bab ii senam bayi

40
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori 1.Tumbuh Kembang 1. Pengertian Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga 9

Upload: rizki-rachmawan

Post on 17-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Senam Bayi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

1. Tumbuh Kembang

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran,

atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur

dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm,

meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan

nitrogen tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di

sini menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan

tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian

rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk

juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan lingkungannya (Adriana, 2011, p.3).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan

struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya

multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena

bertambah besarnya sel. Perkembangan adalah bertambahnya

9

Page 2: BAB II Senam Bayi

kemampuan dan struktur/ fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari

proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang

terorganisasi (Nursalam, 2005, p.32)

2. Prinsip Tumbuh Kembang

Dalam Maryunani (2010, p. 39) terdapat suatu pola tertentu

dan dapat diramalkan dalam tumbuh kembang, yaitu

berkesinambungan, teratur dan progresif. Pola-pola ini dikenal sebagai

prinsip-prinsip tumbuh kembang yang merupakan dasar dan universal

pada semua manusia.

1. Pola yang Terarah (directional)

Menurut Hidayat (2008, p.9) dalam tumbuh kembang

dengan pola yang terarah ini, terdapat dua prinsip , yaitu :

1. Pola sefalokaudal atau head to tail direction (dari arah kepala ke

kaki), pola sefalokaudal adalah pertumbuhan dan perkembangan

yang dimulai dari arah kepala bergerak ke bagian ekstremitas.

2. Pola proksimal-distal atau near to far direction (dari yang paling

dekat ke yang jauh), pola proksimal-distal adalah pola

pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi ke arah distal.

Contoh : bayi dapat berguling terlebih dahulu sebelum memegang

obyek dengan jari-jari tangannya.

3. Pola dari Umum ke Khusus

10

Page 3: BAB II Senam Bayi

Menurut Wong (1995) dalam Maryunani (2010, p.39)

prinsip tumbuh kembang ini, pola tumbuh kembang dimulai dengan

menggerakkan anggota badan yang lebih umum, selanjutnya

menggerakkan anggota badan yang lebih komplek.

4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Pola pertumbuhan dan perkembangan secra normal antara anak

yang satu dengan yang ainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena

dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002)

dalam Nursalam (2005, p.39), faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal merupakan genetika yang meliputi perbedaan

ras, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan kromosom, sedangkan

faktor eksternal meliputi prenatal (gizi, mekanis, toksin, zat kimia,

radiasi, kelainan endokrin, infeksi, kelainan imunologi serta psikologis

ibu) dan postnatal (budaya lingkungan, status sosial ekonomi, nutrisi,

iklim dan cuaca, olahraga, posisi anak dalam keluarga dan status

kesehatan).

1. Faktor Genetik/Faktor Herediter

Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan

sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping

faktor-faktor lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin,

ras dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas,

11

Page 4: BAB II Senam Bayi

kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan

terhadap rangsangan, usia pubertas dan berhentinya pertumbuhan

tulang (Hidayat, 2008, p.17).

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal

(yaitu, lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal

(yaitu, lingkungan setelah bayi lahir).

1. Lingkungan Prenatal

Menurut Marimbi (2010, p.74) faktor yang

memperngaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan.

Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh

kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :

1. Lingkungan Mekanis

Trauma dan cairan ketuban kurang dapat menyebabkan

kelainan bawaan pada bayi yang dikandungnya (Maryunani,

2010, p.45).

(a) Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak

janin.

(b) Infeksi dalam kandungan memengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan janin.

12

Page 5: BAB II Senam Bayi

(c) Kekurangan oksigen pada janin mengakibatkan gangguan

dalam plasenta sehingga kemungkinan bayi lahir dengan

berat badan yang kurang.

(d) Faktor imunitas dapat memengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan janin karena menyebabkan terjadinya

abortus atau karena ikterus.

(e) Stres dapat memengaruhi kegagalan tumbuh kembang

janin.

2. Zat Kimia atau Toksin

Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat-obatan, alkohol

atau kebiasaan merokok oleh ibu hamil.

3. Lingkungan Postnatal

Faktor lingkungan postnatal merupakan faktor

lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah

lahir (Maryunani, 2010, p.46), antara lain :

1. Budaya lingkungan

Budaya lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang

atau masyarakat mempersepsikan pola hidup bersih dan

sehat.

2. Status sosial ekonomi

13

Page 6: BAB II Senam Bayi

Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi

umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik

dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah.

3. Nutrisi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang

adekuat.

4. Iklim dan cuaca

Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah

diperoleh, namun pada saat musim yang lain justru

zsbaliknya.

5. Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi,

khususnya dalam keluarga.

6. Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak dalam keluarga dapat memengaruhi pola anak

tersebut diatur dan dididik dalam keluarga, yang pada

akhirnya dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

7. Status kesehatan

14

Page 7: BAB II Senam Bayi

Apabila anak berada dalam kondisi sehat dan sejahtera, maka

percepatan untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah

dan sebaliknya.

8. Faktor Hormonal

Menurut wong (1995) dalam Hidayat (2008,p.21) faktor

hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain

hormon somatotropin, tiroid dan glukokortiroid. Hormon

somatotropin (growth hormone) berperan dalam memengaruhi

pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya

proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon tiroid berperan

menstimulasi metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid

mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari

testis (untuk memproduksi testoteron) dan ovarium (untuk

memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut akan

menstimulasi perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun

perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya.

1. Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang

Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal

dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetis, herediter dan

konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan

memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka

diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar tertentu. Menurut

15

Page 8: BAB II Senam Bayi

Soetjiningsih (2000) dalam Nursalam (2005, p.41), kebutuhan dasar ini

dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asuh, asih, dan asah.

1. Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis)

Menurut Dewi (2010, p. 52) yang termasuk kebutuhan asuh adalah :

1. Nutrisi yang mencukupi dan seimbang

2. Perawatan kesehatan dasar

3. Pakaian

4. Perumahan

5. Higiene diri dan lingkungan

6. Kesegaran jasmani (olahraga dan rekreasi)

1. Asih ( Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang)

Ikatan emosi dan kasih sayang yang erat antara ibu/orangtua

dengan anak sangatlah penting, karena berguna untuk menentukan

perilaku anak di kemudian hari, merangsang perkembangan otak

anak, serta merangsang perhatian anak terhadap dunia luar

(Nursalam, 2005, p.42). Oleh karena itu kebutuhan asih ini meliputi :

1. Kasih sayang orang tua

2. Rasa aman

3. Harga diri

4. Dukungan/ dorongan

16

Page 9: BAB II Senam Bayi

5. Mandiri

6. Rasa memiliki

7. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan

pengalaman.

1. Asah ( Kebutuhan Stimulasi)

Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar

anak, yang berupa latihan atau bermain (Nursalam, 2005, p. 43).

Oleh karena itu, tidak terlalu heran apabila masa anak-anak sangat

identik dengan masa bermain, sebab pada masa tersebut

perkembangan anak akan mulai diasah sesuai dengan kebutuhannya

(Hidayat, 2008, p.35). Stimulasi atau rangsangan yang cukup dalam

kuantitas dan kualitas sejak awal juga dibutuhkan bayi dan anak

untuk perkembangan mental dan psikososialnya (Maryunani, 2010,

p.26). Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan

cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang

mendapatkan stimulasi.

1. Mengoptimalkan Perkembangan Gerakan Motorik Bayi.

Menurut Aminati (2013, p.82) seiring dengan menghilangnya

kemampuan refleks bayi, secara bertahap kemampuan motoriknya

berkembang. Ia tidak saja mengangkat kepala dan membalikkan

tubuhnya, tetapi juga mencoba merangkak. Lalu dengan bertambahnya

17

Page 10: BAB II Senam Bayi

usia, si kecil kemudian akan mampu duduk, merangkak, berdiri, lalu

berjalan.

Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik

halus, perkembangan motorik kasar, perkembangan bahasa dan

perkembangan perilaku/ adaptasi sosial (Hidayat, 2008, p.19). Motorik

kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan

dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar bagian tubuh karena

dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup

tenaga, misalnya berjalan dan berlari (Nursalam, 2005, p.56). Agar

ketrampilan motorik bayi tumbuh dan berkembang optimal, sebagai

orang tua kita perlu memahami tahap-tahap perkembangannya dan

memberikan stimulus atau rangsangan yang tepat sesuai tahap

perkembangnnya tersebut. Dengan demikian, bila terjadi keterlambatan

atau gangguan pada ketrampilan motorik si kecil bisa segera terdeteksi

dan dikoreksi (Aminati, 2013, p.83).

Pada dasarnya, yang dimaksud dengan perkembangan motorik

adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Secara

umum, perkembangan motor dibagi menjadi dua yaitu motorik kasar

dan motorik halus. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motor

yang melibatkan ketrampilan otot-otot besar. Gerakan-gerakan seperti

tengkurap, duduk, merangkat, dan mengangkat leher adalah bagian dari

aktivitas motor kasar. Gerakan inilah yang pertama terjadi pada tahun

18

Page 11: BAB II Senam Bayi

pertama usia anak. Sedangkan motor halus merupakan aktivitas

ketrampilan yang melibatkan gerakan otot-otot kecil. Menggambar,

meronce manik-manik, menulis, dan makan adalah contoh beberapa

gerakan motor halus. Kemampuan motor halus ini berkembang setelah

kemampuan motor kasar si kecl berkembang optimal.

1. Usia 0-3 bulan

Sampai kurang lebih usia 3 bulan, gerakan refleks yang

memang sudah terjadi pada saat ia masih ada dalam kandungan

masih dominan. Ini adalah gerakan di luar kesadaran bayi, tidak

terkoordinasi dan merupakan gerak primitif. Gerak motor kasar ini

muncul jika gerak refleks si kecil telah hilang (Maharani, 2013,

p.11).

Gerak refleks yang muncul pada bayi adalah :

1. Refleks hisap (sucking refleks)

2. Refleks genggam (grasph refleks)

3. Refleks leher (tonic neck)

4. Rooting refleks

Perkembangan motor kasar rangsangan yang diberikan :

1. Tangan dan kaki bergerak aktif

2. Mengangkat kepala dalam posisi tengkurap, membaringkan bayi

dalam posisi tengkurap

19

Page 12: BAB II Senam Bayi

3. Dalam posisi tengkurap dapat mengangkat dada menumpu pada

lengan

4. Kepala tegak ketika didudukkan.

5. Usia 4 bulan

Setelah gerak refleks menghilang dan gerak motorik mulai

muncul, maka aktifitas si kecil makin bermacam-macam. Pada usia 4

bulan, misalnya, si kecil sudah dapat tengkurap dan terlentang,

menumpu badan pada kaki, serta dada terangkat menumpu pada

lengan

6. Usia 5 bulan

Di bulan ke-5 usianya, gerakan bayi semakin bervariasi.

Otot leher dan otot tangan bayi, misalnya, semakin menguat. Ia kini

sudah pandai berputar dengan menggunakan tangannya. Ketika

diletakkan terlentang, ia menggunakan tangannya untuk mendorong

dan berguling membalikkan badannya.

Bukan hanya berguling. Kini kaki si kecilpun semakin

lincah beraktifitas. Ia akan sering menendang, menggerakkan kaki

atau mendorong-dorongkan kakinya. Seiring dengan makin

lincahnya gerakan kaki si kecil, otot leher dan punggungnya pun

menjadi lebih kuat. Mulai usia 6 bulan bayi kini mulai belajar duduk

tanpa pegangan, walaupun untuk ini ia masih harus dibantu.

7. Usia 6 bulan

20

Page 13: BAB II Senam Bayi

Pada bulan ke 6 timbul suatu kepandaian lain dari si kecil

yang dapat membuat orang tua merasa “frustasi”. Di bulan ke 6 ini ia

mulai senang melempar dan menjatuhkan mainan atau benda-benda

yang ada di sekitarnya. Terkadang bayi menangis karena tidak dapat

menemuakan benda yang dapat dijatuhkan atau dilemparnya.

Perkembangan motor kasar rangsangan yang diberikan :

1. Tengkurap dan terlentang sendiri

2. Membalikkan badan. Sering meletakkan bayi dalam posisi

tengkurap. Bila si kecil sedang tengkurap, balikkan tubuhnya.

Atau sebaliknya, bila ia terlentang balikkan badannya hingga

tengkurap.

3. Menumpu badan pada kaki bila dipegang pada ketiak

(diberdirikan)

4. Melempar atau menjatuhkan benda-benda yang dapat

digenggamnya.

5. Bisa duduk sendiri tanpa pegangan.

Anak yang diberi stimulasi fisik dan intelektual akan

memperoleh kelengkapan lebih baik untuk menghadapi kehidupan

dewasa dibandingkan dengan anak lain, walaupun sesungguhnya semua

anak tumbuh dengan taraf yang hampir sama. Seseorang yang berlatih

secara terus menerus maka tubuhnya akan menjadi seimbang, kuat,

terkoordinasi dan terbentuk secara wajar (Indiarti, 2008, p.75).

21

Page 14: BAB II Senam Bayi

6. Baby Spa (spa bayi)

1. Pengertian

Menurut Permenkes No. 1205/Menkes/X/2004 spa adalah

upaya kesehatan tradisional yang menggunakan pendekatan holistik,

melalui perawatan menyeluruh dengan menggunakan metode

kombinasi ketrampilan hidroterapi, pijat (massage) yang

diselenggarakan secara terpadu untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran

dan perasaan (body, mind and spirit).

Spa pada tubuh bayi dan anak dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu mandi berendam atau berenang (untuk bayi) dan pijat.

Dengan mandi berendam, sebagian besar tubuh bayi akan terkena air

dalam waktu yang cukup lama dan dengan suasana yang

menyenangkan. Tubuh bayi pun akan jauh lebih segar dan lebih bersih

(Yahya, 2011, p.10).

1. Berendam dan berenang akan merangsang gerakan motorik bayi.

2. Bayi yang dilatih berenang akan memiliki keseimbangan tubuh

yang lebih baik.

3. Bayi yang dibiasakan bergerak di dalam air tidak akan takut

terhadap air.

4. Berendam dan berenang akan mengasah kemandirian, keberanian,

dan kepercayaan diri bayi.

22

Page 15: BAB II Senam Bayi

5. Berenang dapat meningkatkan IQ (kecerdasan berfikir) dan

konsentrasi.

6. Berendam dan berenang menjadi sarana bermain yang sangat

menyenangkan bagi bayi.

7. Berendam dan berenang juga dapat meningkatkan kualitas pola

tidur siang dan malam.

8. Berenang secara rutin juga dapat memengaruhi nafsu makan bayi.

9. Saat berenang, bayi akan banyak belajar mendengar pembicaraan

orang saat memberikan instruksi untuk bergerak sehingga di

kemudian hari, kemampuan berbicaranya akan lebih cepat

berkembang.

10. Ada sebuah penelitian yang membuktikan bahwa berenang pada

bayi akan meningkatkan daya tahan tubuh.

11. Hidroterapi

Menurut Permenkes No. 1205/Menkes/X/2004, terapi air

(hidroterapi) adalah penggunaan air dan atau dengan ramuan bahan

alam (tumbuhan, mineral, minyak atsiri, garam, susu, lumpur, lulur)

untuk perawatan kesehatan tubuh, dengan mengatur suhu, tekanan, arus,

kelembaban serta kandungan air.

Terapi air dapat digunakan untuk menghidupkan kembali dan

memulihkan kesehatan. Dasar fisiologis terapi air adalah bahwa air

dingin merangsang pembuluh darah untuk mengirim darah ke organ

23

Page 16: BAB II Senam Bayi

internal sedangkan air panas menyebabkan pembuluh darah melebar

dan menghilangkan toksin dari jaringan tubuh. Uap air panas dan dingin

dikenal untuk menurunkan peradangan dan menstimulasi sirkulasi

darah (Sutawijaya, 2010, p.5). Keistimewaan lain, air dapat

dipergunakan untuk mengurangi rasa nyeri karena air dapat

“memblokir” beberapa saraf sehingga rasa sakit akan berkurang. Air

juga dapat digunakan sebagai media relaksasi, mempertahankan dan

memperbaiki gerakan sendi, melatih otot yang lemah, dan

meningkatkan kemampuan berjalan (Yahya, 2011, p. 4)

Dalam tubuh memang banyak racun yang dapat membuat

tubuh menjadi sakit. Untuk itu harus ada media yang dapat

mengeluarkan racun dalam tubuh. Salah satu media yang dapat

mengeluarkan racun dalam tubuh adalah air (Sutawijaya, 2010, p.30)

Menurut Samsunjaya (2007,p.46) manfaat dari hidroterapi adalah :

1. Sirkulasi dipercepat sampai 400%

2. Sirkulasi darah diperbaiki

3. Bertambahnya sel darah merah

4. Bertambahnya sel darah putih

5. Bertambahnya hemoglobin

6. Bertambahnya pengoksidasian darah yang menolong PH darah itu

seimbang sehingga dapat membakar sisa-sisa makanan dengan baik

7. Memulihkan kelelahan otot

24

Page 17: BAB II Senam Bayi

8. Membantu pencernaan

9. Memulihkan sumbatan-sumbatan

10. Mengurangi radang

11. Alat stimulasi dan penenang

12. Menyenangkan dan murah

Hidroterapi yang digunakan secara teratur dapat menolong

sistem kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit.

13. Baby Massage (pijat bayi)

Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan

paling populer. Pijat merupakan seni perawatan kesehatan dan

pengobatan yang telah dipraktikan sejak berabad-abad silam (Maharani,

2013, p.33). Bahkan, diduga terapi ini telah dikenal sejak awal manusia

ada di dunia (Yahya, 2011, p.30).

Pijat biasa disebut dengan stimulus touch. Sejak dilahirkan,

bayi memiliki tiga kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua, yang

pertama adalah kebutuhan fisik dan biologisnya yang berguna untuk

pertumbuhan otak, sistem sensorik, serta motoriknya. Kebutuhan yang

kedua adalah kebutuhan emosi dan kasih sayang untuk kecerdasan

emosi , interpersonal, dan intrapersonal, serta yang ketiga adalah

kebutuhan stimulasi untuk merangsang semua kerja sistem sensorik dan

motoriknya (Dewi, 2011, p.43).

25

Page 18: BAB II Senam Bayi

Ujung-ujung saraf yang terdapat di permukaan kulit akan

beraksi terhadap sentuhan-sentuhan. Selanjutnya, saraf tersebut

mengirimkan pesan-pesan ke otak melalui jaringan saraf yang berada di

tulang belakang. Sentuhan juga dapat merangsang peredaran darah dan

akan menambah energi karena asupan oksigen yang segar akan lebih

banyak dikirim ke otak dan seluruh tubuh (Yahya, 2011, p.34).

1. Manfaat Pijat Bayi

Manfaat pijat bayi menurut Aminati (2013, p. 13) yaitu :

1. Membuat bayi semakin tenang

Umumnya bayi yang mendapat pijatan secara teratur

akan lebih rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen

yang lancar otomatis membuat imunitas tubuh bayi lebih baik.

Pijat bayi sebaiknya dilakukan saat berusia diatas 1 bulan,

mengingat kulit bayi belum terbentuk sempurna. Selain itu secara

emosi dan mental pun, bayi sudah lebih stabil.

2. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi.

Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan

kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan

terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi

menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga

meningkatkan produksi ASI. Terapi pijat 30 menit per hari bisa

26

Page 19: BAB II Senam Bayi

mengurangi depresi dan kecemasan, tidurnya pun bertambah

tenang.

3. Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) bayi

Bayi yang otot-ototnya distimulus dengan urut atau

pemijatan akan nyaman dan ngantuk. Kebanyakan bayi akan tidur

dengan waktu yang lama begitu pemijatan usai dilakukan

kepadanya. Disamping lama, bayi akan tidur terlelap dan tidak

rewel. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini

terjadi dlam waktu lama, si ibu harus waspada. Sebab, dapat

terjadi berbagai kemungkinan, diantaranya:

1. Bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya,

ia merasa kehabisan energi setelah ‘melawan’ perlakukan

pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini

terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan.

2. Tidur bayi terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat

mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap

harus cukup dan tidak boleh terlambat.

3. Meningkatkan konsentrasi bayi

Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang

mengalir keseluruh tubuh manusia, termasuk ke otaknya.

27

Page 20: BAB II Senam Bayi

Terutama untuk melancarkan sirkulasi dan peredaran oksigen.

Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan

kebutuhan oksigen yang terpenuhi. Terpenuhinya oksigen di otak

secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin

membaik.

4. Meningkatkan daya tahan tubuh

Pemijatan memberikan dampak yang signifikan dalam

meningkatkan sel pembunuh alami. Sel pembunuh alami adalah

sekelompok sel darah putih yang dapat membunuh beberapa jenis

tumor. Bagi bayi sehat, penguatan sistem imunitas ini tentu saja

akan membuatnya lebih tertahan dalam berbagai keadaam ketika

kuman siap mengancam.

5. Meningkatkan produksi ASI

Pijat bayi dapat menyebabkan si bayi lebih rileks dan

dapat beristirahat dengan efektif, hal ini berdampak positif ketika

bayi bangun akan membawa energi yang cukup untuk

beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepat lapar

sehingga nafsu makannya meningkat. Bayi yang nafsu makannya

baik, memerlukan isapan ASI cukup banyak setiap hari. Semakin

banyak dihisap,ASI pun semakin terstimulasi untuk berproduksi.

6. Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan

28

Page 21: BAB II Senam Bayi

Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan

konstruksi teratur saluran menuju lambung yang menggerakkan

bahan makanan agar dapat berproses dalam saluran pencernaan.

Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu prroses pencernaan.

7. Memacu perkembangan otak dan sistem saraf

Rangsangan yang diberikan pada kulit bayi akan

memacu proses myelinisasi (penyempurnaan otak dan sistem

saraf) sehingga dapat meningkatkan komunikasi ke tubuh bayi

dan keaktifan sel neuron. Myelinisasi yang berlangsung lebih

cepat memungkinkan otak bayi semakn terpacu untuk berfungsi

sempurna dalam mengkoordinasikan tubuh. Bayi lebih sigap dan

lincah dalam menanggapi apa yang dihadapinya.

8. Cara pemijatan berdasarkan kelompok umur (Aminati, 2008, p.29)

1. Bayi umur 0-1 bulan

Untuk bayi umur 0-1 bulan, disarankan hanya diberi

gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Perlu diingat

bahwa sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan

pemijatan di daerah perut.

2. Bayi umur 1-3 bulan

29

Page 22: BAB II Senam Bayi

Untuk umur 1-3 bulan, disarankan diberi gerakan halus

disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.

3. Bayi umur 3 bulan sampai 3 tahun

Untuk bayi umur 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan

agar seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang

lebih meningkat. Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15

menit.

Pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki, sebab umumnya

bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Permulaan

seperti ini akan memberi kesempatan pada bayi untuk

membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya

urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki,

kemudian perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian

punggung.

1. Baby gym (senam bayi)

Senam bayi atau baby gym adalah gabungan gerakan anggota

tubuh yang dikombinasikan ke dalam permainan, merupakan stimulasi

untuk mengoptimalkan kemampuan motorik anak. Senam bayi

merangsang pertumbuhan, perkembangan serta kemampuan pergerakan

kekuatan, keseimbangan dan koordinasi otot bayi secara optimal

(Pratyahara, 2012, p.131). Senam merupakan cara terbaik untuk

mempertahankan kebugaran. Senam bagi bayi sangat penting karena

30

Page 23: BAB II Senam Bayi

sama halnya dengan orang dewasa yang butuh senam untuk kebugaran

tubuh. Begitu juga bagi bayi, dengan senam bayi membuat bayi merasa

lebih segar (Aminati, 2013, p.53).

Dalam konsep intervensi dini atau stimulasi dini yang banyak

dikenal dalam tumbuh kembang balita, senam juga berguna

menstimulasi otot-otot agar anak dirangsang melakukan gerakan-

gerakan yang seharusnya dapat dilakukan sesuai usianya. Misalnya,

gerakan-gerakan senam yang diarahkan agar anak mampu mengangkat

kepalanya, tengkurap dan duduk. Oleh karena itu, gerakan senam pada

bayi selalu disesuaikan perkembangan motoriknya (Maharani, 2013,

p.70).

Tujuan senam bayi adalah merangsang tumbuh kembang anak

dan kemampuan gerak bayi optimal. Manfaat lainnya adalah melatih

otot dan persendian, memperlancar peredaran darah, menjaga kinerja

jantung, melatih kewaspadaan terhadap situasi dan posisi, serta menjaga

keseimbangan tubuh agar tidak gampang jatuh (Pratyahara, 2012,

p.132).

1. Tahapan senam bayi

Menurut Pratyahara (2012, p.134) senam bayi dibagi

menjadi tiga tahap :

1. Tahap pertama

31

Page 24: BAB II Senam Bayi

Tahap pertama dilakukan pada saat bayi usia 3-6 bulan.

Gerakan difokuskan pada gerakan tengkurap ke arah duduk.

2. Tahap kedua

Tahap kedua dilakukan ketika berusia 6-9 bulan. Senam

bayi pada tahap ini difokuskan untuk melatih bayi agar mampu

untuk duduk sendiri dan mencoba berdiri.

3. Tahap ketiga

Tahap ketiga dilakukan ketika bayi berusia di atas 9

bulan. Pada tahap ini senam bayi difokuskan untuk melatih bayi

rambatan dan berjalan tanpa bantuan.

Untuk tahap awal, usia 3-6 bulan, merupakan proses bayi

belajar merangkak, dibutuhkan tangan dan kaki yang kuat untuk

menopang tubuh bayi ketika merangkak. Senam dengan

mengoptimalkan gerakan tangan dan kaki, berfungsi untuk

membantu bayi merangkak.

32

Page 25: BAB II Senam Bayi

4. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini disusun dari berbagai sumber yaitu

Nursalam (2005), Hidayat (2008), Maryunani (2010), Adriana (2011), Yahya

(2011), dan Aminati (2013). Adapun kerangka teori dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Motorik Halus

Personal Sosial

Bahasa

33

Motorik kasar

Tumbuh Kembang

Baby Spa

1. Faktor Herediter

2. Faktor Lingkungan :

1. Prenatal

1. Lingkungan mekanis

Page 26: BAB II Senam Bayi

Keterangan Bagan :

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak

diteliti

Bagan 2.1 Kerangka Teori

5. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori, kerangka konsep penelitian dibuat sebagai

berikut :

Variabel Bebas Variabel Terikat

34

Baby SpaPerkembangan Motorik Kasar Bayi Usia 3-6 Bulan

Page 27: BAB II Senam Bayi

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

6. Hipotesis

Ada pengaruh baby spa terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia

3-6 bulan.

35