bab ii pemahaman terhadap taman penitipan anak ii.pdf · permendiknas no. 58 tahun 2009 atau acuan...
TRANSCRIPT
9
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP
TAMAN PENITIPAN ANAK
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan membahas tentang teori – teori mengenai Taman
Penitipan Anak, studi objek sejenis dan dan spesifikasi umum.
2.1.1 Taman Penitipan Anak
Pada sub bab ini akan membahas tentang teori – teori mengenai anak
usia dini dan Taman Penitipan Anak. Teori tersebut antara lain pengertian
10
Taman Penitipan Anak, tujuan program layanan Taman Penitipan Anak,
prinsip umum pendidikan anak usia dini, prinsip-prinsip penyelenggaraan
TPA, jenis – jenis TPA.
2.1.1.1 Pengertian Taman Penitipan Anak
Ada beberapa pengertian Taman Penitipan Anak dari berbagai
sumber yaitu sebagai berikut :
a. Taman Penitipan Anak merupakan salah satu bentuk layanan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menyelenggarakan
program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan
sosial terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.
(Kementrian Pendidikan, 2013 : 4).
c. TPA sebagai suatu wahana yang merupakan lembaga sosial
melaksanakan usaha kesejahteraan anak melalui kegiatan
sosialisasi, rawatan, asuhan dan pendidikan anak khususnya
balita, sebagai upaya yang menunjang keluarga dalam
melaksanakan sebagian fungsinya untuk memberikan
perlindungan dan pemenuhan hak-hak anaknya, (Direktorat Bina
Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 1995 : 4-5)
d. Taman Penitipan Anak adalah satu bentuk layanan Pendidikan
Anak Usia Dini yang berfungsi sebagai pengganti keluarga
dalam jangka waktu tertentu bagi yang orang tuanya yang dalam
suatu hal tidak memiliki waktu untuk mengasuh dan mendidik .
TPA ini menyelenggarakan program pendidikan sekaligus
pengasuhan terhadap anak sejak lahir sampai usia enam tahun
dengan prioritas anak usia empat tahun kebawah. (Kementrian
Pendidikan, 2013 : 8)
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa Taman Penitipan
Anak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang bersifat
non formal yang menjalankan program pengasuhan, pendidikan dan
kesejahteraan sosial sebagai pengganti keluarga dalam jangka waktu tertentu
bagi yang orang tuanya yang dalam suatu hal tidak memiliki waktu untuk
11
mengasuh dan mendidik terhadap anak umur tiga bulan sampai usia enam
tahun.
2.1.1.2 Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak dengan rentan usia antara 0 sampai
dengan 6 tahun. Pada usia ini merupakan masa kritis dari pertumbuhan, masa
ini merupakan masa keemasan (golden age) dan merupakan saat yang paling
tepat untuk mengembangkan kecerdasan anak dan membentuk karakternya.
Dalam masa golden age perkembangan kecerdasan anak-anak lebih cepat
berkembang, karena perkembangan otak anak sampai umur empat tahun bisa
mencapai 50% dan terus berkembang hingga 80% saat anak mencapai umur
delapan tahun dan 20% sisanya di dapat setelah anak berumur delapan tahun
keatas. (Kharismayadhi, 2013 : 8)
1. Perkembangan anak
Perkembangan anak berdasarkan perkembangan biologisnya telah
dirumuskan menjadi tiga fase perkembangan yaitu:
a. Fase I
Yaitu pada usia 0-7 tahun yang di sebut masa anak kecil dan
kegiatan pada fase ini hanyalah bermain
b. Fase II
Yaitu pada usia 7-14 tahun yang di sebut masa anak atau masa
sekolah dimana kegiatan anak sudah mulai belajar di sekolah
c. Fase III
Yaitu pada usia 14-21 tahun yang di sebut dengan masa remaja atau
pubertas, masa ini adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa
(Hastuti, 2012 : 33).
Perkembangan anak berdasarkan perkembangan psikologisnya
telah dibagi perkembangan anak menjadi 5 fase perkembangan, yaitu:
a. Fase I (0-1 tahun), Pada fase ini perkembangan sikap subyektif menuju
obyektif
12
b. Fase II (1-4 tahun), pada fase ini makin meluasnya hubungan pada
benda-benda sekitarnya, atau mengenal dunia secara subyektif
c. Fase III (4-8 tahun), pada fase ini individu memasukan dirinya ke dalam
masyarakat secara obyektif, adanya hubungan diri dengan lingkungan
sosial dan mulai menyadari akan kerja, tugas serta prestasi
d. Fase IV (8-13 tahun), pada fase ini mulai munculnya minat ke dunia
obyek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain
dan sekitarnya secara sadar
e. Fase V (13-19 tahun), pada fase ini, mulai menemukan diri yaitu syntesa
sikap subyektif dan obyektif (Hastuti, 2012 : 42).
2. Karakteristik dan Kecerdasan Anak
Karakteristik dalam perkembangan anak usia dini memiliki ciri khas, baik
secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Anak usia dini adalah individu yang
sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
(Hastuti, 2012 : 117). Secara rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai
berikut:
a. Usia 0-1 tahun
- Mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk,
berdiri dan berjalan
- Mempelajari keterampilan menggunakan panca indra seperti melihat, meraba,
mencium, mendengar dan mengecap dengan memasukan setiap benda ke mulut
- Mempelajari komunikasi sosial
b. Usia 2-3 tahun
- Sangat aktif mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya
- Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa
- Anak mulai mengembangkan emosi
c. Usia 4-6 tahun
- Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai
kegiatan
- Perkembangan bahasa juga semakin baik
13
- Perkembangan kognitif (daya fikir) sangat pesat, ditunjukan dengan rasa ingin
tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar
- Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial
(Hastuti, 2012 : 117-119).
2.1.1.3 Tujuan Program Layanan Taman Penitipan Anak
Menurut Petunjuk Teknis Penyelengaraan Taman Penitipan Anak
tujuan dari didirikan Taman Penitipan Anak antara lain :
1. Mengoptimalisasi tumbuh kembang anak dalam pengasuhan,
pendidikan, perawatan, perlindungan dan kesejahteraan.
2. Mengganti sementara peran orangtua selama bekerja/ditinggal.
2.1.1.4 Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak
Menurut Petunjuk Teknis Penyelengaraan Taman Penitipan Anak,
untuk mendukung mewujudkan anak usia dini yang berkualitas, maju,
mandiri, demokrasi, dan berprestasi, maka prinsip filsafat pendidikan di TPA
dapat dirumuskan menjadi:
1. Tempa
Yang dimaksud dengan tempa adalah untuk mewujudkan kualitas
fisik anak usia dini melalui upaya pemeliharaan kesehatan,
peningkatan mutu gizi, olahraga yang teratur dan terukur, serta
aktivitas jasmani sehingga anak memiliki fisik kuat, lincah, daya
tahan dan disiplin tinggi.
2. Asah
Asah berarti memberi dukungan kepada anak untuk dapat belajar
melalui bermain agar memiliki pengalaman yang berguna dalam
mengembangkan seluruh potensinya. Kegiatan bermain yang
bermakna, menarik, dan merangsang imajinasi, kreativitas anak untuk
melakukan, mengekplorasi, memanipulasi, dan menemukan inovasi
sesuai dengan minat dan gaya belajar anak.
3. Asih
14
Asih pada dasarnya merupakan penjaminan pemenuhan kebutuhan
anak untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh yang dapat
merugikan pertumbuhan dan perkembangan, misalnya perlakuan
kasar, penganiayaan fisik dan mental dan ekploitasi.
4. Asuh
Melalui pembiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk
membentuk perilaku dan kualitas kepribadian dan jati diri anak dalam
hal:
a. Integritas, iman, dan taqwa;
b. Patriotisme, nasionalisme dan kepeloporan;
c. Rasa tanggung jawab, jiwa kesatria, dan sportivitas;
d. Jiwa kebersamaan, demokratis, dan tahan uji;
e. Jiwa tanggap (penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi), daya
kritis dan idealisme;
f. Optimis dan keberanian mengambil resiko;
g. Jiwa kewirausahaan, kreatif dan profesional.
2.1.1.5 Jenis – jenis Taman Penitipan Anak
Secara umum menurut buku Petunjuk Teknis Penyelengaraan Taman
Penitipan Anak TPA terbagi menjadi dua jenis, yaitu berdasarkan waktu
layanan dan tempat penyelengaraan:
1. Berdasarkan waktu layanan
a. Full day
TPA Full day diselenggarakan selama satu hari penuh dari jam
7.00 sampai dengan 16.00, untuk melayani anak-anak yang
dititipkan baik yang dititipkan sewaktu-waktu maupun dititipkan
secara rutin/setiap hari.
b. Semi day/Half day
TPA semi day/half day diselenggarakan selama setengah hari dari
jam 7.00 s/d 12.00 atau 12.00 s/d 16.00. TPA tersebut melayani
anak yang telah selesai mengikuti pembelajaran di Kelompok
15
Bermain atau Taman Kanak-kanak, dan yang akan mengikuti
program TPA pada siang hari.
c. Temporer
TPA yang diselenggarakan hanya pada waktu- waktu tertentu saat
dibutuhkan oleh masyarakat. Penyelenggara TPA Temporer bisa
menginduk pada lembaga yang telah mempunyai izin operasional.
Contohnya: di daerah nelayan dapat dibuka TPA saat musim
melaut, musim panen didaerah pertanian dan perkebunan, atau
terjadi situasi khusus seperti terjadi bencana alam dll.
2. Berdasarkan tempat penyelenggaraan
a. TPA Perumahan
TPA yang diselenggarakan di komplek perumahan untuk
melayani anak-anak di sekitar perumahan yang ditinggal bekerja
oleh orangtua mereka.
b. TPA Pasar
TPA yang melayani anak-anak dari para pekerja pasar dan anak-
anak yang orangtuanya berbelanja di pasar.
c. TPA Pusat Pertokoan
Layanan TPA yang diselenggarakan di pusat perkantoran. Tujuan
utamanya untuk melayani anak-anak yang orangtuanya bekerja di
kantor pemerintahan/swasta tertentu namun tidak menutup
kemungkinan TPA ini melayani anak - anak di luar pegawai
kantor.
d. TPA Rumah sakit
Layanan yang diberikan selain untuk karyawan rumah sakit juga
melayani masyarakat di lingkungan Rumah Sakit.
e. TPA Perkebunan
16
Taman Penitipan Anak (TPA) Berbasis Perkebunan adalah
layanan yang dilaksanakan di daerah perkebunan. Layanan ini
bertujuan untuk melayani anak-anak pekerja perkebunan selama
mereka ditinggal bekerja oleh orangtua.
f. TPA Perkantoran
Layanan TPA yang diselenggarakan di pusat perkantoran. Tujuan
utamanya untuk melayani anak-anak yang orang tuanya bekerja di
kantor Pemerintahan/Swasta tertentu namun tidak menutup
kemungkinan TPA ini melayani anak- anak di luar pegawai
kantor.
g. TPA Pantai
Layanan TPA Pantai bertujuan untuk mengasuh anak-anak para
nelayan dan pekerja pantai, namun tidak menutup kemungkinan
melayani anak-anak disekitar daerah tersebut.
Tempat penyelenggaraan TPA seperti contoh diatas bisa
berkembang sesuai kebutuhan masyarakat, dengan
mengembangkan layanan diberbagai tempat seperti: di komplek
Indusri, tempat-tempat nelayan dan pekerja pantai, namun tidak
menutup kemungkinan melayani anak-anak disekitar daerah
tersebut.
h. TPA Pabrik
Layanan TPA Pabrik bertujuan untuk melayani anak-anak para
pekerja Pabrik namun tidak menutup kemungkinan melayani
anak-anak disekitar daerah tersebut.
Tempat penyelenggaraan TPA seperti contoh diatas bisa berkembang
sesuai kebutuhan masyarakat, dengan mengembangkan layanan diberbagai
tempat seperti: di komplek, tempat-tempat nelayan dan pekerja pantai,
namun tidak menutup kemungkinan melayani anak-anak disekitar daerah
17
tersebut. Bagi TPA yang memberikan layanan secara temporer, jadwal
kegiatan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan anak.
2.1.1.6 Komponen Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak
Menurut Petunjuk Teknis Penyelengaraan Taman Penitipan Anak
komponen penyelenggara Taman Penitipan Anak meliputi:
1. Kurikulum
a. Lingkup kurikulum
Kurikulum TPA mencakup seluruh aspek perkembangan anak
yakni:
1) Nilai agama dan moral
2) Fisik: Motorik Kasar, Motorik Halus
3) Kognitif
4) Bahasa
5) Sosial Emosional
b. Acuan Kurikulum
Kurikulum yang digunakan mengacu standar perkembangan anak
Permendiknas No. 58 tahun 2009 atau acuan lainnya yang sesuai.
2. Peserta Didik
a. Sasaran
1) Sekurang-kurangnya berusia 3 bulan sampai 6 tahun, prioritas
anak yang orangtuanya bekerja.
2) Dimungkinkan anak diatas usia PAUD, apabila diperlukan
b. Pengelompokkan Usia
Kegiatan pengasuhan dan bermain TPA dilakukan dengan cara
dikelompokan berdasarkan usia, dengan pengelompokan sebagai
berikut:
1) 3 bulan - < 2 tahun
2) 2 tahun - < 4 tahun
3) 4 tahun - < 6 tahun
Apabila jumlah anak dalam kelompok usia banyak, maka dapat
dibuat kelompok kecil dengan pengelompokkan sebagai berikut:
18
1) 3 bulan - < 12 bulan
2) 12 bulan - < 18 bulan
3) 18 bulan - < 24 bulan
4) 2 tahun - < 3 tahun
5) 3 tahun - < 4 tahun
6) 4 tahun - < 5 tahun
7) 5 tahun - < 6 tahun
3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
a. Guru
1) Kualifikasi
S1 atau D4 jurusan Pendidikan/Psikologi Anak. (Permendiknas
No. 58 Tahun 2009)
2) Kompetensi
a) Memiliki Kompetensi Profesional;
b) Memiliki Kompetensi Pedagogik;
c) Memiliki Kompetensi Sosial;
d) Memiliki Kompetensi Kepribadian;
3) Kewajiban
a) Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak;
b) Mengembangkan rencana pembelajaran sesuai dengan tahapan
perkembangan anak;
c) Mengelola kegiatan bermain untuk anak sesuai dengan
tahapan perkembangan dan minat anak;
d) Melaksanakan penilaian sesuai dengan kemampuan yang
dicapai anak.
b. Guru Pendamping
1) Kualifikasi
a) Lulusan DII PGTK dari perguruan tinggi yang terakreditasi
atau;
b) SMA dan memiliki sertifikat pelatihan PAUD.
2) Kompetensi
19
1) Memiliki Kompetensi Kepribadian;
2) Memiliki Kompetensi Profesional;
3) Memiliki Kompetensi Pedagogik;
4) Memiliki Kompetensi Sosial.
3) Kewajiban
a) Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak;
b) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran;
c) Membantu mengelola kegiatan bermain sesuai dengan tahapan
perkembangan anak;
d) Membantu dalam melakukan penilaian tahapan perkembangan
anak.
c. Pengasuh
1) Kualifikasi
a) Lulusan SMA sederajat.
b) Memiliki sertifikat atau surat keterangan pernah mengikuti
pelatihan pengasuhan anak.
2) Kompetensi
a) Memahami dasar pengasuhan;
b) Terampil melaksanakan pengasuhan;
c) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis
anak.
3) Kewajiban
a) Membantu guru dan guru pendamping sesuai keperluan;
b) Melakukan perawatan kebersihan anak;
c) Memperhatikan makan dan minum pada anak sesuai dengan
standar gizi;
d) Merawat kebersihan fasilitas yang digunakan anak;
e) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis
anak;
f) Menjaga dan merawat kebersihan lingkungan;
d. Pengelola
20
1) Kualifikasi
a) Lulusan SMA dan memiliki sertifikat pelatihan Pengelolaan
kelembagaan PAUD/TPA;
b) Berpengalaman menjadi guru PAUD minimal 2 tahun.
2) Kompetensi
a) Memiliki Kompetensi Kepribadian;
b) Memiliki Kompetensi Profesional;
c) Memiliki Kompetensi Manajerial;
d) Memiliki Kompetensi Sosial.
3) Kewajiban
a) Membuat Rencana Anggaran Belanja Lembaga;
b) Mengelola dan mengembangkan lembaga dalam pelayanan
pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan;
c) Mengkoordinasikan pendidik dalam melaksanakan tugasnya di
lembaga;
d) Mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga;
e) Menjalin kerjasama dengan lembaga/instansi lain.
e. Rasio Guru/Guru Pendamping Dengan Anak
Rasio Guru dengan anak disesuaikan dengan kelompok usia yang
dilayani:
1. Kelompok usia 0 - <1 tahun rasio 1 : 4 anak;
2. Kelompok usia 1 - <2 tahun rasio 1 : 6 anak;
3. Kelompok usia 2 - <3 tahun rasio 1 : 8 anak;
4. Kelompok usia 3 - <4 tahun rasio 1 : 10anak;
5. Kelompok usia 4 - <5 tahun rasio 1 : 12 anak;
6. Kelompok usia 5 - 6 tahun rasio 1 :15 anak.
Apabila dalam kelompok usia tertentu jumlah anak melebihi rasio
tersebut, maka jumlah guru dilipatkan. Contoh jumlah anak usia 1 - <2
tahun berjumlah 9 anak, maka jumlah guru yang membimbing
sebanyak 2 orang. Berarti rasio guru dan anak 1:4.
2.1.1.7 Pengelolaan Taman Penitipan Anak
21
Menurut Petunjuk Teknis Penyelengaraan Taman Penitipan Anak
pengelola Taman Penitipan Anak meliputi:
a. Penyelenggaraan Program Lembaga
1) Pengelolaan TPA menerapkan manajemen berbasis masyarakat,
artinya masyarakat selain sebagai pengguna jasa juga sebagai
sumber dan fasilitator.
2) TPA yang sudah terakreditasi disarankan untuk melakukan audit
untuk menjamin transparansi dan penjaminan mutu layanan.
b. Pengelolaan Program Pembelajaran
1) Penataan Lingkungan Bermain
a) Penataan lingkungan bermain disesuaikan dengan tahapan
perkembangan anak, untuk mendukung perkembangan motorik,
bahasa, sosial emosi, kognitif, dan nilai agama serta moral.
b) Penataan ruangan memenuhi standar keamanan, kesehatan, dan
perlindungan anak.
c) Penataan lingkungan sedapat mungkin mengenalkan anak dengan
lingkungan rumah dan kegiatan sehari-hari anak di dalam
keluarga.
2) Pengembangan Kemampuan Pengetahuan
Dasar dan Pembiasaan. Sepanjang anak berada dalam lingkungan
lembaga TPA, dari anak datang sampai pulang merupakan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran mencakup bidang
pengembangan kemampuan perilaku dan pengembangan
kemampuan dasar. Pengembangan dua bidang tersebut dilakukan
melalui kegiatan bermain dan pembiasaan.
3) Kegiatan Bermain
a) Kegiatan bermain dikembangkan untuk mengembangkan
kemampuan pengetahuan dasar yang terdiri dari; pengetahuan
berbahasa, matematika, seni, sains, dan sosial dengan cara yang
menarik dan menyenangkan.
22
b) Kegiatan bermain mencakup; kegiatan bermain sensori motorik,
bermain imajinatif/peran, dan manipulatif/pembangunan.
c) Kegiatan bermain untuk anak usia 0-2 tahun dilakukan secara
individu dan kelompok kecil.
d) Kegiatan main untuk anak usia 2-6 tahun dilaksanakan secara
individu, kelompok kecil maupun kelompok besar.
4) Kegiatan Bermain di dalam dan di luar ruangan
a) Kegiatan bermain dilakukan di dalam dan di luar ruangan secara
seimbang.
b) Kegiatan bermain di dalam ruangan dapat dilakukan juga di luar
ruangan.
c) Alat permainan yang digunakan di dalam dapat juga digunakan
di luar ruangan.
5) Pembentukan Pembiasaan
a) Kegiatan untuk mengembangkan karakter dilakukan melalui
pembiasaan, mencakup: nilai-nilai agama dan moral, sopan
santun, disiplin, dll.
b) Pembentukan pembiasaan dilakukan sejak anak datang, saat
bermain, saat transisi, hingga anak pulang.
c) Pembentukan pembiasaan termasuk diantaranya: saling menyapa
saat datang, menyimpan alat di tempat masing-masing, tertib saat
mengantri, mentaati aturan main, merapikan kembali alat main
yang sudah digunakan, mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan, berdoa sebelum dan sesudah makan, saling berbagi
makanan, tertib dan menjaga kebersihan saat toileting, tetap
tenang saat waktu tidur, tenang menunggu dijemput, dsb.
6) Kegiatan dalam satu hari
a) Kegiatan harian selama anak di TPA mencerminkan aktivitas apa
saja yang akan dilakukan anak selama satu hari.
23
b) Aktivitas yang tercermin dalam kegiatan harian mencakup
pengembangan pengetahuan dasar melalui bermain dan
pembiasaan kehidupan sehari-hari.
c) Kegiatan anak di TPA dapat diatur sebagai berikut:
(1) Kegiatan Penyambutan
Kegiatan ini merupakan transisi anak dari rumah untuk
melakukan kegiatan pembelajaran di TPA.
(2) Kegiatan anak bermain bebas
(3) Kegiatan anak di Sentra Bermain
Kegiatan ini dilakukan anak bersama Pendidik yang mencakup:
(1) Penataan lingkungan bermain
(2) Pijakan sebelum bermain
(3) Pijakan selama bermain
(4) Pijakan sesudah bermain atau mengingat kembali setelah
bermain (recalling)
(5) Membereskan/merapikan kembali
(6) Makan Bersama
(7) Tidur Siang/istirahat
(8) Mandi sebelum pulang ke rumah.
(9) Kegiatan untuk menyerahkan anak kepada orangtua.
Contoh jadwal anak usia 1-6 tahun di TPA
Tabel 2.1 Contoh Jadwal Kegiatan Anak Usia 1-6 Tahun Di TPA
No Waktu Kegiatan
1 07.30 Anak datang
2 08.00 Jurnal pagi
3 08.30
Main di luar (pengalaman gerakan kasar)
4 08.30
Main di luar (pengalaman gerakan kasar)
5 08.30 Main di luar (pengalaman gerakan kasar)
24
6 09.00 Transisi (toilet training)
7 09.30 Snack pagi
8 10.00 Kegiatan di Sentra (usia 2 - 6 tahun)
9 12.00 Makan Bersama
10 12.30 Transisi
11 12.40 Persiapan tidur siang
12 13.00 Tidur siang (dongeng sebelum tidur)
13 15.00 Mandi
14 15.30 Bermain Bebas
15 16.00 Pulang
Sumber : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak 2013
Untuk kegiatan bayi, jadwal bersifat fleksible. Stimulasi dilakukan
dalam bentuk pengasuhan bersama. Contoh Aktivitas di TPA:
a. Usia 3-6 bulan
Tabel 2.2 Contoh Aktifitas Bermain Anak Usia 3-6 Bulan Di TPA
No Kegiatan Main Alat/Bahan Tujuan/Aspek
yang
Dikembangkan
1 Latihan dan stimulasi
tengkurap dengan dada
diangkat dan kedua
tangan menopang,
sambil meraih benda-benda
di depannya.
Mainan, bola,
botol susu, dll.
Bayi belajar
meraih benda di
depannya.,dan
tengkurap dengan
dada diangkat dan
kedua tangan
menopang,
memperkuat
kemampuan motorik
kasar.
2 Latihan dan stimulasi
merangkak. Gelindingkan
bola ke
arah bayi atau menjauhi
bayi,
Bola. Bayi belajar
merangkak, melatih
gerakan
otot motorik
kasar, menggerakkan
25
merangkaklah bersama
bayi untuk membuat
bayi meniru merangkat
mengambil bola
kaki dan tangan
secara teratur dan
merangkak
seimbang dalam
jangka waktu
tertentu
3 Latihan duduk dengan
sedikit bantuan.
Pangku bayi, atau
dudukkan bayi di atas
lantai, beri sedikit
bantuan, lakukan
sambil membacakan
buku, menyuapi, atau
memberikan susu.
Karpet, tikar,
alas duduk,
mainan, buku
cerita.
Bayi belajar
duduk, saat
dipangku,
pengasuh/pendidik
dapat
membacakan
buku, ini akan
mengembangkan
kemampuan
bahasa,
memperkuat
motorik kasar dan
halus
4 Bermain ciluk ba,
memanggil dan menyebut
nama, bersenandung lagu
Melatih pendengaran
dan
penglihatan,
mengenal nama
diri
5 Melihat foto Sediakan foto-foto
keluarga
Sosial emosi
Sumber : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak 2013
b. Usia 6-9 bulan
Tabel 2.3 Contoh aktifitas bermain anak Usia 6-9 bulan di TPA
No Kegiatan Main Alat/Bahan Aspek Yang
Dikembangkan
1 Merangkak ke segala
Arah
Tempatkan mainan di
segala arah
Motorik kasar
2 Memegang alat tulis Sediakan crayon/pensil Motorik halus
26
dan mencorat-coret berwarna di atas meja
3 Mengajak anak
membaca buku
Bacakan buku dengan
menyebutkan benda-
benda yang ada dalam
buku.
Bahasa
Sumber : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak 2013
c. Usia 9-12 bulan
Tabel 2.4 Contoh aktifitas bermain anak Usia 9-12 bulan di TPA
No Kegiatan Alat/Bahan Aspek Yang
Dikembangkan
1 Bermain tangkap bola Sediakan bola Motorik kasar
2 Menyusun benda Siapkan kardus-
kardus bekas
Kognisi dan
Motorik
3 Mengoceh atau
mengeluarkan suara
Sediakan
boneka jari
Bahasa
4 Melatih anak makan
bersama dengan
anggota keluarga
Sosial emosi
Sumber : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak 2013
d. Usia 12-18 bulan
Tabel 2.5 Contoh aktifitas bermain anak Usia 12-18 bulan di TPA
No Kegiatan Alat/ Bahan Aspek Yang
Dikembangkan
1 Meremas/ merobek Kertas, tas plastik untuk
diremas/dirobek
Motorik halus
2 Menjumput benda Manik-manik, biji-
bijian, kaleng, botol,
dll.
Motorik halus
3 Melatih makan Piring, sendok dari
plastik dan makanan
Kemandirian
27
4 Mengisi/ kosongkan Berbagai wadah, benda,
biji-bijian, dll
Sosial emosi,
Kognisi
Sumber : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak 2013
d. Usia 18-24 bulan
Tabel 2.6 Contoh aktifitas bermain anak Usia 18-24 bulan di TPA
Sumber : Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak 2013
2.1.1.8 Sarana dan Prasarana
Menurut Menurut Petunjuk Teknis Penyelengaraan Taman Penitipan
Anak ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki merupakan salah satu
faktor pendukung terhadap penyelenggaraan program TPA. Sarana dan
prasarana dalam Taman Penitipan Anak merupakan hal pokok yang harus
ada karena anak akan banyak menghabiskan waktu di TPA. Menurut
Petunjuk Teknis Penyelengaraan Taman Penitipan Anak sarana dan
prasarana yang diperlukan paling tidak sebagai berikut:
No Kegiatan
Main
Alat/Bahan Aspek Yang
Dikembangkan
1 Meremas/ merobek
Kertas, tas plastik untuk
diremas/ dirobek
Motorik halus
2 Menjumput benda Manik-manik, biji-bijian,
ka-leng, botol, dll.
Motorik halus
3 Melatih makan Piring, sendok dari
plastik dan makanan
Kemandirian
4 Mengisi/kosongkan Berbagai wadah, benda,
biji-bijian, dll
Sosial emosi,
Kognisi
5 Main lompat tali,
berjalan di atas titian,
berayun, memanjat,
melompat, meloncat
Tali, papan
titian, ayunan,
bingkai panjat
Motorik kasar
6 Main berbagai alat
musik, main dengan
kaleng-kaleng dan
botol-botol, dll.
Berbagai alat musik
perkusi, kaleng-kaleng
dan botol-botol bekas
yang diisi
biji-bijian.
Melatih
pendengaran,
motorik halus,
kecerdasan musical
28
a Tempat belajar
1) Lingkungan
Lingkungan belajar terdiri dari ruang dalam dan ruang luar.
Keduanya digunakan untuk kegiatan bermain anak. Lingkungan
belajar harus memenuhi kriteria kebersihan, aman secara fisik
maupun dari ketakutan atau tekanan. Untuk langkah pengamanan
pintu dan jendela harus selalu terkunci, hanya dapat dibuka oleh
pengasuh agar anak tidak dapat keluar sendiri tanpa pengawasan.
TPA harus mempunyai sistem pengawasan yang baik agar anak-
anak yang berada di dalamnya aman dan tertib. Pengawasan sudah
harus dimulai semenjak anak datang sampai pulang, sehingga
orang tua menerima anaknya kembali dalam keadaan aman tanpa
cidera.
2) Prasarana Belajar
a) Gedung
Program TPA harus menggunakan bangunan/gedung permanen
yang mudah dijangkau oleh orang tua calon peserta didik, cukup
aman dan nyaman.
b) Ruangan
Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah peserta didik sehingga
anak dapat leluasa bergerak. Ruangan juga harus dilengkapi
dengan penerangan dan ventilasi yang cukup.
Idealnya lembaga TPA memiliki beberapa ruangan, antara lain:
(1) Ruang serbaguna (untuk proses pembelajaran, makan dan
tidur anak, dilengkapi buku bacaan untuk anak);
(2) Ruang kantor/administrasi;
(3) Dapur;
(4) Kamar mandi/WC anak;
Kamar mandi dikhususkan berdasarkan kelompok umur
yang nantinya desain akan menyesuaikan tunggi anak. (City
of Vancouver, 2012 : 32-33) Yang pertama adalah
29
kelompok 1-2 tahun. Standar desain kamar mandi kelompok
umur 1-2 tahun dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(gambar 1.2)
Gambar 2.1 Standar Desain Kamar Mandi Kelompok Umur 1-2 Tahun (Sumber : Childcare Technical Guidenline)
Sementara itu untuk kelompok umur 3-5 tahun dapat dilihat
pada gambar dibawah ini (gambar 1.3)
30
Gambar 2.2 Standar Desain Kamar Mandi Kelompok Umur 3-5 Tahun (Sumber : Childcare Technical Guidenline)
(5) Kamar mandi/WC untuk orang dewasa (pendidik, pengelola
dan pengasuh);
(6) Tempat cuci;
(7) Ruang UKS atau ruang khusus bagi anak yang sakit.
b. Sarana Belajar
Sarana penunjang yang perlu disediakan di lembaga TPA adalah:
1) Sarana untuk kesehatan yang mendukung pembentukan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi anak, seperti bahan untuk
mencuci tangan, menyapu, sikat gigi masing-masing anak, dsb.
2) Sarana makan yang bersih seperti piring, sendok, mangkok dsb.
3) Sarana MCK untuk toilet seperti air bersih yang cukup, sabun
mandi, handuk kecil, dsb.
4) Sarana untuk tidur seperti matras, bantal, selimut sesuai ukuran
anak.
5) Sarana penunjang perkantoran/administrasi seperti meja, rak buku,
kursi, almari, rak-rak untuk alat permainan, box, tempat tidur,
kasur, telepon, perlengkapan administrasi, TV, Radio, dll.
c. Alat Permainan Edukatif (APE)
APE adalah segala sesuatu yang dirancang dan dapat dipergunakan
sebagai sarana/peralatan untuk bermain yang mengandung nilai
edukasi.
a. Alat Permainan Dalam Ruangan
Berbagai jenis alat permainan buatan pabrik atau buatan sendiri
difungsikan untuk mendukung kegiatan main sensori motorik, main
pembangunan, dan main peran. Alat yang disediakan diperoleh
dengan cara mengambil dari lingkungan sekitar seperti batu-batuan,
kerang, daun-daunan, alat musik sederhana, pakaian adat daerah, alat
permainan daerah, dll. Semua alat permainan yang disediakan dapat
31
digunakan anak untuk membangun kemampuan matematika, sosial-
emosi, bahasa, seni, sains, dan keaksaraan.
b. Alat Permainan Luar Ruangan
Alat permainan di luar ruangan disediakan untuk mendukung
motorik kasar, keseimbangan, kekuatan otot, keterampilan gerak,
dan kelenturan gerakan. Alat permainan di luar dapat berbentuk bak
air, bak pasir, papan luncur, papan titian, ayunan, panjatan, kuda-
kudaan, dll. Alat permainan dalam ruangan dapat pula ditata untuk
dimainkan di luar ruangan bila kondisi ruangan tidak
memungkinkan.
c. Persyaratan Alat Permainan
1) Bahan dan ukuran disesuaikan dengan usia anak.
2) Tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan anak.
Mudah dibersihkan, aman, sisi-sisinya tidak ada yang tajam
sehingga tidak membahayakan bagi kulit atau tangan anak.
3) Memberikan kesempatan anak untuk memanipulasi, bereksplorasi
dengan berbagai cara.
4) Kuat, kokoh, dan tahan lama tidak mudah patah dan pecah.
5) Alat permainan dapat mendukung kegiatan belajar anak dan tahap
perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik,
intelektual, emosi, aspek sosial dan keagamaan.
d. Fungsi APE
1) Menciptakan situasi belajar melalui bermain yang menyenangkan.
2) Membantu anak dalam pembentukan perilaku (disiplin, tanggung
jawab, toleransi dll).
3) Menimbulkan rasa percaya diri anak.
4) Memberikan kesempatan untuk bersosialisasi dan komunikasi.
5) Memfasilitasi keingintahuan anak.
6) Memberikan kesempatan anak untuk memecahan masalahnya
sendiri.
32
7) Mengaktifkan semua panca indra.
8) Memberikan motivasi untuk eksplorasi dan eksperimen.
e. Standar Material
Menurut buku Community Inverstment Collaborative for Kids
Resource Guide 2 (2006), secara umum material dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1) Eksterior material
Pemilihan material harus diperhatikan dengan meminimalisir
sudut agar tidak melukai anak – anak.
2) Interior material
Untuk material yang digunakan di dalam ruangan yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan material lantai dan tembok
karena lantai dan tembok merupakan daerah yang paling sering
bersentuhan dengan anak. Untuk tembok biasanya dilapisi
dengan karpet atau busa cork board. Untuk jenis material lantai
antara lain:
- Vinyl Composite Tile (VCT)
Material jenis ini tahan air dan mudah dibersihkan. Jika
ada bagian yang rusak, VCT dapat diganti tanpa harus
mengganti semua bagian.
- Sheet Vinyl
Material ini biasanya digunakan pada areal yang
cenderung basah seperti toilet atau kelas kesenian.
- Karpet
Pemasangan karpet biasanya digunakan pada area yang
luas seperti area beraktifitas anak, ruang tidur dan
koridor. Pemasangan karpet bertujuan agar anak – anak
dapat beraktifitas dengan nyaman dan aman karena
tekstur karpet yang lembut.
- Keramik
33
Keramik biasanya digunakan pada area basah seperti
kamar mandi. Pemasangan keramik disarankan untuk
tidak digunakan diruang kelas karena mudah pecah dan
dapat melukai anak - anak.
- Busa (cork flooring)
Selain karpet, pemasangan busa (cork flooring) sering
digunakan dengan alasan karena busa tidak mudah
berjamur.
f. Perawatan Sarana Permainan
Seluruh perabotan dan perlengkapan mainan harus dirawat sehingga
tetap dalam kondisi baik. Seluruh perabotan dan perlengkapan harus
selalu dijaga agar perabotan serta alat permainan tidak
membahayakan bagi anak-anak yang tergabung dalam TPA tersebut.
Setiap alat permainan yang tidak digunakan disimpan di tempat yang
aman.
g. Rasio Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana akan berfungsi dengan baik dan berjalan
secara optimal apabila rasio antara anak dan sarana dan prasarana
seimbang, berikut standar rasio antara sarana dan prasarana Taman
Penitipan Anak dengan anak peserta :
Tabel 2.7 Rasio Sarana dan Prasarana dengan Anak
No Sarana dan Prasarana Rasio dengan anak
1 Ruang Tidur 1:10
2 Kamar Mandi 1:10
3 Ruang Makan 1:10
4 Ruang Belajar 1:20
5 Dapur 1:10
6 Ruang
Kesehatan
1:20
7 Tempat Tidur 1:1
8 Peralatan
Mandi
1:10
34
9 Peralatan Makan 1:1
10 APE dalam 1:2
11 APE luar 1:5
12 Sarana Belajar 1:1
Sumber : Penyelenggaraan Percontohan Program Taman Penitipan
anak 2013
2.2 Tinjauan Fasilitas Sejenis
Tinjauan proyek sejenis dilakukan agar dapat memberi gambaran
sebenarnya tentang Taman Penitipan Anak. Melalui tinjaun proyek sejenis,
penulis mendapatkan informasi mengenai fasilitas-fasilitas yang terdapat di
dalam taman penitipan anak. Adapun tinajuan proyek dilakukan di:
2.2.1 Princess House Childcare Nusa Kambangan
Taman Penitipan Anak Princess House Childcare Nusa Kambangan
terletak di jalan Nusa Kambangan no. 99, Denpasar. Lokasi yang dekat dengan
pusat pertokoan yaitu daerah pertokoan Diponegoro dan Teuku Umar membuat
Taman Penitipan anak ini sangat strategis. Karena lokasinya tersebut Taman
Penitipan Anak ini termasuk dalam jenis Taman Penitipan Anak pusat
pertokoan. Lokasinya yang strategis memudahkan orang tua yang bekerja atau
tinggal disekitar daerah tersebut untuk menuju lokasi Taman Penitipan Anak
guna menitipkan anaknya.
35
Gambar 2.3 Lay Out Plan (Sumber : observasi, 9-3-2015)
Lokasi yang tidak langsung bertemu dengan jalan utama membuat
lokasi Tempat Penitipan Anak lebih privasi dan keamanan anak – anak lebih
terjamin. Selain itu letaknya membuat bangunan jauh dari kebisingan jalan
raya.
2.2.1.1 Komponen Penyelenggara dan Peserta Didik
Taman penitipan anak Princes House Childcare dikelola secara
swasta dengan pemilik Ni Made Putri dengan memiliki rincian
penyelenggara dan peserta didik sebagai berikut:
Tabel 2.8 Jumlah Komponen Penyelenggara dan Peserta didik
No Kelompok Umur Kapasitas Jumlah Guru Jumlah
Pengasuh
1 Dibawah 1,5
tahun
20 - 3
2 1,5 – 3 tahun 25 2 3
3 3-6 tahun 25 2 3
Sumber : observasi, 9-3-2015
2.2.1.2 Kegiatan Princess House Childcare Nusa Kambangan
Secara umum kegiatan di Princess House Childcare ini dibedakan
berdasarkan umurnya. Hal ini dilakukan karena setap tingkatan umur
memerlukan kegiatan yang berbeda – beda guna mengoptimalkan pertumbuhan
pada anak, berikut jadwal kegiatan yang ada di Princess House Childcare :
Tabel 2.9 Jadwal Kegiatan Anak 1,5 – 3 Tahun
No Waktu Kegiatan
1 07.00-08.30 Out door time
2 08.30-09.00 Breakfast
3 09.00-09.30 Clean up (brushing teeth)
4 09.30-10.30 Basic learning concept
from DVD (color, shaper,
number, alphabet)
36
5 10.30-12.00 Nap time
6 12.00-13.00 Lunch
7 13.00-14.00 Basic learning concept
(color, shaper, number,
alphabet)
8 14.00-15.00 Snack time
9 15.00-16.00 Shower time
10 16.00-16.30 Fun time
11 16.30-17.30 Independetnt activities/get
ready to go home
Sumber : observasi, 9-3-2015
Tabel 2.10 Jadwal Kegiatan Anak Umur Lebih Dari 3 Tahun
No Waktu Kegiatan
1 07.00-08.30 Out door time
2 08.30-09.00 Breakfast
3 09.00-09.30 Clean up (brushing teeth)
4 09.30-10.30 Basic learning concept
(color, shaper, number,
alphabet)
5 10.30-11.30 Circle time/ story time/
songs/ games/ puzzle time/
art activities
6 11.30-12.00 Lunch
7 12.00-14.30 Nap time
8 14.30-15.00 Snack time
9 15.00-16.00 Shower time
10 16.00-16.30 Science fun time
(weathers, seasons, days,
moths) / fun with cooking/
outdoor time
11 16.30-17.30 Independetnt activities/ get
ready to go home
Sumber : observasi, 9-3-2015
2.2.1.3 Fasilitas
37
a. Ruang Tidur Bayi
Ruang tidur ini memiliki dimensi 3,6x8,1 m dengan luas 29,16 m2
dan dapat menampung maksimal 20 bayi. Dalam ruangan ini
dilengkapi dengan 10 box bayi, 8 tempat memandikan bayi (baby
bather) dan 2 kasur dengan ukuran 1,8x2 m. Kasur ini biasanya
digunakan untuk tempat berinteraksi dan melakukan kegiatan
untuk bayi. Guna menjaga keamanan bayi saat beraktifitas di
lantai, lantai pada ruangan ini dilapisi dengan busa. Untuk menjaga
kenyamanan bayi perlu diperlukan pengkondisian udara yang
dalam ruangan ini menggunakan AC. Hal ini dipilih karena
kurangnya bukaan alami untuk pengkondisian suhu ruangan agar
tetap pada suhu termal.
Gambar 2.4 Foto Kamar Tidur Bayi
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Pada kamar ini juga dilengkapi dengan dapur khusus yang
mengolah segala kebutuhan bayi, baik makanan maupun minuman
guna memenuhi kebutuhan gizi bayi. Dapur ini sengaja dibuat
khusus karena bayi memiliki kebuthan asupan makanan yang
38
khusus dan agar memudahkan akses langsung ke kamar tidur.
Gambar 2.5 Denah Kamar Tidur
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Selain itu juga terdapat kamar mandi khus yang hanya digunakan
bayi pada kamar ini yang dilengkapi dengan showerbath khusus
untuk bayi.
Gambar 2.6 Foto Dapur Dan Kamar Mandi Bayi
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
b. Ruang Tidur Anak Usia 1,5 – 3 Tahun
Terdapat 4 kamar tidur yang dgunakan untuk tidur bagi anak 1,5 -3
tahun. Setiap kamar memiliki ruang yang berfariasi antara
12,21m2, 15,98m
2, dan dua kamar dengan luas 6,96 m
2. Semua
kamar ini dapat menampung maksumal mencapai 25 anak.
Gambar 2.7 Denah Kamar Tidur Anak 1,5 – 3 Tahun
39
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Untuk menjaga kenyamanan anak saat beristirahat diperlukan
pengkondisian suhu, setiap kamar meiliki masing-masing satu unit
AC. Penggunaan AC juga mempertimbangankan bukaan yang
kurang pada setiap kamar sehingga pengkondisian suhu secara
alami tida dapat terjadi secara optimal.
Gambar 2.8 Foto Kamar Tidur Anak Umur 1,5-3
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Pada ruangan ini didominasi dengan dengan warna - warna cerah,
dengan warna – warna cerah ini diharapkan memberia suasana
ceria pada anak.
c. Ruang Tidur Anak Umur 3 – 6 Tahun
Untuk ruang tidur anak rentang 3 – 6 tahun tersedia dua ruangan
dengan masing masing memiliki luas 16,12 m2 dan 21,12 m
2.
Kedua kamar ini dapat menampung sebanyak 25 anak untuk
beristirahat.
Gambar 2.9 Foto Kamar Tidur Anak Umur 3-6 Tahun
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
40
Guna tetap menjaga suhu didalam ruangan tetap nyaman setiap
ruang menggunakan AC. Kedua kamar ini memiliki akses
langsung ketempat bermain dan belajar anak usia 3-6 tahun. Tidak
jauh beda dengan ruangan – ruangan lain, ruangan ini didominasi
warna –warna cerah.
Gambar 2.10 Denah Kamar Tidur Anak Umur 3-6 Tahun
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
d. Ruang Bermain Anak
Di Taman Penitipan Anak ini tempat bermain dipisahkan dan
disesuaikan menurut kelompok umur anak. Terdapat dua jenis
tempat bermain yaitu yang bersifat indoor dan outdoor.
Gambar 2.11 Denah Princess House Childcare Nusa Kambangan
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
41
Secaara spesifik tempat bermain indoor dipisahkan sesuai kelompok
umur, untuk kelompok umur 1,5 – 3 tahun dan satu tempat khusus
untuk umur 3 – 6 tahun yang ditujukan untuk tempat bermain,
bersosialisasi dan belajar bagi anak. Masing – masing tempat
bermain anak memiliki akses langsung ketempat tidur anak, hal ini
dibuat agar akses dari tempat bermain ketempat tidur maupun
sebaliknya dapat diakses dengan mudah. Secara umum mainan yang
terdapat diruangan bermain indoor bersifat merangsang dan
membangun kemampuan matematika, sosial-emosi, bahasa, seni,
sains, dan keaksaraan.
Gambar 2.12 Foto Tempat Bermain Indoor
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Sementara itu tempat bermain outdoor biasanya digunakan untuk
melakukan kegiatan bermain saat pagi hari sebelum kegiatan
sarapan. Bermain outdoor lebih bersifat untuk melatih kemampuan
fisik, alat yang tersedia pada tempat bermain ini adalah ayunan dan
papan seluncur.
Gambar 2.13 Foto Tempat Bermain Outdoor Princess House
Childcare Nusa Kambangan
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
42
e. Ruangan Baby Spa
Gambar 2.14 Foto Ruangan Baby Spa Princess House Childcare
Nusa Kambangan
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Ruangan baby spa merupakan ruangan khusus yang diperuntukan
untuk program spa bayi yang dilakukan dua kali dalam satu bulan.
Layanan ini hanya berlaku pada bayi yang ditipkan minimal sebulan
atau lebih. Tahapan pertama untuk baby spa adalah melakukan
pijatan pada bayi kemudian melakukan kegiatan berenang dengan
dibantu pelampung kamar mandi.
Gambar 2.15 Denah Ruangan Baby Spa
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
43
f. Dapur Utama
Dapur utama ini memiliki luas 8,24m2 yang diperuntukan untuk
mengolah segala kebutuhan gizi anak dengan rentang umur 1,5 - 6
tahun.
Gambar 2.16 Denah Dapur Utama
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Gambar 2.17 Foto Dapur Utama
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
44
g. Teras
Teras berfungsi sebagai tempat menerima tamu, seprti orang tua
anak yang ingin mencari tau informasi tentang layanan Taman
Penitipan Anak atau orang tua yang baru akan menitipkan
anaknya biasanya diterima disini. Selain itu para orang tua yang
menjemput anaknya juga bisa menunggu mereka diteras.
Gambar 2.18 Foto Teras
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
h. Parkir Area
Memiliki luas 20m2
digunakan untuk parkir pengunjung dan parkir
pegawai TPA.
Gambar 2.19 FotoTempat Parkir
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
45
2.2.2 Princess House Childcare Badak Sari
Taman Penitipan Anak Princess House Childcare Badak Sari yang
memiliki 2 lantai ini terletak di Jalan Badak Sari I No. 2, Renon. Bangunan dua
lantai ini berlokasi dekat dengan pusat Kantor Pemerintahan membuat Taman
Penitipan anak ini sangat strategis. Karena lokasinya tersebut Taman Penitipan
Anak ini termasuk dalam jenis Taman Penitipan Anak pusat perkantoran.
Gambar 2.20 Lay Out Plan (Sumber : observasi, 9-3-2015)
2.2.2.1 Komponen Penyelenggara dan Peserta didik
Taman penitipan anak Princes House Childcare dikelola secara
swasta dengan pemilik Ni Made Putri dengan memiliki rincian
penyelenggara dan peserta didik sebagai berikut :
Tabel 2.11 Jumlah Komponen Penyelenggara dan Peserta didik
No Kelompok Umur Kapasitas Jumlah
Penididk
Jumlah
Pengasuh
1 Dibawa 1,5 tahun 6 - 3
2 1,5 – 3 tahun 6 1 2
3 3-6 tahun 6 1 1
Sumber : observasi, 9-3-2015
2.2.2.2 Kegiatan Princess House Childcare Badak Sari
Secara umum kegiatan di Princess House Childcare ini dibedakan
berdasarkan umurnya. Hal ini dilakukan karena setiap tingkatan umur
memerlukan kegiatan yang berbeda – beda guna mengoptimalkan pertumbuhan
pada anak, berikut jadwal kegiatan yang ada di Princess house Childcare :
46
Tabel 2.12 Jumlah Penyelenggara dan Peserta didik umur 1,5 – 3 Tahun
No Waktu Kegiatan
1 07.00-08.30 Out door time
2 08.30-09.00 Breakfast
3 09.00-09.30 Clean up (brushing teeth)
4 09.30-10.30 Basic learning concept
from DVD (color, shaper,
number, alphabet)
5 10.30-12.00 Nap time
6 12.00-13.00 Lunch
7 13.00-14.00 Basic learning concept
(color, shaper, number,
alphabet)
8 14.00-15.00 Snack time
9 15.00-16.00 Shower time
10 16.00-16.30 Fun time
11 16.30-17.30 Independetnt activities/ get
ready to go home
Sumber : observasi, 9-3-2015
Tabel 2.13 Jumlah Penyelenggara dan Peserta didik umur lebih dari 3
No Waktu Kegiatan
1 07.00-08.30 Out door time
2 08.30-09.00 Breakfast
3 09.00-09.30 Clean up (brushing teeth)
4 09.30-10.30 Basic learning concept
(color, shaper, number,
alphabet)
5 10.30-11.30 Circle time/ story time/
songs/ games/ puzzle time/
art activities
6 11.30-12.00 Lunch
7 12.00-14.30 Nap time
8 14.30-15.00 Snack time
9 15.00-16.00 Shower time
10 16.00-16.30 Science fun time
47
(weathers, seasons, days,
moths) / fun with cooking/
outdoor time
11 16.30-17.30 Independetnt activities/ get
ready to go home
Sumber : observasi, 9-3-2015
2.2.2.3 Fasilitas
a. Ruang Tidur Bayi
Ruang tidur ini terletak dilantai 2 yang memiliki luas 11,76 m2 dan
dapat menampung maksimal 6 bayi. Dalam ruangan ini dilengkapi
dengan 5 box bayi, 1 baby bather dan 1 kasur dengan ukuran 1,6x2
m. Kasur ini biasanya digunakan untuk tempat berinteraksi dan
malakukan kegiatan untuk bayi. Kamar ini memiliki akses
langsung ketempat bermain bayi dilantai dua. Bisa dilihat pada
gambar dibawah ini ruang dengan warna merah merupakan ruang
tidur bayi.
Gambar 2.21 Denah Lantai 2
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
48
Untuk menjaga kenyamanan bayi perlu diperlukan pengkondisian
udara yang dalam ruangan ini menggunakan AC. Hal ini dipilih
karena kurangnya bukaan alami untuk pengkondisian suhu ruangan
agar tetap pada suhu termal.
Gambar 2.22 Foto Ruang Tidur Bayi
(Sumber : Observasi, 9-3-2015)
Karena ruangan ini khusus digunakan untuk tidur bayi maka alas lantai
dilapisi dengan busa guna menjaga keamana bayi saat beraktifitas pada
ruangan ini.
b. Ruang Tidur Anak Usia 1,5 – 3 Tahun
Ruang tidur untuk anak umur 1,5 – 3 tahun memiliki luas kamar
13,65 m2 ini dapat menampung maksumal mencapai 6 anak. Dapat
dilihat pada gambar dibawah ini ruang dengan warna biru
merupakan ruang tidur anak umur 1,5 - 3 tahun.
49
Gambar 2.23 Denah Kamar Tidur Anak 1,5-3 Tahun
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Untuk menjaga kenyamanan anak saat beristirahat diperlukan
pengkondisian suhu, setiap kamar meiliki masing-masing satu unit
AC. Penggunaan AC juga mempertimbangankan bukaan yang
kurang pada setiap kamar sehingga pengkondisian suhu secara
alami tidak dapat terjadi secara optimal.
Gambar 2.24 Foto Kamar Tidur Anak Umur 1,5-3 Dan Kamar Mandi
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Kamar ini memiliki akses langsung ke toilet, namun toilet ini tidak
hanya dipakai anak umur 1,5-3 tahun, kamar mandi ini juga
digunakan untuk memandikan bayi dan disediakan dengan
showerbath khusus untuk bayi.
50
c. Ruang Tidur Anak Umur 3 – 6 Tahun
Untuk ruang tidur anak rentang 3 – 6 tahun tersedia dua ruangan
dengan memiliki luas 11,9 m2. Ruangan ini dilengkapi dengan
kasur yang berukuran 2x2m ini dapat menampung sebanyak 6 anak
untuk beristirahat. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini bahwa
ruangan dengan warna hijau merupakan ruangan tidur anak dengan
rentang umur 3-6 tahun.
Gambar 2.25 Denah Kamar Anak 3-6
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Guna tetap menjaga suhu didalam ruangan tetap nyaman setiap
ruang menggunakan AC.
Gambar 2.26 Foto Kamar Tidur Anak Umur 3-6 Tahun
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
51
d. Ruang Bermain Bayi
Ruangan ini memiliki akses langsung dari ruang tidur bayi, hal ini
memudahkan akses bayi setelah selesai beristirahat kemudian ingin
langsung bermain keruangan bermain ataupun sebaliknya.
Gambar 2.27 Denah Ruang Bermain Bayi Lantai 2
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa ruangan dengan warna
biru merupakan ruangan bermain anak.
Gambar 2.28 Foto Ruang Bermain Bayi Lantai 2
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Ruangan ini biasanya difungsikan untuk bermain dan bersosialisasi
antar bayi. Dikarenakan fungsinya tersebut lantai ruangan ini
dilapisi busa guna menjaga kemananan bayi saat bermain dan
bersosialisasi.
52
i. Ruang Bermain Anak 1,5-6 Tahun
Di Taman Penitipan Anak ini terdapat dua jenis tempat bermain
yaitu yang bersifat indoor dan outdoor. Bisa dilihat pada gambar
dibawah ini ruangan dengan warna merah adalah ruang bermain
indoor, semntara warna hijau ruang bermain outdoor
Gambar 2.29 Denah Princess House Childcare Badak Sari
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Secaara spesifik tempat bermain indoor digabung untuk kelompok
umur 1,5 - 6 tahun yang ditujukan untuk tempat bermain,
bersosialisasi dan belajar bagi anak. Secara umum mainan yang
terdapat diruangan bermain indoor bersifat merangsang dan
membangun kemampuan matematika, sosial-emosi, bahasa, seni,
sains, dan keaksaraan. Selain itu pada ruangan bermain anak yang
terletak dilantai satu ini memiliki pojok baca yang difungsikan untuk
anak umur 3-6 tahun untuk mulai mengenal dan belajar membaca.
53
Gambar 2.30 Foto Pojok Baca
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Selain pojok baca pada ruangan bermain ini juga terdapat papan
kecil yang digunakan untuk untuk para guru melakukan program
belajar untuk kelompok umur 3-6 tahun.
Gambar 2.31 Foto Tempat Bermain Outdoor
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Sementara itu tempat bermain outdoor biasanya digunakan untuk
melakukan kegiatan bermain saat pagi hari sebelum kegiatan
sarapan. Bermain outdoor lebih bersifat untuk melatih kemampuan
fisik, alat yang tersedia pada tempat bermain ini adalah ayunan dan
papan seluncur.
54
j. Ruangan Baby Spa
Ruangan baby spa merupakan ruangan khusus yang diperuntukan
untuk program spa bayi yang dilakukan dua kali dalam satu bulan.
Layanan ini hanya berlaku pada bayi yang ditipkan minimal sebulan
atau lebih. Tahapan pertama untuk baby spa adalah melakukan
pijatan pada bayi kemudian melakukan kegiatan berenang dengan
dibantu pelampung kamar mandi.
Gambar 2.32 Denah Ruangan Baby Spa Princess
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Gambar 2.33 Foto Ruangan Baby Spa
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
55
k. Dapur Utama
Dapur utama ini memiliki luas 9.28 m2 yang diperuntukan untuk
mengolah segala kebutuhan gizi anak.
Gambar 2.34 Denah Dapur Utama
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
Gambar 2.35 Foto Dapur Utama
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
56
l. Teras
Teras berfungsi sebagai tempat menerima tamu, seprti orang tua
anak yang ingin mencari tau informasi tentang layanan Taman
Penitipan Anak atau orang tua yang baru akan menitipkan
anaknya biasanya diterima disini. Selain itu para orang tua yang
menjemput anaknya juga bisa menunggu mereka diteras.
Gambar 2.36 Foto Teras
(Sumber : observasi, 9-3-2015)
m. Gudang
Digunankan untuk menyimpan berbagai alat kebersihan
n. Parkir Area
Digunakan untuk parkir pengunjung dan parkir pegawai TPA.
2.2.3 Taman Penitipan Anak Mekar Sari
TPA ini berlokasi di Gedung A Lantai 1 Departemen Pendidikan
Nasional, Jl. Jendral Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270, dengan luas 201
m2. Kegiatan di TPA Mekar Asih ini dilaksanakan setiap hari kerja dari pikul
08.00 – 16.00 WIB. Kapasitas TPA ini mencapai 20 peserta didik yang dibagi
menjadi 3 kelompok umur, yaitu Bintang (anak 1- 2,5 tahun), Bulan (anak 2,5
– 3,5 tahun), Matahari (anak 3,5-6 tahun). (Hapsari 2010 : 41)
2.2.3.1 Kegiatan Taman Penitipan Anak Mekar Sari
TPA Mekar Sari menggunakan metode Beyond Center and Circle
Time, yaitu suatu metode penyelenggaraan yang berfokus pada anak dan proses
pembelajarannya dengan menggunakan empat pijakan, yaitu pijakan
lingkungan, pijakan persiapan, pijakan bermain dan pijakan setelah bermain.
Dalam proses ini pengasug hanya berfungsi sebagai fasilitator, motivator, serta
57
anak ditutuntut bermain aktif dan kreatif sehingga anak dapat menggali potensi
dirinya dengan sukarela melalui pengalaman bermain. (Hapsari 2010 : 42)
2.2.3.2 Fasilitas
a. Ruang Tidur Anak
Gambar 2.37 Letak Ruang Tidur pada TPA Mekar Sari
(Sumber : Hapsari, 2010 :47)
Kamar tidur di TPA Mekar Sari (Gambar 2.37) memiliki 20 tempat
tidur (p x l x t) 150 x 80 x 50 cm ini digunakan anak yang telah
dapat mengontrol buang airnya, sedangkan anak yang masih
mengompol akan tidur di matras anti air yang diletakan di ruangan
sentra balok. Saat waktu tidur tiba anak akan berganti baju tidur lalu
naik ketempat tidur ditemanin dengan alunan musik lembut dan
lampu akan dipadamkan sehingga ruangan hanya akan diterangi
lampu dari entrance ruangan. (Hapsari 2010 : 47)
58
Gambar 2.38 Foto Ruang Tidur pada TPA Mekar Sari
(Sumber : Hapsari, 2010 :48)
b. Ruang Sentra Balok, Peran Mikro, Seni Musik dan Ruang
Serbagunan
Gambar 2.39 Ruang Sentra Balok, Peran Mikro,
Seni Musik dan Ruang Serbagunan
(Sumber : Hapsari, 2010 :47)
Pada TPA ini, interaksi antara anak sebagian besar terjadi pada
ruangan – ruangan ini (Gambar 2.39) yang diakomodasikan
dengan melapangkan ruang (floor Freedom) tersebut sehingga
anak dapat bebas beraktifitas dan pengasuh mudah mengawasi.
(Hapsari 2010 : 56)
59
Pada saat kegiatan sentra sedang berlangsung, floor freedom ini
terbatas pada ruangan sentra masing – masing. Dengan
pengelompokan ruang berdasarkan sentra kegiatan ini diharapkan
anak dapat lebih fokus kepada aktivitas yang sedang ia lakukan
dan tidak mengganggu anak lain. (Hapsari 2010 : 57)
Gambar 2.40 Foto Floor Freedom Sentra Balok
(Sumber : Hapsari, 2010 :58)
Dengan floor freedom yang disertai dengan spot - spot bermain
anak, selain membuat aktivitas anak lebih terarah, juga
memungkinkannya bergaul dengan anak lain. Adanya spot
bermain yang sesuai dengan ketertarikan anak membuat anak
memperoleh kesempatan untuk menjalin pertemanan dengan anak
lain dan belajar untuk bekerja sama, serta berinteraksi dengan
orang lain. (Hapsari 2010 : 57)
c. Kamar Mandi
Gambar 2.41 Foto Kamar Mandi
(Sumber : Hapsari, 2010 :50)
Kamar mandi pada TPA ini memiliki ukuran standar orang
dewasa yang membuat tidak mengakomodasi kemandiriian anak.
Karena desain yang tidak berskala anak ini saat dikamar mandi
60
anak – anak harus didampingi oleh pengasuh sehingga anak tidak
bisa berlatih untuk mandiri. Kamar mandi ini memiliki ventilasi
yang cukup dengan salah satu dinding tidak penuh menutup
sehingga aliran udara bebas mengalir. (Hapsari 2010 : 50)
Gambar 2.42 Kamar Mandi
(Sumber : Hapsari, 2010 : 47)
Letak kamar mandi bisa dilihat pada gambar diatas (Gambar
2.42).
b. Dapur
Pada TPA Mekar Asih, dapur memiliki letak dipojok dan tertutup
sengaja dirancang untuk keselamatan anak karena desain dapur
yang menggunakan skala orang dewasa yang ditakutkan dapat
mengancam keslamatan anak. Meski begitu dapur juga dapat
diakses oleh anak pada waktu atau untuk melakukan suatu
kegiatan saja, misalnya untuk mengembalikan alat makan yang
telah selesai digunakan yang selanjutnya akan dicuci. Selain
kegiatan tadi anak kegiatan tersebut anak bisa dikatakan tidak
pernah memasuki dapur. (Hapsari 2010 : 48)
61
Gambar 2.43 Foto Dapur
(Sumber : Hapsari, 2010 : 47)
Meski letaknya yang dipojok, pengasuh yang berada didapur
masih dapat melihat atau mengawasi keadaan diruang kegiatan
anak dari jendela yang ada diatas meja saji. Jendela ini juga
berfungsi sebagai lubang ventilasi guna sirkulasi udara dalam
dapur. (Hapsari 2010 : 48)
e. Entrance
Sejak anak memasuki entrance, anak diperkenalkan dengan
kedisiplinan, dalam hal ini meletakkan sepatunya di rak yang
telah disediakan. Diatas rak tersebut diletakan tema kegiatan yang
akan dilakukan anak pada hari itu (Gambar 2.44) sehingga anak
dapat mengetahui makud atau inti dari kegiatan yang ia lakukan.
(Hapsari 2010 : 51)
Gambar 2.44 Foto Entrance
(Sumber : Hapsari, 2010 : 51)
Setelah menaruh sepatu di rak yang telah disediakan, anak
kemudian mengisi daftar hadir pada pohon absen pada meja
penerimaan yang berwarna –warni sehingga anak tertarik, mulai
mengenal peraturan dan merasa bahwa ia diterima ditempat ini.
Melalui pohon absen ini juga dapat mengontrol kehadiran yang
62
juga berlaku pada orang lain yang berkunjung ke TPA ini dengan
mengisi buku tamu pada meja penerimaan. (Hapsari 2010 : 51 -
52)
Upaya memperoleh stabilitas atau rasa aman melalui kontrol
terhadap pengunjung juga ditampilkan melalui pengolahan ruang
dimana orang luar tidak memiliki akses dengan ruang aktivitas
anak, tapi harus melapor terlebih dahulu pada pengurus. Letak
entramnce dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Gambar 2.45).
(Hapsari 2010 : 52)
Gambar 2.45 Entrance
(Sumber : Hapsari, 2010 : 47)
2.2.4 Taman Penitipan Anak Bina Balita Sylvia
TPA ini memiliki lokasi di Gedung Manggala Wanabhakti
(Departemen Kehutanan) Blok VII Lantai 1, Jl. Gatot Subroto Pusat 10270,
denga luas 158 m2. Kegiatan di TPA ini berlangsung setiap hari kerja (senin –
jumat) dari pukul 07.30 – 16.00. Kapasitas pengasuhan TPA ini sekitar 20-an
anak. TPA ini menerima anak 3 bulan sampai 4 tahun dengan pengelompokan
63
umur sebagai berikut, anak umur 0 - 1 tahun, anak umur 1 - 2 tahun, anak
umur 2 - 3 tahun dan anak umur 3 – 4 tahun. (Hapsari 2010 : 63)
TPA ini cenderung lebih fokus dalam proses pengasuhan anak, hal
ini dapat dilihat dari tidak adanya plot khusu untuk pendidikan, anak dibiarkan
bermain sendiri dengan anak lainnya dengan pengawasan pengasuh. (Hapsari
2010 : 63)
2.2.4.1 Kegiatan Taman Penitipan Anak Mekar Sari
Jadwal kegiatan harian yang terdapat pada TPA ini meliputi bermain
bebas dan jalan pagi, toilet training, snak pagi, kegiatan terpimipin, makan
siang, tpilet training, tidur siang, mandi, snek sore, dijemput pulang. Pada
aplikasinya jadwal ini tidak selalu digunakan sebagai acuan kegiatan di TPA.
(Hapsari 2010 : 64)
2.2.4.2 Fasilitas
a. Ruang Tidur Bayi
Gambar 2.46 Ruang Tidur Bayi
(Sumber : Hapsari, 2010 : 65)
64
Pada ruangan ini kebutuhan tidur bayi (Gambar 2.46) diakomodasi
dengan matras yang tidak memiliki batas jelas antara matras satu
bayi dengan bayi lainya. Hal ini mengakibatkan bayi sering
mengganggu satu sama lain yang membuat pengasuh harus terus
mengawasi bayi agar dalam tidur tidak mengganggu satu sama
lain. (Hapsari 2010 : 64)
Gambar 2.47 Foto Ruang Tidur Bayi
(Sumber : Hapsari, 2010 : 68)
b. Ruang Tidur Anak
Diruangan tidur anak, kebutuhan tidur anak dipenuhi oleh deretan
ranjang anak bertingkat disekeliling ruang dan kasur – kasur yang
dijejerkan di lantai dengan suasana yang lebih sepi, karena anak
menggunakan ruangan ini hanya untuk tidur. (Hapsari 2010 : 69-
70)
Gambar 2.48 Foto Ruang Tidur Anak
(Sumber : Hapsari, 2010 : 70)
65
c. Ruang Bermain Anak
Gambar 2.49 Foto Ruang Bermain Anak
(Sumber : Hapsari, 2010 : 75)
Ruang ini (Gambar 2.50) difungsikan sebagai tempat interaksi
antar anak dan antar anak - pengasuh. Meja dan kursi anak pada
ruangan ini dirapatkan kebagian terjauh dari ruang bermain itu,
membuat ruang disekitar matras menjadi lapang. Hal ini
berdampak positif untuk mendukung aktivitas anak, namun tidak
adanya batas jelas antar matras tempat para bayi dengan ruang
anak bermain mebuat rawan terjadinya kecelakaan, misalnya bayi
terinjak anak yang lebih besar menjadi lebih mungkin terjadi.
(Hapsari 2010 : 74-75)
Gambar 2.50 Ruang Bermain Anak
(Sumber : Hapsari, 2010 : 65)
66
d. Kamar Mandi
Ruang mandi anak yang tidak berpintu dapat menampung dua atau
tiga anak sekaligus, yang memudahkan pengasuh dalam
memandikan ke-20 anak dengan waktu singkat. Kamar mandi ini
memiliki tempatnya yang lapang dan berpencahayaan yang cukup.
(Hapsari 2010 : 71)
Gambar 2.51 Foto Kamar Mandi
(Sumber : Hapsari, 2010 : 71)
e. Dapur
Dapur pada TPA ini menggunakan skala orang dewasa
mengakibatkan dapur ini hanya diakses oleh pengasuh dan anak
tidak dapat menggunakannya. (Hapsari 2010 : 71)
Gambar 2.52 Foto Dapur
(Sumber : Hapsari, 2010 : 71)
67
e. Entrance
Gambar 2.53 Entrance
(Sumber : Hapsari, 2010 : 65)
Saat anak menginjakan kaki di entrance (Gambar 2.53), anak
langsung disuguhi sofa berwarna – warni cerah yang disediakan
berskala anak – anak, sementara itu para orang yang mengantar
anak disediakan kursi berskala orang dewasa. Baik anak maupun
orang tua seolah diterima dalam ruangan tersebut. Di dinding
ruang tunggu tersebut terdapat kliping informasi pengasuhan dan
jadwal kegiatan namun tidak dalam level pandangan anak.
(Hapsari 2010 : 72)
Gambar 2.54 Foto Entrance
(Sumber : Hapsari, 2010 : 72)
68
Di pojok ruangan ini terdapat meja penerima tamu sebagai upaya
kontrol pengunjung. Namun, karena kesibukan pengasuh seringkali
tidak ada orang yang menempati meja ini. Kurangnya fungsi
control ini juga disebabkan oleh ruang, seperti di layout yang
membentuk koridor tersembunyi dan material serta bentuk dinding
yang tertutup sehingga orang yang berada di ruang bermain
ataupun di dapur tidak dapat langsung melihat ke entrance.
(Hapsari 2010 : 72)
2.2.5 Perbandingan Tinjauan Fasilitas Sejenis
Tabel 2.14 Perbandingan Objek Sejenis
No Aspek Taman
Penitipan Anak
Princess House
Childcare Nusa
Kambangan
Taman
Penitipan Anak
Princess House
Childcare
Badak Sari
Taman
Penitipan
Anak Princess
Mekar Asih
Taman Penitipan
Anak Bina Balita
Sylvia
1 Lokasi Jl. Nusa
Kambangan no.
99, Denpasar
Jl. Badak Sari
I no 2, Renon
Jl. Jendral
Sudirman,
Senayan, Jakarta
Pusat 10270
Jl. Gatot Subroto,
Jakarta Pusat
10270
2 Status Swasta Swasta Swasta Swasta
3 Komponen
Penyeleng
gara
- Guru : 4
orang.
- Pengasuh : 9
orang.
- Guru : 2
orang.
- Pengasuh :
3orang.
Pengasuh : 5
orang.
Pengasuh : 5
orang.
4 Kapasitas
Peserta
Didik
- Bayi : 20
orang.
- Anak 1,5-3
tahun : 25
orang.
- Anak 3-6
tahun : 25
orang.
- Bayi : 6
orang.
- Anak 1,5-3
tahun : 6
orang.
- Anak 3-6
tahun : 6
orang.
20 anak 20 anak
5 Fasilitas - Ruang
bermian
indoor anak
usia 1,5-3
tahun
- Ruang
bermian
indoor anak
usia 3-6 tahun
- Ruang
- Ruang
bermain
indoor bayi
- Ruang bermain
indoor anak
usia 1,5-6
tahun
- Ruang
bermain
outdoor
- Ruang
pengelola
- Entrance
- Kamar tidur
- Ruang sentra
balok dan
seni musik
- Ruang
serbaguna
- Kamar mandi
- Entrance dan
ruang tunggu
- Ruang
pengelola
- Ruang bermain
- Ruang tidur
anak
- Ruang tidur
bayi
- Ruang makan
69
bermain
outdoor
- Ruang tidur
bayi
- Ruang tidur
anak 1,5-3
tahun
- Ruang tidur
anak 3-6
tahun
- Ruang baby
spa
- Dapur
- Toilet
- Teras
- Parkir area
- Ruang tidur
bayi
- Ruang tidur
anak 1,5-3
tahun
- Ruang tidur
anak 3-6
tahun
- Ruang baby
spa
- Dapur
- Toilet
- Teras
- Gudang
- Parkir area
- Dapur
- Ruang cuci
dan jemur
- Dapur
- Gudang ruang
main anak
- WC
2.3 Spesifikasi Umum Taman Penitipan Anak
Spesifikasi umum merupakan kesimpulan terhadap teori dan
pemahaman proyek sejenis. Spesifikasi umum mencakup elemen-elemen apa
yang dijadikan dasar acuan dan pedoman umum untuk bergerak ke studi
perancangan yang terkait lokasi dan pemrograman.
2.3.1 Pemahaman Umum Taman Penitipan Anak
Taman Penitipan Anak merupakan tempat pentipan anak yang
merupakan salah satu bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini yang
menyelenggarakan program pengasuhan sekaligus pendidikan dan
kesejahteraan sosial terhadap anak usia tiga bulan sampai dengan usia enam
tahun.
2.3.2 Fungsi Taman Penitipan Anak
Sebagai wadah pengganti keluarga dalam jangka waktu tertentu bagi
yang orang tuanya yang dalam suatu hal tidak memiliki waktu untuk
mengasuh menjaga kesejahteraan social dan mendidik anak usia dini.
2.3.3 Tujuan Taman Penitipan Anak
Ada pun tujuan dari didirikan Taman Penitipan Anak antara lain:
1. Mengoptimalisasi tumbuh kembang anak dalam pengasuhan,
pendidikan, perawatan, perlindungan dan kesejahteraan.
2. Mengganti sementara peran orang tua selama bekerja/ditinggal.
70
2.3.4 Fasilitas Taman Penitipan Anak
Fasilitas-fasilitas yang disediakan dibagi menjadi lima kelompok
fasilitas, fasilitas-fasilitas ini berkaitan erat dengan kelancaran dari sebuah
Taman Penitipan Anak, fasilitas-fasilitas tersebut adalah:
1. Fasilitas yang berkaitan dengan Pengelolaan
Fasilitas ini merupakan fasilitas yang difungsikan untuk mewadahi civitas-
civitas di bagian pengelolaan, seperti ruang pimpinan dan ruang pengelola,
toilet penegelola.
2. Fasilitas yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Pengasuhan, Pendidikan dan
Rekreasi
Raung tidur anak, ruang bermain indoor maupun outdoor, ruang, kamar
mandi anak, UKS dan dapur untuk pemenuhan gizi anak.
3. Fasilitas Parkir
4. Fasilitas Ibadah
2.3.5 Pengelola Taman Penitipan Anak
Pengelolaan TPA menerapkan manajemen berbasis masyarakat, artinya
masyarakat selain sebagai pengguna jasa juga sebagai sumber dan fasilitator.
TPA yang sudah terakreditasi disarankan untuk melakukan audit untuk
menjamin transparansi dan penjaminan mutu layanan.