bab ii teori dan perumusan hipotesiseprints.umm.ac.id/47184/3/bab ii.pdf · kinerja keuangan, dan...

20
9 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis untuk mengembangkan teori dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu diambil dari beberapa hasil penelitian dan melihat metode penelitian yang digunakan yang digunakan oleh peneliti sebelumnya sebagai referensi dengan variable dependen atau independen yang sama. Berikut adalah beberapa hasil penelitan terdahulu : Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama (Tahun) Judul Objek/Variabel/Analisis Hasil 1 Prantama (2015) Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan. Objek: perusahaan real estate dan property Variabel Independen: kepemilikan institusional, dewan komisaris independen. Variabel Dependen : kinerja keuangan Teknik Analisis: Regresi Linier Berganda Kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan melalui ROA. Dewan komisaris independen berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja keuangan melalui ROA.

Upload: others

Post on 23-May-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

9

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis untuk mengembangkan teori

dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu diambil dari beberapa hasil penelitian dan

melihat metode penelitian yang digunakan yang digunakan oleh peneliti sebelumnya sebagai

referensi dengan variable dependen atau independen yang sama. Berikut adalah beberapa hasil

penelitan terdahulu :

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No

Nama

(Tahun)

Judul Objek/Variabel/Analisis Hasil

1 Prantama (2015)

Pengaruh penerapan

good corporate

governance terhadap

kinerja keuangan.

Objek: perusahaan real estate

dan property

Variabel Independen:

kepemilikan institusional,

dewan komisaris independen.

Variabel Dependen : kinerja

keuangan

Teknik Analisis: Regresi

Linier Berganda

Kepemilikan institusional

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

keuangan melalui ROA.

Dewan komisaris

independen berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan

melalui ROA.

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

10

2 Raharjo dan Andini

(2016)

Pengaruh Good

Corporate

Governance,

Kepemilikan

Institusional,

Leverage,

Independensi Dan

Rentabilitas

Terhadap Kinerja

Keuangan

Perusahaan.

Objek: 100 perusahaan food

and beverage yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2009-2014

Variabel Independen :

good corporate, kepemilikan

institusional, leverage,

independensi, rentabilitas

Variabel Dependen : kinerja

keuangan.

Teknik Analisis: Regresi

Linier berganda.

GCG berpengaruh positif

terhadap ROA, komite

independen berpengaruh

positif terhadap ROA,

Leverage berpengaruh

negatif terhadap ROA,

Independensi berpengaruh

positif terhadap ROA, dan

Rentabilitas berpengaruh

negatif terhadap ROA.

3 Elisetiawati dan

Artinah (2017)

Pengaruh

Pelaksanaan Good

Corporate

Governance,

Kepemilikan

Institusional Dan

Leverage Terhadap

Kinerja Keuangan

Objek: perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode tahun

2011-2013

Variabel Independen: dewan

komisaris independen ,

kepemilikan institusional,

leverage.

Dewan komisaris

berpengaruh signifikan

positif terhadap kinerja

keuangan, kepemilikan

institusional berpengaruh

signifikan negatif terhadap

kinerja keuangan, dan

Leverage berpengaruh

signifikan negatif

terhadap kinerja keuangan.

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

11

Variabel Dependen: Kinerja

keuangan

Teknik Analisis: analisis

regresi berganda

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

12

B. TINJAUAN PUSTAKA

a. Teori Agency

Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan

di pihak investor dan pengendalian di pihak manajemen. Teori agensi adalah hubungan

atau kontrak antara principal dan agent (Anthony & Vijay, 2011). Menurut Jensen &

Weckling (1976), hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency Theori) bahwa

perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya

ekonomis sebagai principal dan manajer sebagai agent yang mengurus penggunaan dan

pengendalian sumber daya perusahaan. Akibat dari adanya hubungan keagenan tersebut

mengakibatkan dua permasalahan diantaranya adalah :

1. Terjadinya informasi asimetris (information asymmetry), dimana secara umum

menejemen memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang

sebenarnya dan posisi operasi entitas dari pemilik.

2. Terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest), terjadi akibat dari

ketidaksamaan tujuan, dimana menejemen tidak selalu bertindak sesuai dengan

kepentingan pemilik.

Munculnya konflik kepentingan yang mana kemungkinan agen tidak bertindak

sesuai kepentingan principal yang akan memicu timbulanya biaya keagenan (Agency Cost).

Ada tiga asumsi yang melandasi teori keagenan Deni et al.(2005), yaitu asumsi tentang

sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi.

1. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempuyai sifat mementingkan

diri sendiri, memiliki keterbatasan rasional (bounded rationality) dan tidak

menyukai resiko

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

13

2. Asumsi keorganisasian menekankan tentang adanya konflik antara anggota

organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya asimetri informasi

antara principal dan agent.

3. Asumsi informasi mengemukakan bahwa informasi dianggap sebagai komoditi

yang dapat dijualbelikan Corporate governance sebagai efektivitas mekanisme

yang bertujuan meminimalisasi konflik keagenan.

Dalam hal ini manajemen diharapkan oleh pemilik untuk mampu mengoptimalkan

sumber daya yang ada di dalam perusahaan secara maksimal. Bila kedua pihak

memaksimalkan perannya (utility maximizers), cukup beralasan apabila manajemen tidak

akan selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Hal ini sangat beralasan sekali karena

pada umumnya pemilik memiliki welfare motives yang bersifat jangka panjang, sebaliknya

manajemen lebih bersifat jangka pendek sehingga terkadang mereka cenderung

memaksimalkan profit untuk jangka pendek dengan mengabaikan sustainability

keuntungan dalam jangka panjang. Untuk membatasi atau mengurangi kemungkinan

tersebut, pemilik dapat menetapkan insentif yang sesuai bagi manajemen, yaitu dengan

mengeluarkan biaya monitoring dalam bentuk gaji.

Dengan adanya monitoring cost tersebut manajemen akan senantiasa

memaksimalkan kesejahteraan pemilik, walaupun keputusan manajemen dalam praktek

akan berbeda dengan keinginan pemilik Jensen & Weckling (1976). dengan penekanan

khusus pada mekanisme legal yang mencegah dilakukannya eksproriarsi atas pemegang

saham baik mayoritas maupun minoritas. Corporate governance merupakan salah satu

elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian

hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

14

stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang

memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk

menentukan teknik monitoring kinerja (Khomsiyah et al. (2004) dalam (Desy, 2009).

b. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal dikembangkan oleh Spence (2009) dalam model keseimbangan sinyal

(basic equilibrium signaling model) yang memberikan ilustrasi pada pasar tenaga kerja dan

mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang baik (superior

performance) menggunakan informasi finansial untuk mengirimkan sinyal ke pasar. Hal

tersebut memotivasi manajer untuk mengungkapkan informasi private perusahaan untuk

mengurangi asimetri informasi dengan harapan dapat mengirimkan sinyal yang baik (good

news) tentang kinerja perusahaan ke pasar.

Sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang

memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek

perusahaan (Besley & Brigham, 2008). Teori sinyal menjelaskan bahwa perusahaan

mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak

eksternal perusahaan. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena

terdapat asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal. Pihak esternal

kemudian menilai perusahaan sebagai fungsi dari mekanisme signalling yang berbeda-

beda. Jika pengungkapan informasi tersebut dianggap sinyal baik, maka investor akan

tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang

tercermin melalui perubahan dalam volume perdagangan saham (Suwardjono, 2010).

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

15

c. Good Corporate Governance (GCG)

Definisi dari konsep GCG banyak versi yang mencanangkannya diantaranya

definisi tentang GCG yang di gagaskan oleh suatu komite yang bernama Cadbury

Committee, lembaga tersebut menjelaskan bahwa GCG merupakan seperangkat aturan

yang merumuskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah,

karyawan, dan pihakpihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal

sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka (Soerja, 2008). Lembaga

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) mengatakan bahwa

Good Corporate Governance (GCG) merupakan sekumpulah hubungan antara manajemen

perusahaan, direktur, dan pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dan kepentingan

dengan perusahaan, juga merupakan cara manajemen perusahaan dalam mempertanggung

jawabkan kinerja perusahaan kepada stakeholder (Soerja, 2008, p. 8). World Bank juga

melontarkan bahwa tata GCG merupakan kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah

yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja perusahaan secara efisien,

menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang

saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan (Soerja, 2008, p. 9).

a) Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) antara lain :

1. Transparency mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta

jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan

perusahaan, kinerja operasional, dan kepemilikan perusahaan (Arief, 2016, p. 11).

2. Akuntabilitas (accountability) dimaksudkan sebagai prinsip mengatur peran dan

tanggung jawab manajemen agar dalam mengelola perusahaan dapat

mempertanggungjawabkan serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbang

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

16

kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan

komisaris.

3. Responsibility atau Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan)

didalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan

perundangan yang berlaku (Achmad, 2005, p. 10).

4. Independency atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola oleh

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun

yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-

prinsip korporasi yang sehat (Achmad, 2005, p. 11).

5. Kewajaran (fairness) bisa didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam

memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan

perundangan yang berlaku (Achmad, 2005, p. 12).

b) Mekanisme Good Corporate Governance :

Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini meliputi dewan komisaris

independen, kepemilikan institusional, dewan direksi, kepemilikan manajerial, komite

audit

1. Dewan Komisaris Independen

Menurut (Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

2007), dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan

secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada

direksi. Dewan komisaris bertugas untuk mengawasi jalannya perusahaan berdasarkan

prinsip-prinsip GCG. Selain itu, dewan komisaris memiliki kewajiban untuk mengawasi

kinerja dewan direksi dan mengawasi pelaksanaan kebijakan dari dewan direksi.

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

17

2. Kepemilikan Institusional

kepemilikan institusional merupakan kondisi dimana institusi memiliki saham

dalam suatu perusahaan. Institusi tersebut dapat berupa institusi pemerintah, institusi

swasta, domestik maupun asing (Widarjo, 2010). Investor institusional sering kali menjadi

pemilik mayoritas dalam kepemilikan saham, karena para investor institusional memiliki

sumber daya yang lebih besar daripada pemegang saham lainnya sehingga dianggap

mampu melaksanakan mekanisme pengawasan yang baik.

3. Dewan Direksi

Dewan Direksi merupakan organ perseroan yang berwenang dan bertanggung

jawab atas kepengurusan bank. Dewan Direksi berperan dalam menentukan kebijakan dan

strategi yang akan digunakan baik kebijakan jangka pendek maupun jangka panjang.

Menurut Wallace dan Zinkin (2005) direksi merupakan seseorang yang semestinya

memutuskan atau biasanya memberi keputusan, bersama-sama dengan anggota Dewan

Direksi lainnya dalam menentukan tindakan-tindakan yang diperlukan. Dewan direksi

meruapakan perwakilan para pemegang saham dalam pengelolaan perusahaan.

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab untuk memastikan tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan. Dewan Direksi harus dapat memastikan bahwa manajemen

bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh dewan. Dewan Direksi bertanggung

jawab dalam pelaksanaan kebijakan dan strategi yang telah disetujui oleh dewan komisaris,

pemeliharaan suatu struktur organisasai, dan memastikan bahwa pendelegasian wewenang

berjalan secara efektif. Dewan Direksi juga berperan dalam meningkatkan hubungan

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

18

dengan pihak luar perusahaan. Hubungan perusahaan dengan pihak luar sangat penting

bagi perusahaan dalam proses menghimpun modal.

4. Komite Audit

Dalam rangka meringankan tugas yang diemban dewan komisaris, maka dibentuk

suatu komite, yaitu Komite Audit. Komite Audit berperan dalam optimalisasi mekanisme

pengawasan internal perusahaan. Komite Audit juga menjembatani hubungan antara

auditor eksternal dengan perusahaan dan juga dewan komisaris dengan auditor internal.

Menurut IKAI (2010) mengartikan : “Komite Audit sebagai suatu komite yang bekerja

secara profesional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris, dengan demikian,

tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris (atau dewan

pengawas) dalam menjalankan fungsi pengawasan (oversight) atas proses pelaporan

keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate

governance dalam perusahaan-perusahaan”. Menurut Bratanovic (2009), Komite Audit

memiliki tanggung jawab sebagai berikut ini :

a) Memeriksa prosedur kebijakan-kebijakan dewan dan manajemen, serta membuat

laporan berkala untuk dewan.

b) Memastikan berlangsungnya tata kelola perusahaan, sistem kontrol, dan proses

manajemen risiko.

c) Memastikan kecukupan dan ketepatan informasi yang dilaporkan kepada manajemen.

d) Membantu komunikasi antara dewan direksi dan manajemen.

e) Mengevaluasi langkah-langkah menajemen risiko terkait ketepatan dalam

hubungannya dengan pemaparan.

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

19

f) Menilai semua aspek kegiatan dan posisi risiko, memastikan keefektifan kontrol

manajemen terkait posisi, batas, dan tindakan yang diambil.

g) Menilai operasi serta memberikan saran perbaikan.

5. Kepemilikan Manajerial

Menurut Wahidahwati (2002), kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai

tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan

keputusan, misalnya seperti direktur, manajemen, dan komisaris. Dari pengertian di atas,

dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial merupakan suatu kondisi di mana pihak

manajemen perusahaan memiliki rangkap jabatan yaitu jabatannya sebagai manajemen

perusahaan dan juga pemegang saham dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan

yang dilaksanakan. Menurut Jensen dan Meckling (1976), secara teoritis ketika

kepemilikan manajerial rendah maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku

oportunistik manajer akan meningkat. Adanya kepemilikan manajerial dipandang dapat

menyelaraskan adanya potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar dengan

manajemen.

d. Laverage

Menurut Weston dan Copeland (2010), salah satu faktor penting dalam unsur

pendanaan adalah hutang (leverage) . Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk melihat

sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri.

Leverage menurut Syamsuddin (2013) adalah kemampuan perusahaan untuk

menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds)

untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan”. Keputusan

manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio leverage tidak bertambah tinggi mengacu

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

20

pada pecking order teory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan

apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan. Maka perusahaan akan

menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti

sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila

belum mencukupi, perusahaan akan menerbitkan saham.

Pada intinya apabila perusahaan masih bisa mengusahakan sumber pendanaan

internal maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan. Maka dapat disimpulkan

rasio leverage yang tinggi menyebabkan turunnya nilai perusahaan. Menurut Widiyanti &

Elfina (2015), rasio leverage dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1. Leverage keuangan

Financial leverage merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan

harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per lembar

saham atau mengukur tigkat kepekaan perubahan laba per lembar saham atau EPS

terhadap perubahan EBIT (Earning Before Interest and Tax) (indriani &

Kamaludin, 2012:98). Penggunaan financial leverage yang semakin besar

membawa dampak positif bila pendapatan yang diterima dari penggunaan dana

tersebut lebih besar daripada beban keuangan yang di keluarakan. Sedangkan

dampak negatifnya adalah financial leverage yang semakin besar, menyebabkan

semakin besarnya jumlah hutang yang akan di tanggung oleh perusahaan atas beban

tetap atau beban bunganya.

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

21

2. Leverage Operasi

Operating leverage adalah seberapa besar biaya tetap yang akan digunakan

dalam operasional suatu perusahaan (Houston & Brigham, 2009:12). Karena

adanya biaya tetap yang digunakan untuk kegiatan operasi usaha mengakibatkan

adanya perubahan dalam penjualan yang akan mengakibatkan perubahan yang

lebih besar terhadap EBIT perusahaan.

3. Kombinasi Leverage (Combined Leverage)

Leverage kombinasi adalah gabungan ataupun kombinasi antara leverage

keuangan dan leverage operasi ( (Kamaludin & Indriani, 2012). Leverage total

menunjukkan pengaruh perubahan penjualan terhadap Earning Per Share (EPS).

Menurut Utari et al., (2014:61) dalam Widiyanti & Elfina (2015) rasio leverage

diklasifikasikan sebagi berikut :

• Debt to Aset Ratio : total hutang di bagi total asset.

• Debt to Equity Ratio : total hutang dibagi total ekuitas

• Long Term Debt to Equity Ratio : hutang jangka panjang dibagi ekuitas

• Time Interest Earned Ratio : laba sebelum bunga dan pajak di bagi bunga

• Fixed Payment Coverage Ratio : laba sebelum bunga dan pajak di tambah

pembayaran sewa, dibagi bunga ditambah pembayaran sewa ditambah

(pembayaran angsuran hutang ditambah dividen saham istimewa) di kali (1/1 –

Pajak).

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

22

Leverage yang rendah pada perusahaan memiliki tingkat kerugian yang lebih kecil

apabila perekonomian mengalami penurunan namun juga memiliki tingkat pengembalian

yang relatif rendah ketika perekonomian mengalami peningkatan, begitu juga perusahaan

yang memiliki leverage tinggi tentunya akan memiliki tingkat resiko yang tinggi juga,

namun bedanya akan memiliki tingkat pengembalian yang relatif tinggi ketika

perekonomian mengalami peningkatan. Tingakat Leverage dalam penelitian ini dijelaskan

melalui Debt to Assets Ratio (DAR).

Debt to Assets Ratio (DAR) secara sederhana mempunyai pengertian perbandingan

antara total utang yang dimiliki perusahaan dengan total aset yang dimiliki perusahaan.

Rasio utang terhadap total aset didapat dari membagi total utang perusahaan dengan total

asetnya (Van Horne, 2012:170).

e. Kinerja Keuangan

Kinerja merupakan pengawasan terus menerus dan pelaporan penyelesaian

program, terutama kemajuan terhadap tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya Pada

dasarnya tujuan dari pengukuran kinerja perbankan tidaklah jauh berbeda dengan kinerja

perusahaan pada umumnya. Menurut Wardoyo & Martina (2013), pengertian kinerja

keuangan adalah hasil keputusan-keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh pihak

manajemen perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secaraefektif dan efisien.

Menurut Isabanah (2015) kinerja keuangan adalah bagian penting dalam mencapai

tujuan perusahaan, karena dalam suatu perusahaan laporan atas kinerja keuangan

merupakan informasi yang paling penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

sebagai gambaran atas keadaan perusahaan yang sebenarnya. Penilaian kinerja perusahaan

bertujuan untuk mengetahui efektivitas operasional perusahaan. Pengukuran kinerja

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

23

perusahaan dilakukan untuk melakukan perbaikan dan pengendalian atas kegiatan

operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Selain itu, pengukuran kinerja

juga dibutuhkan untuk menetapkan strategi yang tepat dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan. Dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan itu merupakan fondasi tempat

berdirinya pengendalian yang efektif. Seorang investor selalu mengharapkan profit dalam

investasinya, maka dari itu kinerja perusahaan juga menjadi hal yang diperhatikan investor.

Terdapat beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan

perusahaan yaitu :

a) Rasio Likuiditas (liquidity Ratio) adalah Ratio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang

berupa hutang – hutang jangka pendek (short time debt).

b) Rasio Solvabilitas adalah Ratio yang digunakan untuk mengukur perbandingan dana

yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan

tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengkur sampai seberapa jauh aktiva

perusahaan dibiayai oleh hutang, dalam rasio ini menunjukkan indikasi tingkat

keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank).

c) Rasio Rentabilitas, rasio ini dapat juga disebut sebagai rasio profitabilitas, yaitu rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau

keuntungan, profitabilitas dari suatu perusahaan memunculkan ataupun mewujudkan

perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

24

C. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara atas masalah yang akan diteliti. Perumasan

hipotesis pada penelitian ini didasarkan pada penelitian sejenis yang dilakukan terdahulu

sehingga diharapkan hipotesis tersebut dapat diuji kebenarannya. Berdasarkan teori dan latar

belakang permasalahan yang telah disebutkan diatas maka dapat dibuat beberapa hipotesis

terhadap permasalahan sebagai berikut :

1. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan

Good Corporate Governance merupakan suatu tata kelola perusahaan yang

baik, dimana didalamnya terdapat suatu bentuk perlindungan terhadap kepentingan

pemegang saham (publik) sebagai pemilik perusahaan dan kreditur sebagai

penyandang dana eksternal (Setyaningsih & Utami, 2013). Terdapat beberapa indikator

perhitungan dalam penerapan Good Corporate Governance, diantaranya adalah Dewan

Direksi, Dewan Komisaris Independen, dan Komite Audit.

Menurut Wallace dan Zinkin (2005) dewan direksi merupakan seseorang yang

semestinya memutuskan atau biasanya memberi keputusan, bersama-sama dengan

anggota dewan direksi lainnya dalam menentukan tindakan-tindakan yang diperlukan.

Perencanaan strategis yang dibuat oleh dewan direksi akan menentukan peningkatan

kinerja suatu perusahaan. Dengan adanya dewan direksi yang berperan dalam

operasional perusahaan, maka akan meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat

dilihat dari kinerja keuangan perusahaan. Dewan komisaris bertugas untuk mengawasi

jalannya perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip GCG. Dewan Komisaris yang tidak

memiliki hubungan kekeluargaan maupun bisnis dengan pemegang saham pengendali,

dewan komisaris, dan dewan direksi dalam perusahaan itu sendiri adalah dewan

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

25

komisaris independen. Komisaris independen memberikan dampak positif kepada

perusahaan karena memberikan perspektif yang bervariasi yang mampu meningkatkan

lingkungan kerja dan solusi atas permasalahan dalam perusahaan yang lebih baik

sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Menurut Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) mengartikan : “Komite Audit

sebagai suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen yang dibentuk

oleh dewan komisaris, dengan demikian, tugasnya adalah membantu dan memperkuat

fungsi dewan komisaris (atau dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi

pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko,

pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance dalam perusahaan-

perusahaan”. Dengan adanya komite audit dalam sebuah perusahaan, maka akan

mengurangi terjadinya asymmetric information yang akan berdampak pada

meningkatnya kinerja keuangan perusahaan.

Dengan adanya kepemilikan saham Eksternal baik kepemilikan Institusional

maupun kepemilikan manajerial, diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja

perusahaan tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hisamuddin (2012) dan

Prantama (2015), yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan dan

positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian

Elisetiawati dan Artinah (2017), Raharjo dan Andini (2016), dan Isnani et al. (2017)

yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan perusahaan.

H1 : Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap ROA

Page 18: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

26

2. Pengaruh Leverage terhadap kinerja keuangan

Rasio leverage adalah rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan.

menggunakan dana dari hutang atau pinjaman. Tujuan leverage bagi perusahaan untuk

meningkatkan hasil pengambilan bagi para pemegang saham biasa, walaupun

berdampak pada peningkatan resiko yang ditanggung baik oleh resiko bisnis maupun

resiko keuangan (Syari, 2014). Perubahan leverage menghasilkan perubahan pada

tingkat pengembalian resiko, karena apabila leverage terjadi peningkatan maka tingkat

pengembalian dan resiko juga mengalami peningkatan, dimana rasio leverage yang

tinggi akan berpengaruh terhadap resiko dan kemampuan dalam membayar hutang juga

akan tinggi, namun ketika perusahaan sudah tidak mampu dalam melunasi hutang maka

akan berdampak pada berkurangnya aset-aset perusahaan yang akan di jual untuk

melunasi hutang tersebut. Asset perusahaan yang mulai berkurang akan berpengaruh

terhadap kemampuan kegiatan produksi yang akan semakin menurun, sehingga

penjualan dan laba perusahaan juga mengalami penurunan. Penelitian yang dilakukan

oleh Isabanah (2015), dapat di simpulkan bahwa Leverage berpengaruh negatif

terhadap kinerja keuangan, begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Lestari & Yulianawati (2015), hasil penelitiannya bahwa setelah dilakukan pengujian

secara parsial Leverage berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan, dimana rasio

leverage yang tinggi akan berdampak pada tingginya resiko dalam pengembalian

hutang perusahaan, sehingga kemampuan dalam membayar hutang akan menurun,

ketika kemampuan perusahaan dalam membayar hutang mulai menurun maka

perusahaan akan menjual beberapa asset yang dimiliki untuk melunasi hutang-

hutangnya. Aset perusahaan yang semakin berkurang akan berdampak pada

Page 19: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

27

kemampuan perusahaan dalam kegiatan berproduksi yang akan berdampak pada

tingkat penurunan penjualan dan penurunan laba perusahaan dan pada akhirnya akan

sangat berdampak terhadap penurunan kinerja keuangan perusahaan.

H 2 = Leverage berpengaruh negative terhadap kinerja keuangan.

Page 20: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESISeprints.umm.ac.id/47184/3/BAB II.pdf · kinerja keuangan, dan Leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja keuangan. 11 Variabel Dependen:

28

D. KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh Good Corporate Governance dan

Leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan jasa sub sector transportasi yang di

publikasikan di dalam situs website Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2015-2017.

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variable independen yaitu Good Corporate Governance

dan Leverage dan satu variable dependen yaitu Kinerja Keuangan.

Dari penjelasan diatas maka dapat di buat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional

Komite Audit

Dewan Direksi

Dewan Komisaris Independen

Good

Corporate

Governance

(X 1)

Debt To Asset Ratio Leverage

(X 2)

Return On

Asset (Y)