bab ii sanitasi kudus(1)
DESCRIPTION
BAB II Sanitasi Kudus(1)TRANSCRIPT
BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS
2.1. Geografis, Topografis, Geohidrologi
Secara geografis, Kabupaten Kudus terletak pada koordinat 6051’ –
7016’ Lintang Selatan dan 110036’ – 110050’ Bujur Timur, dengan batas-
batas administratif yaitu :
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Pati,
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Jepara,
Sebelah selatan berbatasan Kabupaten Grobogan dan Pati serta
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pati.
Ditinjau dari topografi, Kabupaten Kudus memiliki ketinggian
terendah 5 meter di atas permukaan air laut yang berada di Kecamatan
Undaan dan ketinggian tertinggi 1600 meter di atas permukaan air laut
berada di Kecamatan Dawe. Kelerengan 0-8% menempati di daerah dataran
antara lain di Kecamatan Undaan (Desa Undaan Kidul, Desa Undaan Lor,
Desa Undaan Tengah), Kecamatan Kaliwungu (Desa Blimbing Kidul, Desa
Sidorekso, Desa Kaliwungu, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe (Desa
Margorejo, Desa Samirejo, Desa Karangrejo, Desa Cendono) dan
Kecamatan Jekulo (Desa Jekulo). Kelerengan 8-15% menempati sebagian
Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe sebelah selatan, Kecamatan Gebog
(Desa Gribig) dan Kecamatan Mejobo (Desa Jepang). Kelerengan 15-25%
menempati Kecamatan Dawe (Desa Kajar) dan Gunung Patiayam bagian
Timur. Kelerengan 25-45% menempati di daerah Gunung Patiayam bagian
utara, Kecamatan Gebog (Desa Padurenan). Kelerengan > 45% menempati
Kecamatan Dawe (Desa Ternadi) Kecamatan Gebog (Desa Rahtawu, Desa
Menawan) dan daerah Puncak Muria bagian selatan.
Kondisi iklim di Kabupaten Kudus secara umum dipengaruhi oleh
zona iklim tropis basah. Bulan basah jatuh antara bulan Oktober-Mei dan
bulan kering terjadi antara Juni-September, sedang bulan paling kering jatuh
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 14
sekitar bulan Agustus. Curah hujan yang jatuh di daerah Kudus berkisar
antara 2.000-3.000 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi di daerah puncak
Gunung Muria, yaitu antara 3.500-5.000 mm/tahun. Temperatur tertinggi
mencapai 33oC dan terendah 26oC dengan temperatur rata-rata sekitar 29oC
dan kelembaban rata-rata bulanan berkisar antara 72%-83%. Angin yang
bertiup adalah angin barat dan angin timur yang bersifat basah dengan
kelembaban sekitar 88%, kecepatan angin minimum 5 km/jam dan
kecepatan angin maksimum dapat mencapai 50 km/jam.
2.2. Administratif
Secara administratif, Kabupaten Kudus terdiri dari 9 (sembilan)
kecamatan dengan 123 Desa dan 9 Kelurahan. Kecamatan dengan jumlah
Desa/Kel terbanyak adalah Kecamatan Kota dengan jumlah 25 Desa/Kel,
sedangkan kecamatan dengan Desa/Kel terkecil adalah Kecamatan Bae
dengan 10 Desa/Kel. Untuk lebih jelasnya mengenai data administratif
Kabupaten Kudus dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Banyaknya Desa/Kelurahan, Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT) dan Dukuh menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No Kec. Desa Kel. Jumlah RW RT Dukuh1 Kaliwungu 15 0 15 66 437 48
2 Kota 16 9 25 111 490 92
3 Jati 14 0 14 78 373 51
4 Undaan 16 0 16 63 357 31
5 Mejobo 11 0 11 69 341 32
6 Jekulo 12 0 12 85 443 45
7 Bae 10 0 10 51 279 38
8 Gebog 11 0 11 81 432 44
9 Dawe 18 0 18 103 546 53
2009 123 9 132 707 3698 434
2008 123 9 132 702 3.666 321
2007 123 9 132 701 3.662 363
2006 123 9 132 701 3.662 378
2005 123 9 132 698 3.618 378
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 15
2.3. Kependudukan
Beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan
merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan,
antara lain adalah :
1. Kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat
dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan.
Dalam pembangunan, dengan jelas dikemukakan bahwa penduduk
adalah subyek dan obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan
maka penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu
menjadi penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga
harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan. Dengan
demikian jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan dengan
memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat
berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya,
pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu
meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.
2. Keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi
dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah
penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang
memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat
kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi
pembangunan.
3. Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam
jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam jangka
waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam
pembangunan terabaikan.
Sebagai contoh, beberapa ahli memperkirakan bahwa krisis ekonomi
dewasa ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan
seseorang selama 25 tahun kedepan atau satu genarasi. Dengan
demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumberdaya manusia
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 17
Indonesia pada generasi mendatang, 25 tahun setelah tahun ini.
demikian pula, hasil program keluarga berencana yang dikembangkan
30 tahun yang lalu (1968), baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun
terakhir ini. Dengan demikian, tidak diindahkannya dimensi
kependudukan dalam rangka pembangunan sama artinya dengan
“menyengsarakan” generasi berikutnya.
2.3.1.Laju Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kudus pada tahun 2009 tercatat
sebesar 759.249 jiwa, terdiri dari 376.058 jiwa laki-laki (49,53 persen) dan
383.191 jiwa perempuan (50,47 persen). Apabila dilihat penyebarannya,
maka kecamatan yang paling tinggi prosentase jumlah penduduknya adalah
Kecamatan Jekulo yakni sebesar 12,79 persen dari jumlah penduduk yang
ada di Kabupaten Kudus, kemudian berturut-turut Kecamatan Jati 12,66
persen dan Kecamatan Dawe 12,38 persen. Sedangkan kecamatan yang
terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bae sebesar 8,10 persen.
Bila dilihat dari perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan
perempuannya, maka diperoleh rasio jenis kelamin pada tahun 2009
sebesar 98,14 yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat
98 penduduk laki-laki. Dengan perkataan lain bahwa penduduk perempuan
lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki, ini bisa dilihat hampir
di semua kecamatan bahwa angka rasio jenis kelamin di bawah 100 persen,
yaitu berkisar antara 93,35 dan 100,45 persen. Adapun data Banyaknya
Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Kecamatan di
Kabupaten Kudus seperti terlihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Banyaknya Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Kaliwungu 44.475 44.916 89.391 99,02
2 Kota 44.188 47.388 91.526 93,35
3 Jati 46.941 49.143 96.084 95,52
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 18
4 Undaan 34.120 34.331 68.451 99,39
5 Mejobo 33.938 34.422 68.360 98,95
6 Jekulo 48.314 48.772 97.086 99,06
7 Bae 30.580 30.933 61.513 98,86
8 Gebog 46.508 46.301 92.809 100.45
9 Dawe 46.994 47.035 94.029 99,1
2009 376.058 383.191 759.249 98.14
2008 372.761 380.160 752.921 98,05
2007 369.884 377.604 747.488 97,96
2006 367.143 374.897 742.040 97,93
2005 364.074 372.165 736.239 97,83
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
2.3.2.Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dalam kurun waktu lima tahun (2005 – 2009)
cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah
penduduk. Pada tahun 2009 tercatat sebesar 1.786 jiwa setiap satu kilo
meter persegi. Di sisi lain persebaran penduduk masih belum merata,
dimana Kecamatan Kota merupakan kecamatan yang terpadat yaitu
8.742 jiwa per km². Undaan paling rendah kepadatan penduduknya yaitu
954 jiwa per km². Adapun data kepadatan penduduk Kabupaten Kudus
seperti terlihat pada tabel 2.3. berikut ini.
Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk menurut Kecamatandi Kabupaten Kudus Tahun 2009
No KecamatanLuas Daerah
(Km²)Penduduk
(Jiwa)Kepadatan Pnddk.
(Jiwa per Km²)1 Kaliwungu 32,71 89.391 2.733
2 Kota 10,47 91.526 8.742
3 Jati 26,30 96.084 3.653
4 Undaan 71,77 68.451 954
5 Mejobo 36,77 68.360 1.859
6 Jekulo 82,92 97.086 1.171
7 Bae 23,32 61.513 2.638
8 Gebog 55,06 92.809 1.686
9 Dawe 85,84 94.029 1.095
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 19
2009 425.16 759.249 1.786
2008 425,16 752.921 1.771
2007 425,16 747.488 1.758
2006 425,16 742.040 1.745
2005 425,16 736.239 1.732
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
2.4. Pendidikan
Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian
dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada
perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat
manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan
hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral.
Di Kabupaten Kudus, penduduk yang bersekolah secara umum
mengalami fluktuasi selama periode tahun ajaran 2003/2005 – 2008/2009,
hal ini dapat dilihat dari banyaknya murid di beberapa jenjang pendidikan
yang mengalami kenaikan dan penurunan. Perbandingan jumlah murid pada
periode tahun 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut :
a. Pada tingkat pendidikan dasar yaitu SD Negeri di tahun 2009, jumlah
murid yang bersekolah mengalami penurunan sebesar 0,27 persen
dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya sedangkan SD swasta
mengalami kenaikan jumlah murid sebesar 6,82 persen.
Tabel 2.4. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar (SD)menurut Kecamatan dan Statusnya di Kabupaten Kudus
Tahun Ajaran 2008/2009
No
KecamatanSekolah Murid Guru
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta1 Kaliwungu 46 0 6.377 0 427 0
2 Kota 47 10 8.009 3.341 433 161
3 Jati 49 1 6.817 188 467 10
4 Undaan 44 0 5.171 0 425 0
5 Mejobo 45 2 6.114 78 448 9
6 Jekulo 63 0 9.131 0 647 0
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 20
7 Bae 40 1 4.542 97 396 8
8 Gebog 61 1 7.486 197 543 9
9 Dawe 66 0 8.214 0 615 0
2009 461 15 61.861 3.901 4.401 197
2008 457 13 62.028 3.652 4.271 184
2007 460 13 63.243 3.659 3.943 197
2006 463 11 63.807 3.426 4.124 177
2005 464 11 63.927 4.256 3.669 150
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
b. Pada tingkat pendidikan SLTP Negeri dan swasta mengalami kenaikan
jumlah murid sebesar 1,82 persen dari tahun sebelumnya.
Tabel 2.5. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SLTP (Negeri dan Swasta)Yang Lulus Ebtanas di Kabupaten Kudus
Tahun Ajaran 2008/2009
No Kecamatan Sekolah Murid Guru Lulusan
1 Kaliwungu 6 2.075 150 502
2 Kota 13 5.157 405 1.947
3 Jati 6 2.942 190 1.025
4 Undaan 3 1.397 77 435
No Kecamatan Sekolah Murid Guru Lulusan
5 Mejobo 5 1.980 136 224
6 Jekulo 5 2.327 147 527
7 Bae 4 3.065 168 461
8 Gebog 5 1.729 121 525
9 Dawe 4 1.202 87 221
2009 51 21.874 1.481 5.866
2008 45 21.484 1.343 6.196
2007 45 21.398 1.312 6.219
2006 45 21.313 1.372 6.196
2005 44 21.062 1.342 6.274
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 21
c. Untuk tingkat SLTA, jumlah murid mengalami penurunan sebesar 9,85
persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tabel 2.6. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SLTA (Negeri dan Swasta)Yang Lulus Ebtanas di Kabupaten Kudus
Tahun Ajaran 2008/2009
No
Kecamatan Sekolah Murid Guru Lulusan
1 Kaliwungu 4 2.797 173 728
2 Kota 15 7.956 559 2.735
3 Jati 2 1.379 84 470
4 Undaan 2 700 57 11
5 Mejobo 4 2.280 146 576
6 Jekulo 4 1.094 109 288
7 Bae 3 2.093 144 675
8 Gebog 4 1.408 123 408
9 Dawe 5 977 107 181
2009 43 20.684 1.502 6.072
2008 32 22.944 1.310 5.822
2007 32 18.984 1.207 5.674
2006 34 11.936 773 3.488
2005 28 17.920 1.178 5.412
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
d. Untuk tingkat pendidikan SMK, jumlah murid mengalami penurunan
sebesar 13,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tabel 2.7. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SMK (Negeri dan Swasta)Yang Lulus Ebtanas di Kabupaten Kudus
Tahun Ajaran 2008/2009
No
Kecamatan Sekolah Murid Guru Lulusan
1 Kaliwungu 3 2.673 159 691
2 Kota 8 4.186 290 1.273
3 Jati 0 0 0 0
4 Undaan 2 700 57 11
5 Mejobo 2 1.382 75 344
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 22
6 Jekulo 3 209 50 0
7 Bae 1 107 22 0
8 Gebog 3 693 72 164
9 Dawe 3 898 83 166
2009 25 10.848 808 2.649
2008 15 12.537 614 2.649
2007 15 8.487 535 2.456
2006 11 7.465 427 2.409
2005 11 7.527 433 2.183
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
e. Jumlah Universitas/Perguruan Tinggi pada tahun akademik 2009/2010
tercatat ada 8 buah, yaitu Universitas Muria Kudus (UMK) dan Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Sekolah Tinggi Kesehatan
(STIKES), Akademi Kesehatan Muhamadiyah, Akbid Mardi Rahayu,
Akbid Pemda, Akper Krida Husada dan Akademi Farmasi Kudus
(Akfarku). Banyaknya mahasiswa periode 5 tahun terakhir cenderung
meningkat. Pada tahun akademik 2009/2010, secara keseluruhan jumlah
mahasiswa tercatat 11.672 orang, mengalami peningkatan jumlah
mahasiswa sebesar 11,82 persen dibandingkan tahun yang lalu dan di
dukung oleh 389 dosen, dan pada tahun yang sama telah berhasil
meluluskan sebanyak 2.030 mahasiswa.
Tabel 2.8. Banyaknya Mahasiswa, Dosen dan Lulusan Perguruan Tinggi di Kabupaten Kudus
Tahun 2008/2009
No Perguruan TinggiJumlah Mahasiswa
Dosen LulusanL P Jumlah
1 Universitas Muria Kudus 3.164 2.925 6.089 125 771
2 STAIN Walisongo Kudus 1.554 1.706 3.260 115 724
3 Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES)
334 512 846 23 111
4 Akademi Kesehatan Muhammadiyah
131 551 682 11 91
5 Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
0 127 127 30 41
6 Akademi Kebidanan PEMDA 0 447 447 61 218
7 Akper Krida Husada Kudus 79 119 198 10 74
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 23
8 Akademi Farmasi Kudus (AKFARKU)
10 13 23 14 0
2009 5.272 6.400 11.672 389 2.030
2008 4.696 5.742 10.438 358 1.865
2007 4.603 5.635 10.238 375 2.251
2006 4.167 5.127 9.294 346 1.752
2005 4.161 4.150 8.311 213 889
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
2.5. Kesehatan
Untuk mewujudkan Negara yang lebih baik melalui kepemilikan
generasi terbaik, kesehatan masyarakat perlu menjadi prioritas. Dengan
mengaplikasikan kesehatan ini, akan muncul generasi sehat yang mampu
memberikan kontribusi optimalnya dalam membangun Negara ini. Jiwa yang
sehat secara fisik dan batin diharapkan memiliki kemampuan untuk
berkontribusi dengan baik dan nyaman dalam berbagi ide dan pemikiran
mereka ke dalam bentuk nyata sesuai aspek dan bidang yang ditekuni
masing-masing bagi masa depan yang lebih baik.
Berbagai jenis sarana kesehatan tersedia di Kabupaten Kudus, mulai
dari rumah sakit sampai klinik kesehatan. Sarana kesehatan yang tersedia
terdiri dari 2 rumah sakit milik pemerintah, 3 rumah sakit milik swasta, 19
puskesmas, 41 puskesmas pembantu, 5 puskesmas perawatan, 19
puskesmas keliling, 22 unit balai pengobatan/klinik dan 12 unit rumah
bersalin.
Tabel 2.9. Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas Dan Balai Pengobatan) Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No
Kecamatan PuskesmasPuskesma
s Pembantu
Puskesmas Perawatan
Puskesmas Keliling
Balai Pengobatan
Rumah Bersalin
1 Kaliwungu 2 3 0 2 1 1
2 Kota 3 3 0 3 8 5
3 Jati 2 4 0 2 5 3
4 Undaan 2 4 1 2 2 2
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 24
5 Mejobo 2 4 1 2 2 0
6 Jekulo 2 8 1 2 2 1
7 Bae 2 3 0 2 1 0
8 Gebog 2 6 1 2 1 0
9 Dawe 2 6 1 2 0 0
2009 19 41 5 19 22 12
2008 19 43 5 19 22 13
2007 19 43 5 19 16 12
2006 19 43 5 19 16 13
2005 18 42 5 18 14 13
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Tabel 2.10. Banyaknya Rumah Sakit Umum Pemerintah dan Swasta Serta Tempat Tidur menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No
Kecamatan
Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah Sakit Umum Swasta
Jumlah
JumlahTempat
tidurJumlah
Tempat tidur
JumlahTempat
tidur1 Kaliwungu 0 0 1 172 1 172
2 Kota 1 60 1 50 2 110
3 Jati 1 299 1 376 2 675
4 Undaan 0 0 0 0 0 0
5 Mejobo 0 0 0 0 0 0
6 Jekulo 0 0 0 0 0 0
7 Bae 0 0 0 0 0 0
8 Gebog 0 0 0 0 0 0
9 Dawe 0 0 0 0 0 0
2009 2 359 3 598 5 957
2008 2 306 2 430 4 736
2007 2 341 2 536 4 877
2006 2 233 2 487 4 720
2005 2 233 2 487 4 720
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Tabel 2.11. Banyaknya Tenaga Perawat, Bidan Dan Tenaga Kesehatan Lainnya Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No Kecamatan Jumlah Perawat Bidan Tenaga Kesehatan Lainnya
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 25
Umum PKC PKE GigiSarmud
GiziApoteker Asisten
Apoteker1 Kaliwungu 143 0 0 2 34 4 6 15
2 Kota 90 1 0 2 53 9 37 112
3 Jati 403 9 0 4 51 2 15 54
4 Undaan 11 0 0 2 27 1 2 3
5 Mejobo 15 0 0 2 20 1 4 3
6 Jekulo 21 1 1 2 27 1 6 6
7 Bae 11 0 0 1 16 1 4 4
8 Gebog 17 0 0 1 21 1 1 2
9 Dawe 16 1 0 1 27 2 2 2
2009 727 12 1 17 276 22 77 201
2008 727 12 1 17 276 22 70 201
2007 736 12 1 17 325 22 55 146
2006 727 12 1 17 274 22 38 146
2005 727 11 1 17 274 21 38 146
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
2.6. Sosial Masyarakat
Masyarakat di Kabupaten Kudus masih berpegang teguh pada
agama, adat istiadat dan budaya lokal. Hal inilah yang menjadikan daya tarik
masyarakat dari berbagai penjuru kota untuk datang ke Kudus dan melihat
harmonisasi antara agama, adat istiadat dan budaya. Hal ini menjadikan
Kab. Kudus menjadi salah satu tujuan wisata, terutama wisata religi, budaya
dan kuliner di Jawa Tengah.
Mayoritas penduduk Kab. Kudus beragama Islam sejumlah 723.118
orang, disusul oleh penganut agama Kristen Protestan sebanyak 11.040
orang, Kristen Katholik sebanyak 7.533 orang, Budha 1.747 orang dan
Hindu sebanyak 796 orang sebagaimana terlihat dalam tabel 2.12 berikut
ini.
Tabel 2.12. Penduduk menurut Agama yang di anutMenurut Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No Kecamatan Islam Protestan katholik Hindu Budha Jumlah
1 Kaliwungu 84.102 510 462 25 19 85.118
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 26
2 Kota 87.186 5.683 4283 204 280 97.636
3 Jati 86.566 2.355 1613 543 520 91.597
4 Undaan 67.543 8 154 0 524 68.229
5 Mejobo 67.419 111 23 0 1 67.554
6 Jekulo 89.068 524 454 0 22 90.068
7 Bae 59.612 1.722 261 24 39 61.658
8 Gebog 88.204 48 115 0 268 88.635
9 Dawe 93.418 79 168 0 74 93.739
2009 723.118 11.040 7.533 796 1.747 744.234
2008 719.526 11.180 7.147 816 1.690 740.359
2007 715.313 9.873 6.750 808 1.133 733.877
2006 710.854 9.761 6.245 517 734 728.111
2005 696.778 8.625 6.828 359 798 713.388
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Untuk mendukung kenyamanan para penganut agama dalam
menjalankan ibadahnya, di Kab. Kudus telah berdiri 582 masjid, 1.784
Mushola, 21 Gereja Kristen, 7 Gereja Kristen Katholik, 10 Vihara dan 3
Klenteng.
Tabel 2.13. Banyaknya Tempat PeribadatanMenurut Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No Kecamatan MasjidMushola/ Langgar
Gereja Kristen
Gereja Katolik
Pura Hindu
Vihara Budha
Klenteng
1 Kaliwungu 70 203 0 1 0 0 0
2 Kota 105 132 12 1 0 0 2
3 Jati 43 169 2 0 0 2 1
4 Undaan 34 202 2 0 0 3 0
5 Mejobo 39 170 0 0 0 0 0
6 Jekulo 65 281 4 3 0 1 0
7 Bae 48 122 1 0 0 0 0
8 Gebog 89 167 0 0 0 2 0
9 Dawe 89 338 0 2 0 2 0
2009 582 1.784 21 7 0 10 3
2008 578 1.707 24 4 0 10 3
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 27
2007 568 1.707 23 5 0 8 3
2006 549 1.644 22 4 0 9 3
2005 538 1.670 23 4 1 12 3
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Tingkat kesejahteraan masyarakat juga menjadi hal yang perlu untuk
diperhatikan dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk dapat melihat
tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kudus, dapat digunakan
data pentahapan keluarga sejahtera sebagaimana tabel 2.14 berikut ini.
Tabel 2.14. Pentahapan keluarga sejahteraMenurut kecamatan di Kabupaten Kudus
Tahun 2010
No Kecamatan
Jumlah KK Pra Sejahtera Sejahtera I Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera III Plus
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Kaliwungu 23.842 2.075 8,70 3.650 15,31 8.500 35,65 8.275 34,71 1.342 5,63
2 Kota 23.057 1.164 5,05 3.458 15,00 6.997 30,35 9.806 42,53 1.632 7,08
3 Jati 24.244 1.700 7,01 4.836 19,95 7.514 30,99 8.179 33,74 2.015 8,31
4 Undaan 19.664 5.836 29,68 5.416 27,54 4.712 23,96 3.326 16,91 374 1,90
5 Mejobo 19.038 1.097 5,76 3.921 20,60 5.658 29,72 6.876 36,12 1.486 7,81
6 Jekulo 29.339 6.460 22,02 6.092 20,76 9.724 33,14 6.557 22,35 506 1,72
7 Bae 16.000 1.227 7,67 3.301 20,63 6.122 38,26 4.374 27,34 976 6,10
8 Gebog 23.151 1.981 8,56 3.123 13,49 14.073 60,79 3.430 14,82 544 2,35
9 Dawe 24.999 4.394 17,58 5.847 23,39 7.316 29,27 6.178 24,71 1.264 5,06
2010 203.334 25.934 12,75 39.644 19,50 70.616 34,73 57.001 28,03 10.139 4,99
2009 200.193 26.192 13,08 38.774 19,37 73.263 36,60 51.903 25,93 10.061 5,03
2008 193.160 28.237 14,62 36.701 19,00 67.265 34,82 50.735 26,27 10.222 5,29
2007 189.850 28.352 14,93 38.545 20,30 61.669 32,48 51.377 27,06 9.907 5,22
2006 185.989 28.874 15,52 37.877 20,37 58.546 31,48 49.692 26,72 11.000 5,91
2005 180.602 32.299 17,88 40.948 22,67 52.127 28,86 48.393 26,80 6.835 3,78
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & KB Kab. Kudus, 2010
Dalam hal kondisi dan kepemilikan tempat tinggal masyarakat di
Kabupaten Kudus berdasarkan presentase penduduk (jumlah rumah tangga
Kab. Kudus tahun 2008 = 190.620 KK), menurut buku Profil tempat tinggal
Jawa Tengah Tahun 2008 adalah sbb :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 28
A. Presentase rumah tangga menurut status penguasaan bangunan tempat
tinggal :
Milik sendiri : 91,92 %
Kontrak : 0,45 %
Sewa : 0,00 %
Bebas sewa : 0,75 %
Dinas : 0,30 %
Milik orang tua/sdr : 6,44 %
Lainnya : 0,15 %
B. Presentase rumah tangga menurut luas lantai bangunan tempat tinggal :
< 20 m² : 0,15 %
20 – 49 m² : 19,64 %
50 – 99 m² : 60,88 %
100 – 149 m² : 13,03 %
150 + m² : 6,29 %
C. Presentase rumah tangga menurut jenis lantai terluas bangunan tempat
tinggal :
Bukan tanah : 88,87 %
Tanah : 11,13 %
D. Presentase rumah tangga menurut jenis dinding terluas bangunan :
Tembok : 94,58 %
Kayu : 2,71 %
Bambu : 2,71 %
Lainnya : 0,00 %
E. Presentase rumah tangga menurut jenis atap terluas bangunan :
Beton : 1,20 %
Genteng : 98,80 %
Sirap : 0,00 %
Seng : 0,00 %
Asbes : 0,00 %
Ijuk/rumbia : 0,00 %
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 29
Lainnya : 0,00 %
2.7. Perekonomian2.7.1 Produk Domestik Regional Brutto (PDRB)
Kegiatan ekonomi suatu daerah secara umum dapat digambarkan
melalui kemampuan daerah tersebut menghasilkan barang dan jasa yang
diperlukan bagi kebutuhan hidup masyarakat yang diindikasikan dengan
(PDRB). PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. PDRB
didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Penyajian PDRB dihitung
berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang
dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. Nilai
PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah pergeseran dan struktur
perekonomian daerah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan dapat
mencerminkan perkembangan riil ekonomi secara keseluruhan dari tahun ke
tahun yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi.
Di Kabupaten Kudus, pada tahun 2013 diperkirakan PDRB atas dasar
harga konstan mencapai Rp.14.107.083,13 juta dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 3,01%. Prediksi pertumbuhan
ekonomi secara rinci dapat dilihat pada grafik 2.1.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 30
5.56
8.70
4.40
2.483.23
4.22 3.90 3.58 3.26 2.942.43
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber : RPJMD Kab. Kudus, 2008 - 2013
Grafik 2.1. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus tahun 2003-2007 dan prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus tahun 2008-2013.
2.7.2. Ketenagakerjaan
Menurut UU 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa,
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut Payaman Simanjuntak, tenaga kerja (man power) adalah
penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan, dan
yang melaksanakan kegiatan lain, seperti bersekolah dan mengurus rumah
tangga. Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurutnya
ditentukan oleh umur/usia.
Tenaga kerja (man power) terdiri dari angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja.
Angkatan kerja atau labourforce, terdiri atas:
Golongan yang bekerja, dan
Golongan yang menganggur atau yang sedang mencari pekerjaan.
Kelompok bukan angkatan kerja, terdiri atas:
Golongan yang bersekolah,
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 31
Golongan yang mengurus rumah tangga, dan
Golongan lain-lain atau penerima pendapatan.
Golongan yang bersekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya
bersekolah. Golongan yang mengurus rumah tangga adalah mereka yang
mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah, sedangkan yang
tergolong dalam lain-lain ini ada dua macam, yaitu:
Golongan penerima pendapatan, yaitu mereka yang tidak melakukan
suatu kegiatan ekonomi, tetapi memperoleh pendapatan seperti
tunjangan pensiun, bunga atas simpanan uang atau sewa atas milik,
dan
Mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena
lanjut usia (jompo), cacat atau sakit kronis.
Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja ini kecuali mereka
yang hidupnya tergantung dari orang lain, sewaktu-waktu dapat
menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering
juga dinamakan sebagai Potential Labour Force (PLF).
Jadi, tenaga kerja mencakup siapa saja yang dikategorikan sebagai
angkatan kerja dan juga mereka yang bukan angkatan kerja, sedangkan
angkatan kerja adalah mereka yang bekerja dan yang tidak bekerja
(pengangguran).
Di Kabupaten Kudus, pencari kerja didominasi oleh lulusan SLTA
sebanyak 13.798 orang, selanjutnya dari lulusan perguruan tinggi sebanyak
3.311 orang, tamatan akademik sebanyak 2.328 orang, tamatan SMP 567
orang dan tamatan SD sebanyak 91 orang, sebagaimana terlihat dalam
tabel 2.15.
Tabel 2.15. Banyaknya Pencari Kerja Yang Mendaftar Di Disnaker Menurut Pendidikan Dan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No BulanTamat SD Tamat
SLTP Tamat SLTA Tamat Akademik
Tamat Perguruan
Tinggi Jumlah
L P L P L P L P L P
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 32
Sisa 2008 6 0 84 13 2.858 3.078 501 696 583 698 8.517
1 Januari 0 2 4 4 135 78 22 28 35 23 3312 Februari 3 4 18 17 206 151 16 18 17 16 4663 Maret 1 2 41 7 257 193 8 13 29 22 5734 April 0 2 14 15 179 127 12 17 28 30 4245 Mei 5 3 35 34 173 172 13 14 23 30 5026 Juni 5 1 47 39 356 343 13 11 26 38 8797 Juli 0 0 15 7 936 1044 10 31 33 44 2.1208 Agustus 0 5 19 24 307 265 10 31 40 60 7619 September 13 11 34 7 292 208 45 89 113 169 981
10 Oktober 12 14 25 24 858 684 219 391 448 590 3.26511 November 0 1 6 17 289 248 46 50 79 107 84312 Desember 0 1 6 11 187 174 11 13 14 16 433
2009 45 46 348 219 7.033 6.765 926 1.402
1.468 1.843 20.095
2008 7 30 178 302 3.875 3.733 795 996 779 920 11.6152007 359 39 316 99 2.007 1.982 215 318 618 707 6.6602006 37 30 154 241 2.004 1.545 236 366 507 586 5.7062005 17 26 268 324 1.711 1.585 300 641 715 1.139 6.726
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Untuk menyerap tenaga kerja yang ada tersebut, kesempatan kerja
yang tersedia di Kabupaten Kudus pada tahun 2009 seperti terlihat pada
tabel 2.16. Dari data tersebut terlihat bahwa angkatan kerja yang ada belum
sebanding dengan pasar kerja yang tersedia.
Tabel 2.16. Pasar Kerja Menurut Pendidikan Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No Tingkat Pendidikan
Yang belum ditempatkan
Yang telah ditempatkan Yang dihapuskan
L P L P L P
1 SD 14 46 31 0 0 02 SLTP / Sederajat 68 139 224 65 56 153 SMA 1.073 1.741 717 129 594 7594 STM 825 117 500 0 338 1515 SMEA 761 1.218 324 96 395 4856 SKKA 0 0 0 0 0 07 SPG 0 0 2 0 80 231
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 33
8 D.I / D.II 182 296 10 2 59 1049 SPMA 0 0 0 0 0 0
10 Setingkat SMA 703 1.219 371 99 350 52011 Sarjana Muda 402 700 101 143 172 15712 Sarjana (S1, S2) 916 1.208 92 116 460 519
2009 4.944 6.684 2.372 650 2.504 2.941
2008 5.664 6.011 1.532 1.351 2.759 3.039
2007 5.477 5.228 2.008 1.209 810 1.125
2006 6.071 6.767 1.650 1.420 2.459 3.264
2005 5.681 7.362 1.044 1.191 1.504 2.202
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Sedangkan jumlah tenaga kerja yang telah bekerja dalam
perusahaan seperti terlihat pada tabel 2.17.
Tabel 2.17. Banyaknya Pekerja Pada PerusahaanMenurut Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2009
No KecamatanJumlah
perusahaanJumlah Pekerja
L P Jumlah1 Kaliwungu 172 4.297 22.782 27.079
2 Kota 322 11.083 17.093 28.175
3 Jati 141 7.816 11.105 18.921
4 Undaan 14 36 34 70
5 Mejobo 55 441 3.908 4.349
6 Jekulo 43 1.561 4.107 5.668
7 Bae 101 2.284 6.587 8.871
8 Gebog 97 2.354 12.177 14.531
9 Dawe 64 184 451 635
2009 1.009 30.056 78.243 108.299
2008 964 28.533 72.861 101.394
2007 922 28.272 72.194 100.466
2006 833 27.974 69.265 97.239
2005 645 27.427 67.868 95.295
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
Distribusi pekerjaan masyarakat di Kabupaten Kudus diperlihatkan pada
tabel 2.18 berikut ini.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 34
Tabel 2.18. Banyaknya penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Kudus tahun 2010 (orang)
No KecPe
tani
Sen
diri
Buru
h Ta
ni
Peng
usah
a
Buru
h In
dust
ri/
bang
unan
Peda
gang
Angk
utan
PNS/
ABRI
Pens
iuna
n
Lain
nya
1 Kaliwungu 2,715 2,509 23 6,639 868 804 342 745 228
2 Kota 206 62 2,058 20,894 5,408 444 3,262 1,190 10,412
3 Jati 2,579 3,247 1,633 27,243 3,037 910 2,370 591 6,426
4 Undaan 14,580 11,612 1,625 8,848 2,267 585 517 195 1,404
5 Mejobo 4,249 5,821 164 16,288 1,480 286 1,185 303 7,567
6 Jekulo 8,491 4,175 0 8,668 24,730 4,059 0 0 3,107
7 Bae 2,030 1,917 2,343 31,982 1,633 297 1,147 370 927
8 Gebog 9,882 6,749 495 22,645 9,337 1,633 297 1,147 370
9 Dawe 11,248 15,603 167 12,461 3,581 552 1,200 0 314
Jumlah 55,980 51,695 8,508 155,668 52,341 9,570 10,320 4,541 30,755Sumber : Kecamatan dalam angka, BPS, 2011
2.7.3. Pertanian
Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan
manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan,
perikanan dan juga kehutanan. Sebagian besar mata pencaharian
masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian
sangat penting untuk dikembangkan di Kabupaten Kudus.
Bentuk-Bentuk Pertanian :
1. Sawah
Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan
memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah
hujan maupun sawah pasang surut.
2. Tegalan / perkebunan
Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada
pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan
terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya
sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata.
Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk
ditubuhi tanaman pertanian.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 35
3. Pekarangan
Perkarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah
(biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan /
digunakan untuk ditanami tanaman pertanian.
Pada umumnya Kabupaten Kudus memiliki potensi pertanian yang
cukup luas dan sangat besar hasilnya, sehingga mata pencaharian
penduduk yang utama adalah pertanian. Potensi areal/lahan bagi usaha
pertanian tanaman pangan dan hortikultura terdiri dari areal lahan pertanian
seluas 39.042 Ha. Adapun komoditas yang ditanam masyarakat seperti
terlihat pada tabel 2.19.
Tabel 2.19. Luas tanam bahan makanan ditanah (sawah dan kering) dirinci menurut jenis tanaman
Di Kabupaten Kudus Tahun 2005 – 2009 (Ha)
No Jenis tanaman 2005 2006 2007 2008 2009
1 Padi 32.479 28.388 32.336 29.380 28.414
2 Jagung 1.219 1.489 1.971 2.965 3.227
3 Ketela Pohon 968 1431 1.636 1.472 2.416
4 Ketela rambat 52 49 93 120 190
5 Kacang tanah 550 455 359 452 731
6 Kacang kedelai 1.024 1001 178 168 841
7 Kacang hijau 3.356 1433 3.797 3.762 3.168
8 Sorgum 0 0 0 0 0
9 Talas 28 28 39 61 18
10 Ganyong 37 37 46 74 28
11 Irut 4 4 5 13 9
Jumlah 39.717 35.315 40.460 38.467 39.042
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
2.7.4. Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai
kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 36
untuk membeli barang dengan harga tertentu. Untuk mendukung hal
tersebut, di Kabupaten Kudus saat ini tersedia 5 pasar daerah, 17 pasar
desa dan 1 pasar hewan.
Tabel 2.20. Banyaknya Pasar dirinci menurut kecamatan dan jenis pasar Di Kabupaten Kudus Tahun 2009 (unit)
No KecamatanPasar
DaerahPasar Desa
Pasar Hewan
Jumlah
1 Kaliwungu 1 2 0 3
2 Kota 3 1 0 4
3 Jati 1 1 1 3
4 Undaan 0 4 0 4
5 Mejobo 0 3 0 3
6 Jekulo 0 2 0 2
7 Bae 0 1 0 1
8 Gebog 0 2 0 2
9 Dawe 0 1 0 1
2009 5 17 1 23
2008 5 16 1 22
2007 5 16 1 22
2006 5 16 1 22
2005 5 16 1 22
Sumber : Kudus dalam angka, 2010
2.8. Visi Dan Misi Kabupaten
Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan
yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kudus, Visi merupakan pandangan kedepan menyangkut
kemana harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten
dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Berdasarkan kondisi
nyata Kabupaten Kudus dengan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang
dan tantangan saat ini, dan yang akan datang, serta dengan
memperhitungkan modal dasar yang dimiliki.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 37
2.8.1. Visi Kabupaten
”TERWUJUDNYA KUDUS YANG SEJAHTERA”
Sejahtera, mengandung arti tercukupinya kebutuhan secara
utuh/sempurna dan menyeluruh/merata dalam arti adil, baik lahir maupun
batin, fisik dan non fisik, serta mengandung arti cukup sandang, pangan
dan papan (kebutuhan dasar manusia), aman, tentram dan damai. Aman
mengandung makna bebas dari bahaya, ancaman dan gangguan, baik lokal,
regional, nasional maupun internasional. Selain itu juga mencerminkan
keadaan tentram, tidak ada rasa takut dan khawatir. Damai mengandung arti
tidak terjadi konflik, tidak ada kerusuhan, keadaan tidak bermusuhan, rukun
dalam sistem negara hukum.
Visi ”Terwujudnya Kudus yang Sejahtera” tersebut diatas, yang
diartikan sejahtera baik lahir maupun batin, aman, tenteram dan damai,
selaras dengan Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Kudus tahun 2005 – 2025 yaitu KUDUS YANG
RELIGIUS, MAJU DAN ADIL. Karena pada dasarnya penyusunan RPJMD
berpedoman pada RPJPD. Apabila dicermati, konotasi Visi pada RPJPD
dan RPJMD terdapat benang merahnya. Konotasi Visi RPJPD adalah :
Religius mengandung arti bahwa masyarakat diharapkan memiliki
ketaatan pada agama dalam melaksanakan pembangunan yang
berorientasi pada kemajuan dan keadilan, berkaitan dengan itu religius
dipakai sebagai dasar filosofi yang menjiwai pelaksanaan pembangunan
secara berkesinambungan dalam segala bidang.
Maju artinya bahwa pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa
dilandasi dengan keinginan bersama untuk mewujudkan masa depan yang
lebih baik secara fisik maupun non fisik didukung oleh sumber daya manusia
yang unggul dan berdaya saing tinggi, berperadaban tinggi, professional
serta berwawasan kedepan yang luas. Maju tercermin dari terbentuknya
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 38
daerah yang mandiri dengan segenap potensinya namun tetap
mengedepankan pentingnya kerjasama dan sinergitas.
Adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar
individu, kelompok, gender maupun wilayah. Sebagai pelaksana dan
penggerak pembangunan sekaligus obyek pembangunan, rakyat
mempunyai hak baik dalam melaksanakan maupun menikmati hasil
pembangunan. Pembangunan haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan di
Daerah harus mendasarkan pada rasa keadilan. Keadilan harus tercermin
pada semua aspek kehidupan. Semua mempunyai kesempatan yang sama
dalam meningkatkan taraf hidup dalam memperoleh lapangan pekerjaan,
pelayanan sosial, pendidikan, kesehatan, mengemukakan pendapat,
melaksanakan hak politik, mengamankan daerah serta perlindungan dan
memiliki rasa aman.
2.8.2. Misi Kabupaten
Untuk mewujudkan Visi Kabupaten Kudus ditempuh melalui Misi
Pembangunan Kabupaten Kudus yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan prioritas
ekonomi rakyat, perlindungan usaha, perluasan kesempatan kerja dan
berusaha.
2. Mewujudkan wajib belajar 12 tahun yang terjangkau dan berkualitas.
3. Mewujudkan pelayanan kesehatan dasar gratis.
4. Mewujudkan perlindungan dan bantuan sosial bagi masyarakat.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan berlandaskan penataan ruang
dan berwawasan lingkungan.
6. Mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance).
7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bermoral, beretika
dan berbudaya.
8. Meningkatkan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat.
9. Meningkatkan kehidupan berpolitik, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara secara demokratis.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 39
2.9. Institusi Dan Organisasi Pemda
Dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka dibentuk Peraturan
Daerah untuk mengatur organisasi dan tugas pokok fungsi
kelembagaan di Kabupaten Kudus sbb :
A. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 14 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kudus.
Pembentukan dinas daerah Sesuai dengan Bab II, Pasal 2, ayat 2,
adalah sbb :
(2) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga;
b. Dinas Kesehatan;
c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi;
d. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika;
e. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
f. Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya
Mineral;
g. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;
h. Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah;
i. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar;
j. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
k. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah; dan
l. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
Untuk bagian selanjutnya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 40
Nomor 14 Tahun 2008 mengatur tentang kedudukan, tugas pokok
dan fungsi dinas – dinas sbb :
a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga;
Kedudukan
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah di bidang pendidikan, pemuda, dan olah
raga yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
pendidikan, pemuda, dan olah raga berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan, pemuda dan
olah raga;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang pendidikan, pemuda dan olah raga;
c. pembinaan dan fasilitasi bidang pendidikan, pemuda dan
olah raga lingkup kabupaten;
d. pelaksanaan tugas di bidang pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan non formal dan pengembangan pendidik
dan tenaga kependidikan, pemuda dan olah raga;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pendidikan,
pemuda dan olah raga;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 41
b. Dinas Kesehatan;
Kedudukan
Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah
di bidang kesehatan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang
kesehatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang kesehatan;
c. pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup
kabupaten;
d. pelaksanaan tugas di bidang kemitraan dan promosi
kesehatan, pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan, upaya kesehatan masyarakat,
rujukan, keluarga dan gizi, dan sumber daya kesehatan;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang
kesehatan;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi;
Kedudukan
Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah di bidang sosial, tenaga kerja, dan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 42
transmigrasi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
sosial, tenaga kerja, dan transmigrasi berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Sosial,Tenaga Kerja, dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang sosial, tenaga kerja, dan
transmigrasi;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang sosial, tenaga kerja, dan transmigrasi;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, tenaga
kerja, dan transmigrasi;
d. pelaksanaan tugas di bidang sosial, pelayanan dan
rehabilitasi sosial, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi,
pengawasan ketenagakerjaan, hubungan industrial
dan perselisihan ketenagakerjaan;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang sosial, tenaga
kerja, dan transmigrasi;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
d. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika;
Kedudukan
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika merupakan
unsur pelaksana otonomi daerah di bidang perhubungan,
komunikasi, dan informatika yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 43
Tugas pokok
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
perhubungan, komunikasi, dan informatika berdasarkan asas
otonomi daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan, komunikasi
dan informatika;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang
perhubungan, komunikasi dan informatika;
d. pelaksanaan tugas di bidang lalu lintas jalan, angkutan
jalan, pengendalian operasional dan keselamatan jalan,
komunikasi, dan informatika;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang
perhubungan, komunikasi dan informatika;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
e. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
Kedudukan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana
otonomi daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
DinasKebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kebudayaan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 44
dan pariwisata berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan
pariwisata;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang kebudayaan dan pariwisata;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebudayaan
dan pariwisata;
d. pelaksanaan tugas di bidang budaya, tradisi,bahasa,
kepurbakalaan, pengembangan destinasi pariwisata,dan
pemasaran pariwisata;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kebudayaan
dan pariwisata;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
f. Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya
Mineral;
Kedudukan
Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya Mineral
merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang bina marga,
pengairan, energi, dan sumber daya mineral yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Tugas pokok
Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya Mineral
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah bidang bina marga, pengairan, energi, dan sumber daya
mineral berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 45
Fungsi
Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya Mineral
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang bina marga,
pengairan, energi, dan sumber daya mineral ;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang bina marga, pengairan, energi, dan sumber
daya mineral;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang bina marga,
pengairan, energi, dan sumber daya mineral ;
d. pelaksanaan tugas di bidang pembangunan, rehabilitasi
dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pembangunan,
pemeliharaan dan pendayagunaan sumber daya air, energi,
dan sumber daya mineral;
e. pemantauan,evaluasi dan pelaporan bidang bina marga,
pengairan, energi, dan sumber daya mineral ;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
g. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;
Kedudukan
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang merupakan unsur pelaksana
otonomi daerah di bidang cipta karya dan tata ruang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang cipta karya
dan tata ruang berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 46
Fungsi
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang cipta karya dan tata ruang;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang cipta karya dan tata ruang;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang cipta karya dan tata
ruang;
d. pelaksanaan tugas di bidang perumahan, permukiman, tata
bangunan dan lingkungan, pemanfaatan dan pengendalian
ruang, kebersihan, pertamanan, dan pertanahan;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang cipta karya dan
tata ruang;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
h. Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah;
Kedudukan
Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang
perindustrian, koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang perindustrian, koperasi dan usaha
mikro, kecil, dan menengah berdasarkan asas otonomi daerah dan
tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 47
Menengah menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian, koperasi
dan usaha mikro, kecil, dan menengah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang perindustrian, koperasi dan usaha mikro, kecil,
dan menengah;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perindustrian,
koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah;
d. pelaksanaan tugas di bidang industri kimia, agro, hasil
hutan, logam, mesin, elektronik dan aneka industri,
kelembagaan dan pemberdayaan koperasi dan pembinaan
dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah;
e. pemantauan,evaluasi dan pelaporan bidang perindustrian,
operasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
i. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar;
Kedudukan
Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah di bidang perdagangan dan pengelolaan
pasar yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
perdagangan dan pengelolaan pasar berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar menyelenggarakan
fungsi :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 48
a. perumusan kebijakan teknis bidang perdagangan dan
pengelolaan pasar;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang perdagangan dan pengelolaan pasar;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perdagangan
dan pengelolaan pasar;
d. pelaksanaan tugas di bidang perdagangan dalam negeri
dan luar negeri, promosi dan perlindungan konsumen,
serta pengelolaan pasar;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perdagangan
dan pengelolaan pasar;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
h. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
Kedudukan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah di bidang kependudukan dan
pencatatan sipil yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
kependudukan dan pencatatan sipil berdasarkan asas otonomi
daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan
pencatatan sipil;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 49
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan
dan pencatatan sipil;
d. pelaksanaan tugas di bidang pendaftaran dan perkembangan
penduduk, administrasi dan pendaftaran pencatatan sipil,
pengelolaan informasi, perencanaan dan penyimpanan data;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kependudukan
dan pencatatan sipil;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;
dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
i. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah;
Kedudukan
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan
unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendapatan dan
pengelolaan keuangan daerah yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan asas
otonomi daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan dan
pengelolaan keuangan daerah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 50
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendapatan
dan pengelolaan keuangan daerah;
d. pelaksanaan tugas di bidang perencanaan dan
operasional pendapatan daerah, anggaran belanja langsung
dan belanja tidak langsung, perbendaharaan, otorisasi dan
pembiayaan, akuntansi, pembukuan, pembinaan dan
manajemen keuangan daerah dan pelaporan keuangan
daerah;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pendapatan
dan pengelolaan keuangan daerah;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
j. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
Kedudukan
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah di bidang pertanian yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Tugas pokok
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian
berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
Fungsi
Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan menyelenggarakan
fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang pertanian, perikanan, dan
kehutanan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pertanian,
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 51
perikanan, dan kehutanan;
d. pelaksanaan tugas di bidang sarana dan prasarana
pertanian, perlindungan tanaman dan hortikultura,
perikanan, peternakan, kesehatan hewan, kehutanan dan
perkebunan;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pertanian,
perikanan, dan kehutanan;
f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
B. Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Dan Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus.
Sesuai dengan Perda No. 15 Tahun 2008, Bab II Pasal 2 :
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk:
a. Inspektorat.
b. BAPPEDA
c. Lembaga Teknis Daerah :
1. Badan Kepegawaian Daerah;
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga
Berencana;
3. Kantor Ketahanan Pangan;
4. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat;
5. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah;
6. Kantor Lingkungan Hidup; dan
7. Rumah Sakit Umum Daerah.
d. Satuan Polisi Pamong Praja; dan
e. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 52
Untuk bagian selanjutnya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus
Nomor 15 Tahun 2008 mengatur tentang kedudukan, tugas pokok
dan fungsi dinas – dinas sbb :
a. Inspektorat
Kedudukan
Inspektorat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari
Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan
pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan
pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
Fungsi
a. perencanaan program pengawasan;
b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan bidang
pemerintahan dan aparatur, kesejahteraan sosial, perekonomian
serta pendapatan dan kekayaan;
c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas
pengawasan;
d. evaluasi dan pelaporan bidang pengawasan;
e. pelaksanaan kesekretariatan inspektorat;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
b. Bappeda
Kedudukan
BAPPEDA merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan
daerah, penelitian, pengembangan, dan statistik yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 53
BAPPEDA mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan
daerah, penelitian, pengembangan, dan statistik.
Fungsi
a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan, penelitian,
pengembangan, dan statistik;
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan,
penelitian, pengembangan, dan statistik;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan di bidang
pemerintahan dan sosial budaya, ekonomi, fisik, sarana dan
prasarana, penelitian, pengembangan, dan statistik;
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perencanaan
pembangunan, penelitian, pengembangan, dan statistik;
e. Pelaksanaan kesekretariatan badan; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
c. Badan Kepegawaian Daerah
Kedudukan
Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati
di bidang kepegawaian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian.
Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis bidang kepegawaian;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang kepegawaian;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengembangan,
pendidikan dan pelatihan pegawai, mutasi, dan bidang umum
kepegawaian;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 54
d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kepegawaian;;
e. pelaksanaan kesekretariatan badan; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
d. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
Berencana
Kedudukan
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga
Berencana merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang
pemberdayaan masyarakat, perempuan, dan keluarga berencana yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga
Berencana mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat,
perempuan, dan keluarga berencana.
Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat,
perempuan, dan keluarga berencana;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan
masyarakat , perempuan, dan keluarga berencana;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan sumber
daya manusia, lingkungan, dan teknologi tepat guna,
pengembangan sumber daya alam dan lingkungan, pemberdayaan
kelembagaan dan perekonomian masyarakat desa, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak, pemberdayaan dan
pengendalian keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pemberdayaan
masyarakat , perempuan, dan keluarga berencana;
e. pelaksanaan kesekretariatan badan; dan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 55
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
e. Kantor Ketahanan Pangan
Kedudukan
Kantor Ketahanan Pangan merupakan unsur pendukung tugas Bupati
di bidang ketahanan pangan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Kantor Ketahanan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketahanan
pangan.
Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis bidang ketahanan pangan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketahanan pangan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penyediaan pangan,
distribusi, konsumsi, penganekaragaman pangan, dan keamanan
pangan;
d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang ketahanan pangan;
e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
f. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Kedudukan
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang kesatuan bangsa,
politik dan perlindungan masyarakat yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 56
kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan
masyarakat.
Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis bidang kesatuan bangsa, politik dan
perlindungan masyarakat;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kesatuan bangsa,
politik dan perlindungan masyarakat;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang ketahanan bangsa
dan politik, perlindungan masyarakat, ideologi, dan kewaspadaan;
d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kesatuan bangsa,
politik dan perlindungan masyarakat;
e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
g. Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kedudukan
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah merupakan unsur pendukung
tugas Bupati di bidang perpustakaan dan arsip yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Tugas Pokok
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang perpustakaan dan arsip.
Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis bidang perpustakaan dan arsip
daerah;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang perpustakaan dan arsip daerah;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 57
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perpustakaan dan
kearsipan;
d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perpustakaan dan
arsip daerah;
e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
h. Kantor Lingkungan Hidup
Kedudukan
Kantor Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Bupati
di bidang lingkungan hidup yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan
hidup.
Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian
lingkungan, pelestarian dan pemulihan sumber daya alam;
d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup;
e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
i. Rumah Sakit Umum Daerah
Kedudukan
Rumah Sakit Umum Daerah merupakan unsur pendukung tugas
Bupati di bidang pelayanan kesehatan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 58
Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pelayanan di bidang kesehatan.
Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan;
b. pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang pelayanan kesehatan;
c. pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan penunjang medik,
keperawatan dan penunjang non medik, umum, keuangan,
pengembangan dan informasi kesehatan;
d. pelaksanaan kesekretariatan rumah sakit; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
j. Satuan Polisi Pamong Praja
Kedudukan
Satuan Polisi Pamong Praja merupakan perangkat pemerintah daerah
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman, ketertiban umum dan menegakkan
Peraturan Daerah.
Fungsi
a. penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban
umum, penegakan Peraturan Daerah, dan pengembangan
kapasitas;
b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum di daerah;
c. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan
pengembangan kapasitas;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 59
d. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan kerjasama, pemeliharaan
dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum,
penegakan Peraturan Daerah dan pengembangan kapasitas;
e. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati
Peraturan Daerah;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
k. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kedudukan
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu merupakan unsur pendukung
tugas Bupati di bidang pelayanan perizinan terpadu dan penanaman
modal yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal.
Fungsi
a. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan perizinan terpadu
dan penanaman modal;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan perizinan
terpadu, promosi dan informasi, dan penanaman modal;
d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan perizinan
terpadu dan penanaman modal ;
e. pelaksanaan kesekretariatan kantor;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.10. Tata Ruang Wilayah
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 60
Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai
kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, merupakan
karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia yang perlu
disyukuri, dilindungi, dan dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat yang terkandung dalam Pasal
33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta makna yang terkandung dalam falsafah dan dasar negara Pancasila.
Untuk mewujudkan amanat Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, perlu disusun aturan
Penataan Ruang yang menyatakan bahwa negara menyelenggarakan
penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap menghormati hak yang
dimiliki oleh setiap orang.
Dengan kondisi geografis terletak pada persimpangan jalur
transportasi utama Jakarta-Semarang-Surabaya dan Jepara-Grobogan,
Kabupaten Kudus merupakan wilayah yang sangat strategis dan cepat
berkembang serta memiliki peran utama sebagai pusat aktivitas ekonomi
yang melayani wilayah hinterland, yaitu kabupaten di sekitarnya. Dengan
keberadaannya tersebut, penyelenggaraan penataan ruang dan wilayah di
Kabupaten Kudus harus dilakukan secara komprehensif, holistik,
terkoordinasi, terpadu terpadu, efektif, dan efisien dengan memperhatikan
faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan
kelestarian lingkungan hidup.
Untuk mewujudkan hal tersebut, telah disusun Peraturan Daerah
(Perda) Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus.
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Tata Ruang Wilayah
Menurut Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kudus Nomor 8
Tahun 2003, Pasal 1, angka 8 dan 9 yang berbunyi :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 61
8. Rencana tata ruang wilayah adalah proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang
meliputi suatu wilayah;
9. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Kudus yang selanjutnya
disingkat RTRW Kabupaten adalah kebijaksanaan Pemerintah
Kabupaten Kudus yang mengarahkan lokasi dari kawasan yang
harus dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk
kawasan produksi dan kawasan permukiman, pola jaringan
prasarana dan wilayah-wilayah dalam Daerah yang akan
diprioritaskan pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.
Adapun wilayah perencanaan RTRW Kabupaten kudus,
sebagaimana dijelaskan dalam pasal 7 ayat 1 yang berbunyi :
1) Wilayah perencanaan dalam RTRW Kabupaten adalah daerah dalam
pengertian wilayah administrasi Kabupaten Kudus seluas ± 42.515,644
hektar.
B. Asas, Tujuan, Sasaran dan Fungsi
Azas penataan ruang menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kudus
Nomor 8 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 2, adalah :
1. pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya
guna dan berhasil guna, selaras, seimbang dan berkelanjutan.
2. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hokum
Tujuan penataan ruang menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kudus
Nomor 8 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 3, adalah :
1. merumuskan kebijakan pokok pemanfaatan ruang;
2. mewujudkan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang serasi,
seimbang dan terpadu untuk kegiatan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan;
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 62
3. mewujudkan keserasian, keseimbangan dan keterpaduan dalam
penggunaan sumber daya alam, sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia;
4. mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Sedangkan sasaran penataan ruang menurut Peraturan Daerah
Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 4, adalah :
1. tertatanya kawasan lindung
2. tertatanya kawasan budi daya
3. tertatanya kawasan strategis
4. tertatanya kawasan perkotaan
5. tertatanya kawasan perdesaan
6. tertatanya hirarki pusat-pusat perkembangan
7. tertatanya sistem perwilayahan pembangunan
8. tartatanya sistem prasarana dan sarana
Adapun fungsi tata ruang menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Kudus Nomor 8 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 5 adalah :
1. pengambilan kebijakan pemerintah Kabupaten dalam pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
2. pelaksanaan pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan di daerah
3. pengendalian ekosistem agar terjadi keseimbangan antara penggunaan
lahan dan ketersediaan sumber daya.
C. Struktur Pemanfaatan Ruang
Definisi struktur pemanfaatan ruang menurut Peraturan Daerah
Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, Pasal 9 adalah :
“ Struktur pemanfaatan ruang adalah susunan dan tatanan komponen
lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan
lingkungan sosial yang secara hirarkis dan fungsional berhubungan satu
sama lain membentuk tata ruang”.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 63
Adapun Struktur pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud diatas
meliputi :
a. Hirarki pusat – pusat perkembangan;
b. Sistem perwilayahan pembangunan;
c. Pengembangan sistem prasarana dan sarana.
Sedangkan penjelasan secara terperinci dari struktur pemanfaatan
ruang, dijelaskan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8
Tahun 2003, Pasal 10, sbb :
1) Hierarki pusat-pusat perkembangan dimaksudkan untuk dapat
menentukan kedudukan dan peranan kota yang dikaitkan dengan pusat-
pusat pelayanan yang ada
2) Hierarki pusat-pusat perkembangan sebagaimana dimaksud ayat (1)
ditetapkan sebagai ordo kota
3) Ordo kota sebagaimana dimaksud ayat (2), terdiri dari :
a. Ordo I meliputi Kecamatan Kota dan Kecamatan Jati
b. Ordo II meliputi Kecamatan Jekulo, Kecamatan Kaliwungu dan
Kecamatan Bae
c. Ordo III meliputi Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Undaan
d. Ordo IV meliputi Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe
Untuk lebih jelasnya, Ordo kota sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peta.
Untuk mengetahui sistem pewilayahan pembangunan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, dijelaskan dalam
pasal 11, sbb :
1) Sistem perwilayahan pembangunan adalah pembagian wilayah
pembangunan yang didasarkan atas penyebaran kegiatan ekonomi,
potensi dan kondisi wilayah.
2) Sistem perwilayahan pembangunan sebagaimana dimaksud ayat (1),
dibagi menjadi 5 sub wilayah pembangunan, yaitu :
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 64
a. Sub wilayah pembangunan I, meliputi Kecamatan Kota,
Kecamatan Jati, Kecamatan Bae dna Kecamatan Mejobo dengan
pusat pengembangan di Kecamatan Kota.
b. Sub wilayah pembangunan II, meliputi Kecamatan Jekulo dengan
pusat pengembangan di Kecamatan Jekulo
c. Sub wilayah pembangunan III, meliputi Kecamatan Gebog dan
Kecamatan Dawe dengan pusat pengembangan di Kecamatan
Dawe
d. Sub wilayah pembangunan IV, meliputi Kecamatan Undaan
dengan pusat pengembangan di Kecamatan Undaan
e. Sub wilayah pembangunan V, meliputi Kecamatan Kaliwungu
dengan pusat pengembangan di Kecamatan Kaliwungu.
Sistem perwilayahan pembangunan sebagaimana tercantum dalam
lampiran peta.
Pengembangan sistem prasarana dan sarana, menurut Peraturan
Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, tertuang dalam pasal 12,
sbb :
1) Pengembangan sistem prasarana dan sarana merupakan
pengembangan struktur internal yang menyusun tata ruang wilayah
sebagai tindak lanjut dari analisis kebutuhan sarana dan prasarana.
2) Pengembangan sistem prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud
ayat (1), meliputi :
a. Pengembangan sistem jaringan jalan
b. Pengembangan sistem jaringan listrik
c. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi
d. Pengembangan sistem jaringan air bersih
e. Pengembangan sistem jaringan irigasi
f. Pengembangan sistem jaringan pengelolaan lingkungan.
D. Kawasan Strategis
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 65
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun
2003, Pasal 32, Pasal 32, kawasan strategis meliputi :
a. Kawasan yang tumbuh cepat
b. Kawasan penunjang sektor strategis
c. Kawasan kritis
d. Kawasan perbatasan
e. Kawasan staregis topografis
Adapun penjelasan dari kawasan strategis dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003 tersebut adalah sbb:
Pasal 33
1) Kawasan yang tumbuh cepat sebagaimana tercantum dalam Pasal 32
huruf a, adalah wilayah yang pertumbuhannya cepat ditinjau dari
indikator perkembangan aktifitas beserta sarana dan prasarananya
2) Kawasan yang tumbuh cepat sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi
Kecamatan Kota, Kecamatan Jati, Kecamatan Bae dan sekitar
Kecamatan Mejobo, sekitar Kecamatan Gebog serta sekitar Kecamatan
Kaliwungu yang berada di dalam jalan lingkar, sepanjang jalan
Kaliwungu – Jepara, sepanjang jalan Ngembalrejo – Pati dan sekitar
jalan lingkar.
Pasal 34
Kawasan penunjang sektor strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
32 huruf b, meliputi daerah-daerah yang berada di sekitar kawasan yang
tumbuh cepat.
Pasal 35
Kawasan kritis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf c, adalah
kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud Pasal 24
Pasal 36
1) Kawasan perbatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf d,
adalah wilayah-wilayah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 66
2) Kawasan perbatasan sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi Desa
Gondoharum Kecamatan Jekulo, Desa Papringan dan Desa Sidorekso
Kecamatan Kaliwungu, Desa Jati Wetan Kecamatan Jati serta Desa
Lambangan Kecamatan Undaan.
Pasal 37
1) Kawasan strategis topografis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
huruf e, adalah wilayah yang terletak pada dataran tinggi dengan
kemiringan tanah di atas 40% (empat puluh persen).
2) Kawasan strategis topografis sebagimana dimaksud ayat (1), meliputi
Desa Rahtawu dan desa Menawan Kecamatan Gebog, Desa Ternadi,
Desa Kajar, desa Colo dan Desa Japan Kecamatan Dawe.
E. Kebijakan Penataan Ruang Dengan Penyusunan Buku Putih Sanitasi
1. Sub sektor air bersih
Rencana pengembangan jaringan air bersih tertuang dalam Pasal 16,
Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003 sebagai
berikut :
1) Pengembangan sistem jaringan air bersih meliputi peningkatan
cakupan wilayah pelayanan, pengelolaan sumber air bersih yang
telah ada dan pencarian sumber-sumber baru untuk mendukung
kemampuan penyediaan air bersih di masa yang akan dating.
Rencana pengembangan sistem jaringan air bersih adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran peta.
2. Sub sektor permukiman
Pengembangan kawasan permukiman, menurut Peraturan Daerah
Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, pasal 27, adalah sbb :
“Pengembangan kawasan permukiman, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (3) huruf a, diarahkan tersebar di semua wilayah
kecamatan, dengan penekanan di Kecamatan Bae, Kecamatan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 67
kaliwungu serta Kecamatan Mejobo dan tetap menghindari pemakaian
tanah pertanian subur dan atau beririgasi teknis”.
3. Sub sektor limbah industri
Kawasan peruntukan industri tertuang dalam pasal 29, Peraturan Daerah
Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003 sbb :
1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana tercantum dalam pasal 25
ayat (3) huruf c, meliputi :
a. Desa Pladen, Desa Terban dan Desa Gondoharum Kecamatan
Jekulo, Desa Kaliwungu, Desa Papringan dan Desa Sidorekso
Kecamatan Kaliwungu untuk industri polutan.
b. Desa Gondangmanis dan Desa Bacin Kecamatan Bae, Desa Jati
Wetan dan Desa Jati Kulon Kecamatan Jati, Desa Gondosari,
Desa Besito dan desa Karangmalang Kecamatan Gebog, serta
Desa Kesambi Kecamatan Mejobo untuk industri non polutan.
F. Skala wilayah studi buku putih sanitasi
Cakupan wilayah yang akan dilakukan studi dalam penyusunan buku
putih sanitasi meliputi kawasan perkotaan dan perdesaan. Menurut
Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, definisi dari
kawasan perkotaan dan perdesaan adalah sbb :
Pasal 1, nomor 14 :
“ Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi”.
Pasal 1, nomor 15 :
“Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasukpengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 68
Untuk lebih jelasnya cakupan wilayah yang akan menjadi sasaran studi
dalam penyusunan buku putih sanitasi, akan diperlihatkan dalam lampiran
peta.
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Tahun
2009, cakupan wilayah study buku putih sanitasi Tahun 2011, lokasi
dan wilayah perencanaannya meliputi :
1. Kawasan Perkotaan Kudus, meliputi wilayah administrasi 6
kecamatan dan 65 desa/kelurahan, dengan luas 10.351,29 ha meliputi
:
a. Seluruh wilayah Kecamatan Kota.
- Kelurahan Purwosari - Desa Mlati Lor - Kelurahan Kajeksan
- Desa Janggalan - Desa Nganguk - Desa Krandon
- Desa Demangan - Desa Kramat - Desa Singocandi
- Kelurahan Sunggingan - Desa Demaan - Desa Glantengan
- Kelurahan Panjunan - Desa Langgar Dalem - Desa Barongan
- Kelurahan Wergu Kulon - Desa Kauman - Desa Kaliputu
- Kelurahan Wergu Wetan - Desa Damaran - Desa Burikan
- Kelurahan Mlati Kidul - Kelurahan Kerjasan - Desa Rendeng
- Kelurahan Mlati Norowito
b. Seluruh wilayah Kecamatan Jati, meliputi :- Desa Tanjung Karang - Desa Pasuruan Lor - Desa Jepang Pakis
- Desa Jetis Kapuan - Desa Pasuruan Kidul - Desa Megawon
- Desa Loram Kulon - Desa P l o s o - Desa Tumpang Krasak
- Desa Jati Wetan - Desa Getas Pejaten - Desa Ngembal Kulon
- Desa Jati Kulon - Desa Loram Wetan
c. Seluruh wilayah Kecamatan Bae, meliputl :-
-
-
Desa Peganjaran
Desa Panjang
Desa Purworejo
-
-
-
Desa Pedawang
Desa Dersalam
Desa Ngembalrejo
-
-
-
Desa Krangbener
Desa Gondangmanis
Desa Bae
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 69
- Desa Bacin
d. Sebagian wilayah Kecamatan Kaliwungu, meliputi :-
-
-
Desa Garung kidul
Desa Kedungdowo
Desa Mijen
-
-
-
Desa Karangampel
Desa Garung Lor
Desa Prambatan Lor
-
-
Desa Prambatan Kidul
Desa Bakalan Krapyak
e. Sebagian wilayah Kecamatan Gebog, meliputi :-
-
Desa Getasrabi
Desa Klumpit
-
-
Desa Gribig
Desa Karangmalang
- Desa Padurenan
f. Sebagian wilayah Kecamatan Mejobo, meliputi : - Desa Gulang - Desa Jepang - Desa Payaman
Adapun secara administrasi Kawasan Perkotaan Kudus dibatasi oleh :
- Sebelah Utara : Desa Besito, Desa Cendono, Desa Margorejo- Sebelah Timur : Desa Honggosoco, Desa Hadipolo, Desa
Tenggeles, Desa Golan Tepus, Desa Mejobo, Desa Kirig
- Sebelah Selatan : Desa Karangrowo, Desa Ngemplak dan Kabupaten Demak
- Sebelah Barat : Desa Setrokalangan, Desa Banget, Desa Gamong, Desa Kaliwungu.
2. Kawasan Perdesaan Kudus, meliputi wilayah administrasi 6
kecamatan dan 67 desa, dengan luas 32.164,354 ha meliputi :
a. Sebagian wilayah Kecamaan Kaliwungu
- Blimbing Kidul- Banget- Setrokalangan- Gamong- Sidorekso- Papringan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 70
- Kaliwungu
b. Seluruh wilayah Kecamatan Undaan
- Wonosoco - Undaan Tengah- Lambangan - Karng Rowo- Kalirejo - Larik Rejo- Medini - Undaan Lor- Sambung - Wates- Glagahwaru - Ngemplak- Kutuk - Terang Mas- Undaan Kidul
c. Sebagian wilayah Kecamatan Mejobo
- Kirig - Hadiwarno- Temulus - Mejobo- Kesambi - Golantepus- Jojo - Tenggeles
d. Seluruh wilayah Kecamatan Jekulo
- Sadang - Pladen- Bulung Cangkring - Klaling- Bulung Kulon - Jekulo- Sidomulyo - Hadipolo- Gondoharum - Tanjungrejo- Terban - Honggosoco
e. Sebagian wilayah Kecamatan Gebog
- Besito- Jurang- Gondosari- Kedungsari- Menawan
f. Seluruh wilayah Kecamatan Dawe
- Samirejo - Ternadi- Cendono - Kajar
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 71
- Margorejo - Cranggang- Rejosari - Tergo- Kandang mas - Glagah Kulon- Lau - Dukuh Waringin- Piji - Kuwukan- Puyoh - Colo- Soco - Japan
Dalam penyusunan buku putih sanitasi Kabupaten Kudus juga
mempertimbangkan wilayah-wilayah spesifik yang menjadi prioritas dan
mempunyai potensi permasalahan dibidang sanitasi, diantaranya wilayah
permukiman padat dan permukiman yang berada disekitar bantaran sungai.
Wilayah – wilayah tersebut dapat dilihat dalam peta berikut ini.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 72