bab ii pendeta gkj (gereja kristen jawa)...pendeta gkj (gereja kristen jawa) 2.1 pendeta . 2.1.1...

50
13 BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang pandai; (2) pertapa (dalam cerita-cerita lama); (3) pemuka atau pemimpin agama atau jemaah (dalam agama Hindu atau Protestan), rohaniawan, guru agama. 1 Oleh sebab itu, pendeta-pendeta gereja adalah orang-orang yang kepada mereka, Allah telah menempatkan kewenangan dalam gereja. 2 Hal itu disebabkan karena pendeta merupakan seorang hamba Tuhan dan pengikut Kristus. 3 Selain itu juga, pendeta merupakan seorang pemimpin jemaat, pelayan firman sekaligus juga penilik. Ia merupakan pekerja yang diupah namun juga “pekerja mandiri”. Sebagai pelayan Firman yang terpanggil dan sudah terdidik secara teologis, pendeta melakukan banyak tugas yang diketahui sebagai fungsi-fungsi pastoral. 4 Itulah sebabnya, pendeta disebut sebagai tokoh spiritual yang matang imannya dan sempurna perilakunya sehingga dalam kehidupan sehari-hari tidak banyak menghadapi masalah seperti yang dihadapi oleh warga jemaat, sehingga pendeta menjadi teladan dan panutan, dimana ia dtempatkan untuk selalu rela menderita. Sebab itu ia tidak boleh mengeluh atau memasang tuntutan menyangkut kesejahteraan dirinya. Ia harus menerima apa adanya. 5 Dari pengertian-pengertian di atas, penulis ingin mendefinisikan pendeta adalah seseorang yang telah menerima jabatan dari suatu lembaga gereja 1 Pusat Bahasa. 2 Wollebius, Johannes, Compendium Theologiae Christianae, dalam Reformed Dogamtics, Edited and translated by John W. Beardslee III, 26-262, (Grand Rapids : Baker House, 1977), 471. 3 Pdt. G. D. Dahlenburg, Siapakah Pendeta Itu?, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 2002), 25. 4 Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda , (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 2006), 7. 5 L. J. Oosterom, Siapa Memendetai Pendeta? Tentang Perlunya Penggembalaan kepada Pendeta Beserta Keluarganya, Ed. Dr. Andar Ismail, dalam buku Mulai dari Musa dan Segala Nabi (Beginning With Moses and All The Prophets), (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia), 162.

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

13

BAB II

PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)

2.1 PENDETA

2.1.1 SIAPA ITU PENDETA?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

pandai; (2) pertapa (dalam cerita-cerita lama); (3) pemuka atau pemimpin

agama atau jemaah (dalam agama Hindu atau Protestan), rohaniawan, guru

agama.1 Oleh sebab itu, pendeta-pendeta gereja adalah orang-orang yang

kepada mereka, Allah telah menempatkan kewenangan dalam gereja.2

Hal itu disebabkan karena pendeta merupakan seorang hamba Tuhan dan

pengikut Kristus.3 Selain itu juga, pendeta merupakan seorang pemimpin

jemaat, pelayan firman sekaligus juga penilik. Ia merupakan pekerja yang

diupah namun juga “pekerja mandiri”. Sebagai pelayan Firman yang

terpanggil dan sudah terdidik secara teologis, pendeta melakukan banyak

tugas yang diketahui sebagai fungsi-fungsi pastoral.4

Itulah sebabnya, pendeta disebut sebagai tokoh spiritual yang matang

imannya dan sempurna perilakunya sehingga dalam kehidupan sehari-hari

tidak banyak menghadapi masalah seperti yang dihadapi oleh warga jemaat,

sehingga pendeta menjadi teladan dan panutan, dimana ia dtempatkan untuk

selalu rela menderita. Sebab itu ia tidak boleh mengeluh atau memasang

tuntutan menyangkut kesejahteraan dirinya. Ia harus menerima apa adanya.5

Dari pengertian-pengertian di atas, penulis ingin mendefinisikan pendeta

adalah seseorang yang telah menerima jabatan dari suatu lembaga gereja

1 Pusat Bahasa.

2 Wollebius, Johannes, Compendium Theologiae Christianae, dalam Reformed Dogamtics, Edited

and translated by John W. Beardslee III, 26-262, (Grand Rapids : Baker House, 1977), 471. 3 Pdt. G. D. Dahlenburg, Siapakah Pendeta Itu?, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 2002), 25.

4 Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 2006), 7.

5 L. J. Oosterom, Siapa Memendetai Pendeta? Tentang Perlunya Penggembalaan kepada Pendeta

Beserta Keluarganya, Ed. Dr. Andar Ismail, dalam buku Mulai dari Musa dan Segala Nabi

(Beginning With Moses and All The Prophets), (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia), 162.

Page 2: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

14

dengan cara ditahbiskan setelah melewati masa vikariat pada gereja tertentu

untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan

gereja.

2.1.2 PENDETA DALAM JABATAN GEREJA

Jabatan kependetaan telah ditetapkan oleh Allah untuk menjalankan

pekerjaan Kristus sendiri. Jabatan kependetaan itu boleh menempati beberapa

bentuk atau struktur, misalnya, bishop, praeses, pastor, pendeta, imam, tetapi

tugas dan kuasa tetap sesama, yaitu memberitakan Firman Allah,

menggembalakan kawanan domba Allah dan melayankan Sakramen sesuai

dengan pesan Kristus. Gereja dapat menetapkan bentuk pelayanan yang lain

untuk mendukung pelayanan Firman tersebut. Tetapi pelayanan-pelayanan

yang lain itu hanyalah jabatan gerejawi yang ditetapkan oleh gereja menurut

keadaan dan kebutuhan setempat, sedangkan jabatan pelayanan Firman dan

Sakramen (jabatan kependetaan) telah ditetapkan oleh Kristus.6

Oleh sebab itu, ada beberapa peranan pendeta di dalam gereja, sebagai

berikut : (a) Seorang pendeta adalah pengajar umum di jemaat; (b) Seorang

pendeta juga sebagai pengajar khusus; (c) Seorang pendeta dalam pelayanan

pendidikan agama Kristen di jemaat melibatkan dia dalam kerjasama dengan

majelis jemaat agar dilaksanakanlah kesempatan belajar untuk warga dari

semua golongan umur; (d) Peranan pedagogis seorang pendeta dipenuhi

dengan jalan mengklaim identitasnya sebagai seorang pelajar seumur hidup;

(e) Peranan pendeta sebagai seorang pembayang atau penglihat masa depan.7

2.1.3 KARAKTERISTIK PENDETA

a. Mempunyai Visi dan Misi

Pendeta biasa disebut sebagai pemimpin8 Kristen. J. Robert Clinton

memberikan definisi berikut, “Seorang pemimpin Kristen adalah seorang

6 Pdt. G. D. Dahlenburg, op.cit., 17.

7 Prof. Dr. Robert R. Boehlke, Pendeta dan Peranan Pedagogisnya, dalam buku Tabah Melangkah

(Ulang Tahun ke-50 STT Jakarta), (Jakarta : Sekolah Tinggi Theologia Jakarta, 1984), 146-155. 8 “Pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor , pembina, panutan, pembimbing,

pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua -tua , dan sebagainya. Prof. Dr. H.

Veithzal Rivai, S.E., M. M., MBA, Mayjen TNI Bachtiar, S. IP., Brigadir Jenderal Pol. Drs. Boy Rafli

Page 3: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

15

yang mendapat kapasitas dan tanggung jawab dari Allah untuk memberi

pengaruh kepada kelompok umat Allah tertentu untuk menjalankan

kehendak Allah bagi kelompok tersebut”.9 Definisi ini menaruh perhatian

pada inisiatif Allah dalam panggilan kepemimpinan, sesuatu yang sangat

ditekankan oleh Kitab Suci. Para pemimpin di Gereja harus

'mencerminkan kehambaan Tuhan Yesus‟ untuk mewakili otoritas yang

sah di gereja.10

(That leaders in the church must „reflect the servanthood of the Lord Jesus‟ in order to represent a legitimate authority in the church).

Jika suatu gereja ingin mengalami pertumbuhan dan pengembangan,

maka harus didasarkan dengan pola kepemimpinan alkitabiah; kesadaran

yang lebih besar dari karunia rohani dari semua orang percaya;

ketergantungan individu pada pendeta sebagai spiritual utama pemimpin di

gereja.11

(Several factors contributed to this development: a renewed sensitivity to the biblical pattern of multiple leadership; greater awareness of the spiritual giftedness of all believers; caution about reliance upon individual pastors as the primary spiritual leaders in the church.

Oleh sebab itu seorang Pendeta harus memiliki karakteristik sebagai

seorang pemimpin. Pemimpin (leader) berbeda dengan manager. Sebuah

organisasi tidak bisa maju jika dipimpin dengan gaya manager.

Sebaliknya, organisasi tidak bisa sukses jika dipimpin dengan gaya

pemimpin (leader) karena tidak ada yang mengelola sistem organisasi.

Adapun perbedaan gaya pemimpin (leader) dengan gaya manager, yaitu :

Amar, Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013), 1. 9 J. Robert Clinton, Leadership Emergence Theory, Pasadena, Calif. : Barnabas.

10http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=a9h&AN=108334754&lang=id&site=e

host-live, download tanggal 9 Oktober 2015, Heidebrecht, Doug, Preacher, Teacher, Pastor, and Elder as Authorities in the Church: McClendon's Portrayal of God's Authority and Canadian

Mennonite Brethren, Baptistic Theologies. Autumn2015, p.31. 11

Bruce Guenther and Doug Heidebrecht, ‘The Elusive Biblical Model of Leadership’, Direction

28,no. 2 (1999), pp. 161-162; Toews, ‘The Church Growth Theory and Mennonite Brethren Polity’,p.106; and Toews, A Pilgrimage of Faith, pp. 225-226. Cf. Herbert Neufeld, ‘The Theology and Practical Model of Eldership in Church Governance’ (paper presented to the General

Conference Board of Reference and Counsel, December 1, 1988), Vol. 3, Fld. 8, CMBS, Winnipeg; and John E. Toews, ‘A Response to Herb Neufeld Paper on Eldership’ (paper presented to the General Conference Board of Reference and Counsel, November 27 , 1989), Vol. 3, Fld. 10, CMBS,

Winnipeg.

Page 4: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

16

(1) Berdasarkan perbedaan fungsi : gaya pemimpin (leader) lebih

berpandangan jauh ke depan dan dengan perencanaan yang lebih bersifat

jangka panjang, sedangkan gaya manager lebih memfokuskan

perhatiannya pada hal-hal yang bersifat jangka pendek; (2) Berdasarkan

perbedaan perilaku : seorang pemimpin (leader) dalam bekerja ingin

berbuat sesuatu melebihi dari harapan yang ditetapkan dan mencari

terobosan demi berbuat melebihi ekspektasi, sedangkan gaya manager

hanya mengerjakan tugas yang sudah ditetapkan, lalu bekerja sesuai

dengan ketentuan dan prosedur yang sudah digariskan; (3) Berdasarkan

perbedaan minat : gaya pemimpin (leader) melihat peraturan sebagai alat

pengatur kebebasan untuk berani melakukan terobosan dengan

membengkokkan aturan (bending the rules) demi pencapaian tujuan

organisasi (tidak harus kaku karena fungsi peraturan adalah memfasilitasi

pelaksanaan tugas agar tujuan organisasi tercapai), sedangkan gaya

manager dalam melaksanakan tugasnya lebih berfokus pada kondisi

internal organisasi, lebih memperhatikan penyelesaian masalah jangka

pendek daripada memikirkan masa depan, sehingga ketika berhadapan

dengan konflik lebih memilih menghindari konflik daripada

menyelesaikan konflik yang terjadi; (4) Berdasarkan perbedaan dalam

melihat kekuasaan (power) : gaya pemimpin (leader) menempatkan

sumber kekuasaannya bukan pada posisi jabatan sebagai pemimpin tetapi

pada keahlian dan intelektualitas yang dimilikinya dimana kekuasaan yang

dimilikinya digunakan secara fleksibel untuk memajukan organisasi,

sedangkan gaya manager melihat dirinya sebagai pemegang kekuasaan

dimana memperlakukan karyawan sebagai bawahan yang harus mengikuti

perintah; (5) Berdasarkan perbedaan dalam pola pikir (mindset) : gaya

pemimpin (leader) lebih menekankan pada aspek intuisi dalam

menghadapi pekerjaannya sebagai pemimpin, sedangkan gaya manager

lebih berfokus pada tugas analitis dan mencari sebuah solusi yang terbaik

dimana perhatiannya hanya pada sebuah keputusan dari segi benar dan

Page 5: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

17

salah.12

Karakteristik pemimpin paling penting yang membedakannya dengan

non pemimpin adalah kejelasan tujuan/visi. Visi adalah sikap mental

seorang pemimpin yang melihat bagaimana organisasi di masa mendatang.

Hasil dari visi adalah penetapan sasaran dan pengembangan strategi.13

Sedangkan misi muncul dari hati Allah itu sendiri, dan

dikomunikasikan dari hati-Nya kepada hati kita.14 Hal ini dimaksudkan

bahwa Allah sendiri yang mempunyai sebuah misi. Allah mempunyai

sebuah maksud dan sasaran bagi seluruh ciptaan-Nya. Semua misi kita

mengalir dari misi Allah yang ada sebelumnya.15 Ada banyak karakteristik

lain, namun visi adalah prasyarat utama yang harus ada. Seseorang bisa

saja memiliki 50 karakteristik kepemimpinan. Namun, tanpa visi, ia tetap

tidak dapat disebut sebagai seorang pemimpin. Oleh sebab itu, seorang

pemimpin haruslah pertama kali mengembangkan semangat dan mental

yang positif untuk mencapai harapan yang dikehendaki. Mental positif ini

yang disebut visi, mungkin mirip mimpi yang kadang juga disebut sebagai

tujuan atau misi.16 Celakanya banyak orang yang mengaku sebagai

pemimpin namun tidak memiliki arah yang jelas.17

b. Memiliki Keteladanan yang Dapat Dipercaya

Keteladanan adalah salah satu yang menentukan keberhasilan pelayan.

Pelayan yang baik akan didengar dan diikuti warga Gereja. Pelayan selalu

dianggap panutan. Dalam keteladanan pendeta, jemaat memiliki tokoh

untuk mengidentifikasi diri dan akan memperkuat keterikatan warga

jemaat pada gerejanya. Seorang hamba tidak pernah memikirkan hal-hal

lain yang muluk. Seorang hamba selalu memikirkan pekerjaannya;

bagaimana semua dikerjakan dengan tepat. Yesus adalah model pelayanan

12

Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, (Jakarta : Erlangga, 2012), 122-126. 13

Alan E. Nelson, Spirituality & Leadership, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2002), 214-215. 14

John Stott, The Contemporary Christian : An Urgent Plea for Double Listening, (Leicester : IVP, 1992), 335. 15

Christopher J. H. Wright, ed. Jonathan Lunde, Misi Umat Allah, (Jakarta : Literatur Perkantas, 2010), 26-27. 16

Jony Oktavian Haryanto, Kepemimpinan yang Melayani (Tinjauan Teoritis dan Contoh Penerapan), (Salatiga : Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, 2004), 9. 17

Sendjaya, Kepemimpinan Konsep Karakter Kompetensi Kristen , (Yogyakarta : Kairos Books,

2004), 36.

Page 6: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

18

yang bersedia taat sampai mati dan oleh karena itu Ia ditinggikan di atas

segala nama.

Pendeta/pelayan mesti terus-menerus mengembangkan pelayanannya

atau melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Apabila ia mengabaikan

tugas sebagai hamba yang patut diteladani, orang akan mengabaikan dia

atau yang sangat mungkin, orang lain tampil sebagai pelayan menggeser

peranannya. Oleh karena itu, pendeta/pelayan diharapkan menjaga dirinya

agar tetap dapat diandalkan oleh umat.18

c. Membangun Persahabatan

Seringkali seorang pendeta menuntun kita untuk menceritakan kabar

baik pada setiap orang setiap saat, terlepas apakah kita mengenal orang

tersebut dengan baik atau tidak dan apakah percakapan rohani yang

terjalin cocok atau tidak. Kita harus membangun persahabatan, berbicara

pada orang asing, mempelajari Alkitab dengan orang yang belum percaya,

membagi berita Injil, mengundang mereka menerima Yesus melakukan

upaya tindak lanjut. Bagaimana jika kita melihat diri kita sebagai

kolaborator daripada sebagai aktifis; mencari petunjuk dimanakah Allah

telah bekerja, mengharapkan Allah untuk mendorong kita selalu berada

dalam sikap doa kapanpun ketika kita sedang bersama dengan orang-orang

lain di luar kekristenan? Penginjilan dapat menjadi petualangan untuk

menemukan sesuatu daripada sebuah beban.19

d. Membangun kekeluargaan

Seorang pendeta ketika sedang mengkabarkan Injil, biasanya bermodel

salesman mengarahkan kita untuk berpikir sebagai salesman-salesman

yang secara individual berkeliling dari rumah ke rumah dari dari orang ke

orang. Hal yang lebih penting daripada setiap kita melakukan hal yang

sama dalam bersaksi kepada orang lain adalah masing-masing kita

melakukan bagian kita yang unik dalam komunitas. Menjadi bagian yang

unik dalam komunitas, berarti kita menganggap komunitas itu sebagai

bagian keluarga kita sendiri.

18

Ibid, 145. 19

Rick Richardson, Reimagining Evangelism (Merombak Citra Penginjilan), (Surabaya : Literatur

Perkantas Jawa Timur, 2006), 28-32.

Page 7: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

19

e. Mau Berkunjung

Seorang pendeta biasanya berfokus pada agenda dan menyampaikan

semua materi yang dimiliki dan memperoleh suatu kesepakatan. Seringkali

dengan mudahnya kita mengasumsikan bahwa jika kita belum

membagikan seluruh materi dan menantang orang untuk berkomitmen,

maka kita belum menginjili. Namun, dengan percakapan rohani dengan

teman memperindah persahabatan itu sendiri dan memberi kesukaan

dalam tiap percakapan spiritual. Jadi, kita mempelajari seni persahabatan

spiritual dan percakapan yang alami. Percakapan spiritual akan terwujud

jika seorang pendeta mau berkunjung.

f. Menjadi Teladan

Seorang pendeta biasanya memusatkan perhatian pada kebenaran-

kebenaran atau keyakinan tertentu yang hendak dikomunikasikan. Orang-

orang pada masa kini lebih memperhatikan kenyataan bersifat pengalaman

dengan Allah daripada dogma-dogma ataupun keyakinan-keyakinan.

g. Mengalami Perjumpaan Secara Pribadi dengan Tuhan

Biasanya seorang pendeta menempatkan Yesus dalam sebuah kotak

dan berbicara tentang Yesus dalam cara yang sangat tidak menarik,

dimana mengulas topik tentang Yesus dan keuntungan memperoleh-Nya

setiap kali memungkinkan. Sehingga penerimaan kabar dari pendekatan

salesman ini tidak tahu kapan Yesus akan muncul. Mungkin saja setiap

saat, namun mereka selalu seakan-akan tahu seperti apa Yesus. Ia baik,

menyelamatkanmu, mencukupkanmu, dan menjadi sumber jawaban atas

segala pertanyaan. Akan tetapi, model yang baik adalah membahas Yesus

secara alami dan dengan cara yang tidak klise. Yesus mengejutkan orang

bukan karena kemunculannya yang tiba-tiba, namun dengan menjadi

berbeda dari apa yang diharapkan orang atas kemunculannya.20

h. Menjadi Saksi Kristus

Kebanyakan pendeta yang menekankan bagaimana kita diampuni dari

dosa-dosa kita dan menuju ke surga setelah kita meninggal. Namun

20

Ibid, 28-32.

Page 8: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

20

sebenarnya, bukan itu yang menjadi fokus Yesus, walaupun itu adalah

bagian dari pesannya. Pesan Yesus yang terutama adalah kerajaan dan

pemerintahan Allah sedang terjadi. Pemerintahan Allah adalah aksi Allah

untuk mengatur segala sesuatu menjadi benar dan membuat orang serta

dunia bekerja sebagaimana mereka dimaksudkan untuk bekerja.

i. Mengajak jemaat mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui ziarah

hidupnya

Kebanyakan pendeta menggunakan model lama dimana berbicara

tentang perubahan keyakinan telah memaksa kita untuk menarik garis

dalam rangka mengetahui siapa yang di dalam dan siapa yang di luar; dan

kita mencari sebuah peristiwa, sebuah keputusan, yang membedakan

orang-orang yang berada di luar dengan orang-orang yang berada di

dalam. Sedangkan model yang baru, sebuah model yang berdasarkan citra

sebuah perjalanan, memeriksa kita semua sebagaimana kita sedang

bergerak entah menuju tujuan ataukah justru menjauhi tujuan tersebut.

2.1.4 TIPE KEPEMIMPINAN PENDETA

Yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan pendeta di sini, yakni gaya

atau corak tindakan memimpin yang ditempuh oleh pendeta dalam

menjalankan tugas pelayanannya di jemaat. Tipe kepemimpinan yang dipakai

dalam penelitian didasarkan atas pembagian tipe kepemimpinan, yang terdiri

dari enam tipe kepemimpinan sebagai berikut :

a. Tipe kepemimpinan otokratis (autocratic leadership)

Tipe kepemimpinan ini dimana setiap langkah aktivitas dan teknis

diperintahkan oleh pemimpin satu persatu. Pemimpin biasanya

mendiktekan tugas dan kerja lainnya untuk setiap anggota, semua aktifitas

bawahan harus dengan petunjuk pemimpin.21 Di sini pemimpin

digambarkan sebagai seorang ahli yang acuh tak acuh, dimana pemimpin

bertindak berdasarkan pada kekuasaan mutlak dalam memimpin tingkah

laku anggota kelompok mengarah ke tujuan yang ditetapkan oleh si

21

H. Alwi Wahyudi, S. H., M.Hum., Ilmu Negara dan Tipologi Kepemimpinan Negara , (Yogyakarta

: Pustaka Pelajar, 2014), 101.

Page 9: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

21

pemimpin. Segala keputusan berada di tangan satu orang, yakni si

pemimpin sekaligus menganggap diri lebih mengetahui daripada yang lain

dalam kelompok.22

b. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistic leadership)

Tipe kepemimpinan ini yang memberikan pemeliharaan kepada kita, jika

kita mau menerima saja kontrol yang ramah. Pemimpin paternal akan

menggunakan kemampuan-kemampuan tersebut bagi kelompok, namun

hanya bila sesuai dengan gagasan pemimpin tentang apa yang yang

terbaik, dan hanya sejauh kelompok mengakui dan menerima

ketidakberdayaan sendiri. Dalam tipe kepemimpinan seperti ini tidak ada

kebersamaan.23

c. Tipe kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership)

Kepemimpinan ini berdasarkan pada ketaatan (kepercayaan) pada

anugerah ilahi (devine power) sebagai suatu kekuatan secara luar biasa

yang hanya dimiliki oleh si pemimpin di luar kemampuan orang-orang

biasa.24 Pemimpin diyakini memiliki kekuatan mistis, sehingga mampu

untuk menguasai massa dan kekuatan untuk membuat massa taat dan

memperhatikannya secara membuta. Max Weber menggunakan istilah

“kharisma” untuk menjelaskan perkembangan kekuasaan di sekitar

kepribadian yang bersifat kepahlawanan. Jadi para pengikut menganggap

pemimpinnya sebagai pembawa misi khusus dengan dibekali kemampuan

dan identitas yang hampir menyerupai Tuhan.25

Tipe kepemimpinan ini dilaksanakan dalam hubungan dengan rakyat,

dimana memilik empat ciri, yaitu : (1) pemimpin diakui memiliki kualitas

istimewa, kadang-kadang dianggap superhuman; (2) pengikut secara tidak

kritis menerima pendapat pemimpin sebagai kebenaran; (3) pengikut

memberi ketaatan mutlak kepada pemimpin; (4) pengikut memperlihatkan

22

Albert A. Branos, Ph. D., Psychology, The Science of Behavior, (Boston, Atlanta, Rockleigh NY, Dallas, Chicago, Belmont Calif. Allyn and Bacon, Inc., 1965), 317. 23

Michael A. Cowan, Kepemimpinan Dalam Jemaah, (Yogyakarta : Kanisius, 1994), 53. 24

Will iam Albig, Modern Public Opinion, (New York, Toroato, London, McCraw-Hill Book Company, Inc., 1956), 120. 25

James V. Daunton, Jr., Lebel Leadership, (New York, London : The Free Press, Collier-Macmillan

Publishers, 1973), 1.

Page 10: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

22

komitmen emosional terhadap pemimpin dan misinya.26

d. Tipe kepemimpinan demokratis (democratic leadership)

Dalam tipe kepemimpinan ini, sang pemimpin bertindak sebagai seorang

anggota kelompok dalam menetapkan tujuan, memilih cara melakukan,

dan membagi-bagi tugas kepada para pegawai. Bersama-sama anggota

kelompok pemimpin bertanggung jawab untuk mencapai sukses

organisasi. Di dalam corak kepemimpinan ini, semua anggota dalam

kelompok boleh turut berperanserta waktu mengambil keputusan

penting.27

e. Tipe kepemimpinan bebas (laisses faire leadership)

Tipe kepemimpinan ini menyatakan peranan seorang pemimpin berkisar

pada pandangannya bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar

dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang

yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi,

sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan

oleh masing-maing anggota dan seorang pimpinan tidak perlu terlalu

sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.28

f. Tipe kepemimpinan ideologis – Pemimpin eksemplaris

Pemimpin jenis ini barangkali tidak ahli dalam menyusun rencana kerja

dan pelaksanaannya. Pemimpin tipe ini penuh dengan gagasan-gagasan

yang baik, kaya dengan visi yang tinggi, dan mampu merumuskan semua

gagasan serta visi itu secara tepat.29

g. Tipe kepemimpinan kreatif dan eksekutif

Tipe kepemimpinan kreatif digunakan untuk menangani keadaan-

keadaan baru yang tidak dikenal, sehingga pemimpin seperti ini dapat

melihat masalah dengan perspektif baru, yang dipersiapkan untuk

melakukan eksperimen dan mengambil resiko. Sedangkan tipe

kepemimpinan eksekutif digunakan untuk mengambil keputusan-keputusan 26

Pdt. Dr. Ayub Ranoh, Kepemimpinan Kharismatis Tinjauan Teologis-Etis atas Kepemimpinan Kharismatis Sukarno, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 2011), 72-73. 27

Emil H. Tambunan, M.A., Kunci Menuju Sukses dalam Managemen dan Kepemimpinan ,

(Bandung : Indonesia Publishing House, 1991), 67. 28

Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M. P. A., Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 38. 29

A. M. Mangunhardjana, S. J., Kepemimpinan, (Yogyakarta : Kanisius, 1976), 16.

Page 11: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

23

yang prinsipil. Keahliannya terletak pada kemampuan untuk melihat

gambaran yang besar-kemampuan membedakan elemen-elemen krusial

dan mengevaluasi semua pilihan yang ada.30

Pemimpin yang bertipe kreatif dan eksekutif akan mengandalkan

individu-individu dengan keahlian manajerial yang berorientasi pada

tugas. Para pemimpin berorientasi pada tugas perlu dibantu oleh para

pemimpin dengan keterampilan interpersonal, yang akan berperan sebagai

tim pembangun (team builder), mengonsolidasi, menyelesaikan konflik,

dan memulihkan moral kelompok. Individu yang demikian akan memberi

semangat dan ketenteraman sehingga setiap orang merasa dihargai.31

h. Tipe kepemimpinan simbol

Tipe kepemimpinan ini menempatkan seseorang pemimpin sekedar

sebagai lambing atau symbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan

yang sebenarnya. Pemimpin ini pada dasarnya tidak menjalankan fungsi

kepemimpinan, namun kedudukannya itu tidak dapat dan tidak boleh

digantikan orang lain.32

i. Tipe kepemimpinan Pengayom (Headmanship)

Tipe kepemimpinan ini menempatkan seseorang sebagai kepala.

Pemimpin tipe ini memiliki kesediaan dan kesungguhan dalam

mengayomi anggotanya, dengan berbuat segala sesuatu yang layak dan

diperlukan organisasinya. Kepemimpinan dijalankan dengan melakukan

kegiatan kepeloporan, kesediaan berkurban, pengabdian, melindungi, dan

selalu melibatkan diri dalam usaha memecahkan masalah perseorangan

atau kelompok.33

j. Tipe kepemimpinan Organisatoris dan Administrator

Tipe ini dijalankan oleh para pemimpin yang senang dan memiliki

kemampuan mewujudkan dan membina kerja sama, yang pelaksanaanya

30

Eddie Gibbs, Kepemimpinan Gereja Masa Datang, (Jakarta : Gunung Mulia, 2010), 27-28. 31

Peter M. Senge, “Leading Learning Organizations : The Bold, the Powerful, and the Invisible”, dalam The Leader of Future, ed. Frances Hesselbein, Marshall Goldsmith, dan Richard Beckhard (San Fransico : Jossey-Bass, 1996), 46-56; dan Bab 7 dari Bil l Hybels, Courageous Leadership

(Grand Rapids : Zondervan, 2002). 32

Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2000), 104. 33

Ibid, 105.

Page 12: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

24

berlangsung secara sistematis dan terarah pada tujuan yang jelas.

Pemimpin bekerja secara berencana, bertahap dan tertib.34

k. Tipe kepemimpinan Permisif

Pemimpin tipe ini, tidak mempunyai pendirian yang kuat, terlalu banyak

mengambil muka dengan dalih untuk mengenakan individu yang

dihadapinya.35

l. Tipe kepemimpinan Transformatif

Kepemimpinan ini didefinisikan sebagai kepemimpinan dimana para

pemimpin menggunakan kharimsa mereka untuk melakukan transformasi

dan merevitalisasi organisasinya. Para pemimpin yang transformatif lebih

mementingkan revitalisasi para pengikut dan organisasinya secara

menyeluruh ketimbang memberikan instruksi-instruksi yang bersifat top

down. Pemimpin yang transformatif lebih memposisikan diri mereka

sebagai mentor yang bersedia menampung aspirasi para bawahannya.

Pemimpin yang transformatif lebih menekankan pada bagaimana

merevitalisasi institusinya, baik dalam level organisasi maupun negara.

Secara lebih detil, para pemimpin yang transformatif memiliki ciri-ciri

berikut : (1) seperti yang disebutkan di atas, mereka memiliki charisma;

(2) mereka senantiasa menghadirkan stimulasi intelektual. Artinya, mereka

selalu membantu dan mendorong para pengikutnya untuk mengenali

ragam persoalan dan cara-cara untuk memecahkannya; (3) pemimpin yang

transformatif memiliki perhatian dan kepedulian terhadap setiap individu

pengikutnya. Mereka memberikan dorongan, perhatian, dukungan kepada

pengikutnya untuk melakukan hal yang terbaik bagi dirinya sendiri dan

komunitasnya; (4) pemimpin transformatif senantiasa memberikan

motivasi yang memberikan inspirasi bagi pengikutnya dengan cara

melakukan komunikasi secara efektif dengan menggunakan simbol-

simbol, tidak hanya menggunakan bahasa verbal; (5) mereka berupaya

meningkatkan kapasitas para pengikutnya agar bisa mandiri, tidak

selamanya tergantung pada sang pemimpin; (6) para pemimpin

34

Ibid, 107. 35

Prof. Dr. Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, (Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 2004), 76-77.

Page 13: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

25

transformatif lebih banyak memberikan contoh ketimbang banyak

berbicara. Artinya ada sisi keteladanan yang dihadirkan kepada para

pengikutnya dengan lebih banyak bekerja ketimbang banyak berpidato

yang berapi-api tanpa disertai tindakan yang konkrit.36

2.1.5 FUNGSI UTAMA DAN TANGGUNG JAWAB PENDETA

a. Fungsi Utama Pendeta

Yang dimaksudkan dengan fungsi utama disini, yakni peranan yang

ditampilkan oleh seorang pendeta sebagai pemimpin jemaat dalam

menjalankan tugas pelayanannya. Fungsi pendeta yang dipakai dalam

penelitian, terdiri dari lima macam, yakni :37

(1) sebagai wakil Allah (symbolic roles)

Pendeta yang ditahbiskan adalah seorang pemimpin jemaat yang

melayani sebagai “gembala dari Gembala Yang Agung” dalam hal

memenuhi kebutuhan-kebutuhan warga jemaat dalam kehidupan

rohani. Pendeta dipandang sebagai seorang nabi ketika ia membawa

pesan-pesan Allah kepada warga jemaat. Jadi di sini dia sebagai “alat

bicara Allah”. Dalam menjalankan sakramen gereja dan upacara lain,

seperti kebaktian pernikahan, kebaktian penguburan, berdoa mewakili

jemaat, menyampaikan berkat Tuhan, maka pendeta dipandang sebagai

perantara antara Allah dengan manusia berdosa;

(2) sebagai pengkhotbah (preacher)

Khotbah merupakan bagian penting dari liturgi kebaktian dan sebagai

aktivitas gereja yang banyak dihadiri oleh warga jemaat, warga jemaat

banyak mendasari alasan kehadirannya mengunjungi kebaktian yakni

untuk mendengar khotbah. Khotbah dianggap sebagai sumber

pedoman utama dalam kehidupan dan sekaligus bersifat menolong

jemaat yang hadir memecahkan persoalan pribadi. Berkhotbah adalah

salah satu tugas utama bagi para pendeta dalam gereja Protestan.

Khotbah dalam dirinya didasarkan pada hal-hal normatif,karena

36

m.kompasiana.com/audiendro/kepemimpinan-transformatif_55006e4fa33311926f5110e3. 37

David O. Moberg, The Church as a Social Institution, The Sociology of American Religion,

(Prentice-Hall of Canada. Ltd., 1962), 488-492.

Page 14: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

26

penekanannya sering memaksa para pengkhotbah untuk berdogmatika,

dengan tujuan memberikan “jawaban yang dianggap tepat” pada setiap

persoalan. Akibatnya, isi khotbah sering bersifat kaku sehingga kurang

mampu mengikuti perkembangan sosial yang berubah-ubah. Khotbah

yang baik muncul dari persiapan-persiapan sebelumnya yang cukup

matang. Oleh kesibukan sehari-hari, para pendeta sulit menyediakan

waktu yang baik untuk mempersiapkan khotbah. Hal ini

mengakibatkan khotbah mereka menjadi kurang menarik;

(3) sebagai pendidik (Educostor)

Jalur pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen dalam gereja melalui

khotbah, perkunjungan, bimbingan, pekerjaan-pekerjaan yang

berhubungan dengan sekolah gereja, training keterampilan dalam

gereja, katekisasi, kelompok Pemahaman Alkitab (PA), pertemuan-

pertemuan dalam jemaat yang bersifat kelompok atau individu, dan

kegiatan edukasi lainnya. Pendeta dituntut juga mendidik warga jemaat

melalui teladan-teladan kehidupan religius serta pimpinan-pimpinan

pribadi dalam kehidupan keluarganya di tengah jemaat;

(4) sebagai tokoh jemaat (institutional representative)

Pendeta diharapkan menjadi wakil gerejanya dalam hubungan

dengan masyarakat luas. Dia bisa bertindak sebagai penghubung

publik, sebagai saluran informasi dari luar gereja setempat yang

dilayani ataupun dari dalam. Pendeta juga melindungi atau

mempertahankan eksistensi gerejanya terhadap pengaruh dari luar.

Tugas-tugas kependetaan akan terasa berat jika pendeta kurang

memiliki dedikasi terhadap tugas pelayanan yang dipikulnya atau

kurang menghayati doktrin yang berlaku dalam gereja.

Dalam suatu jemaat yang luas lingkup kegiatan pelayanannya,

pendeta diharapkan untuk aktif dalam kehidupan masyarakat luas.

Dalam jemaat pedesaan, pendeta bisa jadi pemimpin yang melampaui

batas keanggotaan jemaatnya. Di desa, pendeta mempunyai hubungan

yang baik dengan tokoh-tokoh masyarakat di sekitarnya. Sedangkan di

kota besar, pendeta biasanya kurang dikenal sebagai pemimpin dalam

Page 15: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

27

kehidupan masyarakat sekitarnya. Hal ini disebabkan pengaruh gereja

kurang menentukan dalam pembuatan keputusan-keputusan untuk

masyarakat luas. Namun sering juga, pendeta di jemaat kota

mempunyai peranan penting di tengah-tengah masyarakat. Dia

diharapkan menjadi pengurus sosial, sebab mereka dinilai sebagai

saluran komunikasi yang efektif;

(5) sebagai penasihat (counselor)

Pendeta sebagai pelayan jemaat Tuhan tidak bisa dipisahkan dari

fungsinya sebagai penasihat. Tugas ini kebanyakan berhubungan

langsung dengan krisis keluarga di dalam jemaat dan kesulitan hidup,

baik secara persekutuan ataupun secara pribadi.

Bimbingan pendeta, didasarkan dari kesaksian Alkitab yang

sekaligus membedakannya dengan bentuk bimbingan lain non-

gerejawi. Pendeta menempatkan dirinya sebagai saudara seiman yang

akrab, seperti sudah mengetahui tentang orang yang dibimbingnya,

serta mengetahui kesulitan-kesulitan dasar yang dihadapi orang yang

dibimbing. Dia diterima sebagai wakil Allah, berlandaskan wibawa

Injil yang menjadi dasar penempatan dirinya sebagai pendeta. Ia

mencoba memimpin orang yang dibimbing pada ketentuan norma

gereja. Semua dijalankan beralas kasih sayang, sejalan dengan hukum

kasih Tuhan. Keberhasilan pendeta dalam menjalankan peranannya,

sangat bergantung dengan citra warga jemaat terhadap penampilan

terhadap pendeta itu sendiri. Bimbingan melalui kelompok-kelompok

orang-orang yang memikul persoalan-persoalan yang sama dengan

tujuan untuk menghasilkan pandangan dan pemilihan kepincangan

yang tengah dihadapi juga sering digunakan oleh para pendeta. Sering

juga para pendeta bekerjasama dengan ahli hukum, para dokter, guru,

penasihat pernikahan, pekerja social, psikiater dalam melaksanakan

peranannya sebagai penasihat.

(6) sebagai ahli administrasi (administrator)

Sebagian besar gereja menjalankan fungsi kelembagaannya dalam hal

mengelola usaha dana, harta milik, anggaran belanja serta

Page 16: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

28

perencanaan/pelaksanaan program kerja. Ada juga gereja secara

khusus mempekerjakan ahli ekonomi dalam lembaga gereja untuk

menangani bidang ekonomi. Tapi kebanyakan para pendeta berperanan

langsung dalam kegiatan-kegiatan tersebut dalam menjalankan

kegiatan administrasi ataupun di bidang pengawasan;

(7) sebagai pemimpin kelompok (group leader)

Yang dimaksud pendeta sebagai pemimpin kelompok, yaitu pemimpin

dan menjadi yang dipimpin adalah dua realitas yang terjadi dalam

hidup ini, sekaligus gabungan antara kedua hal tersebut, yakni

pemimpin dan sekaligus sebagai pribadi yang dipimpinnya. Pemimpin

dimanapun dia berada dan apapun kelompok yang dipimpinnya harus

memiliki visi dan juga misi yang jelas demi mengatur laju pergerakan

sebuah kelompok.

b. Tanggung Jawab Pendeta

Tanggung jawab seorang pendeta sebagai pemimpin gereja, yaitu :

(1) Melayani

Adalah definisi kepemimpinan yang dipakai oleh Yesus, dan ini

memang benar, apakah di bidang sekuler atau di bidang rohani.

Seorang pemimpin yang sejati lebih mengutamakan kesejahteraan

orang lain daripada kenikmatan dan martabat dirinya sendiri. Ia

menunjukkan simpati dan perhatian terhadap mereka yang

dipimpinnya berkenaan dengan masalah, kesukaran dan kekuatiran

mereka, tetapi haruslah simpati yang menguatkan dan memberi

dorongan, bukan yang melemahkan.38

Apabila seorang pendeta mengasihi jemaat dalam nama Yesus,

banyak kesalahpahaman muncul. Perubahan yang sangat diperlukan

oleh gereja adalah transformasi hati yang keras dan pemberdayaan

kemauan yang lemah. Jika Anda tetapi memandang pada Juru Selamat,

Anda akan memiliki kekuatan untuk mengubah apa yang harus diubah,

kebebasan untuk menghasilkan perubahan apabila diperlukan dan

38

J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 1979), 125-129.

Page 17: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

29

hikmat untuk mengetahui apa yang seharusnya tidak pernah berubah.39

Allah akan menolong kita bertumbuh-kembang di tempat Ia telah

menanam kita. Ia menyerahkan tugas kepada kita saat ini sehingga kita

dapat menjadi seorang pengubah kehidupan di sana.40

(2) Mendisiplin

Merupakan tanggung jawab lain seorang pemimpin, yaitu satu

tanggung jawab yang berat dan seringkali tidak disukai. Di dalam

setiap gereja atau lembaga keagamaan perlu adanya disiplin yang

berdasarkan hidup saleh dan kasih, jika ukuran-ukuran dari Allah ingin

dipertahankan, terutama dalam hal kemurnian iman, moral dan sikap

Kristen.

Dalam menyelesaikan suatu persoalan yang nampaknya

memerlukan tindakan disiplin, maka harus diingat kelima hal berikut

ini : (a) tindakan itu hanya boleh diambil setelah diadakan

penyelidikan yang saksama dan tidak memihak; (b) tindakan ini hanya

boleh diambil demi kebaikan seluruh pekerjaan dan pribadi yang

bersangkutan; (c) tindakan ini harus selalu didasarkan kasih yang

murni dan dilakukan dengan mengingat kepentingan pihak lain; (d)

tindakan ini harus selalu disertai maksud untuk memberikan

pertolongan rohani kepada pihak yang bersalah dan memberikan

pertolongan rohani kepada pihak yang bersalah dan memulihkan dia;

(e) tindakan ini harus dilakukan dengan disertai banyak doa.41

(3) Membimbing

Seorang pemimpin rohani harus tahu ke mana ia pergi dan seperti

seorang gembala, berjalan di depan kawanan dombanya. Hal ini bukan

merupakan satu tugas yang mudah untuk membimbing orang lain,

meskipun saleh, mempunyai pendirian sendiri yang kuat. Seorang

pemimpin tidak boleh menurut kemauan sendiri secara sewenang-

wenang.

39

H. B. London dan Neil B. Wiseman, Bagaimana Mengasihi Orang-Orang yang Anda

Gembalakan, (Yogyakarta : ANDI, 2003), 24. 40

H. B. London dan Neil B. Wiseman, Menikmati Panggilan di Ladang-Nya, (Yogyakarta : ANDI, 2003), 9. 41

J. Oswald Sanders, op.cit., 125-129.

Page 18: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

30

(4) Memprakarsai

Merupakan satu fungsi yang penting dalam jabatan seorang pemimpin.

Beberapa orang mempunyai lebih banyak karunia untuk memelihara

hasil yang telah dicapai daripada memprakarsai usaha-usaha yang

baru. Seorang pemimpin yang sejati harus mempunyai keberanian

maupun penglihatan. Ia harus menjadi seorang perintis dan buka hanya

orang memelihara.

(5) Memikul Tanggung Jawab

Memikul tanggung jawab dan melakukannya dengan rela merupakan

ciri yang diperlukan bagi seorang pemimpin. Jika ia belum siap

melakukan hal ini, maka ia tidak memenuhi syarat untuk memegang

jabatan ini.

2.1.6 TUGAS DAN PELAYANAN PENDETA

Menjadi pendeta di sebagian gereja di Indonesia bukan hanya memimpin

ibadah. Pendeta juga menjalankan pelayanan pastoral, mengajar, dan

mengurusi hal-hal yang bersangkut paut dengan masalah administrasi dan

organisasi gereja. Pendidikan teologi hanya membekali pendeta dengan

pengetahuan teologi dan keterampilan. Tetapi, memelihara daya juang dalam

tugas, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan; apakah kita

terdorong mencapainya atau tidak merupakan soal kesadaran diri sendiri.

Karena itu, spiritualitas adalah sebuah proses yang mesti berlangsung terus.

Spiritualitas adalah suatu upaya mengembangkan kapasitas manusiawi, agar

kita meraih keselarasan yang lebih luas, yang mengatasi pengalaman biasa

sehingga kita dapat mempengaruhi sekitar dan melakukan kegiatan-kegiatan

kreatif. Relasi dengan Tuhan adalah sumber kekuatan untuk menjalankan

kegiatan/pelayanan. Melalui pemeliharaan hubungan dengan Tuhan, kita

dimampukan untuk tampil secara segar dan kreatif. Memiliki hubungan

intensif dengan Tuhan, kemudian tampil di masyarakat, ditunjukkan secara

konkret oleh Tuhan Yesus.42

42

Einar M. Sitompul, Perjalanan Sarat Muatan, (Jakarta : UPI STT Jakarta, 2014), 47-48.

Page 19: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

31

2.1.7 Pegangan Pemimpin

Beberapa hal yang harus diperhatikan pemimpin : (a) Tidak menggunakan

kekuasaan untuk kehormatan dan keagungan pribadi; (b) Tidak memanipulasi

kepentingan rakyat/yang dipimpin untuk memenuhi tujuannya; (c) Memiliki

dan memupuk nilai-nilai kejujuran, ketulusan dan berhati mulia. Memiliki

kredibilitas, intelektual dan integritas moral secara kuat serta demokratis; (d)

Memiliki visi dan misi yang sejalan dengan lingkungan atau kultur yang ada

di sekitarnya (memperhatikan kearifan lokal); (e) Komitmen terhadap visi dan

misi tersebut; (f) Memiliki spiritualitas yang kuat.43

2.2 PEMIMPIN JAWA

2.2.1 BUDAYA JAWA

Di dalam budaya Jawa ada beberapa hal yang melekat dalam diri

masyarakat Jawa, yaitu :

a. Sistem Kekerabatan Orang Jawa

Sistem kekerabatan orang Jawa itu berdasarkan prinsip keturunan

bilateral. Di dalam kenyataan hidup masyarakat orang Jawa, orang masih

membeda-bedakan antara orang priyayi yang terdiri dari pegawai negeri

dan kaum terpelajar dengan orang kebanyakan yang disebut wong cilik

seperti petani-petani, tukang-tukang, dan pekerja kasar lainnya, di samping

keluarga kraton dan keturunan bangsawan atau bendara-bendara. Dalam

kerangka susunan masyarakat ini, secara bertingkat kaum priyayi dan

bendara merupakan lapisan atas, sedangkan wong cilik menjadi lapisan

masyarakat bawah.44

Selain itu, orang Jawa sangat patriakhal, dimana kepemimpinan tidak

bisa dipegang oleh seorang wanita. Cukup banyak perempuan yang

menjadi korban langsung dari ketidakadilan diskriminatif akibat berbagai

43

Pdt. Dr. Retnowati, M.Si., Teologi, Kepemimpinan, dan Manajemen, (Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana, 2009), 6. 44

Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia , (Percetakan Sapdodadi, 1975), 323.

Page 20: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

32

perubahan yang direkayasakan dalam masyarakat modern.45

b. Bahasa

Bahasa adalah kesatuan perkataan dan sistem penggunaannya yang

umum dalam pergaulan antar anggota suatu masyarakat atau bangsa

dengan kesamaan letak geografi atau kesamaan budaya dan tradisi.

Dengan demikian, selain memiliki fungsi utama sebagai wahana

berkomunikasi, bahasa juga memiliki peran sebagai alat ekspresi budaya

yang mencerminkan bangsa penggunanya. Kecakapan berbahasa suatu

bangsa mencerminkan budaya bangsa yang terwujud dalam sikap

berbahasa itu sendiri. Sikap berbahasa yang dilandasi oleh kesadaran

berbahasa akan membangun rasa cinta, bangga, dan setia terhadap bahasa

dan terhadap bangsa”.46

Di dalam pergaulan hidup maupun perhubungan sosial sehari-hari

mereka berbahasa Jawa. Pada waktu mengucapkan bahasa daerah ini,

seseorang harus memperhatikan dan membedakan keadaan orang yang

diajak berbicara atau yang sedang dibicarakan, berdasarkan usia maupun

status sosialnya.

Demikian pada prinsipnya ada dua macam bahasa Jawa apabila

ditinjau dari criteria tingkatannya, yaitu bahasa Jawa Ngoko dan Krama.

Bahasa Jawa Ngoko itu dipakai untuk orang yang sudah dikenal akrab, dan

terhadap orang yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajatnya atau

status sosialnya. Lebih khusus lagi adalah bahasa Jawa Ngoko Lugu dan

Ngoko Andap. Sebaliknya, bahasa Jawa Krama, dipergunakan untuk

bicara dengan yang belum dikenal akrab, tetapi yang sebaya dalam umur

maupun derajat, dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta

status sosialnya.47

Ada unen-unen/peribahasa Jawa yang cukup mengena, yaitu : „Samar

kalingan padhang, kesandhung rata, ketatab suwung, lan kebenthus ing

tawang‟ yang artinya „pandangan terasa samar-samar karena terhalang

45

Dr. Budi Susanto, Dr. Sudiarja, Drs. Praptadiharja, Dra. Rika Pratiwi (Ed.), Citra Wanita dan Kekuasaan (Jawa), (Yogyakarta : Kanisius dan Lembaga Studi Realino, 1992), 13-16. 46

Tim Perumus Kurikulum Bahasa Indonesia untuk SMK, (Dikmenjur-Diknas, 2003). 47

Koentjaraningrat, op.cit., 322-323.

Page 21: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

33

terang, tersandung jalan yang rata, menabrak kekosongan, dan kepala

terantuk angkasa‟. Makna dari unen-unen tersebut menggambarkan

„kebingungan‟ orang Jawa masa kini dalam memahami nilai-nilai budaya

dan peradabannya sendiri.48

2.2.2 BUDI PEKERTI PEMIMPIN JAWA

Orang Jawa juga memiliki pandangan yang sangat berpengaruh terhadap

tata hidup dan perilaku, atau budi pekerti mereka, yaitu :

a. Relativisme

Yaitu pandangan yang memahami kebenaran bukanlah sesuatu yang

mutlak. Kebenaran lebih bersifat nisbi, kecuali kebenaran mengenai

Tuhan. Selebihnya, nilai-nilai kebenaran tersebut sangat dipengaruhi oleh

sudut pandang tertentu. Sangat bergantung pada pengetahuan seseorang

yang terbatas, akal budi yang serba terbatas, serta cara mengetahui yang

juga terbatas. Sehingga tidak mengherankan jika benar menurut seseorang

belum tentu benar menurut orang lain.

Salah satu bukti nyata, betapa relativisme demikian berakar dalam hati

sanubari orang Jawa, tercermin dari adanya ungkapan yang berbunyi :

“bener durung mesthi pener, salah durung mesthi kalah, becik bisa

kuwalik”, artinya : benar belum tentu tepat, salah belum tentu kalah, baik

dapat terbalik. Penjabaran ringkasnya adalah setiap kebenaran belum tentu

tepat ketika digunakan pada konteks yang berbeda. Misalnya, sopan

santun orang Jawa belum tentu tepat ketika diterapkan menghadapi orang

Belanda.49

Demikian pula halnya ketika menilai kesalahan. Kendati di Jawa ada

peribahasa : sapa salah bakal seleh (Siapa yang salah akhirnya akan

berhenti/berakhir, dlam arti menyerah), namun pada kenyataannya belum

tentu yang salah bakal kalah. Sebab, antara salah dan kalah memiliki ranah

yang berbeda. Salah dan benar berpedoman pada nilai, sedangkan kalah

dan menang lebih ditentukan oleh strategi dan kekuatan yang dimiliki.

48

Ki Sondong Mandali, Ngelmu Urip Bawarasa Kawruh Kejawen, (Semarang : Yayasan Sekar Jagad, 2010), 267. 49

Ibid, 18-23.

Page 22: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

34

Contohnya, mengedarkan narkoba jelas merupakan perbuatan salah dan

melanggar hukum. Namun, kenyataannya banyak pengedar narkoba

sukses melakukan kegiatannya bertahun-tahun. Artinya, dia tidak kalah

meskipun salah. Sebab, dia berhasil memenangkan “pertarungannya”

dengan penegak hukum dan masyarakat, karena memiliki strategi dan

kekuatan yang cukup untuk menyelamatkan diri dari kekalahan yang

menghadang kegiatannya selama itu.

Sedangkan becik bisa kuwalik, artinya, kebaikan yang diberikan atau

diterima oleh orang lain belum tentu berbuah kebaikan yang setara, artinya

sesuatu yang baik dapat saja dianggap buruk, merusak, dan mungkin

sekali tidak bermanfaat bagi orang lain, seperti ungkapan welas temahan

lalis (belas kasihan membuat sengsara).

Paham relativisme ini pula yang membuat orang Jawa (khususnya

kalangan rakyat) jadi terkesan sering bersikap kompromis. Melakukan

semacam persetujuan atau persesuain sebagai bentuk “jalan damai” untuk

menyelamatkan diri dengan cara mengeliminasi tuntutan-tuntutan ekstrim

dari berbagai pihak.

b. Pluralisme

Relativisme yang telah berkembang dan berurat akar di Jawa, diam-

diam telah menstimulir tumbuhnya kesadaran mengenai pluralisme, yaitu

padangan atau paham yang meyakini adanya perbedaan-perbedaan nilai

dalam kehidupan. Pandangan dan sikap pluralistik juga tercermin dalam

kehidupan beragama. Antar pemeluknya pun terjalin kerukunan dan saling

menghormati, tanpa adanya intervensi dan gangguan yang berarti.

2.2.3 SIKAP HIDUP ORANG JAWA

Sikap hidup orang Jawa diatur di dalam Serat Sasangka Jati yang terdapat

tentang Hasta Sila atau Delapan Sikap Dasar, yang terdiri dari dua pedoman

yakni Tri-Sila dan Panca-Sila. Tri-Sila merupakan pedoman pokok yang

harus dilaksanakan setiap hari oleh manusia dan merupakan tiga hal yang

harus dituju oleh budi dan cipta manusia di dalam menyembah Tuhan, yaitu

eling atau sadar, pracaya atau percaya dan mituhu atau setia melaksanakan

Page 23: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

35

perintah.50

Sikap hidup orang Jawa yang etis dan taat kepada adat-istiadat warisan

nenek moyangnya, seperti :

a. Mawas Diri (Aja Dumeh untuk menghindari Aji Mumpung)

Aja Dumeh adalah pedoman mawas diri bagi semua orang Jawa yang

sedang dikaruniai kebahagiaan hidup oleh Tuhan YME. Aja Dumeh

adalah suatu peringatan agar seseorang selalu ingat kepada sesamanya. Aji

mumpung adalah salah satu pedoman mengendalikan diri dari sifat-sifat

serakah dan angkara murka apabila seseorang sedang diberi anugerah

kesempatan untuk hidup “di atas”. Orang Jawa percaya bahwa hidup

manusia di dunia ini telah diatur oleh-Nya sedemikian rupa, sehingga

putaran hidup manusia itu seperti halnya “roda kereta” yang berputar.

Salah satu bagian dari roda itu kadang-kadang di bawah dan pada suatu

saat akan berada di atas.51

b. Memiliki empati/berbelas kasih (Laku Hambeging Kisma)

Pemimpin harus selalu berbelas kasih dengan siapa saja. Kisma artinya

tanah. Tanah tak mempedulikan siapa yang menginjaknya, semua

dikasihani. Tanah selalu memperlihatkan jasadnya. Meski dicangkul,

diinjak, dipupuk, dibajak, namun malah memberikan subur dan

menumbuhkan tanam-tanaman. Air tuba dibalas air susu, artinya

keburukan dibalas kebaikan dan keluhuran.52

c. Harus Adil (Laku Hambeging Tirta)

Pemimpin harus adil seperti air yang selalu rata permukaannya. Keadilan

yang ditegakkan bisa memberikan kecerahan ibarat air yang

membersihkan kotoran. Air tidak pernah emban oyot emban cindhe, „pilih

kasih‟.

d. Harus Tegas (Laku Hambeging Dahana)

Pemimpin harus bisa bersikap tegas seperti api yang sedang membakar.

Akan tetapi pertimbangannya harus berdasarkan akal sehat yang bisa

50

Budiono Herusatoto, Simbolisme Jawa, (Yogyakarta : Ombak, 2008), 125-126. 51

Budiono Herusatoto, Simbolisme dalam Budaya Jawa, (Yogyakarta : PT. Hanindita, 1984), 81-83. 52

Asep Rachmatullah, Filsafat Hidup Orang Jawa, (Yogyakarta : Siasat Pustaka, 2011), 127.

Page 24: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

36

dipertanggungjawabkan sehingga tidak membawa kerusakan di muka

bumi.53

e. Teliti (Laku Hambeging Samirana)

Pemimpin harus berjiwa teliti dimana saja berada. Baik atau buruknya

rakyat harus diketahui oleh matanya sendiri, tanpa menggantungkan

laporan bawahan saja. Sebab bawahan cenderung selektif dalam memberi

informasi untuk dapat menyenangkan pimpinan.

f. Pemaaf (Laku Hambeging Samodra)

Pemimpin harus memiliki sifat pemaaf sebagaimana samudra raya yang

siap menampung apa saja yang hanyut dari daratan. Jiwa samudra

mencerminkan pendukung keanekaragaman dalam hidup bermasyarakat

yang majemuk.54

g. Memberi Inspirasi (Laku Hambeging Surya)

Pemimpin harus bisa memberi inspirasi kepada bawahannya, seperti

matahari yang selalu menyinari bumi dan memberi energi pada setiap

makhluk.

h. Menghadirkan damai sejahtera (Laku Hambeging Candra)

Pemimpin harus memberi penerangan yang menyejukkan seperti bulan

yang bersinar terang benderang namun tak panas. Dan bahkan terang

bulan nampak indah sekali. Orang desa menyebutnya purnama sidi.

i. Percaya Diri (Laku Hambeging Kartika)

Pemimpin harus tetap percaya diri meski dalam dirinya ada kekurangan.

Ibarat bintang-bintang di angkasa, walaupun ia sangat kecil, tapi dengan

optimis bisa memancarkan cahayanya sebagai sumbangan bagi kehidupan.

j. Mempunyai Jiwa Satria

Menjadi seorang satria adalah idola dari masyarakat Jawa.55 Jiwa satria

ini bahkan lebih diidolakan di atas jiwa Brahmana, sementara Brahmana

adalah tataran kasta yang lebih tinggi dari satria.56 Menjadi seorang satria

53

Ibid. 54

Ibid, 128. 55

Prapto Yuwono, Sang Pamomong Menghidupkan Kembali Nilai-Nilai Luhur Manusia Jawa, (Yogyakarta : Adiwacana, 2012), 49-. 56

Notohamidjojo, O. Kreativitas yang Bertanggung Jawab, (Salatiga : Universitas Kristen Satya

Wacana, 2011), 572.

Page 25: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

37

dapat dilihat dari isi tembang Dhandhanggula yang berbunyi sebagai

berikut :

Lir sarkara wasitaning jalmi

Ambudiya budining satriya

Memayu yu buwanane

Ing reh hardening kawruh

Wruhing karsa kang ambeg asih

Sih pigunane karya

Mbrasta ambeg dudu

Mangenep nenging cipta

Wruh unggyaning tindak kang ala lan becik

Memuji tyas raharja

Tembang itu bermakna sebagai berikut :

Bak matahari menyinari insan

Berupayalah berbudi satria

Memayu yu buwanane

Dalam kendali pengetahuan

Mengetahui kehendak mengasihi

Kasih sayang berguna untuk bekerja

Memberantas kehendak buruk

Mengendapkan nalar budi

Untuk melihat segala tindak buruk dan baik

Berharap hati sejahtera

Tembang di atas mengingatkan bahwa manusia ditugaskan oleh Tuhan

untuk dua tugas. Pertama, sebagai “matahari” yang harus memberikan

terang kepada dunia ini. Tugas ini bukan pilihan yang boleh dilakukan

atau bisa juga tidak dilakukan, tetapi tugas ini menyatu dalam pribadi

orang Jawa, karena kesadaran bahwa manusia merupakan citra Tuhan.

Sebagai citra Tuhan, orang Jawa harus menjadi terang dunia. Tugas

menjadi terang dunia itu dilakukan bukan untuk menerangi dirinya sendiri,

tetapi agar menerangi ciptaan lain pancaran sinar Tuhan.Terang itu

berwujud perbuatan baik untuk memelihara dan mengembangkan ciptaan

Page 26: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

38

lain seperti Tuhan merawat dan mengembangkan ciptaan-Nya, sehingga

dengan demikian nama Tuhan dimuliakan.

Selain itu, tembang di atas juga mengingatkan bahwa agar manusia

dapat menjadi terang dunia, ia harus berupaya memiliki jiwa satria.

Kehidupan ideal masyarakat Jawa dimanifestasikan dalam bentuk wayang.

Kata wayang bermakna bayang-bayang, menggambarkan bayang-bayang

di dalam kehidupan ini. Itu sebabnya wayang bukan hanya sekedar

tontonan, tetapi juga tuntutan bagi masyarakat Jawa tentang kehidupan

yang ideal untuk masyarakat Jawa.57 Di dalam pewayangan, tokoh wayang

dibedakan menjadi satria dan raksasa. Satria adalah gambaran pribadi yang

berperangai dan berperilaku baik, sedangkan raksasa adalah gambaran

pribadi yang berperangai dan berperilaku buruk.

Tetapi siapa saja yang menjadi pemimpin akan terlihat dari tingkah

lakunya yang kelihatan ketika akan melakukan tugas sebagai seorang

pemimpin sebagai berikut :58

1. Jangan serakah/sewenang-wenang

Jika jadi pemimpin hanya karena akan mencari penghidupan, artinya

mencari harta, cari uang, akhirnya dalam bekerja hanya akan didasari

sikap serakah, merasa berkuasa, siapa saya siapa kamu (mentang-

mentang), adigang, adigung, adiguna59, yang hanya menekankan suara

yang keras atau lantang, keras suaranya karena merasa sebagai penguasa

dan mempunyai kuasa, lalu bertindak tidak hormat pada sesama serta

sewenang-wenang. Pemimpin yang seperti itu menurut filsafat Jawa tidak

benar, tidak baik sebab tidak Njawani.

Memang tidak mudah menemukan pimpinan yang bebas dari

57

Ali Mustofa, Antara Filsafat Jawa dan Moral, http://wayangprabu.com/2011/03/31, 2011. 58

Prof. Dr. Soetomo Siswokartono, W.E., M.Pd., Filsafat Jawa, (Semarang : Yayasan Studi Bahasa Jawa (YSBJ) “KANTHIL”, 2010), 30-31. 59

Disebut adigang, adigung, adiguna artinya orang Jawa dilarang sombong dan membanggakan

apa pun yang menjadi miliknya, entah itu kekuasaan, kebesaran, hingga kepandaian. Perilaku yang seperti itu akan merugikan diri sendiri dan membawa kehancuran. Orang yang berperilaku adigang, adigung, adiguna, umumnya akan menyalahgunakan kekuasaan, membeli hal -hal yang tidak bisa dibeli, dan memanipulasi segala hal untuk kepentingan pribadinya. Mereka akan

menggunakan segala kesempatan untuk memuaskan hawa nafsunya. Mereka tidak lagi menghargai orang lain dan melupakan hati nurani. Prof. Gunawan Sumodiningrat Ari Wulandari, S.S., M.A., PituturLuhur Budaya Jawa 1001 Pitutur Luhur untuk Menjaga Martabat dan

Kehormatan Bangsa dengan Nilai-Nilai Kearifan Lokal, (Yogyakarta : Narasi, 2014), 3.

Page 27: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

39

kebutuhan pribadi, tampaknya jarang ada. Sejak era kerajaan, pimpinan di

Jawa selalu ada keserakahan. Oleh sebab itu pemimpin Jawa perlu

menerapkan strategi pokok untuk mencapai memayu hayuning bawana

pada tataran kehidupan, yaitu : (1) strategi mengolah diri pribadi, olah

batin dan olah rasa; dan (2) strategi interaksi social; (3) strategi

berinteraksi dengan Tuhan.Ketiga strategi ini, hendaknya dinalar, dirasa,

dan dihayati sebagai sebuah perjuangan mencapai kedamaian dunia.60

2. Membawa damai sejahtera

Jika jadi pemimpin/penguasa itu untuk kehidupan bersama artinya guna

kesejahteraan keluarga, kesejahteraan rakyat, pemimpin ini dalam

melakukan kekuasaanya dengan cinta kasih artinya dengan kasih sayang,

sopan santun, hormat menghormati kepada siapapun. Pemimpin yang

seperti ini pasti penuh dengan tanggung jawab bukan saja

“tanggungjawab”, inilah pemimpin yang sejati yang selalu dicintai oleh

masyarakat. Pemimpin seperti ini perlu dicontoh dan bisa menjadi teladan.

3. Bertanggung Jawab

Nasehat selanjutnya, kalau semua orang sudah merasa sampai, artinya

kalau sudah merasa mampu mengemban tugas dan tanggung jawab

sebagai seorang pemimpin yang telah diserahkan kepadanya, maka

jangan takut menjadi seorang pemimpin;

4. Tidak Menepati Janji

Jika sudah jadi pemimpin kadang lupa dengan janjinya, dan tidak mau

kehilangan kedudukan. Tidak mau diganti karena merasa sudah nyaman,

berada dalam posisi yang basah dll. Nasehat yang ada, sebaiknya kamu

jangan meniru tingkah laku dan tindakan yang seperti itu, sebab manusia

harus mengakui bahwa kedudukan bisa hilang, jabatan bisa lepas, yang

lestari hanya nama dan pelayananan yang baik.

Ananging sapa bae kang dadi pemimpin bakal kadulu saka pakartine budi kang katon nalika wong mau wiwit ngecakaken panguwasane : (a) Yen dadi pemimpin/panguwasa amarga arep goleh panguripan, tegese golek banda, golek dhuwit, cak-cakane nggone mimpin bakal kadulu srakah angah-angah, rumangsa dupeh kuwasa, sapa sira sapa ingsun, adigang, adigung, adiguna, kang kerep

60

Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum., Memayu Hayuning Bawana Laku Menuju Keselamatan dan

Kebahagiaan Hidup Orang Jawa, (Jakarta : Narasi, 2013), 25.

Page 28: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

40

andel sora-seru utawa banter swarane, lan andel rosa = dupeh dadi panguwasa, duwe panguwasa, duwe panguwasa, banjur dak siya lan sewenang-wenang. Pemimpin kaya ngono manut filsafat Jawa iku ora bener, sabab ora njawani; (b) Yen dadi pemimpin/panguwasa iku kanggo kahuripan, tegese kanggo mulyane bebrayan, kanggo mulyaning kawula, pemimpin wau anggone ngecakake panguwasa mesthi ambeg darma, tegese kebak welas asih, tepa salira, menehi pakormatan menyang sepada-pada. Pemimpin kang kaya ngono mesti kebak tanggung jawab, dudu mung “tanggung menjawab”. Ya pemimpin kang kaya ngene iki sejatine kang tansah digandrungi deneng kawula. Mula patut tinulada lan dadiya kaca benggala; (c) Pitutur sabanjure, yen sira kabeh wis rumangsa gadug, tegese wis rumangsa sembada ngemban pakaryan kang dipasrahake, aja wedi dadi panguwasa; (d) Mung ya kuwi kang akeh, yen wis dadi pemimpin iku sok lali, lan emoh kelangan kalungguhan. Emoh yen diganti, amarga rumangsa wis mapan, ana papan teles, lan liya-liyane. Pitutur kang ana, becike sira ora kena niru pakarti lan tumindak kang kaya ngono, sabab manungsa kudu rumangsa yen drajat bisa oncat, pangkat bisa minggat, kang langgeng mung jeneng lan lelabuhan.

Kehidupan orang Jawa boleh dikatakan penuh dengan angger-angger dan

wewaler, aturan dan larangan, yang tujuan utamanya tiada lain adalah untuk

mengatur perilaku individu dan masyarakat agar memperoleh, ketenteraman

dan keselamatan hidup dunia dan akhirat. Tiga nilai dominan yang menjadi

acuan hidup orang Jawa, yaitu : 1) kolektivisme (kebersamaan); 2)

spiritualisme (kerohanian); dan 3) rasa kemanusiaan (tenggang rasa). Contoh

mengenai keberadaan dan kemenyatuan kolektivisme, spiritualisme, dan

kemanusiaan dalam adat tradisi Jawa yang pernah benar-benar mengikat

individu dan masyarakat, harus dipatuhi dan diamalkan, antara lain tampak

dalam peristiwa :61

(a) Memiliki rasa empati dengan ikut melayat (Tradisi kematian)

Jika terjadi sripah (kematian) di Jawa, tetangga dalam satu kampung

punya kewajiban moral dan sosial untuk melayat. Artinya, ikut

belasungkawa dengan secepatnya datang ke rumah keluarga yang berduka

(tanpa diundang), membantu meringankan beban penderitaan keluarganya.

(b) Persaudaraan yang tinggi (Rukun Tetangga)

Dalam pandangan tradisional, kampung halaman (lingkungan tempat

tinggal) di Jawa senantiasa dipahami sebagai milik bersama. Termasuk

sarana prasarana yang sengaja dibangun untuk kepentingan umum (jalan,

61

Iman Budhi Santosa, Spiritualisme Jawa Sejarah, Laku, dan Intisari Ajaran , (Yogyakarta :

Memayu Publishing, 2012), 13-18.

Page 29: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

41

rumah ibadah, saluran irigasi). Kecenderungan tersebut bukan hanya

berhenti pada hal-hal yang bersifat material, namun juga sampai pada

aspek-aspek non-material, seperti kesejahteraan, keamanan, dan

kerukunan.

Dalam struktur kehidupan di Jawa, masyarakat suatu kampung nyaris

terikat dalam semangat persaudaraan yang tinggi. Dan karena terikat

dalam semangat persaudaraan itulah, mereka wajib menjaga kenyamanan

dan kerukunan secara bersama-sama.

(c) Tenggang Rasa (Pembagian Kerja)

Sejak masa lalu, komunitas agraris di tanah Jawa telah mengenal semacam

“pembagian kerja tidak kentara” yang mengisyaratkan adanya semangat

kolektivisme, spiritualisme, dan kemanusiaan dalam masyarakat. Hal ini

disebabkan semangat patembayatan (kebersamaan) dan tenggang rasa

yang sudah mendarah daging bagi orang Jawa selama ini.

(d) Spiritualitas (Selamatan)

Selamatan merupakan salah satu tradisi yang menonjol dalam masyarakat

Jawa. Hampir dalam setiap peristiwa “besar” atau penting selalu diadakan

ritual selamatan. Seperti kelahiran anak, pernikahan, kematian, mendirikan

rumah, panen padi, dan lain-lain. Lepas dari wujud ritual yang dilakukan,

selamatan di Jawa jelas merupakan manifestasi spiritualisme yang dimiliki

oleh mereka.

2.2.4 MOTIVASI PEMIMPIN JAWA

Untuk meningkatkan produktivitas tidak cukup hanya kualitas sumber

daya manusia saja, pada dasarnya orang Jawa cukup mempunyai motivasi

kerja, namun tidak cukup mampu berorganisasi, sehingga banyak yang gagal

menjadi entrepreneur. Karenanya, patut segera diupayakan pengembangan

kemampuan berorganisasi ini, manajemen ini, agar tujuan pengembangan

sumberdaya manusia baik secara makro maupun mikro, secara nasional

maupun individual bisa dilaksanakan.62

62

Darmanto Jatman, Solah Tingkah Orang-Orang Indonesia Esai-Esai Tentang Transformasi

Budaya, (Semarang : Universitas Diponegoro, 1995), 5.

Page 30: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

42

Selain itu untuk menghadapi dan mengatasi permasalahan di dalam jemaat

mengenai pendeta, maka ada beberapa motivasi pendeta, sebagai berikut : (a)

Selaku manusia “biasa” dan warga gereja, seorang pendeta juga membutuhkan

dan berhak menerima pendampingan dan pelayanan pastoral63; (b)

Pendampingan pastoral kepada para pendeta akan meningkatkan mutu

pelayanan pendeta dan sumber daya manusia gereja, yang akan berdampak

positif bagi pengembangan gereja kita di masa depan; (c) Pendeta itu tidak

boleh dijadikan sekadar objek yang perlu dikasihani, dimana pendeta adalah

subjek bagi kehidupannya sendiri dan juga memiliki tanggung jawab sendiri.

Sebab itu, instansi pastoral yang kami usahakan tidak boleh dipandang sebagai

sekadar lembaga pelengkap atau penghiburan. Mengikuti pola pelayanan

Tuhan Yesus, kami justru memandang perlu bahwa tanggung jawab dan ke-

subjek-an pendeta dipulihkan dalam pelayanan pastoral. Hal ini tidak berarti

pelayanan pastoral itu sama dengan teguran atau peringatan resmi dari

atasan.64

2.2.5 PEDOMAN HIDUP PEMIMPIN JAWA

Pedoman hidup orang Jawa dalam mencari dan menemukan kebeningan

hati yang didambakan seperti kisah-kisah wayang sebagai berikut :

1. Resi Wisrawa-Dewi Sukesi (Bijak Menimbang Perkara yang Baik dan

Tidak Baik)65

Banyak orang menilai, memahami, dan menyimpulkan masalah

tertentu hanya berlandaskan benar-salah belaka. Padahal, di samping

benar-salah, terdapat juga : baik-buruk, menang-kalah, tepat-tidak tepat,

63

Isti lah pastoral dalam tulisan ini dipakai dalam arti positif dan menyeluruh, yaitu :

mendampingi untuk bertumbuh, dan bukan dalam arti sempit, yaitu pamerdi atau siasat gereja. 64

Dr. Andar Ismail, 163. 65

Kisah ini berawal ketika Prabu Danapati (Wisrana), putra da ri Resi Wisrawa ingin mengikuti sayembara yang dibuat Dewi Sukesi, dimana sayembara itu berisi siapa yang dapat mengubah

wujud Dewi Sukesi dari raseksi (raksasa perempuan) menjadi putri, akan dijadikan suami, dan dibekteni (dihormati, disujudi) seumur hidup. Menurut penilaian Resi Wisrawa, Danapati belum memiliki kesaktian yang mumpuni (menguasai dengan baik dan sempurna) untuk nyembadani (mewujudkan dengan kemampuan diri sendiri) syarat yang diajukan Dewi Sukesi. Maka

diputuskan, dirinya saja yang mengikuti sayembara atas nama sang anak. Nanti jika berhasil Dewi Sukesi akan diberikan pada Danapati. Akan tetapi, Dewi Sukesi menolak mentah-mentah karena dulu sumpahnya hanya akan mengabdi kepada orang yang dapat mengubah dirinya jadi

perempuan biasa. Dan orang itu adalah Resi Wisrawa, bukan Danapati.

Page 31: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

43

untung-rugi, pantas-tidak pantas, jujur-tidak jujur, dan masih banyak tolok

ukur lainnya.

2. Testimoni Drupadi (Berbuat dan Berkata Jujur)

Drupadi merupakan istri Yudhistira, sulung Pandawa, dimana ia belajar

dari Yudhistira, suaminya, yang telah mengajarinya berbuat dan berkata

jujur. Dengan kejujuran itu aku mampu menemukan dan mewujudkan

kekuatan perempuan yang selama ini tidak pernah dibayangkannya.

3. Guru Drona (Menjadi Guru Teladan)

Dalam jagad pewayangan, nama Pendeta Drona, atau menurut lidah

Jawa lazim disebut Dahyang Durna, sudah cukup dikenal dan terkenal.

Gara-gara menjadi penasihat Kurawa dan banyak menentukan gerak

langkah mereka yang dinilai salah, serakah, dan angkara murka, maka

Durna benar-benar dicap sebagai tokoh jelek di mata orang Jawa.

Demikian bencinya orang Jawa dengan Durna, sampai-sampai ketika

terjadi peristiwa sosial yang dinilai buruk, masyarakat sering berucap :

“Mesthi ana Durnane …” artinya, ada dalang semacam Durna yang

menganjurkan perbuatan buruk tersebut dilakukan.

Padahal, realitasnya Resi Durna adalah satu-satunya guru besar yang

diakui oleh Pandawa dan Kurawa karena telah mengajarkan berbagai ilmu

jaya kawijayan (ilmu kesaktian) saat mereka muda dulu. Guru artinya

adalah sosok yang digugu lan ditiru (diikuti/dipercaya dan ditiru). Dalam

pandangan yang lebih modern, seperti Ki Hajar Dewantara, seorang guru

haruslah bisa mewujudkan sikap : ing ngarsa sung tuladha, ing madya

mangun karsa, tut wuri handayani artinya, guru dituntut pula untuk

mampu menjadi pemimpin yang baik. Di depan menjadi teladan, di tengah

membangun semangat, di belakang tidak tinggal diam dan selalu

membangkitkan kepercayaan diri.66

4. Fenomena Semar (Tidak Pamrih)

Semar adalah pamomong Pandawa yang jempolan. Namun sesungguhnya,

Semar adalah „pesakitan‟, atau narapidana. Sebagai dewa, Ismaya menjadi

66

Iman Budhi Santoso, Manusia Jawa Mencari Kebeningan Hati Menuju Tata Hidup-Tata Krama

Tata Prilaku, (Yogyakarta : CV. Diandra Primamitra Media, 2013), 2-47.

Page 32: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

44

Semar karena harus menebus dosa. Menjalani hukuman Sanghyang

Tunggal gara-gara rebutan tua dengan Tejamaya agar dapat mewarisi

kekuasaan kahyangan serta jagad Tribuwana. Dengan kata lain, Ismaya

(Semar) dan Tejamaya (Togog) adalah sosok yang semula „haus

kekuasaan‟, akhirnya dapat terjungkal menjadi batur (Abdi) akibat punya

pamrih berlebihan, dimana Semar mengabdi pada Pandawa karena pamrih.

5. Durmuka-Drestakesti (Jujur dan Ikhlas)

Baik dalam kasunyatan hingga kisah wayang, jujur dan ikhlas benar-benar

sifat yang terpuji, langka, mahal; namun sering tidak popular. Dalam kisah

Mahabharata, ada empat tokoh Kurawa yang banyak sedikitnya telah

menunjukkan sifat jujur dan ikhlas, yaitu Dewi Dursilawati, Yuyutsu,

Durmuka, dan Drestaketi. Empat orang inilah yang lolos dari maut yang

sengaja diciptakan trah Bharata di Tegal Kurusetra, sehingga empat orang

ini menerima gelar karena keempat orang ini memiliki „kesaktian‟

melebihi saudara-saudaranya yang lain.

6. Tragedi Kumbakarna (Memiliki Hati yang Baik)

Kumbakarana adalah adinda dari Prabu Rahwana, meskipun berwujud

raksasa, namun hatinya baik, dan tidak menyetujui polah-tingkah sang

kakak yang ugal-ugalan sampai mencuri istri orang.

7. Sukasrana-Kalabendana (Cinta yang Tulus)

Sukasrana adalah seorang raksasa bungkik yang adik dari Sumantri

seorang ksatria. Sebagai wujud cintanya yang tulus kepada Sumantri,

kakaknya, Sukasrana telah berjasa besar memindahkan taman Sriwedari ke

keraton Maespati sehingga Sumantri berhasil sinengkakake ngaluhur

(dinobatkan) jadi patih oleh Prabu Arjunawijaya.

Sedangkan Ditya Kalabendana adalah seorang raksasa kerdil,

wajahnya tenang, jujur, dan bicaranya agak celat (gagu), paman dari

Gatotkaca. Paman Ditya Kalabendana sangat mencintai Gatotkaca,

keponakannya sehingga mau membantu Gatotkaca menjaga ksatrian

Plangkawati sekalian menemani Dewi Siti Sendari.

8. Sugriwa-Subali (Jangan Khawatir)

Potret kecil dari dunia ini layak dipetik sebagai gegebengan

Page 33: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

45

(pegangan, pedoman) bagai siapa pun yang fungsi perannya sering disebut

dengan ungkapan satiris sebagai „ban serep‟. Persoalannya, mereka yang

kebetulan berada pada posisi ini seringkali sesambat, mengeluh dalam hati

: “Kaningaya temen. Urip sepisan mung dadi ban serep, dadi tambel

butuh. Paribasan menang melu surak, kalah melu kepidak… (sia-sia benar.

Hidup sekali hanya menjadi cadangan, untuk menambal kebutuhan. Ibarat

menang ikut bersorak, kalah ikut terinjak)”.

Posisi serep belum tentu lebih asor (kalah) dibandingkan mereka yang

dipercaya sebagai garu laku, pinitaya dadi cucuk lampah (alat pembajak

sawah, dipercaya jadi pemimpin perjalanan) atau pun jadi manggala yuda

(senapati perang). Sebab, masing-massing memiliki fungsi peran berbeda.

Jika disanepakan dalam proses mengasah benda tajam, yang pertama

ibarat wungkal kasar (batu asah kasar), yang kedua adalah wungkal alus

(batu asah halus). Yang pertama untuk mbladhah gaman (menghilangkan

bekas kikiran dan menghaluskan benda tajam), yang kedua untuk

menghaluskan serta menajamkan. Semuanya perlu, sehingga orang yang

diposisikan seperti itu tidak harus merasa lebih rendah dan merasa

katiyasan nya (kesaktian atau kemampuannya) kalah disbanding yang

difungsikan sejak awal.

Contoh nyata bahwa orang yang menjadi serep dapat lebih sukses

dalam menyelesaikan kisah kehidupan, tampak pada kasus Subali dan

Sugriwa. Sejak kecil, Subali memang punya kelebihan dalam segala hal

dibanding adiknya.

Tanpa tedheng aling-aling (ditutup-tutupi lagi), awalnya yang jadi

peran utama adalah Subali. Karena dialah yang lebih sakti, sementara

Sugriwa nyaris hanya jadi ndherek wonten wingking (ikut serta tetapi

posisinya di belakang/bukan menjadi inti, tetapi semacam pelengkap).

Alias, jadi ban serep atau pelengkap, atau sekadar rewang-kadang

(membantu saudara).

Namun, apa yang terpampang dalam kasunyatan selanjutnya ternyata

meleset dari impian Subali. Gara-gara salah tafsir terhadap apa yang

dipesankan kakaknya perihal darah merah dan darah putih yang mengalir

Page 34: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

46

dari gua, justru sang adiklah yang memperoleh anugerah dewata. Sungguh

di luar dugaan memang, karena Sugriwa yang fungsi perannya dalam

kasus Gua Kiskenda hanya jadi ban serep, ternyata malah berhasil

menyunting Dewi Tara dan sinengkakake ngaluhur (derajatnya dinaikkan)

oleh dewata serta mukti wibawa (hidup senang) jadi raja Gua Kiskenda.

Karena itulah, kita tidak perlu was-was. Siapa pun, kapan pun, dapat

saja berfungsi sebagai orang pertama, atau orang kedua. Namun, karena

jasa pemain cadangan, atau ban serep, atau bibit sulaman itulah seringkali

gancaring lelakon (lancarnya suatu proses kejadian) dapat sukses terwujud

hingga tancep kayon (akhir pertunjukkan wayang kulit di pagi hari yang

ditandai dengan kayong/gunungan ditancapkan oleh dalang di tengah-

tengah kelir) nanti.

9. Anggada Duta hingga Pandawa Dadu (Mempunyai Pendirian Teguh)

Ungkapan ela-elu, katut-keplurut, kegandheng-kegeret, kegendeng-

keceneng67, menggambarkan perbuatan seseorang atau banyak orang yang

posisinya mirip gerbong kereta api. Dalam wujud yang lebih hidup, sikap

perbuatannya dapat juga disamakan dengan rombongan itik atau kambing

yang tengah digembalakan. Artinya, apa yang diperbuat bukannya murni

atas pendapat pribadi yang kokoh teruji, melainkan hanya karena ditarik

atau tertarik sikap pendapat orang lain yang dianggap benar.

Di Jawa, sikap perbuatan ela-elu dianggap buruk dan banyak dicela

oleh masyarakat sekelilingnya. Karena ela-elu dapat dijabarkan melu-

melu, ikutan, mrana melu mrana-mrene melu mrene (ke sana ikut ke sana,

ke sini ikut ke sini). Sekali waktu ikut si A dan menolak si B, namun lain

waktu justru berbelok ikut si B dan menyalahkan si A. Keadaan tersebut,

mungkin karena dia tidak memiliki „daya tawar‟ yang cukup untuk

menolak ajakan si A, sehingga terpaksa mengikutinya. Tetapi, bisa juga

lantaran si B memberikan iming-iming yang menggiurkan. Dan ketika apa

yang didambakan pada si A tidak tercapai, segera saja dia putar haluan

mengikuti ajakan lain yang dirasa lebih menguntungkan. Inilah sikap yang

67

Ikut ketarik ke sana – ke mari. Gambaran orang yang tidak mempunyai pendirian kokoh

sehingga mudah terpengaruh oleh sikap pendapat orang lain.

Page 35: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

47

dimiliki oleh Anggada Duta68 dan Pandawa Dadu69.

10. Gandarwa70 Hutan Kamiyaka (Berpegang pada Prinsip)

Konon, dalam kisah wayang, Amartapura dulunya adalah hutan

Kamiyaka yang juga gudang memedi. Namun, Pandawa berhasil

menaklukkan para jin penunggunya dan mengubah hutan seram itu

menjadi negeri yang gemah ripah tata tentrem kertaraharja (makmur,

tertata, tenteram, aman, selamat dan sejahtera). Maka, jika para memedi

berhasil melakukan inkarnasi ke dalam dunia kebudayaan modern, apakah

kita harus mengalah dan kalah oleh mereka? Sebab, seperti nasihat para

sesepuh, mengalahkan memedi itu sebenarnya mudah. Bekal utamanya

adalah „tatag-teteg-teguh-tanggon‟ (watak atau sifat yang kuat selalu

berpegang pada prinsip). Artinya, melawan memedi harus dengan cara

memedi, bukan dengan cara manusia biasa (melawan kejahatan harus

dengan cara mengenali kejahatan itu sendiri).

11. Sapa Sira Sapa Ingsung (Menciptakan Kerukunan dan Menghargai

Orang Lain)

Hampir semua wulang-wuruk mengenai tata hidup, tata laku, dan tata

karma di Jawa bertujuan untuk mewujudkan ketenteraman hidup lahir

batin, dunia akhirat. Sedangkan salah satu upaya mewujudkan

ketenteraman tersebut adalah dengan menciptakan kerukunan. Di mana

inti dari kerukunan dalam filosofi Jawa adalah ngajeni liyan (menghormati

orang lain). Menghargai dan menghormati orang lain dengan cara

68

Ketika Anggada diutus Sri Rama mengukur kekuatan Alengkadiraja, dia ketemu Rahwana. Dalam pertemuan tersebut Rahwana menghasut Anggada dengan memberitahu bahwa yang

membunuh ayahnya, Resi Subali adalah Sri Rama karena bel um pernah mendengar sama sekali kisah tadi, Anggada terkejut dan langsung naik pitam. Ia kembali ke pesanggrahan, dan mengamuk mau membunuh Sri Rama. Untunglah Anoman da pat menaklukkan dan menyadarkan

saudara sepupunya itu. Setelah insyaf, Anggada kembali ke Alengka untuk menebus kesalahannya. Dari perjalanannya yang kedua ia berhasil mencuri mahkota Rahwana dipersembahkan kepada Sri Rama. Dalam kisah ini, ela-elu-nya Anggada berakhir dengan positif. Ia berhasil mengubah ela-elu yang dilakukan dengan sikap pil ihan yang tepat sebagai seorang

prajurit. 69

Dalam Pandawa Dadu, nasib Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, dan Drupadi juga jadi ikut buram karena kegandheng-kegeret atau kegendeng-keceneng sikap Yudhistira, sang kakak, yang nekat melayani Kurawa bermain dadu. Meskipun kalah, demi etos ksa tria yang dibelanya, Yudhistira

tidak mau berhenti sampai l incin tandas modal dan kehormatannya, hingga tega menjadikan istrinya, Drupadi, sebagai taruhan di meja judi. Akibat kekalahan tadi, mereka menerima hukuman pembuangan selama tiga belas tahun. 70

Nama-nama hantu di Jawa.

Page 36: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

48

meletakkan nilai atau derajat orang lain lebih tinggi daripada diri sendiri.

Maka, seluruh tatanan hidup di Jawa selalu mengandung dua aspek

tersebut : rukun dan ngajeni liyan. Dan percaya tidak percaya, semangat

hidup orang Jawa yang masih ngenggoni Jawane (menempatkan diri pada

adat tradisi budaya Jawa) adalah menciptakan patembayatan

(persaudaraan), bukan menumbuhkembangkan sikap perilaku : sapa sira-

sapa ingsun; siapa kamu, siapa aku.

Apabila dicermati, ungkapan sapa sira-sapa ingsun setara dengan

vonis yang menyatakan : status atau nilai kamu lebih rendah dari diriku,

sedangkan aku lebih tinggi segala-galanya daripada kamu. Dari bahasa

saja sudah tampak, bagaimana orang lain dipanggil sira (kamu) dalam

posisi rendah, dan aku disebut sun (ingsun) yang berarti lebih tinggi

sehingga ungkapan ini sering digunakan raja ketika menyebut dirinya.

Apabila yang bersangkutan masih menghargai orang yang dituju tentu

kesetaraan derajatnya tetap dijaga. Dengan demikian, dia akan

menggunakan penyebutan aku dan sira, atau ingsun dan panjenengan

(kamu dalam bahasa karma inggil/bahasa halus di Jawa).

Maka, tidak mengherankan jika unen-unen ini sering dipakai dalam

dialog pewayangan sebagai awal mula terjadinya perang (konflik), di

mana orang lain sudah dianggap buruk, salah, menjadi musuh, dan harus

diletakkan di bawah. Mengenai kerukunan dan rasa hormat, orang Jawa

sering mengaca pada kisah Pandawa-Kurawa dalam Mahabharata.71

Ketika terjadi pertikaian atau konflik, akal pikiran waras selalu tidak

digunakan lagi. Padahal, yang merasa benar belum tentu pilihannya tepat,

yang salah belum tentu kalah, yang baik bisa saja mengalami jungkir balik.

Dan manakala semua itu terjadi, nasihat di Jawa sudah menyatakan : bener

during mesthi pener, salah during mesthi kalah, becik bisa kuwalik. Ketika

terjadi congkrah (permusuhan), orang Jawa diharapkan untuk ingat pada

unen-unen : rukun agawe santosa crah agawe bubrah (rukun membuat

71

Meskipun bersaudara karena sama-sama trah Bharata, namun anak-turun Pandu dan Destarata

ini tidak pernah rukun. Senantiasa crah, congkrah (percekcokan, permusuhan), dan tidak saling menghormati secara akut. Puncaknya, Kurawa cures (mati semua/tidak ada yang hidup) dan Pandawa sukses menobatkan Parikesit menjadi raja Hastina. Namun, setelah Bharatayuda pun

kebesaran Pandawa juga musnah, dan akhirnya muks a : mati satu demi satu.

Page 37: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

49

sentosa, bertengkar membuat rusak semuanya), Terlebih ketika pada

relung hatinya yang paling dalam masih tersisa nilai-nilai tepa salira,

lembah manah, momor momot nggendhong nyunggi (tenggang rasa,

bersikap merendah/tidak tinggi hati, bercampur-lebur menyatu

menggendong-menyunggi), agaknya sikap perilaku menghargai dan

menghormati orang lain juga akan bertunas kembali kelak kemudian hari.

2.2.6 KEPEMIMPINAN JAWA

Kepemimpinan Jawa, meliputi :

a. Psikologi Kepemimpinan Jawa : Mawas Diri

Meniti perjalanan kepemimpinan kita, memang menggoda. Mulai dari

tuding-menuding, lengser-melengser, jegal-menjegal, dan akhirnya jatuh

pada persoalan puas dan tak puas.

Lima pegangan utama seorang pemimpin, yaitu :

1. pimpinan harus menyingkirkan nafsu pancadriya, seperti sifat : (a) cengil

(upaya menyengsarakan pihak lain); (b) panasten (hati mudah terbakar

jika orang lain mendapat kenikmatan); (c) kemeren (iri hati); (d) dahwen

(senang mencampuri urusan orang lain); (e) gething (kebencian), dan

sebagainya.72

2. pemimpin harus patuh kepada raja yang ada dalam dirinya, yaitu hati

Hati adalah raja tubuh manusia yang amat menentukan segalanya. Hati

adalah penentu segalanya. Karena itu, seorang pemimpin perlu

memperhatikan penyakit hati yang mungkin timbul. Di antara penyakit

hati tersebut antara lain, nafsu ingin berkuasa terus-menerus, kumingsun

(sombong diri), dan ingin menang sendiri. Tindakan semacam ini, bukan

dilandasi hati yang terdalam (nurani).

3. Pemimpin selalu bertindak dengan laku hening (kejernihan pikir, batin),

heneng (penuh pertimbangan), hawas (waspada), eling (ingat kepada

Tuhan), dan wicaksana (bijaksana).

4. pimpinan harus taat pada nasehat guru

Maksudnya, pimpinan perlu memiliki penasihat yang handal. Hanya saja,

72

Suwardi Endraswara, Falsafah Hidup Jawa, (Yogyakarta : Cakrawala, 2006), 171-173.

Page 38: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

50

seringkali nasehat tersebut kurang dimanfaatkan secara optimal. Atau,

bahkan seringkali nasihat tersebut ada yang memiliki tendensi tertentu,

yang hanya menguntungkan suatu kelompok – ini jelas berbahaya.

5. Pimpinan harus mengasihi terhadap sesama

Kasih sayang adalah sangat mahal bagi seorang pimpinan. Kasih sayang

tak hanya diwujudkan dalam bantuan material, melainkan pemberian

keadilan dan kepercayaan pada rakyat. Rakyat menginginkan bahwa

keadilan, kesejahteraan, dan ketenteraman adalah milik bersama.

Dari lima hal tersebut, seorang pimpinan dapat melakukan refleksi diri.

Hal ini menegaskan bahwa mawas diri adalah kunci keberhasilan seorang

pimpinan. Pimpinan hendaknya mampu mengolah hati dengan cara mawas

diri (mulat sarira). Dalam kaitan ini orang Jawa mengenal tiga falsafah

psikologis mawas diri, yaitu sikap rumangsa handarbeni, wani

hangrungkebi, mulat sarira hangrasa wani artinya, merasa memiliki,

berani membela demi keadilan dan kebenaran, serta mau mawas diri.

Pemimpin yang mampu berbuat demikian, akan bisa rumangsa (mampu

merasakan) penderitaan rakyat, dan bukan sebaliknya rumangsa bisa

(ingin disanjung, sombong, dan sok tahu).73

Tepa selira adalah bagian dari mawas diri. Secara psikologis, tepa

selira akan memberikan tuntunan kebijaksanaan seorang pemimpin.

Namun demikian, tepa selira tak berarti harus meninggalkan aspek lain.

Karenanya, pimpinan dituntut benar-benar jeli dalam menerapkan prinsip

ini. Maksudnya, pimpinan memang tak dibenarkan berjiwa balas dendam,

karena sifat satu ini hanya akan menyulut permusuhan.

b. Ideologi Pemimpin Jawa

Ideologi kepemimpinan Jawa yang selalu dipegang teguh tak lain

seperti diterakan dalam Serat Adigama, meliputi : (1) sihsamastabuwana,

artinya memiliki sifat kasih sayang pada dunia sekelilingnya, (2)

dwiyacitra, artinya mampu mengantisipasi segala situasi, (3) ginong

pratidina, tiap saat menciptakan harmoni dalam kehidupan yang mapan,

(4) dirotsaha, membela hak-hak yang lemah.

73

Ibid, 174-175.

Page 39: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

51

Hal senada juga dikemukakan dalam Serat Suryaraja, bahwa seorang

pemimpin Jawa hendaknya menguasai empat hal, yaitu : (a) amulacantra,

artinya senantiasa memperhatikan perubahan dunia sekelilingnya, (b)

pandamprana, artinya bersikap transparan dalam olah intelektual dan

mengambil langkah-langkah positif dalam pemerintahan, (c) sundaracitra,

artinya agung dan lembut dalam menjatuhkan hukuman pada yang

bersalah, (d) dayakuwera, artinya bersedia berkorban dengan

melimpahkan kepada kawula alit yang membutuhkan bantuan.

Oleh sebab itu, Ki Hajar Dewantara memberikan ideologi

kepemimpinan Jawa : ing ngarso sung tulodo, memberikan contoh

sedemikian sehingga orang akan mengikuti atas dasar keyakinan, ing

madya mangun karso, mendorong kemauan dan kreativitas mereka sendiri,

sementara tut wuri handayani, membantu perkembangan inisiatif dan

tanggung jawab. Dengan demikian, seorang pemimpin harus memiliki

kualitas sebagai penunjuk jalan, atau pengasuh, yang mendorong,

memimpin dan membimbing mereka yang harus dididik (asuhannya).74

c. Pemimpin Jawa Ideal

1. Memiliki Lima Belas Sifat

Dalam Serat Negarakertagama, terdapat 15 sifat Patih Gadjah Mada

yang patut diteladani oleh pemimpin bangsa. Namun, dari 15 sifat tersebut

ada yang masih relevan dengan kondisi kepemimpinan termaksud adalah :

(a) wignya, artinya bijaksana dalam memerintah. Ia penuh hikmah dalam

menghadapi berbagai kesukaran. Akhirnya bisa berhasil menciptakan

ketenteraman; (b) mantriwira, pembela yang berani karena benar; (c)

wicaksaneng naya, bijaksana dalam sikap dan tindakan. Kebijaksanaannya

selalu terpancar dalam setiap perhitungan dan tindakan, baik ketika

menghadapi lawan maupun kawan, bangsawan maupun rakyat jelata; (d)

matangwan, memperoleh kepercayaan karena tanggung jawabnya yang

besar sekali dan selalu menjunjung tinggi kepercayaan yang dilimpahkan

di atas kepalanya; (e) satya bhakti aprabu, bersikap setia dengan hati yang

74

Niels Mulder, Ideologi Kepemimpinan Jawa, dalam Hans Antlov, Sven Cederroth, P. Soemitro (terj.), Kepemimpinan Jawa : Perintah Halus, Pemerintahan Otoriter, (Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia, 2001), 84.

Page 40: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

52

tulus ikhlas; (f) wagmi wak, pandai berpidato dan berdiplomasi

mempertahankan atau meyakinkan sesuatu; (g) sarjjawopasama, berwatak

rendah hati, berbudi pekerti baik, berhati emas, bermuka manis dan

penyabar; (h) dhirotsaha, terus menerus bekerja rajin dan sungguh-

sungguh; (i) tan lalana, selalu tampak gembira meskipun di dalamnya

sedang gundah gulana; (j) diwyacitta, mau mendengarkan pendapat orang

lain dan bermusyawarah; (k) tan satrisna, tidak memiliki pamrih pribadi

untuk menikmati kesenangan yang berisi girang dan birahi; (l) sih-

samasta-bhuwana, menyayangi seluruh dunia sesuai dengan falsafah

hidup bahwa segala yang ada di dunia sesuai dengan falsafah hidup bahwa

segala yang ada di dunia ini adalah fana, bersifat sementara; (m) ginong

pratidina, selalu mengerjakan yang baik dan membuang yang buruk; (n)

sumantri, menjadi abdi yang senonoh dan sempurna kelakuannya; (o)

anayaken musuh, bertindak memusnahkan musuh, meskipun sebenarnya

selalu menjalin kasih sayang kepada sesama.75

2. Menjadi Sumber 3 K

Kewajiban seorang pemimpin ada enam yang harus ditaati, yakni, (a)

nut wiradat, artinya mengikuti upaya dan usaha manusia dengan penuh

tanggung jawab; (b) nyangkul sagawene, artinya menjalankan tugas

sepenuh hati, tak banyak menolak dan berkomentar. Kritis boleh saja

asalkan benar, namun sikap setia justru lebih baik apabila pekerjaan itu

mulia. Karena itu, pemimpin perlu menjalankan tugas dengan wekel (rajin

dan sungguh-sungguh) dan tawakal (berserah diri kepada Tuhan); (c)

mbiyantu Negara sakadare, artinya mau membantu kesejahteraan dan

ketenteraman rakyat menurut kemampuannya. Bantuan diberikan dengan

ikhlas dan tanpa pamrih; (d) ngowel ing kapitunan, artinya lebih hati-hati

menjalankan tugas; (e) milu rumeksa pakewuh, artinya ikut menjaga dan

mempertahankan dengan sepenu hati. Jika ada masalah, tak saling

melempar, tapi harus bertanggung jawab; (6) murinani rusake praja,

artinya selalu mengetahui kesulitan rakyat banyak. Tentunya, lalu ingin

mencari jalan keluar. Termasuk di dalamnya selalu memperhatikan suara

75

Suwardi Endraswara, op.cit, 177-182.

Page 41: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

53

rakyat.76

Adapun larangan bagi seorang pemimpin, ada lima hal, yaitu : (1) aja

akarya giyuh, artinya jangan sampai seorang pemimpin justru membuat

kerusuhan atau masalah. Termasuk jangan menjadi dalang kerusuhan dan

masalah; (2) aja karya isin, artinya pemimpin jangan sampai membuat

malu diri sendiri dan kroninya. Pemimpin harus bersih dan berwibawa; (3)

aja rusuh ing pangrengkuh, artinya pemimpin diharapkan mampu

melindungi warga, jangan sampai membuat rasa khawatir rakyat; (4) aja

mrih pihala, artinya seorang pemimpin jangan sampai berbuat yang tak

terpuji. Pemimpin adalah tauladan rakyat. Jika sekali berbuat salah,

apalagi menyalahgunakan jabatan dan wewenang akan dinilai jelek oleh

rakyat; (5) aja kardi nepsu, artinya jangan sampai seorang pemimpin

mudah marah, tanpa alasan yang jelas. Pemimpin sebaiknya banyak

senyum kedamaian.

Pemimpin yang baik, sebaiknya menjadi sumber tiga hal (tiga K) yang

selalu didambakan rakyat, yaitu :

a. kasenengan (kesenangan)

Pemimpin harus mampu menciptakan kesenangan, dengan cara

menghargai pendapat rakyat, dan bersikap demokratis. Karena itu,

pemimpin yang otokratik, biasanya tidak disukai rakyat. Itulah

sebabnya, diharapkan ada pemimpin yang bisa manjing ajur-ajer,

artinya bisa menyatu dengan hati rakyat. Kesenangan pemimpin juga

kesenangan rakyat, bukan sepihak.

b. kasugihan (kekayaan)

Yakni, pemimpin yang mampu menciptakan kemakmuran dan

kesejahteraan sangat diharapkan.

c. ketenteraman, yaitu pemimpin yang berwatak sabda pandhita ratu

Artinya, pemimpin yang taat pada janji dan sumpah. Jabatan sebagai

amanat yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan.

Karenanya, dalam segala sikap dan tindakannya dapat menenteramkan

hati rakyat.

76

Ibid. loc.cit.

Page 42: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

54

3. Falsafah kepemimpinan ideal, yang memiliki ciri-ciri : (a) orang-orang

yang suci dan ikhlas memberikan ajaran dan bimbingan hidup sejahtera

lahir dan batin kepada rakyat, seperti para pendeta dan pembantu-

pembantunya serta seperti kyai dn santri-santrinya; (b) orang-orang dari

keturunan baik-baik, berkedudukan pantas, yang ahli, yang rajin

menambah pengetahuan, yang hidup berkecukupan dan yang jujur. Itulah

persyaratan guru yang berkecukupan dan yang jujur; (c) orang-orang yang

paham akan hukum-hukum agama, yang beribadah dan tak ragu-ragu akan

kebenaran Tuhan, yang suka bertapa, yang tekun mengabdi masyarakat

dan yang tidak mengharapkan pemberian orang lain; (d) pemimpin harus

patuh kepada raja yang ada dalam dirinya, yaitu hati Hati adalah raja tubuh

manusia yang amat menentukan segalanya. Hati adalah penentu segalanya.

Karena itu, seorang pemimpin perlu memperhatikan penyakit hati yang

mungkin timbul. Di antara penyakit hati tersebut antara lain, nafsu ingin

berkuasa terus-menerus, kumingsun (sombong diri), dan ingin menang

sendiri. Tindakan semacam ini, bukan dilandasi hati yang terdalam

(nurani).77

d. Pegangan Pemimpin Jawa : Sastra Jendra

1. Menguasai Ngelmu Tuwa

Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu mengajarkan

pemimpin sejati, pinilih, yakni, pemimpin yang kewahyon (menerima

wahyu), bukan pemimpin yang sekedar tergoda nafsu berkuasa.

Sastra tersebut ingin menggambarkan bahwa kepemimpinan ada

hubungannya dengan faktor keturunan. Keturunan orang baik, boleh jadi

akan menurunkan pemimpin baik pula. Begitu pula sebaliknya, pemimpin

yang jelek, akan memunculkan figur pemimpin yang serakah. Berarti,

pemimpin memang terkait dengan konsep tradisi bibit-bobot-bebet,

artinya, keturunan, kedudukan, kewibawaan (kepandaian) akan

mempengaruhi pemimpin berikutnya.

Sastra berarti tulisan (ilmu) rahasia dan Jendra berarti raja

(pemimpin), Hayuningrat berarti keselamatan dunia. Negara akan

77

Ibid. loc.cit.

Page 43: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

55

tenteram, manakala seorang pemimpin mampu menjalankan Pangruwating

Diyu, artinya ilmu untuk menghancurkan nafsu angkara (diyu). Sastra

Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu bermakna jika pemimpin

berpegang pada ilmu rahasia, yakni mampu menumpas angkara murka,

maka Negara akan selamat. Tentu saja, pemberantasan angkara murka

harus bersikap bijak.

2. Memimpin dengan akal budi

Belajar dari kisah Sastra Jendra tersebut, kini saat pemimpin bangsa

mulai harus menata diri, artinya memimpin bangsa ini dengan akal budi

dan bukan lagi dengan nafsu. Pemimpin yang memanfaatkan akal budi,

tentu tak akan segampang memberikan ampunan pada orang yang belum

jelas bersalah.

e. Tiga Kategori Pemimpin Jawa

Menurut Babad Tanah Jawa, ada tiga kriteria seorang pemimpin

bangsa dan Negara, yakni, mereka yang tergolong pemimpin nistha,

madya, utama.78

1. pemimpin yang tergolong nistha, adalah mereka gila terhadap harta

kekayaan (melikan arta).

Pemimpin semacam ini, biasanya ingin menyunat hak-hak kekayaan

rakyat dengan aneka dalih dan cara. Harta kekayaan rakyat diatur

sedemikian rupa, sehingga tampak legal, kemudian dikuasai semaunya

sendiri. Biasanya, pemimpin nistha tersebut banyak dalih (julig) dan alibi

bertubi-tubi. Dia pandai bersilat lidah, seakan-akan bisa merebut hati

rakyat, padahal ada pamrih. Pemimpin tipe ini hanya akan

menyengsarakan rakyat terus-menerus.

2. Pemimpin tergolong madya

Bercirikan dua hal, yakni, (a) pemimpin yang mau memberikan sebagian

rejekinya kepada rakyat. Pemberian disertai niat tulus dan keikhlasan.

Apalagi, kalau ada rakyat yang minta. Pemimpin madya, tak berusaha

menggemukkan badan sendiri sementara rakyat di kanan kiri jatuh miskin

tujuh turunan. Pemimpin madya, mau memberi sebagian harta tetapi tidak

78

Ibid, 188-191.

Page 44: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

56

boros; (b) pemimpin yang mampu menghukum rakyat yang berbuat dosa

dengan sikap adil.

3. Pemimpin yang tergolong utama memiliki ciri bersikap berbudi

bawaleksana

Artinya, mau memberikan sesuatu kepada rakyat secara ikhlas lahir

batin. Mereka juga tidak mengharapkan apa-apa dari rakyat, kecuali hanya

pengabdian yang sesuai kewajibannya. Kecuali itu, mereka juga memiliki

sikap teguh janji. Apa yang dijanjikan harus ditepati. Terlebih lagi janji

kepada Tuhan, melalui sumpah jabatan.

Pemimpin utama (sejati) harus berjiwa asih asah asuh. Maksudnya,

kata asih berarti cinta terhadap orang lain (bawahan, rakyat), kata asah

berarti menggosok agar yang dipimpin semakin tajam pemikirannya, dan

kata asuh berate ngemong (mengayomi).79

2.3 PENDETA GKJ (Gereja Kristen Jawa)

2.3.1 PENDETA DALAM GKJ

a. Menurut Pokok-Pokok Ajaran GKJ

Pokok-pokok Ajaran GKJ, Minggu ke-11, Tanya/jawab 103, dibicarakan

Tata Kehidupan Gereja. Gereja dipahami sebagai religius, yang dipimpin

oleh Majelis Gereja (T/J 111) yang disusun atas dasar prinsip bahwa setiap

orang percaya jabatan imamat am, sehingga bentuk kepemimpinan yang

tepat adalah dewan. Majelis Gereja dibentuk melalui pemilihan dari dan

oleh anggota gereja setempat (T/J 113). Sifat kepemimpinan adalah

pelayanan (T/J 114), yang diwujudkan dalam tugas mengatur oleh penatua,

tugas mengajar oleh pendeta, dan tugas pelayanan oleh diaken. Jadi

pendeta adalah pelayan gereja yang tugas utamanya adalah mengajar.

Pendeta bersama-sama dengan Penatua dan Diaken, mengemban tugas

menyelenggarakan kepemimpinan gereja yang bersifat pelayanan dan

bukan penguasaan.

79

Ibid. loc.cit.

Page 45: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

57

b. Dalam Tata Gereja/Tata Laksana

Tata Gereja GKJ dalam penjelasan (Bab 1, butir 15) menyebut bahwa

pendeta adalah pejabat gerejawi yang dipilih, dipanggil, dan

ditahbiskan/diteguhkan oleh jemaat secara khusus untuk melayani jemaat

Tuhan dengan penuh waktu, yang tugas utama mengajar.80 Tentang status

kependetaan antara lain disebutkan bahwa pendeta GKJ pada hakikatnya

adalah pelayan penuh waktu, dan tidak dapat merangkap sebagai tenaga

penuh waktu di lembaga lain (Pasal 7.3).

2.3.2 Pandangan GKJ Terhadap Suku dan Bahasa Seorang Pendeta

Berkebudayaan Jawa, terbuka bagi segala etnis. Komunitas jemaat Kristen

berkebudayaan Jawa ini terbentuk berawal dari adanya orang-orang Jawa yang

memeluk agama Kristen, lalu terbentuklah Pasamuan Kristen Jawi. Dari

situlah kemudian terbentuk GKJ yang mempunyai latar belakang budaya

Jawa. Gereja yang berkebudayaan Jawa inilah harus terus diperjuangkan

untuk bertahan.

GKJ awalnya merupakan gereja kesukuan yang berkebudayaan Jawa. Hal

itulah rupanya yang menjadikan keharusan bagi pendeta GKJ untuk

menguasai bahasa Jawa. Namun, Pdt. Widyatmo81 menyatakan selama

menjalani pendidikan calon pendeta tidak ada mata kuliah tentang bahasa

Jawa. Hanya saja memang ada pelajaran khusus bahasa Jawa untuk

mahasiswa asal GKJ atas inisiatif dosen-dosen Jawa. Namun demikian,

pendeta GKJ tidak harus berasal dari etnis Jawa. Dari suku apapun bisa

menjadi pendeta GKJ asal menguasai budaya Jawa. Memang tidak

sembarangan karena sebagai saringan, dia harus hidup dulu di tengah

komunitas jemaat Jawa.

Awalnya GKJ adalah salah satu gereja terbesar di Indonesia, merupakan

gereja suku atau hanya beranggotakan jemaat etnis Jawa. Namun, seiring

berjalannya waktu, sama seperti gereja-gereja di seluruh dunia, mengakui

tentang gereja yang am atau bersifat umum bagi semua orang, seperti yang

80

Sinode GKJ, op.cit., 6. 81

Pdt. Widyatmo merupakan Pendeta Emeritus dari GKJ Semarang Barat.

Page 46: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

58

tertuang dalam pengakuan iman atau syahadat. Dengan demikian GKJ tidak

hanya berjemaat orang Jawa.82

2.3.3 Pandangan GKJ Terhadap Gender Seorang Pendeta

Kebanyakan warga jemaat yang merasa yang menjadi pendeta itu hanyalah

laki-laki karena laki-laki dipandang lebih tangguh di dalam menghadapi

persoalan di dalam jemaat, laki-laki lebih kuat di dalam melayani, laki-laki

lebih tegas di dalam mengambil keputusan. Hal demikian yang menyebabkan

banyak pendeta perempuan GKJ yang memerlukan jawaban tentang apa,

siapa, mengapa dan bagaimana dirinya dipandang dari perspektif laki-laki dan

perempuan, sehingga menjadi pergumulan serius di dalam diri para pendeta

perempuan GKJ saat ini berkenaan dengan identitas dirinya.

Menanggapi pergumulan yang dialami oleh kebanyakan pendeta

perempuan GKJ ini, maka Pdt. Andreas Untung Wiyono mengemukakan

bahwa ada tiga penyebab munculnya masalah, yaitu : 1) dasar pijakan warga

jemaat/masyarakat pada umumnya tidak/belum cukup kuat; 2) pemahaman

jati diri tidak sesuai dengan persepsi dan harapan umat; 3) kesalahan atau

kekurangan pada desain awal di dalam persepsi kependetaan yang

berpengaruh pada deskripsi fungsi dan peran; 4) faktor internal dan/atau

eksternal.83

2.3.4 ASAS KEPEMIMPINAN GKJ

Kekhasan asas kepemimpinan di Gereja Kristen Jawa (GKJ) mempunyai

dua sisi yaitu : pertama, sisi Ilahi, sebagai buah penyelamatan Allah, gereja

dengan kehidupannya dipimpin oleh Allah, melalui bekerjanya Roh Kudus di

dalam gereja dengan Alkitab sebagai alat-Nya; kedua, sisi manusiawi, sebagai

kehidupan religius yang diciptakan dan diselenggarakan oleh orang-orang

percaya yang adalah manusia, gereja dengan kehidupannya dipimpin oleh

manusia, atas kehendak Allah dalam kebijaksanaan-Nya.84

82

googleweblight.com/?lite_url=http://thomasatmojo.blogspot.com 83

Pendapat ini diungkapkan oleh Pdt. Andreas Untung Wiyono di dalam Seminar Sehari BPK

Bapelsin XXVI GKJ, pada tanggal 8 Juni 2015 di LPP Sinode Yogyakarta dengan topic Pendeta Perempuan GKJ dalam perspektif Laki -Laki dan Perempuan. 84

Sinode GKJ, Peraturan Kesejahteraan Pendeta dan Karyawan Gereja-Gereja Kristen Jawa,

(Salatiga : Sinode GKJ, 2004).

Page 47: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

59

Gereja Kristen Jawa (GKJ) memahami asas kepemimpinan gereja itu

dilaksanakan dengan pedoman bahwa apa yang diputuskan dan atau dilakukan

oleh manusia dalam kepemimpinan gereja harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada Allah. Pemimpin gereja tidak mungkin

mempertanggungjawabkan keputusannya atau tindakannya kepada Allah

secara langsung. Oleh karena itu, untuk menentukan suatu keputusan atau

tindakan pemimpin gereja dapat dipertanggungjawabkan kepada Allah atau

tidak, dipakai tiga tolok ukur yang berjenjang.

Tolok ukur yang tertinggi ialah Alkitab adalah ajaran gereja yang dibuat

berdasarkan Alkitab untuk menjadi pegangan bagi gereja di dalam

kehidupannya dan di dalam pelaksanaan fungsinya, dan yang terakhir ialah

peraturan gereja yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang

dirumuskan di dalam ajaran gereja.

Bentuk kepemimpinan GKJ yaitu berdasarkan watak gereja sebagai

kehidupan bersama religius yang didalamnya setiap orang percaya memiliki

jabatan imamat am, yaitu bahwa setiap orang percaya adalah imam di hadapan

Tuhan, maka yang paling tepat bagi kepemimpinan gereja ialah bentuk dewan.

Dalam bentuk dewan lahirlah kepemimpinan gereja yang lazim disebut

Majelis Jemaat. Bertolak dari kedudukan imamat am bagi setiap orang

percaya lahirlah dua asas, yaitu : Pertama, setiap orang percaya mempunyai

kedudukan yang sama di hadapan Allah, itu berarti sama juga kedudukannya

di dalam gereja Allah, oleh karena itu kepemimpinan gereja tidak

menempatkan seseorang di atas sesama orang percaya dan atas dasar itu

kepemimpinan gereja yang paling tepat ialah kepemimpinan yang terdiri dari

beberapa orang percaya yang mempunyai kedudukan sama atau sederajat yang

merupakan suatu dewan. Kedua, setiap orang percaya berhak menjadi anggota

dewan pimpinan gereja, oleh karena itu, keanggotaan di dalam dewan

kepemimpinan gereja dibatasi untuk jangka waktu tertentu, untuk memberi

kesempatan kepada sebanyak mungkin orang percaya ikut serta di dalam

kepemimpinan gereja.

Majelis gereja sebagai dewan pimpinan gereja dibentuk terdiri dari orang-

orang percaya anggota gereja yang dipilih dari dan oleh anggota-anggota

Page 48: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

60

gereja. Karena keberadaan gereja adalah keberadaan dalam lingkup pekerjaan

penyelamatan Allah, maka pada hakikatnya isi kepemimpinan gereja adalah

justru pelayanan, tepatnya pelayanan di dalam pekerjaan penyelamatan Allah.

Oleh karena itu, mereka yang duduk di dalam majelis gereja adalah hamba-

hamba Allah. Secara asasi isi kepemimpinan gereja yang merupakan

pelayanan adalah memerintah atau mengatur, yang kemudian melahirkan

jabatan gerejawi yang disebut pendeta, dan memelihara yang kemudian

melahirkan jabatan gerejawi yang disebut diaken.

Pandangan Warga Terhadap Kepemimpinan GKJ : (a) Corak

kepemimpinan utama yang dirasakan menonjol adalah yang demokratis di

samping corak kepemimpinan yang progesif dan hierarkhis; (b) Corak

kepemimpinan bukan utama di dalam gereja adalah yang kharismatis dan atau

kebapaan/paternalistis. Kedua corak ini memperlihatkan pandangan Jawa

terhadap pemimpinnya; (c) Corak kepemimpinan menyimpang di dalam

gereja rupa-rupanya kurang diminati, yaitu yang tradisional, pasif, birokratis,

otoriter, tunggal, dan feudal; (d) Corak kepemimpinan modern adalah menjadi

dambaan warga gereja, walaupun belum menjamin restu segenap warga

terhadap corak kepemimpinan modern ini, sebab bagi warga gereja angkatan

lama masih tidak rela adanya perubahan terhadap hal-hal yang telah mapan

dalam tata kekristenan Jawa, semua yang baru walaupun mungkin baik karena

merupakan bukti dari kemampuan gereja mengaktualisasikan diri, itu dilihat

dari kemodernan pemimpin gereja yang dalam hal tersebut dipandang terlalu

permisif. Sebaliknya, bagi kaum muda, sebutan modern bagi kepemimpinan

gereja, bagi pendeta dan majelis misalnya terasa positif. Sehubungan dengan

itu hidup kegerejaan tidak kaku dan tidak kolot. Jika toh kenyataannya

demikian ini, maka ini ada di dalam gereja-gereja yang pemimpin-

pemimpinnya telah sedikit banyak mengalami peremajaan.85

2.3.5 KEWAJIBAN PENDETA GKJ

Adapun kewajiban pendeta GKJ, yaitu (1) menjaga dan menjunjung tinggi

85

Tim Benih yang Tumbuh Sinode XVII -GKJ, GKJ Gereja-Gereja Kristen Jawa Benih yang Tumbuh dan Berkembang di Tanah Jawa, Yogyakarta : Taman Pustaka Kristen (TPK) Gunung Mulia, 1988,

63-64.

Page 49: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

61

nama baik gereja atau lembaga gereja (2) melaksanakan tugas sesuai dengan

tanggung jawab yang dibebankan gereja atau lembaga gereja.86

2.3.6 ATURAN GKJ TERHADAP PROSES PEMANGGILAN

PENDETA

Pendeta sebagaimana dimaksud dalam Tata Gereja GKJ Pasal 10, Ayat 2

dipilih dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Syarat-syaratnya, meliputi : (1) Warga dewasa GKJ atau gereja lain yang

seasas, tidak sedang dalam penggembalaan khusus dan dipandang layak

untuk menjadi seorang Pendeta; (2) Telah menamatkan studi teologi

sekurang-kurangnya pada jenjang S1 dari pendidikan teologi yang

didukung oleh Sinode GKJ; (3) Bersedia menerima Pokok-pokok Ajaran

GKJ serta Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ; (4) Memiliki kemampuan

dan bersedia untuk menjadi Pendeta sebagai panggilan spiritual; (5) Syarat

tambahan dapat ditentukan Majelis Gereja sesuai dengan konteks

kebutuhan setempat sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa syarat-

syarat di atas.87

b. Proses Pemanggilan, Pemilihan dan Penahbisan/Peneguhan, meliputi :

(1) Proses pemanggilan, pemilihan dan penahbisan/peneguhan Pendeta

melibatkan Klasis dan Sinode GKJ; (2) Pemanggilan Pendeta dari seorang

yang belum berjabatan Pendeta dilakukan melalui proses pencalonan,

pemilihan, pemanggilan, pembimbingan, pendampingan, ujian calon

Pendeta, vikariat dan penahbisan sesuai peraturan Sinode GKJ; (3)

Pemanggilan Pendeta dari seorang yang sudah berjabatan Pendeta dari

GKJ lain dilakukan melalui proses pencalonan, pemilihan, pemanggilan

dan peneguhan sesuai peraturan Sinode GKJ; (4) Pemanggilan Pendeta

dari seorang yang sudah berjabatan Pendeta dari gereja lain yang seasas

dilakukan melalui proses pencalonan, pemilihan, pemanggilan,

pembimbingan, pendampingan, percakapan gerejawi dan peneguhan

86

Sinode GKJ, Peraturan Pembimbingan dan Ujian Calon Pendeta Sinode Gereja-Gereja Kristen Jawa, (Salatiga : Sinode GKJ, 2003). 87

Sinode GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa , (Salatiga : Sinode GKJ, 2015),

111-113.

Page 50: BAB II PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA)...PENDETA GKJ (GEREJA KRISTEN JAWA) 2.1 PENDETA . 2.1.1 SIAPA ITU PENDETA? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah : (1) orang

62

sesuai peraturan Sinode GKJ.88

88

Sinode GKJ, 111-113.