bab ii teori dan perumusan hipotesis a. tinjauan...

15
12 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini terdapat penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dari Anggoro & Soesatyo (2015), Menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran di kota surabaya yang berbanding terbalik atau berlawanan. Sedangkan variabel pertumbuhan angkatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di Kota Surabaya. Sedangkan kedua variabel independen yakni pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan angkatan kerja secara bersama-sama menunjukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengangguran di Kota Surabaya. 2. Penelitian dari Kurniawan (2014), Menunjukan bahwa 1) setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% (persen) maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar 4361.485 orang/jiwa di Kabupaten Gresik, 2) setiap kenaikan upah minimum sebesar Rp. 1,- maka jumlah pengangguran akan meningkat sebesar 0.029252 orang/jiwa di Kabupaten Gresik, 3) setiap kenaikan investasi sebesar

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

12

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sebelum penelitian ini terdapat penelitian sejenis yang sudah dilakukan

oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dari Anggoro & Soesatyo (2015), Menunjukan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pertumbuhan

ekonomi terhadap tingkat pengangguran di kota surabaya yang

berbanding terbalik atau berlawanan. Sedangkan variabel pertumbuhan

angkatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Kota Surabaya. Sedangkan kedua variabel independen

yakni pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan angkatan kerja secara

bersama-sama menunjukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat pengangguran di Kota Surabaya.

2. Penelitian dari Kurniawan (2014), Menunjukan bahwa 1) setiap

kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% (persen) maka jumlah

pengangguran akan menurun sebesar 4361.485 orang/jiwa di

Kabupaten Gresik, 2) setiap kenaikan upah minimum sebesar Rp. 1,-

maka jumlah pengangguran akan meningkat sebesar 0.029252

orang/jiwa di Kabupaten Gresik, 3) setiap kenaikan investasi sebesar

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

13

Rp. 1,- juta maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar

0.004904 orang/jiwa di Kabupaten Gresik.

3. Penelitian dari Wijaya (2014), Menyatakan 1) bahwa setiap kenaikan

upah minimum sebesar 1 persen akan menurunkan tingkat

pengangguran terbuka sebesar 0,09 persen di Gerbangkertasusila, 2)

menyatakan bahwa setiap kenaikan PDRB sebesar 1 persen maka

tingkat pengangguran terbuka akan meningkat sebesar 0,03 persen di

Gerbangkertasusila, 3) menyatakan bahwa setiap kenaikan populasi

penduduk sebesar 1 persen akan menurunkan tingkat pengangguran

terbuka sebesar 0,03 persen di Gerbangkertasusila.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Malthus sama sekali tidak benar bahwa pertambahan

penduduk dengan sendirinya dapat membawa ekspansi ekonomi.

bertambahnya jumlah penduduk secara kuantitatif sekali-kali bukan menjadi

jaminan bahwa pendapatan riilnya juga akan meningkat dengan sepadan.

Pertambahan penduduk hanya akan mendukung pertumbuhan dalam tata

susunan ekonomi, sejauh perkembangan ekonomi juga meningkatkan daya

beli riil (permintaan efektif) dalam masyarakat secara menyeluruh. Baru

dalam keadaan demikian akan terlaksana akumulasi modal sebagai ciri pokok

dalam proses pertumbuhan, hal yang sekaligus menimbulkan permintaan akan

tenaga kerja (Djojohadikusumo, 1994;33)

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

14

Menurut Robert Sollow terdapat kemungkinan adanya perubahan pada

tingkat bunga maupun tingkat upah. Proses pertumbuhan dilihat sebagai suatu

proses yang berlangsung dengan perimbangan-perimbangan yang variabel

diantara faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi dianggap fleksibel

sehingga terdapat kemungkinan subtitusi diantara faktor-faktor produksi

tersebut. Dalam keadaan dimana jumlah tenaga kerja melebihi pasokan

modal, harga tenaga kerja (tingkat upah) akan menurun secara nisbi terhadap

harga modal (tingkat bunga). Sebaliknya jika pertambahan modal melampaui

pertambahan jumlah tenaga kerja, maka tingkat upah akan meningkat.

Dengan adanya perubahan pada harga faktor produksi dan melalui subtitusi

satu jenis faktor produksi lainnya, hal itu satu sama lain dapat membatasi

kemungkinan terjadinya penyimpangan dari ekuilibrium pertumbuhan

(Djojohadikusumo, 1994;45)

Menurut teori pertumbuhan klasik apabila terdapat kekurangan

penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan

perkapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikan pendapatan

perkapita. Akan tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil

tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi,

yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya

pendapatan nasional dan pendapatan perkapita menjadi semakin lambat

pertumbuhannya (Sukirno, 2006, 433).

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

15

2. Angkatan Kerja

Menurut BPS (Badan Pusat Statistika) angkatan kerja merupakan

penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan

namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja. Angkatan kerja atau labour force terdiri dari (1) golongan

yang bekerja, dan (2) golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan bersekolah, (2)

golongan yang mengurus rumah tangga, dan (3) golongan lain-lain atau

penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja

sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu,

kelompok ini sering juga dinamakan sebagai potential labour force

(Simanjuntak, 1998, 3).

Sebagaimana halnya penentuan batas umur untuk tenaga kerja, maka

definisi yang diberikan untuk membedakan angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja, demikian juga yang bekerja dan menganggur. Misalnya

seseorang pembantu rumah tangga yang mendapat upah digolongkan sebagai

bekerja dan oleh sebab itu termasuk angkatan kerja. Sebaliknya seseorang ibu

rumah tangga yang mengerjakan pekerjaan sama atau lebih banyak dari

pekerjaan yang dilakukan pembantu rumah tangga tidak tergolong angkatan

kerja ( Simanjuntak, 1998, 5).

Angkatan kerja menurut Soemitro Djojohadikusumo, sebagian bagian

dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

16

kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga di sebut

sumber daya manusia ( Heru & Yoyok, 2015).

Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah

penduduk. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia

kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja

yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu meningkatkan

kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tidak selalu

memberikan dampak yang positif terhadap kesejahteraan (Heru & Yoyok,

2015).

3. Upah Minimum

Berdasarkan Undang-Undang Nomor.13 Tahun 2003, upah adalah hak

pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang

ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau

peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan

keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan

(Kurniawan, 2014).

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

17

4. Teori pengangguran

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja

kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha

memperoleh pekerjaan (Simanjuntak, 1998, 5)

Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang

tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum

dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif

mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran (Sukirno, 2006; 13).

Pada umumnya pengeluaran agregat yang terwujud dalam

perekonomian adalah lebih rendah dari pengeluaran agregat yang diperlukan

untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan

permintaan agregat ini adalah faktor penting yang menimbulkan

pengangguran (Sukirno, 2006; 13).

Menurut (Sukirno, 2006; 328-329) ada 4 jenis pengangguran

berdasarkan penyebabnya.

1. Pengangguran normal atau friksional

Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan

pengangguran normal atau pengangguran friksional. Peran

pengangguran ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat

memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih

baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat tingkat

pengangguran rendah dan pekerjaan mudah diperoleh dan sebaliknya

pengusaha kesulitan dalam mencari pekerja. Maka pengusaha

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

18

menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal ini mendorong pekerja untuk

meninggalkan pekerjaan yang lama dan mencari pekerjaan baru yang

lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses

mencari kerja baru ini mereka digolongkan sebagai pengangguran

normal.

2. Pengangguran siklikal

Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi hal ini mendorong

pengusaha menaikan produksi sehingga lebih banyak pekerja baru yang

digunakan dan pengangguran berkurang. Dan sebaliknya permintaan

agregat menurun dengan banyaknya menyebabkan perusahaan

mengurangi pekerjanya atau bahkan menutup perusahaannya maka

pengangguran akan bertambah. Pengangguran seperti ini dinamakan

pengangguran siklikal.

3. Pengangguran struktural

Tidak semua industri atau perusahaan akan berkembang maju terus

adakalanya suatu perusahaan akan mengalami kemuduran karena

beberapa faktor. Dari kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan

produksi dalam industri menurun sebagian pekerja terpaksa

diberhentikan dan menjadi penganggguran. Pengangguran yang

disebabkan perubahan struktur kegiatan ekonomi tersebut dinamakan

pengangguran struktural.

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

19

4. Pengangguran teknologi

Pengangguran ini disebabkan karena adanya pergantian tenaga manusia

oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Pengangguran yang ditimbulkan

oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan

pengangguran teknolgi.

Jenis pengangguran berdasakan cirinya (Sukirno,2006; 330)

1. Pengangguran terbuka

Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan

pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai

akibat dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang

tidak memperoleh pekerjaan. Pengangguran terbuka dapat pula wujud

sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan

teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai

akibat dari kemunduran perkembangan suatu industri.

2. Pengangguran tersembunyi

Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap

kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja

yang digunkan tergantung kepada banyak faktor. Faktor yang perlu

dipertimbangkan adalah: besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan

perusahaan, mesin yang digunakan (apakah intensif buruh atau intensif

modal) dan tingkat produksi yang dicapai. Dibanyak negara

berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

20

kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan

supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan

tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran

tersembunyi.

3. Pengangguran bermusim

Pengangguran ini terutama terdapat disektor pertanian dan perikanan.

Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan

pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula

para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Disamping itu pada

umumnya para pesawah tidak begitu aktif diantara waktu sesudah

menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam masa diatas para

penyadap karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain

maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini

digolongkan sebagai pengangguran bermusim.

4. Setengah menganggur

Dinegara-negara berkembang, migrasi dari desa kekota adalah sangat

pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah kekota dapat

memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi

penganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada pula yang tidak

mengganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja

mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin

hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat

jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

21

dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam

bahasa inggris: underemployed. Dan jenis penganggurannya dinamakan

underemployment.

5. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat

pengangguran

Kenaikan tingkat pengangguran mestinya terasosiasi dengan penurunan

GDP riil. Regresi negatif antara pengangguran dan GDP ini disebut Hukum

Okun. Hukum okun itu sendiri digunakan sebagai acuan dalam penelitian

beberapa negara dan wilayah. Penelitian di Amerika serikat pada tahun 1970-

2005 mengatakan, jika tingkat pengangguran tetap sama, GDP riil tumbuh

sebesar 3,5%, pertumbuhan normal produksi barang dan jasa disebabkan

pertumbuhan tenaga kerja, akumulasi modal dan kemajuan teknologi.

Selanjutnya untuk setiap presentase tingkat kenaikan pengangguran,

pertumbuhan GDP riil bisa turun 2%. Maka, pada kenaikan tingkat

pengangguran dari 5 ke 8 persen pertumbuhan GDP riil mengalami

penurunan 2,5%, mengindikasikan perekonomian resesi (Mankiw, 2006;

249).

Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith yang mengatakan

jika pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan maka tingkat pengangguran

mengalami kenaikan ( Heru & Yoyok, 2015).

Adanya hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dan

jumlah pengangguran bahwa pertumbuhan ekonomi yang meningkat

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

22

memberikan kesempatan kerja dan berorientasi pada padat karya, sehingga

pertumbuhan ekonomi mengurangi pengangguran (Amir Amri, 2007 dalam

Heru & Yoyok, 2015).

Menurut Kuznet meningkatnya laju pendapatan perkapita, diversifikasi

sektor kegiatan ekonomi dan relokasi sumber daya dan dana dalam proses

diversifikasi itu, aglomerasi penduduk dilingkungan kota dan sekitarnya,

segala sesuatunya berkaitan dengan revolusi teknologi. Sejak awal era

pertumbuhan, perkembangannya ditandai oleh banyaknya penemuan-

penemuan baru serta inovasi-inovasi yang diterapkan dalam kegiatan

ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan dalam proses

ekonomi diganti oleh tenaga uap dan listrik dengan batu bara sebagai bahan

bakar utama. Kemudian hal itu disusul oleh peranan minyak bumi dan gas

alam. Bahan mineral semakin berarti sebagai bahan baku dalam produksi

berbagai jenis barang. Mekanisasi membawa perluasaan skala produksi dan

perubahan pada organisasi usaha. Semuanya itu disertai oleh pengambangan

teknik yang baru dibidang transportasi dan komunikasi (Djojohadikusumo,

1994; 56).

Menurut penelitian Wijaya (2014), mengatakan bahwa variabel PDRB

memiliki pengaruh positif terhadap variabel tingkat pengangguran di

Gerbangkertasusila.

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

23

6. Hubungan antara angkatan kerja terhadap tingkat pengangguran

Besarnya penyediaan atau supply tenaga kerja dalam masyarakat adalah

jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara

mereka sebagian sudah aktif dalam kegiatannya yang menghasilkan barang

atau jasa. Mereka dinamakan golongan yang bekerja atau employed person.

Sebagian lain tergolong yang siap bekerja dan sedang berusaha mencari

pekerjaan. Mereka dinamakan pencari kerja atau penganggur. Jumlah yang

bekerja dan pencari kerja dinamakan angkatan kerja atau labor force.

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau

demand dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan

ekonomi dan tingkat upah. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja

melalui penyediaan dan permintaan tenagakerja dinamakan pasar kerja.

Sesorang dalam pasar kerja berarti dia menawarkan jasanya untuk produksi,

apakah dia sedang bekerja atau mencari pekerjaan.

Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat

employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan

tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan tenaga kerja

dipengaruhi oleh tingkat upah ( Simanjuntak, 1998, 3-4).

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

24

7. Hubungan antara upah minimum terhadap tingkat pengangguran

Upah riil Jumlah Penawaran

Upah riil Pengangguran

Yang berlaku

Jumlah

tenaga Kerja Permintaan

Jumlah Tenaga Kerja Tenaga Kerja

Yang ingin bekerja

Sumber : Mankiw, 2006

Gambar 2.1. Kekakuan Upah-Riil

Kekakuan upah menyebabkan pengangguran. Ketika upah riil berada

diatas tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan, jumlah

tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta. Perusahaan

harus menjatah pekerjaan yang langka diantara para pekerja. Kekakuan upah

riil mengurangi tingkat perolehan tenaga kerja dan mempertinggi

pengangguran (Mankiw, 2006; 160).

Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu

masyarakat adalah pendapatannya. Pendapatan masyarakat mencapai

maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan.

Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat, dan itu mengurangi

tingkat kemakmuran yang mereka capai (Sukirno, 2006 ;14).

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

25

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan sebuah dugaan awal dalam sebuah penelitian,

untuk membuktikan hipotesa tersebut maka perlu dilakukan sebuah penelitian

lebih lanjut dengan menggunakan sebuah alat analisis.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Diduga terdapat pengaruh negatif/positif antara pertumbuhan ekonomi

terhadap tingkat pengangguran.

Pertumbuhan

Ekonomi

Angkatan

Kerja

Pengangguran

UMK

Lapangan

Pekerjaan

Pasar Kerja Permintaan

Tenaga Kerja

Pendapatan

Perusahaan

PHK

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/35220/3/jiptummpp-gdl-edisetyawa-47356-3-babii.pdf · ekonomi. Tenaga manusia dan hewan sebagai unsur ketenagaan

26

Diduga terdapat pengaruh positif antara angkatan kerja dan upah

minimum Kabupaten/Kota terhadap tingkat pengangguran.