bab ii ssk cilacap

Upload: dinaserevina

Post on 14-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

wegwe

TRANSCRIPT

Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap

BAB IIKERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP2.1. Gambaran Umum Sanitasi Kabupaten Cilacap2.1.1. Profil Kesehatan MasyarakatSecara umum tingkat kesehatan Pola Hidup Masyarakat di Kabupaten Cilacap dapat terlihat dari angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk seperti ditunjukkan melalui angka kesakitan diare, Typus, kulit, malaria, demam berdarah dll. Angka kesakitan diare yang terjadi di 3 Kecamatan Kota serta kecamatan Kesugihan, Kecamatan Jeruklegi, Kroya, Mejenang dan Sidareja wilayah program PPSP sebagai berikut :Tabel 2. 1

Kondisi Kesehatan Masyarakat Kota, Kabupaten CilacapTahun 2009

No Kecamtan/KelurahanJenis Penyakit

DIARETYPUSKULITMALARIADEMAM BERDARAH

Cilacap Tengah

1Sidanegara131203197075

2Gunung Simping12121481290

3Lomanis752518019

4Donan119211225750

5Kutawaru10721199013

Cilacap Selatan

1Sidakaya16138607028

2Tegalreja8423319018

3Tambakreja17847672021

4Tegalkamulyan34666349135

5Cilacap30044482029

Cilacap Utara

1Mertasinga1801011

2Gumilir410002

3Kebonmanis142012002

4Karangtalun467016202

5Tritih Kulon00000

Jeruk Legi

1Tritih Lor28011200

2Tritih Wetan20568700

3Jeruk Legi Kulon1640050

4Jruk Legi Wetan1641007

Kesugihan

1Karangkandri131861202

2Menganti7457202

Kroya

1Kroya1311899903

Majenang

1Jenang10000

Sidareja

1Sidareja957001

Jumlah277014773644105263

Sumber : Data AMPL Kabupaten Cilacap 2009 BAPPEDA Kab.Cilacap

2.1.2. Air BersihSecara umum dapat disampaikan bahwa kuantitas air di kabupaten Cilacap tidak mengalami kendala karena banyak sumber air yang dapat digunakan oleh masyarakat, disamping menggunakan pelayanan PDAM masyarakat juga menggunakan sumber-sumber yang lain seperti dari air sumur pompa, air sumur gali, mata air, hidran umum, penampungan air hujan, dan lain-lain. Sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Cilacap dapat diklasifikasikan sebagai berikut :Tabel 2.2Sumber Air Bersih yang digunakan masyarakat Kota, Kabupaten Cilacap Tahun 2009KEL/DESASUMBER AIR (KK)

Jml KKAir Sumur PompaAir Sumur GaliMata AirPDAMHidran UmumPnpg Air HujanPDAMPipaLainnya

Cilacap Tengah

Sidanegara7026975366635790

Gunung Simping2976125942313680

Lomanis13671231129997

Donan67723583355561847

Kutawaru25816719550955

Cilacap Selatan

Sidakaya2917224471311801980

Tegalreja314610458491121895131

Tambakreja60081531926323251000

Tegal Kamulyan38081275793091108

Cilacap439126747472743121

Cilacap Utara

Mertasinga40683582869690580

Gumilir4441123248512151833

Kebon Manis235012107112551267

Karangtalun1443881435120

Tritih Kulon474837343178558

Jeruk legi20

Tritih Lor1804998951113810

Tritih Wetan26871242687

Kesugihan14

Karangkandri18321395420437

Menganti2719552719

Jenang/Majenang41501103349117280

Kroya/Kroya21712071680256800

Sideraja/Sidareja20084599713301260

JUMLAH754131125531106315952729215483247

Prosentase14,92%41,25%0,42%0,12%3,62%28,5%4,31%

Sumber Data AMPL dan PDAM Kab. Cilacap

2.1.3. Air Limbah Rumah TanggaLimbah cair rumah tangga dibagi menjadi dua yaitu air sisa kegiatan rumah tangga yang disebut dengan greywater dan tinja yang merupakan sisa metabolisme manusia yang sering disebut blackwater. Untuk greywater berdasarkan perhitungan jumlah penduduk Kabupaten Cilacap tahun 2009 sejumlah 1.872.576 jiwa, dikalikan dengan asumsi penggunaan air per hari setiap orangnya, yaitu apabila rata-rata penggunaan air per orang per hari mencapai + 144 liter (untuk mandi, cuci, minum, dsb), sebanyak 80% air tersebut akan menjadi air limbah (dibuang ke lingkungan setelah pemakaian) dikalikan jumlah penduduk sebanyak 1.872.576 jiwa, maka volume air limbah rumah tangga di kabupaten Cilacap mencapai 215.720.755 liter per hari. Untuk wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk kurang lebih 230.650 jiwa maka jumlah greywater nya bisa mencapai 26.571.917 liter per hari. Dari sejumlah itu, sebagian besar dibuang langsung (tanpa proses pengolahan terlebih dahulu) ke badan air di sekitar rumah seperti drainase, sungai. Hal ini oleh masyarakat dipandang menguntungkan daripada mengolah air limbah tersebut melalui metode resapan (air limbah diresapkan kembali ke dalam tanah). Kondisi ini menyebabkan kondisi perairan seperti drainase, sungai menjadi bau dan tercemar.Tinja atau blackwater adalah sisa metabolisme manusia yang berwujud padat dan dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus. Rata-rata volume tinja manusia Indonesia per orang per hari sebanyak 0,2 kg. Dengan jumlah penduduk 1.872.576 jiwa, maka volume tinja mencapai 374515 kg per hari, sementara untuk wilayah kota dengan jumlah penduduk sebanyak 230.650 jiwa, maka volume tinja di wilayah kota mencapai 46.132 kg/hari. Untuk wilayah kota, sebagian besar masyarakat telah menggunakan closet leher angsa (jongkok) dan closet duduk, sedangkan sebagian kecil masyarakat masih menggunakan cubluk dan helicopter. 2.1.4 PersampahanSecara umum pengelolaan persampahan di Kabupaten Cilacap sejak tahun 2011 ditangani oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cilacap. Pelayanan persampahan yang dilakukan oleh DCKTR tidak meliputi seluruh wilayah Kabupaten Cilacap, tetapi hanya tertentu saja, yaitu meliputi wilayah pelayanan Kota Cilacap, Kroya, Sidareja dan Majenang. Sedangkan wilayah yang belum mendapatkan pelayanan persampahan dari DCKTR umumnya dikelola oleh masyarakat secara langsung yaitu dengan cara membuang sampah pada halaman/tanah kosong disekitar rumah tinggal untuk kemudian dibakar dan atau ditimbun.a. Timbulan SampahBerdasarkan kajian data sekunder yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Cilacap Tahun 2007, diperoleh informasi bahwa jumlah timbulan sampah perkapita sebesar 2,064 liter/hari/orang di Kabupaten Cilacap , maka volume timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk 1.738.603 jiwa diperkirakan mencapai 3.588,48 M3/hari , dan Tahun 2009 dengan jumlah penduduk 1.744.128 jiwa maka volume timbulan sampah mencapai 3.899,17 M3/hari , Sedangkan Tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1.748.705 jiwa maka volume timbulan sampah mencapai 3.962,28 M3/hari. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 3.3 sebagai berikut :Diagram 2. 1Volume Timbulan Sampah Per Tahun Kabupaten Cilacap

b. Sarana dan Prasarana Penanganan SampahDalam rangka menunjang operasional sehari-hari untuk mengelola sampah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, maka diperlukan prasarana dan sarana persampahan yang memadai baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, pihak DCKTR memiliki beberapa sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.Tabel 2. 3

25.671 m2Prasarana Persampahan / Kebersihan, Kabupaten Cilacap tahun 2009

25.671 m2

Pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA dilakukan dengan menggunakan armada sampah oleh tiap UPT DCKTR. Sedangkan, pengangkutan sampah dari sumber/rumah-rumah ke TPS/TPST terdekat juga dilakukan secara swadaya oleh masyarakat, yaitu dengan melalui Paguyuban Kebersihan Lingkkungan (Pakeling) yang ada di RT/RW masing-masing. Pengelolaan sampah/limbah pasar ditangani atau dikumpulkan oleh Paguyuban Pengelola Sampah (P2S) dan ditampung di TPS pasar, lalu diangkut oleh UPT DCKTR ke TPA. Tabel 2. 4Prasarana Angkutan Persampahan, Kabupaten Cilacap tahun 2009

c. TPATPA Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi digunakan untuk menampung/melayani pelayanan sampah dari Kota Cilacap, Kecamatan Jeruklegi, Kesugihan dan Kawunganten. TPA Kroya digunakan untuk menampung/melayani pelayanan sampah dari Kecamatan Kroya, Binangun, Adipala, Maos, Sampang dan Nusawungu. TPA Majenang digunakan untuk menampung/melayani pelayanan sampah dari Kecamatan Majenang, Dayeuhluhur, Wanareja, Cimanggu. TPA Sidareja digunakan untuk menampung/melayani pelayanan sampah dari Kecamatan Sidareja, PAtimuan, Cipari, Kedungreja, Gandrungmangu, Bantarsari, Karangpucung. Sedangkan untuk Kecamatan Kampunglaut belum dilayani pelayanan sampah karena kondisi geografis yang belum memungkinkan. Mengingat kondisi geografis Kampunglautyang berada di wilayah perairan, maka perlu pelayanan sampah secara Khusus.Sistem pengolahan yang digunakan masih manual, yaitu dengan sistem open dumping (diratakan dengan alat berat). Sampah yang dikelola DCKTR adalah sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari Kawasan Komersial, Kawasan Industri, Kawasan khusus, fasilitas social, fasilitas umum dan fasilitas lainnya. Sedangkan sampah spesifik yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah B3 dikelola oleh masing-masing penghasil/industri. Daerah Layanan Eksisting Persampahan untuk TPA Jeruklegi meliputi: 3 kecamatan (14 kelurahan), yaitu Kec. Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan. Daerah layanan TPA Jeruklegi dikembangkan ke Kec. Jeruklegi dan Kec. Kesugihan (4 kelurahan). Luas daerah terlayani untuk Kota Cilacap adalah 41,66 Km2 dari luas total kota Cilacap 67,97 Km2.2.1.5. Drainase LingkunganDrainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air atau ke bangunan resapan buatan. Ada beberapa daerah yang mempunyai potensi genangan akibat curah hujan yang cukup tinggi sementara drainase lingkungan belum berfungsi dengan baik, seperti ditunjukan dalam tabel berikut :Tabel 2. 5Lokasi Potensi GenanganNOLOKASIKUANTITAS GENANGAN

Luas (Ha )Tinggi ( cm)Lama ( jam )Frekuensi(kali/th)

1

Jl. A. Yani0,53034

2

Jl. MT. Haryono13034

3

Ds. Menganti2304Setelah Hujan

4

Jl. Dipenogoro0,52033

5

Jl. Kelinci0,53023

6

Jl. Shinta0,52023

7

Jl. Nakula0,52524

8

Jl. Ketapang0,52023

9

Jl. Penyu0,5202Setelah hujan

10

Jl. Bali0,52023

11

Jl. Sulawesi0,52023

12

Jl. Kendeng0,55023

Ditinjau dari fungsi pelayanan, drainase terdiri atas :1. Drainase utama (makro)2. Drainase lokal (mikro)a. Sistem Drainase Makro (Saluran Utama)Drainase utama (makro) yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas. Di Kabupaten Cilacap yang termasuk dalam drainase utama (makro) adalah sungai Serayu, Cintandui, Kali Yasa.

b. Sistem Drainase MikroDrainase lokal (mikro) yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan yang sebagian besar berada di dalam wilayah kota. Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala lebih kecil dari drainase utama (makro). Di Kabupaten Cilacap yang termasuk dalam drainase lokal (mikro) adalah saluran di sepanjang sisi jalan protokol (saluran drainase sekunder) dan saluran di lingkungan pemukiman (saluran drainase tersier/drainase lingkungan). Karakteristik sistem saluran di wilayah kota sudah permanen, pada umumnya tertutup dan dimensi sekitar 0,3 1 m. Pada umumnya saluran drainase mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem blok pelayan. Secara umum, saluran drainase lingkungan di pemukiman ada berupa saluran alami dan buatan baik terbuka atau tertutup, pasangan beton maupun galian tanah. Adapun fungsi drainase lingkungan adalah untuk penatusan air hujan sehingga tidak terjadi genangan akibat air hujan yang terlalu lama.

2.1.6. Limbah Industri Industri-industri kategori besar yang berada di wilayah kota Cilacap bermacam-macam jenisnya, antara lain industri migas, semen, PLTU, gula, tepung gandum, pemintalan benang, pengalengan ikan, cold storage udang, pengantongan pupuk. Sedangkan jenis home industri antara lain tahu, tempe, kecap. Kelompok industri besar yang menghasilkan air limbah dari proses produksinya adalah industri migas, PLTU, gula rafinasi, pengalengan ikan dan cold storage udang, sedangkan industri lainnya tidak menghasilkan air limbah dari proses produksinya (proses kering). Masing-masing industri yang menghasilkan air limbah telah diwajibkan mengolah air limbahnya sebelum dibuang ke sungai dan melakukan pemantauan secara rutin serta melaporkan hasilnya ke Pemerintah. Untuk kategori home industri seperti tahu dan tempe, sebagian besar belum mengelola air limbahnya dengan benar (dibuang langsung ke sungai/drainase), sedangkan sebagian kecil industri tahu telah mengolah air limbahnya dengan fasilitas IPAL Biogas. Data industri, home industri dan Hotel serta sistem IPAL yang dimiliki di wilayah Kota Cilacap hingga tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.10 sebagai berikut.Tabel 2. 6 Data Industri, Home Industri dan Hotel serta Sistem IPAL yang dimilikidi wilayah Kota, Kabupaten Cilacap tahun 2009 NONAMA PERUSAHAAN/ USAHA/KEGIATAN SEBAGAI SUMBER PENCEMARALAMAT JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATANDEBIT AIR LIMBAH (M3/Hr)SISTEM IPAL YANG DIMILIKINAMA SUNGAI YANG MENERIMA BUANGAN AIR LIMBAH

1234567

1. PT. Pertamina (Persero) RU IV CilacapJl. MT Haryono No. 77 Kel. Lomanis Kec. Cilacap Tengah Kab. Cilacap 53221Minyak dan gas bumi (migas)HB 66 = 111.302,16Pengendapan dan sistem aerobSungai Donan

HB 49 = 68.112

HB 39 = 68.280

HB 70-1 =

HB 70-2 = 37.783,92

Outlet pendinginan = 1.200

Drainase Jl. A = 10

Drainase Jl. N = 10

2. PT. Pertamina (Persero) UPMS IV TTGC :

a. Depot CilacapJl. Yos Sudarso Nomor 58 CilacapPenerimaan, penimbunan dan pemompaan BBMoilcatcher 1 = 5Oil CatcherSungai Donan

oilcatcher 2 = 4

oilcatcher 3 = 4

oilcatcher 4 = 4

3. PT. Pertamina (Persero) Unit Produksi Pelumas CilacapJl. MT Haryono (Komplek Kawasan Industri) CilacapMinyak dan gas bumi (migas)2Oil CatcherSungai Donan

4. PT. Jui Fa International FoodsJl. Lingkar Timur No. 53 CilacapPengalengan Ikan300Sistem aerobSungai Yasa

5. PT. Toxindo PrimaJl. Lingkar Timur No. 5 CilacapCold Storage Udang100Sistem aerobSungai Yasa

6. PT. Sumber Segara Prima Daya PLTU CilacapJl. Lingkar Timur KarangkandriEnergiAir Bahang= 90.000 m3/jamAerob alamiSunngai Serayu

WWTP= 3.720 m3/hariKoagulasi-filterpress

7. PT. Dharmapala Usaha SuksesKomplek Pelabuhan Tanjung IntanPengolahan gula RafinasiAir Proses = 100 m3/hari-Sungai Donan

Cooling System = . M3/hariAerasi Recycle

8. Enam Home Industri tahu di kel. SidakayaPembuatan tahutidak mempunyai IPAL

9. Delapan Home Industri tahu di kel. CilacapPembuatan tahu2 memiliki IPAL, 6 tidak memiliki IPAL

10. Satu Home Industri tahu di kel. TambakrejaPembuatan tahutidak memiliki IPAL

11. 1 industri tahu di kel. Gunung SimpingPembuatan tahutidak memiliki IPAL

12. 24 industri tahu di kel. GumilirPembuatan tahu4 memiliki IPAL, 20 tidak memiliki IPAL

13. 25 industri tahu di kel. MertasingaPembuatan tahu6 memiliki IPAL, 19 tidak memiliki IPAL

14. 1 industri tahu di kel. Tritih KulonPembuatan tahutidak memiliki IPAL

15. 1 industri tahu di kel. KarangtalunPembuatan tahutidak memiliki IPAL

16. Mutiara HotelPariwisataFiltrasi

17. Devanta HotelPariwisataFiltrasi

18. Wijayakusuma HotelPariwisataFiltrasi

19. Cilacap Inn HotelPariwisataFiltrasi

20. Tiga Intan HotelPariwisata Filtrasi

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap Tahun 2009

2.1.7. Limbah MedisLimbah medis di Kota Cilacap bersumber dari kegiatan rumah sakit, puskesmas serta layanan kesehatan lainnya. Limbah Medis ini terbagi atas limbah infeksius dan limbah non infeksius. Limbah infeksius berasal dari pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik seperti : laboratorium, instalasi farmasi, instalasi gizi, rehabilitasi medik, radiologi, instalasi pemulangan jenazah dan pelayanan terpadu, sedangkan limbah non medis bersumber dari pelayanan administrasi dan dapur.Jumlah rumah sakit yang berada di wilayah Kota Cilacap sebanyak 8 buah, terdiri dari rumah sakit umum (RSUD Cilacap, RSUD Majenang, RS Pertamina Cilacap, RS Santa Maria dan RS Islam Fatimah) dan rumah sakit khusus (RSIA Aprillia dan RSB Annisa, RSIA Afdila). Dari ke-8 rumah sakit tersebut, volume maksimum limbah cair sekitar 125 m3 per hari. Sebagaimana tertuang dalam dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit, air limbah tersebut diolah dalam Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sebelum dibuang ke lingkungan dengan mengacu pada Perda Provinsi Jawa Tengah No. 10 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah. Setelah diolah dalam IPAL, air limbah tersebut dibuang ke sungai, drainase kota.Limbah medis pada umumnya sudah dikelola oleh masing-masing rumah sakit dan mereka sudah mempunyai sistem pengelolaan yang sudah baik. Dibawah ini adalah data kepemilikan IPAL untuk rumah sakit, di Kabupaten Cilacap.

Tabel 2. 7

Data Kepemilikan IPAL Rumah Sakit

di Kabupaten Cilacap

No.KEGIATAN JENIS KEGIATANSISTEM IPAL YANG DIMILIKI

Rumah Sakit

1RSUD CilacapKesehatanaerob-anaerob

2RSUD MajenangKesehatanfiltrasi

3RSI Fatimah Kesehatanaerob-anaerob

4RS Pertamina CilacapKesehatanaerob-anaerob

5RS Santa MariaKesehatanaerob-anaerob

6RSIA AprilliaKesehatanaerob-anaerob

7RSIA AnnisaKesehatanFiltrasi

8RSIA AfdilaKesehatanFiltrasi

l

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kab. Cilacap tahun 2010

2.2 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten CilacapKonsep awal penyusunan kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dicantumkan dalam Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Cilacap yang diturunkan dari Visi dan Misi Kabupaten Cilacap, yaitu :VisiKabupaten CilacapVisiSanitasi Kabuaten Cilacap

Terciptanya pemerintahan yang tangguh terpercaya dan mandiri guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Terwujudnya lingkungan bersih dan sehat menuju masyarakat sejahtera tahun 2015

Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi dinamis antara masyarakat, Pemerintah Kabupaten dan seluruh pemangku kepentingan dalam merealisasikan pembangunan Kabupaten Cilacap secara terpadu. Visi di atas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai di tahun 2015 secara mandiri melalui kegiatankegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan yang terkait secara langsung atau tidak langsung dalam pengelolaan sanitasi.Visi ini selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi sebagai terjemahan lebih lanjut arti visi yang telah ditetapkan untuk dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja SSK.

Misi Kabupaten dan Misi Sanitasi Kabupaten CilacapMisiKabupaten CilacapMisiSanitasi Kabupaten Cilacap

1. Menyelenggarakan pemerintahan daerah secara efisien dan efektif dengan mensinergikan upaya-upaya bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat (good Governance)Meningkatkan kualitas manajemen tata ruang dan pelestarian lingkungan.

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik sumberdaya aparatur maupun sumberdaya masyarakat secara luas sebagai modal dasar bagi pelaksanaan otonomi daerah.Meningkatkan peran serta masyarakat dan keterlibatan swasta dalam sektor pembangunan sanitasi.

3. Memberikan pelayanan prima dalam rangka menumbuhkan iklim investasi yang sehat.

Menigkatkan Koordinasi dan konsolidasi antar SKPD pemerintah Kabupaten Cilacap dalam pembangunan sanitasi.

4. Penguatan struktur perekonomian daerah melalui penguatan potensi ekonomi lokal.Meningkatkan koordinsai dengan pemerintah Provinsi dan pemerintah Pusat dalam pembangunan sanitasi.

5. Meningkatkan pembangunan atau penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur ekonomi, perdagangan, pendidikan dan kesehatan untuk mencapai derajat manusia yang bermartabat.Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana sanitasi. 1.

6. Meningkatkan kemampuan keungan daearah dengan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah melalui kebijakan yang berpihak pada masyarakat

Pada Misi Kabupaten Cilacap yang ke 5 (lima) meningkatkan pembangunan atau penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur ekonomi, perdagangan, pendidikan dan kesehatan untuk mencapai derajat manusia yang bermartabat, menunjukan komitmen pemerintah Kabupaten Cilacap terhadap pembangunan sanitasi, terutama pembangunan infrastruktur kesehatan.

2.3 Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Tahun 2011 2015

2.3.1 Kebijakan Umum Sektor Sanitasi Kabupaten CilacapUntuk mencapai Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi Kabupaten Cilacap, Kebijakan Umum yang ditetapkan berdasarkan RPJMD Kabupaten Cilacap 2008 2012 dalam Bab VII, Program Pembangunan Daerah, Sub Bab Fungsi Lingkungan Hidup, Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum, dan Fungsi Kesehatan adalah sebagai berikut ( terutama yang dicetak tebal/miring) :1. Fungsi Lingkungan Hidupa. Program pengembangan kinerja Pengelolaan Persampahanb. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidupc. Program Perlindungan dan Konservasi SDAd. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alame. Program Peningkatan Kualitas dan akses informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidupf. Program Peningkatan Pengendalian Polusig. Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Lauth. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)2. Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umuma. Program pmbangunan jalan dan jembatanb. Program pembangunan saluran drainase dan gorong-gorongc. Program pembangunan turap/talud/bronjongd. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatane. Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatanf. Program tanggap darurat jalan dan jembatang. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaanh. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnyai. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbahj. Program pengendalian banjirk. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuhl. Program pembangunan infrastruktur perdesaan.m. Program lingkungan sehat perumahan3. Fungsi Kesehatana. Program obat dan perbekalan kesehatanb. Program upaya kesehatan masyarakatc. Program pengawasan obat dan makanand. Programpromosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakate. Program perbaikan gizi masyarakatf. Program pengembangan lingkungan sehatg. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menularh. Program standarisasi pelayanan kesehatani. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannyaj. Program pengadaan,peningkatan sara dan prasaraa rumah sakitk. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakitl. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatanm. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita2.3.2 Arah Strategi Sektor Sanitasi Tahun 2011 2015

2.3.2.1 Air Limbah DomestikAir Limbah Domestik di Kabupaten Cilacap yang dibuang dari permukiman, pada umumnya tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berdampak pada penurunan kualitas air pada perairan di wilayah Kabupaten Cilacap. Penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh kontaminasi dari air limbah yang dibuang dari daerah pemukiman penduduk. Penurunan kualitas perairan dapat berdampak pada penurunan kualitas air permukaan yang berada di sepanjang jalur perairan. Padahal sebagian besar penduduk di wilayah Kabupaten Cilacap masih menggunakan air tanah sebagai sumber air minum. Hal ini dapat membahayakan kesehatan penduduk. Oleh karena itu maka pengelolaan limbah cair yang terpadu dalam pengelolaan wilayah pesisir sangat perlu dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan. Disamping itu dengan semakin berkembangnya Kabupaten Cilacap yang menjadi salah satu kota Pusat Kegiatan Nasional ( PKN) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ( RTRWN) dan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat, berakibat pada meningkatnya volume pencemar khususnya yang berasal dari buangan domestik, baik air limbah cucian dan kamar mandi (grey water) dan air limbah WC (black water). Sehingga baik dalam jangka pendek atau menengah maupun jangka panjang diperlukan suatu pengelolaan air limbah yang terpadu dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten CilacapDi dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on site maupun off site) secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas tersebut, yaitu ; kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaaan atau pedesaan), karakteristik tata guna lahan/CBD (komersial atau rumah tinggal), serta resiko kesehatan lingkungan.Berdasarkan kriteria tersebut, dihasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi pemerintah kabupaten dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Cilacap, yang ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off site system). Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan dalam Gambar 2.2Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap2011-2015

BAB II. KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP II-25

Gambar 2.2Peta Zona dan Sistem Air Limbah Kabupaten Cilacap

2.3.2.2 PersampahanPengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.a. Timbulan SampahBerdasarkan kajian data sekunder yang dilakukan oleh Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Cilacap, diperoleh informasi bahwa jumlah timbulan sampah perkapita sebesar 2,064 liter/hari/orang di Kabupaten Cilacap , maka volume timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk 1.738.603 jiwa diperkirakan mencapai 3.588,48 M3/hari , dan Tahun 2009 dengan jumlah penduduk 1.744.128 jiwa maka volume timbulan sampah mencapai 3.899,17 M3/hari , Sedangkan Tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1.748.705 jiwa maka volume timbulan sampah mencapai 3.962,28 M3/hari. b. Pengangkutana. Transfer depo belum sesuai dengan fungsi yang diharapkan karena grobak pengumpul sampah dan truk pengangkut sampah masih saling menunggu. Disain tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang ada tidak mendukung untuk mempercepat pemuatan sampah ke atas kendaraan yang digunakan. Permasalahan tersebut akan diselesaikan di tahun 2011 dengan pengembangan dan pembangunan TPST dan transfer depo yang mendukung 3R. b. Jumlah armada pengangkutan sampah dari sumber, tempat pembuangan sementara (TPS), dan transfer depo ke tempat pembuangan sampah tidak mencukupi. c. Pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir masih menggunakan kendaraan yang belum memperhatikan pencemaran lingkungan di sepanjang perjalanan.d. Pengangkutan sampah organik dan anorganik masih masih bercampur.

Tabel 2.8Prasarana Angkutan Persampahan, Kabupaten Cilacap tahun 2009

c. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)Pelayanan persampahan di Kabupaten Cilacap dilayani oleh 4 TPA, yaitu TPA Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi, TPA Kroya didesa Kepudang Kecamatan Binangun, TPA Majenang Kecamatan Wanareja dan TPA Sidareja di Kecamatan Sidareja. Wilayah kerja persampahan (TPA) Tritih Lor meliputi pelayanan sampah di Kota Cilacap dan ditambah Kecamatan Jeruklegi. Wilayah kerja persampahan Kroya meliputi pelayanan sampah di Kecamatan Kroya, Binangun, Adipala, Maos, Sampang, dan Nusawungu. Wilayah kerja persampahan Majenang meliputi pelayanan sampah di Kecamatan Majenang, Wanareja, Cimanggu, dan Dayeuhluhur. Wilayah kerja persampahan Sidareja meliputi pelayanan sampah di Kecamatan Sidareja, Cipari, Kedungreja, Bantarsari, Gandrungmangu, Patimuan dan Karangpucung. Sistem pengolahan yang digunakan masih manual, yaitu dengan sistem open dumping (diratakan dengan alat berat). Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Dinas adalah untuk sampah rumah tangga dan niaga. Sedangkan pengelolaan sampah industri dilakukan oleh masing-masing industri yang bersangkutan. Daerah Layanan Eksisting Persampahan : 3 kecamatan (14 kelurahan), yaitu Kec. Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan. Daerah layanan dikembangkan ke Kec. Jeruklegi dan Kec. Kesugihan (4 kelurahan). Luas daerah terlayani : 41,66 Km2 dari luas total kota Cilacap 67,97 Km2. atau sebesar 61,29% dari luas total Kota Cilacap.

d. Wilayah Prioritas PengembanganBerdasarkan kriteria yang ada dalam Standart Pelayanan Mimimum (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi. Terdapat dua (2) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu :1. Wilayah tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial (CBD), permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) 2. Kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Cilacap tertuang dalam Gambar 2.3.

Gambar 2.3Peta Zona dan Sistem Persampahan Kabupaten Cilacap

2.3.2.3 Drainase Lingkungana. Sistem Drainase Makro (Saluran Utama)Drainase utama (makro) yaitu sistem saluran` yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas. Di Kabupaten Cilacap yang termasuk dalam drainase utama (makro) adalah sungai Serayu, Cintandui, Kali Yasa.b. Sistem Drainase MikroDrainase lokal (mikro) yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan yang sebagian besar berada di dalam wilayah kota. Biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala lebih kecil dari drainase utama (makro). Di Kabupaten Cilacap yang termasuk dalam drainase lokal (mikro) adalah saluran di sepanjang sisi jalan protokol (saluran drainase sekunder) dan saluran di lingkungan pemukiman (saluran drainase tersier/drainase lingkungan). Karakteristik sistem saluran di wilayah kota sudah permanen, pada umumnya tertutup dan dimensi sekitar 0,3 1 m. Pada umumnya saluran drainase mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem blok pelayan. Secara umum, saluran drainase lingkungan di pemukiman ada berupa saluran alami dan buatan baik terbuka atau tertutup, pasangan beton maupun galian tanah. Adapun fungsi drainase lingkungan adalah untuk penutasan air hujan sehingga tidak terjadi genangan akibat air hujan yang terlalu lamac. Wilayah Prioritas PengembanganDalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di level kelurahan dan desa, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan lima (5) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu ; kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukinam), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan.Dalam Gambar 2.4 diilustrasikan kebutuhan akan sistem saluran drainase baik jangka panjang, jangka menengah, ataupun jangka pendek di Kabupaten Cilacap.

Gambar 2.4Peta Zona dan Sistem Drainase Lingkungan Kabupaten Cilacap

2.3.2.4 Air BersihSecara institusional lembaga yang diserahi untuk memberikan pelayanan air bersih adalah PDAM, yaitu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Cilacap, yang secara terus menerus dituntut meningkatkan pelayanan air bersih ke masyarakat, meningkatkan kinerja perusahaan serta berusaha memberikan kontribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap. Disamping itu untuk pelayanan air bersih non PDAM juga menjadi tugas DCKTR serta pengujian kualitasnya menjadi tugas Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan (Laboratorium Kesehatan Daerah).Hingga akhir tahun 2009 diidentifikasi bahwa cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Cilacap adalah sebesar 23,47%, sedangkan jumlah sambungan rumah (SR) mencapai 50.235 pelanggan. Data terbaru yang diperoleh dari data sekunder PDAM diketahui bahwa pada tahun 2010 jumlah pelanggan mencapai 53.105 pelanggan. Dari 24 Kecamatan, terlayani 19 kecamatan dan dari 284 desa terlayanai 120 desa/kelurahan . Untuk wilayah perkotaan yang meliputi Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan semua kelurahan dapat terlayani kecuali kelurahan Kutawaru. Batas wilayah Cakupan layanan PDAM Kabupaten Cilacap sesuai dengan Keputusan Direksi PDAM No.060/031/01.03/2008 adalah :1. Cilacap Meliputi : Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap Tengah, dan Cilacap Selatan.2. Cabang Maos meliputi : Kecamatan Sampang, Adipala dan Maos3. Cabang Kroya meliputi : Kecamatan Kroya, Nusawungu, dan Binangun4. Cabang Majenang meliputi : Kecamatan Majenang, Cimanggu, Karangpucung, Wanareja dan Dayeuhluhur.5. Cabang Sidareja meliputi : Kecamatan Sidareja, Cipari, Kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu, Bantarsari, Kawunganten.6. Cabang Jeruklegi meliputi kecamatan Jeruklegi.7. Cabang Kesugihan meliputi kecamatan Kesugihan Dalam rangka peningkatan pelayanan maka ditentukanlah wilayah prioritas pengembangan pelayanan air bersih yang disusun berdasarkan beberapa kriteria, diantaranya tata guna lahan (CBD/komersial, permukiman), kepadatan penduduk, dan kemampuan membayar masyarakat. Hasil dari penyusunan prioritas ini dapat dilihat dalam Gambar 2.5.

Gambar 2.5Zona dan Sistem Air Bersih Kabupaten Cilacap

2.4 Tujuan, Sasaran Umum dan Arahan Pentahapan Pencapaian2.4.1 Tujuan Umum :1. Tersedianya sarana dan prasarana sanitasi serta air bersih yang berwawasan lingkungan.2. Memastikan pengutamaan penerapan teknologi sanitasi berbiaya redah (low cost sanitation) dan responsif jender.3. Terwujudnya pembangunan sanitasi dan air bersih yang partisipatif dan tanggap kebutuhan.4. Diterapkannya SPM untuk layanan sanitasi.5. Meningkatnya intensitas upaya penyadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat secara terus menerus.6. Meningkatnya keterlibatan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) dalam mengefektifkan Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

2.4.2 Sasaran Umum 1. Penerapan SNI sepenuhnya dalam pembangunan sarana dan prasarana sanitasi pada tahun 20152. Meningkatnya proporsi belanja fisik sanitasi dari 0,96% hingga 2,5 % pada tahun 20153. Meningkatnya pengetahuan seluruh stakeholder tentang pilihan (opsi) sanitasi berbiaya rendah dan peka jender pada tahun 20154. Meningkatnya proporsi kontribusi masyarakat dalam pembangunan sanitasi dari 10% hingga 15% pada tahun 20155. Akses sarana sanitasi meningkat 50% dari sarana yang ada pada tahun 20156. Diadopsinya SPM untuk layanan sanitasi pada tahun 20157. Tersedianya Regulasi Sanitasi dan air bersih pada tahun 20158. Meningkatnya upaya penegakan hukum terhadap regulasi sanitasi dan air bersih pada tahun 20159. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih dari 24,89% pada tahun 2010 menjadi 27,89% pada tahun 201510. Mengefektifkan pemanfaatan media pilihan masyarakat dalam penyadaran berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 201511. Tersedianya sarana dan prasarana promosi dan komunikasi Sadar Hidup Bersih dan Sehat pada tahun 201512. Adanya kader kesehatan terlatih sebanyak 15% dari jumlah penduduk kelurahan di setiap Kelurahan pada tahun 201513. Meningkatnya pertemuan kader dengan masyarakat dalam penyadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tahun 2015

2.4.3 Arahan Pentahapan Pencapaian Arahan pentahapan pembangunan sanitasi disesuaikan dengan arahan pentahapan pembangunan kabupaten secara menyeluruh. Berdasarkan arahan pembangunan kabupaten maka penetapan pentahapan pembangunan sanitasi tahun 2011 2015 merupakan pentahapan pencapaian sasaran pembangunan secara bertahap dengan perkembangan linier yang tetap mengacu pada kebijakan pengelolaan belanja daerah dengan menitik beratkan alokasi pada bidang-bidang urusan wajib dan urusan pilihan yang sesuai dengan prioritas pembangunan daerah. Pencapaian sasaran pembangunan setiap tahun mengalami kenaikan secara bertahap atau merata sepanjang tahun dengan tetap memperhatikan kinerja sektor sanitasi pemerintah kabupaten.

Chart13588.483899.173962.28

TahunVolume m3/hari

diagram2008200920103588.483899.173962.28

diagram

TahunVolume m3/hariVolume Sampah

dftr isiDAFTAR ISIDaftar Isi ..iDaftar Gambar ..iiiDaftar Tabel Daftar Lampiran ivDaftar Istilah atau Akronim .vKata Pengantar .viBAB IPENDAHULUAN I-11.1Latar Belakang ..I-11.2Maksud Dan Tujuan Penyusunan SSK ..I-21.3Landasan Hukum ..I-31.4Metode Penyusunan I-41.5Sistematika Dokumen ..I-5BAB IIKERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP ..II-12.1Gambaran Umum Sanitasi Kabupaten Cilacap ..II-12.1.1Profil Kesehatan Masyarakat II-12.1.2Air Bersih .II-32.1.3Air Limbah Rumah Tangga II-42.1.4Persampahan ..II-52.1.5Drainase Lingkungan .II-102.1.6Limbah Industri .II-112.1.7Limbah medis ..II-132.2Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Cilacap .II-142.3Kebijakan Umum dan Strategi Sektor Sanitasi Tahun 2011 - 2015 ..II-162.3.1Kebijakan Umum Sektor Sanitasi Kabupaten Cilacap II-162.3.2Arah Strategi Sektor Sanitasi Tahun 2011 - 2015 II-172.4Tujuan, Sasaran Umum dan Arahan Pentahapan Pencapaian ..II-282.4.1Tujuan Umum .II-282.4.2Sasaran Umum ..II-282.4.3Arahan Pentahapan Pencapaian II-29BAB IIIISU STRATEGIS DAN TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAPIII-13.1Enabling and Sustainability Aspect ..III-13.1.1Kebijakan daerah dan Kelembagaan III-13.1.2Keuangan .III-83.1.3Komunikasi ..III-93.1.4Keterlibatan Pelaku bisnis .III-103.1.5Partisipasi Masyarakat dan Gender .III-113.1.6Monitoring dan Evaluasi .III-123.2Sub Sektor dan Aspek Utama III-123.2.1Air Limbah .III-123.2.2Persampahan III-133.2.3Drainase lingkungan III-143.2.4Air Bersih ..III-153.2.5Higiene ..III-15BAB IVSTRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN CILACAP IV-14.1Tujuan, Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian IV-14.1.1Tujuan, Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian Sub Sektor Air LimbahIV-14.1.2Tujuan, Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian Sub Sektor PersampahanIV-24.1.3Tujuan, Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian Drainase LingkunganIV-34.1.4Tujuan, Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian Air Bersih .IV-44.1.5Tujuan, Sasaran dan Arahan Penahapan Pencapaian Higiene IV-54.2Strategi Sektor dan Aspek Utama ..IV-64.2.1Air Limbah ..IV-64.2.2Persampahan .IV-114.2.3Drainase Lingkungan IV-164.2.4Air Bersih ..IV-194.2.5Higiene ..IV-214.3Enabling and Sustainability Aspect ..IV-244.3.1Kebijakan Daerah dan Kelembagaan IV-244.3.2Keterlibatan Pelaku Bisnis .IV-264.3.3Partisipasi Masyarakat Gender dan Kemiskinan ..IV-284.3.4Keuangan ..IV-304.3.5Komunikasi IV-33BAB VPROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN CILACAP .V-15.1Strategi, Program dan Kegiatan Sektor dan Aspek Utama V-35.1.1Air Limbah .V-35.1.2Persampahan V-55.1.3Drainase Lingkungan ..V-105.1.4Air Bersih ..V-115.1.5Higiene ..V-135.2Program dan kegiatan Enabling and Sustainabilty Aspect ..V-145.2.1Kebijakan daerah Kelembagaan V-145.2.2Keuangan .V-155.2.3Komunikasi ..V-175.2.4Keterlibatan Pelaku Bisnis .V-185.2.5Monitoring dan Evaluasi .V-195.2.6Partisipasi Masyarakat dan Gender .V-20BAB VISTRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN CILACAP .VI-16.1Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi VI-16.2Struktur Kelembagaan Untuk Monitoring dan evaluasi VI-26.3Monitoring Strategi Sanitasi Kabupaten Cilacap ..VI-36.4Pendokumentasian VI-66.5Evaluasi Strategi Sanitasi Kabupaten VI-76.6Pelaporan VI-8

dftr gmbrDAFTAR GAMBARGambar 2.1Diagram Volume Timbulan Sampah Per Tahun Kabupaten CilacapII-5Gambar 2.2Peta Zona da Sistem air Limbah Kabupaten Cilacap ..II-19Gambar 2.3Peta Zona da Sistem Persampahan Kabupaten Cilacap ..II-23Gambar 2.4Peta Zona da Sistem Drainase Lingkungan Kabupaten Cilacap ..II-25Gambar 2.5Peta Zona da Sistem Air Bersih Kabupaten Cilacap .II-27Gambar 5.1Skema Proses Penyusunan Rencana Tindak..V-1Gambar 6.1Bagan Struktur kelembagaan Monitoring Dan Evaluasi VI-3

DFTR TABELDAFTAR TABELTabel 2.1Kondisi Kesehatan Masyarakat Kota Kabupaten Cilacap Tahun 2009 II-1Tabel 2.2Sumber Air Bersih yang Digunakan Masyarakat Kota Kabupaten Cilacap .II-3Tabel 2.3Prasarana Persampahan/Kebersihan Kabupaten Cilacap Tahun 2009 ..II-6Tabel 2.4Prasarana Angkutan Persampahan Kabupaten Cilacap Tahun 2009 II-7Tabel 2.5Lokasi Potensi Genangan II-8Tabel 2.6Data Industri, Home Industri dan Hotel serta Sistem IPAL yang dimiliki di Wilayah Kota, Kabupaten Cilacap Tahun 2009 ..II-10Tabel 2.7Data Kepemilikan IPAL Rumah Sakit di Kabupaten Cilacap .II-13Tabel 2.8Prasarana Angkutan Persampahan Kabupaten Cilacap Tahun 2009 II-21