bab ii sanitasi kudus(1)

82
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS 2.1. Geografis, Topografis, Geohidrologi Secara geografis, Kabupaten Kudus terletak pada koordinat 6 0 51’ – 7 0 16’ Lintang Selatan dan 110 0 36’ – 110 0 50’ Bujur Timur, dengan batas-batas administratif yaitu : Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Pati, Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Jepara, Sebelah selatan berbatasan Kabupaten Grobogan dan Pati serta Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Ditinjau dari topografi, Kabupaten Kudus memiliki ketinggian terendah 5 meter di atas permukaan air laut yang berada di Kecamatan Undaan dan ketinggian tertinggi 1600 meter di atas permukaan air laut berada di Kecamatan Dawe. Kelerengan 0-8% menempati di daerah dataran antara lain di Kecamatan Undaan (Desa Undaan Kidul, Desa Undaan Lor, Desa Undaan Tengah), Kecamatan Kaliwungu (Desa Blimbing Kidul, Desa Sidorekso, Desa Kaliwungu, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe (Desa Margorejo, Desa Samirejo, Desa Karangrejo, Desa Cendono) Buku Putih Sanitasi Kabupaten KudusII- 14

Upload: pratamajayakusuma

Post on 06-Dec-2015

322 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

BAB II Sanitasi Kudus(1)

TRANSCRIPT

BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS

2.1. Geografis, Topografis, Geohidrologi

Secara geografis, Kabupaten Kudus terletak pada koordinat 6051’ –

7016’ Lintang Selatan dan 110036’ – 110050’ Bujur Timur, dengan batas-

batas administratif yaitu :

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Pati,

Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Jepara,

Sebelah selatan berbatasan Kabupaten Grobogan dan Pati serta

Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pati.

Ditinjau dari topografi, Kabupaten Kudus memiliki ketinggian

terendah 5 meter di atas permukaan air laut yang berada di Kecamatan

Undaan dan ketinggian tertinggi 1600 meter di atas permukaan air laut

berada di Kecamatan Dawe. Kelerengan 0-8% menempati di daerah dataran

antara lain di Kecamatan Undaan (Desa Undaan Kidul, Desa Undaan Lor,

Desa Undaan Tengah), Kecamatan Kaliwungu (Desa Blimbing Kidul, Desa

Sidorekso, Desa Kaliwungu, Kecamatan Gebog, Kecamatan Dawe (Desa

Margorejo, Desa Samirejo, Desa Karangrejo, Desa Cendono) dan

Kecamatan Jekulo (Desa Jekulo). Kelerengan 8-15% menempati sebagian

Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe sebelah selatan, Kecamatan Gebog

(Desa Gribig) dan Kecamatan Mejobo (Desa Jepang). Kelerengan 15-25%

menempati Kecamatan Dawe (Desa Kajar) dan Gunung Patiayam bagian

Timur. Kelerengan 25-45% menempati di daerah Gunung Patiayam bagian

utara, Kecamatan Gebog (Desa Padurenan). Kelerengan > 45% menempati

Kecamatan Dawe (Desa Ternadi) Kecamatan Gebog (Desa Rahtawu, Desa

Menawan) dan daerah Puncak Muria bagian selatan.

Kondisi iklim di Kabupaten Kudus secara umum dipengaruhi oleh

zona iklim tropis basah. Bulan basah jatuh antara bulan Oktober-Mei dan

bulan kering terjadi antara Juni-September, sedang bulan paling kering jatuh

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 14

sekitar bulan Agustus. Curah hujan yang jatuh di daerah Kudus berkisar

antara 2.000-3.000 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi di daerah puncak

Gunung Muria, yaitu antara 3.500-5.000 mm/tahun. Temperatur tertinggi

mencapai 33oC dan terendah 26oC dengan temperatur rata-rata sekitar 29oC

dan kelembaban rata-rata bulanan berkisar antara 72%-83%. Angin yang

bertiup adalah angin barat dan angin timur yang bersifat basah dengan

kelembaban sekitar 88%, kecepatan angin minimum 5 km/jam dan

kecepatan angin maksimum dapat mencapai 50 km/jam.

2.2. Administratif

Secara administratif, Kabupaten Kudus terdiri dari 9 (sembilan)

kecamatan dengan 123 Desa dan 9 Kelurahan. Kecamatan dengan jumlah

Desa/Kel terbanyak adalah Kecamatan Kota dengan jumlah 25 Desa/Kel,

sedangkan kecamatan dengan Desa/Kel terkecil adalah Kecamatan Bae

dengan 10 Desa/Kel. Untuk lebih jelasnya mengenai data administratif

Kabupaten Kudus dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Banyaknya Desa/Kelurahan, Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT) dan Dukuh menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No Kec. Desa Kel. Jumlah RW RT Dukuh1 Kaliwungu 15 0 15 66 437 48

2 Kota 16 9 25 111 490 92

3 Jati 14 0 14 78 373 51

4 Undaan 16 0 16 63 357 31

5 Mejobo 11 0 11 69 341 32

6 Jekulo 12 0 12 85 443 45

7 Bae 10 0 10 51 279 38

8 Gebog 11 0 11 81 432 44

9 Dawe 18 0 18 103 546 53

2009 123 9 132 707 3698 434

2008 123 9 132 702 3.666 321

2007 123 9 132 701 3.662 363

2006 123 9 132 701 3.662 378

2005 123 9 132 698 3.618 378

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 15

Peta 2.1. Peta administratif Kabupaten Kudus

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 16

2.3. Kependudukan

Beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan

merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan,

antara lain adalah :

1. Kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat

dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan.

Dalam pembangunan, dengan jelas dikemukakan bahwa penduduk

adalah subyek dan obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan

maka penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu

menjadi penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga

harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan. Dengan

demikian jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan dengan

memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat

berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya,

pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu

meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas.

2. Keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi

dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah

penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang

memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat

kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi

pembangunan.

3. Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam

jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam jangka

waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam

pembangunan terabaikan.

Sebagai contoh, beberapa ahli memperkirakan bahwa krisis ekonomi

dewasa ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan

seseorang selama 25 tahun kedepan atau satu genarasi. Dengan

demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumberdaya manusia

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 17

Indonesia pada generasi mendatang, 25 tahun setelah tahun ini.

demikian pula, hasil program keluarga berencana yang dikembangkan

30 tahun yang lalu (1968), baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun

terakhir ini. Dengan demikian, tidak diindahkannya dimensi

kependudukan dalam rangka pembangunan sama artinya dengan

“menyengsarakan” generasi berikutnya.

2.3.1.Laju Pertumbuhan dan Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Kudus pada tahun 2009 tercatat

sebesar 759.249 jiwa, terdiri dari 376.058 jiwa laki-laki (49,53 persen) dan

383.191 jiwa perempuan (50,47 persen). Apabila dilihat penyebarannya,

maka kecamatan yang paling tinggi prosentase jumlah penduduknya adalah

Kecamatan Jekulo yakni sebesar 12,79 persen dari jumlah penduduk yang

ada di Kabupaten Kudus, kemudian berturut-turut Kecamatan Jati 12,66

persen dan Kecamatan Dawe 12,38 persen. Sedangkan kecamatan yang

terkecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bae sebesar 8,10 persen.

Bila dilihat dari perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan

perempuannya, maka diperoleh rasio jenis kelamin pada tahun 2009

sebesar 98,14 yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat

98 penduduk laki-laki. Dengan perkataan lain bahwa penduduk perempuan

lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki, ini bisa dilihat hampir

di semua kecamatan bahwa angka rasio jenis kelamin di bawah 100 persen,

yaitu berkisar antara 93,35 dan 100,45 persen. Adapun data Banyaknya

Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Kecamatan di

Kabupaten Kudus seperti terlihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Banyaknya Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

1 Kaliwungu 44.475 44.916 89.391 99,02

2 Kota 44.188 47.388 91.526 93,35

3 Jati 46.941 49.143 96.084 95,52

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 18

4 Undaan 34.120 34.331 68.451 99,39

5 Mejobo 33.938 34.422 68.360 98,95

6 Jekulo 48.314 48.772 97.086 99,06

7 Bae 30.580 30.933 61.513 98,86

8 Gebog 46.508 46.301 92.809 100.45

9 Dawe 46.994 47.035 94.029 99,1

2009 376.058 383.191 759.249 98.14

2008 372.761 380.160 752.921 98,05

2007 369.884 377.604 747.488 97,96

2006 367.143 374.897 742.040 97,93

2005 364.074 372.165 736.239 97,83

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

2.3.2.Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk dalam kurun waktu lima tahun (2005 – 2009)

cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah

penduduk. Pada tahun 2009 tercatat sebesar 1.786 jiwa setiap satu kilo

meter persegi. Di sisi lain persebaran penduduk masih belum merata,

dimana Kecamatan Kota merupakan kecamatan yang terpadat yaitu

8.742 jiwa per km². Undaan paling rendah kepadatan penduduknya yaitu

954 jiwa per km². Adapun data kepadatan penduduk Kabupaten Kudus

seperti terlihat pada tabel 2.3. berikut ini.

Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk menurut Kecamatandi Kabupaten Kudus Tahun 2009

No KecamatanLuas Daerah

(Km²)Penduduk

(Jiwa)Kepadatan Pnddk.

(Jiwa per Km²)1 Kaliwungu 32,71 89.391 2.733

2 Kota 10,47 91.526 8.742

3 Jati 26,30 96.084 3.653

4 Undaan 71,77 68.451 954

5 Mejobo 36,77 68.360 1.859

6 Jekulo 82,92 97.086 1.171

7 Bae 23,32 61.513 2.638

8 Gebog 55,06 92.809 1.686

9 Dawe 85,84 94.029 1.095

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 19

2009 425.16 759.249 1.786

2008 425,16 752.921 1.771

2007 425,16 747.488 1.758

2006 425,16 742.040 1.745

2005 425,16 736.239 1.732

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

2.4. Pendidikan

Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian

dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan

keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada

perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat

manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan

hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral.

Di Kabupaten Kudus, penduduk yang bersekolah secara umum

mengalami fluktuasi selama periode tahun ajaran 2003/2005 – 2008/2009,

hal ini dapat dilihat dari banyaknya murid di beberapa jenjang pendidikan

yang mengalami kenaikan dan penurunan. Perbandingan jumlah murid pada

periode tahun 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut :

a. Pada tingkat pendidikan dasar yaitu SD Negeri di tahun 2009, jumlah

murid yang bersekolah mengalami penurunan sebesar 0,27 persen

dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya sedangkan SD swasta

mengalami kenaikan jumlah murid sebesar 6,82 persen.

Tabel 2.4. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar (SD)menurut Kecamatan dan Statusnya di Kabupaten Kudus

Tahun Ajaran 2008/2009

No

KecamatanSekolah Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta1 Kaliwungu 46 0 6.377 0 427 0

2 Kota 47 10 8.009 3.341 433 161

3 Jati 49 1 6.817 188 467 10

4 Undaan 44 0 5.171 0 425 0

5 Mejobo 45 2 6.114 78 448 9

6 Jekulo 63 0 9.131 0 647 0

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 20

7 Bae 40 1 4.542 97 396 8

8 Gebog 61 1 7.486 197 543 9

9 Dawe 66 0 8.214 0 615 0

2009 461 15 61.861 3.901 4.401 197

2008 457 13 62.028 3.652 4.271 184

2007 460 13 63.243 3.659 3.943 197

2006 463 11 63.807 3.426 4.124 177

2005 464 11 63.927 4.256 3.669 150

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

b. Pada tingkat pendidikan SLTP Negeri dan swasta mengalami kenaikan

jumlah murid sebesar 1,82 persen dari tahun sebelumnya.

Tabel 2.5. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SLTP (Negeri dan Swasta)Yang Lulus Ebtanas di Kabupaten Kudus

Tahun Ajaran 2008/2009

No Kecamatan Sekolah Murid Guru Lulusan

1 Kaliwungu 6 2.075 150 502

2 Kota 13 5.157 405 1.947

3 Jati 6 2.942 190 1.025

4 Undaan 3 1.397 77 435

No Kecamatan Sekolah Murid Guru Lulusan

5 Mejobo 5 1.980 136 224

6 Jekulo 5 2.327 147 527

7 Bae 4 3.065 168 461

8 Gebog 5 1.729 121 525

9 Dawe 4 1.202 87 221

2009 51 21.874 1.481 5.866

2008 45 21.484 1.343 6.196

2007 45 21.398 1.312 6.219

2006 45 21.313 1.372 6.196

2005 44 21.062 1.342 6.274

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 21

c. Untuk tingkat SLTA, jumlah murid mengalami penurunan sebesar 9,85

persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 2.6. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SLTA (Negeri dan Swasta)Yang Lulus Ebtanas di Kabupaten Kudus

Tahun Ajaran 2008/2009

No

Kecamatan Sekolah Murid Guru Lulusan

1 Kaliwungu 4 2.797 173 728

2 Kota 15 7.956 559 2.735

3 Jati 2 1.379 84 470

4 Undaan 2 700 57 11

5 Mejobo 4 2.280 146 576

6 Jekulo 4 1.094 109 288

7 Bae 3 2.093 144 675

8 Gebog 4 1.408 123 408

9 Dawe 5 977 107 181

2009 43 20.684 1.502 6.072

2008 32 22.944 1.310 5.822

2007 32 18.984 1.207 5.674

2006 34 11.936 773 3.488

2005 28 17.920 1.178 5.412

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

d. Untuk tingkat pendidikan SMK, jumlah murid mengalami penurunan

sebesar 13,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Tabel 2.7. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SMK (Negeri dan Swasta)Yang Lulus Ebtanas di Kabupaten Kudus

Tahun Ajaran 2008/2009

No

Kecamatan Sekolah Murid Guru Lulusan

1 Kaliwungu 3 2.673 159 691

2 Kota 8 4.186 290 1.273

3 Jati 0 0 0 0

4 Undaan 2 700 57 11

5 Mejobo 2 1.382 75 344

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 22

6 Jekulo 3 209 50 0

7 Bae 1 107 22 0

8 Gebog 3 693 72 164

9 Dawe 3 898 83 166

2009 25 10.848 808 2.649

2008 15 12.537 614 2.649

2007 15 8.487 535 2.456

2006 11 7.465 427 2.409

2005 11 7.527 433 2.183

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

e. Jumlah Universitas/Perguruan Tinggi pada tahun akademik 2009/2010

tercatat ada 8 buah, yaitu Universitas Muria Kudus (UMK) dan Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Sekolah Tinggi Kesehatan

(STIKES), Akademi Kesehatan Muhamadiyah, Akbid Mardi Rahayu,

Akbid Pemda, Akper Krida Husada dan Akademi Farmasi Kudus

(Akfarku). Banyaknya mahasiswa periode 5 tahun terakhir cenderung

meningkat. Pada tahun akademik 2009/2010, secara keseluruhan jumlah

mahasiswa tercatat 11.672 orang, mengalami peningkatan jumlah

mahasiswa sebesar 11,82 persen dibandingkan tahun yang lalu dan di

dukung oleh 389 dosen, dan pada tahun yang sama telah berhasil

meluluskan sebanyak 2.030 mahasiswa.

Tabel 2.8. Banyaknya Mahasiswa, Dosen dan Lulusan Perguruan Tinggi di Kabupaten Kudus

Tahun 2008/2009

No Perguruan TinggiJumlah Mahasiswa

Dosen LulusanL P Jumlah

1 Universitas Muria Kudus 3.164 2.925 6.089 125 771

2 STAIN Walisongo Kudus 1.554 1.706 3.260 115 724

3 Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES)

334 512 846 23 111

4 Akademi Kesehatan Muhammadiyah

131 551 682 11 91

5 Akademi Kebidanan Mardi Rahayu

0 127 127 30 41

6 Akademi Kebidanan PEMDA 0 447 447 61 218

7 Akper Krida Husada Kudus 79 119 198 10 74

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 23

8 Akademi Farmasi Kudus (AKFARKU)

10 13 23 14 0

2009 5.272 6.400 11.672 389 2.030

2008 4.696 5.742 10.438 358 1.865

2007 4.603 5.635 10.238 375 2.251

2006 4.167 5.127 9.294 346 1.752

2005 4.161 4.150 8.311 213 889

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

2.5. Kesehatan

Untuk mewujudkan Negara yang lebih baik melalui kepemilikan

generasi terbaik, kesehatan masyarakat perlu menjadi prioritas. Dengan

mengaplikasikan kesehatan ini, akan muncul generasi sehat yang mampu

memberikan kontribusi optimalnya dalam membangun Negara ini. Jiwa yang

sehat secara fisik dan batin diharapkan memiliki kemampuan untuk

berkontribusi dengan baik dan nyaman dalam berbagi ide dan pemikiran

mereka ke dalam bentuk nyata sesuai aspek dan bidang yang ditekuni

masing-masing bagi masa depan yang lebih baik.

Berbagai jenis sarana kesehatan tersedia di Kabupaten Kudus, mulai

dari rumah sakit sampai klinik kesehatan. Sarana kesehatan yang tersedia

terdiri dari 2 rumah sakit milik pemerintah, 3 rumah sakit milik swasta, 19

puskesmas, 41 puskesmas pembantu, 5 puskesmas perawatan, 19

puskesmas keliling, 22 unit balai pengobatan/klinik dan 12 unit rumah

bersalin.

Tabel 2.9. Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas Dan Balai Pengobatan) Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No

Kecamatan PuskesmasPuskesma

s Pembantu

Puskesmas Perawatan

Puskesmas Keliling

Balai Pengobatan

Rumah Bersalin

1 Kaliwungu 2 3 0 2 1 1

2 Kota 3 3 0 3 8 5

3 Jati 2 4 0 2 5 3

4 Undaan 2 4 1 2 2 2

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 24

5 Mejobo 2 4 1 2 2 0

6 Jekulo 2 8 1 2 2 1

7 Bae 2 3 0 2 1 0

8 Gebog 2 6 1 2 1 0

9 Dawe 2 6 1 2 0 0

2009 19 41 5 19 22 12

2008 19 43 5 19 22 13

2007 19 43 5 19 16 12

2006 19 43 5 19 16 13

2005 18 42 5 18 14 13

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Tabel 2.10. Banyaknya Rumah Sakit Umum Pemerintah dan Swasta Serta Tempat Tidur menurut Kecamatan di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No

Kecamatan

Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah Sakit Umum Swasta

Jumlah

JumlahTempat

tidurJumlah

Tempat tidur

JumlahTempat

tidur1 Kaliwungu 0 0 1 172 1 172

2 Kota 1 60 1 50 2 110

3 Jati 1 299 1 376 2 675

4 Undaan 0 0 0 0 0 0

5 Mejobo 0 0 0 0 0 0

6 Jekulo 0 0 0 0 0 0

7 Bae 0 0 0 0 0 0

8 Gebog 0 0 0 0 0 0

9 Dawe 0 0 0 0 0 0

2009 2 359 3 598 5 957

2008 2 306 2 430 4 736

2007 2 341 2 536 4 877

2006 2 233 2 487 4 720

2005 2 233 2 487 4 720

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Tabel 2.11. Banyaknya Tenaga Perawat, Bidan Dan Tenaga Kesehatan Lainnya Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No Kecamatan Jumlah Perawat Bidan Tenaga Kesehatan Lainnya

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 25

Umum PKC PKE GigiSarmud

GiziApoteker Asisten

Apoteker1 Kaliwungu 143 0 0 2 34 4 6 15

2 Kota 90 1 0 2 53 9 37 112

3 Jati 403 9 0 4 51 2 15 54

4 Undaan 11 0 0 2 27 1 2 3

5 Mejobo 15 0 0 2 20 1 4 3

6 Jekulo 21 1 1 2 27 1 6 6

7 Bae 11 0 0 1 16 1 4 4

8 Gebog 17 0 0 1 21 1 1 2

9 Dawe 16 1 0 1 27 2 2 2

2009 727 12 1 17 276 22 77 201

2008 727 12 1 17 276 22 70 201

2007 736 12 1 17 325 22 55 146

2006 727 12 1 17 274 22 38 146

2005 727 11 1 17 274 21 38 146

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

2.6. Sosial Masyarakat

Masyarakat di Kabupaten Kudus masih berpegang teguh pada

agama, adat istiadat dan budaya lokal. Hal inilah yang menjadikan daya tarik

masyarakat dari berbagai penjuru kota untuk datang ke Kudus dan melihat

harmonisasi antara agama, adat istiadat dan budaya. Hal ini menjadikan

Kab. Kudus menjadi salah satu tujuan wisata, terutama wisata religi, budaya

dan kuliner di Jawa Tengah.

Mayoritas penduduk Kab. Kudus beragama Islam sejumlah 723.118

orang, disusul oleh penganut agama Kristen Protestan sebanyak 11.040

orang, Kristen Katholik sebanyak 7.533 orang, Budha 1.747 orang dan

Hindu sebanyak 796 orang sebagaimana terlihat dalam tabel 2.12 berikut

ini.

Tabel 2.12. Penduduk menurut Agama yang di anutMenurut Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No Kecamatan Islam Protestan katholik Hindu Budha Jumlah

1 Kaliwungu 84.102 510 462 25 19 85.118

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 26

2 Kota 87.186 5.683 4283 204 280 97.636

3 Jati 86.566 2.355 1613 543 520 91.597

4 Undaan 67.543 8 154 0 524 68.229

5 Mejobo 67.419 111 23 0 1 67.554

6 Jekulo 89.068 524 454 0 22 90.068

7 Bae 59.612 1.722 261 24 39 61.658

8 Gebog 88.204 48 115 0 268 88.635

9 Dawe 93.418 79 168 0 74 93.739

2009 723.118 11.040 7.533 796 1.747 744.234

2008 719.526 11.180 7.147 816 1.690 740.359

2007 715.313 9.873 6.750 808 1.133 733.877

2006 710.854 9.761 6.245 517 734 728.111

2005 696.778 8.625 6.828 359 798 713.388

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Untuk mendukung kenyamanan para penganut agama dalam

menjalankan ibadahnya, di Kab. Kudus telah berdiri 582 masjid, 1.784

Mushola, 21 Gereja Kristen, 7 Gereja Kristen Katholik, 10 Vihara dan 3

Klenteng.

Tabel 2.13. Banyaknya Tempat PeribadatanMenurut Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No Kecamatan MasjidMushola/ Langgar

Gereja Kristen

Gereja Katolik

Pura Hindu

Vihara Budha

Klenteng

1 Kaliwungu 70 203 0 1 0 0 0

2 Kota 105 132 12 1 0 0 2

3 Jati 43 169 2 0 0 2 1

4 Undaan 34 202 2 0 0 3 0

5 Mejobo 39 170 0 0 0 0 0

6 Jekulo 65 281 4 3 0 1 0

7 Bae 48 122 1 0 0 0 0

8 Gebog 89 167 0 0 0 2 0

9 Dawe 89 338 0 2 0 2 0

2009 582 1.784 21 7 0 10 3

2008 578 1.707 24 4 0 10 3

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 27

2007 568 1.707 23 5 0 8 3

2006 549 1.644 22 4 0 9 3

2005 538 1.670 23 4 1 12 3

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Tingkat kesejahteraan masyarakat juga menjadi hal yang perlu untuk

diperhatikan dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk dapat melihat

tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kudus, dapat digunakan

data pentahapan keluarga sejahtera sebagaimana tabel 2.14 berikut ini.

Tabel 2.14. Pentahapan keluarga sejahteraMenurut kecamatan di Kabupaten Kudus

Tahun 2010

No Kecamatan

Jumlah KK Pra Sejahtera Sejahtera I Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera III Plus

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Kaliwungu 23.842 2.075 8,70 3.650 15,31 8.500 35,65 8.275 34,71 1.342 5,63

2 Kota 23.057 1.164 5,05 3.458 15,00 6.997 30,35 9.806 42,53 1.632 7,08

3 Jati 24.244 1.700 7,01 4.836 19,95 7.514 30,99 8.179 33,74 2.015 8,31

4 Undaan 19.664 5.836 29,68 5.416 27,54 4.712 23,96 3.326 16,91 374 1,90

5 Mejobo 19.038 1.097 5,76 3.921 20,60 5.658 29,72 6.876 36,12 1.486 7,81

6 Jekulo 29.339 6.460 22,02 6.092 20,76 9.724 33,14 6.557 22,35 506 1,72

7 Bae 16.000 1.227 7,67 3.301 20,63 6.122 38,26 4.374 27,34 976 6,10

8 Gebog 23.151 1.981 8,56 3.123 13,49 14.073 60,79 3.430 14,82 544 2,35

9 Dawe 24.999 4.394 17,58 5.847 23,39 7.316 29,27 6.178 24,71 1.264 5,06

2010 203.334 25.934 12,75 39.644 19,50 70.616 34,73 57.001 28,03 10.139 4,99

2009 200.193 26.192 13,08 38.774 19,37 73.263 36,60 51.903 25,93 10.061 5,03

2008 193.160 28.237 14,62 36.701 19,00 67.265 34,82 50.735 26,27 10.222 5,29

2007 189.850 28.352 14,93 38.545 20,30 61.669 32,48 51.377 27,06 9.907 5,22

2006 185.989 28.874 15,52 37.877 20,37 58.546 31,48 49.692 26,72 11.000 5,91

2005 180.602 32.299 17,88 40.948 22,67 52.127 28,86 48.393 26,80 6.835 3,78

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & KB Kab. Kudus, 2010

Dalam hal kondisi dan kepemilikan tempat tinggal masyarakat di

Kabupaten Kudus berdasarkan presentase penduduk (jumlah rumah tangga

Kab. Kudus tahun 2008 = 190.620 KK), menurut buku Profil tempat tinggal

Jawa Tengah Tahun 2008 adalah sbb :

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 28

A. Presentase rumah tangga menurut status penguasaan bangunan tempat

tinggal :

Milik sendiri : 91,92 %

Kontrak : 0,45 %

Sewa : 0,00 %

Bebas sewa : 0,75 %

Dinas : 0,30 %

Milik orang tua/sdr : 6,44 %

Lainnya : 0,15 %

B. Presentase rumah tangga menurut luas lantai bangunan tempat tinggal :

< 20 m² : 0,15 %

20 – 49 m² : 19,64 %

50 – 99 m² : 60,88 %

100 – 149 m² : 13,03 %

150 + m² : 6,29 %

C. Presentase rumah tangga menurut jenis lantai terluas bangunan tempat

tinggal :

Bukan tanah : 88,87 %

Tanah : 11,13 %

D. Presentase rumah tangga menurut jenis dinding terluas bangunan :

Tembok : 94,58 %

Kayu : 2,71 %

Bambu : 2,71 %

Lainnya : 0,00 %

E. Presentase rumah tangga menurut jenis atap terluas bangunan :

Beton : 1,20 %

Genteng : 98,80 %

Sirap : 0,00 %

Seng : 0,00 %

Asbes : 0,00 %

Ijuk/rumbia : 0,00 %

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 29

Lainnya : 0,00 %

2.7. Perekonomian2.7.1 Produk Domestik Regional Brutto (PDRB)

Kegiatan ekonomi suatu daerah secara umum dapat digambarkan

melalui kemampuan daerah tersebut menghasilkan barang dan jasa yang

diperlukan bagi kebutuhan hidup masyarakat yang diindikasikan dengan

(PDRB). PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui

kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. PDRB

didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Penyajian PDRB dihitung

berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang

dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan. Nilai

PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya

ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah pergeseran dan struktur

perekonomian daerah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan dapat

mencerminkan perkembangan riil ekonomi secara keseluruhan dari tahun ke

tahun yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi.

Di Kabupaten Kudus, pada tahun 2013 diperkirakan PDRB atas dasar

harga konstan mencapai Rp.14.107.083,13 juta dengan tingkat

pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 3,01%. Prediksi pertumbuhan

ekonomi secara rinci dapat dilihat pada grafik 2.1.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 30

5.56

8.70

4.40

2.483.23

4.22 3.90 3.58 3.26 2.942.43

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : RPJMD Kab. Kudus, 2008 - 2013

Grafik 2.1. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus tahun 2003-2007 dan prediksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kudus tahun 2008-2013.

2.7.2. Ketenagakerjaan

Menurut UU 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa,

baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut Payaman Simanjuntak, tenaga kerja (man power) adalah

penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan, dan

yang melaksanakan kegiatan lain, seperti bersekolah dan mengurus rumah

tangga. Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja menurutnya

ditentukan oleh umur/usia.

Tenaga kerja (man power) terdiri dari angkatan kerja dan bukan

angkatan kerja.

Angkatan kerja atau labourforce, terdiri atas:

Golongan yang bekerja, dan

Golongan yang menganggur atau yang sedang mencari pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja, terdiri atas:

Golongan yang bersekolah,

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 31

Golongan yang mengurus rumah tangga, dan

Golongan lain-lain atau penerima pendapatan.

Golongan yang bersekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya

bersekolah. Golongan yang mengurus rumah tangga adalah mereka yang

mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah, sedangkan yang

tergolong dalam lain-lain ini ada dua macam, yaitu:

Golongan penerima pendapatan, yaitu mereka yang tidak melakukan

suatu kegiatan ekonomi, tetapi memperoleh pendapatan seperti

tunjangan pensiun, bunga atas simpanan uang atau sewa atas milik,

dan

Mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena

lanjut usia (jompo), cacat atau sakit kronis.

Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja ini kecuali mereka

yang hidupnya tergantung dari orang lain, sewaktu-waktu dapat

menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering

juga dinamakan sebagai Potential Labour Force (PLF).

Jadi, tenaga kerja mencakup siapa saja yang dikategorikan sebagai

angkatan kerja dan juga mereka yang bukan angkatan kerja, sedangkan

angkatan kerja adalah mereka yang bekerja dan yang tidak bekerja

(pengangguran).

Di Kabupaten Kudus, pencari kerja didominasi oleh lulusan SLTA

sebanyak 13.798 orang, selanjutnya dari lulusan perguruan tinggi sebanyak

3.311 orang, tamatan akademik sebanyak 2.328 orang, tamatan SMP 567

orang dan tamatan SD sebanyak 91 orang, sebagaimana terlihat dalam

tabel 2.15.

Tabel 2.15. Banyaknya Pencari Kerja Yang Mendaftar Di Disnaker Menurut Pendidikan Dan Jenis Kelamin

Di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No BulanTamat SD Tamat

SLTP Tamat SLTA Tamat Akademik

Tamat Perguruan

Tinggi Jumlah

L P L P L P L P L P

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 32

Sisa 2008 6 0 84 13 2.858 3.078 501 696 583 698 8.517

1 Januari 0 2 4 4 135 78 22 28 35 23 3312 Februari 3 4 18 17 206 151 16 18 17 16 4663 Maret 1 2 41 7 257 193 8 13 29 22 5734 April 0 2 14 15 179 127 12 17 28 30 4245 Mei 5 3 35 34 173 172 13 14 23 30 5026 Juni 5 1 47 39 356 343 13 11 26 38 8797 Juli 0 0 15 7 936 1044 10 31 33 44 2.1208 Agustus 0 5 19 24 307 265 10 31 40 60 7619 September 13 11 34 7 292 208 45 89 113 169 981

10 Oktober 12 14 25 24 858 684 219 391 448 590 3.26511 November 0 1 6 17 289 248 46 50 79 107 84312 Desember 0 1 6 11 187 174 11 13 14 16 433

2009 45 46 348 219 7.033 6.765 926 1.402

1.468 1.843 20.095

2008 7 30 178 302 3.875 3.733 795 996 779 920 11.6152007 359 39 316 99 2.007 1.982 215 318 618 707 6.6602006 37 30 154 241 2.004 1.545 236 366 507 586 5.7062005 17 26 268 324 1.711 1.585 300 641 715 1.139 6.726

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Untuk menyerap tenaga kerja yang ada tersebut, kesempatan kerja

yang tersedia di Kabupaten Kudus pada tahun 2009 seperti terlihat pada

tabel 2.16. Dari data tersebut terlihat bahwa angkatan kerja yang ada belum

sebanding dengan pasar kerja yang tersedia.

Tabel 2.16. Pasar Kerja Menurut Pendidikan Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No Tingkat Pendidikan

Yang belum ditempatkan

Yang telah ditempatkan Yang dihapuskan

L P L P L P

1 SD 14 46 31 0 0 02 SLTP / Sederajat 68 139 224 65 56 153 SMA 1.073 1.741 717 129 594 7594 STM 825 117 500 0 338 1515 SMEA 761 1.218 324 96 395 4856 SKKA 0 0 0 0 0 07 SPG 0 0 2 0 80 231

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 33

8 D.I / D.II 182 296 10 2 59 1049 SPMA 0 0 0 0 0 0

10 Setingkat SMA 703 1.219 371 99 350 52011 Sarjana Muda 402 700 101 143 172 15712 Sarjana (S1, S2) 916 1.208 92 116 460 519

2009 4.944 6.684 2.372 650 2.504 2.941

2008 5.664 6.011 1.532 1.351 2.759 3.039

2007 5.477 5.228 2.008 1.209 810 1.125

2006 6.071 6.767 1.650 1.420 2.459 3.264

2005 5.681 7.362 1.044 1.191 1.504 2.202

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Sedangkan jumlah tenaga kerja yang telah bekerja dalam

perusahaan seperti terlihat pada tabel 2.17.

Tabel 2.17. Banyaknya Pekerja Pada PerusahaanMenurut Kecamatan Di Kabupaten Kudus Tahun 2009

No KecamatanJumlah

perusahaanJumlah Pekerja

L P Jumlah1 Kaliwungu 172 4.297 22.782 27.079

2 Kota 322 11.083 17.093 28.175

3 Jati 141 7.816 11.105 18.921

4 Undaan 14 36 34 70

5 Mejobo 55 441 3.908 4.349

6 Jekulo 43 1.561 4.107 5.668

7 Bae 101 2.284 6.587 8.871

8 Gebog 97 2.354 12.177 14.531

9 Dawe 64 184 451 635

2009 1.009 30.056 78.243 108.299

2008 964 28.533 72.861 101.394

2007 922 28.272 72.194 100.466

2006 833 27.974 69.265 97.239

2005 645 27.427 67.868 95.295

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

Distribusi pekerjaan masyarakat di Kabupaten Kudus diperlihatkan pada

tabel 2.18 berikut ini.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 34

Tabel 2.18. Banyaknya penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Kudus tahun 2010 (orang)

No KecPe

tani

Sen

diri

Buru

h Ta

ni

Peng

usah

a

Buru

h In

dust

ri/

bang

unan

Peda

gang

Angk

utan

PNS/

ABRI

Pens

iuna

n

Lain

nya

1 Kaliwungu 2,715 2,509 23 6,639 868 804 342 745 228

2 Kota 206 62 2,058 20,894 5,408 444 3,262 1,190 10,412

3 Jati 2,579 3,247 1,633 27,243 3,037 910 2,370 591 6,426

4 Undaan 14,580 11,612 1,625 8,848 2,267 585 517 195 1,404

5 Mejobo 4,249 5,821 164 16,288 1,480 286 1,185 303 7,567

6 Jekulo 8,491 4,175 0 8,668 24,730 4,059 0 0 3,107

7 Bae 2,030 1,917 2,343 31,982 1,633 297 1,147 370 927

8 Gebog 9,882 6,749 495 22,645 9,337 1,633 297 1,147 370

9 Dawe 11,248 15,603 167 12,461 3,581 552 1,200 0 314

Jumlah 55,980 51,695 8,508 155,668 52,341 9,570 10,320 4,541 30,755Sumber : Kecamatan dalam angka, BPS, 2011

2.7.3. Pertanian

Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan

manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan,

perikanan dan juga kehutanan. Sebagian besar mata pencaharian

masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian

sangat penting untuk dikembangkan di Kabupaten Kudus.

Bentuk-Bentuk Pertanian :

1. Sawah

Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan

memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah

hujan maupun sawah pasang surut.

2. Tegalan / perkebunan

Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada

pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan

terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya

sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata.

Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk

ditubuhi tanaman pertanian.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 35

3. Pekarangan

Perkarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah

(biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan /

digunakan untuk ditanami tanaman pertanian.

Pada umumnya Kabupaten Kudus memiliki potensi pertanian yang

cukup luas dan sangat besar hasilnya, sehingga mata pencaharian

penduduk yang utama adalah pertanian. Potensi areal/lahan bagi usaha

pertanian tanaman pangan dan hortikultura terdiri dari areal lahan pertanian

seluas 39.042 Ha. Adapun komoditas yang ditanam masyarakat seperti

terlihat pada tabel 2.19.

Tabel 2.19. Luas tanam bahan makanan ditanah (sawah dan kering) dirinci menurut jenis tanaman

Di Kabupaten Kudus Tahun 2005 – 2009 (Ha)

No Jenis tanaman 2005 2006 2007 2008 2009

1 Padi 32.479 28.388 32.336 29.380 28.414

2 Jagung 1.219 1.489 1.971 2.965 3.227

3 Ketela Pohon 968 1431 1.636 1.472 2.416

4 Ketela rambat 52 49 93 120 190

5 Kacang tanah 550 455 359 452 731

6 Kacang kedelai 1.024 1001 178 168 841

7 Kacang hijau 3.356 1433 3.797 3.762 3.168

8 Sorgum 0 0 0 0 0

9 Talas 28 28 39 61 18

10 Ganyong 37 37 46 74 28

11 Irut 4 4 5 13 9

Jumlah 39.717 35.315 40.460 38.467 39.042

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

2.7.4. Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai

kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 36

untuk membeli barang dengan harga tertentu. Untuk mendukung hal

tersebut, di Kabupaten Kudus saat ini tersedia 5 pasar daerah, 17 pasar

desa dan 1 pasar hewan.

 

Tabel 2.20. Banyaknya Pasar dirinci menurut kecamatan dan jenis pasar Di Kabupaten Kudus Tahun 2009 (unit)

No KecamatanPasar

DaerahPasar Desa

Pasar Hewan

Jumlah

1 Kaliwungu 1 2 0 3

2 Kota 3 1 0 4

3 Jati 1 1 1 3

4 Undaan 0 4 0 4

5 Mejobo 0 3 0 3

6 Jekulo 0 2 0 2

7 Bae 0 1 0 1

8 Gebog 0 2 0 2

9 Dawe 0 1 0 1

2009 5 17 1 23

2008 5 16 1 22

2007 5 16 1 22

2006 5 16 1 22

2005 5 16 1 22

Sumber : Kudus dalam angka, 2010

2.8. Visi Dan Misi Kabupaten

Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan

yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan Pemerintah Daerah

Kabupaten Kudus, Visi merupakan pandangan kedepan menyangkut

kemana harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten

dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Berdasarkan kondisi

nyata Kabupaten Kudus dengan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang

dan tantangan saat ini, dan yang akan datang, serta dengan

memperhitungkan modal dasar yang dimiliki.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 37

2.8.1. Visi Kabupaten

”TERWUJUDNYA KUDUS YANG SEJAHTERA”

Sejahtera, mengandung arti tercukupinya kebutuhan secara

utuh/sempurna dan menyeluruh/merata dalam arti adil, baik lahir maupun

batin, fisik dan non fisik, serta mengandung arti cukup sandang, pangan

dan papan (kebutuhan dasar manusia), aman, tentram dan damai. Aman

mengandung makna bebas dari bahaya, ancaman dan gangguan, baik lokal,

regional, nasional maupun internasional. Selain itu juga mencerminkan

keadaan tentram, tidak ada rasa takut dan khawatir. Damai mengandung arti

tidak terjadi konflik, tidak ada kerusuhan, keadaan tidak bermusuhan, rukun

dalam sistem negara hukum.

Visi ”Terwujudnya Kudus yang Sejahtera” tersebut diatas, yang

diartikan sejahtera baik lahir maupun batin, aman, tenteram dan damai,

selaras dengan Visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) Kabupaten Kudus tahun 2005 – 2025 yaitu KUDUS YANG

RELIGIUS, MAJU DAN ADIL. Karena pada dasarnya penyusunan RPJMD

berpedoman pada RPJPD. Apabila dicermati, konotasi Visi pada RPJPD

dan RPJMD terdapat benang merahnya. Konotasi Visi RPJPD adalah :

Religius mengandung arti bahwa masyarakat diharapkan memiliki

ketaatan pada agama dalam melaksanakan pembangunan yang

berorientasi pada kemajuan dan keadilan, berkaitan dengan itu religius

dipakai sebagai dasar filosofi yang menjiwai pelaksanaan pembangunan

secara berkesinambungan dalam segala bidang.

Maju artinya bahwa pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa

dilandasi dengan keinginan bersama untuk mewujudkan masa depan yang

lebih baik secara fisik maupun non fisik didukung oleh sumber daya manusia

yang unggul dan berdaya saing tinggi, berperadaban tinggi, professional

serta berwawasan kedepan yang luas. Maju tercermin dari terbentuknya

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 38

daerah yang mandiri dengan segenap potensinya namun tetap

mengedepankan pentingnya kerjasama dan sinergitas.

Adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar

individu, kelompok, gender maupun wilayah. Sebagai pelaksana dan

penggerak pembangunan sekaligus obyek pembangunan, rakyat

mempunyai hak baik dalam melaksanakan maupun menikmati hasil

pembangunan. Pembangunan haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh

rakyat dan untuk rakyat. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan di

Daerah harus mendasarkan pada rasa keadilan. Keadilan harus tercermin

pada semua aspek kehidupan. Semua mempunyai kesempatan yang sama

dalam meningkatkan taraf hidup dalam memperoleh lapangan pekerjaan,

pelayanan sosial, pendidikan, kesehatan, mengemukakan pendapat,

melaksanakan hak politik, mengamankan daerah serta perlindungan dan

memiliki rasa aman.

2.8.2. Misi Kabupaten

Untuk mewujudkan Visi Kabupaten Kudus ditempuh melalui Misi

Pembangunan Kabupaten Kudus yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan prioritas

ekonomi rakyat, perlindungan usaha, perluasan kesempatan kerja dan

berusaha.

2. Mewujudkan wajib belajar 12 tahun yang terjangkau dan berkualitas.

3. Mewujudkan pelayanan kesehatan dasar gratis.

4. Mewujudkan perlindungan dan bantuan sosial bagi masyarakat.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan berlandaskan penataan ruang

dan berwawasan lingkungan.

6. Mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance).

7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bermoral, beretika

dan berbudaya.

8. Meningkatkan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat.

9. Meningkatkan kehidupan berpolitik, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara secara demokratis.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 39

2.9. Institusi Dan Organisasi Pemda

Dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka dibentuk Peraturan

Daerah untuk mengatur organisasi dan tugas pokok fungsi

kelembagaan di Kabupaten Kudus sbb :

A. Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 14 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kudus.

Pembentukan dinas daerah Sesuai dengan Bab II, Pasal 2, ayat 2,

adalah sbb :

(2) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga;

b. Dinas Kesehatan;

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi;

d. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika;

e. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

f. Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya

Mineral;

g. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;

h. Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah;

i. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar;

j. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

k. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah; dan

l. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

Untuk bagian selanjutnya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 40

Nomor 14 Tahun 2008 mengatur tentang kedudukan, tugas pokok

dan fungsi dinas – dinas sbb :

a. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga;

Kedudukan

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah di bidang pendidikan, pemuda, dan olah

raga yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga mempunyai tugas

pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang

pendidikan, pemuda, dan olah raga berdasarkan asas otonomi

daerah dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan, pemuda dan

olah raga;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang pendidikan, pemuda dan olah raga;

c. pembinaan dan fasilitasi bidang pendidikan, pemuda dan

olah raga lingkup kabupaten;

d. pelaksanaan tugas di bidang pendidikan dasar, pendidikan

menengah, pendidikan non formal dan pengembangan pendidik

dan tenaga kependidikan, pemuda dan olah raga;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pendidikan,

pemuda dan olah raga;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;

dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 41

b. Dinas Kesehatan;

Kedudukan

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah

di bidang kesehatan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

daerah dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang

kesehatan;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang kesehatan;

c. pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup

kabupaten;

d. pelaksanaan tugas di bidang kemitraan dan promosi

kesehatan, pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan, upaya kesehatan masyarakat,

rujukan, keluarga dan gizi, dan sumber daya kesehatan;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang

kesehatan;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;

dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

c. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi;

Kedudukan

Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah di bidang sosial, tenaga kerja, dan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 42

transmigrasi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi mempunyai tugas

pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang

sosial, tenaga kerja, dan transmigrasi berdasarkan asas otonomi

daerah dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Sosial,Tenaga Kerja, dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang sosial, tenaga kerja, dan

transmigrasi;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang sosial, tenaga kerja, dan transmigrasi;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, tenaga

kerja, dan transmigrasi;

d. pelaksanaan tugas di bidang sosial, pelayanan dan

rehabilitasi sosial, penempatan tenaga kerja dan transmigrasi,

pengawasan ketenagakerjaan, hubungan industrial

dan perselisihan ketenagakerjaan;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang sosial, tenaga

kerja, dan transmigrasi;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;

dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

d. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika;

Kedudukan

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika merupakan

unsur pelaksana otonomi daerah di bidang perhubungan,

komunikasi, dan informatika yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 43

Tugas pokok

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika mempunyai

tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang

perhubungan, komunikasi, dan informatika berdasarkan asas

otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan, komunikasi

dan informatika;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang

perhubungan, komunikasi dan informatika;

d. pelaksanaan tugas di bidang lalu lintas jalan, angkutan

jalan, pengendalian operasional dan keselamatan jalan,

komunikasi, dan informatika;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang

perhubungan, komunikasi dan informatika;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

e. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

Kedudukan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana

otonomi daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

DinasKebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kebudayaan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 44

dan pariwisata berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan dan

pariwisata;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum bidang kebudayaan dan pariwisata;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kebudayaan

dan pariwisata;

d. pelaksanaan tugas di bidang budaya, tradisi,bahasa,

kepurbakalaan, pengembangan destinasi pariwisata,dan

pemasaran pariwisata;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kebudayaan

dan pariwisata;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;

dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

f. Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya

Mineral;

Kedudukan

Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya Mineral

merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang bina marga,

pengairan, energi, dan sumber daya mineral yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah.

Tugas pokok

Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya Mineral

mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan

daerah bidang bina marga, pengairan, energi, dan sumber daya

mineral berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 45

Fungsi

Dinas Bina Marga, Pengairan, Energi, dan Sumber Daya Mineral

menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang bina marga,

pengairan, energi, dan sumber daya mineral ;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum bidang bina marga, pengairan, energi, dan sumber

daya mineral;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang bina marga,

pengairan, energi, dan sumber daya mineral ;

d. pelaksanaan tugas di bidang pembangunan, rehabilitasi

dan pemeliharaan jalan dan jembatan, pembangunan,

pemeliharaan dan pendayagunaan sumber daya air, energi,

dan sumber daya mineral;

e. pemantauan,evaluasi dan pelaporan bidang bina marga,

pengairan, energi, dan sumber daya mineral ;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;

dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

g. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;

Kedudukan

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang merupakan unsur pelaksana

otonomi daerah di bidang cipta karya dan tata ruang yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang cipta karya

dan tata ruang berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas

pembantuan.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 46

Fungsi

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang cipta karya dan tata ruang;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang cipta karya dan tata ruang;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang cipta karya dan tata

ruang;

d. pelaksanaan tugas di bidang perumahan, permukiman, tata

bangunan dan lingkungan, pemanfaatan dan pengendalian

ruang, kebersihan, pertamanan, dan pertanahan;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang cipta karya dan

tata ruang;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

h. Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah;

Kedudukan

Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang

perindustrian, koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan daerah bidang perindustrian, koperasi dan usaha

mikro, kecil, dan menengah berdasarkan asas otonomi daerah dan

tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Perindustrian, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 47

Menengah menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian, koperasi

dan usaha mikro, kecil, dan menengah;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum bidang perindustrian, koperasi dan usaha mikro, kecil,

dan menengah;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perindustrian,

koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah;

d. pelaksanaan tugas di bidang industri kimia, agro, hasil

hutan, logam, mesin, elektronik dan aneka industri,

kelembagaan dan pemberdayaan koperasi dan pembinaan

dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah;

e. pemantauan,evaluasi dan pelaporan bidang perindustrian,

operasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

i. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar;

Kedudukan

Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah di bidang perdagangan dan pengelolaan

pasar yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar mempunyai tugas

pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang

perdagangan dan pengelolaan pasar berdasarkan asas otonomi

daerah dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar menyelenggarakan

fungsi :

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 48

a. perumusan kebijakan teknis bidang perdagangan dan

pengelolaan pasar;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum bidang perdagangan dan pengelolaan pasar;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perdagangan

dan pengelolaan pasar;

d. pelaksanaan tugas di bidang perdagangan dalam negeri

dan luar negeri, promosi dan perlindungan konsumen,

serta pengelolaan pasar;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perdagangan

dan pengelolaan pasar;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

h. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

Kedudukan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah di bidang kependudukan dan

pencatatan sipil yang berkedudukan di bawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas

pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang

kependudukan dan pencatatan sipil berdasarkan asas otonomi

daerah dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan

pencatatan sipil;

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 49

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan

dan pencatatan sipil;

d. pelaksanaan tugas di bidang pendaftaran dan perkembangan

penduduk, administrasi dan pendaftaran pencatatan sipil,

pengelolaan informasi, perencanaan dan penyimpanan data;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kependudukan

dan pencatatan sipil;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas;

dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

i. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah;

Kedudukan

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan

unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendapatan dan

pengelolaan keuangan daerah yang berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai

tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang

pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah berdasarkan asas

otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan dan

pengelolaan keuangan daerah;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum bidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah;

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 50

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendapatan

dan pengelolaan keuangan daerah;

d. pelaksanaan tugas di bidang perencanaan dan

operasional pendapatan daerah, anggaran belanja langsung

dan belanja tidak langsung, perbendaharaan, otorisasi dan

pembiayaan, akuntansi, pembukuan, pembinaan dan

manajemen keuangan daerah dan pelaporan keuangan

daerah;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pendapatan

dan pengelolaan keuangan daerah;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

j. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

Kedudukan

Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah di bidang pertanian yang berkedudukan

di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah.

Tugas pokok

Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan mempunyai tugas

pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian

berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Fungsi

Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan menyelenggarakan

fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang pertanian, perikanan, dan

kehutanan;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pertanian,

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 51

perikanan, dan kehutanan;

d. pelaksanaan tugas di bidang sarana dan prasarana

pertanian, perlindungan tanaman dan hortikultura,

perikanan, peternakan, kesehatan hewan, kehutanan dan

perkebunan;

e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pertanian,

perikanan, dan kehutanan;

f. pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

B. Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,

Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Dan Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus.

Sesuai dengan Perda No. 15 Tahun 2008, Bab II Pasal 2 :

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk:

a. Inspektorat.

b. BAPPEDA

c. Lembaga Teknis Daerah :

1. Badan Kepegawaian Daerah;

2. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga

Berencana;

3. Kantor Ketahanan Pangan;

4. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat;

5. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah;

6. Kantor Lingkungan Hidup; dan

7. Rumah Sakit Umum Daerah.

d. Satuan Polisi Pamong Praja; dan

e. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 52

Untuk bagian selanjutnya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus

Nomor 15 Tahun 2008 mengatur tentang kedudukan, tugas pokok

dan fungsi dinas – dinas sbb :

a. Inspektorat

Kedudukan

Inspektorat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari

Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan

pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

Fungsi

a. perencanaan program pengawasan;

b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan bidang

pemerintahan dan aparatur, kesejahteraan sosial, perekonomian

serta pendapatan dan kekayaan;

c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas

pengawasan;

d. evaluasi dan pelaporan bidang pengawasan;

e. pelaksanaan kesekretariatan inspektorat;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

b. Bappeda

Kedudukan

BAPPEDA merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan

daerah, penelitian, pengembangan, dan statistik yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 53

BAPPEDA mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan

daerah, penelitian, pengembangan, dan statistik.

Fungsi

a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan, penelitian,

pengembangan, dan statistik;

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan,

penelitian, pengembangan, dan statistik;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan di bidang

pemerintahan dan sosial budaya, ekonomi, fisik, sarana dan

prasarana, penelitian, pengembangan, dan statistik;

d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perencanaan

pembangunan, penelitian, pengembangan, dan statistik;

e. Pelaksanaan kesekretariatan badan; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

c. Badan Kepegawaian Daerah

Kedudukan

Badan Kepegawaian Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati

di bidang kepegawaian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis bidang kepegawaian;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

bidang kepegawaian;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengembangan,

pendidikan dan pelatihan pegawai, mutasi, dan bidang umum

kepegawaian;

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 54

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kepegawaian;;

e. pelaksanaan kesekretariatan badan; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

d. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga

Berencana

Kedudukan

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga

Berencana merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang

pemberdayaan masyarakat, perempuan, dan keluarga berencana yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga

Berencana mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat,

perempuan, dan keluarga berencana.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan masyarakat,

perempuan, dan keluarga berencana;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pemberdayaan

masyarakat , perempuan, dan keluarga berencana;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan sumber

daya manusia, lingkungan, dan teknologi tepat guna,

pengembangan sumber daya alam dan lingkungan, pemberdayaan

kelembagaan dan perekonomian masyarakat desa, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, pemberdayaan dan

pengendalian keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pemberdayaan

masyarakat , perempuan, dan keluarga berencana;

e. pelaksanaan kesekretariatan badan; dan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 55

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

e. Kantor Ketahanan Pangan

Kedudukan

Kantor Ketahanan Pangan merupakan unsur pendukung tugas Bupati

di bidang ketahanan pangan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Kantor Ketahanan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketahanan

pangan.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis bidang ketahanan pangan;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketahanan pangan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penyediaan pangan,

distribusi, konsumsi, penganekaragaman pangan, dan keamanan

pangan;

d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang ketahanan pangan;

e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

f. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Kedudukan

Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang kesatuan bangsa,

politik dan perlindungan masyarakat yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 56

kebijakan daerah di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan

masyarakat.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis bidang kesatuan bangsa, politik dan

perlindungan masyarakat;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kesatuan bangsa,

politik dan perlindungan masyarakat;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang ketahanan bangsa

dan politik, perlindungan masyarakat, ideologi, dan kewaspadaan;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kesatuan bangsa,

politik dan perlindungan masyarakat;

e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

g. Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah

Kedudukan

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah merupakan unsur pendukung

tugas Bupati di bidang perpustakaan dan arsip yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah.

Tugas Pokok

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang perpustakaan dan arsip.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis bidang perpustakaan dan arsip

daerah;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang perpustakaan dan arsip daerah;

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 57

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perpustakaan dan

kearsipan;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang perpustakaan dan

arsip daerah;

e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

h. Kantor Lingkungan Hidup

Kedudukan

Kantor Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas Bupati

di bidang lingkungan hidup yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Kantor Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan

hidup.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengendalian

lingkungan, pelestarian dan pemulihan sumber daya alam;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang lingkungan hidup;

e. pelaksanaan kesekretariatan kantor; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

i. Rumah Sakit Umum Daerah

Kedudukan

Rumah Sakit Umum Daerah merupakan unsur pendukung tugas

Bupati di bidang pelayanan kesehatan yang berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 58

Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan pelayanan di bidang kesehatan.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan;

b. pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah di bidang pelayanan kesehatan;

c. pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan penunjang medik,

keperawatan dan penunjang non medik, umum, keuangan,

pengembangan dan informasi kesehatan;

d. pelaksanaan kesekretariatan rumah sakit; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

j. Satuan Polisi Pamong Praja

Kedudukan

Satuan Polisi Pamong Praja merupakan perangkat pemerintah daerah

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok memelihara dan

menyelenggarakan ketentraman, ketertiban umum dan menegakkan

Peraturan Daerah.

Fungsi

a. penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban

umum, penegakan Peraturan Daerah, dan pengembangan

kapasitas;

b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum di daerah;

c. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan

pengembangan kapasitas;

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 59

d. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan kerjasama, pemeliharaan

dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum,

penegakan Peraturan Daerah dan pengembangan kapasitas;

e. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati

Peraturan Daerah;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

k. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

Kedudukan

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu merupakan unsur pendukung

tugas Bupati di bidang pelayanan perizinan terpadu dan penanaman

modal yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas Pokok

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal.

Fungsi

a. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan perizinan terpadu

dan penanaman modal;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

bidang pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan perizinan

terpadu, promosi dan informasi, dan penanaman modal;

d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan perizinan

terpadu dan penanaman modal ;

e. pelaksanaan kesekretariatan kantor;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.10. Tata Ruang Wilayah

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 60

Ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik sebagai

kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,

termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya, merupakan

karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia yang perlu

disyukuri, dilindungi, dan dikelola secara berkelanjutan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat yang terkandung dalam Pasal

33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

serta makna yang terkandung dalam falsafah dan dasar negara Pancasila.

Untuk mewujudkan amanat Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, perlu disusun aturan

Penataan Ruang yang menyatakan bahwa negara menyelenggarakan

penataan ruang, yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh

Pemerintah dan pemerintah daerah dengan tetap menghormati hak yang

dimiliki oleh setiap orang.

Dengan kondisi geografis terletak pada persimpangan jalur

transportasi utama Jakarta-Semarang-Surabaya dan Jepara-Grobogan,

Kabupaten Kudus merupakan wilayah yang sangat strategis dan cepat

berkembang serta memiliki peran utama sebagai pusat aktivitas ekonomi

yang melayani wilayah hinterland, yaitu kabupaten di sekitarnya. Dengan

keberadaannya tersebut, penyelenggaraan penataan ruang dan wilayah di

Kabupaten Kudus harus dilakukan secara komprehensif, holistik,

terkoordinasi, terpadu terpadu, efektif, dan efisien dengan memperhatikan

faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dan

kelestarian lingkungan hidup.

Untuk mewujudkan hal tersebut, telah disusun Peraturan Daerah

(Perda) Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus.

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Tata Ruang Wilayah

Menurut Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kudus Nomor 8

Tahun 2003, Pasal 1, angka 8 dan 9 yang berbunyi :

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 61

8. Rencana tata ruang wilayah adalah proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang

meliputi suatu wilayah;

9. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Kudus yang selanjutnya

disingkat RTRW Kabupaten adalah kebijaksanaan Pemerintah

Kabupaten Kudus yang mengarahkan lokasi dari kawasan yang

harus dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk

kawasan produksi dan kawasan permukiman, pola jaringan

prasarana dan wilayah-wilayah dalam Daerah yang akan

diprioritaskan pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.

Adapun wilayah perencanaan RTRW Kabupaten kudus,

sebagaimana dijelaskan dalam pasal 7 ayat 1 yang berbunyi :

1) Wilayah perencanaan dalam RTRW Kabupaten adalah daerah dalam

pengertian wilayah administrasi Kabupaten Kudus seluas ± 42.515,644

hektar.

B. Asas, Tujuan, Sasaran dan Fungsi

Azas penataan ruang menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kudus

Nomor 8 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 2, adalah :

1. pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya

guna dan berhasil guna, selaras, seimbang dan berkelanjutan.

2. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hokum

Tujuan penataan ruang menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kudus

Nomor 8 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 3, adalah :

1. merumuskan kebijakan pokok pemanfaatan ruang;

2. mewujudkan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang serasi,

seimbang dan terpadu untuk kegiatan pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan;

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 62

3. mewujudkan keserasian, keseimbangan dan keterpaduan dalam

penggunaan sumber daya alam, sumber daya buatan dengan

memperhatikan sumber daya manusia;

4. mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta

menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Sedangkan sasaran penataan ruang menurut Peraturan Daerah

Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 4, adalah :

1. tertatanya kawasan lindung

2. tertatanya kawasan budi daya

3. tertatanya kawasan strategis

4. tertatanya kawasan perkotaan

5. tertatanya kawasan perdesaan

6. tertatanya hirarki pusat-pusat perkembangan

7. tertatanya sistem perwilayahan pembangunan

8. tartatanya sistem prasarana dan sarana

Adapun fungsi tata ruang menurut Peraturan Daerah Kabupaten

Kudus Nomor 8 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 5 adalah :

1. pengambilan kebijakan pemerintah Kabupaten dalam pemanfaatan

ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

2. pelaksanaan pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan di daerah

3. pengendalian ekosistem agar terjadi keseimbangan antara penggunaan

lahan dan ketersediaan sumber daya.

C. Struktur Pemanfaatan Ruang

Definisi struktur pemanfaatan ruang menurut Peraturan Daerah

Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, Pasal 9 adalah :

“ Struktur pemanfaatan ruang adalah susunan dan tatanan komponen

lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan dan

lingkungan sosial yang secara hirarkis dan fungsional berhubungan satu

sama lain membentuk tata ruang”.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 63

Adapun Struktur pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud diatas

meliputi :

a. Hirarki pusat – pusat perkembangan;

b. Sistem perwilayahan pembangunan;

c. Pengembangan sistem prasarana dan sarana.

Sedangkan penjelasan secara terperinci dari struktur pemanfaatan

ruang, dijelaskan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8

Tahun 2003, Pasal 10, sbb :

1) Hierarki pusat-pusat perkembangan dimaksudkan untuk dapat

menentukan kedudukan dan peranan kota yang dikaitkan dengan pusat-

pusat pelayanan yang ada

2) Hierarki pusat-pusat perkembangan sebagaimana dimaksud ayat (1)

ditetapkan sebagai ordo kota

3) Ordo kota sebagaimana dimaksud ayat (2), terdiri dari :

a. Ordo I meliputi Kecamatan Kota dan Kecamatan Jati

b. Ordo II meliputi Kecamatan Jekulo, Kecamatan Kaliwungu dan

Kecamatan Bae

c. Ordo III meliputi Kecamatan Mejobo dan Kecamatan Undaan

d. Ordo IV meliputi Kecamatan Gebog dan Kecamatan Dawe

Untuk lebih jelasnya, Ordo kota sebagaimana tercantum dalam

Lampiran Peta.

Untuk mengetahui sistem pewilayahan pembangunan dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, dijelaskan dalam

pasal 11, sbb :

1) Sistem perwilayahan pembangunan adalah pembagian wilayah

pembangunan yang didasarkan atas penyebaran kegiatan ekonomi,

potensi dan kondisi wilayah.

2) Sistem perwilayahan pembangunan sebagaimana dimaksud ayat (1),

dibagi menjadi 5 sub wilayah pembangunan, yaitu :

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 64

a. Sub wilayah pembangunan I, meliputi Kecamatan Kota,

Kecamatan Jati, Kecamatan Bae dna Kecamatan Mejobo dengan

pusat pengembangan di Kecamatan Kota.

b. Sub wilayah pembangunan II, meliputi Kecamatan Jekulo dengan

pusat pengembangan di Kecamatan Jekulo

c. Sub wilayah pembangunan III, meliputi Kecamatan Gebog dan

Kecamatan Dawe dengan pusat pengembangan di Kecamatan

Dawe

d. Sub wilayah pembangunan IV, meliputi Kecamatan Undaan

dengan pusat pengembangan di Kecamatan Undaan

e. Sub wilayah pembangunan V, meliputi Kecamatan Kaliwungu

dengan pusat pengembangan di Kecamatan Kaliwungu.

Sistem perwilayahan pembangunan sebagaimana tercantum dalam

lampiran peta.

Pengembangan sistem prasarana dan sarana, menurut Peraturan

Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, tertuang dalam pasal 12,

sbb :

1) Pengembangan sistem prasarana dan sarana merupakan

pengembangan struktur internal yang menyusun tata ruang wilayah

sebagai tindak lanjut dari analisis kebutuhan sarana dan prasarana.

2) Pengembangan sistem prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud

ayat (1), meliputi :

a. Pengembangan sistem jaringan jalan

b. Pengembangan sistem jaringan listrik

c. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi

d. Pengembangan sistem jaringan air bersih

e. Pengembangan sistem jaringan irigasi

f. Pengembangan sistem jaringan pengelolaan lingkungan.

D. Kawasan Strategis

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 65

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun

2003, Pasal 32, Pasal 32, kawasan strategis meliputi :

a. Kawasan yang tumbuh cepat

b. Kawasan penunjang sektor strategis

c. Kawasan kritis

d. Kawasan perbatasan

e. Kawasan staregis topografis

Adapun penjelasan dari kawasan strategis dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003 tersebut adalah sbb:

Pasal 33

1) Kawasan yang tumbuh cepat sebagaimana tercantum dalam Pasal 32

huruf a, adalah wilayah yang pertumbuhannya cepat ditinjau dari

indikator perkembangan aktifitas beserta sarana dan prasarananya

2) Kawasan yang tumbuh cepat sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi

Kecamatan Kota, Kecamatan Jati, Kecamatan Bae dan sekitar

Kecamatan Mejobo, sekitar Kecamatan Gebog serta sekitar Kecamatan

Kaliwungu yang berada di dalam jalan lingkar, sepanjang jalan

Kaliwungu – Jepara, sepanjang jalan Ngembalrejo – Pati dan sekitar

jalan lingkar.

Pasal 34

Kawasan penunjang sektor strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32 huruf b, meliputi daerah-daerah yang berada di sekitar kawasan yang

tumbuh cepat.

Pasal 35

Kawasan kritis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf c, adalah

kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud Pasal 24

Pasal 36

1) Kawasan perbatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf d,

adalah wilayah-wilayah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten

Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 66

2) Kawasan perbatasan sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi Desa

Gondoharum Kecamatan Jekulo, Desa Papringan dan Desa Sidorekso

Kecamatan Kaliwungu, Desa Jati Wetan Kecamatan Jati serta Desa

Lambangan Kecamatan Undaan.

Pasal 37

1) Kawasan strategis topografis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32

huruf e, adalah wilayah yang terletak pada dataran tinggi dengan

kemiringan tanah di atas 40% (empat puluh persen).

2) Kawasan strategis topografis sebagimana dimaksud ayat (1), meliputi

Desa Rahtawu dan desa Menawan Kecamatan Gebog, Desa Ternadi,

Desa Kajar, desa Colo dan Desa Japan Kecamatan Dawe.

E. Kebijakan Penataan Ruang Dengan Penyusunan Buku Putih Sanitasi

1. Sub sektor air bersih

Rencana pengembangan jaringan air bersih tertuang dalam Pasal 16,

Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003 sebagai

berikut :

1) Pengembangan sistem jaringan air bersih meliputi peningkatan

cakupan wilayah pelayanan, pengelolaan sumber air bersih yang

telah ada dan pencarian sumber-sumber baru untuk mendukung

kemampuan penyediaan air bersih di masa yang akan dating.

Rencana pengembangan sistem jaringan air bersih adalah

sebagaimana tercantum dalam lampiran peta.

2. Sub sektor permukiman

Pengembangan kawasan permukiman, menurut Peraturan Daerah

Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, pasal 27, adalah sbb :

“Pengembangan kawasan permukiman, sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 25 ayat (3) huruf a, diarahkan tersebar di semua wilayah

kecamatan, dengan penekanan di Kecamatan Bae, Kecamatan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 67

kaliwungu serta Kecamatan Mejobo dan tetap menghindari pemakaian

tanah pertanian subur dan atau beririgasi teknis”.

3. Sub sektor limbah industri

Kawasan peruntukan industri tertuang dalam pasal 29, Peraturan Daerah

Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003 sbb :

1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana tercantum dalam pasal 25

ayat (3) huruf c, meliputi :

a. Desa Pladen, Desa Terban dan Desa Gondoharum Kecamatan

Jekulo, Desa Kaliwungu, Desa Papringan dan Desa Sidorekso

Kecamatan Kaliwungu untuk industri polutan.

b. Desa Gondangmanis dan Desa Bacin Kecamatan Bae, Desa Jati

Wetan dan Desa Jati Kulon Kecamatan Jati, Desa Gondosari,

Desa Besito dan desa Karangmalang Kecamatan Gebog, serta

Desa Kesambi Kecamatan Mejobo untuk industri non polutan.

F. Skala wilayah studi buku putih sanitasi

Cakupan wilayah yang akan dilakukan studi dalam penyusunan buku

putih sanitasi meliputi kawasan perkotaan dan perdesaan. Menurut

Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 8 Tahun 2003, definisi dari

kawasan perkotaan dan perdesaan adalah sbb :

Pasal 1, nomor 14 :

“ Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi”.

Pasal 1, nomor 15 :

“Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian termasukpengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa

pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 68

Untuk lebih jelasnya cakupan wilayah yang akan menjadi sasaran studi

dalam penyusunan buku putih sanitasi, akan diperlihatkan dalam lampiran

peta.

Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Tahun

2009, cakupan wilayah study buku putih sanitasi Tahun 2011, lokasi

dan wilayah perencanaannya meliputi :

1. Kawasan Perkotaan Kudus, meliputi wilayah administrasi 6

kecamatan dan 65 desa/kelurahan, dengan luas 10.351,29 ha meliputi

:

a. Seluruh wilayah Kecamatan Kota.

- Kelurahan Purwosari - Desa Mlati Lor - Kelurahan Kajeksan

- Desa Janggalan - Desa Nganguk - Desa Krandon

- Desa Demangan - Desa Kramat - Desa Singocandi

- Kelurahan Sunggingan - Desa Demaan - Desa Glantengan

- Kelurahan Panjunan - Desa Langgar Dalem - Desa Barongan

- Kelurahan Wergu Kulon - Desa Kauman - Desa Kaliputu

- Kelurahan Wergu Wetan - Desa Damaran - Desa Burikan

- Kelurahan Mlati Kidul - Kelurahan Kerjasan - Desa Rendeng

- Kelurahan Mlati Norowito

b. Seluruh wilayah Kecamatan Jati, meliputi :- Desa Tanjung Karang - Desa Pasuruan Lor - Desa Jepang Pakis

- Desa Jetis Kapuan - Desa Pasuruan Kidul - Desa Megawon

- Desa Loram Kulon - Desa P l o s o - Desa Tumpang Krasak

- Desa Jati Wetan - Desa Getas Pejaten - Desa Ngembal Kulon

- Desa Jati Kulon - Desa Loram Wetan

c. Seluruh wilayah Kecamatan Bae, meliputl :-

-

-

Desa Peganjaran

Desa Panjang

Desa Purworejo

-

-

-

Desa Pedawang

Desa Dersalam

Desa Ngembalrejo

-

-

-

Desa Krangbener

Desa Gondangmanis

Desa Bae

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 69

- Desa Bacin

d. Sebagian wilayah Kecamatan Kaliwungu, meliputi :-

-

-

Desa Garung kidul

Desa Kedungdowo

Desa Mijen

-

-

-

Desa Karangampel

Desa Garung Lor

Desa Prambatan Lor

-

-

Desa Prambatan Kidul

Desa Bakalan Krapyak

e. Sebagian wilayah Kecamatan Gebog, meliputi :-

-

Desa Getasrabi

Desa Klumpit

-

-

Desa Gribig

Desa Karangmalang

- Desa Padurenan

f. Sebagian wilayah Kecamatan Mejobo, meliputi : - Desa Gulang - Desa Jepang - Desa Payaman

Adapun secara administrasi Kawasan Perkotaan Kudus dibatasi oleh :

- Sebelah Utara : Desa Besito, Desa Cendono, Desa Margorejo- Sebelah Timur : Desa Honggosoco, Desa Hadipolo, Desa

Tenggeles, Desa Golan Tepus, Desa Mejobo, Desa Kirig

- Sebelah Selatan : Desa Karangrowo, Desa Ngemplak dan Kabupaten Demak

- Sebelah Barat : Desa Setrokalangan, Desa Banget, Desa Gamong, Desa Kaliwungu.

2. Kawasan Perdesaan Kudus, meliputi wilayah administrasi 6

kecamatan dan 67 desa, dengan luas 32.164,354 ha meliputi :

a. Sebagian wilayah Kecamaan Kaliwungu

- Blimbing Kidul- Banget- Setrokalangan- Gamong- Sidorekso- Papringan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 70

- Kaliwungu

b. Seluruh wilayah Kecamatan Undaan

- Wonosoco - Undaan Tengah- Lambangan - Karng Rowo- Kalirejo - Larik Rejo- Medini - Undaan Lor- Sambung - Wates- Glagahwaru - Ngemplak- Kutuk - Terang Mas- Undaan Kidul

c. Sebagian wilayah Kecamatan Mejobo

- Kirig - Hadiwarno- Temulus - Mejobo- Kesambi - Golantepus- Jojo - Tenggeles

d. Seluruh wilayah Kecamatan Jekulo

- Sadang - Pladen- Bulung Cangkring - Klaling- Bulung Kulon - Jekulo- Sidomulyo - Hadipolo- Gondoharum - Tanjungrejo- Terban - Honggosoco

e. Sebagian wilayah Kecamatan Gebog

- Besito- Jurang- Gondosari- Kedungsari- Menawan

f. Seluruh wilayah Kecamatan Dawe

- Samirejo - Ternadi- Cendono - Kajar

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 71

- Margorejo - Cranggang- Rejosari - Tergo- Kandang mas - Glagah Kulon- Lau - Dukuh Waringin- Piji - Kuwukan- Puyoh - Colo- Soco - Japan

Dalam penyusunan buku putih sanitasi Kabupaten Kudus juga

mempertimbangkan wilayah-wilayah spesifik yang menjadi prioritas dan

mempunyai potensi permasalahan dibidang sanitasi, diantaranya wilayah

permukiman padat dan permukiman yang berada disekitar bantaran sungai.

Wilayah – wilayah tersebut dapat dilihat dalam peta berikut ini.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 72

Peta 2.2. Peta permukiman

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 73

Peta 2.3. Peta Kepadatan Penduduk

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 74

Peta 2.4. Peta DAS

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kudus II- 75