bab ii telaah pustaka · 2018. 7. 11. · 10 bab ii telaah pustaka . implementasi ktsp di sekolah...

130
10 BAB II TELAAH PUSTAKA Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan George R. Terry, hal ini sebagai proses untuk membedakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut George R. Terry langkah tersebut menjadi tujuan manajemen setiap sekolah. Diantaranya perencanaan (planning), pengorganisasian (organization), penggerakan (actuating) dan pengawasan (controlling). A. Perencanaan Proses Pembelajaran 1. Pengertian perencanaan (plannning) pembelajaran Sebelum mengetahui makna dari pencanaan pembelajaran, tentu kita harus mengetahui dulu apa itu perencanaan. Ada beberapa pendapat menurut para ahli, diantaranya: a. Banghart dan Trull (1973 dalam Majid, 2012) Perencanaan adalah awal dari semua proses rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan. b. Terry (1993 dalam Majid, 2012) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

10

BAB II

TELAAH PUSTAKA

Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari

teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka

manajemen pendidikan George R. Terry, hal ini sebagai

proses untuk membedakan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan

memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut

George R. Terry langkah tersebut menjadi tujuan

manajemen setiap sekolah. Diantaranya perencanaan

(planning), pengorganisasian (organization), penggerakan

(actuating) dan pengawasan (controlling).

A. Perencanaan Proses Pembelajaran

1. Pengertian perencanaan (plannning) pembelajaran

Sebelum mengetahui makna dari

pencanaan pembelajaran, tentu kita harus

mengetahui dulu apa itu perencanaan. Ada

beberapa pendapat menurut para ahli,

diantaranya:

a. Banghart dan Trull (1973 dalam Majid, 2012)

Perencanaan adalah awal dari semua proses

rasional dan mengandung sifat optimisme yang

didasarkan atas kepercayaan bahwa akan

dapat mengatasi berbagai macam

permasalahan.

b. Terry (1993 dalam Majid, 2012) menyatakan

bahwa perencanaan adalah menetapkan

Page 2: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

11

pekerjaan yang harus dilaksnakan oleh

kelompok untuk mencapai tujuan yang

digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan

pengambil keputusan. Untuk itu diperlukan

kemampuan untuk mengadakan visualisasi

dan melihat kedepan guna merumuskan suatu

pola tindakan untuk masa mendatang.

c. Nana sudjana (2000 dalam Majid, 2012)

mengatakan bahwa perencanaan adalah

proses yang sistematis dalam pengambilan

keputusan tentang tindakan yang akan

dilakukan pada waktu yang akan datang.

Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar

pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-

langkah yang akan dipakai untuk mencapai

tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan

segala kebutuhan, memperhitungkan matang-

matang apa saja yang menjadi kendala, dan

merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang

bermaksuud untuk mencapai tujuan. Jadi,

kesimpulan yang dapat kita ambil dari pendapat

para ahli diatas adalah bahwa perencanaan

merupakan suatu proses pemecahan masalah

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Perencanaan merupakan suatu dasar dari

fungsi lain dalam manajemen untuk melakukan

penyusunan langkah-langkah untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Melakukan perencanaan

tadi merupakan suatu kegiatan mempersiapkan

segala kebutuhan, memperhitungkan matang-

matang apa saja yang menjadi kendala, dan

Page 3: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

12

merumuskan apa saja kegiatan yang akan

dilakukan. Perencanaan dalam arti seluas-

luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan

kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penyusunan berbagai keputusan yang akan

dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Definisi yang dikemukakan oleh Guruge

(1972, dalam Majid, 2012) bahwa: “A simple

definision of educational planning is the process of

preparing decisions for action in the future in the

field of educational development is the funtion of

educational planning”. Dengan demikian menurut

Guruge bahwa perencanaan pembelajaran adalah

proses mempersiapkan kegiatan di masa depan

dalam bidang pembangunan pendidikan adalah

tugas perencanaan pendidikan.

Dalam hal ini, perencanaan pembelajaran

adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk

memproyeksikan kegiatan apa yang akan

dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat

dicapai. Perencanaan pembelajaran Bahasa

Inggris dalam KTSP mengandung komponen yang

ditata secara sistematis dimana komponen-

komponen tersebut saling berhubungan dan

saling ketergantungan satu sama lainya.

Sampai saat ini riset tentang perencanaan

pembelajaran masih jarang, tetapi beberapa

konsep dapat membantu guru dalam

Page 4: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

13

meningkatkan efektifitas pembuatan perencanaan

pengajaran. Konsep tersebut mengandung dua

pemikiran utama, yaitu proses pengambilan

keputusan dan pengetahuan profesional tentang

proses pengajaran. Keputusan yang diambil oleh

guru bisa bermacam-macam, mulai dari yang

sederhana sampai pada tingkat yang komplek.

Rencana pembelajaran yang baik menurut

Gagne dan Brigss (1974 dalam Majid, 2012)

hendaknya mengandung tiga komponen yang

disebut anchor point, yaitu : 1) tujuan pengajaran;

2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan

metode mengajar, media pengajaran dan

pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan.

Berdasarkan uraian diatas, menurut Abdul

Majid (2012: 17) konsep perencanaan

pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang, yaitu:

a. Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi

adalah suatu perencanaan yang mendorong

penggunaan teknik-teknik yang dapat

mengembangkan tingkah laku kognitif dan

teori-teori konstruktif terhadap solusi dan

problem-problem pengajaran.

b. Perencanaan pembelajaran sebagai suatu

sistem adalah subuah susunan dari sumber-

sumber dan prosedur-prosedur untuk

menggerakkan pembelajaran. Pengembangan

sistem pengajaran melalui proses yang

sistematik selanjutnya diimplementasikan

dengan mengacu pada sistem perencanaan itu.

Page 5: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

14

c. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah

disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang

senantiasa memperhentikan hasil-hasil

penelitian dan teori tentang strategi pengajaran

dan implementasinya terhadap strategi

tersebut. Perencanaan pembelajaran sebagai

sains (science) adalah mengkreasi secara detail

spesifikasi dari pengembangan, implementasi,

evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi

maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-

unit yang luas maupun yang lebih sempit dari

materi pelajaran dengan segala tingkatan

kompleksitasnya. Perencanaan pembelajaran

sebagai sebuah proses adalah mengembangkan

pengajaran secara sistematik yang digunakan

secara khusus atas dasar teori-teori

pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin

kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini

dilakukan analisis kebutuhan dari proses

belajar dengan alur yang sistematik untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di

dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi

pelajaran dan aktifitas-aktifitas sistematik.

d. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah

realitas adalah ide pengajaran dikembangkan

dengan memberikan hubungan pengajaran dari

waktu ke waktu dalam suatu proses yang

dikerjakan perencana dengan mengecek secara

cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai

dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara

sistematik.

Page 6: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

15

Jadi, kesimpulan yang dapat kita ambil dari

pendapat para ahli diatas adalah bahwa

perencanaan merupakan suatu proses pemecahan

masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik. Maksud perencanaan pembelajaran adalah

proses membantu guru secara sistematik dan

menganalisis kebutuhan pelajar dan menyusun

kemungkinan yang berhubungan dengan

kebutuhan. Perencanana pembelajaran

pembelajaran menurut Degeng adalah upaya

untuk membelajarkan siswa. Istilah pembelajaran

memiliki hakikat perencanaan sebagai upaya

membelajarkan siswa, itulah sebabnya dalam

belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan

guru, tetapi mungkin juga berinteraksi dengan

keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan

perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”

dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”.

Pemaparan pelaksanaan sebagaimana hasil

observasi peneliti kepada guru mata pelajaran

bahasa inggris mengacu pada dokumen instrumen

penilaian kinerga guru (IPKG) 1 yang berisi

tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dan silabus. Diantaranya memuat aspek :

Identitas RPP, rumusan indikator pencapaian

kompetensi (IPK), rumusan tujuan pembelajaran,

materi pokok/pembelajaran, metode dan strategi

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan

penilaian alat/bahan/media/sumber belajar.

Page 7: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

16

2. Dasar pelaksanaan perencanaan pembelajaran

Dasar Perlunya Perencanana Pembelajaran

sebagiamana disebutkan diatas, dimaksudkan

agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran.

Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan

dengan asumsi sebagai berikut:

a. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran

perlu diawali dengan perencanaan

pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya

desain pembelajaran.

b. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu

menggunakan pendekatan sistem.

c. Perencanaan desain pembelajaran diacukan

pada bagaimana seseorang belajar.

d. Untuk merencanakan suatu desain

pembelajaran diacukan pada siswa secara

perseorangan.

e. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara

pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam

hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran,

dan tujuan pengiring dari pembelajaran.

f. Sasaran akhir dari perencanaan desain

pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk

belajar.

g. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan

semua variabel pembelajaran.

h. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat

adalah penetapan metode pembelajaran yang

optimal untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan

3. Jenis perencanaan

Page 8: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

17

a. Silabus

Merupakan seperangkat rencana dan

pengaturan kegiatan pembelajaran,

pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

Silabus harus disusun secara sistematis dan

berisikan komponen-komponen yang saling

berkaitan untuk memenuhi target pencapaian

Kompetensi Dasar.

b. Standar Kompetensi

Merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh peserta didik dalam suatu bidang

pengembangan.

c. Kompetensi Dasar

Merupakan pernyataan yang diharapkan dapat

diketahui, disikapi dan dilakukan peserta didik

d. Hasil Belajar

Merupakan pernyataan kemampuan peserta

didik yang diharapkan dalam menguasai

sebagian atau seluruh kompetensi yang

dimaksud.

e. Indikator

Merupakan kompetensi dasar yang lebih

spesifik dan operasional yang dapat dijadikan

ukuran untuk menilai ketercapaian hasil

pembelajaran.

f. Perencanaan Semester

Merupakan program pembelajaran yang

dipetakan berisi jaringan tema, bidang

Page 9: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

18

pengembangan, kompetensi dasar, hasil

belajar, dan indikator yang ditata secara urut

dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan

untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke

dalam semester 1 dan 2.

g. Perencanaan Mingguan Disusun dalam bentuk

satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM

merupakan penjabaran dari perencanaan

semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam

rangka mencapai indikator yang telah

direncanakan dalam satu minggu sesuai

dengan keluasan pembahasan tema dan

subtema.

h. Perencanaan Harian Disusun dalam bentuk

satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan

penjabaran dari satuan kegiatan mingguan

(SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan

pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara

individual, kelompok, maupun klasikal dalam

satu hari. Kegiatan awal merupakan kegiatan

untuk pemanasan dan dilaksanakan secara

klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara

lain, misalnya berdoa/mengucap salam,

membicarakan tema atau subtema, dan

sebagainya. Kegiatan inti merupakan kegiatan

yang dapat mengaktifkan perhatian,

kemampuan, sosial dan emosional anak.

Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan

yang memberi kesempatan kepada anak untuk

bereksplorasi dan bereksperimen sehingga

dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan

Page 10: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

19

kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat

meningkatkan pengertianpengertian,

konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan

bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan

kegiatan yang dilaksanakan secara individual/

kelompok. Istirahat/Makan merupakan

kegiatan yang digunakan untuk mengisi

kemampuan anak yang berkaitan dengan

makan, misalnya mengenalkan kesehatan,

makanan yang bergizi, tata tertib makan yang

diawali dengan cuci tangan kemudian makan

dan berdoa sebelum dan sesudah makan.

Setelah kegiatan makan selesai, anak

melakukan kegiatan bermain dengan alat

permainan di luar kelas dengan maksud untuk

mengembangkan motorik kasar anak dan

bersosialisasi Kegiatan akhir merupakan

kegiatan penenangan yang dilaksanakan

secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan

pada kegiatan akhir, misalnya membacakan

cerita dari buku, mendramatisasikan suatu

cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu

hari atau menginformasikan kegiatan esok

hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya.

4. Langkah-langkah perencanaan

Sebagaimana biasanya setiap orang

mempunyai pandangannya sendiri-sendiri, maka

isi langkah-langkah itu pun tidak sama antara

seorang ahli dengan ahli lainnya. Morphet

mengingatkan kepada kita apa yang perlu

diperhatikan bila membuat perencanaan.

Page 11: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

20

Prosedur-prosedur yang harus diperhatikan ialah:

mengumpulkan informasi dan analisis data,

menyelesaikan perubahan dalam bentuk

kebutuhan, mengidentifikasi tujuan dan prioritas,

membentuk alternatif-alternatif penyelesaian dan

mengimplementasi, menilai serta memodifikasi.

Langkah perencanaan yang di buat oleh Mc

Ashan adalah mewujudkan pernyataan misi dan

tujuan-tujuan, mengumpulkan informasi,

menganalisa kebutuhan, menentukan prioritas,

menspesifikasi tujuan-tujuan, membuat strategi

(maksudnya alternatif-alternatif), menentukan

budget, dan mengadakan evaluasi.

Langkah-langkah perencanaan atau proses

perencanaan adalah melalui tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Menentukan kebutuhan atas dasar antisipasi

terhadap perubahan lingkungan atau masalah

yang muncul. Bila kebutuhan banyak diadakan

prioritas.

b. Melakukan forecasting/ramalan, menentukan

program, tujuan, misi perencanaan. Bila

tujuan banyak diadakan prioritas.

c. Menspesifikasi tujuan.

d. Membentuk/menentukan standar performan.

e. Menentukan alat/ metode/ alternatif

pemecahan

f. Melakukan implementasi dan menilai.

g. Mengadakan review.

5. Manfaat perencanaan pembelajaran

Page 12: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

21

Perencanaan pembelajaran memainkan

peran penting dalam memandu guru untuk

melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam

melayani kebutuhan belajar siswanya.

Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan

sebagai langkah awal sebelum proses

pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa

manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses

belajar mengajar, yaitu:

a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam

mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan

wewenang bagi setiap unsur yang terlibat

dalam kegiatan.

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik

unsur guru maupun unsur murid.

d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu

pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui

ketepatan dan kelambatan kerja.

e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi

keseimbangan kerja.

f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan

biaya.

6. Karakteristik perencanaan

Pembelajaran mempunyai ciri unik dalam

kaitanya dengan pembangunan nasional dan

mempunyai ciri khas karena yang menjadi muara

garapannya adalah manusia. Dengan

mempertimbangkan ciri-ciri pembelajaran dalam

perannya dalam proses pembangunan, maka

Page 13: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

22

perencanaan pembelajaran, mempunyai ciri-ciri

seperti antara lain:

a. Perencanaan pembelajaran harus menguta-

makan nilai-nilai manusiawi, karena

pembelajaran itu membangun manusia yang

harus mampu membangun dirinya dan

masyarakatnya.

b. Perencanaan pembelajaran harus memberikan

kesempatan untuk memngembangkan segala

potensi pesrta didik seoptimal mungkin.

c. Perencanaan pembelajaran harus memberikan

kesempatan yang sama bagi setiap peserta

didik.

d. Perencanaan pembelajaran harus kompre-

hensif dan sistematis dalam arti tidak praktikal

atau segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu

serta di susun secara logis dan rasional serta

mencakup berbagai jalur, jenis dan jenjang

pendidikan.

e. Perencanaan pembelajaran harus diorientasi

pada pembangunan, dalam arti bahwa program

pendidikan haruslah di tujukan untuk

membantu mempersiapakan man power (SDM)

yang di butuhkan oleh berbagai sektor

pembangunan.

f. Perencanaan pembelajaran harus dikem-

bangkan dengan memperhatikan keterkaitan-

nya dengan berbagai komponen pendidikan

secara sistematis.

Page 14: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

23

g. Perencanaan pembelajaran harus

menggunakan resources secermat mungkin

karena resources yang tersedia adalah langka.

h. Perencanaan pembelajaran haruslah

berorientasi kepada masa datang, karena

pembelajaran adalah proses jangka panjang

dan jauh menghadapi masa depan.

i. Perencanaan pembelajaran haruslah kenyal

dan responsif terhadap kebutuhan yang

berkembang di masyarakat, tidak setatis tapi

dinamis.

j. Perencanan pembelajaran haruslah

merupakan sarana untuk mengembangkan

inovasi pendidikan hingga pembaharuan terus

menerus berlangsung.

7. Model perencanaan

a. Perencanaan versi PBTE

Pengembangan program intruksional

dilakanakan dengan pendekatan sistematik.

Pendekatan ini mempertimbangkan semua

faktor dan komponen yang ada sehingga

pelaksanaan program akan berjalan secara

efisiensi dan efektif. Berdasarkan pola

pendekatan tersebut maka sistem

instruksional dikembangkan melalui prosedur

sebagai berikut:

1) Merumuskan asumsi-asumsi secara jelas,

ekspilisit dan khusus.

Asumsi-asumsi tersebut dirumuskan

berdasarkan pada pokok-pokok pikiran

yang bertalian dengan beberapa hal, yaitu:

Page 15: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

24

a) Keyakinan tentang masyarakat,

pendidikan dan belajar.

b) Pandangan tentang peranan guru

dalam sistem intruksional.

c) Penjabaran ciri-ciri khusus dan berbagi

hambatan yang mungkin terjadi dalam

pelaksanaan program.

2) Mengidentifikasi kompetensi.

Terdapat enam jenis pendekatan yang

dapat digunakan untuk merumuskan

kompetensi, yaitu sebgai berikut:

a) Menerjemahkan pelajaran yang telah

menjadi sejumlah kompetensi yang

tujuan tingkah lakunya harus diteliti

kembali.

b) Pendekakatan analisis tugas yang harus

dikerjakan, lalu ditentukan peran-peran

apa yang diperlukan, lalu ditentukan

jenis-jenis kompetensi yang dituntut

tersebut.

c) Pendekatan kebutuhan siswa di sekolah

berdasarkan ambisi, nilai dan perspektif

para siswa.

d) Pendekatan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan kebutuhan masyarakat

yang nyata disusun program sekolah

dan program latihan yang perlu

dilakukan.

e) Pendekatan teoritis yang disususn

secara logis dan melalui pemikiran

Page 16: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

25

deduktif dalam kerangka ilmu tentang

tingkah laku manusia.

f) Pendekatan cluster yang disusun

berdasarkan program umum yang biasa

berlangsung.

3) Merumuskan tujuan-tujuan secara

deskriptif.

Kompetensi yang telah ditentukan

kemudian dirumuskan lebih khusus, lebih

eksplisit menjadi tujuan-tujuan yang dapat

diamati, dapat diukur berdasarkan kreteria

tertentu.

4) Menentukan tingkat kriteria dan jenis

assement.

Dengan kriteria ini dapat ditentukan

tingakat keberhasilan tentang sejauh mana

suatu tujuan telah dicapai.

5) Pengelompokan dan penyusunan tujuan-

tujuan pelajaran berdasarkan urutan

pikologis untuk mencapai maksud

instruksional.

6) Mendesain strategi intruksional.

Beberapa strategi dapat pula

dirancang oleh guru, contohnya dengan

ceramah.

7) Mengorganiasikan sistem pengelolaan

kelas.

Sistem pengelolaan yang ditentukan

disesuaikan dengan berbagai alternatif

kegiatan yang akan dilakukan, seperti

Page 17: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

26

pengajaran individual, core pengajaran

unit.

8) Mencobakan program.

Tujuannya adalah untuk mengetes

efektifitas strategi intruksional,

kemantapan alat assement, efektivitas

sistem pengelolaan kelas.

9) Menilai desain intruksional.

Penilaian dilakukan terhadap aspek-

aspek, antara lain validitas tujuan, tingkat

kriteria assement, stategi intruksional dan

organisasi sistem pengelolaan.

10) Memperbaiki kembali program.

Berdasarkan penilaian yang telah

diperoleh, maka perlu dilakukan beberapa

perubahan dan perbaikan.

b. Perencanaan sistematis

Suatu model penggunaan pendekatan

sistem dalam rangka mengembangkan couse

design, sebagai berikut:

1) Identifikasi tugas-tugas

Kegiatan merancang suatu program harus

dimulai dari identifikasi tugas-tugas yang

menjadi tuntunan suatu pekerjaan. Karena

itu perlu dibuat job description secara

cermat dan lengkap.

2) Analisis tugas

Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara

dimensional dijabarkan menjadi

seperangkat tugas yang lebih terperinci.

Page 18: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

27

3) Penetapan kemampuan

Setiap kemampuan hendaknya didasarkan

pada kriteria kognitif, efektif, performance,

produk, dan ekploratoris.

4) Spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan

sikap

Dari kriteria kognitif, efektif, performance

dirinci menjadi pengetahuan apa, sikap-

sikap apa dan ketrampilan-ketampilan apa

yang perlu dimiliki oleh setiap lulusan.

5) Identifikasi kebutuhan pendidikan dan

latihan

Merupakan jenis-jenis pendidikan atau

latihan-latihan yang sewajarnya disedia-

kan dalam rangka mengembangkan

kemampuan yang telah ditetapkan.

6) Perumusan tujuan

Tujuan pendidikan masih bersifat umum.

Tujuan-tujuan yang dirumuskan harus

koheren dengan kemampuan-kemampuan

yang hendak dikembangkan.

7) Kriteria keberhasilan program

Keberhasilan ditandai dengan tercapainya

tujuan-tujuan yang diharapkan. Tujuan

program dianggap berhasil juka lulusan

dapat menunjukan kemampuan pelak-

sanaan tugas yang telah ditentukan.

8) Organisai sumber-sumber belajar

Menekankan pada materi pelajaran yang

yang akan disampaikan sehubungan

Page 19: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

28

pencapaian tujuan kemampuan yang telah

ditentukan.

9) Pemilihan strategi pengajaran

Penentuan strategi dan metode yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan

kemampuan yang diharapkan. Strategi

pengajaran terpadu dapat menunjang

keberhasilan program pengajaran

diamping startegi mengajar remedial.

10) Uji lapangan program

Dimaksudkan untuk melihat kemung-

kinan keterlaksanaan, keberhasilan dan

jenis kesulitan yang akan dihadapi.

11) Pengukuran reliabilitas program

Berdasarkan pengukuran ini dapat dicek

sejauh mana efektifitas program, validitas

dan reabilitas alat ukur, dan efektifitas

system intriksional.

12) Perbaikan dan penyesuaian program

Berguna untuk menjamin konsistensi

koherensi, monitoring sistem dan

selanjutnya memberikan umpan balik

kepada organisasi sumber-sumber, strategi

pengajaran dan motivasi belajar.

13) Pelaksanan program

Langkah yang didasari oleh suatu asumsi,

bahwa rancangan program yang telah

didesain secara cermat dan telah

mengalami uji coba serta perbaikan dalam

dipublikasikan dan dilaksanakan dalam

sampel yang lebih luas.

Page 20: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

29

14) Monitoring program

Sepanjang pelaksanaan program perlu

diadakan monitoring secara terus-menerus

dan berkala untuk menghimpun informasi

tentang pelaksanaan program.

c. Perencanaan model Davis

Teknik merancang sistem belajar

berlangsung dalam tahap-tahap sebagai

berikut:

(i) Penetapan status sistem pengajaran

Semua usaha perancangan suatu

sistem senantiasa dimuali dari

menetapkan kedudukan sistem pengajaran

yang ada saat ini, baik input, output

maupun operasinya. Kemudian dilakuakan

kembali perancangan desain baru.

Tahapan ini dimulai dengan memikirkan

daerah pelajaran yang telah diberikan.

Semua lingkungan yang penting untuk

melaksanakan suatu program pengajaran

harus dideskripsikan secara teliti dan

terperinci. Jika perencanaaan sistem

pengajaran hendak menetapkan

kedudukan sistem yang telah ada

sekarang, maka perlu menjawab beberapa

pertanyaan berikut ini:

(a) Karakterisik-karakteristik apa yang

terdapat dalam sistem pengajaran di

mana dia harus bekerja? Apa tujuan

dan alat atu cara-cara yang

Page 21: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

30

dipergunakan untuk mencapai

tujuan-tujuan itu?

(b) Sumber-sumber apa yang akan

digunakan? Apa batasan-batasannya

dan hambatan-hambatan apa yang

ada?

(c) Siapa siswanya? Ketrampilan-

ketrampilan dan harap-harapan apa

serta kebutuhan belajar apa yang

mereka miliki atau rasakan? Dan

berapa jumlah siswanya?

(d) Apa sebaiknya diperbuat untuk

memberikan kontribusi pelajaran

dalam usaha mencapai tujuan-tujuan

itu dan membantu siswa belajar.

(ii) Perumusan tujuan pengajaran

Tujuan terpenting adalah dalam

menentuak urutan bahan yang akan

disampaikan, metode mengajar, prosedur

evaluasi yang akan dikembangkan. Tujaun

mengandung makna yang penting dalam

rangaka menentukan prosedur

intruksional yang akan ditempuh oleh

guru. Berdasarkan tujuan-tujuan yang

telah dirumuskan tersebut maka

disarankan agar guru merancang kegiatan-

kegaitan yang serasi untuk membantu

siswa belajar. Perumusan tujuan

merupakan hal yang penting dalam sistem

pengajaran. Alasannya yaitu:

Page 22: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

31

(a) Umumnya desain pengajaran

didasarkan pada tujuan-tujuan

(b) Tujuan memainkan peranan krisis

dalam evaluasi pengajaran

(c) Kemungkinan terjadinya salah kaprah

sehingga tujuan tadi sebagai media

komunikasi dan memberiakan alat

yang sama bagi semua guru.

(d) Tujuan menjadi pedoman bagi siswa

yang mengarahkan kegiatan belajar

mereka dan untuk menilai kemajuan

belajar yang telah mereka lakukan

sebelumnya.

(iii) Perencanaan dan pelaksanaan evaluasi

Setiap perumusan tujuan belajar

bagi siswa senantiasa harus disertai

dengan perencanaan evaluasi intruksional.

Meskipun masalah evaluasi erupakan

masalah akhir yang perlu dirancang

sebelumnya. Evaluasi harus dilakukan

dengan berhati-hati dan teliti karena hal

berikut:

(a) Dengan program evaluasi, guru dan

siswanya dapat menemukan bukti

telah terjadinya proses belajar.

(b) Evaluasi penting bagi guru dan siswa

karena bertalian dengan kualitas

pengajaran yang ditandai oleh

keberhasilan belajar pada siswanya.

(iv) Pendeskripkian dan pengkajian tugas

Page 23: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

32

Deskripsi tugas dimaksudkan untuk

mengidentifikasi langkah-langkah yang

ditempuh oleh seorang ahli bila dia

melakukan suatu tugas. Tugas dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

(a) Tugas Tindakan (task action) adalah

seperangkat langkah yang dirumuskan

secara jelas dan dapat diamati serta

dapat diperinci menjasi subtugas-

subtugas.

(b) Tugas Kognitif (cognitive task) adalah

kegiatan-kegiatan yang dilakukan

secara mental yang umumnya tidak

dapat diamati.

Suatu deskripsi tugas atau

seperangakat tujuan selanjutnya dianalisis

menjadi jenis-jenis belajar yang perlu

dilakukan. Semua tugas dianalisis menjadi

sejumlah kegiatan belajar. Untuk jenis-

jenis belajar tertentu akan dibutuhkan

prosedur intruksional tertentu pula antara

tujuan, deskripsi tugas dan analisis tugas

yang saling berinteraksi satu dengan yang

lain.

(v) Pelaksanaan prinsip-prinsip Belajar

Sebagai seorang guru perlu

menetapkan lebih dahulu hal-hal yang

akan diajarkan baru mempertimbangkan

berbagi alternatif metode mengajar yang

akan digunakan. Dengan mempelajari

Page 24: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

33

prinsip-prinsip belajar maka guru dapat

membantu para siswa belajar, dengan

jalan menyediakan kondisi-kondisi yang

dipergunakan melalui pembelajaran yang

diberikannya sebagaimana gambar 2.1

dibawah ini.

Analisis Desain Evaluasi

Page 25: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

34

Bagan 2.1 Garis Waktu Proses Merancang Sistem

Pengajaran (hamalik, 2008:72)

d. Prosedur pengembangan sistem instruksional

(PPSI)

Konsep dari PPSI ini adalah bahwa sistem

instruksional yang menggunakan pendekatan

sistem, yaitu satu kesatuan yang terorganisasi,

yang terdiri atas sejumlah komponen yang

berhubungan satu sama lainnya dalam rangka

Analisis

Tugas dan

Tujuan

Merencanak

an Evaluasi

Menentukan

Tugas-tugas

Melaksanakan

Evaluasi

Merancang

Pengajaran

Menetapkan

Sistem yang

ada Sekarang

Menetapkan

dan Menulis

Tujuan-

tujuan

Melaksanakan

Evaluasi

Revisi

Balikan

Page 26: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

35

mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan

fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan

perencanaan dan pelaksanaan program

pengajaran secara sistemik dan sistmatis, untuk

dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam

melaksanakan proses belajar mengajar.

Langkah-langkah dari pengembangan model

PPSI ini adalah sebagai berikut:

(i) Merumuskan Tujuan. Langkah ini

menggunakan istilah yang operasional,

berbentuk hasil belajar, berbentuk tingkah

laku, dan hanya ada satu kemampuan atau

tujuan.

(ii) Pengembangan Alat Evaluasi. Dalam

mengembangkan alat evaluasi, langkah-

langkahnya adalah menentukan jenis tes

yang akan digunakan dan menyusun item

soal untuk setiap tujuan.

(iii) Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Langkah ketiga yaitu merumuskan semua

kemungkinan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan dan menetapkan kegiatan

pembelajaran yang akan ditempuh.

(iv) Pedoman Program Kegiatan Guru.

Merupakan petunjuk bagi guru untuk

merencanakan program kegitan bimbingan

sehingga siswa dapat belajar denga

terstruktur. Yang diperlukan guru, yaitu:

(a) Merumuskan materi pelajaran secara

terperinci.

(b) Memilih metode yang tepat

Page 27: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

36

(c) Meyusun jadwal secara terperinci

(v) Pedoman Pelaksanaan Progaram. Dalam

pengembangan program KBM, maka

langkah-langkahnya ialah merumuskan

materi pelajaran, menetapkan metode yang

digunakan, memilih alat dan sumber yang

digunakan dan menyusun program kegiatan

atau jadwal. Petujuk dalam kegiatan belajar

mengjar memungkinkan untuk dapat

berubah sesuai keadaan.

(vi) Pedoman perbaikan atau revisi. Langkah

yang terakhir yaitu mengadakan pre-tes,

menyampaikan materi pelajaran,

mengadakan post-tes dan revisi. Perbaikan

dilakuakn berdasarkan umpan balik yang

diperoleh dari hasil akhir.

Kegiatan menyusun rencana pembelajaran

merupakan salah satu tugas penting guru dalam

memproses pembelajaran siswa. Dalam

perspektif kebijakan pendidikan nasional yang

dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41

Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan

bahwa salah satu komponen dalam penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu

adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya

menggambarkan proses dan hasil belajar yang

diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik

sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan

pembelajaran hendaknya diletakkan dan

dijadikan titik tolak berfikir guru dalam

menyusun sebuah Rencana Pembelajaran, yang

Page 28: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

37

akan mewarnai komponen-komponen

perencanan lainnya. Upaya merumuskan tujuan

pembelajaran dapat memberikan manfaat

tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana

Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4

(empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:

(1) memudahkan dalam mengkomunikasikan

maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa,

sehingga siswa dapat melakukan perbuatan

belajarnya secara lebih mandiri; (2)

memudahkan guru memilih dan menyusun

bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru

menentukan kegiatan belajar dan media

pembelajaran; (4) memudahkan guru

mengadakan penilaian. Dalam Permendiknas RI

No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

disebutkan bahwa tujuan pembelajaran

memberikan petunjuk untuk memilih isi mata

pelajaran, menata urutan topik-topik,

mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih

alat-alat bantu pengajaran dan prosedur

pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar)

untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Berdasarkan kajian diatas, dapat

disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran

bahasa inggris yang dimaksud dalam tesis ini

diantaranya :

1) Perencanaan tujuan pembelajaran bahasa

inggris berdasarkan karakteristik peserta

didik.

Page 29: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

38

Menguasai karakteristik peserta didik. Guru

mampu mencatat dan menggunakan

informasi tentang karakteristik peserta didik

untuk membantu proses pembelajaran.

Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik,

intelektual, sosial, emosional, moral, dan

latar belakang sosial budaya:

a) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik

belajar setiap peserta didik di kelasnya,

b) Guru memastikan bahwa semua peserta

didik mendapatkan kesempatan yang

sama untuk berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran,

c) Guru dapat mengatur kelas untuk

memberikan kesempatan belajar yang

sama pada semua peserta didik dengan

kelainan fisik dan kemampuan belajar

yang berbeda,

d) Guru mencoba mengetahui penyebab

penyimpangan perilaku peserta didik

untuk mencegah agar perilaku tersebut

tidak merugikan peserta didik lainnya,

e) Guru membantu mengembangkan

potensi dan mengatasi kekurangan

peserta didik.

f) Guru memperhatikan peserta didik

dengan kelemahan fisik tertentu agar

dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,

sehingga peserta didik tersebut tidak

termarjinalkan (tersisihkan, diolok-olok,

minder, dsb).

Page 30: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

39

2) Perencanaan media dan sumber belajar

Perencanaan pemilihan media dan

sumber belajar merupakan komponen dari

sistem instruksional secara keseluruhan.

Oleh sebab itu, meskipun tujuan dan isinya

sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti

siswa, strategi belajar mengajar, organisasi

kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber,

serta prosedur penilaiannya perlu

dipertimbangkan. Perencanaan media dan

sumber belajar dalam tesis ini mengacu pada

instrumen penilaian kinerja guru (IPKG-2)

pembinaan dan pengembangan profesi guru

buku ke 2, pedoman pelaksanaan penilaian

kinerja guru kementerian pendidikan

nasional direktorat jenderal peningkatan

mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

tahun 2011, diantaranya memuat sebagai

berikut:

a) Terampil menggunakan sumber belajar/

media pembelajaran.

b) Menghasilkan pesan yang menarik siswa.

c) Melibatkan siswa dalam pembuatan/

pemanfaatan sumber/media pembela-

jaran.

3) Perencanaan metode dan strategi belajar

Perencanaan pembelajaran juga perlu

memperhatikan keadaan sekolah tempat

pembelajaran ini berlangsung. Terutama

ketersediaan sarana dan prasarana,

kelengkapan dan alat bantu pelajaran

Page 31: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

40

menjadi pendukung terlaksananya berbagai

aktivitas belajar peserta didik. Guru tidak

mungkin melaksanakan kegiatan

pembelajaran menggunakan bak pasir jika di

sekolah tersebut tidak tersedia bak pasir yang

diperlukan tersebut. Guru juga tiak akan

mungkin meminta peserta didik untuk

mengamati tanaman jika di sekolah tersebut

tidak ada kebun sekolah.

Dalam menyusun perencanaan

pembelajaran komponen peserta didik perlu

mendapat perhatian yang memadai. Agar

bahan dan cara belajar ini sesuai dengan

kondisi peserta didik, maka penyusunan

skenario program pembelajaran dan keluasan

maupun kedalaman bahan ajar perlu

disesuaikan kelas yang pandai atau cepat

belajar, sedangkan kelompok kurang atau

lambat belajar guru dalam menyusun

rencana pelajaran harus mendasarkan pada

kriteria peserta didik yang akan menerima

pelajaran itu. Untuk mengatasi kemampuan

peserta didik, guru perlu menggunakan

metode atau bentuk keiatan mengajar yang

bervariasi pula.

Data atau informasi tentang peserta

didik dapat dimanfaatkan untuk penyusunan

dan perencanaan penyempurnaan

pengajaran. Pengajaran yang baik hendaknya

disusun dengan berpedoman kepada

keadaan, kemampuan, minat dan

Page 32: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

41

kebutuahan peserta didik. Hal ini secara

nyata dapat diketahui melalui proses dan

hasil pengumpulan data. Sebelum

menyiapkan rencana pelajaran, atau satuan

pelajaran guru hendaknya mempelajari dulu

record peserta didik. Melalui pemanfaatan

record tersebut, guru akan memperoleh

gambaran umum tentang kondisi dari

masalah peserta didik, dengan mengetaui

kondisi tersebut guru dapat mengadakan

berbagai usaha penyesuaian pelajaran

dengan perbedaan individu. Tiap peserta

didik mempunyai kemampuan, kondisi

kecepatan belajar, dan lain-lain yang

berbeda.

Dalam proses pembelajaran guru

dituntut memiliki kemampuan dalam segala

hal yang berkaitan dengan pelaksanaan

pendidikan pengajaran. Jika seorang guru

suatu saat memiliki kekurangan dalam hal-

hal tertentu, maka guru yang bersangkutan

dituntut untuk belajar meningkatkan

kompetensinya baik melalui jalur pendidikan

dan latihan maupun belajar mandiri dengan

melakukan diskusi dengan teman sejawat

secara intensif. Dalam program semester

guru menyusun rencan penyampaian bahan

ajar, dan bagian akhir tersebut sudah benar-

benar dikuasai oleh guru baik pangajaran di

kelas maupun suatu percobaan yang akan

dilaksanakan di laboratorium atau tempat

Page 33: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

42

lain yang ditunjuk sebagai tempat belajar

peserta didik.

B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1. Pengertian pelaksanaan pembelajaran

Pengertian pembelajaran menurut para

ahli diantaranya menurut Warsita (2008:85)

adalah “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk

membuat peserta didik belajar atau suatu

kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”.

Sedangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar”.

Menurut Sudjana (2004:28) “Pembelajaran

dapat diartikan sebagai setiap upaya yang

sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar

terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua

pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar)

dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan

kegiatan membelajarkan”. Menurut Dimyati dan

Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional, untuk membuat siswa belajar

aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar”. Dan menurut Trianto (2010:17)

“Pembelajaran merupakan aspek kegiatan

manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya

dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simpel

Page 34: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

43

dapat diartikan sebagai produk interaksi

berkelanjutan antara pengembangan dan

pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna

kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru

untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan

interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)

dalam rangkan mencapai tujuan yang

diharapkan.

Berdasarakan definisi pembelajaran diatas

dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran adalah

proses interaksi siswa dengan guru dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu

siswa agar dapat belajar dengan baik. Proses

pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang

manusia serta dapat berlaku di manapun dan

kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang

mirip dengan pengajaran, namun mempunyai

arti yang berbeda. Pengajaran memberi kesan

hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu

pekerjaan guru saja. Guru berceramah

sedangkan siswa hanya sebagai pendengar

sehingga interaksi antara guru dengan siswa

dalam proses pengajaran masih belum maksimal.

Pembelajaran yang baik harus ada interaksi

Page 35: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

44

antara guru dengan siswa. Untuk memperoleh

pembelajaran yang baik sehingga terjadi interaksi

berupa tanya jawab antara guru maupun siswa

membutuhkan suatu alat bantu pembelajaran

berupa media pembelajaran yang dapat

meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran dan dapat

mempermudah guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran maupun saat ingin

mengilustrasikan cara kerja maupun ilustrasi

yang lainnya.

Pelaksanaan pembelajaran adalah proses

yang diatur sedemikian rupa menurut langkah –

langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai

hasil yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010:136).

Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2010:1)

pelaksanaan pembelajaran adalah suatu

kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif

mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan

siswa. Interaksi yang bernilai edukatif

dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah dirumuskan sebelum

pelaksanaan pembelajaran dimulai.

2. Dasar hukum pelaksanaan pembelajaran

a. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN),

pasal 19, dinyatakan bahwa:

(i) Proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan,

Page 36: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

45

menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

(ii) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dalam proses pembelajaran

pendidik memberikan keteladanan.

(iii) Setiap satuan pendidikan melakukan

perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran dan

pengawasan proses pembelajaran untuk

terlaksananya proses pembelajaran yang

efektif dan efisien.

b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007

tentang Standar Proses bahwa standar proses

untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah mencakup perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran

dan pengawasan proses pembelajaran.

3. Komponen pelaksanaa pembelajaran

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses

sudah tentu harus dapat mengembangkan dan

menjawab beberapa persoalan yang mendasar.

Keempat persoalan (tujuan, bahan, metode, alat

peraga, serta penilaian) menjadi komponen

Page 37: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

46

utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar

mengajar. Secara skematis keempat komponen

tersebut dapat digambarkan dalam diagram

sebagai berikut :

Bagan 2.2 : Interelasi komponen pengajaran

( Nana Sudjana, 2010 : 30 )

a. Tujuan

Dalam proses belajar-mengajar

merupakan komponen pertama yang harus

ditetapkan dalam proses pengajaran yang

Tujuan

Bahan Metode dan Alat

Penilaian

Page 38: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

47

berfungsi sebagai indikator keberhasilan

pengajaran. Tujuan ini pada dasarnya adalah

rumusan tingkah laku dan kemampuan yang

harus dicapai dan dimiliki siswa seteleh

mereka menyelesaikan pengalaman dan

kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Isi

tujuan pengajaran pada intinya adalah hasil

belajar yang diharapkan. Untuk mencapai

tujuan pembelajaran maka ada tujuan yang

dibuat oleh guru, untuk mencapai tujuan

pembelajaran maka guru harus

memperhatikan beberapa hal antara lain

(Nana Sudjana, 2010 : 63).

(i) Luas dan dalamnya bahan yang akan di

ajarkan.

(ii) Waktu yang tersedia

(iii) Sarana belajar seperti buku pelajaran,

alat bantu dan lain-lain

(iv) Tingkat kesulitan bahan dan tingkat

permasalahan siswa

Ada beberapa ketentuan yang harus

dipenuhi dalam merumuskan tujuan

pembelajaran antara lain :

(i) Rumusan tujuan harus berpusat pada

perubahan tingkah laku siswa

(ii) Rumusan tujuan pembelajaran harus

berisikan tingkah laku operasional, yang

artinya dapat diukur saat itu juga

(iii) Rumusan tujuan berisikan tentang

makana dari pokok bahasan yang akan

diajarkan saat itu.

Page 39: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

48

b. Bahan

Tujuan yang jelas dan oprasional dapat

ditetapkan bahan pelajaran yang harus

menjadi isi kegiatan belajar-mengajar. Bahan

pelajaran inilah yang diharapkan dapat

mewarnai tujuan, mendukung tercapai

tujuan atau tingkah laku yang diharapkan

untuk dimiliki siswa. Menurut nana sudjana

(2010: 69), ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menetapkan bahan

pembelajaran antara lain :

(i) Bahan harus sesuai dan menunjang

tercapainya tujuan

(ii) Bahan yang ditulis dalam perencanaan

mengajar terbatas pada

(iii) konsep saja sehingga tidak perlu ditulis

secara rinci

(iv) Menetapkan bahan pembelajaran harus

sesuai dengan urutan tujuan.

(v) Urutan bahan hendaknya

memperhatikan kesinambungan antara

bahan yang satu dengan bahan yang

lain.

(vi) Bahan disusun dari yang sederhana

menuju yang kompleks, dari yang

mudah menuju yang sulit, dari yang

konkrit menuju yang abstrak.

(vii) Sifat bahan ada yang faktual dan ada

yang konseptual, Bahan yang faktual

sifatnya konkret dan mudah diingat,

sedangkan bahan yang konseptual

Page 40: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

49

berisikan konsep – konsep abstrak dan

memerlukan pemahaman.

c. Metode

Metode pembelajaran adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat

berlangsung pembelajaran (Sudjana,

2005:76). Metode pembelajaran akuntansi

adalah cara atau pendekatan yang

dipergunakan dalam menyajikan atau

menyampaikan materi pelajaran akuntansi.

Menempati peranan yang tak kalah penting

dalam proses belajar mengajar. Dalam

pemilihan metode apa yang tepat, guru harus

melihat situasi dan kondisi siswa serta materi

yang diajarkan.

Dalam kegiatan belajar mengajar daya

serap peserta didik tidaklah sama. Dalam

menghadapi perbedaan tersebut, strategi

pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan.

Strategi belajar mengajar adalah pola umum

perbuatan guru dan siswa dalam kegiatan

mewujudkan kegiatan belajar mengajar

(Hasibuan, 2004:3). Metode pembelajaran

merupakan salah satu strategi pembelajaran

yang dapat dilakukan oleh guru untuk

menghadapi masalah tersebut sehingga

pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai

dengan baik. Dengan pemanfaatan metode

yang efektif dan efisien, guru akan mampu

mencapai tujuan pengajaran.

Page 41: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

50

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa metode pembelajaran adalah strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru

sebagai alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Metode dan alat yang

digunakan dalam pengajaran dipilih atas

dasar tujuan dan bahan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Metode dan alat

berfungsi sebagai jembatan atau media

transformasi pelajaran terhadap tujuan yang

ingin dicapai. Metode dan alat yang

digunakan harus betul efektif dan efisien.

(i) Faktor-faktor yang mempengaruhi

metode pembelajaran

Sebagai suatu cara, metode

tidaklah berdiri sendiri, tetapi

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru

akan lebih mudah menetapkan metode

yang paling serasi untuk situasi dan

kondisi yang khusus dihadapinya, jika

memahami sifat-sifat masing-masing

metode tersebut. Menurut Winarno

Surakhmad dalam Djamarah (2002:89)

pemilihan dan penentuan metode

dipengaruhi oleh beberapa faktor,

sebagai berikut:

(a) Anak didik

Anak didik adalah manusia

berpotensi yang menghajatkan

pendidikan. Disekolah, gurulah yang

berkewajiban mendidiknya.

Page 42: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

51

Perbedaan individual anak didik

pada aspek biologis, intelektual,

psikologis mempengaruhi pemilihan

dan penentuan metode pembelajaran

mana yang sebaiknya guru ambil

untuk menciptakan lingkungan

belajar yang kreatif demi tercapainya

tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan.

(b) Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang

dituju dari setiap kegiatan belajar-

mengajar. Tujuan dalam pendidikan

dan pengajaran ada berbagai jenis,

ada tujuan instruksional, tujuan

kurikuler, tujuan institusional dan

tujuan pendidikan nasional. Metode

yang dipilih guru harus sejalan

dengan taraf kemampuan anak didik

dan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

(c) Situasi

Situasi kegiatan belajar

mengajar yang guru ciptakan tidak

selamanya sama dari hari ke hari.

Guru harus memilih metode

pembelajaran yang sesuai dengan

situasi yang diciptakan itu.

(d) Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang

mempengaruhi pemilihan dan

Page 43: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

52

penentuan metode pembelajaran.

Fasilitas adalah kelengkapan yang

menunjang belajar anak didik di

sekolah. Misalnya ketiadaan

laboratorium Bahasa Inggris untuk

praktek kurang mendukung

penggunaan metode eksperimen.

(e) Guru

Setiap guru mempunyai

kepribadian yang berbeda. Latar

pendidikan guru diakui

mempengaruhi kompetensi.

Kurangnya penguasaan terhadap

berbagai jenis metode menjadi

kendala dalam memilih dan

menentukan metode

(ii) Syarat-syarat metode pembelajaran

Menurut Ahmadi dalam (Asih,

2007:20) syarat-syarat yang harus

diperhatikan dalam penggunaan metode

mengajar adalah:

(a) Metode mengajar harus dapat

membangkitkan motif, minat atau

gairah belajar siswa.

(b) Metode mengajar harus dapat

menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian siswa.

(c) Metode mengajar harus dapat

memberikan kesempatan bagi siswa

untuk mewujudkan hasil karya.

Page 44: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

53

(d) Metode mengajar harus dapat

merangsang keinginan siswa untuk

belajar lebih lanjut, melakukan

eksplorasi dan inovasi

(pembaharuan).

(e) Metode mengajar harus dapat

mendidik murid dalam teknik belajar

sendiri dan cara memperoleh

pengetahuan melalui usaha pribadi.

(f) Metode mengajar harus dapat

meniadakan penyajian yang bersifat

verbalitas dan menggantinya dengan

pengalaman atau situasi yang nyata

dan bertujuan.

(g) Metode mengajar harus dapat

menanamkan dan mengembangkan

nilai-nilai dan sikap-sikap utama

yang diharapkan dalam kebiasaan

cara bekerja yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

(iii) Macam-macam metode pembelajaran

Proses belajar-mengajar yang

baik, hendaknya mempergunakan

berbagai jenis metode pembelajaran

secara bergantian atau saling bahu

membahu satu sama lain. Masing-

masing metode ada kelemahan dan

kelebihannya. Tugas guru ialah memilih

berbagai metode yang tepat untuk

menciptakan proses belajar-mengajar.

Menurut Djamarah (2002:93-110)

Page 45: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

54

macam-macam metode pembelajaran

adalah sebagai berikut:

(a) Metode proyek

Metode proyek adalah cara

penyajian pelajaran yang bertitik

tolak pada suatu masalah, kemudian

dibahas dari berbagai segi

pemecahannya secara keseluruhan

dan bermakna. Penggunaan metode

ini bertitik tolak dari anggapan

bahwa pemecahan masalah perlu

melibatkan bukan hanya satu mata

pelajaran, melainkan hendaknya

melibatkan berbagai mata pelajaran

yang ada kaitannya dengan

pemecahan masalah tersebut.

(b) Metode eksperimen

Metode eksperimen (perco-

baan) adalah cara penyajian

pelajaran, dimana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari. Siswa dituntut untuk

mengalami sendiri, mencari

kebenaran atau mencoba mencari

suatu hukum atau dalil dan menarik

kesimpulan atau proses yang

dialaminya itu.

(c) Metode tugas atau resitasi

Page 46: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

55

Metode resitasi (penugasan)

adalah metode penyajian bahan

pelajaran dimana guru memberikan

tugas tertentu agar siswa melakukan

kegiatan belajar. Metode ini

diberikan karena materi pelajaran

banyak sementara waktu sedikit.

Agar materei pelajaran selesai sesuai

dengan waktu yang ditentukan,

maka metode inilah yang biasanya

digunakan oleh guru. Tugas ini

biasanya bisa dilaksanakan di

rumah, disekolah, diperpustakaan,

dan di tempat lainnya. Tugas dan

resitasi merangsang anak untuk aktif

belajar, baik individu maupun

kelompok, tugas yang diberikan

sangat banyak macamnya

tergantung dari tujuan yang hendak

dicapai.

(d) Metode diskusi

Metode diskusi adalah cara

penyajian pelajaran, dimana siswa-

siswa dihadapkan pada suatu

masalah yang bersifat problematis

untuk dibahas dan dipecahkan

secara bersama. Teknik diskusi

adalah salah satu teknik belajar

mengajar yang dilakukan oleh

seorang guru di sekolah. Dalam

diskusi terjadi interaksi, tukar

Page 47: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

56

menukar pengalaman, informasi,

memecahkan masalah dan siswa

menjadi aktif.

(e) Metode sosiodrama

Metode sosiodrama dan role

playing dapat dikatakan sama dalam

pemakaiannya sering

disilihgantikan. Sosiodrama pada

dasarnya mendramatisasi tingkah

laku dalam hubungannya dengan

masalah sosial.

(f) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah

cara penyajian bahan pelajaran

dengan memperagakan atau

mempertunjukkan kepada siswa

suatu proses, situasi atau benda

tertentu yang sedang dipelajari, baik

sebenarnya ataupun tiruan dengan

lisan. Dengan metode demonstrasi,

proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan berkesan secara

mendalam sehingga membentuk

pengertian dengan baik dan

sempurna.

(g) Metode problem solving

Metode problem solving bukan

hanya sekedar metode mengajar,

tetapi juga merupakan suatu metode

berfikir sebab dalam metode problem

solving dapat menggunakan metode-

Page 48: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

57

metode lainnya yang dimulai dari

mencari data sampai kepada

menarik kesimpulan.

(h) Metode karya wisata

Karyawisata dalam arti metode

mengajar mempunyai arti tersendiri

yang berbeda dalam arti umum.

Karyawisata di sini berarti

kunjungan ke luar kelas dalam

rangka belajar. Teknik karya wisata

adalah teknik mengajar yang

dilaksanakan dengan mengajar siswa

kesuatu tempat atau objek tertentu

diluar sekolah untuk mempelajari

atau menyelidiki sesuatu.

(i) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah

cara penyajian pelajaran dalam

bentuk pertanyaan yang harus

dijawab, terutama dari guru kepada

siswa, tetapi dapat pula dari siswa

kepada guru. Metode tanya jawab

memungkinkan terjadinya

komunikasi langsung yang bersifat

dua arah sebab pada saat yang sama

terjadi dialog antara guru dan siswa.

(j) Metode latihan

Metode latihan maerupakan

suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan

tertentu. Metode ini dapat juga

Page 49: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

58

digunakan untuk memperoleh suatu

ketangkasan, ketepatan, kesempatan

dan keterampilan.

(k) Metode ceramah

Metode ceramah adalah

metode tradisional, karena sejak

dulu dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan antara guru

dengan siswa dalam proses belajar

mengajar. Dalam metode ceramah

dibutuhkan keaktifan guru dalam

kegiatan pengajaran. Metode ini

banyak digunakan pada pengajar

yang kekurangan fasilitas.

Setiap metode pembelajaran

mempunyai keunggulan dan kelemahannya

sendiri-sendiri. Penggunaan metode yang

variatif dan sesuai dengan materi serta tujuan

pembelajaran dapat membuat siswa senang

dan termotivasi untuk belajar. Metode

tersebut harus dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran

yang diberikan oleh guru.

d. Alat peraga/media

(i) Pengertian alat peraga

(a) Menurut Sudjana (2009) Pengertian

alat peraga pendidikan adalah suatu

alat yang dapat diserap oleh mata dan

Page 50: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

59

telinga dengan tujuan membantu guru

agar proses belajar mengajar siswa

lebih efektif dan efisien.

(b) Faizal (2010) mendefinisikan alat

peraga pendidikan sebagai instrument

audio maupun visual yang digunakan

untuk membantu proses

pembelajaran menjadi lebih menarik

dan membangkitkan minat siswa

dalam mendalami suatu materi.

(c) Wijaya dan Rusyan, 1994 yang

dimaksud alat peraga pendidikan

adalah media pendidikan berperan

sebagai perangsang belajar dan dapat

menumbuhkan motivasi belajar

sehingga siswa tidak menjadi bosan

dalam meraih tujuan-tujuan belajar.

(d) Nasution, 1985 alat peraga

pendidikan adalah alat pembantu

dalam mengajar agar efektif”.

(e) Suhardi (1978) Pengertian alat peraga

pendidikan atau Audio-Visual Aids

(AVA) adalah media yang

pengajarannya berhubungan dengan

indera pendengaran.

(f) Sumad (1972) mengemukakan bahwa

alat peraga atau AVA adalah alat

untuk memberikan pelajaran atau

yang dapat diamati melalui panca

indera. Alat peraga merupakan salah

satu dari media pendidikan adalah

Page 51: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

60

alat untuk membantu proses belajar

mengajar agar proses komunikasi

dapat berhasil dengan baik dan

efektif.

(g) Amir Hamzah, 1981 bahwa alat peraga

pendidikan adalah adalah alat-alat

yang dapat dilihat dan didengar untuk

membuat cara berkomunikasi

menjadi efektif”. Sedangkan yang

dimaksud dengan alat peraga

menurut Nasution (1985: 95) adalah

“alat bantu dalam mengajar lebih

efektif”.

Dari uraian-uraian di atas jelaslah

bahwa pengertian alat peraga pendidikan

adalah merupakan segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dan dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemauan siswa

sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar pada diri siswa.

Secara ringkas, proses

pembelajaran memerlukan media yang

penggunaannya diintegrasikan dengan

tujuan dan isi atau materi pelajaran yang

dimaksudkan untuk mengoptimalkan

pencapaian suatu tujuan pengajaran yang

telah ditetapkan. Fungsi media

pendidikan atau alat peraga pendidikan

dimaksudkan agar komunikasi antara

guru dan siswa dalam hal penyampaian

Page 52: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

61

pesan, siswa lebih memahami dan

mengerti tentang konsep abstrak yang

diinformasikan kepadanya. Siswa yang

diajar lebih mudah memahami materi

pelajaran jika ditunjang dengan alat

peraga pendidikan.

(ii) Tujuan dan manfaat alat peraga

(a) Alat peraga pendidikan bertujuan agar

proses pendidikan lebih efektif dengan

jalan meningkatkan semangat belajar

siswa.

(b) Alat peraga pendidikan memungkin-

kan lebih sesuai dengan perorangan,

dimana para siswa belajar dengan

banyak kemungkinan sehingga belajar

berlangsung sangat menyenangkan

bagi masing-masing individu.

(c) Alat peraga pendidikan memiliki

manfaat agar belajar lebih cepat

segera bersesuaian antara kelas dan

diluar kelas,

(d) Alat peraga memungkinkan mengajar

lebih sistematis dan teratur.

(iii) Manfaat alat bantu/peraga

(a) Menimbulkan minat sasaran

pendidikan

(b) Mencapai sasaran yang lebih banyak

(c) Membantu dalam mengatasi berbagai

hambatan dalam proses pendidikan

(d) Merangsang masyarakat atau sasaran

pendidikan untuk mengim-

Page 53: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

62

plementasikan atau melaksanakan

pesan-pesan kesehatan atau pesan

pendidikan yang disampaikan

(e) Membantu sasaran pendidikan untuk

belajar dengan cepat dan belajar lebih

banyak materi/bahan yang

disampaikan

(f) Merangsang sasaran pendidikan

untuk dapat meneruskan pesan-

pesan yang disampaikan pemateri

kepada orang lain

(g) Mempermudah penyampaian bahan/

materi pendidikan/informasi oleh

para pendidik atau pelaku pendidikan

(h) Mempermudah penerimaan informasi

oleh sasaran pendidikan. Seperti

diuraikan di atas, bahwa pengetahuan

yang ada pada seseorang diterima

melalui panca indera. Berdasarkan

penelitian para ahli, bahwa indera

yang paling banyak menyalurkan

pengetahuan ke dalam otak adalah

mata. Kurang lebih 75 % sampai 87 %

dari pengetahuan manusia diperoleh/

disalurkan melalui mata. Sedangkan

13 % sampai 25 % lainnya diperoleh

atau tersalur melalui indera yang lain.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa

alat-alat peraga/media/alat bantu

visual akan lebih mempermudah cara

penyampaian dan penerimaan

Page 54: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

63

informasi atau bahan atau materi

pendidikan.

(i) Dapat mendorong keinginan orang

untuk mengetahui, kemudian lebih

mendalami, dan akhirnya

mendapatkan pengertian yang lebih

baik. Orang yang melihat sesuatu

yang memang diperlukan tentu akan

menarik perhatiannya. Dan apa yang

dilihat dengan penuh perhatian akan

memberikan pengertian bru baginya,

yang merupakan pendorong untuk

melakukan atau memakai sesuatu

yang baru tersebut.

(j) Membantu menegakkan pengertian/

informasi yang diperoleh. Sasaran

pendidikan di dalam memperoleh atau

menerima sesuatu yang baru,

manusia mempunyai kecenderungan

untuk melupakan atau lupa. Oleh

sebab itu, untuk mengatasi hal

tersebut, AVA (Audio Visual Aid alat

bantu/peraga audio visual) akan

membantu menegakkan pengeta-

huan-pengetahuan yang telah

diterima oleh sasaran pendidikan

sehingga apa yang diterima akan lebih

lama tersimpan di dalam ingatan.

e. Penilaian

Page 55: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

64

Untuk menetapkan apakah tujuan

belajar telah tercapai atau tidak maka

penilaianlah yang harus memainkan peran

dan fungsinya. Dengan perkataan lain bahwa

penilaian berperan sebagai barometer untuk

mengukur tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran. Itulah sebabnya fungsi

penilaian pada dasarnya untuk mengukur

tujuan. Beberapa hal yang harus

diperhatikan guru dalam penilaian menurut

nana sudjana (2010:117) antara lain :

(i) Penilaian harus dilakukan secara

berlanjut.

(ii) Dalam proses mengajar penilaian dapat

dilakukan dengan tiga tahap yaitu Pre-

test yaitu tes kepada siswa sebelum

pelajaran dimulai, Mid-test yaitu tes yang

diberikan pada pertengahan

pelaksanaan pembelajaran dan Post-test

yaitu tes yang diberikan setelah proses

pembelajaran berlangsung.

(iii) Penilaian dilakukan tidak hanya didalam

kelas melainkan juga diluar kelas

terutama pada tingkah laku.

(iv) Untuk memperoleh gambaran objektif

penilaian sebaiknya dilakukan penilaian

tes dan non tes.

4. Aspek pembelajaran

Menurut Ela Yulaelawati (2007:71) aspek

pembelajaran digolongkan menjadi tiga asek yang

Page 56: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

65

berkaitan dan saling melengkapi, aspek tersebut

meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotor.

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif digolongkan menjadi enam

tingkatan, dari pengetahuan sederhana atau

penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai

tingkatan yang paling rendah ke penilaian

(evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak

sebagai tingkatan yang paling tinggi.

(i) Pengetahuan, didefinisikan sebagai ingatan

terhadap hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya. Kemampuan ini merupakan

kemampuan awal meliputi kemampuan

mengetahui sekaligus menyampaikan

ingatanya bila diperlukan. Hal ini termasuk

mengingat bahan-bahan, benda, fakta,

gejala, dan teori. Hasil dari pengetahuan

merupakan tingkatan rendah. Contoh kata

kerja: meniru, menyabutkan, menghafal,

mengulang, mengenali, mendaftar,

mengurutkan, mmenyadari, menyusun,

mengaitkan, dan mereproduksi.

(ii) Pemahaman, didefinisikan sebagai

kemampuan untuk memahami materi/

bahan. Proses pemahaman terjadi karena

adanya kemampuan menjabarkan suatu

materi/bahan ke materi /bahan lain.

Seorang yang mampu memahami sesuatu

antara lain mampu menjelaskan narasi

(pernyataan kosakata) ke dalam angka,

Page 57: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

66

dapat menafsirkan sesuatu melalui

pernyataan dengan kalimat sendiri atau

dengan rangkuman. Pemahaman juga dapat

dilanjutkan dengan kemampuan

memperkirakan kecenderungan, kemam-

puan meramalkan akibat-akibat dari

berbagai penyeban suatu gejala. Hasil

belajar dari pemahaman lebih maju dari

ingatan sederhana, hafalan atau

pengetahuan tingkat rendah. Contoh kata

kerja: menjelaskan, mengemukakan,

menerangkan, menguraikan, memillih,

menunjukan, menyatakan, memihak,

menempatkan, mengenali, menguji ulang,

menurunkan dan menjabarkan.

(iii) Penerapan, merupakan kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari

dan dipahami ke dalam situasi konkret,

nyata, atau baru. Kemampuan ini

mencakup penggunaan pengetahuan,

aturan, rumus, konsep, prinsip, hukum dan

teori. Hasil belajar dari kemampuan

penerapan ini tingkatanya lebih tinggi dari

pemhaman. Contoh kata kerja:

menerapkan, menggunakan, memilih,

menentukan, mendemonstrasikan, mendre-

matisasi, mengajukan permohonan,

menafsirkan, mempraktikan, menjadwal-

kan, mensketsan, mencari jawaban dan

menulis.

Page 58: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

67

(iv) Analisis, merupakan kemampuan untuk

menguraikan materi dalam bagian-bagian

atau komponen-komponen yang lebih

terstruktur dan mudah dimengerti.

Kemampuan menganalisis termasuk

mengidentifikasi bagian-bagian, mengana-

lisis kaitan antar bagian, serta mengenali

atau mengemukakan organiasi dan

hubungan antar bagian tersebut. Hasil

belajar analisis merupakan tingkatan

kognitif yang lebih tinggi dari kemampuan

mamahami dan menerapkan, karena untuk

memiliki kemampuan menganalisis,

seseorang harus mampu memahami

isi/substansi sekaligus struktur

organisasinya. Contoh kata kerja:

membedakan, membandingkan, mengolah,

menganalisis, memberi harga/nilai,

mengategorikan, mengontraskan, men-

deversifikasikan, mengkritik, mengung-

gulkan, melakukan pengujian, melakukan

percobaan, mempertanyakan dan

mengetes.

(v) Sintesis, merupakan kemampuan untuk

mengumpulkan bagian bagian menjadi

suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh.

Kemampuan ini meliputi memproduksi

bentuk komunikasi yang unik dari segi

tema dan cara mengkomunikasikanya,

mengajukan proposal penelitian, membuat

model atau pola yang mencerminkan

Page 59: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

68

struktur yang utuh dan menyeluruh dari

keterkaitan pengertian atau informasi

abstrak. Hasil belajar sintesis menekankan

pada perilaku kreatif dengan

mengutamakan perumusan pola atau

struktur yang baru dan unik. Contoh kata

kerja: menyiapkan, menyusun, mengoleksi,

menulis, mengubah, mengkonstruksi,

merancang, menciptakan, mendesain,

merumuskan, membangun, mengelola,

mengorganisasikan, merencanakan, meng-

ajukan proposal, membentuk, membuat

pola atau model dan menulis.

(vi) Penilaian, merupakan kemampuan untuk

memperkirakan dan menguji nilai atau

materi (pernyataan, novel, puisi, laporan

penelitian) untuk tujuan tertentu. Penilaian

didasari dengan kriteria yang

terdefinisikan. Kriteria terdefinisi ini

mencakup kriterai internal (organisasi) atau

kriteria eksternal (terkait dengan tujuan)

yang telah ditentukan. Peserta didik dapat

menentukan kriteria sendiri atau

memperoleh kriteria dari narasumber. Hasil

belajar penilaian merupakan tingkatan

kognitif paling tinggi sebab berisi tentang

unsur-unsur dari semua kategori,

termasuk kesadaran untuk melakukan

pengujian yang sarat akan nilai dan

kejelasan kriteria. Contoh kata kerja:

menghargai, menyanggah, menilai,

Page 60: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

69

menguji, mengintegrasikan, memper-

tahankan, me-ramalkan, mendukung,

memilih dan mengevaluasi.

b. Ranah afektif

Ranah afektif adalah yang paling populer

dan banyak digunakan, khartwohl

mengurutkan ranah afektif berdasarkan

penghayatan. Penghayatan tersebut

berhubungan dengan proses ketika perasaa

seseorang beralih dari kesadaran umum ke

penghayatan yang mengatur perilakunya

secara konsisten terhadap sesuatu.

(i) Penerimaan, merupakan kesadaran atau

kesepakatan yang disertai keinginan untuk

menenggang atau bertoleransi terhadap

suatu gagasan, benda atau gejala. Hasil

belajar penerimaan merupakan pemilikan

kemampuan untuk membedakan dan

menerima perbedaan. Contoh: menunjukan

penerimaan dengan mengiyakan,

mendengarkan dan menanggapi sesuatu.

(ii) Penanggapan, merupakan kemampuan

memberikan tanggapan atau respon

terhadap suatu gagasan, benda, bahan atau

gejala tertentu. Hasil belajar penanggapan

merupakan suatu komitmen untuk

berperan serta berdasarkan penerimaan.

Contoh: mematuhi, menuruti, tunduk,

mengikuti, mengomentari, bertindak

Page 61: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

70

sukarela, mengisi waktu senggang atau

menyambut.

(iii) Penghitungan atau penilaian, merupakan

kemampuan memberi penilaian atau

perhitungan terhadap gagasan, bahan,

benda, atau gejala. Hasil belajar

penghitungan atau penilaian merupakan

keinginan untuk diterima, diperhitungkan

dan dinilai oleh orang lain. Contoh:

meningkatkan kelancaran berbahasa atau

dalam berinteraksi, menyerahkan,

melepaskan sesuatu, membantu,

menyambung, mendukung dan mendebat.

(iv) Pengaturan atau penggolongan, merupakan

kemampuan mengatur atau mengelola

berhubungan dengan tindakan perhitungan

atau menilai yang telah dimiliki. Hasil

belajarnya merupakan kemampuan

mengatur dan mengelola sesuatu secara

harmonis dan konsisten berdasarkan

pemilikan filosofi yang dihayati. Contoh:

mendiskusikan, menteorikan,

merumuskan, membangun opini,

menyeimbangkan dan menguji.

(v) Bermuatan nilai, merupakan tindakan

puncak dalam perwujudan perilaku

seseorang yang secara konsisten sejalan

dengan nilai atau seperangkat nialai-nilai

yang dihayatinya secara mendalam. Hasil

belajarnya merupakan perilaku seimbang,

harmonis dan bertanggung jawab dengan

Page 62: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

71

standar nilai yang tinggi. Contoh:

memperbaiki, membutuhkan, menem-

patkan pada standar yang tinggi,

mencegah, berani menolak, mengelola, dan

mencari penyelesaian dari suatu masalah.

c. Ranah Psikomotorik

Pengelolaan ranah psikomotor menurut

derajat koordinasi yang meliputi koordinasi

ketaksengajaan dan kemampuan yang

dilatihkan. Dimulai dengan refleks yang

sederhana pada tingkatan rendah ke gerakan

saraf otot yang lebih kompleks pada tingkatan

tertinggi.

(i) Gerakan refleks, merupakan tindakan yang

ditujukan tanpa belajar dalam menanggapi

stimulus. Contoh: merentangkan,

memperluas, melentur-kan, meregangkan

dan menyesuaikan postur tubuh dengan

keadaan.

(ii) Gerakan Dasar, merupakan pola gerakan

yang diwarisi yang terbentuk berdasarkan

campuran gerakan refleks dan gerakan yang

lebih kompleks. Contoh: berlari, berjalan,

mendorong, menelikung, menggenggam,

mencekal, menyambar dan menggunakan

atau memanipulasi.

(iii) Gerakan tanggap (perceptual), merupakan

penafsiran terhadap segala rangsangan yang

Page 63: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

72

membuat seseorang mampu menyesuaikan

diri terhadap lingkungan. Hasil belajar

berupa kewaspadaan berdasarkan

perhitungan dan kecermatan. Contoh:

wasapada, kecermatan melihat, mendengar,

dan bergerak, atau ketajaman dalam

melihat perbedaan, misalnya pada gerakan

terkoordinasi seperti meloncat, bermain tali,

menyepak dan menggalah.

(iv) Kegiatan Fisik, merupakan kegiatan yang

memerlukan kekuatan otot, kekuatan

mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan

dan kekuatan suara. Contoh: semua

kegiatan fisik yang memerlukan dalam

jangka panjang dan berat, penggerakan otot,

gerakan sendi yang cepat, serta gerakan

yang cepat dan tepat.

(v) Komunikasi tidak berwacana, merupakan

komunikasi

(vi) Melalui gerakan tubuh. Gerakan ini

merentang dari ekspresi mimik muka

sampai dengan gerakan koreografi yang

rumit.

5. Tahap pelaksanaan pembelajaran

Tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan

implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran

meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup.

a. Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

Page 64: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

73

(i) Menyiapkan Peserta didik secara psikis

dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran.

(ii) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari.

(iii) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai.

(iv) Menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan ini dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Kegiatan ini

menggunakan metode yang disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik dan

mata pelajaran, yang meliputi proses

kolaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.

(i) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

(a) Melibatkan peserta didik mencari

informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang

akan dipelajari dengan

Page 65: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

74

menerapkan prinsip alam

takambang dan belajar dari aneka

sumber.

(b) Menggunakan beragam pende-

katan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar

lain.

(c) Memfasilitasi terjadinya interaksi

antar peserta didik serta antara

peserta didik dengan guru,

lingkungan, dan sumber belajar

lainya.

(d) Melibatkan peserta didik secara

aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

(e) Memfasilitasi peserta didik

melakukan percobaan di

laboratorium, studio, atau

lapangan.

(ii) Elaborasi

Dalam Kegiatan elaborasi, guru:

(a) Membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna.

(b) Memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas, diskusi,

dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik

secara lisan maupun tertulis.

Page 66: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

75

(c) Memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis, menyele-

saikan masalah, dan bertindak

tanpa rasa takut.

(d) Memfasilitasi peserta didik dalam

pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

(e) Memfasilitasi peserta didik

berkompetensi secara sehat

untuk meningkatkan prestasi

belajar.

(f) Memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik secara lisan

maupun tertulis, secara

individual maupun kelompok.

(g) Memfasilitasi peserta didik

melakukan pameran, turnamen,

festival, serta produk yang

dihasilkan.

(h) Memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan menum-

buhkan kebanggaan dan rasa

percaya diri peserta didik.

(iii) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

(a) Memberikan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk

lisan, tulisan, isyarat, maupun

hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik.

Page 67: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

76

(b) Memberikan konfirmasi terhadap

hasil eksplorasi dan elaborasi

peserta didik melalui berbagai

sumber.

(c) Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar

yang telah dilakukan.

(d) Memfasilitasi peserta didik untuk

memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai

kompetensi dasar yang berfungsi.

c. Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

(i) Bersama-sama dengan peserta didik

dan/atau sendiri membuat rangkuman/

simpulan pelajaran.

(ii) Melakukan penilaian dan/atau refleksi

terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram.

(iii) Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran.

(iv) Merencanakan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling

dan/atau memberikan tugas baik

individual maupun kelompok sesuai

dengan belajar peserta didik.

(v) Menyampaikan rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya.

Page 68: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

77

C. Penilaian Hasil Pembelajaran

Didalam BSNP dijelaskan bahwa penilaian

adalah prosedur yang digunakan untuk

mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja

peserta didik, hasil penilaian digunakan untuk

melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan

terhadap ketuntasan belajar siswa dan efektivitas

proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil

pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian

kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai

bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,

dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian

dilakukan secara konsisten, sistematik, dan

terprogram dengan menggunakan tes dan non tes

dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan

kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya

berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio,

dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar

menggunakan standar penilaian pendidikan dan

panduan penilaian kelompok mata pelajaran.

Standar nasional pendidikan

mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar oleh

pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk

memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil

dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas. Sehubungan dengan penilaian

pembelajaran ini, Moekijat (1992 dalam Mulyasa

Page 69: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

78

2006) mengemukakan teknik penilaian

pembelajaran yang mencakup aspek pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap sebagai berikut:

1. Penilaian belajar pengetahuan dapat dilakukan

dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian

pertanyaan.

2. Penilaian belajar ketrampilan dapat dilakukan

dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan

analisis tugas, serta penilaian oleh peserta didik

sendiri.

3. Penilaian belajar sikap dapat dilakukan dengan

daftar isian sikap dari diri sendiri dan daftar isian

sikap yang disesuaikan dengan tujuan program.

Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta

didik didasarkan pada data sahih yang diperoleh

melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi

persyaratan dengan mendasarkan diri pada prinsip-

prinsip sebagai berikut:

a. Mendidik

Proses penilaian hasil belajar harus mampu

memberikan sumbangan positif pada peningkatan

pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana

hasil penilaian harus dapat memberikan umpan

balik dan motivasi kepada peserta didik untuk

lebih giat belajar.

b. Terbuka atau transparan

Prosedur penilaian, kriteria penilaian ataupun

dasar pengambilan keputusan harus disampaikan

secara transparan dan diketahui oleh pihak-pihak

terkait secara obyektif.

c. Menyeluruh

Page 70: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

79

Penilaian hasil belajar yang dilakukan harus

meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan

dinilai yang terdiri dari ranah pengetahuan

kognitif, keterampilan psikomotor, sikap, dan nilai

afektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir

dan bertindak.

d. Terpadu dengan pembelajaran

Dalam melakukan penilaian kegiatan

pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif,

afektif, dan psikomotor, sehingga penilaian tidak

hanya dilakukan setelah siswa menyelesaikan

pokok bahasan tertentu, tetapi juga dalam proses

pembelajaran.

e. Obyektif

Proses penilaian yang dilakukan harus

meminimalkan pengaruh-pengaruh atau

pertimbangan subyektif dari penilai.

f. Sistematis

Penilaian harus dilakukan secara terencana dan

bertahap serta berkelanjutan untuk dapat

memperoleh gambaran tentang perkembangan

belajar siswa.

g. Berkesinambungan

Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus

sepanjang rentang waktu pembelajaran.

h. Adil

Proses penilaian tidak ada siswa yang

diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar

Page 71: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

80

belakang sosial ekonomi, agama, budaya, bahasa,

suku bangsa, warna kulit, dan gender.

i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan

kriteria

Menggunakan kriteria tertentu dalam

menentukan kelulusan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Pedoman Penilaian oleh Pendidik BSNP dalam

pedoman umum penilaian juga mengemukakan

adanya standar penilaian oleh pendidik dan standar

penilaian oleh satuan pendidikan. Standar penilaian

oleh pendidik merupakan standar yang mencakup

standar umum, standar perencanaan, standar

pelaksanaan penilaian, standar pengolahan dan

penyajian hasil penilaian serta tindak lanjutnya,

yang masing-masing bagian dapat dijabarkan

sebagai berikut:

(i) Standar umum penilaian adalah aturan main

dari aspek-aspek umum dalam pelaksanaan

penilaian, sehingga untuk melakukan penilaian

pendidik harus selalu mengacu pada standar

umum penilaian ini. BSNP menjabarkan standar

umum penilaian ini dalam prinsip-prinsip

sebagai berikut:

(a) Pemilihan teknik penilaian yang disesuaikan

dengan karakteristik mata pelajaran serta

jenis informasi yang ingin diperoleh dari

peserta didik.

(b) Informasi yang dihimpun mencakup ranah-

ranah yang sesuai dengan standar isi dan

standar kompetansi lulusan.

Page 72: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

81

(c) Informasi mengenai perkembangan perilaku

peserta didik dilakukan secara berkala pada

kelompok mata pelajaran masing-masing.

(d) Pendidik harus selalu mencatat perilaku

siswa yang menonjol baik yang bersifat

positif maupun negatif dalam buku catatan

perilaku.

(e) Melakukan sekurang-kurangnya tiga kali

ulangan harian menjelang ulangan tengah

semester dan tiga kali menjelang ulangan

akhir semester.

(f) Pendidik harus menggunakan teknik

penilaian yang bervariasi sesuai dengan

kebutuhan.

(g) Pendidik harus selalu memeriksa dan

memberi balikan kepada peserta didik atas

hasil kerjanya sebelum memberikan tugas

lanjutan.

(h) Pendidik harus memiliki catatan komulatif

tentang hasil penilaian untuk setiap siswa

yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Pendidik harus pula mencatat semua

kinerja siswa, untuk menentukan

pencapaian kompetensi siswa.

(i) Pendidik melakukan ulangan tengah dan

akhir semester untuk menilai penguasaan

kompetensi sesuai dengan tuntutan dalam

Standar kompetensi (SI) dan standar lulusan

(SL).

(j) Pendidik yang diberi tugas menangani

pengembangan diri harus melaporkan

Page 73: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

82

kegiatan siswa kepada wali kelas untuk

dicantumkan jenis kegiatan pengembangan

diri pada buku laporan pendidikan.

(k) Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi siswa

dan tidak disampaikan pada pihak lain

tanpa seijin yang bersangkutan maupun

orang tua/ wali murid.

(ii) Standar perencanaan penilaian oleh pendidik

Standar perencanaan penilaian oleh

pendidik merupakan prinsip-prinsip yang harus

dipedomani bagi pendidik dalam melakukan

perancanaan penilaian. BSNP menjabarkannya

menjadi tujuh point sebagai berikut:

(a) Pendidik harus membuat rencana penilaian

secara terpadu dengan silabus dan rencana

pembelajarannya. Perencanaan penilaian

setidak-tidaknya meliputi komponen yang

akan dinilai, teknik yang akan digunakan

serta kriteria pencapaian kompetensi.

(b) Pendidik harus mengembangkan kriteria

pencapaian kompetensi dasar (KD) sebagai

dasar untuk penilaian.

(c) Pendidik menentukan teknik penilaian dan

instrumen penilaiannya sesuai indikator

pencapaian KD;

(d) Pendidik harus menginformasikan se awal

mungkin kepada peserta didik tentang

aspek-aspek yang dinilai dan kriteria

pencapaiannya;

(e) Pendidik menuangkan seluruh komponen

penilaian ke dalam kisi-kisi penilaian;

Page 74: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

83

(f) Pendidik membuat instrumen berdasar kisi-

kisi yang telah dibuat dan dilengkapi dengan

pedoman penskoran sesuai dengan teknik

penilaian yang digunakan;

(g) Pendidik menggunakan acuan kriteria

dalam menentukan nilai siswa.

(iii) Standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik

Menurut pedoman umum penilaian yang disusun

oleh BSNP, standar pelaksanaan penilaian oleh

pendidik meliputi:

(a) Pendidik melakukan kegiatan penilaian

sesuai dengan rencana penilaian yang telah

disusun diawal kegiatan pembelajaran;

(b) Pendidik menganalisis kualitas instrumen

dengan mengacu pada persyaratan

instrumen serta menggunakan acuan

kriteria;

a. Pendidik menjamin pelaksanaan

ulangan dan ujian yang bebas dari

kemungkinan terjadi tindak kecurangan;

b. Pendidik memeriksa pekerjaan peserta

didik dan memberikan umpan balik dan

komentar yang bersifat mendidik.

(iv) Standar pengolahan dan pelaporan hasil

penilaian oleh pendidik. Standar pengolahan dan

pelaporan hasil penilaian, yang ada dalam

pedoman umum penilaian yang disusun oleh

BSNP meliputi:

(a) Pemberian skor untuk setiap komponen

yang dinilai.

Page 75: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

84

(b) Penggabungan skor yang diperoleh dari

berbagai teknik dengan bobot tertentu

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

(c) Penentuan satu nilai dalam bentuk angka

untuk setiap mata pelajaran, serta

menyampaikan kepada wali kelas untuk

ditulis dalam buku laporan pendidikan

masing-masing siswa.

(d) Pendidik menulis deskripsi naratif tentang

akhlak mulia, kepribadian dan potensi

peserta didik yang disampaikan kepada wali

kelas.

(e) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan

hasil penilaiannya dalam rapat dewan guru

untuk menentukan kenaikan kelas.

(f) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan

hasil penilaian kepada rapat dewan guru

untuk menentukan kelulusan peserta didik

pada akhir satuan pendidikan dengan

mengacu pada persyaratan kelulusan

satuan pendidikan.

(g) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan

hasil penilaiannya kepada orang tua/ wali

murid.

(v) Standar pemanfaatan hasil penilaian

Berdasarkan pedoman umum penilaian yang

dikeluarkan oleh BSNP, ada lima standar

pemanfaatan hasil penilaian yaitu:

(a) Pendidik mengklasifikasikan siswa berdasar

tingkat ketuntasan pencapaian standar

Page 76: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

85

kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD).

(b) Pendidik menyampaikan balikan kepada

peserta didik tentang tingkat capaian hasil

belajar pada setiap KD disertai dengan

rekomendasi tindak lanjut yang harus

dilakukan.

(c) Bagi siswa yang belum mencapai standar

ketuntasan, pendidik harus melakukan

pembelajaran remidial, agar setiap siswa

dapat mencapai standar ketuntasan yang

dipersyaratkan.

(d) Kepada siswa yang telah mencapai standar

ketuntasan yang dipersyaratkan, dan

dianggap memiliki keunggulan, pendidik

dapat memberikan layanan pengayaan.

(e) Pendidik menggunakan hasil penilaian

untuk mengevaluasi efektifitas kegiatan

pembelajaran dan merencanakan berbagai

upaya tindak lanjut.

Sedangkan didalam standar proses

penilaian pendidikan dijelaskan bahwa penilaian

hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara

berkesinambungan untuk memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil belajar dalam

bentuk ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas.

Standar penilaian dilakukan dengan cara:

1. Penilaian melalui portofolio (Portofolio)

Page 77: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

86

Penilaian portofolio merupakan

penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

berbagai informasi yang menunjukkan

perkembangan kemampuan siswa dalam satu

periode tertentu. Informasi perkembangan

siswa tersebut dapat berupa karya siswa dari

proses pembelajaran yang dianggap terbaik

oleh siswanya, hasil tes (bukan nilai), piagam

penghargaan atau bentuk informasi lain yang

terkait dengan kompetensi tertentu dalam

satu mata pelajaran.

2. Penilaian Melalui Unjuk Kerja (Performance)

Penilaian unjuk kerja merupakan

penilaian yang dilakukan dengan mengamati

kegiatan atau kinerja siswa dalam melakukan

sesuatu. Cara penilaian ini lebih otentik

daripada tes tertulis karena bentuk tugasnya

lebih mencerminkan kemampuan siswa yang

sebenarnya. Semakin banyak kesempatan

guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin

reliable hasil penilaian kemampuan siswa.

Penilaian dengan cara ini lebih tepat

digunakan untuk menilai kemampuan siswa

dalam penyajian lisan (keterampilan

berbicara, berpidato, baca puisi, berdiskusi,

dan sebagainya), pemecahan masalah dalam

suatu kelompok, partisipasi siswa dalam

diskusi kelompok kecil, kemampuan siswa

menari, kemampuan siswa memainkan alat

musik, kemampuan siswa dalam cabang-

cabang olah raga, kemampuan siswa

Page 78: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

87

menggunakan peralatan laboratorium,

kemampuan siswa mengoperasikan suatu

alat, dan sebagainya.

3. Penilaian Melalui Penugasan (Proyek/Project)

Penilaian melalui proyek dilakukan

terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang

dilakukan siswa secara individual atau

kelompok untuk periode tertentu. Tugas

tersebut berupa suatu investigasi sejak dari

perencanaan pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan dan penyajian

data. Proyek seringkali melibatkan pencarian

data primer dan sekunder, mengevaluasi

secara kritis hasil penyelidikan, dan

kerjasama dengan orang lain.

Oleh karena itu, proyek sangat

bermanfaat bila digunakan untuk menilai

keterampilan menyelidiki secara umum untuk

segala bidang pembelajaran. Di samping itu,

proyek dapat digunakan untuk mengetahui

pemahaman dan pengetahuan siswa dalam

bidang tertentu, mengetahui kemampuan

siswa mengaplikasikan pengetahuan itu

dalam penyelidikan tertentu, dan mengetahui

kemampuan siswa dalam menginformasikan

subyek tertentu secara jelas.

4. Penilaian Melalui Hasil kerja (Produk/Product)

Penilaian hasil kerja adalah penilaian

terhadap kemampuan siswa membuat

produk-produk teknologi dan seni, seperti

makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar,

Page 79: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

88

lukisan, pahatan), barang-barang terbuat dari

kayu, keramik, plastik, logam, dan lain

sebagainya.

Cara ini tidak hanya melihat hasil

akhirnya saja tetapi juga dari proses

pembuatannya, contoh: kemampuan siswa

menggunakan berbagai teknik menggambar,

menggunakan peralatan dengan aman,

membakar kue dengan hasil baik, bercita rasa

enak, dan lain-lain.

5. Penilaian melalui tes tertulis (paper & pen)

Tes tertulis biasanya diadakan untuk

waktu yang terbatas dan dalam kondisi

tertentu. Tes Tertulis merupakan tes dimana

soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa

dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal

siswa tidak selalu merespon dalam bentuk

menulis jawaban tetapi dapat juga dalam

bentuk yang lain seperti memberi tanda,

mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu

soal dengan memilih jawaban (pilihan ganda,

dua pilihan, menjodohkan), dan soal dengan

mensuplai jawaban (isian atau melengkapi,

jawaban singkat atau pendek, soal uraian).

Fokus Penilaian hasil pembelajaran bahasa

inggris di SMP N 1 Pabelan yang termaktub dalam

tesis ini merujuk pada Instrumen penilaian kinerja

guru (IPKG 3, IPKG 4 dan IPKG 5) membahas

pokok permasalahan diantaranya :

a. Penilaian Kognitif, psikomotorik dan Afektif

Page 80: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

89

Pada umumnya hasil belajar dapat

dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu;

ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara

eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Setiap mata

pelajaran selalu mengandung ketiga ranah

tersebut, namun penekanannya selalu

berbeda. Mata pelajaran praktek lebih

menekankan pada ranah psikomotor,

sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep

lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun

kedua ranah tersebut mengandung ranah

afektif.

Ranah psikomotor berhubungan dengan

hasil belajar yang pencapaiannya melalui

keterampilan manipulasi yang melibatkan otot

dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah

ranah yang berhubungan aktivitas fisik,

misalnya; menulis, memukul, melompat dan

lain sebagainya. Ranah kognitif berhubungan

erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di

dalamnya kemampuan menghafal, memahami,

mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan

kemampuan mengevaluasi. Sedangkan ranah

afektif mencakup watak perilaku seperti sikap,

minat, konsep diri, nilai dan moral.

Dalam paradigma lama, penilaian

pembelajaran lebih ditekankan pada hasil

(produk) dan cenderung hanya menilai

kemampuan aspek kognitif, yang kadang-

kadang direduksi Sedemikian rupa melalui

Page 81: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

90

bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian

dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali

diabaikan. Kemampuan afektif berhubungan

dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk

tanggung jawab, kerjasama, disiplin,

komitmen, percaya diri, jujur, menghargai

pendapat orang lain, dan kemampuan

mengendalikan diri.

Penilaian Kognitif, psikomotorik dan

afektif tertuang dalam instrumen penilaian

kinerja guru (IPKG 3) tentang penilaian hasil

belajar diantaranya :

(i) Penilaian pengetahuan (kognitif)

(1) Merencanakan jumlah ulangan harian

(UH) dalam program semester.

(2) Memiliki penetapan KKM ulangan per

semester (UH, UTS, UAS/UKK)

(3) Memiliki lembar penilaian yang

terdapat kolom perbaikan (remedial)

(4) Memiliki daftar nilai yang dinyatakan

telah tuntas secara klasikal.

(5) Melaksanakan ulangan harian

(tertulis/lisan/kinerja), jumlah nilai

sesuai program semester.

(6) Memiliki daftar kumpulan nilai (DKN)

yang berisi nilai UH, UTS, UAS/UKK,

PT/KMTT, dan nialai akhir (NA).

(7) Memiliki arsip soal UH, UTS,

UAS/UKK yang tersusun dengan baik.

(ii) Penilaian praktik (psikomotorik)

Page 82: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

91

(1) Merencanakan jumlah penilaian

praktik untuk setiap semester.

(2) Memiliki penetapan KKM praktik

(3) Memiliki lembar penilaian praktik

(rubrik) yang terdapat indikator.

(4) Memiliki daftar nilai praktik, jumlah

nilai sesuai prencanaan.

(5) Memiliki dokumen hasil kegiatan

praktik (laporan, karya, dll).

(6) Memiliki dokumen soal ulangan

tengah semester (UTS).

(iii) Penilaian sikap (afektif)

(1) Merencanakan teknik pelaksanaan

untuk penilain sikap.

(2) Mengembangakan instrumen pengu-

kuran ranah afektif/sikap (instrumen

sikap, instrumen minat, instrumen

konsep diri, instrumen nilai, atau

instrumen moral).

(3) Memiliki daftar nilai sikap, nilai

berasal dari lembar penilaian (rubrik)

atau instrumen pengukuran ranah

afektif.

(4) Memiliki agenda/catatan perkem-

bangan pribadi siswa terkait dengan

kemajuan/kesulitan belajar selama

proses pembelajaran.

(5) Memiliki dokumen soal ulangan akhir

semester/ulangan kenaikan kelas

(UAS/UKK).

Page 83: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

92

b. Analisa penilaian hasil belajar menyangkut

penilaian kognitif dan psikomotorik.

Mengacu pada instrumen penilaian

kinerja guru (IPKG-4) analisis nilai

pengetahuan (kognitif) menyangkut analisis

hasil penilaian ulangan harian (UH), ulangan

tengah semester (UTS), ulangan akhir semester

(UAS) dan ulangan kenaikan kelas (UKK),

daftar siswa yang sudah dan belum tuntas

(pencapaian KKM) pada setiap kegiatan

analisis, dan memiliki catatan tentang

pencapaian IPK khsusnya bagi siswa yang

belum mencapai KKM. Sedangkan analisis

nilai praktik (psikomotorik) meliputi analisis

hasil penilaian praktik harian (UH), analisis

hasil penilaian praktik tengah semester (UTS),

analisis hasil penilaian praktik akhir semester

(UAS) dan penilaian praktik kenaikan kelas

(UKK), Memiliki daftar siswa yang sudah dan

belum tuntas (pencapaian KKM) pada setiap

kegiatan analisis dan Memiliki catatan tentang

pencapaian IPK khususnya bagi siswa yang

belum mencapai KKM.

c. Program tindak lanjut menyangkut penilaian

remidial dan pengayaan.

Sebagaimana termaktub dalam

dokumen IPKG 5 tentang instrumen tindak

lanjut pembelajaran diantaranya Komponen

Perbaikan (remedial) memiliki daftar sisiwa

yang mengikuti program perbaikan, memiliki

daftar kompetensi/indikator yang belum

Page 84: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

93

dicapai oleh siswa yang mengikuti program

remedial, menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran perbaikan (RPPPb),

melaksanakan pembelajaran remedial

(remedial teaching), memiliki soal ulangan

perbaikan, melaksanakan ulangan perbaikan/

tes ulang dan memiliki daftar nilai hasil

ulangan perbaikan. Sedangkan komponen

pengayaan (enrichment) Memiliki daftar siswa

yang mengikuti program pengayaan, memiliki

daftar kompetensi/ indikator yang belum

dicapai oleh siswa yang mengikuti program

pengayaan, menyususn rencana pelaksanaan

pembelajaran pengayaan (RPPPy),

melaksanakan pembelajaran pengayaan

(enrichment teaching), memilki dokumen hasil

program pengayaan (portofolio), dan memiliki

nilai hasil penilaian pengayaan.

D. Kurikulum Tingkat Satun Pendidikan

(KTSP)

1. Pengertian KTSP

KTSP adalah kurikulum operasional yang

disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan. Pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam

mengacu pada standar nasional pendidikan untuk

menjamin pencapaian tujuan pendidikan

nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas

standar isi (SI), standar proses, standar

Page 85: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

94

kompetensi lulusan (SKL), standar tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan dan

standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan

standar nasional pendidikan tersebut, yaitu

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) merupakan acuan utama bagi satuan

pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP

19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan

mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang

pendidikan dasar dan menengah disusun oleh

satuan pendidikan dengan mengacu kepada SI

dan SKL serta berpedoman pada panduan yang

disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga

harus mengikuti panduan yang disusun oleh

BSNP. Panduan itu terdiri atas dua bagian, yaitu:

a. Panduan Umum yang memuat ketentuan

umum pengembangan kurikulum yang dapat

diterapkan pada satuan pendidikan dengan

mengacu pada Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan

SKL. Termasuk dalam ketentuan umum

adalah penjabaran amanat dalam UU 20/2003

dan ketentuan PP 19/2005 serta prinsip dan

langkah yang harus diacu dalam

pengembangan KTSP.

Page 86: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

95

b. Model KTSP sebagai salah satu contoh hasil

akhir pengembangan KTSP dengan mengacu

pada SI dan SKL dengan berpedoman pada

Panduan Umum yang dikembangkan BSNP.

Sebagai model KTSP, tentu tidak dapat

mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) dan hendaknya digunakan sebagai

referensi.

Panduan pengembangan kurikulum

disusun antara lain agar dapat memberi

kesempatan peserta didik:

(i) Belajar untuk beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(ii) Belajar untuk memahami dan

menghayati.

(iii) Belajar untuk mampu melaksanakan dan

berbuat secara efektif.

(iv) Belajar untuk hidup bersama dan

berguna untuk orang lain, dan

(v) Belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri melalui proses

belajar yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

2. Landasan KTSP

Landasan pelaksanaan kurikulum tingkat

satuan pembelajaran diantaranya sebagai berikut:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.Ketentuan dalam UU 20/2003 yang

mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal

Page 87: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

96

18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3);

Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.Ketentuan di dalam PP

19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1

ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2);

Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5),

(6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10

ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4);

Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1),

(2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal

17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal

20.

c. Standar Isi

Standar isi mencakup lingkup materi dan

tingkat kompetensi untuk mencapai

kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Termasuk dalam Standar

isi adalah: kerangka dasar dan struktur

kurikulum, standar kompetensi, dan

kompetensi dasar.

d. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan.

3. Tujuan Penyusunan

Page 88: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

97

Tujuan ditetapkan KTSP adalah untuk

mendirikan dan memberdayakan satuan

pendidikan melalui pemberian kewenangan

(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan

mendorong sekolah untuk melakukan

pengambilan keputusan secara partisipatif dalam

mengembangkan kurikulum.

Menurut mumbrita dkk dalam jurnal

kependidikan Volume 40, Nomor 1 bulan Mei

2010, hal. 1-16 menyabutkan bahwa

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP

adalah untuk memandirikan dan

memberdayakan satuan pendidikan melalui

pemberian kewenangan (otonomi) kepada

lembaga pendidikan dan mendorong sekolah

untuk melakukan pengambilan keputusan

secara partisipatif dalam pengembangan

kurikulum (Mulyasa, 2006).

Secara khusus tujuan ditetapkan KTSP

adalah untuk:

a. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan

masyarakat dalam pengembangan kurikulum

melalui pengambilan keputusan bersama.

b. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar

satuan pendidikan tentang kualitas

pendidikan yang dicapai.

c. Meningkatkan mutu pendidikan melalui

kemandirian dan inisiatif sekolah dalam

mengembangkan kurikulum, mengelola dan

memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

4. Prinsip Pengembangan KTSP

Page 89: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

98

Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan adalah: KTSP dikembangkan

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok

atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan

supervisi Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan atau

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

pendidikan menengah. Pengembangan KTSP

mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada

panduan penyusunan kurikulum yang disusun

oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan

komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP

untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan

disupervisi oleh Dinas Pendidikan Provinsi, dan

berpedoman pada SI dan SKL serta panduan

penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip

sebagai berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan

lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

f. Belajar sepanjang hayat.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah.

KTSP disusun dengan memperhatikan

acuan operasional sebagai berikut:

Page 90: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

99

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak

mulia.

b. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat

sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kemampuan siswa.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah

dan lingkungan.

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

e. Tuntutan dunia kerja.

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni.

g. Agama.

h. Dinamika perkembangan global.

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

k. Kesetaraan gender.

l. Karakteristik satuan pendidikan.

5. Implementasi KTSP

Implementasi merupakan suatu penerapan

ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu

tindakan praktis sehingga memberikan dampak,

baik berupa perubahan pengetahuan,

ketrampilan, maupun nilai dan sikap.

Berdasarkan definisi tersebut, implementasi

kurikulum didefinisikan sebagai suatu proses

penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum

dalam aktifitas pembelajaran, sehingga peserta

didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu,

sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Page 91: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

100

Hal tersebut sejalan dengan apa yang

diungkapkan Miller dan Seller dalam Mulyasa

(2007) bahwa “in some cases implementation has

been identified with instruction…”. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa implementasi kurikulum

merupakan suatu proses penerapan konsep, ide,

program, atau tatanan kurikulum ke dalam

praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas

baru, sehingga terjadi perubahan pada

sekelompok orang yang diharapkan untuk

berubah. Dikemukakanya juga bahwa

implementasi kurikulum merupakan interaksi

antara fasilitator sebagai pengembang kurikulum,

dan peserta didik sebagai subjek pembelajar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat

disimpulkan bahwa Implementasi KTSP adalah

bagaimana menyampaikan pesan-pesan

kurikulum kepada peserta didik untuk

membentuk kompetensi mereka sesuai dengan

karakteristik dan kemampuan masing-masing.

Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah

bagaimana memberikan kemudahan belajar

kepada peserta didik, agar mereka mampu

berinteraksi dengan lingkungan eksternal

sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai

dengan yang dikemukakkan dalam standar isi (SI)

dan standar kompetensi lulusan (SKL).

Implementasi KTSP setidaknya dipengaruhi oleh

tiga faktor yaitu sebagai berikut:

Page 92: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

101

a. Karakteristik kurikulum, yang mencakup

ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan

kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

b. Strategi implementasi, yaitu strategi yang

digunakan dalam implementasi, seperti

diskusi profesi, seminar, penataran, loka

karya, penyedian buku kurikulum, dan

kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong

penggunaan kurikulum dilapangan.

c. Karakteristik pengguna kurikulum, yang

meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan

sikap guru terhadap kurikulum, serta

kemampuannya untuk merealisasikan

kurikulum dalam pembelajaran (Mulyasa,

2007).

Implementasi KTSP akan bermuara pada

pelaksanaan pembelajaran yakni bagaimana agar

isi atau pesan-pesan kurikulum standar

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD) dapat

dicerna oleh peserta didik secara tepat dan

optimal. Guru harus berupaya agar peserta didik

dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai

dengan apa yang digariskan dalam kurikulum (SK-

KD), sebagaimana dijabarkan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam hal ini

akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini

tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang

terjadinya perubahan perilaku tersebut.

Page 93: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

102

6. Pembelajaran dalam KTSP

KTSP adalah kurikulum operasional yang

disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh

setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan

standar kompetensi, kompetensi dasar yang

dikembangkan BSNP. KTSP juga dikenal dengan

sebutan kurikulum 2006 karena kurikulum ini

mulai diberlakukan secara berangsur-angsur pada

tahun ajaran 2006/2007. Satuan pendidikan

dasar dan menengah harus sudah menerapkan

kurikulum ini paling lambat pada tahun ajaran

2009/2010.

KTSP merupakan penyempurnaan dari

kurikulum 2004 atau KBK. Seperti KBK, KTSP

berbasis kompetensi. KTSP memberikan

kebebasan yang besar kepada Sekolah untuk

menyelenggarakan program pendidikan yang

sesuai dengan: kondisi lingkungan sekolah,

kemampuan peserta didik, sumber belajar yang

tersedia, dan kekhasan daerah. Karena KTSP

dikembangkan dan disusun oleh satuan

pendidikan atau sekolah sesuai dengan kondisi

masing-masing, setiap sekolah mempunyai

kurikulum yang berbeda. Dengan demikian,

bahan ajar yang digunakan juga mempunyai

perbedaan. Tidak ada ketentuan tentang buku

pelajaran yang dipakai dalam KTSP. Buku yang

sudah ada dapat dipakai. Karena pembelajaran

didasarkan pada kurikulum yang dikembangkan

sekolah, bahan ajar harus sesuai dengan

kurikulum tersebut. Oleh karena itu guru dapat

Page 94: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

103

mengurangi dan menambah isi buku pelajaran

yang digunakan. Hal ini kuatkan dalam jurnal

internasional yang di tulis oleh Sri Haryati

Fakultas Pendidikan Universitas Tidar Magelang

dikutip dari An Evaluative Review of School

Accreditation Implementation Program in

Indonesian Contexts menyebutkan bahwa

Some schools should provide

additional hours of teaching for students’ improvement. Each syllabus

must be accompanied by the lesson

plan. All teachers should at least hold

bachelor degrees. The school should

also provide guidance and counseling

services for the students. Thereshould be more extra-curricular activities next

to boy-scouting.

Dari kutipan diatas dapat di ketahui bahwa

Kegiatan belajar harus berbasis karakter.

Beberapa sekolah harus memberikan jam

tambahan mengajar untuk peningkatan siswa.

Setiap silabus harus disertai dengan rencana

pelajaran. Semua guru setidaknya harus terus

gelar sarjana. Sekolah juga harus menyediakan

layanan bimbingan dan konseling bagi para siswa.

Disana harus lebih banyak kegiatan ekstra

kurikuler di samping anak-kepramukaan yang

harus diselenggarakan.

Dengan demikian, guru harus mandiri dan

kreatif. Guru harus menyeleksi bahan ajar yang di

gunakan dalam pembelajaran sesuai dengan

kurikulum sekolahnya. Guru dapat

memanfaatkan bahan ajar dari berbagai sumber,

misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi,

Page 95: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

104

internet, dan sebagainya. Bahan ajar di kaitkan

dengan isu-isu lokal, regional, nasional, dan global

agar peserta didik nantinya mempunyai wawasan

yang luas dalam memahami dan menanggapi

berbagai macam situasi kehidupan.

Dalam KTSP guru juga di beri kebebasan

untuk memanfaatkan berbagai metode

pembelajaran. Guru perlu memanfaatkan berbagai

metode pembelajaran yang dapat membangkitkan

minat, perhatian, dan kreatifitas peserta didik.

Karena dalam KTSP guru berfungsi sebagai

fasilitator dan pembelajaran berpusat pada

peserta didik, metode ceramah perlu di kurangi.

Metode-metode lain seperti diskusi, pengamatan,

tanya jawab perlu di kembangkan.

Kegiatan pembelajaran tidak selalu

berlangsung di dalam kelas. Kegiatan dapat di

lakukan di luar kelas, misalnya: perpustakaan,

kantin, taman, ataupun di luar sekolah, misalnya:

mengunjungi lembaga bahasa, stasiun radio atau

televisi, penerbit dsb. Beragamnya tempat

pembelajaran dapat membuat suasana belajar

yang tidak membosankan.

Kegiatan pembelajaran dapat juga

melibatkan orang tua dan masyarakat. Sekolah

dapat mengundang orang tua yang mempunyai

profesi tertentu atau ahli dalam bidang tertentu

untuk berbicara dan berdialog dengan peserta

didik. Dalam lingkungan sekolah, staf sekolah

juga dapat di manfaatkan. Misalnya untuk

pelajaran menulis surat resmi guru bisa meminta

Page 96: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

105

staf administrasi untuk berbicara tentang

penulisan surat. Di samping berguna sebagai

sumber pembelajaran, kegiatan ini juga berguna

untuk membentuk lingkungan sekolah yang

kondusif, yaitu adanya hubungan dan kerja sama

yang baik diantara perserta didik, guru, dan staf.

Kalau memungkinkan, kegiatan pembelajaran

dapat dilakukan dengan kunjungan peserta didik

kepada orang dengan profesi tertentu (misalnya

penterjemah) atau ke lembaga tertentu (misalnya

lembaga bahasa) untuk menggali informasi

tentang bahasa. Kegiatan ini akan membuka

wawasan peserta didik dan guru akan profesi yang

berkaitan dengan bahasa dan akan pentingnya

bahasa sehingga di harapkan muncul sikap positif

terhadap bahasa. Guru memainkan peranan

penting dalam proses belajar mengajar, dan tanpa

mereka mengajar dan belajar proses tidak terjadi.

Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa

peran pendidik merupakan bagian penting dalam

membentuk siswa menjadi pembaca yang baik.

Malmquist (1973:142) menyatakan bahwa "Studi

menunjukkan bahwa guru adalah variabel yang

lebih penting dalam membaca instruksi daripada

metode pengajaran dan bahan ajar." Mackey

(1975) berpendapat bahwa guru memainkan

peranan penting dalam proses belajar mengajar

untuk mendapatkan tujuan pembelajaran seperti

yang dinyatakan bahwa efektivitas metode ini di

tangan guru. Dengan demikian, membaca

pendidik harus memahami sifat membaca

Page 97: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

106

pengajaran, metode pengajaran membaca, belajar

dan teori-teori pengajaran, teori bahasa, dan aspek

pedagogis mengajar dan belajar sebagaimana

dikutip Arifuddin Hamra dan Eny Syatriana dalam

jurnal internasional yang berjudul ”A Model of

Reading Teaching for University EFL Students: Need

Analysis and Model Design Faculty of Languages

and Literature, State University of Makassar,

Indonesia Correspondence:, Faculty of Languages

and Literature, State University of Makassar,

Indonesia. Kampus UNM Parangtambung june 12,

2008.

Many research results indicate that the

lecturers’ role is an essential part in

forming students to be good readers. Malmquist (1973, p. 142) stated that

“Studies indicate that the teacher is a

more important variable in reading

instruction than are the teaching

methods and instructional materials.”

Mackey (1975) argued that a teacher plays an important role in the teaching

and learning process to get the learning

objectives as stated that the

effectiveness of the method is in the

hand of the teacher. Thus, reading lecturers have to understand the

nature of reading teaching, methods of

teaching reading, learning and

teaching theories, language theories,

and the

pedagogical aspects of teaching and learning.

Sejalan dengan pergeseran makna

pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi

kepada guru ke pembelajaran yang berorientasi

kepada siswa, maka peran guru dalam proses

Page 98: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

107

pembelajaranpun mengalami pergeseran, salah

satunya adalah penguatan peran guru sebagai

motivator. Proses pembelajaran akan berhasil

manakala siswa mempunyai motivasi dalam

belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan

motivasi terhadap siswa. Untuk memperoleh hasil

belajar yang optimal, guru di tuntut kreatif

membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga

terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.

Menurut Wina Senjaya (2008 dalam Isjoni

2009) mengemukakan beberapa petunjuk umum

bagi guru dalam rangka meningkatkan motifasi

belajar siswa diantaranya:

a. Membangkitkan minat siswa

b. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam

belajar

c. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap

keberhasilan siswa

d. Berikan penilaian

e. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan

siswa

f. Ciptakan persaingan dan kerja sama

Dalam rangka membantu peserta didik

mencapai standar isi dan standar kompetensi

lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran

perlu di usahakan agar interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotifasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Page 99: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

108

Kendati demikian tidak dapat di pungkiri bahwa

untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip

pembelajaran tersebut pasti dijumpai adanya

peserta didik yang mengalami kesulitan atau

masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-

masalah tersebut, setiap satuan pendidikan perlu

menyelenggarakan program pembelajaran

remidial atau perbaikan.

Pembelajaran dan media merupakan

layanan pendidikan yang di berikan kepada

peserta didik untuk memperbaiki prestasi

belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan

yang ditetapkan. Untuk memahami konsep

penyelenggaraan model pembelajaran remedial,

terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa KTSP

yang diperlakukan menerapkan sistem

pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar

tuntas, dan sistem pembelajaran yang

memperhatikan perbedaan individual peserta

didik.

Sistem yang dimaksud ditandai dengan

dirumuskanya secara jelas standar kompetensi

(SK) dan Kompetensi dasar (KD) yang harus

dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD

setiap peserta didik diukur menggunakan sistem

penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta

didik mencapai standar tertentu maka peserta

didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi

dan pembelajaran tuntas, dilaksanakan

pembelajaran menggunakan berbagai metode

Page 100: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

109

seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran

kolaboratif, inkuiri, discoveri, dan sebagainya.

Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga

berbagai media seperti media audio, video, dan

audiovisual dalam berbagai format, mulai dari

kaset audio, slide, video, komputer, multimedia,

dan sebagainya.

Ditengah pelaksanaan pembelajaran atau

pada saat kegiatan pembelajaran sedang

berlangsung, diadakan penilaian proses

menggunakan berbagai teknik dan instrumen

dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan

belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta

didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang

dipelajari. Pada akhir program pembelajaran

diadakan penilaian yang lebih formal berupa

ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan

untuk mengetahui tingkat pencapaian belajar

peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal

atau berhasil mencapai tingkat penguasaan

tertentu yang telah dirumuskan pada saat

pembelajaran direncanakanlebih terperinci lagi,

didalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005

tentang standar Nasional Pendidikan dijelaskan

bahwa salah satu standar yang harus

dikembangkan dalam pembelajaran berbasis KTSP

adalah standar proses. Standar proses meliputi

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses

Page 101: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

110

pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efesien.

E. Peran Guru Bahasa Inggris dalam

Implementasi KTSP di SMP N 1 Pabelan

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar

pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-

langkah yang akan dipakai untuk mencapai

tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan

segala kebutuhan, memperhitungkan matang-

matang apa saja yang menjadi kendala, dan

merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang

bermaksuud untuk mencapai tujuan.

Perencanaan merupakan suatu dasar dari

fungsi lain dalam manajemen untuk melakukan

penyusunan langkah-langkah untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Melakukan perencanaan

tadi merupakan suatu kegiatan mempersiapkan

segala kebutuhan, memperhitungkan matang-

matang apa saja yang menjadi kendala, dan

merumuskan apa saja kegiatan yang akan

dilakukan. Menurut Prajudi Atmusudirdjo

perencanaan merupakan perhitungan dan

penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan

dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan

bagaimana. Perencanaan dalam arti seluas-

luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan

kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 102: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

111

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penyusunan berbagai keputusan yang akan

dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Definisi yang dikemukakan oleh Guruge

(1972) bahwa: “A simple definision of educational

planning is the process of preparing decisions for

action in the future in the field of educational

development is the funtion of educational planning”.

Dengan demikian menurut Guruge bahwa

perencanaan pembelajaran adalah proses

mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam

bidang pembangunan pendidikan adalah tugas

perencanaan pendidikan.

Dalam hal ini, perencanaan pembelajaran

adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk

memproyeksikan kegiatan apa yang akan

dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat

dicapai. Perencanaan pembelajaran Bahasa

Inggris dalam KTSP mengandung komponen yang

ditata secara sistematis dimana komponen-

komponen tersebut saling berhubungan dan

saling ketergantungan satu sama lainya.

Rencana pembelajaran yang baik menurut

Gagne dan Brigss (1974) hendaknya mengandung

tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu :

1) tujuan pengajaran; 2) materi pelajaran/bahan

ajar, pendekatan dan metode mengajar, media

pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3)

evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kenneth D. Moore (2001:126) bahwa

Page 103: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

112

komposisi format rencana pembelajaran meliputi

komponen:

a. Tujuan

b. Materi

c. Kegiatan belajar mengajar

d. Media dan sumber belajar

e. Metode

f. Evaluasi

Pemaparan pelaksanaan sebagaimana hasil

observasi peneliti kepada guru mata pelajaran

bahasa inggris mengacu pada dokumen instrumen

penilaian kinerga guru (IPKG) 1 yang berisi

tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Diantaranya memuat aspek :

a. Identitas RPP

b. Rumusan indikator pencapaian kompetensi

(IPK)

c. Rumusan tujuan pembelajaran

d. Materi pokok/pembelajaran

e. Metode dan strategi pembelajaran

f. Langkah-langkah pembelajaran

g. Penilaian

h. Alat/bahan/media/sumber belajar.

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Demi mendapatkan produk proses belajar

mengajar merujuk pada dokumen fisik IPKG 2

yang merajuk pada proses pelaksanaan

pembelajaran yang meliputi :

a. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran meliputi: silabus,

KKM, RPP, buku teks siswa, buku

Page 104: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

113

rujukan/referensi guru, peraga, model, carta,

alat/bahan, atau media lain.

b. Persiapan pembelajaran

Persiapan pembelajaran yang dimaksud

adalah memeriksa dan menyiapkan ruangan,

menyiapkan alat, bahan, media pembelajaran,

memerikasa presensi siswa, mengisi jurnal

pembelajaran, dan memeriksa dan mengatur

kesiapan siswa.

c. Membuka pembelajaran

d. Kegiatan inti pembelajaran

Kegiatan inti pembelajaran berisi tentang

penguasaan materi pembelajaran, pedekatan/

strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran, peran aktif dan

keterlibatan siswa dalam pembelajaran,

penggunaan bahasa, dan penilaian proses dan

hasil belajar.

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran terbagi atas tiga (3)

bagian penting yang tidak dapat dipisahkan. Atau

dikenal dengan dokumen IPKG 3 yang

menyangkut persoalan penilaian hasil belajar,

IPKG 4 yang menyangkut pada analisis penilaian

hasil belajar dan IPKG 5 mencangkup hal program

tindak lanjut evaluasi pembelajaran.

a. Penilaian hasil belajar, mencangkup pada

Penilaian pengetahuan kogniif, psikomotorik,

afektif dan penilaian penugasan (PT/KMTT).

Page 105: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

114

b. Analisis penilaian hasil belajar, meliputi ;

analisis nilai pengetahuan (kognitif), dan

analisis nilai praktik (Psikomotorik).

c. Program tindak lanjut, meliputi komponen

perbaikan (remidial) dan komponen pengayaan

(enrichment).

Guru dalam proses pembelajaran memiliki

peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya

kemajuan teknologi, peran guru akan tetap

diperlukan. Teknologi yang konon dapat

memudahkan manusia mencari dan mendapatkan

informasi dan pengetahuan, tidak mungkin bisa

mengganti peran guru. Misalnya dalam

pembelajaran bahasa Inggris guru lebih dituntut

untuk komunikatif dengan peserta didik,

diantaranya membuat teks humor. Hal ini

diharapkan untuk memotivasi siswa dalam

melakukan penerjemahan karena teks humor yang

lucu. Kedua, unsur ini kelucuan dapat digunakan

untuk tes kemampuan siswa dalam mentransfer

konten. Jika mereka atau orang lain bisa tertawa

ketika membaca terjemahan, itu berarti bahwa

terjemahan mereka sudah benar. Jika tidak, berarti

ada kesalahan dalam mentransfer meaning

sebagaimana dikutip dalam jurnal internasional

yang berjudul ”Difficulties in Translating Texts for

Beginnern Translator Students, Julia Eka Rini

English Department, Faculty of Letters, Petra

Christian University Volume 9, Number 2, December 2007:

169-178.

Page 106: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

115

Humor texts are used based on the following considerations. First, humor texts are expected

to motivate students in doing translation

because humor texts are funny. Second, this

element of funniness can be used to test

students’ ability in transferring the content. If they or others can laugh when reading the

translation, it means that their translation is

already correct. If not, it means that there is a

mistake in transferring the meaning.It seems

that transferring message or meaning and

restructuring it into good Indonesian are not that easy. Students still make many mistakes in

understanding the text and in restructuring it

into good Indonesian.

Peran yang harus dilaksanakan guru dalam

upaya membelajarkan siswa adalah:

a. Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan untuk

memudahkan siswa dalam kegiatan proses

pembelajaran. Agar dapat melaksanakan peran

sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran,

ada beberapa hal yang harus dipahami,

khususnya hal-hal yang berhubungan dengan

pemanfaatan berbagai media dan sumber

pembelajaran, yaitu :

1) Guru harus memiliki ketrampilan dalam

merancang suatu media. Kemampuan

merancang media merupakan salah satu

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

guru. Dengan perancangan media yang

dianggap cocok akan memudahkan proses

pembelajaran, sehingga pada giliranya tujuan

Page 107: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

116

pembelajaran akan dapat tercapai dengan

optimal.

2) Guru dituntut untuk mampu

mengoperasikan berbagai jenis media, serta

dapat memanfaatkan berbagai sumber

belajar. Perkembangan teknologi informasi

menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti

perkembangan teknologi mutakhir. Berbagai

perkembangan teknologi informasi

memungkinkan setiap guru untuk dapat

menggunakan berbagai pilihan yang

dianggap cocok.

3) Sebagai fasilitator, guru dituntut agar

memiliki kemampuan dalam berkomunikasi

dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat

penting, kemampuan berkomunikasi secara

efektif dapat memudahkan siswa menangkap

pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi

belajar mereka.

b. Guru sebagai pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran

(learning manager), guru berperan dalam

menciptakan iklim belajar yang memungkinkan

siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui

pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga

kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses

belajar seluruh siswa. Dalam melaksanakan

pengelolaan pembelajaran, guru berperan

sebagai manajer yang memiliki 4 fungsi umum,

yaitu:

1) Merencanakan tujuan belajar

Page 108: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

117

Fungsi perencanaan merupakan fungsi

yangsangat penting bagi seorang manajer.

Dalam kegiatan perencanaan ini, guru

memperkirakan tuntutan dan kebutuhan,

menentukan tujuan, menulis silabus

kegiatan pembelajaran, mengaloka-sikan

waktu serta menentukan sumber-sumber

yang diperlukan.

2) Mengorganisasikan berbagai sumber belajar

untuk mewujudkan tujuan belajar.

Tujuan dari pengorganisasian adalah

membuat agar siswa dapat bekerja dan

belajar secara bersama-sama. Harus diingat

bahwa pengorganisasian yang efektif hanya

dapat diciptakan manakala siswa dapat

belajar secara individual, karena pada

dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah

siswa secara individual meskipun pengajaran

itu dilaksanakan secara klasikal. Misalnya

dalam penyediaan bahan ajar seperti buku

paket dalam pembelajaran. Rasio yang harus

dipenuhi adalah 1:1 pada setiap peserta

didik.

Di sekolah, buku teks yang baik berisi

materi yang tidak hanya sesuai dengan

kurikulum, tetapi juga harus ditulis dengan

tingkat keterbacaan yang tinggi. Wacana

buku teks dengan tingkat keterbacaan yang

tinggi akan mendukung pencapaian

pendidikan yang berkualitas. Terlebih lagi,

buku teks memberikan wacana dengan

Page 109: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

118

tingkat membaca yang tinggi juga akan

meningkatkan kemam-puan siswa dalam

proses pembelajaran. Sebuah penelitian pada

mata pelajaran buku teks Ilmu karena bahan

pengajaran dalam mata pelajaran ilmu

pengetahuan menggunakan narasi, deskripsi

dan ilustrasi dalam bahasa Inggris, sehingga

perlu untuk mempelajari tingkat penggunaan

istilah itu, kompleksitas kalimat dan

hubungannya dengan tingkat siswa

keterbacaan oleh peserta program.

Menimbang bahwa RSBI (program sekolah ini

secara resmi ditutup pada 2012) sekolah

menggunakan buku teks dalam bahasa

Inggris, harus menggunakan bahasa Inggris

yang dapat mudah diterima oleh siswa atau

untuk mendukung keberhasilan program.

Jika tingkat membaca bahan ajar sesuai

dengan kondisi siswa, hal ini akan

mendukung proses belajar dilakukan dengan

benar sebagaimana dikutip dalam jurnal

internasional The Readability of Science:

Student’s Book for Junior High School Year VIII

Viewed From The Lexis and Grammatical

Aspects (A Content Analysis of Science Lesson

of Junior High Schools of Surakarta) Sri

Handayani English Department Faculty of

Teacher Training and Education Surakarta,

Indonesia menyebutkan :

In school, good textbook contains material

that is not only in accordance with the

Page 110: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

119

curriculum, but also must be written with a high level of legibility. Textbook discourse

with a high level of legibility will support the

achievement of quality education. Morever,

textbook providing the discourse with high

reading level will also increase the ability of students in the learning process. A

research on textbook subjects of Science

due to the teaching materials in science

subjects are using narration, description

and illustration in English language, so it is

necessary to study the level of usage of the term, sentence complexity and its relation

to the students' level of legibility by the

program participants. Considering that

RSBI (this school program was officially

closed at 2012) schools use textbooks in the

English language, it must use English language that can be readily accepted by

the students or to support the program's

success. If the reading level of teaching

materials in accordance with the conditions

of the students , this will support the learning process to be carried out properly.

3) Memimpin, yang meliputi memotivasi,

mendorong, dan menstimulasi siswa.

Fungsi memimpin adalah berhubungan

dengan membimbing, mendorong dan

mengawasi murid, sehingga mereka dapat

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Tujuan akhirnya adalah untuk

membangkitkan motivasi dan mendorong

murid-murid sehingga mereka menerima dan

melatih tanggung jawab untuk belajar

mandiri.

4) Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah

berfungsi sebagaimana mestinya atau belum

dalam rangka pencapaian tujuan.

Page 111: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

120

Fungsi mengawasi bertujuan untuk

mengusahakan peristiwa yang sesuai

dengan rencana yang telah disusun. Dalam

batas-batas tertentu, fungsi pengawasan

melibatkan pengambilan keputusan yang

terstruktur, walaupun proses tersebut

mungkin sangat kompleks, khususnya bila

mengadakan kegiatan remidial.

c. Guru sebagai demonstrator

Dalam setiap aspek kehidupan guru

merupakan sosok ideal bagi setiap siswanya.

Biasanya apa yang di lakukan guru akan menjadi

acuan bagi siswa. Sebagai demonstrator dapat

diartikan guru harus menjadi teladan bagi

siswanya.

d. Guru sebagai evaluator

Evaluasi merupakan salah satu

komponen yang memiliki peran sangat penting

dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran.

Melalui evaluasi bukan saja guru dapat

mengumpulkan informasi tentang berbagai

kelemahan dalam proses pembelajaran sebagai

umpan balik untuk perbaikan selanjutnya, akan

tetapi juga dapat melihat sejauh mana siswa

telah mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Beberapa hal yang cukup penting dalam

melaksanakan fungsi evaluator bagi guru

diantaranya:

1) Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua

aspek perkembangan siswa, baik aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini

Page 112: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

121

sangat penting karena pencapaian manusia

seutuhnya merupakan tujuan akhir dari

proses pembelajaran.

2) Evaluasi harus di laksanakan secara terus

menerus, dengan menekankan kepada

evaluasi hasil dan evaluasi proses. Artinya

target evaluasi bukan hanya untuk

mengumpulkan informasi tentang hasil

belajar yang telah dicapai siswa akan tetapi

juga bagaimana siswa belajar.

3) Evaluasi dilakukan dengan menggunakan

berbagai instrumen penilaian. Guru banyak

yang beranggapan bahwa evaluasi identik

dengan melaksanakan tes. Padahal tidak

demikian, tes hanya sebagai salah satu

instrumen untuk melaksanakan evaluasi.

Masih banyak instrumen yang lain yang

dapat di gunakan untuk mengumpulkan

informasi tentang pelaksanaan proses

pembelajaran dan hasil yanng telah di capai

siswa. Evaluasi harus dilaksanakan secara

terbuka dengan melibatkan siswa. Hal ini di

maksudkan agar siswa memahami tentang

makna evaluasi. Melalui pemahaman

tersebut siswa akan terdorong untuk

mengenal kelemahannya sendiri baik

kelemahan dalam proses pembelajaran yang

telah dilakukannya maupun kelemahan

dalam pencapaian hasil belajar.

Sebagaimana yang sudah dijelaskan

didalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun

Page 113: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

122

2005 tentang standar Nasional Pendidikan

bahwa salah satu standar yang harus

dikembangkan dalam pembelajaran berbasis

KTSP adalah standar proses. Standar proses

meliputi perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian

hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efesien.

Berdasarkan keterangan diatas penulis

menyimpulkan bahwa untuk memenuhi

tanggung jawab guru dalam melaksanakan

standar proses yang sudah diamanatkan dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005), berikut

adalah peran dan tugas-tugas yang harus

dilakukan guru dari masing-masing bagian,

baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun

dalam penilaian pembelajaran.

e. Guru Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran

(learning manager), guru berperan dalam

menciptakan iklim belajar yang memungkinkan

siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui

pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga

kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses

belajar seluruh siswa. Dalam melaksanakan

pengelolaan pembelajaran, guru berkewajiban

merencanakan pembelajaran dengan baik yang

meliputi penyusunan silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Page 114: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

123

1) Silabus

Guru sebagai agen pembelajaran

bertugas untuk mengembangkan silabus.

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh

guru itu sendiri maupun oleh kelompok kerja

guru/MGMP dibawah koordinasi dan

supervisi Dinas Pendidikan. Pengembangan

silabusharus mengacu pada SI dan SKL dan

berpedoman pada panduan KTSP. Dalam

mengembangan silabus, guru harus

menyusunya berdasarkan prinsip yang

berorientasi pada pencapaian kompetensi

diantaranya ilmiah, sistematis, konsisten,

memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel,

dan menyeluruh. Silabus disusun

berdasarkan langkah-langkah sebagai

berikut:

(i) Identifikasi

(ii) Pengembangan indikator

(iii) Pengembangan materi

(iv) Pokok/pembelajaran

(v) Pengembangan kegiatan pembelajaran

(vi) Penetapan jenis penilaian

(vii) Penetapan alokasi waktu

(viii) Penentuan sumber/bahan/alat

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Selain menyusun silabus, sebagai

pengelola guru juga harus memformulasikan

RPP yang disusun dengan memperhatikan

prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagai

berikut :

Page 115: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

124

(i) Memperhatikan perbedaan individu

peserta didik.

(ii) Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

(iii) Mengembangkan budaya membaca dan

menulis.

(iv) Memberikan umpan balik dan tindak

lanjut.

(v) Keterkaitan dan keterpaduan.

(vi) Menerapkan teknologi informasi dan

komunikasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

disusun dari komponen-komponen

diantaranya kompetensi dasar, indikator

pencapaian kompetensi, tujuan

Pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,

metode pembelajaran, kegiatan pembela-

jaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

ajar.

3) Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan

untuk memudahkan siswa dalam kegiatan

proses pembelajaran. Dalam melaksanakan

tugasnya sebagai fasilitator, agar proses

pembelajaran berjalan dengan lancar, maka

guru harus melakukan proses pembelajaran

dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup.

(i) Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

Page 116: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

125

a. Menyiapkan Peserta didik secara psikis

dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran.

b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai

d. Menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuai

silabus.

(ii) Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti, proses

pembelajaran harus dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

sesuai bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan ini meliputi proses kolaborasi,

eksplorasi, dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. Melibatkan peserta didik mencari

informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang

akan dipelajari dengan menerap-

Page 117: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

126

kan prinsip alam takambang dan

belajar dari aneka sumber.

2. Menggunakan beragam pende-

katan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar

lain.

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi

antar peserta didik serta antara

peserta didik dengan guru,

lingkungan, dan sumber belajar

lainya.

4. Melibatkan peserta didik secara

aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

5. Memfasilitasi peserta didik mela-

kukan percobaan di laboraturium,

studio, atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalam Kegiatan elaborasi, guru:

1. Membiasakan peserta didik

membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas

tertentu yang bermakna.

2. Memfasilitasi peserta didik melalui

pemberian tugas, diskusi, dan lain-

lain untuk memun-culkan gagasan

baru baik secara lisan maupun

tertulis.

3. Memberi kesempatan untuk

berpikir, menganalisis, menyele-

Page 118: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

127

saikan masalah, dan bertindak

tanpa rasa takut.

4. Memfasilitasi peserta didik dalam

pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

5. Memfasilitasi peserta didik

berkompetensi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar.

6. Memfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik secara lisan

maupun tertulis, secara individual

maupun kelompok.

7. Memfasilitasi peserta didik

melakukan pameran, turnamen,

festival, serta produk yang

dihasilkan.

8. Memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan menum-

buhkan kebanggaan dan rasa

percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. Memberikan umpan balik positif

dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan, isyarat , maupun hadiah

terhadap keberhasilan peserta

didik.

2. Memberikan konfirmasi terhadap

hasil eksplorasi dan elaborasi

Page 119: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

128

peserta didik melalui berbagai

sumber.

3. Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar

yang telah dilakukan.

4. Memfasilitasi peserta didik untuk

memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai

kompetensi dasar yang berfungsi.

(iii) Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama-sama dengan peserta didik

dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran

b. Melakukan penilaian dan/atau

refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram

c. Memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan

konseling dan/atau memberikan

tugas baik individual maupun

kelompok sesuai dengan belajar

peserta didik.

e. Menyampaikan rencana pembela-

jaran pada pertemuan berikutnya.

Page 120: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

129

4) Guru sebagai evaluator

Sebagai evaluator, guru harus

melaksanakan penilaian terhadap hasil

pembelajaran untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi peserta didik, serta

digunakan sebagai bahan penyusunan

laporan kemajuan hasil belajar, dan

memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik

dilakukan secara berkesinambungan untuk

memantau proses, kemajuan, dan

perbaikan hasil dalam bentuk ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan

akhir semester, dan ulangan kenaikan

kelas.Penilaian dilakukan secara konsisten,

sistematik, dan terprogram dengan

menggunakan prinsip penilaian sebagai

berikut :

(i) Validitas

(ii) Reliabilitas

(iii) Menyeluruh

(iv) Berkesinambungan

(v) Terfokus kompetensi

(vi) Komprehensif

(vii) Objektif

(viii) Mendidik

(ix) Sistematis

(x) Kebermaknaan

Page 121: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

130

Beberapa hal yang cukup penting

dalam melaksanakan fungsi evaluator bagi

guru adalah :

(a) Evaluasi harus dilaksanakan

terhadap semua aspek perkembangan

siswa, baik aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotor.

(b) Evaluasi harus di laksanakan secara

terus menerus, dengan menekankan

kepada evaluasi hasil dan evaluasi

proses.

(c) Evaluasi dilakukan dengan

menggunakan berbagai instrumen

penilaian.

Beberapa instrumen yang bisa

digunakan dalam standar penilaian

dilakukan dengan cara:

(a) Penilaian melalui portofolio (Portofolio)

(b) Penilaian melalui unjuk kerja

(Performance).

(c) Penilaian melalui penugasan

(proyek/Project)

(d) Penilaian melalui hasil kerja

(Produk/Product)

(e) Penilaian melalui tes tertulis (paper &

pen).

Page 122: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

131

a. Fungsi, Tujuan, dan Ruang Lingkup

Pelajaran Bahasa Inggris.

1. Pengertian

Bahasa memiliki peran sentral

dalam perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional peserta didik

dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari

semua bidang studi. Pembelajaran

bahasa diharapkan membantu

peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain.

Selain itu, pembelajaran bahasa juga

membantu peserta didik mampu

mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam

masyarakat, dan bahkan menemukan

serta menggunakan kemampuan

analitis dan imaginatif yang ada

dalam dirinya.

Bahasa Inggris merupakan

alat untuk berkomunikasi secara

lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah

memahami dan mengungkapkan

informasi, pikiran, perasaan, dan

mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan budaya. Kemampuan

berkomunikasi dalam pengertian

yang utuh adalah kemampuan

berwacana, yakni kemam-puan

memahami dan menghasilkan teks

Page 123: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

132

lisan atau tulis yang direalisasikan

dalam empat keterampilan

berbahasa, yaitu mendengarkan,

berbicara, membaca dan menulis.

Keempat keterampilan inilah yang

digunakan untuk menanggapi atau

menciptakan wacana dalam

kehidupan bermasya-rakat. Oleh

karena itu, mata pelajaran Bahasa

Inggris diarahkan untuk

mengembangkan keterampilan-

keterampilan tersebut agar lulusan

mampu berkomunikasi dan

berwacana dalam bahasa Inggris pada

tingkat literasi tertentu.

Tingkat literasi mencakup

performative, functional,

informational, dan epistemic. Pada

tingkat performative, orang mampu

membaca, menulis, mendengarkan,

dan berbicara dengan simbol-simbol

yang digunakan. Pada tingkat

functional, orang mampu

menggunakan bahasa untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari seperti membaca surat kabar,

manual atau petunjuk. Pada tingkat

informational, orang mampu

mengakses pengetahuan dengan

kemampuan berbahasa, sedangkan

pada tingkat epistemik orang mampu

Page 124: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

133

mengungkapkan pengetahuan ke

dalam bahasa sasaran.

Pembelajaran bahasa Inggris

di SMP/MTs ditargetkan agar peserta

didik dapat mencapai tingkat

functional yakni berkomunikasi

secara lisan dan tulisan untuk

menyelesaikan masalah sehari-hari.

2. Tujuan

Mata Pelajaran Bahasa Inggris

di SMP/MTs bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai

berikut:

a. Mengembangkan kompetensi

berko-munikasi dalam bentuk lisan

dan tulis untuk mencapai tingkat

literasi functional.

b. Memiliki kesadaran tentang

hakikat dan pentingnya bahasa

Inggris untuk meningkatkan daya

saing bangsa dalam masyarakat

global.

c. Mengembangkan pemahaman

peserta didik tentang keterkaitan

antara bahasa dengan budaya.

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran

Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:

a. Kemampuan berwacana, yakni

kemampuan memahami atau

menghasilkan teks lisan atau tulis

Page 125: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

134

yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa, yakni

mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis secara

terpadu untuk mencapai tingkat

literasi fungsional.

b. Kemampuan memahami dan

menciptakan berbagai teks

fungsional pendek dan monolog

serta esei berbentuk procedure,

descriptive, recount, narrative, dan

report. Gradasi bahan ajar tampak

dalam penggunaan kosa kata, tata

bahasa, dan langkah-langkah

retorika.

c. Kompetensi pendukung, yakni

kompetensi linguistik

(menggunakan tata bahasa dan

kosa kata, tata bunyi, tata tulis),

kompetensi sosiokultural

(menggunakan ungka-pan dan

tindak bahasa secara berterima

dalam berbagai konteks

komunikasi), kompetensi strategi

(mengatasi masalah yang timbul

dalam proses komunikasi dengan

berbagai cara agar komunikasi

tetap berlangsung), dan

kompetensi pembentuk wacana

(menggunakan piranti pembentuk

wacana).

Page 126: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

135

F. Penelitian Terdahulu

Dari pengamatan yang dilakukan penulis saat

ini, sudah banyak penelitian yang dilakukan dalam

hal sistem kependidikan. Baik yang berdasarkan

pengamatan lapangan maupun library research,

diantranya adalah:

1. Skripsi yang dilakukan oleh Eka Nurlisa pada

tahun 2010 yang berjudul The Teaching of English

to the Twelfth Graders of the Office Administration

Two of the SMKN 12 Jakarta Jurusan Pendidikan

Bahasa Inggris Universitas Negeri Malang Jawa

Timur Penelitian ini menggambarkan kurikulum

bahasa Inggris yang digunakan oleh SMK N 12

Jakarta. Implementasi dari kurikulum di jelaskan

di dalam skripsi ini. Implementasi kurikulum

mencakup penjelasan mengenai materi yang telah

diajarakan oleh guru bahasa Inggris di kelas,

sistem evaluasi yang digunakan dan tujuan dari

kurikulum tersebut. Menganalisa kurikulum

membuat penulis meneliti teknik yang digunakan

oleh guru dalam mengajar bahasa Inggris di kelas

dan juga bahasa yang digunakan oleh guru dalam

mengajar bahasa Inggris di kelas. Penelitian ini

dijelaskan secara deskriptif guna memperoleh

pemahaman yang lebih baik mengenai suatu

kelompok. Berbeda dengan kajian tesis yang

sedang diteliti, bukan hanya membahas materi

dan evauasi/penilaian namun tesis ini

mencangkup implementasi KTSP secara umum

Page 127: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

136

mulai dari perencanaan pembelajaran, proses

pembelajaran dikelas serta tindak lanjut

(penilaian).

2. Skripsi oleh Rusma Dian Pujilestari pada tahun

2009 dengan mengangkat judul “The

Implementation of the 2006 KTSP in the

English Class of Grade XII at SMAN 8 Malang”.

Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra,

Universitas Negeri Malang Jawa Timur bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

implementasi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan) tahun 2006 di kelas XII SMAN 8

Malang. Untuk lebih spesifik, penelitian ini fokus

terhadap implementasi silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran,

dan metode mengajar yang sesuai dengan KTSP

yang dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa

Inggris di kelas XII SMAN 8 Malang. Sejalan

dengan konsep tesis yang disusun oleh peneliti,

namun fokus pembahasan pada skripsi yang

disusu oleh Rusma Dian Pujilestari tidak

mencangkup pada aspek penilaian hasil belajar

siswa.

3. Persepsi dan Kesulitan Guru Bahasa Inggris

SMP/MTs di Jawa Barat dalam Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Oleh

Wachyu Sundayana Jurusan Pendidikan Bahasa

Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universtas Pendidikan Indonesia menjelaskan

Bagimanakah pengetahuan guru (guru bahasa

Inggris SMP/MTs) tentang pengembangan KTSP,

Page 128: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

137

kemudian persepsi mereka terhadap

pengembangan KTSP serta untuk mengetahui

kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam

pengembangan kurikulum mata pelajaran bahasa

inggris. Tesis yang disusun oleh peneliti tidak

membahas tentang hambatan pembelajaran

bahasa inggris secara spesifik namun diuraikan

dengan lebih detail pada kegiatan pembelajaran.

4. Skripsi yang dilakukan oleh I Wayan Sudiana yang

berjudul “Pengaruh Implementasi Model

Pembelajaran Bermainn Peran terhadap

Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris ditinjau dari

bakat verbal siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bangli

tahun pelajaran 2010/2011 Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran bermain peran dan bakat verbal

terhadap kemampuan berbicara Bahasa Inggris

siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bangli. Penelitian ini

adalah penelitian eksperimen dengan

menggunakan rancangan Post-Test Only Control

Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa

kelas XI SMA Negeri 2 Bangli. Penelitian ini fokus

pada metode dan strategi pembelajaran bahasa

inggris melalui bermain peran, berbeda dengan

penelitan yang sedang disusun ini memfokuskan

pada implementasi KTSP dalam ranah

pembelajaran.

5. Tesis yang disusun oleh Hasinah yang berjudul

“Penerapan Metode Pemberian Tugas dan Umpan

Balik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa

Inggris Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Otomasi

Page 129: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

138

Industri pada SMKN 1 Batam Program Studi

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas

Teknik Universitas Negeri Padang Tahun 2012.

Penelitian ini untuk mengungkap apakah

penerapan Memberikan Tugas dan Tanggapan

Metode dapat meningkatkan prestasi siswa,

motivasi, dan aktivitas siswa. Tesis ini bertujuan

untuk mengembangkan proses pembelajaran pada

tahap evaluasi penilaian hasil belajar. Sehingga

sangat relevan untuk dijadikan referensi dalam

penyusunan tesis ini. Berbeda dengan tesis yang

disusun oleh peneliti, dengan melibatkan seluruh

stakeholder sekolah untuk mengembangkan KTSP

bahasa inggris yang menyenangkan dan

menantang.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diatas,

dapat disimpulkan bahwa implementasi KTSP dalam

proses pembelajaran Bahasa Inggris telah banyak

dikaji oleh peneliti terdahulu, baik dalam skripsi

maupun tesis. Namun menurut peneliti kajiannya

masih sederhana dan spesifik hanya merujuk pada

salah satu pembelajaran. Sehingga sangat tepat jika

peneliti mengangkat pembahasan pembelajaran

secara detail dimulai dari perencanaan pembelajaran

yang dapat dilihat langsung hasil (produk) berupa

RPP dan Silabus, proses (pelaksanaan) pembelajaran

berhubungan dengan cara mengelola pembelajaran

mulai dari melaksanakan perencanaan, membuka

pembelajaran, kegiatan inti, sampai dengan penilaian

Page 130: BAB II TELAAH PUSTAKA · 2018. 7. 11. · 10 BAB II TELAAH PUSTAKA . Implementasi KTSP di sekolah tidak terlepas dari teori yang dikembangkan oleh pakar terkemuka manajemen pendidikan

139

hasil belajar bahasa inggris yang sebelumnya belum

pernah dikaji oleh peneliti sebelumnya.