bab ii teori dan perumusan hipotesis a. …eprints.umm.ac.id/38417/3/bab ii.pdfmnegatasi terjadinya...

23
7 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Anggoro and Septiani (2015) membuktikan bahwa perilaku penghindaran pajak yang telah dilakukan oleh perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah positif, perilaku penghindaran pajak juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap biaya agensi dengan arah positif. Hal ini membuktikan bahwa transparasi bisa menjadi sarana perusahaan untuk dapat meningkatkan kepercayaan investor meskipun perusahaan tersebut telah melakukan praktik penghindaran pajak. Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2014) Menyatakan bahwa Tax avoidance berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan, yang memiliki arti bahwa semakin tinggi tax avoidance maka semakin rendah nilai perusahaanyang berarti semakin tinggi tax avoidance maka semakin rendah nilai perusahaan. Variabel Transparasi sendiri dikatakan mampu memoderasi hubungan antara Tax avoidance terhadap nilai perusahaan. Pengaruh positif menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat transparasi pada perusahaan yang melakukan penghindaran pajak maka nilai perusahaan akan semakin meningkat. Penelitian yang dilakukan Victory and Cheisviyanny (2016) membuktikan tax avoidance jangka panjang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan menyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat mempengaruh terhadap hubungan antar pengindaran pajak jangka panjang dengan nilai perusahaan.

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

7

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Anggoro and Septiani (2015) membuktikan bahwa perilaku penghindaran

pajak yang telah dilakukan oleh perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap nilai perusahaan dengan arah positif, perilaku penghindaran pajak juga

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap biaya agensi dengan arah positif.

Hal ini membuktikan bahwa transparasi bisa menjadi sarana perusahaan untuk

dapat meningkatkan kepercayaan investor meskipun perusahaan tersebut telah

melakukan praktik penghindaran pajak.

Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2014) Menyatakan

bahwa Tax avoidance berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan,

yang memiliki arti bahwa semakin tinggi tax avoidance maka semakin rendah nilai

perusahaanyang berarti semakin tinggi tax avoidance maka semakin rendah nilai

perusahaan. Variabel Transparasi sendiri dikatakan mampu memoderasi hubungan

antara Tax avoidance terhadap nilai perusahaan. Pengaruh positif menunjukan

bahwa semakin tinggi tingkat transparasi pada perusahaan yang melakukan

penghindaran pajak maka nilai perusahaan akan semakin meningkat.

Penelitian yang dilakukan Victory and Cheisviyanny (2016) membuktikan

tax avoidance jangka panjang berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan dan menyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat mempengaruh

terhadap hubungan antar pengindaran pajak jangka panjang dengan nilai

perusahaan.

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

8

Herventy (2016) menyimpulkan penelitianya bahwa variabel tax avoidance

berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan, yang berarti semakin

tinggi tax avoidance maka semakin rendah nilai perusahaan.

Tabel 2.1 : Contoh Ringkasan Penelitian

No Nama

(Tahun)

Judul/Jurnal Obyek/variabel/

analisis

Hasil

1 Anggoro

&

septiani

(2015)

Analisis

pengaruh

perilaku

penghindaran

pajak terhadap

nilai

perusahaan

dengan

transparasi

sebagai

variabel

moderasi

Objek: 124

Perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di bursa

efek indonesia

tahun 2010-2013

Variabel: Nilai

perusahaan,modera

ting,leverage

Analisis: Regresi

perilaku penghindaran

pajak yang dilakukan

perusahaan

memberikan pengaruh

yang signifikan

terhadap nilai

perusahaan dengan

arah positif. Perilaku

penghindaran pajak

yang dilakukan

perusahaan

memberikan pengaruh

yang signifikan

terhadap biaya agensi

dengan

arah positif.

Transparansi laporan

keuangan dapat

memoderasi pengaruh

penghindaran pajak

terhadap nilai

perusahaan.

2 Ilmiani &

Sutrisno

(2014)

Pengaruh Tax

Avoidance

terhadap nilai

perusahaan

dengan

transparasi

perusahaan

sebagai

Objek: 25

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

Tahun 2010-2012

Variabel: Nilai

perusahaan ,tax

1.Variabel Tax

avoidance

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap nilai

perusahaan.

2. Variabel

transparansi mampu

memoderasi

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

9

variabel

moderating.

avoiden,

moderating

Analisis:statistik

deskriptif, uji

normalitas,uji

multikolinearitas

hubungan antara tax

avoidance terhadap

nilai perusahaan.

3 Victory

&

cheisviya

ni

(2016)

Pengaruh Tax

Avoidance

jangka panjang

terhadap nilai

perusahaan

dengan

kepemilikan

institusional

sebagai

variabel

pemoderasi:

Studi Empiris

pada

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar

di BEI tahun

2010-2014

Objek: 60

Perusahaan

Manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

periode 2010-2014

Variabel : Nilai

perusahaan,tax

avoident,

moderating

Analisis:Regressio

n Analisis

a. Tax avoidance

jangka panjang

berpengaruh

positif signifikan

terhadap nilai

perusahaan.

b. Kepemilikan

Institusional dapat

memperkuat

pengaruh terhadap

hubungan antara tax

avoidance jangka

panjang dengan nilai

perusahaan.

4 Harventy

(2016)

Pengaruh Tax

Avoidance

Terhadap Nilai

Perusahaan

Objek : 35

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

tahun 2013-2015

Variabel : Nilai

perusahaan , Tax

Terdahulu

Analisis : Regresi

linier Berganda

bahwa Variabel Tax

avoidance

berpengaruh

signifikan negatif

terhadap

nilai perusahaan, yang

berarti bahwa semakin

tinggi tax

avoidancemaka

semakin

rendah nilai

perusahaan yang

berarti bahwa semakin

tinggi tax

avoidancemaka

semakin rendah nilai

perusahaan.

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

10

B. Teori dan Tinjauan Pustaka

1. Teori Keagenan

Teori keagenan (agency theory) ketika pemilik (manajer) mendelegasikan

otoritas pengambilan keputusan pada pihak lain, terdapat hubungan keagenan,

antara kedua pihak. Hubungan keagenan seperti hubungan pemegang saham

dengan manajer akan efektif selama manjer mengambil keputusan investasi yang

konsisten dengan kepentingan pemegang saham 2 and Richard B. Robinson (2008).

Teori agensi timbul dari pengorbanan keagenan apapun, oleh karena itu dalam

hubungan keagenan semua pihak akan menangung biaya keagenan, tidak hanya

principal tetapi juga agen, inilah yang membuat semua pihak harus menangung

implikasi manjemen laba yang dlakukan oleh manajer perusahaan, manajer

perusahaan harus mennagung implikasi manajmen laba yang berupa kesulitan atau

kebangkrutan dimasa depan (Sulistyanto).

Jensen and Meckling (1976) Menjelaskan Hubungan keagenan di dalam

teori agency dalam perusahaan merupakan kumpulan-kumpulan kontrak antara

pemilik sumberdaya ekonomis dan menejer yang mengurus pengunaan dan

pengedalian sumberdaya tersebut.

Teori agensi juga mengasumsikan bahwa manajer (agen) memiliki lebih

banyak informasi dari pada prinsipal. Dikarenakan prinsipal tidak dapat mengamati

langsung kegiatan yang dilakukan oleh agen secara terus menerus. Karena principal

tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja dari agen. Maka principal

tidak bisa merasa kepastian dari usaha agen memberikan kontribusi pada hasil

perusahaan. Dengan situasi inilah yang disebut dengan asimetri infrmasi yang dapat

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

11

memicu timbulnya biaya agensi . Jensen and Meckling (1976) membagi biaya

keagenan ini menjadi 3 komponen :

a. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk

memonitor perilaku agen.

b. Bonding cost merupakan biaya yang ditanggung oleh agen untuk menetapkan

dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk

kepentingan prinsipal.

c. Residual los merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran

prinsipal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agen dan keputusan prinsipal.

2. Definisi Pajak

Menurut pasal 1, Undang-undang no.28 tahun 2007 mengenai ketentuan

umum serta tata cara perpajakan : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

yang terhutang oleh orang atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-

undang, dimana dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya dalam kemakmuran rakyat.

Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam buku Zain (2018) pajak adalah

iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan

tidak mendapat imbalan secara langsung dan gunanya untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara yang

menyelengarakan pemerintah. Fungsi dari pajak sendiri adalah :

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

12

a. Fungsi anggaran ( fungsi budgeter)

Pajak memiliki fungsi yang signifikan untuk kehidupan bernegara, secara

khusus daalam pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang

digunakan untuk pembiayaan pembangunan nasional dan pengeluran negara lainya

sehingga pajak mempunyai fungsi untuk menyeimbangkan pengeluaran negara dan

pendapatan negara.

b. Fungsi mengatur ( fungsi regulasi)

Pajak termasuk alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara

dalam laporan ekonomi dan sosial. Fungsi mengaatur diantaranya Pajak bisa

menjadi alat pendorong kegiatan ekspor untuk pajak ekspor barang. Pajak juga

dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi. Pajak dapat menarik dan mengatir

investasi modal yang bisa membantu perekonomian negara. Dan pajak dapat

memberikan perlindungan atas barang produksi yang berasal dari dalam negeri

seperti pajak pertambahan nilai PPN.

c. Fungsi pemerataan (pajak distribusi)

Pajak dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian dan penyeimbangan

antara pembagian pendapatan dengan kesejahteraan masyarakat.

d. Fungsi stabilitas

Pajak digunakan sebagai stabilitas keadaan kondisi perekonomian negara,

seoerti halnya pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, mengatasi inflasi,

sehingga uang yang telah beredar bisa dikurangi jumlahnya. Sedangkan untuk

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

13

mnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya

menurunkan pajak sehingga jumlah uang yang beredar bisa ditambah.

Menurut Mangoting (1999) ada dua manfaat perencanaan pajak yaitu :

(1) Menghemat kas keluar, karena pajak merupakan unsur biaya yang dapat

dikurangi.

(2) Mengatur aliran kas, karena dengan adanya perencanaan pajak yang matang

dapat di estimasi kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran

sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas yang lebih akurat.

Fidel (2010) mengungkapkan Karakteristik dari pajak yang menyebutkan

bahwa Pajak di punggut oleh pemerintah daerah atau pusat berdasarkan undang-

undang. Adanya alih dana (sumber daya) dari sektor swasta (wajib pajak) ke sektor

negara. Pajak juga digunakan untuk membiayai keperluan pembiayaan umum

pemerintah baik rutin maupun pembangunan. Bagi wajib pajak tidak ada imbalan

atau kontraprestasi secara langsung. Dan pajak Bersifat memaksa.

3. Penghindaran pajak

penghindaran pajak adalah merupakan segala bentuk

kegiatan yang memberikan efek terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan

diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan khusus untuk mengurangi pajak Dyreng,

Hanlon et al. (2008). Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam buku Zain (2018)

pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum

(undang-undang) dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan gunanya

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

14

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas

negara. Namun seringkali pajak dianggap sebagai beban sehingga banyaknya

praktik penghindaran pajak terutama pada perusahaan-perusahaan.

Penghindaran pajak yang juga disebut Tax planning, adalah proses

pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengendalian pajak yang

tidak di kendaki penghindaran pajak adalah kegiatan yang benar-benar legal.

Penghindaran pajak tidak merupakan pelanggaran atas perundang-undangan

perpajakan atau secara etik tidak di anggap salah dalam dalm rangka usaha wajib

pajak untuk mengurangi,menghindari, meminimkan beban pajak Zain (2008).

Menurut Dyreng, Hanlon et al. (2008) penting untuk menekankan bahwa

penghindaran pajak tidak selalu berarti perusahaan terlibat dalam suatu yang tidak

benar. Namun penghindaran pajak memiliki dampak yang luar bagi masyarakat dan

negara Suprapti (2017). Anggoro and Septiani (2015) Membuktikan bahwa praktik

perilaku penghindaran pajak yang dilakukan perusahan memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah positif, hal tersebut menyatakan

bahwa perilaku penghindaran pajak tentunya malah meningkatkan nilai perusahan.

Menurut Suandy (2011) terdapat beberapa faktor yang memotivasi wajib

pajak untuk melakukan penghematan pajak dengan ilegal. Semakin besar jumlah

pajak yang harus dibayarkan semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk

melakukan pelanggaran. Semakin kecil biaya untuk menyuap fiskus, semakin besar

kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran. Semakin kecil

kemungkinan suatu pelanggaran terdeteksi, semakin besar kecenderungan wajib

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

15

pajak untuk melakukan pelanggaran. Jika besar sannksi Semakin ringan terhadap

pelanggaran, semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk melakukan

pelanggaran.

Komite fiscal OECD (dalam Simarmata 2012) menyatakan ada tiga karakter

dari Penghindaran pajak antaranya adanya unsur artificial arrangement, dimana

berbagai pengaturan seolah olah terdapat didalamnya padahal tidak, dan ini

dilakukan karena ketiadaan faktor pajak. Juga di karenakan seringkali terjadinya

memanfaatkan loopholes (celah) dari undang-undang atau

menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagai tujuan yang berlawanan

dengan isi Undang-undang. Dan terdapat unsur kerahasiaan biasanya konsultan

yang ditunjuk perusahaan untuk mengurus pajak perusahaan tersebut menunjukkan

cara penghindaran pajak yang dilakukan dengan syarat wajib pajak harus menjaga

kerahasiaan sedalam mungkin.

Menurut Hanlon and Heitzman (2010) pengindaran pajak dapat di ukur

menggunakan

a. GAAP Effective Tax Rate (GAAP ETR)

GAAP ETR dapat menggambarkan penghindaran pajak dari dampak beda

temporer dan juga memberikan gambaran menyeluruh mengenai perubahan pajak

karena GAAP ETR mewakili pajak kini dan pajak tangguhan. Dapat dihitung

menggunakan rumus :

GAAP ETR = Beban pajak penghasilan

Laba sebelum pajak

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

16

b. Effective Tax Rates (ETR)

ETR menjadi indikator Terhadap adanya penghindaran pajak pada

persahaan, Apabila perusahaan mendapatkan ETR yang rendah maka tingkat

penghindaran pajak perusahaan dinyatakan semakin tinggi, Sebaliknya perusahaan

memiliki tingkat ETR yang tinggi maka tingkat penghindaran pajak suatu

perusahaan itu dinyatakan rendah. ETR dapat di hitung menggunakan rumus:

ETR = Beban Pajak

Pendapatan Setelah Pajak

c. Cash Effectife Tax Rate (CETR)

CETR dapata digunakan untuk menggambarkan kegiatan penghindaran pajak

yang dilakukan oleh suatu perusahaan, dikarenakan CETR tidak dapat terpengaruh

oleh adanya perubahan estimasi seperti penyisihan penilaian. CETR dapat di hitung

dengan rumusan :

CETR = Kas yang dibayarkan untuk pajak

Laba sebelum pajak

4. Leverage

Leverage menunjukkan penggunaan utang untuk membiayai investasi

Kurniasih and Sari (2013). Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa

jauh perusahaan menggunakan utang. Leverage menggambar kan hubungan antara

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

17

total asset dengan modal saham biasa atau menunjukkan penggunaan utang untuk

meningkatkan laba (Kurniasih and Sari 2013).

Perusahaan memiliki tujuan dalam penggunaakn rasio Laverage

diantaranya Untuk mengetahui posisi seberapa besar kewajiban kepada kreditor.

Untuk menilai kemampuan perusahaan yang bersifat tetap ( seperti angsuran

pinjaman seperti bunga ). Juga Untuk menilai keseimbangan aktiva tetap dengan

modal. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai dengan

utang. Untuk menilai seberapa besar pengaruh hutang perusahaan terhadap aktiva.

Juga Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Dan untuk menilai berapa dana

pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang

dimiliki.

Dari tujuan perusahaan menggunakan leverage perusahaan juga memiliki

manfaat atas penggunaan Leverage antaranya perusahaan dapat menganalisis

kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.

Perusahaan juga dapat menganalisis kemampuan memenuhi kewajiban yang

bersifat tetap. Perusahaan dapat menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva

khususnya aktiva tetap dengan modal. Dapat Menganalisis seberapa besar aktiva

perusahaan dibiayai oleh utang. Menganalisis seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Perusahaan dapat melihat berapa bagian

dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Dan

perusahaan dapat menganlisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada

terdapat sekian kalinya modal sendiri.

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

18

Leverage memiliki Jenis-jenis diantaranya:

a. Operating Leverage

Operating leverage timbul karena adanya fixed operating cost yang

digunakan di dalam perusahaan untuk menghasilkan income. Fixed cost tidak

berubah dengan adanya perubahan volume penjualan. Jadi operating leverage dapat

didefenisikan sebagai kemampuan perusahaan didalam menggunakan fixed

operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan

terhadap earning before interest and taxes (EBIT).

(1) Pengukuran tingkat operating leverage (DOL) dapat diukur dengan

menggunakan formula:

DOL = Presentase Perubahan EBIT

Presentase Perubahan Penjualan

(2) Risiko Operasi (Operating Risk)

Dimaksudkan dengan suatu keadaan dimana perusahaan tidak mampu

menutup operating cost. Dengan meningkatnya fixed operating cost maka

penjualan pun harus ditingkatkan agar bisa menutup semua operating cost. Dengan

kata lain, meningkatnya fixed operating cost akan menyebabkan tingkat Break Even

Point (BEP) pun bertambah besar.

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

19

b. Financial Leverage ( Leverage Keuangan )

Financial leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial

yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan. Kewajiban-kewajiban finansial yang tetap ini tidaklah berubah dengan

adanya perubahan tingkat Earning Before Interest And Taxes (EBIT) dan harus

dibayar tanpa melihat sebesar apapun tingkat EBIT yang di capai oleh perusahaan

Menurut Sutrisno (2012) rasio laverage terdiri dari:

(1) Debt to Assets Ratio (DAR).

Rasio DAR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana atau

modal yang disediakan oleh kreditur. Selain itu rasio ini juga digunakan

untuk mengukur seberapa besar investasi aktiva dibiayai dengan total hutang.

Semakin tinggi rasio DAR berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan Rumus:

DAR =Total Debt

Total Asset x 100 %

(2) Debt to Equity Ratio (DER).

Rasio DER untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban dalam membayar hutangnya dengan jaminan modal sendiri. Selain

itu rasio ini juga bisa digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban

yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio DER

berarti modal sendiri yang digunakan semakin sedikit

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

20

dibanding dengan hutangnya. Perhitungan DER dilakukan dengan menggunakan

rumus:

DER =Total Utang

Total Ekuitas x 100 %

(3) Longterm Debt to Assets Ratio (LDAR)

Rasio LDAR digunakan untuk mengukur seberapa besar hutang jangka

panjang digunakan untuk investasi pada sektor aktiva Hal ini menunjukkan

hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh kreditur

dengan jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang jangka panjang. Perhitungan

LDAR dilakukan dengan menggunakan rumus:

LDAR =Longterm Debt

Total Aset x 100 %

(4) Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)

Rasio LDER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka

panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh

pemilik perusahaan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar

perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau

seberapa besar hutang jangka panjang dijamin oleh modal sendiri. Perhitungan

LDER dilakukan dengan menggunakan rumus:

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

21

LDER = Longterm Debt

Total Eqiuty x 100 %

5. Nilai Perusahaan

Brigham and Hounston (2006) Mendefinisikan nilai perusahaan nilai

perusahaan sebagi nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan suatu

kemakmuran pemegang saham secara maksimum. Dalam upaya untuk

meningkatkan nilai perusahaan manajemen mengambil kebijakna melalui

peningkatan dan kemakmuran para pemegang saham yang tercermin pada harga

saham. Nilai perusahaan juga dapat mencerminkan asset yang dimiliki perusahaan

seperti surat-surat berharga.

Pengertian nilai perusahaan dicerminkan pada kekuatan tawar menawar

saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan mempunyai prospek

pada masa yang akan datang, maka nilai sahamnya menjadi tinggi. Sebaliknya,

apabila perusahaan dinilai kurang memiliki prospek maka harga saham menjadi

rendah (Mardiyati, Ahmad et al. 2012).

Nilai perusahaan dapat diukur menggunakan :

a. Price Earning Ratio (PER)

Menurut Tandelilin, Kaaro et al. (2007) PER adalam perbandingan antara

harga saham perusahaan dengan laba perlembar saham. PER adalah fungsi dari

perubahan kemampuan laba yang diharapkan dimasa yang akan datang. Semakin

besar PER makan semakin besar kemungkinan pertumbuhan perusahaan sehingga

dapat meningkatkan nilai perusahaan. PER Dapt di hitung dengan rumus :

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

22

PER =Harga Perlembar Saham

Laba Perlembar Saham

b. Price Of Book Value (PBV)

Price Of Book Value (PBV) Menggambarkan seberapa besar nilai buku

saham perusahaan di hargai oleh pasar. Semakin tinggi rasio PBV menyatakan

kepercayaan pasar akan prospek perusahaan itu. PBV juga menunjukan seberapa

jauh suatu perusahaan mampu menciptakan suatu nilai perusahaan yang relatif

teradap jumlah modal yang telah diinvestasikan. PBV juga dapat berarti rasio

apakah harga saham yang telah diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku

saham tersebut (Fakhruddin and Hadianto 2001).

PBV Dapat dihitung dengan rumus:

PBV =Harga Pasar Perlembar

Nilai Buku Saham

c. Tabin’s Q

Tabin’s Q adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam

pengukuran nilai perusahaan. Tabin’s Q dikembangkan oleh Profesor James Tobin

Copeland (2004). Rasio ini dapat menunjukan estimasi pasar keunagan saat ini

tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Dihitung

degan rumus sebgaai berikut

𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛 𝑄 =𝑀𝑉𝐸 + 𝐷

𝐵𝑉𝐸 + 𝐷

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

23

Dimana:

Tobins Q = Nilai perusahaan

MVE = Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value)

D = Nilai buku dari total hutang

BVE = Nilai buku dari equitas (Equity Book Value)

Menurut Christiawan and Tarigan (2007) Terdapat beberapa konsep yang

menjelaskan nilai perusahaan. Konsep Nilai Nominal, nilai yang tercantum dalam

nilai anggaran dasar perseorangan, disebutkan dalam neraca perusahaan dan dalam

surat saham kolektif. Konsep Nilai pasar, sering disebut sebagi kurs adalah harga

yang didapatkan setelah proses tawar menawar dalam pasar modal. Nilai ini bisa

ditentukan jika saham suatu perusahaan dijual di dalam pasar modal. Juga Nilai

Intrinsik, meruakan nilai yang mengacu dalam perkiraan nilai rill suatu perusahaan.

Dalam konsep ini nilai nilai perusahaan bukan sekedar harga dari sekumpulan aset.

Melainkan nilai perusahaan sebagai suatu bisnis yang dapat menghasilkan

keuntungan dikemudian hari. Konsep Nilai buku, Adalah nilai yang dihitung

dengan dasar akuntansi. Dan konsep Nilai Likuiditas, Adalah nilai jual suatu asset

dikurangi kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi. Nilai sisa ini merupakan

bagian dari para pemegang saham. Bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang

disiapkan ketika perusahaan akan dilikuidasi.

6. Transparasi Perusahaan

Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam

proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material

Page 18: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

24

dan relevan mengenai perusahaan. Menurut peraturan di pasar modal Indonesia,

yang dimaksud informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat

mempengaruhi naik turunnya harga saham perusahaan tersebut, atau yang

mempengaruhi secara signifikan risiko serta prospek usaha perusahaan yang

bersangkutan. Prinsip transparansi menghendaki adanya keterbukaan dan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

pengungkapan (disclosure) informasi perusahaan. Dalam mewujudkan

transparansi, perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan

tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Selain itu perusahaan

diharapkan pula dapat mempublikasikan informasi keuangan serta informasi

lainnya yang material secara akurat dan tepat waktu sehingga para investor dapat

mengakses informasi penting perusahaan secara mudah pada saat diperlukan.

Dengan demikian, semakin transparan perusahaan maka akan mengurangi perilaku

opportunistic manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan dapat

meningkatkan nilai perusahaan (Ilmiani and Sutrisno 2015).

Menurut Limberk, Iwan et al. (2009) Transparasi merupakan titik awal

akuntabilitas, semakin banyak pihak yang mengetahui rencana, tata cara dan

ketentuan semakin berkurang peluang oleh pihak lain untuk mengabaikan

kewajiban atau bagi oknum yang tidak bertanggungjawab untuk memanfaatkan

ketidaktahuan orang lain demi kepentingan priibadi.

Pengungkapan informasi (dalam hal ini adalah transparansi) ini terbagi ke

dalam dua macam pengungkapan, antara lain:

Page 19: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

25

1. Pengungkapan informasi wajib ( mandatory disclosure).

2. Pengungkapan informasi sukarela ( voluntary disclosure).

Pengungkapan wajib diisyaratkan oleh peraturan yang berlaku, yang

berlaku bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum dan perusahaan publik.

Sedangkan pengungkapan sukarela yaitu salah satu cara mengungkapkan

kredibilitas perusahaan dengan cara pengungkapan sukarela. Secara lebih luas

untuk membantu investor untuk memahami strategi bisnis Manajemen.

Pengungkapan sukarela dilakukan secara sukarela tanpa diharuskan oleh peraturan

yang berlaku.

Menurut Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-134/BL/2006 mendefinisikan

informasi wajib ( mandatory disclosure ) dan informasi sukarela (voluntary

disclosure ) sebagai berikut Pengungkapan informasi wajib adalah pengungkapan

yang wajib dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan peraturan pasar modal yang

berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang

tidak diwajibkan oleh badan regulator pasar modal

Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan Konsep

Adequate disclosure (pengungkapan cukup), Yaitu pengungkapan yang disyaratkan

oleh peraturan yang berlaku, dimana angka – angka yang disajikan dapat

diinterpretasikan dengan benar oleh investor. Juga pengungkapan Fair disclosure

(pengungkapan wajar), Pengungkapan wajar secara tidak langsung merupakan

tujuan etisagar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai

laporandengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.

Dan pengungkapan Full disclosure (pengungkapan penuh), Pengungkapan penuh

Page 20: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

26

menyangkut kelengkapan penyajian informasiyang digunakan secara relevan.

Pengungkapan penuh memiliki kesanpenyajian informasi secara melimpah

sehingga beberapa pihakmenganggapnya tidak baik.

Purnomosidi (2006) mengungkapkan framework untuk kepentingan

pengungkpan sukarela berdasarkan informasi yang dibutuhkan infestor yang

didasari oleh laporan (Jenkins 1994) yaitu. Perusahaan harus mengungkapkan Data

keuangan dan non keuangan, disertai analisis data keuangan dan non keuangan.

Mengungkapkan Informasi yang berorientasi pada masa depan. Mengungkapkan

Informasi tentang manajer dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

perusahaan. Mencantumkan Latar belakang perusahaan pada semestianya . Dan

Dimensi modal intelektual.

Apabila sebuah perusahaan memberikan pengungkapan wajib (mandatory

disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) secara sekaligus,

berarti perusahaan tersebut memberikan pengungkapan secara penuh (full

disclosure). Dalam pengungkapan full disclosure perusahaan harus

mengungkapkan prinsip pengungkapan penuh, yaitu peningkatan persyaratan

pelaporan dan pengungkapan diferensial. Memyertakan Catatan atas laporan

keuangan, mengenai kebijakan akuntansi dan catatan- catatan umum. Masalah

pengungkapan, yang terdiri dari pengungkapan transaksi atau peristiwa khusus,

peristiwa selain tanggal neraca, perusahaan yang terdiversifikasi, dan laporan

intern. Mengungkapan perihal Laporan auditor dan manajemen. Dan juga Masalah

pelaporan masa berjalan, yaitu pelaporan tentang penjualan dan proyeksi, pelaporan

keuangan melalui internet untuk pilihan akuntansi dan pelaporan.

Page 21: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

27

Transparasi perusahaan dapat diukur dengan luas pengungkapan sukarela dan

ketepat waktuan laporan keuangan .

Transparasi =Jumlah item yang diungkap Perusahaan

Jumlah keseluruhan item index

C. Perumusan Hipotesis

a. Pengaruh perilaku penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.

Perilaku penghindaran pajak dapat berpotensi memicu konflik agensi antara

kepentingan manajer dengan kepentingan investor. Alasan utama dari perusahaan

melakukan praktik peghindaran pajak yaitu mengurangi hutang pajak yang nantinya

akan di bayarkan oleh perusahaan, pada umumnya perusahaan akan melaporkan

laba sebelum pajak yang lebih rendah agar memperoleh beban pajak yang lebih

rendah pula. Tarif pajak di proksikan dengan tarif pajak efektif kas (cas ETR).

Dalam penelitian Victory and Cheisviyanny (2016) menyatakan bahwa tax

avoidance berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan .

H1: Perilaku penghindaran pajak berpengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan.

b. Pengaruh Leverage terhadap nilai perusahaan.

Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total hutang perusahaan

lebih besar daripada total yang dimiliki perusahaan. Dengan semakin tingginya

rasio leverage menujukkan semakin besarnya dana yang disediakan oleh kreditur.

Hal tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi diperusahaan

Page 22: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

28

yang rasio leveragenya tinggi karena tingginya rasio leverage menunjukkan

tingginya resiko investasi. Penelitian yang dilakukan Anita ( 2016 )

mengungkapkan bahwa leverage memiliki pengaruh yang signifikan positif

terhadap nilai perusahaan.

H2: Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

c. Pengaruh Transparansi Perusahaan sebagai Variabel Moderasi dalam

Memperkuat atau Memperlemah Pengaruh Penghindaran Pajak dan

Leverage terhadap Nilai Perusahaan.

Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses

kegiatan perusahaan. Dengan transparansi, pihak-pihak yang terkait akan dapat

melihat dan memahami bagaimana dan atas dasar apa keputusan-keputusan tertentu

dibuat serta bagaimana suatu perusahaan dikelola. Transparansi dapat

meningkatkan dan memperlemah nilai perusahaan karena kandungan informasi

yang disajikan lebih banyak. Perilaku penghindaran pajak dapat berdampak pada

menurunnya nilai perusahaan. Namun, manajer perusahaan berharap dengan

meningkatnya transparansi perusahaan dapat mencegah turunnya nilai perusahaan.

Tingginya pendanaan perusahaan menggunakan hutang mencerminkan resiko

perusahaan relatif tinggi. Akibatnya, investor cenderung menghindari saham yang

tingkat leveragenya tinggi. Hal tersebut dapat menurukan nilai perusahaan.

Transparansi pada laporan keuangan diharapkan dapat membantu investor

memahami informasi dan membantu dalam mengambil keputusan investasi yang

akhirnya mempengaruhi harga saham atau nilai perusahaan.

Page 23: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38417/3/BAB II.pdfmnegatasi terjadinya deflasi atau kelesuan ekonomi pemerintah berupaya menurunkan pajak sehingga jumlah

29

Penelitian dari Anggoro and Septiani (2015) Menyatakan bahwa

Transparansi laporan keuangan dapat memoderasi pengaruh penghindaran pajak

terhadap nilai perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa transparansi dapat menjadi

sarana perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan investor meskipun perusahaan

tersebut telah melakukan praktik penghindaran pajak .

H3: Transparansi mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh

penghindaran pajak dan Leverage terhadap nilai perusahaan.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Variabel Independen Variabel Dependen

Variabel Moderasi

Gambar 2 .1 Kerangka Konseptual

Nilai Perusahaan (Y)

Penghindaran pajak (X1)

Laverage (x2)

Tansparasi (Z)