bab i,ii,iii fix bayi risti

Upload: mazy

Post on 02-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    1/21

    I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Periode segera setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan

    bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterus)

    dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstrauterus) yang sangat berbeda. Di dalam

    uterus, janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dari hari ke

    hari tanpa upaya dari dirinya sendiri. Hal ini berarti, janin tumbuh dan hidup

    bergantung penuh kepada ibunya.1

    Di luar uterus diawali dengan proses persalinan yang merupakan suatu keadaan

    tidak nyaman (stresor)bagi bayi. la harus mampu hidup dengan upayanya sendiri. Jadi,

    hidupnya tidak bergantung lagi pada ibunya. Proses penyesuaian kehidupan dari dalam

    uterus ke luar uterus ini merupakan masa yang sulit bagi bayi. Masa transisi ini adalah

    ase kritis bagi kehidupan bayi. !agaimanapun beratnya proses adaptasi lingkungan yang

    dihadapi bayi, umumnya bayi yang dilahirkan dalam kondisi normal dapat melewati masa

    tersebut dngan baik.1

    "ebaliknya, bagi bayi yang dilahirkan dalam keadaan belum siap (prematur) ataupun bayi yang lahir disertai penyulit atau koniplikasi, tentunya proses adaptasi kehidupan

    tersebut menjadi lebih sulit untuk dilaluinya. !ahkan, sering kali menjadi pemi#u

    timbulnya komplikasi lain yang menyebabkan bayi tersebut tidak mampu melanjutkan

    kehidupan ke ase lanjut (meninggal). !ayi seperti ini yang kita sebut dengan istilah bayi

    risiko tinggi.1

    !ayi risiko tinggi ini harus mendapat perhatian yang tinggi dan ditangani se#ara

    baik. $leh karena data yang ada menunjukan bahwa %M& (.Infant Mortality Rate) di

    %ndonesia masih tinggi. Pada tahun 1'', %M& di %ndonesia berariasi di berbagai

    proinsi, yang terendah *1+++ kelahiran hidup (di Jakarta) dan tertinggi 1+1*1+++

    kelahiran hidup (di Matarin i) . Pet ting dikemhui ialah kenyataan bahwa

    penyumbang terbesar dari %M& tersebut berasal dari kelompok bayi risiko tinggi.

    Dengan demikian, pengetahuan tentang perawatan bayi risiko tinggi sangat penting

    untuk menurunkan %M&. 1

    1

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    2/21

    B. TUJUAN

    ujuan penulisan reerat ini adalah untuk lebih memahami lebih dalam mengenai

    klasiikasi bayi risiko tinggi, pengawasan bayi risiko tinggi serta pengangkutan bayi,

    sehingga mampu memberikan perawatan optimal pada bayi risko tinggi dan menurunkan

    %M&.

    C. MANFAAT

    1. Diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi instansi kesehatan dalam rangka

    peningkatan pelayanan kesehatan di masa mendatang.

    -. Diharapkan menjadi bahan pembelajaran yang baik mengenai pengawasan bayi risiko

    tinggi terutama pada anak bagi mahasiswa epaniteraan linik %lmu esehatan /nak

    &umah "akit 0mum Margono "oekarjo Purwokerto.

    2

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    3/21

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. BAYI RISIKO TINGGI

    !ayi yang terutama berisiko selama masa neonatus harus diidentiikasi seawalmungkin agar dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatus. %stilah bayi

    berisikotinggi mengarah pada bayi yang harus berada di bawah pengamatan ketat

    oleh dokter dan perawat yang berpengalaman. "ekitar '2 dari semua kelahiran

    memerlukan perawatan khusus atau perawatan neonatus intensi , sebab mempunyai

    kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi lain.

    Pengawasan dapat dilakukan beberapa jam sampai beberapa hari. 1,-

    0mumnya risiko tinggi terjadi pada bayi sejak lahir sampai usia -3 hari yang

    disebut neonatus. Hal ini disebabkan kondisi atau keadaan bayi yang berhubungan

    dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim.

    Pemeriksaan plasenta, talipusat, dan selaput ketuban yang baru saja dilahirkan dapat

    mewaspadakan dokter terhadap bayi baru lahir yang berisiko tinggi. ehilangan darah

    janin dapat di tunjukkan oleh kepu#atan plasenta, hematoma re troplasenta, dan

    robekan talipusat seperti selaput atau pembuluh darah korionik yang memasok lobus

    suksenturia.-

    4dema plasenta dan kemudian deisiensi imunoglobulin 5 pada bayi baru

    lahir dapat dihubungkan dengan sindrom transuse etoetal, hidrops etalis, nerosis

    kongenital, atau penyakit hati. /mnion nodosum (granula pada amnion) dan

    oligohidramnion dihubungkan dengan hipoplasia paru dan agenesis ginjal. "edangkan

    nodul ke#il keputihan pada talipusat memberi kesan ineksi kandida. alipusat

    pendek dan talipusat tidak berkelokkelok terjadi pada kelainan kromosom dan

    omalokel. orioangioma dihubungkan dengan prematuritas, abrupsio, polihidramnion,

    dan retardasi pertumbuhan intrauteri (%05&). Mekonium berwarna memberi kesan

    asiksia dan risiko pneumonia, dan kekeruhan permukaan pla#enta janin memberi

    kesan ineksi. /rteri umbilikalis tunggal dihubungkan dengan kenaikan insidensi

    kelainan kongenital.-

    !anyak bayi berisikotinggi dilahirkan se#ara prematur, persalinan

    bokong, mempunyai berat badan rendah menurut umur kehamilan, menderita

    asiksia perinatal yang bermakna, atau dilahirkan dengan anomali kongenital yang

    3

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    4/21

    mengan#am jiwa tanpa menunjukkan aktoraktor risiko yang dapat diidentiikasi

    sebelumnya. Pada umumnya, untuk setiap lama kehamilan tertentu, semakin rendah

    berat badan lahir, mortalitas neonatus semakin tinggi6 dan untuk setiap berat badan ter

    tentu, semakin pendek lama kehamilan, mortalitas neonatus semakin tinggi.

    &isiko mortalitas neonatus tertinggi terjadi pada bayi yang beratnya kurang dari

    1.+++ g pada saat lahir dan yang umur kehamilannya kurang dari 7+ minggu.-

    Gambar 2.1. Persentase mortalitas neonatus berdasarkan berat badan lahir dan

    umur kehamilan. -

    &isiko mortalitas neonatus terendah terdapat pada bayi dengan berat

    badan lahir 7.+++8.+++ g yang umur keha milannya 738- minggu. etika berat

    badan lahir bertambah dari ++ sampai ke 7.+++ g, terjadi penurunan yang

    logaritmik pada mortalitas neonatus6 untuk, penambahan yang terjadi setiap

    minggu pada umur kehamilan antara minggu ke- sampai minggu ke79, angka

    mortalitas neonatus turun sekitar setengahnya. Meskipun demikian sekitar 8+2 dari

    semua kemtian perinatal yang terjadi sesudah minggu ke79 kehamilan terdapat pada

    bayi dengan bera t -.++ g atau lebih6 banyak dari kematian ini terjadi pada masa

    segera sebelum lahir, dan pada golongan ini kasus kematian dapat lebih mudah di#egah

    daripada bayibayi yang lebih ke#il dan lebih imatur.-

    /ngka mortalitas neonatus naik dengan tajam pada bayibayi yang beratnya di

    atas 8.+++ g pada saat lahir dan untuk mereka yang masa kehamilannya 8-

    minggu atau lebih. arena mortalitas neonatus sebagian besar bergantung

    pada be rat badan lahi r dan umur kehamilan membantu mengidentiikasi bayi

    4

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    5/21

    berisikotinggi dengan #epat. :amun, analisis ini didasarkan pada kelahiran hidup total,

    dan karenanya hanya menggambarkan risiko mortali tas pada saa t lahi r. arena

    kebanyakan mortalitas neonatus terjadi dalam jamjam dan harihari pertama

    sesudah lahir, harapan hidup neonatus semakin membaik se#ara dramatis

    dengan bertambahnya ketahanan hidup pas#alahir. Penilaian dan tindakan yang

    tepat pada bayi risiko tinggi sangat penting karena dapat men#egah terjadinya

    gangguan kesehatan pada bayi yang dapat menimbulkan #a#at atau kematian.1,-

    B. KLASIFIKASI BAYI RISIKO TINGGI

    !ayi risiko tinggi sering diklasiikasikan berdasarkan berat badan lahir, umur

    kehamilan, dan adanya masalah isiologi yang menyertai bayi tersebut. "e#ara umum,

    masalah isiologi berkaitan dengan status kematangan bayi dan gangguan kimia (mis.

    hipoglikemia, hipokalsemia) dan konsekuensi dari ketidakmatangan organ dan sistem

    (mis. hiperbilirubinemia, sindrom gawat napas, hipotermia).-.7

    lasiikasi bayi risiko tinggi;-

    1. Demograi aktoraktor sosial

    a. 0mur ibu 8+th

    b. $batobat terlarang, alkohol, rokok

    #. emiskinan

    d. idak kawin

    e. "tres emosi atau isik

    -. &iwayat medis yang sebelumnyaa. DM

    b. Hipertensi

    #. !akeriuria tidak bergejala

    d. Penyakit reumatologis ("?4)

    7. ehamilan sebelumnya

    a. ematian janin intrauteri

    b. ematian neonatus

    #. Prematuritas

    d. &etardasi pertumbuhan intrauteri

    e. Malormasi kongenital

    . "eriks inkompeten

    g. %kterus neonatorum

    h. rombositopenia neonatorum

    i. 5angguan metabolisme bawaan

    8. ehamilan sekarang

    a. Perdarahan peraginam (abrupsio plasenta, pla#enta preia)

    b. PM"

    #. ehamilan multipel

    d. Preeklamsia

    e. etuban pe#ah dini

    . @aktu antar kehamilan pendekg. Polioligohidramnion

    5

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    6/21

    h. "akit medis atau bedah akut

    i. Perawatan prenatal tidak memadai

    j. ?upus antikoagulan

    . elahiran dan persalinan

    a. elahiran prematur (8- minggu)#. 5awat janin

    d. &asio ?*" imatur (tidak ada osatidilgliserol)

    e. Presentasi bokong

    . Aairan mekonium keruh

    g. ?ilitan talipusat di leher

    h. "A

    i. Persalinan menggunakan orsep

    j. "kor /P5/& < 8 pada menit 1

    =. :eonatus

    a. !!? < -++ atau > 8+++ gr

    b. ?ahir sebelum minggu ke 79 atau sesudah minggu ke 8- kehamilan#. e#il menurut umur kehamilan, besar menurut umur kehamilan

    d. akipneu, sianosis

    e. Malormasi kongenital

    . Pu#at, ptekie

    6

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    7/21

    1. KEHAMILAN MULTIPEL

    Masalahmasalah kehamilan kembar meliputi polih idramnion,

    h ip eremes is g raida rum, p reeklams ia, k etub an p e#ah d in i, asa

    preia, kelainan presentasi dan kelahiran prematur. Dibandingkan

    d en ga n k em ba ra nn ya y an g l ah ir p er ta ma n, k em ba r s el an ju tn ya

    memilik i r is iko mengalami sindrom gawat naas dan asiksia. Janin

    kembar ber is iko mengalami %05&, t ransus i kembarkembar, dan

    anomali kongenital yang terjadi terutama pada kembar monoBigot. /nomali

    yang disebabkan oleh deormasi kompresi u terus karena kesesakan

    (dislokasi pinggul)6 komunikasi askular dengan embolisasi6 dan a#tor

    aktor yang belum diketahui yang menyebabkan kembar (kembar dampit,anensealus, meningomielokel).-

    Crekuensi anastomosis askular plasenta yang tinggi hanya terjad i

    pada kembar monokorionik. Pada plasenta monokorionik, askularisasi

    janin biasanya tergabung, kadangkadang amat kompleks. /nastomosis

    askular pada plasenta monokorionik dapat dari arterikearteri, enake

    ena, atau arteriakeena. !iasanya #ukup berimbang dengan baik sehingga

    tidak ada salah satu kembar yang menderita. omunikasi arterikearterimenyilang di atas ena plasenta, dan bila ada anastomosis, darah dapat dengan

    mudah digerakkan dari satu askular janin ke janin yang lain. omunikasi enake

    ena dapat dikenali seperti arterikearteri, hanya insidens*kejadiannya lebih sedikit.-

    a. Progo!"!.

    "ebagian besar kembar dilahirkan prematur, dan komplikasi pada ibu

    akibat kehamilan ini lebih sering daripada kehamilan tunggal. @alaupun ada

    kenaikan yang bermakna pada mortalitas perinatal kembar monokorionik, namun

    tidak ada perbedaan yang bermakna antara angka mortalitas neonatus kelahiran

    kembar dan tunggal pada kelompok berat badan yang seimbang. embar

    monoamniotik mempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk terjerat talipusat,

    yang dapat menyebabkan asiksia. J ika salah sa tu janin mengalami maserasi ,

    kembaran yang hidup biasanya dilahirkan terlebih dulu. "e#ara teoritis

    kembaran yang kedua lebih mungkin menjadi sasaran anoksia daripada yang

    pertama karena plasenta dapat terlepas sesudah kelahiran kembar pertama

    sebelum kembar kedua lahir. Persalinan kembar kedua bisa sukar karena

    7

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    8/21

    mungkin berada dalam presentasi abnormal (bokong, terjerat), mungkin

    tonus uterus menurun, atau seriks mulai menutup pas#akelahiran kembar

    pertama. embar dengan restriksi pertumbuhan berisiko tinggi untuk

    mengalami hipoglikemia.-, 7

    abel - .1 . Perubahan pada kembar monokorionik dengan shunt

    arterioenosus plasenta yang tidak terkompensasi. -

    K#mbar $a%a

    Door R#!"$"#

    $ligohidramnion Polihidramnion

    Prematur ke#il Prematur besar

    Malnutrisi :utrisi baik

    Pu#at (anemia) Polisitemia

    Hipoolemia Hiperolemia

    Hipoglikemia 5agal jantung

    Mikrokardia Hipertroi jantung

    5lomerolus ke#il atau normal 5lomerolus besar

    Dinding arteriol tipis Dinding arteriol tebal

    b. P#goba&a

    Diagnosis pranatal memungkinkan dokter sp es ia li s obst et ri da n dokt er

    spesialis anak mengantisipasi kelahiran bayi berisikotinggi karena

    kembar. Pengamatan ketat merupakan indikasi selama kelahiran dan segera pada

    masa neonatus sehingga pengobatan yang tepat terhadap as iksia atau

    sindrom transusi janin dapat dimulai. eputusan untuk melakukan transusi darah

    segera pada kembar donor yang mender ita anemia berat , atau melakukan

    transusi tukar sebagian pada kembar resipien harus didasarkan pada

    pert imbangan klinis.-

    2. PREMATURITAS DAN IUGR

    !ayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum 79 minggu dari haripertama menstruasi terakhir disebut prematur. Prematur jug a sering

    digunakan untuk menunjukkan imaturitas. !ayi dengan berat badan lahir

    amat sangat rendah yaitu, kurang dari 1.+++ g juga disebut sebagai neonatus

    imatur. "e#ara historis, prematur dideinisikan dengan berat badan lahir -.++ g

    atau kurang, tetapi sekarang bayi yang beratnya -.++ g atau kurang pada saat lahir,

    bayi dengan berat badan lahir rendah (!!?&), dianggap prematur dengan masa

    kehamilan pendek6 menurut umur kehamilannya, mereka mengalami restriksi

    pertumbuhan intrauteri (disebut juga sebagai ke#il untuk umur kehamilannya

    8

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    9/21

    ("5/), atau keduanya. Prematuritas dan restriksi pertumbuhan intrauteri

    (%05&) dihubungkan dengan kenaikan morbiditas dan mortalitas neonatus.-

    !ayi !!?"& adalah bayi dengan berat badan kurang dari 1.++ g dan

    kebanyakan adalah prematur. !ayi !!?"& men#akup lebih dari +2 kematian

    neonatus dan +2 bayi yang #a#at6 ketahanan hidupnya terkait langsung dengan

    berat badannya, sekitar -+2 dari mereka yang bertahan hidup beratnya antara ++

    dan =++ g dan 3'+2 dari mereka beratnya antara 1.-+ g dan 1.++ g.

    Dibandingkan dengan bayi #ukup bulan, neonatus !!?"& mempunyai in

    sidens rawatinap di rumah sakit lebih tinggi selama satu tahun pertama hidupnya,

    yang disebabkan oleh sekuele prematuritas, ineksi sekuele neurologi, dan gangguan

    psikologis.-,8,

    Penyebab kelahiran preterm yang dapat diidentiikasi;-,

    a) Janin ; gawat janin, kehamilan multipel, eritroblastosis, hidrops

    mekonium.

    b) Plasenta ; plasenta preia, abrupsio plasenta.

    #) 0terus ; uterus bikornus, serik inkompeten.

    d) %bu ; preeklamsia, penyakit kronis (jantung, ginjal), ineksi,

    penylahgunaan obat.

    e) ?ainlain ; PD, polihidramnion, iatrogenik.

    a. P#'()"&

    1) Masalahmasalah yang terkait dengan bayi prematur -,

    a) Pernapasan; &D", HMD, displasia bronkopulmonal, pneumotoraks,

    pneumomediastinus, emisema interstisial, pneumonia kongenital,

    hipoplasia paru, perdarahan paru, apneu

    b) ardioaskular; PD/, hipotensi, hipertensi, bradikardi (apneu),

    malormasi kongenital

    #) Hematologis; anemia, hiperbilirubinemia (indirek*direk), perdarahan

    subkutan* organ (hati, adrenal), koagulopati intraaskular tersebar,

    deisiensi itamin

    d) "aluran pen#ernaan; gangguan ungsi pen#ernaan (gangguan motilitas),

    enterokolitis nekrotikans, anomali kongenital yang menghasilkan

    polihidramnion

    e) Metabolikendokrin; hipokalsemia, hipoglikemia, hiperglikemia,

    asidosis metabolik lanjut, hipotermia, 8 rendah

    9

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    10/21

    ) ""P; perdarahan intraentrikular, leukomalasia perientrikular,

    enselopati hipoksik iskemik, kejang, retinopati pada prematuritas,

    ketulian, hipotonia, malormasi kongenital, kernikterus (ensealopati

    bilirubin), penghentian obat (narkotik)

    g) 5injal; hiponatremi, hipernatremi, hiperkalemi, asidosis tubular ginjal,

    edema

    h) ?ainlain; ineksi (kongenital, perinatal, nosokomial; bakteri, irus,

    jamur, protoBoa)

    -) Caktoraktor yang sering dihubungkan dengan %05&; -,7,

    a) Janin ; kelainan kromosom, ineksi janin yang kronis (AME,

    rubela, siilis), anomali kongenital, radiasi, kehamilan multipel, aplasia

    pankreas.

    b) Plasenta ; berat plasenta berkurang, luas permukaan berkurang,

    plasentitis ilosa (bakteri, irus, parasit), inark, tumor (korioangioma,

    molahidatidosa), pelepasan plasenta, sindrom tranusi kembar.

    #) %bu ; toksemia, penyakit hipertensi, hipoksemia (tempat

    tinggi, penyakit jantung sianosis atau penyakit paru), malnutrisi atau

    penyakit kronik, anemia sel sabit, obatobatan (narkotik, alkohol, rokok)

    b. P#ra*a&a

    Pada saat lahir, #ara#ara untuk membersihkan jalan napas, me

    mulai pernapasan, merawat talipusat dan mata, dan memberi itamin

    pada bayi imatur ada lah sama seperti pada ba yi bayi dengan berat badan

    dan maturitas yang normal. Perawatan khusus diperlukan untuk

    mempertahankan te rbu kanya jalan napas dan menghindari

    kemungkinan aspirasi isi lambung. Pertimbangan tambahan adalah (1)

    perlunya perawatan inkubator, dan pemantauan rekuensi jantung sertapernapasan, (-) perlunya penambahan oksigen, dan (7) perlunya

    perhatian khusus dalam merin#i pember ian makanan. Perlin dungan

    terhadap ineksi tidak boleh lupakan. Diperlukan peran serta orang tua

    yang teratur dan akti pada perawatan bayi di kamar perawatan anak,

    perlu memberi instruksi pada ibu dalam merawat bayinya di rumah, dan

    masalah prognosis pada pertumbuhan dan perkembangan di kemudian

    hari. -,7,

    10

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    11/21

    Perawatan %nkubator. %nkubator menghemat panas tubuh melalui

    penyediaan lingkungan atmose r yang hangar dan kondis i kelembaban

    yang baku, alat ini juga dapat mengurangi kontaminasi atmoser.

    etahanan hidup !!?& dan bayi yang sakit lebih besar bila dirawat dalam

    atau dekat dengan lingku ng an ne tr a l. "uhu inkubator yang optimal agar

    mengurangi kehilangan panas dan konsumsi oksigen bayi yang tidak

    berpakaian, adalah suhu inkubator yang mempertahankan suhu tubuh (bagian

    dalam)bayi pada 7=,79,+FA. Hal in i te rgantung pada besar dan

    maturitas bayi6 semakin ke#il dan semakin imatur bayi itu, semakin

    t in gg i s uh u l i ng ku ng an y a ng d ip e rl uk an . P e li nd un g panas

    plexiglass atau topi kepala dan pakaian badan mungkin diperlukan bila

    perawatan inkubator saja tidak #ukup untuk memp ertahankan ba yi

    prematur ke#il tetap hanga t. Pemanas radian me rup akan alterna ti

    untuk inkubator, terutama pada neonatus yang sakitnya serius.

    Mempertahankan kelembaban relat i sebesar 8+=+2 membantu

    menstabilkan suhu tubuh dengan jalan mengurangi kehilangan panas pada

    suhu lingkungan yang lebih rendah. -,7,

    Pemberian oksigen untuk mengurangi risiko jejas hipoksia dan

    insuisiensi sirkulasi harus dipermbangkan terhadap risiko hiperoksia pada

    mata (re tinopati prematur itas ) dan jejas oksi gen pada paru. !ila mungkin,

    oksigen harus diberikan melalui tut up ke pa la , atau pipa endotrakea untuk

    mempertahankan kadar oksigen inspirasi yang stabil dan aman. -,7,

    Jika inkubator tidak tersedia, keadaan umum pengendalian suhu dan

    dapat di#apai dengan menggunakan pemanas radian yang #anggih, selimut,

    lampu pemanas, bantalan pemanas, dan botol air panas serta mengendalikan

    suhu dan kelembaban kamar. eadaan ini mungkin diperlukan untuk

    memberikan oksigen sementara dengan penutup (masker) muka atau melalui

    pipa intubasi. -,7,

    !ayi harus disapih dan selanjutnya, diambil dari inkubator hanya bila

    perubahan yang sedikit demi sedikit pada atmoser ruang perawatan anak tidak

    mengakibatkan perubahan yang berarti pada suhu, warna, aktiitas atau tanda

    tanda ital bayi. Pemberian Makanan. Aara pemberian makanan setiap bayi

    !!?& harus se#ara sendirisendiri. Penting untuk menghindari kelelahan dan

    aspirasi makanan karena regurgitasi atau karena proses pemberian makanan.

    11

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    12/21

    idak ada metode pemberian makanan yang dapat menghindari masalah

    masalah ini ke#uali bila orang yang memberi makan bayi telah dilatih metode

    ini dengan baik. Pemberian makanan oral (melalui puting) tidak boleh

    dimulai atau harus dihentikan pada bayi dengan kegawatan pernapasan,

    hipoksia, insuisiensi sirkulasi, sekresi yang berlebihan, penyumbatan

    mulu t, sepsis , depresi sistem sara pusat, imaturitas, atau tandatanda

    penyakit serius. !ayibayi ini akan memerlukan pemberian makanan se#ara

    parenteral atau melalui sonde untuk memasok kalori, #airan, dan elektrolit.-,7,

    !ayi prematur yang besar dapat diberi makanan melalui botol atau

    payudara. 0paya pengisapan biasanya merupakan aktor yang menghambat,

    menyusui (dari payudara) mungkin tidak berhasil sampai bayi men#apai usia

    matur. Pemberian susu botol dari /"% yang diperas dapat merupakan

    alternati sementara. Pada pemberian susu botol, upaya tersebut dapat

    dikurangi dengan penggunaan puling khusus yang ke#il, lunak dan

    berlubang besar. Di samping pengisapan yang kuat, proses pemberian makanan

    oral memerlukan koordinasi antara penelanan, penutupan laring dan saluran

    hidung oleh epiglotis dan uula, dan motilitas esoagus normal6 suatu proses

    sinkronisasi yang biasanya tidak ada sebelum kehamilan men#apai umur 78

    minggu.-,7,

    !ayi yang lebih ke#il atau kurang kuat harus diberi makan melalui sonde;

    biasanya menggunakan sebuah pipa plas tik eksterna yang lunak (Cren#h

    :o.) yang berdiameter in terna sekitar +,+ #m dengan ujung atraumatis

    yang bulat dan dua lubang pada sisi samping. Pipa dimasukkan melalui

    hidung sampai, sekitar -, #m (1 in#i) ujung bagian bawahnya, berada di

    dalam lambung. emudian, ujung bebas pipa ditempatkan di dalam air6 jika

    mun#ul gelembunggelembung pada setiap ekspirasi, berarti pipa ada di

    dalam trakea dan harus dimasukkan kembali ke posisi yang tepat. 0jung

    bebas pipa mempunyai alas penghubung (adapter) yang dihubungkan dengan

    ujung tabungsuntik (syringe) yang pas, dan jumlah makanan yang terukur dapat

    mengalir perlahanlahan akibat gaya graitasi. -,7,

    Pipa ini dapat dipasang selama 79 hari sebelum diganti dengan pipa yang

    sama melalui lubang hidung lainnya. adangkadang bayi mengalami #ukup

    iritasi lokal akibat pemasangan pipa ulang sehingga dapat menyebabkan sesak

    atau menimbulkan sekresi. Pada kasus demikian kateter dapat dilewatkan

    12

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    13/21

    melalui mulut oleh orang yang terampil dan dilepas Pada akhir setiap pemberian

    makanan. Pemberian melalui botol atau payudara dapat dilakukan sedikit

    demi sedikit setelah bayi memperlihatkan kekuatan umum yang #ukup untuk

    menerima pemberian makananoral tanpa menimbulkan kelelahan. Pemberian

    makanan melalui nasogastrik dan nasojejunum se#ara terusmenerus berhasil

    diterapkan pads bayi !!?& yang tidak mampu menelan kalori yang #ukup

    melalui botol atau sonde intermiten karena daya pengisapan jelek, penelanan

    tidak terkoordinasi, dan pengosongan lambung terlambat.-,7,

    +. P#m()aga Dar" R(ma, Sa-"&

    "ebelum pemulangan, bay i p rematur harus dapat minum

    semua nutr i si mela lui puting, botol atau buah dada. Pertumbuhan

    haru s ter jadi dengan penambahan yang stabil sekitar 1+7+ g*hari. "uhu

    harus stabil dalam tempat tidur terbuka. idak terdapat apnea atau

    bradikardia yang baru dan pemberian obat parenteral harus su d a h

    d i h e n t i k a n . ! a yi s ta b i l ya ng s e mb u h d a r i d i s p l a s ia

    bronkopumonal dapat dipulangkan dengan oksigen yang di be rikan

    melalui kanula hidung, selama pemantauan yang #ermat disiapkan,

    yaitu melalui pemantauan oksimetri dan kunjungan rawatjalan yang sering. -

    !ayibayi yang sebelumnya mendapat pengobatan dengan oksigen harus

    menjalani pemeri ksaan mata untuk menent ukan apakah ada reti nopati

    prematuritas atau tidak, dan bila ada, sampai stadium berapa6 sementara itu ,

    semua bayi !!?& harus menjalani uji pendengaran6 dan pada mereka

    yang menjalani kateterisasi arteri umbilikalis, tekanan darahnya harus

    diukur untuk meneliti adanya hipertensi askular ginjal. adar

    hemoglobin atau hematokrit harus ditentukan untuk mengealuasi

    kemungkinan adanya anemia. Jika semua masalah medis yang besar telah

    diatasi, dan persiapan di rumah telah #ukup, selanjutnya bayi prematur

    dapat dipulangkan bila berat badannya mendekati 1.3++-.1++ g6

    pemantauan yang ketat dan mudahnya akses ke pemberi perawatan kesehatan

    sangat penting untuk protokol pemulangan yang awal. "ebagai alternati,

    jika lingkungan medis atau sosial tidak ideal, neonatus berisikotinggi

    diangkut ke unit intensi neonatus, dan jika penyakit utamanya telah

    sembuh neonatus tadi dapat dikembalikan ke rumah sakit tempatnya

    13

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    14/21

    dilahirkan untuk menjalani masa rawatinap tambahan. Eaksinasi standar

    dengan dosis penuh harus dimulai sesudah bayi dipulangkan atau jika di

    rumah sakit, dengan aksin yang tidak mengandung irus hidup. -,7

    %. P#ra*a&a D" R(ma,

    "ementara bayi berada di rumah sakit, ibu harus dinstruksikan

    mengenai bagaimana merawat bayinya sesudah pulang. Program ini harus

    men#akup sekurangkurangnya satu kali kunjungan ke rumahnya oleh

    orang yang mampu mengealuasi pengaturan program rumah tangga dan

    memberi nasihat mengenai setiap perbaikan yang diperlukan.-

    . BAYI LE/AT BULAN

    !ayi lewatbulan adalah bayi yang dilahirkan sesudah kehamilan 8-

    minggu, dihitung dari mas a menstruasi terakhir ibu, tanpa memandang berat

    bayi pada saat lahir, sering disinonimkan pas#amatur pada bayi yang masa

    kehamilannya lebih dari normalnya, -3+ hari lewat 9 hari atau lebih. "ekitar

    -2 dari semua kehamilan berakhir pada atau sesudah hari ke -39 kehamilan,

    1-2 pada atau sesudah hari ke -'8, dan 2 pada atau sesudah hari ke 7+1.

    Penyebab kelahiran lewat bulan atau pas#amatur belum diketahui. 0kuran bayi

    yang besar berkorelasi jelek dengan terlambatnya persalinan, dan ukuran badan bayi

    ini berkorelasi dengan ukuran besar salah satu orang tuanya, multigraiditas,

    atau kedaan prediabetik atau diabetik ibunya.-

    a. Ma"0#!&a!" K)""!

    !ayi lewat bulan mungkin se#ara klinis tidak dapat dibedakan

    dari bayi #ukup bulan, tetapi beberapa bayi lewatbulan mempunyai

    tandatanda pas#amatur, karena penampakan dan peri lakunya

    mengesanka n penam pakan dan perilaku bayi berusia 17 minggu. !ayi

    lewatbulan dan pas#amatur berat badan lahirnya sering telah bertambah

    dan ditandai dengan tidak adanya lanugo, kurangnya atau tidak adanya erniks

    kaseosa, kuku panjang, rambut kulit kepala banyak, kulitnya putih seperti

    kertas atau mengelupas (deskuamasi), dan kewaspadaannya bertambah.

    Jika terjadi insufisiensi plasenta, #airan amnion, janin dapat terwarnai oleh

    mekonium, dan dapat ditemukan rekuensi jantung janin yang abnormal, bayi

    dapat mengalami gangguan pertumbuhan. @alaupun sindrom ini seringkali

    ter an# uka n de nga n pas #a maturitas, hanya sekitar 20% bayi dengan sindrom

    14

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    15/21

    insufisiensi plasenta adalah bayi leat!bulan. "ebagian besar bayi yang

    terkena adalah bayi #ukup bulan dan preterm, terutama bayi yang ke#il

    menurut umur kehamilan dari ibu yang mengalami toksemia, primigraida tua,

    dan wanita dengan hipertensi kronik. Plasentanya sering kali ke#il atau

    mempunyai perlekatan yang jelek. "indrom ini telah dirumuskan sebagai

    akibat perubahan degenerati pada plasenta, yang se#ara progresi mengu

    rangi oksigen dan nutrisi janin.-,7,

    b. Progo!"!

    !ila persalinan tertunda 7 minggu atau lebih sesudah #ukup bulan,

    maka ada peningkatan mortalitas se#ara bermakna, yang mendekati 7 kali

    mortalitas kelompokkontrol bayi yang dilahirkan #ukup bulan. Mortalitas

    menurun se#ara men#olok melalui perbaikan manajemen obstetrik.-

    +. P#goba&a

    Pemantauan obstetrik yang #ermat, proil bioisik, atau elosimetri

    Doppler, biasanya memberikan dasar yang rasional untuk memilih #ara

    noninterensi, induksi kelahiran, atau seksio sesarea. %nduksi kelahiran atau

    seksio sesaria dapat diindikasikan pada primigraida tua yangkehamilannya berlanjut lebih dari -8 minggu sesudah #ukup bulan,

    terutama jika ada bukti kegawatan janin. Pneumonia aspirasi mekonium atau

    ensealopati hipoksik diobati se#ara simtomatis.-

    . BAYI BESAR MENURUT UMUR KEHAMILAN

    /ngka mortalitas neonatus menurun dengan bertambahnya bera t badan

    lahir sampai sekitar 8.+++ g, sesudahnya mortalitas meningkat. !ayibayi

    yang berukuran besar ini biasanya dilahirkan #ukup bulan, tetapi bayi

    preterm dengan berat ba dan tingg i me nu rut umur kehami lan me mpunya i

    mortalitas yang se#ara bermakna lebih tinggi daripada bayi yang dila

    hirkan #ukup bulan dengan ukuran yang sama6 diabetes dan obesitas ibu

    merupakan aktor predisposisi. !ayi yang amat besar, tanpa memandang

    umur kehamilannya, mempunyai insidensi jejas lahir yang lebih tinggi,

    seperti jejas serikal dan pleksus brakialis, #edera nerus renikus dengan

    15

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    16/21

    paralisis diaragma, raktur klaikula, sealhematoma, hematoma subdural, dan

    ekimosis kepala serta muka. %nsidensi anomali kongenital, terutama penyakit

    jantung kongenit al , juga lebih tinggi daripada bayi #ukup bulan yang berat

    badannya normal. Menurut statistik, retardasi intelektual serta perkembangan

    lebih laBim terjadi pada bayi #ukup bulan dan preterm yang berat badan

    lahirnya tinggi daripada bayi yang berat badannya sesuai dengan umur

    kehamilannya.-,7

    C. PENGA/ASAN BAYI RISIKO TINGGI

    Pemantauan yang perlu dilakukan pada bayi risiko tinggi se#ara umum antaralain; =,9,3

    1. P#r&(mb(,a

    Pertumbuhan harus dipantau se#ara seksama, yakni panjang, berat badan,

    dan lingkar kepala. Meskipun sebagian besar bayi prematurmengejar ketinggalan

    pertumbuhan selama tahun pertama, namun beberapa bayi "5/, bayi imatur, dan

    dengan penyakit paruparu kronis selalu dapat tetap pertumbuhannya lebih ke#il.

    5angguan pertumbuhan kepala dapat menjadi tanda awal #a#at perkembangan. =,9

    2. T#-aa Dara,

    "ekuel perawatan intensi neonatal yang mungkin memiliki konsekuensi

    jangka panjang yang terkadang tidak terdeteksi adalah tekanan darah tinggi, karena

    itu tekanan darah harus dimonitor.=

    . Gagg(a P#ra$a!a

    a. A$#(

    !ayi risiko tinggi haru selalu diwaspadai terjadinya apneu karena dapat

    mengakibatkan kematian, sehingga pengawasan dan tindakan resusitasi

    merupakan hal yang penting.

    =

    b. P#'a-"& Par( Kro"-

    !ayi dengan kelainan paru yang lama memerlukan penanganan dan pengawasan

    khusus, termasuk pemberian oksigen dan pemantauannya melalui oGimeter saat

    tidur, bangunmaupun saat menyusu. 5angguan perkembangan, kesulitan tidur

    maupun menyusu, peningkatan hematokrit, peningkatan kelainan pada 45 dan

    ekokardiogram setelah tidak menggunakan oksigen, merupakan tanda dari

    hipoksia, dan bayi masih memerlukan pemberian oksigen.=,9

    . P#%#gara

    16

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    17/21

    :eonatus dengan riwayat keluarga yang memiliki anak dengan gangguan

    pendengaran dan pada gangguan pendengaran kongenital akibat ineksi ($&AH),

    malormasi kongenital pada kepala atau leher, berat badan lahir < 1++ gram,

    hiperbilirubinemia yang memerlukan tranusi tukar, meningitis bakteri, atau asiksia

    berat saat lahir atau yang diberi obat ototoksik (urosemid, an#omi#in) semua ini

    mempunyai risiko untuk terjadi gangguan pendengaran. Deteksi dini sangatlah

    penting, sebab mendengar merupakan bagian penting dalam kemampuan berbahasa.

    Deteksi dini dapat dilakukan dengan tes brain stem auditory e"oked potential atau

    transient e"oked otoa#ousti# emision.:amun, angka positi palsu pada tes ini #ukup

    tinggi, sehingga sangat sulit untuk mendeteksi gangguan pendengaran pada masa

    neonatus.=,3

    . P#g)",a&a

    &etinopati pada prematuritas merupakan penyakit retina pada neonatus preterm.

    Pemeriksaan ophtalmoskop indirek seharusnya dilakukan pada usia 9 minggu oleh

    dokter pediatri# ophthalmologist pada semua neonatus dengan berat lahir < 1++

    13++ gram atau usia kehamilan < 7+7 minggu yang mengalami paparan oksigen,

    serta neonatus dengan berat lahir < 17++ gram atau usia kehamilan < 7+ minggu

    membutuhkan adanya paparan oksigen.pengamatan askularisasi retina sebaiknya

    dilakukan dengan jarak - minggu (atau setiap minggu). :eonatus dengan ineksi

    kongenital dan asiksia juga memerlukan pemeriksaan. "emua bayi risiko tinggi

    seharusnya menjalani pemeriksaan ophthalmologis pada umur 1 tahun.=,9

    3. Kom("-a!" Da K#mam$(a Mo&or"-

    "emua bayi, perkembangan berbahasa dan motorik perlu untuk diamati dan

    disesuaikan dengan masa perkembangannya. !ayi dengan keterlambatan atau

    gangguan berbahasa dan atau motorik, perlu untuk dilakukan penilaian gangguan

    perkembangannya se#ara multidisiplin.=,9,3

    4. P#r-#mbaga N#(ro)og"!

    Perkembangan neurologis merupakan proses yang berbedabeda setiap bayi. :amun,

    jika ada gangguan yang #ukup signiikan, perlu dilakunan pemeriksaan lebih lanjut.=,9

    a) Pemeriksaan perkembangan neurologis meliputi, postur, tonus otot tangan dan

    kaki, tonus otot leher dan badan, relek tendon, relek patologis, relek primiti,

    dan reaksi postural (rigiditas).

    b) elainan pada bayi risiko tinggi.

    17

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    18/21

    !anyak bayi dengan risiko tinggi mengalami gangguan pada tahun pertamanya,

    seperti gangguan keseimbangan, kewaspadaan, kebiasaan maupun belajar.

    elainan pada perkembangan neurologis ini dapat mengarah pada terjadinya

    #erebral palsi. Pemeriksaan pada neonatus risiko tinggi ini pada tahun pertama.

    Hipotonus ( aGial ataupun menyeluruh) biasanya terjadi pada bayi preterm.

    Hipertonus ekstremitas biasanya terjadi pada bayi preterm, asimetris dari ungsi,

    tonus, postur, dan relek perlu untuk diamati. Hipertonus pada leher dan retraksi

    bahu mun#ul pada bayi dengan penyakit paru kronik, trakeostomi, dan intubasi

    yang lama sehingga peru dilatih agar dapat mengontrol gerakan kepala, gerakan

    tangan, berguling, duduk dan berdiri.gerakan inolunter, ekspresi wajah dan

    gangguan koordinasi perlu di#urigai adanya gangguan ekstra piramidal.

    5angguan pada makan atau minum juga biasa mun#ul pada bayi risiko tinggi.

    5. P#r-#mbaga Kog"&"6

    Perkembangan bahasa dan penglihatan merupakan tolak ukur yang penting dalam

    menilai ke#erdasan bayi sehingga mampu mendeteksi bayi dengan gangguan

    kogniti. !ayi risiko tinggi sebaiknya menjalani pemeriksaan psikologis pada usia 1

    7 tahun atau sebelum usia sekolah. 0sia =' bulan perlu dilakukan ealuasi pada

    kemampuan pendengarannya.=,9

    D. PENGANGKUTAN BAYI

    /danya regionalisasi perawatan neonatus berisiko tinggi, jumlah bayi sakit yang

    diangkut ke unit perawatan intensi, di rumah sakit yang bukan tempat lahirnya,

    semakin bertambah. %dealnya, ibuibu yang berisikotinggi harus diangkut dan

    bersalin di pusat yang memiliki unit spesialis ini. Pengangkutan neonatus harus

    meliputi konsultasi mengenai masalah bayi dan perawatan sebelumpengangkutan, kemudahan akses untuk menemui tim pengangkutan, dan

    pengangkutan serta stabilisasi oleh tim sebelum memindahkan bayi. Jika ada

    indikasi, pengamanan jalan napas, pemberian oksigen, membantu entilasi bayi,

    memberikan terapi antimikroba, merumat sirkulasi, memberi lingkungan yang hangat,

    dan penempatan selang intraena atau arteri, atau pipa dada semuanya harus

    dimulai sebelum pengangkutan dilakukan. -

    18

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    19/21

    ?aporan medis bayi dan ibunya, laporan laboratorium, dan tabung berisi

    bekuan darah ibu juga harus disediakan. "ebelum keberangkatan ibu harus

    diyakinkan kembali se#ara singkat dan diberi kesempatan untuk melihat bayi yang

    distabilkan6 ayah harus menyertai kendaraan pengangkut tersebut. "ta

    pengangkutan atau perawat juga harus menelpon lebih dahulu untuk member ikan

    inormasi kepada unit penerima mengenai siat penyakit penderita. endaraan

    pengangkut harus diperlengkapi dengan obat obatan, #airan, tangki oksigen,

    kateter, pipa dada, pipa endotrakea, laringoskopi, dan alat pemanas bayi yang

    sesuai. endaraan ini harus mempunyai penerangan yang baik dan ruang yang

    #ukup untuk melakukan prosedur tindakan gawat darurat serta peralatan untuk

    memonitor. Dengan pengangkutan yang eisien dan perawat serta sta medik yang

    telah dididik dengan tepat di rumah sakit rujukan, mortalitas neonatus yang lahir

    di luar seharusnya tidak lebih tinggi daripada mortalitas bayi yang dilahirkan pada

    pusat perawatan tersier.-,7

    19

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    20/21

    III. PENUTUP

    A. KESIMPULAN1. !ayi risiko tinggi adalah bayi yang harus berada dibawah pengawasan ketat oleh

    dokter ddan perawat yang berpengalaman.-. !ayi risiko tinggi sering diklasiikasikan berdasarkan berat badan lahir, umur

    kehamilan, dan adanya masalah isiologi yang menyertai bayi tersebut.7. Pengawasan bayi risiko tinggi dapat dilakukan bebeapa jam sampai beberapa hari,

    namun pemantauan jangka panjang terhadap tumbuh kembang se#ara

    multidisipliner juga tidak boleh dilupakan, yakni pertumbuhan, tekanan darah,

    gangguan pernapasan, pendengaran, penglihatan, kemampuan berkmunikasi dan

    motorik, perkembangan neurologis serta perkembangan kognitinya.

    8. Dalam pengangkutan bayi risko tinggi ke rumahsakit yang memiliki asilitas untuk

    penanganan bayi risiko tinggi meliputi konsultasi mengenai masalah bayi dan

    perawatan sebelum pengangkutan, kemu dahan akses untuk menemui tim

    pengangkutan, dan pengangkutan serta stabilisasi oleh tim sebelum

    memindahkan bayi serta peralatan keselamatan lainnya.

    B. SARAN

    Perlunya kewaspadaan dan deteksi dini kemungkitan risiko tinggi pada setiap neonatus

    yang baru dilahirkan sehingga akan memperbaiki prognosis, mengurangi komplikasi*

    ke#a#atan serta menurunkan %M&.

    20

  • 7/26/2019 BAB I,II,III fix bayi risti

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    1. "urasmi arsining.$eraatan ayi Risiko &inggi. Jakarta; 45A. -++7.

    -. !ehrman, liegman dan /rin. Ilmu 'esehatan nak. Eolume 1. Jakarta; 45A. 1'''.

    7. laus dan Canaro. $enatalaksanaann eonatus Risiko &inggi. 4disi 8. Jakarta ;

    45A. 1''3.

    4. Johanes 4dy "iswanto. ngka 'ematian *epsis eonatal $ada ayi Risiko &inggi.

    Eolume 3, :o 7. "ari pediatri. -++9.

    . % @ayan Dharma /rtana. +uaran ayi 'urang ulan. Eol. 18, :o. 1. "ari Pediatri.

    -+1-.

    =. ri#ia ?a#y 5. eonatology Management, $ro#edures, -n!all $roblems, /iseses,

    nd /rugs. Aaliornia; a ?ange #lini#al manual. 1'''

    9. &ini Purwanti.$enilaian $erkembangan ayi Risiko &inggi dan Rendah pada sia 1

    dan ulan.Eol. 18, :o. 1. "ari Pediatri. -+1-.

    8. ?ily &undjan. *krining 3angguan $endengaran $ada eonatus Risiko &inggi. Eol. =,

    :o. 8. "ari pediatri. -++.

    21