bab ii tarif (!)
TRANSCRIPT
BAB II
TARIF
II.1 PENDAHULUAN
Perusahaan listrik menjual listrik kepada pengguna berdasarkan energi
listrik yang digunakannya (dalam satuan Kwh). Penentuan tarif oleh pihak
perusahaan listrik diantaranya adalah mengacu kepada biaya produksi dan
penyaluran listrik hingga ke pengguna. Selain itu, tarif listrik PLN juga
didasarkan pada besarnya daya terpasang dan pemanfaatannya pada instalasi
pengguna. Untuk golongan tarif tertentu, besarnya tarif dasar listrik tidak sama
antara Waktu Beban Puncak (WBP) yaitu pada pukul 18.00 hingga 22.00 dan
Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) yaitu pada pukul 22.00 hingga 18.00.
Berdasarkan Keppres No: 2/tahun 1993 dan pengumuman Menteri Pertambangan
dan Energi No: 02 Pm/49/M.PE/1993.
II.2 Jenis Tarif
Jenis Tarif yang digunakan oleh perusahaan listrik pada dasarnya ada 4 macam
yaitu:
1. Tarif Merata, yaitu suatu tarif yang pencatatan pemakaian energinya
menggunakan 1 buah KWH meter;
2. Tarif 2 bagian (two part tarif), yaitu suatu tarif yang pencatatan
pemakaiannya menggunakan 1 buah Kwh meter yang pembayarannya
disamping untuk pemakaian energi yang tercatat juga ditambah dengan
biaya lain yang didasarkan pada biaya tetap. Biaya tetap diantaranya
didasarkan pada beban terpasang atau daya maksimum yang diperlukan,
ukuran bangunan, atau sama untuk semua pengguna pada golongan tarif
yang sama;
3. Tarif Blok, yaitu suatu tarif yang pembayarannya didasarkan pada
pengurangan Kwh dari Kwh yang telah ditentukan untuk suatu blok
(daerah pemukiman) pada selang waktu tertentu. Tarif itu dibayar secara
merata oleh pemakai pada blok tersebut.
4. Tarif permintaan Maksimum (Maximum Demand tarif), yaitu suatu
tarif bagi pengguna yang mempunyai keinginan daya yang besar. Ukuran
8
permintaan maksimum untuk masing-masing Negara, mungkin tidak
sama. Pendeteksian daya terbesar dilakukan dengan alat ukur Maximum
demand WattMeter. Meter itu dilengkapi dengan jarum yang akan berhenti
pada penunjukan daya terbesar.
II. 3 Penggolongan Pelanggan
Pelanggan pada PT PLN (PERSERO), dapat dikategorikan dari berbagai
sudut pandang:
1. Dari segi peruntukan, Misalnya mereka adalah rumah tangga, badan
sosial, bisnis, industri, kantor pemerintah, dan lain-lain. Satu dengan yang
lain berbeda keperluan dalam penggunaan tenaga listrik dan karenanya
pula dikenakan tarif yang berbeda-beda.
2. Dari segi sistem tegangan penyambungan tenaga listrik, kita dapat
menggolongkan menjadi 3 kelompok yaitu: Pelanggan tenaga listrik
tegangan rendah, pelanggan tenaga listrik tegangan menengah dan
pelanggan tenaga listrik tegangan tinggi.
3. Dari segi batas daya yang digunakan, misalnya ada yang menggunakan
daya 250 VA, seperti tenaga listrik yang dipakai untuk keperluan rumah
tangga sangat kecil dan adapula sampai 30.000 KVA yang dipakai untuk
keperluan industri besar.
Berdasarkan keputusan Presiden Rebublik Indonesia Nomor 89 Tahun
2002 Tanggal 31 Desember 2002, golongan pelanggan PT.PLN PERSERO itu
dapat dilihat Pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Golongan Tarif Tenaga Listrik
NO GOLO
NGAN
TARIF
PERUNTUKKAN SISTEM
TEGANGAN
BATAS DAYA
1 S-1 PEMAKAI SANGAT KECIL TR 220 VA
2 S-2 BADAN SOSIAL KECIL SAMPAI DENGAN
SEDANG
TR 250 VA S/D 200 kVA
3 S-3 BADAN SOSIAL BESAR TM Di atas 200 KVA
4 R-1 RUMAH TANGGA KECIL TR 250 VA S/D 2200 VA
9
5 R-2 RUMAH TANGGA MENENGAH TR Di atas 2200 VA S/D
6600 VA
6 R-3 RUMAH TANGGA BESAR TR Di atas 6600 VA
7 B-1 BISNIS KECIL TR 250 VA S/D 2200 VA
8 B-2 BISNIS MENENGAH TR Di atas 2200 VA S/D 200
KVA
9 B-3 BISNIS BESAR TM Di atas 200 KVA
10 I-1 INDUSTRI KECIL/RUMAH TANGGA TR 450 VA S/D 14 kVA
11 I-2 INDUSTRI SEDANG TR Diatas 14 kVA S/D 200
KVA
12 I-3 INDUSTRI MENENGAH TM Di atas 200 KVA
13 I-4 INDUSTRI BESAR TT 30.000 KVA KE ATAS
14 P-1 GEDUNG PEMERINTAHAN KECIL,SEDANG TR 250 VA S/D 200 KVA
15 P-2 GEDUNG PEMERINTAHAN BESAR TM Di atas 200 kVA
16 P-3 PENERANGAN JALAN UMUM TR
17 T TRAKSI/ PERSERO PT KERETA API INDONESIA TM Di atas 200 kVA
18 C CURAH/PEMEGANG IZIN USAHA
KETENAGALISTRIKAN UNTUK KEPENTINGAN
UMUM
TM Di atas 200 Kva
19 M MULTIGUNA, PELAYANAN DENGAN KUALITAS
KHUSUS DAN YANG KARENA BERBAGAI HAL
TIDAK TERMASUK DALAM KETENTUAN
GOLONGAN TARIF S,R,B,I,P
TR,TM,TT
Berdasarkan keputusan Presiden Rebublik Indonesia Nomor 89 Tahun 2002
Tanggal 31 Desember 2002.
Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Pelayanan Sosial:
Gol
Tarif
Batas Daya Biaya Beban
(Rp/kVA/bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d
30 Sep
2003
1 Oktober
s.d 31 Des
2003
1 Juli s.d 30 Sep 2003 1 Oktober s.d 31 Des
2003
S-1/TR 220 VA - - Abonemen per bulan =
14.800
Abonemen per bulan =
15.100
S-2/TR 450 VA 10.000 11.000 Blok I : 0 s.d 30 kWh Blok I : 0 s.d 30 kWh
10
= 123
Blok II: di atas 30 kWh
s.d 60 kWh = 265
Blok III: di atas 60 kWh
= 360
= 124
Blok II: di atas 30 kWh
s.d 60 kWh = 300
Blok III: di atas 60 kWh
= 420
S-2/TR 900 VA 15.000 17.000 Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 200
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 295
Blok III: di atas 60 kWh
= 360
Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 230
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 340
Blok III: di atas 60 kWh
= 420
S-2/TR 1.300 VA 25.000 27.000 Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 250
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 335
Blok III: di atas 60 kWh
= 405
Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 270
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 360
Blok III: di atas 60 kWh
= 435
S-2/TR 2.200 VA 27.000 29.000 Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 250
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 370
Blok III: di atas 60 kWh
= 420
Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 270
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 395
Blok III: di atas 60 kWh
= 455
S-2/TR Di atas 2.200 VA
s.d 200 kVA
30.500 32.500 Blok I: 0 s.d 60 jam
Nyala = 380
Blok II: di atas 60 jam
nyala berikutnya = 430
Blok I: 0 s.d 60 jam
Nyala = 410
Blok II: di atas 60 jam
nyala berikutnya = 460
S-3/TM Di atas 200 kVA 29.500 30.500 Blok WBP = Kx P x 325
Blok LWBP = P x 325
Blok WBP = Kx P x 345
Blok LWBP = P x 345
Keterangan:
11
P : Faktor Pengali untuk pembeda antara S-3 bersifat sosial murni dengan S-3 bersifat Komersial
Untuk pelanggan S-3 yang bersifat sosial murni P=1
Untuk pelanggan S-3 yang bersifat komersial P=1,17
Kategori S-3 bersifat komersial dan S-3 bersifat social murni ditetapkan oleh Direksi Perusahaan
Perseroan PLN dengan mempertimbangkan kemampuan bayar dan sifat usahanya.
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban system
kelistrikan setempat (1,4 <=K<=2), yang ditetapkan oleh PLN.
WBP : Waktu beban Puncak
LWBP : Luar Waktu beban Puncak
Jam Nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Rumah Tangga:
Gol
Tarif
Batas Daya Biaya Beban
(Rp/kVA/bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d
30 Sep
2003
1 Oktober
s.d 31 Des
2003
1 Juli s.d 30 Sep 2003 1 Oktober s.d 31 Des
2003
R-1/TR s.d 450 VA 11.000 12.000 Blok I : 0 s.d 30 kWh
= 169
Blok II: di atas 30 kWh
s.d 60 kWh = 360
Blok III: di atas 60 kWh
= 495
Blok I : 0 s.d 30 kWh
= 172
Blok II: di atas 30 kWh
s.d 60 kWh = 380
Blok III: di atas 60 kWh
= 530
R-1/TR 900 VA 20.000 23.000 Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 275
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 445
Blok III: di atas 60 kWh
= 495
Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 310
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 490
Blok III: di atas 60 kWh
= 530
R-1/TR 1.300 VA 30.100 30.500 Blok I : 0 s.d 20 kWh Blok I : 0 s.d 20 kWh
12
= 385
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 445
Blok III: di atas 60 kWh
= 495
= 395
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 490
Blok III: di atas 60 kWh
= 530
R-1/TR 2.200 VA 30.200 30.500 Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 390
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 445
Blok III: di atas 60 kWh
= 495
Blok I : 0 s.d 20 kWh
= 400
Blok II: di atas 20 kWh
s.d 60 kWh = 490
Blok III: di atas 60 kWh
= 530
R-2/TR Di atas 2.200 VA
s.d 6.600 VA
30.400 31.500 560 575
R-3/TR Di atas 6.600 VA 34.260 34.260 621 621
Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Bisnis:
Gol
Tarif
Batas Daya Biaya Beban
(Rp/kVA/bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d
30 Sep
2003
1 Oktober
s.d 31 Des
2003
1 Juli s.d 30 Sep 2003 1 Oktober s.d 31 Des
2003
B-1/TR s.d 450 VA 23.500 24.500 Blok I : 0 s.d 30 kWh
= 254
Blok II: di atas 30 kWh
s.d 60 kWh = 420
Blok I : 0 s.d 30 kWh
= 257
Blok II: di atas 30 kWh
s.d 60 kWh = 445
B-1/TR 900 VA 26.500 28.300 Blok I : 0 s.d 108 kWh
= 420
Blok II: di atas 108 kWh
s.d 60 kWh = 465
Blok I : 0 s.d 108 kWh
= 440
Blok II: di atas 108 kWh
s.d 60 kWh = 490
13
B-1/TR 1.300 VA 28.200 29.500 Blok I : 0 s.d 146 kWh
= 470
Blok II: di atas 146 kWh
s.d 60 kWh = 473
Blok I : 0 s.d 146 kWh
= 490
Blok II: di atas 146 kWh
s.d 60 kWh = 493
B-1/TR 2.200 VA 29.200 30.500 Blok I : 0 s.d 264 kWh
= 480
Blok II: di atas 264 kWh
s.d 60 kWh = 518
Blok I : 0 s.d 264 kWh
= 500
Blok II: di atas 264 kWh
s.d 60 kWh = 540
B-2/TR Di atas 2.200 VA
s.d 200 kVA
30.000 31.000 Blok I : 0 s.d 100 jam
nyala = 520
Blok II di atas 100 jam
nyala = 545
Blok I : 0 s.d 100 jam
nyala = 535
Blok II di atas 100 jam
nyala = 550
B-3/TM Di atas 200 kVA 28.400 29.500 Blok WBP = K x 452
Blok LWBP = 452
Blok WBP = K x 475
Blok LWBP = 475
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban system
kelistrikan setempat (1,4 <=K<=2), yang ditetapkan oleh PLN.
WBP : Waktu beban Puncak
LWBP : Luar Waktu beban Puncak
Jam Nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Industri:
Gol
Tarif
Batas Daya Biaya Beban
(Rp/kVA/bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d
30 Sep
1 Oktober
s.d 31 Des
1 Juli s.d 30 Sep 2003 1 Oktober s.d 31 Des
14
2003 2003 2003
I-1/TR s.d 450 VA 26.000 27.000 Blok I : 0 s.d 30 kWh
= 160
Blok II: di atas 30 kWh
= 395
Blok I : 0 s.d 30 kWh
= 161
Blok II: di atas 30 kWh
= 435
I-1/TR 900 VA 31.500 33.500 Blok I : 0 s.d 72 kWh
= 315
Blok II: di atas 72 kWh =
405
Blok I : 0 s.d 72 kWh
= 350
Blok II: di atas 72 kWh =
465
I-1/TR 1.300 VA 31.800 33.800 Blok I : 0 s.d 104 kWh
= 450
Blok II: di atas 104 kWh
= 460
Blok I : 0 s.d 104 kWh
= 475
Blok II: di atas 104 kWh
= 495
I-1/TR 2.200 VA 32.000 33.800 Blok I : 0 s.d 196 kWh
= 455
Blok II: di atas 196 kWh
= 469
Blok I : 0 s.d 196 kWh
= 480
Blok II: di atas 196 kWh
= 495
I-1/TR Di atas 2.200 VA
s.d 14 kVA
32.200 34.000 Blok I : 0 s.d 80 jam
nyala = 455
Blok II di atas 80 jam
nyala = 460
Blok I : 0 s.d 80 jam
nyala = 480
Blok II di atas 80 jam
nyala = 495
I-2/TR Di atas 14 kVA
s.d 200 kVA
32.500 35.000 Blok WBP = K x 440
Blok LWBP = 440
Blok WBP = K x 466
Blok LWBP = 466
I-3/TM Di atas 200 kVA 29.500 31.300 0 s.d 350 jam nyala,
Blok WBP = K x 439 di
atas 350 jam nyala
0 s.d 350 jam nyala,
Blok WBP = K x 468 di
atas 350 jam nyala
15
Blok WBP = 439
Blok LWBP = 439
Blok WBP = 468
Blok LWBP = 468
I-4/TT 30.000 kVA ke
atas
27.000 28.700 434 460
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban system
kelistrikan setempat (1,4 <=K<=2), yang ditetapkan oleh PLN.
WBP : Waktu beban Puncak
LWBP : Luar Waktu beban Puncak
Jam Nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
Tarif Dasar Listrik Untuk Keperluan Kantor Pemerintah dan penerangan
Jalan Umum:
Gol
Tarif
Batas Daya Biaya Beban
(Rp/kVA/bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d
30 Sep
2003
1 Oktober
s.d 31 Des
2003
1 Juli s.d 30 Sep 2003 1 Oktober s.d 31 Des
2003
P-1/TR s.d 450 VA 20.000 20.500 575 595
P-1/TR 900 VA 24.600 25.000 600 605
P-1/TR 1.300 VA 24.600 25.000 600 605
P-1/TR 2.200 VA 24.600 25.000 600 605
P-1/TR Di atas 2.200 VA
s.d 14 kVA
24.600 25.000 600 605
P-2/TM Di atas 200 kVA 23.800 24.000 Blok WBP = K x 379
Blok LWBP = 379
Blok WBP = K x 382
Blok LWBP = 382
P-3/TR - - - 635 665
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban system
kelistrikan setempat (1,4 <=K<=2), yang ditetapkan oleh PLN.
WBP : Waktu beban Puncak
16
LWBP : Luar Waktu beban Puncak
Jam Nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
Tarif Dasar Listrik Untuk Traksi:
Gol
Tarif
Batas Daya Biaya Beban
(Rp/kVA/bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d
30 Sep
2003
1 Oktober
s.d 31 Des
2003
1 Juli s.d 30 Sep 2003 1 Oktober s.d 31 Des
2003
T/TM Di atas 200 kVA 23.000*) 25.500*) Blok WBP = K x 360
Blok LWBP = 360
Blok WBP = K x 385
Blok LWBP = 385
*) : Perhitungan biaya beban didasarkan pada hasil pengukuran daya maksimum bulanan untuk:
a. daya maksimum bulanan >0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan sebesar daya
maksimum terukur;
b. daya maksimum bulanan <=0,5 dari daya tersambung, biaya beban dikenakan 50% daya
tersambung terukur;
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban system
kelistrikan setempat (1,4 <=K<=2), yang ditetapkan oleh PLN.
WBP : Waktu beban Puncak
LWBP : Luar Waktu beban Puncak
Jam Nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
Tarif Dasar Listrik Untuk Curah (BULK):
Gol
Tarif
Batas Daya Biaya Beban
(Rp/kVA/bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d
30 Sep
2003
1 Oktober
s.d 31 Des
2003
1 Juli s.d 30 Sep 2003 1 Oktober s.d 31 Des
2003
C/TM Di atas 200 kVA 26.500 28.000 Blok WBP = K x 390
Blok LWBP = 390
Blok WBP = K x 405
Blok LWBP = 405
Tarif ini untuk keperluan penjualan secara curah kepada pemegang izin usaha Ketenagalistrikan untuk
17
kepentingan Umum.
K : Faktor perbandingan antara harga WBP dan LWBP sesuai dengan karakteristik beban system
kelistrikan setempat (1,4 <=K<=2), yang ditetapkan oleh PLN.
WBP : Waktu beban Puncak
LWBP : Luar Waktu beban Puncak
Jam Nyala : adalah kWh per bulan dibagi dengan kVA tersambung.
Tarif Dasar Listrik Untuk Multiguna:
Gol
Tarif
Batas Daya Biaya Beban
(Rp/kVA/bulan)
Biaya Pemakaian
(Rp./kVA)
1 Juli s.d
30 Sep
2003
1 Oktober
s.d 31 Des
2003
1 Juli s.d 30 Sep 2003 1 Oktober s.d 31 Des
2003
M/TR/
TM/TT
- - - 1.380*) 1.415*)
1. Tarif ini diperuntukkan hanya bagi penggunaan tenaga listrik yang karena berbagai hal tidak dapat
dicakup oleh ketentuan tarif baku sebagaimana tercantum dalam lampiran .
2. Tarif ini dapat diberlakukan untuk berbagai kegunaan diantaranya:
a. Tarif untuk dasar perhitungan harga ekspor-impor energi listrik antara PERSERO PT PLN
dengan pihak lain demi terciptanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan;
b. Tarif untuk dasar perhitungan harga atas energi listrik yang oleh pelanggan dikehendaki
mempunyai sifat lebih dari yang baku atau yang telah disanggupi oleh PERSERO PT PLN
sebagai sifat baku baik dalam hal mutu, keandalan maupun pelayanan;
c. Tarif untuk dasar perhitungan harga atas energi listrik bagi pelanggan listrik PERSERO PT PLN
yang bebannya dapat dan boleh diatur, dipotong, atau dikeluarkan dari sistem oleh PERSEO PT
PLN sesuai kesepakatan bersama.
d. Tarif untuk dasar perhitungan harga bagi pihak yang ingin menginterkoneksikan sistem
kelistrikan PERSERO PT PLN , baik dengan aliran daya antar sistem maupun tanpa adanya
aliran daya antar sistem/
e. Tarif untuk dasar perhitungan harga bagi pihak yang memerlukan energi listrik dari PERSERO
PT PLN secara musiman atau dengan pola beban tertentu yang disepakati bersama.
f. Tarif untuk dasar perhitungan harga atas energi listrik yang oleh karena sesuatu hal tidak dapat
18
dikenakan menurut tarif baku sebagaimana tercantum dalam lampiran.
*) Sebagai Tarif maksimum. Didalam mengimplementasikan, angka tarif ini dikalikan terhadap faktor pengali
N dengan nilai N tidak lebih dari 1 (satu).
II.4 Tagihan Bulanan tenaga Listrik
Tagihan bulanan tenaga listrik PT. PLN PERSERO terdiri dari 3 (tiga)
biaya. Yaitu:
Biaya beban, Biaya Pemakaian KWH, Biaya kelebihan pemakaian KVARH (bagi
golongan tarif tertentu) selain biaya-biaya ditas, kepada pelanggan dikenakan juga
biaya-biaya berikut: Pajak penerangan jalan umum,sewa trafo, dan biaya materai.
1. Biaya Beban, adalah biaya yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan
daya yang tersambung (lihat tabel 2.2). Biaya beban ini dikenakan untuk
tiap KVA yang diperhitungkan perbulan. Khusus untuk golongan tariff H-
3, I-4, untuk tanur busur dan I-5, biaya beban dihitung berdasarkan
pembacaan KVA Max atau KW max.
2. Biaya Pemakaian (KWH), adalah biaya pemakaian energi, dihitung
berdasarkan jumlah pemakaian energi yang diukur dalam Kwh (lihat tabel
2.2). Untuk golongan tarif tertentu, pemakaian energi ini dipilah menjadi 2
bagian yaitu
a) Pemakaian WBP dan Pemakaian LWBP (lihat tabel 2.2)
Untuk pelanggan golongan tariff S-4, SS-4, U-3,H2,H-3,I-3,I-4,I-5
dan G2 dikenai ketentuan tariff ganda, yaitu pada kurun waktu
tertentu yakni antara jam 18.00 s/d 22.00 (waktu beban
puncak,WBP), dikenakan tariff yang lebih mahal dibandingkan
tariff pemakaian diluar waktu beban puncak.
b) Untuk golongan tarif R1 dan R2 biaya pemakaian dihitung
berdasarkan system Blok.
Artinya untuk pemakaian sampai jumlah tertentu yaitu 60 jam
pertama mendapat tariff yang lebih murah, dan selebihnya dengan
tariff yang lebih mahal.
3. Biaya kelebihan Pemakian kVARH
19
Untuk pelanggan golongan tarif S-4, SS-4, U-3,H2,H-3,I-3,I-4,I-5 dan G2
dikenakan biaya kelebihan kVARH, yaitu jika factor daya rata-rata
bulanan pelanggan kurang dari 0,85 induktif, hal itu terjadi bila pemakaian
kVARh total selama sebulan, lebih besar dari 0,62 kali pemakaian KWH
total (LWBP + WPB). Jika dirumuskan secara sederhana., seperti ini
4. Pajak penerangan Jalan Umum
Dihitung berdasarkan peraturan daerah, yaitu besarnya dimasing-masing
daerah. Sebagai contoh, untuk wilayah DKI dikenakan 3 %, SULSEL 7 %
dari biaya baban dan Biaya pemakain. Pajak ini dipungut oleh PT.PLN
PERSERO dan selanjutnya disetor kepada pemerintah daerah.
5. Biaya sewa trafo, khusus untuk pelanggan TM yang mendapat pasokan
TR serta pelanggan TT yang mendapat pasokan TM
6. Biaya Materai, yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
II.5 Biaya lain yang diperhitungkan kepada pelanggan
1. Bagi pelanggan yang meminta perubahan tariff, penurunan daya, ganti
nama atau perubahan data pelanggan. Akan dikenakan biaya sesuai
golongan tarifnya. Tarifnya ditetapkan seperti berikut ini:
a. S-1, S-2, R-1,R-2, U-1, dan I-1 sebesar Rp 5500;
b. S-3, R-3,R-4,U-4,I-2,H-1,G-1 dan J sebesar Rp. 16500;
c. U-2,I-3,H-2 sebesar Rp. 27500;
d. S-4,SS-4,U-3,H-3,I-4 dan G-2 sebesar Rp 110.000
Untuk permintaan penyambungan baru dan penambahan daya, tidak
dikenakan biaya diatas.
2. pelanggan yang terlambat membayar rekening listrik, selain dikenakan
sangsi pemutusan aliran listrik, juga dikenakan Biaya keterlambatan (BK)
sesuai golongan tariff untuk setiap bulan keterlambatan, tarifnya
ditetapkan sebagai berikut:
a. S-1, S-2, R-1,R-2, U-1, dan I-1 sebesar Rp 2500;
b. S-3, R-3,R-4,U-4,I-2,H-1,G-1 dan J sebesar Rp. 25000;
20
kVARh yang dibayar = kVARh terpakai - 0,62 x (kWh total terpakai)
c. S-4,SS-4,U-3,H-3,I-4 dan G-2 sebesar 3 % dari jumlah
pembayaran untuk rekening bulan yang bersangkutan.
Sangsi keterlambatan pembayaran rekening listrik, telah diatur dalam
surat perjanjian jual beli tenaga listrik terhadap pelanggan yang
bersangkutan, dikenakan biaya keterlambatan yang sudah disesuaikan.
Bagi sambungan instansi pemerintah pusat atau daerah, baik sipil
maupun ABRI, yang rekeningnya dibayar dari APBN atau APBD tidak
dikenakan biaya keterlambatan
3. Bagi pelanggan yang meminta diputus sementara akan listriknya, untuk
jangka waktu tertentu, lalu kemudian hari meminta dipasang kembali
maka diperhitungkan biaya:
a. S-1, S-2, R-1,R-2, U-1, dan I-1 sebesar Rp 5500;
b. S-3, R-3,R-4,U-4,I-2,H-1,G-1 dan J sebesar Rp. 55000;
c. S-4,SS-4,U-3,H-3,I-4 dan G-2 sebesar Rp 110000.
4. Bagi pelanggan yang mengajukan permohonan Alat Pembatas dan atau
Alat pengukurnya diperiksa. Jika hasil pemeriksaanya dinyatakan baik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka kepada pelanggan yang
bersangkutan dikenakan biaya pemeriksaan sesuai golongan tariff:
a. S-1, S-2, R-1,R-2, U-1, dan I-1 sebesar Rp 5500;
b. S-3, R-3,R-4,U-4,I-2,H-1,G-1 dan J sebesar Rp. 16500;
c. U-2,I-3,H-2 sebesar Rp. 27500;
d. S-4,SS-4,U-3,H-3,I-4 dan G-2 sebesar Rp 110.000
Jika hasil pemeriksaan Alat pengukur dan atau pembatas dinyatakan tidak
baik, maka PT. PLN PERSERO berkewajiban mengganti alat pembatas
dan atau alat pengukur tersebut tanpa membebabni pelanggan dengan
biaya-biaya apapun.
5. Bagi pelanggan atau peminta tenaga listrik tegangan menengah (Tarif S-4,
SS-4,H-3,U-3 I-4 dan G-2) yang memakai transformator distribusi
PT.PLN Persero dikenakan biaya pemakain transformator distribusi
(TM/TR) sebesar Rp. 2150 untuk tiap kVA daya tersambung perbulan.
21
Bagi pelanggan atau peminta tenaga listrik tegangan tinggi (Tarif I-5) yang
memakai transformator gardu induk PT.PLN persero, dikenakan biaya
pemakaian transformator Gardu induk (TT/Tm)sebesar Rp2100 untuk tiap
kVA daya tersambung perbulan.
Biaya pemakaian transformator sebagaimana dimaksud merupakan satu
kesatuan dengan tariff dasar tenaga listrik 1994 dan dibayar bersama-sama
dalam satu rekening bulanan.
Untuk pelanggan atau peminta tenaga listrik yang menyewa transformator
saja(tanpa kelengkapan) milik PT. PLN persero dikenakan sewa
transformator yang dihitung berdasrkan kapasitas transformatornya untuk
jangka waktu 1 tahun dan dapat diperpanjang. Sewa transformator
distribusi (TM/TR) sebesar Rp 2820 per kVA dan sewa transformator
gardu induk (TT/TM) sebesar Rp. 2400 per KVA.
NO GOLO
NGAN
TARIF
PERUNTUKKAN SISTEM
TEGANGAN
BATAS DAYA BIAYA
BEBAN
(Rp/kva)
BIAYA
PEMAKAIAN
(RP/KWH)
KELEBIHAN
KVARH
(RP/KVARH)
1 S-1 *) PEMAKAI KECIL TR S/D 200 VA *) -
2 S-2 BADAN SOSIAL KECIL TR 250 VA S/D 2200 VA 3.360 56
3 S-3 BADAN SOSIAL SEDANG TR 2201 VA S/D 200 KVA 4.640 76
4 S-4 BADAN SOSIAL BESAR TM 201 KVA KE ATAS 5.020 WBP=158,50
LWBP=117,50
124,50
5 SS-4 BADAN SOSIAL BESAR DIKELOLA
SWASTA TARIF KOMERSIAL
TM 201 KVA KE ATAS 6.060 WBP=194,50
LWBP=144,00
149,00
6 R-1 RUMAH TANGGA KECIL TR 250 VA S/D 500 VA 3.980 *2)
7 R-2 RUMAH TANGGA SEDANG TR 501 VA S/D 2200 VA 4.020 *3)
8 R-3 RUMAH TANGGA MENENGAH TR 2201 VA S/D 6600 VA 8.080 227,50
9 R-4 RUMAH TANGGA BESAR TR 6601 VA KE ATAS 8.760 309,00
10 U-1 USAHA KECIL TR 250 VA S/D 2200 VA 6.260 179,50
11 U-2 USAHA SEDANG TR 2201 VA S/D 201 KVA 6.320 239,50
12 U-3 USAHA BESAR TM 201 KVA KE ATAS 5.080 WBP=240,50
LWBP=178,00
187,00
13 U-4 SAMBUNGAN SEMENTARA TR 622.00
14 H-1 PERHOTELAN KECIL TR 250 VA S/D 99 KVA 4.600 118
15 H-2 PERHOTELAN SEDANG TR 100 KVA S/D 200
KVA
6.220 71 171,00
22
16 H-3 PERHOTELAN BESAR TM 201 KVA KE ATAS 5.400 WBP=212,00
LWBP=157,00
164,00
17 I-1 INDUSTRI RUMAH TANGGA TR 450 VA S/D 2200 VA 4.080 80,50
18 I-2 INDUSTRI KECIL TR 2201 VA S/D 13,9
KVA
4.760 93,50
19 I-3 INDUSTRI SEDANG TR 14 KVA S/D 200 KVA 5.760 WBP=169,50
LWBP=125,50
132,00
20 I-4 INDUSTRI MENENGAH TM 201 KVA KE ATAS 5.060 *4) 122,50
21 I-5 INDUSTRI BESAR TT 30.000 KVA KE ATAS 4.780 109,50 114,00
22 G-1 GEDUNG PEMERINTAHAN
KECIL,SEDANG
TR 250 VA S/D 200 KVA 8.500 188,50
23 G-2 GEDUNG PEMERINTAHAN BESAR TM 201 KVA KE ATAS 4.500 WBP=176,50
LWBP=130,50
134,00
24 J PENERANGAN JALAN UMUM TR 165,00
Keterangan:
No Gol tariff Batas daya Harga langganan Rp perbulan
1 S-1*) 60
75
100
125
150
175
200
2150
2750
3550
4500
5300
6100
6750
II.6 Cara membaca Alat ukur
Pada dasarnya, besarnya energi yang telah dipakai oleh pelanggan
ditunjukkan dengan angka-angka (register) yang tertera pada lat ukur kwh Meter.
23
*2) s/d 60 jam nyala per bulan = Rp 81,00/kWh > 60 jam nyala per bulan = Rp 109,50/Kwh*3) s/d 60 jam nyala per bulan = Rp 96,50/kWh > 60 jam nyala per bulan = Rp 147,00/Kwh*4) Untuk pemakaian < 350 jam nyala per bulan : pada WBP = Rp 142.00/Kwh
pada LWBP = Rp 117.50/kwh Untuk pemakaian > 350 jam nyala per bulan : WBP= LWBP = Rp 117.50/Kwh*5) Dengan factor daya kurang dari 0,85 (rata-rata per bulan)
WBP = Waktu beban Puncak (Pukul 18.00 – 22.00)LWBP = Luar Waktu Beban Puncak (Pukul 22.00 – 18.00)TR = Tegangan Rendah (220 V/380 V)TM = Tegangan Menengah (20 KV)TT = Tegangan Tinggi (150 KV)
Jam nyala adalah Kwh per bulan dibagi dengan KVA tersambung
Jumlah pemakaian yang sebenarnya dihitung berdasarkan angka-angka yang
tertera pada register sebelumnya (awal) yang dikurangkan terhadap angka-angka
yang tertera pada register terakhir (akhir) atau dapat dinyatakan dengan rumus
kwH= (selisih pembacaan meter kwh) x factor meter.
Selisih pembacaan meter KWH = Penunjukkan meter bulan ini –penunjukkan meter
bulan lalu
Faktor Meter = rasio CT x rasio PT x rasio Register
Contoh: Cara membaca Alat ukur
a. Pelanggan Tegangan rendah (TR) yang tidak memerlukan CT
(pelanggan dengan tariff; S2-R1,R2,R3,U1)
- Untuk tarif : S2 – R3 dan U1
contoh:
Stand meter bulan ini : 07139
Stand meter bulan lalu : 06825
Selisih pembacaan stand meter : 314 (pemakaian Kwh)
- Untuk Tarif R1-R2
contoh:
Stand meter bulan ini : 15762
Stand meter bulan lalu : 15493
Selisih pembacaan stand meter : 269 (pemakaian Kwh
total)
Pemakaian blok I = 60 jam x daya terpasang 1300 VA = 78
(kWh)
1000
Pemakaian blok II = pemakaian total- pemakaian blok I = 191
(kWh)
b. Pelanggan Tegangan rendah (TR) yang menggunakan CT
(Pelanggan dengan tariff : S3-R4-U2)
24
Stand meter bulan ini : 70495
Stand meter bulan lalu : 68231
Selisih pembacaan stand meter : 2264 x factor meter (CT)
: Pemakaian KWh
c. Pelanggan Tegangan menengah (TM) dipasang kWH meter merk Fuji
tipe FF23HTI, 100 V 5,3 fase 4 kawat, dengan:
Trafo arus terpasang = 100/5 A, Rasio CT =
20
Trafo tegangan terpasang = 20.000/100 V, rasio PT =
200
Faktor Register = 1
Stand meter bulan ini : LWBP = 5.690 dan WBP =
2.516
Stand meter bulan lalu : LWBP = 5.600 dan WBP =
2.500
Jadi : selisih pembacaan meter LWBP = 5.690 – 5.600 =
90
selisih pembacaan meter WBP = 2.516 – 2.500 =
16
Maka : pemakaian KWh LWBP = 20 x 200 x 1 x 90 =
360.000 kWh
: pemakaian KWh WBP = 20 x 200 x 1 x 16 =
64.000 kWh
Catatan:
Bila pada meter kWh tidak tercantum adanya factor
register (konstanta), maka factor register dianggap= 1
Untuk pengukuran tegangan rendah (TR) tidak ada rasio
PT
II. 7 Cara Menghitung rekening Listrik
25
Rekening listrik seperti diketahui merupakan biaya yang wajib dibayar
pelanggan setiap bulan. Ada beberapa komponen dalam menghitung rekening
listrik seperti yang telah disebutkan dalam tagihan listrik bulanan yaitu: Biaya
beban, Biaya pemakaian, Biaya kelebihan kVARh, Sewa trafo, Pajak
Penerangan Jalan Umum, Bea Materai.
Contoh Perhitungan rekening listrik:
Contoh 1:
Tuan IQBAL pelanggan tarif R1 dengan daya tersambung 900 VA, stand
KwH-meter yang dicatat pada awal januari adalah 14508, dan yang dicatat bulan
sebelumnya adalah 14396. Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk
periode tersebut?
Jawab:
Pemakaian kWH = Stand meter akhir- Stand
meter yang lalu
= 14508 – 14396
= 112 kWH
1. Biaya Beban = 900 VA x Rp. 20000/kVA
= 0,9 kVA x 20000/kVA
= Rp. 18000
2. Biaya Pemakai Blok I = 20 kWH x Rp 275
= 20 x 275
= Rp 5500
3. Biaya Pemakai Blok II = 40 kWH x Rp 445
= 40 x 445
= Rp 17800
3. Biaya Pemakaian blok III = (pemakaian total-
pemakaian Blok I +Blok II)x Rp 495
= (112-60) x Rp 495
= 52 x 495
= Rp. 25740
Sub Total =Biaya beban + Biaya pemakaian = Rp 67040
26
4. Pajak penerangan jalan Umum = 7 % x Rp 67040 = Rp4695
Total rekening yang harus dibayar = Rp 67040 + Rp 4695 = 71735
Contoh 2
PT majumundur. Pelanggan Tarif I4, dengan daya 329 kVA dipasok dengan
tegangan 380 V/220 V (sewa trafo).
Data pencatatan stand Kwh meter dan kVarH meter seperti berikut:
* kWh – Meter : LWBP : stand yang lalu = 03465 *)
stand akhir = 03531 **)
WBP : stand yang lalu = 00936 *)
: stand akhir = 00945 **)
* kVARh – Meter : stand yang lalu = 01475 *)
: stand akhir = 01530 **)
Faktor meter untuk kWH – Meter dan kVArh – Meter adalah 800
Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut?
*) Lihat rekening bulan sebelumnya
**) dibaca pada alat pengukur bulan ini
jawab
- Pemakaian kwH WBP = (945-936) x 800 kWH =
7.200 kwh
- Pemakaian kwH LWBP = (3531-3465) x 800 kWH =
52.800 kwh
- Pemakaian kwH Total = 7.200 kwh + 52.800 kWH =
60.000 kwh
- Pemakaian kVARh = (1530-1475) x 800 kVARh =
44.000 kVARh
- Kelebihan Pemakaian kVARh = (44000-0,62 x 60000) kVARh =
6.800 kVARh
1. Biaya beban = 329.000 VA x Rp 5060 /VA = Rp.
1.664.740
27
2. Biaya pemakaian kWh LWBP = 52.800 x Rp 117,50 = Rp
6.204.000
3. Biaya pemakaian kWh WBP = 7200 x Rp 142 = Rp
1.022.000
4. Biaya kelebihan
Pemakaian kVARh = 6.800 x Rp 122,50 = Rp.
833.000
Biaya beban + biaya pemakaian
+ Biaya kelebihan kVARh = Rp
9.724.140
5. Pajak penerangan jalan umum = 3 % x Rp 9.724.140
= Rp. 291.724,20 dibulatkan = Rp.
291.725
6. Sewa Trafo = 329 kVA x Rp. 2450 /kVA = Rp
806.050
7. Biaya materai = Rp
1.000
Total rekening yang harus dibayar =
Rp.10.822.915
28