bab ii tinjauan pusaka 2.1 pengertian manajemen

41
13 BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “ to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya: Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan, “Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”. George R. Terry dalam buku dengan judul “Principlesof Manajemen” memberikan definisi: “ Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. James A. F. Stoner, menyatakan bahwa “Manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang”. Bila kita simpulkan maka manajemen berarti proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain. Namun, mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian. 1. Manajemen sebagai suatu proses. repository.unisba.ac.id

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

13

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1 Pengertian Manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “ to

manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga

manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan

memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak ahli yang memberikan definisi

tentang manajemen, diantaranya:

Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of

Management” mengemukakan, “Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian

sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”.

George R. Terry dalam buku dengan judul “Principlesof Manajemen” memberikan

definisi: “ Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan,

pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan

baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

James A. F. Stoner, menyatakan bahwa “Manajemen adalah seni untuk melaksanakan

suatu pekerjaan melalui orang-orang”. Bila kita simpulkan maka manajemen berarti

proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain.

Namun, mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan

ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian manajemen dapat

dilihat dari tiga pengertian.

1. Manajemen sebagai suatu proses.

repository.unisba.ac.id

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

14

2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia.

3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni.

Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut:

1. Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan

tertentu dilaksanakan dan diawasi.

2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang

lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.

3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu

dengan melalui kegiatan orang lain.

Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang

inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap

terlaksananya suatutujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.

Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas manajemen

dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen. Pengertian manajemen sebagai suatu

ilmu dan seni dari:

1. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa

manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril

O’donnel dan Geroge R. Terry.

2. Marry Parker Follett menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dari devinisi di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses

perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

repository.unisba.ac.id

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

15

2.2 Fungsi Manajemen

Fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai

peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Banyak sekali ahli yang mengemukakan tentang fungsi manajemen ini. Ambil

contoh misalnya George R. Terry. dia menyebutkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari:

a. Planning (Perencanaan)

b. Organizing (Pengorganisasian)

c. Actuating (Penggerakkan)

d. Controlling (Pengawasan)

Sedangkan Harold Koontz dan Cyril O’Donnel membagi fungsi manajemen menjadi:

a. Planning (Perencanaan)

b. Organizing (Pengorganisasian)

c. Staffing (Penyusunan Pegawai)

d. Directing (Pembinaan Kerja)

e. Controlling (Pengawasan)

Tidak jauh berbeda dengan pendapat para ahli di atas, Henry Fayol mengemukakan bahwa

fungsi manajemen terdiri dari:

a. Planning (Perencanaan)

b. Organizing (Pengorganisasian)

c. Commanding (Pemberian Komando)

d. Coordinating (Pengkoordinasian)

e. Controlling (Pengawasan).

repository.unisba.ac.id

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

16

Ahli lain yang bernama Lyndall F. Urwick menambahkan pendapat Henry Fayol

dengan Forecasting (Peramalan), sehingga urutannya menjadi:

a. Forecasting (Peramalan)

b. Planning (Perencanaan)

c. Organizing (Pengorganisasian)

d. Commanding (Pemberian Komando)

e. Coordinating (Pengkoordinasian)

f. Controlling (Pengawasan).

Selanjutnya Luther Gullick membagi fungsi manajemen menjadi:

a. Planning (Perencanaan)

b. Organizing (Pengorganisasian)

c. Staffing (Penyusunan Pegawai)

d. Directing (Pembinaan Kerja)

e. Coordinating (Pengkoordinasian)

f. Reporting (Pelaporan)

g. Budgeting (Anggaran).

Untuk lebih jelasnya, berikut ini Anda akan mempelajari uraian singkat tentang fungsi

manajemen yang paling banyak digunakan.

Perencanaan (Planning)ialah fungsi manajemen yang harus bisa menjawab rumus 5W1H.

WHAT(apa) yang akan dilakukan, WHY (mengapa) harus melakukan apa,WHEN (kapan)

melakukan apa, WHERE (dimana) melakukan apa, WHO (siapa) yang melakukan apa, HOW

(bagaimana) cara melakukan apa.

Pengorganisasian (Organizing)ialah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian

tugas. Siapa mengerjakan apa dan siapa bertanggung jawab pada siapa.

repository.unisba.ac.id

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

17

Penggerakkan (actuating) yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara

menggerakkan kerabat kerja (bawahan) agar bekerja dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.

Pengawasan ( Controlling) disebut juga fungsi pengendalian. Suatu proses untuk mengukur

atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan. Dengan

adanya pengawasan ini, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan atau penyimpangan.

Disamping itu, Forecasting (Peramalan)sering dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Forecasting ialah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap

berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat

dilakukan.

2.3 Prinsip Manajemen

Di atas telah dijelaskan bahwa manajemen itu berarti proses pencapaian tujuan melalui kerja

orang lain. Untuk dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien maka harus didasarkan

pada prinsip-prinsip manajemen.

Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak

boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar

prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja

diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Menurut Henry Fayol, prinsip-prinsip manajemen

terdiri dari empat belas macam, yaitu:

1. Pembagian kerja yang berimbang

Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang

manajer hendaknya tidak bersifat pilih kasih atau pilih bulu, melainkan harus bersikap

sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang.

2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas

repository.unisba.ac.id

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

18

Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberiwewenang sepenuhnya untuk

melaksanakan tugasnya itu dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada

atasan langsung.

3. Disiplin

Disiplin ialah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai

dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan

rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.

4. Kesatuan perintah

Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah

dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari

beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja

tersebut.

5. Kesatuan arah

Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan

langsung serta didasarkan pada rencana kerjayang sama (satu tujuan, satu rencana,

dan satu pimpinan).

6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi

Ketika seseorang sedang bekerja sebagai kerabat kerja, maka semua kepentingan

pribadi harus dikesampingkan/diabaikan atau disimpan dalam hati.

7. Penggajian

Pemberian gaji dan cara pembayarannya hendaknya diusahakan sedapat mungkin bisa

memuaskan.

8. Pemusatan wewenang (sentralisasi)

Wewenang atau kewenangan untuk menentukan kebijaksanaan umum hendaknya

dipegang oleh administrator (sentralisasi/dari pusat).

repository.unisba.ac.id

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

19

9. Jenjang jabatan (hierarki)

Para karyawan harus tunduk dan taat kepada mandor, para mandor harus tunduk dan

taat kepada kepala seksi (manajemen tingkat rendah), para kepala seksi harus tunduk

dan taat kepada kepala bagian (manajemen tingkat menengah) dan para kepala bagian

harus tunduk dan taat kepada administrator (manajemen tingkat atas).

10. Tata tertib

Di dalam tata tertib terdapat perintah dan larangan, perizinan dan berbagai peraturan

lainnya yang menjamin kelancaran pekerjaan segenap kerabat kerja tanpa kecuali.

11. Keadilan

Segenap karyawan harus dianggap sama pentingnya dan sama baiknya serta kalau

terjadi perselisihan antar mereka tidak bolehada yang dibela, melainkan harus dilerai

melalui musyawarah dan mufakat berdasarkan rasa kekeluargaan.

12. Pemantapan jabatan

Setiap pejabat atau karyawan hendaknya tidak seringdiubah-ubah tugas dan

jabatannya.

13. Prakarsa

Prakarsa atau inisiatif yang timbul di kalangan kerabat kerja hendaknya mendapat

penghargaan/sambutan yang layak.

14. Solidaritas atau rasa setia kawan

Rasa setia kawan biasanya muncul berkat kerja sama dan hubungan baik antar kawan.

Hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan yang positif,

konstruktif dan rasional.

repository.unisba.ac.id

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

20

2.4 Sepuluh Keputusan Strategis Manajemen Operasional

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:56-57), diferensiasi, biaya rendah dan respons

yang cepat dapat dicapai saat manajer membuat keputusan efektif dalam sepuluh wilayah

manajemen operasional. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan operasi (operations

decisions). Berikut sepuluh keputusan manajemen operasional yang mendukung misi dan

menerapkan strategi:

a. Perancangan barang dan jasa.

Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi yang

akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas dan sumber daya manusia bergantung pada

keputusan perancangan.

b. Kualitas.

Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan dan prosedur

dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai standar kualitas tersebut.

c. Perancangan proses dan kapasitas.

Keputusan proses yang diambil membuat manajemen mengambil komitmen dalam

hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia dan pemeliharaan yang

spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar

suatu perusahaan.

d. Pemilihan lokasi.

Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan.

e. Perancangan tata letak.

Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan teknologi

dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak.

f. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan.

repository.unisba.ac.id

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

21

Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem.

Karenanya, kualitas lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhan,

dan upah yang harus ditentukan dengan jelas.

g. Manajemen rantai pasokan.

Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli.

h. Persediaan.

Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan pelanggan, pemasok,

perencanaan produksi dan sumber daya manusia dipertimbangkan.

i. Penjadwalan.

Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus dikembangkan.

j. Pemeliharaan.

Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan.

2.4.1 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi

Menurut Sofjan Assauri (2008:27) ruang lingkup Manajemen Operasi dan Produksi

mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, serta pengoperasian dari

sistem produksi dan operasi. Pembahasan dalam perancangan atau desain dari sistem

produksi dan operasi meliput :

1. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (produk).

Kegiatan produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk, berupa barang dan

jasa, secara efektif dan efisien, serta dengan mutu atau kualitas yang baik. Oleh karena

itu setiap kegiatan produksi dan operasi harus di mulai dari penyelesaian dan

perancangan produk yang akan di hasilkan. Kegiatan ini harus diawali dengan kegiatan-

kegiatan penelitian atau riset, serta usaha-usaha pengembangan produk yang sudah ada.

Dengan hasil riset dan pengembangan produk, maka diseleksi dan di putuskan produk

repository.unisba.ac.id

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

22

apa yang akan dihasilkan dan bagaimana desai dari produk itu, yang mnggambarkan pula

spesifikasi dari produk tersebut.

2. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.

Setelah produk didesain, maka kegaitan yang harus dilakukan untuk merealisasikan

usaha untuk menghasilkanya adalah menentukan jenis prose yang akan di pergunakan

serta peralatanya.

3. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi.

Untuk menjamin kelancaran perusahaan maka sangat penting peran dari pemilihan lokasi

dan site perusahaan dan unit produksinya. Dalam pemilihan lokasi dan site tersebut,

perlu memperhatikan faktor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan dari sumber-

sumber bahan dan masukan (inputs), serta biaya pengangkutan dari barang jadi kepasar.

4. Rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses.

Rancangan tata letak harus mempertimbangkan berbagai faktor antara lain adalah

kelancaran arus kerja, optimalisasi dari waktu pergerakan dalam proses, kemungkinan

kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses akan meminimalisasi biaya yang

timbul dari pergerakan dalam proses atau material handling.

5. Rancangan tugas pekerjaan.

Dalam melaksanakan fungsi produksi dan operasi, maka organisasi kerja harus disusun,

karena organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaaan tugas pekerjaan, merupakan alat atau

wadah kegiatan yang hendaknya dapat membantu pencapaian tujuan erusahaan atau unit

produksi dan operasi tersebut.

6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas

repository.unisba.ac.id

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

23

Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan

tujuan produksi dan operasi, serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar atau kunci untuk

lima bidang, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu atau kualitas.

Pembahasan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi akan mencakup

(Sofjan Assauri, 2008:29) :

1. Penyusunan rencana produksi dan operasi

Dalam rencana produksi dan operasi harus tercakup penetapan target produksi,

sdieduling, routing, dispatching dan follow-up. Perencanaan produksi dan operasi

merupakan kegiatan awal dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi.

2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan baku

Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh kelancaran tersedianya

bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi dan operasi tersebut.

3. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.

Dalam pembahasan pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan ini akan dicakup

tentang penting dan peranan dari kegiatan pemeliharaan atau perawatan, macam-macam

kegiatan pemeliharaan atau perawatan, syarat-syarat bagi terlaksananya kegiatan

pemeliharaaan atau perawatan yang efektif dan efisin, serta proses pelaksanaan kegiatan

pemeliharaan dan perawatan mesin dan peralatan.

4. Pengendalian mutu.

Terjaminya hasil atau keluaran dari proses produksi dan operasi menentukan

keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan operasi. Dalam rangka ini maka

perlu di pelajari kegiatan pengendalian mutu. Pembahasan yang tercangkup dalam

pengenalian mutu antara lain adalah maksud dan tujuan kegiatan pengendalian mutu,

proses kegiatan perencanaan dan pengendalian mutu, peran pengendalian proses dan

repository.unisba.ac.id

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

24

produk dalam pengendalian mutu, tekhnik dan perlatan pengendalian mutu, serta

pengendalian mutu secara statistik (statistical quality control).

5. Manajemen tenaga kerja (sumber daya manusia).

Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan oleh kemampua

dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusianya

2.5 Strategi Manajemen Operasional

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:51), perusahaan mencapai misi mereka melalui

tiga cara yakni:

a. Bersaing dalam diferensiasi.

Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan. Diferensiasi harus

diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang mencakup segala sesuatu

mengenai produk atau jasa yang mempengaruhi nilai dimana konsumen dapatkan

darinya.

b. Bersaing dalam biaya.

Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum sebagaimana yang

diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh keputusan manajemen

operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan biaya dan tetap memenuhi nilai

harapan pelanggan. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau kualitas barang

menjadi rendah.

c. Bersaing dalam respons.

Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengembangan dan pengantaran barang yang

tepat waktu, penjadwalan yang dapat diandalkan dan kinerja yang fleksibel. Respons

yang fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan memenuhi perubahan yang terjadi

di pasar dimana terjadi pembaruan rancangan dan fluktuasi volume.

repository.unisba.ac.id

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

25

Tiga strategi yang ada masing-masing memberikan peluang bagi para manajer operasi untuk

meraih keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing berarti menciptakan sistem yang

mempunyai keunggulan unik atas pesaing lain. Idenya adalah menciptakan nilai pelanggan

(customer value) dengan cara efisien dan efektif.

2.6 Pengertian Manajemen Operasi

Manajemen operasi dan produksi terdiri dari kata manajemen dan operasi/produksi.

Para ahli manajemen, mempunyai banyak definisi tentang manajemen. Manajemen adalah

tindakan atau kegiatan merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, mengkoordinasikan dan

mengontrol untuk mencapai tujuan organisasi. Operasi adalah kegiatan untuk mengubah

input menjadi sehingga lebih berdaya guna daripada bentuk aslinya. Operasi sering

didefinisikan sebagai transformasi input (manusia, mesin, modal, dan manajemen) menjadi

output (barang dan jasa) dengan tujuan meningkatkan nilai (value). Ini menegaskan bahwa

tujuan dari operasi adalah menciptakan nilai. Proses transformasi itu sendiri dapat

digambarkan sebagai serangkaian aktivitas sepanjang rantai nilai (value chain) dari mulai

supplier ke konsumen. Aktivitas yang tidak meningkatkan nilai harus dihilangkan.

Manajemen operasi mendesain, mengelola, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas

produksi/sistem transformasi input tersebut. Dalam manajemen operasi, perusahaan

menjamin bahwa proses transformasi yang dilaksanakan memiliki nilai yang lebih besar

dibandingkan dengan penjumlahan input-input yang digunakan.

Sedangkan istilah produksi dan operasi sering dipergunakan dalam suatu organisasi

yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang maupun jasa. Manajemen

produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan

penggunaan sumber-sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk

repository.unisba.ac.id

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

26

menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa. Dengan pengertian ini,

maka dalam istilah manajemen tercakup semua kegiatan atau aktivitas yang menghasilkan

barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan yang mendukung atau menunjang usaha untuk

menghasilkan barang atau jasa itu. Sehingga dengan demikian dapatlah disadari bahwa

manajemen produksi dan operasi selalu terdapat dan berguna hampir semua organisasi,

seperti pabrik pengolahan atau indsutri manufaktur, perbankan, perhotelan, pelayanan dan

sebagainya. (Sofjan Assauari, 2008:19).

Adapun beberapa pakar yang mengartikan manajemen operasi yang berbeda-beda di

antaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Soentoro Ali Idris (2001: 1) dalam bukunya cara mudah belajar Manajemen

Operasi bahwa dari perkembangan dari konsep produksi yang menyangkut masalah produksi

riel. Jadi operasi (operation) merupakan proses transformasi input menjadi output yang

mempunya nilai lebih tinggi dibandingkan inputnya.

Manajemen operasional menurut Richard L. Daft (2006 : 216) adalah “bidang

manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat – alat dan

tekhink – tekhnik khusus untuk memecahkan masalah – masalah produksi”.

Sedangkan Manajemen operasi menurut Chase, Jacobs, dan Aquilano (2004:6) adalah

suatu rancangan operasi dan perbaikan dari suatu sistem penyampaian yang dibuat terutama

barang dan jasa. Dengan kata lain suatu barang atau jasa tidak dapat diproduksi jika tidak ada

pengendalian manajemen operasional dari suatu perusahaan atau organisasi.

Selain itu menurut Berry Render dan Jay Heizer yang diterjemahkan oleh

Dwianoegrahwati S. dan Indra Almahdy ( 2006:4) manajemen operasi adalah “Serangkaian

repository.unisba.ac.id

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

27

aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input

menjadi output”.

Dari penjelasan manajemen operasi menurut beberapa para ahli di atas, maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa manajemen operasi adalah perencanaan rancangan desain,

pengendalian operasi, dan pengembangan sistem dan teknik untuk menciptakan dan

mendistribusikan sumber daya yang ada menjadi barang dan jasa yang lebih bernilai dan

bermanfaat.

2.7 Pengertian Manajemen Pengendalian

Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan

dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga

dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Satu hal yang harus dipahami,

bahwa pengendalian dan pengawasan adalah hal yang berbeda karena pengawasan

merupakan bagian dari pengendalian. Dalam pelaksanaan pengendalian kualitas ada beberapa

faktor yang dapat menentukan atau setidaknya terpengaruh terhadap baik atau tidaknya

kualitas dari produk yang dihasilkan. Seperti kualitas bahan baku dengan mutu terbaik agar

dapat menghasilkan keluaran atau output yang bermutu pula. Akan tetapi tidak hanya bahan

baku saja yang berpengaruh terhadap produksi, aspek lain juga ikut mempengaruhi mutu dari

output tersebut. Aspek lain tersebut diantarnya adalah mesin, tenaga kerja, ataupun teknologi.

Dengan terpenuhinya setiap aspek – aspek tersebut akan memperlancar proses produksi dan

juga menghindari waktu tunggu (lead time), yang akan memberikan banyak manfaat bagi

industri dan akan menaikan pencritraan dimata konsumen.

Pengendalian menurut Nafarin (2007:30) menjelaskan bahwa pengendalian berarti

mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara:

a. membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)

repository.unisba.ac.id

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

28

b. melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau bila terdapat penyimpanan

merugikan.

Menurut Garrison (2003:97), pengendalian adalah proses penentuan, apa yang dicapai

yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan yaitu

perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.

Sedangkan menurut Welsch (2000:5) pengawasan dan pengendalian didefinisikan

sebagai proses mengukur dan mengevaluasai kinerja aktual dari setiap bagian organisasi dari

suatu perusahaan dan kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu usaha

yang di lakukan sebuah perusahaan dengan rancangan yang sudah di tentukan oleh

perusahaan dilakukan sebelum proses dan setelah proses yakni hingga hasil akhir untuk

menentukan standarisasi apa yang harus di dicapai, dan membuat tindakan yang tepat apabila

perlu dilakukan perbaikan – perbaikan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.8 Pengertian Mutu

Mutu merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu produk

menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti harga dan pelayanan. Produk

yang bermutu akan memiliki daya saing dan tingkat keberterimaan yang tinggi. Mutu

menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Mutu tidak semata – mata

menjadi tanggung jawab bagian produksi namun menjadi perhatian semua pihak dalam

perusahaan. Goetshc dan Davis dalam Fandy Tjiptono (2005:10) mendefinisikan “mutu

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses

dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Istilah mutu sering diucapkan dalam

kehidupan sehari – hari. Namun dalam praktek, pengertian mutu dapat beraneka ragam. Mutu

repository.unisba.ac.id

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

29

biasanya dinilai dari penampilan, tingkat kerja, atau pemenuhan terhadap persyaratan. Suatu

produk dikatakan bermutu jika eksklusif, harganya mahal, memiliki ketelitian tinggi, lebih

tahan lama, lebih kuat, lebih menarik, atau lebih nyaman dipakai. Mutu dari sudut pandang

setiap orang pasti berbeda, demikian pula mutu dari sudut pandang konsumen dan produsen .

Berikut adalah beberapa pengertian mutu menurut para ahli :

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:92) yang diadopsi oleh American Society

for Quality Control, pengertian mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau

jasa yang menunjukan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak

jelas maupun yang tersembunyi.

Sedangkan menurut Kotler ( 2002 : 67 ), “Mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari

suatu produk yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau yang tersirat.”

Dan menurut Lovelock (dalam laksana, 2008:88) mendifinisikan mutu sebagai tingkat

yang diharapkan, dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.

Dari pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa setiap produk yang

diciptakan oleh perusahaan bertujuan untuk memenuhi suatu persyaratan tertentu dan

kebutuhan tertentu. Dalam memenuhi kebutuhan tertentu tersebut maka diperlukan unsur dan

karakteristik tertentu untuk kebutuhan tersebut.

Tidak ada suatu definisi mutu yang secara universal dapat diterapkan pada semua

jenis organisasi atau perusahaan. Setiap perusahaan perlu mendefinisikan arti mutu bagi

dirinya dalam melayani pelanggan, karyawan, pemilik saham, pasar, dan masyarakat.

repository.unisba.ac.id

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

30

Pengertian mutu sedapat mungkin mencerminkan visi organisasi, misi, dan nilai – nilai yang

dianut perusahaan.

2.9 Pengertian dan Tujuan Pengendalian Mutu

2.9.1 Pengertian Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara

berkesinambungan, sistemati, dan objektif dalam memantau dan menilai barang, jasa,

maupun pelayanan yang dihasilkan perusahaan atau institusi dibandingkan dengan standar

yang ditetapkan serta menyelesaikan masalah yang ditemukan dengan tujuan memperbaiki

mutu.

Berikut beberapa pengertian pengendalian mutu menurut para ahli:

Pengendalian mutu menurut (Sukanto, 2000 : 245), “Alat bagi manajemen untuk

memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi

dan mengurangi jumlah bahan yang rusak.”

Menurut Vincent Gasperz (2005:480) pengendalian mutu adalah aktivitas yang

berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, dan bukan berfokus pada upaya

mendeteksi kerusakan saja.

Menurut C. Rudy Prihantoro (2013:6) Pengendalian mutu adalah suatu sistem kendali

yang efektif untuk mengkoordinasikan usaha – usaha penjagaan kualitas, dan sehingga

diperoleh suatu produksi yang sangat ekonomis serta dapat memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen.

repository.unisba.ac.id

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

31

Menurut Ravianto dalam konsep pengendalian mutu (2013:4) , pengendalian mutu

adalah memutarkan siklus PDCA, yaitu melakukan perencanaan, pengerjaaan, atau proses,

pengecekan atau evaluasi dan aksi perbaikan terhadap masalah yang berkaitan dengan

kualitas.

Jadi menurut pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian

mutu adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menetapkan dan mencapai standar dengan

melakukan pengawasan, pengujian, pengendalian, dan perbaikan pada bahan baku dari awal

produksi hingga akhir demi mencapai standar yang diinginkan.

2.9.2 Tujuan Pengendalian Mutu

dalam kegiatan pengendalian mutu, setiap perusahaan pasti memiliki tujuan tertentu

yang telah ditentukan. Oleh karena itu kegiatan pengendalian mutu merupakan hal yang

penting untuk dilakukan perusahaan demi mencapai tujuan dan keberhasilan dalam proses

produksi.

menurut Assauri (2008:299), mengatakan bahwa tujuan dari pengendalian mutu

adalah :

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat diperkecil sekecil mungkin.

3. Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan mutu

produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa

kualitas mutu produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah

ditetapkan dengan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Pengendalian mutu juga tidak

repository.unisba.ac.id

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

32

dapat dilepaskan dari pengendalian produksi karena pengendalian mutu merupakan bagian

dari pengendalian produksi. Pengendalian produksi baik secara mutu ataupun kuantitas

merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena

semua kegiatan produksi yang dilaksanakan akan dikendalikan, supaya barang dan jasa yang

dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana penyimpangan –

penyimpangan yang terjadi diusahakan serendah – rendahnya.

2.9.3 Manfaat Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control)

Menurut Sofjan Assauri (2001:223), manfaat/ keuntungan melakukan pengendalian

kualitas secara statistik adalah:

1. Pengawasan (control), di mana penyelidikan yang diperlukan untuk dapat

mentapkan statistical control mengharuskan bahwa syarat-syarat kualitas pada

situasi itu dan kemampuan prosesnya telah dipelajari hingga mendetail. Hal ini

akan menghilangkan beberapa titik kesulitan tertentu, baik dalam spesifikasi

maupun dalam proses.

2. Pengerjaan kembali barang-barang yang telah diapkir (scrap-rework). Dengan

dijalankannya pengontrolan, maka dapat dicegah terjadinya penyimpangan-

penyimpangan dalam proses. Sebelum terjadi hal-hal yang serius dan akan

diperoleh kesesuaian yang lebih baik antara kemampuan (process capability)

dengan spesifikasi, sehingga banyaknya barang-barang yang diapkir (scrap) dapat

dikurangi sekali. Dalam perusahaan pabrik sekarang ini, biaya-biaya bahan sering

kali mencapai 3 sampai 4 kali biaya buruh, sehingga dengan perbaikan yang telah

dilakukan dalam hal pemanfaatan bahan dapat memberikan penghematan yang

menguntungkan.

3. Biaya-biaya pemeriksaan, karena Statistical Quality Control dilakukan dengan

jalan mengambil sampel-sampel dan mempergunakan sampling techniques, maka

repository.unisba.ac.id

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

33

hanya sebagian saja dari hasil produksi yang perlu untuk diperiksa. Akibatnya

maka hal ini akan dapat menurunkan biaya-biaya pemeriksaan.

2.10 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mutu

Mutu dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa suatu barang dapat

memenuhi tujuannya. Seringkali terdapat permasalahan pada mutu oleh beberapa faktor.

Berikut adalah beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi mutu menurut Basterfield

(2009:180):

a. Man (tenaga kerja)

Faktor tenaga kerja sangat berperan penting dalam menentukan kualitas produk

dari tahap perencanaan produk tersebut sampai ke tangan konsumen.

b. Materials (bahan baku)

Kualitas bahan baku akan sangat mempengaruhi kualitas dari suatu barang dan

jasa. Jadi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas maka

bahan baku yang tersedia harus berkualitas juga.

c. Method (metode kerja)

d. Metode kerja yang digunakan suatu organisasi akan sangat mempengaruhi

kualitas dari hasil produksi barang atau jasa. Metode kerja haruslah baik dari

perencanaan sampai ke pelaksanaannya.

e. Machine (mesin)

Pengendalian, penggunaan dan perawatan mesin haruslah dilakukan dengan baik

agar proses produksi dapat berjalan dengan lancer sehingga mencapai hasil yang

diharapkan.

repository.unisba.ac.id

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

34

f. Environment (lingkungan)

Lingkungan produksi haruslah dapat mendukung jalannya proses produksi,

sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer dan menghasilkan produk

yang sesuai dengan harapan.

Kemudian adalah beberapa faktor yang mempengaruhi mutu (Eddy Harjanto

2008:396):

1. Bahan baku tidak sesuai/sempurna

2. Mesin dan alat produksi lain tidak digunakan secara tepat

3. Desain tidak sesuai harapan pelanggan

4. Inspeksi dan pengujian tidak tepat

5. Tempat penyimpanan barang dan pengemasan tidak memadai

6. Waktu pengiriman tidak tepat

7. Sistem penandaan tidak jelas

8. Tenaga ahli/terlatih yang dapat menganalisa penyimpanan kurang

9. Kesadaran akan mutu rendah

10. Komunikasi tidak lancar

Dari masalah di atas tersebut ada sebagian masalah yang mudah diperbaiki, seperti

tidak sesuainya bahan baku atau penggunaan peralatan kerja yang salah, namun sebagian lain

sangat sulit diperbaiki, seperti kurang nya kesadaran akan mutu. Dengan memperbaiki

kekurangan yang terjadi di atas, masalah mutu dapat diminimalkan. Perbaikan atau

pencegahan yang mungkin terjadi pada faktor penyebab rendahnya mutu akan membawa

perusahaan menuju ke tujuan yang diharapkan. Secara khusus mutu juga turut berpengaruh

kepada perusahaan dalam hal – hal sebagai berikut:

1. Citra perusahaan

repository.unisba.ac.id

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

35

Mutu produk dari suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap reputasi perusahaan.

Setiap perusahaan harus mengusahakan produknya memenuhi syarat mutu sehingga

membawa citra positive bagi perusahaan itu

2. Keunggulan

Produk yang bermutu baik tentu akan disukai oleh pelanggan, sehingga permintaan

meningkat dan serta mendorong kearah peningkatan keuntungan dan pangsa pasar.

Produk yang bermutu baik juga meningkatkan pemenuhan kesesuaian terhadap

persyaratan, sehingga mengurangi pengerjaan ulang (rework) atau produk yang

terbuang (scrape). Dengan demikian biaya menjadi lebih rendan dan keuntungan

meningkat.

3. Produktivitas

Produktivitas dan mutu saling berkaitan. Produk yang bermutu rendah akan

mempengaruhi produktivitas selama proses pembuatan. Dengan demikian,

peningkatan dan pemeliharaan mutu dapat memberikan efek positive bagi

produktivitas perusahaan.

4. Liabilitas

Perusahaan yang produknya gagal atau menyebabkan masalah harus berani

bertanggung jawab terhadap kerusakan atau kecelakaan yang terjadi atas penggunaan

produk tersebut.

2.11 Langkah-langkah Pengendalian Mutu

Menurut Schroeder (2000:135) usaha pengendalian mutu yang baik haruslah dapat

dikelola dengan baik, tersistem dan menyeluruh sesuai dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

repository.unisba.ac.id

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

36

1. Menentukan karakteristik kualitas

Sebelum melakukan pengendalian kualitas perlu ditetapkan karakteristik produk

yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Setelah itu dilakukan

perencanaan tentang atribut produk yang dapat memenuhi karakteristik kualitas

tersebut.

2. Memutuskan cara mengukur setiap kualitas produk tersebut

Dalam tahap ini harus ditentukan metode atau alat yang akan digunakan untuk

mengukur apakah karakteristik produk tersebut telah berkualitas atau belum.

3. Memutuskan standar kualitas

Dalam tahap ini ditentukan standar yang akan menjadi pembatasan kualitas suatu

produk.

4. Membentuk suatu program inspeksi yang melibatkan tenaga kerja

Dalam tahap ini dilakukan program inspeksi dengan mengambil beberapa sampel

yang akan diuji apakah sudah memenuhi standar yang telah ditentukan atau

belum.

5. Menemukan dan memperbaiki sebab-sebab kualitas yang rendah.

Jika dalam inspeksi ditemukan kualitas yang rendah dan tidak sesuai dengan

standar yang telah direncanakan maka harus dicari penyebab rendahnya kualitas

tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan merencanakan dan merancang tindakan

perbaikan terhadap kualitas yang rendah tersebut.

Menurut Ravianto dalam buku Konsep Pengendalian Mutu mengatakan proses

pengendalian mutu adalah memutarkan siklus PDCA, yaitu melakukan perencanaan,

pengerjaan atau proses, pengecekan atau evaluasi dan aksi perbaikan terhadap masalah yang

berkaitan dengan kualitas. Hakikatnya siklus PDCA adalah suatu metode untuk melakukan

perbaikan secara berkelanjutan. Siklus PDCA ditunjukan oleh gambar berikut:

repository.unisba.ac.id

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

37

Gambar 2.1 Siklus PDCA

Sumber: Ravianto dalam buku Konsep Pengendalian Mutu

Siklus PDCA merupakan penerapan dari konsep pengendalian mutu dan untuk

mendapatkan hasil yang maksimal, maka pengendalian mutu harus dilakukan dengan

maksimal pula, caranya dengan menerapkan asas-asas pengendalian mutu maksimal.

Menerapkan asas-asas pengendalian mutu maksimal perlu langkah-langkah pada masing-

masing tahapan, antara lain:

a. Tahapan perencanaan (Plan)

1. Harus ditentukan proses mana yang perlu diperbaiki, yaitu proses yang berkaitan

erat dengan misi organisasi dan tuntutan pelanggan.

2. Menentukan perbaikan apa yang akan dilakukan terhadap proses yang dipilih.

3. Menentukan data dan informasi yang diperlukan untuk memilih proses yang

paling relevan dengan perusahaan.

repository.unisba.ac.id

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

38

b. Tahap Pelaksanaan (Do)

1. Mengumpulkan informasi dasar tentang jalannya proses yang sedang berlangsung.

2. Melakukan perubahan yang dikehendaki untuk dapat diterapkan, dengan

menyesuaikan keadaan nyata yang ada, sehingga tidak menimbulkan gejolak.

3. Kembali mengumpulkan perbaikan atau tidak.

c. Tahap Pemeriksaan (Check)

Menafsirkan perubahan dengan menyusun data yang sudah terkumpul dalam grafik.

Grafik yang lazim dipakai dalam dalam pengendalian mutu, yaitu analisis,

merangkum serta menafsirkan data dan informasi untuk mendapatkan kesimpulan.

d. Tahap Tindakan Perbaikan (Action)

1. Memutuskan perubahan mana yang akan diimplementasikan, jika perubahan yang

dilakukan berhasil bagi perbaikan preses, maka perlu disusun prosedur yang baku.

2. Adanya pelatihan ulang dan tambahan bagi karyawan agar adanya perubahan yang

baik.

3. Pengkajian apakah mempunyai efek negative pada bagian lain atau tidak.

4. Penentuan perubahan untuk menjaga agar seluruh karyawan melaksanakan apa

yang diharapkan dalam prosesdur yang telah digariskan.

2.12 Statistical Quality Control

2.12.1 Pengertian Statistical Quality Control

Stastistical Quality Control adalah alat bantu manajemen untuk menjamin kualitas.

Pengujian statistic diperlukan untuk menyelesaikan masalah seperti ini, dan dalam Statistical

Quality Control teknik teknik tersebut diaplikasikan guna memeriksa dan menguji data untuk

menentukan standard an mengecek kesesuaian produk untuk mencapai operasi manufaktur

yang maksimum dam biasanya menghasilkan biaya kualitas yang lebih rendah dan

repository.unisba.ac.id

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

39

menaikkan tingkat posisi kempetitif. Ada pengertian yang dikemukakan oleh para ahli

sebagai berikut.

Menurut Heizer dan Render (2006:286) mengemukakan bahwa pengertian dari

statistical quality control adalah sebuah teknik statistik yang digunakan secara luas untuk

memastikan bahwa proses memenuhi standar.

Menurut Sofjan Assauri (2009:291) mengemukakan bahwa pengertian dari statistical

quality control adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform

dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan menerapkan bantuan

untuk menerapkan bantuan untuk mencapai efisiensi.

Sedangkan menurut Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs.

(2001:291), statistical quality control diartikan sebagai: pengendalian kualitas secara

statistika adalah satu teknik berbeda yang didesain untuk mengevaluasi kualitas ditinjau dari

sisi kesesuaian dengan spesifikasinya.

2.12.2 Alat Bantu Dalam Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control)

Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan SQC (Statistical Quality

Control), mempunyai 7 (tujuh) alat statistik utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu

untuk mengendalikan kualitas sebagaimana juga disebutkan oleh Heizer dan Render dalam

bukunya manajemen operasi (2006:263-268), antara lain check sheet, histogram, control

chart, diagram pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram dan diagam proses

repository.unisba.ac.id

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

40

Gambar 2.2

Alat Bantu Pengendalian Kualitas

1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan alat pengumpul dan penganalisis

data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang yang diproduksi dan

jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya. Tujuan digunakannya check

sheet ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data dan analisis, serta untuk

mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan

repository.unisba.ac.id

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

41

mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak. Pelaksanaannya dilakukan

dengan cara mencatat frekuensi munculnya karakteristik suatu produk yang berkenaan

dengan kualitasnya. Data tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengadakan analisis

masalah kualitas. Adapun manfaat dipergunakannya check sheet yaitu sebagai alat untuk:

a. Mempermudah pengumpulan data terutama untuk mengetahui bagaimana

suatu masalah terjadi.

b. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sedang terjadi.

c. Menyusun data secara otomatis sehingga lebih mudah untuk dikumpulkan.

d. Memisahkan antara opini dan fakta.

gambar 2.2

contoh gambar check sheet

Sumber Jay Heizer and Barry Render, 2004

2. Diagram Sebar (Scatter Diagram)

Scatter diagram atau disebut juga dengan peta korelasi adalah grafik yang

menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut

kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk.

Pada dasarnya diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk

menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan menentukan jenis hubungan

dari dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Dua variabel

yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang

mempengaruhinya.

repository.unisba.ac.id

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

42

gambar 2.3

contoh gambar diagram sebar (scatter)

Sumber Jay Heizer and Barry Render, 2004

3. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna untuk

memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat

pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih

terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat

kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut.

Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh seorang pakar

kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan uraian grafis dari unsur-

unsur proses untuk menganalisa sumbersumber potensial dari penyimpangan proses. Faktor-

faktor penyebab utama ini dapat dikelompokkan dalam :

a. Material / bahan baku

b. Machine / mesin

c. Man / tenaga kerja

d. Method / metode

e. Environment / lingkungan

repository.unisba.ac.id

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

43

Adapun kegunaan dari diagram sebab akibat adalah:

a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah.

b. Menganalisa kondisi yang sebenarnya yang bertujuan untuk memperbaiki

peningkatan kualitas.

c. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

d. Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut.

e. Mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk

dengan keluhan konsumen.

f. Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan

dilaksanakan. Sarana pengambilan keputusan dalam menentukan pelatihan

tenaga kerja.

g. Merencanakan tindakan perbaikan.

Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab akibat adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi masalah utama.

b. Menempatkan masalah utama tersebut disebelah kanan diagram.

c. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada diagram utama.

d. Mengidentifikasi penyebab minor dan meletakannya pada penyebab mayor.

e. Diagram telah selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk menentukan

penyebab sesungguhnya.

repository.unisba.ac.id

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

44

gambar 2.4

contoh gambar diagram sebab – akibat (fishbone chart)

Sumber Jay Heizer and Barry Render, 2004

4. Diagram Pareto (Pareto Analysis)

Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan

pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok dan grafik baris yang

menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan. Dengan

memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga dapat

mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto adalah untuk

mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling

besar ke yang paling kecil. Kegunaan diagram pareto adalah:

a. Menunjukkan masalah utama.

b. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan.

c. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah tindakan perbaikan pada daerah yang

terbatas.

d. Menunjukkan perbandingan masing-masing persoalan sebelum dan setelah

perbaikan.

repository.unisba.ac.id

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

45

Diagram Pareto digunakan untuk mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang

penting, untuk mencari cacat yang terbesar dan yang paling berpengaruh. Pencarian cacat

terbesar atau cacat yang paling berpengaruh dapat berguna untuk mencari beberapa wakil dari

cacat yang teridentifikasi, kemudian dapat digunakan untuk membuat diagram sebab akibat.

Hal ini perlu untuk dilakukan mengingat sangat sulit untuk mencari penyebab dari semua

cacat yang teridentifikasi. Apabila semua cacat dianalisis untuk dicari penyebabnya maka hal

tersebut hanya akan menghabiskan waktu dan biaya dengan sia-sia.

5. Diagram Alir/ Diagram Proses (Process Flow Chart)

Diagram Alir secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan

menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup sederhana, tetapi

merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami sebuah proses atau menjelaskan

langkah-langkah sebuah proses. Diagram Alir dipergunakan sebagai alat analisis untuk:

a. Mengumpulkan data mengimplementasikan data juga merupakan ringkasan

visual dari data itu sehingga memudahkan dalam pemahaman.

b. Menunjukkan output dari suatu proses.

c. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang waktu.

d. Menunjukkan kecenderungan dari data sepanjang waktu.

e. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga

memeriksa perubahan-perubahan yang terjadi.

6. Histogram

Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam proses.

Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan

ukurannya. Manfaat histogram, yaitu:

a. Memberikan gambaran populasi.

b. Memperlihatkan variabel dalam susunan data.

repository.unisba.ac.id

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

46

c. Mengembangkan pengelompokan yang logis.

d. Pola-pola variasi mengungkapkan fakta-fakta produk tentang proses

7. Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan

mengevaluasi apakah suatu aktivitas/ proses berada dalam pengendalian kualitas secara

statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan

kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak

menunjukkan penyebab penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta

kendali. Manfaat peta kendali, yaitu:

a. Memberikan informasi apakah suatu proses produksi masih berada didalam

batas kendali atau tidak terkendali.

b. Memantau proses produksi secara terus-menerus agar tetap stabil.

c. Menentukan kemampuan proses (capability process).

d. Mengevaluasi performa pelaksanaan dan kebijaksanaan proses produksi.

e. Membantu menentukan kriteria batas penerimaan kualitas produk sebelum

dipasarkan.

Peta kendali juga digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan

dengan cara menetapkan batas-batas kendali:

a. Upper Control Limit (UCL)

Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan

b. Central Line (CL)

Merupakan garis yang melambangkan tidak adanya peyimpangan dari

karakteristik sampel.

repository.unisba.ac.id

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

47

c. Lower Control Limit (LCL)

Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik

sampel.

Dari pengendalian kualitas terdapat 2 kondisi yang dapat terjadi dalam proses

produksi, yaitu:

a. Proses Terkendali

Suatu proses dapat dikatakan terkendali apabila pola-pola alami dari nilai-nilai

variasi yang diplot pada peta memiliki pola:

1. Terdapat 2 atau 3 titik yang dekat dengan garis pusat.

2. Sedikit titik-titik yang dekat dengan batas kendali.

3. Titik-titik terletak bolak-balik diantara garis pusat.

4. Jumlah titik-titik pada kedua sisi dari garis pusat seimbang.

5. Tidak ada yang melewati batas-batas kendali.

b. Proses Tidak Terkendali

Beberapa titik pada peta kendali yang membentuk grafik, memiliki berbagai

macam bentuk yang dapat memberitahukan kapan proses dalam keadaaan

tidak terkendali dan perlu dilakukan perbaikan. Perlu diperhatikan, bahwa

adanya kemungkinan titik-titik tersebut dapat menjadi penyebab terjadinya

penyimpangan pada proses berikutnya. Ciri-ciri proses tidak terkendali pada

peta, yaitu:

1. Deret. Apabila terdapat 7 titik berturut-turut pada peta kendali yang selalu

berada diatas atau dibawah garis tengah secara berurutan.

2. Kecenderungan. Bila dari 7 titik berturut-turut cenderung maju ke atas atau

ke bawah garis tengah membentuk sekumpulan titik yang membentuk

sekumpulan titik yang membentuk garis yang naik turun.

repository.unisba.ac.id

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

48

3. Perulangan. Dari sekumpulan titik terdapat titik yang menunjukan pola

yang hampir sama dalam selang waktu yang sama.

4. Terjepit dalam batas kendali. Apabila dari sekelompok titik terdapat

beberapa titik pada peta kendali cenderung selalu jatuh dekat gaaris tengah

atau batas kendali atas maupun bawah (CL/ Central Line, UCL/ Upper

Control Limit, LCL/ Lower Control Limit).

5. Pelompatan. Apabila beberapa titik yang jatuh dekat batas kendali tertentu

secara tiba-tiba titik selanjutnya jatuh di dekat kendali yang lain.

Salah satu pola teknik untuk mengetahui pola yang tidak umum adalah dengan

membagi peta kendali ke dalam enam bagian yang sama dengan garis khayalan. Tiga bagian

di antara garis tengah dan batas kendali atas sedangkan tiga bagian lagi di antara garis tengah

dengan batas kendali bawah.

peta kendali yang secara garis besar di bagi menjadi 2 jenis:

1. Peta Kendali Variabel

Peta kendali variabel digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses

produksi yang bersifat variabel dan dapat diukur. Seperti: berat, ketebalan, panjang

volume, diameter. Peta kendali variabel biasanya digunakan untuk pengendalian

proses yang didominasi oleh mesin. Peta kendali variabel dibagi menjadi 2 :

a. Peta kendali rata-rata ( X bar Chart)

Digunakan untuk mengetahui rata-rata pengukuran antar sub grup yang diperiksa.

b. Peta kendali rentang (R chart)

Digunakan untuk mengetahui besarnya rentang atau selisih antara nilai

pengukuran yang terbesar dengan nilai pengukuran terkecil di dalam sub grup

yang diperiksa.

repository.unisba.ac.id

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

49

Penentuan garis pusat untuk mean dan range dicapai dengan perhitungan rumus :

∑ i

n

i 0 n

rata rata pengukuran untuk setiap observasi

R = X max – X min = range data sampel pada setiap kali observasi

R ∑Ri

g

i 1 g

garis pusat untuk pengendali range

Keterangan:

n = banyaknya saampel dalam tiap observasi atau sub kelompok

g = banyaknya observasi yang dilakukan

Ri = range untuk setiap sub kelompok

Xi = data pada sub kelompok atau sampel yang diambil

Dan untuk menentukan batas kendalinya digunakan rumus:

Batas Atas :

Batas Bawah :

Batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawah (BPB) untuk pengendali rata-

ratanya adalah :

Peta pengendali untuk range :

repository.unisba.ac.id

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

50

2. Peta Kendali Atribut

Peta kendali atribut digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses

produksi yang tidak dapat diukur tetapi dapat dihitung sehingga kualitas produk dapat

dibedakan dalam karakteristik baik atau buruk, berhasil atau gagal. Peta kendali

atribut dibagi menjadi 4 :

a. Peta kendali kerusakan (P Chart)

Digunakan untuk menganalisis banyaknya barang yang ditolak yang ditemukan

dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan terhadap total barang yang

diperiksa.

Menghitung jumlah unit proporsi kesalahan per sampel. Batas-batas kendali

dalam peta kendali p dihitung dengan rumus :

C ∑ pi

g

i 1g

Batas Atas C √ p 1 p

n

Batas Bawah C √ p(1 p)

n

Keterangan : = garis pusat peta pengendali proporsi kesalahan

pi = proporsi kesalahan setiap sampel atau sub kelompok dalam

setiap observasi

n = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi

g = banyaknya observasi yang dilakukan

λ = sigma

repository.unisba.ac.id

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

51

b. Peta kendali kerusakan per unit (NP Chart)

Merupakan peta kendali yang menginterpretasikan jumlah kerusakan dalam suatu

unit produk. Batas-batas kendali pada peta np dapat dihitung dengan rumus :

C ∑ np

g

i 1 g

Batas Atas C np √ np (1 np )

Batas Bawah C np √ np (1 np )

Keterangan : = rata-rata kerusakan per unit

n = jumlah unit yang diperiksa

np = jumlah kerusakan per unit

c. Peta kendali ketidaksesuaian (C Chart)

Digunakan untuk menganalisis dengan cara menghitung jumlah produk yang

mengalami ketidaksesuaian dengan cara spesifikasi.

Batas-batas kendali dalam peta kendali c dapat dihitung dengan menggunakan

rumus :

C c ∑ ci

g

i 1 g

Batas Atas C c √c

Batas Bawah C c √c

Keterangan : c garis pusat ci = banyaknya kesalahan pada setiap unit produk sebagai

sampel pada setiap kali obervasi

g = banyaknya observasi yang dilakukan

repository.unisba.ac.id

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

52

d. Peta kendali ketidaksesuaian per unit (U Chart)

Digunakan untuk menganalisa dengan cara menghitung jumlah produk yang

mengalami ketidaksesuaian per unit.

Peta kendali u (peta kendali u kecil) ini terlebih dahulu harus diketahui

banyaknya kesalahan untuk satu unit produk dengan rumus :

Garis pusat :

C u ∑ ci

g

i 1 ng

Batas Atas : C u √u

Batas Bawah : C u- √u

Keterangan :

ci = banyaknya kesalahan pada setiap unit produk sebagai sampel

pada setiap kali observasi

g = banyaknya observasi yang dilakukan

n = ukuran sampel

Peta kendali untuk jenis atribut ini memilik perbedaan dalam penggunaannya.

Perbedaan tersebut adalah peta kendali p dan np digunakan untuk menganalisis produk yang

mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki lagi, sedangkan peta kendali c dan u

digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami cacat atau ketidaksesuaian dan masih

dapat diperbaiki.

repository.unisba.ac.id

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Pengertian Manajemen

53

2.12.3 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Peta Kendali

Setelah data diperoleh telah mencukupi. Peta kendali dapat menunjukan apabila

terjadi penyimpangan dalam sebuah proses produksi, berikut ini beberapa keadaan yang

menunjukan bahwa terjadi penyimpangan dalam suatu proses produksi yang dapat dilihat

dari peta kendali Heizer & Render, Operations Management (2009 ; 256):

1. Terdapat titik pada peta kendali yang berada di luar garis batas kendali atas atau

batas kendali bawah

2. Kecenderungan kes setiap arah minimal terdapat 5 titik. Hal ini dapat disebebkan

oleh kinerja dari peralatan yang menurun.

3. Terdapat 2 titik yang terletak di dekat batas kendali atas atau batas kendali bawah

4. Terdapat 5 titik yang berurutan yang berada di atas atau di bawah garis pusat

(Central line)

Jika terjadi keadaan di atas. maka dinyatakan sebagai tingkah laku yang tidak

menentu, sehingga harus dilakukan penyelidikan terhadap proses tersebut. Setelah hasil peta

kendali u diperiksa atau dianalisis maka ditentukan terlebih dahulu jenis cacat yang paling

dominan terjadi penulis menggunakan diagram pareto dalam penelitian ini.

repository.unisba.ac.id