordinat untuk

menunjukkan jumlah banyaknya unit pekerjaan yang diselesaikan (Uher, 2003).

Selain sumbu koordinat, Line of Balance (LOB) juga menggunakan garis miring yang

menyatakan jenis kegiatan yang dikerjakan dan menunjukkan kecepatan durasi dari

suatu aktivitas. Kemiringan dari setiap garis kegiatan menunjukkan tingkat

produktifitas dari aktivitas yang juga menyatakan bahwa apabila garis miring

semakin tegak maka semakin tinggi tingkat produktifitasnya.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan metode Line of

Balance (LOB):

1. terdapat tahapan aktivitas yang jelas dalam pelaksanaan proyek konstruksi

2. terdapat waktu pelaksanaan pada setiap aktivitas dalam suatu proyek

kontruksi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

20

Gambar 2.2 Grafik Line Of Balance (LOB)

(Sumber : Thomas E Uher, 1996)

Keterangan :

1. titik a menyatakan dimulainya pekerjaan pondasi untuk rumah ke-1 dengan

durasi 10 hari dan titik b menyatakan dimulainya pekerjaan pondasi untuk

rumah ke-7 dengan durasi yang sama yaitu 10 hari.

2. titik c menyatakan dimulainya pekerjaan struktur rumah ke-1 dan titik d

menyatakan dimulainya pekerjaan struktur rumah ke-7. titik c dan titik d

mulai dikerjakan setelah pekerjaan pondasi dan setelah perkiraan waktu

penyangga disetujui antara pekerjaan pondasi dengan pekerjaan struktur.

3. pada saat berakhirnya penggambaran grafik Line of Balance (LOB) dapat

diketahui jadwal penyerahan beberapa unit rumah perminggu.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

21

Berikut langkah-langkah dalam metode Line of Balance (LOB) :

1. merencanakan urutan aktivitas dari masing-masing pekerjaan dalam bentuk

diagram;

2. menentukan lamanya durasi dan waktu untuk pelaksanaan pada setiap

masing-masing aktivitas;

3. menyiapkan network diagram dari kegiatan untuk 1 unit rumah dari

masing-masing aktivitas dengan 1 kelompok pekerja untuk mengetahui

hubungan ketergantungan antar aktivitas.

4. berdasarkan durasi yang telah direncanakan dapat ditentukan kecepatan

produksi untuk tiap aktivitas dengan 1 kelompok pekerja.

5. menentukan jumlah kelompok pekerja yang mengerjakan tiap aktivitas.

6. berdasarkan kecepatan produksi untuk tiap aktivitas dengan 1 kelompok

pekerja dan jumlah kelompok pekerja yang digunakan dapat ditentukan

kecepatan produksi total untuk tiap aktivitas dengan jumlah kelompok

pekerja yang digunakan.

7. berdasarkan kecepatan produksi total dapat ditentukan durasi total tiap

aktivitas untuk menyelesaikan semua unit.

8. menentukan waktu start dan finish untuk tiap aktivitas dan selanjutnya

dapat diketahui durasi total proyek.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

22

9. menggambarkan diagram Line of Balance (LOB).

2.3.5.1 Dasar Pembuatan Diagram LOB

Adapun anggapan yang digunakan dalam penjadwalan menggunakan

metode LOB adalah terdapat satu kelompok pekerja yang mengerjakan satu

jenis aktivitas untuk satu unit rumah. Hal ini berarti bahwa meskipun digunakan

lebih dari satu kelompok pekerja untuk satu aktivitas tidak akan mengurangi

durasi untuk menyelesaikan aktivitas pada satu unit tersebut, melainkan dalam

waktu yang bersamaan dapat dilaksanakan aktivitas yang sama untuk beberapa

unit sesuai dengan jumlah kelompok pekerja yang digunakan. Dengan demikian

penambahan jumlah kelompok pekerja tidak akan mengurangi durasi untuk

menyelesaikan aktivitas tersebut pada satu unit melainkan akan meningkatkan

kecepatan produksi aktivitas tersebut.

Menurut Uher (2003) dasar-dasar yang digunakan dalam perencanaan

metode LOB yaitu sebagai berikut :

1. perencanaan urutan pelaksanaan masing-masing pekerjaan dalam

bentuk diagram, lengkap dengan estimasi durasi waktu untuk satu

putaran aktivitas repetitif.

2. menentukan lead times untuk masing-masing pekerjaan.

3. menghitung target penyelesaian proyek.

4. menggambarkan target penyelesaian proyek dalam bentuk diagram

sesuai dengan kurun waktu yang diharapkan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

23

5. mempersiapkan jadwal LOB.

6. menentukan buffer times atau waktu penyangga untuk menghindari

resiko keterlambatan suatu aktivitas.

7. menggambarkan diagram Line of Balance (LOB).

8. menganalisis jadwal dan grafik LOB untuk mendapatkan jadwal

pelaksanaan proyek yang seimbang.

9. menggunakan jadwal dan grafik LOB untuk monitoring dan kontrol.

2.3.5.2 Istilah-istilah Dalam Metode LOB Chart

Adapun istilah yang digunakan dalam penggambaran LOB sebagai

berikut :

a. Handover Rate / Production Rate

Handover Rate / Production Rate merupakan besaran yang menunjukkan

laju pekerjaan. Satuan untuk besaran ini adalah jumlah unit per satuan

waktu.

b. Velocity Diagrams

Velocity diagrams merupakan bagan yang menunjukkan laju pekerjaan

untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan per satuan waktu. Hal ini

digambarkan pada LOB sebagai kemiringan sudut dari grafik suatu aktivitas

pekerjaan. Semakin landai grafik suatu aktivitas maka semakin lambat laju

produksinya dan begitu juga sebaliknya semakin curam grafik suatu

aktivitas maka semakin cepat laju produksinya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

24

Persamaan garis untuk penggambaran velocity diagram dapat

dinyatakan sebagai berikut :

( )

Keterangan :

: jumlah unit yang dihasilkan (kuantitas)

: jumlah unit per satuan waktu

: besaran waktu

: konstanta dari nilai

Karena titik berada pada sumbu , maka diperoleh rumus :

( ) ( )

[( )

] ( )

Keterangan :

: kuantitas unit ke-1 pada LOB

: kuantitas unit ke-2 pada LOB

: waktu untuk unit ke-1

: waktu untuk unit ke-2

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

25

Gambar 2.3 Hubungan antara Kuantitas q dan waktu t

(Sumber : Arditi et al., 2002 dalam Arianto, 2010)

c. Conflict / Interfensi

Conflict / Interfensi terjadi apabila suatu aktivitas laju produktivitas

mengalami perlambatan dibandingkan dengan aktivitas pengikutnya. Dalam

LOB Chart kejadian ini dapat digambarkan dengan perpotongan garis suatu

aktivitas dengan garis aktivitas pengikutnya pada suatu unit tertentu. Hal ini

berarti bahwa aktivitas pengikut yang mengikuti aktivitas sebelumnya tidak

dapat dimulai karena aktivitas sebelumnya tersebut belum selesai sehingga

aktivitas pengikut harus menunggu aktivitas sebelumnya selesai terlebih

dahulu. Untuk menghilangkan waktu tunggu tersebut, maka aktivitas yang

harus menunggu diperlambat laju produksinya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

26

Gambar 2.4 Penjadwalan LOB Chart Yang Menunjukkan Adanya Conflict

(Sumber : Hinze, 2008 dalam Arianto, 2010)

d. Buffer

Pada saat aktivitas proyek berlangsung, adanya kemungkinan terjadinya

gangguan pada pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya. Terdapat alternatif

yang digunakan yaitu dengan memperlambat suatu pekerjaan atau dengan

memberi waktu penyangga (buffer time).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

27

Gambar 2.5 Activity Interference

(Sumber : Calahan MT, 1999 dalam Marela, 2007)

Keterangan :

Pekerjaan tanah mendahului pekerjaan pasangan batu belah dan durasi

dari pekerjaan tanah bisa lebih lama dari pekerjaan pasangan batu belah

sehingga terjadi benturan (Crash).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

28

Gambar 2.6 Buffer Time

(Sumber : Callahan MT, 1999 dalam Marela, 2007)

Keterangan :

Untuk menghindari terjadinya gangguan pada pekerjaan pasangan batu

belah yang disebabkan karena belum selesainya pekerjaan tanah maka

dilakukan dengan cara memperlambat awal mulainya pekerjaan

pasangan batu belah dengan menggunakan waktu penyangga (buffer

time).

2.3.5.3 Modifikasi LOB Chart

Pada LOB Chart dapat dimodifikasi untuk berbagai macam keperluan

salah satunya adalah mempercepat durasi penyelesaian proyek. Metode LOB ini

didasarkan pada sumber daya yang digunakan untuk memodifikasi yang

dilakukan pada jumlah kelompok pekerja pada tiap aktivitas pekerjaan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

29

Modifikasi pada salah satu aktivitas pekerjaan dapat mempercepat pekerjaan

dengan melakukan penambahan kelompok pekerja begitu juga sebaliknya

modifikasi pada salah satu aktivitas pekerjaan dapat memperlambat pekerjaan

dengan melakukan pengurangan kelompok pekerja. Hal ini bergantung pada

LOB Chart yang telah digambar.

Gambar 2.7 LOB Chart sebelum modifikasi

(Sumber : Dwarawati, 2013)

Gambar 2.8 LOB Chart sesudah modifikasi

(Sumber : Dwarawati, 2013)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

30

Dapat dilihat pada contoh LOB Chart diatas pekerjaan pile cap dan

balok memiliki durasi selama 4 hari yang dikerjakan oleh 1 kelompok pekerja

yang mengerjakan 6 unit pekerjaan berulang dengan durasi penyelesaian

sampai durasi ke 27. Untuk mempercepat durasi penyelesaian proyek,

ditambahkan 1 kelompok pekerja untuk pekerjaan pile cap dan balok dengan

durasi tetap selama 4 hari yang dikerjakan oleh 2 kelompok pekerja. Unit 1 dan

2 dikerjakan bersama-sama dengan adanya perbedaan pada waktu start

pekerjaan. Kelompok ke-1 mengerjakan unit 1 setelah selesai mengerjakan unit

1 lanjut mengerjakan unit 3. Sedangkan kelompok ke-2 mengerjakan unit 2

setelah selesai mengerjakan unit 2 lanjut mengerjakan unit 4 dan seterusnya

hingga diperoleh durasi penyelesaian untuk 6 unit tersebut selesai sampai durasi

ke 17. Jadi durasi keseluruhan proyek yang awalnya 29 hari, setelah

dimodifikasi berkurang 10 hari menjadi 19 hari.

2.3.5.4 Tingkat Produktivitas Pada LOB

Adapun tingkat produktivitas yang digunakan dalam penggambaran

LOB sebagai berikut (Harris dan Ionnau, 1998 dalam Hutagaol et al., 2013):

a. Produktivitas Tenaga Kerja (Unit Resource Production Rate=rpr)

Tingkat produksi sumber daya untuk sebuah kegiatan A( ) adalah

banyaknya pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh sumber daya dalam

satuan waktu, beberapa kalangan ada yang memakai istilah tingkat

produktivitas tenaga kerja.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

31

Dalam bentuk persamaan :

( )

Keterangan :

: Produktivitas tenaga kerja A (satuan volume

pekerjaan/hari)

: Volume pekerjaan kegiatan A (satuan volume

pekerjaan)

: Durasi aktivitas A (hari)

b. Tingkat Produksi Unit Pada Aktivitas (Unit Production Rate = upr)

Tingkat produksi unit pada aktivitas dapat dibentuk dalam persamaan :

( )

Keterangan :

: Tingkat produksi unit pada aktivitas A

2.3.5.5 Variabel Dalam Penjadwalan

Adapun variabel yang digunakan dalam penggambaran LOB sebagai

berikut :

a. Durasi

Dalam penjadwalan terdapat 2 perbedaan yaitu waktu dan durasi.

Perbedaan tersebut diartikan bahwa waktu menyatakan siang atau

malam, sedangkan durasi menyatakan lamanya waktu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan suatu aktivitas, seperti lamanya waktu kerja dalam

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

32

satu hari adalah 7 jam. Durasi suatu aktivitas dapat ditentukan oleh

volume pekerjaan dan kelompok pekerja. Produktivitas diperoleh dari

pengalaman kelompok pekerja dalam melaksanakan suatu aktivitas yang

telah dilakukan sebelumnya. Adapun perhitungan yang digunakan

sebagai berikut (Husen, 2011 dalam Dwarawati, 2013):

( )

b. Tenaga Kerja

Dalam menentukan penjadwalan proyek, sumber daya manusia atau

tenaga kerja merupakan penentu keberhasilan proyek yang memiliki

keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan untuk mencapai keberhasilan tersebut. Pencapaian

keberhasilan suatu proyek tidak lain juga mempertimbangkan perkiraan

jenis waktu dan lokasi. Adapun perhitungan yang digunakan untuk

menentukan jumlah tenaga kerja sebagai berikut :

( )

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

33

2.3.6 Menggambarkan Ketergantungan Aktivitas

Terdapat 2 metode untuk menggambarkan aktivitas yaitu:

1. Activity On Arrow (AOA)

Activity On Arrow (AOA) merupakan suatu metode aktivitas yang

digambarkan pada anak panah (Arrow) dan lingkaran (node) yang

merupakan suatu peristiwa (event). Untuk menggambarkan hubungan antar

aktivitas dalam diagram AOA didasarkan pada hubungan aktivitas yang

mendahului (predecessor) atau hubungan aktivitas yang mengikuti

(successor). Berikut ilustrasi gambar AOA :

Gambar 2.9 Hubungan Peristiwa dan Aktivitas pada AOA

(Sumber : Soeharto, 1999)

dimana;

i j

peristiwa

(node/event)

berikutnya

peristiwa

(node/event)

terdahulu

Nama Aktivitas

Durasi aktivitas (D)

EET/SPA

LET/SPL

Nomor

Peristiwa

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 - erepo.unud.ac.iderepo.unud.ac.id/10285/3/f6ab9e24026c5ead674eb05798b3c327.pdfbeta : parameter distribusi [A] : optional batas bawah pada interval x [B]

34

Keterangan :

i dan j merupakan nomor peristiwa

Nama aktivitas diatas anak panah

Durasi kegiatan dibawah anak panah

Awal anak panah menunjukkan awal aktivitas dan ujung anak panah

menunjukkan akhir aktivitas

EET/ SPA: earliest event time / saat paling awal peristiwa harus dimulai

LET/SPL : latest event time/ saat paling lambat peristiwa harus dimulai

2. Activity On Node (AON)

Activity On Node (AON) merupakan suatu metode aktivitas yang

digambarkan pada anak panah dan lingkaran atau kotak. Aktivitas ditulis di

dalam lingkaran atau kotak dan anak panah untuk menghubungkan satu

peristiwa ke peristiwa lainnya yang berperan hanya memperjelas hubungan

ketergantungan antara aktivitas satu dan kegiatan lainnya. Berikut ilustrasi

gambar AON :

penghubung

Gambar 2.10 Hubungan Peristiwa dan Aktivitas pada AON

(Sumber : Soeharto, 1999)

Keterangan : kegiatan A dilaksanakan sebelum aktivitas B

Kegiatan A Kegiatan B