bab ii terminologi kepemimpinan dan tipologi …digilib.uinsby.ac.id/995/5/bab 2.pdf · menjadi...

49
19 BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI KEPEMIMPINAN DALAM AL-QUR’AN Kata terminologi dalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna peristilahan (kata-kata), dan merupakan cabang ilmu mengenai batasan atau definisi istilah. 1 Definisi menjadi penting sebagai pembatas bagi objek kajian tertentu. Bersandar pada definisi tersebut, kajian terminologi kepemimpinan dalam al-Qur’an merupakan upaya dan usaha menghadirkan istilah-istilah kepemimpinan yang digunakan al-Qur’an. Pada sisi lain, istilah-istilah tersebut berfungsi sebagai batasan, penguat bahkan pembeda bagi istilah-istilah lainnya. Sejatinya al-Qur’an tidak menjelaskan secara tersirat kata kepemimpinan. Hal ini karena kepemimpinan (leadership) merupakan istilah yang digunakan dalam manajemen organisasi. 2 Hanya saja ada kemiripan makna dan fungsi kepemimpinan yang dijelaskan al-Qur’an dengan makna atau istilah kepemimpinan yang dikehendaki manajemen organisasi. Kemiripan tersebut berupa pemaknaan istilah pemimpin dan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan. Al-Qur’an dengan jelas menggunakan beberapa istilah yang bermakna pemimpin, diantaranya khali> fah, ima> mah, wali> , ulial-amr, dan ra> ,i> . Semua istilah tersebut bermakna pemimpin atau orang yang memiliki tanggungjawab dan 1 Dendy Sugono, et al, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 1510. 2 Said Agil Husin al-Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Ciputat, PT. Ciputat Press, 2005), 193.

Upload: ngonhi

Post on 27-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

19

BAB II

TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI KEPEMIMPINAN

DALAM AL-QUR’AN

Kata terminologi dalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna

peristilahan (kata-kata), dan merupakan cabang ilmu mengenai batasan atau

definisi istilah.1 Definisi menjadi penting sebagai pembatas bagi objek kajian

tertentu. Bersandar pada definisi tersebut, kajian terminologi kepemimpinan

dalam al-Qur’an merupakan upaya dan usaha menghadirkan istilah-istilah

kepemimpinan yang digunakan al-Qur’an. Pada sisi lain, istilah-istilah tersebut

berfungsi sebagai batasan, penguat bahkan pembeda bagi istilah-istilah lainnya.

Sejatinya al-Qur’an tidak menjelaskan secara tersirat kata kepemimpinan.

Hal ini karena kepemimpinan (leadership) merupakan istilah yang digunakan

dalam manajemen organisasi.2 Hanya saja ada kemiripan makna dan fungsi

kepemimpinan yang dijelaskan al-Qur’an dengan makna atau istilah

kepemimpinan yang dikehendaki manajemen organisasi. Kemiripan tersebut

berupa pemaknaan istilah pemimpin dan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan.

Al-Qur’an dengan jelas menggunakan beberapa istilah yang bermakna

pemimpin, diantaranya khali>fah, ima>mah, wali>, ulial-amr, dan ra>,i>. Semua istilah

tersebut bermakna pemimpin atau orang yang memiliki tanggungjawab dan

1Dendy Sugono, et al, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008), 1510. 2Said Agil Husin al-Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,

(Ciputat, PT. Ciputat Press, 2005), 193.

Page 2: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

20

kemampuan dalam memimpin, mengarahkan, dan mendorong orang lain dalam

meraih tujuan tertentu. Berikut ini diuraikan istilah-istilah tersebut:

A. Pengertian Khali>fah

Kata Khali>fah terdiri dari tiga huruf pembentuk yaitu kh-l-f, al-

Qur’anmenyebutnya sebanyak 127 kali dalam 12 kata jadian.Makna kata

tersebut terbagi menjadi dua, pertama sebagai kata kerja yaitu

‘menggantikan’ atau ‘meninggalkan’,dan kedua bermakna sebagai kata

benda yaitu ‘pengganti’ atau ‘pewaris’.3

Seiring perjalanan waktu, makna kata khali>fah semakin melebar

dan bermakna variatif. Makna tersebut berupa jabatan kenegaraan atau

kesultanan, dan bermakna sebagai fungsi dan tujuan utama dilahirkannya

manusia di muka bumi.4 Dengan kata lain, khalifah memiliki dua makna

ganda yaitu sebagai pemimpin atau kepala pemerintahan, dan bermakna

sebagai ‘wakil’ Tuhan di bumi.

Dalam buku A Concordance of the Qur’an karya Hanna E. Kassis

(1983) yang dikutip Dawar Rahardjo dijelaskan beberapa kata jadian dari

kata kh-l-fdi dalam Al-Qur’an, sebagimana tertulis dalam tabel berikut

ini:

Bentuk Kata Arti

Khalafah menggantikan (to succed), menjadi pengganti (to be successor), mengambil, menjemput (to come

3Ibid., 194. 4Ibid., 194

Page 3: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

21

after), menggantikan tempat seseorang (to do in some one else’s place) setelah seseorang meninggalkan suatu tempat (after one leaver), seseorang yang tertinggal, ketinggalan, ditinggalkan (one who stays behind)

Khalf Pergantian (a succession), generasi penerus (succedding generation), terbelakang (behind), dari belakang (from behind), sesudah (after)

Khali>fah Wakil (a veciroy), pengganti (successor)

Khulafa>’ Bentuk kata jamak (plural) dari kata khali>fah

Khawa>lif Mereka yang ditinggal di belakang, tertinggal (those who stay behind); yang tidak berguna (the useless); (wanita) yang tertinggal di belakang (the women who stays behind)

Khila>f Sesudah (after), belakang (behind), sebagai pengganti (alternately), bertolak belakang (on the opposite), dibagian yang lain (on the alternate side)

Khilfah Bergantian, silih berganti (a succession)

Khallafa Meninggalkan (to leave behind), khullifa (ditinggalkan); orang yang ditinggalkan (mukhallaf)

Kha>lafah Menyalahi seseorang (to come behind another, to do something behind another’s back); menentang (to appose, go against); yukhtalifu (menyalahi)

Akhlafa Gagal (to fail), mengingkari janji (to break one’s word); orang yang gagal atau menyalahi janji (one who fail or break his word); mengingkari janji (yukhlifu); menghindari (yukhlafu); orang yang menyalahi janji (mukhlif)

Takhallafa Tidak ikut menyertai (yatakhallafu) Ikhtalafa Berlainan (to be at variance);

Page 4: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

22

menemukan sebab perbedaan (to find cause of disagreement); berbeda (to differ); mencari sebab perselisihan (to seek cause of dispute); pergantian (alternation); perbedaan (difference); sesuatu yang berbeda (that which is different), beraneka ragam (diverse); seseorang yang memiliki perbedaan (who is at varience); yang diperselisihkan (yakhtalifu), diperselisihkan (ukhtulifa); pergantian (ikhtila>f); tidak sama, berbeda (mukhtalif)

Istakhlafa Menunjuk sebagai pengganti (to make one successor);seseorang yang ditunjuk sebagai pengganti atau pewaris (one who is made a successor or inheritor); mengganti dengan (yastakhlifu); menjadikan seseorang menguasai (mustakhlaf)5

Pekembangan makna yang terjadi tak lepas dari peran para

mufassir dalam memaknai dan menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an.Hal ini

menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama

senantiasa menyandarkan dirinya pada teks-teks keagamaan, tak

terkecuali umat Islam. Di saat mereka menghadapi persoalan dalam

kehidupan, maka yang mereka lakukan adalah mencari solusi yang

disediakan teks-teks keagamaan. Pencarian tersebut bisa secara langsung

merujuk kepada teks keagaaman atau meminta petunjuk dan fatwa

5Dawan Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci, (Jakarta: Paramadina, 2002), 347-348.

Page 5: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

23

kepada para pemuka agama yang diyakini lebih mengetahui dan

memahami teks keagamaan.6

Proses pencarian dan pemahaman terhadap teks al-Qur’anlebih

dikenal dengan istilah tafsir. Tafsir dikenal sebagai cara menguraikan

bahasa, konteks dan pesan-pesan moral yang terkandung dalam teks atau

nash kitab suci.7Dalam proses pemahaman atau penafsiran tersebut tidak

lepas dari peran masing-masing pengkaji, sehingga ada kemungkinan

bahwa pemahaman atau penafsiran yang muncul dipengaruhi

pengkajiatau penafsir.

Munculnya kemungkinan-kemungkinan dalam pemahami dan

menafsirkan al-Qur’an, menjadikan pemahaman dan penafsiran tersebut

bersifat variatif dan subjektif. Variatif karena masing-masing pengkaji

atau penafsir memiliki latar belakang yang berbeda-beda, dan bersifat

subjektif karena hasil dari masing-masing pengkaji atau penafsir tidak

mutlak. Dengan kata lain, hasil dari kajian atau tafsiran masih bisa

diperdebatkan sebagai upaya mencari pemaknaan yang diyakini paling

tepat atau setidaknya mendekati ketepatan.

Beberapa ayat al-Qur’an yang bersentuhan langsung dengan terma

khali>fah antara lain;

6Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-

Interkonektif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 136. 7Ibid., 184.

Page 6: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

24

ذ إ ياألرض و ف ل نيجاع إ الئكة لم بكل ر يفة قال نس خل نـ حن و اء م كالد سف ي او يه فسدف يـ نـ ام يه ف ل ع واأجت قالون م ل االتـع م م نيأعل كقاإل سل د نـق دكو حم ب 8حب

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.9

بكسري إنـر اآتاكم يم ف وكم ل بـ ي ل جات ضدر ع بـ قـ فو ضكم ع بـ فـع ر ضو فاألر ئ خال كم ل ع الذجي هو قاب و الع عرحيم و غفور ل نـه 10إ

“Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaNya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”11

فك فكذ افانظركيـ ن ات وابآي ب االذينكذ ن قـ أغر فو امهخالئ ن ل جع و يالفلك ف ه ع نم م اهو ن يـ وهفنج ب ب اق انـعنذرين الم 12ة

“Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu”.13

وء كشفالس ي عاهو اد ذ إ ر ضط الم جيب ي نـ ون أم اتذكر يالم اللهقل ع هلم ضأإ األر فاء خل كم ل ع جي 14و

8 Al-Qur’an, (2): 30. 9 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: J-ART, 2005), 7. 10 Al-Qur’an, (6): 165. 11Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 151. 12 Al-Qur’an, (10): 73. 13Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 218. 14 Al-Qur’an, (27): 62.

Page 7: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

25

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”.15

مإال ندر مهع رينكفر زيدالكاف الي هو هكفر ي ل ع فـ كفر ن ضفم ياألر فف الئ كمخ ل ع الذجي زيهو الي او قت ماد خسار إال مه رينكفر كاف 16ال

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa diri sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.17

يال نسب ضلكع ىفي اهلو ع تب التـ قو احل الناسب ن يـ ضفاحكمبـ ياألر ف يفة اكخل لن ناجع إ ود او اد نالذيلل ي هإاحلساب م و انسوايـ شديدمب ذاب ع م ه يالللهل سب ن ع ضلونـ ي 18نـ

“Hai Daud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”.19

دم ع بـ ن م او ن يـ ت أ ت ألنـ قب نـ ام ين واأوذ ن قال ضفيـ ياألر فكمف ستخل ي دوكمو كع هل يـ بكمأنـ سىر اقالع ن تـ اجئون ل م ع فتـ 20ظركيـ

“Kaum Musa berkata; ‘kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang’. Musa menjawab; ‘Mudah-mudahan Allah membinasahkan musuhmu dan

15Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya., 383. 16 Al-Qur’an, (35): 39. 17Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 440. 18 Al-Qur’an, (38): 26. 19Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya,455. 20 Al-Qur’an, (7): 129.

Page 8: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

26

menjadikanmu khalifah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu”.21 Semua ayat tersebut di atas menghadirkan pemaknaan kata

khalifah sebagai pemimpin atau penguasa di atas bumi.22Kehadiran

manusia sebagai khalifah atau pemimpin menjadikan fungsi dan

kedudukan manusia lebih tinggi dibanding dengan mahluk lainnya.

Kekhalifaan manusia di muka bumi merupakan karunia terbesar

yang Allah berikan. Bagi imam al-Raghib, tugas manusia sebagai khalifah

memiliki kedudukan lebih tinggi daripada tugasnya sebagai hamba

Allah.Yusuf al-Qardlawi memberikan catatan, bahwa sebenarnya tugas

manusia sebagai khalifah selaras dengan tugas manusia sebagai hamba

Allah, sehingga pada diri manusia terdapat dua sisi yang tak mungkin

terpisahkan, yaitu sebagai hamba sekaligus khalifah.23

Pendapat imam al-Raghib dan Yusuf al-Qardlawi memiliki titik

temu pada fungsi manusia sebagai khalifah atau pemimpin. Keberadaan

manusia sebagai hamba Allah tidak menafikan tugas manusia sebagai

khalifah, sebagaimana tugas kekhalifaan manusia tidak serta-merta

menghilangkan tujuan utama penciptaan manusia sebagai hamba Allah.

21bid., 166. 22Said Agil Husin al-Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, 195. 23Yusuf al-Qardlawi, Fiqih Peradaban Sunnah sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan,

terj., Faizal Firdaus, (Surabaya; Dunia Ilmu, 1997), 306-307.

Page 9: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

27

Selain bermakna pemimpin atau penguasa, kata khalifah memiliki

makna sebagai penerus atau pengganti generasi sebelumnya. Hal ini

terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an antara lain;

دقـ ع بـ ن م فاء كمخل ل واإذجع اذكر نذركمو يـ منكمل جل ىر ل بكمع ر نـ م كر كمذ اء مأجن ت عجب ز أو نوحو م ولكم ع اللهل واآالء فاذكر ة سط ب ق ل ياخل ف حون ادكم فل 24تـ

“Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki diantaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) setelah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”.25

ع بـ ن م فاء خل كم ل ذجع واإ اذكر وت و ي بـ ال ب نحتوناجل تـ او ور اقص وهل نسه تخذومن ضت ياألر ف أكم و بـ و اد دعفسدين ضم ياألر اف و ثـ التـع اللهو واآالء 26افاذكر

“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan”.27

وسىألخيهه م قال ةو ل يـ ل ينـ ع ب أر ر ميقاتـ تم شرفـ اهابع أمتمن ةو ل يـ ل ينـ وسىثالث اعدنام و يو يف فن وناخل ار أصل يو م و فسدين قـ م يالل سب ع تب التـ 28حو

“Dan telah kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun:

24 Al-Qur’an, (7): 69. 25Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 159. 26 Al-Qur’an, (7): 74. 27Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 161. 28 Al-Qur’an, (7): 142.

Page 10: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

28

‘gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah), dan jangan kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan”.29 Semua ayat tersebut menunjukkan arti pentingnya pemimpin,

dengan tidak sedikitpun membiarkan kekosongan dalam kepemimpinan.

Ketika seorang pemimpin uzur, maka harus diganti dengan pemimpin

lain. Pemimpin yang dipilih atau pun yang ditunjuk.

Di lain sisi, pemaknaan kata khali>fah pada ayat-ayat di atas

mengindikasikan bahwa kata (khali>fah) tersebut memiliki makna yang

beraneka-ragam. Keragaman makna yang muncul ditentukan oleh susunan

redaksi ayat yang membentuk. Dengan kata lain, makna kata khali>fah

ditentukan oleh kata atau kalimat yang mengitarinya.Keanekaragaman

makna khali>fah diperkuat dengan bukti-bukti sejarah yang membenarkan

pemaknaan tersebut.

Keanekaragaman makna khalifah mengatarkan kata tersebut pada

berbagai diskursus ilmu Islam, dan diskursus ilmu politik yang

menjadikan terma khalifah sebagai tema kajian yang tak kunjung usai.

Dalam diskursus politik, kata khalifah pertama kali muncul disaat nabi

Muhammad Saw wafat, dan digantikan Abu Bakar al-Siddiq.

Pada masa Abu Bakar al-Siddiq kata khalifah tidak lagi bermakna

wakil Tuhan (khali>fatullah). Kata itu mengalami perkembangan makna

yaitu wakil atau pengganti Rasulullah (khali>faturrasu>lih). Munculnya

29Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 168.

Page 11: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

29

terma khali>faturrasu>lih bersumber dari kesadaran Abu Bakar al-Siddiq,

bahwa tidak ada seorangpun yang bisa menyamai kepemimpinan nabi

Muhammad Saw. Kepemimpinan yang berlandaskan pada arahan dan

bimbingan Tuhan secara langsung melalui wahyu, sehingga yang pantas

dan layak menyandang gelar sebagai wakil Allah (khali>fatullah) hanyalah

nabi Muhammad Saw.30

B. Pengertian Ima>m

Kata imamah seringkali diartikan kepemimpinan. Kata tersebut

tidak ditemukan dalam Al-Qur’an. Kata yang terdapat dalam Al-Qur’an

adalah kata ima>m yang dimaknai pemimpin. Kata ima>m dalam Al-Qur’an

terulang sebanyak 7 kali dan kata ‘immah’ terulang sebanyak lima

kali.31Sebagaimana di dalam Al-Qur’an, kata ima>mah tidak ditemukan

dalam kamus besar bahasa Indonesia. Kamus besar bahasa Indonesia

hanya memuat kata imam. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata

imam bermakna pemimpin pada waktu shalat berjama’ah, kepala negara

(dan sebagainya, gelar yang berarti pemimpin; penghulu dan pemimpin

mazhab.32

30Wahyu Wibisana, “Khilafah sebagai Sistem Politik: Peluang dan Tantangannya”,

Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta’lim, Vol. 9, No. 2 (2011), 138. 31Said Agil Husin al-Munawwar, al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, 197. 32Dendy Sugono, et al, Kamus Bahasa Indonesia,546.

Page 12: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

30

Kata imam dalam al-Qur’an memiliki makna yang berbeda-beda

sesuai dengan susunan kata dalam satu ayat atau lebih. Ada beberapa

makna imam dalam al-Qur’an antara lain;

1. Imam bermakna Nabi atau Rasul.

ال يقال نذريت م و اقال ام لناسإم كل نيجاعل نـقاإل فأمته ات م كل ب بـه ر اهيم بـر ىإ ل تـ ابـ إذ هديالظ و الع ن يـمني 33ال

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman; ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia’. Ibrahim berkata; ‘(Dan saya mohon juga) dari keturunanku’. Allah berfirman; ‘janjiKu (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim”.34

Ada beberapa hal penting yang digambarkan ayat di

atas perihal imam. Pertama; proses menjadi seorang imam

harus melalui seleksi berupa ujian yang panjang. Ujian dengan

menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Allah.

Kedua; imam diangkat langsung oleh Allah. Pengangkatan

secara langsung inilah yang mengindikasikan bahwa kata

imam berarti atau bermakna Nabi atau Rasul.

2. Imam bermakna pedoman atau petunjuk.

33 Al-Qur’an, (2): 124. 34Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 20.

Page 13: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

31

هكت ل قب نـ م و حسن لم ىل شر ب واو م ل الذينظ نذر يـ ال ي ب ساناعر ل ق امبصد ت هذاك ةو رمح او امبوسىإمام 35ين

“Dan sebelum al-Qur’an itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (al-Qur’an) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.36

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah tidak hanya

menurunkan al-Qur’an sebagai imam bagi umat manusia.

Sebelum al-Qur’an ada kitab suci yang diturunkan kepada nabi

Musa. Penyertaan kata kitab serta kata al-Qur’an sebelum kata

imam, menjadikan pemaknaan kata imam tersebut sebagai

petunjuk atau pedoman.

Pemaknaan kata imam sebagai petunjuk atau pedoman

lebih ditekankan pada fungsi dan tujuan keberadaan kitab suci

tersebut. Imam yang memberikan kemudahan bagi makmum

dalam menjalankan roda kehidupan.

3. Imam bermakna kitab atau buku atau teks.

تىو و الم نحي نـ ناحن ني إ ب امم يإم اهف ن أحصيـ ء مهوكلشي ار آث واو اقدم م ب 37نكت“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.38

35 Al-Qur’an, (46): 12. 36Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya,504. 37 Al-Qur’an, (36): 12. 38Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya,, 441.

Page 14: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

32

Pemaknaan kata imam menjadi kitab atau buku atau

teks pada ayat di atas disesuaikan dengan susunan kata-kata

yang tersususan dalam satu ayat. Kata menuliskan dan

mengumpulkan dalam ayat tersebut mengarahkan masing

pembaca atau penafsir kepada pemaknaan imam yang tak

lazim digunakan. Kata imam yang seringkali diartikan

pemimpin pada akhirnya harus dicarikan makna-makna lain

sehingga arti atau makna ayat tersebut tak terkesan

membingungkan.

Upaya pelebaran makna imam pada tafsiran ayat di atas

menggambarkan bahwa al-Qur’an memiliki makna-makna tak

terhingga. Satu kata yang sama tidak semerta-merta bermakna

sama. Ia membutuhkan kejelihan dan kepekaan dalam

memaknai atau mengartikannya. Di sinilah makna imam

sebagai kitab atau buku atau teks memperoleh kebenarannya.

4. Iman bermakna jalan lurus.

ني ب ام م إم ب ا ل م نـه إ م و ه نـ ا م ن قم تـ 39فانـ “maka Kami membinasahkan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu benar-benar terletak di jalan umum yang terang”.40

Ayat tersebut mengisahkan kemurkaan Allah kepada

kaum Luth. Dua kota besar bernama Sadom dan Aikah

39 Al-Qur’an, (15):79. 40Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya,267.

Page 15: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

33

diporak-porandakan sehingga hancur lebur. Pengkisahan ini

menggambarkan bahwa kata ima>m yang terdapat dalam ayat

tersebut memiliki makna lain. Ia tak lagi bermakna pemimpin,

karena memaknai kata ima>m dengan pemimpin pada ayat

tersebut akan mengaburkan makna ayat secara keseluruhan.

Di sinilah perlunya memahami ayat dengan tidak hanya

berpaku pada satu kata dari kata-kata yang membentuk ayat.

5. Imam bermakna pemimpin.

ا ام إم ين تق لم ال لن اجع و ن أعي اقـرة ن ريات ذ او اجن أزو ن ام ن ل اهبـ بـن ولونـر ق يـ الذينـ 41و

“Dan orang-orang berkata: ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.42

Kata ima>m pada ayat ini mengarah pada makna

pemimpin, sebagai panutan, komandan, petunjuk dan khalifah,

dan pemimpin yang memungkinkan bagi semua kalangan

menggapainya.

Berbeda halnya dengan makna-makna sebelumnya,

makna ima>m pada ayat terakhir ini memberikan gambaran

bahwa diantara kelompok atau golongan terdapat ima>m

(pemimpin). Tentu menjadi seorang ima>m (pemimpin) di

41Al-Qur’an,(25): 74. 42Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 367.

Page 16: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

34

tengah kelompok, golongan orang-orang bertakwa adalah

harapan termulia.

Sejarah peradaban Islam mencatat, pada awalnya kata ima>m

memiliki makna sejajar dengan kata khali>fah, dua kata yang memiliki

makna dan arti pemimpin. Dari kataima>m kemudian terbentuk istilah

ima>ma>h, sebagaimana kata khali>fah membentuk kata khila>fah. Kata

ima>ma>h dan khila>fah kemudian dikenal dengan sebagai sistem

kepemimpinan. Hanya saja, perkembangan sejarah mencatat bahwa dua

istilah tersebut telah mengandung makna sistem kepemimpinan yang

berbeda. Perbedaan pemaknaan pada istilah ima>mah dan khila>fah dipicu

persoalan politik dan ideologi. Ima>mah kemudian dikhususkan pada

sistem kepemimpinan kaum Syi’ah, dan khila>fah diperuntukkan bagi

sistem kepemimpinan kaum Sunni.43A. Syarifuddin al-Mussawi seorang

ulama Syi’ah berpendapat bahwa tidak ada penyebab perpecahan antara

umat Islam yang paling utama selain persoalan imamah.44

Mayoritas kaum Syi’ah meyakini bahwa imamah merupakan

jabatan Ilahi yang diberikan kepada orang tertentu berdasarkan Kehedak

dan Pengetahuan Allah. Allah memilih para imam sebagimana memilih

para nabi. Hanya saja pemilihan para imam melalui nabi yang ditunjuk

43Said Agil Husin al-Munawwar, al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, 198-

200. 44Akhmad Satori, Sistem Pemerintahan Iran Modern Konsep Wilayatul Faqih Imam

Khomeini sebagai Teologi Politik dalam Relasi Agama dan Demokrasi, (Yogyakarta, Rausyan Fikr Institute, 2012), 96.

Page 17: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

35

langsung oleh Allah. Dengan kata lain, mayoritas kaum Syi’ah meyakini

bahwa para imam adalah pilihan Allah melalui nabi Muhammad Saw.

Keberadaan para imam adalah sebagai penerus risalah nabi

Muhammad Saw. Sebagai penerus,kedudukan imam tidak semerta-merta

diperuntukkan kepada semua golongan atau kalangan, melainkan

berdasarkan petunjuk dan perkataan nabi. Meskipun para imam seperti

manusia biasa, mereka dikaruniai kedudukan yang sangat tinggi,

kedudukan yang diperoleh dari kesucian jiwa mereka.Kedudukan yang

tinggi mengantarkan mereka sebagai pengganti nabi yang memiliki

kema’suman sebagaimana nabi. Hanya saja mereka meyakini bahwa para

imam tidak memperoleh wahyu, melainkan ilham.45

Mayoritas kaum Syi’ah terutama yang beraliran Syi’ah ithna>

‘Ashariah meyakini bahwa nabi Muhammad Saw telah menunjuk Ali bin

Abi Thalib ra sebagai imam sekaligus pengganti. Kemudian Ali bin Abi

Thalib ra menunjuk putranya Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Dari Hasan

bin Abi Thalib diberikan kepada Husein bin Ali bin Abi Thalib dan begitu

seterusnya. Di antara nama-nama para imam yang diyakini memiliki

kema’suman dan berkedudukan sebagai pengganti nabi Muhammad Saw

serta imam bagi kaum Syi’ah adalah;

1. Abu al-H{asan Ali ibn Abi Thalib, 23 SH-40 H

2. Abu Muhammad al-H{asan ibn Ali (az-Zaky), 2 H-50 H

45Quraish Shihab, Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah? Kanjian Konsep Ajaran dan Pemikiran, (Tangerang, Lentera Hati, 2007), 97-100.

Page 18: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

36

3. Abu Abdillah al-H{usein ibn Ali (Sayyid ash-shuhada>’), 3 H-61 H

4. Ali Ibnal-Husein (Zainal ‘A<bidi>n), 38 H- 95 H

5. Abu Ja’far Muhammad bin Ali (al-Ba>qir), 57 H-114 H

6. Abu Abdullah Ja’far bin Muhammad (al-S{a>diq), 83 H-148 H

7. Abu Ibrahi>m Mu>sa> bin Ja’far (al-Kadzim), 128 H-183 H

8. Abu al-H{asan Ali bin Musa (al-Rid}a>), 148 H-203 H

9. Abu Ja’far Muhammad bin Ali (al-Jawa>d), 195 H-220 H

10. Abu al-H{asan Ali bin Muhammad (al-Ha>di), 212 H-254 H

11. Abu Muhammad al-H{asan bin ‘Ali (al-Askari), 232 H-260 H

12. Abu al-Qa>sim Muhammad bin al-H{asan (al-Mahdi), 255 H-

kemudian menghilang sebelum dewasa dan akan mencul kembali

sebagai imam Mahdi yang dinanti.46

C. Pengertian Wali>

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata wali mengandung

beberapa arti antara lain; orang yang menurut hukum (agama, adat)

diserahi kewajiban mengurus anak yatim serta hartanya, sebelum anak itu

dewasa; pengasuh pengantin perempuan saat menikah; orang saleh;

penyebar agama Islam; dan berarti kepala pemerintah.47 Pemaknaan

tersebut mengindikasikan bahwa kata wali memiliki makna yang

beranekaragam.

46Ibid., 127. 47Dendy Sugono, et al, Kamus Bahasa Indonesia, 1612.

Page 19: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

37

Dalam al-Qur’an kata wali juga memiliki makna yang

beranekaragam. Keragaman maknamuncul karena disesuaikan dengan

susunan kata yang membentuk ayat, sehingga pemaknaan kata yang sama

seringkali menghasilkan makna yang berbeda. Di antara makna wali

dalam al-Qur’an antara lain;

1. Wali bermakna pelindung

قدير ء ىكلشي ل ع هو تىو و الم ي حي هو يـو ل الو و ه فالله اء ي ل أو دو ن ذوام اخت 48أم“Atau patutkan mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah Pelindung (yang sebenarnya) dan Dia hidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.49

ه تـ مح ر نشر يـ نطواو اقـ دم ع بـ ثمن ي زاللغ نـ الذييـ هو ميد و ياحل ل الو هو 50و“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmatNya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji”.51

يال يسب أنـفسهمف اهلمو و جاهدوابأم واو هاجر نواو آم نالذين ك إ ئ واأول نصر او و آو الذين للهو

ا ن إ واو اجر ه حتىيـ ء منشي هم ت الي و منـ كم ال وام اجر ه يـ م ل نواو آم الذين ضو ع بـ اء ي ل أو م ضه ع بـميث م ه نـ يـ بـ و نكم يـ بـ م ىقو عل ال إ النصر كم ي ل فع ين يالد ف وكم نصر ستـ صري ب ونـ ل م ع اتـ م ب الله اقـو

52 “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi). Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka

48 Al-Qur’an, (42): 9. 49Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 484. 50 Al-Qur’an, (42): 28. 51Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 487. 52 Al-Qur’an, (8): 72.

Page 20: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

38

berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.53

Tiga ayat di atas menghadirkan makna wali sebagai

pelindung. Pelindung yang menjadi naungan serta sandaran

dalam berbagai kesulitan dan kerumitan. Dua ayat pertama

menjelaskan bahwa pelindung hakiki bagi manusia adalah

Tuhan yang menciptakannya, Dzat yang diyakini memiliki

kekuatan dan kemampuan dalam melindungi dan menjaga.

Dua ayat tersebut menggambarkan hubungan interaksi yang

kuat antara Tuhan sebagai pencipta sekaligus pelindung

dengan manusia sebagai tercipta dan yang terlindungi.

Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa kehadiran Tuhan ada

dalam diri setiap insan, dan hal tersebut merupakan fitrah

manusia sejak asal kejadiannya. Hal ini tercatat dalam sejarah

perkembangan manusia, sebab hampir seluruh umat manusia

mempercayai adanya Tuhan. Hanya saja masing-masing

peradaban memiliki tuhan masing-masing. Orang-orang

Yunani Kuno menganut paham politeisme (keyakinan banyak

tuhan), orang Hindu meyakini banyak dewa, orang-orang Arab

53Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 187.

Page 21: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

39

Jahiliah meyakini berhala-berhala sebagai tuhan mereka.54

Keyakinan pada adanya kekuatan lain sebagai pengatur alam

semesta inilah yang menjadikan manusia menyandarkan diri

kepada sang pelindung, dan al-Qur’an menegaskan bahwa

sebaik-baiknya pelindung adalah Allah.

Ayat terakhir dari tiga ayat di atas mencerminkan

bahwa manusia adalah mahluk sosial, makhluk yang saling

melindungi satu sama lainnya, danmahluk yang selalu

bergantung kepada pihak lain tanpa mampu hidup sendiri.

Keberadaan manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan,

bersuku-suku dan berbangsa-bangsa adalah agar mereka saling

mengenal,55sehingga akan tercipta kehidupan sosial yang

madani, kehidupan yang saling membantu, gotong-royong dan

saling melindungi.

Pakar ilmu jiwa Abraham H Maslow menilai bahwa

manusia sebagai mahluk sosial terkurung dalam lima hirarki

kebutuhan. Kelima kebutuhan tersebut adalah;

a. Kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan sandang,

pangan dan papan

54Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat,

(Bandung; Mizan, 1999), 14-15. 55Ibid., 319-320.

Page 22: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

40

b. Kebutuhan akan keamanan, baik keamanan fisik,

harta maupun jiwa seseorang

c. Kebutuhan akan kasih sayang

d. Kebutuhan prestise yang biasanya tercermin dalam

pengakuan atas status seseorang dengan beraneka-

ragam simbolnya

e. Kebutuhan untuk mengembangkan potensi yang

terdapat dalam diri seseorang.56

2. Wali bermakna Penolong

ون ع اك مهر و ؤتونالزكاة يـ و ونالصالة يم ق ي نواالذينـ آم الذين سوهلو ر و الله يكم ل او 57إمن“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)”.58

ون ب ال غ ال م اللهه ب ز حن نوافإ آم الذين سوهلو ر و لله ال و تـ ي نـ م 59و“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasulnya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang”.60

يس واف اجر ه حتىيـ اء ي ل مأو ه نـ تخذوام فالتـ اء تكونونسو وافـ اكفر ونكم تكفر دوالو ياللله و با النصري او ي ل و م ه نـ تخذوام التـ جدمتومهو و ثـ ومهحي ل تـ اقـ افخذومهو لو و تـ نـ 61فإ

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka

56Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010), 170-171. 57 Al-Qur’an, (5): 55. 58Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 118. 59 Al-Qur’an, (5): 56. 60Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 118. 61 Al-Qur’an, (4): 89.

Page 23: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

41

penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong”.62

Ayat pertama pada tiga ayat di atas memberikan

penegasan bagi kaum muslim, bahwa penolong bagi orang-

orang muslim hanyalah Allah, rasulNya dan orang-orang

muslim sendiri.

Ketegasan tersebut bertujuan agar kaum muslim tidak

ragu dan lemah pendirian, sehingga dengan mudah terjerumus

dalam bisikan dan rayuan orang-orang yang tidak beriman.

Dalam ayat tersebut terdapat beberapa keriteria seorang

penolong ataupun pemimpin bagi kaum muslim antara lain;

a. Mendirikan Shalat.

b. Menunaikan zakat dengan penuh kepatuhan dan ketaatan

kepada Allah. Seorang yang dermawan, baik hati, membela

kaum muslimin terutama yang tergolong lemah atau

miskin.

c. Merendahkan diri atau tawadu’.63

62Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 93. 63Sonhaji, et., al, Al-Qur’a>n dan Tafsirnya, Vol. II, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf

UII), 466-467.

Page 24: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

42

Ayat kedua menegaskan ayat sebelumnya. Penegasan

tersebut berupa janji Allah pada kaum muslimin yang

menjadikan Allah, rasulNya dan orang-orang muslim sebagai

penolong. Janji itu berupa kemenangan yang nyata, karena

mereka telah tergolong dalam kelompok para pejuang penegak

agama Allah (hizbullah).64

Ayat ketiga menjadi penguat agar kaum muslimin tetap

tegas dalam meminta pertolongan dan menyandarkan dirinya

hanya kepada Allah, rasulNya, dan sesama kaum muslimin.

Ketegasan untuk tidak mengikuti orang-orang yang lemah

dalam mempertahankan imannya, sehingga mudah

meninggalkan agama Islam.65

Secara logika, pertolongan hanya akan datang dari

pihak yang lebih kuat. Dengan demikian, pertolongan paling

sempurna hanya datang dari Allah. Allah dengan sifat al-

Waliyyusenantiasa memberikan pertolongan kepada hamba-

hambaNya yang lemah.

3. Wali bermakna kekasih atau kawan

صا تم إنكن ت و االم نـو الناسفتم لهمندون ل اء ي ل أو أنكم تم م ع نـز واإ اد ه االذينـ اأيـه ي ل ني قـ ق 66د“Katakanlah: ‘Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah

64Ibid., 467. 65Ibid., 247-248. 66 Al-Qur’an, (62): 6.

Page 25: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

43

kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu ada orang-orang yang benar”.67

ون ل قات نوايـ الذينآم ان ط الشي اء ي ل واأو ل فقات ياللطاغوت يسب ونف ل قات وايـ الذينكفر يالللهو يسب فيفا كانضع ان ط دالشي نكي 68إ

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thagut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah”.69

Kata awliya>’ jamak dari wali> pada ayat pertama di

atas mengandung makna kekasih, yang mencintai

terkasih,misalnya kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya,

kecintaan dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi

laranganNya, dankecintaan yang tercermin pada sifat dan

tingkah laku keseharian dalam mengamalkan dan menyebarkan

ajaran-ajaran agama.

Menjadi kekasih Allah adalah harapan bagi semua

umat beragama. Namun, harapan itu seringkali menjadikan

umat beragama terjebak dalam pengklaiman, sebagai umat

yang paling berhak menjadi kekasih Allah.

Pengklaiman terjadi karena masing-masing umat

beragama merasa paling berhak menjadi kekasih Allah, yang

memiliki hak veto mewakili terkasih. Bangsa Yahudi yang

67Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 554. 68 Al-Qur’an, (4): 76. 69Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 91.

Page 26: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

44

mengklaim bahwa hanya dirinyalah yang berhak menjadi

kekasih Allah, dengan tujuan menjadikan penganut agama

lainnya sebagai umat beragama kelas kedua. Dengan kata lain,

orang-orang Yahudilah yang lebih berhak menyebarkan dan

mendakwahkan firman-firman Allah.

Berbeda halnya dengan kata wali> yang terdapat pada

ayat pertama dari dua ayat di atas, kata wali> pada ayat kedua

bermakna kawan.Ada perbedaan mendasar antara dua ayat di

atas. Ayat pertama menggambarkan kedekatan hamba kepada

penciptanya, sedangkan ayat kedua lebih pada kedekatan

manusia kepada syetan.

Kedekatan manusia dengan penciptanya didasari

kekuatan iman, yang menjadikan manusia sebagai mahluk

tangguh dan perkasa. Sedangkan kedekatan manusia dengan

syetan lebih karena didasari hawa nafsu, yang mengarahkan

manusia pada kelemahan dan keterpurukan.

Orang-orang yang berimana kepada Allah dengan

menjalankan segala perintah dan menjauhi larangNya tercatat

sebagai kekasih Allah, yang berjuang di jalan Allah

memberantas kezaliman dan keangkara-murkaan. Sedangkan

mereka yang tidak menghendaki kebaikan dunia dan akhirat

Page 27: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

45

adalah mereka yang terlena tipu muslihat Syetan,70 tugas para

kekasih (wali>) Allah menegakkan keadilan dan kebajikan

sertamemerangi kawan-kawan (wali>) syetan.

4. Wali bermakna pemimpin.

ل قب نـ امب أوتواالكت ين الذ ن ام ب ع ل او و ز ينكمه ذواد اخت تخذواالذين نواالتـ آم االذين اأيـه الك ي كموني ن ؤم م تم نكن إ اتـقواالله و اء ي ل أو 71فار

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman”.72

Makna awliya>’pada ayat ini menjadi penyempurna bagi

makna-makna sebelumnya. Kata awliya>’pada ayat ini yang

merupakan bentuk plurar dari kata wali>bermakna pemimpin.

Dengan kata lain, ayat ini mengingatkan serta melarang umat

Islam memilih atau menjadikan pemimpin dari kalangan para

atheis atau para penghina agama Islam.

Umat Islam wajib menyadari bahwa seorang pemimpin

harus memiliki jiwa tanggung-jawab, penolong sekaligus

pelindung.Tanggung-jawab berupa sifat dan sikap amanah

dalam menjalankan kewajiban-kewajiban. Sifat dan sikap

penolong serta pelindung bagi kaum muslimin.

70Sonhaji, et., al, Al-Qur’a>n dan Tafsirnya, Vol. II, 230. 71 Al-Qur’an, (5): 57. 72Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 118.

Page 28: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

46

Seorang pemimpin juga harus memiliki relasi yang baik

dengan orang-orang yang dipimpinnya. Keharusan ini

mewajibkan seorang pemimpin memiliki sifat dan kualitas

komunikatif. Kualitas berupa kemampuan mengadakan

koordinasi, bersikap adil, serta sanggup membawa

kelompoknya kepada tujuan yang jelas, menguntungkan dan

mensejahterakan. Seorang pemimpin harus hampu

membangkitkan kekuatan rasional dan emosional pada

masing-masing orang yang dipimpinnya, sehingga membentuk

kekuatan raksasa untuk membangun atau menghancurkan.73

Komunikasi yang baik akan tercipta ketika pemimpin

dan yang dipimpin saling memahami, menghargai, dan saling

menghormati. Di sinilah arti pentingnya ketegasan larangan al-

Qur’an memilih pemimpin yang gemar mengejek, menghina

dan menyebarkan permusuhan serta kerusakan.

Ketegasan al-Qur’an pada ayat tersebut ditutup dengan

perintah bagi orang-orang mukmin agar senantiasa bertakwa

kepada Allah, menjauhi larangannya dengan tidak menjadikan

orang-orang yang tidak paham dan mengerti agama menjadi

pemimpin bagi mereka. Hal ini karena pemimpin selayaknya

menjadi panutan bagi orang-orang yang dipimpinnya.

73Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 41.

Page 29: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

47

D. Pengertian Uli>al-Amr

دو فـر ء يشي ازعتمف ن تـ نـ نكمفإ رم ياألم أول و واالرسول أطيع و واالله واأطيع ن آم االذين اأيـه ىاللهو ي ل ن هإ الرسوإلويال أ ت أحسن و ر كخيـ ل اآلخرذ م و يـ ال اللهو ب نون ؤم تـ تم 74كن

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.75 Ayat ini memerintahkan kaum muslim untuk ta’at kepada Allah,

Rasul dan ulil amri. Ulul amri dalam kamus besar bahasa Indonesia

bermakna pemimpin yang besar.76 Para ahli tafsir memaknai ulul amri

sebagai orang yang memegang kekuasaan. Pemaknaan ahli tafsir terbilang

lebih umum, yaitu semua perkara yang berkaitan dengan kehidupan

manusia, memiliki ulul amri tersendiri.77

Pemimpinberkewajiban menjaga, melindungi dan menolong

orang-orang yang dipimpin, dan bertanggungjawab penuh memegang

kekuasaan untuk mencapai kemaslahatan umum.

Kemaslahatan tidak hanya menjadi tanggungjawab pemimpin

semata, melainkan tanggungjawab bersama antara pemimpin dan

terpimpin. Ayat di atas menegaskan, keberadaan pemimpin harus diikuti

dan dita’ati. Pemimpin pertama yang wajib dita’ati adalah Allah, dan

74 Al-Qur’an, (4): 59. 75Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 88. 76Dendy Sugono, et al, Kamus Bahasa Indonesia, 1584. 77Dawan Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci, 468.

Page 30: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

48

Allah dengan sifat al-Wa>liyu merupakan Pemimpin bagi mahluk-

mahluknya.

Keta’atan kepada Allah adalah dengan menjalankan perintah dan

menjauhi larangan-Nya,yang tercantum di dalam al-Qur’an. Perintah

mengandung maslahat dan laranganmenyimpan mudarat.78 Kemudian

ta’at kepada Rasulullah sebagai utusan Allah yang membawa firman-

firmanNya, dan Rasul menjadi pimpinan bagi umat Islam.

Setelah keta’atan kepada Allah dan RasulNya sebagai pimpinan

utama bagi umat Islam, kewajiban umat Islam selanjutnya adalah

menta’ati ulil amri, yaitu orang-orang yang memegang kekuasaan atau

tanggungjawab atas umat Islam. Mereka meliputi; pemerintah, penguasa,

alim ulama dan pimpinan-pimpinan lainnya.79

Muhammad Ali dalam tafsirnya the Holy Qur’anmerumuskan

tafsiran ayat tersebut di atas sebagai aturan kesejahteraan umat Islam

terutama perihal pemerintahan. Tiga hal yang menjadi kunci keberhasilan

pemerintahan Islam menurut Muhammad Ali, adalah;

1. Ta’at kepada Allah dan utusannya.

2. Ta’at kepada yang memegang kekuasaan di antara kaum

muslimin

78Sonhaji, et., al, Al-Qur’a>n dan Tafsirnya, Vol. II, 211. 79Ibid., 211.

Page 31: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

49

3. Mengembalikan kepada Allah dan utusanNya jika terjadi

perselisihan dengan pihak yang berkuasa.80

KH. Moenawar Chalil seorang ulama terkemuka asal Semarang

mengarang buku berjudul Uli>al-Amr. Dalam bukunya ia membahas lima

persoalan utama perihal uli>al-amr, dan lima hal tersebut adalah;

1. Siapa sebenarnya yang disebut uli>al-amr?

2. Kewajiban kaum Muslim untuk mengangkat uli>al-amr, yaitu

kepala negara.

3. Domain otoritas uli>al-amr

4. Jika terjadi perselisihan di antara uli>al-amr

5. Jika uli>al-amr keluar dari batas-batas hak mereka.

Dari kelima perihal utama tersebut, KH. Moenawar Chalil

menyimpulkan;

“Yang di sebut ulil amri yang wajib ditaati oleh segenap umat pada tiap-tiap masa itu bukanlah para hakim dan bukan pula para ulama ahli ijtihad saja, sekalipun mereka termasuk juga di dalamnya; tetapi yang dikehendaki dengan ulil amri itu ahlul halli wa ‘aqdi daripada kaum muslimin yang terdiri dari beberapa puluh orang yang mempunyai keahlian atau mempunyai keistimewaan dalam ilmu pengetahuan”81

Dalam al-Qur’an terdapat beberapa istilah yang serupa dengan ulil

amri antara lain;

1. Uli>al-Quwwah (orang yang memiliki kekuatan)

80Dawan Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci, 468. 81Ibid., 469-470.

Page 32: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

50

يا أول ة صب الع ب نوء تـ ل ه فاحت اإمن الكنوزم ن امه ن يـ آتـ همو ي ل ىع غ وسىفبـ مم قو نـ ونكامن نـقار ل إ إذقال لقوةفرحني بال الحي حإنالله التـفر ه م 82هقو

“Sesunguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya; ‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”.83

2. Uli>al-Aydi>(orang yang memiliki kekuatan dengan dilambangkan

dengan tangan yang kuat)

دي ياألي أول وب ق ع يـ و سحاقـ إ و اهيم ر بـ ناإ اد عب اذكر صار و األب 84و“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi”.85

3. Uli> Ba’sin (orang yang memiliki kekuatan besar)

ا اد ب ع كم ي ل اع ن ثـ ع ابـ عدأوالمه و اجاء ف فإذ عدام اروكانـو ي سشديدفجاسواخالاللد أ يب اأول ن لوال 86ع

“Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejatahan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.87

82 Al-Qur’an, (28): 76. 83Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 395. 84 Al-Qur’an, (38): 45. 85Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 457. 86 Al-Qur’an, (17): 5. 87Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 283.

Page 33: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

51

وايـ تطيع نـ ونـفإ م سل ي مأو ونـه ل سشديدتـقات أ يب أول م ىقو ل نإ ابستدعو األعر ينمن خلف لم ل ل ك قـ ؤتا اكم لو و تـ ت نـ إ او احسن أجر الله ام يم األ ذاب ع كم ب ذ ع يـ ل قبـ منـ تم لي 88تـو

“Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: ‘Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih”.89

4. Ulu> al-Azmi (orang-orang yang keputusan ada di tangannya atau

orang-orang yang memiliki keunggulan, keteguhan hati yaitu

beberapa nabi dan rasul yang terkemuka, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa

dan Muhammad Saw).

م كأنـه م ه ل جل ع التستـ و الرسل ن مم ز والع أول ر اصبـ كم ساعةم فاصرب ال ثواإ لب يـ م ل دونـ وع مناي و ر يـ م و يـفاسقون ال م قو ال كإال ل ه ليـ فه الغ ارب ه نـ 90نـ

“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang memiliki keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan jangalah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal ( di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasahkan melainkan kaum yang fasik”.91

Nazwar Syamsu menerjemahkan kata uli> al-amr menjadi

functionaries, orang yang mengemban tugas, atau orang yang diserahi

88 Al-Qur’an, (48): 16. 89Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 514. 90 Al-Qur’an, (46): 35. 91Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 507.

Page 34: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

52

amanah menjalankan fungsi tertentu dalam suatu organisasi.92 Hal

terpenting dalam pembahasan uli> al-amr terletak pada kata amr.Kata amr

terdiri dari tiga huruf a-m-r. Dalam al-Qur’an kata yang berinduk kepada

kata a-m-r berulang sebanyak 257 kali. Sedangkan kata amr disebut

sebanyak 176 kali dengan makna yang beranekaragam. Makna-makna

tersebut antara lain; perintah Tuhan, urusan Tuhan atau manusia, perkara,

sesuatu, keputusan oleh Tuhan atau manusia, kepastian yang ditentukan

Tuhan, tugas, misi, kewajiban, dan kepemimpinan.93

Sejarah perkembangan politik Islam terutama di kalangan Sunni

melahirkan pendapat bahwa pemimpin yang mampu menciptakan

keamanan dan kestabilan politik adalah tujuan yang paling esensial dari

kepemimpinan. Pendapat tersebut melahirkan jargon bahwa ‘penguasa

yang z}a>lim lebih baik daripada tidak ada sama sekali’. Begitu pula dengan

jargon ‘enam puluh tahun bersama pemimpin yang jahat, lebih baik

daripada satu malam tanpa pemimpin’.94 Keberadaan pemimpin adalah

jaminan bagi terciptanya keamanan dan kestabilan politik.

E. Pengertian Ra>’i>

Kata ra>’i> digunakan Rasulullah Saw ketika menegaskan bahwa

tiap-tiap individu memilik tanggung jawab sesuai fungsi dan tugas

92Dawan Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci, 466. 93Ibid., 466. 94Ibid., 472.

Page 35: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

53

masing-masing. Diksi kata tersebut bisa dilihat dari penggalan hadis yang

berbunyi:

ه عيت ن ر سئول ع اع وكلكم م اع يف كلكم ر ر الرجل ه و عيت سئول عن ر م اع و ر ام م اإلا ه عيت ة عن ر سئول م ا و جه ت زو ي ة يف بـ اعي أة ر ر الم ه و عيت ن ر هو مسئول ع ه و أهل

ه عيت ن ر سئول ع م و ال سيده اع يف م ر م اد اخل اع و ر الرجل ت أن قد قال و حسب قال وه عيت ن ر سئول ع م اع و ه وكلكم ر عيت سئول عن ر م ال أبيه و 95يف م

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggungjawab atas kepemimpinannya.Seorang imam adalah pemimpin dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.Seorang laki-laki adalah pemimpin di dalam keluarganya dan dia bertanggungjawab atas kepemimpinannya.Seorang wanita adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.Pembantu adalah pemimpin bagi harta tuannya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.(dan saya telah mengira bahwa Rasulullah telah bersabdah; seorang anak laki-laki adalah pemimpin di dalam harta kekayaan ayahnya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya) dan setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya”. Kata ra>’>i secara harfiyah bermakna pengembala.Penggunaan kata

ra>’i> dalam kepemimpinan merupakan kata kiasan, Kiasan berupa

pengibaratan seorang pemimpin dengan seorang pengembala.Penggunaan

kata kiasan tersebut didasari kemiripan fungsi dan tanggung-jawab antara

pengembala dan pemimpin.Hanya saja kata pengembala lebih bersifat

khusus dan kata pemimpin lebih bersifat umum.Selain kemiripan fungsi

dan tanggung-jawab, pengembala dan pemimpin memiliki kesamaan sifat

dan sikap, berupa penyabar, penyayang, pengayom, pelindung, penolong

dan sebagainya, sikap tegas, lembut, penuh cinta kasih dan sebagainya.

95Muh}ammad bin Isma>’i>l Abu> ‘Abdillah al-Bukha>ri>, S}ah}i>h al-Bukha>ri>, Vol. II(t.p: Da>r T}auq al-Naja>h, 1422 H), 120.

Page 36: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

54

Ibarat pengembala, pemimpin berkewajiban menjaga, melindungi

dan mengayomi individu-individu terpimpin. Ada beberapa asas

kepemimpinan yang harus dimiliki tiap-tiap ra’i atau pemimpin, antara

lain;

1. Kemanusiaan,yaitu pembimbingan manusia oleh manusia,

untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap

individu demi tujuan-tujuan kemanusiaan.

2. Efisien, efisiensi teknis maupun social, berkaitan dengan

terbatasnya sumber-sumber, materi, dan jumlah manusia’

3. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata, menuju

pada taraf kehidupan yang lebih tinggi.96

Kemiripan antara ra>’i> (pengembala) dan pemimpin terlihat pada

kedudukan atau fungsi masing-masing, sebagai pelayan bagi komunitas

yang dipimpin. Misalnya, seorang pengembala domba, ia berkewajiban

melayani hewan ternaknya dengan mencarikan dan memberikan makanan

serta minuman, demikian juga dengan pemimpin. Seorang pemimpin

harus berpikir bagaimana melayani masyarakat, dan kemudahan bagi

masyarakat terpimpin.

Kata ra>’i> yang terdiri dari huruf ra>’, ‘ain, ya> memiliki beraneka-

ragam makna, antara lain; merumput, mengembalakan, gatal, memimpin,

96Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal

itu?,94.

Page 37: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

55

mengatur, menjaga, memelihara, mempertimbangkan, memperhatikan

dan sebagainya.97Keragaman makna dipengaruhi kata-kata lain yang

mengitarinya.Dengan kata lain, makna kata ra>’i> tergantung pada kalimat

yang membentuknya. Di dalam al-Qur’an, kata ra>’i> memeliki beberapa

makna atau arti, antara lain;

a. Ra>’i> bermakna pemelihara

ل جع و يل جن اهاإل ن يـ آتـ ميو ر م ن يسىاب ابع ن يـ قـف او ن سل رب ارمه ىآث ل اع ن أف مثقفيـ وهر ع اتـبـ الذين وب يقل اف ن ت هاحقرعاي عو ار اللهفم ان رضو اء غ ت اب همإال ي ل اهاع ن بـ اكت وهام تدع ابـ ية ان هب ر ةو رمح و ة افآتـ ه

فاسقون م ه نـ م وكثري مه أجر م ه نـ نوام آم االذين ن 98يـ“Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.Dan mereka mengada-ngadakan rahbaniyyah padahal Kami mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-ngadakannya) untuk mencari keridlaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya.Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik”.99

ون اع ر هدمه ع مو انا مألم ه الذينـ 100و“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji-janjinya”.101

97Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 1997), 510-511. 98 Al-Qur’an, (57): 27. 99Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 542. 100 Al-Qur’an, (23): 8. 101Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 343.

Page 38: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

56

Ayat pertama mengkisahkan sebagian orang Yahudi

yang enggan memelihara atau menjaga syari’ah yang Allah

turunkan.Keengganan mereka telah mengantarkan pada

kefasikan.Keengganan pula yang telah menjadikan mereka

mengada-ngada dengan menciptakan syari’ah-syariah baru

tanpa berdasarkan firman-firman Allah.Mereka meninggalkan

ajaran-ajaran yang seharusnya mereka kerjakan.

Ayat kedua mempertegas makna ra>’i>, yaitu

memelihara atau menjaga amanah dan tanggung jawab.Jika

ayat pertama berkisah tentang penghianatan sebagian orang-

orang Yahudi, ayat kedua menggambarkan kesetiaan orang-

orang mukmin dalam menjaga dan memelihara amanah.Pada

ayat kedua ini Allah menggambarkan sifat orang mukmin yang

beruntung, mereka yang senantiasa menjaga dan memelihara

amanah, yang berasal dari Allah berupa menjalankan perintah

dan menjauhi laranganNya.Sedangkan amanah yang berasal

dari Rasulullah berupa sunnah-sunnahnya, dan amanah yang

berasal dari sesama.102

b. Ra>’i> bermakna Pengembala

ى يالنـه ألول ات كآلي يذل نف إ كم ام اأنـع و ع ار واو 103كل

102Sonhaji, et., al, Al-Qur’a>n dan Tafsirnya, Vol. VI, 496. 103 Al-Qur’an, (20): 54.

Page 39: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

57

“Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu.Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasan Allah bagi orang-orang yang berakal”.104

Kata ir’au> merupakan kata perintah dari asal kata ra’a>,

yaituperintah untuk mengembalakan hewan-hewan

ternak.Pemaknaan kata ra’a> ini senada dengan susunan

kalimat atau ayatnya.Selain perintah menikmati hidangan

atau makanan yang halal dan baik, ayat ini memerintahkan

agar tiap-tiap pengembala senantiasa memperhatikan binatang

ternaknya.

Mengembala binatang ternak bukan hal yang

baru.Misalnya, nabi Musa dan nabi Muhammad Saw sebelum

diutus sebagai nabi dan Rasul, keduanya memiliki profesi

sebagai pengembala.Profesi tersebut memberikan manfaat

serta pelajaran berarti bagi Rasulullah dalam membangun

fondasi leadership-nya di kemudian hari.Profesi tersebut

mengajarkan arti kesabaran, kasih sayang, dan cinta

kasih.105Pelajaran yang menjadi syarat mutlak bagi seorang

pemimpin.

Ayat tersebut juga memberikan gambaran kekuasan

Allah, kekuasan yang telah menciptakan alam semesta, dan

alam yang menjadi bukti nyata keesaan Allah.Hanya orang-

104Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 316. 105Djunaedi, “Filosofis dan Etika Kepemimpinan dalam Islam”, Jurnal al-Mawarid, 55.

Page 40: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

58

orang yang berakal sehat serta waras yang menyadari dan

meyakini kebesaran serta keesaan Allah.Allah memerintahkan

agar tumbuh-tumbuhan, buah-buahan yang beraneka ragam

jenisnya dijadikan makanan bagi kita dan binatang

ternak.106Kesemua adalah anugerah yang Allah berikan

kepada manusia dan alam semesta.

c. Ra>’i>bermakna pemerhati atau orang yang melihat

ذاب ع رينـ لكاف ل واو امسع ناو قولواانظر او ن اع وار قول نواالتـ آم االذين اأيـه ي يم 107أل“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): ‘Ra>’ina>’ tetapi katakanlah: ‘unzhurna>’ dan ‘dengarlah’. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih”.108

يـ ه و اضع و ن م م ع رفون الكل وا حي ن الذين هاد ر م يـ امسع غ ا و ن عصيـ ا و ن ع ون مس قولامسع ا و ن ع أط ا و ن ع وا مس م قال و أنـه ل ا يف الدين و ن ع ط هم و ت ا بألسن ي ا ل ن اع ر ع و سم م

بكفر الله م ه نـ ع ن ل لك م و و أقـ ا هلم و ر كان خيـ نا ل ر انظ ال و نون إ ؤم هم فال يـيال 109قل

“yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: ‘kami mendengar’, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): ‘dengarlah’ sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-

106Sonhaji, et., al, Al-Qur’a>n dan Tafsirnya, Vol. VI, 161. 107 Al-Qur’an, (2): 104. 108Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 17. 109 Al-Qur’an, (4): 46.

Page 41: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

59

apa. Dan (mereka mengatakan): ‘ra>’ina>’ dengan memutar-mutar lidahnya dan mencelah agama. Sekiranya mereka mengatakan: ‘kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami’ tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak berima kecuali iman yang sangat tipis”.110

Kata ra>’ina> pada dua ayat tersebut bermakna, sudihlah

kiranya kamu memperhatikan kami. Para sahabat seringkali

menggunakan kata tersebut ketika meminta perhatian secara

khusus kepada Rasulullah Saw.Kemudian kata tersebut

berusaha ditiru orang-orang Yahudi. Hanya saja kata yang

diucapkan orang-orang Yahudi adalah ru’u>na> yang berarti

kebodohan yang sangat. Kemiripan pelafalan kata tersebut

seringkali sulit dibedakan sehingga turun wahyu agar para

sahabat tidak lagi menggunakan kata ra’ina> melainkan

menggunakan kata unz}urna>. Meskipun sejatinya kedua kata

tersebut memiliki makna yang sama.111

Dari tiga makna ra>’i> yang berdasarkan ayat al-Qur’an, dua makna

pertama menunjukkan sifat dan fungsi seorang pemimpin.Dengan kata

lain, kata ra>’i> yang bermakna pemimpin tidak ditemukan secara

langsung.Al-Qur’an memberikan gambaran etik seorang pemimpin, dan

110Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, 87. 111Mujamma’ al-Malik Fahd , al-Qur’ān dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma’ al-

Malik Fahd li al-Ţibā’at al-Mușhaf al-Sharīf, 1418 H), 29.

Page 42: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

60

merupakan konsep ideal al-Qur’an dalam membentu masyarakat madani

atau berperadapan.

Seorang pemimpin harus memiliki jiwa mengayomi dan

memperhatikan. Ibarat seseorang pengembala, ia berkewajiban

melindungi, menjaga dan melayani sehingga binatang gembalaan tumbuh

berkembang. Pun seorang pemimpin harus memiliki jiwa maju dan

berkembang. Ia seharusnya mampu mengelolah ketidak-menentuan secara

efektif, kemudian secara berlahan mengantisipasi dan merepons tuntutan-

tuntutan masa depan.

F. Pengertian Tipologi Kepemimpinan

1. Tipe Otokratis

Otokratis berasal berasal dari dua kata yaitu outus yang berarti

‘sendiri’, dan kratos yang berarti kekuasaan dan kekuatan. Otokrat

bermakna ‘penguasa absolut’. Kepemimpinan otokratis adalah

kepemimpinan yang mendasarkan dirinya pada kekuasaan dan paksaan

yang mutlak harus ditaati.112

Seorang pemimpin otokratis sangat egois. Keegoisan yang ia

miliki menjadikan dirinya sebagai tumpuhan dan sumber utama

kebijakan. Kedudukannya sebagai pemegang penuh kebijakan, seringkali

mendorongnya melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan.113 Sikap

112Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Kepemimpinan Abnormal

itu?,83. 113Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, 31.

Page 43: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

61

demikian menjadikan pemimpin otokratis seringkali mengedepankan ke-

aku-annya, antara lain;

a. Cenderung memperlakukan bawahannya sebagaimana ia

memperlakukan alat, barang atau perlengkapan kantor. Hal ini

mengindikasikan bahwa ia tidak memperdulikan harkat dan martabat

orang lain.

b. Mengutamakan orientasi peribadi tanpa mempertimbangkan

orientasi, pendapat, masukan dan orientasi bersama.

c. Pengambilan keputusan yang bersifat sepihak, tanpa melibatkan

semua unsur, bagian atau pihak-pihak lain yang memiliki

keterikatan.114

Pemimpin yang memiliki tipe ini seringkali disebut dengan

pemimpin diktator. Ia bertindak mengarahkan pikiran, perasaan dan

perilaku orang lain kepada tujuan atau keputasan yang telah

ditetapkannya.115 Sekilas, tipe kepemimpinan ini terkesan negatif, dengan

menjadikan keinginan dan tujuan pemimpin lebih utama daripada

keinginan dan kepentingan umum.

Al-Qur’an mengisahkan kediktatoran seorang pemimpin dalam

menjalankan roda kepemimpinan. Kisah-kisah tersebut termaktub dalam

beberapa ayat antara lain:

a. Surat al-Naml ayat 34;

114Ibid., 32. 115Veithzal Rivai, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, 136.

Page 44: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

62

أهل واأعزة ل جع سدوهاو أف ة ي ر واقـ ادخل ذ وكإ ل نالم إ ت ون قال ل فع كيـ لةوكذل اأذ ه“dia berkata: ‘Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasahkannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”.116 b. Surat al-Qas}as} ayat 4;

ساإ ين ستحي ي مهو اء ن أبـ ذحب ي م ه نـ فةم ائ فط ستضع اي ع اشيـ ه ألهل جع ضو ياألر الف نـع و ع ر نف ال إ ن كامن إنـه مه ءفسدين م

“Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembeleh anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”.117

2. Tipe Paternalistis

Kepemimpinan paternalistis menjadikan sosok pemimpin sebagai

panutan, teladan dan tumpuhan harapan serta keinginan masyarakat.

Pemimpin dengan tipe paternalistis lebih mengutamakan kebersamaan.

Kebersamaan dalam mewujudkan kepentingan, tujuan dan harapan

bersama. Posisi pemimpin ibarat ayah yang bersifat melindungi dan

menjadi tumpuhan untuk meminta petunjuk dan arahah. Dalam tipe ini,

pemimpin yang dianggkat pada umumnya berasal dari orang-orang yang

dituakan.118

116Al-Qur’an,27:34. Lihat: Mujamma’ al-Malik Fahd , al-Qur’ān dan Terjemahnya, 597. 117Al-Qur’an,20:4. Lihat: Mujamma’ al-Malik Fahd , al-Qur’ān dan Terjemahnya, 609. 118Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, 35.

Page 45: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

63

Tipe paternalistis banyak terdapat di lingkungan masyarakat

tradisional, terutama di tengah-tengah masyarakat agraris. Popularitas

pemimpin yang paternalistis didukung oleh beberapa faktor, antra lain;

a. Ikatan primordial yang kuat

b. Sistem kekeluargaan yang kuat

c. Kehidupan masyarakat yang komunalistik

d. Peran adat-istiadat yang mengakar di kehidupan masyarakat.119

Sejarah kepemimpinan Islam mencatat, bahwa sosok nabi

Muhammad adalah tipe pemimpin yang menjadi panutan, teladan,

tumpuhan bahkan tempat untuk bertanya dan meminta petunjuk. Nabi

Muhammad Saw berhasil menyatukan masyarakat terpimpinnya. Salah

satu bentuk karakteristik kepemimpinan yang Rasulullah contohkan

untuk diteladani adalah kejujuran. Kejujuran merupakan kunci utama

membangun kepercayaan sebagai pemimpin. Karakter berupa tabiat,

watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti yang ditunjukkan

nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin merupakan bentuk nyata dari

keteladanannya.120

Al-Qur’an menegaskan sifat yang memiliki kemiripan dengan tipe

paternalistis, yaitu Surat al-Ahza>b ayat 21;

ا كثري الله ذكر و اآلخر م و اليـ و جوالله ر يـ نكانـ م حسنةل ة سوالللهأسو ري ف لكم قدكانـ ل

119Ibid., 33-34 120Veithzal Rivai, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2013), 132.

Page 46: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

64

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan(kedekatan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”121

3. Tipe Karismatik

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata karismatik merupakan

kata sifat dari kata karisma. Karisma bermakna keadaan atau bakat yang

dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal

kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa

kagum dari masyarakat terhadap dirinya.122 Pemaknaan ini menunjukkan

bahwa karisma adalah bakat yang hanya dimiliki orang-orang tertentu.

Tegasnya, pemimpin karismatik adalah seseorang yang dikagumi dan

diikuti orang banyak, meskipun pada kenyataannya para pengkagum dan

pengikut tidak selalu mampu menjelaskan secara konktret atas apa yang

mereka kagumi.

Tipe karismatik ini terbilang unik, karena ia hanya terjadi pada

orang-orang tertentu. Kajian ilmiah pada tipe ini menyisakan pertanyaan

yang tak kunjung terjawab. Satu-satunya jawaban yang mereka lontarkan

adalah bahwa ada beberapa orang tertentu yang memiliki ‘kekuatan ajaib’

yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Beberapa orang dengan kekuatan

ajaib itulah yang dikategorikan sebagai pemimpin karismatik.123

121Al-Qur’an,33:21. Lihat: Mujamma’ al-Malik Fahd , al-Qur’ān dan Terjemahnya, 670. 122Dendy Sugono, et al, Kamus Bahasa Indonesia, 643. 123Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, 37.

Page 47: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

65

Karismatik merupakan sifat yang melekat pada diri seorang

pemimpin, sifat yang menjadikan pemimpin sebagai orang yang paling

dikagumi, dihormati dan ditaati. Dengan kata lain, kekaguman, rasa

hormat dan ketaatan masyarakat terpimpin disebabkan kelebihan yang

dimiliki pemimpin.

Kelebihan yang dimiliki pemimpin karismatik beraneka-ragam.

Terkadang berupa kekuatan dan ketegasan, faktor keturunan, penguasaan

terhadap keilmuan tertentu. Salah satu sifat pemimpin karismatik adalah

tegas, disegani dan ditakuti para lawan-lawannya.

Al-Qur’an menjelaskan beberapa sifat yang melekat pada diri

pemimpin karismatik. Sifat tegas, disegani dan ditakut para musuh

sebagaimana dijelaskan pada surat al-Fath} ayat 29;

ىال عل اء أشد ه ع الذينم سوالللهو در م حمم ه نـ يـ بـ اء ......كفاررمح“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”124

4. Tipe Demokrasi

Tipe kepemimpinan demokratis memberikan ruang kebebasan dan

keleluasan bagi masyarakat terpimpin. Kebebasan berupa penyampaian

pendapat, saran dan kritikan.125 Pemimpin demokratis memposisikan diri

selaku koordinator dan integrator dari berbagai komponen sehingga bergerak

124Al-Qur’an,48:29. Lihat: Mujamma’ al-Malik Fahd , al-Qur’ān dan Terjemahnya, 843. 125Veithzal Rivai, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi, 136.

Page 48: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

66

sebagai satuan totalitas. Tipe ini secara umum diyakini sebagai tipe terbaik

dalam tipologi kepemimpinan.126

Kepemimpinan demokratis menjadikan musyawarah sebagai asas

dalam memutuskan kebijakan. Musyawarah (musha>warah) berasal dari kata

shawara-yashwuru dengan kata kerja sha>wara-yusha>wiru, atau shu>ra>.127 Dua

bentuk kata kerja tersebut terdapat dalam al-Qur’an yaitu;

a. Surat A>li Imran ayat 159

هل ر ف غ استـ مو ه نـ كفاعفع ل نحو النـفضوام القلب يظ اغل فظ تـ وكن ل مو ه ل تـ ن اللهل ن م ة ارمح م مه فب شاور ياألم مو فني وكل تـ حبالم ي ىاللهإنالله ل لع وك فتـ تـ م اعز رفإذ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”128 b. Surat al-Shura ayat 38

قون ف ن يـ امه ن زقـ ار مم و م ه نـ يـ ىبـ مهشور ر أم واالصالةو أقام و م ر وال تجاب اس الذين و“dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.129

126Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, 40-41. 127Dawan Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep

Kunci,441-442. 128Al-Qur’an,3:159. Lihat: Mujamma’ al-Malik Fahd , al-Qur’ān dan Terjemahnya, 103. 129Ibid., 42:38. Lihat: Ibid., 789.

Page 49: BAB II TERMINOLOGI KEPEMIMPINAN DAN TIPOLOGI …digilib.uinsby.ac.id/995/5/Bab 2.pdf · menjadi lumrah karena tabiat atau kebiasaan masyarakat beragama ... di bumi itu orang yang

67