bab ii. st listrik pemrograman dinamik
TRANSCRIPT
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 1/18
B. OPTIMASI DAN KARAKTERISTIK UNIT PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Operasi ekonomis [4] ialah proses pembagian atau penjatahan beban total kepada masing-
masing unit pembangkit, seluruh unit pembangkit dikontrol terus-menerus dalam interval
waktu tertentu sehingga dicapai pengoperasian yang optimal, dengan demikian pembangkitan
tenaga listrik dapat dilakukan dengan cara yang paling ekonomis.
Konfigurasi pembebanan atau penjadwalan pembangkit yang berbeda dapat
memberikan biaya operasi pembangkit yang berbeda pula, tergantung dari karakteristik
masing-masing unit pembangkit yang dioperasikan. Ada beberapa metode dalam penjadwalan
pembangkit dalam usaha menekan biaya operasi, yakni:
1. Berdasarkan Umur Pembangkit
Pada metoda ini, dengan asumsi bahwa unit-unit pembangkit yang baru mempunyai
efisiensi yang lebih tinggi, maka unit-unit pembangkit yang baru dibebani sesuai dengan
rating kapasitasnya, dan unit-unit yang tua (efisiensi lebih rendah) memikul beban sisanya.
2. Berdasarkan Rating (Daya Guna) Pembangkit
Pembagian beban diantara unit-unit pembangkit sebanding dengan rating
kapasitasnya, yaitu dengan meningkatnya beban maka daya akan dicatu oleh unit yang paling
berdaya guna hingga titik daya guna maksimum unit itu tercapai. Kemudian untuk
peningkatan beban selanjutnya, unit berikutnya yang paling berdaya guna akan mulai
memberi daya pada sistem, dan unit ketiga tidak dioperasikan sebelum titik daya guna
maksimum unit kedua telah tercapai.
3. Berdasarkan Kriteria Peningkatan Biaya Produksi Yang Sama ( Equal Incremental
Cost )
Pengurangan beban pada unit dengan biaya tambahan paling tinggi akan menghasilkan
suatu pengurangan biaya yang lebih besar daripada peningkatan biaya untuk menambahkan
sejumlah beban yang sama pada unit dengan biaya tambahan yang lebih rendah. Pemindahan
beban dari satu unit ke unit yang lain dapat menghasilkan pengurangan biaya pengoperasian
total sehingga biaya pengoperasian tambahan dari kedua unit sama ( equal incremental cost ).
Dengan jalan yang sama dapat diperluas untuk pengoperasian unit pembangkit pada stasiun
yang mempunyai lebih dari dua unit pembangkit. Jadi patokan untuk pembagian beban yang
ekonomis antara unit-unit di dalam suatu stasiun adalah semua unit-unit pembangkit harus
bekerja dengan biaya pengoperasian tambahan yang sama. Jika keluaran stasiun akan
4
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 2/18
dinaikkan, biaya tambahan dengan masing-masing unit bekerja juga akan naik, tetapi harus
tetap sama untuk semua unit.
2.2 Pemilihan Metode Optimasi
Sekarang metode yang berdasarkan umur pembangkit dan rating pembangkit tidak
dipakai lagi, karena penjadwalannya tidak berdasarkan kriteria ekonomis. Pembebanan yang
lebih besar pada pembangkit yang lebih baru dan daya guna yang lebih tinggi tidak akan
menghasilkan biaya pengoperasian yang lebih minimum.
Metode yang sering digunakan sekarang adalah metode “peningkatan biaya produksi
yang sama bagi setiap unit” ( equal incremental cost ). Metode ini lebih baik karena solusinya
berdasarkan kriteria ekonomis, yaitu biaya pembangkitan (pengoperasian) minimum.
Permasalahan yang dihadapi pada jadwal kerja terdiri dari 2 masalah yang saling
berkaitan, kedua masalah tersebut adalah :
1. Unit Commitment, yaitu penentuan kombinasi unit-unit pembangkit yang bekerja dan
tidak perlu bekerja pada suatu periode untuk memenuhi kebutuhan beban sistem pada
periode tersebut dengan biaya yang ekonomis.
2. Economic Dispatch, yaitu menentukan keluaran masing- masing unit yang bekerja dalam
melayani beban, pada batas minimum dan maksimum keluarannya, untuk meminimasi
rugi-rugi saluran dan biaya produksi.
Kedua masalah ini, dalam mencari solusinya terdapat beberapa metode. Metode yang paling
sering digunakan adalah [1]:
• Bagan daftar prioritas (Priority-list schemes),
• Pemrograman dinamik (Dynamic programming atau DP),
• Relaksasi Langrange (Langrange relaxation atau LR).
Metode-metode diatas dapat dijelaskan seperti dibawah ini.
2.2.1 Metode Daftar Prioritas
Metode daftar prioritas merupakan suatu metode penyelesaian unit komitmen yang
paling sederhana. Bagan daftar prioritas dibuat berdasarkan biaya produksi rata-rata pada
beban penuh (Rupiah/MWh) dari tiap unit, dan diurutkan berdasarkan nilai biaya produksi
5
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 3/18
tersebut. Nilai biaya produksi rata-rata pada beban penuh adalah nilai panas bersih ( net heat
rat
e
) pada beban penuh dikali dengan biaya bahan bakar. Unit yang dioperasikan pertama
adalah unit yang memiliki biaya produksi terendah dan yang paling akhir adalah unit yang
memiliki biaya produksi termahal.
Adapun algoritma/langkah-langkah dalam metode daftar prioritas adalah sebagai berikut [1]:
1. Jika pada jam berjalan (k) permintaan beban lebih besar dari daya yang dihasilkan
oleh unit-unit pembangkit pada jam ke (k-1), suatu unit pembangkit A yang baru
dioperasikan pada jam ke (k-1) sebagai urutan pertama dari daftar prioritas, harus tetap
dioperasikan. Sebaliknya apabila beban pada jam berjalan ke (k) lebih kecil dari jam
sebelumnya (k-1) maka unit pembangkit A tersebut dapat dihentikan. Akan tetapi
sebelum menghentikan unit pembangkit A maka harus ditentukan apakah mematikan
unit A akan meninggalkan pembangkitan yang cukup efisien untuk mensuplai beban
ditambah dengan syarat cadangan berputar. Jika tidak, lanjutkan operasi seperti jam
(k-1); jika ya, lanjutkan langkah berikutnya.
2. Tentukan jumlah jam, H, sebelum unit dibutuhkan lagi. Dengan asumsi bahwa beban
yang sedang turun akan naik kembali beberapa jam berikutnya.
3. Jika H kurang dari waktu minimum berhenti ( shut-down time) untuk unit A, biarkan
unit bekerja seperti jam (k-1) dan lanjutkan ke langkah terakhir; jika tidak lanjutkan ke
langkah berikutnya.
4. Hitung dua biaya.
Pertama adalah jumlah total dari biaya produksi tiap jam untuk H jam
selanjutnya dengan unit beroperasi ( unit up ), unit A belum dimatikan. Kemudian
hitung kembali penjumlahan yang sama dengan unit A dimatikan ( unit down ) dan
tambahkan kedalam biaya menghidupkan ( start-up cost ) unit dengan mendinginkan
(cooling ) atau mempertahankan unit tersebut ( banking), tentukan yang mana yang
lebih rendah biayanya. Jika ada penghematan yang cukup dengan mematikan unit,
maka unit tersebut harus dimatikan, kalau tidak biarkan unit tersebut tetap beroperasi.
5. Ulang prosedur ini untuk unit yang berjalan sesuai dengan daftar prioritas. Jika unit
selanjutnya dalam daftar prioritas tersebut bebannya juga turun, lanjutkan ke unit
selanjutnya dan demikian seterusnya.
6
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 4/18
6. Ulangi prosedur ini untuk jam-jam berikutnya.
2.2.2 Pemrograman Dinamik
Pada metode ini, minimasi biaya dilakukan secara bertahap. Proses optimasi ini mula-
mula dilakukan terhadap satu unit dari sistem, setelah diperoleh biaya minimum pada
keluaran optimal unit 1, kemudian dilakukan minimasi untuk 2 unit. Minimasi dilakukan
terhadap biaya minimum unit 1 yang sudah didapat ditambah biaya unit ke-2. Dari
perhitungan ini akan didapatkan biaya minimum 2 unit pembangkit dan keluaran unit ke-2.
kemudian dilakukan minimasi untuk 3 unit. Demikian seterusnya sampai didapat biaya
minimum untuk seluruh unit yang terdapat pada sistem dan keluaran masing-masing unit.
Untuk itu perlu diketahui batas-batas operasional dari masing-masing unit dan batas kapasitas
sistem.
Formulasi optimalisasi biaya pembebanan dengan menggunakan metode pemograman
dinamis dapat dituliskan sebagai berikut [2,3,8]:
= + - F ( x ) Min g ( y ) F ( x y ) (2.1)- N N N 1
untuk N = 2, 3, 4,…..,N.
dengan batasan :
y e Y (x-y) e X N N-1
Y = { y | y = 0 atau a = y = b }
(2.2) N N N
X = { x | x = 0 atau c = x = d }
2.3) N-1 N-1 N-1
(2.4)=c Min a , a , a ,......., a- -N 1 1 2 3 N 1
N
(2.5)d = bN- 1 1
=i 1
dimana :
- = biaya minimum N unit pembangkit (satuan biaya /jam) untuk membangkitkan x F ( x ) N
MW.
7
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 5/18
- = biaya unit pembangkit ke-N (satuan biaya/jam) untuk membangkitkan (x-y) g ( y) N
MW.
-- = biaya minimum (n-1) unit pembangkit ( satuan biaya/jam) untuk Y ( x y)- N 1
pembangkitan (x-y) MW.
- = keluaran minimum unit ke-Na N
- = kapasitas maksimum unit pembangkit ke-N.b N
Persamaan (2-1) bersifat rekursive (pengulangan) dan berlaku untuk N = 2, 3, hingga N.
Kalau kurva biaya pembebanan untuk setiap unit mempunyai rumus sebagai berikut
[1,2,8]:
G (y) = A + B .y + C .y (2.6)2i i i i
Untuk i = 1,2, …, N unit.
Dengan batasan: y = 0 atau a = y = bi i
Maka f = G (y ) N i i
Dimana :
• a = keluaran minimum unit ke-ii
• b = keluaran maksimum unit ke-ii
• A , B , C = konstanta.i i i
• F (x) adalah biaya minimum (satuan biaya/jam) untuk membangkitkan x MW dengan N
N unit pembangkit yang tersedia.
• G (y ) adalah biaya (satuan biaya/jam) unit ke-i untuk membangkitkan y MW.i i i
Maka langkah-langkah optimasi penjadwalan unit-unit termis adalah sebagai berikut [2,8]:
1. Tentukan dahulu step kenaikan nilai x dan y yang sama, misalkan step kenaikan
tersebut adalah d .
2. Apabila terdapat 1 unit termis dalam sistem, maka beban sistem dilayani oleh unit
termis itu sendiri. Biaya bahan bakar minimum dapat diperoleh dengan :
f (x) = g (y)
(2.7)1 1
x = y
8
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 6/18
Dengan batasan :
{} x = x x = 0 atau a1= x = b1
pembebanan unit termis pertama dilakukan secara bertahap. Adapun urutan biaya
bahan bakar pembebanannya adalah:
F (0) . F (a ) , F (a + d) , F (a + 2d), ... , F (b ).1 1 1 1 1 1 1 1 1
3. Apabila terdapat 2 unit termis dalam sistem, maka biaya bahan bakar minimum dapat
diperoleh dengan :
F (x) = min [g (y) + F (x – y)]
(2.8)2 2 1
Dengan batasan-batasan sebagai berikut :
x = 0 atau a = x = (b + b )1 1 2
y = 0 atau a = y = b2 2
Untuk mencapai harga minimum pada suatu harga x MW tertentu, pernyataan g (y)2
+ F (x – y) dihitung terlebih dahulu dengan mengubah-ubah harga y dengan variasi1
d , sehingga didapat harga yang minimum dari pernyataan tersebut yaitu F (x).2
Maka dengan cara demikian biaya minimum dapat dihitung, yaitu :
F (0), F (a ), F (a + d), F (a + 2d), F (a +3d), .... , F (b + b ).2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Harga y MW yang digunakan untuk mendapatkan F (x) adalah keluaran unit2
pembangkit ke-2 untuk memikul beban sistem sebesar x MW.
4. Kemudian dengan cara yang sama dihitung harga-harga F (x), F (x), …, F (x).3 4 N-1
Untuk harga-harga x yang terletak dalam batas-batas yang diijinkan.
5. Biaya minimum untuk N unit pembangkit.
F (x) = Min[ g (x) + F (x-y)] N N N-1
Untuk harga-harga :
x = 0 dan a = x = (b + b + b + … + b )1 1 2 3 n
y = 0 dan a = y = b N N
2.2.3 Relaksasi Lagrange
9
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 7/18
Aplikasi dari teknik optimalisasi ganda (dual optimization) disebut “relaksasi
Lagrange”. Disebut optimalisasi ganda karena fungsi F yang diminimalkan dibatasi oleht
N
pembatas lainnya (misalnya ).= -0 P P R i
=i 1
Metode relaksasi Lagrange diformulasikan sebagai berikut [1] :
N
Minimumkan : (2.9) F = F ( P )T i i
i =1
N
Dengan batasan :
(2.10)0 = P - P
R i
i =1
Dimana :
F adalah biaya total untuk mensuplai beban,T
P adalah daya yang dibangkitkan oleh unit i,i
P adalah beban listrik yang diterima,R
adalah pengali Lagrange.
N adalah banyak unit yang dioperasikan.
Sehingga akan dipenuhi :
dFn= (2.11)
dPn
Dimana :
dFn= = biaya incremental (incremental cost) dari unit n.
dPn
Persamaan (2.11) dapat diartikan sebagai biaya bahan bakar minimum untuk suatu beban
tertentu akan didapatkan bilamana seluruh unit pembangkit bekerja pada biaya incremental
yang sama.
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Dari Metode Diatas
Pada metode daftar prioritas, biaya produksi dihitung pada beban penuh rata-rata.
Pembangkit yang dioperasikan pada beban penuh dapat mengakibatkan umur pembangkit
lebih pendek, jadi metode daftar prioritas ini belum tentu memberikan hasil yang optimal
dalam pengoperasian pembangkit.
10
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 8/18
Dalam pemrograman dinamik, perhitungan dalam mencari pengoperasian unit yang
optimal dilakukan setahap demi setahap yang didasari pada prinsip optimalisasi recursive
(bersifat berulang), dengan kata lain bahwa masalah optimasi yang besar diselesaikan dengan
cara memecah masalah tersebut menjadi beberapa masalah sehingga lebih mudah
diselesaikan.
Pada metode relaksasi Lagrange, cara penyelesaiannya mirip dengan metode
pemrograman dinamik, hanya harga dicari dengan iterasi sampai kendala (2.10) dipenuhi.
Akibat cara ini maka perhitungan akan memakan waktu yang lama dan tergantung dari
pemilihan harga mula . Waktu berhitung akan semakin lama dengan bertambahnya jumlah
unit pembangkit.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan metode diatas maka untuk skripsi ini akan
digunakan optimalisasi dengan metode pemrograman dinamik.
2.3 Jenis Dan Karakteristik Pembangkit Tenaga Listrik
2.3.1 Jenis-Jenis Pembangkit
Menurut proses pembangkit memperoleh sumber daya, maka pembangkit tenaga
listrik dapat dibagi menjadi:
1. Pembangkit listrik tenaga termal (Termal power plant)
2. Pembangkit listrik tenaga kimia (Chemical power plant)
3. Pembangkit listrik tenaga air (Water power plant)
4. Pembangkit listrik tenaga angin (Wind power plant)
Unit pembangkit termal dapat diartikan sebagai pembangkit listrik dengan penggerak
mula ( prime
mover
) menggunakan proses siklus panas. Jenis pembangkit termal tersebut
adalah:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
11
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 9/18
2. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pada skripsi ini, yang dibahas adalah unit pembangkit termal. Mengingat bahwa
perhitungan penjadwalan pembangkitan ekonomis ini didasarkan pada kriteria
pembangkitan optimal. Sebelum membahas syarat operasi ekonomis atau analisa
matematisnya, terlebih dahulu dijelaskan tentang karakteristik operasi unit pembangkit
termal.
2.3.2 Karakteristik Masukan – Keluaran
Masukan pada pembangkit termal adalah bahan bakar dan dinyatakan dalam satuan
kalori/jam atau BTU/jam. Sedangkan keluarnya adalah besar daya yang dibangkitkan oleh
unit tersebut dan dinyatakan dalam Megawatt (MW). Hubungan masukan – keluaran suatu
unit pembangkit, dapat digambarkan dalam bentuk kurva dibawah ini[1] :
12
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 10/18
Masukan
(BTU/Jam)
Katup kwiner
Katup kwartener
Katup tertier
Katup sekunder
Katup primer
Keluaran (MW)
Gambar 2.1 Karakteristik masukan – keluaran[1]
Gambar 2.1 melukiskan karakteristik masukan – keluaran dari suatu unit pembangkit temal,
dimana pada karakteristik tersebut terlihat adanya “ ripple”, disebabkan karena pengaruh
kutup-kutup ( valve )
pada saat pembukaan katup governor. Biasanya pengaruh katup-katup ini
diabaikan dan karakteristik tersebut dapat didekati oleh sebuah kurva, yang disebut kurva
masukan – keluaran, yang dinyatakan sebagai fungsi polinomial (Gambar 2.2).
Bentuk fungsi kurva masukan – keluaran pembangkit termal dinyatakan sebagai
[2,11]:
F = f ( p )(2.12)
Dimana :
F = masukan (kalori / jam atau BTU / jam )
P = keluaran (MW atau MJ/S)
13
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 11/18
Untuk membangkitkan daya sebesar P (MW) selama satu jam dibutuhkan bahan bakar 1
sebesar F (BTU).1
Masukan, F
(BTU / JAM)F2
F
F1
P
F0
Keluaran, P
(MW)0 P P1 2
Gambar 2.2 Kurva masukan-keluaran (pendekatan)
Kurva masukan – keluaran suatu unit pembangkit termal dapat diperoleh melalui
beberapa cara, yaitu :
a. Pengetesan karakteristik ( performance testing).
b. Berdasarkan data operasi ( operating record) .
c. Berdasarkan data dari pabrik ( manufacture s guarantee data). ,
Cara pertama merupakan cara yang paling teliti dan baik akan tetapi sangat mahal.
Cara kedua dapat digunakan dengan baik, karena pengukuran nilai kalor (BTU) yang
terkandung dalam bahan bakar relatif mudah dilakukan. Sedangkan cara ketiga sangat mudah
14
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 12/18
dilakukan karena tinggal melihat data yang diberikan oleh pabrik. Cara ini tepat untuk sebuah
pembangkit yang masih baru.
Pembahasan penjadwalan ekonomis pembangkitan yang diperlukan adalah
karakteristik yang menggambarkan hubungan antara jumlah bahan bakar terhadap daya
pembangkitan.
2.3.4 Efisiensi Unit Pembangkit
Dari hubungan antara masukan dan keluaran sebuah unit pembangkit dapat
didefinisikan besarnya efisiensi unit tersebut untuk setiap kondisi daya yang dibangkitkan.
Efisiensi merupakan perbandingan antara besarnya daya yang dibangkitkan dengan masukan
yang diberikan. Apabila daya yang dibangkitkan memiliki satuan Watt dan masukan yang
diberikan memiliki satuan kalori/jam maka dalam mencari efisiensi, satuan keluaran dan
masukan harus disamakan.
1 kalori/jam = 4,186 joule/jam = 4,186 x 1 W S/jam = 4,186 W S/(3600 S),
maka 1 kalori/jam = 1,1627 x 10 W.-3
Satuan dari efisiensi dinyatakan dalam %.
Rumus efisiensi unit pembangkit (setelah satuan F dikonversi kedalam satuan P) adalah [11] :
P = (2.13)
F
15
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 13/18
( %)
maks
P (MW)
Gambar 2.3 Efisiensi unit pembangkit [11]
HR (Btu/MWjam)
HR 1
P P (MW)1
Gambar 2.4 Karateristik perbandingan masukan – keluaran [1, 11]
16
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 14/18
2.3.5 Karakteristik Perbandingan Masukan – Keluaran
Karakteristik perbandingan masukan – keluaran yang disebut juga heat rate (HR)
adalah karakteristik yang menggambarkan perbandingan antara masukan dan keluaran. Jadi
HR merupakan cara lain untuk mengetahui besarnya efisiensi dari sebuah unit pembangkit
ketika unit itu membangkitkan daya tertentu. Semakin kecil harga HR berarti semakin baik
efisiensi dari unit tersebut. HR dirumuskan [1,11] :
F =
(2.14) H R
( Btu / MWjam) P
Gambar 2.4 merupakan karakteristik perbandingan masukan – keluaran. Dari gambar tersebut
dapat dilihat bahwa untuk membangkitkan daya listrik sebesar P MW selama 1 jam,1
dibutuhkan energi bahan bakar sebesar HR Btu per 1 MW daya yang dibangkitkan.1
2.3.6 Karakteristik Kenaikan Biaya Produksi
Kenaikan biaya-biaya produksi (incremental production costs) didefinisikan sebagai
perubahan biaya bahan bakar yang terjadi bila terjadi perubahan daya listik yang
dibangkitkan. Dari gambar 2.2, jika daya yang dibangkitkan oleh unit bertambah sebesar P
= P – P , maka diperlukan penambahan pada masukan sebesar F, yaitu F – F atau2 1 2 1
dengan perkataan lain, bila keluaran unit pembangkit berubah, maka biaya bahan bakar turut
berubah pula. Perubahan jumlah bahan bakar yang terjadi karena perubahan keluaran,
didefinisikan sebagai IR (Incremental Rate), persamaan matematisnya adalah [1,11] :
F = I
R P
Jika harga menjadi sangat kecil akan dicapai limit sehingga [1,11] :
17
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 15/18
d F
(2.15)= I R d
P Jadi IR diperoleh dengan mendiferensir persamaan masukan – keluaran terhadap keluaran (P).
Bila persamaan F dari gambar 2.2 didiferensir terhadap P, akan dihasilkan gambar 2.5, yaitu
gambar grafik IR sebagai fungsi P.
IR Fuel in
Million kilocalories/hr
– F F2 1
– F F1 0
0 P(MW) P (MW)P 20 1 maxmin
Power output, MW
Gambar 2.5 IR sebagai fungsi P [2]
Dari persamaan (2.15) :
dF = IR dP;
dF = IR dPP1
F – F = IR dP
dan1 0 P0
P2
F2 – F1 = IR dPP1
18
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 16/18
Luas bidang dibawah garis IR menunjukkan banyaknya penambahan jumlah energi bahan
bakar yang diperlukan untuk mengatasi kenaikan daya keluar unit pembangkit. Sebagai
contoh, F – F adalah banyaknya penambahan bahan bakar yang dibutuhkan jika daya keluar 2 1
naik dari P menuju P , sedangkan F – F merupakan penambahan bahan bakar jika daya1 2 1 O
keluar naik dari P menuju P0 1.
2.3.7 Heat Rate (HR) Minimum
Dengan mengetahui karakteristik-karakteristik operasi unit pembangkit dapat
ditentukan pada kondisi daya keluar berapa unit tersebut beroperasi paling ekonomis
(efisiensi maksimum).
Bila grafik HR sebagai fungsi P dan juga grafik IR sebagai fungsi P dibuat dalam satu
buah gambar seperti pada gambar 2.6, maka dapat ditentukan berapa harga P tersebut agar HR
minimum.
HR BTU/ MW JamIR
HR IR
Fm
Pm
P (MW)
PM
Gambar 2.6 Grafik-grafik HR dan IR sebagai fungsi P [11]
19
5/12/2018 Bab II. St Listrik Pemrograman Dinamik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-st-listrik-pemrograman-dinamik 17/18
F Dari definisi : H
R
= P
d ( H R
) d ( F / P ) PdF - F dP = =
2dP dP P
d ( = H R
) P dF - F dP =Syarat agar HR minimum, 0 sehingga 0 ,
dP 2 P
maka:
P dF – F dP = 0, maka diperoleh
dF F = atau ,
dP P
IR = HR
(2.16)
Jadi titik potong antara grafik HR dan IR, yaitu pada saat HR =IR, merupakan
pembangkitan yang paling efisien.
20