bab ii struktur geologi panasbumi
DESCRIPTION
semoga bermanfaatTRANSCRIPT
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 1/13
STRUKTUR GEOLOGI PANAS BUMI(Laporan Praktikum Eksplorasi Geothermal)
Oleh
Ferry Anggriawan
1215051023
LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 2/13
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ................................................................................ 1
II. TEORI DASAR
A.
Pengertian Peta Topografi, DEM, dan Geologi .................................. 2
B.
Struktur Geologi .................................................................................. 2
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan .................................................................................... 4
B.
Prosedur Praktikum ............................................................................. 4
IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan ................................................................................ 5
B.
Pembahasan ......................................................................................... 6
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 3/13
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Overlay struktur geologi kalkir dengan peta topografi .................... 5
Gambar 2. Overlay struktur geologi kalkir dengan peta DEM.......................... 5
Gambar 3. Peta geologi ..................................................................................... 6
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 4/13
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Struktur geologi sangat berperan aktif dalam adanya keberadaan panas
bumi. Sehingga perlu dilakukannya pemetaan geologi dan penentuan umur
batuan yang nantinya dapat digunakan untuk mengetahui daerah prospek secara
umum, apakah suatu lokasi tersebut dapat berpotensi adanya panas bumi atau
tidak. Pemetaan yang di lakukan ada beberapa cara. Ada yang hanya
menggunakan peta topografi daerah lokasi, ada yang menggunakan peta DEM,
da nada pula yang langsung menggunakan peta geologi daerah tersebut. Dari
masing-masing peta yang disuguhkan, pastinya memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri dalam pemanfaatannya. Akan tetapi, dari ketiga peta
tersebut, secara umum kita akan dapat mengetahui langsung struktur geologi
yang kita inginkan, yang nantinya memungkinkan adanya keberadaan prospek
panas bumi. Struktur geologi yang ditinjau dalam peta tersebut yaitu patahan,
kelurusan, dan kekar.
Pada praktikum kali ini, mahasiswa akan diajarkan bagaimana cara
mengidentifikasi struktur geologi dengan menggunakan peta topografi dan peta
DEM, yang kemudian nantinya akan dibandingkan dengan peta geologi yang
telah disediakan. Dengan begitu, diharapkan nantinya, mahasiswa ketika
disuguhkan peta buta berupa peta DEM ataupun peta topografi akan langsungdapat mengidentifikasi keberadaan struktur geologi yang ada.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui berbagai struktur geologi permukaan pada lapangan
panas bumi.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur geologi panas bumi pada peta
3. Mahasiswa dapat membuat peta geologi sederhana
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 5/13
2
II. TEORI DASAR
A.
Pengertian Peta Topgrafi, DEM, dan Geologi
Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail,
biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta
topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk
membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari
dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan
titik elevasi pada peta topografi (Wikipedia, 2015)
Digital Elevation Model (DEM) merupakan bentuk penyajian ketinggian
permukaan bumi secara digital. Dilihat dari distribusi titik yang mewakili
bentuk permukaan bumi dapat dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur,
dan acak. Sedangkan dilihat dari teknik pengumpulan datanya dapat dibedakan
dalam pengukuran secara langsung pada objek (terestris), pengukuran pada
model objek (fotogrametris), dan dari sumber data peta analog (digitasi). Teknik
pembentukan DEM selain dari Terestris, Fotogrametris, dan Digitasi adalah
dengan pengukuran pada model objek, dapat dilakukan seandainya dari citra
yang dimiliki bisa direkonstruksikan dalam bentuk model stereo. Ini dapat
diwujudkan jika tersedia sepasang citra yang mencakup wilayah yang sama
(Nugraha, 2010).
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatudaerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala
peta yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat
batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya
mineral serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol
dan corak atau gabungan ketiganya (Triutomo, 2012).
B. Struktur Geologi
Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di suatu
daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan-perubahan pada batuan oleh proses tektonik atau proses lainnya. Dengan terjadinya proses tektonik, maka
batuan (batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf) maupun kerak
bumi akan berubah susunannya dari keadaannya semula. Struktur geologi
(makro) yang penting untuk diketahui antara lain ; bidang perlapisan, sistem
sesar, sistem perlipatan, sistem kekar, dan bidang ketidakselarasan.
1. Bidang per lapisan
Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, yaitu suatu
bidang yang memisahkan antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan
lain yang diendapkan kemudian, misalnya batas antara lapisan batupasir
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 6/13
3
dengan batugamping, atau batas lapisan batupasir yang satu dengan
batupasir lainnya yang dapat dibedakan.
2. Sistem Sesar
Sesar atau patahan (fault) adalah suatu bidang yang terbentuk karena
kekuatan batuan tidak dapat menahan lagi tekanan/beban yang ada sehingga
akhirnya batuan tersebut patah. Setelah terjadinya sesar tersebut, kedua
bagian yang tadinya berhubungan dapat bergeser naik, turun, atau bergeser
secara mendatar.
3. Sistem Perlipatan
Karena aktivitas tektonik, lapisan batuan sedimen yang relatif elastis akan
mengalami tekanan yang tinggi dan terlipat, dan membentuk sistem sinklin-
antiklin. Pada sistem perlipatan maka lapisan batuan yang tadinya mendatar
akan berubah posisinya menjadi miring dengan sudut kemiringan (dip) dan
jurus (strike) yang bervariasi4. Sistem Kekar
Seperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar umumnya terbentuk karena
proses tektonik yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Dalam hal ini kekar
merupakan akibat lanjutan dan proses pembentuk sesar atau perlipatan.
Kalau kekuatan suatu batuan (kuat tekan atau kuat tarik) tidak sanggup lagi
melawan tegangan yang ada, maka batuan tersebut akan pecah atau retak.
Jika ukuran dari retakan tersebut besar dan terjadi pergeseran yang besar
disebut terjadi sesar, sedangkan dalam ukuran retakan tersebut kecil (hanya
sampai beberapa meter) dan relatif tidak terjadi pergeseran disebut sebagaikekar (Viva Tambang, 2014).
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 7/13
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Peta topografi wilayah panas bumi
2. Peta geologi wilayah panas bumi
3. Peta DEM/SRTM wilayah panas bumi
4. Kalkir
5. Alat tulis
B. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut:
Mulai
Menyiapkan peta topografi dan
mengidentifikasi Struktur geologinya
Menggambarkan struktur di atas kalkir
Menyiapkan peta DEM/SRTM dan
mengidentifikasi struktur geologinya
Mengoverlay strutur tersebut di atas kalkir
Membandingkan hasil di atas kalkir dengan
peta geologi
Selesai
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 8/13
5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Data Pengamatan
Adapun data yang digunakan selama praktikum ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Overlay struktur geologi kalkir dengan peta topografi
Gambar 2. Overlay struktur geologi kalkir dengan peta DEM
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 9/13
6
Gambar 3. Peta geologi
B. Pembahasan
Keberadaan panas bumi, sangat identik dengan struktur geologi yang berada
di lokasi panas bumi, seperti patahan, kelurusan serta kekar. Pada praktikumkali ini, mahasiswa di ajarkan bagaimana cara menetukan patahan atau sesar
yang terletak pada peta topografi ataupun peta DEM yang kemudian nantinya
dibandingkan dengan peta geologi daerah lokasi yang ditinjau.
Langkah pertama yaitu mengidentifikasi keberadaan sesar pada topografi.
Mengidentifikasi suatu patahan pada peta topografi yaitu dengan cara melihat
klosur-klosur yang rapat dengan klosur yang renggang, yang dimana klosur
yang rapat diidentifikasi sebagai dengan dataran yang tinggi. Semakin rapat,
maka dapat disimpulkan dataran tersebut semakin curam dalam penambahan
ketinggiannya. Dari peta topografi yang disediakan, dapat diidentifikasi ada 6
patahan yang dapat di lihat pada gambar 1.
Selanjutnya mengidentifikasi patahan menggunakan peta DEM yang telah
di sediakan. Dari peta DEM yang ada, ternyata dapat dilihat topografi yang
lebih kompleks dibandingkan topografi yang diperlihatkan menggunakan peta
topografi. Hal ini dikarenakan keunggulan dari peta DEM adalah resolusinya
yang lebih baik dari pada peta topografi, walaupun keduanya sama-sama
merupakan hasil dari citra satelit. Dari peta DEM, untuk mengidentifikasi
sebuah patahan dapat dilihat dari kontur yang di tampilkan. Dari peta DEM
yang telah disediakan, daerah yang lebih tinggi di gambarkan dengan warna
yang lebih gelap, sedangkan untuk daerah yang lebih rendah di gambarkan
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 10/13
7
dengan warna yang lebih terang. Cara mengidentifikasi keberadaan patahan,
yaitu dengan cara melihat daerah yang memiliki daerah terang yang
bersinggungan dengan daerah gelap. Dari identifikasi yang telah dilakukan
didapatkan hasil yaitu ada sebanyak 10 patahan yang ada, yang terdiri dari 2
patahan dengan panjang kecil, 5 patahan dengan panjang sedang, dan 3 patahan
dengan panjang yang cukup besar.
Setelah melakukan identifikasi, maka selanjutnya membandingkan hasil
identifikasi dengan peta geologi yang ada. Untuk peta topografi, hampir
keberadaan semua sesar tepat keberadaannya. Hanya saja, ada 1 sesar yang
tidak tercantum dalam peta geologi. Sedangkan, untuk peta DEM sendiri,
hamper semua patahan ditunjukkan di lokasi yang tepat walaupun hanya saja
ada beberapa kekeliruan. Kekeliruan-kekeliruan yang ada pada interpretasi ini
adalah hal yang lumrah terjadi, karena setiap orang memiliki gaya dan cara yang
berbeda-beda dalam menginterpretasi suatu peta. Dari hasil yang didapat, maka jika ingin menginterpretasi suatu struktur geologi, akan lebih baik jika
menggunakan peta DEM untuk mendapatkan data yang lebih akurat, apabila
peta geologi tidak dapat ditemukan untuk daerah yang menjadi lokasi penelitian
kita.
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 11/13
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang didapat diantaranya:1. Struktur geologi yang paling banyak ditemukan pada daerah panas bumi adalah
patahan, kelurusan dan kekar.
2. Peta DEM memiliki resolusi yang lebih baik dari pada peta topografi dalam hal
identifikasi keberadaan struktur geologi
3. Mengidentifikasi suatu patahan pada peta topografi yaitu dengan cara melihat
klosur-klosur yang rapat dengan klosur yang renggang, yang dimana klosur
yang rapat diidentifikasi sebagai dengan dataran yang tinggi. Semakin rapat,
maka dapat disimpulkan dataran tersebut semakin curam dalam penambahan
ketinggiannya.
4. Mengidentifikasi keberadaan patahan pada peta DEM, yaitu dengan cara
melihat daerah yang memiliki daerah terang yang bersinggungan dengan daerah
gelap.
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 12/13
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha, Arry Praasetya. 2010. Definisi DEM (Digital Elevation Model). http://arryprasetya.blogspot.co.id/2010/05/definisi-dem-digital-elevation-
model.html. Diakses pada tanggal 18 November 2015 pada pukul 07:42
WIB.
Triutomo, Wahyudi.2012. Peta Geologi dan Pengertian peta Geologi.
http://wahyutriutomo13.blogspot.co.id/2012/12/peta-geologi-dan-
pengertian-peta.html. Diakses pada tanggal 18 November 2015 pada
pukul 07:46 WIB.
Viva Tambang. 2014. Struktur Geologi Dalam Dasar-Dasar Ilmu Geologi.
http://ilmugeologitambang.com/struktur-geologi-dalam-dasar-dasar-ilmu-geologi.html. Diakses pada tanggal 18 November 2015 pada pukul 07:54
WIB.
Wikipedia. 2015. Peta Topografi. https://id.wikipedia.org/wiki/Peta_topografi.
Diakses pada tanggal 18 November 2015, pada pukul 07:32 WIB.
7/21/2019 Bab II Struktur Geologi Panasbumi
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-struktur-geologi-panasbumi 13/13
LAMPIRAN